12
1 Berita Puslitbangtan 50 Juni 2012 Membahas Manajemen Penelitian, Menggali Inovasi untuk Swasembada Pangan Kepala Badan Litbang Pertanian, Dr Haryono, MSc (tengah) yang didampingi oleh Kepala Puslitbangtan, Dr Hasil Sembiring, dan Kepala Balitsereal yang baru, Dr Herman Subagio, dalam pembukaan Rapat Kerja Puslitbangtan di Makassar, 18-20 April 2012. Swasembada dan swasembada pangan berkelanjutan adalah satu dari empat sukses Kementerian Pertanian dalam periode 2010-2014. Puslitbangtan dan jajarannya terus berupaya menghasilkan inovasi untuk mendukung empat sukses tersebut. Rapat Kerja Puslitbangtan 2012 antara lain membahas manajemen penelitian ke depan dan menggali inovasi teknologi tanaman pangan yang akan dikembangkan petani. “Saya memberikan apresiasi yang lebih tinggi pada Raker Puslitbangtan kali ini karena dihadiri oleh dua mantan Dirjen, lima mantan Kapus, dan 11 Profesor Riset”, ujar Kepala Badan Litbang Pertanian, Dr Haryono, mengawali sambutannya pada Rapat Kerja Puslitbangtan 2012 di Makassar pada 18-20 April 2012. Dua mantan Dirjen yang dimaksud adalah Prof Sumarno dan Prof Djoko Said Damardjati yang juga mantan Kapuslitbangtan. Mantan Kapuslitbangtan lainnya adalah Prof Ibrahim Manwan, Prof Andi Hasanuddin, dan Prof Suyamto. Pak Ibrahim Manwan, Kapuslitbangtan periode 1987-1994 yang hadir pada Raker Puslitbangtan 2012 di Makassar tetap mem- perlihatkan semangat yang tinggi meski telah menginjak usia 80 tahun. Beliau tidak jarang memberikan masukan bagi kemajuan Puslitbangtan ke depan. “Kita perlu men- contoh semangat Pak Ibrahim dan kami

Membahas Manajemen Penelitian, Menggali Inovasi untuk ...pangan.litbang.pertanian.go.id/files/BP-50-2012.pdf · Menggali Inovasi untuk Swasembada Pangan Kepala Badan Litbang Pertanian

Embed Size (px)

Citation preview

1Berita Puslitbangtan 50 • Juni 2012

Membahas Manajemen Penelitian,Menggali Inovasi untuk Swasembada Pangan

Kepala Badan Litbang Pertanian, Dr Haryono, MSc (tengah) yang didampingi oleh KepalaPuslitbangtan, Dr Hasil Sembiring, dan Kepala Balitsereal yang baru, Dr Herman Subagio,dalam pembukaan Rapat Kerja Puslitbangtan di Makassar, 18-20 April 2012.

Swasembada dan swasembada pangan berkelanjutan adalah satu dari empat sukses KementerianPertanian dalam periode 2010-2014. Puslitbangtan dan jajarannya terus berupaya menghasilkaninovasi untuk mendukung empat sukses tersebut. Rapat Kerja Puslitbangtan 2012 antara lainmembahas manajemen penelitian ke depan dan menggali inovasi teknologi tanaman pangan yangakan dikembangkan petani.

“Saya memberikan apresiasi yang lebih tinggipada Raker Puslitbangtan kali ini karenadihadiri oleh dua mantan Dirjen, lima mantanKapus, dan 11 Profesor Riset”, ujar KepalaBadan Litbang Pertanian, Dr Haryono,mengawali sambutannya pada Rapat KerjaPuslitbangtan 2012 di Makassar pada 18-20April 2012. Dua mantan Dirjen yangdimaksud adalah Prof Sumarno dan ProfDjoko Said Damardjati yang juga mantanKapuslitbangtan. Mantan Kapuslitbangtanlainnya adalah Prof Ibrahim Manwan, ProfAndi Hasanuddin, dan Prof Suyamto.

Pak Ibrahim Manwan, Kapuslitbangtanperiode 1987-1994 yang hadir pada RakerPuslitbangtan 2012 di Makassar tetap mem-perlihatkan semangat yang tinggi meski telahmenginjak usia 80 tahun. Beliau tidak jarangmemberikan masukan bagi kemajuanPuslitbangtan ke depan. “Kita perlu men-contoh semangat Pak Ibrahim dan kami

2 Berita Puslitbangtan 50 • Juni 2012

Penanggungjawab: Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Dr Hasil SembiringDewan Redaksi: Nuning Argo Subekti, Hermanto, Husni Kasim, Haryo Radianto, M. SyamTata Letak: Edi HikmatAlamat: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Jalan Merdeka 147, Bogor, 16111Telp. (0251) 8334089, 8311432, Faks. (0251) 8312755; E-mail: [email protected]

ISSN 0852-6230

RAPAT KERJA

Dari Redaksi

Terkait dengan program empat suksesKementerian Pertanian, Puslitbangtandituntut untuk menghasilkan inovasiyang mampu meningkatkan produksipadi dan palawija menuju swasembadadan swasembada pangan berkelanjutan.Rapat Kerja di Makassar pada 18-20 April2012 membahas manajemen penelitiandan menggali inovasi untuk diimplemen-tasikan di lapangan guna mendukungprogram nasional tersebut.

Upaya peningkatan produksitanaman pangan telah dilakukan denganberbagai cara. Untuk meningkatkanproduksi kedelai, misalnya, Puslitbangtanbekerja sama dengan berbagai pihakmengembangkan teknologi budi daya dikawasan hutan jati di Jawa Tengah danJawa Timur dengan hasil yang meng-gembirakan. Berbagai upaya telahdilakukan pula untuk meningkatkanproduksi padi, antara lain mengembang-kan rekomendasi pemupukan padisawah melalui internet dan teleponseluler (HP). Baru-baru ini di Bogor jugadiselenggarakan workshop dengan topik“Meminimalisasi Senjang Hasil Padi” yangdiikuti oleh sejumlah peneliti padi dariberbagai negara di Asia.

Informasi-informasi tersebut mengisiBerita Puslitbangtan nomor ini, selaininformasi penting lainnya yang perludiketahui oleh warga Puslitbangtan.Selamat membaca.

