29
BAB II PEMBELAJARAN

Memijahkan Induk Ikan Secara Buatan Menggunakan Larutan Kelenjar Hypofisa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pemijahan induk ikan secara buatan menggunakan hormon larutan hypofisa telah lama dilakukan baik untuk komersial maupun untuk ilmiah. Pemijahan ikan menggunakan kelenjar hypofisa pertama sekali berhasil dilakukan di negara Argentina. Penggunaan hormon hipofisa relatif lebih aman karena bersifat alami dibandingkan hormon yang terbuat dari bahan kimia. Pemijahan ikan secara buatan dilakukan khususnya untuk jenis ikan yang sulit di pijahkan secara alami. Pemijahan secara buatan memiliki beberapa kelebihan dan keterbatasan.Penggunaan hormon hipofisa yang akan disuntikkan pada induk ikan memiliki beberapa persyaratan. Persyaratan tersebut meliputi ikan donor harus segar, bukan ikan yang baru dipijahkan dan ikan donor dan resepien memiliki kekerabatan dekat. Selain itu dosis penyuntikan ikan donor berbeda-beda sesuai dengan jenis dan ukuran ikan.

Citation preview

Page 1: Memijahkan Induk Ikan Secara Buatan Menggunakan Larutan Kelenjar Hypofisa

BAB II PEMBELAJARAN

Page 2: Memijahkan Induk Ikan Secara Buatan Menggunakan Larutan Kelenjar Hypofisa

PEMBELAJARAN 5

MEMIJAHKAN INDUK IKAN SECARA BUATAN MENGGUNAKAN LARUTAN KELENJAR HYPOFISA

Tujuan Akhir pembelajaran / Terminal Performance Objective (TPO) setelah

mempelajari kompetensi ini peserta diklat mampu memijahkan induk ikan secara

buatan menggunakan hormon hypofisa sesuai persyaratan bila disediakan induk

ikan, ikan donor, alat bedah, peralatan pemijahan ikan secara semi buatan, dan

kolam pemijahan.

A. Tujuan Antara / Enabling Objective (EO)

Peserta mampu memijahkan ikan secara buatan menggunakan hormon hypofisa

B. Materi Pemijahan ikan secara semi buatan menggunakan hormon hypofisa

Pemijahan induk ikan secara buatan menggunakan hormon larutan hypofisa

telah lama dilakukan baik untuk komersial maupun untuk ilmiah. Pemijahan ikan

menggunakan kelenjar hypofisa pertama sekali berhasil dilakukan di negara

Argentina. Penggunaan hormon hipofisa relatif lebih aman karena bersifat alami

dibandingkan hormon yang terbuat dari bahan kimia. Pemijahan ikan secara

buatan dilakukan khususnya untuk jenis ikan yang sulit di pijahkan secara alami.

Pemijahan secara buatan memiliki beberapa kelebihan dan keterbatasan.

Penggunaan hormon hipofisa yang akan disuntikkan pada induk ikan memiliki

beberapa persyaratan. Persyaratan tersebut meliputi ikan donor harus segar,

bukan ikan yang baru dipijahkan dan ikan donor dan resepien memiliki

kekerabatan dekat. Selain itu dosis penyuntikan ikan donor berbeda-beda sesuai

dengan jenis dan ukuran ikan.

Sub. Kompetensi Pemijahan ikan secara buatan menggunakan hormon hypofisa

Page 3: Memijahkan Induk Ikan Secara Buatan Menggunakan Larutan Kelenjar Hypofisa

Terdapat beberapa keuntungan pada pemijahan ikan secara buatan

menggunakan hormon hypofisa adalah ikan donor terdapat di semua daerah,

telur yang terdapat pada ovarium induk ikan dapat ovulasi secara optimal,

pembuahan telur lebih terkontrol, produksi benih ikan dapat direncanakan dan

sebagainya. Sedangkan keterbatasan pembenihan ikan secara buatan adalah

membutuhkan extra cost karena diperlukan alat dan bahan serta harus memiliki

keterampilan yang baik.

Modul pemijahan ikan secara buatan akan berisi tentang penyiapan alat dan

bahan, pemilihan induk, penyiapan hormon, menyuntik induk, melakukan

pembuahan dan membuat laporan

1. Persiapan Alat dan Bahan Persiapan alat dan bahan pada pemijahan ikan secara buatan menggunakan

hormon kelenjar hypofisa sangat penting untuk diperhatikan. Persiapan alat dan

bahan sangat menentukan keberhasilan pemijahan karena berhubungan dengan

sterilisisasi alat, jumlah alat dan bahan serta umur sperma dan telur. Pembuatan

larutan hypofisa dan pembuahan telur ikan membutuhkan waktu yang relati

cepat sehingga membutuhkan peralatan yang lengkap.

Pemijahan induk ikan secara buatan merupakan pemijahan induk ikan yang

terkontrol dimana kegiatan merangsang induk, ovulasi dan pembuahan telur

melibatkan bantuan manusia. Campur tangan manusia tersebut tentu saja

bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemijahan ikan tersebut,

sehingga pada akhirnya akan banyak mendatangkan manfaat dan kesejahteraan

yang optimal bagi manusia.

