20
Membentuk Kemampuan Pengambilan Keputusan yang Beretika & Bermoral Erwin Dwi Purnawan 14020212130120 Vivi Amanah Harahap 14020212130116 Satrio Pamungkas 14020212130122 Rendi Hermawan 14020212130133 Lavinsa Ngesti Purba 14020212140119

Membentuk Kemampuan Pengambilan Keputusan Yang Beretika & Bermoral

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Membentuk Kemampuan Pengambilan Keputusan Yang Beretika & Bermoral

Citation preview

Page 1: Membentuk Kemampuan Pengambilan Keputusan Yang Beretika & Bermoral

Membentuk Kemampuan Pengambilan Keputusan yang Beretika & Bermoral

Erwin Dwi Purnawan 14020212130120Vivi Amanah Harahap 14020212130116

Satrio Pamungkas 14020212130122Rendi Hermawan 14020212130133

Lavinsa Ngesti Purba 14020212140119

Page 2: Membentuk Kemampuan Pengambilan Keputusan Yang Beretika & Bermoral

Point of View

• Mengerti dan memahi arti pengertian definisi pengambilan keputusan.

• Mengetahui teori-teori pengambilan keputusan yang beretika dan bermoral dalam bisnis.

• Mengerti akan tahap-tahap dalam pengambilan suatu keputusan.

Page 3: Membentuk Kemampuan Pengambilan Keputusan Yang Beretika & Bermoral

Etika pengambilan keputusanSeorang pemimpin mempunyai integritas yang menjunjung tinggi nilai moral dan etika.Sehingga, keputusan yang diambilnya mengacu tidak hanya pada kepentingannya sendiri, melainkan juga kepentingan orang banyak termasuk lingkungannya.

Page 4: Membentuk Kemampuan Pengambilan Keputusan Yang Beretika & Bermoral

Acuan dalam pengambilan keputusan :

Autonomy

Non-malfeasance

Beneficence

Justice

Fidelity

Page 5: Membentuk Kemampuan Pengambilan Keputusan Yang Beretika & Bermoral

Pendekatan etika bisnis dalam pengambilan keputusan•Analisis biaya manfaat

Mencari nilai dan membandingkan semua biaya dan manfaat. Di terapkan bagi management dan perencanaan.•Analisis etis untuk pemecahan masalah

Investor yang etis mengembangkan jaringan formal dan informal melalui kegiatan perusahaan.•Pengukuran pengaruh yang dapat dikuantifisir

Keuntungan merupakan kepentingan utama pemegang saham yang mencerminkan ketahanan dan kesehatan perusahaan.•Pengkajian terhadap pengaruh yang tidak dapat dikuantifisir

Keadilan bukan merupakan konsep yang absolut. contohnya adalah keputusan untuk menaikan pajak lebih tinggi pada pendapatan tinggi.

Page 6: Membentuk Kemampuan Pengambilan Keputusan Yang Beretika & Bermoral

Ada beberapa ciri-ciri dalam pengambilan keputusan yang etis:

a)Pertimbangan tentang apa yang benar dan apa yang salah.

b)Sering menyangkut pilihan yang sukar.c) Tidak mungkin dielakkan.d) Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman, tabiat

dan lingkungan sosial.

Page 7: Membentuk Kemampuan Pengambilan Keputusan Yang Beretika & Bermoral

Pemahaman TeoriDefenisi Pengambilan Keputusan

G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif

yang mungkin

Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan

pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif

Horold dan Cyril O’Donnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara

bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya,

petunjuk atau reputasi yang telah dibuat

Page 8: Membentuk Kemampuan Pengambilan Keputusan Yang Beretika & Bermoral

Kriteria pengambilan keputusan yang etis1) Pendekatan bermanfaat (utilitarian approach)

Perilaku moral menghasilkan kebaikan terbesar bagi jumlah terbesar.

2) Pendekatan individualismeTindakan dianggap pantas ketika tindakan tersebut mengusung kepentingan terbaik jangka panjang seorang individu.

