52
MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINJAUAN TEORITIS HIPEREMESIS GRAVIDARUM BAB II Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998). Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232) Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan (Hellen Farrer, 1999, hal:112) A. Etiologi Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan (Rustam Mochtar, 1998) o Umumnya terjadi pada Primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG o Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan –

MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

TINJAUAN TEORITIS HIPEREMESIS GRAVIDARUM

 BAB II

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai

mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi

(Rustam Mochtar, 1998).

Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat bahkan

malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan

berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.

Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan

vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik,

dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232)

Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan

(Hellen Farrer, 1999, hal:112)

A.    Etiologi

Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian adalah 2

per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan (Rustam Mochtar, 1998)

o   Umumnya terjadi pada Primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat

peningkatan kadar HCG

o   Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan

metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan –

perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap

janin.

o   Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak, kehilangan

pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu dapat

menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak

sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.

o   Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.

B.     Patologi

Page 2: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Pada otopsi wanita meninggal karena Hiperemesis  gravidarum diperoleh keterangan bahwa

terjadinya kelainan pada organ-organ tubuh adalah sebagai berikut :

  Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis

  Jantung : jantung atrofi, menjadi lebih kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai perdarahan sub-

endokardial

  Otak : terdapat bercak-bercak perdarahan otak dan kelainan seperti pada ensepalopati wirnicke

  Ginjal : ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli kontorti   

C.    Patofisiologi

Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada

trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan

lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna,

terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton

darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan plasma berkurang.

Natrium  dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga

aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke

jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan

gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit,

dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss),

dengan akibat perdarahan gastrointestinal.

D.    Tanda dan gejala

Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis  gravidarum tidak ada

kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi apabila

keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai Hiperemesis  gravidarum. Menurut berat

ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :

  Tingkatan I (ringan)

-          Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita

-          Ibu merasa lemah

-          Nafsu makan tidak ada

-          Berat badan menurun

-          Merasa nyeri pada epigastrium

-          Nadi meningkat sekitar 100 per menit

Page 3: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

-          Tekanan darah menurun

-          Turgor kulit berkurang

-          Lidah mengering

-          Mata cekung

  Tingkatan II (sendang)

-          Penderita tampak lebih lemah dan apatis

-          Turgor kulit mulai jelek

-          Lidah mengering dan tampak kotor

-          Nadi kecil dan cepat

-          Suhu badan naik (dehidrasi)

-          Mata mulai ikterik

-          Berat badan turun dan mata cekung

-          Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi

-          Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria

  Tingkatan III (berat)

-          Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma)

-          Dehidrasi hebat

-          Nadi kecil, cepat dan halus

-          Suhu badan meningkat dan tensi turun

-          Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati wernicke dengan

gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental

-          Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati

E.    

Faktor alergi

Page 4: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

 Peningkatan estrogen 

Faktor predisposisi 

Pathways

Page 5: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

F.     Pemeriksaan

Page 6: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Ketika seorang wanita dating dengan keluhan mual dan muntah , riwayat berikut harus

dikaji untuk membantu membedakan antara mual dan muntah akibat kehamulan atau kondisi

patologis ini.

1.      Riwayat

a.       Frekuensi muntah

b.      Hubungan muntah dengan asupan makanan ( jenis dan jumlah )

c.       Riwayat pola makan ( jenis makanan dan minuman , jumlah, waktu pemberian, dan reaksinya)

d.      Riwayat pengobatan ( termasuk reaksi obat)

e.       Riwayat gangguan makan

f.       Riwayat diabetes

g.      Pembedahan abdomen sebelumnya.

h.      Frekuensi istirahat

i.        Kecemasan dalam kehamilan

j.        Dukungan keluarga

2.      Pemeriksaan fisik

a.       Berat badan ( dan hubungannya dengan berat badan sebelumnya)

b.      Suhu badan , denyut nadi, dan pernafasan

c.       Turgor kulit

d.      Kelembapan membrane mukosa

e.       Kondisi lidah ( bengkak, kering, pecah-pecah)

f.       Palpasi abdomen untuk melihat pembesaran organ , dan nyeri tekan.

g.      Pengkajian pertumbuhan janin.

3.      Laboratorium

a.       Pemeriksaan keton dalam urine

b.      Urinalis

4.      Pengkajian

Kondisi yang mengindikasikan bahwa wanita mengalami dehidrasi meliputi turgor kulit buruk,

peningkatan frekuensi nadi dan oernapasan, penurunan pengeluaran urine.

G.    Penanganan

1.      Pencegahan

Page 7: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Pencegahan terhadap Hiperemesis  gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan penerapan

tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis. Hal itu dapat dilakukan

dengan cara :

a.       Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik pada

kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan.

b.      Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil

tetapi sering.

c.       Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti

kering arau biskuit dengan teh hangat

d.      Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak

e.       Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau terlalu dingin

f.       Usahakan defekasi teratur.

2.      Terapi obat-obatan

Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan pengobatan

  Tidak memberikan obat yang terotogen

  Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital

  Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6

  Antihistaminika seperti dramamine, avomine

  Pada keadaan berat, anti emetik seperti diklomin hidrokhoride atau khlorpromazine.

3.      Hiperemesis  gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah sakit

Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :

a.       Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara baik. Jangan

terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Catat cairan

yang keluar dan masuk. Kadang-kadang isolasi dapat mengurangi atau menghilangkan gejala ini

tanpa pengobatan

b.      Terapi psikologik

Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,normal dan fisiologik. Jadi

tidak perlu takur dan khawatir. Yakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dan

dihilangkan masalah atu konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.

c.       Terapi mental

Page 8: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5 %,

dalam cairan gram fisiologis sebanya 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah dengan kalium

dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dn vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat

diberikan pula asam amino esensial secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang

amsuk dan dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti yang telah disebutkan diatas.

d.      Terminasi kehamilan

Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan

pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takikardia,

ikterik, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik.

Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk

melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan

terlalu capat dan dipihal lain tidak boleh menunggu sampai terjadi irreversible pada organ vital.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A.    Pengkajian

1.   Data Subjektif

Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat menahan makanan dan

kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air liurnya berlebihan/hipersalivasi.

Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan mengetahui bahwa

mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat memberikan informasi yang penting ini,

sehingga mengaburkan diagnosis.

2.   Data Objektif

Pemeriksaan fisik

      Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak kering dan turgor menurun.

Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus yang iritatif dapat membuat erosi pada bibir dan wajah;

lidah tampak merah, kering dan pecah-pecah. Faring kering dan merah, dan pernapaan berbau

busuk dengan bau seperti buah-buahan yang khas untuk ketoasidosis.

Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi hipovolemia. Pada penyakit yang berat

dan berkepanjangan, aberasi mental, delirium, sakit kepala, stupor dan koma dapat terjadi

Page 9: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

         Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun rasa sakit dihepar dapat

ditemukan

         Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan umur gestasi

Kebutuhan Dasar Khusus

          Aktifitas istirahat

Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).

         Integritas ego

Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya,

kehamilan tak direncanakan.

         Eliminasi

Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis : peningkatan

konsentrasi urine.

          Makanan/cairan

Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan

(5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton,

turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.

         Pernafasan

Frekuensi pernapasan meningkat.

          Keamanan

Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma

         Seksualitas

Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.

         Interaksi sosial

Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang

dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.

Tes Laboratorium

Page 10: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

         Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai hemoglobin dan hematokrit yang

meningkat menunjukkan hemokosentrasi berkaitan dengan dehidrasi. Anemia yang mungkin

merupakan konsekuensi dari mal nutrisi.

         Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi tinggi sebagai akibat

dehidrasi. Aseton  menunjukkan asidosis starvasi.

B.   Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien

hyperemesis gravidarum adalah meliputi :

1.      Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual-

muntah

2.      Gangguan keseimbangan  cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan secara

aktif

3.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

C, Intervensi

N

o

Diagnosa

keperawatan

Perencanaan

Tujuan Intervensi Rasional

1. Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

anoreksia, mual-

muntah

Dalam waktu

3x24jam setelah

diberikan

tindakan

pemenuhan

nutrisi klien

terpenuhi

Dengan criteria

hasil :

1.Berat badan ideal

2.Bising usus normal

3.Membrane mukosa

1.      Timbang dan catat berat badan

pasien pada jam yang sama setiap

hari

2.      Pantau asupan dan haluaran

pasien

3.   Kaji dan catat bising usus pasien

satu kali setiap ergantian tugas

jaga

4.   Auskultasi dan catat suara napas

pasien setiap 4 jam

  Untuk mendapatkan

pembacaan yang paling

akurat

  Karena berat badan

dapat meningkat sebagai

akibat dari retensi cairan

  Untuk memantau

peningkatan dan

penurunannya

  Untuk memantau

aspirasi

Page 11: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

lembab

2. Gangguan

keseimbangan cairan

dan elektrolit

berhubungan dengan

kehilangan cairan

secara aktif

Dalam waktu

3x24 jam k

1.   Membrane

mukosa lembab

2.   CRT kurang dari

3 detik

3.   TTV normal

1.    Pantau dan catat TTV setiap 2

jam atau sesering mungkin sesuai

keperluan sampai stabil.

Kemudian pantau dan catat TTV

setiap 4 jam

2.    Ukur asupan dan haluaran setiap

1 sampai 4 jam. Catat dan

laporkan perubahan yang

signifikan termasuk urine, feses,

muntahan, drainase luka, drainase

nasogastrik, drainase slang dada,

dan haluaran yang lain.

3.Timbang pasien pada waktu yang

sama setiap hari

4.Kaji turgor kulit dan membrane

mukosa mulut setiap 8 jam

5.Berikan perawatan mulut dengan

cermat setiap 4 jam

6.Periksa berat jenis urin setiap 8

jam

   Takikardia, dispnea,

atau hipotensi dapat

mengindikasikan

kekurangan volume

cairan atau

ketidakseimbangan

elektrolit.

   Haluaran urine yang

rendah dan berat jenis

urine yang tinggi

mengindikasikan

hipovolemia

   Untuk memberikan

data yang lebih akurat

dan konsisten. Berat

badan merupakan

indicator yang baik untuk

status cairan.

   Untuk memeriksa

dehidrasi

      Untuk menghindari

dehidrasi membrane

mukosa

   Peningkatan berat jenis

urine dapat

mengindikasikan

dehidrasi

Page 12: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

4. Intoleransi aktivitas

berhubungan dengan

kelemahan fisik

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3x24 jam

terjadi

peningkatan

toleransi aktivitas

dengan criteria

hasil :

1.Melaporkan dan

mendemonstrasik

an peningkatan

aktivitas fisik

yang dapat diukur

2.Skala mobilitas 0-1

3.Skala kekuatan

otot 5 (dapat

melawan tahanan

4. Klien terlihat

segar

1. Kaji tingkat berfungsi pasien

dengan menggunakan skala

mobilitas fungsional.

Komunikasikan tingkat ini pada

staf

2.                   Kecuali

dikontraindikasikan,  lakukan

ROM setiap 2 sampai 4 jam.

Tingkatkan dari pasif ke aktif,

sesuai toleransi pasien.

3.Kaji kehilangan/gangguan

keseimbangan gaya jalan,

kelemahan otot

4. Awasi TD, nadi, pernapasan,

selama dan sesudah aktivitas.

