27
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) Di PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA BIDANG K3 LINGKUNGAN KERJA dan B3 PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM KELOMPOK 4 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. IRWAN ISKANDAR ERIC SAMUEL RAHARJO LUSI LISTYANA ILHAM GEMILANG AGUS SAMIRIN JAENAL ARIFIN ALADI AHMAN RUFIDI CHANDRA

Makalah PKL AK3

Embed Size (px)

Citation preview

  • LAPORAN

    PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

    Di PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA

    BIDANG K3 LINGKUNGAN KERJA dan B3

    PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM

    KELOMPOK 4

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    IRWAN ISKANDAR

    ERIC SAMUEL RAHARJO

    LUSI LISTYANA

    ILHAM GEMILANG

    AGUS SAMIRIN

    JAENAL ARIFIN

    ALADI

    AHMAN

    RUFIDI CHANDRA

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Pada dasarnya setiap perusahaan dan tenaga kerja dimanapun tidak

    menghendaki terjadinya kecelakaan, penyakit akibat kerja, maupun pencemaran

    lingkungan. Suatu potensi resiko berupa kecelakaan, kebakaran, pencemaran

    lingkungan dan penyakit akibat kerja dapat muncul karena kesalahan dalam

    penggunaan peralatan, kurangnya informasi terhadap area kerja, dan kemampuan

    serta keterampilan dari tenaga kerja yang kurang kompeten.

    Upaya penegakan K3 baik secara kelembagaan maupun sikap kerja adalah

    salah satu cara untuk menciptakan area kerja yang baik sehingga dapat menjaga

    tenaga kerja agar selalu sehat, nyaman, selamat, dan sejahtera baik selama bekerja

    maupun setelah selesai melakukan pekerjaan sehingga pada akhirnya tingkat

    produktifitas pada perusahaan tersebut dapat mencapai level tertinggi.

    Salah satu rangkaian pada pemeriksaan aspek K3 adalah mengenai Lingkungan

    dan Limbah B3 (Barang Berbahaya dan Beracun). Pemeriksaan ke lapangan yang

    berfokus pada K3 Lingkungan dan B3 perlu dilakukan karena berkaitan erat dengan

    tingkat kepedulian sebuah perusahaan terhadap kesehatan lingkungan area kerja.

    1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

    Maksud dilaksanakannya PKL ini adalah untuk:

    1. Membekali pengetahuan sebagai calon Ahli K3 Umum mengenai K3 dengan

    praktek nyata dalam penerapan persyaratan dan pembinaan keselamatan

    dan kesehatan kerja di tempat kerja yang meliputi keadaan dan fasilitas

    tenaga kerja, sikap tenaga kerja dalam mengoperasikan peralatan kerja,

    penanganan bahan kimia berbahaya, sifat pekerjaan dan lingkungan kerja.

    2. Secara khusus diharapkan calon Ahli K3 dapat menjelaskan:

    a. Latar belakang pengawasan lingkungan kerja

    b. Dasar hukum pengawasan lingkungan kerja

    c. Pengertian pengawasan lingkungan kerja

    d. Ruang lingkup bahaya lingkungan kerja

    e. Faktor-faktor dan pengendalian lingkungan kerja

    f. Bahan kimia berbahaya

    g. Sanitasi lingkungan

    h. Alat Pelindung Diri

    i. Pengawasan limbah industri

  • 2

    1.3 RUANG LINGKUP

    1. Bidang Pengawasan K3 Umum dan kelembagaan

    2. Bidang Pengawasan K3 Lingkungan kerja

    1.4 DASAR HUKUM

    DASAR HUKUM tentang K3 Umum:

    1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, yaitu tentang keselamatan kerja.

    Bunyinya sebagai berikut :

    a. bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas

    keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan

    meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.

    b. Bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin

    keselamatannya.

    c. Bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan di pergunakan

    2. Undang-Undang Keselamatan No. 1 Tahun 1970

    Pasal 14 butir (b) Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua

    gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan

    lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut

    petunjuk pegawai pengawas atau ahli Keselamatan Kerja.

    3. KEPMEN NO.KEP 187/MEN/1999

    Pasal 5

    Label Sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf (a) meliputi keterangan

    mengenai tanda bahaya dan artinya.

    4 . Permenakertrans No.Per-01 / MEN / 1981

    Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan alat

    pelindung diri dan wajib bagi tenaga kerja untuk menggunakannya

    untuk pencegahan PAK .

    Undang-undang No.1 tahun 1970.

