Upload
jemekitebesemahpowered
View
4.807
Download
12
Embed Size (px)
Citation preview
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allaj, Swt karena pada
kesempatan ini kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul :
“Persaudaraan muslim dan memelihara silaturahmi”.
Sengaja makalah yang kami susun ini selain untuk memahami dan memperdalam
wawasan kita mengenai pentingnya persaudaraan sebagai umat muslim serta
memelihara silaturahmi yang baik.
Penulis menyadari makalah ilmu hadits ini jauh dari kata “sempurna” baik
dalam penulisan maupun materi yang di bahas, untuk itu kritik dan saran yand
bersifat membangun sangat penulis harapkan demi meningkatkan kwalitas
mahasiswa Sekolah tinggi ilmu tarbiyah (STIT) yang akan datang.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua fihak yang telah membantu dalam
penulisan dan penyusunan makalah ilmu hadits ini. Semoga kerja sama yang terjalin
di antara kita semakin erat dan senakin indah.
Pagaralam, Maret 2010
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar belakang
Dahulu sebagian besar masyarakat berpendapat bahwa belajar agam islam
itu hanya untuk akhirat saja tetapi dewasa ini, anggapan itu terbukti salah . Sebagai
contoh dulu Alquran dan hadits itu hanya untuk bacaan, ibadah atau penambah
amal, namun dewasa ini semakin banyak peneliti sains yang di lakukan peneliti non
Islam dan ternyata hasil penelitian mereka itu sudah ada di dalam Alquran dan
hadits. Kenapa banyak di antara mereka tergerak hatinya untuk memeluk agama
Islam, lalu bagaimana dengan kita umat Islam sendiri? Apakah hanya menonton
saja... Katakan “tidak” kita harus lebih cerdas dalam menelaah kandungan Al-Quran
dan Hadits sehingga kita bisa mempertebal iman dan pengetahuan kita tentang
wujud Islam yang sesungguhnya serta kita bisa menjadi muslim yang ber iptek dan
berimtak. AMIN
1.2. Permasalahan
A. Persaudaraan Muslim (AN: 23)
a. kesatuan orang-orang Islam
b. mencintai saudara
c. semua orang Islam itu bersaudara
B. Memelihara silaturahmi (LM : 1657)
a. manfaat silaturahmi
b. Larangan memutuskan silaturahmi
C. Tingkah Laku Tercelah
BAB II
Pembahasan
2.1. Persaudaraan Muslim (AN : 23)
Dari Abdullah Ibnu Umar r.a Rasulullah SAW bersabda : “ Orang Islam itu adalah
saudara Islam (bersaudara) karenanya janganlah seorang muslim menganiaya
saudaranya dan jangan membiarkannya tersiksa. Dan barangsiapa yang berusaha
memenuhi hajat (kebutuhan) saudaranya, maka Allah akan memenuhi hajatnya.
Barang siapa yang melepaskan kesulitan orang islam niscaya Allah akan
melepaskan kesulitan di hari kiamat. Dan barang siapa yang menutupi aibnya
seorang islam, niscaya Allah akan menutupinya (aib/dosanya) di hari kiamat “.
(HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Nasa’I, dan Tarmizi)
Pembahasan
Hadits ini di samping menegaskan ukhuwah Islamiah dan ukhuwah
ansaniyah juga menerangkan faktor-faktor yang di kehendakinya. Yang di maksud
Allah menutupi orang yang menutupi aib saudaranya ialah tidak memberi siksa .
sebaiknya orang yang memberi siksa kepada orang-orang yang gemar menyiarkan
aib saudaranya baik di dunia maupun di akhirat dalam hal ini firman Allah
menegaskan :
�cÎ) tûïÏ%©!$# tbq�7Ïtä� br& yì�ϱn@ èpt±Ås»xÿø9$# �Îû
�úïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNçlm; ë>#x�tã ×LìÏ9r& �Îû
$u�÷R��9$# Íot�ÅzFy$#ur 4 ª!$#ur ÞOn=÷èt� óOçFRr&ur �w
tbqßJn=÷ès? ÇÊÒÈ
“ Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan
yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman,
bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. dan Allah
mengetahui, sedang, kamu tidak Mengetahui”.
