Makalah Pengolahan Benih Terung Dan Mentimun Kel.8 2

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALAH PENGOLAHAN BENIH TERUNG DAN MENTIMUN Disusun untuk memenuhi mata kuliah Teknologi Perbenihan III Semester Ganjil Tahun 2010 Kelompok 8 Raden Bondan E B Rahmanita Desy Utami Arina Robbi Dhea Primasari Ruben M Hutabarat (150110080162) (150110080159) (150110080161) (150110080160) (150110080163)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR

DAFTAR ISI BAB I BAB II 2.1 2.2 2.3 2.4 BAB III 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 BAB IV : PENDAHULUAN : TINJAUAN PUSTAKA Pengeringan Pengemasan, Penyimpanan Pengiriman : PEMBAHASAN Benih Terung Pengolahan Benih Terung Benih Mentimun Pengolahan Benih Mentimun Mesin Pengolahan Benih Sayuran 9 10 13 14 .15 4 5 5 5

Mesin Pengolahan Produk Sayuran .17 : KESIMPULAN

2

BAB I PENDAHULUAN Benih yang memiliki mutu baik merupakan salah satu kunci sukses produksi. Dalam negara yang sedang berkembang, kurang tersedianya benih bermutu sering kali menjadi factor penghambat bagi perkembangan industry produksi benih. Tersedianya benih bermutu dipengaruhi oleh factor seperti (1) penyediaan varietas unggul, (2) teknologi produksi benih, (3) penanganan benih pasca panen (teknologi pengolahan), dan (4) pemasaran. Di negara maju seperti Amerika Serikat, perkembangan industri benih untuk menghasilkan benih bermutu ditunjang oleh beberapa faktor yaitu (1) meningkatnya jumlah varietas baru yang tersedia, (2) perkembangan sertifikasi benih dan program perundangan perbenihan, (3) perkembangan teknologi penanganan benih pasca panen, (4) pengetahuan yang lebih baik tentang mutu benih, (5) adanya seed grower (produsen benih). Salah satu faktor penentu benih bermutu dan layak dipasarkan yaitu teknologi dalam mengolah benih. Teknologi pengolahan benih merupakan faktor essensial dalam menentukan benih hasil panen layak dipasarkan atau tidak. Hal ini berkaitan dan akan mempengaruhi dengan kehilangan hasil dari proses pemanenan, kondisi benih secara fisik, kimia dan biologi. Benih bermutu tinggi dapat diperoleh bila panen dilakukan pada saat masak fisiologis, karena pada saat itu benih mempunyai bobot kering dan vigor yang maksimum (Hasanah dan Rusmin 1993). Benih yang telah masak lebih mudah dipanen dan dibersihkan dengan kehilangan hasil yang minimal. Panen sebelum benih masak dimana kadar air benih masih tinggi dapat menyulitkan terutama dalam perontokan dan pembersihan, sedangkan setelah lewat masak mutu benih dapat berkurang karena pengaruh cuaca buruk, rebah, dan rontoknya benih. Dengan proses pengolahan benih yang tepat, maka hasil yang didapatkan akan lebih maksimal setelah pemanenan dari lapangan. Benih dapat layak dipasarkan ke konsumen petani dan nilai produksi untuk industri benih akan meningkat secara tidak langsung.

