29
I.PENDAHULUAN 1.1. Dasar Teori Hama adalah organisme perusak tanaman pada akar, batang, daun atau bagian tanaman lainnya sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan sempurna atau mati. Dalam arti yang luas bahwa hama adalah makhluk hidup yang mengurangi kualitas dan kuantitas beberapa sumber daya manusia yang berupa tanaman atau binatang yang dipelihara yang hasil dan seratnya dapat diambil untuk kepentingan manusia (Prabowo.T, 2002). Filum yang anggotanya diketahui berpotensi sebagai hama tanaman adalah filum arthropoda yang mempunyai peranan penting sebagai hama tanaman adalah klas arachnida (tunggau) dan klas Insecta atau Hexapoda (serangga). Klas insekta dibagi menjadi 2 yaitu: Apterygota (tidak bersayap), pterygota (bersayap). Secara morfologi arthropoda dicirikan dengan badan yang beruas biasanya mencapai lebih dari 21 ruas, yang tiap ruasnya mempunyai sepasang anggota badan (appendages) namun sepasang anggota badan ini ada yang mereduksi atau berubah bentuk dan fungsi sesuai dengan kebutuhan masing-masing kelompok. Ciri penting lain adalah kelompok arthropoda tidak memunyai struktur tulang di dalam tubuhnya. Arthropoda mempunyai struktur dinding badan keras yang menutupi tubuh bagian luar untuk melindungi bagian dalam tubuh yang biasanya disebut eksosekeleton. Bagian paling luar mempunyai struktur yang paling keras dan diperkuat oleh khitin. Meskipun keras namun strukutur ini masih memungkinkan pergerakan di tiap ruas (Arie. 1994). Ordo serangga hama terbagi atas: 1). Ordo orthoptera (bangsa belalang) Sebagian anggotanya 1

Mengenal Ordo Serangga

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mengenal ordo serangga

Citation preview

Page 1: Mengenal Ordo Serangga

I. PENDAHULUAN

1.1. Dasar Teori

Hama adalah organisme perusak tanaman pada akar, batang, daun atau bagian tanaman lainnya sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan sempurna atau mati. Dalam arti yang luas bahwa hama adalah makhluk hidup yang mengurangi kualitas dan kuantitas beberapa sumber daya manusia yang berupa tanaman atau binatang yang dipelihara yang hasil dan seratnya dapat diambil untuk kepentingan manusia (Prabowo.T, 2002). Filum yang anggotanya diketahui berpotensi sebagai hama tanaman adalah filum arthropoda yang mempunyai peranan penting sebagai hama tanaman adalah klas arachnida (tunggau) dan klas Insecta atau Hexapoda (serangga). Klas insekta dibagi menjadi 2 yaitu: Apterygota (tidak bersayap), pterygota (bersayap). Secara morfologi arthropoda dicirikan dengan badan yang beruas biasanya mencapai lebih dari 21 ruas, yang tiap ruasnya mempunyai sepasang anggota badan (appendages) namun sepasang anggota badan ini ada yang mereduksi atau berubah bentuk dan fungsi sesuai dengan kebutuhan masing-masing kelompok. Ciri penting lain adalah kelompok arthropoda tidak memunyai struktur tulang di dalam tubuhnya. Arthropoda mempunyai struktur dinding badan keras yang menutupi tubuh bagian luar untuk melindungi bagian dalam tubuh yang biasanya disebut eksosekeleton. Bagian paling luar mempunyai struktur yang paling keras dan diperkuat oleh khitin. Meskipun keras namun strukutur ini masih memungkinkan pergerakan di tiap ruas (Arie. 1994).

Ordo serangga hama terbagi atas: 1). Ordo orthoptera (bangsa belalang) Sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator pada serangga lain. Anggota dari ordo ini umumnya memilki sayap dua pasang. Sayap depan lebih sempit dari pada sayap belakang dengan vena-vena menebal/mengeras dan disebut tegmina. Sayap belakang membranus dan melebar dengan vena-vena yang teratur. Beberapa jenis serangga anggota ordo orthoptera ini adalah : Belalang sembah/mantis (Otomantis sp.), belalang kayu (Valanga nigricornis drum). 2). Ordo hemiptera (bangsa kepik) / kepinding ordo ini memiliki anggota yang sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak sebagai pemakan tumbuhan (baik nimfa maupun imago). Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra. Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan. Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli. Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah : Walang sangit (Leptorixa oratorius thumb), kepik hijau (Nezara viridula L). 3). Ordo Homoptera (wereng, kutu dan sebagainya). Anggota ordo Homoptera memiliki morfologi yang mirip dengan ordo Hemiptera.

