44
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan anugerahNya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Makalah ini merupakan hasil pengumpulan data mengenai “PENALARAN INDUKTIF” sebagaimana yang akan menjadi acuan pembelajaran dalam bidang studi mata kuliah Bahasa Indonesia. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Latar belakang Di dunia ini diciptakan Manusia dan binatang keduanya memiliki pengetahuan. Pengetahuan ini digunakan untuk membedakan baik dan buruk, hitam dan putih.. Senantiasa pengetahuan ini dikembangkan menurut permasalahan hidupnnya. Manusia lain dengan binatang, binaang menggunakan pengetahuannya hanya untuk bertahan hidup. Binatang dibekali pengetahuan untuk mengenali predator yang mengintai dirinya dan mengambil tindakan untuk melindungi diri. Akan tetapi, pengetahuan binatang tersebut tidak mampu mereka kembangkan. Jadi, pengetahuan binatang hanya digunakan untuk bertahan hidup. Ada dua penyebab manusia mampu mengembangkan pengetahuannya. Pertama ialah karena manusia memiliki bahasa. Bahasa ini berguna dalam melakukan pengomunikasian informasi dan jalan pikiran yang melandasi informasi tersebut. Kedua adalah adanya kemampuan manusia dalam berpikir berdasarkan suatu alur kerangka berpikir tertentu. Cara berpikir inilah yang disebut dengan penalaran. Menurut S. Suriasumantri, penalaran merupakan sebuah proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Jelas sekali bahwa penalaran berkaitan dengan proses berpikir, bukan dengan merasa. Berpikir adalah kegiatan untuk memperoleh kebenaran. Proses berpikir yang berbeda mengakibatkan kebenaran berbeda-beda bagi setiap orang. Kriteria kebenaran terdapat pada setiap jalan pikiran sekaligus sebagai landasan bagi proses penemuan kebenaran. Ada 2 jenis penalaran, dalam kali ini kita hanya membahas tentang penalaran indiktif. II. Rumusan Masalah

Makalah penalaran induktif

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah penalaran induktif

Citation preview

Page 1: Makalah penalaran induktif

KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan anugerahNya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.Makalah ini merupakan hasil pengumpulan data mengenai “PENALARAN INDUKTIF” sebagaimana yang akan menjadi acuan pembelajaran dalam bidang studi mata kuliah Bahasa Indonesia. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Latar belakang

Di dunia ini diciptakan Manusia dan binatang keduanya memiliki pengetahuan. Pengetahuan ini digunakan untuk membedakan baik dan buruk, hitam dan putih.. Senantiasa pengetahuan ini dikembangkan menurut permasalahan hidupnnya. Manusia lain dengan binatang, binaang menggunakan pengetahuannya hanya untuk bertahan hidup. Binatang dibekali pengetahuan untuk mengenali predator yang mengintai dirinya dan mengambil tindakan untuk melindungi diri. Akan tetapi, pengetahuan binatang tersebut tidak mampu mereka kembangkan. Jadi, pengetahuan binatang hanya digunakan untuk bertahan hidup.

Ada dua penyebab manusia mampu mengembangkan pengetahuannya. Pertama ialah karena manusia memiliki bahasa. Bahasa ini berguna dalam melakukan pengomunikasian informasi dan jalan pikiran yang melandasi informasi tersebut. Kedua adalah adanya kemampuan manusia dalam berpikir berdasarkan suatu alur kerangka berpikir tertentu. Cara berpikir inilah yang disebut dengan penalaran.

Menurut S. Suriasumantri, penalaran merupakan sebuah proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Jelas sekali bahwa penalaran berkaitan dengan proses berpikir, bukan dengan merasa. Berpikir adalah kegiatan untuk memperoleh kebenaran. Proses berpikir yang berbeda mengakibatkan kebenaran berbeda-beda bagi setiap orang. Kriteria kebenaran terdapat pada setiap jalan pikiran sekaligus sebagai landasan bagi proses penemuan kebenaran.

Ada 2 jenis penalaran, dalam kali ini kita hanya membahas tentang penalaran indiktif.

II. Rumusan Masalah

1. Sesuai dengan latar belakang diatas, maka disimpulkan apa yang dimaksud penalaran indiktif?

2. Bagaimana corak penalaran induktif?

III. Tujuan penalaran

Untuk mengetahui lebih mendalam tentang penalaran induktif dan coraknya

Page 2: Makalah penalaran induktif

IV. Pembahasan

1. PENALARAN INDUKTIFSecara garis besar bias dikatakan induksi adalah proses penalaran untuk sampaipada suatu keputusan, prinsip, atau sikap yang bersifat umum dan khusus, beradasarkanpengamatan atas hal-hal yang khusus.

Proses induksi dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :a) GENERALISASIialah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas jumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa. Generalisasi dibuktikan dengan data, contoh, statistic dllContoh :

Orang yang menjadi kader partai korupsiOrang yang menjabat sebagai ketua umum partai korupsiGeneralisasi : Orang yang berkerja di partai korupsi

Jenis-jenis generalisasi :

Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif

Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi atas dasar penyimpulan yang telah diselidiki.

Contoh: data survey LSM

Generalisasi Dengan Loncatan Induktif

Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki

diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.contoh: Hampir seluruh partai mendapat pendapatan dari hasil korupsi.b) ANALOGIadalah suatu proses penalaran membandingkan sifat esensial yang mempunyai persamaan. Dengan asumsi tersebut diasumsikan ada persamaan pula dalam hal lainya.

Ada 2 macam analogi,yaitu :

Analogi Induktif

Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.

Page 3: Makalah penalaran induktif

Contoh analogi induktif :

Timnas Indonesia lolos dalam semifinal piala asia dengan demikian timnas Indonesia akan masuk piala dunia di tahun mendatang dengan berlatih setiap hari.