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Benih sayuran dikelompokkan menjadi dua grup sesuai dengan kondisi benih saat panen, yaitu: (1) benih kering (dry seeds), dipanen setelah kering di tanaman seperti pada buncis, okra, onion, selada, wortel, jagung manis; dan (2) benih dari buah basah (seeds of fleshy fruits). Ada dua tipe benih dari buah basah: a) berlendir (mucilaginous layer) pada tomat, mentimun, dan (b) tidak berlendir pada cabai, terong. Untuk grup dry seeds, pengeringan dilakukan di bawah matahari, dirontok secara manual, kemudian dibersihkan. Ekstraksi benih dari buah basah (misalnya tomat) dilakukan dengan cara fermentasi 1-2 hari pada suhu 22-270C. a. Pengeringan (Drying) Pengeringan perlu dilakukan segera setelah benih dipanen, karena makin lama penundaan pengeringan, kualitas benih yang dihasilkan makin menurun (Hasanah 1987). Pengeringan benih sampai kadar air aman segera setelah panen untuk mencegah perkecambahan, dan mempertahankan viabilitas dan vigor benih selama penyimpanan; jika tidak deteriorasi akan terjadi secara cepat karena pertumbuhan/ aktivitas mikroba, dan pemanasan. Pengeringan benih dapat dilakukan secara alami dengan penjemuran di bawah matahari, atau secara buatan dengan drying box. Apabila kadar air benih ketika dipanen > 20% maka suhu pengeringan maksimum 300C, kemudian suhu dinaikkan sampai kisaran 35-400C. Pengeringan dilakukan sampai kadar air benih turun menjadi + 8 %. Mutu benih ditingkatkan melalui pengolahan (seed processing) dengan dua cara: (1) pemisahan benih (separation) dari biji tanaman lain, biji gulma, dan bahan inert, (2) peningkatan mutu (upgrading) atau eliminasi benih bermutu rendah. Tujuan utama pengolahan benih adalah untuk memperoleh persentase maksimum benih murni dengan daya berkecambah maksimum. Benih dapat dipisahkan secara mekanis hanya jika berbeda dalam karakteristik fisik, antara lain: ukuran, panjang, lebar, ketebalan, bentuk, berat (specific gravity), tekstur permukaan, warna. Pencampuran mekanis selama panen, pengeringan, dan prosesing harus dihindari.

4

b. Pengemasan, Penyimpanan, dan Pengiriman Benih harus dikemas dan diberi label sebelum disimpan. Bahan kemasan (packaging material) merupakan faktor utama yang mengatur kadar air benih dalam penyimpanan.

Aluminium foil adalah kemasan benih terbaik dibandingkan plastik atau kertas. Kadar air benih berkesetimbangan (equilibrium) dengan kelembapan (RH) udara sekitar. Kadar air benih dalam penyimpanan dapat lebih tinggi atau lebih rendah tergantung pada RH dan permeabilitas bahan kemasan terhadap air. Benih berkualitas tinggi memiliki daya simpan yang lebih lama daripada benih berkualitas rendah. Kualitas benih tidak dapat diperbaiki dengan perlakuan penyimpanan, karena penyimpanan hanya bertujuan untuk mempertahankan kualitas benih (Hasanah 1987). Selama penyimpanan, benih mengalami penurunan mutu (deteriorasi) yang disebabkan oleh RH dan suhu tinggi (abiotik), aktivitas mikroba (cendawan, bakteri), insek, kutu, tikus (biotik). Dua faktor terpenting yang mempengaruhi periode hidup benih adalah kadar air benih (efek dari RH) dan suhu. Pada umumnya benih kehilangan viabilitas secara cepat pada RH mendekati 80% dan suhu 25-300C, tetapi dapat bertahan lebih dari 10 tahun pada RH < 50% dan suhu < 50C. Harringtons rules of thumb (1973) menjelaskan bahwa periode hidup benih menjadi dua kali lipat atau setengahnya setiap penurunan atau peningkatan kadar air 1%. Untuk menurunkan RH atau membuat ruang simpan menjadi kering, dapat digunakan desikan, antara lain silica gel, CaCl (dapat diaktifkan kembali dengan pemanasan), kapur tohor, abu gosok, arang. Selain RH ruang simpan atau kadar air benih, suhu ruang simpan juga berpengaruh terhadap viabilitas benih. Menurut Harrington, periode hidup benih menjadi dua kali lipat atau setengahnya setiap penurunan atau peningkatan suhu 5.60C. Ruang penyimpanan selain harus kering dan sejuk, juga harus bersih, serta didesinfektan dan difumigasi bilamana diperlukan. Selama pengiriman, benih diusahakan tidak terkena hujan dan kondisinya tetap kering (Hasanah et al.2004b).