(QS An-Nur : 19)
Adapun kesalahan-kesalahan yang tegas-tegas di larang oleh syarak
hendaklah di usahakan jangan sampai perbuatan itu di teruskan, kalau perbuatan
tengah di kerjakan. sedangkan kalau perbuatan itu telah selesai di kerjakan
hendaklah di laporkan kepada fihak yang berwajib
Kesatuan Orang-orang Islam
Rasulullah SAW dalam sabdanya di atas menganalogiskan kesatuan orang-
orang yang beriman yang telah di rekatkan oleh empat faktor . Faktor tersebut
bagaikan satu tubuh yang di lengkapi dengan anggota-anggotanya. Kalau salah satu
anggota itu sakit maka anggota yang lainya merasakan sakit juga . Oleh karena itu
umat islam hendaknya saling tolong menolong dalam menghindari malapetaka.
Dalam usahanya menciptakan kebenaran dan keadilan sebagaimana firman Allah
Swt :
�� �������������� ����� ������� ����������� � ���� ������������ �����
�������� �������������� ����������� ���� � ���� ���� ������� ���������� ���
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah,
Sesungguhnya Allah amat berat. (Q.S. Al-Maidah :2)
Rasulullah melukiskan kokohnya kesatuan antara orang-orang Islam
bagaikan dinding tembok yang tersusun dari batu-batu merah yang telah direkat
dengan semen. Kuatnya bangunan itu bukannya semata-mata karena banyaknya
menteri-menterinya, karena kuat perekat.
Dari Abu Musa r.a Nabi SAW beliau bersabda : “ Orang mu’min itu bagi mu’min
lainnya bagaikan bangunan yang sebagian dari mereka memperkuat sebagian yang
lainnya. Beliau menelusup akan jari-jari tangannya yang sebelah kiri kejari-jari
tangan yang sebelah kanan”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Menurut sebagian besar pendapat bahwa yang melakukan perbuatan yang
demikian itu adalah perawi hadist itu sendiri. Yang merupakan penjelasan dengan
menggunakan isyarat atas apa yang beliau sabdakan.
c. Mencintai saudara
Sabda Rasullah SAW :
“Tidak sempurna iman seseorang dari kamu sehingga ia mencintai (mengasihi)
saudaranya sebagaimana ia mengasihi dirinya sendiri”. (HR. Bukhari dari Anas)
Penjelasan :
Yang dimaksud saudara pada hadist tersebut, tidak terbatas pada saudara karena
hubungan darah, tapi lebih luas lagi, saudara sebangsa atau umumnya sesama
manusia.
d. Semua orang Islam itu bersaudara
Sabda Rasulullah SAW :
“Orang Islam itu sesama orang Islam satu sama lain bersaudara, tidak boleh
menganiayanya, menghinakannya, mendustakannya, dan meremehkannya, takwa
itu disini (beliau isyarat ke dadanya tiga kali), cukuplah dipandang sebagai suatu
kejahatan, jika seseorang telah menghina saudaranya sesama muslim. Setiap orang
Islam terhadap orang Islam lainnya haram darahnya, harta bendanya dan
kehormatannya”.
(HR. Muslim dari Abu Hurairah)
Pembahasan:
Ukhuwah Islamiyah, persaudaraan Islam telah digariskan oleh Allah SWT.
Dalam AlQur’an dan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya dan benar-benar
diamalkan.
Seorang muslim tidak dibenarkan melakukan :
1. Penganiayaan : baik badan, hati, maupun perasaannya.
2. Penghinaan dengan mencemaskan dan memperolok, mencaci maki, membuka
aibnya dimuka umum.
3. Merendahkan, meremehkan, serta menyepelekan baik dengan tingkah laku,
perbuatan dan perkataan.
4. Mendustakannya, menipunya dan mempersulit keadaannya.
2.2. Memelihara Silaturahmi (LM : 1657)
Anas Bin Malik r.a berkata, saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda :
“Siapa yang diluaskan rezekinya dan dilanjutkan umurnya, maka hendaklah ia
menyambung famili (kerabat)”. (Hadis dikeluarkan Imam Bukhari dalam
Kitabnya Al-Buyu’)
Pembahasan:
Manusia tidak dapat mencapai kehidupan yang tenteram tanpa pergaulan,
sebab andaikan kehidupan seseorang tanpa mengelompokkan diri pada suatu
kelompok tertentu. Maka bagaikan kambing yang memisahkan diri dari regunya.
