19
Judul Skripsi (hanya halaman kedua dan seterusnya saja) Manajemen Layanan Khusus Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 40 Surabaya Nurul Hidayah 091714205 Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya E-mail: [email protected] Abstrak Layanan khusus BK merupakan progam pemberian layanan (bantuan) kepada siswa dalam upaya untuk mecapai perkembanganya secara optimal, melalui interaksi yang sehat dengan lingkungan sekitarnya. Adapun fungsi-fungsi manajemen yang digunakan dalam pelaksanaan program layanan khusus BK yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Oleh karena itu, peran manajemen dalam peningkatan layanan khusus BK perlu dilaksanakan dengan sebaik mungkin sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi layanan khusus BK di SMP Negeri 40 Surabaya. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara, observasi partisipan dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Untuk memperoleh keabsahan data, dalam penelitian ini menggunakan kredibilitas, transferability, dependability dan konfirmability. Hasil penelitian ini adalah (1) perencanaan layanan khusus BK di SMP Negeri 40 Surabaya meliputi: (a) penyebaran angket, (b) penyusunan program, (c) mengadakan rapat koordinasi, dan (d) berdasarkan hasil evaluasi tahun sebelumnya. (2) pelaksanaan layanan khusus BK di SMP Negeri 40 Surabaya meliputi: (a) layanan orientasi, (b) layanan informasi, (c) layanan penempatan dan penyaluran, (d) layanan konseling individu, (e) layanan konseling kelompok, (f) layanan konsultasi, (g) layanan pembelajaran, (h) layanan bimbingan belajar, dan (i) layanan mediasi. (3) evaluasi layanan khusus BK di SMP Negeri 40 Surabaya meliputi: (a) pengawasan oleh kepala sekolah, (b) laporan hasil kegiatan, (c) laporan hasil evaluasi, dan (d) analisis hasil evaluasi. Kesimpulan penelitian ini adalah (1) perencanaan layanan

Manajemen Layanan Khusus Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 40 Surabaya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : NURUL HIDAYAH

Citation preview

Page 1: Manajemen Layanan Khusus Bimbingan dan Konseling  di SMP Negeri 40 Surabaya

Judul Skripsi (hanya halaman kedua dan seterusnya saja)

Manajemen Layanan Khusus Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 40 Surabaya

Nurul Hidayah091714205

Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya

E-mail: [email protected]

Abstrak

Layanan khusus BK merupakan progam pemberian layanan (bantuan) kepada siswa dalam upaya untuk mecapai perkembanganya secara optimal, melalui interaksi yang sehat dengan lingkungan sekitarnya. Adapun fungsi-fungsi manajemen yang digunakan dalam pelaksanaan program layanan khusus BK yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Oleh karena itu, peran manajemen dalam peningkatan layanan khusus BK perlu dilaksanakan dengan sebaik mungkin sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi layanan khusus BK di SMP Negeri 40 Surabaya. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara, observasi partisipan dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Untuk memperoleh keabsahan data, dalam penelitian ini menggunakan kredibilitas, transferability, dependability dan konfirmability. Hasil penelitian ini adalah (1) perencanaan layanan khusus BK di SMP Negeri 40 Surabaya meliputi: (a) penyebaran angket, (b) penyusunan program, (c) mengadakan rapat koordinasi, dan (d) berdasarkan hasil evaluasi tahun sebelumnya. (2) pelaksanaan layanan khusus BK di SMP Negeri 40 Surabaya meliputi: (a) layanan orientasi, (b) layanan informasi, (c) layanan penempatan dan penyaluran, (d) layanan konseling individu, (e) layanan konseling kelompok, (f) layanan konsultasi, (g) layanan pembelajaran, (h) layanan bimbingan belajar, dan (i) layanan mediasi. (3) evaluasi layanan khusus BK di SMP Negeri 40 Surabaya meliputi: (a) pengawasan oleh kepala sekolah, (b) laporan hasil kegiatan, (c) laporan hasil evaluasi, dan (d) analisis hasil evaluasi. Kesimpulan penelitian ini adalah (1) perencanaan layanan khusus BK di SMP Negeri 40 Surabaya meliputi: studi kelayakan, penyusunan program, penentuan personil dan pembagian tugas. (2) pelaksanaan layanan khusus BK di SMP Negeri 40 Surabaya meliputi: layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan pembelajaran, layanan bimbingan belajar, layanan konseling individu, layanan konseling kelompok, aplikasi instrument BK, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus. (3) evaluasi layanan khusus BK di SMP Negeri 40 meliputi: pengawasan oleh kepala sekolah, laporan hasil kegiatan, laporan hasil evaluasi, dan analisis hasil evaluasi. Saran yang diberikan peneliti adalah untuk (1) kepala sekolah agar lebih meningkatkan pengawasan terhadap layanan khusus BK. (2) guru BK agar selalu memberikan layanan yang terbaik bagi siswanya dan melakukan koordinasi dengan kepala sekolah. (3) siswa agar dapat memanfaatkan dengan baik layanan-layanan yang diberikan guru BK.