5

Proses pengolahan benih tidak terlepas dari pengaruh ketepatan waktu masak fisiologis benih, karena benih yang waktu masak fisiologis baik bisa bertahan ketika tahap penyimpanan selama waktu tertentu. Berikut data tingkat kemasakan benih beberapa tanaman sayuran. Tabel 1. Cara penyerbukan, jarak isolasi, dan indeks kemasakan beberapa jenis sayuranSayuran Penyerbukan Jarak isolasi (m) Buncis Penyerbukan sendiri alami, silang (insek) Kapri Umumnya penyerbukan sendiri Minimal 45-60 Indeks kemasakan Polong kuning Benih berkembang masak dan

penuh dan keras Cabai Tomat Penyerbukan sendiri, dan silang Umumnya (insek) Terong Selada Penyerbukan sendiri, dan silang Penyerbukan sendiri alami, dan penyerbukan silang (insek) Kubis Sebagian silang besar (insek), penyerbukan bisa juga 300-1000 400-900 30-60 penyerbukan silang 45-360 30-60 Merah matang Matang atau hampir matang Lewat stadia edible White fluff on heads (30-50%) Benih berwarna coklat tua

penyerbukan sendiri Mentimun Penyerbukan sendiri, dan silang 400-1000 Buah pucat/emas Sumber: Vegetable Production Training Manual. AVRDC, Taiwan.1990. kuning

6

Selain faktor kematangan fisiologis benih, keadaan iklim tempat pemanenan buah akan mempengaruhi hasil benih. Hasil benih tersebut akan dipengaruhi oleh faktor - faktor seperti panjang hari Tabel 2. Data produksi benih sayuran di daerah tropis Tipe sayuran PenyerBukan Agens Panjang Berat1000 benih (g) Benih yg Durasi tanam s/d panen (bulan) Normal Tinggi Hasil benih pada kondisi sesuai (kg/ha) iklim

penyerbukan hari

diperlukan (kg/ha)

1. Solanaceae Cabai Tomat campuran Insek Sendiri _ netral netral3.3 3.3 0.5 0.4 9 5 200 80 600 150

Terong

campuran Insek

pendek/ 4.0 netral

0.8

7

200

300

2. Cucurbits Mentimun silang Paria silang Insek Insek netral netral25 60 3 5 4 4 300 250 800 400

3. Legum Buncis Kapri sendiri sendiri _ _ netral netral290 170 100 120 4 3 800 1500 2000 2500

7

Kecipir Kacang panjang

sendiri sendiri

_ _

pendek pendek

500 270

20 20

7 6

1100 500

2500 1500

4. Sayuran daun Bayam campuran Angin pendek/ 0.3 netral Kangkung sendiri pendek40 5 5 500 _ 1 4 500 1500

5. Tipe lain Jagung manis Okra campuran Insek pendek/ 50 netral6 6 400 1000

silang

Angin

netral

150

15

4

1000

2000

Sumber: Vegetable Production Training Manual. AVRDC, Taiwan.1990.

8

BAB III PEMBAHASAN A. TerungTaksonomi Kingdom Divisi Ordo Famili : Plantae : Magnoliophyta : Solanales : Solanacea Genus : Solanum Spesies : Solanum melongena

I.

Deskripsi

Terung ialah tumbuhan yang tergolong dalam keluarga Solanaceae dan genus Solanum. Daerah asli pertumbuhan yaitu India dan Sri Lanka, dan satu keluarga dengan tomato dan ubi kentang. Terung biasanya digunakan sebagai sayur untuk masakan. Nama botaninya Solanum melongena. Karakteristik tanaman terung antara lain pertumbuhan bisa mencapai 40 - 150 cm, panjang daun sekitar 10 - 20 cm dan lebar daun antara 5 - 10 cm. Selain itu terung memiliki bentuk - bentuk yang berbeda tergantung jenis varietasnya.

Gambar 1. Terung Panjang

Gambar 2. Terung Putih

Gambar 3. Terung Bulat

9

II. Pengolahan Benih Terung Buah yang dipanen disimpan selama 3 - 4 hari sampai menjadi lunak. Hal ini digunakan agar benih masak secara penuh. 1/3 bagian atas buah yang tidak menyimpan benih dipotong. Dalam persiapan fermentasi dan ekstraksi lapisan luar dikupas, kemudian daging dengan biji dipotong hingga berukuran tipis dan kecil. Benih diekstrak dengan memotong,atau menggunakan mesin ekstrak mekanik untuk produksi skala besar.

