27
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan barang tambang mangan dewasa ini meningkat seiring peningkatan teknologi dan kebutuhan akan mangan. Mangan merupakan mineral logam yang digunakan sebagai salah unsur untuk campuran logam menghasilkan baja, campuran logam untuk kebutuhan baterai, dan kebutuhan industri lainnya. Mangan termasuk unsur terbesar yang terkandung dalam kerak bumi. Bijih mangan utama adalah pirolusit dan psilomelan, yang mempunyai komposisi oksida dan terbentuk dalam cebakan sedimenter dan residu. Mangan mempunyai warna abu-abu besi dengan kilap metalik sampai submetalik, kekerasan 2 6, berat jenis 4,8, massif, reniform, botriodal, stalaktit, serta kadang-kadang berstruktur fibrous dan radial. Mangan berkomposisi oksida lainnya namun berperan bukan sebagai mineral utama dalam cebakan bijih adalah bauxit, manganit, hausmanit, dan lithiofori, sedangkan yang berkomposisi karbonat adalah rhodokrosit, serta rhodonit yang berkomposisi silika. Cebakan mangan dapat terjadi dalam beberapa tipe, seperti cebakan hidrotermal, cebakan sedimenter, cebakan yang berasosiasi dengan aliran lava bawah laut, cebakan metamorfosa, cebakan laterit dan akumulasi residu. Sekitar 90% mangan dunia digunakan untuk tujuan metalurgi, yaitu untuk proses produksi besi-baja, sedangkan penggunaan mangan untuk tujuan non-metalurgi antara lain untuk produksi baterai kering, keramik dan gelas, kimia, dan lain-lain.

Makalah Mangan

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kebutuhan barang tambang mangan dewasa ini meningkat seiring

    peningkatan teknologi dan kebutuhan akan mangan. Mangan merupakan mineral

    logam yang digunakan sebagai salah unsur untuk campuran logam menghasilkan

    baja, campuran logam untuk kebutuhan baterai, dan kebutuhan industri lainnya.

    Mangan termasuk unsur terbesar yang terkandung dalam kerak bumi. Bijih

    mangan utama adalah pirolusit dan psilomelan, yang mempunyai komposisi

    oksida dan terbentuk dalam cebakan sedimenter dan residu. Mangan mempunyai

    warna abu-abu besi dengan kilap metalik sampai submetalik, kekerasan 2 6,

    berat jenis 4,8, massif, reniform, botriodal, stalaktit, serta kadang-kadang

    berstruktur fibrous dan radial. Mangan berkomposisi oksida lainnya namun

    berperan bukan sebagai mineral utama dalam cebakan bijih adalah bauxit,

    manganit, hausmanit, dan lithiofori, sedangkan yang berkomposisi karbonat

    adalah rhodokrosit, serta rhodonit yang berkomposisi silika.

    Cebakan mangan dapat terjadi dalam beberapa tipe, seperti cebakan

    hidrotermal, cebakan sedimenter, cebakan yang berasosiasi dengan aliran lava

    bawah laut, cebakan metamorfosa, cebakan laterit dan akumulasi residu.

    Sekitar 90% mangan dunia digunakan untuk tujuan metalurgi, yaitu untuk proses

    produksi besi-baja, sedangkan penggunaan mangan untuk tujuan non-metalurgi

    antara lain untuk produksi baterai kering, keramik dan gelas, kimia, dan lain-lain.

  • 2

    Potensi cadangan bijih mangan di Indonesia cukup besar, namun terdapat

    di berbagai lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Potensi tersebut terdapat di

    Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi,

    Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

    B. Rumusan Masalah

    Dari latar belakang masalah di atas, di dapatlah beberapa rumusan

    masalah, yaitu :

    1. Pengertian mangan

    2. Manfaat mangan

    3. Tambang mangan dan lingkungan hidup

    4. Tekhnik reklamasi

    C. Tujuan Penulisan

    Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah :

    1. Untuk mengetahui dan mempelajari tentang bahan tambang mangan

    2. Untuk mengetahui manfaat dan penggunaan mangan

    3. Untuk mengetahui bagaimana reklamasi dari bahan tambang mangan

  • 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Pengertian Mangan

    Mangan adalah suatu unsur kimia yang mempunyai nomor atom 25 dan

    memiliki symbol Mn. Mangan ditemukan oleh Johann Gahn pada tahun 1774 di

    Swedia. Logam mangan berwarna putih keabu-abuan. Mangan termasuk logam

    berat dan sangat rapuh tetapi mudah teroksidasi. Logam dan ion mangan bersifat

    paramagnetic. Hal ini dapat dilihat dari obital d yang terisi penuh pada konfigurasi

    electron. Mangan mempunyai isotop stabil yaitu 55Mn.

