26
MAKALAH STATISTIK LANJUT T-TEST DEPENDENT DAN T – TEST INDEPENDENT Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biostatistika Disusun Oleh : Kelompok 8 Adip Priambudi (H2A012026) Agus Sunarto (H2A012074) Durotul Farida (H2A012036) Nur Rakhma A (H2A012005) Tiara Perdana Putri ( H2A012075) S1 KEDOKTERAN UMUM FAKULTAS KEDOKTERAN

Makalah t Dependent

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah blok metodologi penelitian

Citation preview

MAKALAH STATISTIK LANJUTT-TEST DEPENDENT DAN T TEST INDEPENDENT

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biostatistika

Disusun Oleh :Kelompok 8Adip Priambudi (H2A012026)Agus Sunarto(H2A012074)Durotul Farida(H2A012036)Nur Rakhma A(H2A012005)Tiara Perdana Putri( H2A012075)

S1 KEDOKTERAN UMUMFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG2015

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangDalam uji statistik parametrik terdapat beberapa uji yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan tentang populasi dari sampel tersebut yang diambil. Seandainya sampel yang diambil merupakan sampel yang saling berhubungan, maka akan timbul suatu permasalahan bagaimana cara (metode) menganalisisnya dan uji statistik apa yang digunakan. Salah satu uji statistik parametrik digunakan adalah uji T-test dependent.T - test atau uji t adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nol. Uji t pertama kali dikembangkan oleh William Seely Gosset pada tahun 1915. Uji t dapat dibagi menjadi 2 , yaitu uji t yang digunakan untuk pengujian hipotesis 1 sampel dan uji t yang digunakan untuk pengujian hipotesis 2 sempel. Bila duhubungkan dengan kebebasan (independency) sampel yang digunakan (khusus bagi uji t dengan 2 sampel), maka uji t dibagi lagi menjadi 2, yaitu uji t untuk sampel bebas (independent) dan uji t untuk sampel berpasangan (paired).

B. Rumusan Masalah1. Apakah uji t test dependent?2. Apakah uji t test independent?3. Apakah fungsi dari penggunaan t test dependent ?4. Apakah fungsi dari penggunaan t test independent?5. Bagaimana syarat syarat penggunaan uji t test dependent?6. Bagaimana syarat syarat penggunaan uji t test indeendent?7. Bagaimana konsep hipotesis dalam statistika?8. Bagaimana langkah langkah penggunaan uji t test dependent?9. Bagaimana langkah langkah penggunaan uji t test independent?

C. Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :1. Mendiskusikan dan membahas pengertian uji t test dependent.2. Mendiskusikan dan membahasn pengertian uji t test independent.3. Mendiskusikan dan membahas fungsi dari penggunaan uji t test dependent.4. Mendiskusikan dan membahas fungsi dari penggunaan uji t tes independent.5. Mendiskusikan dan membahas syarat syarat penggunaan uji t test dependent.6. Mendiskusikan dan membahas syarat syarat penggunaan uji t test independent.7. Mendiskusikan dan membahas konsep hipotesis dalam statistika.8. Mendiskusikan dan membahas langkah langkah penggunaan uji t test dependent.9. Mendiskusikan dan membahas langkah langkah penggunaan uji t test independent.

D. ManfaatPenulisan makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang signifikan bagi pembacanya dalam memahami dan mengimplementasikan konsep hipotesis dalam perhitungan statistika yang berguna dalam melakukan penelitian.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian dari Uji T-Test DependentT-test dependent atau sering diistilakan dengan Paired Sampel t-Test, adalah jenis uji statistika yang bertujuan untuk membandingkan rata-rata dua grup yang saling berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami 2 perlakuan atau pengukuran yang berbeda, yaitu pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan sebuah treatment.(Sugiyono, 2010)Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2009), definisi dari t test dependent adalah pengujian yang mana tidak adanya perbedaan yang signifikan antara nilai variabel dari dua sampel yang berpasangan atau berkolerasi. Sampel berpasangan dapat berupa :1. Satu sampel yang diukur dua kali misalnya sebelum sampel diberi iklan dan sesudah diberi iklan. Yang diukur selanjutnya adalah apakah setelah diberi iklan anggota sampel yang membeli barang lebih banyak daripada anggota sampel sebelum diberi iklan atau tidak.2. Dua sampel berpasangan diukur bersama, misalnya sampel yang satu diberi iklan, sampel yang lain tidak. Yang diukur selanjutnya adalah apakah anggota sampel yang diberi iklan memberi barang lebih banyak atau tidak dari pada yang tidak diberi iklan.

