13
 216 Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol.1, No. 2, Oktober 2010, 216-228 ISSN 2087-1090 Analisa Marketing Mix-7P (Produk, Price, Promotion, Place, Partisipant, Process, dan Physical Evidence) terhadap Keputusan Pembelian Produk Klinik Kecantikan Teta di Surabaya Hendri Sukotjo da n Sumanto Radix A.  Program Pascasa rjana Universita s 17  Ag us tu s 1945 Surabaya  Abstract : The study, titled "An Analysis of Marketing Mix-7P (Product, Price, Promotion, Place, Partisipant, Process and Physical Evidence) The Beauty Clinic Products Buying Decision Teta in Surabaya" was designed to determine the effect of P-7 marketing mix of consumer decisions in Beauty Clinic Teta shop in Surabaya with testing hypotheses simultaneously (simultaneously) and partial (separate). This study takes an object  of  research on consumers / customers of Teta Beauty Clinic in Surabaya with a sample of 115 respondents with data collection through questionnaire instrument. The findings of this research is expected to be a platfo rm for companies to increase product quality and quality of services provided to its customers.  Key works : Marketing mix-7P, shopping decisions. PENDAHULUAN  Sejalan dengan perkembangan ekonomi, teknologi, dan sosial budaya sebagai akibat dari arus perubahan global yang mendorong transformasi pada seluruh aspek perilaku konsumen da n pemenuhan kebutuha nnya yang terus berkembang, dewasa ini telah banyak bermunculan bermacam bentuk Klinik atau Salon yang menawarkan perawatan kecantikan mulai dari ujung kaki sampai dengan ujung rambut Surabaya sebagai kota metropolitan kedua setelah Jakarta, merupakan lahan tersendiri bagi tumbuhnya bisnis layanan jasa seperti klinik-klinik kecantikan, dimana, sudah menjadi kebutuhan atau rutinitas masyarakat metro untuk melakukan perawatan kesehatan dan kecantikan kulit. Dengan berkembangnya jasa layanan perawatan kesehatan dan kecantikan kulit, disatu sisi tentunya membawa keuntungan bagi konsumen karena akan lebih banyak alternatif  pilihan tempat bagi mereka yang ingin melakukan perawatan kesehata n dan kecantik an kulit, akan tetapi disisi lain akan menimbulkan ancaman bagi pengelola klinik-klinik kecantikan itu sendiri, karena harus menghadapi persaingan yang sangat ketat dalam memperebutkan  ju mlah pe la ng ga n/ko ns um en y an g ada.. Dari fenomena tersebut sebagai konsekuensinya, pihak marketer atau pengelola klinik kecantikan harus senantiasa memahami perilaku konsumen secara keseluruhan agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan dapat merumuskan strategi pemasarannya dengan cepat dan tepat. Oleh karena klinik kecantika n merupakan perusahaan yang menghasilkan produk berupa  ja sa la ya na n mau pu n jas a pen ju al an y an g ha ru s di pa sa rk an k ep ad a konsumen, ma ka da la m memilih sebuah klinik kecantikan sebagai tempat untuk perawa tan kesehatan dan kecantikan kulit, konsumen banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor

Marketing Kopi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Marketing Kopi

5/10/2018 Marketing Kopi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/marketing-kopi 1/13

 

216

Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol.1, No. 2, Oktober 2010, 216-228 ISSN 2087-1090

Analisa Marketing Mix-7P (Produk, Price, Promotion, Place,

Partisipant, Process, dan Physical Evidence) terhadapKeputusanPembelian Produk Klinik Kecantikan Teta 

di Surabaya 

Hendri Sukotjo dan Sumanto Radix A. Program Pascasarjana Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 

Abstract: The study, titled "An Analysis of Marketing Mix-7P (Product, Price, Promotion, Place, Partisipant,Process and Physical Evidence) The Beauty Clinic Products Buying Decision Teta in Surabaya" was  designed to determine the effect of P-7 marketing mix of consumer decisions in Beauty Clinic Teta shop in Surabaya with testing hypotheses simultaneously (simultaneously) and partial (separate). This study takes 

an object  of  research on consumers / customers of Teta Beauty Clinic in Surabaya with a sample of 115 respondents with data collection through questionnaire instrument. The findings of this research is expected to be a platform for companies to increase product quality and quality of services provided to its customers. 

Key works: Marketing mix-7P, shopping decisions. 

PENDAHULUAN 

Sejalan dengan perkembangan ekonomi, teknologi, dan sosial budaya sebagai akibat dariarus perubahan global yang mendorong transformasi pada seluruh aspek perilaku konsumendan pemenuhan kebutuhannya yang terus berkembang, dewasa ini telah banyak bermunculan

bermacam bentuk Klinik atau Salon yang menawarkan perawatan kecantikan mulai dari ujungkaki sampai dengan ujung rambut

Surabaya sebagai kota metropolitan kedua setelah Jakarta, merupakan lahan tersendiribagi tumbuhnya bisnis layanan jasa seperti klinik-klinik kecantikan, dimana, sudah menjadikebutuhan atau rutinitas masyarakat metro untuk melakukan perawatan kesehatan dankecantikan kulit.

