38
Modul Hukum Agama dan Moral Kelompok 3 Seorang Pasien Yang Menolak Pengobatan Agung Alit DK 030.09.004 Angelika 030.09.020 Antonius Verdy T 030.09.027 Bathin Bonia Sari 030.09.044 Brilli Bagus Dipo 030.09.049 Mirad Aditya 030.10.179 M. Satrio Faiz 030.10.180 M. Haikal Bakry 030.10.181 Monica Olivine 030.10.182 Monica Windy 030.10.183 Sally Kartika 030.10.244 Sang Ayu Praba Amandari S 030.10.245 Satria Adji Hady P 030.10.247 Selly Fauziah 030.10.248 Septi Rahadian 030.10.249

Makalah 3 HAM

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah 3 HAM

Modul Hukum Agama dan Moral

Kelompok 3

Seorang Pasien Yang Menolak Pengobatan

Agung Alit DK 030.09.004

Angelika 030.09.020

Antonius Verdy T 030.09.027

Bathin Bonia Sari 030.09.044

Brilli Bagus Dipo 030.09.049

Mirad Aditya 030.10.179

M. Satrio Faiz 030.10.180

M. Haikal Bakry 030.10.181

Monica Olivine 030.10.182

Monica Windy 030.10.183

Sally Kartika 030.10.244

Sang Ayu Praba Amandari S 030.10.245

Satria Adji Hady P 030.10.247

Selly Fauziah 030.10.248

Septi Rahadian 030.10.249

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Jakarta, 14 Januari 2013

Page 2: Makalah 3 HAM

Daftar isi

Daftar isi ..................................................................................................................................2

Pendahuluan .............................................................................................................................3

Kasus ........................................................................................................................................4

Masalah ………………………………………………………………………………………6

Pembahasan masalah

Dari segi agama ………...............................................................................................7

Dari segi etika dan moral .............................................................................................13

Dari segi hukum ..........................................................................................................15

Kesimpulan .............................................................................................................................18

Daftar Pustaka..........................................................................................................................19

2

Page 3: Makalah 3 HAM

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan di dunia kedokteran,terdapat beragam pasien yang dapat kita temui.

Dari semua pasien tersebut terdapat sebuah kesamaan,yaitu,memiliki hak sebagai pasien yang

merupakan kewajiban dari dokter,dan memiliki kewajiban yang merupakan hak dari seorang

dokter yang menanganinya. Dalam hal ini salah satu dari hak pasien adalah menolak

pengobatan dan salah satu dari kewajiban dokter adalah memberikan informasi yang sejelas-

jelasnya kepada pasien tentang segala sesuatu tindakan yang akan di lakukan.

Dewasa ini, banyak sekali dokter yang mungkin tidak terlalu mengindahkan hal-hal

tersebut diatas,sehingga terkadang kurang teliti atau bahkan dapat melewatkan pemeriksaan

yang seharusnya dilakukan dan hal itu dapat menyebabkan kerugian, baik terhadap pasien

maupun terhadap dirinya. Hal-hal seperti ini seharusnya dapat di hindari dengan

memperhatikan hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari dokter dan pasien.

3

Page 4: Makalah 3 HAM

BAB II

LAPORAN KASUS

Skenario 1

Ny.S, 35 tahun, datang berobat ke sebuah klinik bedah dengan keluhan utama tidak dapat

buang air kecil. Setiap kali ingin bak, perlu ditolong dengan memakai kateter. Setelah

dilakukan pemeriksaan lengkap, termasuk dengan kolonoskopi, ditemukan adanya tumor

pada daerah kolon yang mendesak vesika urinaria sehingga mengakibatkan kesulitan bak.

Dokter menganjurkan untuk dilakukannya tindakan pembedahan pengangkatan tumor

mengingat tumornya belum seberapa besar. Ny.S dan keluarganya setuju saran dokter dan

menandatangani informed consent.

Skenario 2

Saat pembedahan dilakukan, dokter menemukan banyak terjadi perlengketan dan ternyata

karsinoma primernya ada pada ovarium kiri. Dihadapkan pada kenyataan yang ada saat itu

dan kondisi pasien yang tampak melemah, dokter segera memutuskan untuk melakukan

reseksi kolon dan mengangkat ovariumnya tanpa konsultasi dulu dengan dokter obgyn.

Setelah operasi,kondisi pasien tampak membaik dan dokter segera memberikan kemoterapi

serta penyinaran. Akibat efek samping kemoterapi dan penyinaran itu,NY.S, merasakan

penderitaan yang luar biasa, tidak bisa makan karena sangat mual dan nyeri yang kadang-

kadang hampir tidak tertahankan.

Ny.S, akhirnya mengambil keputusan untuk menolak terapi apapun dan memilih tinggal di

rumah bersama keluarganya. Ia menyadari bahwa penyakitnya tidak bisa diobati dan

hidupnya tidak akan lama lagi.

Skenario 3

Sikap Ny.S, yang menolak semua terapi dari dokter, berdampak pada kondisi fisiknya yang

semakin kurus. Atas saran teman-temannya dan juga desakan dari keluarga, Ny.S lalu

mencoba berobat ke pengobatan alternaive. Ramuan “jamu” dari pengobatan alternatif,

ternyata tidak memberikan perbaikan pada kondisi kesehatannya. Kondisi Ny.S semakin

parah dan sekarang malah sering merasakan sakit yang luar biasa yanghampir-hampir tidak

tertahankan. Melihat keadaan Ny.S, suaminya lalu minta bantuan dokter di dekat rumahnya

untuk mengatasi rasa sakitnya. Dokter lalu memberikan suntikan morfin. Akibat suntikan

morfin itu,Ny.S tertidur dan kelihatannya rasa sakitnya bisa diredakan. Namun setelah efek

morfin itu hilang, Ny.S tampak kesakitan kembali sehingga dokter terpaksa harus

4

Page 5: Makalah 3 HAM

memberikan suntikan morfin beberapa kali dengan dosis yang semakin bertambah. Pada

akhirnya nyawa Ny.S tidak dapat dipertahankan, ia akhirnya meninggal.

5

Page 6: Makalah 3 HAM

BAB III

PEMBAHASAN

Dari skenario kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa masalah yang dapat kami

tinjau retrospektif dari segi perspektif Medis (Ilmu Kedokteran), Bioetika dan Moral, Hukum dan

Agama, yaitu:

1. Penetapan diagnosis tumor di daerah kolon oleh dokter bedah, anjuran dilakukannya

tindakan pembedahan dan pengangkatan tumor, serta penandatanganan inform

consent.

