13
MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL TANPA ALAT DALAM PEMBELAJARAN JASMANI PADA SISWA KELAS III SDN SUKADANAU 01 KABUPATEN BEKASI Asep Yuhana Abstrak, Penelitian ini merupakan: Penelitian Tindakan Kelas atau class room action research yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pendidikan jasmani. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data empiris tetntang hasil belajar Pendidikan Jasmani melalui Permainan Kecil Tanpa Alat pada Kelas III SDN Sukadanau 01 Kabupaten Bekasi. Subjek penelitian adalah siswa kelas III sebanyak 33 siswa pada semester pertama tahun ajaran 2015/2016. Penelitian dilaksanakn menggunakan model siklus dari Kemmis dan Mc. Taggart. Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi/evaluasi sebagai dasar perencanaan ulang pada siklus berikutnya. Pada siklus I, hasil penelitian menunjukan bahwa Variable Kreativitas Gerak Siswa Mencapai 57%, dengan rata-rata 7,06. Adapun siklus II menunjukan kenaikan yang signifikan sebesar 100% dengan rata-rata 8,89. Adapun untuk lembar pemantau tindakan Permainan Kecil Tanpa Alat pada siklus menunjukan aktivitas guru dan aktivitas siswa mencapai 63%, dan pada siklus II meningkatkan aktivitas guru dan aktivitas siswa menunjukan hasil yang signifikan yaitu mencapai sebesar 90%. Implikasi dari penelitian ini Permainan Kecil Tanpa Alat adalah bahwa dapat dijadikan salah satu pembelajaran dalam pendidikan jasmani untuk menigkatkan kreativitas gerak pada siswa Sekolah Dasar Negeri SUKADANAU 01Kabupaten Bekasi. Kata Kunci: Meningkatkan Kreativitas Gerak, Permainan Kecil Tanpa Alat PENDAHULUAN Pendidikan jasmani memegang peranan penting untuk membekali siswa dalam pendidikan. Pembelajaran Pendidikan Jasmani bukanlah mata pelajaran yang hanya didekorasi untuk membuat siswa sibuk dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), melainkan untuk membantu siswa mempunyai pengetahuan dasar tentang kesehatan dirinya sendiri, dan bagaimana menerapkan konsep- konsep serta fakta-fakta yang berkait dengan jasmani dan permainan kecil tanpa alat dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu tujuan Pendidikan jasmani di sekolah dasar yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional, moral. Singkatnya Pendidikan Jasmani bertujuan untuk mengembangkan potensi setiap anak setinggi-tingginya. Proses pembelajaran Pendidikan jasmani yang menarik akan menjadi pusat perhatian siswa, sehingga dalam pembelajaran siswa lebih tertarik dan senang, tetapi sebaliknya apabila dalam proses pembelajaran guru hanya menyampaikan materi dan tidak peraktek melibatkan siswa secara langsung pada pembelajaran, siswa akan merasa bosan dan tidak termotivasi untuk belajar. Dalam hal ini apabila pembelajaran sudah tidak menarik dan siswa tidak termotivasi untuk belajar Pendidikan Jasmani akan semakin menurun.

MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL ...repository.unj.ac.id/960/13/JURNAL.pdf · MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL TANPA ALAT DALAM ... mengembangkan

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL ...repository.unj.ac.id/960/13/JURNAL.pdf · MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL TANPA ALAT DALAM ... mengembangkan

MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL TANPA ALAT DALAM PEMBELAJARAN JASMANI PADA SISWA KELAS III SDN SUKADANAU 01

KABUPATEN BEKASI

Asep Yuhana

Abstrak, Penelitian ini merupakan: Penelitian Tindakan Kelas atau class room action research yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pendidikan jasmani. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data empiris tetntang hasil belajar Pendidikan Jasmani melalui Permainan Kecil Tanpa Alat pada Kelas III SDN Sukadanau 01 Kabupaten Bekasi. Subjek penelitian adalah siswa kelas III sebanyak 33 siswa pada semester pertama tahun ajaran 2015/2016. Penelitian dilaksanakn menggunakan model siklus dari Kemmis dan Mc. Taggart. Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi/evaluasi sebagai dasar perencanaan ulang pada siklus berikutnya. Pada siklus I, hasil penelitian menunjukan bahwa Variable Kreativitas Gerak Siswa Mencapai 57%, dengan rata-rata 7,06. Adapun siklus II menunjukan kenaikan yang signifikan sebesar 100% dengan rata-rata 8,89. Adapun untuk lembar pemantau tindakan Permainan Kecil Tanpa Alat pada siklus menunjukan aktivitas guru dan aktivitas siswa mencapai 63%, dan pada siklus II meningkatkan aktivitas guru dan aktivitas siswa menunjukan hasil yang signifikan yaitu mencapai sebesar 90%. Implikasi dari penelitian ini Permainan Kecil Tanpa Alat adalah bahwa dapat dijadikan salah satu pembelajaran dalam pendidikan jasmani untuk menigkatkan kreativitas gerak pada siswa Sekolah Dasar Negeri SUKADANAU 01Kabupaten Bekasi.

