20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jika kita jalan-jalan ke kawasan kota tua kita dapat menemukan salah satu profesi unik yang ada di ibukota Jakarta. Profesi tersebut adalah menjadi seorang pelukis jalanan. Para seniman lukis jalanan ini rata rata sudah 15 tahun berkarya tanpa ada tempat yang layak untuk memamerkan dan menampilkan hasil karya mereka. Walau mereka hanya seorang pelukis jalanan, bukan berarti teknik mereka kalah dengan para pelukis modern. Perbedaannya, para pelukis jalanan ini lebih banyak membuat lukisan sesuai pesanan konsumen. Mereka lebih dekat dengan realita sehari-hari karena hidup ditengah hiruk pikuk kota metropolitan. Mereka begitu mencintai profesinya dan menikmati pekerjaan tanpa mengeluh meski hanya sebagai seorang pelukis jalanan, karena bagi mereka melukis bukan hanya sekedar untuk mencari materi akan tetapi melukis merupakan penyaluran jiwa seni yang tertanam dalam diri mereka. Salah satu impian terbesar mereka adalah memiliki sebuah galeri atau ruang pameran untuk menampilkan hasil karya- karya mereka. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk membuat makalah tentang seniman pelukis jalanan. 1

Makalah Pelukis jalanan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Pelukis jalanan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jika kita jalan-jalan ke kawasan kota tua kita dapat menemukan salah satu

profesi unik yang ada di ibukota Jakarta. Profesi tersebut adalah menjadi seorang

pelukis jalanan. Para seniman lukis jalanan ini rata rata sudah 15 tahun berkarya tanpa

ada tempat yang layak untuk memamerkan dan menampilkan hasil karya mereka.

Walau mereka hanya seorang pelukis jalanan, bukan berarti teknik mereka kalah

dengan para pelukis modern. Perbedaannya, para pelukis jalanan ini lebih banyak

membuat lukisan sesuai pesanan konsumen. Mereka lebih dekat dengan realita sehari-

hari karena hidup ditengah hiruk pikuk kota metropolitan.

Mereka begitu mencintai profesinya dan menikmati pekerjaan tanpa mengeluh

meski hanya sebagai seorang pelukis jalanan, karena bagi mereka melukis bukan

hanya sekedar untuk mencari materi akan tetapi melukis merupakan penyaluran jiwa

seni yang tertanam dalam diri mereka. Salah satu impian terbesar mereka adalah

memiliki sebuah galeri atau ruang pameran untuk menampilkan hasil karya-karya

mereka.

Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk membuat makalah tentang

seniman pelukis jalanan.

B. Tujuan Penulisan

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menambah wawasan dan membuka

pikiran pembaca agar menyadari bahwa apapun profesi seseorang jika dikerjakan

dengan tulus dan menikmatinya maka kita tidak akan mengeluh.

C. Metodologi Penelitian

Dalam membuat makalah ini kami melakukan observasi langsung kepada para

pelukis jalanan dengan mewawancarai narasumber ditempat mereka melakukan

pekerjaan melukis mereka yaitu di Kota Tua.

Adapun peralatan yang kami gunakan untuk wawancara masih sangat terbatas

yaitu : Kamera Digital, Handphone dan Alat tulis.

1

Page 2: Makalah Pelukis jalanan

D. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini kami menguraikan sistematika penulisan  yang

sesuai dengan persyaratan penyusunan makalah yang baik sehingga akan terlihat rapi

dan teratur. Adapun sistematika tersebut sesuai dengan judul serta terbagi dalam

berbagai bab perincian.

E. Batasan Masalah

Banyak sekali hal menarik yang bisa diambil dari seorang pelukis terutama

pelukis jalanan mulai dari kisah hidupnya, pengalamannya, teknik yang digunakan dan

sebagainya. Namun kami membatasi bahasan masalah hanya seputar kegiatan melukis

dan kehidupan mereka sebagai seorang pelukis. Dan kami memiliki 3 narasumber

yang menjadi acuan dalam penulisan makalah ini.

2

Page 3: Makalah Pelukis jalanan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Asal-muasal Pelukis Jalanan

Sejarah merupakan bagian yang tak bisa dipisahkan dari sebuah kota.

Peninggalannya justru bisa menjadi daya tarik sebuah kota bagi para wisatawan,

termasuk Jakarta. Selain menjadi ibu kota negara, kota yang dulunya disebut dengan

Batavia itu, juga menjadi cagar budaya dan wisata kota tua.

