45
BAHAN AJAR 4 MEKANISME PERDAGANGAN EFEK MEKANISME PERDAGANGAN EFEK & PERATURAN PERDAGANGAN Didukung

MEKANISME PERDAGANGAN EFEK MEKANISME …ab.polimdo.ac.id/.../2019/01/BAHAN-AJAR-4-Mekanisme-Perdagangan-Efek.pdfMekanisme perdagangan efek di pasar modal, selain dilakukan melalui

Embed Size (px)

Citation preview

Modul WPPE | MPE

0 Materi Pelatihan WPPE | Edisi 1 – 2015

BAHAN AJAR 4

MEKANISME PERDAGANGAN EFEK

MEKANISME PERDAGANGAN EFEK & PERATURAN

PERDAGANGAN

Didukung

i

DAFTAR ISI

MEKANISME PERDAGANGAN EFEK

I. PERDAGANGAN EFEK ............................................................................................... 1

II. PENAWARAN UMUM SAHAM (GO PUBLIC) ............................................................... 1

II.1. Penawaran Umum(Go-Public) ................................................................. 1

II.2. Manfaat dari Go-Public ........................................................................... 1

II.3. Konsekuensi dari Go-Public ..................................................................... 2

II.4. Pihak yang Terlibat dalam Penawaran Umum Saham ................................. 2

II.5. Istilah-istilah dalam Proses Penawaran Umum ........................................... 2

II.6. Jadwal Penawaran Umum ....................................................................... 5

II.7. Proses Penawaran Umum ....................................................................... 6

III. PASAR PERDAGANGAN EFEK ............................................................................... 13

III.1. Pasar Perdana .................................................................................... 13

III.2. Prosedur Penawaran dan Pemesanan Efek di Pasar Perdana ..................... 13

III.3. Istilah dalam Proses Penjatahan ........................................................... 14

III.4. Pasar Sekunder .................................................................................. 14

PERATURAN PERDAGANGAN EFEK DI BURSA EFEK INDONESIA

I. SISTEM PERDAGANGAN ......................................................................................... 15

I.1. Dealer driven (Quote Driven) dan Order driven ....................................... 15

I.2. Online Trading, Remote trading, dan Direct Market Access ....................... 18

I.3. Perbedaan JATS-NextG Versi 1.11 dengan JATS-NextG versi 2.0 (New) ..... 18

I.4. Sistem Keamanan dan Konfigurasi JATS ................................................ 19

II. MEKANISME PERDAGANGAN EFEK ......................................................................... 20

II.1. Proses & Prosedur Jual Beli Efek ........................................................... 24

II.2. Pelaksanaan Pesanan Nasabah oleh Anggota Bursa Efek .......................... 25

II.3. Segmen Pasar Di Bursa dan Penyelesaian Transaksi Bursa ....................... 26

II.4 Proses Tawar Menawar ........................................................................ 27

II.5. Jam dan Sesi Perdagangan .................................................................. 30

II.6. Fraksi Harga dan Auto Rejection ........................................................... 32

II.7. Auto Rejection .................................................................................... 33

II.8. Mekanisme Transaksi Marjin dan Shortselling ......................................... 34

II.9. Efek Tidak Dijamin dan Transaksi dipisahkan .......................................... 35

II.10. Biaya Transaksi .................................................................................. 36

II.11. Penghentian Perdagangan .................................................................... 37

1

MEKANISME PERDAGANGAN EFEK

I. PERDAGANGAN EFEK

Bursa Efek dan Fungsinya dalam Perdagangan Efek

Sebelum tahun 2007, Indonesia memiliki dua bursa efek yaitu Bursa Efek Jakarta

(BEJ) yang berlokasi di Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (BES) yang berlokasi di Surabaya. BEJ lebih fokus pada penyelenggaraan perdagangan efek yang berbasis

saham, sementara BES lebih fokus pada perdagangan efek yang berbasis surat utang dan derivatif.

Mekanisme perdagangan efek di pasar modal, selain dilakukan melalui bursa efek,

dapat pula dilakukan di luar bursa efek (Over The Counter/OTC). Sampai dengan

saat ini, sebagian besar instrumen efek yang diperdagangkan di pasar modal dunia

pada umumnya dilakukan melalui mekanisme perdagangan dibursa efek. Dalam

mekanisme ini, bursa efek bertindak sebagai penyelenggara perdagangan efek

serta penyedia sarana sistem perdagangan (trading system) yang mempertemukan

antara penjual dan pembeli efek, serta penyedia prasarana lainnya seperti

perangkat peraturan agar perdagangan efek di bursa dapat berjalan secara teratur,

wajar dan efisien.

Bagi para pemodal yang ingin melakukan perdagangan efek di bursa, dapat

melaksanakannya melalui Perantara Pedagang Efek (Brokerage Firm) dengan

memberikan pesanan jual ataupun beli efek, yang kemudian pesanan tersebut

diteruskan oleh Perantara Pedagang Efek dalam bentuk order jual ataupun order

beli efek ke dalam sistem perdagangan bursa.

Dalam melakukan perdagangan efek, Bursa Efek Indonesia hanya menangani

perdagangan efek pada pasar sekunder, yaitu perdagangan efek setelah melewati

tahap penawaran umum pada pasar perdana atau lebih dikenal dengan IPO (Initial

Public Offering).

II. PENAWARAN UMUM SAHAM (GO PUBLIC)

II.1. Penawaran Umum(Go-Public)

Perusahaan yang membutuhkan dana untuk kegiatan usahanya dapat

menghimpun dana dari masyarakat melalui penjualan efek di Pasar Modal.

Hal ini dilakukan melalui suatu mekanisme yang disebut penawaran umum.

Perusahaan yang menjual atau menawarkan efek biasa disebut dengan

Emiten atau Issuer.

Secara umum yang dimaksud dengan penawaran umum perdana suatu saham atau sering pula disebut dengan istilah Initial Public Offering (IPO)

atau go public adalah suatu kegiatan penawaran saham yang dilakukan oleh

Emiten (perusahaan yang go public) kepada masyarakat atau para pemodal

berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal serta peraturan

Bapepam-LK No.IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran dalam Rangka

Penawaran Umum sebagai peraturan pelaksanaan.

II.2. Manfaat dari Go-Public

1. Memperoleh sumber pendanaan baru 2. Memberikan competitive advantage untuk pengembangan usaha

3. Melakukan merger atau akuisisi perusahaan lain dengan pembiayaan

melalui penerbitan saham baru 4. Peningkatan kemampuan going concern

2

5. Meningkatkan citra perusahaan

6. Meningkatkan nilai perusahaan

II.3. Konsekuensi dari Go-Public

1. Berbagi kepemilikan 2. Mematuhi peraturan pasar modal yang berlaku

II.4. Pihak yang Terlibat dalam Penawaran Umum Saham

1. Emiten Perusahaan yang akan melakukan penawaran umum.

2. Penjamin Emisi

Pihak yang paling banyak terlibat membantu emiten dalam rangka

penerbitan saham. Penjamin emisi adalah perusahaan efek yang

menjembatani calon emiten dengan pasar modal. Bersama dengan calon

emiten, perusahaan efek ini menunjuk pihak-pihak seperti akuntan publik, perusahaan penilai (appraisal), konsultan hukum, dan notaris.

Kegiatan penjamin emisi antara lain adalah membantu menyiapkan prospektus dan memberikan penjaminan atas penerbitan saham.

Izin usaha sebagai Penjamin Emisi Efek berlaku juga sebagai izin usaha

Perantara Pedagang Efek. Sedangkan izin usaha sebagai Perantara

Pedagang Efek tidak dapat digunakan untuk melakukan kegiatan usaha

sebagai Penjamin Emisi Efek

3. Akuntan publik atau auditor independen

Pihak yang berperan dalam melakukan audit atau pemeriksaan atas

laporan keuangan calon emiten.

4. Penilai

Pihak yang melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan,

sehingga nantinya bersama dengan komponen-komponen lainnya

(kinerja keuangan dan operasional) dapat ditentukan harga saham yang

layak saat go public.

5. Konsultan hukum

Pihak yang bertugas untuk memberikan pendapat dari segi hukum yaitu

melakukan audit atas aspek hukum dari bisnis, aset, dan berbagai produk

hukum yang pernah dan akan dikeluarkan oleh perusahaan.

6. Notaris

Pihak yang bertugas untuk membuat akta-akta perubahan Anggaran

Dasar, akta perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum, dan

notulen-notulen rapat.

II.5. Istilah-istilah dalam Proses Penawaran Umum

1. Afiliasi

a) Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat

kedua, baik secara horisontal maupun vertikal; b) Hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris dari

pihak tersebut;

c) Hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat satu atau lebih anggota direksi atau dewan komisaris yang sama;

d) Hubungan antara perusahaan dan pihak, baik secara langsung

maupun tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan oleh

perusahaan tersebut;

e) Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik

langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau f) Hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.

3

g) Wali amanat dilarang mempunyai hubungan afiliasi dengan emiten,

kecuali hubungan afiliasi tersebut terjadi karena kepemilikan atau

penyertaan modal pemerintah.

2. Informasi atau Fakta Material

Adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa,

kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada Bursa

Efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang

berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.

3. Perusahaan Publik

Adalah perseroan yang sahamnya telah dimiliki oleh 300 (tigaratus)

pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp. 3.000.000.000, - (tiga milyar rupiah) atau suatu jumlah pemegang

saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

4. Penawaran Umum

Adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan untuk menjual efek

kepada masyarakat dengan menggunakan media massa atau ditawarkan

kepada lebih dari 100 (seratus) pihak atau telah dijual kepada lebih dari

50 (limapuluh) pihak dalam batas nilai dan waktu tertentu. Berdasarkan

peraturan Bapepam-LK No. IX.A.2, untuk bisa melaksanakan Penawaran

Umum, calon emiten harus menyampaikan Pernyataan Pendaftaran dan

dokumen pendukungnya kepada OJK sesuai ketentuan dan peraturan

OJK. Pernyataan Pendaftaran tersebut harus sudah menjadi efektif.

Emiten bertanggung jawab atas kelengkapan dan kebenaran informasi

yang diungkapkan dalam Pernyataan Pendaftaran dan dokumen

pendukungnya. Hal ini juga berlaku bagi pihak-pihak yang memberikan

pendapat, keterangan, dan atau persetujuan terhadapnya yang dimuat

di Pernyataan Pendaftaran dan dokumen pendukungnya.

5. Prinsip Keterbukaan

Adalah pedoman umum yang mensyaratkan Emiten, Perusahaan Publik,

dan Pihak lain yang tunduk pada Undang-undang ini untuk

menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh

informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat

berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek tersebut.

6. Prospektus

Adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan penawaran umum

dengan tujuan agar pihak lain membeli efek. Informasi yang sekurang-kurangnya harus diungkapkan adalah:

1) Uraian tentang penawaran umum

2) Penggunaan dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum 3) Analisis dan pembahasan oleh manajemen

4) Risiko usaha

5) Keterangan tentang emiten

6) Kegiatan dan prospek usaha dari emiten 7) Ikhtisar data keuangan penting 8) Anggaran dasar

9) Persyaratan pemesanan pembeliaN

4

Gambar 1 – Informasi Dasar pada Prospektus

Gambar 2

Contoh Penawaran Umum Perdana Saham Garuda

5

Gambar 3 Contoh Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada Prospektus

Penawaran Umum Saham Garuda

II.6. Jadwal Penawaran Umum

Gambar 4

Jadwal Penawaran Umum

6

II.7. Proses Penawaran Umum

Gambar 5

Proses dalam Penawaran Umum

Persiapan

•RUPS

•Menunjuk Penjamin Emisi dan Profesi Penunjang Pasar Modal

•Pihak ketiga mengolah data perusahaan

Pendaftaran

•Prospektus Ringkas

•Dokumen pendukung

Penawaran

•Initial Public Offering

•Tahap paling penting dalam pengumpulan modal perusahaan dari publik

Pencatatan

•Papan Utama

•Papan Pengembangan

A. Tahap Persiapan

Tahap awal dalam rangka mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan

dengan proses penawaran umum. Pada tahap yang paling awal, perusahaan yang akan menerbitkan saham (calon emiten) terlebih dahulu melakukan

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan para

pemegang saham dalam rangka penawaran umum saham.

Setelah memperoleh persetujuan, calon emiten menunjuk penjamin emisi

serta lembaga dan profesi penunjang pasar modal yang diperlukan. Dalam

tahap persiapan ini, yang mengolah data perusahaan bukan lagi pihak

perusahaan sendiri, tetapi pihak-pihak luar ikut terlibat.

Mereka sudah memahami tugas dan fungsinya bagi perusahaan. Oleh

karena itu, untuk kelancaran proses go public sebuah perusahaan,

perusahaan tersebut disarankan menggunakan profesi penunjang pasar

modal yang sudah memperoleh izin dari OJK.

B. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran

Pada tahap ini calon emiten beserta penjamin emisi membawa dokumen

yang terangkum dalam prospektus ringkas calon emiten ke OJK. Prospektus

ringkas merupakan keterangan ringkas mengenai calon emiten dalam

jangka waktu minimal tiga tahun terakhir. Oleh karena itu, prospektus harus

secara ringkas dan padat memuat berbagai informasi terkait dengan calon

emiten, antara lain yaitu profil perusahaan (company profile), kinerja

operasional perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi kinerja

perusahaan, serta untuk kepentingan apa dana masyarakat dibutuhkan.