Redaksi

memang memerlukan saran dariBapak-bapak sebagai bekal dalam men-jalankan misi Puslitbangtan”, ujar DrHasil Sembiring, Kapuslitbangtan,dalam pembingkaian Raker yangdihadiri oleh pejabat struktural dansejumlah peneliti lingkup Puslitbangtan.

Menurut Dr Haryono dalamsambutannya, peneliti senior telahmenuntaskan kurva pertama BadanLitbang Pertanian, calon peneliti danpeneliti muda dituntut untuk me-realisasikan kurva kedua dengan hasilyang gemilang sebagaimana yang telahditunjukkan oleh peneliti senior. BadanLitbang Pertanian memang terusberupaya mengasah kamampuanuntuk berkiprah tidak hanya secaranasional, tapi juga internasional, sesuaidengan misi Badan Litbang Pertaniansebagai lembaga penelitian berkelasdunia dalam menghasilkan dan me-ngembangkan inovasi teknologi per-tanian. Diakui oleh Kepala BadanLitbang Pertanian, kondisi saat ini lebihsulit dibandingkan dengan era 80-90an.Dalam hal diseminasi hasil penelitian,misalnya, kini Badan Litbang Pertaniandihadapkan kepada kurang sinkronnyaantara penyuluhan dengan penelitiankarena setiap daerah memiliki misitersendiri terkait dengan otonomidaerah.

Meski demikian, Badan LitbangPertanian terus berusaha memberikanyang terbaik bagi pembangunanpertanian. “Sejauh ini pemerintah tetapmemberikan apresiasi kepada BadanLitbang Pertanian terkait dengan

kontribusi yang telah diberikan dalammendukung program peningkatanproduksi pangan meskipun belummaksimal”, ujar Dr Haryono di hadapanpeserta Raker.

Dewasa ini, lebih dari 90% varietasunggul baru padi yang dihasilkan olehBadan Litbang Pertanian telah men-dominasi areal pertanaman padi,terutama di lahan sawah yang merupa-kan tulang punggung produksi padinasional. Untuk varietas unggul barujagung dan kedelai, Kepala Badan jugamenekankan perlunya mengukurpenggunaan dan dampaknya secaranasional.

Menurut Kepala Badan LitbangPertanian, kendala pembangunanpertanian yang paling mendasar di erareformasi adalah perubahan ling-kungan strategis, antara lain perubahaniklim global, degradasi lahan, otonomidaerah, dan reformasi birokrasi.“Karena itu, pengelolaan penelitian danpengembangan pertanian ke depanharus menggunakan value changemanagement dengan fokus corebusiness”, ujar Dr Haryono.

Dalam menghasilkan inovasiteknologi yang berperan penting dalampembangunan pertanian, BadanLitbang Pertanian berupaya meng-optimalkan peran peneliti dan profesorriset yang didukung oleh manajemen 3M(man, money, material). Pemanfaatansumber daya penelitian yang terdiri atasprogram, SDM, fasilitas, anggaran, danwaktu harus optimal dan mengacuDaftar Isi

Membahas Manajemen Penelitian,Menggali Inovasi untuk SwasembadaPangan ..................................................... 1

Menggali Potensi Kedelai di Hutan Jati 4

Meminimalisasi Senjang Hasil Padi ... 6

Rekomendasi Pemupukan Padi Sawahmelalui Internet dan HP ........................ 7

Empat Pejabat Baru Puslitbangtan ...... 9

Pria Santun Itu Telah Berpulang .......... 11

Publikasi Baru ......................................... 12

3Berita Puslitbangtan 50 • Juni 2012

RAPAT KERJA

kepada International Organization forStandardization (ISO) untuk menjaminkualitas proses, hasil, dan profe-sionalisme pengelola. Untuk itu, jumlahpeneliti harus lebih banyak dari tenagaadministrasi.

Beberapa hal penting dari RakerPuslitbangtan 2012 yang perlu diketahuidan mendapat perhatian adalah:

• Pengembangan pertanian tanamanpangan ke depan lebih diarahkanpada lahan suboptimal sepertilahan rawa, lebak, pasang surut,sesuai fokus Agenda Riset Nasional(ARN) atas masukan dari BadanLitbang Pertanian. Program Litbangke depan harus dipetakan sesuaikoridor MP3EI.

• Penelitian harus berorientasi kedepan (looking forward) denganmanajemen modern dan dinamisyang dicirikan oleh pendekatankuantitaif, sistemik, menggunakanalat (tool) yang memadai sepertisystem modelling. Dengan demi-kian, semua sektor dalam peng-ambilan keputusan diharapkan ber-basis pada penelitian dan pe-ngembangan dengan melibatkanmultidisiplin.

• Anggaran Litbang Pertanianmeningkat setiap tahun, dari Rp 1,0trilyun pada tahun 2011 menjadi Rp1,8 trilyun pada tahun 2013.Peningkatan anggaran agar di-manfaatkan sebaik mungkin dalammenghasilkan inovasi teknologimelalui penelitian pada tahun 2012dan menuntaskan Renstra sampaitahun 2014 sesuai dengan targetempat sukses Kementerian Per-tanian. Dalam jangka panjang, perluperbaikan sarana prasaranapenelitian, unit produksi benih

sumber (UPBS), dan komunikasipublik agar produk yang dihasilkandari penelitian diketahui dandimanfaatkan oleh masyarakat.Oleh karena itu perlu disusunproposal perbaikan infrastrukturpenelitian termasuk perumahandinas.

• Salah satu jalur tradisional alihteknologi hasil penelitian kepadapengguna akhir (petani) adalahhubungan antara peneliti danpenyuluh (research extensionlingkage) atau disebut REL. Erareformasi dan otonomi daerahumumnya diwarnai oleh ego-sektoral. Balai Penyuluhan Per-tanian (BPP) sebagai ujung tombakpenyuluhan inovasi kepadamasyarakat pertanian makin ber-kurang jumlahnya. Peneliti danpenyuluh perlu bersinergi dalamProgram Litkajibangluhrappronas.Badan Litbang Pertanian me-nyiapkan logistik benih danpublikasi. Saat ini dan ke depan,Badan Litbang Pertanian menerap-kan sistem diseminasi multichaneluntuk mempercepat alih teknologi.

• Dari sejak berdiri hingga saat iniBadan Litbang Pertanian telahmenjadi organisasi pembelajar(learning organization). Ada duajalur karier di Badan LitbangPertanian, yaitu karier fungsionalpeneliti dan struktural. Karier yangutama bagi peneliti adalah karierfungsional sampai mencapaijenjang tertinggi, profesor riset.Karier fungsional lebih terbukalebar dibanding karier struktural.

