24
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Malaria merupakan penyakit yang penyebarannya di dunia sangat luas. Di Indonesia, penyakit malaria ditemukan tersebar luas di seluruh pulau dengan derajat dan berat infeksi yang bervariasi. Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh plasmodium yang ditularkan melalui vektor gigitan nyamuk Anopheles. Nyamuk Anopheles sp adalah nyamuk vektor penyakit malaria. Di dunia kurang lebih terdapat 400 spesies yang sudah dikenali, 100 diantaranya mempunyai kemampuan untuk menularkan malaria dan 30-40 merupakan host dari parasit Plasmodium yang merupakan penyebab malaria di daerah endemis penyakit malaria. Di Indonesia sendiri, terdapat 24 spesies nyamuk Anopheles yang mampu menularkan penyakit Malaria. Keadaan lingkungan sangat mempengaruhi jenis nyamuk Anopheles yang berperan dalam penularan penyakit malaria di daerah tertentu. Peran nyamuk Anopheles sebagai vektor sangat penting karena bila mengandung stadium gametosit kemudian mengigitit manusia maka manusia dapat terinfeksi. Oleh karena itu mengenali sifat-sifat umum nyamuk Anopheles sp menjadi penting 1

Makalah Vektor Anopheles

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah anopheles sp

Citation preview

Page 1: Makalah Vektor Anopheles

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Malaria merupakan penyakit yang penyebarannya di dunia sangat luas. Di

Indonesia, penyakit malaria ditemukan tersebar luas di seluruh pulau dengan

derajat dan berat infeksi yang bervariasi. Malaria adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh plasmodium yang ditularkan melalui vektor gigitan nyamuk

Anopheles. Nyamuk Anopheles sp adalah nyamuk vektor penyakit malaria. Di

dunia kurang lebih terdapat 400 spesies yang sudah dikenali, 100 diantaranya

mempunyai kemampuan untuk menularkan malaria dan 30-40 merupakan host

dari parasit Plasmodium yang merupakan penyebab malaria di daerah endemis

penyakit malaria. Di Indonesia sendiri, terdapat 24 spesies nyamuk Anopheles

yang mampu menularkan penyakit Malaria.

Keadaan lingkungan sangat mempengaruhi jenis nyamuk Anopheles yang

berperan dalam penularan penyakit malaria di daerah tertentu. Peran nyamuk

Anopheles sebagai vektor sangat penting karena bila mengandung stadium

gametosit kemudian mengigitit manusia maka manusia dapat terinfeksi. Oleh

karena itu mengenali sifat-sifat umum nyamuk Anopheles sp menjadi penting

untuk diketahui. Hal ini berkaitan dengan kepentingan kita dalam mengendalikan

populasi nyamuk yang secara langsung dapat mengurangi kejadian penyakit

malaria.

Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah

Pengendalian Vektor serta untuk memberi informasi mengenai nyamuk

Anopheles, spesies Anopheles, distribusi geografik, bionomik, siklus hidup dan

upaya pengendalian.

1

Page 2: Makalah Vektor Anopheles

BAB II

PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Nyamuk Anopheles

Nyamuk Anopheles sp adalah adalah nyamuk vektor penyakit

malaria. Nyamuk Anopheles memiliki tubuh yang langsing dan 6 kaki

panjang serta memiliki sayap yang bersisik.

Penggolongan klasifikasi nyamuk Anopheles seperti binatang

lainnya terdiri dari beberapa urutan yaitu sebagai berikut :

Phylum : Arthropoda

Classis : Hexapoda / Insecta

Sub Classis : Pterigota

Ordo : Diptera

Familia : Culicidae

Sub Famili : Anophellinae

Genus : Anopheles

B. Spesies Anopheles

Ada beberapa spesies Anopheles yang penting sebagai vektor

malaria di Indonesia antara lain :

a. Anopheles sundauicus

Spesies ini terdapat di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Bali.