Dengan berkembangnya jasa layanan perawatan kesehatan dan kecantikan kulit, disatusisi tentunya membawa keuntungan bagi konsumen karena akan lebih banyak alternatif pilihan tempat bagi mereka yang ingin melakukan perawatan kesehatan dan kecantikan kulit,akan tetapi disisi lain akan menimbulkan ancaman bagi pengelola klinik-klinik kecantikan itusendiri, karena harus menghadapi persaingan yang sangat ketat dalam memperebutkan jumlah pelanggan/konsumen yang ada..

Dari fenomena tersebut sebagai konsekuensinya, pihak marketer atau pengelola klinikkecantikan harus senantiasa memahami perilaku konsumen secara keseluruhan agar dapatmempertahankan kelangsungan hidupnya dan dapat merumuskan strategi pemasarannyadengan cepat dan tepat. 

Oleh karena klinik kecantikan merupakan perusahaan yang menghasilkan produk berupa jasa layanan maupun jasa penjualan yang harus dipasarkan kepada konsumen, maka dalammemilih sebuah klinik kecantikan sebagai tempat untuk perawatan kesehatan dan kecantikankulit, konsumen banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor

Page 2: Marketing Kopi

5/10/2018 Marketing Kopi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/marketing-kopi 2/13

 

217

 Analisa Marketing Mix-7P Terhadap Keputusan Pembelian Produk Klinik Kecantikan Teta di Surabaya 

marketing mix yang terdiri dari 7P (yang meliputi : produk, price, promotion, place, participant, proses, dan  physical evidence ).

Mengacu pada latar belakang yang diajukan diatas, maka dapat dirumuskan masalahnyasebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan (bersama-sama)

dan secara parsial antara variable-variabel dalam konsep marketing mix 7P yang terdiri dari :Produk, price, promosi, place (saluran distribusi), partisipant, physical evidence (lingkunganfisik), dan proses terhadap pengambilan keputusan pembelian produk Klinik kecantikan diSurabaya. Dan Variabel manakah dari marketing mix-7P yang memiliki pengaruh palingdominan terhadap keputusan dalam pembelian produk klinik kecantikan di Surabaya.

TINJAUAN TEORITIS 

Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran 

Disebagian besar masyarakat, pemasaran sering diartikan sebagai proses penjualan barangdan jasa, tetapi apabila dilihat lebih mendalam pengertian pemasaran mempunyai aspek yang

lebih luas dari pada pengertian tersebut. Berikut ini adalah pendapat ahli tentang pengertianpemasaran yaitu:

“      Marketing is a social and managerial  process by which individuals and groups obtain what they need and want through creating and exchanging product value with others ”     (Kotler & Armtrong, 1997: 6)

Definisi pemasaran yang dikemukakan oleh ahli tersebut dapat diketahui bahwapemasaran merupakan suatu system dari kegiatan bisnis yang saling berhubungan danditujukan untuk merencanakan, mendistribusikan dan mempromosikan barang dan jasa yangdilakukan oleh perusahaan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.

Kegiatan pemasaran haruslah dikoordinasikan dan dikelola dengan baik, maka dikenalistilah manajemen pemasaran. Definisi manajemen pemasaran itu sendiri menurut Kotler(2000 : 13) adalah:

“Marketing managemen is the analysis, planning, implementation, and control a program designed to creat, build, and maintain beneficial exchange with target buyer for the 

 purpose of  achieving organizational objectifves ”     

Pergesaran Paradigma Pemasaran 

Paradigma adalah bagaimana memandang dunia, paradigma menjelaskan kepada kitatentang dunia dan dapat membantu untuk memprediksikan perilakunya. Pergeseranparadigma dalam pemasaran tidak selalu menimbulkan perubahan pada definisi pemasaranyang ada sekarang.

Ditinjau dari aspek manajerial dalam pergeseran paradigma pemasaran menunjukkansuatu proses atau sebagai proses pengambilan keputusan manajemen yang mencakup analisis,perencanaan, implementasi dan pengendalian dibidang pemasaran. Pengambilan keputusanmanajemen lebih memfokuskan kepada empat aspek tersebut.

Sedangkan tinjauan dari aspek perilaku konsumen dalam pergeseran paradigmapemasaran menunjukan bahwa semua keputusan konsumen atau pelanggan dijadikan dasaruntuk pengambilan keputusan (Basu, 2000: 24). Aspek-aspek yang berkaitan dengan keputusankonsumen dari sudut pandang konsumen, seperti kepuasan dan antusiasme juga tercakupdidalamnya.

Page 3: Marketing Kopi

5/10/2018 Marketing Kopi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/marketing-kopi 3/13

 

218

Hendri S. dan Sumanto R. A. 

Bagi pemasar, janji untuk memberikan kepuasan pelanggan melalui bauran pemasarannyadapat menimbulkan akibat terpenuhinya tujuan laba jangka panjang meskipun kadang-kadangmengorbankan laba jangka pendek. Kepuasan pelanggan merupakan darah kehidupanperusahaan yang harus mengalir terus menerus, karena memberikan beberapa manfaat

(Tjiptono, 2001) sebagai berikut;a. Hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis,b. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang,c. Membentuk rekomendasi dari mulut kemulut yang menguntungkan perusahaan,d. Mendorong terciptanya loyalitas pelanggan, e. Membangun reputasi perusahaan di mata pelanggan,f. Meningkatkan laba.

