41
Inkontinensia urin, Osteoartritis dan Depresi pada Pasien Geriatri Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510 No. Telp (021) 5694-2061 Pendahuluan Dengan bertambahnya usia, terjadi berbagai perubahan fisiologis yang tidak hanya berpengaruh pada penampilan fisik tetapi juga tehadap fungsi dan tanggapan pada kehidupan sehari- hari. Dan semakin bertambahnya usia juga meningkatkan kemungkinan seseorang untuk terserang penyakit-penyakit akibat degenerasi 1

makalah blok 13 Tumbuh kembang "Geriatri"

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Geriatri. tn.A berusia 64 tahun dibawa kepoli psikogeriatrik oleh anaknya dengan keluhan utama tidak bisa tidur sejak 2 bulan.

Citation preview

Page 1: makalah blok 13 Tumbuh kembang "Geriatri"

Inkontinensia urin, Osteoartritis dan Depresi pada Pasien Geriatri

Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510

No. Telp (021) 5694-2061

Pendahuluan

Dengan bertambahnya usia, terjadi berbagai perubahan fisiologis yang tidak hanya

berpengaruh pada penampilan fisik tetapi juga tehadap fungsi dan tanggapan pada kehidupan

sehari-hari. Dan semakin bertambahnya usia juga meningkatkan kemungkinan seseorang untuk

terserang penyakit-penyakit akibat degenerasi serta penurunan fungsi organ-organ dalam tubuh

manusia (age linked disease). Salah satu permasalahan yang kerap kali timbul dan dialami oleh

para lansia ialah inkontinensia, baik inkontenensia alvi maupun inkontinensia urin. Yang

dimaksudkan dengan inkontinensia adalah kondisi dimana seseorang tidak dapat menahan urine

maupun feses dalam jumlah tertentu sehingga menimbulkan gangguan baik dari segi kesehatan

maupun sosial. Kondisi ini tentu saja memerlukan perawatan yang intensif dan bila ditangani

dengan cermat, maka kemungkinan akan timbul berbagai macam komplikasi seperti infeksi

1

Page 2: makalah blok 13 Tumbuh kembang "Geriatri"

saluran kemih, ulkus dekubitus, urosepsis hingga gagal ginjal yang dapat berujung pada

meningkatnya mortalitas. Selain itu, akibat menurunnya fungsi fisiologis tubuh, seseorang lebih

rentan terkena suatu penyakit. Seperti kasus yang ada pada skenario, dimana seorang pasien

berusia 70 tahun tidak hanya mengalami inkontinensia urin, tetapi juga osteoartritis dan juga

depresi.

Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang inkontinensia, khususnya tentang

inkontinensia urin dan juga osteoartritis dan depresi pada lanjut usia.

Anamnesis

Seorang pasien perempuan bernama nyonya A datang dengan keluhan tidak dapat

menahan untuk buang air kecil sehingga sering ngompol sebelum sampai WC, jalan tidak bisa

cepat dikarenakan nyeri pada sendi lutut ketika berjalan dan takut jatuh karena sebelumnya

pernah jatuh. Ditanyakan apakah mengeluarkan urin secara tidak sengaja terus menerus?Apakah

mengeluarkan urin secara tidak sengaja ketika batuk atau tertawa? Ketika tertawa dan batuk,

pasien juga mengeluarkan urin.Keluhan lainnya, akibat tidak dapat menahan untuk buang air

kecil, ibu tersebut menjadi tidak nyaman, malu sehingga tidak mau keluar rumah, padahal

sebelumnya adalah orang yang aktif dalam pergaulan.Ditanyakan tentang riwayat penyakit

dahulu. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit jantung, darah tinggi dan kencing manis.

Pemeriksaan Fisik

Pada prinsipnya tidak diperlukan pemeriksaan fisik yang lebih lanjut karena dari

anamnesis kita sudah bisa menyimpulkan terjadinya inkontinensia serta jenis inkontinensia yang

terjadi.

Pemeriksaan fisik yang mungkin dapat dilakukan ialah palpasi dan perkusi untuk

menentukan batas bawah abdomen dan batas atas rongga pelvis untuk mengetahui posisi vesika

urinaria.1

Sedangkan untuk osteoartritis, pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan yaitu adanya

hambatan gerakan, krepitasi, pembengkakan sendi yang seringkali asimetris, tanda-tanda

peradangan, deformitas sendi yang permanen dan perubahan gaya berjalan.

2

Page 3: makalah blok 13 Tumbuh kembang "Geriatri"

Pada pemeriksaan sesuai kasus pada skenario didapatkan: keadaan umum tampak sakit

ringan, kesadaran compos mentis, tekanan darah 130/80, denyut nadi 85x/menit, suhu 370 C, RR

20x/menit, tinggi badan 150 kg dan berat badan 60 kg.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang bertujuan untuk mengetahui kondisi umum penderita meliputi

urinalisis yaitu untuk mengetahui apakah ada bakteriuria, hematuria, glukosuria, pyuria,

proteinuria, pemeriksaan residu urin pasca miksi baik dengan kateter maupun ultrosonografi

dimana dapat membantu menentukan ada tidaknya obstruksi saluran kemih. Bila volume residu

urin sekitar 50 ml, menunjukkan gambaran inkontinensia tipe stress, sedangkan volume residu

urin lebih dari 200 cc menunjukkan kelemahan detrusor atau obstruksi, tes kadar gula darah yaitu

untuk membedakan antara diabetes insipidus atau inkontinensia urin, pemeriksaan ginekologik

yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan penyakit saluran kemih dengan sistem

reproduksi, pemeriksaan urologik yaitu untuk mengetahui kondisi saluran kemih, kultur urin

untuk menyingkirkan infeksi, IVU untuk menilai saluran bagian atas dan obtruksi atau fistula,

urodinamik meliputi uroflowmetri untuk mengukur kecepatan aliran, sistometri untuk

menggambarkan kontraktur detrusor, sistometri video untuk menunjukkan kebocoran urin saat

mengedan pada pasien dengan inkontinensia stress dan kandung kemih saat istirahat dan selama

berkemih. Sistokopi jika dicurigai terdapat batu atau neoplasma kandung kemih. Pemeriksaan

speculum vagina ± sistogram jika dicurigai terdapat fistula vesikovagina.2,3

Definisi

Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan

kartilago sendi. OA didefiniskan sebagai berbagai kelompok kondisi yang menyebabkan gejala

dan tanda sendi yang berhubungan dengan kerusakan integritas kartilagi aurikular selain

perubahan pada tulang yang mendasarinya.4

Depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh

proses mental (berpikir, berperasaan, ber perilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara

dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan. Depresi juga

merupakan jenis perasaan atau emosi dengan komponen psikologis, rasa susah, murung, sedih,

putus asa dan komponen somatik misalnya anoreksia, konstipasi, keringat dingin. Depresi dapat

3

Page 4: makalah blok 13 Tumbuh kembang "Geriatri"

juga diartikan sebagai gangguan perasaan (afek) yang ditandai dengan afek disforik( kehilangan

kegembiraan/gairah) disertai dengan gejala-gejala lain seperti gangguan tidur dan menurunnya

selera makan.5

Inkontinensia urin adalah keluarnya urin yang tidak terkendali sehingga menimbulkan

masalah higienis dan sosial. Inkontinensia urin merupakan masalah yang sering dijumpai pada

orang usia lanjut dan menimbulkan masalah fisik dan psikososial, seperti dekubitus, jatuh,

depresi, dan isolasi dari lingkungan sosial.6

Working Diagnosis

Inkontinensia Stress

Kelainan ini, yang menempati urutan nomor dua di antara penyebab inkontinensia

permanen yang paling sering ditemukan pada perempuan lanjut-usia (inkontinensia stress jarang

dijumpai pada laki – laki lanjut-usia), ditandai dengan gejala dan peristiwa yang membuktikkan

adanya kebocoran urin yang langsung terjadi begitu dapat tekanan (stress).Kebocoran tampak

paling parah atau terjadi pada siang hari kecuali bila terdapat pula abnormalities lainnya