Analogi Deklaratif

Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.

contoh analogi deklaratif :

deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.

c) HUBUNGAN SEBAB-AKIBATHubungan sebab akibat diambil dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lain, dapatlah kita sampai kepada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu atau dapat juga kita sampai kepada akibat fakta tersebut.

Penalaran induksi sebab akibat dibedakan menjadi 3 macam:

Hubungan sebab – akibat

Dalam hubungan ini dikemukakan terlebih dahulu hal-hal yang menjadi sebab, kemudian ditarik kesimpulan yang berupa akibat.Contoh

Belajar, berdoa, tekun dan tidak putus asa adalah hal yang bias membuat kita berada di puncak kesuksesan.

Hubungan akibat – sebab

Dalam hubungan ini dikemukakan terlebih dahulu hal-hal yang menjadi akibat, selanjutnya ditarik kesimpulan yang merupakan sebabnya.

Contoh :

Dewasa marak terjadi tindak criminal di perkotaan seperti,tingkat stress yang tinggi, tawuran antar wilayah dan bunuh diri yang disebabkan kenaikan harga bbm sehingga mengalami kesulitan ekonomi.

Hubungan sebab – akibat 1 – akibat 2

Page 4: Makalah penalaran induktif

Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama menjadi sebab hingga menimbulkan akibat kedua. Akibat kedua menjadi sebab yang menimbulkan akibat ketiga, dan seterusnya.

Contoh penalaran hubungan sebab – akibat 1 – akibat 2:

Setiap menjelang hari idul fitri arus lalu lintas di tol sangat ramai. Seminggu sebelum hari H jalanan sudah dipenuhi kendaraan-kendaraan umum maupun pribadi yang mengangkut penumpang yang akan pulang ke daerahnya masing-masing. Banyaknya kendaraan tersebut mau tidak mau mengakibatkan arus lalu lintas menjadi semrawut. Kesemrawutan ini tidak jarang sering menimbulkan kemacetan di mana-mana. Lebih dari itu bahkan tidak mustahil kecelakaan menjadi sering terjadi.

V. KESIMPULAN

Dari berbagai penjelasan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa

- Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa

prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat

khusus. Prosesnya disebut Induksi. Dalam penalaran Induktif ini ada 3 jenis

penalaran Induktif yaitu Generalisai, Analogi, dan Hubungan sebab akibat ataupun

hubungan akibat–sebab.

Daftar Pustaka :

1. http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/opini/390-penelitian-

lembaganya-dan-penalaran-namanya.html

2. http://rezaiueomanage.blogspot.com/Reza.Jakarta

3. Ambarwati, Sri Bahasa Indonesia untuk SMA / MA kelas X semester genap.

Klaten , Jawa Tengah : CV Viva Pakarindo

Page 5: Makalah penalaran induktif

4. http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran

5. http://robertoxie.wordpress.com/2011/09/28/penalaran-induktif/

6. http://www.perkuliahan.com/makalah-kalimat-deduktif-induktif-bahasa-

indonesia/

- See more at: http://rezaiueomanage.blogspot.com/2012/03/makalah-penalaran-induktif.html#sthash.qUFZrRTN.dpuf

Page 6: Makalah penalaran induktif

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan anugerahNya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Makalah ini merupakan hasil pengumpulan data mengenai “Penalaran Induktif” sebagaimana yang akan menjadi acuan pembelajaran dalam bidang studi mata kuliah Bahasa Indonesia. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

BAB 1PENDAHULUAN

1. Latar BelakangPenalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akat terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Dalam penalaran proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi

2. Tujuan Penulisan Makalah1. Mahasiswa dapat menyusun kalimt-kalimat yang bermalar

2.Mahasiswa dapat membuat penalaran induktif3. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud penalaran induktif? 2. Bagaimana corak penalaran induktif?

4. Metode Pengumpulan DataDalam penyusunan makalah ini kami memperoleh data dengan menggunakan metode sebagai berikut :- Metode Mesin PencariYaitu mencari sumber sumber yang ada pada mesin pencari seperti google,yahoo dll

Page 7: Makalah penalaran induktif

BAB2GAMBARAN UMUM

Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita).Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

BAB 3PEMBAHASAN

1.    Penalaran InduktifPenalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.

2.     Jenis – Jenis Penalaran Induktif

      Aspek dari penalaran induktif adalah analogi dan generalisasi. Menurut Jacob (dalam Shofiah, 2007 :15), hal ini berdasarkan bahwa penalaran induktif terbagi menjadi dua macam, yaitu generalisasi dan analogi.

A. AnalogiAnalogi adalah proses penyimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Analogi dapat juga dikatakan sebagai proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya, kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.

Contoh dari AnalogiDemikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.

Page 8: Makalah penalaran induktif

B. GeneralisasiGeneralisasi adalah penarikan kesimpulan umum dari data atau fakta-fakta yang diberikan atau yang ada.Analogi mempunyai 4 fungsi, antara lain :1.    Membandingkan beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan2.    Meramalkan kesaman3.    Menyingkapkan kekeliruan4.    Klasifikasi

1. Macam – Macam Generalisasia)    Generalisasi sempurnaGeneralisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.Contoh:sensus penduduk

b)    Generalisasi tidak sempurnaGeneralisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.Contoh:Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon.Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna.Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.

Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.2. Sampel harus bervariasi.3.Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.

C. KausalKausal adalah merupakan prinsip sebab-akibat yang di haruri dan pasti antara gejala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya , merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Contoh :    Pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.

