28
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas Ridho dan Rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Makalah ini diharapkan dapat dijadikan referensi dalam melaksanakan praktikum tentang penggunaan alat spektrofotometer. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberi dukungan dan mambantu dalam menyelesaikan makalah ini, diantaranya: 1. Ibu Amy Tenzer dan Bapak I Wayan Sumberartha, selaku dosen pembimbing matakuliah Teknik Laboratorium. 2. Kakak-kakak Asisten Dosen yang banyak membimbing kami dalam pembuatan makalah spektrotrometer ini. 3. Teman-teman mahasiswa biologi yang telah memberi bantuan moral dan materiil demi terselesaikannya makalah ini. 4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun sudah pasti masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang mendukung guna menyempurnakan makalah selajutnya.

makalah spektrofotometer

  • Upload
    rhypham

  • View
    520

  • Download
    61

Embed Size (px)

Citation preview

1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas Ridho dan Rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Makalah ini diharapkan dapat dijadikan referensi dalam melaksanakan praktikum tentang penggunaan alat spektrofotometer.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberi dukungan dan mambantu dalam menyelesaikan makalah ini, diantaranya:

1. Ibu Amy Tenzer dan Bapak I Wayan Sumberartha, selaku dosen pembimbing matakuliah Teknik Laboratorium.

2. Kakak-kakak Asisten Dosen yang banyak membimbing kami dalam pembuatan makalah spektrotrometer ini.

3. Teman-teman mahasiswa biologi yang telah memberi bantuan moral dan materiil demi terselesaikannya makalah ini.

4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun sudah pasti masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang mendukung guna menyempurnakan makalah selajutnya.

Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sebagai salah satu bentuk dari refleksi diri untuk melangkah dan menjadi lebih baik lagi.

Malang, Desember 2012

PenulisBAB 1 PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan perkuliahan terutama di jurusan biologi pasti akan menemui banyak praktikum.Dalam praktikum tersebut kita pasti harus mengenal terlebih dahulu alat-alat yang digunakan dalam praktikum tersebut.Misalnya dalam praktikum teknik laboratorium kita harus mengenal dan mempelajari alat-alat seperti: mikroskop,neraca,alat-alat volumetrik,termometer, dan spektrofotometer. Pada kesempatan ini kami akan membahas tentang salah satu alat laboratorium yang disebut spektrofotometer untuk menambah wawasan pembaca tentang alat laboratorium ini.Kita ketahui bahwa spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk melakukan analisis kadar (kuantitatif) dari suatu larutan, untuk dapat memahami spektroskopi diperlukan pengetahuan tentang sifat-sifat radiasi elektromagnetik,interaksinya dengan zat serta prinsip kerja maupun cara penggunaannya. Spektrofotometer juga dapat digunakan untuk mengukur kadar (kuantitatif) klorofil yang merupakan bahan untuk membantu proses fotosintesis. RUMUSAN MASALAH:1. Apa definisi spektrofotometer?2. Apa fungsi dari spektrofotometer?

3. Apa saja bagian-bagian dari spektrofotometer?

4. Bagaimana prinsip kerja dari spektrofotometer?

5. Apa saja jenis-jenis dari spectrometer?

TUJUAN:

1. Mengetahui definisi spektrofotometer

2. Mengetahui fungsi dari spektrofotometer

3. Mengetahui bagian-bagian spektrofotometer

4. Mengetahui prinsip kerja spektrofotometer

5. Mengetahui jenis-jenis spektrofotometer

BAB 2 PEMBAHASANA. Definisi Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk melakukan analisis kadar (kuantitatif) dari suatu larutan. Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu, sedangkan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang di transmisikan atau yang di absorpsi. Spektrofotometer merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube.

B. Fungsi Menurut Cairns (2009), spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel (klorofil). Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa atau warna terbentuk.