Pemasaran Jasa 

Pemasaran jasa tidak dapat diidentifikasikan dengan jelas gambaran produknya. Jasa baruterlihat bila dikaitkan dengan suatu hubungan langsung (interpersonal), misalnya antara

produsen dengan konsumen. Peristiwa memberi dan menerima yang dilakukan kedua pihak inilebih menekankan atau diukur pada kepuasan. Bisnis jasa sangat kompleks, karena banyakelemen yang mempengaruhinya, seperti system internal organisasi, lingkungan fisik, kontakpersonal, iklan, tagihan dan pembayaran, komentar dari mulut ke mulut, dan sebagainya. Olehkarena itu Gronroos dalam Kotler, (2000 : 469) menyatakan bahwa dalam konsep pemasaran

 jasa melibatkan beberapa unsur dalam pelaksanaan kegiatan pemasaran yakni tidak hanyadari sisi pemasaran eksternal tetapi juga pemasaran internal dan pemasaran interaktif.

Pemasaran internal menggambarkan tugas yang diemban perusahaan dalam rangkamelatih dan memotivasi para karyawannya agar dapat melayani para pelanggan dengan baik.Pemasaran interaktif menggambarkan interaksi antara pelanggan dan karyawan. Pemasaraneksternal menggambarkan aktivitas normal yang dilakukan oleh perusahaan dalam

mempersiapkan, menetapkan harga, melakukan distribusi dan mempromosikan jasa kepadapara pelanggan.Pemasaran jasa bersifat sensitive dalam menghayati kebutuhan konsumen-nya, karena itu

tenaga pemasaran jasa harus selalu dekat dan terus menerus memperhatikan konsumennya,untuk dapat memperkenalkan dan mempromosikan jasa tersebut. Hal ini terutama disebabkanpara konsumen/pelanggannya berubah, karena dapat dipengaruhi perasaan, keinginan sertaperkembangan yang terdapat di lingkungannya.

Kegiatan pemasaran jasa harus dapat mendekatkan konsumen, pelanggan, mengkajipeluang-peluang pasar, menetapkan posisi jasa segmen pasar dan pasar sasaran atas dasarkebutuhan jasa tersebut serta merumuskan bauran pemasaran (marketing mix), yang meliputimutu dan deversifikasi jasa, harga atau tarif dari kegiatan promosi dan strategi penyampaian

 jasa tersebut.

Marketing mix (Bauran Pemasaran Jasa) 

Salah satu strategi yang berhubungan dengan kegiatan pemasaran perusahaan adalahmarketing mix strategy yang didefinisikan oleh Kotler dan Armstrong (1997) yang menyatakanbahwa marketing mix as the set of controllable marketing variables that the firm bleads toproduce the response it wants in the target market”. 

Page 4: Marketing Kopi

5/10/2018 Marketing Kopi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/marketing-kopi 4/13

 

219

 Analisa Marketing Mix-7P Terhadap Keputusan Pembelian Produk Klinik Kecantikan Teta di Surabaya 

Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa bauran pemasaran merupakan variable-variabelterkendali yang digabungkan untuk menghasilkan tanggapan yang diharapkan dari pasarsasaran. Dan untuk usaha jasa terdapat 7 unsur marketing mix (Marketing Mix-7p) yaitu:Produk, Price,Promotion, Place, Partisipant, Proses, Dan Physical Evidence.

Product (produk) 

Produk merupakan elemen penting dalam sebuah program pemasaran. Strategi produkdapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pembelian sebuah produk bukan hanyasekedar untuk memiliki produk tersebut tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dankeinginan konsumen.

Price (Harga) 

Menurut Monroe (2005) menyatakan bahwa harga merupakan pengorbanan ekonomisyang dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa. Selain itu harga salah satufaktor penting konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak

(Engel, Blackwell dan Miniard, 1996).Harga dikatakan mahal, murah atau biasa-biasa saja dari setiap individu tidaklah harus

sama, karena tergantung dari persepsi individu yang dilatar belakangi oleh lingkungankehidupan dan kondisi individu (Schifman and Kanuk, 2001).

Promotion (promosi) 

Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada konsumenatau pihak lain dalam saluran penjualan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Melaluiperiklanan suatu perusahaan mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran danmasyarakat melalui media-media yang disebut dengan media massa seperti Koran, majalah,tabloid, radio, televise dan direct mail (Baker, 2000:7).

Media promosi yang dapat digunakan pada bisnis ini antara lain (1) Periklanan, (2) Promosipenjualan, (3) Publisitas dan hubungan masyarakat, dan (4) Pemasaran langsung. Penentuanmedia promosi yang akan digunakan didasarkan pada jenis dan bentuk produk itu sendiri.

Place (Saluran Distribusi) 

Kotler (2000: 96) menyatakan bahwa “Saluran distribusi terdiri dari seperangkat lembagayang melakukan segala kegiatan (Fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk danstatus pemiliknya dari produsen ke konsumen”. Dari definisi diatas dapat diartikan bahwasaluran distribusi suatu barang adalah keseluruhan kegiatan atau fungsi untuk memindahkanproduk disertai dengan hak pemiliknya dari produsen ke konsumen akhir atau pemakaiindustri.