Jentiknya ditemukan pada air payau yang biasanya terdapat tumbuh–

tumbuhan enteromopha, chetomorphadengan kadar garam adalah 1,2

sampai 1,8 %. Di Sumatra jentik ditemukan pada air tawar seperti di

Mandailing dengan ketinggian 210 meter dari permukaan air laut dan

Danau Toba pada ketinggian 1000 meter.

b. Anopheles aconitus

Di Indonesia nyamuk ini terdapat hampir di seluruh kepulauan, kecuali

Maluku dan Irian. Biasanya terdapat dijumpai di dataran rendah tetapi

lebih banyak di daerah kaki gunung pada ketinggian 400–1000 meter

2

Page 3: Makalah Vektor Anopheles

dengan persawahan bertingkat. Nyamuk ini merupakan vektor pada

daerah–daerah tertentu di Indonesia, terutama di Tapanuli, Jawa Barat,

Jawa Tengah, dan Bali.

c. Anopheles barbirostris

Spesies ini terdapat di seluruh Indonesia, baik di dataran tinggi

maupun di dataran rendah. Jentik biasanya terdapat dalam air yang

jernih, alirannya tidak begitu cepat, ada tumbuh–tumbuhan air dan

pada tempat yang agak teduh seperti pada tempat yang agak teduh

seperti pada sawah dan parit.

d. Anopheles kochi

Spesies ini terdapat diseluruh Indonesia, kecuali Irian. Jentik biasanya

ditemukan pada tempat perindukan terbuka seperti genangan air, bekas

tapak kaki kerbau, kubangan, dan sawah yang siap ditanami.

e. Anopheles maculatus

Penyebaran spesies ini di Indonesia sangat luas, kecuali di Maluku dan

Irian. Spesies ini terdapat didaerah pengunungan sampai ketinggian

1600 meter diatas permukaan air laut. Jentik ditemukan pada air yang

jernih dan banyak kena sinar matahari.

f. Anopheles subpictus

Spesies ini terdapat di seluruh wilayah Indonesia. Nyamuk ini dapat

dibedakan menjadi dua spesies yaitu :

1) Anopheles subpictus subpictus

Jentik ditemukan di dataran rendah, kadang–kadang ditemukan dalam

air payau dengan kadar garam tinggi.

2) Anopheles subpictus malayensis

Spesies ini ditemukan pada dataran rendah sampai dataran tinggi.

Jentik ditemukan pada air tawar, pada kolam yang penuh dengan

rumput pada selokan dan parit.

g. Anopheles balabacensis

Spesies ini terdapat di Purwakarta, Jawa Barat, Balikpapan,

Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan. Jentik ditemukan pada

3

Page 4: Makalah Vektor Anopheles

genangan air bekas tapak binatang, pada kubangan bekas roda dan

pada parit yang aliran airnya terhenti.

C. Distribusi Geografik

Penularan malaria secara ilmiah berlangsung melalui gigitan

nyamuk Anopheles betina. Hanya spesies nyamuk Anopheles tertentu yang

mampu menularkan penyakit malaria dan spesies tersebut disebut sebagai

vektor. Lebih dari 400 spesies Anopheles didunia, hanya sekitar 67 yang

terbukti mengandung sporozoit dan dapat menularkan malaria. Di

Indonesia telah ditemukan 24 spesies Anopheles yang menjadi vektor

malaria.

Penyebaran geografik vektor malaria di Indonesia adalah sebagai berikut:

o An. Aitkenii: ditemukan di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan

dan Sulawesi

o An. Umbrosus: terdapat di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan

dan Sulawesi

o An. Beazai : pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi

o An. Letifer : terdapat di pulau Sumatera dan Kalimantan

o An.roperi : Sumatera dan Kalimantan

o An.Barbirostris : terdapat di Irian Jaya, Jawa, Sumatera,

Kalimantan dan Sulawesi

o An.vanus : di temukan di pulau Kalimantan dan Sulawesi

o An.bancrofti : terdapat di pulau Irian Jaya

o An.sinensis : di pulau Sumatera

o An.nigerrimus : di temukan di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan

dan Sulawesi

o An.kochi : Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi

o An.tesselatus : Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi

o An.leucosphyrus : terdapat di pulau Sumatera dan Kalimantan

o An.balabacensis : terdapat di Jawa, dan Kalimantan

4

Page 5: Makalah Vektor Anopheles

o An.punctulatus : saat ini hanya terdapat di Irian Jaya

o An.farauti : di temukan di Irian Jaya

o An.koliensis : Irian Jaya

o An.aconitus : terdapat di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan

Sulawesi

o An.minimus : di temukan Jawa, Sumatera, Kalimantan dan

Sulawesi

o An.flavirostris : Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi

o An.sundaicus : Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi

o An.subpictus : Irian Jaya, Jawa, Sumatera, Kalimantan dan

Sulawesi

o An.annularis : Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi

o An.maculatus : Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi

D. Bionomi

a. Perilaku saat menghisap darah dan mekanisme penularan penyakit.

