82
[sebuah pengantar] MEMBANGUN GERAKAN LITERASI LOKAL: Kontribusi Perpustakaan Umum dalam Pencapaian Neraca Literasi Daerah dan Indeks Budaya Baca CALL/TEXT 081114 5533 0811889829 EMAIL [email protected] WIEN MULDIAN ~ Pelaksana Harian Gerakan Literasi Nasional ~ Wakil Ketua Satgas Gerakan Literasi Sekolah ~ Ketua Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia ~ Ketua Dewan Perpustakaan Jakarta RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG PERPUSTAKAAN TAHUN 2018 Sub Strategi Pengembangan Perpustakaan Umum (28 Maret 2018) JAKARTA, 26-28 MARET 2018

MEMBANGUN GERAKAN LITERASI LOKAL - lib.um.ac.idlib.um.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/pleno/Paralel/Pararel III... · Paris. Saat ini menjadi ... 20 Pemuda Indonesia yang Mengukir

Embed Size (px)

Citation preview

[sebuah pengantar]

MEMBANGUN GERAKAN LITERASI LOKAL: Kontribusi Perpustakaan Umum dalam Pencapaian

Neraca Literasi Daerah dan Indeks Budaya Baca

CALL/TEXT 081114 5533 – 0811889829 EMAIL [email protected]

WIEN MULDIAN~ Pelaksana Harian Gerakan Literasi Nasional

~ Wakil Ketua Satgas Gerakan Literasi Sekolah

~ Ketua Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia

~ Ketua Dewan Perpustakaan Jakarta

RAPAT KOORDINASI NASIONAL

BIDANG PERPUSTAKAAN

TAHUN 2018 Sub Strategi Pengembangan

Perpustakaan Umum

(28 Maret 2018)

JAKARTA, 26-28 MARET 2018

Gerakan Literasi, Penguatan Karakter dan

Kecakapan Abad 21 Menuju Manusia Indonesia

sebagai Pembelajar Sepanjang Hayat

WIEN MULDIAN adalah Ketua Dewan Perpustakaan Jakarta,Wakil Ketua Satgas Gerakan Literasi Sekolah Kemendikbud,Pelaksana Harian Gerakan Literasi Nasional, Ketua I IkatanSarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII),Narasumber Nasional Kurikulum 2013 bidang literasi, PokjaGerakan Literasi Masyarakat Kemdikbud, pendiri dan mengelolaPerkumpulan Literasi Indonesia, penggagas dan penggerakForum Indonesia Membaca, pendiri dan Dewan PenasehatPengurus Pusat Forum Taman Bacaan Masyarakat. Pernahmenjadi anggota Pokja Pengembangan Program PerpustakaanNasional, Ketua Pokja Pengembangan Budaya BacaKemendikbud, member American Library Association (ALA),peserta International Visitor Leadership Program on Libraries2009 Library of Congress-Department of State, USA. KomiteNasional Indonesia Guest of Honour Frankfurt Book Fair 2015.Mengikuti pendidikan formal Ilmu Perpustakaan dan Informasidi Universitas Indonesia. Telah mengunjungi dan jugamelakukan riset literasi, perbukuan dan perpustakaan di banyakdaerah di Indonesia dan juga kota-kota di asia, eropa danamerika. Terakhir di tahun 2014 di Frankfurt, Amsterdam danParis. Saat ini menjadi pegawai negeri sipil sebagai PelaksanaHubungan Lembaga Masyarakat di Biro Komunikasi danLayanan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Sempat menjadi Kepala Perpustakaan Kemendikbud. Tahun2006 terpilih menjadi Pemuda Berprestasi Nasional oleh KantorMenpora. Kisah hidupnya dimuat di buku Catatan Emas: Kisah20 Pemuda Indonesia yang Mengukir Sejarah.Dapat dihubungi melalui ponsel: 0811 14 5533, 0811 889 829dan pos-el: [email protected]

BANGSA YANG BESAR ditandai dengan

MASYARAKATNYA YANG LITERAT, yang memiliki

peradaban tinggi, dan aktif memajukan masyarakat dunia.

KEBERLITERASIAN dalam konteks ini bukan hanya

masalah bagaimana suatu bangsa bebas dari buta aksara,

melainkan juga yang lebih penting, bagaimana WARGA

BANGSA MEMILIKI KECAKAPAN HIDUP agar mampu

bersaing dan bersanding dengan bangsa lain untuk

MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN DUNIA.