Distribusi berkaitan dengan kemudahan memperoleh produk di pasar dan tersedia saat

konsumen mencarinya. Distribusi memperlihatkan berbagai kegiatan yang dilakukanperusahaan untuk menjadikan produk atau jasa diperoleh dan tersedia bagi konsumen sasaran.

People (Partisipan) 

 Yang dimaksud partisipan disini adalah karyawan penyedia jasa layanan maupunpenjualan, atau orang-orang yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalamproses layanan itu sendiri, diantaranya adalah para reception, dokter, dan beauty therapis.

Page 5: Marketing Kopi

5/10/2018 Marketing Kopi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/marketing-kopi 5/13

 

220

Hendri S. dan Sumanto R. A. 

Process (Proses) 

Proses adalah kegiatan yang menunjukkan bagaimana pelayanan diberikan kepadakonsumen selama melakukan pembelian barang. Pengelola klinik melalui front liner sering

menawarkan berbagai macam bentuk pelayanan untuk tujuan menarik konsumen. Fasilitas jasa konsultasi dokter gratis, pengiriman produk, credit card, card member dan fasilitas layananyang berpengaruh pada image perusahaan.

Physical evidence (Lingkungan fisik) 

Lingkungan fisik adalah keadaan atau kondisi yang di dalamnya juga termasuk suasanaklinik yang merupakan tempat beroperasinya jasa layanan perawatan dan kecantikan kulit.Karakteristik lingkungan fisik merupakan segi paling nampak dalam kaitannya dengan situasi.

 Yang dimaksud dengan situasi ini adalah situasi dan kondisi geografi dan lingkungan institusi,dekorasi, ruangan, suara, aroma, cahaya, cuaca, pelatakan dan layout yang nampak ataulingkungan yang penting sebagai obyek stimuli (Belk 1974 dalam  Assael 1992).

Dari ketujuh elemen marketing mix tersebut yang merupakan kunci sukses bagi sebuahklinik diantaranya adalah kelengkapan produk layanan yang siap ditawarkan (one stop beautyservice), lokasi yang strategis, keramahan dan efektivitas pelayanan, tempat parkir yangmemadai, dan fasilitas lain pendukung kenyamanan konsumen didalam perawatan sepertiruangan dari ruang tunggu sampai dengan ruang perawatan yang sejuk dan bertata cahayayang tepat.

Keputusan Pembelian 

Dalam keputusan membeli barang, konsumen seringkali lebih dari dua pihak yang terlibatdalam proses pertukaran atau membelinya, umumnya ada lima macam peranan yang dapatdilakukan oleh seseorang (Kotler 1998) yaitu : (1) Pencetus ide (initiator), (2) Pemberi pengaruh

(influencer), (3) Pengambil keputusan (decider), (4) Pembeli (buyer), dan (5) Pemakai (user).Proses keputusan pembelian menurut Kotler (1998) melalui lima tahap seperti terlihat

pada Gambar 1.

Pengenalan  Pencarian  Evaluasi Keputusan Perilaku setelah

Kebutuhan Informasi Alternatif Pembelian Pembelian

Gambar 1. Model Proses pembelian (Kotler 1998) 

Setelah pembelian suatu produk, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atauketidakpuasan tertentu. Jika konsumen merasa puas, dia akan menunjukkan probabilitas yanglebih tinggi untuk membeli produk itu lagi dan sebaliknya.

Kerangka Konseptual 

Berdasarkan teori pada tinjauan pustaka sebagaimana telah diuraikan pada babsebelumnya, dapat disusun suatu kerangka konseptual untuk menganalisis pengaruhmarketing mix terhadap keputusan pembelian. Adapun dimensi dari marketing mix yang terdiridari 7P, yaitu : Product/Produk (X1), Price/Harga (X2), Promotion/Promosi (X3), Place/Lokasi

Page 6: Marketing Kopi

5/10/2018 Marketing Kopi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/marketing-kopi 6/13

 

221

 Analisa Marketing Mix-7P Terhadap Keputusan Pembelian Produk Klinik Kecantikan Teta di Surabaya 

(X4), Participant/Karyawan (X5), Physical Evidence/ Lingkungan Fisik (X6), dan Process/Proses(X7) akan diteliti pengaruhnya terhadap keputusan pembelian di klinik kecantikan (Y). 

Product  / Produk (X1) Price

 / Harga (X2) Promotion / 

Promosi (X3) Place / Lokasi

(X4) Participant  / Karyawan

(X5)

Physical Evidence / Lingkungan Fisik (X6)

Process / Proses (X7) 

Keputusan Pembelian di

Klinik kecantikan Teta di

kota Surabaya

(Y)

Gambar 2. Kerangka konseptual pengaruh marketing mix  terhadap keputusan pembelian di Klinik Kecantikan Teta di Kota Surabaya 

Hipotesis Penelitian 

H1: Bahwa variabel produk, harga, promosi, lokasi, partisipant (beauty therapist, dokter danreceptionist), proses, kondisi fisik secara simultan berpengaruh signifikan terhadapkeputusan konsumen dalam pembelian di klinik kecantikan Teta di kota Surabaya.

H2: Bahwa variabel produk, harga, promosi, lokasi, partisipant (beauty therapist, dokter danreceptionist), proses, kondisi fisik secara parsial berpengaruh signifikan terhadapkeputusan konsumen dalam pembelian di klinik kecantikan Teta di kota Surabaya.

