Makalah Osteomyelitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

MAKALH

Citation preview

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    1/44

    MAKALAH KASUS 4

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN OSTEOMILITIS

    KELOMPOK 11

    SITI ANISA ZAKIYYA NORDIN 220110080145

    SALAS AULADI 220110080138

    SRI HANDINI PERTIWI 220110080105

    SILVIA JUNIANTY 220110080097

    SRI MELFA DAMANIK 220110080079

    SELLA GITA ADITI 220110080052

    SUSI HANIFAH 220110080035

    SARAH RIDHASA F. 220110080013

    TIARA RACHMAWATI 220110080118

    TIARA TRI 220110080108

    TRIANDINI 220110080095

    TAMMY KUSMAYANTI 220110080053

    TIARA ARUM KESUMA 220110080050

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    FAKULTAS KEPERAWATAN

    JATINANGOR

    2009

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    2/44

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya

    kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah mengenai penyakit Skoliosis.

    Makalah ini disusun dalam rangka pendokumentasian dari aplikasi pembelajaran mata kuliah

    Sistem Muskuloskeletal. Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.

    Untuk itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama

    kepada tutor kelompok 11 dalam penyusunan mata kuliah ini.

    Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh

    karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah

    ini di masa mendatang.

    Pada akhirnya, kami mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi anggota

    kelompok 11 dan bagi pembaca umumnya.

    Jatinangor, Desember 2009

    Penyusun

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    3/44

    LATAR BELAKANG

    Penyakit infeksi adalah salah satu penyakit yang masih sering terjadi di dunia. Salah satu

    penyakit infeksi yang mengenai tulang adalah osteomielitis. Osteomielitis umumnya disebabkan

    oleh bakteri, namun jamur dan virus juga bisa menjadi penyebabnya. Osteomielitis dapat

    mengenai tulang-tulang panjang, vertebra ,tulang pelvic, tulang tengkorak dan mandibula.

    Banyak mitos yang berkembang tentang penyakit ini, seperti diyakini bahwa infeksi akan

    berlanjut menyebar pada tulang dan akhirnya seluruh tubuh, padahal hal yang sebenarnya adalah

    osteomielitis tidak menyebar ke bagian lain tubuh karena jaringan lain tersebut punya aliran

    darah yang baik dan terproteksi oleh sistem imun tubuh. Kecuali apabila terdapat sendi buatan di

    bagian tubuh yang lain. Dalam keadaan ini, benda asing tersebut menjadi pathogen. Secara

    umum, terapi infeksi tulang bukanlah kasus yang emergensi. Tubuh memiliki mekanime

    pertahanan yang mempertahankan agar infeksi tetap terlokalisasi di daerah yang terinfeksi.

    Osteomielitis dapat terjadi pada semua usia tetapi sering terjadi pada anak-anak dan

    orang tua, juga pada orang dewasa muda dengan kondisi kesehatan yang serius. Diagnosa

    osteomielitis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis penyakit dan juga gambaran radiologik.

    Pasien yang beresiko tinggi mengalami Osteomielitis adalah mereka yang nutrisinya

    buruk, lansia, kegemukan, atau penderita diabetes mellitus. Selain itu, pasien yang menderita

    artitis rheumatoid, telah di rawat lama di rumah sakit, mendapat terapi kortikosteroid jangka

    panjang, menjalani pembedahan sendi sebelum operasi sekarang, atau sedang mengalami sepsis

    rentan, begitu pula yang menjalani pembedahan ortopedi lama, mengalami infeksi luka

    mengeluarkan pus, mengalami nefrosis insisi margial atau dehidrasi luka, atau memerlukan

    evakuasi hematoma pascaoperasi.

    ANATOMI FISIOLOGI TULANG BELAKANG

    Tulang punggungatau vertebraadalah tulang tak beraturan yang membentuk punggung

    yang mudah digerakkan. Terdapat 33 tulang punggung pada manusia, 5 di antaranya

    bergabung membentuk bagian sacral, dan 4 tulang membentuk tulang ekor (coccyx).

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    4/44

    Tiga bagian di atasnya terdiri dari 24 tulang yang dibagi menjadi 7 tulang cervical (leher), 12

    tulang thorax (thoraks atau dada) dan, 5 tulang lumbal. Banyaknya tulang belakang dapat

    saja terjadi ketidaknormalan. Bagian terjarang terjadi ketidaknormalan adalah bagian leher.

    Sumber gambar: http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Gray90.png

    1.1 Struktur umum

    Sebuah tulang punggung terdiri atas dua bagian yakni bagian anterior yang terdiri dari

    badan tulang atau corpus vertebrae, dan bagian posterior yang terdiri dari arcus vertebrae.

    Arcus vertebrae dibentuk oleh dua "kaki" atau pediculus dan dua lamina, serta didukung

    oleh penonjolan atau procesus yakni procesus articularis, procesus transversus, dan

    procesus spinosus. Procesus tersebut membentuk lubang yang disebut foramen

    vertebrale. Ketika tulang punggung disusun, foramen ini akan membentuk saluran

    sebagai tempat sumsum tulang belakang atau medulla spinalis. Di antara dua tulang

    punggung dapat ditemui celah yang disebut foramen intervertebrale.

    Sumber gambar:

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    5/44

    http://1.bp.blogspot.com/_p3RLmE_gWDU/ShD-

    zHc22MI/AAAAAAAAABQ/buDLRb6NNzs/s1600-h/anatomi+tulang+belakang.jpg

    1.2 Tulang punggung cervical

    Secara umum memiliki bentuk tulang yang kecil dengan spina atau procesus spinosus

    (bagian seperti sayap pada belakang tulang) yang pendek, kecuali tulang ke-2 dan 7 yang

    procesus spinosusnya pendek. Diberi nomor sesuai dengan urutannya dari C1-C7 (C dari

    cervical), namun beberapa memiliki sebutan khusus seperti C1 atau atlas, C2 atau aksis.

    Setiap mamalia memiliki 7 tulang punggung leher, seberapapun panjang lehernya.

    1.3 Tulang punggung thorax

    Procesus spinosusnya akan berhubungan dengan tulang rusuk. Beberapa gerakan

    memutar dapat terjadi. Bagian ini dikenal juga sebagai 'tulang punggung dorsal' dalam

    konteks manusia. Bagian ini diberi nomor T1 hingga T12.

    1.4 Tulang punggung lumbal

    Bagian ini (L1-L5) merupakan bagian paling tegap konstruksinya dan menanggung beban

    terberat dari yang lainnya. Bagian ini memungkinkan gerakan fleksi dan ekstensi tubuh,

    dan beberapa gerakan rotasi dengan derajat yang kecil.

    1.5 Tulang punggung sacral

    Terdapat 5 tulang di bagian ini (S1-S5). Tulang-tulang bergabung dan tidak memilikicelah atau diskus intervertebralis satu sama lainnya.

    1.6 Tulang punggung coccygeal

    Terdapat 3 hingga 5 tulang (Co1-Co5) yang saling bergabung dan tanpa celah. Beberapa

    hewan memiliki tulang coccyx atau tulang ekor yang banyak, maka dari itu disebut tulang

    punggung kaudal (kaudal berarti ekor).

    Sumber gambar:

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    6/44

    http://4.bp.blogspot.com/_p3RLmE_gWDU/ShIpBrKdf5I/AAAAAAAAABs/ofFD-

    twewls/s1600-h/ligament+tulang+belakang.jpg

    1.7 Ligamen dan otot

    Untuk memperkuat dan menunjang tugas tulang belakang dalam menyangga berat badan,

    maka tulang belakang di perkuat oleh otot dan ligament, antara lain :

    Ligament:

    1. Ligament Intersegmental (menghubungkan seluruh panjang tulang belakang dari ujung

    ke ujung):

    a. Ligament Longitudinalis Anterior

    b. Ligament Longitudinalis Posterior

    c. Ligament praspinosum

    2. Ligament Intrasegmental (Menghubungkan satu ruas tulang belakang ke ruas yang

    berdekatan)

    a. Ligamentum Intertransversum

    b. Ligamentum flavum

    c. Ligamentum Interspinosum

    3. Ligamentum-ligamentum yang memperkuat hubungan di antara tulang occipitalis

    dengan vertebra CI dengan C2, dan ligamentum sacroilliaca di antara tulang sacrum

    dengan tulang pinggulOtot-otot:

    1. Otot-otot dinding perut

    2. Otot-otot extensor tulang punggung

    3. Otot gluteus maximus

    4. Otot Flexor paha ( illopsoas )

    5. Otot hamstrings

    Tulang vertebrae terdri dari 33 tulang: 7 buah tulang servikal, 12 buah tulang torakal, 5

    buah tulang lumbal, 5 buah tulang sacral. Tulang servikal, torakal dan lumbal masih tetap

    dibedakan sampai usia berapapun, tetapi tulang sacral dan koksigeus satu sama lain

    menyatu membentuk dua tulang yaitu tulang sakrum dan koksigeus. Diskus

    intervertebrale merupkan penghubung antara dua korpus vertebrae. Sistem otot

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    7/44

    ligamentum membentuk jajaran barisan (aligment) tulang belakang dan memungkinkan

    mobilitas vertebrae. (CAILLIET 1981).