Gambar 4a. Buah terung masak dipotong kecil untuk ekstraksi benih

Gambar 4b. Benih terung

Setelah ekstraksi, benih dicuci dan dibersihkan dengan air tambahan dalam sebuah media. Benih terung merupakan benih ortodoks, saat pengeringan bisa dilakukan dengan mesin maupun tanpa mesin. Tanpa mesin, dilakukan dengan cara membuang lendirnya terlebih dahulu. Selanjutnya benih yang telah bersih dikeringkan di bawah sinar matahari selama 3 hari. Benih diratakan dengan tangan setiap 2-3 kali dalam sehari, kemudian lakukan pengeringan secara seragam. Benih akan mengering ketika tingkat kelembapan menjadi 8% (Chen, N.C. 2001).

Gambar 5. Pengeringan benih dalam ruangan

Pengeringan menggunakan mesin dehydrator elektrik membutuhkan waktu antara 10 dan 12 jam. Waktu pengeringan bervariasi tergantung tingkat kelembapan benih dan sering atau tidaknya penggunaan mesin dehydrator. Selain dehydrator, pengeringan dengan oven konvensional bisa dua kali lebih lama tergantung jumlah sirkulasi air( Andress, E.A. and J.A.10

Harrison. 1999). kemudian penyimpanan, setiap benih memiliki batas yang mempengaruhi seperti tingkat maksimal kelembapan, dan daya tahan benih. Tingkat maksimum kelembapan untuk benih terung dalam penyimpanan tertutup adalah 6% (USDA Federal Seed Act, 1976).

Gambar 6a. Pengemasan Benih untuk Proses Penyimpanan

Gambar 6b. Pengiriman Benih dalam Plastik Alumminium Foil

11

Tabel Daya Tahan Benih dalam Ruang Penyimpanan

Sumber (* Lorenz and Maynard, 1980 dan**Vilmorin-Andrieux, 1856) Tanda + menandakan benih tidak kehilangan seluruh viabilitas sebelum test dihentikan

12

B. Mentimun I. DeskripsiTaksonomi Kingdom Divisi Ordo Famili : Plantae : Magnoliophyta : Violales : Cucurbitae Genus : Cucumis Spesies : Cucumis sativus L.

Timun (Cucumber) merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar atau memanjat dengan perantaraan alat pemegang berbentuk pilin atau spiral.Manfaat Bagian yang dimakan dari sayuran ini adalah buahnya. Biasanya buah timun dimakan mentah sebagai lalap. Atau, buah itu dapat pula diasinkan sebagai teman nasi. Buah timun banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C.

Buah mentimun muda untuk sayuran, asinan atau acar umumnya dipetik 2-3 bulan setelah tanam, mentimun hibrida dipanen 42 hari setelah tanam mentimun dipanen setelah matang. Buah dipanen di pagi hari sebelum jam 9.00 dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau tajam. Buah dipanen di pagi hari sebelum jam 9.00 dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau tajam. sejak tanam. Buah yang dipanen berukuran panjang sekitar 18 - 20 cm dengan berat antara 80- 120 g. Buah yang berbentuk lurus berdiameter 1,5 - 2,5 cm dengan berat 20 g adalah buah kualitas super. Saat panen yang baik adalah pagi hari antara pukul 06.00-10.00 dan sore hari antara pukul 15.00-17.00.13

