Ilmu Ternak Perah
Ilmu Ternak Perah
PERAWATAN PEDET
PERSIAPAN SEBELUM PEDET LAHIR :
1. MASUKKAN INDUK KE KANDANG BERANAK (MATERNITY PAN) YANG SUDAH
DIBERI ALAS JERAMI KERING DAN DISUCIHAMAKAN SEMINGGU SEBELUM
MELAHIRKAN BERSIHKAN SAPI, TERUTAMA PADA BAGIAN AMBING ,USAHAKAN
AGAR KANDANG BEBAS DARI BENDA-BENDA TAJAM
PERAWATAN PEDET SETELAH LAHIR :
1. TEMPATKAN PEDET DITEMPAT YANG AMAN
2. BERSIHKAN LENDIR YANG TERDAPAT PADA HIDUNG DAN MULUT
PEDET
3. PERIKSA APAKAH PEDET SUDAH BISA BERNAFAS, APABILA BELUM DAPAT
DITOLONG DENGAN NAFAS BUATAN
4. POTONG TALI PUSAR (5-7 CM) DAN BERIKAN DISINFEKTAN
5. MASUKKAN KE KANDANG OBSERVASI (OBSERVATION PAN)
6. 30-60 MENIT STL DILAHIRKAN PEDET DIBERI KOLOSTRUMMEMBANTU
PERNAFASAN PEDET
PEDET DAPAT MENGALAMI KESULITAN NAFAS SEBAGAI AKIBAT ADANYA
LENDIR DI RONGGA MULUT ATAU PADA SALURAN PERNAFASAN.
BANTUAN YANG DAPAT DILAKUKAN :
MASUKKAN JARI KE DALAM RONGGA MULUT UNTUK MENGELUARKAN LENDIR,
JIKA PEDET MASIH BELUM DAPAT MENGANGKAT KEPALANYA, ANGKAT KEDUA
KAKI BELAKANG DAN NAIK TURUNKAN 3-5 KALI, SEHINGGA LENDIR KELUAR
DARI RONGGA HIDUNG DAN RONGGA MULUT
KOMPOSISI KOLOSTRUM
1.MENGANDUNG VIT A 10-100 KALI, VIT D 3 KALI, DAN ZAT BESI (Fe)
12-15 KALI LEBIH TINGGI DARI SUSU NORMAL
2. MENGANDUNG PROTEIN 4-7 KALI LEBIH TINGGI DALAM BENTUK : GAMA
GLOBULIN, BETA LACTALBUMUN YANG BERFUNGSI SEBAGAI ANTI BODI
3.KOLOSTRUM BERSIFAT LAXAN YG DAPAT MEMBANTU MENGELUARKAN
MECONIUM (TAHI GAGAK) YANG TERDAPAT DALAM USUS
KOLOSTRUM
KOLOSTRUM BUATAN
MERUPAKAN CAMPURAN LITER SUSU MURNI, 1 SENDOK MINYAK IKAN, 1
SENDOK TEH KASTROLI, 1 BUTIR TELOR YANG DIKOCOK DALAM LITER AIR
HANGAT
PEMBERIAN DILAKUKAN 3 KALI SEHARI DALAM WAKTU 3-4 HARI
METODE PEMBERIAN SUSUNipple bottle feeding. Susu dari induknya
yang sudah dihangatkan sekitar 37oC, dimasukkan ke dalam botol
khusus yang dilengkapi dengan dot untuk pedet
Kelemahan metode ini kalau lubang dot terlalu sempit pedet akan
cepat bosan dan terjadi seperti penyapihan awal.
Bila lubang dot terlalu besar aliran susu terlalu deras dapat
terjadi tersedak karena susu salah jalur masuk ke jalan nafas /
trachea.
Nipple pail feeding.
Cara ini menggunakan ember yang dilengkapi dengan dot.
Masalahnya sama dengan metode pertama
Pail feeding.