    Mangan ditemukan sebagai unsur bebas dalam sifat dasarnya dan sering

    dicampur dengan besi, seperti mineral-mineral lainnya. Sebagai unsur bebas,

    Mangan adalah logam yang penting dalam penggunaan dengan campuran logam-

    logam industri, terutama di dalam baja-baja anti karat.

    Ion-ion dari mangan berfungsi sebagai faktor-faktor penunjang untuk

    beberapa enzim-enzim dalam makhluk-makhluk hidup bertingkat tinggi, dimana

    mereka berfungsi sebagai hal-hal penting dalam detoksifikasi radikal-radikal

    bebas. Elemen tersebut adalah jejak mineral yang diperlukan untuk semua

    makhluk-makhluk hidup bertingkat tinggi yang diketahui. Dalam kwantitas besar,

    dan rupanya dengan aktivitas-aktivitas dengan cara penghirupan, mangan dapat

    menyebabkan sindrom peracunan dalam binatang-binatang menyusui, dengan

    kerusakan sistem deteksi detak jantung yang kadang-kadang tidak dapat diubah.

    Mangan termasuk golongan transisi . Memiliki titik lebur yang tinggi kira-

    kira 1250 C. Ia bereaksi dengan air hangat membentuk mangan (II) hidroksida

  • 4

    dan hidrogen. Mangan cukup elektropositif, dan mudah melarut dalam asam

    bukan pengoksidasi. Selain titik cairnya yang tinggi, daya hantar listrik

    merupakan sifat-sifat mangan yang lainnya. Selain itu, mangan memiliki

    kekerasan yang sedang akibat dari cepat tersedianya elektron dan orbital untuk

    membentuk ikatan logam.

    Mangan membuat sampai sekitar 1000 ppm (0,1%) dari kerak bumi,

    sehingga ke-12 unsur paling berlimpah di sana. Tanah mengandung mangan 7-

    9.000 ppm dengan rata-rata 440 ppm. air laut yang hanya 10 ppm mangan dan

    suasana mengandung 0,01 g / m 3. Mangan terjadi terutama sebagai pyrolusite

    (MnO 2), braunite, (Mn 2 + Mn 3 + 6) (SiO 12), psilomelane (Ba, H 2 O ) 2 Mn 5

    O 10, dan ke tingkat yang lebih rendah sebagai rhodochrosite (MnCO 3).

    Pyrolusite bijih mangan (MnO2) merupakan bentuk mangan yang paling

    pentiing yang tersedia di alam. Lebih dari 80% dari sumber daya Bijih mangan

    penting biasanya menunjukkan yang erat kaitannya dengan bijih besi. Tanah yang

    berbasis mangan dunia dikenal ditemukan di Afrika Selatan dan Ukraina, endapan

    mangan penting lainnya berada di Australia, India, Cina, Gabon dan Brasil. Pada

    tahun 1978 diperkirakan 500 miliar ton nodul mangan ada di di dasar laut. Usaha-

    usaha untuk menemukan metode ekonomis nodul mangan panen ditinggalkan

    pada 1970-an.

    Sifat-sifat mangan :

    a. sifat fisika

    Mangan merupakan unsur yang dalam keadaan normal memiliki bentuk

    padat. Massa jenis mangan pada suhu kamar yaitu sekitar 7,21 g/cm3, sedangkan

  • 5

    massa jenis cair pada titik lebur sekitar 5,95 g/cm3. Titik lebur mangan sekitar

    1519oC, sedangkan titik didih mangan ada pada suhu 2061

    oC. Kapasitas kalor

    pada suhu ruang adalah sekitar 26,32 J/mol.K.

    b. sifat kimia

    1. Reaksi dengan air

    Mangan bereaksi dengan air dapat berubah menjadi basa secara perlahan dan

    gas hidrogen akan dibebaskan sesuai reaksi kimia:

    Mn(s) + 2H2O Mn(OH)2 +H2

    2. Reaksi dengan udara

    Logam mangan terbakar di udara sesuai dengan reaksi:

    3Mn(s) + 2O2 Mn3O4(s)

    3Mn(s) + N2 Mn3N2(s)

    3. Reaksi dengan halogen

    Mangan bereaksi dengan halogen membentuk mangan (II) halida, reaksi:

    Mn(s) +Cl2 MnCl2

    Mn(s) + Br2 MnBr2

    Mn(s) + I2 MnI2

    Mn(s) + F2 MnF2

    Selain bereaksi dengan flourin membentuk mangan (II) flourida, juga

    menghasilkan mangan (III) flourida sesuai reaksi:

    2Mn(s) + 3F2 2MnF3(s)

    4. Reaksi dengan asam

  • 6

    Logam mangan bereaksi dengan asam-asam encer secara cepat

    menghasilkan gas hidrogen sesuai reaksi:

    Mn(s) + H2SO4 Mn2+(aq) + SO42-

    (aq) + H2(g)

    B. Klasifikasi Bahan Tambang Mangan

    Mangan merupakan golongan bahan galian vital. Golongna bahan galian

    vital berarti dapat menjamin hajat hidup orang banyak. Bahan tambang mangan

    paling banyak dan terbaik di dunia terletak di Nusa Tenggara Timur (NTT).