Alat dan bahan yang dibutuhkan diantaranya adalah :

Spuit pH meter Larutan disiologis

Timbangan Aerator Seser

Disecting set Kain lap Substrat/kakaban

Termometer Golok Sikat

Do meter Bulu ayam Desinfektan

Larutan suntik Aquabidest Ikan donor Induk ikan (resipien)

Page 4: Memijahkan Induk Ikan Secara Buatan Menggunakan Larutan Kelenjar Hypofisa

Bak, akuarium, fiberglas Mangkok

2. Pemilihan Induk

Induk ikan yang akan dipijahkan secara buatan adalah induk yang telah matang

gonad. Oleh sebab itu, sebelum dilakukan penyuntikan hormone hypofisa dalam

tubuh induk perlu dilakukan seleksi induk.

2.1. Induk Jantan Dan Betina Matang Gonad

Tingkat kematangan gonad ikan sangat mempengaruhi keberhasilan pemijahan

ikan. Walaupun saat ini telah banyak diketemukan hormon–hormon perangsang

pertumbuhan dan pematangan gonad, namun tetap membutuhkan waktu dalam

proses pertumbuhan dan pematangannya. Untuk mendeteksi tingkat

kematangan gonad ikan bisa dilihat dari tanda-tanda morfologi dan fisiologi sel

telur atau sel sperma.

Ciri-ciri morfologis ikan matang gonad untuk ikan betina adalah : gerakannya

lamban, perut gembung, perut bila diraba terasa lunak, kulit kadang kelihatan

memerah, beberapa jenis ikan jika bagian perut ditekan telur akan keluar pada

lubang genital, lubang genital memerah. Ciri-ciri sel telur matang secara

fisiologis adalah: Polar Body I telah keluar, Germinal Visicle (Inti sel) telah

menepi berada di depan micropile, warna telur telah transparan, ukuran telur

mendekati 1 mm. Ciri-ciri induk ikan jantan matang gonad secara morfologis

adalah : Ikan lebih langsing dibanding ikan betina, gerakannya lincah, bila diurut

kearah lubang genital cairan seperti susu akan keluar. Ciri-ciri sel sperma

matang adalah : warna kental seperti susu/santan, organ sperma telah lengkap,

motilitas tinggi, kenormalan lebih dari 90% .

Induk Jantan Ikan Betina

Page 5: Memijahkan Induk Ikan Secara Buatan Menggunakan Larutan Kelenjar Hypofisa

Gambar 1. Induk Jantan dan Betina Ikan Lele Matang Gonad

Perkembangan telur dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar dari ikan (lingkungan

dan pakan). Pengaruh faktor lingkungan terhadap gametogenesis dibantu oleh

hubungan antara poros Hipotalamus-Pituitary-Gonad melalaui proses stimulisasi

atau rangsangan. Hormon-hormon yang ikut dalam proses ini adalah GnRH dan

Steroid. Keadaan ini memungkinkan untuk perlakuan pemberian hormone baik

melaui penyuntikan, implantasi dan pakan.

Hormon sangat penting dalam pengaturan reproduksi dan sistem endocrine yang

ada dalam tubuh, yang reaksinya lambat untuk menyesuaikan dengan keadaan

luar. Hasil kegiatan sistem endocrine adalah terjadinya keselarasan yang baik

antara kematangan gonad dengan kondisi di luar, yang cocok untuk

mengadakan perkawinan. Aktivitas gonadotropin terhadap perkembangan gonad

tidak langsung tetapi melalui biosintesis hormon steroid gonad pada media

stadia gametogenesis, termasuk perkembangan oosit (vitelogenesis),

pematangan oosit, spermatogenesis dan spermiasi.

Hormon gonadotropin dengan glicoprotein rendah dapat mengontrol

vitelogenesis, sedangkan yang tinggi mengakibatkan aksi ovulasi. Hormon tiroid

akan aktif bersinergi dengan gonadotropin untuk mempengaruhi perkembangan

ovari dan kemungkinan lain juga untuk meningkatkan sensitivitas pengaruh

gonadotropin. Sel target hormon gonadotropin adalah sel teka yang merupakan

bagian luar dari lapisan folikel. Pada ikan goldfish dan rainbowtrout dihasilkan

17-hidrokxy-20-dihidroxyprogresterone (17 , 20-Pg) oleh lapisan folikel

sebagai respon terhadap aktifitas gonadotropin untuk merangsang kematangan

telur. Teori yang lain control endokrin terhadap kematangan oosit dan ovulasi

pada teleostei adalah GTH merangsang (a) sintesa steroid pematangan pada

dinding folikel (ovari) dan (b) skresi mediator ovulasi.

Teori lain untuk pematangan sel telur adalah adanya hubungan erat antara

poros Hipotalamus-Pituitary-Gonad. Hipotalamus akan melepas GnRH jika

dopamin tidak aktif. Fungsi GnRH adalah merangsang keluarnya GtH

(Gondotropin) yang berada pada Hipofisa. Jika GtH keluar maka hormon

Page 6: Memijahkan Induk Ikan Secara Buatan Menggunakan Larutan Kelenjar Hypofisa

Testosteron yang berada pada sel theca keluar, sedangkan hormon Testosteron

akan merangsang dikeluarkannya hormon Estradiol-17 yang berada pada sel

granulose. Hormon Estradiol-17 ini akan menggertak kerja liver untuk

memproses precursor kuning telur (vitellogen) untuk dikirimkan ke sel telur

sebagai kuning telur. Dengan demikian pertumbuhan telur terjadi.

Sebagai pematang sel telur diperlukan media MIH (Maturtaion Inducing Hormon)

dan MPF (Maturation Promoting Factor) untuk hormon 17,20-dyhidroxy-4-

pregnen-3-one yang bersumber dari sel granulose.

