32
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia lahir, ada dengan segala kebutuhannya. Pada awal peradaban manusia, kebutuhan ini terbatas dan bersifat sederhana. Namun, dengan semakin majunya tingkat peradaban, makin banyak dan makin bervariasi pula kebutuhan manusia. Di lain pihak, alat pemenuhan kebutuhan manusia terbatas adanya. Ketidakseimbangan antara kebutuhan yang selalu meningkat dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas tersebut ,menyebabkan diperlukannya sebuah ilmu yang disebut Ilmu Ekonomi. Manusia hidup dalam suatu kelompok masyarakat yang secara keseluruhan memnbentuk suatu sistem. Sistem secara sederhana dapat diartikan sebagai interaksi, atau kaitan, atau hubungan dari unsur-unsur yang lebih kecil membentuk satuan yang lebih besar dan kompleks sifatnya. Dengan demikian, sistem ekonomi adalah interaksi dari unit-unit ekonomi yang kecil (para konsumen dan produsen) ke dalam unit ekonomi yang lebih besar, di suatu wilayah tertentu. Sistem ekonomi yang dianut tiap kelompok masyarakat atau negara tidak sama. Hal ini tergantung dari keputusan-keputusan dasar tentang pemilikan, produksi, distribusi, serta komsumsi 1

Makalah tugas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Makalah tugas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia lahir, ada dengan segala kebutuhannya. Pada awal peradaban

manusia, kebutuhan ini terbatas dan bersifat sederhana. Namun, dengan semakin

majunya tingkat peradaban, makin banyak dan makin bervariasi pula kebutuhan

manusia. Di lain pihak, alat pemenuhan kebutuhan manusia terbatas adanya.

Ketidakseimbangan antara kebutuhan yang selalu meningkat dengan alat pemuas

kebutuhan yang terbatas tersebut ,menyebabkan diperlukannya sebuah ilmu yang

disebut Ilmu Ekonomi.

Manusia hidup dalam suatu kelompok masyarakat yang secara keseluruhan

memnbentuk suatu sistem. Sistem secara sederhana dapat diartikan sebagai

interaksi, atau kaitan, atau hubungan dari unsur-unsur yang lebih kecil

membentuk satuan yang lebih besar dan kompleks sifatnya. Dengan demikian,

sistem ekonomi adalah interaksi dari unit-unit ekonomi yang kecil (para

konsumen dan produsen) ke dalam unit ekonomi yang lebih besar, di suatu

wilayah tertentu. Sistem ekonomi yang dianut tiap kelompok masyarakat atau

negara tidak sama. Hal ini tergantung dari keputusan-keputusan dasar tentang

pemilikan, produksi, distribusi, serta komsumsi dilakukan. Ada keputusan-

keputusan yang lebih diserahkan kepada orang perorangan (swasta) dan ada pula

yang harus diatur oleh pusat. Bentuk sistem dengan corak keputusan pertama

(lebih banyak diserahkan pada kemauan orang per orang) disebut sistem

Liberal/kapitalisme. Sebaliknya, sistem yang serba diatur dan dikomandi oleh

pemerintanh disebut sosialisme/komunisme. Tentu saja tiap negara memilih salah

satu dari kedua bentuk ekstrem dari sistem ekonomi yang disebutkan diatas.

Diantara kedua sistem ekonomi tersebut masih terdapat bentuk yang disebut

sistem perekonomian campuran (mixed economy).

Masing-masing sistem ekonomi memiliki penggagasnya masing-masing,

banyak pula aliran-aliran yang memunculkan gagasan-gagasannya tentang sistem

1

Page 2: Makalah tugas

ekonomi, baik itu lebih cenderung pada sistem ekonomi kapitalisme maupun

sistem sosialisme.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan pemikiran ekonomi pada masa pra kalsik?

2. Bagaimana perkembangan pemikiran ekonomi pada klasik?

3. Bagaimana perkembangan pemikiran ekonomi pada pemikiran

Sosialisme?

4. Bagaimana perkembangan pemikiran ekonomi menurut Mazhab Neo-

Klasik?

5. Bagaimana perkembangan pemikiran ekonomi menurut Aliran sejarah

(historis)?

1.3 Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah

perkembangan ekonomi mulai dari pemikiran ekonomi masa pra klasik, masa

klasik, sosialisme Marx, Mazhab Neo-Klasik dan Aliran sejarah (historis).

1.4 Manfaat

Manfaat penyusunan makalah ini adalah dapat mengetahui sejarah

perkembangan ekonomi mulai dari pemikiran ekonomi masa pra klasik, masa

klasik, sosialisme Marx, Mazhab Neo-Klasik dan Aliran sejarah (historis).

2

Page 3: Makalah tugas

BAB II

ISI

2.1 Perkembangan Pemikiran Ekonomi pada Masa Pra Klasik

Sesungguhnya persoalan ekonomi sama tuanya dengan keberadaan

manusia itu sendiri. Akan tetapi, bukti-bukti konkret paling awal yang bisa

ditelusuri kebelakang hanya hingga masa Yunani Kuno. Suatu hal; yang perlu

dicatat dari masa Yunani Kuno ini adalah bahwa orang sudah mengenal paham

hedonisme yang dapat dikatakan sebagai cikal bakal paham materialistik yang

dikembangkan di Eropa pada abad ke-XVII dan ke-XVIII kemudian. Hedonisme

merupakan paham materialisme mekanistik yang menganggap kenikmatan

egoistis sebagain tujuan akhir dari kehidupan manusia.

1. Masa Yunani Kuno

A. Plato (427-347 SM)

Gagasan Plato tentang ekonomi timbul secara tidak sengaja dari

pemikirannya tentang keadilan (justice) dalam sebuah negara ideal (ideal state).