    Fungsi kolumna vertebralis adalah menopang tubuh manusia dalam posisi tegak, yang

    secara mekanik sebenarnya melawan pengaruh gaya gravitasi agar tubuh secara seimbang

    tetap tegak. (CAILLIET 1981).

    Vertebra servikal, torakal, lumbal bila diperhatikan satu dengan yang lainnya ada

    perbedaan dalam ukuran dan bentuk, tetapi bila ditinjau lebih lanjut tulang tersebut

    mempunyai bentuk yang sama. Korpus vertebrae merupakan struktur yang terbesar

    karena mengingat fungsinya sebagai penyangga berat badan. Prosesus transverses terletak

    pada ke dua sisi korpus vertebra, merupakan tempat melekatnya otot-otot punggung.

    Sedikit ke arah atas dan bawah dari prosesus transverses terdapat fasies artikularis

    vertebrae dengan vertebrae yang lainnya. Arah permukaan facet joint

    mencegah/membatasi gerakan yang berlawanan arah dengan permukaan facet joint.

    Pada daerah lumbal facet letak pada bidang vertical sagital memungkinkan gerakan fleksi

    dan ekstensi ke arah anterior dan posterior. Pada sikap lordosis lumbalis (hiperekstensi

    lubal) kedua facet saling mendekat sehingga gerakan kalateral, obique dan berputar

    terhambat, tetapi pada posisi sedikit fleksi kedepan (lordosis dikurangi) kedua facet

    saling menjauh sehingga memungkinkan gerakan ke lateral berputar.

    Bagian lain dari vertebrae, adalah lamina dan predikel yang membentuk arkus tulangvertebra, yang berfungsi melindungi foramen spinalis. Prosesus spinosus merupakan

    bagian posterior dan vertebra yang bila diraba terasa sebagai tonjolan, berfungsi tempat

    melekatnya otot-otot punggung. Diantara dua buah buah tulang vertebrae terdapat diskusi

    intervertebralis yang berfungsi sebagai bentalan atau shock absorbers bila vertebra

    bergerak

    Diskus intervertebralis terdiri dari annulus fibrosus yaitu masa fibroelastik yang

    membungkus nucleus pulposus, suatu cairan gel kolloid yang mengandung

    mukopolisakarida. Fungsi mekanik diskus intervertebralis mirip dengan balon yang diisi

    air yang diletakkan diantara ke dua telapak tangan . Bila suatu tekanan kompresi yang

    merata bekerja pada vertebrae maka tekanan itu akan disalurkan secara merata ke seluruh

    diskus intervertebralis. Bila suatu gaya bekerja pada satu sisi yang lain, nucleus polposus

    akan melawan gaya tersebut secara lebih dominan pada sudut sisi lain yang berlawanan.

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    8/44

    Keadaan ini terjadi pada berbagai macam gerakan vertebra seperti fleksi, ekstensi,

    laterofleksi (CAILLIET 1981).

    Karena proses penuaan pada diskus intervebralis, maka kadar cairan dan elastisitas diskus

    akan menurun. Keadaan ini mengakibatkan ruang diskus intervebralis makin menyempit,

    facet join makin merapat, kemampuan kerja diskus menjadi makin buruk, annulus

    menjadi lebih rapuh.

    Akibat proses penuaan ini mengakibatkan seorang individu menjadi rentan mengidap

    nyeri punggung bawah. Gaya yang bekerja pada diskus intervebralis akan makin

    bertambah setiap individu tersebut melakukan gerakan membungkuk, gerakan yang

    berulang-ulang setiap hari yang hanya bekerja pada satu sisi diskus intervebralis, akan

    menimbulkan robekan kecil pada annulus fibrosus, tanpa rasa nyeri dan tanpa gejala

    prodromal. Keadaan demikian merupakan locus minoris resistensi atau titik lemah

    untuk terjadinya HNP (Hernia Nukleus Pulposus). Sebagai contoh, dengan gerakan yang

    sederhana seperti membungkuk memungut surat kabar di lantai dapat menimbulkan

    herniasi diskus. Ligamentum spinalis berjalan longitudinal sepanjang tulang vertebrae.

    Ligamentum ini berfungsi membatasi gerak pada arah tertentu dan mencegah robekan.

    (CAILLIET 1981).

    Diskus intervebralis dikelilingi oleh ligamentum anterior dan ligamnetum posterior.

    Ligamentum longitudinal anterior berjalan di bagian anterior corpus vertebrae, besar dankuat, berfungsi sebagai alat pelengkap penguat antara vertebrae yang satu dengan yang

    lainnya. ligamentum longitudinal posterior berjalan di bagian posterior corpus vertebrae,

    yang juga turut memebntuk permukaan anterior kanalis spinalis. Ligamentum tersebut

    melekat sepanjang kolumna vertebralis, sampai di daerah lumbal yaitu setinggi L 1,

    secara progresif mengecil, maka ketika mencapai L 5 sacrum ligamentum tersebut

    tinggal sebagian lebarnya, yang secara fungsional potensiil mengalami kerusakan.

    Ligamentum yang mengecil ini secara fisiologis merupakan titik lemah dimana gaya

    statistik bekerja dan dimana gerakan spinal yang terbesar terjadi, disitulah mudah terjadi

    cidera kinetik. (CAILLIET 1981).

    Otot punggung bawah dikelompokkan kesesuai dengan fungsi gerakannya. Otot yang

    berfungsi mempertahankan posisi tubuh tetap tegak dan secara aktif mengekstensikan

    vertebrae lumbalis adalah : M. quadraus lumborum, M. sacrospinalis, M.

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    9/44

    intertransversarii dan M. interspinalis.

    Otot fleksor lumbalis adalah muskulus abdominalis mencakup : M. obliqus eksternus

    abdominis, M. internus abdominis, M. transversalis abdominis dan M. rectus abdominis,

    M. psoas mayor dan M. psoas minor.

    Otot latero fleksi lumbalis adalah M. quadratus lumborum, M. psoas mayor dan minor,

    kelompok M. abdominis dan M. intertransversarii.

    Jadi dengan melihat fungsi otot di atas otot punggung di bawah berfungsi menggerakkan

    punggung bawah dan membantu mempertahankan posisi tubuh berdiri. Medulla spinalis

    dilindungi oleh vertebrae. Radix saraf keluar melalui canalis spinalis, menyilang discus

    intervertebralis di atas foramen intervertebralis.

    Ketika keluar dari foramen intervertebralis saraf tersebut bercabang dua yaitu ramus

    anterior dan ramus posterior dan salah satu cabang saraf tersebut mempersarafi face t.

    Akibat berdekatnya struktur tulang vertebrae dengan radix saraf cenderung rentan

    terjadinya gesekan dan jebakan radix saraf tersebut.

    Bangunan anatomis vertebrae yang sensitive terhadap nyeri adalah sebagai berikut:

    Semua ligamen, otot, tulang dan facet join adalah struktur tubuh yang sensitive terhadap

    rangsangan nyeri, karena struktur persarafan sensoris.Kecuali ligament flavum, discus

    intervertebralis dan Ligamentum interspinosum ; karena tidak dirawat oleh saraf sensoris.

    Dengan demikian semua proses yang mengenai struktur tersebut di atas seperti tekanandan tarikan dapat menimbulkan keluahan nyeri.

    Nyeri punggung bawah sering berasal dari ligamentum longitudinalis anterior atau

    posterior yang mengalami iritasi. Nyeri artikuler pada punggung bawah berasal dari

    facies artikularis vertebrae beserta kapsul persendiannya yang sangat peka terhadap nyeri.

    Nyeri yang berasal dari otot dapat terjadi oleh karena : aktivitas motor neuron, ischemia

    muscular dan peregangan miofasial pada waktu otot berkontraksi kuat. (Zimmermann M.,

    1987)

    Tulang belakang mempunyai tiga lengkungan fisiologis yaitu lordosis servikalis,

    kyphosis thorakalis dan lordosis lumbalis. Bila dilihat dari samping dalam posisi tegak

    ketiga lengkungan fisiologis ini disebut posture atau sikap (lihat gambar 6). Posture yang

    baik adalah posture tidak memerlukan tenaga, tidak melelahkan, tidak menimbulkan

    nyeri, yang dapat dipertahankan untuk jangka waktu tertentu dan secara estetis

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    10/44

    memberikan penampilan yang dapat diterima. Disini terjadi keseimbangan antara kerja

    ligamen dan torus minimal otot.