3. Membuat Ekstrak Hormon Hipofisa

Hormon yang akan digunakan sebagai donor pada pemijahan ikan secara

buatan menggunakan kelenjar hypofisa dapat berasal dari ikan mas (Cyprinus

carpio), lele dumbo dan lele lokal (Clarias batrachus) ikan patin (Pangasius

sp)dan sebagainya. Sebaiknya ikan donor berasal dari ikan yang memiliki

kekerabatan terdekat (family, genus, spesies) atau ikan mas. Ikan mas memiliki

kelenjar hypofisa yang bersiat universal yaitu dapat digunakan untuk jenis ikan

air tawar.

Kelenjar hipofisa pada ikan terletak dibagian bawah otak kecil ikan, begitu juga

pada makhluk hidup bertulang belakang mempunyai kelenjar hipofisa. Kelenjar

hipofisa ini ukurannya sebesar butir kacang hijau bahkan lebih kecil.

3.1. Penentuan dosis hipofisa

Pengertian dosis hipofisa pada proses kawin suntik sebenarnya merupakan

perbandingan antara ikan yang akan disuntik (resipien) dan ikan yang diambil

hormon hipofisanya (donor). Perhitungan dosis didasarkan pada perbandingan

berat ikan donor terhadap ikan resipien tetapi bukan perbandingan jumlah ekor

ikan. Dosis yang digunakan untuk setiap pemijahan ikan secara buatan berbeda

menurut jenis ikan. Dosis penyuntikan induk ikan patin menggunakan kelenjar

hypofisa sebanyak 4 : 1 sedangkan penyuntikan induk ikan lele sebabanyak

3:1.Pengertian dosis 4:1 adalah ikan donor sebanyak 4 kg disuntikkan ke ikan

Page 7: Memijahkan Induk Ikan Secara Buatan Menggunakan Larutan Kelenjar Hypofisa

resepien seberat 1 kg. Sebagai contoh, berat ikan resipien 0,5 kg disuntikkan

hormon hypofisa ikan donor sebanyak 2 kg .

Dalam aplikasi dan kenyataan dilapangan bahwa umumnya ikan donor banyak

dipilih dari ikan mas. Hal ini karena ikan mas mudah pengadaannya dan bersifat

universal sehingga dapat dipakai untuk donor segala macam ikan konsumsi.

Efektifitas ikan donor berjenis kelamin jantan maupun betina sebenarnya sama.

Namun sebaiknya pilihlah ikan yang sudah berumur dewasa karena

mempengaruhi kadar hormon didalam hipofisanya.

Penimbangan ikan donor dapat digunakan timbangan gantung atau timbangan

duduk. Agar ikan tidak berontak dan mempermudah penimbangan dapat dibantu

dengan tempayan atau kantong plastik dengan syarat berat total ikan hasil

timbangan akan dikurangi berat tempayan.

3.2. Pengambilan hipofisa

Sebelum dilaksanakan pengambilan kelenjar hipofisa terlebih dahulu telah

disiapkan peralatan pengambilan dan pembuatan ekstrak hipofisa. Peralatan

tersebut yakni pisau yang tajam, talenan, pinset, tissue/kapas, cawan, tabung

pengerus lengkap dengan alu kacanya, spuit dan sentrifuse. Juga disiapkan

aquabidest atau larutan fisiologi NaCl 0,7 – 0,9% untuk membersihkan dan

mengencerkan hormon.

Kelenjar hipofisa banyak sekali mengandung hormon terutama hormon yang

berhubungan dengan perekembangan dan pematangan gonad. Hormon tersebut

diantaranya adalah Gonadotropin yaitu GTH I dan GTH II, sehingga ekstrak

kelenjar hipofisa sering digunakan sebagai perangsang pematangan gonad.

Teknik pengambilan hipofisa dari ikan donor sebagai berikut :

1. Ikan donor diletakkan diatas talenan dengan posisi bagian badan diatas

talenan dan bila kulit ikan terasa licin dapat bungkus dengan kain lap.

Selanjutnya kepala ikan donor dipotong secara vertikal dengan titik

pemotongan dibagian belakang tutup insangnya hingga kepala ikan

putus atau terpisah dari badannya.

Page 8: Memijahkan Induk Ikan Secara Buatan Menggunakan Larutan Kelenjar Hypofisa

2. Kepala ikan yang terpotong dihadapkan keatas dan disayat dari

pangkal hidung ke bawah bagian potongan pertama hingga tulang

tengkorak ikan terbuka dan otak kelihatan jelas.

3. Kemudian kelenjar otak disingkap/diangkat dan akan tampak kelenjar

hipofisa dibawah kelenjar otak. Untuk mempermudah pengambilan

kelenjar terlebih dulu titik pengambilan dibersihkan dengan

menggunakan tissue/kapas dari kotoran, lemak dan darah ikan.

Pengambilan kelenjar ini tentu harus teliti dan hati-hati karena

ukurannya yang sangat kecil.

4. Dengan menggunakan pinset, kelenjar hipofisa diambil dan diletakkan

di dalam cawan dan dibersihkan dengan aquadest hingga kotoran dan

darah yang melekat hilang. Pembersihan kelenjar juga dapat

menggunakan kertas saring hinhha benar-benar bersih.

3.3. Pembuatan larutan kelenjar hipofisa

Pembuatan larutan kelenjar hipofisa merupakan langkah terakhir dalam

teknik ini. Adapun pembuatan larutan tersebut sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan pinset, kelenjar hipofisa dipindahkan dari cawan

dan dimasukkan ke dalam tabung pengerus. Lalu kelenjar hipofisa

tersebut digerus menggunakan alu kaca hingga hancur.