1

Page 2: Mengenal Ordo Serangga

Sayap depan anggota ordo homoptera memiliki tekstur yang homogen, bisa keras semua atau membranus semua, sedang sayap belakang bersifat membranus. Serangga anggota ordo Homoptera ini meliputi kelompok wereng dan kutu-kutuan, seperti : Wereng coklat (Nilaparvata lugens stal.), kutu putih daun kelapa (Aleurodicus destructor mask.), kutu loncat lamtoro (Heteropsylla sp). 4). Ordo coleoptera (bangsa kumbang). Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain. Sayap terdiri dari dua pasang. Sayap depan mengeras dan menebal serta tidak memiliki vena sayap dan disebut elytra. Beberapa contoh anggotanya adalah: Kumbang badak (Oryctes rhinoceros L), kumbang janur kelapa (Brontispa longissima gestr). 5). Ordo Lepidoptera (bangsa kupu/ngengat). Dari ordo ini, hanya stadium larva (ulat) saja yang berpotensi sebagai hama, namun beberapa diantaranya ada yang predator. Serangga dewasa umumnya sebagai pemakan/pengisap madu atau nektar. Sayap terdiri dari dua pasang, membranus dan tertutup oleh sisik-sisik yang berwarna-warni. Beberapa jenisnya antara lain : Penggerek batang padi kuning (Tryporiza incertulas Wlk), kupu gajah (Attacus atlas L), ulat grayak pada tembakau (Spodoptera litura). 6). Ordo diptera (bangsa lalat, nyamuk). Serangga dewasa hanya memiliki satu pasang sayap di depan, sedang sayap belakang mereduksi menjadi alat keseimbangan berbentuk gada dan disebut halter. Pada kepalanya juga dijumpai adanya antene dan mata facet. Beberapa contoh anggotanya adalah : lalat buah (Dacus spp.), lalat predator pada Aphis (Asarcina aegrota F), lalat rumah (Musca domestica Linn.), lalat parasitoid (Diatraeophaga striatalis) (Matnawy, 2001).

Tipe-tipe perkembangan hidup serangga hama dalam perkembangannya menuju dewasa mengalami metamorfosis. Metamorfosis adalah perubahan bentuk serangga mulai dari larva sampai dewasa. Berdasarkan metamorfisnya, serangga dibedakan atas dua kelompok, yaitu: Paurometabola dan holometabola. a). Paurometabola. Hemitabola/paurometabola yaitu serangga yang telah mengalami metamorfosis tidak sempurna. Dalam daur hidupnya Paurometabola serangga mengalami tahapan perkembangan sebagai berikut: telur, nimfa, ialah serangga muda mempunyai sifat dan bentuk sama dengan dewasanya. Difase ini serangga muda mengalami pergantian kulit, imago (dewasa), ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh dengan baik, b). Holometabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Tahapan dari daur serangga yang mengalami metamorfosis sempurna adalah telur – larva – pupa – imago. Larva adalah hewan muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa. Pupa adalah kepompong dimana pada saat itu serangga tidak melakukan kegiatan, pada saat itu pula terjadi penyempurnaan dan pembentukan organ. Imago adalah fase dewasa atau fase perkembangbiakan (Karsapoetra, A.G. 1990).

2

Page 3: Mengenal Ordo Serangga

Tipe mulut serangga hama terbagi atas: 1). Ordo Orthoptera (bangsa belalang). Ada mulutnya bertipe penggigit dan penguyah yang memiliki bagian-bagian labrum, sepasang mandibula, sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium dengan palpus labialisnya. 2). Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding. Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo Hemiptera, rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung). Pada alat mulut hemiptera terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan dan saluran ludah. 3). Ordo Homoptera, alat mulut juga bertipe pencucuk pengisap dan rostumnya muncul dari bagian posterior kepala. Alat-alat tambahan baik pada kepala maupun thorax umumnya sama dengan anggota Hemiptera. 4). Ordo Coleoptera (bangsa kumbang). Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari suku curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala. 5). Ordo Lepidoptera (bangsa kupu/ngengat). Pada kepala dijumpai adanya alat mulut seranga bertipe pengisap, sedang larvanya memiliki tipe penggigit. Pada serangga dewasa, alat mulut berupa tabung yang disebut proboscis, palpus maxillaris dan mandibula biasanya mereduksi, tetapi palpus labialis berkembang sempurna. 6). Ordo diptera (bangsa lalat, nyamuk). Tipe alat mulut bervariasi, tergantung sub ordonya, tetapi umumnya memiliki tipe penjilat-pengisap, pengisap, atau pencucuk pengisap (Prabowo.T, 2002). 1.2. Tujuan Praktikum

a. Untuk mengetahui perbedaan ke enam ordo serangga hama tersebut.b. Untuk mengetahui lebih jelas perbedaan masing-masing bagian tubuh

serangga (kepala, dada, sayap, perut, dan kaki) sehingga memudahkan pengklasifikasian/indentifikasi ke enam serangga hama tersebut.