Sejarah peradaban umat manusia

menunjukkan bahwa bangsa yang maju

tidak hanya dengan mengandalkan

kekayaan alam yang melimpah dan

jumlah penduduk yang banyak.

LITERASI KITA

Orang IndonesiaBukan TIDAK BISA membaca (cannot read),

Melainkan TIDAK BIASA membaca (do not read).

FAKTA RISET LITERASI

*) PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study), PISA (Programme for International

Student Assessment ), INAP (Indonesia National Assessment Program)

Varian Lembaga Layanan Informasi

Masyarakat dan Perpustakaan

•Perpustakaan Umum

•Perpustakaan Sekolah

•Perpustakaan Perguruan Tinggi

•Perpustakaan Lembaga/Organisasi

•Perpustakaan Desa/Kelurahan

•Perpustakaan Masyarakat

•Rumah Pintar - Rumah Baca –Sudut Baca – Taman Baca – dll.

dimulai dari cara kita

mengelola layanan

informasi/pengetahuan dan

memanfaatkannya

LITERATUR BAHAN BACAAN

HARUS

DIAJARKAN

DI SEKOLAH

MEMBACA• INFORMATIVE- to inform, to know

• RECREATIVE - To have fun

• COMPARATIVE - To compare

• EXPLORATIVE - To explore

• PERPUSTAKAAN SEKOLAH

• PERPUSTAKAAN UMUM

• PERPUSTAKAAN KHUSUS

• PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

Didukung

dengan

keberadaan TBM

di Masyarakat

Minat baca yang tinggi, didukung dengan

ketersediaan bahan bacaan yang bermutu dan

terjangkau, akan mendorong pembiasaan membaca

dan menulis, baik di sekolah maupun di masyarakat.

Dengan kemampuan membaca ini pula literasi dasar

berikutnya (numerasi, sains, digital, finansial, serta

budaya dan kewargaan) dapat ditumbuhkembangkan.

Pelibatan ekosistem pendidikan sejak

penyusunan konsep, kebijakan,

penyediaan materi pendukung, sampai

pada kampanye literasi sangat penting

agar kebijakan yang dilaksanakan sesuai

dengan harapan dan kebutuhan

masyarakat.

• Harga turun• Ketersediaan buku naik

Penguasaan Iptek meningkat

Industri Penerbitan tumbuh

PENINGKATANKESEJAHTERAAN

MASYARAKAT

Masyarakat Membaca

Pengetahuan Masyarakatmeningkat

Industri tumbuh

Minat bacameningkat

Persaingan Ketat

• PENDIDIKAN • BUKU

Daya belimeningkat

AKTIVITAS LITERASI

BERBASIS PERPUSTAKAAN

Daya jangkau thp bahan bacaan yang

berkualitas

Kebutuhan thdp buku meningkat

AKTIVITAS

BERBASIS LITERASI

Kemampuan membaca meningkat

ALUR PIKIR BUKU DAN

PEMANFAATANNYA

dengan demikian maka

menjadikan

SETIAP INDIVIDU

menjadi

PEMBELAJAR

SEPANJANG HAYAT

ORGANISASI PEMBELAJAR

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN SAAT INImenghasilkan insan Indonesia yang:

Produktif, Kreatif, Inovatif, Afektif melalui penguatan

Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuanyang terintegrasi

100 tahun kemerdekaan"Bonus Demografi"

BONUS DEMOGRAFI SEBAGAI MODAL

SDM

Usia

Produktif

Melimpah

Kompeten

Tidak Kompeten Beban

Pembangunan

Modal

Pembangunan

Transformasi Melalui Pendidikan

-Kurikulum

- GURU TK

-Sarpras

-Pendanaan

-Pengelolaan

30

KONDISI SOSIAL

31

Sekolah/ Siswa

Rumah/

Keluarga

Masyarakat

RuangPublik

Media Sosial

Intervensi

Langsung

Intervensi tidak

Langsung

Terkena

dampak

intervensi

Jenis TEKS Multimoda

Visual

Audio

Cetak/tulis Audiovisual

Digital

Kinestetik

Multi Inteligensi

Logical Mathe-matical

Linguistik

Visual-

Spatial

Spiritual

Intra-persona

Inter-personal

Musical

Bodily-kinesthetic

Naturalistik

MEMBERDAYAKAN LITERASI

INFORMASI

TEKNOLOGI

KOMUNIKASI

Literasi Baru fase 1

Literasi Baru fase 2

PENDIDIKAN, LITERASI DASAR

DAN PERUBAHAN SOSIAL

Penguasaan enam literasi dasar yang disepakati oleh

World Economic Forum tahun 2015 menjadi sangat

penting tidak hanya bagi peserta didik, tetapi juga bagi

orang tua dan seluruh warga masyarakat.