Hanya nyamuk betina yang sering menghisap darah.

Nyamuk Anopheles sering menghisap darah diluar rumah dan suka

menggigit diwaktu senja sampai dini hari (Eksofagik) serta

mempunyai jarak terbang sejauh 1,6 Km sampai dengan 2 Km.

Waktu antara nyamuk menghisap darah yang mengandung

Gametosit sampai mengandung sporozoit dalam kelenjar liurnya,

disebut masa tunas ekstrinsik. Sporozoit adalah bentuk infektif.

Infeksi dapat terjadi dengan 2 cara yaitu :

- Alamiah (Natural Infaction)

Bila orang sehat digigit nyamuk malaria yang telah terinfeksi

oleh plasmodium. Pada saat mengigit sporozoit yang ada dalam

tubuh nyamuk masuk ke dalam darah manusia. Kemudian orang

sehat menjadi sakit dan dalam tubuhnya terjadi siklus hidup

parasit malaria

- Induksi (Induced)

5

Page 6: Makalah Vektor Anopheles

Bila stadium aseksual dalam eritrosit secara tidak sengaja masuk

dalam badan manusia melalui darah, misalnya transfusi,

suntikan, atau secara kongenital (bayi baru lahir mendapat

infeksi dari ibu yang menderita malaria melalui darah placenta),

atau secara sengaja untuk pengobatan berbagai penyakit

(sebelum perang dunia ke 2) demam yang timbul dapat

menunjang pengobatan berbagai penyakit seperti sindrom

nefrotik

b. Perilaku pada waktu hinggap dan beristirahat

Nyamuk Anopheles lebih suka menghinggap dibatang-

batang rumput, dialam atau luar rumah (Eksofilik) yaitu tempat-

tempat lembab, terlindung dari sinar matahari dan gelap.

c. Perilaku pada saat berkembang biak (Breeding Place)

Nyamuk Anopheles dapat berkembang biak ditempat-

tempat yang airnya menggenang seperti Sawah, Irigasi yang bagian

tepinya banyak ditumbuhi rumput dan tidak begitu deras airnya.

E. Siklus Hidup Anopheles

Nyamuk Anopheles mempunyai siklus hidup yang termasuk dalam

metamorfosa sempurna. Yang berarti dalam siklus hidupnya terdapat

stage/fase pupa. Lama siklus hidup dipengaruhi kondisi lingkungan,

seperti : suhu, adanya zat kimia atau biologis di tempat hidup. Siklus hidup

nyamuk Anopheles secara umum terdiri dari :

1. Telur

Setiap bertelur setiap nyamuk dewasa mampu menghasilkan 50-

200 buah telur. Telur langsung diletakkan di air dan terpisah (tidak

bergabung menjadi satu). Telur ini menetas dalam 2-3 hari (pada

daerah beriklim dingin bisa menetas dalam 2-3 minggu)

Gambar 1. Telur Anopheles

6

Page 7: Makalah Vektor Anopheles

2. Larva

Larva terbagi dalam 4 instar dan salah satu ciri khas yang

membedakan dengan larva nyamuk yang lain adalah posisi larva

saat istirahat adalah sejajar di dengan permukaan perairan, karena

mereka tidak mempunyai siphon (alat bantu pernafasan). Lama

hidup kurang lebih 7 hari, dan hidup dengan memakan algae,

bakteri dan mikroorganisme lainnyayang terdapat dipermukaan.

Gambar 2. Larva Anopheles

3. Pupa (kepompong)

Bentuk fase pupa adalah seperti koma, dan setelah beberapa hari

pada bagian dorsal terbelah sebagai tempat keluar nyamuk dewasa.