    Secara keseluruhan posture dipengaruhi oleh keadaan anatomi, suku bangsa, latar

    belakang kebudayaan, lingkungan pekerjaan, sex dan keadaan psikis seseorang. Sudut

    lumbosakral adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan ossakrum dengan garis

    horizontal. Normal besar sudut lumbosakral (sudut Ferguson) 30 derajat. Rotasi pelvis ke

    atas memperkecil sudut lumbosakral sedangkan rotasi pelvis ke bawah memperbesar

    sudut lumbosakralis. (lihat gambar 7). Gerakan ekstensi vertebrae dari vertebrae lumbalis

    hanya sedikit. Hiperekstensi dicegah oleh Ligamantum longitudinale anterior. Sedangkan

    gerakan fleksi 60% 75% terjadi pada antara L5 dan S1, 20 % 25 % terjadi antara L4

    dan L5 dan 5% 10% terjadi antara L1 L4 (terbanyak antara L2 L4).

    Bila seseorang membungkuk untuk mencoba menyentuh lantai dengan jari tangan tanpa

    fleksi lutut, selain fleksi dari lumbal harus dibantu dengan rotasi dari pelvis dan sendi

    koksae. Perbandingan antara rotasi pelvis dan fleksi lumbal disebut ritme lumbal-pelvis.

    (lihat gambar 9).

    Secara singkat punggung bawah merupakan suatu struktur yang kompleks; dimana tulang

    vertebrae, discus intervertebralis, ligamen dan otot akan akan bekerjasama membuat

    manusia tegak, memungkinkan terjadinya gerakan dan stabilitas. Vertebrae lumbalis

    berfungsi menahan tekanan gaya static dan gaya kinetik (dinamik) yang sangat besarmaka dari itu cenderung terkena ruda paksa dan cedera. (CAILLIET 1981).

    http://herdinrusli.wordpress.com/2007/12/01/sekilas-tentang-anatomi-vertebra/

    http://id.wikipedia.org/wiki/Tulang_punggung

    http://www-back-pain.blogspot.com/2009/05/ligament-otot-tulang-belakang.html

    http://www-back-pain.blogspot.com/2009/05/anatomi-tulang-belakang.html

    http://www.ahlihnp.com/kesehatan/pengetahuan/anatomi-tulang-belakang/

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    11/44

    ANALISIS KASUS

    Tn. D (32 thn) dirawat di ruang bedah ortopedi dengan keluhan nyeri di daerah

    sekitar luka. 12 bulan SMRS klien mengeluh tungkai & kaki kirinya membengkak.

    keluhan disertai rasa nyeri dan panas pada tungkai dan kaki kiri. pergerakan masih

    normal, demam ada hilang timbul. 6 bulan SMRS, kaki kiri mulai sukar digerakkan dan

    pada paha kiri keluar cairan di bagian 1/3 distal lateral tungkai kiri.

    Pemeriksaan fisik:

    BB: 42 kg T : 36,6 C Skala nyeri: 5 (0-10)

    TB: 158 cm Nadi : 80x/menit

    TD: 100/60 mmHg RR : 20 x/menit

    Aktivitas sehari-hari dibantu, berdiri dan berjalan menggunankan kruk. Pada luka

    paha kiri bengkak (+), kemerahan (+), pus (+), terdapat tiga lubang pada luka berdiameter

    masing-masing 0.5 cm. Tampak konjunctiva anemis, kulit pucat, sclera tidak ikterik.

    Pemeriksaan penunjang: Hb: 8,6 mg/dl, Leukosit: 16.400, LED: 96 mm/jam,

    Albumin: 3,2 gr/dl, Rontgen dada: tidak tampak TB paru aktif, tidak tampak

    kardiomegali, rontgen femur sinistra. Seluruh os Femur menunjukkan lesi osteolitik dan

    sklerotik yang tidak teratur. Kesan suatu osteomilitis kronis.

    Terapi : Ranitidin: 2x1 amp IV, ketorolac 2x1 amp IV/IM, dan fosmicine 2x1 gr

    drip dalam dextrose 5 % 100 cc

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    12/44

    STEP I

    1.

    konjuntiva anemis (triandini) : mata terlihat pucat (tiara R)

    2. 1/3 distal lateral (sarah) : 1/3 tungkai kiri samping, bagian dalam (tiara R)

    3.

    osteolitik dan sklerotik (sri handini , tiara A) : LO

    4.

    os femur (tiara Tri) : tulang paha

    5. osteomielitis (salas) : peradangan pada tulang dan medulla tulang (tiara R)

    6.

    fosmicin (triandini) : LO

    7. ranitidine : LO

    8.

    ketorolac : LO

    STEP II

    1. efek samping, indikasi, kontraindikasi, dan dosis obat ? (sarah , tiara R)

    2.

    asal lubang 0,5 cm? (sri handini)

    3. apa yang menyebabkan demam hilang timbul ? (siti annisa)

    4. masa inkubasi ? (sella)

    5.

    beda lesi osteolitik dan sklerotik ? (triandini)

    6. fungsi pemeriksaan protein ? (susi)

    7.

    nilai normal hasil lab? (melfa)

    8. mekanisme terjadinya manifestasi klinis? (salas)

    9. fungsi pemeriksaan rontgen dada? (tammy)

    10.

    gamabaran foto rontgen ? (sri handini)

    11.peran perawat terhadap klien ? (tiara A)

    12.

    penyebaran apakah yang bisa terjadi ? (siti annisa)

    13.

    kemungkinan penularan ? (tiara tri)

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    13/44

    14.bagian tulang yang paling banyak diserang penyakit ini? (melfa)

    15.

    tindakan pertama pada awal keluhan ? (susi)

    16.jenis perawatan luka ? (salas)

    17.

    management nyeri ? (tammy)

    18.

    jenis luka ? (tiara R)

    19.dampak psikologis ? (siti annisa)

    20.

    diagnose banding ? (triandini)

    21.kenapa lesi tidak teratur? (susi)

    22.

    dampak ke system lain? (melfa)

    23.

    bagaimana resistensi terhadap antibiotic dan obat-obatan?

    24.adakah kemungkinan lumpuh?

    STEP III

    1. LO

    2.

    dari infeksi bakteri (susi)

    3. pengaruh aktivitas tubuh, suhu, lingkungan (susi, tiara R)

    4.

    LO

    5. LO

    6. untuk mengetahui adanya kerusakan pada tulang (melfa)

    7.

    TD : 100-120/60-80

    BB : BB/(1-TB)2atau (TB-BB)-10%(TB-BB)

    suhu : 36,5-37,5

    nadi : 60-80 x/menit

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    14/44

    RR : 16-24 x/menit

    Hb : 13,5 17 mg/dL

    leukosit : 5000-10000

    albumin : 3,5-5 gr/dL

    LED : LO

    8. LO

    9.

    untuk mengetahui TB atau kardiomegali (tiara R)

    10.LO

    11.

    mendemonstrasikan cara penggunaan kruk (sella)

    membantu penggunaan kruk (sarah)

    mengawasi panggunaan kruk (sarah)

    12.

    LO

    13.tidak

    14.tulang panjang, karena di tulang panjang terdapat urat-urat yang berkelok-kelok, dan

    bakteri senang merada disitu (tiara R)

    15.periksa ke dokter (tiara A)

    16.

    LO

    17.LO

    18.distraksi, imajinasi, relaksasi (tiara A)

    19.

    merasa kehilangan, peran sebagai kepala keluarga , malu (tiara A)

    20.LO

    21.

    LO

    22.

    LO

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    15/44

    23.LO

    24.

    LO

    STEP IV

    Mind Map

    STEP V

    Mind map, dan LO (di step III)

    JAWABAN LEARNING OBJECTIVES

    STEP 1

    1.