H3: Dari ketujuh variable : produk, harga, promosi, lokasi, partisipant (beauty therapist, dokterdan receptionist), proses, dan kondisi fisik. Variabel promosi adalah variabel yang palingdominan terhadap keputusan konsumen dalam pembelian di klinik kecantikan Teta dikota Surabaya.

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian 

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana menitikberatkanpada pengujian hipotesis dengan menggunakan data terukur sehingga diharapkan akan dapatditarik suatu kesimpulan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kausalitas yaitu penelitian yangberusaha untuk melihat apakah antara dua variabel atau lebih memiliki pengaruh atau tidak,berapa besarnya pengaruh, serta sejauhmana arah dari pengaruh tersebut.

Populasi 

 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah anggota/member card Teta sejumlah 436orang di Surabaya.Sampel 

Metode yang dipilih adalah simple random sampling , yang merupakan salah satu dariteknik  probability sampling  yang sampelnya diambil secara acak. Pemilihan metode inididasarkan atas homogenitas anggota/member Teta di Surabaya tiga tahun terakhir. Jumlahsampel penelitian sekaligus menjadi responden diambil menurut table krejcie dengan tingkatkesalahan 5% (Sugiyono, 2002 : 63) terpilih sampel sebanyak 115 Orang

Page 7: Marketing Kopi

5/10/2018 Marketing Kopi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/marketing-kopi 7/13

 

222

Hendri S. dan Sumanto R. A. 

Definisi konsep dan Operasional Variabel Penelitian 

Variabel Penelitian 

1.  Variabel bebas atau independent variable , diberi symbol „X‟ yaitu marketing mix .

2. Variabel terikat atau dependent variable , diberi symbol „Y‟ yaitu keputusan pembelian diklinik kecantikan Teta di kota Surabaya.

Definisi Operasional Variabel 

A. Variabel Bebas:1. Faktor Produk (X1) adalah semua barang-barang yang ditawarkan atau dijual di

klinik kecantikan untuk dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi oleh konsumen.Item-itemnya adalah:* Teknologi peralatan yang modern (X1.1). * Kelengkapan layanan (X1.2). * Produk yangberkualitas (X1.3) 

2. Faktor Harga (X2) adalah harga barang-barang yang ditawarkan / dijual di klinik. Item-itemnya adalah: * Penetapan harga (X2.1). * Penetapan harga sebanding dengan hasil (X2.2). * Potongan harga (X2.3). * Penetapan harga untuk tindakan laser (X2.4). * Penetapan harga untuk tindakan non laser (X2.5). 

3. Faktor Promosi (X3) adalah promosi yang dilakukan oleh klinik  mengenai barang-barang yang ditawarkan/dijualnya kepada kosumen. Item-itemnya adalah:* Media promosi dengan menggunakan media cetak (X3.1).* Media promosi dengan menggunakan media elektronik (X3.2). 

* Media promosi dengan menggunakan media luar ruangan (X3.3). * Pemberian voucher pembelian (X3.4). * Program member get member (X3.5).

4. Faktor Lokasi (X4) adalah lokasi klinik yang merupakan tempat untuk menawarkan/ menjual barang-barang kepada konsumen. Item-itemnya adalah: * Dekat dengan kediaman (X4.1). * Dekat pertokoan lain (X4.2 ). * Dekat pusat keramaian / jantung kota (X4.3).* Dekat dengan rumah makan / restaurant (X4.4). * Berada dilokasi yang cukup prestise (X4.5). 

5. Faktor Partisipant (X5) adalah orang-orang yang terlibat secara langsung dalam prosespenjualan barang-barang di klinik . Variabel partisipant diukur dengan indikator-

indikator sebagai berikut :* Sedia dan siapmembantu (X5.1).* Keramahan dan kesediaan membantu (X5.2). * Uniform yang dikenakan partisipan (X5.3). * Simpatik dan ramah dalam pelayanan (X5.4). * Dapat memberikan solusi pemecahan masalah (X5.5). 

6. Faktor Lingkungan Fisik (X6) adalah keadaan lingkungan fisik klinik  sebagai tempatberoperasinya jasapenjualan barang-barang kepada konsumen. Item-itemnya adalah:

Page 8: Marketing Kopi

5/10/2018 Marketing Kopi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/marketing-kopi 8/13

 

223

5  4  3  2  1 Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju

 Analisa Marketing Mix-7P Terhadap Keputusan Pembelian Produk Klinik Kecantikan Teta di Surabaya 

* Desain dan tata ruang klinikyang menarik (X6.1)* Desain tata ruang klinik yang mendukung terhadap layanan cepat (X6.2) . * Tersedia sarana tempat parkir (X6.3). * Dekorasi ruangan (X6.4), artinya hiasan ruangan klinik yang dapat menimbulkan

suasana artistik.* Tersedia sarana pengatur suhu ruangan (X6.5).* Pembayaran dengan cek / giro / kartu kredit / ATM (X6.6).* Kondisi kebersihan lingkungan (X6.7). * Kondisi sarana sanitasi yang memadai (X6.8). 