Dari perspektif Medis (Ilmu Kedokteran):

- Dokter bedah sudah melakukan tindakan sesuai standar profesi medis, dimana unsur utama

dari suatu tindakan yang sesuai standar profesi medis telah dipenuhi dokter, yaitu ada indikasi

medis dan standart medis.

- Namun, jika dirinci lebih dalam, maka standart profesi medis sesungguhnya harus memiliki

unsur terpenting yaitu bebas dari kelalaian, jadi tindakan harus dilakukan secara teliti dan

hati-hati. Pernyataan ini, jika dihubungkan dengan kasus, yaitu dokter bedah setelah

menetapkan diagnosis adanya tumor di daerah kolon, tidak melakukan tindakan biopsy, yang

kami rasa cukup penting dilakukan dari segi medis, untuk mengetahui apakah tumor di daerah

kolon tersebut merupakan tumor primer atau sekunder.

- Selain itu, dokter bedah terkesan terlalu percaya diri, ada baiknya dokter bedah berkonsultasi

dengan dokter-dokter spesialis bidang lainnya, sebelum melakukan operasi pembedahan

pengangkatan tumor.

Dari perspektif Bioetika dan Moral:

- Secara umum, dokter bedah tidak melanggar 4 prinsip moral utama. Namun perlu digaris

bawahi, sikap dokter yang terlalu percaya diri, pada kenyataanya cenderung menganut

hubungan dokter-pasien yang paternalistik (bahwa setiap perkaaan/keputusan dokter pasti

benar), sehingga kemungkinan untuk melanggar prinsip otonomi pasien pun tidak dapat

dihindari, walaupun demi kebaikan pasien.

Dari perspektif Hukum:

6

Page 7: Makalah 3 HAM

- Pasien menandatangani inform consent. Dokter bedah melalukan tindakan yang lege artis

karena selain tindakan medis harus memenuhi standart profesi medis, juga harus

menghormati hak-hak pasien dalam bentuk informed consent. Seperti yang diceritakan pada

kasus, dapat kami simpulkan, informed consent yang ditandatangani Ny. S tidak cacat hukum,

karena ditandatangani oleh seseorang yang cakap hukum, yang artinya ia telah dewasa (telah

mencapai umur 21 tahun atau telah pernah menikah), sadar dan berada dalam keadaan mental

yang baik.

2. Dokter menemukan banyak terjadi perlengketan dan karsinoma primernya ada pada

ovarium kiri. Karena kondisi pasein melemah, dokter segera memutuskan untuk

melakukan reseksi kolon dan mengangkat ovarium pasien tanpa konsultasi dulu

dengan dokter obgyn.

Dari perspektif Medis (Ilmu Kedokteran):

- Dokter bedah menemukan banyak terjadi perlengketan dan ternyata karsinoma pasien ada

pada ovarium kiri. Hal ini dapat terjadi karena ada satu pemeriksaan yang seharusnya

dilakukan dokter bedah yaitu biopsy. Jika biopsy dilakukan, mungkin kejadian seperti ini

dapat dicegah.

- Dokter bedah melakukan reseksi kolon dan mengangkat ovarium pasien, merupakan tindakan

tepat mengingat kondisi pasien yang tampak melemah.

Dari perspektif Bioetika dan Moral:

- Ada prinsip moral yang dilanggar oleh dokter bedah ini, yaitu prinsip non-maleficence, yang

berarti prinsip moral yang melarang tindakan yang memperburuk keadaan pasien. Prinsip ini

dikenal sebagai “primum non nocere” atau “do not harm”. Seperti yang disebutkan dikasus,

bahwa dokter bedah ini melakukan pengangkatan ovarium tanpa konsultasi dulu dengan

dokter obgyn. Namun, tindakan dokter bedah ini dinilai tepat dan bermoral, menurut prinsip

beneficence yaitu prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan kebaikan

pasien, mengingat kondisi pasien yang melemah, terlepas melemah akibat tumor yang diderita

ataupun proses operasi.

Dari perspektif Hukum:

7

Page 8: Makalah 3 HAM

- Informasi yang diberikan saat pasien menandatangani informed consent nya adalah tindakan

pembedahan pengangkatan tumor pada daerah kolon. Namun tindakan yang dilakukan dokter

adalah reseksi kolon dan pengangkatan ovarium kiri pasien. Informed consent memiliki

lingkup terbatas pada hal-hal yang telah dinyatakan sebelumnya, tidak dapat dianggap sebagai

persetujuan atas semua tindakan yang akan dilakukan dokter. Dokter dapat bertindak melebihi

yang telah disepakati hanya apabila gawat darurat dan keadaan tersebut membutuhkan waktu

yang singkat untuk mengatasinya. Maka keputusan yang diambil dokter bedah ini, dirasa

tepat. Hal ini juga tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

290/Menkes/Per/III/2008 tentag persetujuan tindakan kedokteran.

3. Akibat efek samping kemoterapi, pasien menolak terapi apapun dan menyadari bahwa

penyakit nya tidak bisa diobati dan hidupnya tidak akan lama lagi.

Dari perspektif Medis (Ilmu Kedokteran):

- Kemoterapi serta penyinaran merupakan terapi lanjutan yang harus dijalani pasien. Efek

samping yang mungkin muncul dari kemoterapi tersebut antara lain rasa mual, muntah,

rambut rontok, dan lain-lain. Efek samping tersebut bisa muncul karena kemoterapi juga turut

membunuh sel-sel hidup yang ada disekitar jaringan tumor. Jika terapi tersebut dihentikan,

maka penyembuhan pasien akan makin lambat walaupun setelah operasi, kondisi pasien ini

tampak membaik.

Dari perspektif Bioetika dan Moral:

- Merupakan salah satu hak pasien untuk menerima atau menolak pengobatan setelah menerima

informasi yang adekuat, seperti yang dilakukan Ny.S. Namun ada baiknya dokter bedah ini,

menjelaskan sedetail-detailnya, bahwa yang dialami pasien sekarang, hanya merupakan efek

samping dari kemoterapi yang dapat diatasi dan jika tumor/penyakit pasien sudah dinyatakan

sembuh, maka terapi ini akan diakhiri. Dan jika pasien tetap menolak, maka dokter bedah

tersebut tidak bersalah secara moral, mengingat ada prinsip otonomi yang harus dijalankan

dokter bedah yaitu, prinsip moral menghormati hak-hak pasien.

Dari perspektif Hukum:

- UU Kesehatan menyebutkan beberapa hak pasien, salah satunya hak untuk memberikan

persetujuan atau menolak suatu tindakan medis.

8

Page 9: Makalah 3 HAM

- UU No 29 tahun 2004, tentang Praktik Kedokteran menyebutkan pada pasal 45 ayat 3, bahwa

pasien memiliki hak untuk mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis,

meminta pendapat dokter lain, mendapatka pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis,

menolak tindakan medis dan mendapatkan isi rekam medis.