    Pasal 3 ayat (1) huruf (f) : Dengan peraturan perundangan ditetapkan

    syarat-syarat K3 untuk memberikan APD Pasal 12 huruf (e) : pekerja

    menyatakan keberatan kerja bila meragukan APD yang diberikan .

    Pasal 13 : pekerja wajib menggunakan apd yang diwajibkan

    Pasal 14 huruf (c) : Pengurus diwajibkan menyediakan APD yg diwajibkan

    secara cuma-Cuma.

    5. Undang-undang no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 10

    berbunyi menteri tenaga kerja berwenang membentuk panitia pembina

    keselamatan dan kesehatan kerja guna memperkembangkan

    kerjasama,saling pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha atau

  • 3

    pengurus dan tenaga kerja dalam tempat-tempat kerja untuk melaksanakan

    tugas dan kewajiban bersama dibidang keselamatan dan kesehatan

    kerja,dalam rangka melancarkan usaha berproduksi.

    - PERMEN No. 04/MEN/1987, tentang panita pembinaan

    keselamatan dan kesehatan kerja serta tata cara penunjukan ahli

    keselamatan kerja.

    - Pasal 2 ayat (1) setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu

    pengusaha atau pengurus wajib membentuk P2K3.

    - Pasal 3

    Ayat (1) Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan

    pekerja yang susunannya terdiri dari Ketua, Sekretaris dan

    Anggota.

    Ayat (2) Sekretaris P2K3 ialah Ahli Keselamatan Kerja dari

    perusahaan yang bersangkutan.

    Ayat (3) P2K3 ditetapkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjukan

    atas usul dari pengusaha atau pengurus yang bersangkutan.

    6. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970

    Pasal 5 ayat (1) Pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja

    ditugaskan menjalankan pengawasan langsung terhadap ditaatinya Undang-

    Undang ini dan membantu pelaksanaannya.

    7. PERMEN NO. 26 Tahun 2014 tentang penyelenggaraan penilaian penerapan

    Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja.

    - Pasal 2 ayat (1), setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 yang

    terintegrasi dengan sistem di perusahaan.

    - Pasal 87 ayat (1), Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem

    manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan

    sistem manajemen perusahaan

    DASAR HUKUM tentang K3 Lingkungan dan B3:

    1. KEPMEN NO. 187/MEN/1999

    Huruf (a) Bahwa kegiatan industri yang mengolah, menyimpan,

    mengedarkan, mengangkut, dan mempergunakan bahan-bahan kimia

    berbahaya akan terus meningkat sejalan dengan perkembangan

    pembangunan sehingga berpotensi untuk menimbulkan bahaya besar bagi

    industri, tenaga kerja, lingkungan, maupun sumber daya lainnya.

  • 4

    2. PERMEN NO. PER.08/MEN/VII/2010

    Pasal 2 ayat (1) Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh

    di tempat kerja.

    3. KEPMEN NO. 187/MEN/1999

    - Pasal 3 huruf (a) Penyediaan lembar data keselamatan bahan (LDKB)

    dan label.

    - Pasal 4, tentang Lembar data keselamatan bahan sebagaimana

    dimaksudkan dalam pasal 3

    4. Undang-Undang No. 1 1970

    Pasal 3 ayat 1 berbunyi dengan peraturan perundangan ditetapkan

    syarat-syarat keselamatan kerja untuk :

    memberi alat alat pelindungan diri pada para pekerja.

    5. Kepmenaker no.187/MEN/1999 tentang pengendalian kimia bahan

    berbahaya

    6. Kepmen no. 187 / MEN / 1999 pasal 1 huruf (c) pengendalian bahan kimia

    berbahaya adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah dan atau

    mengurangi resiko akibat penggunaan bahan kimia berbahaya ditempat kerja

    terhadap tenaga kerja,alat-alat kerja dan lingkungan.

    7. Permen no.3/MEN/1985 pasal 12

    Ayat (1) Pada setiap ruang kerja wajib dipasang alat ventilasi yang sesuai,

    agar debu serat asbes yang terkandung di udara tempat kerja berada

    dibawah nilai ambang batas

    8. PERMEN NO 7 TAHUN 1964 Tentang syarat kesehatan,kebersihan serta

    penerangan dalam tempat kerja.

    Pasal 7 ayat (1) Di tmpat kerja yang dianggap perlu harus diadakan

    tempat mandi, tempat cuci muka dan tangan, tempat ludah dan tempat

    pakaian menuruti kepentingan masing-masing.

    9. -Undang-Undang No. 3 Tahun 1969

    Semua bangunan yg digunakan oleh pekerja & perlengkapannya harus :

    Tersedia fasilitas yg sesuai utk mengganti, menyimpan dan mengeringkan

    -PERMEN NO. 7 TAHUN 1964

    Pasal 7 ayat ( 5 ) apabila buruh mempergunakan pakian kerja hanya

    selama bekerja, maka harus disediakan tempat tukar pakaian yang bersih.