7. Faktor Proses (X7) adalah kegiatan yang menunjukkan bagaimana pelayanandiberikan kepada para konsumen selama melakukan pembelian barang. Item-itemnyaadalah:* Kecepatan pembayaran (X7.1). * Kejelasan batas waktu setiap jenis layanan (X7.2). * Secara keseluruhan layanan yang diberikan cukup baik dan cepat (X7.3). * Memiliki  jaminan purna layanan (X7.4). * Jam buka klinik (X7.5). 

B. Variabel Tak Bebas:

Keputusan Berbelanja (Y) diukur dari besarnya jumlah pembelanjaan setiap transaksidan frekwensi perawatan yang dilakukan oleh konsumen di klinik yang bersangkutan.

Dalam penelitian ini kuesioner disusun dalam kalimat-kalimat pertanyaan dan respondendiminta untuk menjawabnya dengan memberikan tanda silang (X). Untuk mengukur jawabanresponden tersebut digunakan Skala Tingkatan Point (Itimized Rating Scales) dalam bentukSkala Likert, dimana jawaban responden untuk pertanyaan positif maupun negatif dibedakanatas 5 skala. Contoh skor untuk pertanyaan positif adalah sebagai berikut :Karyawan bagian layanan Teta Aesthetic Clinic selalu bersedia dan siap membantu pelangganyang datang“ 

Demikian sebaliknya, untuk pertanyaan negatif diberi skor nilai secara terbalik.

Analisis Data 

 Analisis dan pengolahan data yang akan dilakukan adalah analisis deskriptif dan analisisinferensia. Untuk menguji hipotesis penelitian secara statistik digunakan analisis regresi linierberganda karena penelitian bertujuan mengungkapkan hubungan kausalitas antara variableindependent  dan variable dependent. Untuk analisis regresi dan pengujian hipotesis, akandilakukan dengan bantuan software SPSS 11. for Windows yang bertujuan mempermudah

dan memperoleh akurasi hitungan yang tepat.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Obyek Penelitian 

 Awal kalipertama berdiri Teta Aesthetic clinic pada tahun 1997 yang berada di lokasi JalanNginden Intan Tengah F1/46 mengawali jasa layananan dibidang kecantikan dan aesthetic, 

Page 9: Marketing Kopi

5/10/2018 Marketing Kopi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/marketing-kopi 9/13

 

224

Hendri S. dan Sumanto R. A. 

kemudian setelah 5 tahun berikutnya Teta Aesthetic clinic pindah ketempat yang baru di JalanRaya Dharmahusada Indah D6-79 Surabaya, dengan tempat yang lebih besar seluas 720 m, inidimaksudkan agar dapat menampung konsumen yang semakin lama semakin bertambah. Dansebagai tujuan dari pembukaan salon ini adalah untuk memenuhi keinginan konsumen

mempercantik diri dari ujung kaki sampai ujung rambut, karena selama ini yang kita ketahuibahwa salon biasanya hanya ada perawatan rambut seperti; potong rambut, creambath,pewarnaan rambut, dll.

Uji Prasyarat 

Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Angkakorelasi yang diperoleh (rhitung) harus dibandingkan dengan angka kritis tabel korelasi productmoment (rtabel) pada taraf 5% pada derajat bebas n-2. Suatu atribut dikatakan valid jika nilairhitung > rtabel dan bernilai positif. 

Berdasarkan hasil perhitungan Program SPSS menunjukkan bahwa semua aspekindikator dari Produk (X1), Harga (X2), Promosi (X3), Lokasi (X4), Partisipant (X5), Lingkunganfisik (X6), Proses (X7), dan Keputusan Pembelian (Y) dinyatakan valid, sehingga layakdigunakan untuk analisis selanjutnya, yaitu analisis regresi linier berganda.

Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas ditujukan untuk mengetahui apakah instrumen penelitian yangdigunakan dapat diterapkan berulangkali pada obyek yang sama. Pengukuran reliabilitasinstrumen dapat dilakukan dengan metode Alpha Cronbach (Gujarati, 1995). Instrumendikatakan reliabel apabila nilai koefisien alpha > 0,6. Selengkapnya hasil uji reliabilitasinstrumen penelitian disajikan dalam tabel berikut.

Berdasarkan berdasarkan hasil perhitungan program SPSS diketahui bahwa semua aspekindikator dari Produk (X1), Harga (X2), Promosi (X3), Lokasi (X4), Partisipant (X5), LingkunganFisik (X6), Proses (X7), dan Keputusan Pembelian (Y) dinyatakan reliabel, sehingga dapatdigunakan untuk analisis selanjutnya, yaitu analisis regresi linier berganda.

Uji Asumsi Klasik 

Uji Asumsi Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk mengetahui adanya hubungan yang sempurnaantar variabel dalam model regresi. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dalampenelitian ini maka digunakan korelasi matriks. Dari perhitungan estimasi korelasi matrik

dengan program SPSS versi 11 menunjukkan bahwa nilai tolerance dari seluruh variabeldependen lebih besar dari 0,10. Dan nilai VIF semua variabel bebas lebih kecil dari 10, sehinggatidak terjadi gejala korelasi antar variabel bebas.