Bermula dari sebuah bandar kecil di muara Sungai Ciliwung, Kota Jakarta

menjadi pusat perdagangan internasional. Hingga sekarang Kota Jakarta tetap menjadi

kota sibuk, padat yang beragam.

Keunikan Jakarta terdapat pada sejarah dan kota tuanya. Bagian dari kota

Jakarta yang sudah berusia ratusan tahun ini menawarkan pemandangan yang

mengagumkan. Bangunan tua bersejarah, kawasan pecinan, pengojek ontel, kuliner

tempo dulu dan museum.

Kawasan Kota Tua selain menyimpan bangunan kuno yang bersejarah,

ternyata di sepanjang masa juga terus didatangi oleh wisatawan, baik lokal maupun

mancanegara. Fenomena ini sangat dimanfaatkan para pelukis jalanan untuk mengais

rejeki. Mereka menawarkan kemahirannya dalam seni lukis pada setiap wisatawan

yang melintas di kawasan tersebut.

Pelukis jalanan seolah sudah menjadi satu bagian dengan kawasan Kota Tua.

Setiap hari sedikitnya ada 30 pelukis jalanan yang mangkal di beberapa sudut

bangunan. Mereka bersandar di dinding bangunan kuno yang terletak di Jl Pintu Besar

Selatan-Gadjahmada. Dengan modal yang sederhana, mereka beraktivitas mencari

nafkah. Untuk menarik perhatian wisatawan, beberapa lukisan berbahan dasar kanvas

hasil karyanya disandarkan di didinding yang sudah kusam. Untuk keperluan melukis,

kelompok pelukis itu menggunakan alat yang sederhana. Kayu penyangga, pewarna

dengan konte betang dan serbuk, kertas, dan tentunya foto yang menjadi obyek

lukisan.

3

Page 4: Makalah Pelukis jalanan

“Ini sebagai kenangan di kala mampir ke Kota Tua. Makanya kesempatan ini

langsung ditorehkan dalam sebuah lukisan,” kata Yahya (32), seorang wisatawan asal

Bandung, Jawa Barat, yang minta dilukis.

Menurut Fillay, salah satu pelukis jalanan kota tua yang berhasil kami

wawancarai, pada awalnya pelukis jalanan hanya berjumlah 2 orang. Semakin lama

jumlah pelukis jalanan semakin bertambah. Kehadiran para seniman jalanan di Kota

Tua ini memang bukan baru-baru ini saja, akan tetapi sejak tahun 1980 mereka sudah

menjamur di tempat tersebut. Sejak dulu, mereka selalu bergerombol di sebuah

bangunan tua yang sudah tak digunakan lagi.

Kamijan yang juga merupakan pelukis jalanan di kawasan Kota Tua mengaku

menjadi pelukis jalanan di tempat tersebut sudah dilakoninya sejak tahun 1998.

Menurutnya, pekerjaanya sebagai pelukis jalanan bukan hanya sekedar untuk mencari

materi semata melainkan ada kepuasan tersendiri dari setiap karya yang dihasilkan dan

melukis merupakan sarana penyaluran bakat seni yang dimilikinya.

Kebanyakan dari mereka, melukis berdasarkan pesanan. Pesanan lukisan dapat

diminta dengan berbagai bentuk dan gaya, harganya pun tergantung dari lukisan yang

diminta. Untuk lukisan wajah dengan warna hitam putih harganya berkisar antara Rp

250-300 ribu.

Kamijan mengaku, pada hari tertentu di mana para pelukis jalanan ini

mendapat pesanan lukisan cukup ramai. Dalam satu hari bisa mencapai dua atau tiga

orang yang minta dilukis. Mengenai hasilnya biasanya bisa sampai tiga hari, semua

tergantung tingkat kesulitannya.

Hingga saat ini, kehadiran pelukis jalanan di kawasan Kota Tua memang

dibutuhkan pengunjung untuk mengabadikan momen saat berkunjung ke wisata Kota

Tua. Hanya pengunjung yang memiliki jiwa senilah yang menganggap lukisan wajah

dengan background gedung-gedung tua cukup berharga. Terlebih suasana klasik Kota

Tua merupakan momen yang sulit terlupakan.

4

Page 5: Makalah Pelukis jalanan

B. Komunitas Pelukis Jalanan

Seperti yang telah dikatakan Fillay bahwa pada awalnya pelukis jalanan hanya

berjumlah 3 orang. Semakin lama jumlah pelukis jalanan semakin bertambah. Dengan

semakin banyaknya para seniman jalanan ini maka terbentuklah suatu komunitas yang

diberi nama “Kelompok Pelukis Kota”. Komunitas inilah yang memberikan informasi

tentang even-even lukisan yang bisa diikuti oleh anggota komunitas tersebut.