Lebih lanjut, Plato menjelaskan bahwa ada tiga jenis pekerjaan yang dilakukan

oleh jenis manusia yang berbeda-beda pula, yaitu pekerjaan sebagai pengatur

atau penguasa, tentara dan para pekerja. Bagi Plato semua manusia bersaudara,

dari ketiga jenis pekerjaan tersebut hanya golongan terendah yaitu kaum pekerja

yang boleh bekerja untuk mengejar laba dan mengumpulkan harta. Sementara

itu, penguasa dan tentara seyogianya tidak bekerja demi harta dan dengan

sendirinya mereka tidak diperkenankan memilikin harta benda.

Plato dapat dikatakan sebagai orang pertama yang sangat mengecam

kekayaan dan kemewahan. Agar setiap orang bisa hidup sejahtera secara

merata, manusia perlu dan berkewajiban untuk mengendalikan nafsu

keserakahannya untuk memenuhi semua keinginan yang melebihi kewajaran.

Teori Plato yang dianggap masih relevan dengan keadaan sekarang adalah

pendapatnya tentang fungsi uang. Dalam bukunya politika, Plato menjelaskan

bahwa selain sebagai alt tukar, uang juga berfungsi sebagai alat pengukur nilai

3

Page 4: Makalah tugas

dan alat untuk menimbun kekayaan. Sesuai dengan keadaan waktu itu, Plato

menganggap uang bersifat mandul, tidak dapat, sekaligus tidal layak untuk

dikembangkan atau diperanakkan (melalui bunga).

B. Aristoteles (384-322SM)

Aristoteles dapat dikatakan sebagai orang pertama yamg melihat bahwa

ekonomi merupakan suatu bidang tersendiri, yang pembahasannya harus

dipisahkan dengan bidang-bidang lain. Ia juga merupakan orang pertama yang

meletakkan dasar tentang teori nilai (value) dan harga (price).

Kontribusi Aristoteles yang paling besar terhadap ilmu ekonomi ialah

pemikirannya tentang pertukaran barang (exchange of commodities) dan

kegunaan uang dalam pertukaran barang tersebut. Dalam mengamati proses

ekonomi, Aristoteles membedakannya atas dua cabang, yaitu kegunaan

(use)cdan keuntungan (gain). Secara tegas ia menyatakan tidak suka pada

pedagang-pedagang yang datang ke kota-kota, mengeksploitasi petani-petani

miskin ke desa-desa.

C. Xenophon (440-335 SM)

Kata-kata ekonomi (dari oikos dan nomos) adalah “ciptaan” Xenophon. Inti

pemikiran Xenophon adalah pertanian dipandang sebagai dasar kesejahteraan

ekonomi, pelayaran dan perniagaan yang dianjurkan untuk dikembangkan oleh

negara, modal patungan dalam usaha, spesialisasi dan pembagian kerja, konsep

perbudakan dan sektor pertambangan menjadi milik bersama.

2. Pemikiran Kaum Skolastik

A. Albertus Magnus (1206-1280)

Pandangannya yang terkenal adalah pemikirannya tentang harga yang adil

dan pantas. (just price),yaitu harga yang sama besarnya dengan biaya-biaya dan

tenaga yang dikorbankan untuk menciptakan barang tersebut.

B. Thomas Aquinas (1225-1274)

Menjelaskan bahwa memungut bunga dari uang yang dipinjamkan adalah

tidak adil, sebab ini sama artinya menjual sesuatu yang tidak ada.

4

Page 5: Makalah tugas

3. Era Merkantilisme

A. Jean Boudin (1530-1596)

Menurut Boudin, bertambahnya uang yang diperoleh dari perdagangan luar

negri dapat menyebabkan naiknya harga barang-barang.

B. Jean Babtis Colbet (1619-1683)

Pemikiranya, perdagangan luar negri dianggap sebagai sumber utama

kemakmuran. Sebagai konsekuensinya kedudukan saudagar sangat penting

karena memegang kendali utama perekonomian.

C. Sir William Petty (1623-1687)

Pemikiranya, bukan jumlah hari kerja yang menentukan nilai suatu barang

melainkan biyaya yang diperlukan untuk menjaga agar para pekerja tersebut

agar dapat bekerja. Uang dibutuhkan dalam jumlah secukupnya tetapi lebih atau

kurang dari yang diperlukan bisa mndatangkan kemudharatan.

D. David Home (1711-1776)

Harga-harga sebagian dipengaruhi oleh jumlah barang dan sebagian lagi

dipengaruhi oleh jumlah uangEkonomi Dunia .

4. Mazhab Fisiokratis

Mazhab Pisiokrat tumbuh sebagai kritik terhadap pemikiran ekonomi

Merkantilis, tokoh pemikir yang paling terkenal pada mazhab ini adalah Francois

Quesnay. Sumbangan pemikiran yang terbesar dalam perkembangan ilmu

ekonomi adalah hukum-hukum alamiah, dan menjelaskan arus lingkaran

ekonomi. Inti pemikiran utama dalam mazhab Pisiokrat adalah dituangkan dalam

tabel ekonomi yang terdiri dari classe productive dari kaum petani, classe des

froprietaires dari kaum pemilik tanah, classe sterile atau classe stipendile yang

meliputi kaum pedagang dan industriawan dan classe passieve adalah kaum

pekerja.