    Gambar : tambang mangan

    Tabel 5. Cadangan mineral mangan di berbagai provinsi

    Provinsi Lokasi

  • 7

    DI. Aceh Lho Kruet, Pantai Timur Aceh, Karang Igeuh,

    Kapi

    Sumatera Utara Pantai Timur, 23 km timur laut Natal

    Sumatera Barat Mangani, Ulu Aer

    Riau Sungai Lumut, Balangbeo

    Sumatera Selatan Pesawaran Ratai

    Bangka Belitung S. Selan

    Bengkulu Tambang Sawah, Gebang Ilir, Tambang Sawah

    Lampung G. Pesawaran Ratai, G. Waja, G. Kasih, G.

    Kedondong

    Banten Cikotok

    Jawa Barat Cibadeng, Karangnunggal, Cibadong, Cigempor,

    Salopa, Cikatomas

    Jawa Tengah Peg. Karang Bolong, Klaten, Ngargoretno,

    Salaman,Bapangsari, Semanggung, Cangkerep

    Jawa Timur Puger, Nambakan, Tamban, Ngradu, Sempor, G.

    Gede, Dawung, Klumpit, Banyumuntah, Bukul,

    G. Kembar, Cikuli, Goro, Blimbing, Panggul, G.

    Kuncung, Tumpaktelor, Serut, Sukorejo,

    Tenggong, G. Jambe, G. Puncak Asem, G.

    Cemerung, Wlingi, G. Rajak, Kalirejo, Bedug I,

    Puger, G. Marondon Sekunir Puger, Jambe, G.

    Sadeng

  • 8

    D.I. Yogyakarta Kliripan, Samigaluh, Gedad, Batuwarno,

    Eromoko, Gunung Kidul

    Kalimantan Barat G. Sekereh, Jelatok, Lumar

    Kalimantan Selatan G. Besi, Pasir, Tanah Laut, . Tawon, Birayang

    Kalimantan Timur G. Bambu, Muara Ancalong

    Maluku Laloda, Galela, P. Batanta, Waturen, Tanjung

    Fatufat, P. Doi, P. Dongasuli, Waigeo

    Sulawesi Utara Tanjung Torawitan, Tewangko, S. Molosipat

    Sulawesi Tengah Tawangko

    Sulawesi Selatan Wonomulyo, Liburung, Tanene

    Sulawesi Tenggara S. Rumu

    Nusa Tenggara Barat Teluk Maja, Panda, Binoa

    Nusa Tenggara Timur Oil Manonok, Tanini, Amarasi, Kupang, P. Roti,

    Nggorang 8 Km Selatan Reo, Atar Punda, Bukit

    Golorawang, Ngrawang, Wangkung, Kajong,

    Lante, Wangkal, Meas, Kadung, Ngampur, Bajak,

    Wancang, Riung, Metang, Weibuka, Nangasu,

    Melana, Mena, Lake, Rokap, Manggarai, sebelah

    timur Kupang, Ole Manenok, Tanimi, sebelah

    selatan Kupang, Ikan Foti, Niuk Baum,Moil

    Tobe, Buleo, Desa Ponudan Kaubelah, Oe Ekam,

    Oe Baki, Babuin, Kalbano

    Sumber : Dari berbagai sumber

  • 9

    C. Manfaat Mangan

    Batu mangan berguna sebagai bahan baku industri, seperti untuk

    pembuatan baterai, keramik, bahan kimia, dan baja. Namun saat ini mangan

    paling banyak digunakan untuk kebutuhan industri baja yang penggunaannya

    mencapai 90% (Majalah Tambang, 3 November 2008). Kandungan mangan dapat

    menghasilkan baja dengan kualitas bagus, yaitu lebih kuat dan ringan

    dibandingkan baja dari bahan mentah lain. Kualitas demikian membuat batu

    mangan menjadi bahan baku paling banyak dicari oleh kalangan industriwan baja

    akhir-akhir ini. Sebagaimana diketahui, industri baja merupakan salah satu

    industri dasar (hulu) yang sangat dibutuhkan, baik untuk kebutuhan konstruksi,

    elektronik, otomotif, dll. Negara yang pembeli mangan terbesar di dunia saat ini

    adalah Tiongkok dan India. Sementara produsen terbesar adalah Ukraina dan

    Afrika Selatan. Kedua negara tersebut menguasai sekitar 80% cadangan mangan

    dunia.