Page 2: Manajemen Layanan Khusus Bimbingan dan Konseling  di SMP Negeri 40 Surabaya

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan hal yang sangat

penting dalam kehidupan karena pendidikan

adalah salah satu faktor yang sangat penting

dalam menentukan masa depan suatu bangsa

dan masa depan dari suatu individu yang

bersangkutan. Dalam pelaksanaannya,

pendidikan ada tiga yaitu pendidikan formal,

pendidikan non formal dan pendidikan in

formal. Namun dalam konteks kali ini yang

dibahas adalah pendidikan formal yaitu

pendidikan yang ada disekolah.

Sekolah merupakan sarana dan

prasarana dalam mencapai pendidikan yang

digunakan untuk memperoleh ilmu

pengetahuan. Dalam sekolah terdapat aspek-

aspek manajemen diantaranya adalah

manajemen sumber daya manusia, manajemen

sarana dan prasarana, manajemen keuangan,

manajemen kelas, manajemen humas,

manajemen kesiswaan, manajemen informasi

system dan manajemen layanan khusus.

Manajemen menurut Stoner (tim

dosen,2009:86) adalah “sebagai suatu proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan usaha-usaha para anggota

organisasi dan penggunaan sumber daya

organisasi lainnya agar mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan”. Sedangkan

istilah layanan khusus menurut Wiyono

(1999:1) merupakan bidang garapan sekolah

yang harus diatur atau dikelola.

Dilihat dari pengertian manajemen dan

layanan khusus diatas, maka pengertian dari

manajemen layanan khusus adalah proses

perencanaan, pengorganisasian, dan

pengawasan dari suatu bidang garapan yang ada

di sekolah.

Sedangkan menurut Kusmintardjo

(1991:3) manajemen layanan khusus

merupakan: pengaturan atau penataan kegiatan

yang diselenggarakan sekolah untuk melayani

siswa dan personel lainya, dalam manajemen

layanan khusus ada beberapa bidang yaitu

kantin, perpustakaan, laboratorium, bimbingan

konseling dan lain sebagainya.

Dalam rangka melengkapi usaha

pencapaian tujuan pendidikan disekolah. Salah

satu bidang garapan pada layanan khusus di

sekolah adalah layanan BK, progam ini

merupakan progam pemberian layanan

(bantuan) kepada siswa dalam upaya untuk

mecapai perkembanganya secara optimal,

melalui interaksi yang sehat dengan lingkungan

sekitarnya. Peneliti ingin meneliti Layanan

Khusus Bimbingan dan Konseling mengingat

peran dari layanan ini sangat penting di dalam

sekolah namun masih dipandang sebelah mata.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat

meningkatkan kualitas Layanan Bimbingan dan

Konseling sehingga bisa diperhatikan secara

optimal. Dalam pelaksanaanya, Layanan

Khusus Bimbingan dan Konseling terkadang

tidak sesuai dengan prosedur dan program yang

telah direncanakan sebelumnya. Hal tersebut

terjadi karena kendala-kendala yang dihadapi

dalam proses pelaksanaannya, misalnya waktu,

Page 3: Manajemen Layanan Khusus Bimbingan dan Konseling  di SMP Negeri 40 Surabaya

Judul Skripsi (hanya halaman kedua dan seterusnya saja)

fasilitas, anggaran dan minat siswa terhadap

Layanan Khusus Bimbingan dan Konseling.

Menurut Prayitno (Sukardi &

Kusmawati, 2008:2) bimbingan merupakan

suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan

oleh orang yang ahli kepada seseorang atau

beberapa orang individu, baik anak-anak,

remaja maupun dewasa; agar orang yang

dibimbing dapat mengembangkan kemampuan

dirinya sendiri dan mandiri; dengan

memanfaatkan kekuatan individu dan sarana

yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan

norma-norma yang berlaku. Jadi bimbingan

dalam konteks pendidikan dapat diartikan

sebagai proses bantuan atau pertolongan yang

diberikan oleh guru pembimbing kepada siswa

baik secara individu maupun kelompok agar

dapat mengenal dirinya dan lingkungan

sekitarnya, serta untuk meningkatkan potensi

yang dimiliki oleh siswa secara maksimal.

