33
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak menggunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, fikiran, atau perasaan yang disebut dengan kalimat. Hal yang menyebabkan kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang penting karena melalui kalimat seseorang dapat menyampaikan maksudnya dengan jelas. Untuk dapat berkalimat dengan baik, perlu kita pahami terlebih dahulu struktur dasar suatu kalimat. Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek(S) dan predikat (P). Penetapan struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukkan bahwa kalimat bukanlah semata-mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai makna. Berdasarkan uraian diatas maka di dalam makalah ini penulis akan membahas secara terperinci segala hal yang berhubungan dengan kalimat. 1.2 Rumusan Masalah

Makala b.ind

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kalimat efektif

Citation preview

22

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak menggunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, fikiran, atau perasaan yang disebut dengan kalimat.Hal yang menyebabkan kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang penting karena melalui kalimat seseorang dapat menyampaikan maksudnya dengan jelas. Untuk dapat berkalimat dengan baik, perlu kita pahami terlebih dahulu struktur dasar suatu kalimat. Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek(S) dan predikat (P). Penetapan struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukkan bahwa kalimat bukanlah semata-mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai makna.Berdasarkan uraian diatas maka di dalam makalah ini penulis akan membahas secara terperinci segala hal yang berhubungan dengan kalimat.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan Latar belakang di atas, Rumusan masalah yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut :1. Apa saja jenis jenis kalimat ?2. Apa saja unsur-unsur dalam sebuah kalimat ?3. Bagaimana cara membuat kalimat yang diperluas ?4. Bagaimana cara membuat kalimat yang efektif ?

1.3 Tujuan PenulisanAdapun Tujuan dari penulisan ini yaitu :1. Untuk mengetahui pengertian kalimat dan jenis jenis kalimat2. Untuk mengetahui unsur-unsur dalam sebuah kalimat3. Untuk mengetahui cara membuat kalimat yang diperluas 4. Untuk mengetahui cara membuat kalimat yang efektif5. Sebagai sumber yang bermanfaat bagi media pembelajaran dan pengetahuan

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 KalimatKalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh [Alwi98]. Karena itu, kalimat dapat dilihat sebagai satuan dasar dalam suatu wacana atau tulisan. Suatu wacana dapat terbentuk jika ada minimal dua buah kalimat yang letaknya berurutan dan sesuai dengan aturan-aturan wacana.

2.2 Jenis - Jenis Kalimat2.2.1 Berdasarkan Pengucapan Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:1. Kalimat LangsungKalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (.) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.Contoh:- Ibu berkata: Rohan, jangan meletakkan sepatu di sembarang tempat!- Saya gembira sekali,kata ayah,karena kamu lulus ujian.2. Kalimat Tak LangsungKalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita.Contoh:- Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian.- Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.2.2.2 Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:1. Kalimat TunggalKallimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga ditelusuri p0la-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:* KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)Contoh: Victoria bernyanyi. S P* KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)Contoh: Ika sangat rajin. S P* KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan)Contoh: Masalahnya seribu satu.. S P Kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:a. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.Contoh: Saya siswa kelas VI.b Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.Contoh: Adik bernyanyi.2. Kalimat MajemukKalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu:a. Kalimat Majemuk Setara (KMS)Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu:* KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau serta.Contoh:- Kami mencari bahan dan mereka meramunya.- Ratih dan Ratna bermain bulu tangkis di halaman rumah.* KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi, sedangkan, namun, melainkan. Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan.Contoh:- Indonesia adalah negara berkembang, sedangkan jepang termasuk negara yang sudah maju.- Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak.* KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau.Contoh:- Makalah ini harus dikumpukan besok atau minggu depan.- Aku atau dia yang akan kamu pilih.* KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan.Contoh:- Dia tidak hanya cantik, bahkan dia juga sangat baik hati.- Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa dengan sadis.* KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan.Contoh:- Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SMP.b. Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat).Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat, yaitu:1. Waktu : ketika, sejak2. Sebab: karena, Olehkarenaitu, sebab, oleh sebab itu3. Akibat: hingga, sehingga, maka4. Syarat: jika, asalkan, apabila5. Perlawanan: meskipun, walaupun6. Pengandaian: andaikata, seandainya7. Tujuan: agar, supaya, untukbiar8. Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolaholah9. Pembatasan: kecuali, selain10. Alat: dengan+ katabenda: dengan tongkat11. Kesertaan: dengan+ orangContoh:- Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.Anak kalimat: Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.c. Kalimat Majemuk CampuranKalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya.Contoh:- Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.KMS: Kami berhenti dan langsung pulang.KMC: Kami berhenti karena hari sudah malam.. Kami langsung pulang karena hari sudah malam.h- Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.KMS: Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja.KMB: Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.2.2.3 Berdasarkan Isi atau FungsinyaKalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:1. Kalimat PerintahKalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.