(misalnya, aktivitas otot detrusor yang berlebihan). Pada pemeriksaan, dalam keadaan kandung

kemih penuh dan perineum yang melemas (relaksasi), gejala kebocoran seketika pada saat batuk

sangat sugestif ke arah kemungkinan inkontinensia stress, khususnya jika keadaan tersebut

menimbulkan gejala itu kembali atau bila kemungkinan retensi urin dapat disingkirkan dengan

pengukuran sisa urin setelah urinasi : kelambatan pengosongan kandung kemih selama waktu

beberapa detik menunjukkan kebocoran urin lebih disebabkan oleh kontraksi kandung kemih

tanpa hambatan yang terjadi akibat batuk. 7

Pembedahan merupakan terapi yang paling efektif dengan angka kesembuhan kurang

lebih 85%.Untuk pasien perempuan yang dapat mematuhi instruksi dokter, latihan otot – otot

panggul merupakan terapi pilihan untuk mengatasi inkontinensia stress yang ringan hingga

sedang; jika tidak terdapat kontraindikasi, preparat agonis alfaadrenergik (misalnya

fenilpropanolamin) juga membantu dalam menanggulangi kasus semacam itu, khususnya bila

pemberian preparat tersebut dikombinasikan dengan estrogen. Kadang – kadang, pemasangan

pesarium atau bahkan tampon (bagi perempuan yang menderita stenosis vagina) dapat

memberikan kesembuhan.7

4

Page 5: makalah blok 13 Tumbuh kembang "Geriatri"

Inkontinensia Kombinasi

Orang sering kali mengeluh gejala kombinasi stress dan urgensi, yang disebut

inkontinensia kombinasi. Inkontinensia kombinasi terutama sering dialami oleh wanita

pascamenopause. Aspek terpentung pada jenis inkontinensia ini adalah mengindentifikasi gejala

yang paling “mengganggu”, yang selanjutnya dijadikan target pengobatan.7

Osteoatritis

Osteoatritis (OA) didefinisikan sebagai berbagai kelompok yang menyebabkan gejala dan

tanda sendi yang berhubungan dengan kerusakan integritas kartilago articular selain perubahan

pada tulang yang mendasarinya.Osteoatritis primer bersifat idiopatik dan dapat bersifat general

atau local.Osteoatritis sekunder terjadi akibat adanya faktor risiko yang teridentifikasi atau

adanya penyebab seperti trauma sendi, abnormalitas anatomis, infeksi, neuropati, perubahan

metabolic pada kartilago (hemokromatosis), atau perubahan tulang subkondral (akromegali,

penyakit pagel).8

Osteoarthritis adalah suatu gangguan persendian dimana terjadi perubahan berkurangnya

tulang rawan sendi dan terjadi hipertropi tulang hingga terbentuk tonjolan tulang pada

permukaan sendi (osteopit).Keluhan sakit sendi biasanya hilang – hilang timbul dan menyerang

hanya beberapa persendian.Pada tahap awal, nyeri sendi timbul bila selesai latihan fisik yang

berat kemudian hilang setelah istirahat. Keluhan kemudian berlanjut menjadi kekakuan sendi

sewaktu bangun pagi yang hilang dalam waktu 15 – 30 menit dan makin berkurang setelah

digerakkan.9

Osteoarthritis biasanya terjadi pada usia di atas 50 tahun. Di Amerika, dialporkan bahwa

terdapat lebih dari 60.000.000 penderita osteoarthritis, sampai penyakit ini disebut sebagai

penyakit pasca pensiun. Sekitar 300.000 penderita menjalani operasi tulang panggul, terutama

karena menderita osteoarthritis. Sebagian besar penderita osteoarthritis kelihatannya menderita

obesitas, perempuan lebih banyak menderita osteoarthritis daripada lelaki dan terutama pada usia

lanut. Sendi yang sering dikenai osteoarthritis adalah : sendi lutut, panggul dan beberapa sendi

kecil di tangan dan kaki.9

5

Page 6: makalah blok 13 Tumbuh kembang "Geriatri"

Penderita osteoarthritis panggul biasanya menderita kelainan kongenital yang disebut

kongenital dysplasia atau mengalami pergeseran sendi pangkal paha atau pengakit Legg – Calve

– Perthes)peradangan tulang dan tulang rawan = ostochondrosis). Penderita osteoarthritis

kelihatannya dipengaruhi oleh faktor keluarga. Sendi yang seing menderita adalah ujung – ujung

jari terutama jempol, persendian tulang leher, pinggang, lutut, dan pinggul. Beberapa faktor

lainnya yang mempengaruhi terjadinya osteoarthritis , antara lain proses ketuaan, trauma pada

sendi, stress sendi (karena terlalu banyak dipakai atau beban terlalu berat) dan aktivitas olahraga

yang berlebihan.9

Depresi

Depresi merupakan penyakit mental yang paling sering pada pasien berusia di atas 60

tahun dan merupakan contoh penyakit yang paling umum dengan tampilan gejala yang tidak

spesifik/ tidak khas pada populasi geriatri. 10

Terdapat beberapa faktor biologis, fisis, psikologis, dan sosial yang membuat seorang

berusia lanjut rentan terhadap depresi. Perubahan pada sistem saraf pusat seperti meningkatnya

aktivitas monoamine oksidase dan berkurangnya konsentrasi neurotransmitter (terutama

neurotransmitter katekolaminergik) dapat berperan dalam terjadinya depresi pada usia lanjut.

Pasien geriatric yang menderita depresi juga sering memiliki komorbid penyakit vascular dengan

lesi di daerah ganglia basalis dan prefrontal otak. Pasien – pasien ini sering memperlihatkan

kemunduran fungsi motoric, kurangnya kemampuan penilaian (judgement), dan terganggunya

fungsi eksekusi.10

Faktor – faktor psikososial juga berperan sebagai faktor predisposisi depresi.Orang tua

seringkali mengalami periode kehilangan orang – orang yang dikasihinya, faktor kehilangan fisik

juga meningkatkan kerentanan terhadap depresi dengan berkurangnya kemauan merawat diri

serta hilangnya kemandirian. Berkurangnya kapasitas sensoris (terutama penglihatan dan

pendengaran) akan mengakibatkan penderita terisolasi dan berujung pada sepresi. Berkurangnya

kemampuan daya ingat dan fungsi intelektual sering dikaitkan dengan depresi. Kehilangan

pekerjaan, penghasilan, dan dukungan sosial sejalan dengan bertambahnya usia turut menjadi

faktor predisposisi seorang berusia lanjut untuk menderita depresi.10

6

Page 7: makalah blok 13 Tumbuh kembang "Geriatri"

Depresi pada pasien geriatri adalah masalah besar yang mempunyai konsekuensi medis,

sosial, dan ekonomi penting. Hal ini menyebabkan penderitaan bagi pasien dan keluarganya,

memperburuk kondisi medis dan membutuhkan sistem pendukung yang mahal.10

Depresi geriatri sulit diidentifikasi sehingga tidak/terlambat diterapi, mungkin karena

perbedaan pola gejala tiap kelompok umur. Selain itu, depresi pada geriatri sering tidak diakui

pasien dan tidak dikenali dokter karena gejala yang tumpang tindih, sering kormobiditas dengan

penyakit medis lain sehingga lebih menonjolkan gejala somatik daripada gejala depresinya.10