2. Kelenjar hipofisa yang telah hancur kemudian ditambahkan

aquadest/larutan fisiologi sebanyak 1 cc, lalu diaduk hingga merata

3. Kemudian larutan hipofisa diambil menggunakan alat suntik/spuit dan

dimasukkan ke dalam tabung reaksi/tabung sentrifuse untuk selanjutnya

dilaksanakan sentrifus selama 2 menit.

4. Setelah disentrifus dan didiamkan ± 1 menit akan terbentuk dua larutan

yakni larutan jernih di bagian atas dan larutan keruh yang berisi endapan

dibagian bawah. Larutan jernih inilah yang diambil dan siap untuk

dimasukkan ke dalam tubuh ikan melalui teknik penyuntikan.

Alur pengambilan kelenjar hypofisa adalah sebagai berikut :

Page 9: Memijahkan Induk Ikan Secara Buatan Menggunakan Larutan Kelenjar Hypofisa

Gambar 2 Alur Pembuatan Larutan Hypofisa

4. Penyuntikan Induk Ikan

Kelenjar hipofisa yang telah dibuat jadi larutan hypofisa segera disuntikkan ke

tubuh induk ikan. Dosis hormon hypofisa yang akan disuntik ke induk ikan

disesuaikan dengan jenis ikan. Beberapa jenis ikan seperti ikan patin

penyuntikan hormon dilakukan sebanyak dua kali. Dimana penyuntikan pertama

dilakukan sebanyak 25-30% dan penyuntikan ke dua dilakukan sebanyak 70-75

%. Sedangkan jenis ikan lainnya penyuntikan induk dilakukan sebanyak satu

kali.

Penyuntikan induk ikan sebanyak satu kali dilakukan sejumlah dosis yang telah

ditetapkan. Terdapat tiga cara atau tiga tempat penyuntikan ikan yaitu pada otot

kepala, otot perut dan otot punggung. Jika disuntik pada Otot kepala dimana otot

kepala dekat dengan otak dimana otak akan cepat memberikan sinyal dan

perintah kepada organ target, jika pada otot perut dimana otot perut dekat

dengan gonad. Pada otot kepala dan otot perut reaksi hormon sangat cepat

tetapi resikonya sangat tinggi. Penyuntikan pada otot punggung lebih sering

dilakukan hal ini karena di tempat tersebut aman dari organ lain dan reaksi

hormon relatif tidak lama.

Penyuntikan pada bagian punggung induk ikan dilakukan dibawah sirip

pinggung. Posisi jarum suntik pada saat penyuntikan dengan kemiringan 45o .

Page 10: Memijahkan Induk Ikan Secara Buatan Menggunakan Larutan Kelenjar Hypofisa

Sedangkan kedalam jarum suntik yang masuk kedalam tubuh induk adalah 1-2

cm. Pengeluaran hormon dari jarum suntik dilakukan perlahan-lahan agar

hormon tidak keluar kembali.

Proses perkembangan dan pertumbuhan, pematangan gonad membutuhkan 9-

11 jam setelah disuntik pertama. Perilaku induk setelah disuntik ekstrak kelenjar

hipofisa akan nampak setelah tiga jam. Perilaku tersebut dinampakkan adanya

gejala kegelisahan, meningkatnya kelembekan perut. Hal ini akibat adanya

perubahan metabolisme, mekanisme hormonal didalam tubuh induk ikan

tersebut. Perubahan metabolisme, mekanisme hormonal tersebut menyangkaut

proses perkembangan dan pematangan gonad.

Bagaimana hormon yang disuntikan itu mencapai sel target. Hormon tersebut

mencapai sel target melalui komunikasi antar sel. Ada tiga cara sel-sel itu

berkomunikasi yaitu :

1. Sel menskresikan senyawa kimia (chemical signaling) kepada sel lain

ditempat yang berjauhan.

2. Sel mengekspresikan molekul permukaan yang mempengaruhi sel lainnya

yang berkontak fisik dengan sel tersebut.

3. Sel membentuk ’gap juction’ yang menghubungkan masing-masing

sitoplasma sehingga dapat terjadi pertukaran molekul-molekul kecil.

Sedangkan komunikasi antar sel dengan cara skresi kimia dapat dibagi

berdasarkan jauhnya jarak yang dirempuh senyawa kimia tersebut yaitu:

1. Sinyal indokrin (Endocrine signaling), dimana sel kelenjar endokrin akan

menskresikan hormon yang akan dibawa aliran darah ke sel target yang

terdistribusi di bagian lain dari tubuh.

2. Sinyal parakrin (Paracrine signaling), dimana sel menskresikan senyawa

kimia (local chemical mediator) yang mempunyai efek terhadap sel yang

berdada disekelilingnya. Senyawa kimia yang diskresikan ini akan diserap

dan diserap dengan cepat.

3. Sinyal sinaptik (Sinaptic signaling), merupakan suatu urneotransmitter

dan bekerja khusus untuk sel syaraf pada suatu daerah khusus yang

disebut chemical synapses.

Page 11: Memijahkan Induk Ikan Secara Buatan Menggunakan Larutan Kelenjar Hypofisa

Sel sel target akan memberikan respon terhadap sinyal yang datang melalui

protein khusus yang disebut receptor.

5. Pengeluaran Telur (Stripping ) Dan Pengenceran Sperma

Kematangan telur dan sperma ikan dipastikan diperiksa dibawah mikroskop, jika

telah memenuhi tanda-tanda tersebut di atas maka segera dilakukan stripping.