    10. -Permen no.7 tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan serta

    Penerangan Dalam Tempat Kerja

    -Pasal 6 ayat (2) kakus-kakus tersebut harus terpisah untuk laki-laki dan

    perempuan, sehingga tidak memungkinkan terjadinya gangguan kesusilaan.

  • 5

    BAB II

    KONDISI / FAKTA PERUSAHAAN

    2.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (Indocement atau Perseroan) didirikan

    pada tanggal 16 Januari 1985, sebagai hasil penggabungan enam perusahaan

    semen yang pada saat itu memiliki delapan pabrik. Indocement memroduksi semen

    dan saat ini memiliki beberapa anak perusahaan yang memroduksi beton siap-pakai

    (ready-mix concrete/RMC) serta mengelola tambang agregat dan trass.

    Selama 38 tahun beroperasi, Indocement terus menambah jumlah pabriknya,

    hingga saat ini mencapai 12 pabrik. Indocement juga terus meningkatkan kapasitas

    produksinya dan saat ini merupakan salah satu produsen semen terbesar di

    Indonesia. Sebagian besar pabrik Indocement berada di Jawa. Sembilan pabrik

    berlokasi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat, dan saat ini merupakan salah satu

    kompleks pabrik semen terbesar di dunia. Dua pabrik berlokasi di Palimanan,

    Cirebon, Jawa Barat, serta satu pabrik berlokasi di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan

    Selatan. Pada 9 Oktober 2013, Indocement memulai pembangunan Pabrik ke-14 di

    Citeureup, Bogor.

    Pada 31 Desember 2013, Indocement memiliki kapasitas produksi terpasang per

    tahun sebesar 18,6 juta ton semen, 4,4 juta meter kubik RMC, dengan 40 batching

    plant dan 648 truk mixer, serta 2,5 juta ton cadangan agregat.

    Indocement mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 5

    Desember 1989 dengan kode saham INTP. Sejak 2001, mayoritas saham

    Perseroan dimiliki oleh perusahaan dalam HeidelbergCement Group, Jerman.

    HeidelbergCement merupakan pemimpin pasar global agregat dan pelaku bisnis

    terkemuka di bidang semen, RMC dan aktivitas hilir lainnya, menjadikannya salah

    satu produsen bahan bangunan terbesar di dunia. Group memekerjakan sekitar

    52.600 personil di 2.500 lokasi di lebih dari 40 negara.

    Dengan merek Tiga Roda, Indocement telah menjual 18,2 juta ton semen pada

    tahun 2013, yang merupakan penjualan semen terbesar oleh sebuah entitas tunggal

    di Indonesia. Produk semen Perseroan adalah Portland Composite Cement (PCC),

    Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I, Tipe II dan Tipe V, Oil Well Cement (OWC),

    Semen Putih dan TR-30 Acian Putih. Indocement adalah satu-satunya produsen

    Semen Putih di Indonesia.

  • 6

    Selain itu, penjualan RMC yang diproduksi oleh entitas anak Indocement, PT

    Pionirbeton Industri, meningkat sekitar 41,6% dibandingkan tahun sebelumnya,

    menjadikan Indocement pemimpin pasar bisnis RMC di Indonesia. Dalam

    menjalankan usahanya, Indocement berkomitmen untuk fokus pada pengembangan

    yang berkelanjutan melalui komitmen terus menerus untuk mengurangi emisi karbon

    dioksida dari proses produksi semen yang dihasilkannya. Indocement adalah

    perusahaan pertama di Asia Tenggara yang menerima Emisi Reduksi yang

    Disertifikasi (Certified Emission Reduction/CER) untuk proyek bahan bakar alternatif

    dalam kerangka Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development

    Mechanism/CDM).

    Indocement didirikan berdasarkan akta pendirian No. 227 tanggal 16 Januari

    1985 oleh Notaris Ridwan Suselo, SH. Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan,

    aktivitas usaha Perseroan adalah sebagai berikut:

    Menjalankan usaha dalam bidang industri pada umumnya, termasuk tetapi

    tidak terbatas untuk mendirikan pabrik semen dan bahan bangunan.

    Menjalankan usaha dalam bidang penambangan pada umumnya.

    Menjalankan usaha dalam bidang perdagangan pada umumnya.

    Menjalankan usaha dalam bidang pengangkutan darat dan laut untuk

    pengangkutan hasil industri tersebut di atas.