Pemikiran ekonomi kaum Pisiokrat yang menonjol dalam perkembangan

ilmu ekonomi selain lingkaran arus ekonomi dalam tabel ekonomi yaitu tentang

teori nilai dan harga yang terbagi menjadi tiga yaitu harga dasar barang-barang,

harga penjualan dan harga yang harus dibayar konsumen. Teori uang yang

5

Page 6: Makalah tugas

dikemukakannya adalah sebagai tabir uang (money is veil) dan perlunya

pengenaan pajak untuk kepentingan ekonomi.

Sumbangan pemikiran ahli Pisiokrat lain yaitu Jaques Turgot mempunyai

dua sumbangan utama terhadap pemikiran ekonomi yakni teori uang sebagai

tabir, dan teori fruktifikasi. Teori uang sebagai tabir yang mempersulit

pengamatan fenomena ekonomi. Namun demikian pemikiran ini merupakan

gagasan ke arah menemukan dasar satuan perhitungan yang ia, tetapi

dikemukakan atas transaksi barter dengan nilai alat tukar dapat berubah-ubah

karena jumlahnya.

2.2 Perkembangan Pemikiran Ekonomi pada Masa Klasik

1. Teori Klasik Adam Smith (1723-1790)

Adam Smith adalah seorang pemikir besar dan ilmuwan kelahiran

Kirkaldy Skotlandia tahun 1723, guru besar dalam ilmu falsafah di Universitas

Edinburgh, perhatiannya bidang logika dan etika, yang kemudian semakin

diarahkan kepada masalah-masalah ekonomi. Ia sering bertukar pikiran dengan

Quesnay dan Turgot dan Voltaire. Karyanya berupa pandangan-pandangan

ekonomi yang ditulis dalam nukunya yang berjudul The Wealth Of Nations.

Adam Smith adalah pakar utama dan pelopor dalam mazhab Klasik. Karya

besar yang disebut di atas lazim dianggap sebagai buku standar yang pertama di

bidang pemikiran ekonomi gagasannya adalah sistem ekonomi yang

mengoperasionalkan dasar-dasar ekonomi persaingan bebas yang diatur oleh

invisible hand, pemerintah bertugas melindungi rakyat, menegakkan keadilan dan

menyiapkan sarana dan prasarana kelembagaan umum.

Teori nilai yang digunakan Adam Smith adalah teori biaya produksi,

walaupun semula menggunakan teori nilai tenaga kerja. Barang mempunyai nilai

guna dan nilai tukar. Ongkos produksi menentukan harga relatif barang, sehingga

tercipta dua macam harga, yakni harga alamiah dan harga pasar dalam jangka

panjang harga pasar akan cenderung menyamai harga alamiah, dan dengan teori

tersebut timbul konsep paradoks tentang nilai.

6

Page 7: Makalah tugas

Sumber kekayaan bangsa adalah lahan, tenaga kerja, keterampilan dan

modal. Dengan demikian, timbul persoalan pembagian pendapatan yakni upah

untuk pekerja, laba bagi pemilik modal dan sewa untuk tuan tanah. Tingkat sewa

tanah akan meningkat, sedangkan tingkat upah menurun, dengan asumsi berlaku

dana upah, dan lahan lama-kelamaan menjadi kurang subur, sedangkan

persaingan tingkat laba menurun yang akhirnya mencapai kegiatan ekonomi yang

stationer. Smith berpendapat bahwa pembagian kerja sangat berguna dalam usaha

meningkatkan produktivitas. Pembagian kerja akan mengembangkan spesialisasi.

Pertambahan penduduk berarti meningkatkan tenaga kerja, dalam hal ini

meningkatkan permintaan dan perluasan pasar.

2. Thomas Robert Malthus (1766-1834)

Dilahirkan tahun 1766 di Inggris, sepuluh tahun sebelum Adam Smith

menerbitkan The Wealth of Nations dan meninggal tahun 1834. Malthus adalah

seorang ilmuwan di bidang teologi yang kemudian memusatkan perhatiannya

kepada masalah-masalah ekonomi dalam perkembangan masyarakat. Malthus

adalah alumnus dari University of Cambridge, Inggris, tempat ia menyelesaikan

pelajaran dalam ilmu matematika dan ilmu sejarah klasik. Malthus diangkat

menjadi Profesor of History and Political Economy di East India College. Bagian

yang paling penting dalam pola dasar pemikiran Malthus dan kerangka

analisisnya ialah menyangkut teori tentang sewa tanah dan teori tentang

penduduk dengan bukunya yang berjudul An Essay on the Principle of

Population. Teori Malthus pada dasarnya sederhana saja. Kelahiran yang tidak

terkontrol menyebabkan penduduk bertambah menurut deret ukur padahal

persediaan bahan makanan bertambah secara deret hitung, sehingga suatu saat

akan terjadi malapetaka yang menimpa umat manusia.

3. David Ricardo (1772-1823)

Adalah seorang Pemikir yang paling menonjol di antara segenap pakar

Mazhab Klasik. Ia sangat terkenal karena kecermatan berpikir, metode

pendekatannya hampir seluruhnya deduktif. David Ricardo telah

mengembangkan pemikiran-pemikiran Adam Smith secara lebih terjabar dan

7

Page 8: Makalah tugas

juga lebih sistematis. Dan pendekatannya teoretis deduktif, pemikirannya

didasarkan atas hipotesis yang dijadikan kerangka acuannya untuk mengkaji

berbagai permasalahan menurut pendekatan logika. Teori yang dikembangkan

oleh Ricardo menyangkut empat kelompok permasalahan yaitu: teori tentang

distribusi pendapatan sebagai pembagian hasil dari seluruh produksi dan

disajikan sebagai teori upah, teori sewa tanah, teori bunga dan laba, teori tentang

nilai dan harga, teori perdagangan internasional dan, teori tentang akumulasi dan

perkembangan ekonomi.