3

Page 4: Mengenal Ordo Serangga

II. BAHAN DAN METODE

2.1. Waktu dan Tempat Kegiatan praktikum ini yaitu mengenal ordo serangga hama. Kegiatan

praktikum dilaksanakan pada hari Sabtu 12 April 2014 jam 13.00-14.40 WIB. pengamatan dilaksanakan di Laboratorium Budidaya pertanian Fakultas Pertanian Unpar. 2.2. Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan adalah spesimen serangga hama belalang kayu, jangkrik, larva, imago, lalat buah, larva kumbang kelapa (uret), kumbang kelapa, walang sangit, kepik, kutu daun. Sedangkan alat yang digunakan adalah lup, alat gambar, dan alat tulis lainnya. 2.3. Cara Kerja

Adapun cara kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut :a. Membuat hasil pengamatan dalam bentuk gambar dari masing-masing ordo serangga hama, yang digambar adalah :

- Bentuk serangga secara keseluruhan.- Per masing-masing bagian, yaitu sayap depan, sayap belakang, kepala

(caput), dada (thorax), perut (abdomen), dan kaki.- Melakukan pengklasifikasian (genus, spesies, ordo dan familia).- Membuat resume singkat meliputi: gejala serangan, tanaman yang

diserang, dan biologi serangga tersebut (telur-larva-pupa-imago atau telur-nimfa-imago) dan dicantumkan dalam laporan.

b. Menggambar hasil pengamatan (per kelompok) dibuat sebagian laporan sementara yang ditandatangani oleh asisten yang bertugas.

4

Page 5: Mengenal Ordo Serangga

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Pengamatan

Dari hasil pengamatan mengenal ordo serangga hama di sub Laboratorium

Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman Jurusan Budidaya Pertanian UNPAR

disajikan pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Hasil pengamatan mengenal ordo serangga hama di sub Laboratorium

Dasar-dasar Perlindungan Tanaman jurusan Budidaya Pertanian

UNPAR.

No Nama serangga Ordo

serangga

Tipe

perkembangan

Bentuk sayap Tipe-tipe

mulut

Bagian

tanaman

yang

diserang

1 Belalang kayu

(Valanga

nigricornis)

Orthoptera Paraumetabola Lurus pada saat

istirahat

Menggigit,

mengunyah

Daun

2 Jangkrik

(Gryllus

asimilis)

Orthoptera Paraumetabola Lurus Menggigit,

mengunyah

Daun

3 Larva (Plutella

xylostella)

Lepidoptera Holometabola --- Menggigit,

mengunyah

Daun

4 Imago (Plutella

xylostella)

Lepidoptera Holometabola Sisik kecil Menghisap,

menusuk

Bunga

5 Lalat buah

(Dacus sp)

Diptera Holometabola Bersayap dua Menjilat Buah

6 Larva kumbang

kelapa/uret

(Oryctes

rhinoceros)

Coloeptera Holometabola --- Menggigit,

mengunyah

Akar,

pangkal

batang

5

Page 6: Mengenal Ordo Serangga

7 Kumbang

kelapa (Oryctes

rhinoceros)

Coloeptera Holometabola Bersayap

seludang pada

bagian depan,

bagian belakang,

seperti selaput

Menggigit,

mengunyah

Akar,

pangkal

batang

8 Walang sangit

(Leptocorsia

acuta)

Hemiptera Paraumetabola Bagian depan

mengalami

penebalan

setengah,

sisanya

bertekstur

selaput

Menusuk,

menghisap

Daun/malai

9 Kepik (Nezara

vidula)

Hemiptera Paraumetabola Bagian depan

mengalami

penebalan,

setelah

bertekstur

selaput

Menusuk,

menghisap

Daun/malai

10 Kutu daun

(Aphis. Sp)

Diptera Holometabola Sama Menyerang/

menghisap

Daun

3.2. Pembahasan3.2.1. Belalang kayu (Valanga nigricerris)

Domukentasi pribadi

Klasifikasi Belalang:Pylum : Arthopoda

6

Page 7: Mengenal Ordo Serangga

Sub Filum : MandibulataKlas : InsectSub Klas : PterygotaOrdo : Ortytoptera Family : AcridiaeGenus : ValangaSpesies : Valangga nigricornis