3) Konsep tentang etika bahwa keputusan yang baik menjaga hak-hak yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.– hak persetujuan bebas– hak atas privasi– hak kebebasan hati nurani– hak untuk bebas berpendapat– hak atas proses hak– hak atas hidup dan keamanan

Page 9: Membentuk Kemampuan Pengambilan Keputusan Yang Beretika & Bermoral

Teori-teori dalam pengambilan keputusan• Teori Utilitarisme, tindakan yang dimaksudkan

untuk memberikan kebahagiaan yang maksimal• Teori Deontologi, tindakan berlaku umum dan

wajib dilakukan dalam situasi normal karena menghargai norma yang berlaku, misal kewajiban melakukan pelayanan prima kepada semua orang secara obyektif.

• Teori Hedonisme, yaitu berdasarkan alasan kepuasan yang ditimbulkannya, mencari kesenangan, menghindari ketidaksenangan.

• Teori Eudemonisme, yaitu bertujuan akhir untuk kepuasan.

Page 10: Membentuk Kemampuan Pengambilan Keputusan Yang Beretika & Bermoral

• TAHAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Delapan step rational decision making proses guna mengambil keputusan , yaitu: 1. Mengenal Permasalahan 2. Definisikan Tujuan 3. Kumpulkan Data yang Relevan 4. Identifikasi alternative yang memungkinkan (feasible) 5. Seleksi kriteria untuk pertimbangan alternatif terbaik 6. Modelkan hubungan antara kriteria, data dan alternatif 7. Prediksi hasil dari semua alternatif 8. Pilih alternatif terbaik

Page 11: Membentuk Kemampuan Pengambilan Keputusan Yang Beretika & Bermoral

Penggunan pohon keputusan dalm pengambilan keputusan.Pohon keputusan adalah pemetaan mengenai alternatif-alternatif pemecahan masalah yang dapat diambil dari masalah tersebut.

Konsep dari pohon keputusan adalah mengubah data menjadi pohon keputusan dan aturan-aturan keputusan. Manfaat utama dari penggunaan pohon keputusan adalah kemampuannya untuk mem-break down proses pengambilan keputusan yang kompleks menjadi lebih simpel sehingga pengambil keputusan akan lebih menginterpretasikan solusi dari permasalahan

Page 12: Membentuk Kemampuan Pengambilan Keputusan Yang Beretika & Bermoral

• Kelebihan dari metode pohon keputusan adalah:1. Daerah pengambilan keputusan yang sebelumnya kompleks dan sangat

global, dapat diubah menjadi lebih simpel dan spesifik.2. Eliminasi perhitungan-perhitungan yang tidak diperlukan, karena ketika

menggunakan metode pohon keputusan maka sample diuji hanya berdasarkan kriteria atau kelas tertentu.

3. Fleksibel untuk memilih fitur dari internal node yang berbeda, fitur yang terpilih akan membedakan suatu kriteria dibandingkan kriteria yang lain dalam node yang sama. Kefleksibelan metode pohon keputusan ini meningkatkan kualitas keputusan yang dihasilkan jika dibandingkan ketika menggunakan metode penghitungan satu tahap yang lebih konvensional.

4. Dalam analisis multivariat, dengan kriteria dan kelas yang jumlahnya sangat banyak, seorang penguji biasanya perlu untuk mengestimasikan baik itu distribusi dimensi tinggi ataupun parameter tertentu dari distribusi kelas tersebut. Metode pohon keputusan dapat menghindari munculnya permasalahan ini dengan menggunakan criteria yang jumlahnya lebih sedikit pada setiap node internal tanpa banyak mengurangi kualitas keputusan yang dihasilkan.

Page 13: Membentuk Kemampuan Pengambilan Keputusan Yang Beretika & Bermoral

Bagian awal dari pohon keputusan ini adalah titik akar (root), sedangkan setiap cabang dari pohon keputusan merupakan pembagian berdasarkan hasil uji, dan titik akhir (leaf) merupakan pembagian kelas yang dihasilkan.