Macam-macam kalimat perintah:* Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.Contoh: Gantilah bajumu!* Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.Contoh Jangan membuang sampah sembarangan!* Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.Contoh: Tolong temani nenekmu di rumah!2. Kalimat BeritaKalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.Macam-macam kalimat berita:* Kalimat berita kepastianContoh: Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.* Kalimat berita pengingkaranContoh: Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.* Kalimat berita kesangsianContoh: Bapak mungkin akan tiba besok pagi.* Kalmat berita bentuk lainnyaContoh: Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.3. Kalimat TanyaKalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.Contoh:- Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?- Kapan Becks kembali ke Inggris?

4. Kalimat SeruanKalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa yang kuat atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.Contoh:- Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.- Bukan main, eloknya..2.2.4 Berdasarkan Unsur KalimatKalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:1. Kalimat LengkapKalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.Contoh :- Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas. S P K- Ibu mengenakan kaos hijau dan celana hitam. S P O2. Kalimat Tidak LengkapKalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.Contoh:- Selamat sore- Silakan Masuk!- Kapan menikah?- Hei, Kawan2.2.5. Berdasarkan Susunan S-PKalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Kalimat VersiKalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna.Contoh:- Ambilkan koran di atas kursi itu! P S- Sepakat kami untuk berkumpul di taman kota. S P K2. Kalimat InversiKalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).Contoh:- Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu. S P O K- Aku dan dia bertemu di cafe ini. S P K.2.2.6. Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)Kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:1. Kalimat Yang MelepasKalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.Contoh;- Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.- Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.

2. Kalimat yang KlimaksKalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan.Contoh:- Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.- Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara Prancis itu dibebaskan juga.3.3. Kalimat Yang BerimbangKalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang simetri.2.2.7. Berdasarkan SubjeknyaKalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:1. Kaliamat AktifKalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan mesaja), misalnya pergi, tidur, mandi, dll (kecuali makan dan minum).Contoh:- Mereka akan berangkat besok pagi.- Kakak membantu ibu di dapur. Kalimat aktif dibedakan menjadi 2, yaitu:a. Kalimat Aktif TransitifKalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapatt dirubah menjadi kalimat pasif.Contoh: Eni mencuci piring.. S P O1

b. Kalimat Aktif IntransitifKalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang berawalan me- tidak diikuti dengan O1. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.Contoh:- Mereka berangkat minggu depan. S P K- Amel menangis tersedu-sedu di kamar. S P Kc. Kalimat Semi TransitifKalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena disertai oleh pelengkap bukan objek.Contoh:- Dian kehilangan pensil. S P Pel.- Soni selalu mengenderai sepeda motor ke kampus. S P Pel K2. Kalimat PasifKalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh. Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:a. Kalimat Pasif BiasaKalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini berawalan di-,ter-,ke-an.Contoh:- Piring dicuci Eni. S P O2

b. Kalimat Pasif ZeroKalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2 tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata kerja aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan dengan kalimat baku.Contoh:- Ku pukul adik. O2 P S- Akan saya sampaikan pesanmu. O2 P S

2.3 Unsur Unsur dalam Sebuah Kalimat1. Subyekadalah Unsur yang melakukan suatu tindakan atau kerja dalam suatu kalimat.2. Predikatadalah sebagai unsur kata kerja.3. Obyekadalah unsur yang dikenai kerja oleh subyek.4. Keteranganadalah kata keterangan kalimat tersebut terjadi dapat berupa keterangan waktu ataupun tempat kejadian.5. Pelengkapadalah unsur yang melengkapi kalimat tak berobyek (Contoh : Adik menangis tersedu-sedu).2.3.1 Contoh kalimat1. Ibu memasakS P2. Ibu memasak nasiS P O3. Ibu memasak nasi di dapurS P O K2.4 Cara Membuat Kalimat yang DiperluasSetiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat masih dapat dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh atau lebih. Perluasan kalimat tesebut terdiri atas:1. Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota.2. Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore, minggu kedua bulan ini.3. Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan undang-undang itu, dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.4. Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.5. Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja, selekas mungkin.6. Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.7. Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka.8. Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.9. Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima Sepatu Emas, David Beckham.10. Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan rakyat.2.4.1 Contoh perluasan kalimat tunggal adalah:1. Victoria akan bernyanyi di Las Vegas.2. Masalahnya seribu satu yang belum terpecahkan.3. Ika sangat rajin menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

2.5 Cara membuat kalimat yang efektifKalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan.Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat-kalimat yang digunakan harus lengkap. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan.Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.A. KesepadananYang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.Contoh: Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah) Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)Tidak terdapat subjek yang ganda.Contoh: Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen. Saat itu saya kurang jelas.

Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut : Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen. Saat itu bagi saya kurang jelas.Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.Contoh: Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut: Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. AtauKami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama. Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.AtauKakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor Suzuki.Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.Contoh: Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.Perbaikannya adalah sebagai berikut: Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.B. KeparalelanYang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.