Seluruh pernyataan diperiksa secara rinci oleh OJK, lengkap dengan

dokumen pendukungnya. Contohnya jika penjamin emisi memperkirakan

harga jual tiap lembar saham adalah Rp2000 maka dokumen pendukung hal

tersebut harus ada, jelas, dan transparan. Secara garis besar, pada tahap

ini calon emiten menyampaikan pendaftaran kepada OJK dilengkapi dengan

dokumen-dokumen pendukung hingga OJK menyatakan Pernyataan Pendaftaran menjadi efektif.

7

C. Tahap Penawaran Saham

Gambar 6

Jika pernyataan pendaftaran sudah dinyatakan efektif, maka saham

perusahaan tersebut sudah dapat dijual. Penjualan dilakukan melalui

penawaran umum (initial public offering/IPO). Tahap ini merupakan tahap

utama karena pada tahap ini emiten menawarkan saham kepada

masyarakat investor.

Penjualan saham melalui mekanisme IPO disebut dengan penjualan saham

di pasar perdana. Investor dapat membeli saham tersebut melalui agen-

agen penjual. Agen-agen penjual ini adalah perusahaan efek atau pihak lain

yang ditunjuk sebelumnya dan tercantum di dalam prospektus. Masa

Penawaran sekurang-kurangnya tiga hari kerja. Dalam tahap ini tidak

seluruh keinginan investor terpenuhi. Misalkan saham yang dilepas ke pasar

perdana sebanyak 100 juta saham sementara yang ingin dibeli oleh seluruh

investor berjumlah 150 juta saham. Jika investor tidak memperoleh saham

pada pasar perdana, maka investor tersebut dapat membeli di pasar

sekunder yaitu setelah saham dicatatkan di Bursa Efek.

Hingga tahap IPO, perusahaan sudah dapat dinyatakan sebagai perusahaan

publik atau terbuka (Tbk). Perusahaan dapat langsung mencatatkan

sahamnya di BEI setelah IPO. Namun tidak ada kewajiban bagi saham

perusahaan untuk langsung tercatat (listed). Meskipun tidak langsung

tercatat, perusahaan yang telah melakukan IPO tetap mengikuti aturan

mengenai keterbukaan di pasar modal, artinya laporan keuangan, corporate

action dan keterbukaan informasi lainnya harus disampaikan ke public.

8

Gambar 7

Alur Proses Penawaran Umum – Setelah Efektif

D. Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek

Setelah penjualan saham di pasar perdana selesai, saham tersebut dapat

dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Namun hal ini tergantung apakah emiten

tersebut memenuhi persyaratan (listing requirements) yang berlaku di BEI.

Berdasarkan evaluasi dan penilaian Bursa, Bursa menyampaikan penolakan

atau memberikan persetujuan prinsip atas permohonan pencatatan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) Hari Bursa sejak Bursa memperoleh

dokumen dan atau informasi secara lengkap. Dalam proses evaluasi atas

permohonan pencatatan tersebut, Bursa akan meminta calon Perusahaan

Tercatat melakukan presentasi mengenai rencana pencatatan sahamnya,

dan Bursa juga melakukan company visit ke calon Perusahaan Tercatat.

Proses evaluasi calon Emisi didasarkan pada kinerja Perusahaan selama 3

tahun terakhir, termasuk kepatuhan dan pemenuhan kewajiban Perusahaan

Tercatat bila sudah pernah menerbitkan Surat utang atau Sukuk

sebelumnya. Bursa akan melakukan proses Perjanjian Pendahuluan

Pencatatan Efek (PPPE) selambat-lambatnya 10 Hari Bursa sejak Bursa

memperoleh dokumen dan atau informasi secara lengkap. Calon Perusahaan

Tercatat akan dicatatkan untuk pertama kalinya di Papan Utama atau di

Papan Pengembangan apabila memenuhi persyaratan seperti pada Tabel 1

berikut ini.

Tabel 1 – Papan Pencatatan di Bursa Efek Indonesia

Papan Utama Papan Pengembangan

Telah memenuhi persyaratan

umum pencatatan saham.

Telah memenuhi persyaratan

umum pencatatan saham.

Sampai dengan diajukannya

permohonan pencatatan, telah

melakukan kegiatan

operasional dalam usaha utama

(core business) yang sama

minimal 36 bulan berturut-

turut.

Sampai dengan diajukannya

permohonan pencatatan, telah

melakukan kegiatan operasional

dalam usaha utama (core

business) yang sama minimal 12

bulan berturut-turut.

9

Laporan Keuangan telah diaudit

3 tahun buku terakhir, dengan

ketentuan Laporan Keuangan Auditan 2 tahun buku terakhir

dan Laporan Keuangan Auditan interim terakhir (jika ada)

memperoleh pendapat Wajar

Tanpa Pengecualian (WTP).

Laporan Keuangan Auditan tahun

buku terakhir yang mencakup

minimal 12 bulan dan Laporan

Keuangan Auditan interim terakhir

(jika ada) memperoleh pendapat

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Berdasarkan Laporan Keuangan

Auditan terakhir memiliki Aktiva

Berwujud Bersih (Net Tangible

Asset) minimal Rp100.000.000.000, -.

Memiliki Aktiva Berwujud Bersih

(Net Tangible Asset) minimal

Rp5.000.000.000, -.

Jumlah saham yang dimiliki

oleh pemegang saham yang

bukan merupakan

Pemegang Saham

Pengendali (minority

shareholders) setelah

Penawaran Umum atau

perusahaan yang sudah tercatat

di Bursa Efek lain atau bagi

Perusahaan Publik yang belum

tercatat di Bursa Efek lain dalam

periode 5 hari bursa sebelum

permohonan pencatatan,

sekurang-kurangnya

100.000.000 saham atau 35%

dari modal disetor (mana yang

lebih kecil).

Jumlah saham yang dimiliki oleh

pemegang saham yang bukan

merupakan Pemegang Saham

Pengendali (minority shareholders)

setelah Penawaran Umum atau

perusahaan yang sudah tercatat di

Bursa Efek lain atau bagi

Perusahaan Publik yang belum

tercatat di Bursa Efek lain dalam

periode 5 hari bursa sebelum

permohonan pencatatan,

sekurang-kurangnya 50.000.000

saham atau 35% dari modal

disetor (mana yang lebih kecil).

Jumlah pemegang saham paling

sedikit 1.000 pemegang saham

yang memiliki rekening Efek di

Anggota Bursa Efek, dengan

ketentuan: Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang melakukan

penawaran umum, maka

jumlah pemegang saham

tersebut adalah pemegang

saham setelah penawaran

umum perdana.

Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang berasal dari perusahaan publik, maka

jumlah pemegang saham tersebut adalah jumlah

pemegang saham terakhir

selambat-lambatnya 1 bulan sebelum mengajukan permohonan pencatatan.

Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang tercatat di Bursa Efek lain, maka jumlah

pemegang saham tersebut

adalah dihitung berdasarkan

rata-rata per bulan selama 6

bulan terakhir.

Jumlah pemegang saham paling

sedikit 500 pemegang saham yang

memiliki rekening Efek di Anggota

Bursa Efek, dengan ketentuan:

Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang melakukan penawaran umum, maka jumlah

pemegang saham tersebut

adalah pemegang saham setelah

penawaran umum perdana.

Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang berasal dari perusahaan publik, maka jumlah pemegang

saham tersebut adalah jumlah

pemegang saham terakhir

selambat-lambatnya 1 bulan sebelum mengajukan

permohonan pencatatan.

Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang tercatat di Bursa Efek lain, maka jumlah pemegang saham

tersebut adalah dihitung

berdasarkan rata-rata per bulan

selama 6 bulan terakhir.

10

Jika calon Perusahaan Tercatat

mengalami rugi usaha atau belum

membukukan keuntungan atau

beroperasi kurang dari 2 tahun,

wajib selambat-lambatnya pada

akhir tahun buku ke-2 sejak

tercatat sudah memperoleh laba

usaha dan laba bersih berasarkan

proyeksi keuangan yang akan

diumumkan di Bursa.

Khusus bagi calon Perusahaan

Tercatat yang bergerak dalam

bidang yang sesuai dengan

sifatnya usahanya memerlukan

waktu yang cukup lama untuk

mencapai titik impas (seperti:

infrastruktur, perkebunan

tanaman keras, konsesi Hak

Pengelolaan Hutan (HPH) atau

Hutan Tanaman Industri (HTI)

atau bidang usaha lain yang

berkaitan dengan pelayanan

umum, maka berdasarkan

proyeksi keuangan calon

perusahaan tercatat tsb selambat-

lambatnya pada akhir tahun buku

ke-6 sejak tercatat sudah

memperoleh laba usaha dan laba

bersih.

Khusus calon Perusahaan Tercatat

yang ingin melakukan IPO,

perjanjian penjaminan emisinya

harus menggunakan prinsip

kesanggupan penuh (full

commitment).

E. Syarat Pencatatan Saham

1. Badan hukum Calon Perusahaan Tercatat berbentuk Perseroan Terbatas

(PT). 2. Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan ke OJK telah menjadi efektif.

3. Memiliki Komisaris Independen sekurang-kurangnya 30% dari jajaran

anggota Dewan Komisaris, memiliki Direktur tidak terafiliasi, memiliki

Komite Audit atau menyampaikan pernyataan untuk membentuk Komite

Audit paling lambat 6 bulan setelah tercatat, memiliki Sekretaris

Perusahaan. 4. Nilai nominal saham sekurang-kurangnya Rp100.

5. Calon Perusahaan Tercatat tidak sedang dalam sengketa hukum yang

diperkirakan dapat mempengaruhi kelangsungan perusahaan. 6. Bidang usaha baik langsung atau tidak langsung tidak dilarang oleh

Undang-Undang yang berlaku di Indonesia.

7. Khusus calon Perusahaan Tercatat yang bergerak dalam industri

pabrikan, memiliki sertifikat AMDAL dan tidak dalam masalah

pencemaran lingkungan dan calon Perusahaan Tercatat yang bergerak

dalam industri kehutanan harus memiliki sertifikat ecolabelling (ramah

lingkungan).

11

8. Persyaratan pencatatan awal yang berkaitan dengan hal finansial

didasarkan pada laporan keuangan Auditan terakhir sebelum

mengajukan permohonan pencatatan.

Penempatan Perusahaan Tercatat didasarkan pada pemenuhan persyaratan

pencatatan awal pada masing-masing papan pencatatan. Meskipun terdapat

dua papan pencatatan, perdagangan saham antara keduanya tidak berbeda,

tetap dalam satu pasar.

Papan Utama ditujukan untuk Perusahaan Tercatat yang berskala besar,

khususnya dalam hal nilai Aktiva Berwujud Bersih (Net Tangible Assets)

yang sekurang-kurangnya Rp100 miliar. Sementara Papan Pengembangan

dimaksudkan untuk perusahaan-perusahaan yang belum dapat memenuhi

persyaratan pencatatan di Papan Utama, termasuk perusahaan yang

prospektif namun belum membukukan keuntungan.

F. Pencatatan untuk Efek Selain Saham

Untuk Surat utang, Sukuk dan EBA tidak memiliki papan pencatatan yang

terpisah sebagaimana pada Saham. Semua efek yang dicatatkan memiliki

persyaratan dan standar yang sama untuk masing-masing jenis instrumen.

Perusahaan Tercatat yang telah mendapatkan Pernyataan Efektif, wajib

menyampaikan permohonan pencatatan Surat utang / Sukuk / EBA

selambat-lambatnya 8 Hari Bursa dan membayar Biaya Pencatatan Awal

selambat-lambatnya 3 Hari Bursa sebelum tanggal pencatatan. Bursa akan

mengumumkan pencatatan 1 Hari Bursa sebelum tanggal pencatatan.

Efek selain saham yang dapat dicatatkan di BEI dapat berupa:

1. Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Exchange Traded

Fund/ETF) 2. Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (SPEI)

3. Surat utang 4. Suku

k

5. Efek Beragun Aset (EBA)

G. Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (SPEI)

Persyaratan pencatatan SPEI adalah sebagai berikut: 1. Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan ke OJK telah menjadi efektif.

2. Permohonan pencatatan SPEI di Bursa hanya dapat diajukan oleh Perusahaan Sponsor yang bersangkutan, Perseroan atau Konsultan

Hukum yang terdaftar di OJK yang diberi kuasa untuk mewakili

Perusahaan Sponsor. 3. Surat pernyataan dari Direksi Perusahaan Sponsor, yang menyatakan

mengenai:

a. Pemegang SPEI memiliki hak-hak yang sebanding dengan hak-hak

yang dimiliki oleh pemegang saham Perusahaan Sponsor termasuk

hak suara dalam RUPS Perusahaan Sponsor.

b. Penggunaan hak suara di dalam RUPS sebagaimana dimaksud dalam

ketentuan di atas, hanya dapat dilakukan oleh Pemegang SPEI

dengan memberikan proxy suaranya kepada Bank Kustodian. c. Hak pemegang SPEI untuk menukar SPEI menjadi Efek Perusahaan

Sponsor dan hak pemegang Efek Perusahaan Sponsor untuk

menukar Efek yang dimilikinya menjadi SPEI. d. Prosedur penukaran SPEI menjadi Efek Perusahaan Sponsor atau

penukaran Efek Perusahaan Sponsor menjadi SPEI.

1. Memiliki Nilai Kapitalisasi SPEI sekurang-kurangnya Rp250 miliar.

12

2. Jumlah pemegang SPEI paling sedikit dimiliki oleh 300 pemodal

yang memiliki rekening Efek di Anggota Bursa Efek.