Alat yang digunakan hanya ember yang bersih
Pada metode ini pedet perlu dilatih
METODE PEMBERIAN PAKAN
Calf Starter
MERUPAKAN PAKAN KONSENTRAT DNG FORMULA KHUSUS UNTUK PEDET YG
DIBERIKAN SEJAK UMUR 1 MINGGU S/D UMUR SAPIH, HARUS BERKUALITAS
TINGGI, DAYA CERNA TINGGI DENGAN KANDUNGAN TDN 72-75%, PK 16-18%,
SK MIN 7% DAN DISUKAI TERNAK.
CONTOH :
JAGUNG GILING
30%
BEKATUL KELAS 1 30%
TEPUNG DAUN
20%
FISH MEAL
5%
SOYA BEAN MEAL
10%
VITAMIN/MINERAL MIX 5%
Bila sebagian besar pedet (atau semua) dibesarkan dengan tujuan
sebagai ternak pengganti, maka program pemberian pakannya diarahkan
untuk :
1) mempertahankan hidup pedet;
2) mempertahankan supaya pedet tetap sehat;
3) menghasilkan pedet yang tumbuh dan menjadi cukup besar untuk
dikawinkan pada
umur 15 bulan;
4) menghasilkan heifer (sapi dara) dengan penampilan yang
memuaskan
5) dengan biaya ekonomis.
PERKANDANGAN PEDET
Kandang pedet individu (individual calf pen) biasanya berukuran
4 x 6 feet dan mempunyai dinding pemisah yang utuh
Keunggulan sistem ini :
Masing-masing pedet tidak dapat saling menyusu setelah pemberian
susu selesai,
Sedikit kemungkinan penyebaran penyakit
Dapat diberikan perhatian secara individu terhadap masing-masing
pedet.
Sistem kandang kelompok :
Mengurangi tenaga kerja,
Harus dipastikan bahwa masing-masing pedet diberi pakan secara
individual
Diikat untuk sementara setelah pemberian susu untuk menghindari
saling menyusu.
Penyakit dari satu pedet dengan mudahnya dapat menular pada
pedet yang lain.
Tipe kandang ini biasanya digunakan untuk pedet yang telah
dikeluarkan dari kandang individu setelah disapih.
MANAJEMEN UMUM
Penghilangan tanduk ( Dehorning ).
Metode dengan bahan kimiawi (Chemical method of dehorning).
Menggunakan dehorner listrik (Electric dehorner) atau dengan
besi panas (Hot iron).
Dengan menggunakan Electric Cauterizer.
Dengan Spoon and Tubes atau Scoops.
Dengan alat pemotong (Clippers) atau gergaji (Saw).
Dengan menggunakan ikatan karet (Rubber band).
IDENTIFIKASI
TUJUAN :
MEMBERIKAN KODE INDIVIDU TERNAK GUNA MEMPERMUDAH DALAM MELAKUKAN
PENCATATAN
MACAM IDENTIFIKASI :
1. PERMANEN, CONTOH : FOTO/SKET, BRANDING (FREEZE DAN HOT
BRANDING)
2. TEMPORER ,CONTOH : EAR TAG, TAIL TAGS, ANKLE TAGS, FOOT
STRAP
PENYAKIT PADA PEDET
1. Kejadian kematian pada umur 2 3 minggu dapat sangat
tinggi.
2. Kematian ini pada peternakan dapat serendah 1 %, tetapi juga
dapat meningkat sampai
mencapai 20 25 %.
3. Beberapa penyakit tidak langsung menyebabkan kematian, tetapi
menyebabkan pedet menjadi lemah kondisinya, membuat pedet tersebut
rentan terhadap penyakit lain. Sebagai contoh gangguan digesti
biasanya menurunkan ketahanan tubuh pedet terhadap penyakit
infeksi. Secara umum penyakit pedet disebabkan karena baik oleh
infeksi bakteri maupun virus, atau kekurangan pakan dan manajemen
yang jelek
Calf septicemia acute.
Ini penyakit yang ganas biasanya menyerang pedet pada umur 3 5
hari.
Salah satu tanda penyakit ini adalah diarhee, dimana faecesnya
cair, baunya sangat spesifik dan berwarna putih keabu-abuan. Warna
faeces merupakan alasan mengapa penyakit ini juga disebut white
scours.