Differential Diagnosis

Inkontinensia Urin

Inkontenensia Urgensi

Kandung kemih overaktif adalah diagnosis simtomatik yang meliputi gejala sering

berkemih (lebih dari delapan kali dalam 24 jam) dan keinginan berkemih dengan atau tanpa

inkontenensia urgensi terjadi baik tunggal maupun dalam kombinasi, kandung kemih overaktif

adalah kondisi kronik yang diketahui melalui pemeriksaan urosinamika sebagai aktivitas

berlebihan dari detrusor dan ditandai oleh kontraksi kandung kemih involunter selama fase

pengisian siklus berkemih. Kontraksi tersebut merupakan penyebab tersering inkontinensia urin

pada lansia.11

Inkontinensia Overflow

Istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan pengeluaran urin involunter akibat detensi

berlebihan kandung kemih.Kondisi ini dapat disebabkan berbagai kondisi termasuk obstruksi

saluran keluar kandung kemih atau obstruksi uretra yang paling sering terjadi pada pria yang

mengalami hyperplasia prostat.Jenis inkontinensia ini lebih jarang terjadi pada wanita, tetapi

dapat terjadi sebagai komplikasi setelah pembedahan untuk mengoreksi inkontinensia atau

prolapse organ panggul berat.Otot detrusos yang tidak aktif atau tidak kontraktil juga dapat

menyebabkan distensi dan alira berlebihan. Penyebabnya meliputi gangguan neurologis, seperti

7

Page 8: makalah blok 13 Tumbuh kembang "Geriatri"

stroke atau sclerosis multiple, diabetes, dan efek samping pengobatan. Kondisi ini idiopatik pada

beberapa individu.11

Inefisiensi Berkemih

Inenfisiensi berkemih berarti kegagalan pengosongan kandung kemih secara sempurna,

yang menyebabkan pengeluaran urine involunter akibat distensu berlebihan.Inefisiensi berkemih

adalah masalah umum pada individu yang mengalami masalah neurologis, seperti sclerosis

multiple atau penyakit Parkinson, atau individu yang pernah mengalami serangan

stroke.Penyandang diabetes juga dapat mengalami inefisiensi berkemih akibat neuropati otonom.

Hyperplasia prostat jinak pada pria dapat menyebabkan obstruksi yang dapat menyebabkan

inefisiensi berkemih, dan wanita dapat mengalami obstruksi yang disebabkan oleh prolapse

organ panggul.11

Nokturia dan Enuresis Nokturna

Individu yang bangun satu kali atau lebih pada malam hari untuk berkemih menujukka bahwa ia

mengalami nokturia. Enuresis nokturna terjadi jika mengompol pada malam hari.Nokturia dapat

merupakan peristiwa normal pada lansia karena kapasitas kandung kemih yang kecil dan

penurunan eskresi hormone antidiuretic di malam hari.Selain itu, gagal jantung juga dapat

menyebabkan peningkatan diuresis di malam hari karena cairan di dalam jaringan kembali ke

sirkulasi data cairan tersebut meningkat dan dikeluarkan di malam hari.Enuresis nokturna terjadi

paling sering pada anak – anak, namun kadang kala kebiasaan ini berlanjut hingga dewasa.

Selain itu, individu yang memiliki kandung kemih overaktif dapat mengompol di malam hari jika

mereka pergi tidur saat keinginan berkemih muncul.11

Inkontinensia Alvi

Dampak inkontinensia alvi merefleksikan dan memperkuat dampak inkontinensia urine

yang dideskripsikan sebelumnya.Prevalensi inkontinensia alvi sering diremehkan karena pasien

enggan mengakui gejala ini. Pasien cenderung merasa bahwa inkontinensia alvi merupakan topic

yang tidak disukai untuk didiskusikan kondisi ini merupakan topic yang tabu untuk dibicarakan

sehingga sering kali disembunyikan oleh pasien.11

8

Page 9: makalah blok 13 Tumbuh kembang "Geriatri"

Inkontinensia alvi lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.Selain itu, kondisi

ini lebih sering terjadi pada orang dewaasa akhir. Akan tetapi, kondisi ini bukan bagian normal

proses penuaan. Inkontinensia alvi dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti kerusakan otot

sfingter anus, kerusakan saraf otot sfingter anus atau rectum, kehilangan kemampuan

penyimpanan di dalam rectum, disfungsi dasar panggul dan konstipasi.11

Osteoarthritis

Gout

Suatu pengumpulan Kristal di jaringan bawah kulit sejak mula terlihat pada pemeriksaan

rontgen sendi, yang kemudian berbentuk benjolan di bawah kulit.Pada pH urine, Kristal asam

urat bisa berkumpul membentuk piringan, atau batu yang menyumbat saluran

urine.Hiperuricaemia biasanya disokong oleh penurunan klirens asam urat, terutama pada

penderita yang mendapat pengobatan diuretic. Misalnya pada penderita penyakit ginjal yang

terjadi penurunan fungsi glomerulus.9

Pada gejala gout akut, timbul gejala tanpa ada tanda/keluhan peringatan sebelumnya.

Gejala yang timbul mungkin berawal dari trauma kecil dan terlalu banyak makan kesukaan,

makanan yang mengandung banyak asam urat, minum alcohol, operasi, kecapaian, stress, infeksi

dan sumbatan pembuluh darah, tiba – tiba timbul keluhan sakit pada satu persendian biasanya

awal sakitterjadi malam hari. Penyakit ini makin hari makin berat dan menyiksa

penderitanya.Sendi antara jari kaki dan telapak kaki sering diserang sakit Gout dan

podagra.Tetapi bisa saja sendi yang diserang lutut, tumit, pergelangan tangan, dan siku. Sakit

sendi tersebut disertai gejala antara lain demam, menggigil, denyut jantung cepat, badan lemah,

jumlah sel darah putih meningkat (leukositosis).9

Pada minggu pertama serangan biasanya mengenai satu sendi, dan berakhir dalam

beberapa hari.Tetapi lama – kelamaan menyerang beberapa sendi bersamaan. Mungkin serangan

ini bisa berlalu dalam beberapa minggu dengan gejala local berkurang dan sendi mulat tidak

sakit serta bisa digerakkan kembali, meskipun tanpa pengobatan.9

Depresi

9

Page 10: makalah blok 13 Tumbuh kembang "Geriatri"

Gangguan skizofrenia: terutama katonik. Adanya penyesuaian premorbid yang buruk,

gangguan proses pikir formal dengan waham yang tersusun baik dan halusinasi yang kompleks,

tidak ada riwayat siklik, dan tidak ada riwayat keluarga yang mengalami gangguan afektif,

menyokong dugaan suatu skizofrenia.

Gangguan skizoafektif; suatu gangguan psikotik yang memenuhi kriteria skizofrenia,

tetapi beberapa saat bertumpang tindih dengan gejala-gejala mood mayor.

Gangguan cemas menyeluruh; terlihat anxietas yang sangat menonjol.

Alkolholisme dan ketergantungan zat; alkoholisme dan depresi sering terlihat bersama-sama.

Gangguan obsesif-kompulsif, gangguan kepribadian ambang dan histrionik.

Demensia; “pseudodepresi” sering terjadi dan sulit membedakannya terutama pada orang tua.

Periksa gangguan memori dan disorientasi.12

Etiologi

Etiologi dan Patofisiologis Depresi

Berbagai teori mengenai etiologi dan pathogenesis diajukan para ahli tentang gangguan

usia lanjut namun pada banyak kasus jelas berhubungan dengan polifarmasi yang berkaitan erat

dengan multipatologi. Beberapa penyebab lain adalah kondisi medik seperti stroke dan

hipotiroidisme.10

Faktor – faktor lain yang memperberat depresi perlu pula diperhatikan, antara lain

kehilangan (pasangan hidup, perpisahan teman dekat dan anggota keluarga, taraf kesehatan yang

menurun, kehilangan rasa aman, kekuasaan/jabatan dan kebebasan), serta pemiskinan sosial dan

lingkungan.10

Beberapa teori tentang etiologi depresi antara lain teori neurobiology yang menyebutkan

bahwa faktor genetic berperan. Kemungkinan terjadinya depresi pada saudara kembar monozigot

adalah 60-80% sedangkan pada saudata heterozigot adalah 25-35%.10

Menurut teori Erikson , kepribadian terus berkembang dan terus tumbuh dengan

perjalanan kehidupan. Perkembangan ini melalui beberapa tahapan psikososial seperti melalu