1. Tujuan KausalTujuan kausal terdapat dalam Hubungan Kausal Dapat berlangsung dalam tiga pola :   a. Sebab ke akibat    Dari peristiwa yang dianggap sebagai sebab menuju kesimpulan sebagai efek.   b. Akibat ke sebab    Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat menuju sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat.

Page 9: Makalah penalaran induktif

   c. Akibat ke akibat    Dari akibat ke akibat yang lain tanpa menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat.

BAB 4DAFTAR PUSTAKA

http://carapedia.comhttp://kafeilmu.comhttp://www.vanz-garuda.co.cc/2010/03/penalaran-induktif.htmlhttp://ssantoso.blogspot.com/2008/08/penalaran-induktif-dan-deduktif-materi.htmlhttp://www.taqdire.web.id/2010/02/penalaran-induktif.htmlhttp://google.comhttp://yahoo.com

Page 10: Makalah penalaran induktif

Makalah Penalaran Induktif

1. Latar Belakang

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akat terbentuk proposisi–proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.Dalam penalaran proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.2. Tujuan PenulisanDalam rangka peningkatan mutu Bahasa Indonesia dalam menguasai kemampuan berpikir, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas sebagai manusia intelektual. Dalam rangka memahami, menganalisa konesp penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau salah.Ada dua metode dalam penalaran tapi disini kami hanya membahas mengenai metode penalaran Induktif dimana metode penalaran induktif adalah adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum.Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.

1. Gambaran Umum

Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita).Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.4. PEMBAHASAN

Page 11: Makalah penalaran induktif

Paragraf induktif adalah paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup semua peristiwa khusus di atas.Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.

Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh pertanyaan:

Jika dipanaskan, besi memuai.Jika dipanaskan, tembaga memuai.Jika dipanaskan, emas memuai.Jika dipanaskan, platina memuai.Jika dipanaskan, logam memuai.Jika ada udara, manusia akan hidup.Jika ada udara, hewan akan hidup.Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.Tamara Bleszynski adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.Nia Ramadhani adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.Generalisasi: Semua bintang sinetron berparas cantikPernyataan “semua bintang sinetron berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.Contoh kesalahannya:Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.Macam-macam generalisasiGeneralisasi sempurnaAdalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.Contoh: sensus pendudukGeneralisasi tidak sempurnaAdalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantalon.Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurnaGeneralisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.

Page 12: Makalah penalaran induktif

2. Sampel harus bervariasi.3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.

Makalah Penalaran Induktif dan Deduktif

Kelompok Tulisan Makalah :-Ersza Sinastrya (13109985)-M Kemal Maulana-Duvi Apriandi-Youdanto Hadinegoro

Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan bimbinganNya yang selalu menyertai kami di dalam memahami ilmu-ilmu yang kami pelajari dan aplikasikan di dalam kehidupan. Makalah ini kami buat berdasarkan tugas yang diberikan oleh dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2 Bapak Tri Budiarta yang kami hormati.Tugas ini adalah lanjutan dari tugas individu yang membahas mengenai “ Penalaran “. Sehingga di dalam tugas makalah ini kita membahas lebih detail apa saja yang bisa kita pelajari mengenai Penalaran itu sendiri. Tugas makalah ini kami tunjukan untuk kami sendiri sebagai pelajar yang belajar mamahami mengenai Penalaran, kemudian untuk dosen pengajar kami Tri budiarta, dan bentuk pengabdian kami terhadap kedua orang tua kami untuk selalu terus belajarSemoga Tugas makalah ini kami kerjakan secara maksimal berdasarkan hasil pemahaman kami mengenai Penalaran. Dan dapat memberikan manfaat bagi kami memahami Penalaran, memberika manfaat bagi teman teman ataupun orang lain yang membaca, dan kepada bapak Tri Budiarta sebagai pengajar kami.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penalaran merupakan hal yang kita sering gunakan sehari hari di dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang terdekat baik keluarga maupun kerabat di tempat kuliah atau di kantor. Namun penulis akan menjelaskan pembahasan kali ini tentang penalaran yang penggunaanya kita gunakan di dalam bahasa kita sehari hari yaitu Bahasa Indonesia.

1.2. Tujuan Penulisan Masalah

Penulisan ini akan dibuat dengan tujuan peningkatan mutu dalam penggunaan Bahasa Indonesia dalam menguasa kemampuan berfikir, bersifat rasional dan dinamis berpandangan untuk menganalisa konsep penalaran yang bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.

Page 13: Makalah penalaran induktif

1.3 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan penalaran deduktif ?2. Ada berapa macam jenis penalaran deduktif ?

3. Apakah yang dimaksud dengan penalaran induktif ?4. Ada berapa macam jenis penalaran induktif ?

1.4 Metode Pengumpulan Data

Penyusunan makalah ini kami mendapatkan data melalui metode pencarian di salah satu search engine di internet.

BAB II

POKOK PEMBAHASAN

Pendefinisian Penalaran :

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).

1. Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif adalah suatu tahap pemikiran dan pembelajaran manusia untuk menghubungkan antara data dengan fakta yang ada sehingga pada akhirnya terdapat kesimpulan yg dapat diambil.

Penalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum. Simpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih umum dari pada proposi tempat menarik simpulan itu. Proposi tempat merarik simpulan itu disebut premis. Atau dapat juga di artikan penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.

Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.

Page 14: Makalah penalaran induktif

Macam – macam penalaran deduktif

· SILOGISME

Merupakan suatu cara penalaran yang formal.Penalaran dalam bentuk ini jarang ditemukan/dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kita lebih sering mengikuti polanya saja, meskipun kadang-kadang secara tidak sadar. Misalnya ucapan “Ia dihukum karena melanggar peraturan “X”

Silogisme KatagorikSilogisme Katagorik adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).