• Dalam merencanakan kegiatan kedepan perlu didahului oleh diskusitentang pertanian secara holistik.Kerja sama dengan mitra yang jelas

perlu memperhatikan peraturandan perundangan yang belaku, disamping posisi Badan LitbangPertanian apakah di atas (leading),sejajar, atau di bawah. Pada posisileading Badan Litbang Pertanianharus memimpin, pada posisisejajar siap sharing, sedangkanpada posisi di bawah harus men-dapatkan nilai tambah. Dalam halini, scientific exchange harus ber-basis program.

• Pada tahun 2010 Badan LitbangPertanian telah menyediakan danauntuk pengadaan peralatan yangdapat memperkuat penelitian dibidang molekuler, khususnya untuktanaman pangan. Alat yang mahaltersebut harus digunakan untukmendukung implementasi GrandDesign Genomic Research men-dukung pemuliaan tanaman,sehingga mampu menghasilkanproduk penelitian strategis danbernilai guna tinggi. Untuk itu perlusegera disusun proposal genomicresearch mendukung kegiatanpemuliaan tanaman.

Sebelum mengakhiri sambutannya,Dr Haryono menginformasikan bahwainovasi teknologi yang dihasilkan olehBadan Litbang Pertanian tetapmendapat apresiasi dari pemerintahuntuk dikembangkan. Inovasi RumahPangan Lestari (RPL) kini sedangdikembangkan oleh pemerintah.“Inovasi ini berperan penting dalammembangun ketahanan pangankeluarga” tegas Menteri Pertaniandalam acara launching RPL olehPresiden RI, Dr Susilo BambangYudhoyono, di Pacitan Jawa Timurbeberapa waktu yang lalu. Kini RPL telahberkembang menjadi Kawasan RumahPangan Lestari (KRPL) di hampir se-luruh provinsi di Indonesia. (HMT/HK)

4 Berita Puslitbangtan 50 • Juni 2012

INOVASI TEKNOLOGI

Keinginan pemerintah untukmewujudkan swasembadakedelai telah diupayakan

melalui berbagai cara, antara lainmengembangkan kedelai di kawasanhutan jati yang masih muda. Di JawaTimur terdapat 829 ribu ha hutanproduksi yang dikelola oleh PTPerhutani, 50 ribu ha di antaranya akandikembangkan untuk budi daya kedelaimelalui program GP3K (GerakanPeningkatan Produksi Pangan BerbasisKorporasi).

Badan Litbang Pertanian terusmendorong pencapaian swasembadakedelai melalui peningkatan pengem-bangan inovasi teknologi hasil penelitiankepada berbagai pihak. Di beberapa

kawasan hutan jati berumur 1-5 tahundi Jawa Timur telah dikembangkanteknologi budi daya dan varietas unggulkedelai, antara lain Anjasmoro,Grobogan, dan Argomulyo (berbijibesar) serta varietas Wilis dan Kaba(berbiji sedang).

Sebagian konsumen tempe diIndonesia, terutama di Jawa, lebihmenyukai kedelai berbiji besar sebagaibahan baku. Sebagaimana diketahui,tempe dan tahu sudah menjadi menusehari-hari sebagian masyarakat diIndonesia. Mengingat pentingnyakedelai sebagai protein hewani yangterjangkau oleh semua lapisan ma-syarakat, maka produksi di dalamnegeri perlu terus dipacu untuk me-

menuhi kebutuhan nasional menujuswasembada sebagaimana yang telahdicanangkan Kementerian Pertanian.

Ngawi, Jawa Timur

Untuk melihat realisasi pengembangankedelai pada kawasan hutan jati di JawaTimur, Menteri Pertanian melakukankunjungan kerja ke Ngawi pada 9 Januari2012. Didampingi oleh Kepala BadanLitbang Pertanian, Bupati Ngawi, KepalaDinas Pertanian Tanaman Pangan JawaTimur, dan Direktur PengelolaanSumber Daya Hutan Perum Perhutani,Menteri Pertanian melakukan panenperdana kedelai di kawasan hutan jatitersebut dengan hasil yang cukupmemuaskan, 1,9-2,0 t/ha.

Acara panen perdana kedelai yangdilanjutkan dengan temu wicaradihadiri oleh petani, penyuluhpertanian, dan petugas kehutanan.Bupati Ngawi mendukung sepenuhnyapengembangan kedelai dalam upayapeningkatan produktivitas hutan jati didaerahnya. Menteri Pertanian, DrSuswono, dalam temu wicara inimenegaskan kembali Program EmpatSukses Kementerian Pertanian, yangsalah satunya adalah pencapaianswasembada kedelai. “Pertanamankedelai di kawasan hutan jati yangseperti kita lihat bersama tumbuhmeyakinkan dan hasilnya diprediksi 2 t/ha”, ujar Dr Suswono di hadapan 600anpeserta temu wicara. Hal ini sekaligusmenjawab keraguan bahwa lahan dikawasan hutan bisa ditanami kedelaidengan hasil yang cukup tinggi. Dalam

Menggali Potensi Kedelai di Hutan JatiVarietas unggul kedelai yang dikembangkan di antara pohon jati muda di NgawiJawa Timur dan Boyolali Jawa Tengah mampu berproduksi 1,9-2,4 ton per ha,lebih tinggi dibanding hasil nasional kedelai yang dewasa ini baru mencapai1,2 ton per ha.

Menteri Pertanian, Dr Suswono, didampingi oleh Kepala Badan Litbang Pertanian, Dr HaryonoMSc, melakukan panen perdana kedelai varietas Grobogan pada kawasan hutan jati di NgawiJawa Timur, 9 Januari 2012.

5Berita Puslitbangtan 50 • Juni 2012

INOVASI TEKNOLOGI

kesempatan itu Menteri Pertanian jugamenyampaikan terima kasih kepadapeneliti yang telah berhasil merakitvarietas unggul baru kedelai berumurgenjah dengan potensi hasil 2,4 ton perha, yang dilepas dengan nama Gema.

Sesuai dengan harapan MenteriPertanian, Kepala Badan LitbangPertanian mengajak semua pihak terkaituntuk mengembangkan inovasiteknologi kedelai menuju swasembada,termasuk di kawasan hutan. Padakesempatan ini, Menteri Pertanianmenyerahkan bantuan benih sumberkedelai sebanyak 3 ton untuk di-kembangkan lebih lanjut di Jawa Timur.