4. Jean Batiste Say (1767-1832)

Adalah seorang pakar ekonomi kelahiran Perancis yang berasal dari

keluarga saudagar dan menjadi pendukung pemikiran Adam Smith. Say

memperbaiki sistem Adam Smith dengan cara yang lebih sistematis serta logis.

Karya Say yaitu theorie des debouchees (teori tentang pasar dan pemasaran) dan

dikenal sebagai Hukum Say (Say’s Law) yaitu supply creats its oven demand tiap

penawaran akan menciptakan permintaanya sendiri. Menurut Say dalam

perekonomian bebas atau liberal tidak akan terjadi “produksi berlebihan” (over

production) yang sifatnya menyeluruh, begitu juga pengangguran total tidak akan

terjadi. Yang mungkin terjadi menurut Say ialah kelebihan produksi yang

sifatnya sektoral dan juga pengangguran yang sifatnya terbatas (pengangguran

friksi).

5. John Stuart Mill (1806-1873)

Mill merupakan anak dari James Mill yang juga merupakan seorang pakar

ekonomi Mill dikenal sebagai penulis yang berbakat. Bukunya yang terakhir,

Principles of Political Economy dimaksudkan untuk menyarikan teori-teori

ekonomi pada masanya. Dalam buku tersebut mengatakan tidak ada teori yang

orisinil dari pemikirannya sendiri. Akan tetapi tampaknya ia terlalu merendah.

Hal ini disebabkan konsep return to scale adalah orosinil dari Mill. Mill juga

orang pertama yang mengemukakan ide tentang konsep elastisitas permintaaan

yang kemudian dikembangkjan lebih lanjut oleh Marshall.

8

Page 9: Makalah tugas

2.3 Perkembangan Pemikiran Ekonomi pada Pemikiran Sosialisme dan

Kritik terhadap Pemikiran Ekonomi Klasik

1. Sosialisme Marxisme

Karl Marx dilahirkan di Treves Jerman dan seorang keturunan Yahudi. Ia

seorang ilmuwan dan pemikir besar bidang filosof serta Pemimpin Sosialisme

Modern. Ia belajar di Universitas Bonn kemudian di Universitas Berlin di Jerman

dan memperoleh sarjana bidang Filsafat. Dalam masa studinya ia banyak

dipengaruhi oleh Friedrich Hegel seorang Filosof Besar Jerman bidang falsafah

murni.

Karl Marx sangat benci dengan sistem perekonomian liberal yang digagas

oleh Adam Smith dan kawan-kawan. Untuk menunjukkan kebenciannya, Marx

menggunakan berbagai argumen untuk “membuktikan” bahwa sistem

liberal/kapitalis itu buruk. Argumen-argumen yang disusun Marx dapat dilihat

dari berbagai segi, baik dari sisi moral, sosiologi maupun ekonomi.

Dari segi moral Marx melihat bahwa sistem kapitalis mewarisi

ketidakadilan dari dalam. Ketidakadilan ini akhirnya akan membawa masyarakat

kapitalis ke arah kondisi ekonomi dan sosial yang tidak bisa dipertahankan. Dari

segi sosiologi, Marx melihat adanya sumber konflik antar kelas. Dalam sistem

liberal/kapitalis yang diamati Marx ada sekelompok orang (yaitu para pemilik

modal) yang menguasai kapital. Di lain pihak, ada sekelompok orang lainnya

(yaitu kaum buruh) sebagai kelas proletar yang seperti sudah ditakdirkan untuk

selalu menduduki posisi kelas bawah. Jika tidak dilakukan sesuatu, demikian

argumen Marx, jumlah kaum nestafa ini akan semakin besar. Selain itu, alasan

lainnya adalah sistem ini cenderung menciptakan masyarakat yang berkelas-

kelas, yaitu kelas kapitalis yang kaya raya dan kelas buruh yang sangat miskin.

Adapun dari segi ekonomi, Marx melihat bahwa akumulasi kapital ditangan

kaum kapitalis memungkinkan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Akan tetapi, pembangunan sistem kapitalis sangat bias terhadap pemilik modal.

Teori tentang perkembangan ekonomi menurut Marx sebenarnya dapat

dibagi menjadi tiga bagian, pertama pemikirannya tentang proses akumulasi dan

9

Page 10: Makalah tugas

konsentrasi, kedua teori tentang proses kesengsaraan/pemiskinan yang meluas

(die verelendung atau increasing misery), ketiga teori tentang tingkat laba yang

cenderung menurun.

Menurut teori konsentrasi perusahaan-perusahaan makin lama makin

besar, sedangkan jumlahnya makin sedikit. Perusahaan-perusahaan besar

bersaing dengan perusahan kecil maka perusahaan kecil akan kalah dalam

persaingan dan kemudian perusahaan kecil lenyap. Timbullah perusahaan-

perusahaan raksasa. Para pengusaha kecil dan golongan menengah menjadi orang

miskin. Sedangkan teori akumulasi menyatakan bahwa para pengusaha raksasa

semakin lama semakin kaya dan menumpuk kekayaan yang terkonsentrasi pada

beberapa orang, dan para pengusaha kecil akhirnya jatuh miskin dan pengusaha

kecil yang berdiri sendiri menjadi proletariat. Sejauhmana proses akumulasi yang

dimaksud di atas bisa berjalan tergantung dari a) tingkat nilai surplus, b) tingkat

produktivitas tenaga kerja, dan c) perimbangan bagian nilai surplus untuk

konsumdsi terhadap bagian yang disalurkan sebagai tambahan modal.