Konseling menurut Natawidjaja

(Sukardi & Kusmawati, 2008:4) adalah ”Satu

jenis pelayanan yang merupakan bagian terpadu

dari bimbingan yang berarti hubungan timbal

balik antara dua orang individu, di mana

konselor berusaha membantu konseli untuk

mencapai pengertian tentang dirinya sendiri

dalam hubungan dengan masalah-masalah yang

dihadapinya pada waktu yang akan datang”.

Istilah bimbingan konseling memang

sudah tidak asing lagi didalam konteks

pendidikan tetapi dalam pelaksanaannya, masih

belum optimal karena masih banyak masalah-

masalah siswa di lingkungan sekolah. Dalam

manajemen layanan khusus BK ada beberapa

hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi. Dengan

adanya manajemen layanan khusus BK

diharapkan dapat membantu tujuan pendidikan

karena BK merupakan bagian integral dari

sistem pendidikan. Sesuai dengan undang-

undang nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional disebutkan bahwa tujuan

pendidikan adalah terwujudnya manusia

Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

dan berbudi pekerti luhur, memiliki

pengetahuan dan keterampilan, kesehatan

jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap

dan mandiri, serta rasa tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan. Namun dalam

aplikasinya banyak peserta didik dari berbagai

sekolah yang masih bermasalah.

SMP Negeri 40 Surabaya, dulu sekolah

ini dipandang sebelah mata oleh masyarakat

sekitar. Dengan jerih payah dan kerja keras

semua warga sekolah yang memiliki obsesi

yang kuat untuk mensejajarkan SMP Negeri 40

Surabaya dengan SMP yang lain di Surabaya

yang lebih unggul, usaha mereka mendapatkan

hasil yaitu mulai mendapatkan hati dan

perhatian dari masyarakat sekitar melalui

prestasi-prestasi non akademik yang diraih

seperti seni tari, taekwondo dan lain

sebagainya. Selain itu sekolah ini merupakan

sekolah dengan akreditasi A dimana tidak

hanya mampu menciptakan anak didik yang

mampu dalam bidang akademik saja melainkan

Page 4: Manajemen Layanan Khusus Bimbingan dan Konseling  di SMP Negeri 40 Surabaya

juga mempersiapkan anak didik yang mampu

terjun ke masyarakat. Dengan prestasi-prestasi

yang diraih, sudah bisa membuktikan bahwa

Manajemen Layanan Khusus Bimbingan dan

Konseling di SMP Negeri 40 Surabaya sudah

mampu mendidik dan mengarahkan peserta

didiknya dalam menyalurkan minat dan bakat

yang dimiliki sehingga dapat meraih prestasi.

SMP Negeri 40 surabaya sudah sanggup

dan mampu dalam mendidik, membimbing dan

mengarahkan peserta didiknya seperti yang

diharapkan sehingga tidak ada yang

bermasalah. Oleh karena itu peneliti ingin

mengetahui dan menggali informasi tentang

Manajemen Layanan Khusus BK yang ada di

SMPN 40 Surabaya dari perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasinya sehingga sekolah

ini berhasil mendidik peserta didiknya menjadi

yang diharapkan. Maka dari itu penulis

mengangkat judul Manajemen layanan Khusus

BK di SMPN 40 Surabaya.

Dengan fokus penelitian yang

diambil: (1) Perencanaan layanan khusus

bimbingan dan konseling di SMP Negeri 40

Surabaya, (2) Pelaksanaan layanan khusus

bimbingan dan konseling di SMP Negeri 40

Surabaya (3) Evaluasi layanan khusus

bimbingan dan konseling di SMP Negeri 40

Surabaya

METODE

Pendekatan yang digunakan dalm

penelitian ini adalah pendekatan kualitatif

dengan rancangan studi kasus. Data dan sumber

data pada penelitian ini diperoleh dari data dari

hasil wawancara mendalam kepada informan,

dan data-data lainnya berupa dokumentasi arsip-

arsip yang menunjang data utama. Teknik

pengumpulan data pada penelitian ini

menggunakan wawancara, observasi dan

dokumentasi. Teknik analisis data kualitatif ini

dilakukan secara interaktif. Aktivitas dalam

analisis data pada penelitian ini adalah reduksi

data, penyajian data, verifikasi data dan yang

terakhir adalah kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan

bahwa, perencanaan program merupakan

kegiatan yang cukup penting karena sebagai

awal dari proses berjalannya kegiatan.

