35
MAXILLOFACIAL Pembimbing : dr.M Jailani Sp.BP

maxillofacialtrauma tampil

Embed Size (px)

DESCRIPTION

facial

Citation preview

  • MAXILLOFACIALPembimbing : dr.M Jailani Sp.BP

  • skull Neurocranium Os frontal Os parietalOs temporalOs occipitalOs sphenoidOs ethmoid

  • Facial skeleton Os lacrimal (2)Os nasale (2)Os maxilla (2)Os zigomatikus (2)Os palatina (2)Os mandibula (1)Os vomer (1)Os conchae nasalis inferior (2)

  • otot-otot wajah

    ototOrigo insersioFungsi FrontalisAponeurosis epicraniaKulit dahi dan alis mataMengangkat alis mata dan kulit dahiOrbicularis orisMaxilla superior dan mandibula inferiorSelaput membran bibirMembuka mulut, bersiul dan menghisapLevator Labii SuperiorFrontal maxila dan regio infraorbitalKulit atas bibir dan tulang rawan hidungMengangkat bag atas bibir dan mengembangkan cuping hidungMentalisFossa mandibulaKulit daguMengangkat dan memonyongkan bibir bawah

  • Otot Origo insersioFungsi Buccinator Mandibula Sudut mulutMenekan pipi berlawanan gigi geraham, mengunyahOrbicularis oculiBagian tengah rongga mataKulit di sekeliling rongga mataMenutup kelopak mataNasalis Bagian atas maxillaTulang rawan hidungMenarik hidung ke arah tengahplatysmaFascia superfisial deltoidMandibula, kulit pipi, sudut mulut, orbicularis orisMenekan dan mengencangkan kulit wajah bawah dan leher

  • Beberapa otot wajah lainnya

    Zigomatikus mayorOs zigomatikusSudut mulutTersenyum dan tertawaZigomatikus minorBerjalan obliq dari os zigomatikusOrbicularis orisMembantu mengangkat bibir atasRisorius Berasal dari platysma dan fascia masseterGlandula parotis inferoanteriorMenyeringai

  • Pembuluh darah wajah

    ArteriAsalPerjalananMemperdarahi FacialisA. Carotis eksternaBerjalan kedalam gland submandibulaOtot-otot ekspresi wajahLabii inferiorA. Facialis Berjalan di tengah bibir bawahBibir bawah dan daguLabii superiorA. Facialis Berjalan di tengah bibir atasUpper lip dan nasal septa

    Angularis Cabang terminal A. facialis Berjalan ke sudut mata (canthus)Bag atas dan bawah kelopak mata

  • ArteriAsalPerjalananMemperdarahi OccipitalA. Carotis eksternaBerjalan sepanjang prosessus mastoideus seiring n. occipitalisScalp belakang sampai vertexPosterior auricularA. Carotis eksternaKe dalam parotis sepanjang proc. styloidScalp posterior dan daun telingaTemporalis superfisialCabang A. carotis eksternaNaik ke arah kuing dan menuju ke temporal scalpOtot wajah dan kulit regio frontal dan temporalmentalisCab a. alveolaris inferiorMuncul dari foramen mentale dan berjalan ke daguOtot wajah dan kulit dagu

  • Danger zoneSegitiga berbahaya wajahterdiri dari daerah sudutmulutke jembatan darihidung, termasuk hidung danrahang.Karena sifat khusus daridarahmensuplai kehidung manusiadan sekitarnya, ada kemungkinan (meskipun sangat jarang) untukinfeksi retrograddari daerah hidung menyebar keotak.

  • Secara anatomi, wajah memiliki beberapa serabut-serabut saraf yang tersebar di beberapa lokasi di wajah, ada 7 lokasi-lokasi penting di sekitar wajah yang apabila terjadi kesalahan dalam penanganan trauma maksilofasial akan berakibat fatal, lokasi-lokasi tersebut disebut dengan facial danger zone.Daerah yang berbahaya di Maxillo Facial

  • Facial danger zone 1. N. AurikularisTerletak 6,5cm dibawah Meatus Acustikus Eksternus

    Terletak di posterior Superficial Muskuloaponeurotik System( SMAS)

  • 2. Cabang dari N. VIITerletak 1,5 cm disisi lateral alis mata

  • 3. Cabang marginal mandibular N. VIITerletak di regio Mandibular.

  • 4. Cabang Buccal & Zygomaticus N.VIITerletak di daerah Buccal &Zygomatikus.

  • 5.nn.Supraorbita & nn.SupratrochleaarisTerletak di daerah Alis Mata.

  • 6. N. Infra Orbita Terletak tepat dibawah mata.

  • 7. N. MentalisTerletak di Mandibula,1,5cm di bawah bibir.

  • Secara keseluruhan Facial Danger Zone

  • Fraktur Tulang Muka.Tulang-tulang muka umumnya pipih, hanya pada beberapa bagian yang tebal, fraktur tulang muka harus segera dikoreksi dalam 1-2 minggu bila tidak akan sangat sukar di reposisi karena proses kalsifikasi tulang muka yang relatif baik.

  • Diagosa trauma maxillofacialInspeksiPalpasiPemeriksaan penunjangX raysCT ScanStereolithography (bila tersedia)

  • Selain gejala klinis pemeriksaan x-foto memperoleh gambaran yang baik; Posisi Water ialah posisi PA dengan kepala tengadah, untuk penilaian sinus maxilaris, maxilla, orbita dan arcus zigoma. Reverse waters ialah posisi mento-occipito untuk melihat tulang-tulang wajah dengan baik, akan terlihat patah tulang orbita, sinus maxillaris, zigoma dan arcusnya.

  • Fraktur maxillaFraktur tulang maxilla dapat digolongkan menjadi 3 tingkat menurut Le Fort.

    Le Fort I Patah tulang horizontal dibawah septum nasi dengan segmen yang tidak stabil dari palatum, processus alveolar sebagian sinus maxillaris, bagian bawah dari processus pterygoideus os sphenoidalis. Transverse Maxillary

  • Le Fort II Menunjukkan fraktur bentuk piramid. Garis fraktur melintang pada pangkal hidung ke latero distal melewati sutura zygomatico-maxillaris.Pyramidal

  • Le Fort III. Garis fraktur paralel dengan dasar tengkorak sehingga tulang muka terlepas dasar tengkorak, melewati sutura zigomatico-frontal, sutura maxillo-frontal, sutura naso-frontal dan dasar orbita.Craniofacial Dysjunction

  • Klinis Dapat diperiksa dari bagian apek kepala, tampak tulang muka deviasi.Dengan memegang alveolar gigi dengan tangan kanan dan fiksasi frontal/tekan kepala dengan tangan kiri, goyangkan alveolarnya. Bila fraktur tulang maksila akan terlihat pergerakan tulang maksila saat digoyang alveolar

  • Pada fraktur Le Fort II dan III sering disertai dengan fraktur basis hidung dan merusak insersi cantus medialis, jadi matanya menjauh dari tengah. Pecahan tulang didaerah ini harus dikoreksi dengan reposisi dan fiksasi.

  • Fraktur Mandibula.Fraktur akan disertai dislokasi fragmen tulang sesuai dengan insersi otot disana. Terapi fraktur mandibula adalah dengan reposisi dan imobilisasi. Biasanya dipakai interdental fiksasi (arch bar) atau mini plate.

  • Adapun jenis trauma lain yang sering terjadi pada daerah maxillofacial adalah :Fraktur NasalisFraktur ZigomaSoft Tissue Injury

  • TERIMA KASIH*