Dari perspektif Agama:

Sesungguhnya perlu diketahui, apa motif dibalik Ny.S menolak pengobatan dari dokter. Jika

untuk kebaikan diri sendiri dan orang lain, maka dari pandangan agamapun memperbolehkan. Namun,

seperti yang telah dijelaskan pada kasus, Ny.S menyadari bahwa penyakitnya tidak bisa diobati dan

hidupnya tidak akan lama lagi. Tentu saja itu pemikiran yang salah, menurut beberapa pandangan

agama di Indonesia.

- Pandangan Agama Islam

- Dalam perspektif Islam, setiap penyakit merupakan cobaan yang

diberikan oleh Sang Pencipta Allah SWT kepada hamba-Nya untuk

menguji keimanannya. Sabda Rasulullah SAW yang artinya “Dan

sesungguhnya bila Allah SWT mencintai suatu kaum, dicobanya

dengan berbagai cobaan. Siapa yang ridha menerimanya, maka dia

akan memperoleh keridhoan Allah. Dan barang siapa yang murka

(tidak ridha) dia akan memperoleh kemurkaan Allah SWT” (H.R. Ibnu

Majah dan At Turmudzi). Sakit juga dapat dipandang sebagai

peringatan dari Allah SWT untuk mengingatkan segala dosa-dosa

akibat perbuatan jahat yang dilakukannya selama hidupnya. Pada

kondisi sakit, kebanyakan manusia baru mengingat dosa-dosa dari

perbuatan jahatnya dimasa lalu. Dalam kondisi sakit itulah,

kebanyakan manusia baru melakukan taubat dengan cara memohon

ampunan kepada Allah SWT dan berjanji tidak akan mengulangi

perbuatan jahatnya di kemudian hari.

- Allah SWT tidak akan menurunkan suatu penyakit apabila tidak menurunkan juga

obatnya, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh  Abu Hurairah ra dari Nabi saw

bersabda: ف�اء� ش� �ه� ل ل� ز� ن� أ �ال� إ د�اء� �ه� الل ل� ز� ن

� أ Allah swt tidak menurunkan sakit, kecuali-  م�ا

juga menurunkan obatnya (HR  Bukhari).

9

Page 10: Makalah 3 HAM

- Bila dalam kondisi sakit, umat Islam dijanjikan oleh Allah Swt berupa penghapusan dosa apabila ia bersabar dan berikhtiar untuk menyembuhkan penyakitnya. Sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, “Tidaklah seorang muslim tertimpa derita dari penyakit atau perkara lain kecuali Allah hapuskan dengannya (dari sakit tersebut) kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya) sebagaimana pohon menggugurkan daunnya.”

- Sementara bagi Umat Islam lainnya yang berada dalam kondisi sehat dianjurkan oleh Allah Swt untuk menjenguk saudara seiman yang menderita sakit. Apabila orang yang sehat minta didoakan dari orang yang sakit, maka Allah Swt berjanji akan mengabulkannya. Hal ini diriwayatkan Asy-Suyuti, “Jika kamu menjenguk orang sakit, mintalah kepadanya agar berdoa kepada Allah untukmu, karena doa orang yang sakit seperti doa para malaikat.”

- Dengan demikian, kedudukan orang yang menderita sakit bukanlah orang yang hina, malah memiliki kedudukan yang mulia. Simak hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari “Tidak ada yang yang menimpa seorang muslim kepenatan, sakit yang berkesinambungan (kronis), kebimbangan, kesedihan, penderitaan, kesusahan, sampai pun duri yang ia tertusuk karenanya, kecuali dengan itu Allah menghapus dosanya.”

- Menurut Aswadi Syuhadak dalam sebuah tulisannya berjudul “Sakit versus Kesembuhan Dalam Islam”, kata maradl (Sakit) dan syifa’ (Sembuh) dalam QS. Al-Syu`ara’ ف�ين� 80 :[26/47] �ش ي ف�ه�و� م�ر�ض ت� �ذ�ا ,yang artinya, “apabila aku sakit و�إDialah Yang menyembuhkan aku“, dikaitkan dengan manusia, sedangkan syifa’ (kesembuhan) diberikan pada manusia dengan disandarkan pada Allah swt. Kandungan makna demikian ini juga mengantarkan pada sebuah pemahaman bahwa setiap ada penyakit pasti ada obatnya, dan apabila obatnya itu mengenai penyakitnya sehingga memperoleh kesembuhan, maka kesembuhannya itu adalah atas ijin dari Allah swt. sebagaimana diisyaratkan dalam hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Jabir dari Nabi saw bersabda:  #د�اء �ل$ �ك ل

و�ج�ل� ع�ز� �ه� الل �ذ ن� �إ ب� أ �ر� ب الد�اء� د�و�اء� �ص�يب� أ �ذ�ا ف�إ Setiap penyakit pasti-  .د�و�اء/

ada obatnya, apabila obatnya itu digunakan untuk mengobatinya, maka dapat memperoleh kesembuhan atas ijin Allah swt (HR. Muslim).

- Lebih lanjut merujuk pada catatan Ibnu Faris, maradl merupakan bentuk kata yang berakar dari huruf-huruf m-r-dl ( - ض- ر yang (مmakna dasarnya berarti sakit atau segala sesuatu yang mengakibatkan manusia melampaui batas kewajaran dan mengantar

10

Page 11: Makalah 3 HAM

kepada terganggunya fisik, mental bahkan tidak sempurnanya amal atau karya seseorang atau bila kebutuhannya telah sampai pada tingkat kesulitan. Terlampauinya batas kewajaran tersebut dapat berbentuk ke arah berlebihan yang disebut boros, sombong maupun takabbur; dan dapat pula ke arah kekurangan yang disebut kikir, bodoh, dungu dan kolot. oleh karenanya maradl juga dapat dikatakan sebagai hilangnya suatu keseimbangan bagi manusia.

- Aswadi Syuhadak menemukan sebanyak tiga belas kali dalam Al-Qur’an katamaradl, kesemuanya dikaitkan dengan qulub قلوب)), hati dalam bentuk jamak, kecuali sekali disebut kata qalb dalam bentuk tungal. Kata maradl juga biasa diidentikkan dengan kata saqam. Dalam hal ini, kata saqam hanya difokuskan pada penyakit jasmani, sedangkan maradl terkadang digunakan untuk sebutan penyakit jasmani, ruhani dan psikologis.