C. Bagian SpektrofotometerSecara garis besar spektrofotometer terdiri dari 4 bagian penting yaitu :

1. Sumber Cahaya

Untuk radisi kontinyu :

Untuk daerah UV dan daerah tampak :

-Lampu wolfram (lampu pijar) menghasilkan spektrum kontinyu pada gelombang 320-2500 nm.

-Lampu hidrogen atau deutrium (160-375 nm)

-Lampu gas xenon (250-600 nm) Untuk daerah IR:

Ada tiga macam sumber sinar yang dapat digunakan :

- Lampu Nerst,dibuat dari campuran zirkonium oxida (38%) Itrium oxida (38%) dan erbiumoxida (3%)

- Lampu globar dibuat dari silisium Carbida (SiC).

- Lampu Nkrom terdiri dari pita nikel krom dengan panjang gelombang 0,4 20 nm

Spektrum radiasi garis UV atau tampak :

- Lampu uap (lampu Natrium, Lampu Raksa)

- Lampu katoda cekung/lampu katoda berongga

- Lampu pembawa muatan dan elektroda (elektrodeless discharge lamp)

- Laser

2. Monokromator

Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya polikromatis menjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu (monokromatis) yang berbeda (terdispersi). Ada 2 macam monokromator yaitu :

a) Prismab) Grating/kisi difraksiKeuntungan menggunakan kisi difraksi :

- Dispersi sinar merata

- Dispersi lebih baik dengan ukuran pendispersi yang sama

- Dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spektrum

Cahaya monokromatis ini dapat dipilih panjang gelombang tertentu yang sesuai untuk kemudian dilewatkan melalui celah sempit yang disebut slit. Ketelitian dari monokromator dipengaruhi juga oleh lebar celah (slit width) yang dipakai. Hubungan antara warna dengan panjang gelombang sinar tampak.:

Panjang gelombang warna yang diserap warna komplementer400-435 nm ungu (lembayung) hijau kekuningan

450-480 nm biru kuning

480-490 nm biru kehijauan orange

490-500 nm hijau kebiruan merah

500-560 nm hijau merah anggur

560-580 nm hijau kekuningan ungu (lembayung)

580-595 nm kuning biru

595-610 nm orange biru kekuningan

610-750 nm merah hijau kebiruan

Pergeseran-pergeseran :

1. Bathokromik, pergeseran ke panjang gelombang yang lebih tinggi dengan energy yang lebih rendah.

2. Hypsokromik(pergeseran biru), pergeseran ke panjang gelombang yang lebih pendek.

3. Hyperkromik, peningkatan absoritivitas molar.

4. Hypokromik, reduksi absortivitas molar.3. Cuvet

Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat contoh atau cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastic dengan bentuk tabung empat persegi panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di daerah UV dipakai cuvet kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat dipakai untuk pengukuran di daerah sinar tampak (visible).

Cuvet harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut :

a) Tidak berwarna sehingga dapat mentransmisikan semua cahaya.

b) Permukaannya secara optis harus benar- benar sejajar.

c)Harus tahan (tidak bereaksi) terhadap bahan- bahan kimia.

d) Tidak boleh rapuh.

e) Mempunyai bentuk (desain) yang sederhana.

4. Detektor

Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum penunjuk atau angka digital.

Syarat-syarat ideal sebuah detektor :a) Kepekan yang tinggi

b) Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi

c) Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.

d) Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.

e) Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.

Macam-macam detektor :

Detektor foto (Photo detector)

Photocell, misalnya CdS.

Phototube

Hantaran foto

Dioda foto

Detektor panas

5. Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik yang berasal dari detektor.

D. Prinsip KerjaDari 4 jenis spektrofotometri ini (UV, Vis, UV-Vis dan Ir) memiliki prinsip kerja yang sama yaitu adanya interaksi antara materi dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Perbedaannya terletak pada panjang gelombang yang digunakan.

Secara sederhana Instrumen spektrofotometri yang disebut spektrofotometer terdiri dari :

sumber cahaya monokromator sel sampel detektor read out (pembaca).