Page 14: Membentuk Kemampuan Pengambilan Keputusan Yang Beretika & Bermoral

Pohon keputusan mempunyai 3 tipe simpul

1. Simpul akar, dimana tidak memiliki cabang yang masuk dan memiliki cabang lebih dari satu, terkadang tidak memiliki cabang sama sekali. Simpul ini biasanya berupa atribut yang paling memiliki pengaruh terbesar pada suatu kelas tertentu.

2. Simpul internal, dimana hanya memiliki 1 cabang yang masuk, dan memiliki lebih dari 1 cabang yang keluar.

3. Simpul daun, atau simpul akhir dimana hanya memiliki 1 cabang yang masuk, dan tidak memiliki cabang sama sekali dan menandai bahwa simpul tersebut merupakan label kelas.

Page 15: Membentuk Kemampuan Pengambilan Keputusan Yang Beretika & Bermoral

STUDI KASUS : Harga bawang merah dan putih

Di Indonesia, bawang merupakan salah satu komoditi pokok yang keberadaannya penting sekali. Lebih dari 90% penduduk Indonesia mengkonsumsi bawang merah maupun bawang putih setiap hari sebagai bumbu masakan. Oleh karena itu, penjualan bawang merah maupun bawang putih terjadi setiap hari hampir di seluruh pelosok Indonesia. Beberapa daerah pun terkenal sebagai penghasil bawang karena bertani bawang seperti di Brebes produksi bawang merah, dan daerah lainnya.

Page 16: Membentuk Kemampuan Pengambilan Keputusan Yang Beretika & Bermoral

Belakangan ini, marak beredarnya berita dan informasi tentang terjadinya kenaikan harga dari komoditas bawang tersebut. Terutama pada bawang merah dan bawang putih. Berikut kami sajikan pemberitaan dari beberapa media social yang memuat masalah tersebut :

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menyebut terdapat tiga pelajaran yang harus diambil dari peristiwa melambungnya harga bawang merah dan bawang putih akhir-akhir ini. Pelajaran pertama dari sisi tata kelola impor bawang, termasuk di dalamnya menyangkut perizinan dan pemantauan. Menurut Hatta, perlu diperhatikan dengan seksama pemberian rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH) dan importir terdaftar (IT). "Apakah importir yang ditunjuk abal-abal, kebanyakan atau tidak," kata Hatta di Jakarta, Kamis (21/3). Pelajaran kedua adalah apakah setelah diberikan izin untuk mengimpor, importir yang bersangkutan melakukan distribusi atau distribusi dihentikan. Penghentian distribusi, kata Hatta, tidak boleh terjadi. Pihak yang diberikan izin oleh Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan harus segera memasukkan barangnya ke pasar. "Bukan menunggu harga naik dulu baru masuk ke pasar," kata Hatta. Ketua Umum Partai Amanat Nasional ini menambahkan, distribusi harus diatur dan tidak boleh dibiarkan menumpuk. Sebab pada akhirnya dapat menimbulkan dampak seperti sekarang ini. Harga bawang merah dan bawang putih meroket di sejumlah wilayah, walaupun penurunan mulai terjadi saat ini. Pelajaran ketiga, ujar Hatta, adalah menggantungkan diri kepada impor selalu menimbulkan distorsi akibat adanya permainan dan lain-lain. Oleh karena itu, produksi dalam negeri harus diperbanyak. Namun, Hatta mengakui produksi bawang putih di Indonesia masih berkisar lima persen kebutuhan. "Sisanya memang harus impor. Tapi importirnya harus benar-benar kredibel."ujar Hatta“