2. Sosialisme Utopis

Dari pandangan pemikiran yang revolusioner Karl Marx dan Enggel

pemikiran ini biasa disebut kaum sosialis ilmiah dan ada yang tetap

mempertahankan dengan cara-cara yang bersifat ideal dan terlepas dari

kekuasaan politik disebut sosialis utopis dengan dipelopori oleh Thomas More,

Francis Bacon, Thomas Campanella, Oliver Cromwell, Gerard Winstanley,

James Harrington. Perkataan Utopis berasal dari judul buku Thomas More dalam

tahun 1516 Tentang Keadaan Negara yang Sempurna dan Pulau Baru yang

Utopis. Francis Bacon dalam bukunya Nova Atlantis (1623), dan Thomas

Campanella (1623) dalam bukunya Negara Matahari (Civitas Solis).

Buku-buku yang sifatnya utopia tersebut banyak mempengaruhi pemikir-

pemikir sosialis lainnya di kemudian hari.

3. Sosialisme Komunitas Bersama

Saint Simon (1760-1825), dari Perancis bukunya The New Christianity

dan Charles Fourier (1772-1837) bercita-cita menciptakan tata dunia baru yang

10

Page 11: Makalah tugas

lebih baik bukan dengan kotbah tetapi dengan model percontohan. Louis Blanc

mengusahakan agar didirikan ateliers sociesux yakni pabrik-pabrik yang

dihimpun negara. Pierre Joseph Proudhom (1809-1865 ) Beliau yakin akan asas

persamaan dan lama sekali tidak setuju dengan hak milik pribadi terhadap

perusahaan.

Charles Fourier adalah pengikut ajaran Saint Simon, yang dalam beberapa

hal juga banyak kesamaannya dengan Owen. Perbedaannya, kalau Owen

mendirikan komunitas berdasarkan asas koperasi dalam sebuah paralleogram,

fourier mendirikan Phalanges, atau phalanx yang merupakan sebuah unit

komunitas.

2.4 Perkembangan Pemikiran Ekonomi Menurut Mazhab Neo-Klasik

1. Perintis Analisis Marjinal

Mazhab neoklasik telah mengubah pandangan tentang ekonomi baik

dalam teori maupun dalam metodologinya. Teori nilai tidak lagi didasarkan pada

nilai tenaga kerja atau biaya produksi tetapi telah beralih pada kepuasan marjinal

(marginal utility). Pendekatan ini merupakan pendekatan yang baru dalam teori

ekonomi.

Salah satu pendiri mazhab neoklasik yaitu Gossen, dia telah memberikan

sumbangan dalam pemikiran ekonomi yang kemudian disebut sebagai Hukum

Gossen I dan II. Hukum Gossen I menjelaskan hubungan kuantitas barang yang

dikonsumsi dan tingkat kepuasan yang diperoleh, sedangkan Hukum Gossen II,

bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatannya untuk berbagai jenis

barang yang diperlukannya. Selain Gossen, Jevons dan Menger juga

mengembangkan teori nilai dari kepuasan marjinal. Jevons berpendapat bahwa

perilaku individulah yang berperan dalam menentukan nilai barang. Dan

perbedaan preferences yang menimbulkan perbedaan harga. Sedangkan Menger

menjelaskan teori nilai dari orde berbagai jenis barang, menurut dia nilai suatu

barang ditentukan oleh tingkat kepuasan terendah yang dapat dipenuhinya.

Dengan teori orde barang ini maka tercakup sekaligus teori distribusi.

11

Page 12: Makalah tugas

Pemikiran yang sangat mengagumkan yang disusun oleh Walras tentang

teori keseimbangan umum melalui empat sistem persamaan yang serempak.

Dalam sistem itu terjadi keterkaitan antara berbagai aktivitas ekonomi seperti

teori produksi, konsumsi dan distribusi. Asumsi yang digunakan Walras adalah

persaingan sempurna, jumlah modal, tenaga kerja, dan lahan terbatas, sedangkan

teknologi produksi dan selera konsumen tetap. Jika terjadi perubahan pada salah

satu asumsi ini maka terjadi perubahan yang berkaitan dengan seluruh aktivitas

ekonomi

2. Teori Produktivitas Marjinal

Dasar pemikiran mazhab neoklasik pada generasi kedua lebih akurasi dan

tajam karena bila dibandingkan dengan pemikiran ekonomi pada kelompok

generasi pertama neoklasik. Hal ini dapat terjadi karena pemikiran generasi kedua

menjabarkan lebih lanjut perilaku variabel-variabel ekonomi yang sudah dibahas

sebelumnya. Lingkupan telah berkembang dari produksi, konsumsi, dan

distribusi yang lebih umum beralih pada penjelasan yang lebih tajam.

Pertentangan pemikiran antara para ahli neoklasik seperti J.B. Clark dapat

menjadi sumber inspirasi dari perkembangan ilmu ekonomi dalam menjelaskan

teori distribusi fungsional, ditafsirkan oleh J.B Clark mempunyai nilai etik, yang

secara langsung membantah teori eksploitasi. Dengan teori produktivitas marjinal

upah tenaga kerja, laba serta lahan dan bunga ditetapkan dengan objektif dan adil.

Tetapi masalahnya, apakah setiap pekerja mendapat upah sama dengan PPMt

nya?. Penggunaan pendekatan matematis dalam analisis ekonomi terutama dalam

fungsi produksi semakin teknis, dan dengan penggunaan asumsi-asumsi yang

dialaminya juga bertambah seperti dalam kondisi skala tetap, meningkat atau

menurun. Hal ini dikaitkan pula dengan bentuk kurva ongkos rata-rata, oleh

Wicksell. Hal ini merupakan sumbangan besar dalam pembahasan ongkos

perusahaan dan industri. Pada saat kurva ongkos rata-rata menurun, sebenarnya

pada fungsi produksi terjadi proses increasing returns, dan pada saat kurva

ongkos naik, pada kurva produksi terjadi keadaan decreasing returns.