Boyolali, Jawa Tengah

Pengembangan kedelai di kawasanhutan tidak hanya di Jawa Timur, tapijuga di kawasan hutan lainnya diIndonesia. Di Jawa Tengah, inovasiteknologi kedelai dikembangkan dikawasan hutan jati di Telawa, Boyolali,pada lahan seluas 6,5 ha. Varietas unggulkedelai yang dikembangkan adalahAnjasmoro, Grobogan, dan Argomulyo.

Gubernur Jawa Tengah, BibitWaluyo, bersama Kepala Badan LitbangPertanian yang diwakili oleh KepalaPuslitbangtan, Dr Hasil Sembiring, danBupati Boyolali tentu tahu betul potensikawasan hutan bagi pengembangankedelai setelah malakukan panenperdana kedelai yang mampu ber-produksi 2,4 ton per ha, lebih tinggidibanding hasil nasional kedelai yangsaat ini baru mencapai 1,2 ton per ha.

Acara panen perdana kedelai inidilanjutkan dengan temu lapang yangdiikuti oleh 300an petani, petugas KPHTelawa Perhutani Unit I, penyuluh,peneliti, dan aparat dinas terkait se-Kabupaten Boyolali. Dalam acara ini,Kepala Perhutani KPH Telawa meng-ucapkan terima kasih kepada BadanLitbang Pertanian yang telah me-ngembangkan teknologi kedelai di

kawasan hutan. “Ini kerja nyata yangdapat diteladani dan ternyata kedelaidapat berproduksi dengan baik diantara pohon jati tanpa mempengaruhipertumbuhan pohon,” katanya me-yakinkan.

Dr Hasil Sembiring yang mewakiliKepala Badan Litbang Pertanian me-nekankan kecukupan pangan tidak bisaditunda-tunda, perluasan areal ber-korelasi positif terhadap hasil. Olehkarena itu, “Pemanfaatan lahan hutanuntuk produksi tanaman panganmenjadi perhatian Menteri Pertanian”ujar Dr Hasil Sembiring seraya men-contohkan di antara tegakan pohon jatidapat tumbuh tanaman pangan, dalamhal ini kedelai dengan potensi hasil 2,4t/ha. Senada dengan Gubernur JawaTengah, Bupati Boyolali dalamsambutannya juga menyampaikanterima kasih kepada Badan LitbangPertanian yang telah bekerja kerasmenghasilkan dan mengembangkanteknologi kepada masyarakat pertaniandi Jawa Tengah. Acara ini diliput olehberbagai media massa, termasuk TVRI.

Keuntungan budi daya kedelai dikawasan hutan jati adalah: 1) optimali-sasi pemanfaatan lahan di kawasan

hutan, 2) memberikan tambahanpenghasilan bagi petani, 3) menyubur-kan lahan, dan 4) menyediakan benihkedelai dalam sistem Jabalsim di daerahsetempat. Masalah yang perlu dicarikanjalan keluarnya antara lain adalah: 1)pendampingan penerapan teknologimengingat budi daya kedelai merupa-kan hal yang baru bagi petani setempat,dan 2) penyediaan benih kedelaimenjadi masalah yang mendasar dikawasan hutan.

Di kawasan hutan Telawa, Boyolali,telah tersedia 1.400 ha lahan yangpotensial ditanami tanaman pangan,termasuk kedelai. Benih kedelai yangakan dikembangkan lebih lanjut akandiusahakan oleh Pemerintah Daerah,sedangkan hasil panen akan diusaha-kan untuk ditampung oleh PT Pertanidan PT Sang Hyang Seri sebagaiperusahaan benih dan sarana produksipertanian. Dalam hal ini, Pemda Boyolaliberperan sebagai fasilitator. DinasPertanian Provinsi Jawa Tengah mintaBPSB setempat untuk mensertifikasi hasilpanen kedelai sebagai benih unggul.Melalui program jalur benih antar-lapangantar-musim (Jabalsim), masalahpenyediaan benih kedelai di kawasan iniakan dapat teratasi. (MWT/HMT)

Dr Hasil Sembiring, Kepala Puslitbangtan: pemanfaatan lahan hutan untukproduksi tanaman pangan menjadi perhatian Menteri Pertanian.

6 Berita Puslitbangtan 50 • Juni 2012

INOVASI TEKNOLOGI

Melalui Irrigated Rice ResearchConsortium (IRRC), IRRI(International Rice Research

Institute) dan Badan Litbang Pertanianbekerja sama mengembangkan ma-najemen teknologi budi daya padimenghadapi permasalahan globalseperti penyediaan benih bermutu,pengelolaan air dan hara, pengendalianorganisme pengganggu tanaman(OPT), peningkatan produktivitas, dankesejahteraan petani. Sejumlahrekomendasi teknologi telah dihasilkanmelalui kerja sama tersebut, di antara-nya pengelolaan hara spesifik lokasi,pola irigasi AWD (Alternate Wetting andDrying), sistem tanam benih langsung,perbaikan penanganan pascapanen,dan pengendalian hayati OPT. Untuklebih meningkatkan produksi padi dankesejahteraan petani, sejumlah paketteknologi dikembangkan berbasis

kebutuhan di setiap negara anggotakonsorsium.

Rekomendasi teknologi tersebutdibahas dalam workshop konsultatif diBogor pada 28-30 Mei 2012, atasprakarsa Puslitbangtan bekerja samadengan IRRC dan IRRI PerwakilanIndonesia. Hal ini sekaligus meng-koordinasikan usulan program kerjasama CORIGAP (Closing Rice Yield Gapsin Asia) yang dicetuskan oleh IRRI danmitranya di kawasan Asia, termasukBadan Litbang Pertanian. Tujuan akhirdari program kerja sama tersebutadalah dikembangkannya pirantikuantitatif dan metode partisipatifberbasis iptek yang dapat membantumeminimalisasi senjang hasil padi danmemperbaiki taraf hidup petani kecil diwilayah lumbung padi Asia, tanpamengenyampingkan keseimbanganekologi.