10

Page 11: makalah blok 13 Tumbuh kembang "Geriatri"

konflik – konflik yang terselesaikan oleh individu teresebut yang dipengaruhi oleh maturitas

kepribadian pada fase perkembangan sebelumnya, dukungan lingkungan terdekatnya dan

tekanan hidup yang dihadapinya, erikson menyebutkan adalah krisis integrity versus despair

yaitu individu yang sukses melampaui tahapan tadi akan dapat beradaptasi dengan baik,

menerima segala perubahan yang terjadi dengan tulus dan memandang kehidupan dengan rasa

damai dan bijaksana. Contoh resolusi yang berhasil dari krisis dicirikan dengan perasaan

individu tersebut yang hidup dengan baik dan nyaman. Sebaiknya resolusi yang kurang berhasil

akan dicirikan dengan perasaan bahwa hidup ini terlalu pendek, dengan perasaan tidak memiliki,

pemberontakan, rasa marah, putus asa dan juga dengan kegetiran bahwa ia tidak akan mau hdiup

lagi jika diberi kesempatan. Kondisi ini akan menyebabkan orang usia lanjut rentan terhadap

depresi.10

Penelitian akhir – akhir ini juga mengatakan bahwa integritas versus despair berhasil baik

pada usia lanjut yang lebih muda dibanding usia lanjut yang lebih tua.Teori Heinz Kohut

menekankan pada aspek hilangnya rasa kecintaan pada diri sendiri akibat proses penuaan

ditambah dengan rasa harga diri dan kepuasan diri yang kurang, juga dukungan sosial yang tidak

terpenuhi akan menyebabkan usia lanjut tidak mampu lagi memelihara dan mempertahankan

harga diri. Mereka sering merasa tegang dan tut, cemas, murung, kecewa, dan tidak merasa

sejahtera di usia senja.10

Patofisiologi Osteoarthritis

Komponen kartilago mengalami disorganisasi dan degradasi pada OA.Faktor mekanis

yang menyebabkan pelepasan enzim (kolagenase dan stromelysin) menyebabkan pemecahan

proteoglikan dan gangguan kolagen tipe II.Terdapat kehilangan matriks kartilago, terutama pada

permukaan medial kartilago.Sitokin inflamasi (interleukin 1 [IL-1], prostaglandin [PGE 2],

faktor nekrosis tumor α [TNF α], interleukin-6 [IL-6], oksida nitrat) meningkatkan inflamasi

sendi dan degradasi kartilago. Kondrosit menjadi tidak responsive terhadap faktor pertumbuhan,

seperti transforming growth faktor-β dan insulin-like growth factor, dan tidak mampu

sepenuhnya mengompensasi kehilangan matriks. Ketidakseimbangan antara sintesis dan

degradasi kartilago terjadi dengan abrasi, cekungan dan fisura pada permukaan

articular.Kartilago articular menjadi overdehidrasi dan membengkak.Degradasi matriks dan

overdehidrasi mengakibatkan kehilangan kakakuan dan elastisitas kompresif pada transmisi yang

11

Page 12: makalah blok 13 Tumbuh kembang "Geriatri"

memberikan tekanan mekanis besar ke tulang subkondral.Tulang trabekular subkondral rusak

dan kehilangan “peredaman benturan” hidraulitik normalnya; kista tulang dapat terbentuk akibat

tekanan tulang subkondral yang berlebihan ini. Mekanisme perbaikan pada tepi permukaan

articular (interfase tulang – kartilago) mengakibatkan peningkatan sintesis kartilago dan

pembentukkan tulang berlebihan yang dinamakan osteofit.8

Beberapa pasien ditemukan memiliki berbagai Kristal kalsium yang terkonsentrasi dalam

kartilago articular yang rusak.Pathogenesis deposisi Kristal belum jelas, tetapi berhubungan

dengan lebih cepatnya progresi penyakit pada pasien tersebut.Kartilago articular memerlukan

beban berat fisiologis dan gerakan untuk memungkinkan penetrasi nutrient yang memadai dari

cairan synovial ke dalam kartilago; beban non fisiologis (baik berlebihan maupun kurangh)

mengakibatkan buruknya nutrisi kartilago.Sendi manusia memerlukan mobilitas maksimal saat

menghindari cedera jaringan articular.Terdapat hipotesis bahwa terdapat “reflex muscular

protektif” yang mencegah sendi mendapatkan beban yang lebih besar dari kisaran eksrusi

normalnya.Dipostulasikan bahwa gangguan aktivitas muscular mungkin berperan dalam

pathogenesis OA.Instabilitas sendi berhubungan dengan resiko tinggi OA.Meningkatkan

kekuatan otot “yang menjembatani” melintasi sebuah sendi dapat memperbaiki stabilitas sendi,

mengurangi beban sendi, dan mengurangi tekanan mekanis.Jadi olahraga dapat mengurangi

gejala dan memperbaiki fungsi sendi, meskipun hanya terjadi sedikit perbaikan dari pemeriksaan

radiologis. Nyeri OA dipercaya diakibatkan oleh tiga penyebab mayor : nyeri akibat gerakan dari

faktor mekanis, nyeri saat istirahat akibat inflamasi synovial, dan nyeri malam hari akibat

hipertensi intraoseus.8

Inkontinensia Urin

Patofisologi Berkemih

Secara normal proses berkemih merupakan proses dinamik yang memerlukan rangkaian

koordinasi proses fisiologik yang berurutan. Secara umum terdapat 2 fase yaitu fase

penyimpanan dan fase pengosongan. Diperlukan keutuhan struktur dan fungsi komponen saluran

kemih bawah, kognitif, fisik, motivasi dan lingkungan.

12

Page 13: makalah blok 13 Tumbuh kembang "Geriatri"

Proses berkemih normal melibatkan mekanisme dikendalikan dan tanpa kendali. Sfingter

uretra eksternal dan otot dasar panggul berada dibawah kontrol volunteer dan disuplai oleh saraf

pudendal, sedangkan otot detrusor kandung kemih dan sfingter uretra internal berada di bawah

kontrol sistem saraf otonom, yang mungkin dimodulasi oleh korteks otak.

Vesika urinaria terdiri atas 4 lapisan, yaitu lapisan serosa, lapisan otot detrusor, lapisan

submukosa dan lapisan mukosa. Saat otot detrusor berelaksasi terjadi pengisian kandung kemih,

dan bila otot ini mengalami kontraksi maka urine yang telah tertampung didalamnya akan

dikeluarkan. Proses kontraksi ini berlangsung akibat kerja saraf parasimpatis, sedangkan

penutupan sfingter vesika urinaria agar dapat menampung urin dikerjakan oleh saraf simpatis

yang dipicu oleh noradrenalin.

Otot detrusor adalah otot kontraktil yang terdiri atas beberapa lapisan kandung

kemih.Mekanisme kerja pada otot detrusor melibatkan kerja otot itu sendiri, saraf pelvis, medula

spinalis dan sistem saraf pusat yang mengontrol jalannya proses berkemih. Ketika kandung

kemih seseorang mulai terisi urin, rangsang saraf diteruskan melalui saraf pelvis dan medulla

spinalis ke pusat saraf kortikal dam subkortikal.Pusat subkortikal (pada ganglia basal dan

serebelum) menyebabkan kandung kemih berelaksasi sehingga dapat mengisi tanpa

menyebabkan seseorang mengalami desakan untuk berkemih.Ketika pengisian ini berlanjut, rasa

penggembungan kandung kemih disadari dan pusat kortikal (pada lobus frontal), bekerja

menghambat pengeluaran urin. Gangguan pada pusat kortikal dan subkortikal karena obat atau

penyakit dapat mengurangi kemampuan untuk menunda pengeluaran urin. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa aktivitas relaksasi yang menyebabkan pengisian urin ditimbulkan oleh pusat

yang lebih tinggi yaitu korteks serebri atau dengan kata lain bersifat menghambat proses miksi.