Penyusunan perencanaan program BK

dilaksanakan jauh-jauh hari sebelum memasuki

tahun ajaran baru. Sebelum menyusun rencana

program BK, lebih dulu mengkaji dan

mengevaluasi program BK tahun lalu, dari

analisis tersebut dapat diketahui kelemahan-

kelemahan dari program yang sudah

dilaksanakan, selain itu dapat mengetahui

program yang tidak sesuai sehingga dapat

diganti atau diperbaharui dengan program baru

yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Dan

hambatan-hambatan yang dijumpai sehingga

dapat mengantisipasi segala kemungkinan

buruk yang terjadi. Kemudian guru BK

mengumpulkan berbagai informasi tentang apa

yang dibutuhkan oleh siswa melalui penyebaran

angket. Hal ini sesuai dengan pendapat Tohirin

(2007:260) yaitu adalah seperangakat kegiatan

dalam megumpulkan berbagai informasi

Page 5: Manajemen Layanan Khusus Bimbingan dan Konseling  di SMP Negeri 40 Surabaya

Judul Skripsi (hanya halaman kedua dan seterusnya saja)

tentang hal-hal yang dibutuhkan untuk

penyusunan program BK disekolah. Studi

kelayakan juga diperlukan untuk melihat

program yang lebih layak untuk dilaksanakan

dalam bentuk layanan bimbingan terhadap

siswa. Dari hasil studi kelayakan diperoleh

kesimpulan dalam bidang-bidang dan program

layanan yang sesuai bagi siswa.

Sukardi & Kusmawati ( 2008: 37)

berpendapat bahwa dalam tahap penyusunan

program bimbingan dan konseling hendaknya

perlu diperhatikan beberapa pertimbangan,

pertama adalah penyusunan program bimbingan

dan konseling hendaknya merumuskan

masalah-masalah yang dihadapi oleh: Siswa,

baik yang berkenaan dengan masalah pribadi,

emosional, hubungan sosial, keluarga,

pendidikan, pilihan pekerjaan, jabatan atau

karier. Guru Pembimbing (konselor), dalam

pelaksanaan bimbingan dan konseling di

sekolah, baik yang berkenaan dengan jelas jenis

pelayanan, maupun proses pengelolaan

bimbingan dan konseling di sekolah. Kepala

Sekolah, dalam proses pengelolaan bimbingan

dan konseling di sekolah yang berkaitan dengan

program, organisasi, kepemimpinan, maupun

segi pembinaan. Sesuai dengan pendapat

tersebut, setelah semua data terkumpul, data

dikelompokkan sesuai dengan jenis

masalahnya, dari sini dapat diketahui masalah-

masalah apa yang sering dihadapi oleh siswa,

guru pembimbing, dan kepala sekolah. Selain

itu juga dapat diketahui apa yang dibutuhkan

oleh siswa.

Selanjutnya, temuan penelitian

menyatakan bahwa dalam perencanaan layanan

khusus BK dilakukan dengan mengadakan rapat

koordinasi yang diikuti oleh personil BK,

kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas

dan guru mata pelajaran. Namun yang

mempunyai wewenang hanya personil BK, wali

kelas, guru mata pelajaran dan wakil kepala

sekolah hanya sebatas memberikan informasi

tambahan dan pendapat saja. Sedangkan kepala

sekolah sebagai pemberi keputusan. Hal-hal

yang dibahas dalam rapat koordinasi adalah

penyusunan program yang diambil dari analisis

kebutuhan siswa yang diketahui melalui angket,

penetapan tujuan yang ingin dicapai, perumusan

anggaran dan menginventarisasikan fasilitas

yang ada, dan penentuan personil dan

pembagian tugas dalam pelaksanaan layanan

khusus BK. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Sukardi & Kusmawati (2008:37)

dalam penyusunan program bimbingan dan

konseling hendaknya dirumuskan dengan jelas

tujuan yang ingin dicapai dalam menangani

berbagai masalah, serta dirumuskan bentuk-

bentuk kegiatan yang berkenaan dengan butir

dan subbutir rincian kegiatan waktu

pelaksanaan, dan sasarannya. Dan yang terakhir

adalah dalam penyusunan program bimbingan

dan konseling di sekolah hendaknya

dirumuskan dan diinventarisasikan berbagai

fasilitas yang ada, termasuk didalamnya

personel bimbingan dan konseling yang telah

ada sebagai penopang pelaksanaan program

bimbingan dan konseling di sekolah, serta

Page 6: Manajemen Layanan Khusus Bimbingan dan Konseling  di SMP Negeri 40 Surabaya

anggaran biaya yang diperlukan untuk

memperlancar jalannya kegiatan bimbingan dan

konseling di sekolah. Namun menurut Tohirin

(2007:260) untuk penyediaan fasilitas dan

penentuan personil dan pembagian tugas

dibedakan sendiri sehingga tidak campur dan

tidak termasuk dalam penyusunan program.