Diarhee biasa (Common Scours)
Diarhee biasanya tidak menyebabkan kematian tetapi menurunkan
vitalitas dan kecepatan pertumbuhan, menyebabkan pedet tersebut
lebih peka terhadap penyakit infeksi. Penyakit diarhee ini dapat
terjadi pada berbagai umur, tetapi lebih sering terjadi pada
periode susu.
Faecesnya berwarna normal tetapi konsistensinya cair / agak
cair. Pedet yang demikian tampak lemah, matanya tidak bercahaya dan
daun telinganya lemah menggantung.
Temperatur tubuh dan frekuensi respirasinya meningkat.
Radang Paru-paru (Pneumonia)
Pneumonia paling banyak menyebabkan kematian pedet. Terjadi pada
umur 3 -8 minggu dan disertai dengan diarhee atau penyakit lain
yang menyebabkan pedet menjadi lemah.
Pedet yang terserang pneumonia menunjukkan tanda-tanda :
sering batuk-batuk, frekuensi respirasi meningkat, temperatur
tubuh meningkat, bulu tampak kusam, kehilangan nafsu makan, kondisi
tubuh melemah dan dari hidung keluar cairan yang cukup banyak dan
agak berbahu.
PERAWATAN PEDET 3-12 BULAN
1. CALF STARTER DIGANTI DENGAN FORMULA LAIN DENGAN KONSENTRAT
KOMPOSISI NYA PK 16% DAN TDN 70% YANG KONSUMSINYA DIBATASI 2
KG/EKOR/HARI
2 . RUMPUT DIBERIKAN CUKUP (AD LIBITUM)
3. DAPAT DITEMPATKAN DI KANDANG KELOMPOK (GROUP PEN) PALING
BANYAK 5 EKOR DALAM SATU KANDANG
PERAWATAN DARA 12 BLN - BERANAK
1. DIBERIKAN HIJAUAN HIJAUAN BERKUALITAS TINGGI SECARA AD
LIBITUM
2. APABILA KUALITAS RUMPUT KURANG BAIK DAPAT DITAMBAHKAN
KONSENTRAT 1 KG/100 KG BB
3. DARA YANG PERTUMBUHANNYA BAIK PADA UMUR 9-10 BULAN AKAN
MENUNJUKKAN TANDA BIIRAHI PADA UMUR 9-10 BULAN
4. PERKAWINAN PERTAMA DILAKUKAN PADA UMUR 15 BULAN APABILA BERAT
BADAN SUDAH MENCAPAI 270-280 KG
5. LAKUKAN PENCATATAN KEJADIAN BIRAHI
Pemberian Pakan Beberapa bulan menjelang kelahiran
UNTUK MENJAGA KEBUNTINGAN, APABILA KUALITAS HIJAUAN KURANG BAIK,
MAKA PERLU DIBERIKAN TAMBAHAN KONSENTRAT 3-4 KG/EKOR/HARI, APABILA
KUALITAS HIJAUAN BAIK DIBERIKAN 3-4 KG/EKOR/HARI
PERAWATAN INDUK BUNTING 2-3 MINGGU SEBELUM MELAHIRKAN
DISEBUT CHALLENGE FEEDING PR YAITU PEMBERIAN PAKAN KONSENTRAT
OGRAM/LEAD FEEDING, UNTUK MEMBERIKAN KECUKUPAN NUTRIEN YANG TINGGI
SAAT LAKTASI
BODY CONDITION SCORE
1. ADALAH METODE PENGUKURAN KRITIS THD KEEFEKTIFAN SISTEM
PEMBERIAN PAKAN PADA SAPI PERAH.
2. KECUKUPAN CADANGAN LEMAK TUBUH AKAN MEMPERBAIKI PRODUKSI
SUSU, DAN EFISIESI REPRODUKSI
3. BCS YANG TERLALU TINGGI ATAU TERLALU RENDAH AKAN MENYEBABKAN
PROBLEM METABOLISME YANG TINGGI, RENDAHNYA PRODUKSI SUSU,
CONCEPTION RATE YANG RENDAH DAN DISKOSIA
4. KEGAGALAN UNTUK MENCAPAI STANDAR BCS YANG IDEAL PADA PERIODE
AWAL LAKTASI MENUNJUKKAN ADANYA MASALAH THD KESEHATAN TERNAK ATAU
FEEDING MANAGEMENT NYA.