    Menjalankan usaha dalam bidang penyediaan sarana dan prasarana listrik,

    termasuk mendirikan pembangkit tenaga listrik, dan penjualan energi listrik.

    2.2 TEMUAN

    2.2.1 TEMUAN POSITIF

    a. Keselamatan dan Kesehatan Umum

    1. Sudah tersedia gambar/poster K3 dan terpasang dengan baik

    2. PT. Indocement Tunggal Prakarsa sudah membentuk P2K3, dibuktikan

    dengan surat dari Disnaker Kabupaten Cirebon dan memiliki susunan

    pengurus, data terlampir.

    3. Pengurus sudah melakukan pelatihan, dibuktikan dengan foto pelatihan

    Schaffolding ditempat kerja.

    4. Sudah tersedia APAR disetiap area dan ruangan kerja

    b. K3 Lingkungan dan B3

    1. Perusahaan melakukan penyimpanan B3 sementara, sesuai kualifikasi

    jenis dan jumlahnya foto terlampir, perusahaan mempunyai penampung

    B3 Logam,

  • 7

    2. Bahan kimia berbahaya sudah dilengkapi dengan MSDS

    3. Sudah dilengkapi dengan gudang penyimpanan Olie Baru dan Olie

    Bekas, gudang olie sudah dilengkapi dengan serbuk gergaji jika terjadi

    tumpahan olie.

    4. Pemasukan dan pengeluaran bahan kimia berbahaya sudah tercatat

    dengan baik, foto terlampir.

    5. Wadah bahan kimia berbahaya mempunyai beberapa jenis, yaitu drum

    kaleng, tangki plastic kotak (gambar terlampir), drum plastic, jerigen

    plastic, dilengkapi dengan pallet kayu.

    6. Area kerja sudah memiliki penerangan lampu yang cukup terang, tidak

    mempunyai ventilasi karena sudah dilengkapi dengan AC, kantor sudah

    terdapat banyak jendela berkaca sehingga sinar matahari cukup untuk

    masuk kedalam ruangan kantor, tingkat kebisingan lingkungan kerja

    masih dalam batas wajar.

    7. Sudah terdapat saluran sanitasi pembuangan air disekitar lingkungan

    industry, memiliki fasilitas kamar mandi pria dan wanita dipisah, memiliki

    wastafel dan tempat cuci diarea dalam dan luar kerja. Diarea bahan kimia

    atau B3 sudah terdapat wastafel dan ruang mandi/cuci untuk seluruh

    badan untuk sterilisasi pekerja.

    8. Sudah terdapat ruangan ganti pakaian bagi pekerja, terdapat ruang

    penyimpanan Box APD.

    9. Ruangan TSD terdapat 7 kamar mandi, dengan rincian sebagai berikut:

    5 kamar mandi pria di lantai 1, untuk pekerja workshop

    1 kamar mandi wanita di lantai 2, untuk pekerja kantor

    1 kamar mandi pria di lantai 2, untuk pekerja kantor

    10. Sudah terdapat alat untuk pemantau debu jatuhan

    11. Sudah terdapat tempat penampungan limbah sementara B3, sudah

    terpidah sesuai dengan klasifikasi B3

    12. Perusahaan mempunyai program penghijauan dibuktikan dengan area

    industry terdapat banyak penghijauan (pohon dan tanaman)

    13. Terdapat Biopori diarea sekitar tempat penyimpanan Limbah B3.

    14. Tempat sampah sudah ada pemisahan 3 jenis yaitu Kertas, Plastik,

    Logam Kaca Kayu.

  • 8

    2.2.2 TEMUAN NEGATIF

    a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum

    1. Undang undang No.1 Tahun 1970 sudah terpasang ditempat kerja

    akan tetapi tempat pemasangan kurang tepat dan ukuran huruf

    kurang besar sehingga menyulitkan yang membaca.

    2. Tenaga Kerja sudah sudah dilengkapi dengan APD akan tetapi masih

    ditemukan pekerja tidak memakai APD, pekerja bubut merokok tidak

    memakai helm safety, sarung tangan, kaca mata pelindung.

    3. Terdapat kotak PK3 akan tetapi isinya tidak sesuai dengan standar

    P3K yang benar.

    4. Belum adanya safety briefing / safety induction bagi tamu perusahaan

    b. K3 Lingkungan dan B3

    1. Penyimpanan bahan kimia mudah terbakar tidak dilengkapi dengan

    Heat / Smoke Detector.

    2. Perusahaan saat ini belum ada rekomendasi k3 dari dinas tenaga

    kerja setempat mengenai pemakaian bahan kimia berbahaya, hanya

    terdapat SOP.