Gambar 3. Pupa Anopheles

4. Dewasa

Nyamuk dewasa mempunyai proboscis yang berfungsi untuk

menghisap darah atau makanan lainnya (misal, nektar atau cairan

lainnya sebagai sumber gula). Nyamuk jantan bisa hidup sampai

7

Page 8: Makalah Vektor Anopheles

dengan seminggu, sedangkan nyamuk betina bisa mencapai

sebulan. Perkawinan terjadi setelah beberapa hari setelah menetas

dan kebanyakan perkawinan terjadi disekitar rawa (breeding

place). Untuk membantu pematangan telur, nyamuk menghisap

darah, dan beristirahat sebelum bertelur. Salah satu ciri khas dari

Nyamuk Anopheles adalah pada saat posisi istirahat menungging.

Gambar 4. Nyamuk Anopheles

Gambar 5. Nyamuk Anopheles Jantan (kiri) dan Betina (kanan)

Beberapa faktor lingkungan dan faktor geografi serta meteorologi di Indonesia

sangat berperan dan menguntungkan dalam tumbuhnya nyamuk sebagai vektor

dan transmisi dalam penularan malaria, sebagai berikut :

a. Suhu

Suhu mempengaruhi tingkat multifikasi dalam tubuh nyamuk ( Reiter, 2001),

demikian juga dengan perubahan iklim yang akan mempengaruhi pola

penularan malaria. Kecepatan perkembangan nyamuk tergantung dari kecepatan

8

Page 9: Makalah Vektor Anopheles

proses metabolisma yang diatur oleh suhu. Oleh karenanya kejadian biologis

tertentu seperti lamanya masa pradewasa, kecepatan pencernaan darah yang

dihisap dan pematangan indung telur, frekuensi mengambil makanan atau

menggigit, berbeda-beda menurut suhu (Busnia, 2006).

Peningkatan suhu akan mempengaruhi perubahan bionomik atau perilaku

menggigit dari populasi nyamuk, angka gigitan rata-rata yang meningkat (biting

rate), kegiatan reproduksi nyamuk berubah yang ditandai dengan perkembang-

biakan nyamuk semakin cepat, masa kematangan parasit dalam nyamuk akan

semakin pendek. Secara teori suhu yang tinggi menyebabkan transmisi nyamuk

meningkat, kemungkinan ini dikarenakan berkurangnya masa inkubasi

(Mouchet, 1998). Sebagian besar serangga, seperti nyamuk bersifat

poikilotermik. Perbedaan suhu tubuh serangga tergantung pada suhu

lingkungan. Pada suhu yang panas cenderung mendorong laju pertumbuhan dan

perkembangan nyamuk. Pada kisaran menguntungkan jika suhu meningkat

maka akan mempercepat metabolisma nyamuk, sehingga meningkatkan laju

pertumbuhan dan perkembangannya (Jepson , 1947 dalam Jean-Marc, 2004).

Serangga memiliki waktu fisiologis yaitu jumlah panas yang dibutuhkan bagi

nyamuk untuk menyelesaikan perkembangannya, karena itu masalah

pemberantasan malaria di daerah daerah tropik lebih banyak mengalami

tantangan dibandingkan dengan di daerah daerah yang bersuhu lebih dingin

(Kiszewski, et al., 2003).

Pada dasarnya semua spesies Anopheles, memerlukan suhu antara 210 C- 32oC,

tetapi suhu yang optimum adalah 280 C untuk perkembangannya. Pada jenis

Plasmodium falciparum terjadinya transmisinya pada suhu 200 C atau dalam

kisaran 250 C – 300C, itu sebabnya Plasmodium falciparum sangat menyukai

didaerah tropik. Di daerah Eropa lebih dominan jenis Plasmodium vivax pada

suhu 160 C ( Hoshen and Andrew, 2004). Suhu 18°C merupakan suhu yang

paling rendah dibutuhkan jentik nyamuk di daerah tropis. Pada suhu dibawah

180 C atau di atas 340 C, tidak dijumpai adanya pertumbuhan nyamuk (Bayoh,

2003 dan Carnevale, 2004).