Catat respon terhadap tingkat

aktivitas (mis. Peningkatan

denyut jantung/TD, disritmia,

pusing, dispnea, takipnea, dan

sebagainya)

   Komunikasi diantara

anggota staf dapat

meyakinkan kontiunitas

perawatan dan

mempertahankan

kemandirian

   Latihan ROM dapat

mencegah kontraktur

sendi dan atrofi otot

   Menunjukkan

perubahan neurologi

karena defisiensi vitamin

B12 mempengaruhi

kamanan pasien /resiko

cedera

   Manifestasi

kardiopulmonal dari

upaya jantung dan paru

untuk membawa jumlah

oksigen adekuat ke

jaringan

D. Evaluasi

         Pasien tidak lagi menunjukkan bukti penurunan berat badan

         Pasien terhindar dari kerusakan kulit atau infeksi disekitar pemasangan slang

         TTV tetap stabil

         Volume cairan tetap adekuat

Page 13: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

         Pasien mempunyai turgor kulit normal dan membrane mukosa lembap

         Berat jenis urin tetap di antara 1,005 dan 1,010

         Pasien mempertahankan keseimbangan cairan ( asupan seimbang dengan haluaran)

         Pasien menyatakan peningkatan rasa nyaman

         Membrane mukosa mulut merah muda dan lembap

         Pasien mempertahankan kekuatan otot dan ROM sendi

         Pasien melakukan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang dapat ditoleransi

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

a.       Hiperemesis  gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai

mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umum pasien memburuk.

b.      Penyebab Hiperemesis  gravidarum secara pasti belum diketahui, faktor predisposisinya antara

lain ; peningkatan kadar HCG, faktor organik, dan faktor endokrin lainnya.

c.       Secara patologik menunjukkan adanya kelainan-kelainan dalam berbagai alat tubuh seperti

hati, jantung, otak dan ginjal

d.      Hiperemesis  gravidarum dapat mengakibatkan dehidrasi, kekurangan energi, tertimbun zat

metabolik toksik, terganggunya keseimbangan elektrolit dan perdarahan gastrointestinal

e.       Hiperemesis  gravidarum terbagi dalam 3 tingkatan yaitu ringan, sedang dan berat

f.       Penanganan Hiperemesis  gravidarum pada tahap awal adalah pencegahan yaitu dengan

memberikan konseling untuk menghadapi kehamilan dan komplikasinya

g.      Terapi yang diberikan pada kasus Hiperemesis  gravidarum adalah terapi obat-obatan, terapi

psikologik, terapi parenteral dan isolasi. Apabila keadaan tetap memburuk terminasi kehamilan

perlu dipertimbangkan.

B.     Saran

DAFTAR PUSTAKA

Babak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4; Jakarta, EGC

Page 14: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Doenges,E,Marilynn.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.jakarta: EGC

Mansjoer, A, dkk, (2001), Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jakarta : Penerbit Media

Aesculapius FKUI.

Manuaba, Ida Bagus, 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta, Penerbit: Arcan

Mochtar, R, (1998), Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, edisi 2, Jilid 1,

Jakarta : EGC.

Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obsetri, Jilid I, Jakarta; EGC

Morgan,Geri,dkk, 2009, Obstetri&Ginekologi panduan praktik,Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer

Sastrawinata,Sulaiman. 2005. Obstetri Patologi.edisi 2.Jakarta : EGC

Taber, B, (1994), Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, cetakan 1 Jakarta : EGC.

Taylor,Cynthia M.2010.Diagnosis Keperawatan: dengan Rencana Asuhan.Jakarta:EGC

Wiknjosastro,Hanifa, 2005, ilmu kebidanan, edisi 3, Jakarta: Yayasan Bina pustaka sarwono

prawirohardjo

Page 15: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

tugas makalah hiperemesis gravidarum

BAB I

PENDAHULUAN

1.1      LATAR BELAKANG

Masalah kematian dan kesakitan Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi ( AKB ) adalah salah

satu indikator penting untuk mengukur status kesehatan masyarakat. Angka kematian Ibu ( AKI )

di indonesia 307 per 100.000 kelahiran hidup ( SDKI tahun 2002/2003). Hal ini merupakan salah

satu masalah nasional yang belum dan sulit teratasi, angka tersebut cukup tinggi dibandingkan

target AKI yang harus dicapai pada tahun 2010 yaitu per 125 per 100.000 kelahiran hidup.

Penyebab langsung berkaitan dengan kematian ibu adalah komplikasi pada kehamilan,

persalinan dan nifas yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu. dari hasil survei (SKRT

2001) diketahui bahwa komplikasi penyebab kematian ibu yang terbanyak adalah perdarahan

hipertensi dalam kehamilan (eklampsi), infeksi partus lama dan komplikasi keguguran(1).

Kematian maternal adalah kematian wanita sewaktu hamil melahirkan atau dalam 42 hari

sesudah berakhirnya kehamilan tidak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan disebabkan oleh

apapun yang berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya tetapi tidak secara kebetulan

atau oleh penyebab lainnya.(1)

Berdasarkan definisi ini kematian maternal dapat digolongkan pada kematian obstetrik

langsung (direct obstetric death), kematian obstetrik tidak langsung (inderect obstetric death),

kematian yang terjadi bersamaan tetapi tidak berhubungan dengan kehamilan dan persalinan

misalnya kecelakaan.Kematian obstetrik langsung disebabkan oleh komplikasi kehamilan,

persalinan, nifas atau penanganannya.Di negara-negara sedang berkembang sebagian besar

penyebab ini adalah pendarahan, infeksi dan abortus.Kematian tidak langsung disebabkan oleh

penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada sebelum kehamilan atau persalinan, misalnya

Page 16: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

hipertensi, penyakit jantung, diabetes, hepatitis, anemia, malaria, dan lain-lain termasuk

hiperemesis gravidarum (1)

Usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu di Indonesia

adalah salahsatunya dengan memberikan pengawasan pada ibu hamil sacara teratur.gangguan

yang sering kita jumpai pada kehamilan adalah mual dan muntah dalam 16 minggu

pertama.kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual mual dan 34%

mengalami mual di sertai muntah,dan jika wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan

dan di minum hingga berat badannya sangat turun,turgor kulit berkurang,diuresis berkurang dan

timbul asetonuri(2)

Hipeemesis Gravidarum adalah kondisi ketika muntah terjadi sangat hebat dan dapat

mengarah pada kekurangan cairan tubuh dan kehilangan berat badan. Mual (nausea) dan Muntah

(emesis gravidarum) adalah hal yang normal dan sering ditemukan dalam kehamilan terutama

pada trimester pertama tetapi akan berubah tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi

terus menerus dan mengganggu keseimbangan gizi, cairan dan elektrolit tubuh(3).