    3. Kondisi lingkungan terbuka di area industry terdapat banyak debu

    sampai menutup sebagian daun dipepohonan.

    4. Tidak terdapat tempat pengolahan dan pembuangan limbah

    5. Masih ditemukan banyak sampah makanan dan minuman tersebar

    diarea industry, foto terlampir.

    6. Masih terdapat ceceran olie di gudang olie baru, ceceran olie yang

    sudah diuruk serbuk gergaji tidak segera dibersihkan.

    7. Tempat sampah masih ditemukan tidak sesuai dengan jenisnya, foto

    terlampir.

    8. Pekerja membuang sampah sembarangan dan merokok di area kerja

  • 9

    BAB III

    ANALISA & PEMECAHAN MASALAH

    3.1 Analisa Temuan Positif

    NO LOKASI TEMUAN

    TEMUAN REKOMENDASI /

    SARAN PENGENDALIAN

    PERATURAN PERUNDANGAN K3

    GAMBAR

    1

    Gedung TSD

    (technical services

    Department)

    Sudah tersedia gambar/poster K3 dan terpasang dengan baik

    Dipelihara, dipertahankan, dan ditingkatkan dengan

    lebih baik

    UU No.1 Th 1970 Pasal 14 huruf b

  • 10

    2 TSD

    PT. Indocement Tunggal Prakarsa sudah

    membentuk P2K3, dibuktikan dengan surat dari Disnaker Kabupaten

    Cirebon dan memiliki susunan pengurus, data

    terlampir.

    Dipelihara, dipertahankan, dan ditingkatkan dengan

    lebih baik

    UU No.1 Th 1970 Pasal 10 , JO PERMEN no.4 th

    1987

    3 SAFETY

    Pengurus sudah melakukan pelatihan,

    dibuktikan dengan foto pelatihan Schaffolding

    ditempat kerja.

    Dipelihara, dipertahankan, dan ditingkatkan dengan

    lebih baik

    UU No.1 Th 1970 Pasal 9 ayat (3)

  • 11

    4 TSD Sudah tersedia APAR

    disetiap area dan ruangan kerja

    Dipelihara, dipertahankan, dan ditingkatkan dengan

    lebih baik

    UU No.1 Th 1970 Pasal 3 ayat (1) huruf b, PERMEN 04 th 1980 Pasal 4 ayat

    (1)

    5 TPS

    Perusahaan melakukan penyimpanan B3

    sementara, sesuai kualifikasi jenis dan

    jumlahnya foto terlampir, perusahaan mempunyai penampung B3 Logam,

    Dipelihara, dipertahankan, dan ditingkatkan dengan

    lebih baik

    UU No.1 Th 1970 Pasal 3 ayat (1) huruf g, JO

    KEMENAKER 187 th 1999 Pasal 1 huruf c

  • 12

    6 SUPPLY Bahan kimia berbahaya sudah dilengkapi dengan

    MSDS

    Dipelihara, dipertahankan, dan ditingkatkan dengan

    lebih baik

    UU No.1 Th 1970 Pasal 3 ayat (1) huruf g, JO KEMENAKER 187 th 1999 Pasal 3 huruf a

    7 GUDANG

    OLI

    Sudah dilengkapi dengan gudang penyimpanan Olie

    Baru dan Olie Bekas, gudang olie sudah

    dilengkapi dengan serbuk gergaji jika terjadi

    tumpahan olie.

    Dipelihara, dipertahankan, dan ditingkatkan dengan

    lebih baik

    UU No.1 Th 1970 Pasal 3 ayat (1) huruf g ,JO

    KEMENAKER 187 th1999 Pasal 1 huruf c

  • 13

    8 TPS

    Pemasukan dan pengeluaran bahan kimia berbahaya sudah tercatat

    dengan baik, foto terlampir.

    Dipelihara, dipertahankan, dan ditingkatkan dengan

    lebih baik

    UU No.1 Th 1970 Pasal 3 ayat (1) huruf g ,JO

    KEMENAKER 187 th1999 Pasal 2

    9 SUPPLY

    Wadah bahan kimia berbahaya mempunyai

    beberapa jenis, yaitu drum kaleng, tangki plastic kotak (gambar terlampir), drum

    plastic, jerigen plastic, dilengkapi dengan pallet

    kayu.