Daur Hidup dari ordo orthoptera (Valanga rignicornis) ini melewati masa perkembangan dengan tipe paurometabola yaitu melewati tahap telur, nimfa, dan kemudian imago. Imago ini yang kemudian kembali melakukan perkawinan dan bertelur serta meletakan telurnya di tanaman demikian siklus ini berjalan terus menerus. Berdasarkan hasil pengamatan pada Ordo orthoptera yakni Belalang (Valanga nigricornis) secara umum morfologi hama serangga ini terdiri dari kepala (Caput) yang terdapat antena, dada (Toraks) terdapat enam kaki den sayap, dan perut (Abdomen) beruas. Caput meliputi antena dan mata majemuk, pada toraks meliputi protoraks dan mesotoraks. Tipe mulut pada belalang (Valanga nigricornis) merupakan bagian yang beruas-ruas yang terdiri dari tergum atau strenum, yang mana setiap strenum terdapat sigma, serta terdapat pula ovipositor yang berfungsi sebagai alat peletakkan telur. Pengendalian Hama Belalang ini yaitu Telur belalang didalam tanah diambil, demikian juga nimfa yang ada diberikan kepada ayam, menyemprotkan phosdrin, diazinon, basudin, dan insektisida lainnya.3.2.2. Jangkrik (Gryllus asimilis)

Dokumentasi pribadi

Klasifikasi Gryllus asimilis ( jangkrik ) :Kingdom : Animaliafilum : ArthropodaKelas : InsectaOrdo : orthopteraFamily : GrylludaeGenus : Gryllus

7

Page 8: Mengenal Ordo Serangga

spesies : Gryllus asimilisHewan yang termasuk dalam ordo orthoptera, termasuk di dalamnya

Gryllus sp ( jangkrik ) adalah bersifat hemimetabola, mulutnya tipe pengunyah, memilki 2 pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan seperti kertas dari kulit, yang disebut tegumina. Sayap belakang berupa membran dan dilipat seperti kipas dan terletak di bawah sayap depan. Pada beberapa spesies, sayap hanya berupa sisa saja atau ada juga yang tidak bersayap.Siklus hidup jangkrik termasuk serangga dengan metamorfosis tidak sempurna. Fase metamorfosis jangkrik meliputi fase telur, nimfa (pradewasa; "telendho" = bahasa Jawa), dan imago (dewasa). Siklus hidup jangkrik betina adalah > 3 bulan, sedangkan jangkrik jantan kurang < 3 bulan. Telur jangkrik akan menetas pada umur ± 13 hari, umur nimfa adalah ± 1,5 bulan, dan umur jangkrik dewasa adalah ± 1,5 bulan. Nimfa jangkrik akan berganti kulit sebanyak 6-8 kali selama masa pertumbuhannya. Setelah nimfa ganti kulit yang terakhir akan menjadi jangkrik dewasa, jangkrik dewasa akan mulai kawin setelah umur 3-4 hari.Pengendalian jangkrik dengan menggunakan lampu atau door pada malam hari, biasanya jangkrik-jangkrik akan berdatangan. Kemudian tinggal menangkap, yang jantan dapat dijual kepasar dan yang betina dapat dijadikan sebagai makanan ayam.3.2.3. Larva (Plutella xylostella)

Dokumentasi pribadi

Klasifikasi Plutella xylostella (larva)Kingdom : AnimaliaFilum : ArthropodaKelas : InsectaOrdo : LepidopteraFamily : PlutellidaeGenus : PlutellaSpesies : Plutella xylostella

Morfologi ulat daun kubis (Plutella xylostella), yaitu ngengat berwarna abu-abu sampai coklat kelabu dan pada saat sayap dilipat nampak tiga buah tanda

8

Page 9: Mengenal Ordo Serangga

berupa gelombang seperti berlian atau terdapat bentuk segitiga sepanjang punggungnya.Siklus hidup hama ini dimulai dari telur hingga menjadi serangga (ngengat) berlangsung selama 2-3 minggu, tergantung dari keadaan temperatur udaranya. Pada daerah-daerah yang mempunyai ketinggian 1.250 m dari permukaan laut dan temperatur udaranya antara 14,5-24,6ºC, daur hidupnya bisa berlangsung hanya dalam 22 hari. Larva Plutella xylostella mengalami 4 instar yang berlangsung selama 12 hari.Pengendalian organik untuk mengendalikan ulat secara organik, dapat digunakan beberapa pestisida organik, misalnya dengan memanfaatkan akar atau batan tanaman tuba, umbi gadung, maupun daun nimba. Misalnya, jika menggunakan akar batang tuba, caranya dengan menumbuk akar atau batang tuba tersebut, kemudian direndam dalam air selama satu malam. Air rendaman tersebut disemprotkan pada tanaman. Selain itu, pengendalian secara organik juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan agensia hayati, misalnya dengan aplikasi bakteri Bacillus thuringiensis.3.2.4. Imago Plutella xylostella