Silogisme HipotetikSilogisme Hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.

Silogisme Disyungtif

Silogisme Disyungtif adalah silogisme yang premis mayornya keputusan disyungtif sedangkan premis minornya kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya.

2. Penalaran Induktif

Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan – pernyataan yang khusus dan menghasilkan kesimpulan yang umum. Dengan kata lain kesimpulan, yang diperoleh tidak lebih khusus daripada pernyataaan (premis).

Macam – macam penalran induktif

Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh:

Jika dipanaskan, besi memuai.

Jika dipanaskan, tembaga memuai.

Jika dipanaskan, emas memuai.

Jika dipanaskan, platina memuai.

∴ Jika dipanaskan, logam memuai.

Page 15: Makalah penalaran induktif

Jika ada udara, manusia akan hidup.

Jika ada udara, hewan akan hidup.

Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.

∴ Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

proses penalaran yang digunakan dalam berfikir untuk menarik kesimpulan dari sesuatu yang bersifat khusus ke umum atau berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Penalaran Induktif dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Generalisasi adalah bentuk dari metode berfikir induktif atau suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual ( khusus ) menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.

a) Generalisasi tanpa loncatan induktif adalah seluruh fakta yang ada di dalam fenomena yang dijadikan sebuah kesimpulan berdasarkan penyelidikan yang terjadi. Contoh : setiap 1 bulan pada tahun masehi tidak ada yang jumlah harinya lebih dari 31 hari.

b) Generalisasi dengan loncatan induktif adalah generalisasi yang kesimpulannya diambil dari sebagian fakta dari suatu fenomena yang berlaku pada fenomena sejenis yang belum diselidiki. Contoh : kita menyelidiki sebagian masyarakat Indonesia yang ramah, lalu kita membuat sebuah kesimpulan bahwa semua rakyat Indonesia adalah masyarakat yang ramah.

2. Analogi adalah suatu bentuk metode penalaran induktif untuk menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat penting yang bersamaan. Tujuan dari analogi adalah :

- Meramalkan persamaan

- Mengadakan klasifikasi

- Menyingkap kekeliruan

Kesimpulan

Setelah kita telah mempelajari teknik penalaran ini , kami dapat memahami konsep dari penalaran yaitu yang bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah, dan mengetahui jenis- jenis penalaran.

referensi :

http://sahabat-keyboard.blogspot.com/2012/03/makalah-penalaran-induktif-dan-deduktif.html

http://nugrohoadi2ka12.wordpress.com/2011/05/30/penalaran-deduktif/

Page 16: Makalah penalaran induktif

http://meyhero.wordpress.com/2011/02/17/penalaran-induktif-dalam-bahasa-indonesia/

Home » penulisan ilmiah » makalah penalaran induktif dan deduktif | konklusi | proposisi

makalah penalaran induktif dan deduktif | konklusi | proposisi

Nama Angota kelompok : Achmad Rusdiansyah ( 15209331 )Ilham fikri habibie (12209470)Ira afiana (13209266)Rika wika (10209952)Yunita Dianti (14209364)

KATA PENGANTARPuji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan bimbinganNya yang selalu menyertai kami di dalam memahami ilmu-ilmu yang kami pelajari dan aplikasikan di dalam kehidupan. Makalah ini kami buat berdasarkan tugas yang diberikan oleh dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2 Bapak Tri Budiarta yang kami hormati. Tugas ini adalah lanjutan dari tugas individu yang membahas mengenai “ Penalaran “. Sehingga di dalam tugas makalah ini kita membahas lebih detail apa saja yang bisa kita pelajari mengenai Penalaran itu sendir.Tugas makalah ini kami tujukan untuk kami sendiri sebagai pelajar yang belajar mamahami mengenai Penalaran, kemudian untuk dosen pengajar kami Tri budiarta, dan bentuk pengabdian kami terhadap kedua ora tua kami untuk selalu terus belajarSemoga Tugas makalah ini kami kerjakan secara maksimal berdasarkan hasil pemahaman kami mengenai Penalaran. Dan dapat memberikan manfaat bagi kami memahami Penalaran, memberika manfaat bagi teman teman ataupun orang lain yang membaca, dan kepada bapak Tri Budiarta sebagai pengajar kami.

Page 17: Makalah penalaran induktif

BAB 1PENDAHULUAN1. Latar belakang

Sebelum kita membahas dan memahami lebih jauh mengenai Penalaran, timbul pertanyaan yang mendasar yang muncul di dalam benak kita mengapa ( WHY ) kita mempelajari Penalaran?. Kita perlu memahami mengenai Penalaran karena penalaran merupakan hal yang kita sering gunakan sehari hari di dalam berkomunikasi atau berinteraksi satu dengan yang lainya. Namun di dalam bahasan kali ini kita membahas penalaran yang penggunaanya di gunakan di dalam Bahasa Indonesia.

2. Tujuan Penulisan masalah

Penulisan ini bertujuan dalam rangka peningkatan mutu bahasa Indonesia dalam menguasai kemampuan berfikir, bersikap rasioanal dan dinamis berpandangan untuk menganalisa konsep penalaran yang bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memeng salah,Selain itu tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah nilai pada mata kuliah bahasa Indonesia 2.3. Rumusan masalah

1. Ada yang dimaksud dengan penalaran deduktif ?2. Apa berapa jenis penalaran deduktif ?3. Bagaimana penulisan penalaran deduktif didalam sebuah kalimat dan penulisan ?4. Apa yang dimaksud dengan penalaran induktif ?5. Ada berapa jenis penalaran induktif ?6. Bagaimana penulisan penalaran induktif didalam sebuah kaliamat dan penulisan ?