    Dipelihara, dipertahankan, dan ditingkatkan dengan

    lebih baik

    UU No.1 Th 1970 Pasal 3 ayat (1) huruf g ,JO

    KEMENAKER 187 th1999 Pasal 2

  • 14

    10 TSD

    Area kerja sudah memiliki penerangan lampu yang

    cukup terang, tidak mempunyai ventilasi

    karena sudah dilengkapi dengan AC, kantor sudah terdapat banyak jendela berkaca sehingga sinar matahari cukup untuk

    masuk kedalam ruangan kantor, tingkat kebisingan

    lingkungan kerja masih dalam batas wajar.

    Dipelihara, dipertahankan, dan ditingkatkan dengan

    lebih baik

    UU No.1 Th 1970 Pasal (3) huruf I dan k, JO PERMEN no.7 tahun

    1964 Pasal (2) huruf d

  • 15

    11 TSD

    Sudah terdapat saluran sanitasi pembuangan air

    disekitar lingkungan industry, memiliki fasilitas

    kamar mandi pria dan wanita dipisah, memiliki wastafel dan tempat cuci

    diarea dalam dan luar kerja. Diarea bahan kimia atau B3 sudah terdapat

    wastafel dan ruang mandi/cuci untuk seluruh

    badan untuk sterilisasi pekerja.

    Dipelihara, dipertahankan, dan ditingkatkan dengan

    lebih baik

    UU No.1 Th 1970 Pasal 3 ayat (1) huruf b, PERMEN No.7 th 1964 Pasal 7 ayat

    (1)

    12 TSD

    Sudah terdapat ruangan ganti pakaian bagi pekerja,

    terdapat ruang penyimpanan Box APD.

    Dipelihara, dipertahankan, dan ditingkatkan dengan

    lebih baik

    UU No.1 Th 1970 Pasal 3 huruf f

  • 16

    13 TSD

    Ruangan TSD terdapat 7 kamar mandi, dengan

    rincian sebagai berikut: 5 kamar mandi pria di lantai 1, untuk pekerja

    workshop 1 kamar mandi wanita di lantai 2, untuk pekerja

    kantor 1 kamar mandi pria di lantai 2, untuk pekerja

    kantor

    Dipelihara, dipertahankan, dan ditingkatkan dengan

    lebih baik

    UU No.1 Th 1970 Pasal 3 ayat (1) huruf b, PERMEN No.7 th 1964 Pasal 6 ayat

    (2)

    14 LAPANGAN TERBUKA

    Sudah terdapat alat untuk pemantau debu jatuhan

    Dipelihara, dipertahankan, dan ditingkatkan dengan

    lebih baik

    UU No.1 Th 1970 Pasal 3 ayat (1) huruf g

  • 17

    15

    Sudah terdapat tempat penampungan limbah sementara B3, sudah

    terpidah sesuai dengan klasifikasi B3

    Dipelihara, dipertahankan, dan ditingkatkan dengan

    lebih baik

    UU No.1 Th 1970 Pasal 3 ayat (1) huruf g

    16

    Perusahaan mempunyai program penghijauan

    dibuktikan dengan area industry terdapat banyak penghijauan (pohon dan

    tanaman)

    Dipelihara, dipertahankan, dan ditingkatkan dengan

    lebih baik

    UU No.1 Th 1970 Pasal 3 ayat (1) huruf m

  • 18

    17 Terdapat Biopori diarea

    sekitar tempat penyimpanan Limbah B3.

    Dipelihara, dipertahankan, dan ditingkatkan dengan

    lebih baik

    UU No.1 Th 1970 Pasal 3 ayat (1) huruf m

    18

    Tempat sampah sudah ada pemisahan 3 jenis yaitu Kertas, Plastik, Logam Kaca Kayu.

    Dipelihara, dipertahankan, dan ditingkatkan dengan

    lebih baik

    UU No.1 Th 1970 Pasal 3 ayat (1) huruf L

    19 Sudah ada Ahli K3

    Spesialis Kimia

    Dipertahankan dan ditingkatkan kualitas

    SDM-nya dengan lebih baik

    UU No.1 Th 1970 Pasal 3 ayat (1) huruf g, JO

    Kemenaker 187/MEN/1999 Bab V

    Pasal 22 tentang Penunjukan Petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia

    Melalui wawancara dengan

    General Manager Operation

  • 19

    20 TSD

    Undang undang No.1 Tahun 1970 sudah

    terpasang ditempat kerja akan tetapi tempat

    pemasangan kurang tepat dan ukuran huruf kurang

    besar sehingga menyulitkan yang

    membaca.

    Ditempatkan tempat pada yang trategis dan mudah di

    lihat.

    Karakter huruf yang terdapat pada poster harus

    di perbesar.