Dokumentasi pribadi

Klasifikasi Plutella xylostella (larva)Kingdom : AnimaliaFilum : ArthropodaKelas : InsectaOrdo : LepidopteraFamily : PlutellidaeGenus : PlutellaSpesies : Plutella xylostella

Morfologi ulat daun kubis (Plutella xylostella), yaitu ngengat berwarna abu-abu sampai coklat kelabu dan pada saat sayap dilipat nampak tiga buah tanda berupa gelombang seperti berlian atau terdapat bentuk segitiga sepanjang punggungnya.

9

Page 10: Mengenal Ordo Serangga

Siklus hidup hama ini dimulai dari telur hingga menjadi serangga (ngengat) berlangsung selama 2-3 minggu, tergantung dari keadaan temperatur udaranya. Pada daerah-daerah yang mempunyai ketinggian 1.250 m dari permukaan laut dan temperatur udaranya antara 14,5-24,6ºC, daur hidupnya bisa berlangsung hanya dalam 22 hari. Larva Plutella xylostella mengalami 4 instar yang berlangsung selama 12 hari.Pengendalian organik untuk mengendalikan ulat secara organik, dapat digunakan beberapa pestisida organik, misalnya dengan memanfaatkan akar atau batan tanaman tuba, umbi gadung, maupun daun nimba. Misalnya, jika menggunakan akar batang tuba, caranya dengan menumbuk akar atau batang tuba tersebut, kemudian direndam dalam air selama satu malam. Air rendaman tersebut disemprotkan pada tanaman. Selain itu, pengendalian secara organik juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan agensia hayati, misalnya dengan aplikasi bakteri Bacillus thuringiensis.3.2.5. Lalat buah (Dacus sp)

Dokumentasi pribadi

Lalat buah (Dacus Sp) memiliki klasifikasi : Kingdom : Animalia Phyllum : Arthropoda, Kelas : Insecta, Ordo : Diptera, Famili : Drosophilidae, Genus : Drosophila, Spesies : Drosophila melanogaster.Morfologi dari hama lalat buah (Dacus sp.) yaitu terdiri dari, caput, antenna, tungkai depan, tungkai belakang, mulut, sayap, thorax, dan abdomen. Lalat buah (Dacus sp.) banyak dijumpai di berbagai buah, permukaan tanah dekat tanaman buah-buahan.Siklus hidup lalat buah (Dacus sp.) berkisar selama 7 sampai 26 hari mula-mula lalat buah betina meletakkan telurnya pada permukaan bawah daun atau buah yang sudah tua kemudian telur berubah menjadi larva instar I, larva instar II, Larva Instar III, imago, Lalat muda dan lalat dewasa siap bertelur. Tanaman inang Lalat buah (Dacus sp.) dan jantan dan betina siap untuk kawin dan berkembang biak. Dan pada saat larva , larva tersebut juga menyerang buah dari dalam dan buah akan busuk. Pada umumnya semua tanaman yang memiliki buah dan buahnya dapat diserang Oleh Lalat buah (Dacus sp.) merupakan tanaman inangnya

10

Page 11: Mengenal Ordo Serangga

Cara Pengendalian Lalat buah ( Dacus Sp ) dapt dilakukan secara manual yaitu dengan cara mengunakan perangkap lem kuning untuk mencegah dan mengurangi serangan lalat buah. Gunakan perangkap metyl eugenol untuk menangkap lalat jantan. Tapi ingat jangan meletakkan perangkap dalam tengah lokasi pertanaman, sebaikknya di pinggir saja agar lalat tidak terkumpul ditengah pertanaman. Pembungkusan buah dengan menggunakan kertas, daun pisang, anyaman daun kelapa, karung, duk, atau plastik pada tanaman buah-buahan dan paria. Lakukan pembungkusan sebelum buah terserang atau sedini mungkin setelah pentil buah terbentu.3.2.6. Larva kumbang kelapa/uret (Oryctes rhinoceros)

Dokumentasi pribadi

Klasifikasi larva kumbang kelapa:Kingdom : AnimaliaFilum : ArthropodaKelas : InsectaOrdo : ColeopteraFamili : ScarabaeidaeGenus : OryctesSpesies : Oryctes rhinoceros L.