Bahwa silaturahmi besar pengaruhnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Apalagi orang yang memutuskan silaturahmi dilarang memasuki surga. Orang yang
gemar menyambung silaturahmi mendapat dua keuntungan, di dunia banyak teman
dan di Akhirat diperbolehkan untuk menempati surga. Kalau di antara manusia
saling kenal dengan yang lain maka interaksi dan komunikasi akan berlanjut, sebab
tiada hari yang lebih sakit bila persahabatan diputuskan. Untuk Allah menganjurkan
agar selalu memelihara tali kasih sayang dan dilarang memutuskannya. Seperti yang
diungkapkan dalam firmanNya:
.......... ������������� ���� ���� ����� ��������� ……….������� ���
...............Dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu
menjaga dan Mengawasi kamu... (Q.S. An-Nisa : 1).
a. Manfaat Silaturahmi
Artinya : Sabda Rasulullah SAW.
“ Bersilaturahmi baik budi pekerti dan bertetangga yang baik akan meramaikan
kampung dan dapat menambah umur “ (HR. Ahmad dan Baihaqi)
Penjelasan :
Mempererat persaudaraan baik dengan sanak keluarga atau teman sejawat,
adalah perintah agama islam agar kita senantiasa berkasih, mengasihi hidup rukun,
tolong menolong saling membantu antara yang kaya dengan yang miskin.
Budi pekerti yang baik adalah ukuran dari iman seseorang, sebab tanpa
dihiasi akhlaq yang baik iman seseorang tidak sempurna. Sedangkan seorang yang
beriman harus dapat memberi manfaat kepada yang lain (masyarakat) termasuk juga
makhluk Allah yang lain seperti hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
Dalam hadist lain dikatakan, bahwa dengan bersilaturahmi akan
memperpanjang umur dan bertambah rezeki.
2.3 Larangan memutuskan hubungan silaturahmi (LM : 1659)
Hadist Abu Ayyub Al-Anshari r.a bahwasannya Rasulullah SAW bersabda ; “Tidak
dihalalkan bagi seorang muslim memboikot saudaranya lebih dari tiga hari
sehingga jika bertemu saling berpaling muka, dan sebaik-baik keduanya adalah
yang mendahului memberi salam” (Hadist dikeluarkan oleh Imam Bukhari
didalam kita Al-adab)
Pembahasan :
Hadist diatas menerangkan bahwa tidak diperbolehkan seorang muslim
memboikot saudaranya selama tiga hari, karena manusia tidak akan mencapai
ketentraman tanpa pergaulan didalam suatu kelompok sebagai bentuk
persaudaraan . dan keluarga adalah bagian dari masyarakat sekaligus manusia akan
merasa tentram dan aman dengan berada dalam suatu kelompok yang penuh
hubungan kekeluargaan. Oleh sebab itu Islam mengajarkan pemeluknya selalu
berpegang kepada tata hubungan kekeluargaan ini mendahulukan kepentingan.
Didalam Islam, kekeluargaan mempunyai dua kata sinonim. Terkadang diistilahkan
dengan dzawi al-qurba (kerabat dekat). Dalam Al-Qur’an Allah menerangkan
menjelaskan istilah tersebut :
���� ��� ��������� ������� ������������� �������� �������� ����
�������� ��������� ����
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan
haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan
dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros”. (QS. Al-Isra : 26)
Ayat tersebut memerintahkan kepada manusia agar
bertakwa kepada Allah atau melaksanakan segala perintahNya
dan menjauhi larangan-laranganNya. Sehubungan dengan
pengertian ayat tersebut Rasulullah SAW bersabda :
Silaturahmi digantungkan atas Arsy’ beliau berkata “ Barang siapa
menyambung hubungannya maka Allah akan menyambung-
nyambungkannya, dan barang siapa yang memutuskan hubungan
tersebut (silaturahmi), maka Allah akan memutuskan hubungan
silaturahmi”. (HR Bukhari Muslim)
C. Tingkah Laku Tercelah
a. buruk sangka (LM. 1660 )
Artinya: Hadist Abu Hurairah r.a bahwa rasulullah berkata waspadalah kamu
terhadap prasangka sesungguhnya prasangka itu sedusta dusta pembicaraan ,
jangan la kamu mendengar2kan pembicaraan orang dan janganlah kamu memata2i
seseorang dan janganlah kamu saling iri hati, dan janganlah kamu saling
membenci. Jadilah kamu hamba2 Allah bersaudarah (Hadist di keluarkan imam
bukhari dalam kitab Al-adab)
Pembahasan
1. Hadist di atas mengemukakan beberapa macam akhlak yang tercela , akhlak
tercela itu adalah prasangka, seperti mendengarkan orang lain, memata2i seseorang.