Sedangkan pusat yang lebih rendah yaitu batang otak dan saraf supra spinal memfasilitasi proses

miksi dengan mendukung proses kontraksi otot yang terjadi. Gangguan yang mungkin terjadi

pada kedua bagian otak ini yang dapat menyebabkan pengurangan kemampuan penundaan

pengeluaran urin.

Ketika terjadi desakan untuk berkemih, maka rangsang saraf dari daerah korteks akan

disalurkan melalui medula spinalis ke saraf pelvis. Aksi kolinergik dari saraf pelvis kemudian

menyebabkan otot detrusor berkontraksi sehingga terjadi pengosongan kandung

kemih.Interferensi aktivitas kolinergik saraf pelvis menyebabkan pengurangan kontraktilitas otot.

Namun kontraksi ini tidak hanya semata-mata hanya tergantung kepada aktivitas saraf yang

13

Page 14: makalah blok 13 Tumbuh kembang "Geriatri"

bersifat kolinergik. Otot detrusor juga memiliki reseptor prostaglandin. Obat-obat yang

menyebabkan inhibisi pada prostaglandin tentu saja akan mempengaruhi kontraksi ototdetrusor.

Selain itu kontaksi otot detrusor juga bergantung pada calcium-channel. Oleh karena itu bila

pemberian calcium channel blocker seperti pada pasien hipertensi dapat menyebabkan terjadinya

gangguan kontraksi kandung kemih.

Selain faktor dari kandung kemih, juga harus diperhatikan sfingter uretra baik yang

interna dan eksterna. Proses kontraksi pada sfingter uretra dipengaruhi oleh aktivitas dari

adrenergik -alfa. Pengobatan yang sifatnya agonis terhadap adrenergik alfa (pseudoefedrin) dapat

memperkuat kontraksi dari sfingter sehingga menahan urin secara berkelanjutan. Sedangkan obat

alpha-blocking dapat mengganggu penutupan sfingter. Persarafan adrenergik beta dapat

menyebabkan relaksasi pada sfingter uretra. Obat yang bersifat beta-adrenergic blocking dapat

mengganggu karena menyebabkan relaksasi uretra dan melepaskan aktivitas kontraktil

adrenergik alfa.

Komponen penting lainnya dalam mekanisme sfingter adalah hubungan uretra dengan

kandung kemih dan rongga perut.Mekanisme sfingter berkemih memerlukan angulasi yang tepat

antara uretra dan kandung kemih.Fungsi sfingter uretra normal juga tergantung pada posisi yang

tepat dari uretra sehingga dapat meningkatkan tekanan intra-abdomen secara efektif

ditransmisikan ke uretra. Bila uretra pada posisi yang tepat, urin tidak akan keluar pada saat

terdapat tekanan atau batuk yang meningkatkan tekanan intra-abdomen.

Mekanisme dasar proses berkemih diatur oleh refleks-refleks yang berpusat di medulla

spinalis segmen sacral yang dikenal sebagai pusat berkemih. Pada fase pengisian (penyimpanan)

kandung kemih, tejadi peningkatan aktivitas saraf otonom simpatis yang mengakibatkan

penutupan leher kandung kemih, relaksasi dinding kandung kemih, serta penghambatan aktivitas

parasimpatis dan mempertahankan inervasi somatic pada otot dasar panggul.Pada fase

pengosongan, aktivitas simpatik dan somatic menurun, sedangkan parasimpatis meningkat

sehingga terjadi kontraksi otot detrusor dan pembukaan leher kandung kemih. Proses refleks ini

dipengaruhi oleh sistem saraf yang lebih tinggi yaitu batang otak, korteks serebri, dan serebelum.

Perlu diperhatikan bahwa meskipun inkontinensia urin kebanyakan dialami pada lansia,

sindrom ini bukanlah kondisi yang normal pada usia lanjut. Namun dapat dikatakan bahwa usia

lanjut dapat menjadi faktor predesposisi (faktor pendukung) terjadinya inkontinensia urin. Proses

menua akan menyebabkan perubahan anatomis dan fisiologis pada sistem urogenital bagian

14

Page 15: makalah blok 13 Tumbuh kembang "Geriatri"

bawah. Perubahan ini memiliki kaitan erat dengan menurunnya kadar estrogen pada wanita dan

kadar androgen pada laki-laki. Perubahan yang terjadi meliputi penumpukan fibrosis dan kolagen

pada dinding kandung kemih sehingga menyebabkan penurunan efektivitas fungsi kontraksi dan

memudahkan terbentuknya trabekula maupun divertikula.

Atrofi pada mukosa, perubahan vaskularisasi pada daerah submukosa dan menipisnya

lapisan otot uretra menyebabkan penurunan pada tekanan penutupan uretra dan tekanan outflow.

Selain itu pada laki-laki terjadi pembesaran prostat dan pengecilan testis sedangkan pada wanita

terjadi penipisan dinding vagina dengan timbulnya eritema atau ptekie, pemendekan dan

penyempitan ruang vagina serta peningkatan pH lingkungan vagina akibatnya kurangnya

lubrikasi.

Melemahnya fungsi otot dasar panggul yang disebabkan oleh berbagai macam operasi,

denervasi dan gangguan neurologik dapat menyebabkan prolaps pada kandung kemih sehingga

melemahkan tekanan akhir kemih keluar. Hal ini dapat memicu terjadinya inkontinensia.3,10,13,14,15

Gambar 1. Refleks berkemih16

Epidemiologi

Osteoarthritis

15

Page 16: makalah blok 13 Tumbuh kembang "Geriatri"

●OA adalah bentuk penyakit sendi tersering di dunia.

●mengenai sekitar 7% populasi di Amerika Serikat; mengenai 60% sampai 70% orang

berusia lebih dari 65 tahun.

●terdapat peningkatan resiko seiring dengan pertambahan usia; prevalensi meningkat

dengan cepat pada populasi lansia.

●pola penurunan autosomal dominan telah teridentifikasi pada kelompok osteoarthritis

tertentu:

- OA general primer berhubungan dengan antigen limfosit manusia

(humanlymphocyte antigen, HLA)A1 B8 tipe haploid

- kondrokalsinosis familial (deposisi kristal pada sendi)

- kondrodisplasia

●beberapa gen dikaitkan dengan berbagai perubahan dalam komponen kartilago

(misalnya mutasi pada kromosom 12 [COL2A1] terkait dengan abnormalitas kolagen tipe

II)

●faktor resiko OA primer meliputi peningkatan usia, obesitas, penggunaan sendi yang

berlebihan berulang kali, imobilisasi, dan peningkatan densitas tulang.17

Inkontinensia urin

Kasus inkontinensia urin cenderung tidak dilaporkan, karena penderita merasa malu dan

menganggap tidak ada yang dapat dilakukan untuk menolongnya. Penderita juga mendapat

benturan sosial yaitu kondisi masyarakat sekitar yang akan menjauhinya bila ia diketahui

menderita penyakit ini. Penelitian epidemiologi terhadap penyakit ini pun sulit untuk dilakukan

karena beragamnya subjek penelitian, metode kuisioner dan definisi inkontinensia yang

digunakan. Namun secara umum prevalensinya meningkat sesuai dengan pertambahan umur.

Sekitar 50% lansia di instalasi perawatan kronis dan 11-30% di masyarakat mengalami

inkontinensia urin. Sedangkan berdasarkan gender, penyakit ini cenderung lebih sering dialami

oleh wanita dengan perbandingan 1,5 : 1 terhadap pria.6,18

Survei inkontinensia urin yang dilakukan oleh Divis Geriatri bagian Ilmu Penyakit Dalam

RSUPN Dr. Cipto mangunkusumo pada 208 orang usia lanjut di lingkungan Pusat Santunan

Keluarga (PUSAKA) di jakarta (2002) mendapatkan angka kejadian inkontinensia urin tipe

stress sebesar 32,2 %. Sedangkan survei yang dilakukan di Poliklinik Geriatri RSUPN Dr. Cipto

16

Page 17: makalah blok 13 Tumbuh kembang "Geriatri"

mangunkusumo (2003) terhadap 179 pasien geriatri didapatkan angka kejadian inkontinensia

urin stress pada laki-laki sebesar 20,5% dan pada perempuan sebesar 32,5%. Penelitian di poli

geriatri RS Dr.Sardjito mendapatkan angka prevalensi inkontinensia urin 14,74%.