Oryctes rhinoceros L. Merupakan serangga yang mengalami metamorfosis sempurna yang daur Hidup dari ordo ini melewati masa perkembangan dengan tipe holometabola yaitu melewati tahap telur, larva, pupa dan kemudian imago. Imago ini yang kemudian kembali melakukan perkawinan dan bertelur serta meletakan telurnya di tanaman demikian siklus ini berjalan terus menerus secara berkesinambungan.Larva yang baru menetas berwarna putih dan setelah dewasa berwarna putih kekuningan, warna bagian ekornya agak gelap dengan panjang 7-10 cm. Larva deasa berukuran panjang 12 mm dengan kepala berwarna merah kecoklatan. Tubuh bagian belakang lebih besar dari bagian depan. Pada permukaan tubuh larva terdapat bulu-bulu pendek dan pada bagian ekor bulu-bulu tersebut tumbuh lebih rapat. Stadium larva 4-5 bulan ( Suhadirman, 1996), bahkan adapula yang

11

Page 12: Mengenal Ordo Serangga

mencapai 2-4 bulan lamanya (Nayar, 1976). Stadium larva terdiri dari 3 instar yaitu instar I selama 11-21 hari, instar II selama 12-21 hari dan instar III selama 60-165 hari.Cara pengendalian yang baik tergantung pada pengetahuan yang tentang biologi dan ekologi, terutama hubungan serangga hama dengan tanaman inang. Pengendalian hama terpadu merupakan tindakan yang bersifat fleksibel dalam menanggulangi hama yang menyerang tanaman. Cara dan saat perlakuan tergantung pada bebagai faktor yaitu luas serangan atau tingkat populasi dan faktor lingkungan3.2.7. Kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros)

Dokumentasi pribadi

Sistematika kumbang kelapa Kingdom : AnimaliaFilum : ArthropodaKelas : InsectaOrdo : ColeopteraFamili : ScarabaeidaeGenus : OryctesSpesies : Oryctes rhinoceros L.

Oryctes rhinoceros L. Merupakan serangga yang mengalami metamorfosis sempurna yang daur Hidup dari ordo ini melewati masa perkembangan dengan tipe holometabola yaitu melewati tahap telur, larva, pupa dan kemudian imago. Imago ini yang kemudian kembali melakukan perkawinan dan bertelur serta meletakan telurnya di tanaman demikian siklus ini berjalan terus menerus secara berkesinambungan.Berdasarkan hasil pengamatan pada Ordo Coleoptera yakni kumbang kelapa (Oryctes rhinocheros) secara umum morfologi hama serangga ini terdiri dari kepala (Caput), dada (Toraks), dan perut (Abdomen). Mo (1957) dan Anonim (1989), mengemukakan bahwa telur serangga ini berarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian bulat dengan diameter kurang lebih 3 mm. Telur-telur ini

12

Page 13: Mengenal Ordo Serangga

diletakkan oleh serangga betina pada tempat yang baik dan aman (misalnya dalam pohon kelapa yang melapuk), setelah 2 minggu telur-telur ini menetas.Rata-rata fekunditas seekor serangga betina berkisar antara 49-61 butir telur, sedangkan di Australia berkisar 51 butir telur, bahkan dapat mencapai 70 butir. Larva yang baru menetas berwarna putih dan setelah dewasa berwarna putih kekuningan, warna bagian ekornya agak gelap dengan panjang 7-10 cm. Larva deasa berukuran panjang 12 mm dengan kepala berwarna merah kecoklatan. Tubuh bagian belakang lebih besar dari bagian depan. Pada permukaan tubuh larva terdapat bulu-bulu pendek dan pada bagian ekor bulu-bulu tersebut tumbuh lebih rapat. Stadium larva 4-5 bulan ( Suhadirman, 1996), bahkan adapula yang mencapai 2-4 bulan lamanya (Nayar, 1976). Stadium larva terdiri dari 3 instar yaitu instar I selama 11-21 hari, instar II selama 12-21 hari dan instar III selama 60-165 hari.Cara pengendalian yang baik tergantung pada pengetahuan yang tentang biologi dan ekologi, terutama hubungan serangga hama dengan tanaman inang. Pengendalian hama terpadu merupakan tindakan yang bersifat fleksibel dalam menanggulangi hama yang menyerang tanaman. Cara dan saat perlakuan tergantung pada bebagai faktor yaitu luas serangan atau tingkat populasi dan faktor lingkungan3.2.8. Walang sangit (Leptocorsia acuta)