4.Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan makalah ini kami memperoleh data dengan menggunakan metode sebagai berikut :Metode perpustakaan Yaitu membuat makalah dengan mengumpulkan data-data dari hasil membaca buku yang tersedia diperpustakaan juga beberapa data dari pencarian melalui internet atau e-library

Page 18: Makalah penalaran induktif

BAB IIPembahasan

Definisi penalaran :Pengertian penalaran Penalaran adalah suatu proses berfikir manusia untuk menghung-hubungkan data atau pakta yang ada sehingga pada satu kesimpulan. Data atau fakta yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar disinilah letak kerjanya penalaran orang akan menerima data dan fakta yang benar dan tentu saja akan menolak fakta yang belum jelas kebenarannya. Data yang dapat dipergunakan dalam penalaran untuk menapai satu simpulan ini harus berbentuk kalimat pernyataan . kaliamat pernyataan yang dapat dipergunakan sebagai data itu disebut reposisi. Dengan mengetahui definisi penalaran dapat diketahui bahwa penalaran terbagi menjadi 2 yaitu;

1. Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif bertolak dari sebuah kontusi atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum. Simpulan yang diproleh tidak mungkin lebih umum daripada proposisi tempat menarik simpulan itu. Proporsi tempat menarik simpulan itu disebut premis.

Penarikan simpulan secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan dapat pula dilakukan secara tak langsung.Misalnya :1. Semua S adalah P (premis)Sebagian P adalah S (simpulan)contoh: Semua ikan berdarah dingin. (premis)Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)2. Tidak satu pun S adalah P. (premis)Tidak satu pun P adalah S. (simpulan)contoh : Tidak seekor nyamuk pun adalah lalat.(Premis)Tidak seekor lalat pun adalah nyamuk. (simpulan)3. Semua S adalah P.(premis)Tidak satu pun S adalah tak-P.(simpulan)contoh; Semua rudal adalah senjata berbahaya.(premis)Tidak seekor lalat pun adalah nyamuk.(simpulan)4. Tidak satu pun S adalah P.(premis)Semua S adalah tak-P.(simpulan)contoh; Tidak seekor pun harimau adalah simga.(premis)Semua harimau adalah bukan singa.(simpulan)5. Semua S adalah P.(premis)Tidak satu pun S adalah tak-P.(simpulan)

Page 19: Makalah penalaran induktif

Tidak satu pun tak-P adalah S.(simpulan)contoh: Semua gajah adalah berbelalai.(premis)Tidak satu pun gajah adalah takberbelalai.(simpulan)Tidak satu pun yang tak berbelalai adalah gajah.(simpulan)

2. Penalaran induktif

Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan - pernyataan yang khusus dan menghasilkan kesimpulan yang umum. Dengan kata lain kesimpulan, yang diperoleh tidak lebih khusus daripada pernyataaan (premis) Ada berapa bentuk penalaran induktif ?

1. Generalisasi

Generalisasi ialah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.Jadi dari beberapa gejala dan data yang kita ragukan, dapat kita simpulkan kebenaranya setelah beberapa data sebagai pernyataan memberikan gambaran seperti :contoh : Jika dipanaskan, Besi memuai.Jika dipanaskan, Tembaga memuai.Jika dipanaskan, Emas memuai.Jadi jika dipanaskan, logam memuai.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam simpulan generalisasi sebagai berikut :1. Data itu harus memadai jumlahnya. Makin banyak data yang dipaparkan makin jelas simpulan yang diperoleh.2. Data itu harus meawkili keseluruhan. 3. Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai sifat khusus tidak dapat dijadikan data.

Generalisasi sempurnaAdalah generalisasi yang dimana seluruh fenomena atau kejadian yang bisa menjadi dasar penyimpulan diselidiki.Contoh: Sensus PendudukGeneralisasi tidak sempurnaAdalah generalisasi yang dimana kesimpulannya dapat di ambil dari sebagian fenomena yang di selidiki dan di terapkan juga untuk semua fenomena yang belum di selidiki.Contoh : Hampir Semua wanita dewasa di Jakarta menyukai coklat

2. Analogi

Page 20: Makalah penalaran induktif

Analogi adalah cara penarikan pernalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.contoh : Nina adalanh lulusan Universitas GunadarmaNina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.Ali adalah lulusan akademi AOleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.Tujuan Penalaran secara analogi sebagai berikut :1. Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan2. Analogi digunakan untuk menyingkapkan kekeliruan3. Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.Dandy adalah lulusan akademi militerDandy dapat membuat website dengan baik.

3. Hubungan kausal

Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.Ada tiga jenis hunbungan kausal ;Sebab-Akibat: terlihat pada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap sebuah akibat yang nyata, misalnya kalau kita melihat sebiji buah mangga jatuh dari batangnya, kita akan memperkirakan beberapa kemungkinan penyebabnya. Mungkin mangga itu tertimpa hujan, mungkin dihempas angin, dan mungkin pula dilempari oleh anak- anak. Pastilah salah satu kemungkinan itu penyebabnya. Contohnya: Karena PLN mengalami gangguan, menyebabkan mati lampu di perumahan Cibubur.Sebab akibatAkibat-Sebab:Akibat sebab ini dapat dilihat pada peristiwa seseorang pergi ke dokter. Kedokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab, jadi mirip dengan entimen. Akan tetapi, dalam penalaranj enis akibat-sebab ini peristiwa sebab merupakan kesimpulan.Contoh: Gigs mendapatkan kartu merah, karena melakukan pelanggaran Andi mendapatkan surat tilang, karena mengebut di jalanAkibat- akibat:Akibat- akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “ akibat” langsung disimpulkan pada suatu “akibat” yang lain. Contoh:Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah dihalamannya becek. Ibu langsung menyipulkan bahwa kain jemuran di belalkang rumahnya pasti basah.