Pengurutan dilakukan dengan menangkap induk betina. Induk betina tersebut

dilap menggunakan kain atau tissue. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan air

yang terdapat pada tubuh induk. Setelah tubuh induk ikan kering, dilakukan

pengurutan. Pengurutan dilakukan dengan menekan secara perlahan-lahan

bagian perut paling depan ke arah lubang genital. Telur yang keluar ditampung

dalam mangkok yang telah disiapkan sebelumnya. Stripping dilakukan berulang-

ulang sampai telur habis. Segera setelah selesai mengeluarkan telur induk

jantan ditangkap dan bagian tubuh induk jantan dilap dengan menggunakan kain

atau tissue. Setelah tubuh induk jantan kering dilakukan stripping. Pengurutan

diawali dengan menekan bagian perut ikan bagian depan ke arah lubang papila.

Sperma yang keluar ditampung pada mangkok lain, selanjutnya dilakukan

pengenceran dengan larutan NaCl. Berikut ini cara melakukan stripping induk

ikan pada pemijahan ikan secara buatan :

Menyiapkan alat dan bahan

Membuat larutan pembuahan (larutkan urea 3 gram, 4 gram NaCl kedalam 1

liter Aquadest)

Melakukan stripping induk ikan untuk mendapatkan telur matang

Menuangkan sperma ke dalam mangkok berisi telur

Menuangkan larutan pembuahann secukupnya

Mengaduk sperma dengan telur menggunakan bulu ayam hingga merata

Menuangkan telur yang telah bercampur dengan sperma ke dalam wadah

penetasan.

Page 12: Memijahkan Induk Ikan Secara Buatan Menggunakan Larutan Kelenjar Hypofisa

Gambar 3. Striping telur

Sperma pada mangkok yang telah diencerkan, dituangkan ke mangkok berisi

telur lalu diaduk sampai merata. Telur yang sudah dibuahi oleh sperma

dibersihkan dari sisa-sisa sperma dengan cara mencucinya menggunakan air

bersih berulang-ulang. Setelah itu telur siap untuk ditebar merata ke wadah

penetasan telur.

Pada pemijahan ikan lele secara buatan, kantong sperma diambil dari tubuh

induk dengan membedah bagian perut induk jantan. Sel sperma ikan lele

diencerkan dengan cara menggunting kantung sperma menjadi beberapa bagian

pada mangkok yang berisi larutan fisiologis. Sperma yang telah diencerkan

dimasukkan kedalam mangkok yang telah berisi telur ikan.

Telur yang telah dicampur dengan sperma diaduk secara hati-hati menggunakan

bulu ayam. Selanjutnya telur tersebut dapat ditebar ke wadah penetasan telur.

Penebaran telur ikan dilakukan dengan hati-hati dan merata didasar wadah

penetasan yang telah disiapkan sebelumnya. Air wadah penetasan telur harus

bersih dan dilengkapi dengan aerasi

Cairan sperma adalah larutan spermatozoa yang berada dalam cairan seminal

dan dihasilkan oleh hidrasi testis. Campuran antara seminal plasma dengan

spermatozoa disebut semen. Dalam setiap testis semen terdapat jutaan

spermatozoa.

Sperma ikan yang sudah matang terdiri dari kepala, leher dan ekor. Ada sperma

yang mempunyai “middel Piece” sebagai penghubung antara leher dan ekor. Di

dalam middle piece ini berisi mitokondria yang akan berfungsi untuk metabolisme

sperma.

Page 13: Memijahkan Induk Ikan Secara Buatan Menggunakan Larutan Kelenjar Hypofisa

Kepala sperma, kepala sperma terisi materi inti, chromosom terdiri dari DNA

yang bersenyawa dengan protein. Informasi genetika yang dibawa oleh

spermatozoa diterjemahkan dan disimpan di dalam nolekul DNA. Sperma yang

didalamnya terkandung chromosom-X akan menghasilkan embrio betina

sedangkan sperma mengandung chromosom-Y akan menghasilkan embrio

jantan.

Ekor sperma, ekor sperma berfungsi memberi gerak maju seperti gerak cambuk.

Selubung mitokondria berasal dari pangkal kepala membentuk dua struktur spiral

kearah berlawanan dengan arah jarum jam. Bagian tengah ekor merupakan

gudang energi untuk kehidupan dan pergerakan spermatozoa oleh proses-

proses metabolik yang berlangsung di dalam helix mitokondria. Mitokondria

mengandung enzim-enzim yang berhubungan dengan metabolisme

spermatozoa. Bagian ini banyak mengandung fosfolipid, lecithin dan

plasmalogen. Plasmalogen mengandung satu aldehid lemak dan satu asam

lemak yang berhubungan dengan glicerol maupun cholin. Asam lemak dapat

dioksidasi dan sebagai sumber energi untuk aktifitas sperma.

Komposisi kimiawi sperma pada plasma inti (nukleoplasma) diantaranya adalah

DNA, Protamine, Non Basik Protein (Ginzburg, 1972). Sedangkan seminal

plasma mengandung protein, potassium, sodium, calsium, magnesium, posfat,

klarida. Sedangkan komposisi kimia ekor sperma adalah protein, lecithin dan

cholesterol.

Sperma tidak bergerak dalam semen/air mani, tetapi akan segera bergerak

ketika bersentuhan dengan air. Fruktosa dan galaktosa merupakan sumber

energi utama bagi sperma ikan mas. Gardiner dalam Norman (1995)

menyatakan semen yang encer banyak mengandung glukosa sehingga

memberikan motilitas yang lebih baik. Sedangkan semen yang kental banyak

mengandung potassium sehingga akan menghambat motilitas sperma. Motilitas

sperma banyak dipengaruhi oleh konsentrasi glukosa, NaCl, KCl, serta

Osmolitas media.