KKH terjadi pada 16,5% populasi di Amerika Serikat dengan 6,1% disertai inkoninensia

(KKH basah) dan 10,4% tanpa inkontinensia (KKH kering). National Overactive Bladder

Evaluation (NOBLE), pogram yang meneliti inkontinensia urin pada 5204 orang dewasa di

Amerika Serikat memperkirakan jumlah perempuan di negara tersebut yang mengalami

inkontinensia urin sebesar 14,8 juta orang, sepertiga di antaranya merupakan inkontinensia urin

tipe campuran (34,4%). Penelitian lain yang dilakukan Diokno dkk, pada perempuan usia lanjut

di atas 60 tahun mendapatkan dari 1150 subyek yang dipilih secara random, 434 orang di

antaranya mengalami inkontinensia urin. Dari mereka yang mengalami inkontinensia urin 55,5%

merupakan inkontinensia urin tipe campuran, 26,7% dengan inkontinensia urin tipe stress saja,

9% dengan inkontinensia urin tipe urgensi saja, dan 8,8% dengan diagnosis lain.

Faktor resiko

Prevalensi inkontinensia urin meningkat seiring meningkatnya usia. Inkontinensia urin

lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki.Usia lanjut seringkali memiliki

kodisi medik yang dapat mengganggu proses berkemih yang secara langsung mempengaruhi

fungsi saluran berkemih, perubahan status volume dan ekskresi urin, atau gangguan kemampuan

untuk ke jamban.18

Pada orang usia lanjut di masyarakat, inkontinensia urin dikaitkan dengan depresi,

transient ischemic attacks dan stroke, gagal jantung kongestif, konstipasi dan inkontinensia

feses, obesitas, penyakit paru obstruktif kronik, batuk kronik dan gangguan mobilitas. Pada

orang usia lanjut di panti, inkontinensia urin dikaitkan dengan terdapatnya gangguan mobilitas,

demensia, depresi, stroke, diabetes dan parkinson.

Resiko inkontinensia urin meningkat pada perempuan dengan nilai indeks massa tubuh

yang lebih besar, dengan riwayat histerektomi, infeksi urin dan trauma perineal. Melahirkan per

vaginam akan meningkatkan resiko inkontinensia urin tipe stress dan tipe campuran.

Penelitian terhadap 5418 usia lanjut di luar negeri mendapatkan tiga faktor resiko yang

dapat dimodifikasi dan berhubungan secara bermakna dengan inkontinensia urin, yaitu infeksi

saluran kemih, keterbatasan aktivitas, dan faktor gangguan lingkungan.

17

Page 18: makalah blok 13 Tumbuh kembang "Geriatri"

Penatalaksanaan

Non Medikamentosa Inkontinensia Urin

Intervensi perilaku yang merupakan tatalaksana non farmakologis memiliki risiko rendah

dengan sedikit efek samping, namun memerlukan motivasi dan kerjasama yang baik dari pasien. `

Intervensi perilaku meliputi:

- Bladder Training

Blader Training merupakan salah satu terapi yang efektif diantara terapi non

medikamentosa lainnya.Tujuan terapi ini adalah memperpanjang interval berkemih yang

normal dengan teknik distraksi atau teknik relaksasi sehingga frekuensi berkemih hanya

6-7 kali perhari atau 3-4 jam sekali.Pasien diharapkan dapat utuk menahan sensasi

berkemih.Pasien diinstruksikan untuk berkemih pada interval waktu tertentu, mula-mula

setiap jam, selanjutnya diperpanjang secara bertahap sampai pasien ingin berkemih setiap

2-3 jam. Teknik ini terbukti bermanfaat pada inkontinensia urgensi dan stres, namun

untuk itu diperlukan motivasi yang kuat dari pasien untuk berlatih menahan keluarnya

urin dan hanya berkemih pada interval waktu tertentu saja.2

- Latihan Otot Dasar Panggul

Merupakan terapi yang efektif untuk inkontinensia tipe stres atau campuran dan tipe

urgensi. Latihan yang dilakukan 3-5 kali sehari dengan 15 kontraksi dan menahan hingga

10 detik.Latihan dilakukan dengan membuat kontraksi berulang-ulang pada otot dasar

panggul.Dengan memperkuat otot tersebut, latihan ini diharapkan dapatmeningkatkan

kekuatan uretra untuk menutup secara sempurna. Sebelum pasien menjalani latihan, harus

dilakukan lebih dahulu pemeriksaan vagina atau rektum untuk menetapkan apakah

mereka dapat mengkontraksikan otot dasar panggulnya.2

- Habit Training

Habit training memerlukan penjadwalan waktu berkemih.Diupayakan agar jadwal

berkemih sesuai dengan pola berkemih pasien sendiri. Sebaiknya teknik ini digunakan

pada inkontinensia tipe fungsional dan membutuhkan keterlibatan petugas kesehatan atau

pengasuh pasien.2

- Prompt Voiding

18

Page 19: makalah blok 13 Tumbuh kembang "Geriatri"

Dilakukan dengan cara pasien mengajari pasien mengenali kondisi atau status

kontinensia mereka serta dapat memberitahukan petugas atau pengasuhnya bila ingin

berkemih. Teknik ini digunakan pada pasien dengan gangguan fungsi kognitif.2

- Terapi Biofeedback

Teknik ini bertujuan agar pasien mampu mengontrol/menahan kontraksi involunter

otot detrusor kandung kemihnya. Cara biofeedback mempunyai kendala karena penderita

perlu mempunyai intelegensia yang cukup untuk dapat mengikuti petunjuk pelatihnya,

sementara pelatihnya sendiri harus mempunyai kesadaran dan motivasi yang tinggi

karena waktu yang diperlukan untuk dapat mendidik satu orang pasien dengan cara ini

cukup lama.2

Non Medikamentosa Osteoarthritis

Untuk Osteoarthritis dilakukan penerangan yaitu supaya pasien mengetahui sedikit seluk

beluk tentang penyakitnya dan bagaimana menjaga agar penyakitnya tidak bertambah parah serta

persediannya tetap dapat dipakai. Lalu dilakukan terapi fisik dan rehabilitasi untuk melatih

persendiannya tetap dapat dipakai dan melatih pasien untuk melindungi sendi yang sakit serta

lakukan penurunan berat badan bagi pasien yang memiliki berat badan berlebih karena berat

badan berlebih merupakan faktor yang dapat memperberat penyakit OA.19

●olahraga mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien yanng

mengalami OA ringan sampai sedang.

●terapi fisik, meliputi rentang pergerakan pasif dan latihan air, dapat memperbaiki

fungsi

●terapi okupasional dapat membantu aktivitas hidup sehari-hari dengan alat bantu

●aplikasi panas, stimulasi saraf elektrik transkutan (TENS), dan akupuntur dapat

dipertimbangkan

●diet untuk menurunkan berat badan bila diperlukan

●peningkatan asupan vitamin C berhubungan dengan pengurangan progresi dan nyeri

●Ultrasound (diatermi) memfasilitasi ekstensibilitas tendon, melemaskan otot, dan

mengurangi nyeri.17

19

Page 20: makalah blok 13 Tumbuh kembang "Geriatri"

Non Medikamentosa Depresi

Tujuan utama terapi adalah untuk mencegah relaps, rekurens dan kronisitas. Depresi pada

geriatric dapat lebih efektif diobati dengan kombinasi terapi psikologis dan farmakologis disertai

pendekatan interdisiplin yang menyeluruh.Terapi harus diberikan dengan memperhatikan secara

individual harapan – harapan pasien, martabat (dignity) dan otonomi /kemandirian pasien.