Menurut Tohirin (2007:260) fasilitas

yang perlu disediakan adalah fasilitas fisik yaitu

ruang bimbingan dan konseling (Ruang kerja

konselor, ruang pertemuan, ruang

administrasi/tata usaha bimbingan dan

konseling, ruang penyimpanan data/catatan-

catatan dan ruang tunggu. Selain ruangan,

fasilitas yang harus disediakan adalah alat-alat

perlengkapan ruangan bimbingan dan konseling

seperti meja dan kursi-kursi, tempat

penyimpanan catatan-catatan (locker, lemari,

rak, dan sebagainya) dan papan tulis dan papan

pengumuman. Selain fasilitas fisik, juga ada

fasilitas teknis yaitu alat-alat penghimpun data

seperti: angket, tes, inventory, daftar cek.

Namun fasilitas yang disediakan di sekolah

tidak sesuai dengan pendapat tersebut dan

kurang lengkap, fasilitas-fasilitas yang

disediakan dalam Layanan Khusus Bimbingan

dan konseling di sekolah adalah ruang BK,

meja, kursi, tempat penyimpanan file, papan

tulis, papan pengumuman, komputer, alat

penghimpun data, angket ungkap masalah yang

meliputi masalah pribadi, masalah sosial,

masalah belajar dan masalah karir.

Pihak-pihak yang dilibatkan dalam

penyusunan program BK di SMP Negeri 40

Surabaya adalah koordinator BK, guru BK,

kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru mata

pelajaran dan wali kelas. Hal tersebut tidak

sesuai dengan pendapat Tohirin (2007:260):

Orang –orang yang terlibat dalam penyusunan

program BK di SMP Negeri 40 surabaya adalah

konselor atau pembimbing, kepala sekolah,

guru bidang studi, staf/pegawai administrasi,

perwakilan orang tua siswa, dan komite

sekolah. Sedangkan pihak yang dilibatkan

dalam pelaksanaan program BK di SMP Negeri

40 Surabaya adalah seluruh warga sekolah yaitu

koordinator BK, guru BK, guru mata pelajaran,

wali kelas, staff TU, wakil kepala sekolah,

kepala sekolah dan seluruh karyawan sekolah.

Hal-hal yang dipertimbangkan dalam

menyusun program adalah hasil evaluasi, hasil

analisis kebutuhan siswa, dan tujuan yang ingin

dicapai. Dalam proses pengadaan fasilitas

dilakukan dengan cara menganalisis jenis

fasilitas yang dibutuhkan, setelah itu membuat

laporan ke kepala sekolah. Bila kepala sekolah

menyetujui baru fasilitas dapat diadakan. Oleh

karena itu tidak ada perencanaan anggaran

untuk program BK karena dirasa tidak begitu

memerlukan anggaran hanya seperlunya saja.

Pelaksanaan layanan khusus BK di SMP

Negeri 40 Surabaya sudah sesuai dengan yang

direncanakan yaitu mengacu pada kurikulum 17

Plus yaitu sembilan layanan, empat bidang dan

lima kegiatan pendukung. Layanan yang

diberikan adalah layanan orientasi, layanan

penempatan/penyaluran, layanan konseling

individu, layanan konseling kelompok, layanan

Page 7: Manajemen Layanan Khusus Bimbingan dan Konseling  di SMP Negeri 40 Surabaya

Judul Skripsi (hanya halaman kedua dan seterusnya saja)

konsultasi, layanan informasi, layanan

pembelajaran, layanan bimbingan belajar dan

layanan mediasi. Sedangkan empat bidangnya

yaitu bidang pribadi, bidang sosial, bidang

belajar, dan bidang karir. Dan lima kegiatan

pendukung yaitu aplikasi instrumentasi BK,

himpunan data, konferensi kasus, kunjungan

rumah dan alih tangan kasus.