Meminimalisasi Senjang Hasil PadiProgram kerja sama CORIGAP

merupakan proyek yang menitikberat-kan kepada penggunaan sumber dayasecara lebih efisien, baik air, hara,maupun tenaga kerja dan lain-lain yangdiharapkan berdampak positif terhadappenurunan ecological footprint, yaitubesarnya kebutuhan manusia terhadapsumber daya alam dibandingkandengan kemampuan alam untukmemperbarui dan menyediakannyabagi manusia. Proyek ini mengembang-kan suatu pendekatan analisis yangdisebut Field Calculator yang mampumemperkirakan keluaran dari berbagaifaktor yang bersinergi secara ber-kelanjutan dalam pertanian. Pen-dekatan ini diharapkan dapat me-nyeimbangkan dampak lingkungan,produksi tanaman, dan taraf hiduppetani.

Dalam jangka panjang, program inidapat melahirkan model pendekatanmultidimensi yang melibatkan hasil-hasil penelitian dan partisipasi aktifpetani untuk menguji, menyempurna-kan, dan menerapkan sistem terpaduproduksi padi yang lebih baik. Melaluiproses pembelajaran petani diharapkanadopsi hasil penelitian akan lebih cepatdan integrasi teknologi dari berbagaisumber akan lebih mudah.

Workshop diikuti oleh 50an penelitidari lembaga penelitian anggota IRRCdi Asia, termasuk Filipina, China,Indonesia, Sri Lanka, Thailand, danVietnam. Pada hari kedua workshop,delegasi IRRC menyaksikan dari dekatpenelitian padi dataran tinggi, padihibrida, padi tipe baru, functional rice,dan golden rice di Kebun PercobaanBalai Besar Penelitian Padi di Muara,Bogor. (NAS)Dr. Grant Singleton (koordinator IRRC), Dr. Hasil Sembiring (Ka. Puslitbangtan), Dr. Bas Bouman

(peneliti senior IRRC), Dr. Made J. Mejaya (Ka BB Padi) dalam pembukaan Workshop on ClosingRice Yield Gaps in Asia di Bogor, 28-30 Mei 2012.

7Berita Puslitbangtan 50 • Juni 2012

INOVASI TEKNOLOGI

Tiga faktor kunci yang menentukantingkat hasil dan produksi padiadalah G x E x M (genetic,

environment, management). Ketigafaktor tersebut saling mempengaruhisehingga kurang optimalnya keragaansalah satu faktor akan secara langsungmempengaruhi atau mengurangi hasilpanen tanaman.

Faktor genetik terdapat dalamvarietas padi yang akan ditanam petani.Potensi hasil tinggi biasanya diperolehdari varietas unggul yang dilengkapidengan berbagai karakteristik lainseperti toleran terhadap cekaman biotik(hama dan penyakit tertentu) danabiotik (kekeringan, kebanjiran,salinitas). Faktor lingkungan (environ-ment) berkaitan dengan musim danketinggian atau altitude sedangkanfaktor manajemen berkaitan denganpengelolaan tanaman oleh petaniseperti cara tanam, pengairan, pe-mupukan, dan pengendalian hama danpenyakit.

Pupuk memegang peranan pentingdalam upaya peningkatan hasil padisehingga pemerintah berupaya me-nyediakan subsidi agar petani dapatmenggunakan pupuk dengan hargayang terjangkau. Semakin tingginyaharga pupuk di pasar dunia me-

nyebabkan semakin t inggi pulasubsidi yang harus disediakan olehpemerintah. Oleh karena itu, pupukperlu digunakan secara efektif denganmempertimbangkan ketersediaan haradalam tanah, sisa tanaman, dan airirigasi. Pemberian pupuk yang lebihrendah dari kebutuhan tanaman akan

menyebabkan berkurangnya hasilpanen sedangkan pemberian pupukyang berlebihan, selain merupakanpemborosan, akan menyebabkantanaman mudah rebah, berisikoterhadap serangan hama dan penyakit,dan mengganggu kelestarian ling-kungan.

Rekomendasi Pemupukan Padi Sawahmelalui Internet dan HPEfektivitas dan efisiensi pemupukan pada tanaman padi ditentukan oleh kondisi setempat,kebutuhan tanaman, dan tingkat hasil yang dapat dicapai. Berdasarkan ketiga aspektersebut, pupuk perlu diberikan dalam jumlah, waktu, cara, dan jenis yang tepat. Bekerjasama dengan Badan Litbang Pertanian, International Rice Research Institute (IRRI) telahmembuat panduan pemupukan padi sawah berbasis komputer untuk dapat diakses olehsemua kalangan.

Pemberian pupuk pada tanaman padi dengan mempertimbangkan ketersediaan hara di tanah,sisa tanaman, dan air irigasi akan memberikan hasil yang optimal.

8 Berita Puslitbangtan 50 • Juni 2012

INOVASI TEKNOLOGI

Pendekatan PemupukanSpesifik Lokasi

Rekomendasi pemupukan padi sawahyang didasarkan atas analisis tanah yangmewakili kawasan atau hamparan yangcukup luas dihadapkan kepadamasalah kondisi lahan sawah petaniyang beragam. Hal ini dipengaruhi olehberbagai faktor seperti perbedaanpengelolaan tanaman, serta perbedaanpola tanam dan kecukupan air.

Pemupukan hara spesifik lokasi(PHSL) padi sawah adalah panduanyang ditujukan untuk memberikanrekomendasi pemupukan tanamansesuai kondisi setempat, kebutuhantanaman, dan tingkat hasil yang dapatdicapai. Berdasarkan ketiga aspektersebut, pupuk perlu diberikan dalamjumlah, waktu, cara, dan jenis yangtepat. Panduan yang berbasis komputerini dikembangkan oleh IRRI bekerjasama dengan Badan Litbang Pertanianmelalui lembaga yang bernaung dibawahnya. PHSL menggunakanjawaban dari sejumlah pertanyaantentang spesifikasi lahan sawah petanisebagai dasar untuk menghitung danmemberikan rekomendasi pemupukanspesifik lahan sawah tersebut melaluiinternet atau telepon genggam (HP).

Pendekatan PHSL mengandung tigalangkah yang perlu diperhatikan agarpetani dapat memupuk tanamanpadinya secara optimal dengan unsurhara esensial. Ketiga langkah tersebutadalah (1) menetapkan target hasil yangrealistik yang dikaitkan dengan musimtanam, varietas, dan pengelolaantanaman, (2) mendorong penggunaanhara yang ada di tanah, bahan organik,sisa tanaman, pupuk kandang, dan airirigasi secara efektif, (3) menggunakanpupuk untuk mengisi kekuranganunsur hara yang dibutuhkan tanamandari pasokan hara dalam tanah.