3. Perusahaan Sponsor wajib menunjuk Bank Kustodian untuk

bertindak atas nama Perusahaan Sponsor dalam

penyelenggaraan fungsi antara lain:

a. Sebagai Sekretaris Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam

Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.I.4 tentang

Pembentukan Sekretaris Perusahaan dengan menunjuk sekurang-kurangnya 1 orang pejabat Bank Kustodian.

b. Melaksanakan konversi dari Efek Utama menjadi SPEI dan

atau konversi dari SPEI menjadi Efek Utama. c. Mewakili kepentingan Pemegang SPEI dalam hal Perusahaan

Sponsor melakukan RUPS.

d. Menyampaikan permohonan kepada Bursa untuk melakukan

penyesuaian atas jumlah SPEI dalam hal Perusahaan Sponsor melakukan tindakan korporasi yang mengakibatkan

penambahan dan atau pengurangan jumlah Efek Perusahaan

Sponsor. e. Menerbitkan daftar Pemegang SPEI dalam rangka

pendistribusian dividen atau hak lain yang diperoleh setiap

Efek Utama kepada setiap pemilik SPEI.

f. Menyampaikan kepada Bursa jadwal-jadwal tindakan korporasi yang dilakukan oleh Perusahaan Sponsor termasuk

penentuan harga teoritis sebagai akibat rencana pelaksanaan

tindakan korporasi tersebut g. Menyediakan sarana penitipan Efek Utama.

h. Melakukan administrasi data terkini atas kepemilikan SPEI.

4. Bank Kustodian wajib melaporkan kepada Bursa setiap penukaran SPEI

menjadi Efek Perusahaan Sponsor atau penukaran Efek Perusahaan Sponsor menjadi SPEI, selambat-lambatnya pada Hari Bursa berikutnya

setelah terjadinya penukaran tersebut. 5. Harga perdana SPEI pada saat dicatatkan sekurang-kurangnya Rp1.000,

-.

6. Sampai dengan diajukannya permohonan pencatatan, secara substansi

telah melakukan kegiatan operasional dalam usaha utama (core business) yang sama sekurang-kurangnya selama 36 bulan berturut- turut.

7. Membukukan laba usaha sekurang-kurangnya pada 3 tahun buku

terakhir berturut-turut yang menunjukkan pertumbuhan.

8. Laporan Keuangan Perusahaan Sponsor telah diaudit sekurang- kurangnya 3 tahun buku terakhir, dengan ketentuan Laporan Keuangan

Auditan 2 tahun buku terakhir dan Laporan Keuangan Auditan interim

terakhir (jika ada) memperoleh pendapat Wajar Tanpa Pengecualian

(WTP).

9. Berdasarkan Laporan Keuangan Auditan terakhir memiliki Aktiva

Berwujud Bersih (Net Tangible Assets) sekurang-kurangnya setara

dengan Rp250 miliar.

H. Pencatatan Surat Utang/ Sukuk

Persyaratan Pencatatan Surat utang dan Sukuk adalah sebagai berikut:

1. Memenuhi ketentuan umum pencatatan Efek; 2. Berbentuk Badan Hukum;

3. Telah beroperasi sekurang-kurangnya 3 tahun;

4. Ekuitas sekurang-kurangnya Rp20 miliar; 5. Menghasilkan laba usaha untuk 1 tahun terakhir; 6. Pernyataan Pendaftaran telah Efektif;

13

7. Laporan keuangan telah diperiksa Akuntan Publik yang terdaftar di OJK

untuk periode 3 tahun terakhir berturut-turut dengan sekurang-

kurangnya memperoleh pendapat Wajar Dengan Pengecualian (WDP); 8. Hasil pemeringkatan Efek dari lembaga pemeringkat Efek yang terdaftar

di OJK sekurang-kurangnya BBB- (investment grade).

I. Pencatatan ETF

Persyaratan Pencatatan ETF adalah sebagai berikut:

1. Pernyataan Pendaftaran Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi

Kolektif yang Unit Penyertaannya diperdagangkan di Bursa yang

disampaikan kepada OJK telah menjadi efektif.

2. Nilai awal Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang Unit

Penyertaannya diperdagangkan di Bursa sekurang-kurangnya sebesar

Rp5 miliar dan maksimum adalah sebesar nilai Unit Penyertaan Reksa

Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif sebagaimana tertuang dalam Prospektus.

J. Pencatatan Efek Beragun Aset (EBA)

Persyaratan Pencatatan EBA adalah sebagai berikut: 1. Pernyataan Pendaftaran telah Efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

2. Laporan Keuangan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset

(KIKEBA) terakhir telah diperiksa Akuntan Publik yang terdaftar di OJK dengan sekurang-kurangnya memperoleh pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

3. Hasil pemeringkatan Efek dari lembaga pemeringkat Efek yang terdaftar

di OJK sekurang-kurangnya BBB- (investment grade). 4. Permohonan Pencatatan disampaikan oleh Manajer Investasi.

III. PASAR PERDAGANGAN EFEK

III.1. Pasar Perdana

Pasar perdana adalah pasar dimana perusahaan-perusahaan yang

membutuhkan dana menjual atau menawarkan efek, baik berupa saham, surat

utang atau efek lainnya, secara langsung kepada para calon pemodal. Pada

pasar perdana harga efek ditetapkan lebih dahulu.

III.2. Prosedur Penawaran dan Pemesanan Efek di Pasar Perdana

1) Penawaran Perdana suatu Saham atau Surat utang suatu perusahaan kepada

investor publik dilakukan melalui Penjamin Emisi dan Agen Penjual. Tata cara

pemesanan saham atau surat utang seperti, “harga penawaran”, “jumlah

saham yang ditawarkan”, “masa penawaran”, dan informasi lain yang

penting harus dipublikasikan di surat kabar berskala nasional, dan juga dibagikan ke publik dalam bentuk prospektus.

2) Investor yang berminat, dapat memesan Saham atau Surat utang dengan

cara menghubungi Penjamin Emisi atau Agen Penjual, dan kemudian mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.

3) Investor kemudian melakukan pemesanan Saham atau Surat utang tersebut

dengan disertai pembayaran.

4) Penjamin Emisi dan Agen Penjual kemudian mengumumkan hasil penawaran

umum tersebut kepada investor yang telah melakukan pemesanan. 5) Proses penjatahan Saham atau Surat utang (biasa disebut dengan

“allotment”) kepada investor yang telah memesan dilakukan oleh Penjamin

Emisi dan Emiten yang mengeluarkan Saham atau Surat utang

14

III.3. Istilah dalam Proses Penjatahan

1) Undersubscribed Kondisi dimana total Saham atau Surat utang yang dipesan oleh investor

kurang dari total Saham atau Surat utang yang ditawarkan. Dalam kondisi

seperti ini, semua investor pasti akan mendapat Saham atau Surat utang sesuai dengan jumlah yang dipesannya.

2) Oversubscribed

Kondisi dimana total Saham atau Surat utang yang dipesan oleh investor

melebihi jumlah total Saham atau Surat utang yang ditawarkan. Dalam

kondisi ini, terdapat kemungkinan investor mendapatkan Saham atau Surat

utang kurang dari jumlah yang dipesan, atau bahkan mungkin tidak

mendapatkan sama sekali.

Apabila jumlah Saham atau Surat utang yang didapat oleh investor kurang

dari jumlah yang dipesan, atau telah terjadi “oversubscribed”, maka kelebihan dana investor akan dikembalikan (proses ini sering disebut dengan

“refund”). Saham atau Surat utang tersebut kemudian didistribusikan kepada investor

melalui Penjamin Emisi dan Agen Penjual.

Gambar 8 – Proses Penjatahan

III.4. Pasar Sekunder

Pasar Sekunder adalah pasar tempat terjadinya transaksi perdagangan efek di

antara para investor setelah efek yang dijual atau ditawarkan pada Pasar

Perdana dicatatkan pada bursa efek tertentu. Di pasar ini efek-efek

diperdagangkan dari satu investor kepada investor lainnya. Harga yang

terbentuk pada pasar sekunder sangat tergantung kepada jumlah permintaan

dan penawaran suatu efek yang ada diantara para penjual dan pembeli efek.

Proses perdagangan efek di pasar sekunder terjadi di Bursa Efek, dan dibahas

lebih rinci pada topik Sistem, Mekanisme dan Peraturan Perdagangan Efek di

Bursa Efek Indonesia.

15

PERATURAN PERDAGANGAN EFEK

DI BURSA EFEK INDONESIA

I. SISTEM PERDAGANGAN

Sistem perdagangan yang digunakan di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah Jakarta

Automated Trading System atau biasa disebut JATS yang pertama kali digunakan

sejak tanggal 22 Mei 1995, JATS memiliki fungsi Untuk mengotomasi perdagangan

efek secara real time berdasarkan time priority dan price priority atau biasa juga

disebut dengan continous auction atau lelang berkesinambungan selama waktu

perdagangan. Namun seiring perjalanan waktu untuk mendukung sekaligus

mengantisipasi perkembangan pasar modal Indonesia kedepanya, sejak 14 Mei

2012 Bursa Efek Indonesia telah melakukan pengembangan pada sistem

perdagangan di Bursa, dimana sebelumnya BEI mengunakan sistem perdagangan

JATS-NextG Versi 1.11 menjadi JATS-NextG versi 2.0, pengembangan ini memiliki

beberapa perbaikan dari sistem sebelumnya seperti beberapa fungsi perdagangan

ekuitas, password policy, order management, informasi pasar dan spesifikasi data

feed. Selanjutnya, sebelum mengetahui lebih dalam fungsi dan cara kerja sistem

perdagangan di Bursa Efek Indonesia , maka perlu mengetahui perbedaan antara

Dealer driven Market dan Order driven Market terlebih dahulu.

I.1. Dealer driven (Quote Driven) dan Order driven

Perbedaan antara sistem pasar dealer driven dan order driven terletak pada apa

yang ditampilkan di pasar dalam hal harga bid (harga dimana seseorang siap

membeli) dan ask (harga dimana seseorang siap menjual). Pasar order driven

menampilkan seluruh bid dan ask, sedangkan pasar dealer driven hanya fokus pada

bid dan ask dari market maker (dealer).

Pasar order driven adalah pasar dimana seluruh order dari pembeli dan penjual

ditampilkan, dengan rincian pada harga berapa mereka bersedia membeli atau

menjual suatu efek dan banyaknya efek yang bersedia mereka beli atau jual pada

harga tersebut. Jika seseorang memberikan order 1000 saham A pada harga Rp300 per lembar, order tersebut akan ditampilkan di pasar dan dapat dilihat oleh pihak-

pihak yang memiliki akses informasi tersebut.

Kelebihan sistem ini adalah transparansinya, seluruh order di pasar ditampilkan

beserta harga dimana orang bersedia beli atau jual. Kekurangan pasar order driven adalah tidak adanya jaminan eksekusi order, sedangkan pada pasar dealer driven

terdapat jaminan tersebut. Contoh Bursa dunia yang mengunakan Order driven

Market seperti Bursa Efek Indonesia , New York Stock Exchange (NYSE), Hong Kong Stock Exchange (HKSE).

Pasar dealer driven hanya menampilkan tawaran bid dan ask dari market maker,

atau dealer. Para market maker ini akan memberikan harga bid dan ask yang

bersedia mereka terima pada saat itu. Pada pasar ini order untuk 1000 lembar

saham A pada harga Rp300 tidak ditampilkan. Namun demikian, jika terdapat satu

market maker (dealer) untuk saham tersebut, dealer itu akan menampilkan bid

dan ask-nya. Kita dapat membeli dan menjual saham A pada harga-harga tersebut.

Perlu diingat bahwa bid dan ask akan terus berubah tergantung pada permintaan

dan penawaran di pasar.

Meskipun order individual tidak terlihat di pasar dealer driven, market maker akan

memenuhi order investor dari persediaannya sendiri atau mempertemukan

(match) dengan order yang lain. Kelebihan utama dari pasar jenis ini adalah

likuiditasnya karena para market maker diharuskan untuk memenuhi harga yang

di-quote, baik beli maupun jual. Kekurangan utamanya adalah, tidak seperti order

16

driven, pasar dealer driven tidak transparan. Contoh Penguna Dealer driven Market

adalah NASDAQ dan London Stock Exchange (LSE).

Gambar 1 Milestone Perkembangan Sistem Perdagangan Bursa Efek Indonesia

Mei 1997 Otomasi sistem pengawasan pelaksanaan perdagangan

April 2000 Penerapan Scripless Trading

2002 Perluasan akses pasar melalui Remote Trading

2004 Pelaporan Elektonik oleh Emiten

2005 Perluasan akses pasar melalui Online Trading

2006 Perluasan akses pasar melalui Online Trading

2010 Perluasan akses pasar melalui Direct Market Access

2009 Implementasi Single Investor ID dan Akses

2011 Implementasi Straight Through Processing

2012 Impelementasi Sistem Perdagangan JATS NEXT-G Versi

2.0

Gambar di bawah berikut ini menunjukkan bagaimana peran JATS dalam mendukung pelaksanaan perdagangan secara remote.

Gambar 2 Pelaksanaan Perdagangan Secara Remote

Keterangan:

1. Pelaksanaan perdagangan efek di bursa dilakukan dengan menggunakan

fasilitas JATS.