Uji Heterokedastisitas

Uji asumsi regresi berganda heteroskedisitas bertujuan untuk menguji apakah dalamsebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan kepengamatan yang lainnya. Salah satu cara untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya gejala

Page 10: Marketing Kopi

5/10/2018 Marketing Kopi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/marketing-kopi 10/13

 

225

 Analisa Marketing Mix-7P Terhadap Keputusan Pembelian Produk Klinik Kecantikan Teta di Surabaya 

tersebut adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot  antara residual versus fit, dan hasil scatterplot dengan program SPSS tidak terjadi trend karena data titik-titiktersebar hampir secara merata. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model diatas tidakterjadi gejala heterokedastisitas

Uji Autokorelasi

 

Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah antara anggota pengamatan dalam variabel-variabel bebas yang sama memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Jika ada, maka modelkurang akurat dalam memprediksi.

Berdasarkan hasil perhitungan program SPSS menunjukkan bahwa Durbin Watsonhitung adalah 1.933. Dengan nilai N=115 dan k = 7, maka dari tabel Durbin Watson diperolehnilai dL = 1.529 dan dU = 1.827, karena dw tes berada dalam dU < dW < 4  – dU, maka dapatdikatakan bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi.

 Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan Regresi linier berganda, hasilperhitungan dengan bantuan program komputer SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda 

Model Unstandardized Coefficients

B Std. Error

Constant  -0.278  0.307 

Produk (X1)  0.141  0.038 

Harga (X2)  0.184  0.054 

Promosi (X3)  0.265  0.059 

Lokasi (X4)  0.169  0.061 

Partisipant (X5)  0.007  0.053 Lingkungan Fisik (X6)  0.307  0.078 

Proses (X7)  0.042  0.058 

Sumber: data diolah 

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, diperoleh persamaan regresi linierberganda sebagai berikut:

 Y = -0.278 + 0.141 X1 + 0.184 X2 + 0.265 X3 + 0.169 X4 + 0.007 X5 + 0.307 X6 + 0.042 X7 + ei

Pengujian Hipotesis 

Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji jF)

Untuk menguji hipotesis 1, dilakukan uji F yang menunjukkan pengaruh secara simultanatau bersama-sama. Hasil uji F sesuai dengan perhitungan SPSS 11.0 dapat dilihat padalampiran seperti pada tabel berikut ini:

Page 11: Marketing Kopi

5/10/2018 Marketing Kopi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/marketing-kopi 11/13

 

226

Hendri S. dan Sumanto R. A. 

Tabel 2. Hasil Perhitungan Uji F 

Model Anova  Sum of Squares  df  Mean Square  F  F tabel Regression  2.995  7  0.428  35.063  2.0963 Residual  1.305  107  0.012 

Total  4.300  114 Sumber: Data Diolah 

Kesimpulan: Karena Fhitung = 35.063 > Ftabel maka Ho ditolak pada tingkat signifikansi 5%dengan df pembilang 7 dan df penyebut 107 yang berarti signifikan, sehingga secara simultanvariabel Produk, Harga, Promosi, Lokasi, Partisipant, Lingkungan Fisik, dan Prosesmempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Pembelian produk pada Klinikkecantikan Teta di kota Surabaya.

Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Untuk menguji hipotesis 2, digunakan uji t yang menunjukan pengaruh secara parsial dari

masing-masing variabel. Berdasarkan olah data dengan SPSS dan tabel t, maka hasilperhitungan uji t tampak dalam tabel berikut:

Tabel 3. Hasil Analisis Uji t 

Variabel tHitung tTabel Kesimpulan 

Produk (X1)  3.684  1.9824 Ho Ditolak Harga (X2)  3.379  1.9824 Ho Ditolak Promosi (X3)  4.504  1.9824 Ho Ditolak Lokasi (X4)  2.747  1.9824 Ho Ditolak Partisipant (X5)  0.143  1.9824 Ho Diterima Lingkungan Fisik (X6)  3.935  1.9824 Ho Ditolak Proses (X7)  0.731  1.9824 Ho Diterima 

Sumber: Data Diolah 

Berdasarkan tabel 3 di atas diketahui bahwa variabel bebas yang berpengaruh signifikanterhadap Keputusan pembelian adalah variabel Produk, Harga, Promosi, Lokasi, danLingkungan Fisik. Sedangkan variabel Partisipant dan Proses tidak berpengaruh signifikanterhadap Keputusan Pembelian produk.

 Variabel Partisipant dan Proses tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian dikarenakan secara keseluruhan dari indikator yang merepresentasikan dianggaptelah terpenuhi sebagai standar minimal atribut yang harus dipenuhi oleh suatu klinikkecantikan, dan Teta Aesthetic Clinic telah memenuhi kondisi tersebut.

Dibandingkan dengan kompetitor, Teta Aesthetic Clinic dianggap oleh pelanggan tidak jauhperbedaannya, dan justru variabel Produk, Harga, Promosi, Lokasi dan Lingkungan Fisiklahyang merupakan variabel yang berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian.Sehingga bila unsur dari variabel tersebut ditingkatkan akan berpengaruh secara signifikanterhadap Keputusan Pembelian.

Koefisien Korelasi Parsial 

Nilai koefisien korelasi parsial didapat dari output hasil perhitungan analisis regresidengan program SPSS dan digunakan untuk menguji hipotesis 3.