EVALUASI NILAI BCS
SAAT BERANAK (AT CALVING)
SETELAH BERANAK (POST PARTUM)
SAAT DIKAWINKAN (AT BREEDING)
PEMERIKSAAN KEBUNTINGAN (PREGNANCY CHECKING)
PERIODE LAKTASI AKHIR (HARI KE 250 LAKTASI)
SAAT PENGERINGAN (AT DRYING OFF)
PERUBAHAN BCS SELAMA PERIODE LAKTASI
SECARA IDEAL SAPI AKAN KEHILANGAN SAMPAI NILAI BCSNYA DALAM
PERIODE 30-40 HARI LAKTASI
PADA 50-60 HARI LAKTASI SAPI AKAN MENINGKATKAN BERAT BADANNYA
1,8 2,2 KG/MINGGU
PADA SAPI DEWASA 1 NILAI BCS KIRA-KIRA = 54-55 KG, SHG SAPI AKAN
MEMBUTUHKAN WAKTU SELAMA 6 BULAN UNTUK MENCAPAI KONDISI BCS SPT
SAAT PERIODE AWAL LAKTASI
PADA SAPI MUDA MEMBUTUHKAN 72 KG UNTUK MENCAPAI 1 NILAI BCS
PENURUNAN LEBIH 1 NILAI BCS PADA PERIODE AWAL LAKTASI
MENGGAMBARKAN PROGRAM PEMBERIAN PAKAN TIDAK EFEKTIF UNTUK MENCAPAI
PRODUKSI YANG MAKSIMUM PADA AWAL LAKTASI
PENURUNAN NILAI BCS SAMPAI PADA 4-5 MINGGU PERTAMA PERIODE
LAKTASI PALING TEPAT
KALENDER KEGIATAN USAHA SAPI PERAH
PADA PRINSIPNYA KEGIATAN PENGELOLAAN USAHA SAPI PERAH
BERLANGSUNG DENGAN SIKLUS YANG BERULANG-ULANG YANG TERKAIT DENGAN
:
SIKLUS TAHUNAN REPRODUKSI DAN FUNGSI LAKTASI DARI TERNAK YANG
MENGHASILKAN PEDET SETIAP TAHUNNYA
SIKLUS DUA TAHUNAN YANG TERKAIT DENGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN
DAN PERKEMBANGAN SEKSUAL DARI PEDET UNTUK MENJADI INDUK YANG
MENGHASILKAN ANAK PADA UMUR 24 BULAN
SIKLUS TAHUNAN DARI KONDISI IKLIM DAN BERHUBUNGAN DENGAN SIKLUS
PERTUMBUHAN DARI PASTURA
SAPI PERAH LAKTASI
SUSU
CAIRAN YANG BERASAL DARI AMBING SAPI SEHAT YANG DIPEROLEH DENGAN
CARA PEMERAHAN YANG BENAR TANPA MENGURANGI ATAU MENAMBAH SESUATU
KOMPONEN ATAU BAHAN LAIN (SK DIRJEN PETERNAKAN DEPTAN No. 17 TAHUN
1983)
SUSU HARUS MEMENUHI SYARAT :
AMAN (TIDAK MENGANDUNG BIBIT PENYAKIT)
UTUH (TIDAK DIKURANGI DAN DITAMBAHI)
SEHAT (TIDAK MENGANDUNG ZAT YANG BERBAHAYA, MISALNYA :
PESTISIDA, LOGARAM BERAT, ANTIBIOTIKA, AFLATOKSIN)
PRIORITAS PEMANFAATAN ENERGI
TRIMESTER I :
LAKTASI>REPRODUKSI>PERTUMBUHAN>POKOK HIDUP
TRIMESTER II :
REPRODUKSI>LAKTASI>PERTUMBUHUAN>POKOK HIDUP
TRIMESTER III :
REPRODUKSI>PERTUMBUHAN>POKOK HIDUP>LAKTASI
KONDISI FISIOLOGIS TRIMESTER 1
PRODUKSI SUSU MENINGKAT TAJAM
NEGATIVE ENERGY BALANCE
SAPI KURUS
SAPI HARUS BUNTING
PENYAKIT METABOLISME : KETOSIS, MILK FEVER,ACIDOSIS
KONDISI FISIOLOGIS TRIMESTER 2
PRODUKSI SUSU TURUN
POSITIVE ENERGY BALANCE
BODY RECOVERY
PERSISTENSI
BODY CONDITION SCORE
ADALAH METODE PENGUKURAN KRITIS THD KEEFEKTIFAN SISTEM PEMBERIAN
PAKAN PADA SAPI PERAH.