2. Perdagangan efek di bursa hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa Efek yang juga menjadi Anggota Kliring KPEI dengan kata lain baik Traditional trading, online trading maupun Direct Market Access (DMA) melewati sistem

17

dan manajemen yang berada di anggota bursa terlebih dahulu sebelum

diteruskan ke Bursa Efek Indonesia (BEI).

3. Perdagangan efek di bursa hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa Efek

yang memiliki izin sebagai Perantara Pedagang Efek dan Penjamin Emisi Efek. 4. Bursa mempunyai Hak melarang atau memfasilitasi Anggota Bursa Efek untuk

mentransaksikan efek yang yang tercatat di bursa secara Over The Counter

(OTC) atau transaksi diluar bursa kecuali kedudukanya sebagai kustodian untuk efek yang tercatat di bursa.

5. Penyelesaian transaksi bursa di pasar reguler dan pasar tunai dijamin oleh KPEI

sesuai dengan ketentuan peraturan OJK No. 26 Tahun 2014 tentang

Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa dan peraturan KPEI. 6. Penyelesaian transaksi bursa di pasar reguler dan pasar tunai dilaksanakan

melalui KSEI setelah melalui kliring secara netting oleh KPEI.

7. Penyelesaian transaksi bursa di pasar negosiasi dilakukan berdasarkan hasil

per-transaksi. 8. Anggota Bursa Efek bertanggung jawab terhadap penyelesaian seluruh

transaksi bursa atas nama Anggota Bursa Efek yang bersangkutan

sebagaimana tercantum dalam DTB, termasuk transaksi bursa yang terjadi

antara lain karena: (1) kesalahan perangkat remote trading Anggota Bursa

Efek dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek dalam rangka remote trading kecuali

kesalahan perangkat lunak JONEC yang disediakan oleh bursa; dan atau, (2)

kelalaian atau kesalahan Anggota Bursa Efek dalam memberikan persetujuan

atas penawaran jual dan atau permintaan beli ke JATS; dan atau, (3) kelalaian

atau kesalahan IT Officer-RT dalam pengoperasian perangkat remote trading

Bursa dan atau perangkat remote trading Anggota Bursa Efek; dan atau, (4)

adanya akses yang tidak sah yang dilakukan melalui perangkat remote trading

Bursa dan atau perangkat remote trading Anggota Bursa Efek.

9. Dalam hal Anggota Bursa Efek memasukkan penawaran jual dan atau

permintaan beli ke JATS dimana penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut belum memperoleh konfirmasi dari JATS (reply), namun Anggota

Bursa Efek tersebut memasukkan kembali penawaran jual dan atau

permintaan beli yang sama, maka penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut oleh JATS diperlakukan sebagai penawaran jual dan atau permintaan

beli yang baru. Apabila transaksi atas kedua penawaran jual dan atau

permintaan beli tersebut terjadi (match), maka kedua transaksi dimaksud

adalah sah.

10. Dalam hal Anggota Bursa Efek memasukkan penawaran jual dan atau

permintaan beli ke JATS dimana penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut belum memperoleh konfirmasi dari JATS (reply), namun Anggota

Bursa Efek tersebut melakukan pembatalan (withdraw) atau perubahan

(amend) atas penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut, maka apabila

penawaran jual dan atau permintaan beli tetap terjadi maka transaksi

dimaksud adalah sah. 11. Dalam hal Anggota Bursa Efek tidak melakukan pembersihan data yang masih

tersimpan dalam JONEC yang berasal dari kegiatan perdagangan hari bursa

sebelumnya (housekeeping) yang menyebabkan data tersebut terkirim

kembali ke JATS, maka penawaran jual dan atau permintaan beli yang terkirim

dan atau yang menjadi transaksi bursa adalah sah.

12. Dalam melaksanakan perdagangan efek melalui JATS, Anggota Bursa Efek

wajib mematuhi persyaratan dan tatacara pengoperasian JATS sebagaimana

tercantum dalam panduan JATS dan atau panduan remote trading yang

dikeluarkan oleh bursa.

13. Anggota Bursa Efek dilarang memasukkan penawaran jual atau permintaan

beli sejak suspensi perdagangan suatu efek diumumkan oleh bursa karena

adanya pembatasan perdagangan efek di pasar tertentu atau diseluruh pasar.

14. Anggota Bursa Efek bertanggungjawab terhadap seluruh transaksi yang

dilakukan di bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan

nasabah.

18

I.2. Online Trading, Remote trading, dan Direct Market

Access

Online Trading

Online trading adalah sarana sistem perdagangan yang disediakan oleh sejumlah

Anggota Bursa bagi para nasabah-nasabahnya untuk dapat secara langsung

melakukan pesanan beli dan/atau jual efek. Dari Online trading tersebut pesanan nasabah akan diteruskan oleh Anggota Bursa ke sistem perdagangan Bursa Efek.

Saat ini, belum semua Anggota Bursa memiliki sarana Online Trading. Namun,

untuk Remote trading semua Anggota Bursa telah memilikinya. Online trading

dilakukan menggunakan sistem yang ada di perusahaan efek Anggota Bursa yang

terhubung dengan sistem JATS di bursa, sehingga Anggota bursa dapat "berkomunikasi" secara langsung dengan JATS di Bursa dari kantor masing-masing Anggota Bursa.

Dengan Online trading ini, nasabah melalui jaringan internet dapat melakukan

pesanan dimanapun nasabah tersebut berada. Selain dapat melakukan pesanan jual dan/atau beli efek, posisi efek serta dana yang dimilikinya pun dapat diketahui secara langsung.

Remote trading ( via instruksi investor)

Remote trading System adalah sistem perdagangan jarak jauh yang dapat

dilakukan oleh Anggota Bursa dari kantornya masing-masing dimana setiap order

langsung dikirim ke sistem perdagangan Bursa Efek (JATS) tanpa perlu memasukkan order melalui lantai bursa. Order dapat dilakukan di mana saja

sepanjang terhubung dengan sistem perdagangan Bursa. Remote trading memiliki

beberapa manfaat bagi investor, antara lain proses transaksi menjadi lebih cepat,

konfirmasi menjadi lebih cepat, dan order dan instruksi investor di luar kota

maupun luar negeri dapat langsung dieksekusi ke sistem perdagangan Bursa via

broker.

Direct Market Access

Secara harfiah Direct Market Access adalah order yang langsung dapat diinputkan

oleh pihak tertentu yang mempunyai Izin untuk mengunakan DMA yang

berkedudukan di negara lain untuk memasukan order pemesanan secara langsung

ke sistem perdagangan Bursa Efek, namun di Indonesia sesuai peraturan No. 8

tahun 1995 tentang Pasar Modal dan juga Peraturan II-A Bursa Efek Indonesia

mengenai Efek Bersifat Ekuitas yang mengatur bahwa pihak yang dapat

mengunakan dan atau sarana Bursa Efek Indonesia adalah Anggota Bursa, maka pihak lain yang berkedudukan di luar negeri dan ingin mengunakan Direct Market

Accses di Bursa Efek Indonesia tetap harus melewati sistem yang ada pada Anggota Bursa sebelum diteruskan ke sistem perdagangan Bursa

I.3. Perbedaan JATS-NextG Versi 1.11 dengan JATS-NextG versi 2.0

(New)

Secara umum perbedaan utama dari pengembangan ini adalah peningkatan

kapasitas sistem perdagangan ini sendiri dalam hal mendukung keberlanjutan

mekanisme perdagangan efek kedepanya, berikut adalah perbedaan utama JATS-

NextG Versi 1.11 (old) dengan JATS-NextG versi 2.0 (New).

Tabel 1

Perbedaan JATS-NextG Versi 1.11 dengan JATS-NextG versi 2.0

JATS-NextG Versi 1.11

JATS-NextG versi 2.0

Maksimum Jumlah Order

sebesar 1 Juta Order

per hari Maksimum Jumlah Order

sebesar 5 Juta Order

per hari

19

Maksimum Jumlah transaksi per hari

sebesar 500 Ribu Transaksi

Maksimum Jumlah transaksi per hari

sebesar 2,5 Juta Transaksi

Gambar 3

JATS-NextG versi 2.0

I.4. Sistem Keamanan dan Konfigurasi JATS

Agar terselenggaranya perdagangan yang teratur, wajar dan efisien, Bursa Efek

Indonesia memiliki beberapa sistem keamanan dan konfigurasi untuk JATS agar

selalu available untuk digunakan :

1. Bursa Efek Indonesia memliki 2 tempat yang disebut dengan Main site (utama)

dan DRC site (Disaster Recovery Site) yang bertujuan untuk memastikan bahwa sistem perdagangan selalu siap digunakan.

2. DRC Site digunakan sebagai back-up dari Main site, server JATS yang berada

pada DRC selalu juga dipastikan siap digunakan apabila dibutuhkan. 3. Bursa Efek Indonesia dan juga pihak-pihak yang terkait dalam mekanisme

perdagangan efek di pasar modal mengunakan jaringan yang disebut dengan

Jaringan Terpadu Pasar Modal (JTPM). Jaringan Terpadu Pasar Modal atau JTPM

adalah jaringan yang ditujukan hanya untuk pihak tertentu yang terlibat dalam mekanisme perdagangan efek di pasar modal (dedicated network), Jaringan itu

juga biasa disebut dengan MPLS Protocol (Multi Protocol Label Switching). 4. JTPM juga dilindungi dengan high-end firewall dan sistem autentikasi sehingga

Bursa Efek Indonesia menjanjikan ketersediaan sistem perdagangan sebesar 99,91% setiap tahun-nya.

20

Gambar 4

Diagram Jaringan Terpadu Pasar Modal

Gambar 5

Diagram Konfigurasi JATS

II. MEKANISME PERDAGANGAN EFEK

Perdagangan di BEI didasarkan pada sistem order yang artinya investor harus

menghubungi perusahaan sekuritas, membuat perjanjian tertulis dan membuka

Rekening Efek atas namanya. Perusahaan sekuritas kemudian menjalankan order

yang diminta nasabah. Sebuah perusahaan sekuritas juga dapat melakukan

transaksi pembelian dan penjualan saham atas nama mereka sebagai bagian dari portofolio perusahaan.

Proses perdagangan saham di Pasar Modal melibatkan banyak pihak, diantaranya

adalah: 1. SRO Pasar Modal: BEI, KSEI dan KPEI sebagai regulator perdagangan efek di

Indonesia

2. Perusahaan Efek Anggota Bursa yang telah memperoleh izin usaha dari OJK

sebagai Perantara Pedagang Efek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka

2 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal (UUPM) dan telah

memperoleh persetujuan Keanggotaan Bursa untuk mempergunakan sistem dan

atau sarana Bursa dalam rangka melakukan kegiatan perdagangan Efek di Bursa sesuai dengan Peraturan Bursa

21

3. Nasabah

4. Biro Administrasi Efek 5. Lembaga Kustodian dan/atau Bank Kustodian

Gambar 6

Mekanisme Perdagangan Efek Di Bursa

Tugas dan Tanggung-jawab para Pihak

Bagi Perusahaan Efek atau Anggota Bursa

1. Bagian pemasaran PE AB bertanggung jawab untuk membuat kontrak dengan

nasabahmengenai pembukaan rekening Efek dan menerima pesanan nasabah untuk membeli atau menjual Efek, dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Transaksi Efek untuk kepentingan nasabah tidak dapat dilaksanakan sebelum

rekening Efek dibuka atas nama nasabah yang bersangkutan, kecuali untuk:

i. Membeli atau menjual saham atau unit penyertaan Reksa Dana terbuka;

ii. Memesan Efek dalam rangka Penawaran Umum; dan

iii. Membeli atau menjual Efek untuk kepentingan Perusahaan Efek lain, Pihak

terafiliasidengan Perusahaan Efek dimaksud, Bank, Perusahaan Asuransi, Dana Pensiun, atau Lembaga Keuangan lain;

b. Kontrak harus memuat:

i. Efek dan dana dalam Rekening Efek tersebut dapat digunakan sebagai jaminanpenyelesaian kewajiban nasabah tersebut terhadap Perusahaan

Efek;

ii. Perusahaan Efek mempunyai hak untuk membeli Efek untuk Rekening

Efek,dengantujuan untuk menutup saldo negatif Efek (short position);

iii. Perusahaan Efek dapat meminta dana atau Efek dari pemegang Rekening tersebut,sebelum pelaksanaan Transaksi Efek;

iv. Dana dan Efek dalam Rekening Efek atas nama nasabah dapat disimpan

dalam Rekening Efek pada Bank Kustodian atau Lembaga Penyimpanan

dan Penyelesaian atas nama Perusahaan Efek untuk kepentingan nasabah

bersangkutan, sepanjangterdapat catatan dalam Rekening Efek pada Bank

Kustodian atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut bahwa dana dan Efek dimaksud dimiliki oleh nasabah Perusahaan Efek; dan

v. Dalam hal dana menunjukan saldo negatif dalam Rekening Efek nasabah,

PerusahaanEfek dapat menggunakan Efek dalam Rekening Efek nasabah tersebut sebagaijaminan atas kredit bank atau lembaga keuangan lainnya.