Page 12: Marketing Kopi

5/10/2018 Marketing Kopi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/marketing-kopi 12/13

 

227

 Analisa Marketing Mix-7P Terhadap Keputusan Pembelian Produk Klinik Kecantikan Teta di Surabaya 

Berdasarkan hasil print-out SPSS tersebut, pada kolom korelasi parsial, terlihat bahwanilai korelasi parsial (r2) terbesar adalah untuk variabel promosi (X3), artinya secara parsialvariabel promosi (X3) memberikan pengaruh yang paling dominan terhadap KeputusanPembelian produk pada Klinik kecantikan Teta di kota Surabaya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan 

Dari hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.  Variabel-variabel dalam konsep marketing mix 7P yang terdiri dari : Produk, price, promosi,

place (saluran distribusi), partisipant, physical evidence (lingkungan fisik), dan proses secarabersama-sama mempunyai pengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian produkKlinik kecantikan di Surabaya.

2.  Variabel produk, harga, promosi, dan lokasi secara parsial berpengaruh terhadap Keputusanpembelian pada klinik kecantikan Teta.

3. Dari ketujuh variable: produk, harga, promosi, lokasi, partisipant (beauty therapist, dokterdan receptionist), proses, dan lingkungan fisik. Variabel promosi adalah variabel yang palingdominan terhadap keputusan pembelian pada klinik kecantikan Teta di kota Surabaya,aspek ini erat kaitannya dalam hal promosi yang bersifat edukatif dan persuasif seperti yangtelah dilakukan dalam bentuk advetorial di media cetak, talk show informatif pada mediaelektronik radio dan penyelenggaraan member get member, voucher pembelian serta promopada media luar ruang yang memuat promo/event bulanan sangat efektif mempengaruhikeputusan pembelian pada klinik kecantikan Teta di kota Surabaya

Saran 

Saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagaiberikut:

1. Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa variable-variabel dalam konsep marketing mix7P berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam berbelanja di klinik kecantikan Tetadi kota Surabaya, oleh karena itu pihak klinik kecantikan Teta lebih meningkatkanmarketing mix yang diberikan kepada pelanggan dengan memotivasi kinerja karyawan agarlebih baik, sehingga dari hal tersebut diharapkan ada peningkatan pada keputusankonsumen dalam berbelanja di klinik kecantikan Teta di kota Surabaya.

2. Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk mengamati variabel lain atau menambah-kan variabel selain variabel merketing mix 7P.Demikian pula yang penulis harapkan pada penelitian-penelitian berikutnya, seiringberjalanya waktu lingkup penelitian saat ini yang terbatas pada lingkup wilayah kotaSurabaya, kedepan dapat dikembangkan pada lingkup cabang-cabang klinik kecantikanTeta di kota lainnya.

DAFTAR PUSTAKA 

 Aaker, David A. 2002. Manajemen Ekuitas Merek, Elex Media Komputindo, Jakarta. Assael, Henry. 1992. Consumer Behavior and Marketing Action . Fourth Edition, Kent

Publishing Company, Boston. Baker, Gary. 2000. Marketing Management. Twelved Edition. New York: MC Graw Hill, Inc. 

Page 13: Marketing Kopi

5/10/2018 Marketing Kopi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/marketing-kopi 13/13

 

228

Hendri S. dan Sumanto R. A. 

Basu Swasta DH & T. Hani. 2000. Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku Konsumen ,Liberty, Yogyakarta.

Engel, James F., Blackwell, Roger D. & Miniard, Paul W. 1995. Perilaku Konsumen.  AlihBahasa: F. X. Budiyanto, Jilid I, Binarupa Aksara, Jakarta. 

------------. 1996. Perilaku Konsumen . Alih Bahasa: F. X. Budiyanto, Jilid II, Binarupa Aksara,Jakarta.

Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Control .Terjemahan. Edisikedelapan, jilid I,Prenhallindo, Jakarta. 

---------------. 2002. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Control . Terjemahan. EdisiMillenium, Prenhallindo, Jakarta. 

---------------. 1998. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Control .  Alih Bahasa: Hendra Teguh, Ronny Antonius Rusli; Penyunting: Agus Hasan Pura Anggawijaya, Edisi Bahasa Indonesia, jilid I, Prenhallindo, Jakarta. 

--------------- dan Armstrong, Gary. 1997. Dasar-dasar Pemasaran . Alih bahasa: AlexanderSindoro; Penyunting: Benyamin Molan, Edisi Bahasa Indonesia, Jilid 1, Prenhallindo,

 Yakarta.Malhotra, Naresh K. 1996. Marketing Research:  An Applied Orientation . Second Edition,

Prentice  – Hall Inc, New Jersey.Mudrajad Kuncoro, Ph.D. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi: Bagaimana meneliti  

& menulis tesis . Erlangga, Jakarta. Monroe, Allard C.R. Van Riel et al., 2005. Marketing Antecedent of Industrial Brand Equity: An  

Empirical Investigation in Spesialty Chemical. Industrial Marketing Management (12) 841- 847. 

Rambat Lupiyoadi, A. Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa . Edisi 2, Salemba Empat,Jakarta.

Sugiyono. 2002. Statistika Untuk Penelitian . Penerbit Alfabeta, Bandung.Schiffman, Leon G and Leslie Lazar Kanuk. 2001. Consumer Behavior. Seven Edition. New 

Jersey: Prentice Hall, Inc. Teta Web Site ([email protected]). Tjiptono, Fandy. 2001. Strategi Pemasaran . Andi, Yogyakarta.