- Sementara kata syifa’ itu sendiri adalah berakar dari huruf-huruf - ش  ي- - dengan pola perubahannya  ف يشفي- شفاء  شفى   (syafa-yasyfi-

syifa’) yang menurut catatan ibnu Mandhur berarti obat yang terkenal, yaitu obat yang dapat menyembuhkan penyakit  Ibnu Faris bahkan menegaskan bahwa term ini dikatakan syifa’ karena ia telah mengalahkan penyakit dan menyembuhkannya. Sejalan dengan pengertian ini, al-Raghib al-Ashfahani justru mengidentikkan term syifa’ min al-maradl (sembuh dari penyakit) dengan syifa’ al-salamah (obat keselamatan) yang pada perkembangan selanjutnya term ini digunakan sebagai nama dalam penyembuhan, baik mabarrat, klinik maupun rumah sakit.

- Beberapa pengertian syifa’ tersebut secara sederhana dapat dipahami bahwa syifa’ itu sendiri selain menunjuk pada proses dan perangkat tekniknya juga merujuk pada hasil yang diperolehnya, yaitu sebuah kesembuhan dari suatu penyakit. Sedangkan kata sehat yang merujuk pada kata salim sebagaimana tercantum dalam QS al-Shaffat [37]:85-86 dan  QS as-Syu’ara’ ayat 87-90. Kandungan ayat ini menunjukkan upaya dan permohonan Nabi Ibrahim kepada Allah swt untuk memperoleh keselamatan maupun kesehatan sejak dalam kehidupan di dunianya hingga di hari kebangkitan.

- Secara filosofis, makna kesehatan menurut ajaran Islam adalah kebersihan dalam diri manusia meliputi sehat jasmani dan rohani atau lahir dan batin. Orang yang sehat secara jasmani dan ruhani adalah orang berperilaku yang lebih mengarah pada tuntunan nilai-nilai ruhaniyah, uluhiyah (ilahiyah) maupun rububiyyah (insaniyah) sehingga melahirkan amal saleh. Jasad, raga, dan badan serta unsur-unsur fisik yang mengalami kerusakan hingga kesakitan dapat

11

Page 12: Makalah 3 HAM

disembuhkan melalui ayat-ayatqauliyah sebagaimana tersebut dalam QS al-Isra’: [17/50]: 82-83, ayat-ayat kauniyahdalam QS al-Nahl [16/70]: 69 dan gabungan antara ayat-ayat qauliyah dan kauniyahsebagaimana diisyaratkan dalam QS al-Taubah [9/113]: 14 dan 15 yang dapat disebaut sebagai penyembuhan dan kegunaannya secara holistik.

- Untuk mencegah datangnya penyakit, manusia dibebaskan untuk berikhtiar. Namun Islam sudah memberikan kuncinya secara umum dengan cara mencegah kelebihan makan.Al Quran mengingatkan, “Makan dan minumlah tapi jangan berlebih-lebihan. Allah tidak senang kepada orang yang berlebih-lebihan (QS Al-A’raf [7]: 31). Rasulullah juga memberikan tips dalam sabdanya,” Tidak ada bencana yang lebih buruk yang diisi oleh manusia daripada perutnya sendiri. Cukuplah seseorang itu mengonsumsi beberapa suap makanan yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Kalau terpaksa, maka ia bisa mengisi sepertiga perutnya dengan makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga sisanya untuk nafasnya” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim).

- Pandangan Agama Kristen

-

- Pandangan Agama Hindu

Disebutkan dalam Ayurveda, bahwa obat adalah alat untuk mengembalikan harmoni seseorang yang

sakit. Maka dari itu, jika pasien menolak pengobatan dokter, ada baiknya pasien tetap berusaha

sembuh dengan mencari pengobatan jenis lain seperti pengobatan alternative maupun spiritual

keagamaan. Sehingga dokter tidak menyimpang dari kode eti dan pasien mendapatkan kebebasan

mencapai kehendaknya.

- Pandangan Agama Katolik

- Pandangan Agama Budha

4. Setelah menolak semua terapi dari dokter, keadaan Ny.S memburuk dan Ny.S memilih

terapi alternatif, namun tidak memberikan perbaikan pada kondisi kesehatan Ny.S.

Dari perspektif Medis (Ilmu Kedokteran):

- Keadaan Ny.S memburuk dapat disebabkan oleh penolakan Ny.S akan semua terapi dari

dokter. Selain itu anggapan Ny.S akan penyakitnya yang tidak bisa diobati dan hidupnya tidak

akan lama lagi dapat juga memperburuk kondisi pasien.

12

Page 13: Makalah 3 HAM

- Terapi alternatif dipilih pasien. Terapi alternatif bisa dikatakan merupakan salah satu terapi

diluar terapi medis. Banyak pasien yang melakukan terapi alternatif dengan alasan terapi

medis mengeluarkan banyak biaya dan tidak membuahkan hasil/kesembuhan yang

diinginkan. Sikap dokter ada baiknya menghormati prinsip otonomi pasien dalam memilih

terapi dan tetap bersikap hati-hati terhadap terapi alternatif. Tidak semua terapi alternatif

memberikan kesembuhan sebagaimana terapi medis yang dijalani pasien, terapi alternatif

yang baik harus didasarkan atas evidence-based medicine (EBM) atau bukti-bukti terbaik saat

ini yang terkait dengan perawatan pasien. Pada kasus pun dijelaskan, bahwa ramuan “jamu”

dari pengobatan alternatif, ternyata tidak memberikan perbaikan pada kondisi kesehatan Ny.S.

Dari perspektif Bioetika dan Moral:

- Perlu diketahui motif yang mendasari Ny.S memilih terapi alternatif. Dari skenario kasus

didapatkan bahwa Ny.S menolak semua terapi dari dokter dan atas saran teman-temannya dan

desakan keluarganya, Ny.S mencoba pengobatan alternatif. Bisa disimpulkan pasien dalam

fase menyerah (menurut teori Elisabeth-Kulber ross) menghadapi penyakitnya. Dan tidak ada

prinsip moral dan hak-hak pasien yang dilanggar dokter.

Dari perspektif Agama:

Hukum Pengobatan Alternatif menurut islam

1. Perbedaan Pendapat Ulama Untuk Berobat

Bila kita menyelam agak lebih jauh ke dalam pembahasan para ulama tentang hukum berobat

atau mencari kesembuhan dari penyakit (at-Tadawi), sebenarnya para ulama masih berbeda

pendapat tentang hukumnya. Sebagian mengatakan bahwa berupaya mencari kesembuhan

dari penyakit merupakan perintah agama yang hukumnya sunnah. Namun sebagian lainnya

justru mengatakan sebaliknya, bagi mereka bersabar adalah lebih utama dan berobat tidak

menjadi sunnah atau anjuran dalam agama.