PHSL diluncurkan di Indonesiapada Januari 2011 oleh MenteriPertanian. IRRI dan Badan LitbangPertanian telah dan sedang mengujiPHSL secara luas dengan melibatkanpenyuluh dan petani.

Diseminasi PHSL melaluiInternet dan HP (TeleponGenggam)

Rekomendasi PHSL dapat diperolehmelalui tiga cara yaitu: (1) akses internetmelalui situs http://webapps.irri.org/nm/id, (2) HP atau telepon genggamdengan mengontak nomor 135, dan (3)smartphone berbasis android.

Melalui akses internet, penyuluh/petugas lapang dapat melakukan duacara untuk mendapatkan informasi daripetani yaitu langsung mengisi formulirjawaban dengan petani di lapang, bilaakses internet tersedia di lokasibersangkutan. Bila tidak ada aksesinternet, penyuluh/petugas lapangdapat mencetak dulu formulirpertanyaan di kantornya yang me-nyediakan akses internet, lalumembawa hasil cetakan tersebut kelokasi petani untuk diisi lebih lanjut. Datayang diperoleh lalu diproses di kantorpenyuluh/petugas untuk kemudianhasilnya dicetak dan diserahkan kepadapetani bersangkutan.

Pertanyaan yang perlu dijawabdalam formulir yang diakses melaluiinternet dan smartphone antara lainmenyangkut lokasi dan luas sawah,berapa kali tanam padi dalam setahun,musim tanam yang memerlukanrekomendasi pemupukan, sumber airirigasi, cara tanam, umur bibit, varietasyang akan ditanam, informasi status Pdan K tanah, rata-rata hasil GKP dalamdua tahun terakhir, tinggi tunggul jeramiyang tersisa di sawah sebelum tanahdiolah, ketersediaan air sepanjang per-tumbuhan tanaman, penggunaan

pupuk organik dan atau pupukkandang, penggunaan BWD (baganwarna daun), dan pupuk majemukyang akan digunakan.

Setelah semua pertanyaan terjawab,rekomendasi pemupukan akan di-terima dalam bentuk tercetak, lengkapdengan nama petani dan nomor HP, luaslahan, serta jenis, takaran, dan waktupemberian pupuk untuk lahan sawahpetani tersebut. Dengan memenuhirekomendasi yang diberikan petanidiperkirakan akan mendapatkan hasilyang lebih tinggi sekitar 400-700 kg perha.

Rekomendasi PHSL melalui HPdapat diperoleh dengan menghubunginomor bebas pulsa 135. Pertanyaandalam HP telah diupayakan seringkasmungkin agar petani tidak merasa jenuhkarena terlalu lama melakukan kontakdengan server. Oleh karena itu,rekomendasi melalui HP ini hanyaberlaku pada kondisi (1) sawah terletakdi dataran rendah, (2) pola tanam petanidua kali padi sawah per tahun, (3)varietas padi yang ditanam adalah padiinbrida atau non-hibrida yang berumursama dengan IR64 atau Ciherang, (4)umur bibit sekitar 21 hari, dan (5) sisatunggul jerami sekitar 25 cm.

Adapun pertanyaan yang ter-kandung dalam PHSL HP adalahsebagai berikut:1. Jika sawah Anda di Jawa atau Bali,

tekan angka satu. Jika tidak, tekanangka dua.

2. Jika sekitar 0,1 ha, tekan angka satu;jika 0,2 ha, tekan angka dua; jika 0,3ha, tekan angka tiga; jika 0,4 ha,tekan angka empat; jika 0,5 ha,tekan angka lima; jika sawah lebihdari 0,5 ha, pilih satu ukuran lalukalikan sehingga sesuai luasnya.

3. Pilih musim tanam yang akandilaksanakan. Jika musim hujan,tekan angka satu, musim kemarautekan angka dua.

9Berita Puslitbangtan 50 • Juni 2012

PEJABAT BARU

4. Pada musim hujan, berapa biasanyahasil gabah kering panen sebelumdipotong bawon: jika sekitar 5 tonper ha, tekan angka satu; jika 6 ton,tekan angka dua; jika 7 ton, tekanangka tiga; jika 8 ton, tekan angkaempat; jika 9 ton atau lebih, tekanangka 5.

Pada musim kemarau, berapabiasanya hasil gabah kering panensebelum dipotong bawon: jikasekitar 5 ton per ha, tekan angkasatu; jika 6 ton, tekan angka dua;jika 7 ton, tekan angka tiga; jika 8

ton, tekan angka empat; jika 9 tonatau lebih per ha, tekan angka 5.

5. Jika akan menggunakan pupukPhonska, tekan angka satu; Pelangi,tekan angka dua; Kujang, tekanangka tiga.

Setelah menjawab semua per-tanyaan, petani akan menerimarekomendasi pemupukan untuk lahansawahnya melalui sms.

Penerapan rekomendasi PHSLsecara luas sangat ditentukan olehdukungan dari berbagai pihak, ter-utama Dinas Pertanian dan instansi

penyuluhan di daerah. Upaya untukmendapatkan nomor bebas pulsasedang terus dilakukan dan diharapkanpada Juli 2012 sudah terealisasi.

Dewasa ini IRRI dan Badan LitbangPertanian sedang mengupayakanintegrasi rekomendasi pemupukandengan komponen penting lainnyaseperti varietas unggul dan pe-ngendalian hama dan penyakit. Dengandemikian kelak petani akan dapatmemperoleh informasi yang lebihlengkap yang mencakup aspek pentingyang berperan dalam upaya pe-ningkatan produksi padi. (MS)

Empat Pejabat Baru Puslitbangtan

Ada yang berubah di jajaranPuslitbangtan setelah pelantikanpejabat eselon III dan IV lingkup

Badan Litbang Pertanian di Jakarta pada10 April 2012. Dr Muhammad Yasin yangsemula Kepala Balai Penelitian TanamanSerealia (Balitsereal) di Maros, SulawesiSelatan, kini dipercaya memimpin BalaiPengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Kalimantan Selatan. “Teknologi jagungperlu dikembangkan di Kalimantan danpak Yasin sudah berpengalaman dalampenelitian jagung, sehingga lebih tepatditempatkan sebagai Kepala BPTPKalimantan Selatan” ujar Kepala BadanLitbang, Dr Haryono, pada saat melantiksejumlah pejabat eselon III dan IVtersebut. Kepala Balitsereal yang baruadalah Dr Herman Subagio yangsebelumnya memimpin BPTP SulawesiTengah.