Hiperemesis Gravidarum yang merupakan komplikasi mual muntah pada kehamilan

merupakan salah satu penyebab kematian ibu. Mual dan muntah bila terjadi terus menerus dapat

menyebabakan dehidrasi dan jika dehidrasi tidak mendapatkan penanganan yang baik maka akan

membahayakan nyawa ibu dan bayi. Hiperemesis Gravidarum dapat disebabkan pula karena

kurangnya asupan gizi untuk wanita hamil karena segala yang dimakan dan diminum

dimuntahkan semua sehingga dapat menyebabkan anemia, dari anemia dapat menyebabkan

perdarahan kemudian syok dan keadaan yang lebih buruk adalah kematian pada ibu(1)

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, perubahan-perubahan

anatomik pada anak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin.

Beberapa faktor predisposisi yang sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes

dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG, faktor organik karena masuknya villi

khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik, faktor psikologis keretakan rumah

tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul

tanggung jawab dan faktor endoktrin lainnya. Gejala yang sering terjadi pada 60% - 80%

primigravida dan 40% - 60% multigravida.Mual biasanya terjadi pagi hari.Rasa mual biasanya

dimulai pada minggu-minggu pertama kehamilan dan berakhir pada bulan keempat, namun

sekitar 12% ibu hamil masih mengalaminya hingga 9 bulan6).

Page 17: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan obstetri, salah satunya

dengan melakukan pelayanan pemeriksaan ibu hamil untuk mengetahui keadaan ibu dan janin

secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap kelainan yang ditemukan dengan

tujuan agar ibu hamil dapat melewati masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan

selamat serta melahirkan bayi yang sehat. Dalam melakukan pelayanan Ante Natal Care (ANC)

hendaknya selalu memberikan penjelasan dan motivasi mengenai yang dirasakan ibu hamil

termasuk didalamnya hiperemesis gravidarum, karena masih banyak ibu hamil yang tidak

mengetahui cara mengatasi mual dan muntah yang dialaminya, maka dengan ini Angka

Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) akan mengalami penurunan karena

derajat kesehatan suatu bangsa ditentukan oleh derajat kesehatan ibu dan anak.

1.2      TUJUAN

1.2.1 Tujuan umum

Untuk melakukan pengkajian dari data sekunder dan melakukan pembahasan yang belum

lengkap maupun factor predishposisi terjadinya hyperemesis gravidarum dan untuk mengetahui

estetika penulisan penyusunan study kasus

1.2.2 tujuan khusus

a.  Menghubungkan tinjauan teori dengan kasus yang ada

b.  Melakukan pendokumentasian soap dari data sekunder

c.  Melakukan pengkajian dari data sekunder

d.  Untuk mengetahui faktor predish posisi tejadinya hyperemesis grafidarum

e.  Untuk mengetahui hyperemesis gravidarum

1.3      Manfaat

1.3.1       Manfaat Bagi Penulis

Hasil dari laporan ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan untuk

mengetahui dan menambah wawasan khusus nya dalam mata kuliah study kasus ini.

1.3.2      Bagi institusi pendidikan

Penulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana penambah informasi mahasiswa

dalam melakukan pengkajian dari data sekunder

Page 18: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

1.4      Sistematika Penulisan

a.    BAB I PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan, manfaat,serta sistematika penulisan.

b.    BAB II TINJAUAN TEORI

Pada tinjauan pustaka ini yang dibahas adalahkonsep dasar kehamilan,konsep dasar hyperemesis

gravidarum.

c.    BAB III TINJAUAN KASUS

Meliputi metode pendokumentasian SOAP

d.    BAB IV PEMBAHASAN

e.    Membahas tentang kesenjangan teori dan praktek di lapangan yaitu pada tinjauan kasus ibu

f.    .BAB V PENUTUP

Meliputi kesimpulan dan saran.

g.    DAFTAR PUSTAKA

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Kehamilan

2.1.1 Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin.lama kehamilan

normal adalah 280 hari atau 9 bulan 7 hari,dihitung dari hari pertama dan haid terakhir (7) .

Kehamilan matur (cukup bulan ) bberlangsung 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih dari

43 minggu (300 hari).kehamilan yang berlangsung antara 28dan 36 minggu di sebut premature ,

sedangkan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur(8)

Seorang ibu belum tentu dikatakan hamil apabila hanya memiliki tanda-tanda seperti

terlambat haid, mual, muntah, perut dan payudara membesar karena dikatakan hamil apabila

Page 19: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

sudah terdengar bunyi denyut jantung janin serta terlihatnya tulang janin melalui ultra sonografi

(USG) dan dalam foto rontgen.

2.1.2 Patofisiologi Kehamilan

Proses kehamilan merupakan mata rantai berkesinambungan masa kehamilan dimulai

dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal kira-kira 280 hari (40 minggu)

sampai 300 hari (42 minggu) yang terhitung dari haid terakhir.Kehamilan 40 minggu disebut

kehamilan cukup bulan, bila kehamilan lebih dari 42 minggu disebut kehamilan post matur.

Kehamilan dibagi 3 fase yaitu :

1. Trimester I (antara 0 sampai 12 minggu)

2. Trimester II (antara 12 minggu sampai 28 minggu) dan

3. Trimester III (antara 28 minggu sampai 40 minggu) (6)

Menurut Hanifa (2002:125) pada wanita hamil terdapat tanda dan gejala antara lain sebagai

berikut :

2.1.3 Tanda dugaan hamil

a.   Amenore (tidak dapat haid)

Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak haid lagi.Penting diketahui

tanggal hari pertama haid terakhir supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan perkiraan

persalinan.

b.  Nausea (enek) dan Emesis (muntah)

Enek umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan disertai kadang-kadang oleh emosi.

Morning sickness dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologik.Bila terlampau sering,

dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut Hiperemesis Gravidarum.