Istilah- istilah didalam penalaran

Page 21: Makalah penalaran induktif

1. Proposisi yaitu kalimat pernyataan yang dipergunakan sebagai data 2. Evidensi yaitu semua fakta yang ada, yang dihubung- hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu3. Konklusi yaitu deduksi atau kesimpulan akhir dalam suatu premis

dari konklusi dan premis yang ada dapat disimpulkan sebuah pelaran ialah sebuah gerakan pikiran dari sebuah proposisi 1 dan seterusnya, hingga mencapai proposisi terakhir atau sebuah kesimpulan.Hukum hokum penalaran.perlu dipahami bahwa yang benar tidak sama dengan yang logis . yang benar ialah suatu proposisi. Sebuah proposisi di anggap benar jika kalau ada kesesuain antara objek dan predikat. Yang logis adalah penalaran nya. Sebuah penalran akan di sebut logis jika kalau mempunyai bentuk yang tepat dan sebab itu penalaran itu sahih.

KesimpulanSetelah kita mempeajari penalaran lebih lanjut, benar bahwa kita dapat memahami konsep dari penalaran yaitu yang bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah, dan mengetahui jenis- jenis penalaran.

Referensihttp://ssantoso.blogspot.com/2008/08/penalaran-induktif-dan-deduktif-materi.htmlhttp://www.taqdire.web.id/2010/02/penalaran-induktif.htmlCermat berbahasa Indonesia untuk perguruan tinggi, Zinal,Arifin : 2007

http://ilhamfikrihabibie-inspiration.blogspot.com/

http://www.vanz-garuda.co.cc/2010/03/penalaran-induktif.html

Page 22: Makalah penalaran induktif

MAKALAH KELOMPOK PENALARAN INDUKTIF DAN PENALARAN DEDUKTIF

PENALARAN INDUKTIF DAN PENALARAN DEDUKTIF

I. Latar Belakang

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera

(observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.

Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi

yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar,

orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.

Proses inilah yang disebut menalar.

Menurut Jujun Suriasumantri, Penalaran adalah suatu proses berfikir dalam

menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Sebagai suatu kegiatan

berfikir penalaran memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri pertama adalah proses berpikir

logis, dimana berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut pola

tertentu atau dengan kata lain menurut logika tertentu. Ciri yang kedua adalah

sifat analitik dari proses berpikirnya. Sifat analitik ini merupakan konsekuensi dari

adanya suatu pola berpikir tertentu.

Penalaran dibagi menjadi dua, yaitu penalaran deduktif dan penalaran

induktif. Penalaran deduktif dikembangkan oleh Aristoteles, Thales, Pythagoras,

dan para filsuf Yunani lainnya dari Periode Klasik (600-300 SM.). Aristoteles,

misalnya, menceritakan bagaimana Thales menggunakan kecakapannya untuk

mendeduksikan bahwa musim panen zaitun pada musim berikutnya akan sangat

Page 23: Makalah penalaran induktif

berlimpah. Karena itu ia membeli semua alat penggiling zaitun dan memperoleh

keuntungan besar ketika panen zaitun yang melimpah itu benar-benar terjadi.

Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah

mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah, dan premis yang tidak

tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat.

Alternatif dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif. Perbedaan

dasar di antara keduanya dapat disimpulkan dari dinamika deduktif dengan

progresi secara logis dari bukti-bukti umum kepada kebenaran atau kesimpulan

yang khusus; sementara dengan induksi, dinamika logisnya justru sebaliknya.

Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai

model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat

berlaku secara umum.

Penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai

kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji

informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang

spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum. Pada abad ke-19, Adams dan

LeVerrier menerapkan teori Newton (prinsip umum) untuk mendeduksikan

keberadaan, massa, posisi, dan orbit Neptunus (kesimpulan-kesimpulan khusus)

tentang gangguan (perturbasi) dalam orbit Uranus yang diamati (data spesifik).

II. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah,

yaitu apa perbedaan penalaran induktif dan penalaran deduktif ?

Page 24: Makalah penalaran induktif

III. Tujuan Penulisan

Mengetahui apa perbedaan penalaran induktif dan penalaran deduktif.

IV . Pembahasan

Penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa

prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat

khusus. Prosesnya disebut induksi.

Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, atau hubungan

sebab akibat. Generalisasi adalah proses berpikir berdasarkan hasil pengamatan

atas sejumlah gejala dan fakta dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau

sebagian dari gejala serupa itu. Analogi merupakan cara menarik kesimpulan

berdasarkan hasil pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus yang bersamaan.

Hubungan sebab akibat ialah hubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang

mengikuti pola sebab akibat, akibat sebab, dan akibat-akibat.

Contoh penalaran induktif :

Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Babi berdaun

telinga berkembang biak dengan melahirkan. Ikan paus berdaun telinga

berkembang biak dengan melahirkan.

Page 25: Makalah penalaran induktif

Contoh generalisasi :

Pemakaian bahasa Indonesia deseluruh daerah diindonesia dewasa ini belum

dapat dikata seragam. Perbedaan dalam struktur kalimat, lagu kalimat, ucapan

terlihan dengan mudah. Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan

sering dikalahkan oleh bahasa daerah. Diungkapkan persurat kabaran, radio, dan

TV pemakaian bahasa indonesia belum lagi dapat dikatakan sudah terjaga baik.

Para pemuka kita pun pada umumnya juga belum memperlihatkan penggunaan

bahasa Indonesia yang terjaga baik. Fakta – fakta diatas menunjukan bahwa

pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan.

Macam – macam generalisasi :

· Generalisasi sempurna

Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan

diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak

dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.