Namun disayangkan komunitas tersebut tidak terorganisir dengan baik, karena

dalam menentukan pimpinan organisasi dipilih orang yang memang ingin menjadi

pimpinan tanpa masa jabatan yang ditentukan dan berhenti jika mereka sudah tidak

ingin menjadi ketua.

Fillay juga mengatakan bahwa karena tidak ada peraturan yang jelas dalam

organisasi tersebut, maka hingga saat ini organisasi tersebut masih vacum karena

belum memiliki pimpinan.

C. Profile Pelukis Kota Tua

Selain berseni, kota Jakarta dengan pesona kota tuanya menjadi daya tarik

tersendiri bagi para wisatawan, dan mereka yang memiliki jiwa seni pasti ingin

mengabadikan momen saat berkunjung ke kota tersebut dalam sebuah lukisan. Dengan

banyaknya wisatawan yang tertarik dengan karya seni lukis maka pelukis jalanan kian

menjamur.

Dari sekian banyak pelukis jalanan kota tua, tidak semua bisa diwawancarai

dengan alasan tidak bisa diganggu karena sedang mengerjakan lukisan pesanan

pengunjung. Oleh karena itu penulis hanya berhasil mewawancarai 3 orang pelukis

jalanan dikawasan yang sama. Dan penulis merasa bahwa 3 orang tersebut cukup

mewakili untuk dijadikan bahan pembuatan makalah ini.

Adapun 3 orang narasumber yang berhasil kami wawancarai adalah :

1. Kamijan

Pak Kamijan berusia 49 tahun, beliau mulai melukis di Kota Tua dari

tahun 1998. Dia berasal dari Seleman Jogjakarta dan sekarang tinggal di Parung

Panjang. Laki-laki yang memiliki dua orang putri dan dua putra ini mengaku

pernah mengikuti persatuan pelukis yang ada di kota tua yaitu “kelompok pelukis

kota”.

5

Page 6: Makalah Pelukis jalanan

Dia berangkat dari rumah jam 07.00 pagi dengan menggunakan kereta

dan melakukan aktivitasnya hingga jam 17.00 setiap harinya .

Pendidikan terakhir pak kamijan adalah sekolah menengah seni rupa tahun

1983, dari situlah beliau mulai mengembangkan bakat melukisnya. Dia mengaku

belajar melukis hanya di sekolah dan tidak pernah mengikuti kursus melukis. Dia

mengembangkan sendiri kemampuan melukisnya hingga saat ini.

Meski hanya sebagai pelukis jalanan namun karya pak Kamijan patut

diperhitungkan, hal ini terbukti dari even-even yang pernah diikuti dan prestasi

yang pernah diperolehnya. Bapak Kajiman Pernah mengikuti pameran seni lukis

di Gedung Seni Jogjakata tepatnya di Gedung Purna Budaya dan pameran di

Bandung di Lembaga Indonesia-Prancis tahun 1987. Sedangkan prestasi yang

pernah diperolehnya adalah pernah mendapatkan peghargaan karya terbaik

“Potret Diri” yang diikutinya setelah lulus sekolah. Dia juga pernah mengikuti

lomba seni lukis realis atau lukisan imajinasi dan mendapatkan jura 3. Selain itu

lukisan pak Kamijan pernah di beli oleh sekjen departemen kesehatan ibu Rafia

untuk hadiah ulang tahunnya pada tahun 2006.

Selain lukisan yang dipamerkan dijalanan kota tua dia juga mempunyai

ratusan lukisan di rumahnya yang sampai saat ini masih di rawatnya.

Tidak ada yang mengira jika penghasilan seorang pelukis jalanan ternyata

cukup besar, jika dikalkulasi penghasilan menjadi Pelukis di kota tua dalam satu

bulan mencapai 2,5 juta s/d 3 juta an. Akan tetapi penghasilan ini tidak rutin

didapat setiap bulan karena sebagai seorang pelukis jalanan mereka mendapat

penghasilan berdasarkan pesanan.

Adapun tingkat kesulitan melukis menurut bapak kajiman adalah ketika

pelanggannya meminta melukis foto yang sudah buram dan gambarnya sudah

tidak jelas. Lukisan yang paling di sukai pak Kamijan adalah jenis lukisan

imajinasi atau abstrak. Untuk rata-rata persatu lukisan 300 ribu dan untuk

membuat satu lukisan bisa sampai 3 hari menurut tingkatan kesulitanya.