Pejabat baru lainnya di lingkupPuslitbangtan adalah Dr Nuning ArgoSubekti yang diberi kesempatan menjadiKepala Subbidang Pendayagunaan HasilPenelitian (PHP), menggantikanHermanto S.Sos yang akan berusia 56tahun pada 7 Agustus 2012 dan kembalike habitatnya sebagai pejabatfungsional pustakawan. Dr Joko SusiloUtomo yang sebelumnya sebagaiKepala Seksi Pelayanan Teknik diBalitkabi dipercaya pula memimpinBPTP Lampung dan kedudukannya diBalitkabi digantikan oleh Dr Yusmani.

Pada pelantikan pejabat eselon IIIdan IV sebelumnya, 3 Januari 2012, DrAhmad Muliadi ditugasi memimpin LokaPenelitian Penyakit Tungro yangberkedudukan di Lanrang SulawesiSelatan, menggantikan Ir Syahrir PakkiMS yang telah memasuki masa pensiun

sebagai pejabat struktural dan kembalisebagai pejabat fungsional peneliti diBalitsereal.

Dr Herman Subagio sebenarnyaberasal dari Balittan Malang (kiniBalitkabi). Pada tahun 1989, yangbersangkutan ditunjuk sebagai KepalaKP Muneng dan pada 1995 ditarik ke

10 Berita Puslitbangtan 50 • Juni 2012

PEJABAT BARU

Malang sebagai Ketua KelompokPeneliti Sosial-Ekonomi di BalittanMalang. Sebelum menjabat KepalaBPTP Sulawesi Tengah pada akhir 2010,pria kelahiran Probolinggo pada tahun1960 ini dipercaya sebagai KetuaKelompok Pengkajian Sosial-Ekonomidan Kebijakan di BPTP yang sama.Pengalaman di Balittan Malang danBPTP Sulawesi Tengah tentu pentingbagi Dr Herman Subagio dalammeningkatkan kinerja Balitsereal kedepan. Menikah dengan TyasSuryaningsih pada tahun 1988, kini DrHerman Subagio dikarunia satu putridan satu putra.

Dr Yusmani termasuk peneliti yangtekun dan serius di Balitkabi. Dalamberbagai pertemuan, dia bicara lantangmempertahankan apa yang diyakini-nya, tapi tidak jarang pula minta maafsetelah melontarkan argumen yangkeras. Dibandingkan dengan penelitiyang seangkatan, Dr Yusmani termasuk

aktif menulis hasil penelitiannya.Beberapa tulisan ilmiahnya sudahdipublikasikan di Jurnal PenelitianTanaman Pangan, Buletin IptekTanaman Pangan, Buletin Palawija, danjurnal penelitian lain yang diterbitkanoleh Badan Litbang Pertanian danperguruan tinggi. Sejak 10 April 2012,peneliti hama kedelai ini dipercayamembantu manajemen Balitkabisebagai Kepala Seksi Pelayanan Teknikmenggantikan Dr Joko Susilo Utomo.

Dr Nuning Argo Subekti termasukdoktor muda di Puslitbangtan. Lahir 37tahun yang lalu di Madiun, Jawa Timur,Dr Nuning semula bekerja di Balitserealsebagai pemulia tanaman jagung.Predikat doktor diperolehnya diUniversitas Gajah Mada pada akhir 2011.“Saya hanya meneruskan pekerjaan pakHermanto, bukan menggantikan”canda Dr Nuning dalam rapat redaksiBuletin Iptek Tanaman Pangan

beberapa waktu lalu di Bogor. Sejakdilantik menjadi Kepala Subbid PHPPuslitbangtan pada 10 April 2012, DrNuning resmi berdomisili di Bogordengan suaminya, Asrul Koes SP, yangjuga bekerja di Balitsereal dan kinisedang menyelesaikan program S2 diInstitut Pertanian Bogor.

Dr Ahmad Muliadi sebelumnyamerupakan staf peneliti di Lolit Tungro.Kuliah S1 diselesaikanya di UniversitasHasanuddin pada tahun 1988 danprogram S2 di Universitas Gajah Madapada tahun 2000. Tidak lama setelahdilatik sebagai Kepala Lolit Tungro,pemuda asal Masewali, Soppeng,Sulawesi Selatan ini diwisuda sebagaidoktor bidang pemuliaan tanaman diUniversitas Gajah Mada. Menikahdengan Yurliana yang juga staf LolitTungro pada tahun 1996, kini merekadikarunia seorang putri bernamaSyairul Khaerati. (HMT/HRY)

11Berita Puslitbangtan 50 • Juni 2012

IN MEMORIAM

Langkah, rejeki, pertemuan, mautberada dalam kuasaNya. Takseorang pun bisa menentukan

kapan, di mana, dan bagaimana mautakan menjemput. Kita sering dikejutkanbahwa rekan yang baru beberapa hari,atau bahkan beberapa jam yang lalumasih bercengkerama diseling tawa,tiba-tiba menemui ajal. Tuhan MahaBesar dengan segala kekuasaan dankehendak yang dimilikiNya.

Minggu sore, 8 Januari 2012, banyakorang terkejut mendapat berita melaluitelepon atau sms, bahwa Dr FirdausKasim (FK) yang baru berusia limapuluhan tahun telah berpulang akibatkecelakaan di rumah kediamannya diBogor. Pada umumnya mereka kurangyakin, lalu berusaha mengkonfirmasikepada rekan lain karena bukankahselama ini pria yang dikenal ramah dansantun ini tidak mengidap suatupenyakit serius?

Meskipun saya tidak terlalu dekatmengenal almarhum, saya merasasering dituakan dan diperlakukandengan santun. Begitu dia diangkatsebagai Kepala Bidang Kerja Sama danPendayagunaan Hasil Penelitian diPuslitbangtan, misalnya, dia segera

menemui saya untuk minta masukanbagaimana mengelola unit kerja itu agarbisa menunjukkan kinerja seperti yangdiharapkan Kapus. Lalu secara ber-tahap, saya dengar sendiri Kapusmengatakan puas dengan kinerjanya.