KECUKUPAN CADANGAN LEMAK TUBUH AKAN MEMPERBAIKI PRODUKSI SUSU,
DAN EFISIESI REPRODUKSI
BCS YANG TERLALU TINGGI ATAU TERLALU RENDAH AKAN MENYEBABKAN
PROBLEM METABOLISME YANG TINGGI, RENDAHNYA PRODUKSI SUSU,
CONCEPTION RATE YANG RENDAH DAN DISKOSIA
KEGAGALAN UNTUK MENCAPAI STANDAR BCS YANG IDEAL PADA PERIODE
AWAL LAKTASI MENUNJUKKAN ADANYA MASALAH THD KESEHATAN TERNAK ATAU
FEEDING MANAGEMENT NYA
PERUBAHAN BCS SELAMA PERIODE LAKTASI
SECARA IDEAL SAPI AKAN KEHILANGAN SAMPAI NILAI BCSNYA DALAM
PERIODE 30-40 HARI LAKTASI
PADA 50-60 HARI LAKTASI SAPI AKAN MENINGKATKAN BERAT BADANNYA
1,8 2,2 KG/MINGGU
PADA SAPI DEWASA 1 NILAI BCS KIRA-KIRA = 54-55 KG, SHG SAPI AKAN
MEMBUTUHKAN WAKTU SELAMA 6 BULAN UNTUK MENCAPAI KONDISI BCS SPT
SAAT PERIODE AWAL LAKTASI
PADA SAPI MUDA MEMBUTUHKAN 72 KG UNTUK MENCAPAI 1 NILAI BCS
PENURUNAN LEBIH 1 NILAI BCS PADA PERIODE AWAL LAKTASI
MENGGAMBARKAN PROGRAM PEMBERIAN PAKAN TIDAK EFEKTIF UNTUK MENCAPAI
PRODUKSI YANG MAKSIMUM PADA AWAL LAKTASI
PENURUNAN NILAI BCS SAMPAI PADA 4-5 MINGGU PERTAMA PERIODE
LAKTASI PALING TEPAT
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PUNCAK PRODUKSI SUSU &
PERSISTENSI
KEMAMPUAN GENETIK
KONDISI TUBUH YANG JELEK SAAT MELAHIRKAN
MASTITIS ATAU PENYAKIT LAINNYA
PENANGANAN YANG JELEK PADA SAPI SAAT MELAHIRKAN DAN PERIODE
LAKTASI
PEMERAHAN TIDAK TUNTAS
KETIDAK CUKUPAN ENERGI PADA AWAL LAKTASI
PERIODE PENGERINGAN YANG TERLALU PENDEK
PROSES PEMERAHAN YANG TIDAK BAIK
PENENTUAN KINERJA SAPI PERAH
GENETIK (BOS TAURUS), KONDISI LINGKUNGAN KAWASAN, PAKAN ,
MANAJEMEN, KESEHATAN TERNAK, REPRODUKSI
PENGUKURAN TERHADAP EFISIENSI KINERJA SAPI PERAH
ASPEK BIOLOGIS : PROSES FISOLOGIS TERNAK BERLANGSUNG SANGAT
EFISIEN
ASPEK EKONOMIS : RASIO INPUT : OUTPUT YANG ACCEPTABLE DAN PRODUK
DAPAT DITERIMA OLEH PASAR
KARAKTER TERNAK RUMINANSIA
KEUNTUNGAN :
MAMPU MENGUBAH BAHAN PAKAN YANG KUALITASNYA RENDAH MENJADI
PRODUK YANG BERKUALITAS TINGGI
KERUGIAN :
BAHAN YANG BERKUALITAS TINGGI, OLEH AKTIFITAS MO-RUMEN HARUS
DIBONGKAR TERLEBIH DAHULU MENJADI PRODUK ANTARA SEBELUM DIRUBAH
LAGI MENJADI SENYAWA YANG DAPAT DISERAB OLEH ALAT PENCERNAAN