Page 20: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

c.   Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)

Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang dengan makin tuanya

kehamilan.

d.  Pingsan

Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai, dianjurkan pada bulan-bulan pertama

tidak berada ditempat tersebut. Keadaan ini akan hilang sesudah kehamilan 16 minggu.

e.  Payudara Tegang dan Membesar

Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan

alveoli di payudara.

f.   Anoreksia (tidak nafsu makan)

Pada bulan-bulan pertama anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi.Hendaknya

dijaga jangan sampai salah pengertian makan untuk “dua orang” sehingga kenaikan berat badan

tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.

g.  Sering kencing

Kejadian ini terjadi karena kandung kencing pada bulan -bulan pertama kehamilan karena

tertekan uterus yang mulai membesar.Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oleh

karena uterus yang mulai membesar dari rongga panggul dan menekan kembali kandung

kencing.

h.  Obstipasi (sulit buang air besar)

Keadaan ini karena pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus.

i.    Pigmentasi kulit

Terjadi pada usia kehamilan 12 minggu keatas pada pipi hidung dan dahi. Kadang-kadang

nampak deposit pigmen yang berlebihan dikenal sebagai kloasma gravidarum. Aerola mamae

lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang berlebih.

j.   Epulis hipertropi dari papil gusi terjadi pada trimester pertama.

k.  Varices

Page 21: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penumpukan pembuluh darah

vena.Penumpukan pembuluh darah itu terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki, betis dan

payudara.Penumpukan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan(8).

2.1.4 Tanda-tanda Kehamilan

Tanda pasti kehamilan

Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya pada kehamilan 18

minggu sedang pada multigravida pada 16 minggu oleh karena sudah berpengalaman dari

kehamilan terdahulu. Gerakan janin kadang-kadang pada kehamilan 20 minggu dapat diraba

secara obyektif oleh pemeriksa, balotemen dalam uterus sudah dapat diraba pada kehamilan

lebih tua.Bila dilakukan pemeriksaan dengan sinar rontgen kerangka fetus mulai dapat

dilihat.Dengan alat fetal elektro cardiograph denyut jantung janin dapat dicatat pada kehamilan

12 minggu (8)

Dalam triwulan terasa gerakan janin lebih gesit.Bunyi jantung janin juga dapat didengar

lebih jelas.Bagian-bagian besar janin ialah kepala dan bokong dan bagian-bagian kecil ialah kaki

dan lengan dapat pula diraba dengan jelas.Pada primigravida kepala janin mulai turun pada

kehamilan kira-kira 36 minggu sedang pada multigravida pada kira-kira 38 minggu.

Dari keseluruhan yang diuraikan maka diagnosis pasti kehamilan dapat dibuat apabila:

a.    Dapat diraba dan kemudian dikenal bagian-bagian janin.

b.    Dapat dicatat dan didengar bunyi jantung janin dengan beberapa cara.

c.    Dapat dirasakan gerakan janin dan balotemen

d.    Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin.

e.    Dengan ultrasonografi (scanning) dapat diketahui ukuran kantong janin, panjang janin (crown

rump) dan diameter biparietalis hingga dapat diperkirakan tuanya kehamilan dan selanjutnya

dapat dipakai untuk menilai pertumbuhan janin.

2.1.5     Faktor resiko pada kehamilan

Faktor resiko kehamilan adalah setiap faktor yang berhubungan dengan

Page 22: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

meningkatnya kesakitan dan kematian ibu dan bayi.

a.   Primi muda umur kurang dari 20 tahun primi tua lebih dari 35 tahun.

b.  Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun

c.   Pernah melahirkan lebih dari 4 kali

d.  Mengalami kesulitan pada persalinan yang lalu (bayi lahir mati, sungsang, bayi tidak cukup

umur operasi pada waktu melahirkan kadang-kadang dan lain-lain).

e.  Tinggi badan kurang dari 145 cm

f.   Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm

g.  Mempunyai riwayat penyakit menahun (misal : malaria, TBC, sakit jantung, dll).(8)

2.2 Konsep Dasar Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan, sehingga pekerjaan

sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk(1)

Hiperemesis gravidarum adalah mual danm muntah berlebihan sehingga menimbulkan

gangguan aktifitas sehari-hari,bahkan dapat membahayakan hidup ibu hamil(8)

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang menetap selama kehamilan yang

mengganggu asupan cairan dan nutrisi,biasanya terjadi selama 20 minggu kehamilan,cukup berat

hingga menurunkan berat badan dan ketidakseimbangan elektrolit.(14)

2.2.2. Etiologi

Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.Perubahan-perubahan

anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta

zat-zat lain akibat inanisi.

Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan :

a)  Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola

hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan

Page 23: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua

keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.

b) Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta

resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini merupakan faktor organik.

c)  Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu

faktor organik.

d)  Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun hubungannya

dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Rumah tangga yang

retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung

jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan

muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian

karena kesukaran hidup.Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat

membantu mengurangi frekwensi muntah klien.

2.2.3. Patofisiologi

Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini

terjadi pada trimester pertama.

Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf

pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung.Penyesuaian terjadi pada kebanyakan

wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.

Hiperemesis garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil

muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit

dengan alkalosis hipokloremik.Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil

wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping faktor hormonal. Yang jelas

wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tak suka makan

dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang berat.

Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis

terpakai untuk keperluan energi.Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis

dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam

Page 24: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

darah.Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan

dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang.Natrium dan Khlorida darah

turun, demikian pula Khlorida air kemih.Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi,

sehingga aliran darah ke jaringan berkurang.Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan

oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik.Kekurangan

Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya

frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan

yang sulit dipatahkan(6).

2.2.4. Tanda dan Gejala

Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga)

tingkatan yaitu :

1. Tingkatan I :

Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah,

nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri pada epigastrium.Nadi meningkat sekitar

100 kali per menit, tekanan darah sistol menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering dan

mata cekung.

2. Tingkatan II :

Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang, lidah mengering

dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus.Berat

badan menurun dan mata menjadi cekung, tensi rendah, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi.

Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan

dapat pula ditemukan dalam kencing.

3. Tingkatan III:

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen sampai

koma, nadi kecil dan cepat, suhu badan meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal dapat

terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati Wemicke, dengan gejala :

Page 25: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

nistagtnus dan diplopia. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk

vitamin B kompleks.Timbulnya ikterus adalah tanda adanya payah hati(6).

2.2.5 Diagnosa

Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya

kehamilan muda dan muntah yang terus menerus sehingga mempengaruhi keadaan umum.

Hiperemesis gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan

yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan(6).

2.2.6 . Penatalaksanaan

1.   Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu-ibu

dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut. Juga tentang diit ibu hamil makan jangan

sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit-sedikit tapi sering.

2.  Terapi obat menggunakan sedativa (luminal, stesolid); vitamin (B1 dan B6); anti muntah

(mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan); antasida dan anti mulas.

3.  Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap di Rumah Sakit.

a.   Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur di Rumah Sakit saja, telah banyak

mengurangi mual muntah.

b.  Isolasi. Jangan terlalu banyak tamu kalau perlu rawat dan dokter saja yang boleh masuk. Kadang

kala hal ini saja, tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual dan muntah.

c.   Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal

dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor psikologis

seperti keadaan sosial ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan.

d.  Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein hari. Bila perlu dapat

ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada

kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena

e.  Berikan obat-obatan seperti telah dikemukakan diatas.

f.   Pada beberapa kasus dan bila tetapi tidak dapat dengan cepat memperbaiki keadaan umum

penderita, dapat dipertimbangkan suatu abortus buatan.

Page 26: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

2.2.7 Diet Hiperemesis Gravidarum

a)  Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya berupa rod kering

dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan

ini kurang dalam semua zat-zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama

beberapa hari.

b) Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai

diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan.

Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D.

c)  Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut

kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam

semua zat gizi kecuali kalsium(6).

MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan

pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap

saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid

terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60 –

80% primi gravida dan 40 – 60% multi gravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala – gejala

ini menjadi lebih berat

Perasaan mual ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG

(Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum. Pengaruh Fisiologik kenaikan hormon ini

belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung lambung yang

berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian

gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari – hari

menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis

Page 27: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit.

(Prawirohardjo, 2002)

Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan muda

dan dikemukakan oleh 50 – 70% wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Kurang lebih 66%

wanita hamil trimester pertama mengalami mual- mual dan 44% mengalami muntah – muntah.

Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya

sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut

hiperemesis gravidarum dan memerlukan perawatan di rumah sakit. Perbandingan insidensi

hiperemesis gravidarum

4 : 1000 kehamilan. (Sastrawinata, 2004)

Diduga 50% sampai 80% ibu hamil mengalami mual dan muntah dan kira – kira 5% dari ibu

hamil membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan koreksi ketidakseimbangan

elektrolit. Mual dan muntah khas kehamilan terjadi selama trimester pertama dan paling mudah

disebabkan oleh peningkatan jumlah HCG. Mual juga dihubungkan dengan perubahan dalam

indra penciuman dan perasaan pada awal kehamilan. (Walsh, 2007)

Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali

selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atu defisiensi

nutrisi, dan kehilangan berat badan. Insiden kondisi ini sekitar 3,5 per 1000 kelahiran. Walaupun

kebanyakan kasus hilang dan hilang seiring perjalanan waktu, satu dari setiap 1000 wanita hamil

akanmenjalani rawat inap. Hiperemesis gravidarum umumnya hilang dengan sendirinya (self-

limiting), tetapi penyembuhan berjalan lambat dan relaps sering umum terjadi. Kondisi sering

terjadi diantara wanita primigravida dan cenderung terjadi lagi pada kehamilan berikutnya.

(Lowdermilk, 2004)

B. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi hiperemesis gravidarum

2. Untuk mengetahui etiologi hiperemesis gravidarum

3. Untuk mengetahui patofisiologi hiperemesis gravidarum

4. Untuk mengetahui gejala dan tanda hiperemesis gravidarum

5. Untuk mengetahui diagnosis hiperemesis gravidarum

6. Untuk mengetahui pencegahan hiperemesis gravidarum

Page 28: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

7. Untuk mengetahui penatalaksanaan hiperemesis gravidarum

C. Manfaat Penulisan

Diharapkan kepada pembaca terutama mahasisiwi kebidanan untuk mengerti dan memahami

tentang hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan

pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.

D. RUMUSAN MASALAH

Wanita hamil yang mengalami mual

E. METODE PENULISAN

Dalam penulisan makalah ini menggunakan metode pustaka.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan sehingga pekerjaan sehari – hari

terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. (Arif, 1999)

Hiperemesis gravidarum adalah mual – muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan

aktivitas sehari – hari dan bahkan membahayakan hidupnya. (Manuaba, 2001)

Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya

sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut

hiperemesis gravidarum. (Sastrawinata, 2004)

Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa

hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan

kehilangan berat badan. (Lowdermilk, 2004)

Hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan (biasanya pada hamil muda) dimana penderita

mengalami mual- muntah yang berlebihan, sedemikian rupa sehingga mengganggu aktivitas dan

Page 29: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

kesehatan penderita secara keseluruhan. (Achadiat, 2004)

B. Etiologi

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit

ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan –

perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan

vitamin serta zat – zat lain akibat inanisi. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah

ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut :

1. faktor predisposisi :

a. Primigravida

b. Overdistensi rahim : hidramnion, kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa

2. Faktor organik :

a. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal

b. Perubahan metabolik akibat hamil

c. resistensi yang menurun dari pihak ibu.

d. Alergi

3. faktor psikologis :

a. Rumah tangga yang retak

b. Hamil yang tidak diinginkan

c. takut terhadap kehamilan dan persalinan

d. takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu

e. Kehilangan pekerjaan

C. Patofisiologi

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda bila

terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan

alkalosis hipokloremik.

1. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai

untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan

tertimbunnya asam aseton – asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.

2. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi

sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah dan khlorida air

kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke

Page 30: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

jaringan berkurang

3. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal

menambah frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran

setan yang sulit dipatahkan

4. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput

lendir esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss) dengan akibat perdarahan gastro

intestinal.

D. Gejala dan Tanda

Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis gravidarum

tidak ada, tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai

hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dapat dibagi :

1. Tingkatan I

a. Muntah terus menerus sehingga menimbulkan :

1) Dehidrasi : turgor kulit turun

2) Nafsu makan berkurang

3) Berat badan turun

4) Mata cekung dan lidah kering

b. Epigastrium nyeri

karena asam lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke esofagus

c. Nadi meningkat dan tekanan darah turun

d. Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menit

e. Tampak lemah dan lemas

2. Tingkatan II

a. Dehidrasi semakin meningkat akibatnya :

1) Turgor kulit makin turun

2) Lidah kering dan kotor

3) Mata tampak cekung dan sedikit ikteris

b. Kardiovaskuler

1) Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit

2) Nadi kecil karena volume darah turun

3) Suhu badan meningkat

4) Tekanan darah turun

Page 31: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

c. Liver

1) Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan ikterus

d. Ginjal

Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang menyebabkan :

1) Oliguria

2) Anuria

3) Terdapat timbunan benda keton aseton

Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan

e. Kadang – kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan pecahnya mukosa

lambung pada sindrom mallory weiss.