12

Page 13: Makalah tugas

Selanjutnya, pada saat ongkos rata-rata sampai pada titik minimum, pada fungsi

produksi berlaku asumsi constant return to scale.

Pemikiran lain yang menjadi sumber kontroversi seperti pandangan Bohm

Bawerk telah menimbulkan kontroversi pula tentang hubungan antara modal dan

bunga. Kontroversi ini pun timbul dari pandangan J.B. Clark. Clark mempunyai

pendapat bahwa barang-barang sekarang mempunyai nilai lebih tinggi daripada

masa depan, karena itu timbullah bunga. Tetapi, bunga juga dipengaruhi oleh

produktivitas melalui keunggulan teknik. Bohm Bawerk memberikan adanya

premium atau agio, karena kebutuhan sekarang lebih tinggi daripada masa

datang. Tetapi, Fisher melihat dari arus pendapatan masa depan perlu dinilai

sekarang, yang dipengaruhi oleh kekuatan subjektif dan objektif. Fisher

menjelaskan pula terjadinya bunga melalui permintaan dan penawaran terhadap

tabungan dan investasi. Fisher memberi sumbangan pula pada tingkat bunga.

Tingkat bunga merupakan marginal rate of return over cost.

3. Pemikiran Marshall sebagai Bapak Ekonomi Neo Klasik

Sumbangan yang paling terkenal dari pemikiran Marshall dalam teori nilai

merupakan sitetis antara pemikiran pemula dari marjinalis dan pemikiran Klasik.

Menurutnya, bekerjanya kedua kekuatan, yakni permintaan dan penawaran, ibarat

bekerjanya dua mata gunting. Dengan demikian, analisis ongkos produksi

merupakan pendukung sisi penawaran dan teori kepuasan marjinal sebagai inti

pembahasan permintaan. Untuk memudahkan pembahasan keseimbangan parsial,

maka digunakannya asumsi ceteris paribus, sedangkan untuk memperhitungkan

unsur waktu ke dalam analisisnya, maka pasar diklasifikasikan ke dalam jangka

sangat pendek, jangka pendek, dan jangka panjang. Dalam membahas kepuasan

marjinal terselip asumsi lain, yakni kepuasan marjinal uang yang tetap.

Pemikiran Alfred Marshall mahir dalam menggunakan peralatan

matematika ke dalam analisis ekonomi. Dia memahami, bahwa untuk

memudahkan pembaca, maka catatan-catatan matematikanya diletakkan pada

bagian catatan kaki dan pada lampiran bukunya. Pembahasannya tentang

kepuasan marjinal telah mulai sebelum 1870, sebelum buku Jevons terbit, tetapi

13

Page 14: Makalah tugas

karena orangnya sangat teliti dan modes, dia tidak mau cepat-cepat menerbitkan

bukunya. Dalam pembahasan sisi permintaan, Marshall telah menghitung

koefisien barang yang diminta akibat terjadinya perubahan harga secara relatif.

Nilai koefisien ini dapat sama dengan satu, lebih besar dan lebih kecil dari satu.

Tetapi, ada dua masalah yang belum mendapat penyelesaian dalam hal sisi

permintaan, yakni aspek barang-barang pengganti dan efek pendapatan. Robert

Giffen telah dapat membantu penyelesaian kaitan konsumsi dan pendapatan

dengan permintaannya terhadap barang-barang, sehingga ditemukan Giffen

Paradox. Peranan substitusi kemudian diselesaikan oleh Slurtky.

Marshall menemukan surplus konsumen. Pengertian ini dikaitkan pula

dengan welfare economics. Bahwa konsumen keseluruhan mengeluarkan uang

belanja lebih kecil daripada kemampuannya membeli. Jika itu terjadi maka terjadi

surplus konsumen. Selama pajak yang dikenakan pada konsumen lebih kecil

daripada surplusnya itu, maka kesejahteraannya tidak menurun. Tetapi, pajak

juga dapat digunakan untuk subsidi, terutama bagi industri-industri yang struktur

ongkosnya telah meningkat. Marshall menjelaskan pula mengapa kurva ongkos

total rata-rata menurun dan meningkat. Hal ini berkaitan dengan faktor internal

dan eksternal perusahaan atau industri. Mekanisme permintaan dan penawaran

dapat mendatangkan ketidakstabilan, karena setiap usaha yang dilakukan untuk

kembali ke posisi seimbang ternyata membuat tingkat harga dan jumlah barang

menjauhi titik keseimbangan. Keadaan tidak stabil itu terjadi jika kurva

penawaran berjalan dari kiri-atas ke kanan-bawah. Jika variabel kuantitas

independen, terjadi kestabilan, tetapi jika berubah harga menjadi independen,

maka keadaan menjadi tidak stabil.

2.5 Pemikiran Ekonomi Menurut Aliran Sejarah (Historis)

1. Serangan Terhadap Metode Klasik

Pada intinya pemikir aliran sejarah menolak argumentasi pemikir-pemikir

klasik bahwa ada undang-undang alam tentang kehidupan ekonomi. masyarakat

harus dianggap sebagai suatu kesatuan organisme tempat interaksi sosial berkait

14

Page 15: Makalah tugas

dan berhubungan antarindividu. Pemikir-pemikir aliran sejarah menghendaki

agar kegiatan masyarakat dilandaskan pada suatu sistem yang menyeluruh, yang

mencakup semua organisme dalam kehidupan bermasyarakat sebagai suatu

keseluruhan. Penganut aliran sejarah yang tidak percaya pada mekanisme pasar

bebas klasik pada umumnya sepakat untuk meminta campur tangan pemerintah

dalam perekonomian. Intervensi pemerintah diharapkan mampu membawa proses

ekonomi pada tujuan-tujuan sosial dan ekonomi yang diinginkan bersama. Tanpa

campur tangan pemerintah dalam perekonomian tidak ada jaminan sosial.