b. Kelembaban

9

Page 10: Makalah Vektor Anopheles

Kelembaban yang rendah memperpendek umur nyamuk, meskipun tidak

berpengaruh pada parasit. Sistem pernafasan pada nyamuk menggunakan

pipa udara yang disebut trachea dengan lubang-lubang pada dinding tubuh

nyamuk yang disebut spiracle. Adanya spiracle yang terbuka tanpa ada

mekanisme pengaturnya, pada waktu kelembaban rendah akan menyebabkan

penguapan air dari dalam tubuh nyamuk yang dapat mengakibatkan

keringnya cairan pada tubuh nyamuk. Salah satu musuh nyamuk adalah

penguapan.

Kebutuhan kelembaban yang tinggi juga mempengaruhi nyamuk untuk

mencari tempat yang lembab basah diluar rumah sebagai tempat hinggap

istirahat pada siang hari, oleh karena kelembaban yang tinggi tidak terdapat

didalam rumah kecuali di daerah-daerah tertentu.Pada kelembaban kurang

dari 60 % umur nyamuk akan menjadi pendek sehingga tidak cukup untuk

siklus pertumbuhan parasit didalam tubuh nyamuk.

c. Curah Hujan

Hujan akan mempengaruhi naiknya kelembaban dan menambah jumlah

tempat perkembangbiakan (breeding places). Curah hujan yang lebat

menyebabkan bersihnya tempat perkembangbiakan vektor oleh karena

jentiknya hanyut dan mati. Kejadian penyakit yang ditularkan nyamuk

biasanya meninggi beberapa waktu sebelum musim hujan atau setelah hujan.

Pengaruh hujan berbeda-beda menurut banyaknya hujan dan keadaan fisik

daerah. Terlalu banyak hujan akan menyebabkan banjir, menyebabkan

berpindahnya perkembangbiakan vector akan berkurang, tetapi keadaan ini

akan segera pulih cukup bila keadaan kembali normal. Curah hujan yang

cukup dengan jangka waktu lama akan memperbesar kesempatan nyamuk

untuk berkembang biak secara optimal.

d. Ketinggian

Secara umum malaria berkurang pada ketinggian yang semakin

bertambah, hal ini berkaitan dengan menurunnya suhu rata-rata. Pada

ketinggian di atas 200 m jarang ada transmisi malaria. Hal ini bisa berubah

bila terjadi pemanasan bumi dan pengaruh El – nino.

10

Page 11: Makalah Vektor Anopheles

Di pegunungan Irian Jaya yang dulu jarang ditemukan malaria kini lebih

sering ditemukan malaria. Ketinggian paling tinggi masih memungkinkan

transmisi malaria ialah 2500 m diatas permukaan laut.

e. Angin

Angin sangat mempengaruhi terbang nyamuk. Bila kecepatan angin 11 –

14 meter per detik atau 25 – 31 mil per jam akan menghambat penerbangan

nyamuk. Secara langsung angin akan mempengaruhi penguapan (evaporasi)

air dan suhu udara (konveksi). Dalam keadaan udara tenang mungkin suhu

nyamuk ada beberapa fraksi atau derajat lebih tinggi dari suhu lingkungan,

bila ada angin evaporasi baik dan juga konveksi baik maka suhu nyamuk

akan turun beberapa fraksi atau derajat lebih rendah dari suhu lingkungan.

f. Sinar matahari

Pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan larva nyamuk berbeda-

beda. Anopheles sundaicus lebih suka perairan payau yang berlumut yang

terkena sinar matahari langsung, An. hyracanus spp dan An. puntulatus spp

lebih menyukai tempat terbuka sedangkan An. barbirostris dapat hidup baik

di tempat teduh maupun kena sinar matahari.

g. Arus air

Anopheles barbirostris menyukai perindukan yang airnya statis / mengalir

lambat, sedangkan An. minimus menyukai aliran air yang deras dan

An.letifer menyukai air tenang.