    Manfaat mangan :

    1. sebagai depolariser dan sel kering baterai dan untuk menghilangkan warna

    hijau

    pada gelas

    2. bahan dasar industri baterai

    3. bahan dasar indutri korek api

    D. Metode Penambangan Mangan

  • 10

    1. Tahap Prakontruksi

    a) Kegiatan survei dan pengukuran

    b) Kegiatan sosialisasi dan konsultasi publik. Kegiatan ini diawali

    dengan pengumuman melalui media massa dan pengumuman

    dilokasi rencana usaha dan rona lingkungan awal dilokasi rencana

    usaha. Kemudian, dilaksanakan lagi dengna kegiatan sosialisasi

    rencana usaha kepda masyarakat di lokasi rencana usaha dan

    sekitarnya.

    c) Kemitraan lahan. Dalam proses penambangan mangan, pemrakarsa

    umumnya akan menggunakan system Plasma, yang artinya

    Pemrakarsa tidak memiliki dan menguasai lahan karena lahan

    adalah milik penduduk setempat. Pemrakarsa hanya beroperasi

    selama rentang waktu setiap 5 tahunan bersamaan dengan

    ketersdiaan potensi mangan. Pemrakarsa bekerjasama dengna

    masyarakat selama kegiatan pertambangan. Dilahan yang diketahui

    berpotensi mangan, pemrakarsa mengoperasikan alat berat untuk

    pengupasan tanah penutup, sedang penggalian batu mangan

    dilakukan oleh masyarakat, terutama pemilik lahan. Hasil

    penggalian batu mangan dikumpul oleh pemrakarsa.

    2. Tahap konstruksi

    1. Sasaran produksi pertambangan bahan galian mangan adalah

    sebesar 60.000 mton/tahun dengan ukuran 10-70mm

    2. Jumlah deposit

  • 11

    3. Bentuk, jenis, kedudukan dan penyebaran deposit

    4. Kondisi topografi

    5. Faktor lain, seperti modal, kelestarian lingkungan dan sosail

    ekonomi seperti penyerapan tenaga kerja lokal.

    Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas, maka sistem

    pertambangan mangna yang digunakan adlah pertambangan terbuka dengna

    metode pertambnagan terpilih. Pada prinsipnya, metode pertambangan ini adalah

    tata cara melepaskan atau menambang mangan dari batuan induk dan memilih

    mangan dengna kandungan yang sesuai dengna kebutuhan. Selajutnya, untuk

    menghasilkan ukuran mangan yang sesuai dengna kebutuhan dilakukan

    pengecilan ukuran dan pemisahan ukuran.

    3. Tahap operasi

    1. Kegiatan penggalian. Kegiatan ini bertujuan untuk mengambil atau

    memisahkan bahan galian mangan dari batuan induknya untuk

    memperoleh yang sesuai dengan yang dibutuhkan.

  • 12

    2. Kegiatan pengolahan. Dengan penentuan sistem dan tata cara

    pengolahan serta penentuan jenis peralatan yang akan dipakai,

    telah dipertimbangkan beberapa faktor penentu, antara lain :

    a. sasaran produksi

    b. infrastruktur yang tersedia

    c. bentuk dan jenis bahan galian mangan

  • 13

    3. Pemisahan. Tujuan nya adalah memilih mangan yang berkadar

    sesuai dengna kebutuhan. Kegiatan ini dilakukan secara manual

    dengna menggunakan tenaga yangcekatan dan berpengalaman pada

    belt conveyor 5 dan 6.

    4. Pemisahan ukuran. Kegiatan ini bertujuan untuk memisahkan

    mangna hasil pengecilan ukuran (crusher) yang berukuran 10-17

    mm.

    5. Stock pile. Direncanakan area stock pile ini dapat menampung

    produk akhir sebanyak 5.000 ton.