Sedangkan menurut Sukardi &

Kusmawati (2008:56) pelaksanaan program BK

ada dua belas layanan yaitu layanan orientasi di

sekolah, layanan informasi, layanan

penempatan dan penyaluran, pelayanan

pembelajaran, layanan konseling perorangan,

layanan bimbingan kelompok, layanan

konseling kelompok, aplikasi instrumentasi BK,

himpunan data, konferensi kasus, kunjungan

rumah, dan alih tangan kasus.

Pelaksanaan Layanan orientasi

dilakukan ketika masa orientasi siswa baru yang

diterima di SMP Negeri 40 Surabaya, materi

yang diberikan mengenai pengenalan terhadap

lingkungan baru di SMP Negeri 40 Surabaya,

tata tertib sekolah, pelanggaran, pengenalan

terhadap personil sekolah. Sedangkan menurut

Sukardi & Kusmawati (2008:56) Pelayanan

orientasi adalah pelayanan bimbingan dan

konseling yang memungkinkan konseli

memahami lingkungan (seperti sekolah) yang

baru dimasuki konseli, untuk mempermudah

dan memperlancar berperannya konseli di

lingkungan yang baru. Dengan tujuan agar

siswa baru dan pihak-pihak lain (terutama orang

tua siswa) guna memberikan pemahaman dan

penyesuaian diri (terutama penyesuaian siswa)

terhadap lingkungan sekolah yang baru

dimasuki.

Layanan penempatan/penyaluran

dilakukan pada awal tahun yaitu penempatan

siswa dikelompok atau dikelas yang sesuai

dengan karakternya. Sedaangkan menurut

Sukardi & kusmawati (2008:56) Pelayanan

penempatan dan penyaluran adalah pelayanan

bimbingan dan konseling yang memungkinkan

peserta didik (klien/konseli) memperoleh

penempatan dan penyaluran yang tepat

(misalnya penempatan/penyaluran dalam kelas,

kelompok belajar, jurusan/program studi,

program latihan, magang, korikuler atau

extrakurikuler sesuai dengan potensi, bakat dan

minat, serta kondisi pribadinya).

Layanan konseling individu dilakukan

ketika ada salah satu siswa yang bermasalah

dan perlu mendapatkan konseling. Sedangkan

menurut Sukardi & Kusmawati (2008:56)

Pelayanan konseling perorangan adalah

pelayanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan peserta didik (klien/konseli)

mendapatkan pelayanan langsung tatap muka

(secara perorangan) dengan guru pembimbing

(konselor) dalam rangka pembahasan dan

pengentasan permasalahan pribadi yang

dideritanya.

Layanan konseling kelompok di SMP

Negeri 40 surabaya dilakukan ketika ada suatu

masalah dalam kelompok tertentu sehingga

penyelesaiannya dengan kelompok tersebut.

Sedangkan Sukardi & Kusmawati

Page 8: Manajemen Layanan Khusus Bimbingan dan Konseling  di SMP Negeri 40 Surabaya

mengemukakan bahwa Konseling kelompok

merupakan konseling yang diselenggarakan

dalam kelompok, dengan memanfaatkan

dinamika kelompok yang terjadi di dalam

kelompok itu. Masalah-masalah yang dibahas

merupakan masalah perorangan yang muncul di

dalam kelompok itu, yang meliputi berbagai

masalah dalam segenap bidang bimbingan

(yaitu bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar,

dan karier).

Menurut Sukardi & Kusmawati (2008:

56) Layanan informasi adalah layanan

bimbingan yang memungkinkan peserta didik

dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan

pengaruh yang besar kepada peserta didik

(terutama orang tua) menerima dan memahami

informasi (seperti informasi pendidikan dan

informasi jabatan) yang dapat dipergunakan

sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan

keputusan sehari-hari sebagai pelajar, anggota

keluarga, dan masyarakat.

Materi layanan informasi menyangkut:

Tugas-tugas perkembangan masa remaja akhir

tentang kemampuan dan perkembangan pribadi;

Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal

bakat, minat, serta bentuk-bentuk penyaluran

dan pengembangannya; Tata tertib sekolah, cara

bertingkah laku, tata karma dan sopan santun;

Nilai-nilai sosial, adat istiadat, dan upaya yang

berlaku dan berkembang di masyarakat; Mata

pelajaran dan pembidangannya seperti program

inti, program khusus, dan program tambahan;

Sistem penjurusan, kenaikan kelas, syarat-

syarat mengikuti EBTA/EBTANAS; Fasilitas

penunjang/sumber belajar; Cara

mempersiapkan diri dan belajar di sekolah;

Syarat-syarat memasuki suatu jabatan, kondisi

jabatan/karier serta prospeknya; Langkah-

langkah yang perlu ditempuh guna menetapkan

jabatan/karier; Memasuki perguruan tinggi yang

sejalan dengan cita-cita karier dan pelaksanaan

pelayanan bantuan untuk masalah pribadi,

sosial, belajar, dan karier. Sedangkan di

sekolah, Layanan informasi dilakukan setiap

saat bila ada yang membutuhkan informasi dan

informasi yang disampaikan terkait dengan

pendidikan di sekolah.