Prinsip kerja spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert Beer . Cahaya yang diserap, diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang hamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-beer atau Hukum Beer, berbunyi:

jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan sebagainya) yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal larutan. Bila cahaya monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It). Transmitan adalah perbandingan intensitas cahaya yang ditransmisikan ketika melewati sampel (It) dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum melewati sampel (Io). Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya yang mengenai permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur, yang dapat diukur adalah It/I0 atau I0/It (perbandingan cahaya datang dengan cahaya setelah melewati materi (sampel)). Proses penyerapan cahaya oleh suatu zat dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar Proses penyerapan cahaya oleh zat dalam sel sampel. dari gambar terlihat bahwa zat sebelum melewati sel sampel lebih terang atau lebih banyak di banding cahaya setelah melewati sel sampel

Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang digunakan untuk menghitung banyaknya cahaya yang hamburkan:

dan absorbansi dinyatakan dengan rumus:

dimana I0 merupakan intensitas cahaya datang dan It atau I1 adalah intensitas cahaya setelah melewati sampel.

Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis sebagai:

A= a . b . c atau A = . b . c

dimana: A = absorbansi

b atau terkadang digunakan l = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan juga umumnya 1 cm)

c = konsentrasi larutan yang diukur

= tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam molar)

a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm).

Secara eksperimen hukum Lambert-beer akan terpenuhi apabila peralatan yang digunakan memenuhi kriteria-kriteria berikut:

1. Sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa sinar dengan dengan panjang gelombang tunggal (monokromatis).2. Penyerapan sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam larutan tidak dipengaruhi oleh molekul yang lain yang ada bersama dalam satu larutan.3. Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas penampang (tebal kuvet) yang sama.

4. Penyerapan tidak menghasilkan pemancaran sinar pendafluor. Artinya larutan yang diukur harus benar-benar jernih agar tidak terjadi hamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid atau suspensi yang ada di dalam larutan.

5. Konsentrasi analit rendah. Karena apabila konsentrasi tinggi akan menggangu kelinearan grafik absorbansi versus konsntrasi.E.Model model Spektrofotometer Spektrofotometer berdasarkan tampilan pengukuran terbagi menjadi 2 model yaitu analog dan digital.Model analog ditandai dengan bentuk tampilan dari meter pengukur berupa skala dengan jarum penunjuk.Sedangkan pada model digital tampilan dinyatakan dengan angka. Pada dasarnya prinsip kerja kedua model alat ini sama bedanya hanya dalam tingkat ketelitian dan fasilitas alat.1. Model Analog

Pada model ini tampilan pengukuran dinyatakan dalam dua baris skala yang dipisahkan oleh garis busur warna hitam,serta adanya jarum penunjuk yang dapat bergerak untuk menghasilkan hasil pengukuran. Deretan angka skala paling atas menggambarkan angka pengukuran persen (%) transmittance dari angka 0 hingga 100 % T, sedangkan deretan angka bagian bawah garis busur menggambarkan absorbance dari 0 hingga 2,0 A yang disusun dalam urutan terbalik. Pada alat ini terdapat 3 tombol pengatur :

1. Tombol Power/Zeroing

Tombol ini berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan arus listrik ke dalam alat. Indikator bahwa hubungan arus terjadi dinyatakan dengan nyala lampu pilot yang terdapat dalam tampilan alat. Selain itu tombol ini berfungsi untuk melakukan penyesuaian atau kalibrasi terhadap jarum penunjuk untuk digerakkan pada posisi nol sebelum alat digunakan, yaitu ketika adapter dalam keadaan tertutup dan tidak terisi larutan.Pengaktifan alat dan penyesuaian dapat dilakukan dengna memutar tombol.2. Tombol Wavelenght

Tombol ini berfungsi untuk memilih panjang gelombang monokromator.