22

c. Kontrak harus disimpan dalam arsip pada bagian pemasaran, dilengkapi

dengan dokumen :

i. Identitas nasabah termasuk nama, alamat, nomor telepon, nomor faksimili

dan NPWP.

ii. Surat kuasa dari nasabah yang berbentuk badan hukum yang memberikan

wewenang kepada pejabat tertentu dari badan hukum tersebut untuk memberikan instruksi kepada Perusahaan Efek sehubungan dengan rekening Efek nasabah tersebut;

iii. Dokumen yang diperlukan dalam rangka pemindahan Efek;

iv. Surat kuasa dari nasabah yang memberikan wewenang kepada Pihak

ketiga untuk memberikan instruksi kepada Perusahaan Efek sehubungan dengan rekening Efek nasabah;

v. Kontrak pengelolaan Reksa Dana yang memberikan kewenangan kepada

ManajerInvestasiuntuk memberikan instruksi yang berhubungan dengan Rekening Efek Reksa Dana; dan

vi. Formulir untuk nasabah orang perseorangan sekurang-kurangnya memuat :

1. pekerjaan;

2. status perkawinan;

3. tujuan investasi; dan 4. keadaan keuangannya

2. Verifikasi Data Nasabah (pembahasan lebih rinci terdapat pada modul

Hukum dan Etika Bagian C poin g; peraturan Bapepam-LK nomor V.D.10

atau POJK NO. 22 Tahun 2014) a. Sebelum menerima suatu Pihak menjadi Nasabah yang berinvestasi di

Pasar Modal, baik melalui atau tanpa melalui pembukaan rekening Efek,

Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal wajib melakukan

pertemuan langsung (face to face) dengan calon Nasabah dan meminta

beberapa informasi.

b. Informasi calon Nasabah harus dapat dibuktikan dengan keberadaan

dokumen-dokumen pendukung. c. Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal wajib melakukan

identifikasi dan verifikasi atas informasi dan dokumen pendukung

mengenai calon Nasabah (customer due diligence).

d. Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal wajib melakukan verifikasi yang lebih ketat (enhanced due diligence) terhadap calon Nasabah dan

pengendali calon Nasabah yang dianggap dan/atau diklasifikasikan

mempunyai risiko tinggi terhadap praktik pencucian uang dan/atau risiko

tinggi terkait dengan Pendanaan Kegiatan Terorisme.

e. Persetujuan pembukaan rekening Efek dapat diberikan setelah meyakini

kebenaran identitas dan kelengkapan dokumen calon Nasabah serta

mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat memungkinkan Nasabah

melakukan kegiatan pencucian uang dan/atau Pendanaan Kegiatan Terorisme.

f. Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal dilarang untuk membuka atau memelihara rekening Efek anonim atau rekening Efek yang

menggunakan nama fiktif.

g. Pembukaan rekening Efek atau hubungan usaha dengan calon Nasabah

yang dianggap dan/atau diklasifikasikan mempunyai risiko tinggi wajib

terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari anggota direksi atau manajemen senior Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal.

3. Setelah Melakukan Verifikasi data Sesuai dengan Peraturan OJK N0. 22

Tahun 2014 Perihal Prinsip Mengenal Nasabah oleh Penyedia Jasa Keuangan

a. Sekuritas berkewajiban untuk membuatkan Sub-rek efek dan SID atas

nama nasabah tersebut.

23

b. pemberian kuasa oleh Nasabah kepada Partisipan untuk membuka Sub

Rekening Efek dan pembuatan nomor tunggal identitas pemodal (single

investor identification) untuk Nasabah. c. kewajiban Partisipan untuk melaksanakan kuasa pembukaan Sub Rekening

Efek dan pembuatan nomor tunggal identitas pemodal (single investor identification) peraturan KSEI nomer 3.C.7

Bagi Investor

1. Sebelum melakukan transaksi, investor terlebih dahulu harus menjadi nasabah

perusahaan efek atau kantor broker (anggota bursa).

2. Untuk dapat melakukan perdagangan melalui BEI adalah perusahaan efek harus

melakukan pembukaan rekening. Investor dapat melakukan order jual atau beli

setelah investor disetujui menjadi nasabah di perusahaan efek yang

bersangkutan.

Bagi Bursa Efek Indonesia

1. Disetiap akhir sesi perdangan baik sesi 1 maupun 2, BEI akan megirim data

transaksi bursa (DTB) kepada KPEI.

Bagi Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI)

1. nantinya Hak dan kewajiban dari setiap Anggota Bursa Efek yang berkaitan

dengan Transaksi Bursa yang dilakukannya di Pasar Reguler dan Pasar Tunai

sebagaimana dimuat di dalam DTB akan ditentukan oleh KPEI pada setiap Hari Bursa dan dicantumkan dalam DHK.

2. DHK dalam bentuk data elektronik wajib disediakan oleh KPEI paling lambat

pukul 13.00.00 WIB untuk perdagangan sesi I, pukul 19.30.00 WIB untuk

perdagangan sesi II dan dalam bentuk tercetak paling lambat pukul 09.00.00 WIB pada Hari Bursa berikutnya.

3. Untuk pemenuhan hak Nasabah Anggota Kliring dari Anggota Kliring, KPEI

melakukan pemindahbukuan Efek Bersifat Ekuitas dan atau uang dari Rekening

Serah Terima Anggota Kliring ke Sub Rekening Efek Jaminan Nasabah Anggota

Kliring yang bersangkutan selambat -lambatnya pukul 13.30 WIB pada tanggal

penyelesaian yang ditetapkan dalam DHK. 4. Anggota kliring atau anggota bursa dengan posisi buy wajib menyerahkan uang

ke Rekening Serah Terima Anggota Kliring selambat-lambatnya pukul 12.15 WIB

pada tanggal penyelesaian yang ditetapkan dalam Daftar hasil kliring. 5. Dalam hal Anggota Kliring Gagal Bayar, maka KPEI berhak melakukan hal-hal

sebagai berikut yakni menjual Efek yang berada dalam Rekening Jaminan Anggota Kliring dan memberikan konfirmasi kepada Anggota Kliring yang

bersangkutan mengenai hasil penjualan Efek dimaksud; selanjutnya dapat

mencairkan dan atau menjual Agunan yang di jaminkan Anggota Kliring yang

bersangkutan kepada KPEI. Dan juga carry forward atau offsetting

hak/kewajiban hari berikutnya, hal ini tercantum pada Peraturan KPEI No.2-5

poin 4.

6. Dalam hal Anggota Kliring Gagal serah, atau tidak dapat memenuhi sebagian

atau seluruh kewajiban

7. serah Efek Bersifat Ekuitas terkait pemenuhan kewajiban Anggota Kliring kepada

KPEI, Anggota Kliring wajib mengganti kewajiban serah Efek Bersifat Ekuitas yang tidak dipenuhinya

8. menjadi kewajiban serah uang pengganti (Alternate cash settlement) kepada

KPEI sebesar 125% (seratus dua puluh lima persen) dari harga tertinggi atas Efek Bersifat Ekuitas yang sama di pasar reguler dan negosiasi di hari

penyelesaian saham tersebut atau pada sesi I pasar reguler di hari penyelesaian

saham tersebut.

Bagi Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)

1. Setelah netting DHK yang dilakukan KPEI, maka KSEI akan melakukan

penyelesaian kewajiban dan hak dari nasabah, KSEI akan memindahbukukan

efek dari penjual ke rekening efek pembeli dan akan memutasi dana dari pihak

24

pembeli ke pihak penjual. hal ini sesuai dengan Lampiran Keputusan Direksi PT

Kustodian Sentral Efek Indonesia Nomor: KEP-0013/DIR/KSEI/0612

II.1. Proses & Prosedur Jual Beli Efek

1. Menjadi Nasabah di Perusahaan Efek

Langkah pertama

bagi

investor

yang

ingin

melakukan perdagangan saham adalah menjadi nasabah atau membuka

rekening di salah satu broker atau perusahaan efek. Para investor dapat

melakukan transaksi jual beli setelah resmi terdaftar sebagai nasabah pada

perusahaan efek yang bersangkutan.

2. Pelaksanaan Order Nasabah Pada tahap ini, ada beberapa jenis cara order dari investor yakni dengan cara

online trading yang banyak dilakukan pada saat ini dan juga traditional trading

via broker. Untuk online trading investor tinggal memasukan penawaran beli

maupun jual dari gadget, laptop dan device lainya dan order tersebut akan

diteruskan ke system yang tersedia di anggota bursa sebelum diteruskan ke

JATS, sedangkan untuk order via broker, investor memberikan instruksi kepada

broker kapan saham harus dibeli dan dijual. Order ini dapat dilakukan secara

langsung dengan datang ke kantor broker, telephone, dan layanan pesan singkat

(short message service/sms). Berikut contoh pemesanana via traditional trading

25

3. Verifikasi dan validasi order

Setiap order yang masuk akan dilakukan verifikasi dan validasi melalui sistem

dari anggota bursa tersebut. Proses ini dilakukan di kantor masing-masing Anggota Bursa.

4. Transaksi terjadi (matched)

Dalam tahap ini, semua order yang masuk kedalam sistem JATS bertemu

dengan harga yang sesuai dan tercatat dalam sistem sebagai transaksi yang

telah terjadi (done), artinya sebuah order jual/beli telah bertemu dengan harga

yang cocok. Selanjutnya petugas kantor broker menyampaikan informasi

kepada investor bahwa order yang disampaikan telah terpenuhi. Konfirmasi

akan diberikan oleh masing-masing Perusahaan Efek Anggota Bursa kepada

nasabah pada akhir hari bursa setelah order disampaikan atau diteruskan (online

trading) oleh nasabah.

5. Penyelesaian transaksi (settlement)

Penyelesaian transaksi (settlement) merupakan tahap akhir dalam sebuah siklus

transaksi. Investor akan mendapatkan hak-haknya setelah beberapa proses

seperti kliring, pemindahbukuan dan lain-lain. Jika melakukan transaksi hari ini

(T), maka hak kita akan terpenuhi 3 hari bursa selanjutnya (T+3) untuk pasa

regular dan (T+0) untuk pasa tunai.

II.2. Pelaksanaan Pesanan Nasabah oleh Anggota Bursa Efek

1. Anggota Bursa Efek (AB) yang menerima pesanan dari nasabahnya untuk

melakukan transaksi dan atau akan melakukan transaksi untuk kepentingannya

sendiri atas Efek yang tercatat di Bursa, wajib melaksanakan transaksi tersebut

melalui sistem perdagangan Bursa.

2. AB Efek wajib melakukan verifikasi atas setiap pesanan yang diterima dari

nasabahnya, guna mendukung pengendalian internal dan untuk mencegah terjadinya perdagangan yang tidak wajar.

3. Pesanan jual dan atau beli yang dapat dilaksanakan di Bursa oleh AB hanya

pesanan terbatas (limit order) yaitu pesanan yang dilaksanakan oleh AB sampai dengan batas harga yang ditetapkan oleh nasabahnya.

4. Setiap instruksi dan pesanan jual dan atau beli, wajib tercatat di bagian Pemasaran yang memuat data waktu dan nomor urut, nomor rekening nasabah,

jumlah dan nama (atau kode) Efek, batasan harga, jenis transaksi (jual/beli),

serta keterangan mengenai status nasabah (asing/lokal), dan instruksi khusus,

jika ada sebelum dimasukan ke JATS.

26

5. Pesanan jual dan atau beli yang telah disetujui oleh AB wajib diteruskan ke JATS

satu per satu per pesanan nasabah (tidak digabung) berdasarkan urutan waktu

(prioritas waktu) disetujuinya pesanan tersebut. 6. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke JATS wajib

dilengkapi dengan data identitas tunggal nasabah (Single Investor Identity/SID).

7. Penawaran jual dan atau permintaan beli nasabah atas Efek selain Hak Memesan

Efek Terlebih Dahulu (HMETD) hanya boleh ditransaksikan oleh AB di Pasar

Reguler, kecuali nasabah menginstruksikan atau menyetujui secara tertulis

bahwa penawaran jual atau permintaan belinya ditransaksikan di Pasar Tunai atau Pasar Negosiasi.

8. AB hanya dapat memberikan pesanan titipan jual atau beli kepada AB lain

apabila AB yang bersangkutan dalam keadaan dikenakan larangan sementara

melakukan aktivitas perdagangan di Bursa (suspensi) dengan ketentuan:

a. Dalam hal AB yang bersangkutan dalam keadaan dikenakan larangan

sementara melakukan aktivitas perdagangan di Bursa (suspensi), maka:

1) pesanan titipan jual dan atau beli dimaksudkan untuk kepentingan

penyelesaian Transaksi Bursa yang dilakukan sebelum AB yang

bersangkutan dikenakan suspensi; atau

2) pesanan titipan jual dan atau beli adalah untuk kepentingan

nasabahnya; atau

3) pesanan titipan jual atas portofolio sendiri yang dimaksudkan untuk

kepentingan penyelesaian kewajiban AB yang bersangkutan.

b. AB yang menerima pesanan titipan dari AB lainnya wajib memperlakukan

pesanan Anggota Bursa Efek tersebut sama dengan pesanan nasabah

lainnya.

c. Dalam hal sistem perdagangan AB mengalami gangguan atau kerusakan

termasuk sistem Business Continuity Plan (BCP) maka AB dapat melakukan

pesanan titip jual dan atau titip beli kepada AB lain palinglama 20 (dua

puluh) Hari Bursa dengan terlebih dahulu melaporkan ke Bursa mengenai: 1) adanya gangguan atau kerusakan tersebut.