TERNAK
PRINSIP PEMBERIAN PAKAN SAPI PERAH
SEBANYAK MUNGKIN PAKAN HIJAUAN DIBERIKAN SEDIKIT MUNGKIN TERNAK
MENGKONSUMSI PAKAN KONSENTRAT
KONDISI FISIOLOGIS SAPI PERAH
PADA SAAT YANG BERSAMAAN SAPI HARUS MAMPU MENSUPLAI ENERGI UNTUK
POKOK HIDUP, PRODUKSI SUSU, DAN PERTUMBUHAN
SERINGKALI UNTUK MENSUPLAI KEBUTUHAN ENERGI TERSEBUT SAPI TIDAK
MAMPU (TERUTAMA YANG BERPRODUKSI TINGGI) YANG DISEBABKAN
KETERBATASAN FISIOLOGIS SAPI DALAM MENGKONSUMSI PAKAN
FUNGSI PAKAN SAPI PERAH : KEBUTUHAN POKOK HIDUP, PERTUMBUHAN,
PRODUKSI SUSU, REPRODUKSI
MACAM PAKAN : HIJAUAN RUMPUT LEGUMINOSA (KACANG-KACANGAN) &
KONSENTRAT : PAKAN TAMBAHAN
RANSUM
KEBUTUHAN PAKAN SEEKOR SAPI UNTUK SATU HARI
RANSUM SERASI
KEBUTUHAN PAKAN UNTUK SEEKOR SAPI DALAM SATU HARI YANG MEMENUHI
KEBUTUHAN NUTRIEN SAPI TERSEBUT OBJEKTIF/TUJUAN
PROGRAM PEMBERIAN PAKAN UNTUK SAPI PERAH :MENYEDIAKAN RANSUM
YANG DAPAT MENCIPTAKAN EKONOMI PRODUKSI YANG OPTIMUM (YANG DAPAT
DITERIMA KOMPOSISINYA) SERTA MENDUKUNG KESEHATAN TERNAKNYA
PAKAN BERKUALITAS : MENGANDUNG NUTRIEN TINGGI, KOEFISIEN
KECERNAANNYA TINGGI, TIDAK MENGANDUNG ANTI NUTRISI, TERJAGA
KETERSEDIAANNYA
BATASAN NORMAL RANSUM RUMINANSIA :
KONSUMSI BAHAN KERING :
SAPI PRODUKSI TINGGI : 3,5 4,0% BB
SAPI PRODUKSI RENDAH : 2,5 - 3,0% BB
SERAT KASAR : 18 22%
30 KG SUSU : LEMAK 3,5-4,0% DAN PROTEIN 3,2%
PRINSIP PEMBERIAN PAKAN :
1. SAPI PERAH MEMBUTUHKAN SPESIFIK NUTRIEN UNTUK MEMENUHI
KEBUTUHANNYA DARI BERBAGAI LEVEL KINERJA PRODUKSINYA
2. SETIAP PERUBAHAN KONSUMSI PAKAN PERLU MEMPEROLEH
PERTIMBANGKAN TERHADAP FORMULASI RANSUM GUNA MEMENUHI NUTRIENT
INTAKE NYA
3. DENSITAS NUTRIEN DALAM RANSUM DAPAT DIMINIMALKAN KETIKA
KONSUMSI PAKAN DAPAT DIMAKSIMALKAN, SEHINGGA MUDAH DALAM MENYUSUN
RANSUM
4. JUMLAH PAKAN YANG DIKONSUMSI TERNAK BERKORELASI SIGNIFIKAN
DENGAN KONSUMSI NUTRIEN
TANDA-TANDA KESALAHAN PEMBERIAN PAKAN : TERNAK TIDAK SEHAT
TERNAK CENDERUNG KURUS, PRODUKSI SUSU RENDAH, KUALITAS SUSU
RENDAH, KINERJA REPRODUKSI RENDAH, TERJADI GANGGUAN PENCERNAAN
FISIOLOGI TERNAK KEUNGGULAN & PERMASALAHAN : HAMBATAN