    E. Tambang Mangan dan Lingkungan Hidup

    1. Pada lingkungan fisik dan kimiawi

  • 14

    a) Terjadinya peningkatan debu yang menyebabkan kualitas

    udara menurun, sebagai akibat dari mobilisasi kendaraan

    proyek atau kendaraan lain serta akibat tiupan angin jika di

    lokasi tambang tersebut tidak ada vegetasi yang cukup

    b) Terjadinya peningkatan kebisingan karena akibat aktivitas

    penggunaan alat-alat berat maupun lalulintas kendaraan

    proyek. Pada hal sebelum ada penambangan batu mangan,

    suasana di lokasi tersebut jauh dari kebisingan dan mereka

    masih dapat menghirup udara segar karena selain arus lalu

    lintas yang sangat sedikit, juga masih banyak pohon yang

    bisa menahan karbondioksida.

    c) Terjadinya penurunan kualitas air dan kuantitas air (debit

    air) sebagai akibat dari pencucian batu mangan maupun

    karena akibat dari tanah/lahan yang telah menjadi terbuka

    (tidak ada vegetasi penutup) sehingga air dapat mengalir

    dengan bebas ke badan-badan air jika tanpa adanya wadah

    penampungan/pengelolaan limbah cair tersebut, Debit air

    tanah juga akan menurun karena vegetasi (terutama

    pepohonan) yang dapat menampung air telah ikut di tebang

    dalam sistim pertambangan itu.

    d) Terjadinya perubahan topografi/morfologi (bentangan

    lahan) yang disebabkan oleh kegiatan penambangan

    (penggalian) maka pada daerah yang berbukit dapat

  • 15

    menjadi rata,daerah yang berkemiringan akan semakin

    miring atau terjadi cekungan cekungan pada daerah datar

    e) Peningkatan erosi tanah dan longsor sebagai akibat dari

    kegiatan penggalian batu mangan dan pembersihan lokasi

    (penebangan vegetasi) sehingga lapisan tanah atas (top soil)

    menjadi saling melepas dan jika turun hujan maka akan

    semakin banyak permukaan lahan yang terkikis oleh aliran

    air permukaan (run-off) ke daerah yang lebih rendah

    dengan membawa material tanah maupun humus dan jika

    terbawa masuk ke aliran sungai maka akan terjadi

    pendangkalan sungai dan naiknya Total Suspended Solid

    (TSS) air sungai

    f) Terjadi perubahan pola tata guna lahan sebagai akibat

    pembersihan lokasi penambangan (land clearing) dan

    penggalian dapat menyebabkan pola penggunaan lahan

    dimana yang sebelumnya diperuntukan bagi lahan usaha

    tani telah beralih menjadi lahan penambangan maupun

    pembangunan sarana dan prasarana proyek penambangan

    itu sendiri

    g) Terjadinya penurunan kesuburan tanah sebagai akibat dari

    perubahan pola tata guna lahan maupun erosi tanah serta

    longsor dari aktivitas penambangan sehingga lahan menjadi

  • 16

    tidak subur jika dimanfaatkan lagi untuk kegiatan usaha

    tani dalam jangka waktu yang pendek

    2. Pada lingkungan biologis

    a) Terjadinya penurunan keanekaragaman flora karena banyak

    tumbuhan yang harus di tebang untuk membuka lokasi

    tambang dan juga jalan raya sebagai akses keluar masuk

    kendraan proyek

    b) Terjadinya penurunan keanekaragaman fauna karena

    terbatasnya bahan maknan dan juga habitat akibat

    pembukaan lokasi tambang yang semakin hari semakin

    menigkat

    3. Pada lingkungan sosial,ekonomi,budaya dan kesehatan

    a) Terjadinya perubahan proses social dan pranata social

    karena ada buruh (orang-orang yang melakukan

    penambangan) dan majikan (pemilik lahan)

    b) Terjadinya perubahan sikap dan persepsi masyarakat dalam

    hal ini adanya pro dan contra terhadap penambangan

    mangan

    c) Perubahan pola penyakit.angka kesakitan. Dimana terjadi

    jumlah kematian yang Sangat tinggi dan menimbulkan

    penyakit karena debu dari kendraan proyek dan juga

    tambang.

  • 17

    F. Reklamasi dan Rehabilitasi Lahan Bekas Pertambangan Mangan

    Kegiatan pelaksanaan reklamasi harus segera dimulai sesuai dengan

    rencana tahunan pengelolaan lingkungan (RTKL) yang telah disetujui dan harus

    sudah selesai pada waktu yang telah ditetapkan. Dalam melaksanakan kegiatan

    reklamasi, perusahaan pertambangan bertanggungjawab sampai kondisi/rona

    akhir yang telah disepakati tercapai.

    Setiap lokasi penambangan mempunyai kondisi tertentu yang

    mempengaruhi pelaksanaan reklamasi. Pelaksanaan reklamasi umumnya

    merupakan gabungan dari pekerjaan teknik sipil meliputi : pembuatan teras,

    saluran pembuangan air (SPA), bangunan pengendali lereng, chek dam,

    penangkap oli bekas (oil chatcher) dan lain-lain yang disesuaikan dengan kondisi

    setempat.