2) AB yang akan menerima pesanan titip jual dan atau beli tersebut.

d. AB yang tidak melakukan aktivitas perdagangan Efek di Bursa atas

permintaan sendiri (voluntary suspension) dapat memberikan pesanan titipan jual dan beli untuk kepentingan portofolio sendiri kepada AB lain.

e. AB hanya dapat menerima dan melaksanakan pesanan Transaksi Bursa untuk kepentingan Komisaris, Direktur dan atau pegawai AB yang

bersangkutan, apabila AB tersebut telah memiliki prosedur operasi standar

tertulis tentang pelaksanaan pesanan Transaksi Bursa untuk kepentingan

Komisaris, Direktur dan atau pegawai AB yang sekurang-kurangnya

memuat hal-hal sebagai berikut: 1) kewajiban untuk membuka Rekening Efek;

2) prinsip mendahulukan kepentingan nasabah;

3) Transaksi Bursa yang dilakukan tidak bertentangan dengan peraturan

perundangan yang berlaku; 4) Transaksi Bursa tersebut diawasi langsung oleh Direktur/Pejabat

Pengawas melalui sistem pengawasan internal AB yang bersangkutan.

II.3. Segmen Pasar Di Bursa dan Penyelesaian Transaksi Bursa

Segmen Pasar di BEI

Segmen pasar di BEI terdiri dari: 1. Pasar Reguler

2. Pasar Negosiasi 3. Pasar Tunai

27

Perdagangan di Pasar Reguler, Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi dilakukan selama

jam perdagangan pada setiap hari bursa dengan berpedoman pada waktu Jakarta

Automated Trading System (JATS).

Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus dalam satuan perdagangan

(round lot) Efek atau kelipatannya, yaitu 100 (seratus) Efek. Perdagangan di Pasar

Negosiasi tidak menggunakan satuan perdagangan (tidak around lot).

Gambar 7 Mekanisme Perdagangan Efek Di Bursa

Pasar Reguler

Pasar reguler adalah pasar dimana perdagangan efek di bursa dilaksanakan

berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan

(continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek melalui JATS yang

berlangsung pada dua sesi perdagangan dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari

bursa ke-3 setelah terjadinya transaksi bursa (T+3).

Pasar Tunai

(Pasar Tunai) adalah pasar dimana perdagangan efek di Bursa dilaksanakan berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan

(continuousauctionmarket) oleh Anggota Bursa Efek melalui JATS yang

berlangsung hanya pada sesi pertama saja dari dua sesi perdagangan setiap harinya yang berlangsung di Bursa Efek. Penyelesaiannya dilakukan pada hari

bursa yang sama dengan terjadinya transaksi bursa (T+0). Pasar Negosiasi

Pasar Negosiasi adalah pasar dimana perdagangan saham di bursa dilaksanakan

menggunakan satuan lembar berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli

tanpa harus mengacu pada besaran fraksi harga. Penyelesaiannya dapat dilakukan

sesuai kesepakatan, atau T+0 khusus untuk hari bursa terakhir perdagangan

HMETD dan maksimal T+3 jika kedua belah pihak tidak menetapkan waktu penyelesaian.

II.4 Proses Tawar Menawar

Di Pasar Reguler dan Pasar Tunai

1. Tawar menawar pada sesi perdagangan di pasar reguler dan pasar tunai

berpedoman pada harga pembukaan.

28

2. Dalam hal harga pembukaan tidak terbentuk, maka tawar menawar, persentase

Auto Rejection, dan patokan harga Auto Rejection pada sesi perdagangan di

pasar reguler dan pasar tunai berpedoman pada: a. Harga previous untuk saham yang sudah diperdagangkan di bursa;

b. Harga Teoretis Hasil Tindakan Korporasi untuk saham Perusahaan Listing

yang melakukan tindakan korporasi (corporate action); c. Harga perdana untuk saham Emiten yang pertama kali diperdagangkan di

Bursa;

3. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang telah dimasukkan ke dalam JATS

diproses oleh JATS dengan memperhatikan prioritas harga (price priority), dalam arti permintaan beli pada harga yang lebih tinggi memiliki prioritas

terhadap permintaan beli pada harga yang lebih rendah, sedangkan penawaran

jual pada harga yang lebih rendah memiliki prioritas terhadap penawaran jual

pada harga yang lebih tinggi.

4. Dalam hal penawaran jual atau permintaan beli diajukan pada harga yang sama,

JATS memberikan prioritas kepada permintaan beli atau penawaran jual yang diajukan terlebih dahulu (time priority).

5. Sebelum transaksi bursa terjadi, Anggota Bursa Efek (AB) dapat mengubah atau

membatalkan penawaran jual dan atau permintaan beli yang sudah dimasukkan ke JATS, dengan ketentuan:

a. Pengurangan jumlah efek pada JATS baik pada penawaran jual maupun pada permintaan beli untuk tingkat harga yangsama tidak mengakibatkan

hilangnya prioritas waktu.

b. Penambahan jumlah efek baik pada penawaran jual maupun permintaan beli

untuk tingkat harga yang sama dilakukan dengan memasukkan penawaran

jual maupun permintaan beli baru ke JATS dan diperlakukan sama dengan penawaran jual maupun permintaan beli baru.

6. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum

diperjumpakanoleh JATS (open order) di Sesi II, akan dilanjutkan secara otomatis keperdagangan sesi Pre-closing oleh JATS

Di Pasar Negosiasi

1. Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Negosiasi dilakukan melalui proses

tawar-menawar secara individual (negosiasi secara langsung) antar Anggota Bursa Efek (AB) atau antar nasabah melalui satu AB atau antara nasabah dengan

AB yang selanjutnya hasil kesepakatan dari tawar-menawar tersebut diproses melalui JATS

2. Hasil kesepakatan tawar-menawar yang terjadi dan mengikat menjadi Transaksi

Bursa saat dikonfirmasikan oleh AB yang menjadi lawan transaksi (counter

party) 3. Anggota Bursa Efek yang belum mempunyai lawan transaksi di Pasar Negosiasi

dapat menyampaikan informasi mengenai penawaran jual dan atau permintaan

beli Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Negosiasi melalui tampilan informasi

(advertising)

4. Anggota Bursa Efek yang memberikan informasi penawaran jual dan atau

permintaan beli melalui tampilan informasi dapat mengubah atau membatalkan

penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut 5. Apabila Harga Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi hasil kesepakatan berada di

luar batasan Auto Rejection yang ditetapkan di Pasar Reguler, maka Anggota

Bursa Efek yang bersangkutan harus melaporkan kepada Bursa alasan dan

tujuan dilakukannya transaksi dimaksud, dalam jangka waktu paling lambat hari

Bursa berikutnya, menggunakan kecuali untuk saham dengan Harga minimum

yang berlaku di Pasar Reguler dan Tunai yaitu sebesar Rp50 (lima puluh rupiah)

Penyelesaian Transaksi Bursa Pasar Reguler dan Pasar Tunai

1. Penyelesaian transaksi bursa di pasar reguler dan pasar tunai dijamin oleh KPEI 2. Penyelesaian transaksi bursa di pasar regular dan pasar tunai dilakukan secara

netting + offsetting

29

3. Transaksi bursa pasar reguler wajib diselesaikan pada hari bursa ke-3 setelah

terjadinya transaksi bursa (T+3).

4. Transaksi bursa pasar tunai wajib diselesaikan pada hari bursa yang sama

dengan terjadinya transaksi bursa (T+0) 5. Penyelesaian transaksi bursa di pasar negosiasi dilakukan sesuai kesepakatan

antar kedua belah pihak apabila tidak ditentukan maka akan mengikuti proses

penyelesaian transaksi bursa di pasar regular (T+3) 6. Penyelesaian transaksi bursa di pasar negosiasi dilakukan secara trade for trade

7. Hak dan kewajiban dari setiap Anggota Bursa Efek yang berkaitan dengan

transaksi bursa yang dilakukannya di pasar reguler dan pasar tunai sebagaimana dimuat di dalam Daftar Transaksi Bursa (DTB) akan ditentukan oleh KPEI pada

setiap Hari Bursa dan dicantumkan di Daftar Hasil Kliring (DHK). DHK dalam

bentuk data elektronik wajib disediakan oleh KPEI paling lambat pukul 13.00.00

WIB untuk perdagangan sesi I, pukul 19.30.00 WIB untuk perdagangan sesi II

dan dalam bentuk tercetak paling lambat pukul 09.00.00 WIB pada Hari Bursa

berikutnya

8. Penyelesaian transaksi sesuai DHK Netting wajib diselesaikan oleh Anggota

Bursa Efek kepada KPEI selambat-lambatnya pukul 12:15:00 WIB dan oleh KPEI

kepada Anggota Bursa Efek selambat-lambatnya pukul 13:30:00 WIB pada

tanggal yang ditetapkan dalam DHK. 9. Penyelesaian transaksi dilakukan melalui pemindah-bukuan Efek Bersifat

Ekuitas dan atau dana ke rekening Efek Anggota Bursa Efek yang berhak sesuai

peraturan KSEI dan KPEI.

10. Anggota Bursa Efek serah efek harus menyelesaikan kewajibannya dengan

cara sebagai berikut: a. Memindahbukukan efek tersebut ke rekening efek serah yang bersangkutan

yang berada pada KSEI, selambat-lambatnya pukul 12:15:00 WIB pada

tanggal yang ditetapkan dalam DHK;

b. Membuat kesepakatan pinjam meminjam efek dengan KPEI dan

menginformasikan kepada KPEI bahwa kewajiban Anggota Bursa Efek untuk

menyerahkan efek pada tanggal yang ditetapkan dalam DHK akan diselesaikan dengan menggunakan efek Ekuitas yang dipinjam dari KPEI;

c. Membeli efek Ekuitas tersebut melalui Pasar Tunai dimana penyelesaian

transaksi bursanya jatuh pada tanggal yang sama dengan tanggal penyelesaian kewajiban serah efek Ekuitas tersebut;

d. Menyerahkan uang pengganti (Alternate cash settlement) pada tanggal

yang ditetapkan dalam DHK; e. Mengkombinasikan sebagian atau seluruh metode dari ketentuan di atas.

11. Anggota Bursa Efek harus menyelesaikan kewajiban untuk menyerahkan dana

kepada KPEI dengan cara pemindahbukuan dana ke rekening efek serah dan atau rekening jaminan yang berada pada KSEI selambatlambatnya pukul 12:15:00 WIB pada tanggal yang ditetapkan dalam DHK

12. Dalam hal kewajiban Anggota Bursa Efek untuk menyerahkan Efek Bersifat

Ekuitas tidak dilaksanakan dengan cara sebagaimana yang telah ditentukan

dalam peraturan, maka Anggota Bursa Efek tersebut wajib untuk menyelesaikan

kewajibannya dengan uang pengganti (Alternate cash settlement) yang besarnya ditetapkan sebesar 125% (seratus dua puluh lima perseratus) dari

harga tertinggi atas Efek Bersifat Ekuitas yang sama yang terjadi di Pasar

Reguler dan Pasar Tunai yang penyelesaiannya jatuh tempo pada tanggal yang

sama dan Pasar Reguler sesi I papa hari penyelesaian transaksi yang

penyelesaiannya jatuh tempo pada tanggal yang sama.

Penyelesaian Transaksi Bursa Pasar Negosiasi

1. Waktu penyelesaian transaksi bursa di pasar negosiasi ditetapkan berdasarkan

kesepakatan antara Anggota Bursa Efek jual dan Anggota Bursa Efek beli dan diselesaikan secara per-transaksi.

2. Dalam hal Anggota Bursa Efek beli dan Anggota Bursa Efek jual tidak menetapkan waktu penyelesaian transaksi bursa, maka penyelesaian transaksi

30

bursa dilakukan selambat-lambatnya pada hari bursa ke-3 setelah terjadinya

transaksi (T+3).

3. pada Hari Bursa yang sama dengan terjadinya transaksi (T+0) khusus untuk

hari bursa terakhir perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

II.5. Jam dan Sesi Perdagangan

Jam perdagangan di Bursa Efek Indonesia dibagi menjadi jam perdagangan normal

( senin-kamis) dan perdagangan jumat, dan secara umum sesi perdagangan di

bursa efek Indonesia dibagi menjadi beberapa sesi yakni sesi Pre-opening, Sesi 1,

Sesi 2, Sei Pre-closing dan Sesi Post-closing. Beriku Ilustrasi terkait jam

perdagangan dan sesi perdagangan di Bursa Efek Indonesia :

Gambar 8

Jam dan Sesi Perdagangan

1. Sesi Pre-opening

Perdagangan di pasar reguler dimulai dengan sesi pre-opening pada setiap hari perdagangan. Dalam sesi tersebut dimasukkan order jual dan beli untuk

membentuk harga pre-opening.

Jadwal sesi pre-opening yakni:

Waktu Aktivitas

08:45:00 - 08:55:00 Anggota bursa memasukkan order jual dan beli

08:55:01 - 08:59:59 JATS melakukan proses penetapan harga pre- opening dan pengalokasian transaksi

Pelaksanaan Perdagangan Pada Sesi Pre-opening

1. Saham yang diperdagangkan pada sesi Pre-opening ditetapkan oleh Burs melalui Pengumuman paling lambat 1 (satu) Hari Bursa sebelum saham tersebut diperdagangkan pada sesi Pre-opening.