Sekitar setahun kemudian, FKsudah terlihat menyenangi tugasnyasebagai salah satu tangan Kapus yangtercermin dari semangat kerjanyadalam menyelesaikan tugas yangdiberikan. Ketika kemudian datangtugas baru sebagai Kepala BalaiPenelitian Sayuran (Balitsa) di Lembang,Jawa Barat, ada sedikit keraguan dalambenaknya meski dia sadar bahwakepercayaan itu adalah amanah yangharus dijalankan.

Ketika kemudian dia kembali lagi kePuslitbangtan, saya termasuk orangyang merasa penasaran mengapa diabegitu singkat, tak sampai dua tahun,di Balitsa. Kegalauannya sedikit diaungkapkan dan saya hanya bisamemberi semangat agar dia berusahamelupakan itu dan lebih fokus sebagaipeneliti. Menurut saya, FK termasukpeneliti yang handal dalam menjalinkerja sama, baik di dalam maupun luarnegeri. Kemampuannya dalam ber-diskusi dan meyakinkan orang lain sertabahasa Inggrisnya yang lancarmerupakan modal tinggi dalammenapak jenjang karier fungsionalpenelitian. Karena itu tak meng-herankan ketika FK bersama beberapapeneliti lain seperti Prof A. KarimMakarim mendapat anugerah KekayaanIntelektual pada tahun 2011 yang lalu.

Sebagai salah satu anggota redaksipublikasi IPTEK Tanaman Pangan, FKcenderung moderat dalam arti selalu

ingin membantu penulis. Adakalanyadia menyediakan diri untuk mem-perbaiki suatu naskah karena sadarbahwa bila dikembalikan ke penulis,biasanya naskah itu sulit atau lamauntuk kembali lagi ke redaksi. Kalaupundiperbaiki oleh penulis, tak jarang pulahasilnya tidak memuaskan redaksi,sehingga sang naskah itu menjadimenggantung.

Pria alumnus Fakultas PertanianUniversitas Andalas ini memulaikarirnya di Balai Penelitian TanamanPangan Sukarami pada tahun 1982. Takberapa lama kemudian FK mendapattugas belajar di Sam Houston StateUniversity dan pada tahun 1989 meraihgelar PhD di Kansas State University, USAdalam bidang Plant Breeding. Selesaistudi, FK ditugaskan sebagai pemuliajagung di Balai Penelitian Serealia,Maros (Sulsel). Dia beserta Tim Pemuliadi Balai ini berhasil mengembangkanvarietas jagung toleran lahan masamyang cukup populer bagi petani lahankering di Sumatera, Kalimantan, danSulawesi. Selain itu FK dan timnya jugaaktif terlibat dalam pengembanganvarietas jagung berprotein tinggi sampaidia ditarik ke Bogor sebagai KepalaBidang di Puslitbangtan.

Kepergian pria santun ini, terakhirberpangkat Pembina Utama Madya (GolIVd), tidak hanya merupakan ke-hilangan bagi istrinya Egi dan tiga putra/putrinya, tetapi juga bagi Puslitbangtandan bahkan Badan Litbang Pertanian.

Selamat jalan FK, semoga segalaamal ibadahnya diterima, dan mendapattempat yang layak di sisi Allah SWT. (MSyam)

Pria Santun Itu Telah Berpulang

12 Berita Puslitbangtan 50 • Juni 2012

PUBLIKASI BARU

Buku Ubi Jalar

Selain sebagai bahan pangan, ubi jalarjuga diperlukan untuk pakan, danbahan baku industri. Pemerintahsenantiasa berupaya meningkatkanproduksi ubi jalar melalui berbagaikebijakan dan program, baik inten-sifikasi maupun ekstensifikasi.Penelitian terhadap komoditas ini teruspula dilakukan untuk menghasilkaninovasi teknologi yang mampu mem-berikan kontribusi bagi upayapeningkatan produksi dan nilai tambah.

Sejalan dengan perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi, Puslit-bangtan menerbitkan buku ubi jalardengan materi lebih komprehensif.Buku ini disusun berdasarkan hasilpenelitian dalam beberapa tahun ter-akhir dan telaah pustaka, yang diharap-kan dapat menjadi “pegangan utama”

bagi para peneliti, akademisi, penyuluhpertanian, dan pihak lain yang berminatmendalami dan mengembangkan ubijalar. Dalam penyusunannya, buku ubijalar dipilah menjadi enam bab: (1)kebijakan dan prospek pengembangan;(2) taksonomi, fisiologi, dan pemuliaantanaman; (3) inovasi teknologi budidaya; (4) inovasi teknologi pascapanen,(5) pangan dan pakan; dan (6) sosial-ekonomi dan pemasaran.

Jurnal dan Buletin

Jurnal Penelitian Pertanian dan BuletinIptek Tanaman Pangan merupakanbarometer penelitian dan pengem-bangan tanaman pangan. Keduapublikasi ilmiah ini telah mendapatakreditasi dan telah pula diajukanpersyaratan perpanjangan akreditasi-nya ke LIPI baru-baru ini. Dalam jurnalPP vol. 31no.1 ini terbit sembilan tulisanilmiah primer hasil penelitian,sementara Buletin Iptek TanamanPangan vol. 7 no. 1 terbit delapan tulisanilmiah dalam bentuk review.

Panduan PTT Ubi Kayu dan UbiJalar

Melengkapi panduan PengelolaanTanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah,PTT Jagung, PTT Kedelai, PTT KacangTanah, dan PTT Kacang Hijau,Puslitbangtan juga menerbitkanpanduan PTT Ubi Kayu dan PTT UbiJalar. Panduan ini diharapkan dapatmembantu penyuluh pertanian dalammengimplementasikan inovasi PTT dilapangan.

Laporan Tahunan 2011

Laporan Tahunan ini mengemukakansebagian hasil penelitian tanamanpangan yang dilakukan pada tahun2011, yang meliputi varietas unggul barudan galur harapan, budi daya, pe-ngendalian organisme pengganggutanaman (OPT), benih sumber, pasca-panen primer, dan mekanisasi.Sebagian besar kegiatan penelitianpada tahun 2011 telah melampui targetyang diprogramkan. Varietas unggulbaru, misalnya, telah dihasilkan 29varietas dari 11 varietas yang direncana-kan. Selain itu, Laporan Tahunan ini jugaberisi analisis kebijakan dan pe-ngembangan, diseminasi hasil pe-nelitian, kerja sama, dan sumber dayapenelitian. (HMT)