    Pekerjaan teknik vegetasi meliputi : pola tanam, sistim penanaman

    (monokultur, multiple croping), jenis tanaman yang disesuaikan kondisi setempat,

    tanaman penutup (cover crop) dan lain-lain.

    Pelaksanaan reklamasi lahan meliputi kegiatan sebagai berikut:

    a) Persiapan lahan yang berupa pengamanan lahan bekas tambang, pengaturan

    bentuk lahan (landscaping), pengaturan/penempatan bahan tambang kadar rendah

    (low grade) yang belum dimanfaatkan

    b) Pengendalian erosi dan sedimentasi

    c) Pengelolaan tanah pucuk (top soil)

    d) Revegetasi (penanaman kembali) dan/atau pemanfaatan lahan bekas tambang

    untuk tujuan

  • 18

    Pada umumnya setiap kegiatan pertambangan dan pengolahan bahan

    galian akan menimbulkan dampak negatif, antara lain :

    a. Hilangnya beberapa jenis tumbuhan dan tanaman di areal

    kegiatan pertambangan dan pengolahan

    b. Hilangnya humus dan lapisan tanah atas

    c. Gangguan terhadap penduduk sekitar tambang, seperti

    polusi udara dan kebisingan

    Upaya untuk mengurangi dampak negatif dari kegiatan

    tambang pertambangan dan pengolahan adalah :

    a) Mengiventarisasi jenis tumbuhan atau tanaman yang

    bermanfaat dan dapat tumbuh cepat di areal bekas

    pertambangan dan pengolahan

    b) Menimbun kembali tanah atas pada areal bekas

    tambang

    c) Menanam pohon yang cukup lebat dengan jarak

    yang rapat pada batas daerah cadangan untuk

    mengurangi polusi udara

    d. Demobilisisasi peralatan. Peralatan yang didemobilisasi

    meliputi peralatan mekanikal dan elektrikal. Semua

    peralatan tersebut akan di angkut melalui jalan darat dari

    lokasi-lokasi rencana usaha kembali dengan menggunakan

    dup truck dan trontoon.

    e. Pelepasan tenaga kerja

  • 19

    f. Pengaturan kembali lahan asyarakat areal perbukitan.

    Dengan kegiatan penggalian bukit dan peralatan areal

    perbukitan, ini berdampak pada penyusutan luas lahan.

    G. Tekhnik Reklamasi

    1. Pengelolaan Lahan Bekas Tambang

    1. Pengamanan Lahan Bekas Tambang

    Kegiatan ini meliputi.

    a. Pemindahan/pembersihan seluruh peralatan dan prasarana yang tidak

    digunakan di lahan yang akan direklamasi

    b. Perencanaan secara tepat lokasi pembuangan sampah/limbah

    beracun dan berbahaya (B-3) dengan perlakuan khusus agar tidak

    mencemari lingkungan.

    c. Pembuangan atau penguburan potongan beton dan scrap pada

    tempat khusus

    d. Penutupan lubang bukaan tambang dalam secara aman dan

    permanen

    e. Melarang atau menutup jalan masuk ke lahan bekas tambang yang

    akan direklamasi

    2. Pengaturan Bentuk Lahan

    Pengaturan bentuk lahan disesuaikan dengan kondisi topografi

    dan hidrologi setempat. Kegiatan ini meliputi:

    a. Pengaturan bentuk lereng

  • 20

    1. Pengaturan bentuk lereng dimaksudkan untuk mengurangi

    kecepatan air limpasan (run off); erosi dan sedimentasi

    serta longsoran

    2. Lereng jangan terlalu tinggi atau terjal dan dibentuk

    berteras-teras

    b. Pengaturan saluran pembuangan air (SPA)

    1. Pengaturan saluran pembuangan air (SPA) dimaksud untuk

    pengatur air agar mengalir pada tempat tertentu dan dapat

    mengurangi kerusakan lahan akibat erosi.

    2. Jumlah/kerapatan dan bentuk SPA tergantung dari bentuk

    lahan (topografi) dan luas areal yang direklamasi.

    3. Pengaturan/Penempatan Low Grade

    Maksud pengaturan dan penempatan low grade (bahan tambang kadar

    rendah) adalah agar bahan tambang tersebut tidak tererosi/hilang apabila ditimbun

    dalam waktu yang lama karena belum dapat dimanfaatkan.