Nabi SAW memperingatkan agar waspada kepada umatnya, seperti memelihara diri
dari sifat2 tercela. Hadist tersebut dengan lapaz2 Al-baqi dalam Al-lu lu
wa la marjan menjelaskan lapaz itu mengandung makna seruan mawas diri
2. dalam hadist ini nabi SAW menyebutkan prasangka lebih dahulu dari
sifat2 yang lain, prasangka itu sangat jelek.
����������� ��������� ���������� ������������ �������� ����� ������� ����
������ ������� ������ � ���� ����������� ���� ������� �������� �������
�������� ��������� ��� ������� ����� ������� ������� ��������������
����������� ���� ���� ���� ������� ������� ����
“ Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-
sangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purba-sangka itu dosa.
dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu
yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang.”
( Q.S. Al-Hujarat : 12 )
b.. Ghibah Dan Buhtan .( RS : 1523 )
Artinya: Hadist dari Abu hurairah rasulullah bersabda adakah kamu ketahui
apakah ghibah itu? Mereka menjawab Allah dan rasulny lebih mengetahui,
rasulullah bersabda ucapan engkau prihal saudara dgn sesuatu yg tidak di sukai,
beliau di tanya sahabat apakah maksud engkau, jika memang ada engkau katakan
itu pada dirinya, sesungguhnya itulah engkau telah mengupatnya dan jika tidak ada
berarti engkau telah berbuat kedustaan ( HR.Muslim )
Pembahasan
1. Ghibah adalah salah satu prilaku yg tercela, dalam istilah sehari2 di sebut dgn
mengunjing, dari ungkapan ini ada tiga kriteria yg di sebut dgn mengunjing itu
pertama ialah artinya perkataan engkau, kedua ialah artinya prihal
saudara engkau, ketiga ialah artinya sesuatu yg di katakan itu tidak
disukai orang yang dibicarakan
2. Mengunjing dan membuat fitnah adalah perbuatan yg tercelah yg diharamkan
oleh agama
����������� ��������� �������������� ���������������� �������� ���
����������� ������ ������������� ���������� ��������� ������� ����
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan
mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, Maka
Sesungguhnya mereka Telah memikul kebohongan dan dosa yang
nyata.
(QS Al- Ahzab : 58 )
C. Larangan berbuat boros ( kumsumtif - RS : 344 )
Artinya: Hadist dari Abu isya Al- mughirah bin syu,bah nabi SAW: bersabda:
sesungguhya Allah SWT mengharamkan atas kamu mendurhakai ibumu, enggan
terhadap sesuatu yg menjadi kewajiban menuntut sesuatu yg bukan haknya,
mengubur hidup2 anak perempuan, dan dia ( Allah ) membenci kamu yg suka
membicarakan setiap yg di dengarnya, yg banyak pertanyaan dan memboroskan
harta ( HR,Bukhari muslim )
Pembahasan
Hadist di atas menginformasikan tentang bentuk2 perbuatn tercela yg tidak di ridhoi
oleh Allah SWT. Nabi SAW menyebutkan perbuatn yg di benci Allah ialah boros
dalam mengunakan harta An-nabawi dalam kitabnya “ Riyad Al-shalihin “ dan
penjelasan bahwa perbuatn boros itu terjadi karena dorongan hawa
nafsu ,memenuhi keinginanhawa nafsu tanpa berusaha mengendalikanya :
pengunaan seperti ini dinamakan mubazir”(Allah memperingatkan)”
�� ������������� ��������� ��������� ������������ � �������
����������� ��������� �������� ����
“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah Saudara-saudara
syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”
(QS Al-Isra :27)
Kesimpulan
1. Sifat buruk itu mendorong timbulnya sifat dan tingkah laku yg tidak baik
2. Timbulnya sifat tersebut dimugkinkan oleh lemahnya rasa ukhuwa islamiya dan
ukhuwah insaniyah
3. Sifat boros dalam mempergunakan harta Allah SWT karena sangat disukai oleh
syeitan.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
- Drs. H.A Mustafa, Surabaya : Bandung.