Allah SWT tidak menurunkan penyakit kecuali diturunkan juga obatnya. (Al-Hadits).

13

Page 14: Makalah 3 HAM

Selain itu dahulu Rasulullah SAW pernah berobat dan berupaya untuk mendapatkan

kesembuhan dari penyakit yang pernah menimpanya.

2. Bentuk Dan Jenis Pengobatan

Pengobatan dapat dibagi menjadi dua yaitu pengobatan yang dihalalkan dan yang

diharamkan. Pengobatan yang dihalalkan adalah segala macam pengobatan yang tidak

bertentangan dengan Syariah, al: .

a. Pengobatan nabawi, yang secara jelas teksnya disebutkan dalam Al-Qur’an maupun hadits,

seperti pengobatan dengan madu, habah sauda’ (jinten hitam ) air zamzam, ruqiyah dengan

membacakan alqur’an bagi orang yang kesurupan dan kemasukan jin dll.

b. Pengobatan secara medis, yang secara ilmiyah dapat dipertanggung-jawabakan

c. Pengoabatan secara tradisional, seperti dengan jamu (dengan bahan yang halal dan tidak

merusak), refleksi, dan obat-obatan tradisional yang lainnya (dengan bahan yang halal dan

tidak merusak).

d. Sedangkan pengobatan yang haram adalah pengobatan yang menyimpang dari Syariah,

seperti menggunakan sihir, dukun, meminta bantuan jin. Pernyataan bahwa jin itu muslim,

kita tidak dapat mempercayainya seratus persen. Karena jin banyak dustanya dan kita tidak

mungkin bisa membuktikan bahwa dia jin itu muslim atau tidak, karena alamnya sudah

berbeda. Dan selanjutnya bahwa Allah SWT. Mencela orang yang datang meminta tolong

pada jin. (surat Jin :

Karena mereka kurang mau melihat fenomena yang ada di sekelilingnya, maka beragam jenis

pengobatan selain dari dunia kedokteran barat sering dianggap tidak resmi, tidak ilmiyah,

tidak bisa dipertanggung-jawabkan dan seterusnya. Padahal dari segi kenyataan, begitu

banyak metode pengobatan yang telah berhasil mengatasi hal-hal yang tidak mampu

dikerjakan oleh dokter barat itu. Pengobatan itu sering disebut dengan pengobatan alternatif.

14

Page 15: Makalah 3 HAM

4. Syarat Pengobatan Alternatif Yang Dibenarkan Syariah

Hanya perlu diperhatikan dalam pengobatan alternatif agar tidak melakukan hal-hal yang

dilarang syariat, seperti minta bantuan jin, memberi sesajian atau hal-hal lain yang membawa

kepada kemusyrikan.

Diantara ciri-ciri pengobatan alternatif yang diharamkan adalah :

a. Bila terindikasi adanya persembahan kepada selain Allah

b. Bila terindikasi menggunakan jin (makhluq halus)

c. Bila terindikasi menggunakan cara syirik

d. Bila terindikasi menggunakan cara-cara yang diharamkan

Terapi alternative menurut hindu

Ayurveda secara terus menerus telah dipraktekkan selama paling sedikit lima ribu tahun.

Ayurweda sering diterjemahkan sebagai "pengetahuan tentang hidup", namun terjemahan

yang lebih tepat adalah "pengetahuan tentang panjang umur". Tujuan yang dimuliakan

sepanjang jaman adalah bagaimana untuk mengatasi kematian, sebagai hal yang mendasar

dari sifat manusia dan hal ini menjadi penyebab dari ketakutan manusia akan kematian yang

menyusup ke dalam hati setiap mahluk hidup, dan yang menjadi akar dari segal ketakutan

yang lain.

Sebab segala sesuatu yang diciptakan harus dihancurkan, sebab semuanya berada pada kala

(waktu). Tujuan ke arah keabadian tentulah berada diluar kala (waktu). Beberapa orang di

Barat ingin menipu kematian dengan membekukan diri mereka, tetapi hal ini hanyalah ilusi

belaka, sebab keabadian hanya terjadi bila raga, pikiran dan jiwa secara keseluruhan

mengalami transforma. Tiada guna hidup kekal, seperti Tantalus atau Sisyphus atau tokoh

15

Page 16: Makalah 3 HAM

dalam bukunya Jean Paul Stre, No Exit, sebab hidup seperti itu penuh dengan penderitaan

dan keinginan yang tidak terpenuhi.

Jagat raya fiksik ini terdiri dari pola yang tidak terhingga dari permutasi dan gabungan lima

unsur pokok: tanah, air, api, udara dan ether. Penambahan unsur di luar akan menambah hal

yang sama di dalam dan pengurangan di luar akan mengurangi juga yang di dalam

(makrokosmos dan mikrokosmos).

Udara (angin) dan unsur ether (akasa) sudah termasuk pada udara (angin), api dengan

memasukkan baik unsur api maupun air dan unsur air untuk mewakili air dan tanah. Inilah

kesucian atau keseluruhan ajaran Ayurweda, kesadaran akan saling berhubungannya semua

azas-azas universal.

Angin, Api, dan Air diartikan berturut-turut vata, pitta, dan kapha sebagai pernyataan fisik

dari tiga kecendrungan semesta atau Triguna dari kosmos: tamas (inertia), rajas (bergerak

terus), dan keseimbangannya yaitu wattwa.

Bergerak terus dalam tingkatan fisik ada vata, keseimbangan adalah pitta dan inertia atau

kapha.

Kecendrungan besar ini bertindak sebagai tiga aza yang mengendalikan kesehatan pikiran,

analog dengan vata, pitta dan kapha dari badan. Pikiran disebut sehat apabila pikiran penuh

dengan sattwa, atau keseimbangan mental, dan dikatakan sakit apabila dia dipenuhi oleh

rajas, atau tamas, aktif baik terlalu maupun kurang aktif.

Tiga azas ii tidaklah tetap hanya demikian di dalam tubuh. Azas ini dinamis, berubah secara

terus-menerus sesuai dengan perubahan lingkungan. Yang terbaik adalah menganggap vata,

pitta dan kapha sebagai kecendrungan, atau arah dari metabolisme badan, kecendrungan

16

Page 17: Makalah 3 HAM

berkurang atau bertambah, hal ini terjadi karena adanya gangguan terhadap keseimbangan,

baik yang besifat di dalam maupun dari luar, selain itu disebabkan oleh Tridosa yang

bergerak terus menerus.

Denyut nadi merupakan alat ukur yang baik atas gerakan ini. Ayurweda membedakan 108

pola denyut yang berbeda, yang dibentuk oleh permutasi pada irama dari Tridosa.