Dokumentasi pribadi

Klasifikasi Haman walang sangit:Pylum : ArthopodaKlas : InsectaSub Klas : PterygotaOrdo : HemipteraFamily : AlydidaeGenus : LeptocarisaSpesies : Leptocarisa accuta

Walang sangit (Leptocorixa acuta), organ morfologi yang terdiri dari kepala (caput), antenna, mata, dada (thoraks) dan perut (abdomen). Memiliki bau

13

Page 14: Mengenal Ordo Serangga

yang sangat busuk bila tersentuh dan menyerang tanaman padi berupa bulir yang kosong. Walang sangit dewasa berwarna cokelat. Kaki dan antenanya panjang serta selalau terbang. Sedangkan pada walang sangit yang masih muda berwarna hijau. Telur walang sangit berbentuk bulat dan pipih serta berwarna cokelat dan bertelur pada sore dan malam hari. Telur walang sangit diletakkan secara berbaris dengan 12-16 butir dalam satu dua baris dengan perkembangan telur kurang lebih 25 hari.Daur Hidup dari ordo hemiptera (Leptocorisa acuta) ini melewati masa perkembangan dengan tipe paurometabola yaitu melewati tahap telur, nimfa, dan kemudian imago. Imago ini yang kemudian kembali melakukan perkawinan dan bertelur serta meletakan telurnya di tanaman demikian siklus ini berjalan terus menerus secara berkesinambungan.Berdasarkan hasil pengamatan pada Ordo Hemiptera yakni walang sangit (Leptocorixa acuta) secara umum morfologi hama serangga ini terdiri dari kepala (Caput), dada (Toraks), dan perut (Abdomen). Nama Hemiptera berarti "yang bersayap setengah". Nama itu diberikan karena serangga dari ordo ini memiliki sayap depan yang bagian pangkalnya keras seperti kulit, namun bagian belakangnya tipis seperti membran. Sayap depan ini pada sebagian anggota Hemiptera bisa dilipat di atas tubuhnya dan menutupi sayap belakangnya yang seluruhnya tipis dan transparan, sementara pada anggota Hemiptera lain sayapnya tidak dilipat sekalipun sedang tidak terbang. Ciri khas utama serangga anggota Hemiptera adalah struktur mulutnya yang berbentuk seperti jarum. Mereka menggunakan struktur mulut ini untuk menusuk ringanja dari makannya dan kemudian menghisap cairan di dalamnya.Untuk walang sangit ini pengendaliannya dapat dilakukan secara manual namun cara pengendalian yang baik tergantung pada adalah Pengendalian hama terpadu tindakan ini adalah tindakan yang paling tepat dan merupakan tindakan yang bersifat fleksibel dalam menanggulangi hama yang menyerang tanaman terutama pada serangan yang disebabkan oleh walang sangit.3.2.9. Kepik (Nezara vidula)

Dokumentasi pribadi

14

Page 15: Mengenal Ordo Serangga

Klasifikasi kepik:Kerajaan : AnimaliaFilum : ArthropodaKelas : InsectaOrdo : Hemiptera

Kepik sebagai anggota dari ordo Coleoptera (kumbang) mengalami metamorfosis sempurna: telur, larva, kepompong, dan dewasa. Telur kepik berbentuk lonjong dan berwarna kuning. Telur-telur ini biasanya menetas sekitar seminggu setelah pertama kali dikeluarkan. Larva kepik umumnya memiliki penampilan bertubuh panjang, diselubungi bulu, dan berkaki enam. Larva ini hidup dengan makan sesuai makanan induknya dan ketika mereka bertumbuh semakin besar, mereka melakukan pergantian kulit. Larva yang sudah sampai hingga ukuran tertentu kemudian akan berhenti makan dan memasuki fase kepompong pada usia dua minggu sejak pertama kali menetas. Kepompong ini biasanya menempel pada benda-benda seperti daun atau ranting dan berwarna kuning dan hitam. Kepik dewasa selanjutnya akan keluar dari kepompong setelah sekitar satu minggu. Sayap depan kepik yang baru keluar masih rapuh dan berwarna kuning pucat sehingga ia akan berdiam diri sejenak untuk mengeraskan sayapnya sebelum mulai berakivitas. Morfologi kepik ttruktur mulutnya yang berbentuk seperti jarum. Sayap depan yang bagian pangkalnya keras seperti kulit, namun bagian belakangnya tipis seperti membran.