Page 14: Memijahkan Induk Ikan Secara Buatan Menggunakan Larutan Kelenjar Hypofisa

Daya tahan hidup sperma dipengaruhi oleh pH, tekanan osmotik , elektrolit, non

elektrolit, suhu dan cahaya. Pada umumnya sperma than hidup dan aktif pada

pH 7.

Larutan elektrolit sperti kalium, magnesium, dapat dipergunakan sebagai

pengencer sperma tetapi Calsium, pospor dan kalium yang tinggi dapat

menghambat motilitas sperma. Sedangkan cuprum dan besi merupakan racun

bagi sperma. Larutan non elektrolit dalam bentuk gula, sperti fruktosa, glukosa

dapat dipergunakan sebagai pengencer sperma.

Prinsip dasar untuk mempertahankan agar sperma tetap hidup adalah dengan

menambahkan sesuatu kedalam semen yang berintikan mempertahankan pH,

tekanan osmotik serta menekan pertumbuhan kuman. Untuk keperluan yang

sesuai bagi kebutuhan sperma dipergunakan bahan glukosa, kuning telur, air

susu yang mengandung lippoprotein dan lecithin. Sedangkan untuk

mempertahankan pH semen dipergunakan sitrat, fosfat dan tris. Untuk

menghambat pertumbuhan kuman dipergunakan penicilin, streptomicin,

sedangkan untuk pembekuan diperlukan glicerol.

Perkembangan embrio dimulai dari pembelahan zygote (cleavage), stadia

morula, stadia blastula, stadia gastrula dan stadia organogenesis. Pembelahan

zygote adalah rangkaian mitosis yang berlangsung berturut-turut segera setelah

terjadi pembuahan yang menghasilkan morula dan blastomer.

Stadia morula dimulai saat pembelahan mencapai 32 sel. Pada saat ini ukuran

sel mulai beragam. Sel membelah secara melintang dan mulai membentuk

formasi lapisan kedua secara samar pada kutup anima. Stadia morula berakhir

apabila pembelahan sel sudah menghasilkan blastomer. Blastomer kemudian

memadat menjadi blastodisk kecil membentuk dua lapis sel.

Stadia blastula dicirikan dua lapisan yang sangat nyata dari sel-sel datar

membentuk blastocoel dan blastodisk berada di lubang vegetal berpindah

menutupi sebagian besar kuning telur. Pada blastula sudah terdapat daerah

yang berdefferensiasi membentuk organ-organ tertentu seperti sel saluran

pencernaan, notochorda, syaraf, epiderm, ektoderm, mesoderm dan endoderm.

Page 15: Memijahkan Induk Ikan Secara Buatan Menggunakan Larutan Kelenjar Hypofisa

Stadia gastrula merupakan proses pembentukan ketiga daun kecambah yaitu

ektoderm, mesoderm dan endoderm. Pada proses gatrula ini terjadi perpindahan

ektoderm, mesoderm, endoderm dan notochord menuju tempat yang definitif.

Pada periode ini erat hubungannya dengan proses pembentukan susunan

syaraf.

Gastrulasi berakhir pada saat kuning telur telah tertutupi oleh lapisan sel. Dan

beberapa jaringan mesoderm yang berada disepanjang kedua sisi notochord

disusun menjadi segmen-segmen yang disebut somit yaitu ruas yang terdapat

pada embrio.

Stadia berikutnya adalah stadia organogenesis stadia tersebut merupakan

proses pembentukan organ-organ tubuh makhluk hidup yang sedang

berkembang. Dalam proses organogenesis terbentuk bertururt-turut bakal organ

( syaraf, notochorda, mata, somit, rongga kuffer, kantong alfaktori, rongga ginjal,

usus, tulang subnotochord, linea lateralis, jantung, aorta, insang, infundibullum

dan lipatan-lipatan sirip. Jika proses organogenesis ini telah sempurna maka

akan dialnjutkan dengan proses penetasan telur.

Penetasan adalah perubahan intracapsular (tempat yang terbatas) ke fase

kehidupan (tempat luas), hal ini penting dalam perubahan-perubahan morfologi

hewan. Penetasan merupakann saat terakhir masa pengeraman sebagai hasil

beberapa proses sehingga embrio keluar dari cangkangnya.

Penetasan terjadi karena 1) kerja mekanik, oleh karena embrio sering mengubah

posisinya karena kekurangan ruang dalam cangkangnya, atau karena embrio

telah lebih panjang dari lingkungan dalam cangkangnya (Lagler et al. 1962).

Dengan pergerakan-pergerakan tersebut bagian telur lembek dan tipis akan

pecah sehingga embrio akan keluar dari cangkangnya. 2) Kerja enzimatik, yaitu

enzim dan zat kimia lainnya yang dikeluarkan oleh kelenjar endodermal di

daerah pharink embrio. Enzim ini disebut chorionase yang kerjanya bersifat

mereduksi chorion yang terdiri dari pseudokeratine menjadi lembek. Sehingga

pada bagian cangkang yang tipis dan terkena chorionase akan pecah dan ekor

embrio keluar dari cangkang kemudian diikuti tubuh dan kepalanya.