3. Tingkatan III

a. Keadaan umum lebih parah

b. Muntah berhenti

c. Sindrom mallory weiss

d. Keadaan kesadran makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma

e. Terdapat ensefalopati werniche :

1) Nistagmus

2) Diplopia

3) Gangguan mental

f. Kardiovaskuler

1) Nadi kecil, tekanan darh menurun, dan temperatur meningkat

g. Gastrointestinal

1) Ikterus semakin berat

2) Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin tajam

h. Ginjal

1) Oliguria semakin parah dan menjadi anuria

E. Diagnosis

Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan

muda dan muntah terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Namun demikian

harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli dan

tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala muntah.

Page 32: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Hiperemesis gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang

dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan.

E. Pencegahan

Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis gravidarum dengan

cara :

1. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang

fisiologik

2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang – kadang muntah merupakan gejala yang

fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.

3. Menganjurkan mengubah makan sehari – hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi sering

4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, erlebih dahulu

makan roti kering atau biskuit dengan dengan teh hangat.

5. makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan

6. Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin

7. Defekasi teratur

8. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan makanan yang

banyak mengandung gula.

F. Penatalaksanaan

Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan :

1. Obat – obatan

a. Sedativa : phenobarbital

b. Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B – kompleks

c. Anti histamin : Dramamin, avomin

d. Anti emetik (pada keadan lebih berat) : Disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin

Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah sakit.

2. Isolasi

a. Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara yang baik.

b. Catat cairan yang keluar masuk.

c. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita, sampai muntah

berhenti dan penderita mau makan.

d. Tidak diberikan makanan/minuman dan selama 24 jam.

Page 33: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Kadang – kadang dengan isolasi saja gejala – gejala akan berkurang atau hilang tanpa

pengobatan.

3. Terapi psikologik

a. Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan

b. Hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan

c. Kurangi pekerjaan sera menghilangkan masalah dan konflik

4. Cairan parenteral

a. Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam cairan

fisiologis (2 – 3 liter/hari)

b. Dapat ditambah kalium, dan vitamin(vitamin B kompleks, Vitamin C)

c. Bila kekurangan protein dapat diberikan asam amino secara intravena

d. Bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat diberikan

minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair

Dengan penanganan diatas, pada umumnya gejala – gejala akan berkurang dan keadaan akan

bertambah baik

5. Menghentikan kehamilan

Bila pegobatan tidak berhasil, bahkan gejala semakin berat hingga timbul ikterus, delirium,

koma, takikardia, anuria, dan perdarahan retina, pertimbangan abortus terapeutik.

HIPEREMESIS GRAFIDARUM

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikm Wr.Wb

Dengan memanjatkan puji dan sukur kehadiran allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidyahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah matrnitas yang berjudul hiperemesis grafidarum tepat waktuDalam tugas ini kami mengucapkan terima kasih kapada kepada allah swt hingga terselesainya makalah ini kami juga mengucapkan terma kasih atas bimbingan dan dorongan dari semua pihak kami ucapkan terimakasih kepada :

Page 34: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

1. ibu yuni P S kepNs selaku dosen coordinator mata kuliah maternitas2. perpustakaan sebagai sumber dalam penyelesaian makalah ini3. teman teman sekelompok yang berpartisipasi aktif dalam penyelesaian makalah ini

kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini kurang dari sempurna untuk itu mohon kritik dan saran demi penyelesaian makalah iniwassalam mualaikum Wr Wb.

H I P E R E M E S I S G R A F I D A R U M

P e n d a h u l u a n

Kehamailan adalah keadaan fisiologis pada suaktu waktu tapi hal ini memerlukan perhatian khusus karena pada saat hamil terjadi perubahan fisiologis dan sirkulasi darah pencernaan ,prubahan hormone,serta perubahan psikologis ibu hamil, akibat perubahan tidak jarang menimbulkan masalah bagi kehamilan itu sendiri, pada kehamilan T.1 bahakan T.2 ibu hamil sering merasakan mual dan muntah. Rasa mual dan muntah yang berat sering mengganggu pekerjaan sehari-hari,sehingga keadaan umummenjadi buruk, hal ini dikenal sebagai Hiperemesis grafidarum.Berdasarkan uraian terebut di atas perlu di ketahui gambaran asuhan keperwatan pada klien hiperemesis gradidarum dengan pendekatan proses keperawatan dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan ,evaluasi serta dokumentasi.

D e v i n I s i1. Mual dan muntah yang berlebih pada wanita hamil sehingga menganggu pekerjaan sehari –hari dan keadaan umum menjadi dehidrasi.2. Memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum, Sehingga berat badan ibu hamil sangat turun,turgor kulit berkurang,deuresis dan timbul aseton dalam urin.3. Gejala mual dan muntah yang berat yang disebabkan oleh peningkatan kadar hormone estrogen dan HCG dalam serum dan dapat berlangsung sampai 4 bulan.

E t i o l o g i1. Faktor predisposisi : Sering terjadi pada pringravida, Mola hidatosa, DM dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar hormon HCG2. Faktor organic : Masukan vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic.3. Fakultas psikologis : Keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tangungjawab, biasanya hilang pada bulan ke-4 jika mendapat dukungan psikologis yang efektif.4. Faktor endokrin : Hipertiroid, DM.

T a n d a d a n g e j a l a• Muntah yang hebat• Haus• Dehidrasi• Berat badan turun• Keadaan umum mundur

Page 35: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

• Kenaikan suhu• Icterus• Gangguan cerebral ( kecerdasan menurun, derilium )• Laboratorium : Protein,aseton, uribilinogen, porphirin dalam urin bertambah, silinder ( + ).

