22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Buah mudah sekali mengalami perubahan fisiologis, kimia dan fisika bila tidak ditangani secara tepat. Akibatnya, mutu akan turun drastis. Buah menjadi tidak segar lagi dalam kurun waktu yang sangat singkat. Kerusakan yang terjadi dapat berupa kerusakan mekanis, fisiologis, kimiawi, dan mikrobiologis. Akibat cara panen yang kurang hati-hati, buah- buahan menjadi lecet dan memar. Jumlah kerusakan bertambah besar bila pengemasan dilakukan asal- asalan tanpa menggunakan wadah dan pengaturan alat angkutnya pun sembarangan. Pengolahan buah-buahan juga dapat mengamankan hasil panen yang berlimpah. Dengan pengolahnya menjadi berbagai macam produk maka daya simpan 1

Manfaat Kandungan Gizi Selai Dari Buah Sirsat

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 PendahuluanBuah mudah sekali mengalami perubahan fisiologis, kimia dan fisika bila tidak ditangani secara tepat. Akibatnya, mutu akan turun drastis. Buah menjadi tidak segar lagi dalam kurun waktu yang sangat singkat.Kerusakan yang terjadi dapat berupa kerusakan mekanis, fisiologis, kimiawi, dan mikrobiologis. Akibat cara panen yang kurang hati-hati, buah-buahan menjadi lecet dan memar. Jumlah kerusakan bertambah besar bila pengemasan dilakukan asal-asalan tanpa menggunakan wadah dan pengaturan alat angkutnya pun sembarangan.Pengolahan buah-buahan juga dapat mengamankan hasil panen yang berlimpah. Dengan pengolahnya menjadi berbagai macam produk maka daya simpan menjadi lebih lama dan jangkauan pemasarannya lebih luas. Hal ini memungkinkan pada saat bukan musimnya kita masih dapat menikmati cita rasa buah sesuai dengan cita rasa buah segarnya.Perlakuan pengolahan buah-buahan dapat dilakukan dengan berbagai proses, diantaranya adalah pengeringan, perebusan, penggulaan, penggaraman, fermentasi, pengalengan, dan lain sebagainya.Mutu hasil pengolahan sangat dipengaruhi oleh mutu bahan dasar, cara pengolahan, serta sanitasinya. Produk hasil olahan buah diantaranya ialah sari buah, selai, jelly, manisan, acar, buah kering, saus, dan sebagainya.Gula terlibat dalam pengawetan dan pembuatan aneka ragam produk-produk makanan. Walaupun gula sendiri mampu untuk memberi stabilitas mikroorganisme pada suatu produk makanan jika diberikan dalam konsentrasi yang cukup (diatas 70% padatan terlarut biasanya dibutuhkan), ini pun umum bagi gula untuk dipakai sebagai salah satu kombinasi dari tehnik pengawetan bahan pangan. Kadar gula yang tinggi dan kadar asam yang tinggi (ph rendah), perlakuan dengan pasteurisasi secara pemanasan, penyimpanan pada suhu rendah, dehidrasidan bahan-bahan pengawet kimia (belerangdioksid, asam benzoate) merupakan tehnik-tehnik pengawetan pangan yang penting.Apabila gula ditambahkan kedalam bahan pangan dalam konsentrasi yang tinggi (paling sedikit 40% padatan terlarut) sebagian dari air yang ada menjadi tidak tersedia untuk pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas air (aw) dari bahan pangan berkurang.Stabilitas mikroorganisme dari selai dan produk-produk serupa dikendalikan oleh sejumlah faktor:1. Kadar gula yang tinggi biasanya dalam kisaran padatan terlarut antara 65-73%.2. PH rendah, biasanya dalam kisaran antara 3,1-3,5 tergantung pada tipe pektin dan konsentrasi.3. Aw biasanya dalam kisaran antara 0,75-0,83.4. Suhu tinggi selama pendidihan atau pemasakan (105-106o C), kecuali jika diuapkan secara vakum dan dikemas pada suhu rendah.5. Tegangan oksigen rendah selama penyimpanan (missal jika diisikan kedalam wadah-wadah hermatik dalam keadaan panas).Pemasakan selai dilakukan baik pada tekanan atmosfer (pada suhu sampai 106o C, atau sama dengan kira-kira 68% padatan) atau dalam keadaan vakum, biasanya suhu tidak melebihi 65o C kecuali untuk pengisian.Pengolahan buah menjadi salah satu alternatif untuk mengantisipasi untuk produksi berlimpah yang tidak dapat dipasarkan karena mutunya rendah. Buah yang ukuran dan bentuknya tidak memenuhi standar mutu, dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam hasil olahan seperti jam, jelli manisan dan sebagainya. Dengan diolah menjadi berbagai macam produk maka buah-buahan tersebut akan mendapatkan nilai tambah. Tehnologi pengolahan yang digunakan pun sederhana sehingga dapat diterapkan di pedesaan, tempat kebanyakan sentral produksi buah.