Page 16: Memijahkan Induk Ikan Secara Buatan Menggunakan Larutan Kelenjar Hypofisa

Semakin aktif embrio bergerak akan semakin cepat penetasan terjadi. Aktifitas

embrio dan pembentukan chorionase dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar.

Faktor dalam antara lain hormon dan volume kuning telur. Hormon tersebut

adalah hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisa dan tyroid sebagai hormon

metamorfosa, sedang volume kuning telur berhubungan dengan energi

perkembangan embrio. Sedangkan faktor luar yang berpengaruh adalah suhu,

oksigen, pH salinitas dan intensitas cahaya.

C. Tugas-Tugas

1). Penguasaan Konsep

Anda akan melakukan pemijahan induk ikan secara buatan menggunakan

kelenjar hypofisa. Anda akan melakukan seleksi induk, pembuatan hormone

kelenjar hypofisa, pengeluaran telur dan persiapan wadah penetasan telur

apa tidak, jelaskan alasannnya

Apakah yang akan anda lakukan bila dalam pemijahan, telur ikan tidak

ovulasi ?

Prosedur apa yang yang harus diikuti dalam melaksanakan pemijahan ikan

secara buatan

Apakah yang menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan ikan donor,

jelaskan

Wadah jenis apakah yang baik digunakan dalam pemijahan induk ikan

secara buatan menggunakan hormone hypofisa , jelaskan.

Bahan apa yang akan anda pilih sebagai substrate penempelan telur ikan,

jelaskan alasannya.

2). Mengenal Fakta

Melakukan observasi, peserta melakukan observasi dikoordinir oleh guru

kegiatan observasi ke masyarakat ( pengusaha perikanan / industri

perikanan) dalam pemijahan induk ikan secara buatan menggunakan

hormone hypofisa

Observasi dilakukan secara berkelompok pada tempat berbeda

Page 17: Memijahkan Induk Ikan Secara Buatan Menggunakan Larutan Kelenjar Hypofisa

Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana masyarakat melakukan

pemijahan induk ikan secara semi buatan menggunakan hormone hypofisa.

Dari hasil observasi ini selanjutnya merumuskan kegiatan apa yang dilakukan

masyarakat dan mampu memberi kontribusi secara positif tapi belum ada

pada konsep dasar, mengidentiikasi apa yang ada pada konsep dasar tapi

belum dilakukan oleh masyarakat, dan bila dilakukan akan mampu

memberikan kontribusi dalam meningkatkan efisiensi dan produktifitas

pemijahan induk ikan secara buatan menggunakan hormone hypofisa. Saran

apa yang bisa diberikan untuk memperbaiki kegiatan pemijahan induk ikan

secara buatan

Kegiatan mengenal fakta ini dapat dilakukan sekaligus untuk sub

kompetensi/kompetensi pemijahan ikan secara buatan menggunakan hormon

ertificial, penetasan telur, pemeliharaan larva di kolam/bak/fiberglas,

pemberian pakan larva, panen dan pasca panen benih ikan

3. Mereleksikan, setelah peserta diklat melakukan penguasaan konsep dan

mengenal fakta, selanjutnya peserta diklat melakukan refleksi bagaimana

anda akan melakukan pemijahan induk ikan secara buatan menggunakan

hormone hypofisa berdasarkan konsep dasar dan hasil observasi buatan

menggunakan hormone hypofisa di masyarakat.

4. Melakuka analisis dan sintesis

Analisis daya dukung peserta diklat melakukan kegiatan analisis terhadap

daya dukung yang tersedia di tempat praktik untuk mengetahui tingkat

kesesuaian dalam kegiatan buatan menggunakan hormone hypofisa di

masyarakat (lahan, iklim mikro, alat dan bahan). Kegiatan ini dilakukan

secara berkelompok.

Sintesis, peserta diklat melakukan kegiatan sintesis terhadap hasil releksi

pemijahan ikan secara alami dan hasil analisis terhadap tingkat kesesuaian

daya dukung, peserta diklat melakukan rekonstruksi/modifikasi terhadap hasil

refleksi dalam kegiatan pemijahan secara buatan menggunakan hormone

hypofisa di masyarakat. Kegiatan rekonstruksi ini tetap memperhatikan

Page 18: Memijahkan Induk Ikan Secara Buatan Menggunakan Larutan Kelenjar Hypofisa

parameter buatan menggunakan hormone hypofisa di masyarakat pemijahan

ikan secara alami.

5. Menyusun dan melaksanakan rencana kerja

Peserta diklat secara berkelompok menyusun / membuat alternatif rencana

pemijahan ikan secara buatan, rencana kerja / proposal memuat metode

semi buatan menggunakan hormone hypofisa yang akan dilaksanakan,

waktu pencapaian dan jadwal kegiatan serta pembagian tugas kelompok

Pengambilan keputusan / menetapkan rencana kerja

Secara berkelompok peserta diklat mengambil keputusan/menetapkan

alternatif rencana buatan menggunakan hormone hypofisa yang akan

dilaksanakan, dengan memperhatikan daya dukung dan persyaratan teknis

dalam pemijahan secara buatan menggunakan hormone hypofisa. Apabila

ada kesulitan peserta dapat mendiskusikan dengan fasilitator.