B. Fungsi dari Uji T-test dependentFungsi dari t-test dependent adalah untuk membandingkan rata-rata dua grup yang saling berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami 2 perlakuan atau pengukuran yang berbeda, yaitu pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan sebuah perlakuan. Selain itu untuk menguji efektifitas suatu perlakuan terhadap suatu besaran variabel yang ingin ditentukan, misalnya untuk mengetahui efektifitas metode penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan dari responden.( Ridwan, 2009)

C. Syarat Syarat Penggunaan Uji T - Test DependentSyarat syarat penggunaan uji t test dependent, terdiri dari :1. Uji komparasi antar dua nilai pengamatan berpasangan, misalnya: sebelum dan sesudah2. Digunakan pada uji parametrik dimana syaratnya sebagai berikut: a. satu sampel (setiap elemen mempunyai 2 nilai pengamatan)b. merupakan data kuantitatif (rasio-interval)c. Data berdistribusi normal (di populasi terdapat distribusi difference = d yang berdistribusi normal dengan mean d=0 dan variance =1) (Sugiyono, 2010)

D. Jenis Hipotesis pada Uji T - Test Dependent1. Uji dua arah. Pada hipotesis awal tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata 1 dan rata-rata 2, sedangkan pada hipotesis alternatif sebaliknya yaitu terdapat perbedaan rata-rata 1 dan rata-rata 2.

2. Uji satu arah dimana pada hipotesis awal kelompok atau sampel 1 memiliki rata-rata sama dengan atau lebih besar dengan rata-rata kelompok 2. sedangakan hipotesis alternatif rata-rata kelompok 1 lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata kelompok 2.

3. Uji satu arah ini kebalikan pada hipotesis kedua, dimana pada hipotesis awal kelompok atau sampel 1 memiliki rata-rata sama dengan atau lebih kecil dengan rata-rata kelompok 2. sedangakan hipotesis alternatif rata-rata kelompok 1 lebih besar dibandingkan dengan rata-rata kelompok 2.

Hipotesis awal ditolak, bila:|t hitung| > t tabel ( terdapat perbedaan / Ha)atau:Hipotesis awal diterima, bila:|t hitung| t tabel.Sehingga dapat disimpulkan: Ho ditolak , sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar statistika II sebelum dan sesudah diterapkannya Metode ABG.Sumber :Setiawan, 2013

H. Contoh Skripsi1. Judul: Efek Pendidikan Gizi dengan Media Leaflet terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang Serat Makanan (Dietary Fiber) pada Remaja di SMK Dwija Dharma Boyolali.Oleh: Ika Dyah Pramita SariVariabel bebas: Pendidikan giziVariabel terikat: Pengetahuan remaja tentang serat makanan.a. Variabel sebelum diberikan pendidikan giziSkala: RasioAlat Ukur: kuisioner, alat tulisCara ukur: wawancarab. Variabel pengetahuan sesudah diberikan pendidikan giziSkala : RasioAlat ukur: kuisioner, alat tulisCara ukur: wawancarac. Variabel pendidikan giziSkala: -Alat ukur: leafletCara ukur: ceramah

Hasil Uji Paired-Sanple T TestVariabel:Pengetahuan gizi sebelum dan sesudah diberi pendidikan gizi tentang serat.thitung: - 14.73pvalue: 0.05| thitung | pvalue > (14.73 > 0.05). Maka Ho ditolak, sehingga terdapat perbedaan pengetahuan tentang serat makanan pada remaja sebelum dan sesudah diberikan pendidikan dengan media leaflet di SMK Dwija Dharma Boyolali.

2. Judul: Perbedaan Gizi dan Tingkat Kecukupan Energi Protein pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Predialisis Sebelum dan Setelah Mendapatkan Konseling Gizi di RS. DR. Moewardi Surakarta.Oleh: Dyah Widiyastuti.Variabel bebas: Pemberian konsultasi gizi.Variabel terikat: Pendidikan gizi, tingkat kecukupan energi, tingkat kecukupan protein.a. Variabel: pendidikan giziSkala: RasioCara ukur: wawancaraAlat ukur: kuisioner, alat tulisb. Variabel: tingkat kecukupan energiSkala: RasioCara ukur: RecallAlat ukur: nutrisurveyc. Variabel: tingkat kecukupan proteinSkala: RasioCara ukur: RecallAlat ukur: nutrisurveyHasil Uji Paired-Sample T-Testa. Variabel: Pendidikan gizithitung: - 12.455b. Variabel: asupan energithitung: - 10.844c. Variabel : asupan proteinthitung: - 7.478

Kesimpulan :Dari ketiga variabel menunjukkan bahwa | thitung | > ttabel. Maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan gizi dan tingkat kecukupan energi, protein pada pasien gagal ginjal kronik predialisis sebelum dan setelah mendapat konseling gizi di RS DR. Moerwardi, SurakartaPerbedaan pengetahuan gizi pada pasien gagal ginjal kronik diperoleh nilai p = 0,001. Maka Ho ditolak , sehingga ada perbedaan pengetahuan gizi sebelum dan sesudah dilakukan konseling gizi.Perbedaan tingkat kecukupan energi pada pasien gagal ginjal kronik diperoleh nilai p= 0,001 dan tingkat kecukupan protein diperoleh nilai p= 0,001. Maka Ho ditolak, sehingga ada perbedaan tingkat kecukupan energi dan protein sebelum dan setelah dilakukan konseling gizi.