Contoh: Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.Kalimat tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu. Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.Kalimat tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.C. KetegasanYang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).Contoh: Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.Penekanannya ialah presiden mengharapkan.Contoh: Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.Penekanannya Harapan presiden.Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.Membuat urutan kata yang bertahapContoh: Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.Seharusnya: Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.Melakukan pengulangan kata (repetisi).Contoh: Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.Contoh: Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).Contoh: Saudaralah yang bertanggung jawab.D. KehematanYang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.Perhatikan contoh: Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut. Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu. 7Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.Perhatikan: Ia memakai baju warna merah.(Kata merah sudah mencakupi kata warna.) Di mana engkau menangkap burung pipit itu?(Kata pipit sudah mencakupi kata burung)Kalimat itu dapat diubah menjadi Ia memakai baju merah. Di mana engkau menangkap pipit itu?Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini. Budi naik ke atas atap rumah. (ata naik bersinonim dengan ke atas)Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi Budi naik ke atap rumahPenghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.Misalnya: Para tamu-tamu = para tamu. Beberapa orang-orang = beberapa orang.E. KecermatanYang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda.Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.Kalimat ini memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.Kalimat ini memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.Perhatikan kalimat berikut. Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.F. KepaduanYang dimaksud dengan kepaduan ialah pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.1. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidaksimetris. Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele. Misalnya: Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.2. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalamkalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona. a. Surat itu saya sudah baca. b. Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan. Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk a. Surat itu sudah saya baca. b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.3. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita. Perhatikan kalimat ini : a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat. b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat. Seharusnya: a. Mereka membicarakan kehendak rakyat. b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.G. KelogisanYang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.Contoh : Bapak penceramah, waktu dan tempat saya persilakan.Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ; Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.Berikut ini beberapa contoh kalimat tidak efektif dan perbaikannya : Bagi semua karyawan dan karyawati yang hadir dalam rapat hari ini harus membuat laporan ( tidak efektif ).Seharusnya :Semua yang hadir dalam rapat kali ini harus membuat laporan Rumah saya yang berada di jalan pancasan bogor ( tidak efektif ).Seharusnya : Rumah saya berada di jalan pancasan bogor. Karena ia tidak datang, dia tidak di pilih dalam acaran itu. ( tidak efektif ).Seharusnya : Karena tidak datang, ia tidak dipilih dalam acara itu. Hadirin serentak berdiri ketika mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya.( tidak efektif ).Seharusnya : hadirin serentak berdiri ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dia datang dengan hanya membawa dirinya sendiri. ( tidak efektif ).Seharusnya : Dia datang hanya membawa dirinya sendiri. Sejak dari kemarin dia hanya diam saja. ( tidak efektif ).Seharusnya : Sejak kemarin dia hanya diam saja. Kabar itu sudah saya dengar semenjak saat kejadian itu berlangsung. ( tidak efektif ).Seharusnya : Kabar itu sudah saya dengar sejak kejadian itu berlangsung. Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak efektif ).Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan. Mereka membicarakan dari pada kenaikan harga Minyak Tanah. ( tidak efektif )Seharusnya : Mereka membicarakan kenaikan harga Minyak Tanah. Dia sudah di terima kerja di perusahaan bonavit itu. ( tidak efektif ) Seharusnya : Dia sudah diterima bekerja di perusahaan bonavit ituBAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 SaranPenulis menyarankan agar makalah ini lebih dikembangkan dan diperbaiki, karena masih terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah bahasa indonesia tentang kalimat ini dapat membantu dan mempermudah dalam proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

BOOKSAkhadiyah, Subarti dkk. 1996. Pembinaan Kemampuan Berbahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan dan KebudayaanHasjim, Nafron. 1998. Komposisi dalam Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan dan KebudayaanAlwi, Hasan. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

WEBSITEMastugino. 2012. kalimat efektif. [online] Availabe at: http://mastugino.blogspot.com/2012/10/membuat-kalimat-efektif.html. [Diakses pada tanggal 17 Oktober 2013.]Anonim. 2011. pengertian kalimat. http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-ide-menarik-kreatif.definisi/pengertian-kalimat.htmlFrischa. 2010. jenis jenis kalimat [online] Available at : http://freezcha.wordpress.com/2010/05/08/jenis-jenis-kalimat/ [Diakses pada tanggal 17 Oktober 2013]Anonim. 2009. Perluasan kalimat. [online] Available at : http://makalah85.blogspot.com/2009/01/perluasan-kalimat tunggal.html [Diakses pada tanggal 18 Oktober 2013]Anonim. 2010. unsur-unsur kalimat. [online] Available at ;http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/10/unsur-unsur-kalimat-dasar/ [Diakses pada tanggal 18 oktober 2013]