3. Tombol Control Absorbance/Transmittance control

Tombol ini berfungsi untuk melakukan penyesuaian terhadap jarum penunjauk supaya berada pada posisi 100 % T atau 0,0 A terhadap larutan pembanding (reverece solution). 2. Model Digital

Alat yang banyak digunakan adalah Spektronic 21D. Tampilan pada model digital ini terlihat dengan adanya angka yang berasal dari cahaya LED. Empat angka yang berasal dari LED tersebut akan menunjukkan panjang gelombang dan data yang terbaca. Pada model digital selain terdapat tombol-tombol seperti pada model analog terdapat juga tombol-tombol lain yaitu Mode ,Increase dan Decrease.

1. Tombol Mode

Tombol ini berupa saklar tekan yang berfungsi untuk memilih jenis data pengukuran mencakup Transmittance, Absorbance, Concentration, dan Factor.Data tersebut dapat terbaca secara stimultan dengan cara menekan tombol Mode. Jenis pengukuran akan ditunjukkan oleh indicator LED yang bersesuaian.2. Tombol Increase dan Decrease

Tombol ini berupa saklar tekan yang berfungsi sebagai pengatur factor penyesuaian (Factor adjust control). Tombol ini bekerja bila tombol mode di set pada Concentration atau Factor. Hal ini dilakukan bila akan melakukan pengukuran konsentrasi suatu larutan berdasarkan suatu pembanding yang diketahui kadarnya. Untuk menyesuaikan nilai konsentrasi dapat dilakukan dengan menekan tombol Increase ( menaikan nilai angka ) atau Decrease (menurunkan nilai angka) F.Jenis Spektrofotometer

Berdasarkan pemberian cahaya, spektrofotometer dibedakan menjadi :

1. Spektrofotometer Single beam

Pada spektrofotometer Single beam, cahaya hanya melewati satu arah sehingga nilai yang diperoleh hanya nilai absorbansi dari larutan yang dimasukan. Pada single-beam, ditemukan beberapa kelemahan seperti perubahan intensitas cahaya akibat fluktuasi voltase.

2. Spektrofotometer Double Beam

Pada spektrofotometer double-beam, nilai blanko dapat langsung diukur bersamaan dengan larutan yang diinginkan dalam satu kali proses yang sama. Prinsipnya adalah dengan adanya chopper yang akan membagi sinar menjadi dua, dimana salah satu melewati blanko (disebut juga reference beam) dan yang lainnya melewati larutan (disebut juga sample beam). Spektrofotometer double beam memiliki keunggulan dibandingkan dengan spektrofotometer single beam, karena nilai absorbansi larutannya telah mengalami pengurangan terhadap nilai absorbansi blanko.

Berdasarkan jenisnya, spektrofotometer dibedakan menjadi :1. Spektrofotometer UV-Vis

Spektrofotometer UV-VIS adalah salah satu alat analisis kimia yang sering digunakan di laboratorium untuk analisis kimia Bahan Bakar Nuklir. Spektrofotometer ini merupakan gabungan antara spektrofotometer UV dan Visible. Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible. Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling populer digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan baik untuk sample berwarna juga untuk sample tak berwarna.

2. Spektrofotometer Infra merah

Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0,75 1.000 m atau pada Bilangan Gelombang 13.000 10 cm-1. Radiasi elektromagnetik dikemukakan pertama kali oleh James Clark Maxwell.Berdasarkan pembagian daerah panjang gelombang sinar infra merah dibagi atas tiga daerah, yaitu:

Daerah Infra Merah dekat.

Daerah Infra Merah pertengahan.

Daerah infra Merah jauh.

3. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)

Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam. SSA pertama kali diperkenalkan oleh Welsh (Australia) pada tahun 1955. Alat ini relatif sederhana, selektif, dan sangat sensitif. Teknik analisis SSA berdasarkan pada penguraian molekul menjadi atom (atomisasi) dengan energi dari api atau arus listrik. Penentuan kadar logam berat dengan Spektrofotometrik Serapan Atom (SSA) didasarkan pada hukum Lambert-Beer, yaitu absorbansi berbanding lurus dengan panjang nyala yang dilalui sinar dan konsentrasi uap atom dalam nyala (Anonim, 2003 dalam Azis, 2007).4. Spektrofotometer Resonansi Magnetik (NMR)

Spektrofotometri NMR sangat penting artinya dalam analisis kualitatif, khususnya dalam penentuan struktur molekul zat organik. Hal itu dikarenakan spektrum NMR mampu menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan inti atom yang spesifik.5. Spektrofotometer Pendar Molecular (pendar fluor/pendar fosfor)

Metode fluoresensi dan fosforesensi melibatkan penyerapan radiasi dan pengemisian radiasi yang umumnya lebih panjang gelombangnya atau lebih rendah energinya. Energi radiasi yang tidak teremisikan dalam bentuk radiasi kemudian diubah menjadi energi termal. Fluorosensi maupun fosforesensi berkaitan dengan perubahan energi vibrasi.

6. Spektrofotometer dengan metode hamburan cahaya (nefelometer, turbidimeter dan spektrofotometer Raman)

Menurut temuan Raman tampak gejala pada molekul dengan struktur tertentu apabila dikenakan radiasi infra merah dekat atau radiasi sinar tampak, akan memberikan sebagian kecil hamburan yang tidak sama dengan radiasi semula. Hamburan yang berbeda dengan radiasi semula (sumber radiasi) tersebut berbeda dalam hal panjang gelombang, frekuensi serta intensitasnya dikenal sebagai hamburan Raman. Hamburan Raman tersebut memberikan garis Raman dengan intensitas tidak lebih dari 0,001% dari garis spektra sumber radiasinya.G.Cara Penempatan Alat dan Penempatan Sampel

1) Penempatan Alat

Mengingat bahwa spectrophotometer menggunakan interaksi gelombang elektromagnetik dalam proses pengukuruan, maka sebaiknya alat ini ditempatkan jauh dari sumber medan magnit atau medan listrik yang kuat. Alat sebaiknya ditempatkan pada daerah yang bebas dari debu, gas yang korosif, dan getaran. 2) Penempatan Sampel

Karena bahan yang akan dianalisis berupa cairan maka diperlukan cuvette, yaitu wadah berupa tabung yang tidak menyerap cahaya. Tabung gelas biasanya diterapkan untuk analisis pada rentang cahaya tampak. Sedangkan tabung yang terbuat dari kristal diterapkan untuk pengukuran pada rentang cahaya tampak (visible) ataupun UV. Tabung tes ada yang berbentuk cylinder atau persegi. Ukuran diameter tabung tes adalah setengah inchi atau dapat masuk pada adapter (tempat tabung tes). H.Cara Perawatan Spektrofotometer dan Cuvvete Perawatan Spektrofotometer

Alat spektrofotometer sebaiknya dibersihkan dengan kain setengah basah untuk menghilangkan kotoran yang menempel setelah digunakan, Untuk kotoran yang sulit dihilangkan dapat digunakan detergen yang ramah lingkungan.

Sebaiknya ditempatkan pada ruangan yang minimalisir cahaya, dan memiliki suhu kamar ( tidak ekstrim )

Sebaiknya setiap kurun waktu tertentu dihidupkan (warm up ) selama 15 menit meskipun tidak digunakan, hal ini Untuk menjaga supaya mesin awet

Perawatan Cuvvete

Setelah digunakan, cuvvete dibersihkan dengan cara dicuci menggunakan aliran air

Dalam mencucinya, tidak diperbolehkan menggunakan sikat dan detergen yang keras

Setelah pencucian, cuvvete harus dikeringkan, tetapi dalam pengeringannya tidak boleh terkena panas ( diangin-anginkan saja)

Cuvvete harus dikembalikan pada kotak tempatnya Cuvvete disimpan ditempat yang minimalisir cahaya dan mempunyai suhu ruang yang stabil