3. Judul:Pengaruh Perendaman Daging Sapi pada Sari Buah Nanas dan Sari Buah Pepaya Terhadap Tekstur dan Warna Daging Sapi.Oleh: Siska Mutiara Tri AriniVariabel bebas: perendaman daging sapi pada sari buah nanas dan sari buah pepaya dengan konsentrasi yang berbedaVariabel terikat: tekstur dan warna daging sapia) Pengujian tekstur daging sapi1) Bahan : daging sapi yang sudah direndam sari nanas dan sari pepaya.2) Alat: penetrometer, sendok makan, dan piring kecil.b) Pengujian warna daging sapi1) Bahan: daging sapi yang sudah direndam sari nanas dan sari pepaya.2) Alat: Minolta Reflectance Charomameter (CR- 400), piring kecil, dan sendok makan. Variabel kontrol: jenis bagian sapi, jenis buah nanas mentah, jenis buah pepaya dan ukuran irisan daging sapi.Kesimpulan:Perbedaan tekstur daging sapi dengan perendaman sari buah nanas dan pepaya (p=0,257 untuk konsentrasi 10 % dan p= 0,138 untuk konsentrasi 20 %). Maka Ho diterima, sehingga tidak ada perbedaan tekstur daging pada perendaman daging dengan sari buah nanas maupun sari buah pepaya.Perbedaan warna daging sapi dengan perendaman sari buah nanas dan pepaya ( p= 0,226 pada konsentrasi 10 % dan p= 0,034 pada konsentrasi 20 %). Pada konsentrasi 10 % Ho diterima, sehingga tidak ada perbedaan warna daging terhadap nilai kecerahan. Sedangkan pada konsentrasi 20 % Ho ditolak , sehingga ada perbedaan warna daging terhadap nilai kecerahan.

UJI T TEST INDEPENDENT

A. Pengertian dari Uji T-Test IndependentDistribusi sampel yang berbeda dimaksudkan sebagai sampel-sampel yang berasal dari dua populasi yang berbeda dan biasa disebut sampel bebas (independent samples) dimana kelompok yang satu tidak tergantung dari data kelompok kedua, misalnya membandingkan mean tekanan darah sistolik orang desa dengan orang kota.B. Fungsi dari Uji T-test IndependentFungsi Uji T-test independent adalah untuk menguji perbedaan mean dua kelompok data independen, yaitu data dari 2 pengukuran yang sama pada orang/kelompok yang berbeda (tidak terkait satu sama lain).

C. Syarat Syarat Penggunaan Uji T - Test IndependentSyarat/asumsi yang harus dipenuhi :- Data yang diambil dari kedua populasi mempunyai skala interval atau rasio - Masing-masing populasi mempunyai distribusi normal. - Kedua kelompok data independent.

D. Rumus Uji T Test IndependentMelihat perbedaan variasi kedua kelompok data. Oleh karena itu dalam pengujian ini diperlukan informasi apakah varian kedua kelompok yang diuji sama atau tidak. Bentuk varian kedua kelompok data akan berpengaruh pada nilai standar error yang pada akhirnya akan membedakan rumus pengujiannya. a. Uji t untuk varian sama

b. Uji t untuk varian yang berbedaUntuk varian yang berbeda maka bentuk ujinya sebagai berikut : c. Uji kesamaan variabel/homogenitas varian

E. Langkah Menggunakan Uji T Test Independent 1. Lakukan uji kesamaan varian (uji F) 2. Lakukan uji t indipenden a). Jika variannya sama, maka: Lakukan uji t indipenden dengan asumsi varian sama b). Jika variannya berbeda, maka: Lakukan uji t indipenden dengan asumsi varian berbeda

F. Contoh Kasus dalam Pengerjaan Pengujian Signifikansi (hipotesis) Uji T Test IndependentSebuah penelitian bertujuan mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata tingkat kecemasan pasien dengan anestesi spinal dan anestesi general pada pasien di kamar bedah. Kemudian diambil sample sebanyak 60 pasien dengan anestesi spinal dan 60 pasien dengan anestesi general. Ternyata diperoleh hasil rata-rata tingkat kecemasan pasien dengan anestesi spinal 30,1 dengan standar deviasi 6,0 sedangkan dengan anestesi general 27,3 dengan standar deviasi 5,6. Ujilah pernyataan tersebut dengan alpha 5%. Langkah-langkah: a. Uji Kesamaan Varian

6. Kesimpulan varian kedua populasi sama Lakukan uji t dengan asumsi varian sama b. Uji t indipenden dengan asumsi varian sama 1. Buat hipotesis nol dan hipotesis alternatif

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Rahayu. Uji Beda Dua Mean (Uji T Independnet dan T Dependent).Nasrul, Setiawan.2013. Uji t Perbedaan Ratarata Dua kelompok berpasangan (dependent) parametrik (online), pada (http://statistikceria.blogspot.com/2013/12/Pengujian-Perbedaan-Rata-rata-Dua-kelompok-berpasangan-dependent-parametrik.html, diakses tanggal 1 Desember 2014)Ridwan. 2006. Dasar Dasar Statistika. Bandung : AlfabetaRidwan. 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung : AlfabetaRidwan. 2009. Pengantar Statistika Sosial. Bandung : AlfabetaSugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : AlfabetaSugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

LAMPIRAN