    Sklerotik : pengerasan dari peradangan pada saraf / pembuluh darah (sri melfa)

    2.

    fosmicin : anti bacteria golongan bakteri positif (+) yang mempunyai tingkat senditif

    pada bakteri golongan TB dan stapilacoccus (tiara arum)

    OSTEOMILITIS

    patofisologi

    asuhan

    ke erawatan

    Penatalaksanaan

    medis

    Anfis tulang

    belakang

    Pemeriksaan

    dia nostik

    Konsep penyakit(Etiologi,factor

    resiko,manifestasi klinis)

    Aspek legal etis

    Klasifikasi

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    16/44

    3. ranitidine : suatu histamine antagonis reseptor H2 yang menghambat kerja histamine

    secara kompetetif pada reseptor dan mengurangi sekresi asam lambung (triandini)

    4. ketorolac : analgesic non narkotik yang merupakan obat anti inflamasi non steroid.

    menghambat sintesis prostaglandin dan sebagai analgesic yang bekerja perifer (susi)

    STEP 2

    1. Indikasi, kontraindikasi, dosis dan efek samping obat ?

    Ranitidine

    Indikasi : (siti annisa)

    a. mengurangi gejala refluksi esofagitis

    b. terapi pemeliharaan setelah penyembuhan tukak lambung, tukak usus 12 jari

    kontaindikasi (sarah)

    a.

    hipersensitif terhadap ranitidine

    b.

    gangguan fungsi ginjal

    c.

    wanita hamil dan menyusui

    efek samping

    a.

    sakit kepala (system saraf malaise)

    b. penurunan jumlah sel darah putih dan platelet

    c. sedikit peningkatan kadar serum kreatinin

    d. diare, nyeri otot, ruam kulit, dan konstipasi

    dosis

    a. injeksi : 50 mg tiap 6-8 jam (IM)

    intermiten (IV)

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    17/44

    b. oral : 150 mg 2x sehari atau 300 mg 1x sehari untuk dewasa (siti annisa)

    c. sindrom zollinger Ellison : 150 mg 3x sehari atau dapat ditambah menjadi 900

    mg (sarah)

    Ketorolac (siti annisa, silvia, sri handini,melfa)

    indikasi

    a. tidak boleh diberikan lebih dari 5 hari

    b. tidak dianjurkan untuk obat pra bedah obstretri

    c. nyeri akut sedang berat setelah operasi prosedur bedah (silvia)

    kontraindikasi

    a. pasien yang alergi obat ini karena sensitifitas hilang

    b. penderita ulkus peptikum

    c.

    diathesis nemoragik

    d.

    sindrom polip nasal lengkap atau parsial

    e.

    hipovolemia

    f.

    asma

    dosis

    a.

    dewasa : 10 mg 30 mg setiap 4-6 jam (ampul)

    b. lansia : 50 mg (ampul)

    c. anak-anak : 0,5 1 mg /kgBB, maksimal 15-30 mg

    d. lansia dan dewasa dengan berat badan kurang dari 50 kg : 15-30 mg

    selanjutnya dapat dilanjutkan dengan oral.

    e.

    usia diatas 65 tahun : tidak boleh lebih dari 60 mg

    efek samping

    a. diare

    b.

    dyspepsia

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    18/44

    c. sakit kepala

    d. pusing

    e. mengantuk

    f. berkeringat

    Fosmicin (sri melfa)

    dosis

    a. anak-anak : 100-200 mg/kgBB

    b. dewasa : 2-4 mg/kg BB

    2.

    masa inkubasi (silvia)

    jawab :

    a.

    3 bulan pertama (stadium 1)

    b.

    4-24 bulan (stadium 2)

    c.

    2 tahun atau lebih (stadium 3)

    3.

    apa bedanya lesi osteolitik dan sklerotik

    jawab

    lesi osteolitik : penghancuran tidak terkendali dan osteoblas tidak mampu

    mangimbangi dengan pembentukan jaringan baru sehingga menyebabkan tulang

    tidak padat dan lemah

    lesi sklerotik : pembentukan sel-sel tidak terkendali dan tidak diimbangi dengan

    proses penghancuran oleh osteoklas (sella)

    4.

    kenapa kulit terlihat pucat

    jawab

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    19/44

    infeksi kronis

    factor peradangan

    sel rusak

    pembentukan sel baru

    kebutuhan energy meningkat

    cadangan nitrogen menurun

    tidak ada suplai nutrisi karena malaise

    pembentukan sel darah merah menurun dan sel darah yang terbentuk imatur

    5. hasil foto rontgen pada penyakit ini

    jawab :

    Terdapat abses bradle bersifat kronis, biasanya ditemukan dalam spondilosa tulang dekat

    ujungnya tulang. Bentuk abses bulat/lonjong dengan pinggiran sklerotik (sella)

    6.

    penyebaran

    jawab :

    a.

    kearah korteks : membentuk subperiosteal dan sellulitis pada jaringan sekitarnya

    b.

    kearah medullac.

    menembus peroisteum membentuk abses jaringan lunak

    d. ke persendian terutama bila lempeng pertumbuhan intrakutikuler.

    e. sirkulasi darah : bakterimia dan septicemia atau melalui embolus infeksi yang

    menyebabkan infeksi multifocal pada daerah-daerah lain

    anemia

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    20/44

    f. penyebaran melalui 3 cara : aliran darah, penyebaran langsung, infeksi dari jaringan

    lunak sekitarnya

    7.

    jenis perawatan luka yang dilakukan (tiara R, sri handini)

    jawab :

    a.

    alginate :menyerap (tidak perlu diganti)

    b. setelah debridement, setiap 6 jam harus dilakukan perawatan luka menggunakan

    bahan kasar

    c. dilakukan perawatan luka aseptic : dapat menurunkan insiden infeksi superficial dan

    potensial

    8.

    diagnose banding (sri melfa, silvia, sella, tiara tri, sarah)

    jawab :

    a.

    osteosarkoma

    b.

    eming sarcoma

    c.

    tumor banigna dan maligna

    d.

    osteomalasiae.

    pagets diasease

    f.

    sellulitis

    g. gangrene gas

    h. gout predogout

    i. neoplasma

    j. demam rematik

    k. arthritis seronegatif

    l. sarkoidosis

    m. burishs

    n. hemathrosis

    o. irritable hip

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    21/44

    9. mengapa lesi tidak teratur (sri melfa)

    jawab :

    karena adanya penyebaran bakteri melalui jaringan secara tidak teratur

    10.

    apakah ada dampak ke system lain (silvia)

    jawab :

    penyakit ini dapat menyebar ke organ lain tetapi tidak spesifik

    11.jenis luka (triandini)

    jawab :

    kasus diatas termasuk kedalam golongan luka kotor yaitu seperti luka lama, luka

    kecelakaan yang mengandung jaringan mati dan luka dengan tanda infeksi ditandai

    dengan adanya cairan nanah

    12.kemungkinan resistensi terhadap obat (susi)

    jawab :

    dapat terjadi resistensi terhadap antibiotic karena sifat korteks tulang yang tidak punya

    pembuluh darah sehingga tidak cukup banyak antibody yang dapat mencapai daerah

    terinfeksi

    13.

    kemungkinan lumpuh

    jawab :

    a. infeksi kronis

    suplai darah ke tulang menurun

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    22/44

    nekrosis pada tulang

    sulit diobati

    lumpuh

    b.

    karena adanya pus

    c.

    tulang dan system saraf (terjadi kerusakan pada system saraf)

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    23/44

    1. Konsep penyakit (S

    A.KONSEP PENYAKIT

    Beda tulang sehat

    1. DEFINISI

    Osteomielitis adalah in

    infeksi jaringan lunak

    inflamasi, tingginya teka

    baru di sekeliling jaringa

    akan mempengaruhi k

    Beberapa ahli memberik

    Osteomyelitis adalah inf

    oleh staphylococcus aur

    1995).

    Osteomyelitis adalah inf

    Osteomyelitis adalah su

    JAWABAN MIND MAP

    ilvia, Tiara R)

    dan yang terinfeksi

    eksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disem

    karena terbatasnya asupan darah, respons j

    nan jaringan dan pembentukan involukrum (pe

    n tulang mati). Osteomeilitis dapat menjadi ma

    ualitas hidup atau mengakibatkan kehilan

    n defenisi terhadap osteomyelitis sebagai berk

    ksi Bone marrow pada tulang-tulang panjang

    eus dan kadang-kadang Haemophylus influen

    ksi tulang (Carpenito, 1990).

    atu infeksi yang disebarkan oleh darah yang

    buhkan daripada

    ringan terhadap

    bentukan tulang

    alah kronis yang

    an ekstremitas.

    t :

    yang disebabkan

    sae (Depkes RI,

    disebabkan oleh

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    24/44

    staphylococcus (Henderson, 1997)

    Osteomyelitis adalah influenza Bone Marow pada tulang-tulang panjang yang

    disebabkan oleh staphyilococcus Aureus dan kadang-kadang haemophylus influenzae,

    infeksi yang hampir selalu disebabkan oleh staphylococcus aureus. Tetapi juga

    Haemophylus influenzae, streplococcus dan organisme lain dapat juga menyebabkannya

    osteomyelitis adalah infeksi lain.

    ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN OSTEOMIELITIS Iwan Sain, S.Kp

    Kep. Medikal Bedah III

    2.

    ETIOLOGI

    Staphylococcus aureus hemoliticus 70% 80 %

    Hemophilus influenza 5-50% pada anak anak usia 4 tahun

    Proteus

    Pseudomonas

    Escerehia Coli

    Tulang, yang biasanya terlindung dengan baik dari infeksi, bisa mengalami infeksi

    melalui 3 cara:

    Aliran darah Penyebaran langsung

    Infeksi dari jaringan lunak di dekatnya..

    Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh yang lain ke tulang. Infeksi

    biasanya terjadi di ujung tulang tungkai dan lengan (pada anak-anak) dan di tulang

    belakang (pada dewasa). Infeksi bisa disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui

    darah) dikarenakan fokus infeksi di tempat lain (mis. Tonsil yang terinfeksi, lepuh, gigi

    terinfeksi, infeksi saluran nafas atas). Osteomielitis akibat penyebaran hematogen

    biasanya terjadi ditempat di mana terdapat trauma dimana terdapat resistensi rendah

    kemungkinan akibat trauma subklinis (tak jelas).

    Organisme bisa memasuki tulang secara langsung melalui patah tulang terbuka, selama

    pembedahan tulang atau dari benda yang tercemar yang menembus tulang.Infeksi ada

    sendi buatan, biasanya didapat selama pembedahan dan bisa menyebar ke tulang di

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    25/44

    dekatnya. Atau dapat pula melaui cedera traumatik seperti luka tembak, pembedahan

    tulang.

    Infeksi pada jaringan lunak di sekitar tulang bisa menyebar ke tulang setelah beberapa

    hari atau minggu. Infeksi jaringan lunak bisa timbul di daerah yang mengalami kerusakan

    karena cedera, terapi penyinaran atau kanker, atau ulkus di kulit yang disebabkan oleh

    jeleknya pasokan darah atau diabetes (kencing manis). Dapat pula melalui Ulkus

    dekubitus yang terinfeksi atau ulkus vaskuler)

    http://medicastore.com/penyakit/554/Osteomielitis.html

    3. FAKTOR RESIKO

    Pasien yang beresiko tinggi mengalami osteomielitis adalah :

    mereka yang nutrisinya buruk, lansia, kegemukan atau penderita diabetes.

    pasien yang menderita artritis reumatoid, telah di rawat lama dirumah sakit, mendapat

    terapi kortikosteroid jangka panjang, menjalani pembedahan sendi sebelum operasi

    sekarang atau sedang mengalami sepsis rentan, begitu pula yang menjalani pembedahan

    ortopedi lama, mengalami infeksi luka mengeluarkan pus, mengalami nekrosis insisi

    marginal atau dehisensi luka, atau memerlukan evakuasi hematoma pascaoperasi.

    ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN OSTEOMIELITIS Iwan Sain, S.Kp

    Kep. Medikal Bedah III

    4. PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI

    Status penyakit diketahui sebagai faktor predisposisi pasien terhadap osteomyelitis

    meliputi diabetes mellitus, penyakit sickle cell, AIDS, penyalahgunaan obat-obatan

    secara i.v., alkoholik, penggunaan steroid jangka panjang, penurunan kekebalan tubuh,

    dan penyakit sendi kronik. Sebagai tambahan, implant prosthetik dalam ortopedik dapat

    merupakan faktor resiko terjadinya osteomyelitis pada pembedahan ortopedik atau

    fraktur terbuka.4

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    26/44

    B. KLASIFIKASI (Sella)

    Menurut kejadiannya osteomyelitis ada 2 yaitu :

    1.

    Osteomyelitis PrimerKuman-kuman mencapai tulang secara langsung melalui luka.

    2.

    Osteomyelitis Sekunder Adalah kuman-kuman mencapai tulang melalui aliran darah dari

    suatu focus primer ditempat lain (misalnya infeksi saluran nafas, genitourinaria furunkel).

    Sedangkan osteomyelitis menurut perlangsungannya dibedakan atas :

    a. Steomyelitis akut

    Nyeri daerah lesi

    Demam, menggigil, malaise, pembesaran kelenjar limfe regional

    Sering ada riwayat infeksi sebelumnya atau ada luka

    Pembengkakan lokal

    Kemerahan

    Suhu raba hangat

    Gangguan fungsi

    Lab = anemia, leukositosis

    Terdapat dua kategori dari osteomyelitisakut:

    1. Hematogenous osteomyelitis, infeksi disebabkan bakteri melalui darah. Acute

    hematogenous osteomyelitis, infeksi akut pada tulang disebabkan bekteri yang berasal

    dari sumber infeksi lain. Kondisi ini biasanya terjadi pada anak-anak. Bagian yang sering

    terkena infeksi adalah bagian yang sedang bertumbuh pesat dan bagian yang kaya akan

    vaskularisasi dari metaphysis. Pembuluh darah yang membelok dengan sudut yang tajam

    pada distal metaphysis membuat aliran darah melambat dan menimbulkan endapan dan

    trombus, tulang itu sendiri akan mengalami nekrosis lokal dan akan menjadi tempat

    berkembang biaknya bakteri. Mula-mula terdapat fokus infeksi didaerah metafisis, lalu

    terjadi hiperemia dan udem. Karena tulang bukan jaringan yang bisa berekspansi maka

    tekanan dalam tulang ini menyebabkan nyeri lokal yang sangat hebat.

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    27/44

    Infeksi dapat pecah ke subperiost, kemudian menembus subkutis dan menyebar menjadi

    selulitis atau menjalar melalui rongga subperiost ke diafisis. Infeksi juga dapat pecah

    kebagian tulang diafisis melalui kanalis medularis.

    Penjalaran subperiostal kearah diafisis akan merusak pembuluh darah yang kearah

    diafisis, sehingga menyebabkan nekrosis tulang yang disebut sekuester. Periost akan

    membentuk tulang baru yang menyelubungi tulang baru yang disebut involukrum

    (pembungkus). Tulang yang sering terkena adalah tulang panjang yaitu tulang femur,

    diikuti oleh tibia, humerus ,radius , ulna, dan fibula.

    2.

    Direct or contigous inoculation osteomyelitis disebabkan kontak langsung antara

    jaringan tulang dengan bakteri, biasa terjadi karena trauma terbuka dan tindakan

    pembedahan. Manisfestasinya terlokalisasi dari pada hematogenous osteomyelitis.

    b. Osteomyelitis kronis

    Ada luka, bernanah, berbau busuk, nyeri

    Gejala-gejala umum tidak ada

    Gangguan fungsi kadang-kadang kontraktur

    Lab = LED meningkat

    Osteomyelitis menurut penyebabnya adalah osteomyelitis biogenik yang paling sering :

    Staphylococcus (orang dewasa)

    Streplococcus (anak-anak)

    Pneumococcus dan Gonococcus

    iwansaing.files.wordpress.com/2009/06/5-osteomielitis-51-60.doc

    C. KOMPLIKASI (Sri Handini)

    Komplikasi yang sering terjadi adalah berlangsungnya infeksi dengan eksaserbasi akut. infeksi

    yang terus menerus akan menyebabkan amioloidiosis, anemia, penurunan berat badan,

    kelemahan. Selain itu juga dapat terjadi abses tulang, meregangnya implant prosthetic, selolitis

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    28/44

    pada jaringan lunak sekitar, abses otak pada osteomilitis di daerah cranium, dan Kematian.

    Lanjut: Osteomielitis kronik, Fraktur patologis, Kontraktur sendi, Gangguan pertumbuhan

    (httpwww.klikdokter.comillnessdetail177.htm)

    D. MANIFESTASI KLINIS (Sri Melfa)

    Jika infeksi dibawah oleh darah, biasanya awitannya mendadak, sering terjadi dengan

    manifestasi klinis septikemia (mis. Menggigil, demam tinggi, denyut nadi cepat dan malaise

    umum). Gejala sismetik pada awalnya dapat menutupi gejala lokal secara lengkap. Setelah

    infeksi menyebar dari rongga sumsum ke korteks tulang, akan mengenai periosteum dan

    jaringan lunak, dengan bagian yang terinfeksi menjadi nyeri, bengkak dan sangat nyeri tekan.

    Pasien menggambarkan nyeri konstan berdenyut yang semakin memberat dengan gerakan dan

    berhubungan dengan tekanan pus yang terkumpul.Bila osteomielitis terjadi akibat penyebaran

    dari infeksi di sekitarnya atau kontaminasi langsung, tidak akan ada gejala septikemia. Daerah

    infeksi membengkak, hangat, nyeri dan nyeri tekan.Pasien dengan osteomielitis kronik ditandai

    dengan pus yang selalu mengalir keluar dari sinus atau mengalami periode berulang nyeri,

    inflamasi, pembengkakan dan pengeluaran pus. Infeksi derajat rendah dapat menjadi pada

    jaringan parut akibat kurangnya asupan darah.

    E.

    PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK (Sarah,Susi)

    Pem.diagnostik

    1. darah

    Sel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan laju endapan

    darah.

    2. titer antibodi anti staphylococcus Pemeriksaan kultur darah untuk menentukan

    bakteri (50% positif) dan diikuti dengan uji sensitivitas.

    3.

    Biopsi tulang.

    4. ultra sound

    Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan adanya efusi pada sendi.