Bapak yang ramah ini tidak pernah mengeluh meski tidak mempunyai

sarana yang layak untuk memamerkan lukisannya dan dia mengatakan bahwa dia

sudah jatuh cinta dengan melukis dan tidak ingin beralih ke profesi lain. Harapan

terbesar pak Kamijan adalah memiliki Galeri untuk memamerkan karya-karyanya.

6

Page 7: Makalah Pelukis jalanan

2. Fillay

Bapak Fillay berusia 38 tahun. Dia tinggal di pademangan barat ke kota

tua, karena jarak rumahnya dekat dengan tempat ia melukis dia berangkat

menggunakan sepeda. Pendidikan terakhirnya SLTP dan ia mengaku belajar

melukis secara otodidak. Menurutnya penghasilan seorang pelukis cukup untuk

menghidupi keluarga dan menyekolahkan anaknya yang sudah berusia 5 tahun.

Ia menjalani profesi sebagai pelukis jalanan sudah sejak 8 tahun lalau. Dan

dia Menceritakan bahwa dahulunya pelukis di kota tua hanya ada dua orang dan

semakin lama semakin banyak peminatnya karena penghasilan yang lumayan,

namun begitu filay mengatakan bahwa materi bukanlah hal utama. Seperti halnya

pak Kamijan menurut filay melukis merupakan sarana menyalurkan bakat yang

dimilikinya. Pernah juga dibuat organisasi kesatuan pelukis jalanan di kota tua,

akan tetapi sekarang sudah bubar dan belum ada pembentukan lagi.

Untuk penghasilan dalam tiap bulannya sampai sekitar 2 jutaan. Dan dia

pun pernah mendapatkan orderan sampai harga 8 jutaan, dengan di kerjakan oleh

beberapa pelukis karena banyaknya pesanan.

Pak filay memilih untuk melukis karena selain penghasilannya lumayan

juga dapat menyalurkan hobbinya. Lukisan yang sangat ia sukai adalah jenis

lukisan karikatur dan abstrak.

Pernah mengikuti pameran di pasar seni jaya ancol dan pada acara jambore

di kampus Taruma Negara tiap tahunnya.

Bahan yang di gunakan menggunakan untuk melukis adalah cat air, cat

minyak, kanvas dan harga dari satu lukisannya rata-rata berharga 250 ribu.

Tingkatan kesulitan yang dihadapi filay pada saat melukis adalah jika ada pesanan

yang memberikan foto yang sudah buram. Sepertinya semua pelukis jalanan

Sampai saat ini bapak Filai tidak ingin beralih Profesi selain menjadi

pelukis. Harapan terbesarnya sama seperti harapan pak Kamijan, ia ingin

mempunyai galeri sendiri untuk memamerkan lukisannya. Sampai saat ini jika di

hitung- hitung dia mempunyai 1000 lukisan di rumahnya dan masih sering di

rawatnya.

7

Page 8: Makalah Pelukis jalanan

3. Jaya

Pak Jaya mulai melukis tahun 1998. Karena sudah memiliki bakat melukis

ia pun terus mengasah kemampuannya dengan belajar secara otodidak. Objek

yang di lukis macam-macam, terkadang melikis wajah, pemandangan atau apa

saja.

Seperti kedua temannya, pak kamijan dan pak filay, pak jayapun pernah

mengikuti pameran yaitu pameran cangker areng.

Pak jaya melukis dengan media kertas dan kanvas, menurut pengakuan

pak Jaya harga kertas yang di gunakan yaitu Rp. 400.000 sedangkan harga kanvas

yaitu Rp. 1000.000,-.

Jika jumlah pesanan terlalu banyak maka ia membutuhkan kerja sama dari

beberapa pelukis untuk menyelesaikan proyek lukisan besar. Untuk melukis

karikatur di butuhkan waktu sehari. Dan tingkat kesulitan saat melukis menurut

pak jaya adalah saat melukis bagian muka.

8

Page 9: Makalah Pelukis jalanan

BAB III

HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA

Setelah kami menelusuri sepanjang jalan di kota tua, ternyata banyak sekali

kelompok-kelompok pelukis jalanan. Akan tetapi tidak semua dari mereka bisa

diwawancarai. Ada yang beralasan sedang sibuk dan tidak bisa diganggu dan ada pula

yang memang tidak mau di wawancarai.

Akan tetapi kami berhasil mendapatkan 3 orang narasumber yang bisa mewakili

untuk bahan pembuatan makalah ini. Berikut salah satu petikan wawancara kami dengan

salah satu pelukis Jalanan tersebut :

Kelompok 5 : Selamat siang pak, maaf bisa minta waktu nya sebentar ?