Layanan pembelajaran di SMP Negeri

40 Surabaya dilakukan bila ada siswa yang

bermasalah dengan guru mata pelajaran,

kesulitan dalam menerima materi, atau

kesulitan dengan salah satu mata pelajaran yang

ada. Sesuai dengan teori Sukardi & Kusmawati

(2008:56) Pelayanan pembelajaran, yaitu

layanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan peserta didik (klien/konseli)

mengembangkan diri berkenaan dengan dengan

sikap dan kebiasaan yang baik, materi belajar

yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan

belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan

kegiatan belajar lainnya.

Layanan bimbingan belajar di SMP

Negeri 40 Surabaya dilakukan ketika siswa

bermasalah dengan belajar, kesulitan dalam

belajar, malas dan memperoleh nilai jelek atau

kurang. Layanan mediasi dilakukan bersama-

sama oleh seluruh warga sekolah beserta wali

murid melakukan perenungan terhadap

Page 9: Manajemen Layanan Khusus Bimbingan dan Konseling  di SMP Negeri 40 Surabaya

Judul Skripsi (hanya halaman kedua dan seterusnya saja)

masalah-masalah yang sudah terjadi tetapi

layanan ini jarang sekali dilakukan.

Materi-materi yang diberikan pada

pelaksanaan layanan khusus BK sesuai dengan

program, jenis layanan dan jenis kelasnya

namun tetap mengacu pada buku panduan yang

sudah ada. Dalam pelaksanaan BK di SMP

Negeri 40 surabaya tidak selalu berjalan lancar

karena terkadang menemui kendala, seperti:

kurangnya minat siswa dengan adanya layanan

Bk karena pandangan yang negative dan identik

dengan hukuman. Untuk mengantisipasi

kendala tersebut maka kinerja guru dan

coordinator BK harus diperbaiki dan harus bisa

menciptakan pandangan yang baik dan

menyenangkan kepada siswa sehingga siswa

tidak lagi takut untuk berhubungan dengan BK

karena Bk tidak hanya memberikan hukuman

pada siswa yang melakukan pelanggaran namun

banyak layanan yang diberikan BK kepada

siswa.

Evaluasi layanan khusus BK dilakukan

dengan tujuan mengidentifikasi hal-hal yang

perlu dilengkapi atau dihilangkan dalam

program, menyesuaikan dan menemukan

program yang cocok untuk diterapkan dan

mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan peserta

didik (Diniaty, 2012:64). Evaluasi layanan

khusus BK di SMP Negeri 40 surabaya

dilakukan setiap akhir semester. Evaluasi

dilakukan untuk mengetahui keberhasilan dari

program yang sudah dilaksanakan. Ditambah

dengan pendapat Gybers & Handerson (Diniaty,

2012:62) evaluasi program BK adalah prosedur

untuk mengetahui tingkat keberhasilan BK,

dimana ada kriteria yang menjadi patokan untuk

menilainya. Selain itu agar mengetahui program

mana yang perlu diperbaiki, ditambah atau

dihilangkan. Sesuai dengan Suharsimi Arikunto

(Diniaty, 2012:62) adalah upaya untuk

mengetahui keberhasilan dan kelemahan atau

ketidakberhasilan suatu program layanan

khusus BK dengan cermat, rinci, dan akurat,

yang didasarkan atas kriteria dari program

layanan khusus BK tersebut.

hasil dari evaluasi berupa catatan

sebagai hasil yang akan dilaporkan ke kepala

sekolah. Pihak-pihak yang terkait dalam

evaluasi adalah guru BK, koordinator BK, dan

kepala sekolah namun kepala sekolah hanya

berperan sebagai pemberi saran dan pengambil

keputusan. Langkah-langkah dalam evaluasi

adalah menentukan tujuan yang ingin dicapai

lewat program yang ada, menentukan criteria

tercapainya tujuan tersebut, dan mengumpulkan

data-data dan informasi. Kriteria dalam evaluasi

meliputi banyaknya prestasi yang diperoleh,

meningkatnya nilai siswa, berkurangnya

pelanggaran terhadap tata tertib sekolah,

bertambahnya pengguna layanan. Menurut teori

kriteria-kriteria yang dapat digunakan untuk

mengevaluasi layanan BK adalah:

berkurangnya kegagalan siswa dalam belajar,

berkurangnya masalah-masalah disiplin,

bertambahnya penggunaan layanan bimbingan,

dan berkurangnya anak yang putus sekolah.