F. Pengendalian Nyamuk Anopheles

Dewasa ini banyak sekali metode pengendalian vektor dan

binatang pengganggu yang telah dikenal dan dimanfaatkan oleh

manusia. Dari berbagai metode yang telah dikenal dapat

dikelompokkan sebagai berikut :

- Pengendalian dengan cara menghindari/mengurangi kontak atau

gigitan nyamuk Anopheles. (Fisik)

a. Penggunaan kawat kasa pada ventilasi.

11

Page 12: Makalah Vektor Anopheles

Dimana keadaan rumah ventilasi udara dipasangi atau tidak

dipasangi kawat kasa ini berfungsi untuk mencegah nyamuk

masuk ke dalam rumah.

b. Menggunakan kelambu pada waktu tidur.

Kebiasaan menggunakan kelambu pada tempat yang biasa di

pergunakan sebagai tempat tidur dan di gunakan sesuai

dengan tata cara penggunaan kelambu untuk tempat tidur dan

waktu penggunaan kelambu saat jam aktif nyamuk mencari

darah.

c. Menggunakan zat penolak (Repellent)

Untuk kebiasaan penggunaan repellent yang digunakan pada

saat atau waktu nyamuk menggigit atau pada waktu akan tidur

malam atau pada waktu lain di malam hari.

- Pengendalian Cara Biologi.

Pengendalian dengan cara ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan

musuh alaminya (predator) atau dengan menggunakan protozoa, jamur

dan beberapa jenis bakteri serta jenis-jenis nematoda.

- Pengendalian dengan cara pengelolaan lingkungan (Environmental

management).

Dalam pengendalian dengan cara pengelolaan lingkungan dikenal

dua cara yaitu :

1. Manipulasi Lingkungan (bersifat sementara)

Manipulasi lingkungan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk

menghasilkan suatu keadaan sementara yang tidak menguntungkan bagi

vektor untuk berkembang biak di tempat perindukannya. Misalnya

membersihkan tumbuhan ganggang atau lumut di lagun akan mengubah

lagun tersebut menjadi tidak baik untuk perkembangan nyamuk. Bentuk

kegiatan manipulasi lingkungan dapat dilakukan dalam bentuk antara

lain :

- Pembuatan saluran penghubung

12

Page 13: Makalah Vektor Anopheles

Nyamuk diketahui dapat berkembang biak dengan baik di air. Kalau

air payau ini diubah menjadi tidak asin, maka nyamuk tersebut tidak

akan berkembang biak. Hal ini dilakukan dengan cara membuat

saluran penghubung antara genangan air payau dengan air laut.

- Pengaturan pengairan dan penanaman/pencegahan penebangan

pohon di tempat perindukan.

Anopheles aconitus dapat berkembang biak dengan baik

dipersawahan. Pengairan secara berkala akan efektif dalam

pengendalian nyamuk ini. Hutan yang dibabat untuk lokasi

transmigrasi dan atau keperluan lainnya merupakan cara efektif

untuk memberantas An. balabancensis. Tetapi sebaiknya hutan

bakau ditepi pantai yang dibabat untuk pembuatan tambak udang,

bila tambak udang ini tidak terpelihara dengan baik akan

menyebabkan tempat tersebut menjadi tempat perindukan yang

sangat ideal bagi vektor.

2. Modifikasi Lingkungan (bersifat permanen)

Modifikasi lingkungan adalah setiap kegiatan modifikasi fisik yang

permanen terhadap tanah, air dan tanaman yang bertujuan untuk

mencegah, menghilangkan atau mengurangi tempat perindukan nyamuk

tanpa menyebabkan pengaruh yang tidak baik kualitas lingkungan

hidup manusia. Bentuk kegiatan modifikasi lingkungan yang dapat

dilakukan dalam pengendalian vektor malaria sebagai berikut :

- Penimbunan genangan air

Tempat perindukan nyamuk yang berupa genangan air dapat

ditimbun dengan tanah, pasir dan koral.

- Pengeringan atau pengaliran

Pengeringan dilakukan dengan menggali parit, pada umumnya

diperlukan kedalaman yang lebih dari 50 cm.