    2. Pengelolaan Pengupasan dan Penimbunan Tanah

    Beberapa cara untuk mengendalikan erosi dan air limpasan adalah

    sebagaia berikut:

    1. Meminimasikan areal terganggu dengan:

    a. membuat rencana detail kegiatan penambangan dan reklamasi

    b. membuat batas-batas yang jelas areal tahapan penambangan

  • 21

    c. penebangan pohon sebatas areal yang akan dilakukan

    penambangan

    d. pengawasan yang ketat pada pelaksanaan penebangan pepohonan

    2. Membatasi/mengurangi kecepatan air limpasan dengan:

    a. pembuatan teras-teras

    b. pembuatan saluran diversi (pengelak)

    c. pembuatan SPA

    d. dam pengendali

    e. chek dam

    3. Meningkatkan infiltrasi (persesapan air tanah)

    a. dengan pengaturan tanah searah kontur

    b. akibat penggaruan, tanah menjadi gembur dan volume tanah

    meningkat sebagai media perakaran tanah

    c. pembuatan lubang-lubang tanaman, pendangiran, dll

    3. Penimbunan Batuan Sisa

    Maksud dari pengelolaan ini untuk mengatur dan memisahkan tanah

    pucuk dengan lapisan tanah lain. Hal ini karena tanah pucuk merupakan media

    tumbuh bagi tanaman dan merupakan salah satu faktor penting untuk keberhasilan

    pertumbuhan tanaman pada kegiatan reklamasi.

    Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan tanah pucuk adalah:

    a. Pengamatan profil tanah dan identifikasi perlapisan tanah tersebut sampai

    dengan bahan galian

  • 22

    b. Pengupasan tanah berdasarkan atas lapisan-lapisan tanah dan ditempatkan

    pada tempat tertentu sesuai tingkat lapisannya dan timbunan tanah pucuk

    tidak melebihi dari 2 meter

    c. Pembentukan lahan sesuai dengan susunan lapisan tanah semula dengan

    tanah pucuk ditempatkan paling atas dengan ketebalan minimum 0,15 m

    d. Ketebalan timbunan tanah pucuk pada tanah yang mengandung racun

    dianjurkan lebih tebal dari yang tidak beracun atau dilakukan perlakuan

    khusus dengan cara mengisolasi dan meisahkannya

    e. Pengupasan tanah sebaiknya jangan dilakukan dalam keadaan basah untuk

    menghindari pemadatan dan rusaknya struktur tanah

    4. Revegetasi Lahan Tambang Mangan

    Tata ruang kawasan reklamasi harus memperhatikan beberapa aspek

    seperti aspek sosial, aspek ekonomi, aspek pergerakan, aspek aksesbilitas, dan

    aspek transportasi.

    Komponen-komponen biaya reklamasi terdiri dari :

    1. Biaya Langsung meliputi :

    a. Biaya pembongkaran fasilitas tambang (bangunan, jalan,

    emplaseman), kecuali ada persetujuan dari instansi yang berwenang

    bahwa fasilitas tersebut akan digunakan pemerintah.

    b. Biaya penataan kegunaan lahan

    c. Biaya reklamasi

    d. Biaya pencegahan dan penanggulangan air asam tambang

  • 23

    e. Biaya untuk pekerjaan sipil sesuai peruntukan lahan pasca tambang

    2. Biaya Tidak Langsung meliputi

    a. Biaya mobilisasi dan Demobilisasi alat-alat berat

    b. Biaya perencanaan reklamasi

    c. Biaya administrasi dan keuntungan kontraktor/pihak ketiga

    pelaksana reklamasi

    3. Penentuan lokasi lahan bekas tambang

    a. Identifikasi lokasi lahan bekas tambang

    b. Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang

    c. Peruntukan Lahan Bekas Tambang untuk Reklamasi (Revegetasi /

    Penghijauan)

    Kebijakan Reklamasi Diatur dalam :

    1. Permen ESDM No. 18 Tahun 2008 tentang Reklamasi dan Penutupan

    Tambang

    2. Undang undang RI No. 4 Tahun Tahun 2009 tentang Pertambangan

    Mineral Bijih Mangan

    3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 78 Tahun 2010 tentang

    Reklamasi dan Pasca tambang

    Karakterisitik dari reklamasi disesuaikan dengan karakteristik geologi

    (stratigrafi, struktur dan litologi).

    Permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan rencana

    reklamasi meliputi :

  • 24

    1. Pengisian kembali bekas tambang, penebaran tanah pucuk dan penataan

    kembali lahan bekas tambang serta penataan lahan bagi pertambangan

    yang kegiatannya tidak dilakukan pengisian kembali.

    2. Stabilitas jangka panjang, penampungan tailing, kestabilan lereng dan

    permukaan timbunan, pengendalian erosi dan pengelolaan air.

    3. Karakteristik fisik kandungan bahan nutrient dan sifat beracun tailing atau

    limbah batuan yang dapat berpengaruh terhadap kegiatan revegetasi.