Kata Kunci: Meningkatkan Kreativitas Gerak, Permainan Kecil Tanpa Alat

PENDAHULUAN

Pendidikan jasmani memegang peranan

penting untuk membekali siswa dalam

pendidikan. Pembelajaran Pendidikan Jasmani

bukanlah mata pelajaran yang hanya didekorasi

untuk membuat siswa sibuk dalam kurikulum

tingkat satuan pendidikan (KTSP), melainkan

untuk membantu siswa mempunyai

pengetahuan dasar tentang kesehatan dirinya

sendiri, dan bagaimana menerapkan konsep-

konsep serta fakta-fakta yang berkait dengan

jasmani dan permainan kecil tanpa alat dalam

kehidupan sehari-hari.

Salah satu tujuan Pendidikan jasmani di

sekolah dasar yaitu memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mempelajari berbagai

kegiatan yang membina sekaligus

mengembangkan potensi anak, baik dalam

aspek fisik, mental, sosial, emosional, moral.

Singkatnya Pendidikan Jasmani bertujuan

untuk mengembangkan potensi setiap anak

setinggi-tingginya.

Proses pembelajaran Pendidikan jasmani

yang menarik akan menjadi pusat perhatian

siswa, sehingga dalam pembelajaran siswa

lebih tertarik dan senang, tetapi sebaliknya

apabila dalam proses pembelajaran guru hanya

menyampaikan materi dan tidak peraktek

melibatkan siswa secara langsung pada

pembelajaran, siswa akan merasa bosan dan

tidak termotivasi untuk belajar. Dalam hal ini

apabila pembelajaran sudah tidak menarik dan

siswa tidak termotivasi untuk belajar Pendidikan

Jasmani akan semakin menurun.

Page 2: MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL ...repository.unj.ac.id/960/13/JURNAL.pdf · MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL TANPA ALAT DALAM ... mengembangkan

Praktek pembelajaran di sekolah dapat

berupa permainan ataupun olahraga.

Pembelajaran dapat diberikan secara bertahap

sehingga tujuan dari praktek pembelajaran

dapat tercapai. Guru Pendidikan Jasmani

dituntut untuk memiliki pengetahuan dan

ketrampilan tentang cara mengajar untuk

meningkatkan belajar anak, Guru Pendidikan

Jasmani juga harus kreatif dalam

pengembangan pembelajaran, melalui

permainan bola kecil dengan alat merupakan

salah satu yang sangat diperlukan untuk

menyiasati terbatasnya sarana dan untuk

mengantisipasi kebosanan peserta didik dalam

mengikuti pembelajaran.

Dewasa ini guru dalam menyampaikan

pembelajaran pendidikan jasmani di SD masih

cenderung membosankan. Karena dalam

menyampaikan materi guru masih bersifat

monoton tanpa memperhatikan siswa suka

terhadap materi yang diajarkan, sehingga siswa

kurang kreatif dalam melakukan gerak sesuai

materi. Masih banyak ditemukan guru dalam

mengajar pendidikan jasmani tidak melibatkan

seluruh siswanya.

Pembelajaran di dalam pendidikan

jasmani harus mampu membangkitkan anak

untuk menggali kreativitasnya dalam hal gerak.

Karena itu anak harus diberi dorongan untuk

terus menerus mengasah kreativitasnya dalam

melakukan gerak. Gerak merupakan tujuan

utama dari proses pembelajaran pendidikan

jasmani yang memiliki makna dan pengertian

yang dinamis.

Setiap anak memiliki suatu ciri khas

yaitu selalu tumbuh dan berkembang. Tumbuh

yaitu bertambahnya berat badan, tinggi badan

dan lingkar kepala, bertambahnya jumlah dan

ukuran sel pada semua system organ tubuh dan

kepandaian mereka dalam tahapan

perkembangan usianya. Adapun berkembang

yaitu bertambahnya fungsi-fungsi semua sistem

organ tubuh akibat kematangan dari indera

pendengaran, penglihatan, gerak halus dan

kasar, bicara, kemandirian, moral dan emosi

sosial. Permainan terbagi menjadi dua jenis, ada

permainan besar dan permainan kecil.