· Generalisasi tidak sempurana

Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan

kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.

Penalaran generalisasi bertolak dari satu atau sejumlah fakta (fenomena atau

peristiwa) khusus yang mempunyai kemiripan untuk membuat sebuah

kesimpulan. Sejumlah peristiwa khusus dibuat dalam bentuk kalimat, kemudian

Page 26: Makalah penalaran induktif

pada akhir paragraf diakhiri dengan kalimat yang berisi generalisasi dari peristiwa.

Peristiwa khusus yang disebutkan pada bagian awal.

b. Analogi

Adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang

diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari

beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang

satu dengan yang sebelumnya.

Dalam berfikir Analogis, kita meletakan suatu hubungan baru berdasarkan

hubungan-hubungan baru itu. Dan kita juga dapat menarik kesimpulan bahwa jika

sudah ada persamaan dalam berbagai segi, ada persamaan pula dalam bidang

yang lain. Pada pembentukan kesimpulan dengan jalan analogi, jalan pikiran kita

didasarkan atas persamaan suatu keadaan yang khusus lainnya. Karena pada

dasarnya hanya membandingkan persamaan – persamaan dankemudian dicari

hubungannya. Maka sering kesimpulan yang diambil tidak logis.

Dari penjabaran diatas, dapat dikatakan bahwa penalaran analogi adalah proses

penyimpulan berdasarkan fakta atau kesamaan data. Analogi juga dapat

dikatakan sebagai proses membandingkana dari dua hal yang berlainan

berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu

kesimpulan.

Contoh Analogi:

Kita banyak tertarik dengan planel mars, karena banyak persamaannya dengan

bumi kita. Mars dan Bumi menjadi anggota tata surya yang sama. Mars

mempunyai atsmosfir seperti bumi. Temperaturnya hampir sama dengan bumi.

Page 27: Makalah penalaran induktif

Unsur air dan oksigennya juga ada. Caranya mengelilingi matahari menyebabkan

pula timbulanya musim seperti bumi. Jika bumi ada mahluk. Tidaklah mungkin

ada mahluk hidup diplanet Mars.

· Hubungan akibat sebab

Hubungan akibat sebab merupakan suatu proses berfikir dengan bertolak dari

suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat, kemudian bergerak menuju sebab-

sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat tadi.

Contoh :

Masalah pengangguran merupakan masalah serius yang harus diselesaikan

pemerintah, seperti beberapa waktu lalu diberitakan dimedia cetak dan ibu kota,

bagaimana ribuan pencari kerja hars berdesakan bahkankan pingsan untuk

mendapatkan pekerjaan. Menurut laporan media cetak hal ini terjadi karena

dalam waktu dekat ini banyak perusahaan menufaktor yang akan tutup. Sehingga

harus melakukan PHK. Selain itu minimnya kahlian atau rendahnya kualitas SDM

menjadi faktor penyebab banyaknya pengangguran diibukota.

Contohnya dalam menggunakan preposisi spesifik seperti:

Es ini dingin. (atau: Semua es yang pernah kusentuh dingin.)

Bola biliar bergerak ketika didorong tongkat. (atau: Dari seratus bola biliar yang

didorong tongkat, semuanya bergerak.)

Page 28: Makalah penalaran induktif

Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif dibidani oleh filosof Yunani Aristoteles merupakan penalaran

yang beralur dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum menuju pada

penyimpulan yang bersifat khusus. Sang Bagawan Aristoteles (Van Dalen:6)

menyatakan bahwa penalaran deduktif adalah, ”A discourse in wich certain things

being posited, something else than what is posited necessarily follows from

them”. pola penalaran ini dikenal dengan pola silogisme. Pada penalaran deduktif

menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan

dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Corak berpikir deduktif adalah silogisme kategorial, silogisme hipotesis,

silogisme alternatif. Dalam penalaran ini tedapat premis, yaitu proposisi tempat

menarik kesimpulan. Untuk penarikan kesimpulannya dapat dilakukan secara

langsung maupun tidak langsung. Penarikan kesimpulan secara langsung diambil

dari satu premis,sedangkan untuk penarikan kesimpulan tidak langsung dari dua

premis.

Contoh :

-Laptop adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi

-DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk

beroperasi

Page 29: Makalah penalaran induktif

kesimpulan —> semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk

beroperasi

Ada 2 macam penalaran deduktif

Menarik simpulan secara Langsung

Menarik simpulan secara Tidak Langsung

menarik Simpulan secara langsung ditarik dari satu premis. sedangkan menarik

secara tidak langsung merupakan kebalikan dari secara langsung dimana pada

secara tidak langsung membutuhkan 2 buah premis sebagai datanya.

Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :

a. Silogisme

Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme

disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan

fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2

pendapat dan 1 kesimpulan.

Contohnya:

Semua manusia akan mati

Amin adalah manusia

Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)

b. Entimen

Page 30: Makalah penalaran induktif

Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula

silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama

diketahui.

Contoh :

Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari

Pada malam hari tidak ada matahari

Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis

V. KESIMPULAN

Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penalaran dalam

prosesnya ada 2 macam yaitu penalaran Induksi dan penalaran Deduktif.

- Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan

berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang

bersifat khusus. Prosesnya disebut Induksi. Dalam penalaran Induktif ini ada 3

jenis penalaran Induktif yaitu Generalisai, Analogi, dan Hubungan sebab akibat

ataupun hubungan akibat–sebab.

- Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan

berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan fakta-fakta yang

Page 31: Makalah penalaran induktif

bersifat umum. Prosesnya disebut Deduksi. Jenis penalaran Deduktif ini

diantaranya ada Silogisme dan Entinem.