    4. Pencegahan dan penanggulangan air asam tambang, potensi terjadinya

    AAT dari bukaan tambang yang terlantar, pengelolaan tailing dan

    timbunan limbah batuan (sebagai akibat oksidasi sulfida yang terdapat

    dalam bijih atau limbah batuan).

    Kegiatan reklamasi harus melibatkan masyarakat. Reklamasi harus dapat

    menyentuh masyarakat dari sisi Sosial, Ekonomi, Budaya dan Politik yang

    berkembang di masyarakat. Kegiatan reklamasi yang tidak memperhatikan aspek

    sosial masyarakat, melibatkan seluruh komponen masyarakat, dan kepedulian dari

    masyarakat tentunya akan mendatang kegagalan.

    Reklamasi lahan bekas tambang juga membutuhkan dukungan politik yang

    luar biasa dari seluruh komponen, komitmen yang kuat dari pemerintah untuk

    mengatur kegiatan penambangan dan tindakan yang tegas bila terdapat

    pelanggaran, dan menjadikannya skala prioritas akan dapat membantu dalam

    keberhasilan kegiatan reklamasi ini.

    Teknik rehabilitasi meliputi penaman kembali permukaan tanah yang

    tergradasi, penampungan dan pengelolaan racun dan air asam tambang (AAT)

  • 25

    dengan menggunakan penghalang fisik maupun tumbuhan untuk mencegah erosi

    atau terbentuknya AAT. Permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam

    penetapan rencana reklamasi meliputi :

    1. Pengisian kembali bekas tambang, penebaran tanah pucuk dan penataan

    kembali lahan bekas tambang serta penataan lahan bagi pertambangan

    yang kegiatannya tidak dilakukan pengisian kembali.

    2. Stabilitas jangka panjang, penampungan tailing, kestabilan lereng dan

    permukaan timbunan, pengendalian erosi dan pengelolaan air.

    3. Keamanan tambang terbuka, longsoran, pengelolaan B3 dan bahaya

    radiasi.

    4. Karakteristik fisik kandungan bahan nutrient dan sifat beracun tailing atau

    limbah batuan yang dapat berpengaruh terhadap kegiatan revegetasi.

    H. Manfaat dan Implikasi Rehabilitasi dan Reklamasi Terhadap Lingkungan

    Pemanfaatan lahan bekas tambang adalah upaya untuk mewujudkan

    struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui

    penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya. Pemanfaatan untuk

    lahan bekas tambang adalah untuk revegetasi (penghijauan) kembali dengan

    ditutup (back filing).

  • 26

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Mangan adalah suatu logam rapuh berwarna kelabu keputihan yang

    terdapat dalam delapan bentuk oksida. MnO2 adalah bentuk yang paling stabil,

    diantara senyawa-senyawa logam organik, mangan 2-metil siklopentadienil

    trikarbonil (MMT) dan mangan siklopentadienil trikarbonil (CMT) adalah yang

    paling penting. Mangan tidak larut dalam air. Bentuk yang terpenting adalah

    oksida, karbonat dan silikat mangan. Yang paling umum mangan dioksidasi

    (pirolusit) yang biasanya ditambang dengan teknik terbuka.

    Sembilan puluh persen dari seluruh Mn di dunia digunakan dalam industri

    baja sebagai reagen untuk mereduksi oksigen dan sulfur. Mn juga digunakan pada

    produksi baterai sel kering dan produksi kalium permanganat serta senyawa-

    senyawa lainnya, sebagai pelapis elektroda batang-bantang las, senyawa-senyawa

    Mn ttt digunakan sebagai pengering unutk minyak rami, pengelantang kaca dan

    tekstil, pewarna, penyamak kulit dan pembuatan pupuk.

    B. Saran

    Dengan dibuatnya paper (makalah) ini diharapkan dapat bermanfaat dan

    dapat memberi wawasan bagi pembaca maupun penulis mengenai pembahasan

    tentang bahan tambang mangan. Maka saran dan kritik dari pembaca sekalian

    selalu kami harapkan demi kesempurnaan paper (makalah) ini.

  • 27

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Anonymous, 2005, Mangan ,Informasi Mineral dan Batubara, Pusat

    Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara,

    Kementrian Negara Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta

    2. Soedradjat, R. 1999. Lingkungan Hidup, Suatu Pengantar. Dirjen Dikti, P

    & K. Jakarta

    3. http://bataviase.co.id/detailberita-9829528.html

    4. Madjadipoera, T., 1990, Bahan Galian Industri Indonesia, Direktorat

    Sumberdaya Mineral.

    5. pusatpanduan.com/pdf/konsep-pengelolaan-tambang-berbasis-lingkungan-

    htmmusi-rawas.go.id/musirawas/images/stories/pdf...