I.Pengukuran dengan Menggunakan Spectrofotometer

a. Pengukuran Cuplikan dengan Spectronic 20

Mengaktifkan atau meng On kan peralatan sekurang kurangnya 15 menit sebelum dipergunakan (Warm up) Setelah masa Warm up usai maka dilakukan pemilihan panjang gelombang yang diperlukan untuk pengukuran

Sesuaikan jarum penunjuk pada 0%T dengan memutar tombol Power Switch/Zero Control

Isilah Cuvette dengan air atau larutan sampel dan sapulah dengan tissu untuk menghilangkan cairan yang menetes, debu, sidik jari

Menempatkan cuvette pada ruang adapter, tanda garis putih pada cuvette diatur supaya berhadapan dengan garis yang terletak dipermukaan adapter.

Menekan bagian permukaan cuvette secara perlahan, kemudian menutupnya

Menyesuaikan jarum penunjuk pada skala 100% T dengan cara memutar tombol Transmitance/Absorbance Control

Mengeluarkan cuvvete dari ruang adapter

Membersihkan cuvvete yang berisi cuplikan dari kotoran, kemudian memasukannya keruang adapter dan menutupnya setelah tanda garis putih pada cuvvete bersesuaikan dengan tanda adapter

Mengeluarkan cuplikan dari ruang adapter

Setelah pengukuran selesai, selanjutnya memutuskan hubungan arus pada spektrofotometer dengan cara memutar tombol Power Switch/Zero Control berlawananan dengan arah jarum jam hingga berbunyi klikb. Pengukuran Cuplikan dengan Spektronic 21C Transmittance dan Absorbance

Mengaktifkan atau meng On kan peralatan sekurang kurangnya 15 menit sebelum dipergunakan (Warm up) Setelah masa Warm up usai maka dilakukan pemilihan panjang gelombang yang diperlukan untuk pengukuran Mengatur mode tampilan pada Transmittance dengan menggunakan tombol mode hingga LED bercahaya

Menyesuaikan angka digital pada tampilan hingga bernilai 0% T dengan cara memutar tombol power switch /zero control

Mengisi cuvvet dengan air (pelarut blanko) dan mengusapnya dengan tisu Untuk menghilangkan cairan yang menetes,debu,dan sidik jari.

Menempatkan cuvvete pada ruang adapter ,kemudian tanda garis putih diatur agar berhadapan dengan garis penunjuk yang terletak pada adapter

Menekan bagian permukaan cuvvete secara perlahan, kemudian ditutup

Pengukuran Transmittance

Menyesuaikan jarum penunjuk pada skala 100%T dengan cara memutar tombol Transmittance / Absorbance Control. Setelah itu, mengeluarkan cuvvete dari ruang adapter.

Pengukuran Absorbance

Setelah mrnunjukkan 100%T pada mode Transmittance, menekan tombol Mode hingga LED bercahaya. Kemudian secara perlahan memutar tombol transmittance/absorbance sehingga angka pada tampilan menunjukkan nila 0.0A, setelah itu mengeluarkan cuvvete dari ruang adapter. c. Pengukuran Kadar Larutan

Mengaktifkan atau meng On kan peralatan sekurang kurangnya 15 menit sebelum dipergunakan (Warm up) Setelah masa Warm up usai maka dilakukan pemilihan panjang gelombang yang diperlukan untuk pengukuran Mengatur mode tampilan pada Transmittance dengan menggunakan tombol mode hingga LED bercahaya

Menyesuaikan angka digital pada tampilan hingga bernilai 0% T dengan cara memutar tombol power switch /zero control

Mengisi cuvvet dengan air (pelarut blanko) dan mengusapnya dengan tisu Untuk menghilangkan cairan yang menetes,debu,dan sidik jari.