8

9

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pembuatan selai secara umumSebelum memulai pembuatan selai kita harus menyiapkan alat dan bahannya terlebih dahulu. Persiapan ini penting untuk kelancaran pengolahan sehingga selai yang dibuat hasilnya baik.a. PeralatanPembuatan selai menggunakan beberapa peralatan sebagai sebagai berikut:- Blender,- Pisau stensil steel,- Parut atau penghancur buah lainnya,- Panci stensil steel atau email,- Pengaduk, dan- Botol selai dan tutup yang steril.

b. BahanAdapun bahan-bahan yang dipergunakan untuk membuat selai ialah sebagai berikut: Buah yang matang Gula pasir, dan Asam sitrat.

Pada dasarnya semua buah yang matang dapat diolah menjadi selai. Hanya perlu diingat bahwa tidak semua buah mempunyai rasa yang enak setelah diolah menjadi selai. Jenis buah yang sudah disebut diatas dapat dijadikan patokan untuk membuat selai yang komersial alias gampang laku dipasaran.Untuk menghasilkan selai yang bermutu baik, buah yang akan diolah menjadi selai harus benar-benar matang penuh, buah seperti ini aromanya sangat kuat, sehingga hasil olahannya mempunyai aroma kuat dan wangi pula. Meskipun demikian penggunaan buah yang mangkal masih disarankan.Pencampuran buah matang dengan buah yang mangkal dapat memperbaiki konsistensi selai yang dihasilkan. Hal ini disebabkan buah yang mangkal banyak mengandung pektin. Pektin ini sangat diperlukan dalam pembuatan selai. Fungsinya ialah untuk mengumpulkan (mengentalkan). Dengan semakin cepatnya selai mengental maka jumlah rendemen meningkat.Pada pembuatan selai secara komersial, pektin yang ditambahkan berupa pektin murni berbentuk tepung yang terbuat dari apel atau jeruk. Banyaknya pektin murni yang ditambahkan sebanyak 5-10 g/kg bubur buah. Selain pektin dapat pula ditambahkan pati yang tahan terhadap asam tinggi.

c. Skema pembuatan selaiPembuatan selai secara umum harus melalui tahapan proses tertentu. Agar lebih mudah tahapan tersebut disajikan dalam bentuk skema sebagai berikut.

BuahSortasiPencucianPengupasanSterilisasiPembotolanPengentalanPenambahan Gula dan Asam SitratPemasakanPenghancuranPemotongan daging buahd. Proses pembuatanBuah-buahan yang akan diolah menjadi selai harus dipilih yang matang penuh. Mula-mula dicuci dengan air bersih selanjutnya dikupas apabila buah mengandung biji maka biji dihilangkan. Daging buah dipotong-potong lalu diblender menjadi bubur buah kemudian diukur volumenya dan dipanaskan lebih kurang 15 menit. Setiap 1 kg buah ditambah gula sebanyak 750 gr dan asam sitrat sebanyak 2-3 gr (PH 3,10-3,6). Pemanasan dilakukan dengan api sedang menggunakan wadah yang terbuat dari stelis stell atau panci berlapis email sampai kekentalan selai tercapai. Dalam keadaan panas dimasukkan ke dalam botol ditutup rapat kemudian dilakukan pengkukusan selama 30 menit. Pada pembuatan selai dapat pula ditambahkan bahan pengawet anti jamur atau kapang. Bahan pengawet yang ditambahkan ialah asam benzoate dengan jumlah 0,1% dari berat buah yang digunakan.Diagram proses pembuatan selai dan buah-buahanAgar pembuatan selai berhasil baik penting sekali untuk melakukan proses tahapan diatas dengan teliti dan cermat. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pembuatan selai ialah: Waktu pemasakanBila waktu pemasakan terlalu lama selai yang dihasilkan akan keran dan terbentuk kristal gula. Sedangkan bila terlalu cepat selai yang dihasilkan akan terlalu encer sehingga kurang bagus. Penggunaan asam benzoatPenggunaan pengawet harus tepat. Pemberian asam yang terlalu banyak akan menyebabkan keluarnya air dari gel yang terbentuk. Sedangkan bila penambahan asam terlalu sedikit akan menyebabkan pecahnya gel dari selai. Untuk mengetahui derajat keasaman dapat digunakan PH meter. Derajat keasaman yang tepat adalah pada PH 3,1-3,4.