II. Pengolahan Benih Mentimun Panen dilakukan setelah buah tampak menguning, dengan ciri permukaan kulit mengeluarkan net/garis . seperti jaring. Buah mentimun muda untuk sayuran, asinan atau acar umumnya dipetik 2-3 bulan setelah tanam, mentimun hibrida dipanen 42 hari setelah tanam mentimun dipanen setelah matang. Buah dipanen di pagi hari sebelum jam 9.00 dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau tajam. Buah dipanen di pagi hari sebelum jam 9.00 dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau tajam. sejak tanam. Buah yang dipanen berukuran panjang sekitar 18 - 20 cm dengan berat antara 80- 120 g. Buah yang berbentuk lurus berdiameter 1,5 - 2,5 cm dengan berat 20 g adalah buah kualitas super. Saat panen yang baik adalah pagi hari antara pukul 06.00-10.00 dan sore hari antara pukul 15.00-17.00. Biasanya tampak pada umur 60 hst. Setelah buah dipanen, buah-buah tersebut diekstrak untuk mendapatkan benih yang lebih berisi. Hal ini dilakukan selama 3-5 hari. Untuk memisahkan biji dengan buahnya, buah kemudian dibelah untuk krmudian dikeluarkan isinya dan ditampung dalam wadah besar, untuk diperam atau di fermentasi lagi selama satu malam. Keesokan harinya baru dilakukan pencucian (pembersihan) untuk memisahkan benih dengan kotoran lainnya. Setelah itu Benih-benih yang telah bersih kemudian direndam dalam kaporit selama 5 menit, kemudian ditiris di tempat yang teduh selama 2 jam, setelah larutan kemudian dijemur selama 3 hari sampai kering. Penjemuran dilakukan mulai jam 8 pagi sampai jam 11 siang. Penjemuran diulangi lagi mulai jam 13.00 sampai sore. Hal ini dilakukan agar daya tumbuh benih tetap tinggi.pengeringan ini dilakukan secara manual,untuk skala yang lebih besar bisa menggunakan mesin yang bekerja secara otomatis. Pengeringan menggunakan mesin dehydrator elektrik membutuhkan waktu antara 10 dan 12 jam.

14

Gambar Mesin Pengolahan Benih Sayuran (Terung, Mentimun) Mesin Threshing Belt type 3035.10.00 Mesin pada umumnya digunakan untuk memisahkan benih keluar dari buahnya dalam skala besar. Sangat cocok untuk benih sensitive seperti lobak, mentimun, kacang dan bawang.

Sumber. http://www.seedquest.com/machinery/expo/from/seedprocessingholland/threshers.htm

Mesin Pre Cleaner Type 4610.30.00 Mesin ini sangat cocok untuk pembersihan awal benih gandum dan sayuran setelah dipisahkan (threshing). Selain itu digunakan untuk benih dalam jumlah besar.Sumber. http://www.seedquest.com/machinery/expo/from/seedprocessingholland/cleaners.htm

Mesin Pengering Benih Terkondisi Type 3203.50.00 Pengering benih ini digunakan pada utamanya mengeringkan kembali benih berukuran kecil. Kelembapan udara didalam bisa diturunkan dalam pengering dan mengatur sirkulasi udara kembali sehingga temperature udara dan kelembapan rata selama pengeringan dapat terkendali tanpa menggangu kondisi udara.

Sumber. http://www.seedquest.com/machinery/expo/from/seedprocessingholland/dryers.htm15

Mesin Pengekstrak Benih Semi Otomatis type 3007.10.00. Memproses dan mengesktrak benih kecil dalam jumlah lebih banyak seperti benih tomat, mentimun, cabe dan sebagainya.

Sumber. http://www.seedquest.com/machinery/expo/from/seedprocessingholland/extractors.htm

Mesin Pemisah Benih Magnetik Type 4500.00.00 Mesin yang menggunakan tenaga magnet untuk memisahkan benih rusak atau particle lain dari benih baik. Cocok untuk mengurangi kerusakan yang terjadi pada benih mentimun, melon, lobak (keretakan),kapas (serangan hama), atau bawang (kontaminasi dengan tanah atau bagian tanaman.

Sumber. http://www.seedquest.com/machinery/expo/from/seedprocessingholland/separators.htm

16

Gambar Mesin Pengolahan Produk Sayuran (Terung dan Mentimun) Mesin Pemotong Model G-A & Model GK-A Dicers Mesin ini berfungsi memotong mentimun melalui proses pengirisan. Irisan berbentuk lebih besar. Kapasitas produk yang bisa ditampung berkisar antara 12.000 sampai 13.000 (5.440 untuk 5,1000 kg).