Enam literasi dasar tersebut mencakup literasi baca tulis,

literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi

finansial, dan literasi budaya dan kewargaan.

Sebagai bangsa yang besar, Indonesia

harus mampu mengembangkan

budaya literasi sebagai prasyarat

kecakapan hidup abad ke-21 melalui

pendidikan yang terintegrasi, mulai

dari keluarga, sekolah, sampai

dengan masyarakat.

Baca Tulis

Digital

KETERAMPILAN ABAD ke-21*

KUALITAS KARAKTER

Nasionalisme

Integritas

MandiriGotongRoyong

Religius LITERASI

Baca danTulis

Numerasi

Sains

Digital

Finansial

Budayadan

Kewargaan

KOMPETENSI

Berpikirkritis

Kreatif

Komunikatif

Kolaboratif

* Forum Ekonomi Dunia, 2015

Program GLN

GERAKAN

LITERASI

NASIONAL

Literasi

Guru dan

Tenaga

Kependidikan

Gerakan

Literasi

Sekolah

Gerakan Literasi

MasyarakatGerakan

Literasi Bahasa

dan Sastra

Gerakan

Literasi

Keluarga

Gerakan Literasi

Budaya

PRINSIP GERAKAN

GERAKAN LITERASI

NASIONAL

KOORDINASI

KOMITMEN

KEMITRAAN KEBERLANJUTAN

MILIK BERSAMA

LITERASI

Baca danTulis

Numerasi

Sains

Digital

Finansial

Budaya danKewargaan

LITERASI DAN

PEMBELAJARAN

Dimensi kognitif, kuasa bahasa untukmengeksploras, menemukan, menciptakan, danberbagi makna

Literasi

sebagai

tindak sosial

KONTEKS

+KONTEN

Multimodal Literasi

PERANGKAT LITERASI

Four discrete understandings of literacy:

• literacy as an autonomous set of skills;

• literacy as applied, practiced and

situated;

• literacy as a learning process;

• literacy as text.

(Education for All Global Monitoring Report,

Understandings of Literacy, Chapter 6.

UNESCO, 2006)

Literacy is defined as the

ability to use language and

images in rich and varied forms

to read, write, listen, speak,

view, represent, and think

critically about ideas. It

enables us to share

information, to interact with

others, and to make meaning.

Literacy is a complex process

that involves building on prior

knowledge, culture, and

experiences in order to develop

new knowledge and deeper

understanding. It connects

individuals and communities,

and is an essential tool for

personal growth and active

participation in a democratic

society.

Sumber: Expert Panel on Literacy in Grades 4 to 6. (2004). Literacy for Learning: The Report of the Expert Panel on Literacy in Grades 4 to 6. Ontario: Ontario Ministry of Education

The United Nations Educational, Scientific and

Cultural Organization (UNESCO) defines literacy as

the

"ability to identify, understand, interpret, create, communicate and compute, using printed and written materials associated with varying contexts. Literacy involves a continuum of learning in enabling individuals to achieve their goals, to develop their knowledge and potential, and to participate fully in their community and wider society".

"The Plurality of Literacy and its implications for

Policies and Programs". UNESCO Education Sector Position Paper: 13. 2004.

DIMENSI LITERASI dalam KURIKULUM

LITERASI LINTAS

KURIKULUMBahasa Indonesia

Lintas Mata

Pelajaran

Rationale for integrating literacy learning

with other curriculum areas:

1. Learning in any subject area requires the use

of language, primarily reading and writing.

2. Schools and society are demanding increased

levels of literacy learning, and learning across

the curriculum provides more instruction in

literacy at a critical time.

3. Children will be more motivated to learn when

they are presented with material in an actual

subject matter that is meaningful to them.

4. Connecting literacy with other content areas

reinforces learning in all areas.