    UU No.1 Th1970 Pasal 14 Huruf a

    21 Sudah memiliki sertifikat

    SMK3 yang berlaku hingga tahun 2016

    Dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya

    dengan implementasi yang baik di lapangan

    Permen No.26 tahun 2014 tentang

    penyelenggaraan penilaian penerapan Sistem Manajemen

    Keselamatan Kesehatan Kerja

    Pasal 2 ayat (1), JO Pasal 87 ayat (1)

  • 20

    3.2 Analisa Temuan Negatif

    NO LOKASI TEMUAN

    TEMUAN REKOMENDASI /

    SARAN PENGENDALIAN

    PERATURAN PERUNDANGAN

    K3 GAMBAR

    1 WORKSHOP

    TSD

    Tenaga Kerja sudah sudah dilengkapi

    dengan APD akan tetapi masih

    ditemukan pekerja tidak memakai APD,

    pekerja bubut merokok tidak memakai helm safety, sarung

    tangan, kaca mata pelindung.

    Perlu peningkatan sosialisai/training untuk membangun kesadaran manfaat penggunaan

    APD.

    Pelanggaran mesti diberi

    sanksi/punisment.

    UU No.1 Th1970 Pasal 12 Huruf b

    2 TSD

    Terdapat kotak PK3 akan tetapi isinya

    tidak sesuai dengan standar P3K yang

    benar.

    Kelengkapan P3K harus selalu dikontrol dan di

    cek secara runtin.

    Perlu adanya punisment dan reward.

    UU No.1 Th 1970 Pasal 3 Huruf e,

    JO PERMENAKER

    15/MEN/VIII/2008 Lampiran II

  • 21

    3 SUPPLY

    Penyimpanan bahan kimia mudah terbakar tidak

    dilengkapi dengan Heat / Smoke

    Detector.

    Seharusnya dipasang head smoke detector

    untuk mengurangi dampak accident yang

    lebih fatal. Contohnya kebakaran

    gudang.

    UU No.1 Th 1970 Pasal 3 huruf a, JO KEMENAKER 186 th 1999 Pasal 2 Ayat 2 Huruf b

    4 LAPANG

    BELAKANG TSD

    Kondisi lingkungan terbuka di area

    industry terdapat banyak debu sampai menutup sebagian daun dipepohonan.

    Harus lebih konsisten dalam penggunakan

    APD karena akan berpengaruh terhadap kesehatan pernafasan.

    UU No.1 Th 1970 Pasal 3 huruf g

    5 DEKAT

    PARKIRAN

    Masih ditemukan banyak sampah makanan dan

    minuman tersebar diarea industry

    Tingkatkan kesadaran tenaga kerja dalam

    menjalankan disiplin kebersihan.

    UU No.1 Th 1970 Pasal 3 huruf g

  • 22

    6 GUDANG

    OLI

    Masih terdapat ceceran olie di

    gudang olie baru, ceceran olie yang

    sudah diuruk serbuk gergaji tidak segera

    dibersihkan.

    Untuk meningkatkan kebersihan area dimana para pakerja itu segera

    merapikan kembali area kerjanya.

    UU No.1 Th 1970 Pasal 3 huruf g

    7 DEPAN

    KANTOR TSD

    Tempat sampah masih ditemukan

    tidak sesuai dengan jenisnya, foto

    terlampir.

    Tingkatkan kesadaran tenaga kerja dalam

    menjalankan disiplin kebersihan.

    UU No.1 Th 1970 Pasal 3 huruf g

    8 WORKSHOP

    TSD

    Pekerja membuang sampah

    sembarangan, merokok di area

    kerja

    Tingkatkan kesadaran tenaga kerja dalam

    menjalankan disiplin kebersihan.

    PSL 3 Ayat 1 Huruf l UU No.1

    Th1970, JO PMP No.7 Th1964 Pasal 3 ayat 5

  • 23

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 KESIMPULAN

    Secara umum kondisi sistem manajemen keselmatan dan kesehatan kerja di PT.

    INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA sudah diimplementasikan dengan baik,

    terbukti dengan ada sertifikasi SMK3 dan melalui hasil observasi di lapangan,

    pekerja sudah dilengkapi dengan APD, semua ruangan sudah dilengkapi dengan

    Poster K3, memiliki tempat penampungan limbah B3 sementara, memiliki

    program penghijauan untuk memelihara lingkungan hidup, memiliki kamar mandi

    yang terpisah antara pria dan wanita serta jumlahnya mencukupi untuk

    karyawan, sudah membentuk organisasi P2K3.