FISIOLOGIS (RENDAHNYA KAPASITAS FISIK ALAT PENCERNAAN DAN
PERSYARATAN LINGKUNGAN OPTIMAL FISIOLOGISNYA), TERMASUK HEWAN
HOMEOTHERM, KESULITAN MEMENUHI KEBUTUHAN NUTRIENNYA BAGI SAPI-SAPI
YANG BERPRODUKSI TINGGI MELALUI MEKANISME FISIOLOGIS YANG NORMAL,
MENGANDALKAN MEKANISME HOMEOSTATIS UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN
NUTRIENNYA
ENERGI OUTPUT SAPI PERAH : SAPI DENGAN TINGKAT PRODUKSI SUSU 30
KG/HARI, KADAR LEMAK SUSU 4% DAN PROTEIN 3,6%, MAKA SAPI AKAN
MEMPRODUKSI : LEMAK SUSU : 1.200 GRAM, PROTEIN : 1.100 GRAM,
LAKTOSA: 1.350 GRAM, CALCIUM : 40 GRAM, PHOSPHAT : 27 GRAM, NATRIUM
: 4 GRAM
KUALITAS HIJAUAN SANGAT BERPENGARUH TERHADAP KONSUMSI PAKAN,
OLEH KARENA ITU PEMBERIAN HIJAUAN BERKUALITAS TINGGI AKAN
MEMBERIKAN DAMPAK THD :
PENINGKATAN KONSUMSI PAKAN DAN NUTRIEN
MEMINIMALKAN DENSITAS NUTRISI PAKAN YANG DIBERIKAN TERNAK
MEMINIMALKAN JUMLAH KONSENTRAT YANG DIBERIKAN TERNAK
MENGURANGI BIAYA PAKAN
DAMPAK PEMBERIAN PAKAN RENDAH : KADAR SERAT KASAR YANG TINGGI,
MENGANDUNG DIGESTIBLE ENERGY YANG RENDAH. PENYEBAB UTAMA GAGALNYA
PETERNAK DALAM MEWUJUDKAN PEMENUHAN KONSUMSI BAHAN KERING PAKAN
(DRY MATTER INTAKE =DMI).TERNAK YANG MENGALAMI STRES PANAS (HEAT
STRESS) MENYEBABKAN RENDAHNYA DM
FRESH NEW CONCEPT : What is Fresh Cow Concept ?
Management and Feeding concept for Fresh Cows (0-25 days) with
the goal to minimize NEB/ BCS
Special Feeds with all the goodies for fresh cows
Benefits ?
Improved BCS (decrease BCS after calving 0,5 BCS)
Healthier cows / Improved immunity and fertility
Lower culling rate
Increase in Lifetime production
STANDAR UMUM TEKNIS PETERNAKAN :
UMUR PERTAMA BERANAK
: 24 BULAN
UMUR DARA KAWIN PERTAMA
: 15 BULAN
BERAT BADAN DARA DIKAWINKAN: >270 Kg.
JARAK BERANAK
: 12 13 BULAN
DAYS OPEN
: 85-100 HARI
SERVICE/CONCEPTION
: 1,0 -1,5 KALI
FIRST SERVICE CONCEPTION
: >60%
FIRST 2 SERVICE CONCEPTION
: >80%
FIRST 3 SERVICE CONCEPTION
: >90%
LAMA LAKTASI
: 10 BULAN
LAMA PENGERINGAN
: 2 BULAN
CALF CROP
: >90%
KEMATIAN PEDET
: 10%
KEMATIAN DARA
: 2%
KEMATIAN INDUK
:2%
KEJADIAN MASTITIS SUB KLINIS
:
KEJADIAN MASTITIS KLINIS
:
