37
Peradaban pesisir dan pulau Belajar dari kejayaan masa lampau DAUD ARIS TANUDIRJO JURUSAN ARKEOLOGI, FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

  • Upload
    vonga

  • View
    238

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

Peradaban pesisir dan pulau

Belajar dari kejayaan masa lampau

DAUD ARIS TANUDIRJO JURUSAN ARKEOLOGI, FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

Page 2: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

Jangan anggap masa lampau sebagai kenangan, tetapi jadikan sebagai pelajaran

Page 3: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

DARATAN ASIA

BENUA AUSTRALIA

SAMUDRA HINDIA

SAMUDRA

PASIFIK

NUSANTARA ISLANDS IN BETWEEN

Page 4: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

DARATAN ASIA

FILIPINA

0 o

TAIWAN

PAPARAN

SUNDA

BORNEO

MELANESIA

WALLACEA

MIKRONESIA

Peradaban maritim

Nusantara mulai

berkembang pesat

ketika para

penutur bahasa

Austronesia mulai

bermigrasi dari

Cina Selatan atau

Taiwan ke Filipina

dan Indonesia, lalu

menyebar ke barat

hingga

Madagaskar dan

ke timur hingga

New zealand

Sejak sekitar 5000 th lalu

Diaspora penutur Austronesia terjadi relatif secara cepat dan berlangsung pada

ruang geografis yang sangat luas. Buktinya kini masih dapat dilihat dari persebaran

bahasa Austronesia, mulai dari Madagaskar di barat hingga Easter Island di timur,

dan dari Taiwan dan Mikronesia di utara hingga New Zealand di selatan lebih

dari setengah belahan bumi

Page 5: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

Madagaskar

Taiwan Mikronesia

Easter

Island

New

Zealand

Hal itu dapat terjadi

karena mereka

telah menguasai

teknologi dan

navigasi kelautan

yang canggih, a.l.

double cano

(catamaran)

dengan layar ganda

yang dapat melaju

cepat dan memuat

banyak orang

maupun barang

Dengan teknologi itu, mereka dapat melakukan migrasi lompat katak dan arus balik

Page 6: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

Stepping island

Homeland

Peripheral island

Leap-frogging migration

Page 7: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

Pola migrasi tadi menciptakan jejaring komunitas dan pertukaran barang yang luas

dan kemudian memicu semacam globalisasi sejak sekitar 3.500 tahun lalu.

Budaya Austronesia menjadi budaya dominan karena mereka menguasai dua kunci

utama proses global, yaitu komunikasi (bahasa Austronesia) dan transportasi

(teknologi kapal cepat dan bermuatan banyak). Proses global selalu ditandai oleh

pertukaran manusia, budaya, dan komoditas (terutama barang bermartabat =

prestigious good).

Pola hubungan

komunitas penutur

Austronesia di wilayah

intinya (Nusantara)

menyebabkan budaya -

budaya yang

berkembang menjadi

beragam tetapi

memiliki kesamaan inti

budaya cikal bakal

Bhinneka Tunggal Ika

Page 8: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

DARATAN ASIA

FILIPINA

0 o

TAIWAN

PAPARAN

SUNDA

BORNEO

MELANESIA

WALLACEA

MIKRONESIA

3500 BP

3300 BP gerabah

Lapita di Bismarck

Obsidian Bismarck di Bukit

tengkorak (3200 BP)

Batu agate

dari Cina

Selatan

Page 9: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

Batu obsidian atau kaca vulkanis dari Talasea (Kepulauan Bismarck) sering dipertukarkan hingga daerah-daerah yang jauh baik ke Asia Tenggara maupun ke Polinesia menempuh jarak beribu-ribu kilometer. Sebagian komunitas penutur Austronesia hidup sebagai pengelana lautan (seanomad) yang menjadi perantara pertukaran barang dan budaya

Obsidian dari Talasea

(Melanesia) di Sabah

Gerabah Asia Tenggara

di Bismarck Melanesia

Page 10: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

• Dulunya, para ahli selalu berpikir bahwa pelayaran pelaut Austronesia ke barat hanya berhenti hingga Sumatera atau Tahiland selatan. Ternyata tidak, justru mereka berlayar hingga ke India (lebih dari 3.000 tahun lalu) atau bahkan ke pantai timur Afrika (2.500 tahun lalu). Hal ini dibuktikan dengan keberadaan sejumlah barang asal India (a.l. manik-manik karnelian, batangan besi, gerabah Arikhamedu) yang dulu ditukar dengan kapur barus, rempah, bulu burung, dsb). Bahkan, penelitian arkeologi di India menemukan jejak-jejak tanaman dan artefak yang berasal dari Asia Tenggara (Indonesia) di beberapa pelabuhan purba India dan Pakistan

Page 11: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

Pattanam

Sangana Kallu Arikhamedu

.

Sanganakallu sites (3.300 BP) Citrus lemon, areca (pinang), mango, and sandalwood

. Kor Diji

Kor Diji (around 4.000 BP ?)

Banana phytolith

Pattanam (3.000 – 2.500 BP) Citrus lemon, areca (pinang), mango, and teakwood

Temuan sisa tanaman dan pasak kayu asal Asia Tenggara di India dan Pakistan (termasuk kayu jati dan gaharu) membuktikan peran penting

para pelaut Austronesia dalam jejaring perdagangan ke barat

Page 12: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

Bukti-Bukti di Afrika

• Di Kamerun, baru-baru ini ditemukan phytolith pisang yang berasal dari 2500 tahun lalu

• Di daerah Afrika lain terdapat sejumlah tanaman berasal dari Nusantara, antara lain yam, pisang, dan taro (keladi) yang hampir pasti dibawa oleh penutur Austronesia

Page 13: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

Fenomena ini biasanya ditandai dengan meningkatnya desentralisasi, glokalisasi, dan kompetisi untuk

mencari identitas diri

Hegemoni budaya dominan mulai menurun diikuti menciutnya jejaring global menjadi regional

Page 14: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

DARATAN ASIA

FILIPINA

0 o

TAIWAN

PAPARAN

SUNDA

BORNEO

MELANESIA

WALLACEA

MIKRONESIA

Silk road

Sejak sekitar 2.500 tahun

lalu pertukaran atau

perdagangan jarak jauh

berkurang, diganti jejaring

lokal. Di Kawasan Asia

Tenggara setidaknya

muncul 3 jejaring regional

yang masih saling terkait

Page 15: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

Jejaring di perairan Laut Cina Selatan

Penelitian arkeologi di Taiwan, Filipina Utara, Vietnam dan Thailand menunjukkan ada jejaring pertukaran komoditas, yang paling menonjol adalah anting-anting dari batu giok (ling-ling o) dan gantungan berbentuk hewan kepala dua. Kedua jenis artefak ini menjadi “barang bermartabat” baru yang diperdagangkan pada waktu itu. Jejaring perdagangan ini meluas hingga Semenanjung Malaka, Kalimantan Utara, hingga Thailand selatan (Hung and Bellwood, 2010).

Page 16: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

The Distribution of jade ornaments in Island Southeast Asia

Page 17: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

Jejaring lain melibatkan Vietnam, Semenanjung Melayu,

Kepulauan Indonesia hingga Papua ditandai dengan sebaran

benda-benda logam asal Dongson (Vietnam)

Page 18: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

Kedua jejaring regional lalu bergabung sehingga menjangkau

Cina – Kepulauan Asia Tenggara – India – Asia Barat – Afrika.

Dalam jejaring itu Indonesia memegang peran sentral dan

kondisi ini dimanfaatkan oleh kaum elites untuk mendirikan

kerajaan-kerajaan bercorak Hindu (Kutai, Sriwijaya, Aruteun dsb)

Page 19: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR
Page 20: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

Kurun waktu 2.500 – 1.000 tahun lalu, kapal-

kapal besar Nusantara mendominasi jalur

perdagangan laut yang sangat luas. Dicatat

dalam berbagai sumber sejarah dengan

beragam istilah

Sangara (sewn plank ? lash lug?)

Silappadikaram (istilah umum)

Kollantoni,

Kolandiapha

Kolandia

Kun-lun-po (Kun-lun-tan)

kapal besar 200 ft. isi 600 orang,

4 layar tancap

Page 21: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

Sifat masyarakat pesisir dan pulau

Sebagai perantara interaksi dan fasilitator pergerakan

manusia, budaya, dan komoditas

Mobilitas yang tinggi menyebabkan mereka lebih

terbuka, egalitarian, toleran, penuh inisiatif, progresif,

dan berjiwa merdeka

memiliki solidaritas tinggi dan loyal pada penguasa yang

disegani

Sebaliknya, tidak mudah tunduk dan dikendalikan

berbagai aturan kelompok “ ” yang belum

tentu jahat (social bandits) harus diperhitungkan

dalam pembangunan masyarakat maritim

Page 22: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

Menuju pembentukan kerajaan (Haas, 1982)

• Dalam masyarakat yang kompleks berbasis perdagangan

(maritim), keberhasilan elite (penguasa) sangat tergantung

pada kemampuan managerial leadership dengan

mengendalikan produksi dan pasokan bahan (komoditas)

serta mengendalikan pertukaran antar wilayah.

• Namun, untuk mampu mengendalikan kadang dibutuhkan

kekuatan lain yaitu : police and/or military powers. Tidak

hanya untuk melindungi sumberdaya dari ancaman luar

tetapi juga melindungi komunitas yang berada di bawah

naungannya.

• Itulah yang dilakukan oleh Sriwijaya

Page 23: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

Pendiri Sriwijaya, Dapunta Hyang mampu

memanfaatkan peluang pelayaran India –

Cina dengan menguasai perairan Selat

Malaka dan mengamankan jalur ini dengan

menundukkan Bangka, Melayu (Jambi) dan

Sumatera Selatan

Sriwijaya berhasil bukan karena kaya sumberdaya alam, tetapi mampu mengembangkan managerial power

Sediakan jasa keamanan jalur pelayaran dan pelabuhan transito yang nyaman dan aman

Miliki armada kapal kuat sediakan transportasi ke India maupun Cina

Sediakan jasa pendidikan sebelum ke India

Page 24: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

Keberhasilan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim

didasarkan pada kemampuannya menerapkan managerial

leadership, antara lain menjamin :

ketersediaan komoditas yang dibutuhkan pedagang dari

berbagai asal dan kebutuhan

pengamanan jalur perdagangan

armada kapal yang kuat

jasa pelabuhan yang sangat baik untuk berbagai kegiatan

kebijakan keterbukaan budaya multikulturalisme

Page 25: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

Bagaimana dengan Majapahit ?

Polanya sama dengan Sriwijaya

Ciptakan pelabuhan yang kosmoplitan

Menguasaan wilayah nusantara melalui managerial

power hubungan antara pusat dan daerah tidak

bersifat penaklukan

Keunggulan lain Majapahit adalah memadukan

antara keberhasilan di sektor agraris bersamaan

dengan maritim (paduan agraris – maritim)

komoditas unggulan adalah hasil pertanian dan

rekayasa di daratan

Page 26: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

Konsep Wawasan Nusantara

“Sumpah Palapa” Mahapatih Gadjah

Mada adalah upaya mewujudkan

managerial leadership

Dalam “sumpah palapa” (1334 M)

“huwus kalah Nusantara, isun amukti

palapa, ……”

Bentuk Kabinet Baru dengan Lembu Nala, panglima

armada laut Majapahit, sebagai Rakai Tumenggung

Kuasai perairan dan pelabuhan strategis di Selat Malaka

maupun Kawasan Timur Indonesia

Page 27: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

Arca-arca kecil dari terakota

yang mencerminkan berbagai

bangsa hindu di kota Majapahit

Bukti-bukti pelabuhan

Majapahit berciri

kosmopolitan

Uang Cina tersedot ke Majapahit

karena dapat digunakan di sini (bandingkan dengan “euro” yang bisa

digunakan juga di mana mana)

Page 28: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

Pola Perdagangan Yang Ideal Membentuk Pola Dendritik

Pola ini akan lebih berpotensi menjamin ketersediaan

barang dan jasa karena melibatkan banyak pihak. Di sisi

lain, juga meningkatkan pemerataan kesejahteraan

Page 29: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

Dari collecting ke producing

O Sesungguhnya belum banyak sumberdaya laut yang dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir dan pulau-pulau. Pemanfaatan sumberdaya laut masih pada tataran subsisten (memenuhi kebutuhan dasar saja) “mengumpulkan” (collecting), belum mengelola dan menghasilkan (producing).

O Lagipula, mitos bahawa sumberdaya laut itu tetap saja melimpah dan tidak terbatas masih dominan. Ada anggapan, jika sumberdaya menipis di suatu wilayah, akan dapat diperoleh di tempat lain laut sebagai ruang bebas diakses (open-access atau no-man’s territory)

Page 30: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

• Anggapan yang tidak benar ini berpotensi

menimbulkan konflik di tengah menguatnya

otonomi daerah.

• Namun, cara pikir ini masih menjadi dasar

kebijakan pemerintah. Kalau hasil tangkapan

menurun, yang disalahkan adalah prasarana

(peralatan) dan cara (teknologi) yang kurang

memadai.

Page 31: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

• kenyataannya sumberdaya laut memang semakin berkurang antara lain karena eksplorasi berlebih, pencurian, dan perubahan lingkungan yang menghambat regenerasi sumberdaya

Page 32: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

Apalagi, sumberdaya laut seringkali bersifat

musiman dan rentan terhadap perubahan

iklim yang kini semakin sulit diramalkan.,

meningkatkan prasarana dan teknologi

eksplorasi saja tidak akan memecahkan

masalah, bahkan bisa memperburuk kondisi

yang ada.

Page 33: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

Yang dibutuhkan adalah kebijakan terpadu

(a) menghilangkan mitos sumberdaya laut yang tidak terbatas,

(b) mengubah cara pikir “mengumpulkan” menjadi “menghasilkan” melalui budidaya sumberdaya laut,

(c) peragaman bidang usaha baru a.l ekowisata,

(d) pelestarian lingkungan laut, dan

(e) peningkatan prasarana dan teknologi yang lebih adaptif.

Page 34: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

1. pembangunan jaringan perhubungan laut dua

arah yang dapat memadukan potensi daratan –

perairan (laut, sungai, danau) dengan

mengutamakan keterlibatan masyarakat secara luas

dari hulu ke hilir, akan memberikan peluang

pemerataan kesejahteraan yang lebih baik

Untuk itu perlu didukung dengan :

pengembangan produk unggulan setiap

wilayah

Pemberdayaan masyarakat yang terlibat

Kebijakan kemitraan modal besar, menengah

dan kecil. Monopoli harus dihindari

Lesson Learned

Page 35: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

2. Pembangunan armada maritim yang tangguh, baik sebagai fungsi transportasi, distribusi, maupun pertahanan-keamanan

3. Pembangunan pelabuhan di lokasi-lokasi strategis untuk menghubungkan jalur-jalur laut utama, dengan didukung fasilitas yang memadai, layanan prima, serta suasana nyaman, aman, pluralistik, dan berwawasan pelestarian lingkungan

4. Pembangunan teknologi kelautan yang mampu mendukung kemandirian armada dan pelabuhan Indonesia serta mampu menciptakan inovasi dalam budidaya sumberdaya laut

Page 36: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

5. Pendidikan yang mampu menyeadiakan SDM kelautan yang handal, tidak hanya dalam ketrampilan mengumpulkan (collecting) sumberdaya, tetapi juga pembudidayaan (producing) dan pengelolaan sumberdaya laut, serta berwawasan kelestarian (sustainability)

6. Pembangunan sistem hukum yang mampu menjamin keamanan, mengatur wilayah perairan, mencegah konflik, dan membangun sinergi dengan mengedepankan rasa keadilan dan keberpihakan pada masyarakat luas.

Page 37: MASA BERBURU TINGKAT LANJUT (MESOLITIK) MULAI SEKITAR

THANK YOU