Seorang penyembuh seharusnyalah memasuki hati si sakit dengan sinar idep (pikiran) dan

pengetahuan mengenai Ayurweda untuk mendiagnosa penyakitnya, sebagai satu-satunya

jalan penyembuhan yang mungkin

Perubahan dari hari ke hari yang terjadi di lingkungan luar memang mempengaruhi

keseimbangan vata, pitta dan kapha, tetapi ada juga pengaruh dari dalam yang kuat

mempengaruhi keseimbangan ini prakerti atau keadaan badan manusia adalah pola alamiah

dari pertamabahan atua pengurangan Tridosa yang memang merupakan bagian yang tak

terpisahkan dari orang itu, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan nisbi dari Tridosa pada

tubuh masing-masing orang yang bersangkutan pada saat dia diciptakan.

Pengobatan ayurweda memiliki tiga segi: menghilangkan penyebabnya, pembersihan

(sodana) dan paliosi (samana-palliation) dari Tridosa dan yang terakhir pemudaan-

peremajaan atau rejuvenation (rasayana).

Terapi alternative menurut Kristen

Dasar dalam menentukan sikap iman Kristiani terhadap pelbagai pengobatan alternatif

diperoleh dengan mengajukan kepada diri sendiri beberapa pertanyaan penting berikut ini.

17

Page 18: Makalah 3 HAM

Apakah pengobatan itu berkaitan dengan agama atau kepercayaan tertentu,

perdukunan, paranormal, dan sebagainya?

Apakah pengobatan itu berkaitan dengan paham (isme) tertentu, seperti animisme,

dinamisme, panteisme, kebatinan, dan sebagainya?

Apakah pengobatan itu telah direkomendasikan oleh dokter untuk bisa dilakukan?

Apakah pengobatan itu tidak menimbulkan side effect terhadap organ tubuh lainnya?

Atas dasar jawaban terhadap pelbagai pertanyaan di atas, maka beberapa sikap yang bisa

diambil adalah:

Menentang dan menolak dengan tegas penggunaan bahan dan cara pengobatan yang

bertentangan dengan firman Tuhan. seperti: Yoga, Reiki, Fengshui, dan kelompok III di atas.

Menggunakan bahan dan cara pengobatan yang sesuai dengan firman Tuhan, seperti:

pengobatan medis modern, homeotherapy, aromatherapy, music therapy, accupuncture, dan

kelompok I dan II.

Mengkonsultasikannya dengan hamab Tuhan setempat.

Tetap beriman kepada kuasa Tuhan yang tidak berubah, dan bukan pada bahan atau cara

pengobatan itu. Jika Tuhan memang hendak menjamah dan menyembuhkan kita, maka tidak

ada yang mustahil bagi-Nya.

Tetap beriman kepada Tuhan, kalau pun tubuh ini menderita karena sakit yang tak kunjung

sembuh. Di dalam keadaan itu tentu Allah turut bekerja mendatangkan kebaikan bagi kita

yang mengasihi-Nya.

18

Page 19: Makalah 3 HAM

Melihat bahwa keselamatan jiwa tetap jauh lebih penting dari pada kesembuhan jasmani.

Adalah lebih baik dengan tubuh jasamani sakit tetapi kemudian memperoleh kehidupan yang

kekal dari pada tubuh sehat karena bantuan kuasa kegelapan tetapi jiwa binasa

Terapi alternative menurut buddha

Usaha penyembuhan menurut agama Buddha:

Bukan hanya menghilangkan gejala

Sebaiknya mencari sumber penyakit

Pikiran sebagai akar masalah (sering)

Meluruskan pandangan keliru

Prinsip pengobatan:

Sakit adalah corak kehidupan

Kalau tidak bias disembuhkan atau diredakan harus diterima dengan rela

Pencegahan secara dini adalah dengan tidak berbuat jahat.

Terapi alternatif

Bukan terapi konvensional

Dapat berupa terapi komplementer

Pandangan :

Tidak ada masalah sepanjang tidak pelanggaran sila dan dharma

Dilakukan dengan sadar dan sukarela.Dapat ditarik kesimpulan bahwa pandangan agama-

agama di Indonesia, tidak melarang adanya pengobatan alternatif yang dijalani seseorang, karena

digambarkan sebagai salah satu usaha pasien dalam memperoleh kesembuhan.

19

Page 20: Makalah 3 HAM

5. Kondisi Ny.S semakin parah. Melihat keadaan Ny.S, suaminya meminta bantuan

dokter di dekat rumahnya untuk mengatasi rasa sakit Ny.S. Dokter memberikan

suntikan morfin.

Dari perspektif Medis (ilmu kedokteran):

- Secara medis, pemberian morfin dapat dilakukan pada keadaan nyeri kronis, sebagai analgetik

dan memberi rasa tenang pada pasien.

- Pemberian morfin dapat menyebabkan efek samping yaitu adiktif. Terlihat juga pada kasus,

dokter terpaksa harus memberikan suntikan morfin beberapa kali dengan dosis yang semakin

bertambah, untuk kenyamanan pasien.

Dari perspektif Bioetika dan Moral:

- Tidak ada prinsip moral yang dilanggar oleh dokter.

6. Pada akhirnya nyawa Ny.S tidak dapat dipertahankan, ia akhirnya meninggal.

Dari perspektif Medis (ilmu Kedokteran):

- Keterbatasan ilmu kedokteran untuk mengobati penyakit yang diderita pasien, bisa saja

mengakibatkan penderitaan atau sesuatu yang buruk yang dapat menimpa pasien, yaitu

kematian.

Dari perspektif Agama tentang kematian:

Kristen

Apa yang terjadi di balik kematian masih menjadi misteri dan perdebatan

banyak orang. Namun pada umumnya hari ini manusia sudah menyadari bahwa

betul di balik kematian masih ada dunia lain. Hal ini sangat nyata terasa dan

terlihat dalam banyak kasus atau kejadian ketika seseorang akan meninggalkan

dunia ini, di mana sebagian dari mereka ada yang begitu tenang dan bahagia

karena dijemput oleh orang-orang/pribadi yang mereka kasihi. Sebaliknya

sebagian lagi begitu ketakutan karena melihat sesuatu yang begitu menakutkan

yang belum pernah mereka temukan sebelumnya. Bersyukur bagi orang

20

Page 21: Makalah 3 HAM

Kristen, karena Tuhan memberikan kita Alkitab, Firman Tuhan, yang cukup dan

lengkap untuk menjadi pegangan dan pedoman bahkan penuntun bagi umatNya

sepanjang zaman. Jauh hari, bahkan berabad-abad sebelum manusia

mengetahuinya secara ilmiah dan dibuktikan secara ilmu pengetahuan, Tuhan,

melalui FirmanNya, sudah memberitahukan pada umatNya akan keberadaan

manusia. Fakta mengenai kematiannya, bahkan apa yang terjadi setelah

kematian. 