Kamijan : Bisa, Apa yg bisa saya bantu?

Kelompok 5 : Kami dari BSI Tangerang sedang melakukan observasi tentang pelukis

Jalanan. Nama bapak siapa?

Kamijan : Nama saya Kamijan

Kelompok 5 : Usia Bapak?

Kamijan : 49 tahun

Kelompok 5 : Sejak kapan bapak menjadi pelukis jalanan?

Kamijan : Sejak tahun 1998

Kelompok 5 : Berangkat dari rumah jam berapa pak ?

Kamijan : Jam 07.00 pagi

Kelompok 5 : Pendidikan terakhir pak kamijan ?

Pak Kamijan : Sekolah Menengah Seni Rupa

Kelompok 5 : Apakah Bapak pernah mengikuti kursus melukis?

9

Page 10: Makalah Pelukis jalanan

Pak Kamijan : Saya tidak pernah kursus tetapi saya mengembangkan sendiri bakat saya.

Kelompok 5 : Pernah tidak bapak mengikut sertakan lukisan bapak dalam sebuah

pameran, dan apa tema acaranya ?

Pak Kamijan : Oh sering, saya pernah mengikuti pameran seni lukis di Gedung Seni

Jogjakata tepatnya di Gedung Purna Budaya dan pameran di Bandung di

Lembaga Indonesia-Prancis tahun 1987. Dan masih banyak lagi yang

tidak

bisa saya ingat karena sudah lama sekali

Kelompok 5 : Selama bapak menjadi pelukis apakah bapak pernah mengikuti sebuah

kompetisi ?

Pak Kamijan : Pernah, saya pernah mendapat peghargaan karya terbaik “Potret Diri”

dan itu ketika saya baru lulus sekolah. Saya juga pernah mengikuti lomba

seni lukis realis atau lukisan imajinasi dan mendapatkan juara 3. Selain

itu

lukisan saya pernah di beli oleh sekjen departemen kesehatan ibu Rafia

untuk hadiah ulang tahunnya pada tahun 2006.

Kelompok 5 : Berapa penghasilan dalam satu bulan ?

Pak Kamijan : Sebenarnya penghasilan saya tidak tentu karena tergantung pesanan

tetapi

kalau sedang ramai bisa mencapai 2,5 juta s/d 3 juta an.

Kelompok 5 : Apa kesulitan bapak dalam melukis?

Pak Kamijan : Yang sulit adalah ketika seseorang ingin dilukis lewat foto dan foto

tersebut sudah buram, jadi tidak jelas.

10

Page 11: Makalah Pelukis jalanan

Kelompok 5 : Lukisan apa yang paling sering dipesan dan berapa harganya?

Pak Kamijan : Yang paling sering adalah lukisan wajah, dan harganya sekitar

Rp. 300.000,-

Kelompok 5 : Berapa lama waktu yang dibutuhkan bapak untuk menyesaikan lukisan

Pak Kamijan : 3 hari

Kelompok 5 : Apa harapan Bapak kedepan?

Pak Kamijan : Saya ingin punya galeri sendiri

11

Page 12: Makalah Pelukis jalanan

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari makalah ini kami menyimpulkan bahwa di indonesia banyak sekali

seniman seniman lukis yang butuh perhatian dari pemerintah untuk mewadahi

penyaluran bakat mereka, karena dengan adanya mereka menjadi salah satu daya

tarik bagi para wisatawan kota tua.

Selain itu hal yang dapat diambil dari sini adalah bahwa apapun profesi kita,

jika kita mengerjakannya dengan ikhlas maka akan menghasilkan karya terbaik dan

tidak ada keluh kesah.

B. Saran

Adapun saran kami sebagai penulis bagi para pembaca adalah :

1. Hendaklah kita mensyukuri apa yang sudah kita miliki tanpa berhenti berusaha.

2. Kenali bakat kita dan asahlah hingga kita bisa menghasilkan karya yang terbaik.

3. Teruslah kembangkan potensi diri kita untuk mencapai cita-cita yang sesuai

dengan keinginan kita.

12

Page 13: Makalah Pelukis jalanan

Daftar Pustaka

Berita Jakarta.com, 28 April 2010

13

Page 14: Makalah Pelukis jalanan

Lampiran

Wawancara dengan Pak Kamijan

Pak Filay Wawancara dengan Pak jaya

Hasil lukisan Pak Filay Lingkungan sekitar pelukis Kota Tua

14