Kepik tidak mengalami metamorfosis sempurna. Anakan serangga dari ordo Hemiptera yang baru menetas biasanya memiliki penampilan yang sama dengan induknya, namun ukuranya lebih kecil dan tidak besayap. Fase anakan ini dikenal dengan nama nimfa. Nimfa Hemiptera ini kemudian melakukan pergantian kulit berkali-kali hingga akhirnya menjadi dewasa tanpa melalui fase kepompong. Dengan kata lain: telur nimfa dewasa. Cara pengendalian kepik dengan menggunakan pengendalian secara hayati dengan cara pemangkasan pada buah yang terserang hama kepik.3.2.10. Kutu daun (Aphis. Sp)

15

Page 16: Mengenal Ordo Serangga

Dokumentasi pribadi

Klasifikasi Hama Kutu daun:Pylum : ArthopodaKlas : InsectaSub Klas : ApterygotaOrdo : HemipteraFamily : AphididaeGenus : AphisSpesies : Aphis, sp

Tanaman yang menjadi inang utama bagi kutu daun ini sebenarnya adalah jagung. Akan tetapi kutu ini memiliki inang alternative mulai dari tanaman padi sampai pada tanaman hutan seperti Acacia sp. Berdasarkan hasil pengamatan pada Ordo ini secara umum morfologi hama serangga ini terdiri dari kepala (Caput), dada (Toraks), dan perut (Abdomen).Kutu ini menginfeksi semua bagian tanaman, akan tetapi infeksi terbanyak terjadi pada daun. Kutu ini selain merusak daun tanaman inangnya juga membawa sebagai vector dari berbagai macam virus penyakit. Populasi kutu ini dapat mengalami perkembangan yang pesat. Perkembangbiakan secara parthenogenesis memungkinkan suatu spesies untuk melestarikan jenisnya tanpa harus melakukan perkawinan.Daur hidup kutu ini dimulai dari telur, kemudian nympha, dan kutu dewasa. Pada fase nympha, kutu ini mengalami 4 tahapan.Tahapan pertama nympha akan tampak berwarna hijau cerah dan sudah terdapat antena. Tahap nympha kedua tampak berwarna hijau pale dan sudah tampak kepala, abdomen, mata berwarna merah, dan antenna yang terlihat lebih gelap dari pada warna tubuh. Pada tahap ketiga, antena akan terbagi menjadi 2 segmen, warna tubuh masih hijau pale dengan sedikit lebih gelap pada sisi lateral tubuhnya, kaki tampak lebih gelap daripada warna tubuh. Kutu dewasa ada beberapa yang memiliki sayap (alate) dan yang tidak memiliki saya (apterous). Sayap pada kutu ini memiliki panjang antara 0,04 to 0,088 inchi. Tubuh kutu dewasa berwarna kuning kehijauan sampai berwarna hijau gelap. Populasi kutu ini dapat dikontrol dengan kehadiran

16

Page 17: Mengenal Ordo Serangga

Aphelinus maidis. A. maidis akan memparasit kutu ini pada fase nympha. Selain itu, terdapat juga organisme predator seperti Allograpta sp. dan beberapa jenis kumbang.Untuk kutu daun ini cara pengendalian yang baik tergantung pada adalah Pengendalian hama terpadu tindakan ini adalah tindakan yang paling tepat dan merupakan tindakan yang bersifat fleksibel dalam menanggulangi hama yang menyerang tanaman terutama pada serangan yang disebabkan oleh kutu daun.

17

Page 18: Mengenal Ordo Serangga

IV. PENUTUP

4.1. KesimpulanAdapun kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil praktikum ini yaitu hama

organisme yang menyerang tanaman sehingga mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi terganggu, yang berdampak turunnya kualitas dan kuantitas serta kerugian ekonomis bagi manusia. Hama terdapat dalam berbagai jenis, salah satunya yaitu hama serangga. Serangga (disebut pula Insecta, dibaca "insekta") adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang); karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani, berarti "berkaki enam"). Hama terbagi dalam beberapa ordo yaitu ordo orthoptera, ordo hemiptera, ordo homoptera, ordo diptera, ordo lepidoptera, dan ordo coleoptera. Untuk mengendalikan serangga hama ini harus dilakukan dengn menggunakan konsep pengendalian hama secara terpadu yang tidak merusak ekosistem dan terputusnya rantai makanan.4.2. Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan diadakannya praktikum ini adalah agar praktikum berikutnya praktikan bisa lebih tenang dalam mengikuti kegiatan praktikum.

18