T I n g k a t a n H . G

a. Tingkat 1 ( ringan ) :Mual muntah trus menerus menyebabkan penderita lemah,tidak mau makan, BB turun, dan rasa nyeri di epigastrium nadi sekitar 100 kali permenit, tekanan darah turun,turgor kulit kurang, lidah kering dan mata cekung.

b. Tingkat 2 ( sedang ) :Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik ( dehidrasi ), ikterus ringan, BB turun, mata cekung, tensi turun, hemokosentrasi, oligouri dan konstipasi, aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan dan dapat pula di temukan dalam urin.

c. Tingkat 3 ( berat ) :Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, sonalem sampai koma, nadi kecil halus dan cepat, dehirasi hebat, suhu badan naik, dan tensi turun sekali, ikterus komplikasi yang dapat berakibat fatal yang terjadi pada SSP ( ensofolopi wernicke ) dengan adanya nistagmus, diplopia, perubahan mental.

Faktor predisposisi / Organik / Psikologis / Endokrin

SSP / Akibat berkurangnya pengosongan lambung

Peningkatan estrogen dan HCG

Terjadi penyesuaian tubuh terhadap hormone tersebut

Jika mual dan muntah berlebihan menyebabkan hiperemesis grafidarum

D I a g n o s a• Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan tidak mampu mengabsorbsi makanan karena factor biologi dan psikologi di tandai dengan : intake makanan kurang dari kebutuhan.• Kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif ditandai dengan :1. Nadi meningkat , tekanan darah menurun, vol / tekanan nadi menurun.2. Penurunan turgor kulit• Kelelahan berhubungan dengan kehamilan ditandai dengan :1. Lelah2. Kurangnya energi atau tidak mampu mempertahankan aktifitas fisik sesuai tingkat biasanya.

Page 36: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

• HDR berhubungan dengan kuramg pengakuan atau penghargaan ditandai dengan1. Mengekspresikan tidak berdaya dan tidak brguna

• Cemas Berhubungan dengan perubahan dalam status kesehayan ditandai dengan :1. Mual2. Peningkatan takanan darah

• Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan turgor kulit

Asuhan Keperawatan :

A. Ketidakseimbangan volume cairan aktif ditandai dengan :

• Nadi meningkat, tekanan darah menurun, volume/ tekanan nadi menurun• Penurunan turgor kulit / lidah

Tupan : Di penuhinya keseimbanagan elektrolit dan asam basa dalam waktu 3 * 24 jamTupen : Kebutuhan cairan, cairan akan terpenuhi / seimbang dalam 3 * 60 menit.

K r I t e r I a h a s I l :1. Frekuensi nadi dan irama kembali normal2. Elektrolit serum,missal : Ka, Ca, Na, dan Mg dalam baas normal3. Kekerangan Vol cairan, elektrolit dan asam basa.4. Memiliki asupan cairan oral dan atau intravena yang adekuat.

I n t e r v e n s i1. Management cairanAktifitas• Monitor vital sign klien• Monitor perubahan berat badan sebelum dan sesudah dialysis• Pemberian dan pemantauan cairan dan obat intravena• Berikan cairan2. Management elektrolitAktifitas• Pemberian dan pemantauan cairan dan obat intra vena• Berikan cairan garam melalui NGT• Monitor irama jantung• Instruksikan pada klien dan keluaga unuk memodivikasi diet khusus3. Monitor CairanAktifitas• Monitor intake dan output cairan• Monito serum dan tingkat elektrolit dalam urine• Monitor tekanan darah dan irama jantung.

I m p l e m e n t a s i1. Memberikan dan memantau cairan dan obat melalui intra vena

Page 37: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

2. Mengukur vital sign klien3. Memberikan cairan garam melalui NGT4. Mengukur intake dan output cairan

B. Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan : tidak mampu mengabsorbsi makanan karena factor biologi dan psikologi ditandai dengan :

• Intake makanan kurang dari kebutuhan

Tupan : Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dalam waktu 3 * 4 jamTupen : Mengembalikan nafsu makan klien dalam waktu 12 * 60 menit

K r I t e r I a h a s I l :• Jumlah makan dan cairan yang di konsumsi tubuh seimbang• Mempertahankan masa tubuh dan BB dalam batas nomal• Asupan gizi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan tubuh

I n t e r v e n s i :1. Management nutrisi

• Seleksi makanan klien• Jaga keseimbangan BB klien• Monitor kebutuhan nutrisi dan kalori• Tawarkan makanan ringan• Tingkatkan intake protein, zat besi, dan vit C

2. Management gangguan nafsu makan

• Monitor kebutuhan kalori klien• Berikan umpan balik positif pada pasien yang menunjukkan peningkatan nafsu makan• Berikan makan yng sesuai dengan selera pasien.

3. Membantu menaikkan BB

• Monitor mual dan muntah• Monitor makanan yang menarik dengan pasien• Ajarkan pada keluarga dan pasien dalam memilih nutrisi yang baik.

I m p l e m e n t a s i

• Memberikan umpan balik positif pada klien yang menunjukkan peningkatan nafsu makan• Meningkatkan intake protein zat besi dan vit C• Membantu klien untuk mengatasi rasa mual dan muntah• Menawarkan makanan ringan pada klien 2 jam sebelum makan.

P e n u t u p

Page 38: MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Kesimpulan :

• Gejala mual dan muntah yang berat yang di sebabkan oleh peningkatan kadar hormone estrogen dan HCG dalam serum dan dapat berlangsung sampai 4 bulan• Etiologi :1. Faktor predisposisi2. Faktor organic3. Faktor Psikologi4. Faktor Endokrin• Tanda dan gejala1. Muntah yang hebat2. Dehidrasi3. BB turun4. Icterus• Tingkat H.G1. Tingkat 1 ( Ringan )2. Tingkat 2 ( Sedang )3. Tingkat 3 ( Berat )• Pada penderita Hiperemesis gravidarum memerlukan perawatan khusus.

S a r a n :1. Untuk mengatasi rasa mual dan muntah makan roti kering dan the hangat di pagi hari2. Makan sedikit tapi sering3. Hindari makanan berlemak dan berbau tajam4. Memberikan informasi pada pasien da keluarga yang mempunyai resiko hiperemesis gravidarum.