Dari Alkitab manusia akan tahu bahwa :

1. Manusia itu berasal dari debu, lalu diberi nafas hidup (dalam bahasa aslinya

= "roh") oleh Allah.. 

Kejadian 2:7  "Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan

menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi

makhluk yang hidup".

2. Setelah mati, manusia (tubuh jasmaninya) akan kembali menjadi debu, tetapi

rohnya akan kembali kepada Allah, Sang Penciptanya. (Berarti rohnya tidak

mati!)

Kejadian 3:19  "dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau

kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan

engkau akan kembali menjadi debu."Pengkhotbah 12:7 "Dan debu kembali menjadi

tanah seperti semula, dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.".

3. Sesudah itu akan ada penghakiman yang adil dari Allah.

Ibrani 9:27  "Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan

sesudah itu dihakimi,"Pengkotbah 11:9 "Bersukarialah, hai pemuda, dalam

kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan

hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah

akan membawa engkau ke pengadilan! " Pengkhotbah 12:14 : " Karena Allah akan

membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang

tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat".

4. Penghakiman itu terjadi pada akhir zaman, bagi yang percaya kepada Tuhan

Yesus akan dibangkitkan dan beroleh hidup yang kekal, dan bagi yang tidak

percaya akan beroleh penghukuman yang kekal.

Daniel 12:2  "Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah,

akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami

kehinaan dan kengerian yang kekal".

Yohanes 6:40  "Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat

Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku

membangkitkannya pada akhir zaman".

21

Page 22: Makalah 3 HAM

Yohanes 11:25  "Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya

kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,"

Wahyu 20:11- 16  "Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk

di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi

tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta

itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan.

Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada

tertulis di dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di

dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di

dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. Lalu maut dan

kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua:

lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab

kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu".

2.             Islam

Mati menurut pengertian secara umum adalah keluarnya Ruh dari jasad,

kalau menurut ilmu kedokteran orang baru dikatakan mati jika jantungnya

sudah berhenti berdenyut. Mati menurut Al-Qur’an adalah terpisahnya Ruh dari

jasad dan hidup adalah bertemunya Ruh dengan Jasad. Kita mengalami saat

terpisahnya Ruh dari jasad sebanyak dua kali dan mengalami pertemuan Ruh

dengan jasad sebanyak dua kali pula. Terpisahnya Ruh dari jasad untuk

pertama kali adalah ketika kita masih berada dialam Ruh, ini adalah saat mati

yang pertama. Seluruh Ruh manusia ketika itu belum memiliki jasad.

Selanjutnya Allah menciptakan tubuh manusia berupa janin didalam rahim

seorang ibu, ketika usia janin mencapai 120 hari Allah meniupkan Ruh yang

tersimpan dialam Ruh itu kedalam Rahim ibu, tiba-tiba janin itu hidup, ditandai

dengan mulai berdetaknya jantung janin tersebut. Itulah saat kehidupan

manusia yang pertama kali, selanjutnya ia akan lahir kedunia berupa seorang

bayi, kemudian tumbuh menjadi anak anak, menjadi remaja, dewasa, dan tua

sampai akhirnya datang saat berpisah kembali dengan tubuh tersebut.

Ketika sampai waktu yang ditetapkan, Allah akan mengeluarkan Ruh dari

jasad. Itulah saat kematian yang kedua kalinya. Allah menyimpan Ruh

dialam barzakh, dan jasad akan hancur dikuburkan didalam tanah. Pada hari

berbangkit kelak, Allah akan menciptakan jasad yang baru, kemudia Allah

meniupkan Ruh yang ada di alam barzakh, masuk dan menyatu dengan tubuh

yang baru. Itulah saat kehidupan yang kedua kali, kehidupan yang abadi

dan tidak akan adalagi kematian sesudah itu. Pada saat hidup yang kedua kali

inilah banyak manusia yang menyesal, karena telah mengabaikan peringatan

Allah. Sekarang mereka melihat akibat dari perbuatan mereka selama hidup

22

Page 23: Makalah 3 HAM

yang pertama didunia dahulu. Mereka berseru mohon pada Allah agar dizinkan

kembali kedunia untuk berbuat amal soleh, berbeda dengan yang telah mereka

kerjakan selama ini. 

Itulah proses mati kemudian hidup, selanjutnya mati dan kemudian hidup

kembali yang akan dialami oleh semua manusia dalam perjalanan hidupnya

yang panjang dan tak terbatas. Demikianlah definisi mati menurut Islam, mati

adalah saat terpisahnya Ruh dari Jasad. Kita akan mengalami dua kali kematian

dan dua kali hidup. Jasad hanya hidup jika ada Ruh, tanpa Ruh jasad akan mati

dan musnah. Berarti yang mengalami kematian dan musnah hanyalah jasad

sedangkan Ruh tidak akan pernah mengalami kematian.

Pada saat mati yang pertama, jasad belum ada namun Ruh sudah ada

dan hidup dialam Ruh. Pada saat hidup yang pertama Ruh dimasukan

kedalam jasad , sehingga jasad tersebut bisa hidup. Pada saat mati yang

kedua, Ruh dikeluarkan dari jasad , sehingga jasad tersebut mati, namun Ruh

tetap hidup dan disimpan dialam barzakh. Jasad yang telah ditinggalkan oleh

Ruh akan mati dan musnah ditelan bumi. Pada saat hidup yang kedua, Allah

menciptakan jasad yang baru dihari berbangkit, jasad yang baru itu akan hidup

setelah Allah memasukan Ruh yang selama ini disimpan dialam barzak kedalam

tubuh tersebut. Kehidupan yang kedua ini adalah kehidupan yang abadi, tidak

ada lagi kematian atau perpisahan antara Ruh dengan jasad sesudah itu. Kalau

kita amati proses hidup dan mati diatas ternyata yang mengalami kematian dan

musnah hanyalah jasad, sedangkan Ruh tidak pernah mengalami kematian dan

musnah. Ruh tetap hidup selamanya, ia hanya berpindah pindah tempat, mulai

dari alam Ruh, alam Dunia, alam Barzakh dan terakhir dialam Akhirat. Pada

saat datang kematian pada seseorang yang sedang menjalani kehidupan didunia

ini, maka yang mengalami kematian hanyalah jasadnya saja, sedangkan Ruhnya

tetap hidup dialam barzakh. 