Untuk mengevaluasi hambatan yang

ditemui di SMP Negeri 40 Surabaya yaitu

Page 10: Manajemen Layanan Khusus Bimbingan dan Konseling  di SMP Negeri 40 Surabaya

kurangnya waktu yang dibutuhkan untuk

melakukan evaluasi oleh koordinator BK.

Sedangkan menurut Ahmad Sudrajat (2010)

Evaluasi kadang juga terabaikan karena

terhambat oleh beberapa faktor yaitu:

pelaksana-pelaksana bimbingan di sekolah tidak

mempunyai waktu yang cukup memadai,

pelaksana-pelaksana bimbingan tidak berlatar

belakang BK sehingga kurang paham dalam

mengevaluasi, belum tersedianya alat-alat dan

instrument evaluasi, dan penyelenggaraan

evaluasi membutuhkan banyak waktu dan uang.

PENUTUP

Simpulan

Manajemen layanan khusus bimbingan dan konseling adalah perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari kegiatan bimbingan dan konseling. Dalam manajemen layanan khusus dapat disimpulkan bahwa:1. Perencanaan layanan khusus bimbingan dan

konseling di SMP Negeri 40 Surabaya

meliputi: studi kelayakan, penyusunan

program, dan penentuan personil dan

pembagian tugas.

2. Pelaksanaan layanan khusus bimbingan dan

konseling di SMP Negeri 40 Surabaya

mengacu pada pola 17 Plus dan yang sudah

dilaksanakan selama ini adalah layanan

orientasi, layanan informasi, layanan

penempatan dan penyaluran, layanan

pembelajaran, layanan bimbingan belajar,

layanan konseling individu, layanan

konseling kelompok, aplikasi instrument

BK, himpunan data, konferensi kasus,

kunjungan rumah, dan alih tangan kasus.

3. Evaluasi layanan khusus bimbingan dan

konseling di SMP Negeri 40 Surabaya

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

program yang direncanakan berhasil dan

untuk mengetahui layanan yang sesuai

dengan kebutuhan siswa. Personil yang

terlibat dalam evaluasi adalah kepala

sekolah, guru BK, dan koordinator BK.

Saran

Dari kesimpulan diatas maka saran yang dapat peneliti berikan adalah:1. Kepala sekolah agar lebih meningkatkan

pengawasan terhadap layanan khusus BK.

2. Guru BK agar selalu memberikan layanan

yang terbaik bagi siswanya dan selalu

melakukan koordinasi dengan kepala

sekolah.

3. Siswa agar dapat memanfaatkan dengan

baik layanan-layanan yang diberikan dari

guru BK.

Page 11: Manajemen Layanan Khusus Bimbingan dan Konseling  di SMP Negeri 40 Surabaya

Judul Skripsi (hanya halaman kedua dan seterusnya saja)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi & Jabar, C.S.A. 2010. Evaluasi Program pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Badrujaman, Aip. 2011. Teori & Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling. Jakarta Barat: Indeks.

Diniaty, Amirah. 2012. Evaluasi Bimbingan Konseling. Riau: Zanafa.

Fattah, N. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kusmintardjo.1991. Pengelolaan Layanan Khusus di Sekolah (jilid I). Malang: IKIP Malang.

Moleong, L. J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Moleong, L. J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2009. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Patilima, H. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Eko Jaya.

Prayitno & Amti. 2008. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Salahudin,A. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia.

Sobri. Dkk. 2009. Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan konseling di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukardi & Kusmawati. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta:Rineka Cipta.

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis

Intregasi). Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Zuriah, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Teori-Aplikasi). Jakarta: Bumi Aksara.

Sudrajat, Ahmad. 2010. Strategi Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan konseling.(online),(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/03/strategi-pelaksanaan-layanan-bimbingan-dan-konseling/ diakses tanggal 02 Maret 2013).

Sudrajat, Ahmad. 2010. Evaluasi Program Bimbingan dan konseling.(online),(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/03/evaluasi-program-bimbingan-dan-konseling-di-sekolah/ diakses tanggal 02 Maret 2013).