Bagi pemikir sejarah, fenomena-fenomena ekonomi merupakan produk

perekembangan masyarakat secara keseluruhan sebagai hasil perjalanan sejarah.

Oleh karena itu, pemikiran-pemikiran, teori-teori, dan kesimpulan ekonomi

haruslah dilandaskan pada empiris sejarah. Pemikir-pemikir aliran sejarah tidak

setuju dengan anggapan kaum klasik dan neo-klasik bahwa prinsip-prinsip

ekonomi juga dipengaruhi oleh adat-istiadat, tradisi, agama, nilai-nilai, dan

norma-norma lingkungan setempat.

Pemikir-pemikir aliran sejarah dengan gencar menyerang metode

pendekatan deduktif yang digunakan kaum klasik. Sebagaimana diketahui,

dengan pendekatan deduktif analisis ekonomi bertitik tolak dari pengamatan

secara umum, yaitu postulat, dalil atau premis yng dianggap sudah diakui secara

umum. Bagi pakar-pakar aliran sejarah, metode deduksi ini dinilai terlalu abstrak

dan terlalu teoritis, yang dari beberapa postulat kemudian meng-claim bahwa

pemikiran-pemikiran mereka berlaku umum (universal). Menurut kaum sejarah

metode deduksi ini sering tidak sesuai dengan realitas. Oleh karena itu, metode

tersebut dapat membawa kita pada kesimpulan yang keliru. Untuk mengatasi

kelemahan metode klasik tersebut, pemikir-pemikir aliran sejarah menawarkan

metode induktif-historis.

Dengan metode induktif-historis, mereka mengumpulkan kenyataan-

kenyataan ekonomi dari sejarah. Dari data yang dikumpulkan ini kemudian

diambil kesimpulan umum. Pola pendekatan induksi-empiris berpangkal tolak

dari pengamatan dan pengkajian yang bersifat khusus dan dari sini diambil suatu

15

Page 16: Makalah tugas

kesimpulan umum (reasoning from the particular to the general). Dengan

metode induksi-empiris, hukum-hukum, dalil-dalil dan teori-teori ekonomi hanya

berlaku di suatu tempat pada waktu-waktu tertentu. Hal itu disebabkan hukum,

dalil, maupun teori ekonomi sangat tergantung pada kondisi dan lingkungan

setempat. Dengan demikian, bagi pemikir sejarah, hukum ekonomi tidak berlaku

universal, tetapi bisa berubah sewaktu-waktu sesuia keadaan dan masalah yang

dihadapi.

2. Tokoh-tokoh Aliran Sejarah

1. Friedrich List (1789-1846)

Salah satu buku List yang cukup terkenal adalah : Das Nationale Syistem

der Politischen oekonomie, der Internationale Handel, die Handels Politik und

der Deutche ollverein, atau dalam bahasa inggrisnya : The National System of

Political Economy, International Trade, Trade Policy and the German Custom

Union (1841). Dalam buku tersebut List menyerang pakar-pakar klasik yang

disebutnya “kosmopolitan” sebab mengabaikan peran pemerintah.

Lebih lanjut, List mengatakan bahwa kita bisa mengambil kesimpulan

tentang perkembangan suatu masyarakat dari data sejarah. Dari cara mereka

berproduksi, setiap kelompok masyarakat pada umumnya melewati tahap-tahap

sejarah sebagai berikut : (1) tahap berburu dan menangkap ikan, atau tahap

barbarian, yang berciri masyarakat primitif sebab kebutuhan dipenuhi dari apa

yang disediakan oleh alam; (2) zaman menggembala atau pastoral, yang mulai

beternak, tetapi masih nomaden atau tidak menetap; (3) zaman agraris, ketika

masyarakat mulai menetap dan bertani secara subsistem; (4) zaman bertani,

menghasilkan industri manufaktur sederhana dan mulai melakukan perdagangan

lokal; dan (5) masyarakat bertani, manufaktur lebih lanjut dan telah melakukan

perdagangan internasional.

2. Bruno Hildebrand (1812-1878)

Hildebrand aktif dalam berbagai penelitian dan penulisan karya-karya

ilmiah. Hildebrand juga sering menekankan pentingnya evolusi dalam

perekonomian masyarakat. Menurut Hildebrand, dilihat dari cara tiap

16

Page 17: Makalah tugas

kelompok-kelompok masyarakat dalam melakukan tukar menukar dan

berdagang, kelompok-kelompok masyarakat tersebut dibedakan atas tingkatan-

tingkatan sebagai berikut: (1) tukar menukar secara in-natura atau barter; (2)

tukar menukar dengan perantaraan uang; (3) tukar menukar dengan

menggunakan kredit.

3. Gustav Von Schmoler (1839-1917)

Schmoler dianggap sebagai pemikir aliran sejarah yang paling gigih

menyarankan agar metode deduktif klasik ditukar dengan metode induktif-

empiris. Seperti pakar aliran sejarah lainnya, schmoler juga menekankan

perlunya kelenturan dalam perekonomian dan memberi ruang pada pemerintah

untuk memperbaiki keadaan ekonomi. Kalau diperhatikan, pandangan schmoler

di atas agak berbeda dengan pandangan tokoh-tokoh aliran sejarah lainnya. Jika

tokoh-tokoh aliran sejarah lain menghendaki berbagai kebijaksanaan di bidang

ekonomi, schmoler menghendaki agar kebijaksanaan juga menyangkut politik

sosial.