Sumber: Moore, D. W., Moore, S. A., Cunningham, P. M., & Cunningham, J. (2003). Developing readers and writers in the content areas k-12. Boston: Allyn & Bacon

LITERASI DALAM KURIKULUM –untuk

meningkatkan kemampuan literasi untuk

belajar di semua bidang kajian kurikulum

Agar semua siswa belajar efektif, mereka harus menjadi literatuntuk belajar di semua bidang kajian kurikulum. Tuntutan literasidalam kurikulum berinteraksi dengan ilmu pengetahuan semacambidang kajian atau mata pelajaran. Misalnya, dalam Sains (IPA), siswa perlu memahami teks prosedur eksperimen atau informasisains lainnya; siswa juga perlu menulis laporan sains setelahmelakukan investigasi atau eksperimen. Hal ini memerlukanpenggunaan sistem bahasa termasuk tipe teks dan struktur bahasayang khas, kosa kata dan grafis yang spesifik untukmengkonstruksi pengetahuan dalam Sains dan mungkin tidakdipelajari di bidang kajian lainnya. Jika tuntutan literasi semacamini dibiarkan implisit dan tidak diajarkan secara eksplisit maka halini akan memberikan hambatan dalam belajar di semua bidang.

Literasi dalam mata pelajaran

(Sains/IPA) Literasi

Sains

LITERASI LINTAS

KURIKULUM

MASYARAKAT

BERPERADABAN

PANCASILA

QUO VADIS LITERASI DAN

CAPAIAN DAERAH: SEBUAH PENGANTAR

LITERASI jangan hanya berhenti di peristiwa dan

merayakan nya saja... Tetapi diimplementasikan

ke keseharian setiap kita sebagai bagian proses

hidup di sekolah, masyarakat dan keluarga.

Menjadikan setiap kita sebagai pembelajar

sepanjang hayat dan teladan literasi.

perubahan paradigma pendidik dan

revitalisasi pengajaran terintegrasi

dengan literasi, karakter dan

kompetensi dalam Ketrampilan

Abad ke-21 harus disegerakan...

A. ASPEK KEBIJAKAN DAERAH

• Pelaksanaan KEBIJAKAN TENTANG LITERASI dengan fokus

pada pemerataan/ perluasan kegiatan literasi dasar (membaca

dan menulis) dan peningkatan kualitas literasi dasar (membaca

dengan kritis dan pemahaman).

• PERATURAN DAERAH yang mendukung Literasi dengan

fokus pada pemerataan/perluasan kegiatan literasi dasar

(membaca dan menulis) dan peningkatan kualitas literasi dasar

(membaca dengan kritis dan pemahaman) serta usaha-usaha

mencapai literasi lanjutan..

• PELAKSANAAN PROGRAM dan kegiatan literasi melibatkan

berbagai Dinas dan SKPD terkait di Kabupaten/ Kota

• Dilaksanakannya evaluasi dan monitoring berkelanjutan terkait

kegiatan dan program literasi yang berjalan

B. ASPEK FASILITAS PUBLIK

• Ketersediaan layanan PERPUSTAKAAN UMUM di

wilayah Kabupaten/ Kota

• Adanya inisiatif masyarakat dalam mengembangkan

TAMAN BACAAN MASYARAKAT / Rumah Baca/

Perpustakaan Komunitas di wilayah Kabupaten/Kota

• Adanya pendirian PERPUSTAKAAN DESA

/KELURAHAAN sebagai bagian dari layanan di tingkat

Desa / Kelurahan di wilayah Kabupaten/ Kota.

• Adanya pengelolaan perpustakaan/ layanan

pengetahuan/ taman bacaan/ sudut baca yang

dikembangkan beragam pemangku kepentingan di

wilayah Kabupaten/ Kota.

C. ASPEK PUBLISITAS

• PENCANANGAN dalam bentuk Kabupaten/ Kota Literasi

di dalam kebijakan daerah

• Pelaksanaan KAMPANYE LITERASI di kebijakan

pemerintah Kabupaten/ Kota

• Pelaksanaan PUBLIKASI program literasi di kebijakan

pemerintah Kabupaten/ Kota

• Pelaksanaan SOSIALISASI DAN KOORDINASI program

literasi di kebijakan pemerintah Kabupaten/ Kota

D. ASPEK PELIBATAN DAN

APRESIASI• Pelaksanaan KERJASAMA dalam pelaksanaan program

literasi di dalam kebijakan pemerintah Kabupaten/ Kota

• Pemberian PENGHARGAAN dalam pelaksanaan

program literasi di dalam kebijakan pemerintah

Kabupaten/ Kota

• Pelaksanaan kegiatan puncak penyelenggaraan literasi

dalam bentuk FESTIVAL/ JAMBOREE dalam kebijakan

pemerintah Kabupaten/ Kota

E. ASPEK CAPAIAN LITERASI DAERAH(1/2)

• Penyebaran dan jumlah LAYANAN PERPUSTAKAAN DAN LAYANAN BACAAN di wilayah Kabupaten/ Kota