2.2 Cara pembuatan selai sirsatBahan : - buah sirsak yang matang gula pasir 60% dari berat buah asam sitrat 4 gr/kg bubur buahuntuk membuat 10 kg selai sirsak dibutuhkan buah sirsak matang sekitar 8-10 kg.Cara membuat :buah sirsak dipilih yang matang penuh. Buah dicuci dengan air yang bersih. Selanjutnya buah dikupas dan bijinya dibuang. Daging buah kemudian diblender menjadi bubur buah. Pemasakan dilakukan selama 15 menit agar sebagian air yang dikandungnya teruapkan. Untuk setiap kg bubur buah ditambahkan gula pasir sebanyak 750 gr dan asam sitrat sebanyak 2 kg. Pemasakan diteruskan sampai kekentalan selai tercapai. Jam yang terbentuk dalam keadaan panas langsung dimasukkan dalam botol. Tutup botol dipasang dan dikencangkan. Pensterilan dilakukan dengan cara mengukus botol berisi selai selama 30 menit.

BAB IIIKESIMPULAN

Penggulaan adalah salah satu proses dari pengawetan. Selain sebagai bahan pemanis, gula juga merupakan pengawet. Kandungan air pada bahan yang akan diawetkan akan ditarik dari sel buah sehingga mikroba menjadi tidak cocok lagi tumbuh disana.Gula banyak digunakan untuk pengawetan bahan makanan yang berasal dari buah-buahan. Bentuk produk olahan yang menggunakan gula sebagai pengawet antara lain sari buah, jam, jelly, marmalade, sirop, manisan buah, manisan kering, dan lain sebagainya.Pembuatan selai sebetulnya sangatlah mudah, tetapi pembuatannya harus sesuai dengan prosedur yang ada, sehingga bisa menghasilkan selai yang bagus dan berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

Adiono, Hari Purnomo. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.Satuhu, Suyanti. 1993. Penanganan Dan Pengolahan Buah. Jakarta : Penerbit Penebar Swadaya.Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

MANFAAT KANDUNGAN GIZI SELAI DARI BUAH SIRSAT

Makalah Ini Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan AkreditasiUntuk Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri SipilDari Golongan III/c Ke Golongan III/d

Oleh :DINI SAVITRINIP : 19781021 200501 2 006

DINAS KESEHATAN KOTA SURABAYAPUSKESMAS KEDURUSTAHUN 2014LEMBAR PENGESAHAN

Makalah ini telah disahkan pada tanggal ........ ............................. ............

Mengesahkan,

Atasan langsung Penulis

Dr. Dwi Sapta Edy Purnama Dini Savitri Penata Penata Muda NIP 19761105 200701 1 009 NIP 19781021 200501 2 006

Surabaya, ...........................

Tim AkreditasiTanda Tangan1. Lilik Endang P, SKM1. ........................................2. Nur Choiriyah Weni, S.KM2. ........................................

KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah guna memenuhi persyaratan kenaikan pangkat jenjang kepegawaian Pegawai Negeri Sipil. Tak lupa juga kami sampaikan terima kasih kepada :a. Yth. Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya yang telah memberikan kesempatan dalam menyusun Makalah ini.b. Yth. Staf Bagian Akreditasi Dinas Kesehatan Kota Surabaya yang telah memberikan bimbingan dalam pembuatan akreditasi dan makalah.c. Yth. Staf Bagian Perpustakaan yang telah memberikan fasilitas sumber pustaka dalam penyusunan makalah ini.d. Semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan Makalah ini.Kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini kami masih lebih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami harapkan saran dan kritik membangun dari teman sejawat Puskesmas umumnya dan dari Kepala Puskesmas ataupun Pembimbing khususnya, agar kelak dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik dan bermanfaat bagi pembaca, dan apabila dalam penulisan makalah ini ada kalimat yang kurang berkenan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL iLEMBAR PENGESAHAN iiKATA PENGANTAR iiiDAFTAR ISI ivBAB I PENDAHULUAN 11.1. Latar Belakang 11.2. Tujuan 2BAB II TINJAUAN PUSTAKA 32.1. Morfologi Dan Identifikasi32.2. Struktur Antigen 42.3. Demam Tifoid 52.4. Gejala Penyakit Tifus52.5. Identifikasi Kuman Melalui Uji Serologi 6BAB IIIMETODE KERJA 83.1. Tempat dan Waktu Praktikum 83.2. Prinsip 83.3. Alat Dan Bahan 83.4. Sampel 93.5. Cara Kerja 9BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN114.1. Hasil 114.2. Pembahasan 12BAB V PENUTUP 145.1. Kesimpulan 145.2. Saran 14DAFTAR PUSTAKA