3.             Buddha

Apa definisi kematian dalam pandangan Agama Buddha? Apakah mempercayai definisi klasik

yang merujuk pada pernafasan yang telah luluh-lantak diterpa kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi ataukah mengikuti definisi modern yang mengacu pada fungsi kerja otak yang masih

meragukan ketelakannya dan menyimpan ketakpastian? Agama Buddha secara tegas menolak definisi

kematian yang merujuk pada pernafasan. Apakah ini berarti Agama Buddha mengikuti definisi

modern yang mengacu pada fungsi kerja otak? Jawabannya juga tidak. Definisi kematian dalam

Agama Buddha tidak hanya sekadar ditentukan dari unsur-unsur jasmaniah atau paru-paru, jantung

ataupun otak. Ketakberfungsian ketiga organ tubuh itu hanya merupakan ‘gejala’, ‘akibat’ atau

‘pertanda’ yang tampak dari kematian, bukan kematian itu sendiri. Faktor terpenting yang

menentukan kematian ialah unsur-unsur batiniah suatu makhluk hidup. Walaupun organ-organ

23

Page 24: Makalah 3 HAM

tertentu masih dapat berfungsi sebagaimana layaknya secara alamiah ataupun melalui bantuan

peralatan medis, seseorang dapat dikatakan mati apabila kesadaran ajal (cuticitta) telah muncul dalam

dirinya. Begitu muncul sesaat, kesadaran ajal langsung padam. Kepadaman kesadaran ajal merupakan

‘The point of no return’ bagi suatu makhluk dalam kehidupan ini. Pada unsur-unsur jasmaniah,

kematian ditandai dengan terputusnya kemampuan hidup (jîvitindriya). Inilah definisi kematian

menurut pandangan Agama Buddha.Ada 3 (tiga) jenis kematian dalam Agama Buddha, yakni:  

1. Khanika marana : Kematian atau kepadaman unsur-unsur batiniah dan jasmaniah pada tiap-tiap

saat akhir (bhanga). 

2. Sammuti-marana : Kematian makhluk hidup berdasarkan persepakatan umum yang dipakai oleh

masyarakat  dunia.

3. Samuccheda-marana : Kematian mutlak yang merupakan keterputusan daur penderitaan para

Arahanta. Kematian(1) pada dasarnya diakibatkan oleh empat macam sebab, yaitu karena habisnya

usia (âyukkhaya), karena habisnya akibat perbuatan penyebab kelahiran serta perbuatan pendukung

(kammakkhaya)(2), karena habisnya usia serta akibat perbuatan (ubhayakkhaya), karena terputus oleh

kecelakaan, bencana atau malapetaka (upacchedaka)(3). Empat sebab kematian ini dapat

diumpamakan seperti empat sebab kepadaman pelita, yaitu karena habisnya sumbu, habisnya bahan

bakar, habisnya sumbu serta bahan bakar, dan karena tertiup angin.

4.             Hindu

Agama Hindu percaya bahawa penjelmaan dan kematian adalah sebagai pandangan

jiwa beralih daripada satu badan ke satu laluan untuk mencapai Nirwana, yaitu syurga.

Kematian adalah satu peristiwa yang menyedihkan. Manakala sami-sami Hindu menekankan

pengebumian adalah satu penghormatan dan tanda peringatan kepada si mati. Masyarakat

Hindu membakar mayat mereka, percaya bahawa pembakaran satu mayat menandakan

pembebasan semangat dan api adalah mewakili shiva, yaitu dewa pemusnah. Ahli-ahli

keluarga akan berdoa di sekeliling badan secepat mungkin selepas kematian. Orang akan

coba mengelak daripada menyentuh mayat. Hal ini, kerana ia adalah dianggap sebagai

lambang memalukan si mayat tersebut. Mayat biasanya dimandikan dan dipakaikan dengan

pakaian putih, adalah salah satu pakaian tradisional orang India. Jika si isteri mati sebelum

suaminya, dia dipakaikan pakaian pengantin. Manakala seorang janda akan dipakaikan sari

yang berwarna putih atau berwarna pucat. Badan dihiasi dengan cendana, bunga-bunga dan

kalungan-kalungan bunga. Selepas itu, Vedas atau Bhagavad Gita ataupun Sivapuranam,

yaitu Kitab suci Hindu akan dibaca . Orang yang berkabung diketuai olah anak sulung lelaki

ataupun anak lelaki bungsu, akan menerangi beberapa umpan api dengan mengelilingi mayat,

demi mendoakan pemergian jiwa. Selepas pembakaran mayat, keluarga akan dihidangkan

dan bersembahyang dalam rumah mereka. Orang yang berkabung akan mandi dengan

24

Page 25: Makalah 3 HAM

sepenuhnya sebelum memasuki rumah selepas pengebumian. Seorang sami akan melawat

dan melakukan upacara sembayang untuk si mati pada hari ke 16 sebagai tujuan

mententeramkan si mati. Biasanya, satu kalungan dijemur atau bunga-bunga diletakkan pada

gambar si mati adalah menunjukkan tanda penghormatan bagi mengingati mereka. 'Shradh'

adalah upacara sembahayang setahun selepas kematian orang. Ini diadakan setahun sekali

bagi memperingati mereka. Sami juga berpesan kepada ahli keluarga bahwa pemberian

makanan kepada masyarakat miskin adalah satu tanda ingatan kepada si mati.

- Agama Islam

“dan untukmu tempat tinggal di atas bumi dan kesenangan hingga waktu yang ditentukan (ajal)” (Al-

Baqarah 36)

- Pandangan Agama Hindu

Kalau jiwatman meninggalkan raga sarira (jasmani) sehingga jasmani tidak berfungsi lagi maka

disebut mati. Jiwatman merupakan titik terkecil dari Brahman atau ParamaAtma.

- Pandangan Agama Katolik

Badan adalah dimensi fisik yang bersifat fana yang menyebabkan terbatas oleh ruang dan waktu.

- Pandangan Agama Budha

Makna kematian adalah akhir dari kehidupan yang sekarang.

- Pandangan Agama Kristen

Dasar penciptaan adalah kehendak Allah. Jadi ada atau tidaknya segala sesuatu di atas dunia ini bukan

kehendak siapa-siapa kecuali kehendak Allah. Kematian adalah hasil dosa manusia yang berontak

terhadap Sang Pencipta.

Sesungguhnya semua pandangan agama setuju bahwa kematian itu ialah Kuasa Tuhan yang Maha Esa

bukan ditentukan dari kuasa dokter yang menangani pasien dari penyakitnya.

25

Page 26: Makalah 3 HAM

BAB IV

KESIMPULAN

26

Page 27: Makalah 3 HAM

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

27

Page 28: Makalah 3 HAM

28