• Penyebaran dan jumlah BUKU, ARTEFAK, MANUSKRIF, NASKAH DAN BAHAN PUSTAKA LAINNYA yang diterbitkan, didokumentasi-kan di wilayah Kabupaten/ Kota

• Penyebaran dan jumlah PERPUSTAKAAN SEKOLAH di wilayah Kabupaten/ Kota

• Penyebaran dan jumlah PERPUSTAKAAN KELILING/BERGERAK di wilayah Kabupaten/ Kota

• Penyebaran dan jumlah warga yang BELUM MELEK AKSARA LATIN (BUTA AKSARA) di wilayah Kabupaten/ Kota.

E. ASPEK CAPAIAN LITERASI DAERAH(2/2)

• Penyebaran dan jumlah MUSEUM di wilayah Kabupaten/ Kota

• Penyebaran dan jumlah TOKO BUKU di wilayah Kabupaten/ Kota

• Penyebaran dan jumlah KOMUNITAS LITERASI, PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN di wilayah Kabupaten/ Kota

• Penyebaran dan jumlah informasi dan MATERI DIGITAL yang diterbitkan, didokumentasi-kan pemerintah Kabupaten/ Kota yang diakses publik

• Penyebaran dan jumlah informasi daerah dalam bentuk: petunjukarah; INFORMASI DAERAH; KETERANGAN TEMPAT DI RUANG PUBLIK di wilayah Kabupaten/ Kota

• Pengalokasian ANGGARAN DAERAH, dengan dukungan: APBD; mitra lembaga; DUDI; Donor di kebijakan literasi pemerintahKabupaten/ Kota

MODEL- MODEL

LITERASI LOKAL

PERPUSTAKAAN TAMAN FATAHILLAH KOTA TUA JAKARTA. Berawal dari diskusi beberapa elemen

penggiat pariwisata, Karang Taruna dan komunitas literasi, maka ide membuka Perpustakaan Taman Fatahillah pun terwujud pada hari Minggu siang, 18/05/2014 di samping pos informasi wisata Kotatua Jakarta di Jl. Pintu Besar Utara.

Sesuai kesepakatan dari seluruh komunitas pendukung, Perpustakaan Taman Fatahillah akan buka setiap hari Sabtu-Minggu dan hari libur mulai pukul 09.00-17.00 WIB. Koleksi buku per 25 Mei 2014 dimulai dengan 194 judul, dan setiap minggu terus bertambah dari sumbangan masyarakat, lembaga dan komunitas..

SEPEDA PUSTAKA. Acara ini pernah dihelat Rumah Baca Jalapustaka dengan beberapa komunitas di Pekalongan. Selama 3 hari (23 s.d. 25 April 2010). Mereka bersepeda menyusuri lokasi-lokasi bernilai ekonomi, sejarah, agama, sosial, budaya dan pariwisata di Pekalongan sambil menulis catatan perjalanan.

Sepeda Pustaka, menyatukan tiga macam kegiatan

sekaligus. Yaitu, bersepeda, jalan-jalan, dan menulis.

ANGKRINGAN BUKU. Menyajikan makanan khas angkringan. Dengan tampilan fisik gerobak yang beda. Juga menjual buku dengan harga angkringan. Berkisar Rp1.000 sampai Rp2.000. Menyatukan beragam kegiatan: bicara, membaca, makan (kuliner), menulis, menonton, berleha-leha, wirausaha.

Hasil kemitraan antara Yayasan Indonesia Buku dengan

Direktorat Pendidikan Masyarakat, Perupa, Penerbit, dan

Kelompok muda-mudi (Karang Taruna)

DUKUNG GERAKAN LITERASI LOKALUNTUK INDONESIA MEMBACA !

-wienmuldian-

Mari Berkerja Cerdas

dan Belajar Keras

PERPUSTAKAAN BERDAYAMASYARAKAT SEJAHTERA

TERIMA KASIH

Jika Semangat sudah Tergalang

Tiada Hutan jadi Perintang

Tiada Lautan jadi Penghalang

Betapa pun Jalan itu Panjang,-