Daftar Pustaka :

1. Ahmadi, H.Abu . 1998 . psikologi Umum . jakarta : PT Rineka Cipta

2. Ambarwati, Sri Bahasa Indonesia untuk SMA / MA kelas X semester genap. Klaten

, Jawa Tengah : CV Viva Pakarindo

3. http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran

4. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/02/penalaran-deduktif-dan-penalaran-

induktif-dalam-proses-berfikir-yang-dikaitkan-pemakaian-berbahasa

5. http://www.perkuliahan.com/makalah-kalimat-deduktif-induktif-bahasa-

indonesia/#ixzz1ogyl0oiH

6. http://www.perkuliahan.com/makalah-kalimat-deduktif-induktif-bahasa-

indonesia/

Page 32: Makalah penalaran induktif

A. Pengertian dan Jenis PenalaranPenalaran (reasioning) adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta atau petunjuk menuju suatu kesimpulan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses berpikir yang sistematik dalan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan. Bahan pengambilan kesimpulan itu dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli (otoritas).Secara umum, ada dua jenis penalaran atau pengambilan kesimpulan, yakni penalaran induktif dan deduktif.1. Penalaran Induktif dan CoraknyaPenalaran induktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang khusus menuju sesuatu yang umum.Penalaran Induktif dapat dilakukan dengan tiga cara:a. GeneralisasiGeneralisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala atau peristiwa yang serupa untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala atau peristiwa itu. Generalisasi diturunka dari gejala-gejala khusus yang diperoleh melalui pengalaman, observasi, wawancara, atau studi dokumentasi. Sumbernya dapat berupa dokumen, statistik, kesaksian, pendapat ahli, peristiwa-peristiwa politik, sosial ekonomi atau hukum. Dari berbagai gejala atau peristiwa khusus itu, orang membentuk opini, sikap, penilaian, keyakinan atau perasaan tertentu.Beberapa contoh penalaran induktif dengan cara generalisasi adalah sebagai berikut:1) Berdasarkan pengalaman, seorang ibu dapat membedakan atau menyimpulkan arti tangisan bayinya, sebagai ungkapan rasa lapar atau haus, sakit atau tidak nyaman.2) Berdasarkan pengamatannya, seorang ilmuwan menemukan bahwa kambing, sapi, onta, kerbau, kucing, harimau, gajah, rusa, kera adalah binatang menyusui. Hewan-hewan itu menghasilkan turunannya melalui kelahiran. Dari temuannya itu, ia membuat generalisasi bahwa semua binatang menyusui mereproduksi turunannya melalui kelahiran.b. AnalogiAnalogi adalah suatu proses yag bertolak dari peristiwa atau gejala khusus yang satu sama lain memiliki kesamaan untuk menarik sebuah kesimpulan. Karena titik tolak penalaran ini adalah kesamaan karakteristik di antara dua hal, maka kesimpulannya akan menyiratkan ”Apa yang berlaku pada satu hal, akan pula berlaku untuk hal lainya”. Dengan demikian, dasar kesimpula yang digunakan merupakan ciri pokok atau esensial dari dua hal yang dianalogikan.Beberapa contoh penalaran induktif dengan cara analogi adalah sebagai berikut:1) Dalam riset medis, para peneliti mengamati berbagai efek dari bermacam bahan melalui eksperimen binatang seperti tikus dan kera, yang dalam beberapa hal memiliki kesamaan karakter anatomis dengan manusia. Dari kajian itu, akan ditarik kesimpulan bahwa efek bahan-bahan uji coba yang ditemukan pada binatang juga akan terjadi pada manusia.2) Dr. Maria C. Diamond, seorang profesor anatomi dari University of California tertarik untuk meneliti pengaruh pil kontrasepsi terhadap pertumbuha cerebral cortex wanita, sebuah bagian otak yang mengatur kecerdasan. Dia menginjeksi sejumlah tikus betina dengan sebuah hormon yang isinya serupa dengan pil. Hasilnya tikus-tikus itu memperlihatkan pertumbuhan yang sangat rendah dibandingkan dengan tikus-tikus yang tidak diberi hormon itu. Berdasarkan studi itu, Dr. Diamond menyimpulkan bahwa pil kontrasepsi dapat menghambat perkembangan otak penggunanya.

Page 33: Makalah penalaran induktif

Dalam contoh penelitian tersebut, Dr. Diamond menganalogikan anatomi tikus dengan manusia. Jadi apa yang terjadi pada tikus, akan terjadi pula pada manusia.c. Hubungan Kausal (Sebab Akibat)Penalaran induktif dengan melalui hubungan kausal (sebab akibat) merupakan penalaran yang bertolak dari hukum kausalitas bahwa semua peristiwa yang terjadi di dunia ini terjadi dalam rangkaian sebab akibat. Tak ada suatu gejala atau kejadian pun yang muncul tanpa penyebab.Cara berpikir seperti itu sebenarnya lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya dalam dunia ilmu pengetahuan.Contoh:1) Ketika seorang ibu melihat awan tebal menggantung, dia segera memunguti pakaian yang sedang dijemurnya. Tindakannya itu terdorong oleh pengalamannya bahwa mendung tebal (sebab) adalah pertanda akan turun hujan (akibat).2) Seorang petani menanam berbagai jenis pohon dipekarangannya, tanaman tersebut dia sirami, dia rawat dan dia beri pupuk. Anehnya, tanaman itu bukannya semakin segar, melainkan layu bahkan mati. Tanaman yang mati dia cabuti. Ia melihat ternyata akar-akarnya rusak da dipenuhi rayap. Berdasarkan temuannya itu, petani tersebut menyimpulkan bahwa biang keladi rusaknya tanaman (akibat) adalah rayap (sebab).