4. Werner Sombart (1863-1941)

Salah satu hasil penelitian Sombart yang cukup sering dikutip orang ialah

penelitiannya tentang tahap-tahap perkembangan kapitalisme. Dari hasil

penelitiannya. Dari hasil penelitiannya Sombart mengatakan bahwa

pertumbuhan masyarakat kapitalis sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan

masyarakat. Dalam karyanya: Der Moderne Kapitalismus (1902), Werner

Sombart lebih lanjut mengatakan bahwa pertumbuhan masyarakat kapitalis

dapat dibedakan atas beberapa tingkatan: (1) tingkat pra-kapitalisme; (2) tingkat

kapitalisme menengah; (3) tingkat kapitalisme tinggi; dan (4) tingkat

kapitalisme akhir.

5. Max Weber (1864-1920)

Max Weber adalah ahli sosiologi dalam arti luas, dimana ilmu ekonomi

dan sejarah ekonomi oleh Weber juga dimasukkan sebagai bagian dari ilmu

sosiologi. Walaupun ia ahli sosiologi, tekanan utama dalam pembahasannya

adalah ekonomi. ia juga cukup intens dalam melihat pengaruh ajaran-ajaran

17

Page 18: Makalah tugas

agam tertentu, yaitu protestan, terhadap kemajuan ekonomi. Dalam bukunya

yang sangat terkenal: The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism (1958)

ia menjelaskan bahwa ada pengaruh nyata ajaran agama Protestan terhadap

perilaku dan kemajuan ekonomi. Weber bertolak dari suatu asumsi dasar bahwa

rasionalitas adalah unsur pokok peradaban Barat yang mempunyai nilai dan

pengaruh universal.

6. Henry Charles Carey (1793-1879)

Henry Carey dalam salah satu karyanya: Principles of Social Science,

Carey menekankan perlunya diversifikasi industri untuk menciptakan lapangan

pekerjaan lebih luas. Suatu negara yang hanya mengandalkan pembangunan

pada ekspor produk-produk pertanian dinilainya sebagai tindakan yang bodoh

dan merugikan. Bagi Carey, hanya bangsa petani yang bodoh saja yang secara

berkelanjutan mengekspor barang-barang mentah, dan menerima imbal-tukar

produk-produk lain dalam jumlah sedikit.

Pendukung-pendukung aliran sejarah lain dari Amerika adalah Simon

Nelson Patten dan Daniel Reymond. Nelson (1852-1922) banyak mengajukan

argumen-argumen yang menyokong proteksi sebagaimana dikemukakan Carey.

Sedangkan Daniel (1786-1849) yang tertarik dengan persoalan-persoalan

ekonomi.

Jika diperhatikan, dapat dikatakan bahwa doktrin aliran sejarah kurang

jelas. Lebih tegas, mereka tidak mengembangkan sebuah “sistem”. Akan tetapi,

lebih merupakan reaksi terhadap pemikiran-pemikiran klasik dan neo-klasik yang

menghendaki tidak adanya campur tangan pemerintah dalam pereonomian.

Pemikir sejarah lebih banyak hanya mengkritik metosde deduksi klasik, tetapi

tidak melihat kelemahan dari metode induksi-empiris mereka sendiri.

18

Page 19: Makalah tugas

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Liberalisme/kapitalisme yang dikembangkan oleh Adam Smith adalah

sistem ekonomi yang mengoperasionalkan dasar-dasar ekonomi persaingan

bebas yang diatur oleh invisible hand (pendekatan pasar), pemerintah hanya

bertugas melindungi rakyat, menegakkan keadilan dan menyiapkan sarana

dan prasarana kelembagaan umum.

Komunisme/sosialisme yang dikembangkan oleh Karl Marx adalah pada

hakekatnya sistem ekonomi yang memberikan kebebasan negara untuk ikut

campur dalam urusan perekonomian.

Mazhab Neo-Klasik berusaha memperbaiki argumen-argumen dari

Liberalisme/kapitalisme oleh Adam Smith dan Komunisme/sosialisme Karl

Marx, dan lebih banyak membahas tentang pendekatan marjinal.

Aliran Sejarah, memandang bahwa fenomena-fenomena ekonomi

merupakan produk perkembangan masyarakat secara keseluruhan sebagai

hasil perjalanan sejarah.

3.2 Saran

Kita sebagai mahasiswa, sebagai penerus bangsa yang nantinya akan

turut campur dalam kehidupan bangsa yang lebih terutama kehidupan

perekonomian, harus mengetahui bagaimana hakekat sejarah perkembangan

pemikiran-pemikiran ekonomi sebagai dasar pengetahuan utama dalam

menjalankan kegiatan perekonomian nantinya.

19

Page 20: Makalah tugas

DAFTAR PUSTAKA

Deliarnov. 1995. “Perkembangan Pemikiran Ekonomi”. Jakarta : PT.

RajaGrafindo Persada.

www.wikipediaindonesia.com

Sofa, Pakde. 2008. Sejarah Pemikiran Ekonomi Praklasik, Klasik, Sosialis dan Neoklasik. www.pemikiranekonomi.com . Diakses 1 Mei 2013.

Arizal. 2012. Sejarah Pemikiran Ekonomi Global. www.ekonomiglobal_arizal.com. Diakses 2 Mei 2013

20