    4.2 SARAN

    Sebaiknya temuan negatif K3 yang ditemukan oleh kelompok 4 dapat

    ditindaklanjuti dengan peningkatan kesadaran K3 yang lebih baik lagi, dan

    diharapkan selanjutnya setelah ini melakukan perbaikan dengan menerapkan

    langkah-langkah implementasi seperti pelatihan untuk tenaga kerjanya dengan

    lebih baik lagi guna meningkatkan kesadaran K3 yang lebih baik di setiap

    tingkatan SDM yang dimiliki PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA,

    melakukan pengawasan lebih mendalam dan lebih teliti, dan menjaga

    kebersihan lingkungan, serta membuang sampah pada tempatnya sesuai jenis

    klasifikasinya. Mengacu pada hal-hal tersebut, rincian rekomendasi yang

    sebaiknya dilaksanakan adalah sebagai berikut:

    1. Kami sarankan untuk ruang TSD dan ruang lainnya agar Undang-Undang

    No. 1 Tahun 1970 bisa ditempatkan di posisi yang mudah dilihat dan cukup

    besar untuk dibaca.

    2. Untuk penggunaaan APD di lingkungan kerja untuk lebih ditekankan lagi ke

    semua karyawan terutama bagian lapangan yang mengerjakan pekerjaan

    yang memiliki resiko sedang maupun tinggi. Penerapan teguran dan sanksi-

    sanksi lebih diperjelas dan dipertegas agar K3 dapat berjalan dengan tertib.

    3. Kelengkapan kotak P3K harus di cek secara rutin agar isi dari kotak P3K

    tersebut memenuhi UU No. 1 Tahun 1970 pasal 3 huruf e Jo Permenaker

    15/MEN/VIII/2008 lampiran 2.

    4. Untuk ruangan penyimpanan bahan kimia mudah terbakar sebaiknya

    ruangan tersebut dilengkapi dengan smoke/heat detector agar jika terjadi

    kebakaran dapat diketahui lebih dini sesuai UU No.1 Tahun 1970

    pasal 3 ayat (1) huruf a Jo KEMENAKER 186 Tahun 1999 pasal 2 ayat (2)

    huruf b.

  • 24

    5. Dikarenakan kondisi lingkungan terbuka kerja cukup terdapat banyak debu

    maka untuk pemakaian APD yaitu masker agar lebih diperhatikan untuk

    dipakai sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat (1) huruf g.

    6. Perlu ditingkatkan dan di perhatikan masalah sampah, semua pihak yang

    terkait ditempat kerja harus bersama-sama menjaga kebersihan dikarenakan

    masih banyak ditemukan sampah di sekitar area plant. Hal ini juga jika

    dibiarkan dapat menimbulkan efek samping yaitu timbulnya penyakit, sesuai

    dengan UU No. 1970 pasal 3 ayat (1) huruf g.

    7. Untuk area penyimpanan oli lebih dijaga kebersihannya, serbuk gergaji yang

    sudah dipakai di tumpahan oli segera dibersihkan jangan dibiarkan lama

    tanpa segera dibersihkan karena dapat menjadi potensi baru penyebab

    kecelakaan kerja lainnya.

    8. Bagi petugas housekeeping untuk sampah dedaunan agar disediakan tempat

    khusus supaya tidak dicampur sampah tersebut dengan sampah lain yang

    sudah ditentukan jenisnya.

    9. Lebih ditertibkan masalah peraturan tidak boleh merokok di tempat kerja.

  • 25

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Buku Materi 8: Pengawasan K3 Lingkungan Kerja. DEPNAKER RI. 2015.

    2. Buku Himpunan Peraturan Perundang-undangan Keselamatan dan

    Kesehatan Kerja. MENAKER RI. 2014

  • 26

    DAFTAR ISI

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

    1.2 Maksud dan Tujuan ..................................................................... 1

    1.3 Ruang Lingkup ............................................................................ 2

    1.4 Dasar Hukum ............................................................................... 2

    BAB II KONDISI/FAKTA PERUSAHAAN ................................................... 5

    2.1 Gambaran Umum Perusahaan ................................................... 5

    2.2 Temuan ......................................................................................... 6

    2.2.1 Temuan Positif .................................................................. 6

    2.2.2 Temuan Negatif ................................................................. 8

    BAB III ANALISA & PEMECAHAN MASALAH .......................................... 9

    3.1 Analisa Temuan Positif ............................................................... 9

    3.2 Analisa Temuan Negatif .............................................................. 20

    BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 23

    4.1 Kesimpulan .................................................................................. 23

    4.2 Saran ............................................................................................ 23

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 25

    [Type a quote from the document

    or the summary of an interesting

    point. You can position the text

    box anywhere in the document.

    Use the Drawing Tools tab to

    change the formatting of the pull

    quote text box.]