31

2. Saham yang diperdagangkan pada sesi Pre-opening adalah saham-saham yang

masuk dalam penghitungan indeks LQ-45 dan atau saham lain yang ditentukan

sesuai dengan kebijakan Bursa. 3. Harga tawar menawar pada sesi Pre-opening berpedoman pada Harga Previous

atau Harga Teoritis saham Hasil Tindakan Korporasi

4. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan pada sesi

Prapembukaan, dapat diubah dan atau dibatalkan oleh Anggota Bursa Efek yang

bersangkutan sepanjang pembatalan dan atau perubahan tersebut dilakukan masih dalam tenggang waktu perdagangan sesi pre-opening

5. Harga Pembukaan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan permintaan beli terbanyak untuk saham yang sama yang dapat diperjumpakan

oleh JATS pada satu harga tertentu

6. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum diperjumpakan

oleh JATS (open order) di sesi Pre-opening, akan dilanjutkan secara otomatis ke

perdagangan sesi I oleh JATS, kecuali Harga penawaran jual dan atau

permintaan beli tersebut melampaui batasan Auto Rejection.

2. Sesi Perdagangan Sesi I dan II

Hari Sesi Waktu

Senin – Kamis Sesi I 09:00 - 12:00 waktu JATS

Sesi II 13:30 - 15:49 waktu JATS

Jum'at Sesi I 09:00 - 11:30 waktu JATS

Sesi II 14:00 - 15:49 waktu JATS

3. Sesi Pre-closing dan Post-closing

Sesi Waktu Aktivitas

Pre-closing

15:50:00 - 16:00:00 Anggota bursa memasukkan order

jual dan beli

16:00:01 - 16:04:59 JATS melakukan proses

pembentukan Harga Penutupan

dan memperjumpakan

penawaran jual dengan

permintaan beli pada Harga

Penutupan berdasarkan price dan time priority

Post-closing 16:05:00 - 16:15:00 Anggota Bursa Efek untuk

memasukkan penawaran jual

dan atau permintaan beli pada Harga Penutupan, dan JATS

memperjumpakan secara

berkelanjutan (continuous

auction) atas penawaran jual

dengan permintaan beli untuk Efek yang sama secara

keseluruhan maupun sebagian

pada Harga Penutupan

berdasarkan time priority

Pada Sesi Pre-closing

1. Pada sesi Pre-closing, Anggota Bursa Efek dapat memasukkan penawaran jual

dan atau permintaan beli sesuai dengan ketentuan satuan perdagangan dan

Fraksi Harga dengan tetap tunduk pada ketentuan Auto Rejection 2. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan pada sesi

Prapenutupan, dapat diubah dan atau dibatalkan oleh Anggota Bursa Efek yang bersangkutan sepanjang pembatalan dan atau perubahan tersebut dilakukan

masih dalam tenggang waktu perdagangan sesi pre-closing

3. Harga Penutupan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan

permintaan beli terbanyak untuk saham yang sama yang dapat diperjumpakan

32

pada satu harga tertentu. Saham yang diperdagangkan pada sesi Pre-opening

ditetapkan oleh Bursa melalui Pengumuman paling lambat 1 (satu) Hari Bursa

sebelum saham tersebut diperdagangkan pada sesi Pre-opening 4. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum diperjumpakan

oleh JATS (open order) di sesi Pre-closing, akan dilanjutkan secara otomatis ke perdagangan sesi Post-closing oleh JATS

5. Apabila Harga Penutupan tidak terbentuk, maka Harga Penutupan ditetapkan

berdasarkan Harga dari Transaksi Bursa yang terakhir kali terjadi

Pada Sesi Post-closing

1. Efek Bersifat Ekuitas yang dapat diperdagangkan pada sesi Post-closing adalah

seluruh Efek Bersifat Ekuitas, kecuali Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

2. Anggota Bursa Efek hanya dapat memasukkan penawaran jual dan atau

permintaan beli pada Harga Penutupan 3. Perubahan penawaran jual dan atau permintaan beli pada sesi Post-closing

hanya dapat dilakukan pada Harga Penutupan.

Perdagangan Saham Perusahaan Tbk yang Melakukan Tindakan Korporasi

Pelaksanaan Perdagangan saham dari Perusahaan Tercatat yang melakukan

tindakan korporasi: 1. Jika masih mengandung haknya (dalam periode cum) akan berakhir pada:

a. Hari Bursa ke-3 (ketiga) sebelum tanggal pencatatan pemegang saham

yang mendapatkan hak (recording date), untuk perdagangan pada Pasar

Reguler dan Pasar Negosiasi. b. Hari Bursa yang sama dengan dilakukannya recording date, untuk

perdagangan pada Pasar Tunai.

2. Jika tidak lagi mengandung hak (periode ex) dimulai pada hari bursa berikutnya setelah berakhirnya periode cum

3. Jika tindakan korporasi mengakibatkan adanya perubahan nilai nominal

saham (stock split atau reverse stock) dan perubahan saham yang dicatatkan

akibat penggabungan atau peleburan usaha (merger), Bursa meniadakan

perdagangan di Pasar Tunai atas saham tersebut selama 2 (dua) Hari Bursa

terhitung sejak berakhirnya periode cum di Pasar Reguler 4. Untuk memberikan kesempatan menukarkan Waran menjadi saham, maka

perdagangan Waran berakhir paling lambat: a. 4 (Empat) Hari Bursa sebelum tanggal Waran tersebut jatuh tempo untuk

perdagangan Waran di Pasar Reguler;

b. 1 (Satu) Hari Bursa sebelum tanggal Waran tersebut jatuh tempo untuk

perdagangan Waran di Pasar Tunai.

5. Dalam hal perusahaan tercatat melakukan penerbitan Waran sebagai hasil

pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), Bursa akan

meniadakan perdagangan Waran di seluruh pasar sejak awal pelaksanaan

HMETD sampai Waran tersebut sudah diterbitkan dan tersedia.

6. Khusus untuk HMETD hanya dapat diperdagangkan di pada Pasar Tunai dan

sesi I Pasar Negosiasi

II.6. Fraksi Harga dan Auto Rejection

Untuk menjaga mekanisme perdagangan berjalan secara teratur, wajar dan

efisien, Bursa Efek Indonesia mempunyai aturan yang tertuang dalam peraturan

Perdagangan II-A Perihal mekanisme perdagangan efek.

Fraksi Harga

Fraksi Harga Merupakan satuan perubahan harga yang digunakan dalam melakukan penawaran jual atau permintaan beli.

Fraksi Harga yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut:

33

1. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp 200,- (Dua

Ratus rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 1,- dan maksimum price step

adalah Rp10. 2. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dengan rentang harga Rp

200,- (Dua Ratus rupiah) sampai dengan kurang dari Rp 500,- (lima ratus rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 2,- dan maksimum price step

adalah Rp 20,-.

3. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dengan rentang harga Rp

500,- (lima Ratus rupiah) sampai dengan kurang dari Rp 2.000,- (dua ribu rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 5,- dan maksimum price step adalah Rp 50,-.

4. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dengan rentang harga Rp

2.000,- (dua Ribu rupiah) sampai dengan kurang dari Rp 5.000,- (lima ribu rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 10,- dan maksimum price step

adalah Rp 100,-.

5. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari Rp 5.000,- (lima

ribu rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 25,- dan maksimum price step adalah Rp 250,-.

Penjelasan diatas sesuai dengan peraturan Perdagangan II-A Perihal mekanisme perdagangan efek, dan mulai diberlakukan sejak tanggal 2 Mei 2016.

Gambar 9

Fraksi Harga

II.7. Auto Rejection

Harga penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam JATS

adalah harga penawaran yang masih berada di dalam rentang harga tertentu. Bila

Anggota Bursa memasukkan harga diluar rentang harga tersebut maka secara

otomatis akan ditolak oleh JATS (Auto Rejection).

Batasan Auto Rejection yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut:

1. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp 50,- (lima

puluh rupiah) 2. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 35% (tiga puluh

lima perseratus) di atas dan lebih dari 10% (sepuluh persen) di bawah Acuan

Harga untuk Saham dengan rentang harga Rp 50,- (lima puluh rupiah) sampai dengan dari Rp 200,- (dua ratus rupiah).

3. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 25% (dua puluh

lima perseratus) di atas dan lebih dari 10% (sepuluh persen) di bawah Acuan

Harga untuk Saham dengan rentang harga Rp 200,- (dua ratus rupiah) sampai

dengan dari Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).

34

4. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 20% (dua puluh

perseratus) di atas dan dan lebih dari 10% (sepuluh persen) di bawah Acuan

Harga untuk Saham dengan rentang harga di atas Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).

Auto Rejection diatas diberlakukan sejak tanggal 25 Agustus 2015 sesuai dengan

Keputusan direksi Bursa Efek Indonesia No. Kep-00096/BEI/08-2015 dan

tercantum dalam peraturan Perdagangan II-A Perihal mekanisme perdagangan

efek.

Dalam pelaksanaan perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler dan Pasar

Tunai, maka JATS akan melakukan Auto Rejection, apabila: 1) Volume penawaran jual atau permintaan beli Efek Bersifat Ekuitas lebih dari

50.000 (lima puluh ribu) lot atau 5% (lima perseratus) dari jumlah Efek

yang tercatat di Bursa (mana yang lebih kecil).

2) Acuan Harga yang digunakan untuk pembatasan harga penawaran tertinggi

atau terendah di Pasar Reguler dan Pasar Tunai atas saham yang

dimasukkan ke JATS sebagaimana dimaksud dalam ketentuan di atas

ditetapkan berdasarkan pada: a. Harga Pembukaan di Pasar Reguler untuk perdagangan saham di Pasar

Reguler dan Pasar Tunai; b. Harga Previous apabila Harga Pembukaan tidak terbentuk;

c. Harga Teoritis Hasil Tindakan Korporasi untuk saham Perusahaan

Tercatat yang melakukan Tindakan Korporasi; atau d. Harga perdana untuk saham Perusahaan Tercatat yang pertama kali

e. diperdagangkan di Bursa

3) Penerapan Auto Rejection untuk perdagangan saham hasil Penawaran

Umum yang pertama kali diperdagangkan di Bursa (perdagangan perdana) ditetapkan sebesar 2 (dua) kali dari persentase batasan Auto Rejection yang telah ditentukan

Gambar 10

Auto Rejection

II.8. Mekanisme Transaksi Marjin dan Shortselling

Pelaksanaan Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling dilakukan sesuai

dengan Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.D.6. tentang Pembiayaan Transaksi

Efek oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah dan Transaksi Short Selling oleh

Perusahaan Efek serta Peraturan Bursa terkait Transaksi Marjin dan Transaksi Short

Selling.

35

Marjin

Transaksi Marjin adalah transaksi pembelian Efek untuk kepentingan nasabah yang

dibiayai oleh Perusahaan Efek. Atau dapat dikatakan pembelian suatu saham

dengan cara sebagian pembelian menggunakan dana sendiri dan sebagiannya

menggunakan dana yang dipinjam dari anggota bursa efek Indonesia .

Short selling Transaksi Short Selling adalah transaksi penjualan Efek dimana Efek dimaksud

tidak dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan. Atau dapat dikatakan penjualan suatu saham dimana penjual belum memiliki saham tersebut pada waktu transaksi dilakukan.

Kriteria untuk transaksi saham marjin dan short selling saat ini adalah sebagai

berikut: 1. PER tidak Lebih 3X

2. Kapitalisasi saham dengan kepemilikan dibawah 5% (lima persen) dari jumlah

saham tercatat lebih besar dari Rp1.000.000.000.000 (satu triliun rupiah) berdasarkan data akhir bulan dalam periode data review.

3. Efek tersebut telah tercatat di Bursa, dengan ketentuan:

i. apabila Efek tersebut telah tercatat di Bursa selama 6 (enam) bulan atau

lebih, maka: Efek tersebut ditransaksikan di Bursa dengan rata-rata nilai

transaksi harian di Pasar Reguler dalam 6 (enam) bulan terakhir minimal

adalah Rp 10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah) atau minimal nilai

transaksi harian di Pasar Reguler adalah Rp 1.000.000.000,- (satumiliar

rupiah). ii. abila Efek tersebut telah tercatat di Bursa kurang dari 6 (enam) bulan atau

, maka: Efek tersebut ditransaksikan di Bursa dengan rata-rata nilai transaksi

harian mencapai Rp 50.000.000.000 (lima puluh miliar rupiah) atau minimal nilai transaksi harian adalah Rp 5.000.000.000,- (lima miliiar rupiah).

4. jumlah pemegang saham sekurang-kurangnya 600 (enam ratus) pemegang

saham berdasarkan data akhir bulan selama periode data review.

5. Khusus untuk Transaksi Short Selling total saham dengan kepemilikan di bawah

5% (lima perseratus) dari jumlah saham tercatat minimal 20% (dua puluh

perseratus) yang dihitung selama:

i. 6 (enam) bulan terakhir hingga periode review oleh Bursa untuk Efek yang

telah tercatat di Bursa selama 6 (enam) bulan atau lebih di Bursa

ii. Sekurang- kurangnya 3 (tiga) bulan sejak tercatat hingga periode review oleh Bursa untuk Efek yang telah tercatat di Bursa kurang dari 6 (enam) bulan.

II.9. Efek Tidak Dijamin dan Transaksi dipisahkan

Dengan diterbitkanya POJK No.26 Tahun 2014 perihal Penjaminan Penyelesaian

Transaksi Bursa makin memperkuat dan meyakinkankepada investor bahwa

investasi di pasar modal Indonesia sangat aman, karena dijelaskan kembali pada

peraturan tersebut bahwa semua transaksi dipasar reguler dan tunai akan dijamin

transaksi nya oleh Kliring Penjaminan Efek Indonesia , dengan kata lain pada saat

hari penyelesaian transaksi akan dipastikan transaksi tersebut “Good Fund and

Good Delivery”. Namun di sisi lain OJK juga memperkuat aturan mengenai efek

mana saja yang dijamin, efek tidak dijamin dan transaksi dipisahkan. Perihal

dengan adanya efek tidak dijamin dan transaksi dipisahkan juga muncul didasari

untuk melindungi kliring dan Penjaminan efek Indonesia dari transaksi bursa yang

tidak wajar dan berisiko tinggi gagal dalam proses setelmen.