    5.

    radiologis

    Pemeriksaan photo polos dalam 10 hari pertama tidak ditemukan kelainan radiologik,

    setelah dua minggu akan terlihat berupa refraksi tulang yang bersifat difus.

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    29/44

    6. Sinar X

    Akan terlihat kavitas ireguler, peningkatan periosteum, sequestra atau pembentukan

    tulang

    Tambahan dari susi

    Pemeriksaan fisik

    Area sekitar luka yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek bila di palpasi. Bisa

    juga terdapat eritema atau kemerahan dan panas. Efek sistemik menunjukan adanya

    demam biasanya di atas 380 takhikardi,irritable,lemah bengkan,nyeri, maupun

    eritema.

    F. HEALTH EDUCATION (Tiara R)

    Pencegahan

    Penanganan infeksi fokal dapat menurunkan angka penyebaran hematogen.

    Penanganan infeksi jaringan lunak dapat mengontrol erosi tulang. Pemilihan pasien

    dengan teliti dan perhatikan terhadap lingkungan operasi dan teknik pembedahan

    dapat menurunkan insiden osteomielitis pascaoperasi.

    Antibioika profilaksis, diberikan untuk mencapai kadar jaringan yang memadai saat

    pembedahan dan Selma 24 sampai 48 jam setelah operasi akan sangat membantu.Teknik perawatan luka pascaoperasi aseptic akan menurunkan insiden infeksi

    superficial dan potensial terjadinya osteomielitis.

    Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah

    Penanganan osteomielitis, termasuk perawatan luka dan terapi antibiotika intravena,

    dapat dilakukan di rumah. Pasien harus dalam keadaan stabil secara medis dan telah

    termotivasi serta keluarga mendukung. Lingkungan rumah harus bersifat kondusif

    terhadap promosi kesehatan dan sesuai dengan program pengobatan terapeutik.

    Pasien dan keluarganya harus memahami benar protokol antibiotika. Selain itu,

    penggantian balutan secara stesil dan teknik kompres hangat harus diajarkan.

    Pendidikan pasien sebelum pemulangan dari rumah sakit dan supervise serta

    dukungan yang memadai dari perawatan di rumah sangat penting dalam keberhasilan

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    30/44

    penatalaksanaan osteomielitis di rumah.

    Pasein tersebut harus dipantau dengan cermat mengenai bertambahnya daerah nyeri

    atau peningkatan suhu yang mendadak. Pasien diminta untuk melakukan obsevasi

    dan melaporkan bila terjadi peningkatan suhu, keluar pus, bau, dan bertambahnya

    inflamasi.

    G. PENATALAKSANAAN MEDIS (Tiara Tri)

    a. Perawatan di rumah sakit

    b. Pada stadium akut sudah tentu yang pokok adalah pemberian antibiotik spektrum luas

    yang efektif terhadap gram positif maupun gram negatif dan diberikan langsung tanpa

    menunggu hasil biakan darah secara parenteral selama 3-6 minggu. Kemudian daya

    tahan tubuh perlu diperkuat misalnya memberikan vitamin, obat-obat menahan sakit.

    c.

    Imobilisasi anggota gerak yang terkena, bisa dengan pemasangan gips yang diberi

    jendela.

    d.

    Tindakan pembedahan, dengan indikasi : adanya abces, rasa sakit yang hebat, adanya

    sequester dan bila mencurigakan adanya perubahan ke arah keganasan (karsinoma

    epidermoid)e.

    Pada stadium kronik disamping antibiotik maka tulang yang jelas sudah mati dan

    terlepas perlu diambil dengan jalan operasi

    f. Untuk drainage peradangan yang sudah kronis dapat pula dibuat luang-lubang pada

    tulang.

    (http://puskesmas-oke.blogspot.com/2009/01/osteomyelitis.html )

    H. ASPEK LEGAL ETIS (ALL)

    a. Respect for autonomi, yang berarti mandiri dan bersedia menanggung resiko,

    bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukan,

    termasuk dalam menentukan dan mengatur dirinya sendiri.

    Dalam hal ini perawat memberikan penjelasan yang sebenarnya tetntang penyakit

    yang diderita kepada pasien dan keluarganya, serta membrikan pilihan tentang

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    31/44

    perawatan yang dipilih oelh pasien dan keluarganya, misal: tempat perwatan dan

    jenis perawatan.

    b. Non-malaficence, mendikusikan risiko dan masalah denga klien perawat dan tim

    kesehatan dalam pemberian perawatan, perawat berhati-hati terhadap penyakit pasien

    agar tidak terjadi atau bertambah parahnya penyakit pasien. Perawat dalam melakukan

    perawatan kepada klien hindari hal-hal yang menyebabkan injuri, misalnya dalam

    merubah posisi klien saat istirahat jangan sampai membahayakan terutama daerah

    perut yang buncit akibat limpa yang membesar.

    c. Beneficence, yaitu selalu mengupayakan tiap keputusan dibuat berdasarkan keinginan

    untuk melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien, serta merahasiakan tentang

    penyakit yang diderita kepada orang lain.

    d.

    Justice, dengan tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social

    budaya, keadaan ekonomi, dsb. tetapi diperlukan klien sebagai individu yang

    memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki. Oleh karena itu, perawat

    memberikan perawatan yang memenahg harus didapat.

    e.

    .Inform consent

    Perawat harus memberikan tindakan keperawatan yang akan dilakukan, misalnya kapan

    tindkaan itu akan diberikan, apa tujuannya dari pemberian tindakan itu, apa

    manfaatnya, apa resiko yang akan timbul dari tindakan itu, biaya yang diperlukan untukmelaksanakan tindakan, apa yang harus dipersiapkan klien,,dan lain-lain

    Sedangkan prinsip sekunder dari prinsip etis adalah kejujuran, kerahasiaan,dan

    kesetiaan.kejujuran berarti kewajiban untuk mengungkapkan kebenaran,dalam kasus ini tim

    medis harus transparan dalam mengungkapkan tindakan apa saja yang akan dilakukan pada

    pasien,misalnya dampak amputasi,dampak pemberian obat analgetik harus meminta persetujuan

    pihak keluarga dalam menentukan tindakan tersebut. Kerahasiaan berarti kewajiban untuk

    melindungi informasi rahasia.kesetiaan juga berarti selalu ada saat pasien membutuhkan

    bantuan dari tim medis,khususnya kita sebagai perawat.

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    32/44

    I. PATOFISIOLOGI

    Factor predisposisi: usia,virulensi kuman, riwayat

    trauma,nutrisi dan luka infeksi

    Invasi mikroorganisme dari tmpat lain

    yg beredar melalui sirkulasi darah

    Proses inflamasi

    Proses inflamasi: hyperemia,pembengkakan, gangguan fungsi,

    pembentukan pus, dan kerusakan integritas jaringan

    osteomielitis

    Masuk ke juksta epifisis

    tulang panjang

    fagositosis

    1. Nyeri

    demam

    Nafsu makan

    2.Ketidakseimbangan

    nutrisi kurang dari

    kebutuhan tubuh

    Kemampuan

    tonus otot

    Pembentukan abses

    tulang

    Pertumbuhan tulang

    baru,pengeluaran pus

    5.Gangguan

    termoregulasi

    Peningkatan tekanan jaringan

    tulang dan medula

    Iskemia dan

    Nekrosis tulang

    Pembentukan pus dan nekr

    jaringan

    Penyebaran infek

    ke organ penting

    4.Resiko

    penyebaran

    infeksi

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    33/44

    J. ASUHAN KEPERAWATAN

    A. Pengkajian

    Biodata

    Nama : Tn. D

    Umur : 32 tahun

    Jenis kelamin : pria

    Diagnosa medis : Osteomielytis

    Keluhan utama : nyeri di daerah sekitar luka

    Riwayat kesehatan

    Riwayat kesehatan sekarang : nyeri pada luka

    Riwayat Kesehatan masa lalu : 12 Bulan SMRS, klien mengeluh tungkai dan kaki

    kirinya membengkak, keluhan disertai rasa nyeri dan panas.pergerakan masih

    normal. 6 bulan SMRS, kaki kiri mulai sukar digerakan

    Pemeriksaan fisik : BB: 42 kg T : 36,6 C Skala nyeri: 5 (0-10)

    TB: 158 cm Nadi : 80x/menit TD: 100/60 mmHg RR : 20 x/menit

    Pemeriksaan diagnostic : Pada luka paha kiri bengkak (+), kemerahan (+), pus (+), terdapat tiga

    lubang pada luka berdiameter masing-masing 0.5 cm. Tampak konjunctiva anemis, kulit pucat,

    sclera tidak ikterik.

    Pemeriksaan penunjang: Hb: 8,6 mg/dl, Leukosit: 16.400, LED: 96 mm/jam, Albumin: 3,2

    gr/dl, Rontgen dada: tidak tampak TB paru aktif, tidak tampak kardiomegali, rontgen femur

    sinistra. Seluruh os Femur menunjukkan lesi osteolitik dan sklerotik yang tidak teratur. Kesan

    suatu osteomilitis kronis.