- Penanaman pohon

Penanaman pohon pada daerah genangan air dapat berfungsi untuk

proses pengeringan. Pohon yang dapat tumbuh dengan cepat dan

13

Page 14: Makalah Vektor Anopheles

membutuhkan air sangat cocok digunakan. Salah satu jenis pohon

yaitu pohon kayu putih. Pohon tersebut mampu menyerap air dan

menguap lewat daun-daunnya dalam jumlah yang besar. Untuk

keuntungan lain dari penanaman kembali hutan bakau di daerah

pantai akan mempunyai kontribusi besar dalam rangka menurunkan

populasi jenti nyamuk Anopheles sp. Hal ini disebabkan karena

keberadaan pohon bakau dipinggir pantai akan mengundang ikan-

ikan sebagai habitatnya. Ikan yang berada dibawah pohon bakau

akan memakan jentik-jentik nyamuk sehingga populasinya akan

turun secara drastic. Dengan demikian jentik-jentik tersebut tidak

akan berkembang menjadi nyamuk dewasa.

- Pengendalian Dengan Cara Kimia (Chemical Control).

Pengendalian dengan cara kimia (Chemical Control) ini disebut

juga pengendalian dengan menggunakan pestisida. Pestisida adalah suatu

zat kimia yang dapat membunuh vektor dan binatang pengganggu.

Disamping pengendalian secara langsung kepada vektor, pengendalian

secara kimiawi juga bisa dilakukan terhadap tanaman yang menunjang

kehidupan vektor dan binatang penggangu dengan menggunakan

herbisida. Penggunaan pestisida untuk mengendalikan vektor dan binatang

pengganggu memang sangat efektif tetapi dapat menimbulkan masalah

yang serius karena dapat merugikan manusia dan lingkungannya.

14

Page 15: Makalah Vektor Anopheles

BAB III

PENUTUP

Simpulan

Nyamuk Anopheles sp adalah adalah nyamuk vektor penyakit malaria.

Nyamuk Anopheles memiliki tubuh yang langsing dan 6 kaki panjang serta

memiliki sayap yang bersisik. Penularan malaria secara ilmiah berlangsung

melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Hanya spesies nyamuk Anopheles

tertentu yang mampu menularkan penyakit malaria dan spesies tersebut disebut

sebagai vektor. Lebih dari 400 spesies Anopheles didunia, hanya sekitar 67 yang

terbukti mengandung sporozoit dan dapat menularkan malaria. Di Indonesia telah

ditemukan 24 spesies Anopheles yang menjadi vektor malaria.

Nyamuk Anopheles sering menghisap darah diluar rumah dan suka

menggigit diwaktu senja sampai dini hari (Eksofagik) serta mempunyai jarak

terbang sejauh 1,6 Km sampai dengan 2 Km. Nyamuk Anopheles lebih suka

menghinggap dibatang-batang rumput, dialam atau luar rumah (Eksofilik) yaitu

tempat-tempat lembab, terlindung dari sinar matahari dan gelap. Nyamuk

Anopheles dapat berkembang biak ditempat-tempat yang airnya menggenang

seperti Sawah, Irigasi yang bagian tepinya banyak ditumbuhi rumput dan tidak

begitu deras airnya. Nyamuk Anopheles mempunyai siklus hidup yang termasuk

dalam metamorfosa sempurna. Yang berarti dalam siklus hidupnya terdapat

stage/fase pupa. Siklus hidup nyamuk tersebut secara umum terdiri dari telur,

larva, pupa dan dewasa.

Saran

Upaya pengendalian nyamuk Anopheles sepatutnya dapat dilakukan guna

mencegah dan melindungi diri dari risiko tertular malaria. Upaya yang dapat

dilakukan seperti penggunaan kawat kasa pada ventilasi, menggunakan kelambu

saat tidur, menggunakan Repellent hingga pengendalian dengan merubah

lingkungan (Environmental Modification) serta manipulasi lingkungan.

15

Page 16: Makalah Vektor Anopheles

DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/AriniUtami/identifikasi-nyamuk

http://www.itd.unair.ac.id/files/pdf/protocol1/Anopheles.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20312/4/Chapter%20II.pdf

Ambarningrum, Trisnowati Budi. Nyamuk Anopheles sp Sebagai Vektor Penyakit

Malaria. F.Biologi Unsoed.

16