Penetapan peran masing-masing individu dalam kelompok

Kelompok menyusun pembagian tugas dan menentukan peran setiap

anggota kelompok

Melaksanakan rencana kerja, peserta diklat melakukan kegiatan persiapan

wadah, mengacu pada rencana kerja pemijahan secara buatan

menggunakan hormone hypofisa yang telah disepakati

Proses pengamatan dan pencatatan, peserta diklat melakukan pengamatan

dan pencatatan data kegiatan persiapan wadah yang dilaksanakan. Lembar

pengamatan disiapkan peserta diklat setelah mendapat persetujuan fasilitator

Evaluasi dan diskusi terhadap hasil kegiatan

Peserta diklat melaksnakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dan

pencapaian standar kerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan

Peserta dilat melakukan diskusi terhadap hasil kegiatan dan hasilnya

dibandingkan dengan rancangan kerja dan konsep-konsep yang telah

dirumuskan sebelumnya

Proses penyusunan kesimpulan dan memberikan umpan balik

Peserta secara berkelompok menyusun umpan balik / rekomendasi terhadap

metode persiapan wadah untuk mendapatkan hasil yang optimal. Perumusan

Page 19: Memijahkan Induk Ikan Secara Buatan Menggunakan Larutan Kelenjar Hypofisa

umpan balik ini juga harus mempertimbangkan dasar teori, fakta dan kondisi

hasil kerja.

D. Tes

E. Daftar evidence of learning yang harus dikumpulkan

Hasil perumusan penguasaan konsep dan tugas-tugas diskusi, presentasi

dan hasil perumusan tentang ikan donor, ovulasi telur ikan, pembuatan

kelenjar hypofisa persiapan kolam pemijahan, seleksi induk ikan matang

gonad, penggunaan dan pemasangan substrate, pengelolaan kualitas &

kuantitas air untuk buatan menggunakan hormone hypofisa serta perlakuan

terhadap telur ikan.

Hasil observasi mengenal fakta di masyarakat perikanan tentang persiapan

ikan donor, pembuatan kelenjar hypofisa persiapan kolam pemijahan, seleksi

induk ikan matang gonad, penggunaan dan pemasangan substrate,

pengelolaan kualitas & kuantitas air untuk buatan menggunakan hormone

hypofisa serta perlakuan terhadap telur ikan

Hasil refleksi tentang persiapan ikan donor, pembuatan kelenjar hypofisa

persiapan kolam pemijahan, seleksi induk ikan matang gonad, penggunaan

dan pemasangan substrate, pengelolaan kualitas & kuantitas air untuk

pemijahan secara buatan menggunakan hormone hypofisa serta perlakuan

terhadap telur ikan

Hasil analisis tentang persiapan persiapan ikan donor, pembuatan kelenjar

hypofisa persiapan kolam pemijahan, seleksi induk ikan matang gonad,

penggunaan dan pemasangan substrate, pengelolaan kualitas & kuantitas air

untuk pemijahan secara buatan menggunakan hormone hypofisa serta

perlakuan terhadap telur ikan

Hasil sintesis tentang persiapan persiapan ikan donor, pembuatan kelenjar

hypofisa persiapan kolam pemijahan, seleksi induk ikan matang gonad,

penggunaan dan pemasangan substrate, pengelolaan kualitas & kuantitas air

Page 20: Memijahkan Induk Ikan Secara Buatan Menggunakan Larutan Kelenjar Hypofisa

untuk pemijahan secara buatan menggunakan hormone hypofisa serta

perlakuan terhadap telur ikan

Hasil penyusunan rencana kegiatan (berupa rencana / proposal

implementasi) tentang persiapan persiapan ikan donor, pembuatan kelenjar

hypofisa persiapan kolam pemijahan, seleksi induk ikan matang gonad,

penggunaan dan pemasangan substrate, pengelolaan kualitas & kuantitas air

untuk pemijahan secara buatan menggunakan hormone hypofisa serta

perlakuan terhadap telur ikan

Hasil pengamatan/recording kegiatan tentang persiapan ikan donor,

pembuatan kelenjar hypofisa persiapan kolam pemijahan, seleksi induk ikan

matang gonad, pembuatan kelenjar hypofisa, ovulasi telur ikan, pembauahan

telur, penggunaan dan pemasangan substrate, pengelolaan kualitas &

kuantitas air untuk pemijahan secara buatan menggunakan hormone hypofisa

serta perlakuan terhadap telur ikan

Hasil evaluasi ketercapaian tentang persiapan persiapan ikan donor,

pembuatan kelenjar hypofisa persiapan kolam pemijahan, seleksi induk ikan

matang gonad, pembuatan kelenjar hypofisa, ovulasi telur, pembuahan telur

ikan, penggunaan dan pemasangan substrate, pengelolaan kualitas &

kuantitas air untuk semi buatan menggunakan hormone hypofisa serta

perlakuan terhadap telur ikan

Hasil evaluasi ketercapaian tentang persiapan persiapan ikan donor,

pembuatan kelenjar hypofisa persiapan kolam pemijahan, seleksi induk ikan

matang gonad, pembuatan kelenjar hypofisa, ovulasi telur, pembuahan telur

ikan, penggunaan dan pemasangan substrate, pengelolaan kualitas &

kuantitas air untuk semi buatan menggunakan hormone hypofisa serta

perlakuan terhadap telur ikan

Kesimpulan dan rekomendasi / umpan balik tentang persiapan ikan donor,

pembuatan kelenjar hypofisa persiapan kolam pemijahan, seleksi induk ikan

matang gonad, pembuatan kelenjar hypofisa, ovulasi telur, pembuahan telur

ikan, penggunaan dan pemasangan substrate, pengelolaan kualitas &

Page 21: Memijahkan Induk Ikan Secara Buatan Menggunakan Larutan Kelenjar Hypofisa

kuantitas air untuk semi buatan menggunakan hormone hypofisa serta

perlakuan terhadap telur ikan