17

BAB IV KESIMPULAN Benih yang baik akan menentukan tinggi rendah suatu produk baik secara kualitas dan kuantitas. Secara kualitas benih akan dilihat dari internal( tingkat kemurnian benih, daya berkecambah, dan sifat kimia lainnya) dan eksternal (factor lingkungan). Sedangkan kuantitas yaitu jumlah benih yang dapat dihasilkan dari proses pemanenan (benih dalam keadaan baik, retak, atau hancur). Kemudian beralih ke tahap pengolahan benih, benih dapat dipasarkan dengan tepat ketika memenuhi kriteria selama tahap pengekstrakan, fermentasi, pembersihan, pengeringan dan penyimpanan. Tahap pengolahan setiap benih berbeda beda tergantung golongan benih tersebut. Golongan benih yang biasa berpengaruhi dalam proses pengolahan yaitu benih ortodoks dan rekalsitran, benih basah dan benih kering, benih keras dan benih lunak. Proses pengolahan benih tidak terlepas juga dari pengaruh ketepatan waktu masak fisiologis benih Penyesuaian pengolahan setiap benih harus diperhatikan karena memiliki sifat sensitive dan tahan.. Dengan memperhatikan factor factor tersebut proses pengolahan dapat meningkatkan daya tahan benih sehingga benih berada dalam keadaaan sesuai kriteria di pasar.

18

DAFTAR PUSTAKA Andress, E.A. and J.A. Harrison. 1999. So Easy to Preserve. Fourth edition. Cooperative Extension Service/The University of Georgia. Athens, GA. 344 pp. Diakses melalui http://www.google.com/eggplant-seed. Tanggal akses 26/09/2010. Chen, N.C. 2001. Eggplant seed production. AVRDC International Cooperators Guide. Asian Vegetable Research and Development Center, Shanhua, Taiwan. Diakses melalui http://www.google.com/eggplant-seed. Tanggal akses 26/09/2010. Dwisucipto. 2009. Budidaya-mentimun. Diakses melalui http://tekbenvedcapolije.blogspot.com/2009/04/budidaya-mentimun.html pada 29/09/2010 Hasanah dan Rusmin. 1993. Teknologi Pengelolaan Benih Beberapa Tanaman Obat

Indonesia. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Bogor. Diakses melalui http://www.google.com/pengolahan-benih-terong. Tanggal akses: 25/09/2010. Harrington.1973. dalam makalah Teknologi Produksi Benih Sayuran. Fakultas Pertanian IPB.Bogor. Diakses melalui http://www.docstoc.com/docs/26409998/pengujian-benih berlapis-_testing-coated-seeds_. Tanggal akses: 25/09/2010. Hasanah.1987. dalam makalah Teknologi Pengelolaan Benih Beberapa Tanaman Obat Indonesia. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Bogor. Diakses melalui http://www.google.com/pengolahan-benih-terong. Tanggal akses: 25/09/2010. Hasanah et al.2004b. dalam makalah Teknologi Pengelolaan Benih Beberapa Tanaman Obat Indonesia. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Bogor. Diakses melalui http://www.google.com/pengolahan-benih-terong. Tanggal akses: 25/09/2010. Ilyas.2008.Teknologi Produksi Benih Sayuran. Fakultas Pertanian IPB.Bogor. Diakses melalui http://www.docstoc.com/docs/26409998/pengujian-benih-berlapis-_testing-coated seeds_. Tanggal akses: 25/09/2010. McCormackt.2004. SEED PROCESSING AND STORAGE. Diakses melalui http :

www.google.com/processing-eggplant-seed. Tanggal akses 26/09/2010.

19

Seed

Processing

Holland

BV.

Diakses

melalui

http://www.seedquest.com/id/s/SeedProcessingHolland.htm. Tanggal akses 28/09/2010/ USDA Federal Seed Act, 1976. Dalam makalah SEED PROCESSING AND STORAGE. Diakses melalui http://www.google.com/processing-eggplant-seed. Tanggal akses 26/09/2010.

20