Menempatkan cuvvete pada ruang adapter ,kemudian tanda garis putih diatur agar berhadapan dengan garis penunjuk yang terletak pada adapter

Menekan bagian permukaan cuvvete secara perlahan, kemudian ditutup

Mengaktifkan atau meng On kan peralatan sekurang kurangnya 15 menit sebelum dipergunakan (Warm up) Setelah masa Warm up usai maka dilakukan pemilihan panjang gelombang yang diperlukan untuk pengukuran Mengatur mode tampilan pada Transmittance dengan menggunakan tombol mode hingga LED bercahaya Menyesuaikan angka digital pada tampilan hingga bernilai 0% T dengan cara memutar tombol power switch /zero control Mengisi cuvvet dengan air (pelarut blanko) dan mengusapnya dengan tisu Untuk menghilangkan cairan yang menetes,debu,dan sidik jari. Menempatkan cuvvete pada ruang adapter ,kemudian tanda garis putih diatur agar berhadapan dengan garis penunjuk yang terletak pada adapter Menekan bagian permukaan cuvvete secara perlahan, kemudian ditutup

Mengisi cuvvete dengan larutan standart yang sudah diketahui kadarnya, membersihkan bagian cuvvete dengan cara mengusapnya dengan tissue

Memasukkannya ke dalam ruang adapter dan menutup ruang adapter setelah tanda garis putih pada cuvvete bersesuaian dengan tanda yang terdapat pada bagian permukaan adapter

Menekan tombol Mode sehingga LED bercahaya. Kemudian menekan salah satu tombol Increase dan Decrease untuk menyesuaikan angka pada tampilan nilai kadar larutan standart tersebut Mengeluarkan cuvvete pada berisi larutan standart setelah angka tampilan sesuai dengann kadar larutan

Memasukkan cuvvete berisi larutan yang akan diketahui kadarnya pada ruang adapter.

Menutup ruang adapter setelah tanda pada cuvvete bersesuaian dengan tanda pada permukaan adapter, nilai kadar larutan cuplikan yang diperiksa dapat dibaca pada tampilan saat itu juga J.Faktor Faktor yang Mempengaruhi Keselahan Pengukuran

Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam menggunakan spektrofotometer dalam mengukur konsentrasi suatu antara lain :

1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk warna.2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan). BAB 3

PENUTUPKesimpulan

1. Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk melakukan analisis kadar (kuantitatif) dari suatu larutan. Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. 2. Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel (klorofil). Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa atau warna terbentuk.3. Bagian bagian dari Spektrofotometer antara lain : Sumber cahaya, monokrimator, cuvvete, detector dan read out.

4. Prinsip kerja spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert Beer . Cahaya yang diserap, diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang hamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum Lambert-Beer atau Hukum Beer.

5. Berdasarkan pemberian cahaya, spektrofotometer dibedakan menjadi Spektrofotometer Single beam dan Spektrofotometer Double beam. Sedangkan berdasarkan jenisnya, Spektrofotometer dibedakan menjadi Spektrofotometer UV-Vis, Spektrofotometer Infra merah, Spektrofotometer Serapan Atom (SSA), Spektrofotometer Resonansi Magnetik (NMR), Spektrofotometer Pendar Molecular (pendar fluor/pendar fosfor), dan Spektrofotometer dengan metode hamburan cahaya (nefelometer, turbidimeter dan spektrofotometer Raman).

DAFTAR PUSTAKAAnonymous. 2009. Spektrofotometer. ( Online ) http://Spektrofotometer.com. Diakses pada tanggal 1 Desember 2012

Campble. Reece. Mitchell. 2002. Biologi edisi kelima jilid 1. Jakarta: Erlangga

Djoseputro, Dwi.1989. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Gramedia

Dwidjoseputro. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Gramedia JakartaKimball, John. W. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga

R. A. Day, Jr & A. L. Underwood. 1989. Analisis Kimia Kuantitatif (terjemahan dalam Bahasa Indonesia). Jakarta : Erlangga

Salisbury, J.W. dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung : ITB

Wirjosoemarto, Koesmadji ; Adisendjaja, Yusuf H ; Supriatno, Bambang ; Riandi. 2004. Teknik Laboratorium. Jakarta : Jica