    Tirah baring lama, penekanan lokal

    Kelemahan fisik

    3.Kerusakan integritas kulit

    Deformitas &bau dari

    adanya luka

    6.Gangguan citra

    diri

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    34/44

    Analisa data

    Data menyimpang Etiologi Masalah keperawatan

    DO :-

    DS :-klien mengeluh nyeri

    di daerah sekitar luka

    -12 bulan SMRS klien

    mengeluh tungkai & kaki

    kirinya membengkak.

    keluhan disertai rasa nyeri

    dan panas pada tungkai dan

    kaki kiri.

    Factor predisposisi:

    usia,virulensi kuman, riwayat

    trauma,nutrisi dan luka

    infeksiInvasi

    mikroorganisme dari tmpat

    lain yg beredar melalui

    sirkulasi darah

    Masuk ke juksta epifisis

    tulang panjang

    osteomielitisfagositosis

    Proses inflamasi:

    hyperemia,pembengkakan,

    gangguan fungsi,

    pembentukan pus, dan

    kerusakan integritas

    jaringanPeningkatan

    tekanan jaringan tulang dan

    medullaIskemia dan

    Nekrosis tulang

    Pembentukan abses tulang

    Nyeri

    nyeri

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    35/44

    DO : BB: 42 kg, TB: 158 cm

    DS :-

    Proses inflamasidemam

    Nafsu makan

    turunKetidakseimbangan

    nutrisi kurang dari kebutuhan

    tubuh

    Ketidakseimbangan nutrisi

    kurang dari kebutuhan tubuh

    DO :Pada luka paha kiri

    bengkak (+), kemerahan (+),

    pus (+), terdapat tiga lubang

    pada luka berdiameter

    masing-masing 0.5 cm

    Seluruh os Femur

    menunjukkan lesi osteolitik

    dan sklerotik yang tidak

    teratur.

    DS :

    Proses inflamasidemam

    Nafsu makan menurun

    Kemampuan tonus otot

    menurun

    Kelemahan fisikTirah

    baring lamapenekanan

    localKerusakan integritas

    kulit

    Kerusakan integritas kulit

    DO :

    DS :

    Pembentukan pus dan

    nekrosis

    jaringanPenyebaran infeksi

    ke organ penting

    Resiko penyebaran infeksi

    Resiko penyebaran infeksi

    DO:demam ada hilang

    timbul

    DS:

    Proses inflamasidemam

    Gangguan termoregulasi

    Gangguan termoregulasi

    DO:Aktivitas sehari-hari

    dibantu, berdiri dan berjalan

    Peningkatan tekanan jaringan Gangguan citra diri

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    36/44

    menggunankan kruk. Pada

    luka paha kiri bengkak (+),

    kemerahan (+), pus (+),

    terdapat tiga lubang pada

    luka berdiameter masing-

    masing 0.5 cm.

    DS:

    tulang dan medullaIskemia

    dan Nekrosis

    tulangPembentukan abses

    tulangPertumbuhan tulang

    baru,pengeluaran pus

    Deformitas &bau dari

    adanya lukaGangguan

    citra diri

    Diagnosa keperawatan

    1. Nyeri berhubungan dengan pembentukan abses tulang ditandai oleh klien mengeluh

    nyeri di sekitar luka pada tungkai dan kaki kiri

    2.

    Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia ditandai oleh

    penurunan berat badan

    3.

    Kerusakan integritas kulit b.d penekanan local karena tirah baring lama yang ditandai

    oleh adanya tiga lubang pada luka berdiameter masing-masing 0.5 cm

    4.

    Resiko penyebaran infeksib.d Pembentukan pus dan nekrosis jaringan

    5.

    Gangguan termoregulasib.d proses infalamasi yang ditandai dengan demam ada hilang

    timbul

    6.

    Gangguan citra diri b.d Deformitas &bau dari adanya luka yang ditandai oleh Aktivitas sehari-

    hari dibantu, berdiri dan berjalan menggunankan kruk. Pada luka paha kiri bengkak (+),

    kemerahan (+), pus (+)

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    37/44

    B. Rencana asuhan keperawatan

    No

    .

    Diagnosa

    keperawatan

    Asuhan keperawatan

    Tujuan Intervensi Rasional

    1. Nyeriberhubungandengan

    pembentukan

    abses tulangditandai oleh

    klien mengeluh

    nyeri di sekitar

    luka pada tungkaidan kaki kiri

    Nyeri berkurang,hilang atau teratasi Mandiri :

    Kaji nyeri dengan

    skala 5-10

    Atur posisiimobilisasi pada

    daerah nyeri

    sendi atau nyeri

    di tulang yangmengalami

    infeksi

    Bantu klien

    dalammengidentifikasifactor pencetus

    Jelaskan danbantu klien

    terkait dengan

    tindakan peredanyeri

    nonfarmakologi

    dan noninvasi

    Ajarkan relaksasi

    : teknikmengurangi

    ketegangan otot

    rangka yang

    dapat mengurangiintensitas nyeri

    Nyeri merupakan respons

    subjektif yang dapat

    dikaji denganmenggunakan skala

    nyeri. Klien melaporkan

    nyeri biasanya di atas

    tingkat cedera.

    Imobilisasi yang adekuatdapat mengurangi nyeri

    pada daerah nyeri sendi

    atau nyeri di tulang yangmengalami infeksi

    Nyeri dipengaruhi oleh

    kecemasan, pergerakansendi

    Pendekatan denganmenggunakan relaksasi

    dan tindakan

    nonfarmakologi lainmenunjukan keefektifan

    dalam mengurangi nyeri

    Teknik ini melancarkan

    peredaran darah sehingga

    kebutuhan O2 padajaringan terpenuhi dan

    nyeri berkurang

    I

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    38/44

    dan

    meningkatkan

    relaksasi masase

    Beri kesempatan

    waktu istirahatbila terasa nyeri

    dan beri posisi

    yang nyaman(mis. Ketikatidur, punggung

    klien diberibantal kecil)

    Tingkatkanpengetahuan

    tentang penyebabnyeri danhubungan dengan

    berapa lama nyeri

    akan berlangsung

    Kolaborasi :

    Pemberian

    analgesik

    stirahat merelaksasi

    semua jaringan sehingga

    meningkatkankenyamanan

    Pengetahuan tersebut

    membantu mengurangi

    nyeri dan membantu

    meningkatkan kepatuhanklien terhadap rencana

    terapeutik

    Analgesik memblok

    lintasan nyeri sehingga

    nyeri akan berkurang

    2. Ketidakseimbang

    an nutrisi kurang

    dari kebutuhantubuh b.d

    anoreksia ditandai

    oleh penurunanberat badan

    Setelah 1 minggu

    perawatan,

    kebutuhan nutrisipasien

    seimbang/terpenuhi

    dengan

    Kriteria :

    Berat badan

    naik kg

    MencapaiBody MassIndex yang

    normal

    Nafsu

    Mandiri :

    Pantau/kaji Berat

    badan pasiensemula

    Memberikanmakanan dengan

    tampilan yang

    menarik

    Memberikanasupan makanan

    dengan porsiyang kecil tapi

    sering

    Memberikan Diet

    TKTP

    Memantau penurunan

    serta kenaikan beratbadan

    Meningkatkan nafsu

    makan dengan variasi

    makanan yang berbeda

    Pemasukan dan

    mencegah didtensi gaster

    Meningkatkan kebutuhan

    kalori dan metabolisme

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    39/44

    makan

    meningkat

    Kolaborasi:

    Bekerja sama

    dengan ahli gizi

    Membantu dalam

    rencana diet untuk

    memenuhi kebutuhanindividual

    3. Kerusakanintegritas kulit b.d

    penekanan local

    karena tirahbaring lama yang

    ditandai oleh

    adanya tigalubang pada luka

    berdiameter

    masing-masing0.5 cm

    Tujuan jangkapanjang:

    Mempertahankan

    integritas kulitTujuan jangka

    pendek:

    Integritas kulittidak rusak ditandai

    dengan tidak

    adanya infeksi

    Anjurkan klienuntuk

    melakukan

    latihan ROM

    (range ofmotion) dan

    mobilisasi jika

    mungkin.

    Ubah posisi tiap2 jam.

    Gunakan bantalair atau

    penganjal yang

    lunak di bawahdaerah-daerah

    yang menonjol.

    Lakukan masasepada daerahyang menonjol

    yang berumengalami

    tekanan pada

    waktu berubah

    posisi.

    Bersihkan dankeringkan kulit.Jaga seprai tetap

    kering.

    Observasiadanya eritema

    Meningkatkan alirandarah ke semua daerah.