Problem – problem fisis yang ada bersama – sama dengan penyakit mental harus diobati. Semua

teknik psikoterapi (psikodinamik,kognitif, perilaku,dll) dapat dipergunakan. Intervensi terapeutik

untuk memacu kemandirian seperti melatih keterampilan sehari – hari dan peningkatan

keamanan di rumah, tetapi okupasi dan berbagai program rehabilitasi yang p-raktis serta

pemberian informasi jangan dilupakan.10

Penanganan depresi pada usia lanjut memerlukan perhatian ekstra, segala kesulitan dan

keluhan perlu didengarkan dengan sabar. Karena ketidaksabaran terapis dianggap sebagai

penolakan (empati terapis sangat diperlukan karena penghormatan dan perhatian dapat

mengembalikan harga diri pasien). Startegi praktis pada terapi individu adalah menyusun jawal

pertemuan untuk menjaga kepatuhan dan komitmen, mengetengahkan topic pembicaraan rentang

kehidupan sosial yang umum untuk membangun hubungan dokter – pasien yang baik. Secara

terfokus membicarakan masalah dan menetapkan saran realistis yang dapat dicapai untuk

memberikan arah yang pasti bagi pasien, mendorong pasien terlibat dalam kegiatan yang berarti

dan berguna untuk meningkatkan kemampuan menikmati yang menyenangkan, menujukkan

kepedulian melalui sentuhan fisi yang wajar, meninjau kembali apa yang telah dicapai masa lalu

untuk membangkitkan rasa mampu dan harga diri. Pendekatan aspek sosial dalam penanganan

pasiem sepresi meliputi antara lain diikutkan dalam lembaga sosial kemasyarakatan yang

berperan dalam mendukung sosialisasi dan mengatasi beberapa masalah sosial ekonomi.10

Faktor – faktor yang memperberat depresi perlu diperhatikan, antara lain penyakit fisis,

penyakit neurologis (didapat sekitar 50% depresi pasca strok yang timbulnya dapat tertunda

sampa 12 bulan, 30-50% penderita Alzheimer menderita depresi), obat – obatan, kehilangan

keluarga, taraf kesehatan yang menurun, kehilangan rasa aman, kekuasaan/jabatan, dan

kebebasan), serta kemiskinan sosial dan lingkungan.10

20

Page 21: makalah blok 13 Tumbuh kembang "Geriatri"

Pelayanan kesehatan asuhan rumah bagi usia lanjut adalah salah satu unsur pelayanan

kesehatan yang ditujukan untuk kesehatan perorangan atau kesehatan keluarga di tempat tinggal

mereka dalam segi promotif, rehabilitatif, kuratif, dalam upaya mempertahankan kemampuan

individu untuk mandiri secara optimal selama mungkin. Asuhan rumah bagi para usia lanjut

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perawatan dalam menghadapi kondisi tubuh yang

makin rapuh atau sakit kronik. Upaya penyelenggaraan asuhan rumah yang dikoordinasikan oleh

rumah sakit merupakan upaya yang secara ekonomis layak sebagai alternative land perawatan di

RS sejauh pertimbangan – pertimbangan medis, lingkungan sosial dan aspek – aspek psikologik

dapat terjaga secara cocok dan serasi. Kunjungan rumah oleh seorang dokter dan atau paramedic

sebagai satu tim amat bermanfaat bagi penderita karena dapat meningkatkan pemahaman

menyeluruh penderita dan akan dapat memberikan pilihan terbaik untuk penderita yang dirawat,

selain dapat meningkatkan kepuasan penderita yang akhirnya akan mempercepat proses

perbaikan.10

Medikamentosa

Inkontinensia Urin

Terapi medikamentosa telah dibuktikan memiliki efek yang baik terhadap inkontinensia

urin tipe urgensi dan stres. Obat-obat yang dipergunakan dapat digolongkan menjadi:

antikolinergik-antispasmodik, agonis adrenergik , estrogen topical, dan antagonis adrenergik

.Pada semua obat yang digunakan untuk terapi inkontinensia urin, efek samping harus

diperhatikan apabila dipergunakan pada pasien geriatrik, seperti mulut kering, mata kabur,

peningkatan tekanan bola mata, konstipasi, dan delirium. Sementara obat yang lain dapat

menimbulkan hipotensi postural, bradikardia, sakit kepala, dan lain-lain.2

Tabel 2. Obat-Obat yang Dipakai Untuk Inkontinensia Urin2

21

Page 22: makalah blok 13 Tumbuh kembang "Geriatri"

Dilakukan pemasangan kateter untuk inkontinensia akut tipe overflow. Sedangkan untuk

inkontinensia kronik tipe overflow tidak dianjurkan untuk pemasangan kateter secara menetap

karena dapat beresiko terjadi infeksi saluran kemih, pembentukan batu, dan abses. Oleh karena

itu harus dilakukan tindakan operatif.

Pembedahan merupakan pilihan terakhir untuk masalah inkontinensia yang tidak berhasil

diatasi dengan teknik latihan perilaku, obat-obatan atau pun dengan memanfaatkan alat-alat

bantu untuk meminimalkan problem inkontinensia. Dapat juga merupakan pilihan penderita

sendiri, walaupun hampir semua penderita tidak menyukai tindakan pembedahan.20

Osteoartritis

The American College of Rheumatology Guidelines untuk penatalaksanaan OA

menganjurkan memulai terapi dengan modalitas non farmakologis dahulu, ditambah

asetaminofen (sampai 1 gram empat kali sehari) dan dilanjutkan dengan obat anti-inflamasi non-

steroid dosis rendah kemudian dosis tinggi bila gejala tetap sulit dihilangkan.17

Farmakologis

●gunakan capsaicin sebagai analgesik topikal (mengurangi substansi neuronal P,

suatu neurotransmitter yang berpengaruh pada nyeri artritis)

22

Page 23: makalah blok 13 Tumbuh kembang "Geriatri"

●asetaminofen mengurangi nyeri OA ringan sampai moderat sebagai obat anti-

inflamasi non-steroid (NSAID)

●injeksi steroid atau asam hialurodinase per-intra-artikular selama “kumat”

inflamasi akut dapat meredakan nyeri dengan cepat.Frekuensi injeksi steroid lebih

dari 3 sampai 4 kali per tahun dapat berhubungan dengan penurunan perbaikan

kartilago.

Lain-lain

●pembedahan ortopedi , seperti debrimen sendi, artroplasti abrasi, pengikisan

kondral, dan penggantian sendi, dapat digunakan pada pasien tertentu

●implantasi kondrosit autologus telah digunakan pada beberapa pasien dengan

penyakit berat.

●terapi gen dengan memasukkan gen kondroprotektif ke dalam kondrosit (masih

diteliti)

Depresi

Antidepresi generasi baru bekerja pada reseptor susunan saraf otak, bersifat lebih selektif

dan spesifik sehingga profil efek sampingnya lebih baik. Termasuk dalam kelompok ini adalah

Serotonin Selective Reuptake Inhibitor(SSRI) (fluoxetine. Setralin, paroksetin, fluvoksamin,

sitalopram), Serotonin Enhancer (tianeptin), Reversible MAOIs (mocobemide).Antidepresi

lainnya (tradozone, nefazodone, mirtazepin, venlafaksin).Profil efek samping yang baik akan

mengurangi risiko komplikasi dan memperbaiki kepatuhan pasien. Oleh sebab itu saat ini

pemilihan antidepresi ini pertama untuk pasien geriatri mulai bergeser ke generasi baru.10

Dalam mengelola pasien depresi perlu diingat beberapa hal berkaitan dengan edukasi,

yakni pasien jangan menghentikan obat tanpa instruksi dokter, ada jarak waktu untuk sembuh

(membutuhkan waktu) sekitar 1-2 minggu sesudah obat diminum, terangkan tentang efek

samping yang mungkin terjadi, dan olahraga dan psikoterapi adalah hal yang sangat menunjang

kesembuhan.10

Pencegahan

23

Page 24: makalah blok 13 Tumbuh kembang "Geriatri"

Tidak ada yang dapat dilakukan mencegah proses penuaan, karena penuaan itu pasti akan

terjadi. Tetapi ada beberapa beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencapai kondisi menua

yang sukses dan sehat (succesfull aging).