Page 17: Membentuk Kemampuan Pengambilan Keputusan Yang Beretika & Bermoral

Jakarta, Indowarta.co - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menduga ada permainan mafia impor dibalik melambungnya bawang merah dipasaran. “Sepertinya memang ada mafia impor," demikian ujar Sekjen HKTI Fadli Zon saat diskusi Polemik bertajuk 'Bawang, antara Cerita dan Derita' yang digelar di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (16/3/2013). Dia meyakini pada tataran Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Kementerian Pertanian memang semua berjalan dengan baik. Tetapi Fadli Zon menegaskan permainan para mafia impor ini justru pada level teratas, bekerjasama dengan para pengambil kebijakan atau izin soal impor. "Saya percaya P2HP itu normatif dan normal. Tapi keputusan akhir itu siapa? Proses tender dan sebagainya itu ada peran kekuasaan," kata politisi Gerindra ini. Menurutnya, banyak penyimpangan yang terjadi ketika proses tender dilakukan. Meski bendera perusahaan yang menjadi peserta tender banyak, hingga mencapai ratusan, Fadli mensinyalir kepemilikan perusahaan tersebut hanya segelintir saja. "Banyak bendera tapi sebenarnya dia-dia juga. Ini terjadi di gula, bawang dan lainnya. Memang belakangan ini banyak yang ikut sampai 150. Tapi perlu dicek. Khawatirnya 150 bendera, tapi pemiliknya segelintir," kata Fadli Zon.

Page 18: Membentuk Kemampuan Pengambilan Keputusan Yang Beretika & Bermoral

Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal P2HP Kementerian Pertanian Yasin Taufik mengatakan sangat wajar jika harga bawang merah dan bawang putih melambung tinggi di pasar. "Di bulan Oktober itu memang sebagian besar lahan pertanian digunakan untuk tanam padi, hanya sebagian tertentru yang ditanami bawang dan itu pasti dataran tinggi," ujar Yasin. Lebih lanjut Yasin mengatakan, fenomena kelangkaan bawang, khususnya bawang merah yang merupakan komoditi yang 90 persennya produksi dalam negeri ini yaitu siklus tahunan yang umum terjadi. Yang paling sering terjadi yaitu gagal panen. Selain daerah yang gagal panen, Yasin menjelaskan ada faktor lain melambungnya harga bawang merah di pasaran yakni pengaruh psikologis di pasar atas kelangkaan bawang merah tersebut. "Kalau ada lonjakan yang tinggi itu karena pengaruh psikologis dan pengaruh daerah yang gagal panen dan persoalan kaitnyannya dengan supply demand. Mungkin masalah distribusi itu akan berpengaruh," tukasnya.

Page 19: Membentuk Kemampuan Pengambilan Keputusan Yang Beretika & Bermoral

KESIMPULAN Dari kasus tentang kenaikan harga komoditas bawang merah dan

bawang putih yang dimuat dari beberapa media tersebut, kami simpulkan bahwa penyebabnya yaitu :Di Indonesia bawang putih sulit tumbuh atau kalau pun tumbuh biaya produksinya tinggi dan umbinya kecil-kecil karena bawang putih hanya bisa tumbuh subur di daerah subtropik seperti China, sedangkan bawang putih dari china umbinya besar-besar, biaya produksinya murah dan hanya dijual Rp 10.000/kg. Sehingga itu sebabnya Indonesia melakukan impor bawang putih sebesar 90 persen dari china, karena produksi dalam negeri hanya mampu mencukupi 5 – 10 persen konsumsi nasional. Melonjaknya harga bawang merah dan bawang putih di pasaran disebabkan pemerintah terlambat mengeluarkan izin impor. Keterlambatan izin impor membuat pasokan bawang merah dan bawang putih berkurang.Sementara bawang merah hanya bisa tumbuh subur di daerah Brebes dan Tegal, namun akibat musim penghujan kemarin banyak yang rusak, sehingga panen menurun, bahkan sebagian petani gagal panen akibat tanaman bawang merah mereka membusuk.

Page 20: Membentuk Kemampuan Pengambilan Keputusan Yang Beretika & Bermoral

SARAN

Beberapa kebijakan keputusan harus dilaksanakan, seperti :

1. Penataan pada pengelolaan sistim impor bawang

2. Pengecekan kredibilitas pelaku importer bawang, terlalu banyak importer atau tidak.

3. Pendistribusian harus optimal agar tidak terjadi kelangkaan terhadap barang sehingga menimbulkan kenaikan harga

4. Barang harus sudah tersedia dipasar, tidak menunggu harga naik terlebih dahulu.

5. Terlalu bergantung terhadap impor akan berdampak tidak baik, sehingga diharuskan untuk lebih meningkatkan produksi dalam negeri.