    Menghindari tekanandan meningkatkan

    aliran darah.

    Menghindari tekananyang berlebih pada

    daerah yang menonjol.

    Menghindari kerusakankapiler.

    Meningkatkanintegritas kulit dan

    mengurangi risikokelembapan kulit.

    Hangat dan pelunakanadalah tanda kerusakan

    jaringan.

    Mempertahankankeutuhan kulit.

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    40/44

    dan kepucatan

    dan palpasi area

    sekitar untukmengetahui

    adanya

    kehangatan danpelunakan

    jaringan tiap

    mengubahposisi.

    Jaga kebersihankulit dan

    seminimalmungkin hindari

    trauma dan

    panas pada

    kulit.4. Resiko

    penyebaran

    infeksi b.d

    Pembentukan pus

    dan nekrosisjaringan

    Infeksi tidak terjadiselama perawatan

    luka

    Mandiri:Kaji dan pantau

    luka setiap hari.

    Lakukanperawatan luka

    secara steril

    Pantau dan batasikunjungan.

    Kolaborasi

    Berikan antibiotic

    sesuai indikasi

    Mendeteksi secara dini

    gejala gejala inflamasi

    yang mungkin timbul

    sekunder akibat adanyaluka.

    Teknik perawatan lukasecara steril dapat

    mengurangi kontaminasi

    kuman.

    Mengurangi resiko

    kontak infeksi denganorang lain.

    Satu atau beberapa agens

    diberikan yang

    bergantung pada sifat

    pathogen dan infeksiyang terjadi.

    5. Gangguan

    termoregulasib.d

    proses infalamasiyang ditandai

    dengan adanya

    demam hilang

    - Klien akan

    kembali ke batasan

    suhu tubuh normal- Klien mencapai

    rasa nyaman dan

    istirahat

    Pertahankan suhu

    ruangan pada

    21oC keuali jika

    klien menggigil.

    Suhu ruangan sekitar

    dapat meningkatkan suhu

    tubuh. Namun, menggigilharus dihindari karena

    meningkatkan suhu

    tubuh.

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    41/44

    timbul

    Berikanasetaminofen

    sesuai denagn

    program medikapabila suhu

    lebih tinggi dari

    39oC.

    Batasi aktivitas

    fisik dan sumber

    yangmenyebabkan

    stress emosi bila

    terjadi

    hipetermia.

    Kurangi penutup

    ekstrernal pada

    tubuh klien.

    Antipiretik menurunkan

    set point.

    Aktivitas dan stressmeningkatkan laju

    metabolic serta

    membutuhkan tambahan

    energi.

    Pakaian yang basah atau

    terlalu basah mencegahpengeluaran panas

    melalui radiasi, kinveksidan konduksi.

    6. Gangguan citradiri b.d

    Deformitas &bau

    dari adanya luka

    yang ditandai olehAktivitas sehari-

    hari dibantu,

    berdiri danberjalan

    menggunankan

    kruk dan Padaluka paha kiri

    bengkak (+),

    kemerahan (+),pus (+)

    Tujuan pendek:Klien mulai

    menunjukkan

    adaptasi dan

    menyatakanpenerimaan pada

    situasi.

    Tujuan panjang:

    Citra klien

    meningkatKlien mengenali

    dan menyatu

    dengan perubahandalam konsep diri

    yang akurat tanpaharga diri negatif

    Mandiri:Kaji perubahan

    persepsi dan

    hubungannya

    denganketidakmampuan.

    Anjurkan klienmengekspresikan

    perasaan

    termasuk sikapbermusuhan dan

    marah.

    Ingatkan kembalirealitas bahwa

    klien masih dapatmenggunakan sisi

    yang sakit dan

    belajarmengontrol sisi

    yang sehat.

    Menentukan bantuan

    individual dan menyusun

    rencana perawatan atau

    pemilihan intervensi.

    Menunjukkanpenerimaan, membantu

    klien untuk mengenal dan

    mulai menyesuaikandengan perasaan tersebut.

    Membantu klien melihatbahwa perawat menerima

    kedua bagian sebgaikeseluruhan tubuh.

    Mengizinkan klien untukmerasakan adanya

    harapan dan mulai

    menerima situasi yangbaru.

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    42/44

    Bantu dan

    anjurkan

    perawatan yangbaik dan

    memperbaiki

    kebiasaan.

    Anjurkan orang

    terdekat

    mengizinkanklien melakukan

    sebanyak

    mungkin hal

    untuk dirinya.

    Bersama klienmencari

    alternative koping

    yang positif.

    Dukungan

    perilaku atauusaha seperti

    peningkatanminat ataupartisipasi dalam

    aktivitas

    rehabilitasi

    Membantu menigkatkan

    perasaan harga diri dan

    mengontrol lebih darisatu area kehidupan.

    Menghidupkan kembali

    perasaan mandiri dan

    membantu perkembanganharga diri serta

    memengaruhi proses

    rehabilitasi.

    Dukungan perawatkepada klien dapat

    meningkatkan rasa

    percaya diri.

    Klien dapat beradaptasi

    terhadap perubahan danpengertian tentang peran

    individu di masamendatang.

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    43/44

    KESIMPULAN

    Osteomielitis merupakan infeksi tulang ataupun sum-sum tulang, biasanya disebabkan

    oleh bakteri piogenik atau mikobakteri. Osteomielitis bisa mengenai semua usia tetapi umumnya

    mengenai anak-anak dan orang tua. Oteomielitis umumnya disebabkan oleh bakteri, diantaranya

    dari species staphylococcus dan stertococcus. Selain bakteri, jamur dan virus juga dapat

    menginfeksi langsung melalui fraktur terbuka. Tibia bagian distal, femur bagian distal, humerus ,

    radius dan ulna bagian proksimal dan distal, vertebra, maksila, dan mandibula merupakan tulang

    yang paling beresiko untuk terkena osteomielitis karena merupakan tulang yang banyak

    vaskularisasinya.

    Berdasarkan lama infeksi, osteomielitis terbagi menjadi 3, yaitu : osteomielitis akut, sub

    akut dan kronis. Gambaran klinis terlihat daerah diatas tulang bisa mengalami luka dan

    membengkak, dan pergerakan akan menimbulkan nyeri. Osteomielitis menahun sering

    menyebabkan nyeri tulang, infeksi jaringan lunak diatas tulang yang berulang dan pengeluaran

    nanah yang menetap atau hilang timbul dari kulit. Pengeluaran nanah terjadi jika nanah dari

    tulang yang terinfeksi menembus permukaan kulit dan suatu saluran (saluran sinus) terbentuk

    dari tulang menuju kulit.

    Oteomielitis didiagnosis banding dengan osteosarkoma dan Ewing sarkoma sebabmemiliki gambaran radiologik yang mirip. Gambaran radiologik osteomielitis baru terlihat

    setelah 10-14 hari setelah infeksi, yang akan memperlihatkan reaksi periosteal, sklerosis,

    sekwestrum dan involikrum.

    Osteomielitis dapat diobati dengan terapi antibiotik selama 2-4 minggu atau dengan

    debridement. Prognosis osteomielitis bergantung pada lama perjalanan penyakitnya, untuk yang

    akut prognosisnya umumnya baik, tetapi yang kronis umumnya buruk.

    SARAN

    Makalah sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sebagai kelompok

    mengharapkan kritikan dan saran dari dosen pembimbing dan teman teman sesama mahasiswa.

  • 5/21/2018 Makalah Osteomyelitis

    44/44

    Selain itu penyakit osteomilitis ini sangat berbahaya dan kita sebagai host harus bisa menerapkan

    pola hidup sehat agar kesehatan kita tetap terjaga.

    DAFTAR PUSTAKA

    Sain Iwa, S.Kp,Asuhan Keperawatan Medikal Bedah III.

    http://herdinrusli.wordpress.com/2007/12/01/sekilas-tentang-anatomi-vertebra/

    http://id.wikipedia.org/wiki/Tulang_punggung

    http://www-back-pain.blogspot.com/2009/05/ligament-otot-tulang-belakang.html

    http://www-back-pain.blogspot.com/2009/05/anatomi-tulang-belakang.html

    http://www.ahlihnp.com/kesehatan/pengetahuan/anatomi-tulang-belakang/http://medicastore.com/penyakit/554/Osteomielitis.html

    iwansaing.files.wordpress.com/2009/06/5-osteomielitis-51-60.do

    http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Gray90.png

    http://1.bp.blogspot.com/_p3RLmE_gWDU/ShD-

    zHc22MI/AAAAAAAAABQ/buDLRb6NNzs/s1600-h/anatomi+tulang+belakang.jpg

    http://4.bp.blogspot.com/_p3RLmE_gWDU/ShIpBrKdf5I/AAAAAAAAABs/ofFD-twewls/s1600-

    h/ligament+tulang+belakang.jpg