1. Upayakan fisik dan mental selalu sehat.

Olahraga cukup dan teratur, istirahat yang cukup, dan hubungan sosial yang baik.2

2. Upayakan nutrisi yang baik.

Makanan harus bersih dan bergizi.Kombinasi jenis makanan (karbohidrat, lemak, protein,

vitamin, mineral, dan serat) yang memenuhi gizi seimbang.Porsinya juga cukup (tidak

kebanyakan atau kekurangan).

Pemenuhan kebutuhan nutrisi tidak semata-mata terbatas pada jenis dan jumlah makanan,

tetapi yang tidak kalah penting adalah aktivitas makan yang tentu melibatkan hubungan

sosial dan rekreasi yang manfaatnya juga akan dirasakan.2

3. Tingkatkan kesejahteraan material.

Walaupun kekayaan akan material bukanlah hal yang paling penting dalam kehidupan,

namun kemampuan pemenuhan kebutuhan material baik untuk diri sendiri maupun keluarga

berdampak pada tingkat kesehatan fisik, mental, maupun sosial.2

4. Tingkatkan vitalitas spiritual.

Larry Dossey, seorang peneliti, dokter, dan penulis buku terkemuka, setelah mengamati

berbagai studi menyimpulkan bahwa: “Terdapat paling tidak 250 studi yang menunjukan

bahwa mereka yang taat menjalankan ajaran agamanya lebih sehat selama kehidupannya

disbanding yang tidak. Mereka lebih jarang ke dokter.Mereka lebih sedikit membelanjakan

uang untuk biaya kesehatan.Dan mereka lebih jarang sakit.”2

Komplikasi

Dari segi medis, komplikasi yang timbul dapat meliputi ulkus dekubitus, infeksi saluran

kemih, urosepsis hingga gagal ginjal. Hal ini perlu diperhatikan saat melakukan pemeriksaan,

apakah telah timbul komplikasi dari gejala awal inkontinensia.2

Pada penggunaan kateterisasi yang menetap juga dapat timbul komplikasi seperti infeksi,

batu kandung kemih, abses ginjal dan bahkan proses keganasan pada saluran kemih.

Prognosis

24

Page 25: makalah blok 13 Tumbuh kembang "Geriatri"

Inkontinensia Urin

Prognosis inkontinensia urin cukup baik bila diketahui secara cepat dan tepat

penyebabnya sehingga dapat diberikan terapi yang baik. Jarang ada kasus inkontinensia urin

yang berujung pada komplikasi seperti gagal ginjal yang dapat menyebabkan kematian.21

Terapi sangat penting dalam mengatasi hal ini terutama terapi non-farmakologis sebagai

sarana lapis pertama untuk mengatasi inkontinensia urin yang terjadi.

Depresi

Depresi pada geriatrik sering berlanjut kronis dan kambuh – kambuhan, ini berhubungan

dengan komorbiditas medis, kemunduran kognitif dan faktor – faktor psikososial. Kemungkinan

kambuh cukup tinggi pada pasien dengan riwayat episode berulang, awitan pada usia lebih tua,

riwayat distimia, sakit medis yang sedang terjadi, kian beratnya depresi dan kronisitas depresi.

Komplikasi yang dapat terjadi adalah malnutrisi dan pneumonia (akibat imobilitas atau berbaring

terus menerus) serta akibat sampingan dari pemberian obat antidepresi. Pasien yang depresi

mempunyai risiko lebih tinggi untuk bunuh diri dari populasi lain. Sepertiga pasien usia lanjut

melaporkan kesepian sebagai alasan utama untuk bunuh diri, sepuluh persen karena masalah

keluarga. Kira – kira 60% yang melakukan bunuh diri dalah laki – laki dan 75% yang mencoba

bunuh diri adalah perempuan.10

Kesimpulan

Hipotesis diterima. Wanita lebih rentan terhadap inkontinensia urin dibandingkan pria.

Hal ini dikarenakan berbagai resiko yang dialami wanita seperti melemahnya otot dasar panggul

akibat terlalu sering melahirkan. Selain itu seiring lanjutnya usia maka fungsi fisiologis tubuh

makin berkurang yang berakibat rentannya seseorang yang lanjut usia untuk terkena suatu

penyakit.

Wanita berusia 70 tahun pada skenario menderita inkontinensia urin campuran dan

osteoartritis. Hal ini menyebabkan pasien tersebut menjadi depresi sehingga tidak mau keluar

rumah.

Daftar Pustaka

25

Page 26: makalah blok 13 Tumbuh kembang "Geriatri"

1. Baradero M, Siswati Y. Asuhan keperawatan klien gangguan ginjal. Jakarta: EGC;

2009.h. 92-101.

2. Setiati S, Pramantara IDP. Inkontinensia urin dan kandung kemih hiperaktif. Buku ajar

ilmu penyakit dalam edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. Hal 1392-98.

3. Grace PA, Borley NR. At a glance ilmu bedah. Jakarta : Erlangga, 2006.h. 181.

4. Safitri A, Ed. At a glance medicine. Jakarta: Erlangga; 2006.h. 374-6

5. Maramis WF. Catatan ilmu kedokteran jiwa. Surabaya: Airlangga; 2004.h. 273-9

6. Asdie A. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: EGC; 2002.h. 42-5

7. Isselbacher, Braunwald, Wilson, Martin, Fauci, Kasper. Prinsip – prinsip ilmu penyakit

dalam. Jilid 1. Edisi ke – 13. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC,2005.h.43.

8. Brashers VL. Aplikasi klinis patofisiologi. Edisi ke – 2. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC, 2008.h.351-2.

9. Yatim F. Penyakit tulang dan persendian. Edisi ke – 1. Jakarta : Pustaka Populer Obor,

2006.h. 34 – 40.

10. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi L, Simadribata M, Setiati S, penyunting. Buku ajar ilmu

penyakit dalam. Jilid 1. Edisi ke-5. Jakarta: Internapublishing, 2009.h. 845-75.

11. Brooker C. Ensiklopedia keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC,

2005.h.224-8.

12. Tomb D. Buku saku psikiatri. Jakarta: EGC; 2004.h. 60

13. Martono HH, Pranaka K. Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut). Edisi ke-4 .Jakarta : Balai

Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009.

14. Abrams WB, Berkow R. The merck manual of geriatrics. Jilid 1. Jakarta : Binarupa

Aksara, 1997.h.137-62.

15. Graber MA, Toth PP, Herting RL. Buku saku dokter keluarga. Edisi ke-3. Jakarta : EGC,

2006.h. 549-52.

16. Refleks berkemih. Diunduh dari eri08tirtayasa.blogspot.com pada tanggal 14 Desember

2013.

17. Yulianti D. Aplikasi klinis patofisiologi: pemeriksaan & manajemen edisi 2. Jakarta:

EGC;2008.h. 351-5.

26

Page 27: makalah blok 13 Tumbuh kembang "Geriatri"

18. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Buku ajar ilmu penyakit dalam

edisi 5 jilid I. Jakarta: Interna Publishing; 2009.h. 865-875.

19. Maryam RS, Ekasari MF, Rosidawati, Jubaedi A, Batubara I. Mengenal usia lanjut dan

perawatannya. Jakarta: Salemba Media; 2008.

20. Pranarka K. Geriatri. Inkontinensia. Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009.

21. Brockelhurst JC, Allen SC. Urinary incontinence. Geriatric Medicine for students 3 rd ed.

London: Churchill Livingstone; 2003.h.73-91.

27