Efek Tidak Dijamin dan Transaksi dipisahkan

Efek Tidak Dijamin adalah Efek yang ditetapkan oleh Bursa Efek dan Lembaga

Kliring dan Penjaminan berdasarkan persyaratan tertentu yang penyelesaian

transaksinya tidak dijamin sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 11 Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 Tentang Penjaminan

Penyelesaian Transaksi Bursa.

36

Efek dengan Transaksi Dipisahkan

Penyelesaian Transaksi Bursa berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Bursa

Efek Lembaga Kliring dan Penjaminan atau atas perintah Otoritas Jasa Keuangan

sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Angka 10 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

Nomor26/POJK.04/2014 Tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa.

Kriteria Untuk Efek tidak dijamin dan transaksi dipisahkan yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut: 1. Pola Transaksi

2. Volume Transaksi

3. Frekuensi Transaksi

4. Fluktuasi Harga

5. Konsentrasi kepemilikan efek 6. Informasi lain yang bersifat material

II.10. Biaya Transaksi

Anggota Bursa Efek wajib membayar biaya transaksi kepada Bursa (tidak termasuk

biaya kliring dan settlement) sebagai kontribusi atas penyediaan fasilitas oleh

Bursa kepada Anggota Bursa Efek. Ketentuann ini tetap berlaku bagi Anggota Bursa

Efek dalam keadaan suspensi atau Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB)

dibekukan. Biaya dihitung berdasarkan nilai per transaksi Anggota Bursa Efek yang

bersangkutan sebagai berikut:

1. Untuk transaksi di Pasar Reguler dan Pasar Tunai sebesar 0,018% (nol koma nol

satu delapan perseratus) dari nilai per transaksi, atau minimum Rp20.000.000, - (dua puluh juta rupiah) per bulan

2. Untuk transaksi di Pasar Negosiasi berdasarkan kebijakan Bursa;

3. Untuk biaya transaksi jasa kliring penjaminan efek Indonesia adalah sebesar

0,009% (nol koma nol nol sembilan perseratus) dari nilai per transaksi. 4. Untuk biaya transaksi setelmen kepada KSEI adalah sebesar 0,003% (nol koma

nol nol tiga perseratus) dari nilai per transaksi.

5. PPN dan PPH diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan SE-06/PJ4/1997 Dirjen

Pajak Tanggal 20 Juni 1997 Perihal Pelaksaan pemungutan Pajak Penghasilan

atas Penghasilan Penjualan saham di Bursa Efek. 6.

Gambar 11

Biaya Transaksi Beli

37

Gambar 12

Biaya Transaksi Jual

II.11. Penghentian Perdagangan

Dalam rangka menjaga terlaksananya perdagangan efek yang teratur, wajar dan

efisien, bursa dapat melakukan: 1. Penghentian sementara pelaksanaan perdagangan efek di bursa, dalam hal:

a. permasalahan teknis pada JATS dan atau sistem Remote trading yang

diakibatkan oleh:

i. Data application / system error

ii. Kapasitas mesin perdagangan penuh

iii. Rusak mesin perdagangan

iv. Terputusnya jaringan Remote trading

v. Permasalahan teknis pada JATS dan dan infrastruktur pendukungnya

b. Terjadinya permasalahan teknis pada sistem kliring dan penjaminan KPEI dan

atau sistem penyimpanan dan penyelesaian KSEI yang mengakibatkan tidak

dapat dilakukan proses penjaminan dan atau penyelesaian Transaksi Bursa; c. Terjadinya kepanikan pasar dalam melakukan transaksi jual dan atau beli

yang mengakibatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami

penurunan yang sangat tajam paling lama 1 (satu) sesi perdagangan. Dalam

hal penghentian melebihi 1 (satu) sesi perdagangan, maka Bursa akan

melakukan penghentian sementara setelah mendapat persetujuan Bapepam

dan LK d. Bencana, antara lain: gempa bumi, banjir, kebakaran

e. Terjadinya gangguan keamanan, sosial dan politik, antara lain:

pemberontakan, ledakan bom, kerusuhan, huru-hara, sabotase, pemogokan dan epidemic

f. Terjadinya gangguan pada infrastruktur sosial seperti jaringan listrik,

telekomunikasi dan transportasi

2. Penghentian sementara pelaksanaan perdagangan atas suatu Efek tertentu di

Bursa apabila terjadi pergerakan harga yang tidak wajar atas Efek tersebut 3. Jika penghentian sementara terjadi, maka transaksi Bursa yang sudah terjadi

sebelum dihentikannya perdagangan tetap berlaku kecuali apabila terdapat

inkonsistensi data, kesalahan data dan atau hilangnya data Transaksi Bursa

pada JATS yang disebabkan karena tidak berfungsinya JATS 4. Bursa menghentikan sementara perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih

Dahulu dan atau Waran apabila perdagangan saham yang mendasari

diterbitkannya Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan atau Waran tersebut

dihentikan sementara 5. Untuk menjaga kelangsungan perdagangan Efek di Bursa, maka Bursa dapat

menerapkan sistem dan tata cara perdagangan lainnya sesuai dengan rencana kelangsungan usaha (business continuity plan) yang telah memperoleh

persetujuan OJK

38

Gambar 13

Suspensi Perdagangan

kasus terkait pada Mekanisme Perdagangan Efek

Kasus Penurunan Indeks IHSG 1. Penurunan Indeks Yang signifikan mengakibatkan bursa merubah aturan terkait

auto rejection

Pada Tanggal 24 Agustus 2015 IHSG mengalami penurunan yang sangat tajam

yakni sebesar -3,9 persen (tiga koma sembilan perseratus) dan dimana dalam 5 Hari Bursa terakhir Indeks Saham Gabungan (IHSG) telah mengalami

penurunan yang sangat signifikan yakni lebih dari -9,5 % (sembilan koma lima

perseratus) dan nilai kapitalisasi pasar IHSG yang hilang daalam 5 Hari Bursa

Terakhir mencapai 400 Triliun Rupiah. Selain faktor diatas, penurunan year to date IHSG secara kumulatif untuk tahun 2015 hingga tanggal 24 Agustus 2015

juga sangat besar dan salah satu yang terburuk dibandingkan bursa lain, yakni hingga lebih dari -13 % (tiga belas perseratus). Bahkan apabila kita melihat

secara year to date penurunan indeks indeks yang ada di Bursa Efek Indonesia

mencapai lebih dari -20%.

karena hal tersebut pada tanggal 24 Agustus 2015 pihak pihak terkait dalam hal

ini direksi mengadakan rapat internal dengan perwakilan divisi divisi terkait

untuk membahas langkah dan strategi untuk meredam atau menahan

penurunan yang lebih dalam. Ide yang muncul adalah untuk merubah auto

39

Kelompok

Harga

Sebelum 25 Agustus

2015

Per tanggal 25

Agustus 2015

% Naik % Turun % Naik % Turun

< Rp200 35% 35% 35% 10%

> Rp200 – ≤

Rp5,000

25%

25%

25%

10%

> Rp5,000 20%

20%

20%

10%

rejection dari penurunan harga dimana untuk semua kelompok harga, batas

bawah auto rejection akan diubah menjadi sama rata 10 % (sepuluh

perseratus), hal ini bertujuan untuk menjaga volatilitas harga, dan menahan

penurunan lebih dalam. setelah formulasi besaran perubahan tersebut disetujui

secara internal Bursa Efek Indonesia maka selanjutnya pihak BEI membawa

hasil rapat ini ke pihak OJK untuk dimintai masukan dan persetujuanya terkait

perubahan tersebut. Maka setelah disetujui pihak BEI pada pukul 16.30 WIB

tanggal 24 Agustus 2015 langsung mengontak anggota bursa terkait akan

perubahan tersebut yang akan berlaku esok hari nya, dan memberitahu bahwa

pada malam hari tanggal 24 Agustus 2015 akan ada yang disebut mock trading,

yakni tes mekanisme perdagangan dengan aturan baru yang akan diterapkan

per tanggal 25 agustus 2015

Gambar 14

Perbandingan Auto Rejection

Gambar

15

Penurunan Indeks IHSG

4.800,00

4.700,00

4.600,00

4.500,00

4.400,00

4.300,00

4.200,00

4.100,00

4.000,00

3.900,00

3.800,00

Indeks IHSG

4.741

4.666 4.638 4.585,39 4.595

4.510,48 4.484,24 4.490 4.441,99

4.335,95 4.310

4.163,73

14-08-2015 18-08-2015 19-08-2015 20-08-2015 21-08-2015 24-08-2015

IHSG Market Capital In trilliun Rp

40

Tabel 1

Penurunan Indeks IHSG

Tanggal

IHSG

% IHSG

Change Market Capital In trilliun

Rp

% Market Cap

Change

14-08-2015 4.585,39 4.741

18-08-2015 4.510,48 -1,634% 4.666 -1,582%

19-08-2015 4.484,24 -0,582% 4.638 -0,600%

20-08-2015 4.441,99 -0,942% 4.595 -0,927%

21-08-2015 4.335,95 -2,387% 4.490 -2,285%

24-08-2015 4.163,73 -3,972% 4.310 -4,009%

Total %

Down

-9,517%

Total % Down

-9,403%

Dampak Perubahan Batas Bawah Auto Rejection per tanggal 25 Agustus 2015

Tujuan awal dari perubahan batas bawah auto rejection adalah menahan laju penurunan,

meyakinkan investor agar tidak panik, dan menjaga pergerakan harga agar tidak terlalu

volatile, namun respon yang diterima terkait perubahan tersebut sangat positif pada waktu

itu, karena tu 3 Hari Bursa, selain itu market cap dari IHSG pun kembali melonjak sebesar

200 Triliun dalam kurun waktu tersebut.

Gambar 16

Indeks IHSG

4.600,00

4.500,00

4.400,00

4.300,00

4.200,00

4.100,00

4310

4.163,73

Indeks IHSG

4.361 4.374

4.228,50 4.237,73

4.562

4.430,63

4.000,00

3.900,00

24-08-2015 25-08-2015 26-08-2015 27-08-2016

IHSG Market Capital In trilliun Rp

41

Tabel 2

Kenaikan Indeks IHSG

After

Tanggal

IHSG

% IHSG Change

Market Capital In trilliun

Rp

% Market Cap

Change

24-08-

2015

4.163,73

4310

25-08-

2015

4.228,50

1,56%

4.361

1,18%

26-08- 2015

4.237,73

0,22%

4.374

0,30%

27-08- 2016

4.430,63

4,55%

4.562

4,30%

Total %

UP

6,326%

Total % UP

5,780%

BAHAN AJAR 4 SOAL PILIHAN GANDA

1. Posisi jual yang dilakukan oleh nasabah, disebut juga dengan:

a. Posisi Long

b. Posisi Short

c. Saldo Kredit

d. Saldo Debit

2. Sebuah pesanan yang dimasukan ke Bursa dengan intruksi untuk segera melaksanakan pesanan pada harga terbaik yang ada disebut :

a. Market Order

b. Limit Order

c. At Best Order

d. Stop-Loss Order

3. Apabila perdagangan saham yang mendasari diterbitkannya Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan atau Waran dihentikan sementara, maka perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan atau Warrant :

a. Juga dihentikan sementara oleh Bursa b. Tetap berjalan terus c. Berjalan setelah keluar pengumuman Bursa bahwa tidak ada keterkaitan perdagangan saham

dengan derivatifnya d. Berjalan terus hingga akhir Hari Bursa saja

4. Teknik analisis yang meneliti pergerakan harga dan trend volume suatu efek di masa lalu

disebut: a. Analisis Fundamental b. Analisis Teknikal c. Analisis Seri Waktu (Time Series) d. Analisis Trend Naik

42

5. Perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan dilakukan dengan menggunakan kurs saham yang terjadi pada perdagangan di:

a. Pasar Reguler b. Pasar Non Reguler c. Pasar Tunai umum d. Pasar tutup sendiri

6. Suatu bentuk pembiayaan dari Perusahaan Efek atas transaksi penjualan surat berharga untuk kepentingan nasabah sehingga akan meningkatkan persentase keuntungan (kerugian) dari fluktuasi harga surat berharga tersebut disebut:

a. Margin trading

b. Short selling

c. Margin call

d. Mortgage (hipotek)

7. Transaksi pembelian efek untuk kepentingan nasabah yang dibiayai oleh perusahaan efek, dikenal dengan istilah:

a. Transaksi Margin

b. Transaksi Short Selling

c. Transaksi Efek

d. Transaksi Barter

8. Pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain, disebut dengan….

a. Perantara Pedagang Efek

b. Manajer Investasi

c. Emiten

d. Wali Amanat

9. Pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual, disebut dengan:

a. Dealer

b. Manajer investasi

c. Underwriter

d. Wali amanat

10. Suatu kegiatan penawaran umum saham yang dilakukan oleh Emiten kepada masyarakat atau para pemodal berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya, dikenal dengan istilah:

a. Stock split

b. Corporate action

c. Go public

43

d. Stock repurchase

SOAL ESSAY

Soal,

1. Sebutkan dan jelaskan manfaat dan konsekuensi perusahaan yang go-public

2. Pihak yang terlibat dalam penawaran umum saham