Sedangkan permainan kecil terbagi menjadi

permainan kecil yang menggunakan alat dan

permainan kecil tanpa alat. Permainan kecil

tanpa alat dapat dimodifikasi untuk merangsang

kreativitas siswa. Bentuk permainannya antara

lain permainan bentengan dan kucing tikus yang

di modifikasi

Page 3: MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL ...repository.unj.ac.id/960/13/JURNAL.pdf · MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL TANPA ALAT DALAM ... mengembangkan

Pengembangan keterampilan motorik

yang disajikan dalam bentuk permainan diatas

diharapkan akan membantu siswa agar lebih

kreatif dalam melakukan gerak secara

menyenangkan, terarah, dan efesien.

Pembelajaran yang menyenangkan, terarah,

efektif, dan efesien sangat diperlukan dalam

pembelajaran pendidikan jasmani, untuk itu

perlu adanya pendekatan atau variasi maupun

modifikasi dalam pembelajaran.

Dari latar belakang yang telah

dijabarkan di atas, maka permasalahan yang

dapat diidentifikasi yaitu: (1) Apakah permainan

kecil tanpa alat dapat meningkatkan kreativitas

gerak siswa?. (2) Mengapa permainan kecil

tanpa alat dapat meningkatkan kreatifitas gerak

siswa? (3) Bagaimana permainan kecil tanpa

alat dapat meningkatkan kreatifitas gerak

siswa?.

KAJIAN TEORETIK

1. Kreativitas Gerak

Semiawan (2007) mengemukakan bahwa

kreativitas adalah kemampuan untuk

memberikan gagasan baru dan menerapkannya

dalam pemecahan masalah yaitu semua

pengalaman dan pengetahuan yang telah

diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu di

lingkungan sekolah, keluarga, maupun dari

lingkungan masyarakat1.

1 Conny R. Semiawan, Landasan Pembelajaran

dalam Perkembangan Manusia (Jakarta: Pusat

Pengembangan Kemampuan Manusia, 2007), h.

37.

Kreativitas merupakan proses mental yang

unik, suatu proses yang semata-mata dilakukan

untuk menghasilkan sesuatu yang baru,

berbeda dan orisinal. Sebaliknya kreativitas

mencakup jenis pemikiran spesifik, yang disebut

Guilford “pemikiran berbeda” (divergent

thinking). Pemikiran menyimpang dari jalan yang

telah dirintis sebelumnya dan mencari variasi.

Menurut Yusuf Syamsu kreativitas adalah

kemampuan seseorang untuk menghasilkan

komposisi, produk atau gagasan apa saja yang

Page 4: MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL ...repository.unj.ac.id/960/13/JURNAL.pdf · MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL TANPA ALAT DALAM ... mengembangkan

pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak

dikenal pembuatnya.2

Utami Munandar, menguraikan definisi tentang

kreativitas berdasarkan empat, yaitu :

(1) Pribadi (person), bahwa setiap anak

adalah pribadi unik dan kreativitas adalah

ungkapan (ekspresi) dari keunikan pribadi

individu. (2) Proses (process), kreativitas

sebagai kemampuan untuk menciptakan

sesuatu yang baru atau untuk menemukan

hubungan-hubungan baru antara unsur-

unsur yang sudah ada sebelumnya dalam

mencari jawaban baru terhadap suatu

masalah, merupakan manifestasi dari

kelancaran, fleksibilitas dan orisinalitas

pemikiran anak. (3) Pendorong (press),

kreativitas dapat berkembang jika ada

“press” atau pendorong, baik dari dalam

(dorongan internal, keinginan, motivasi

atau hasrat yang kuat dari diri sendiri)

untuk berkreasi, maupun dari luar, yaitu

lingkungan yang memupuk dan mendorong

pikiran, perasaan, sikap dan perilaku anak

yang kreatif dengan memberikan peluang

kepada anak untuk bersibuk diri secara

kreatif. (4) Produk (product), bahwa

produk-produk kreativitas yang konstruktif

pasti akan muncul, karena produk

kreativitas muncul dari proses interaksi dari

keunikan individu, di satu pihak dan bahan,

kejadian, orang-orang atau keadaan

hidupnya (faktor lingkungan dilain pihak).

Dengan dorongan internal maupun

eksternal untuk bersibuk diri secara kreatif,

maka produk-produk kreatif dengan

sendirinya akan muncul.3

Gerak dasar manusia merupakan pola

gerakan yang melibatkan bagian tubuh yang

berbeda seperti kaki, lengan, dan kepala. Gerak

2 Yusuf, Syamsu LN, Psikologi Perkembangan

Anak dan Remaja (Bandung: Rosdakarya,

2000), h. 59.

3 Ibid., h.59

dasar lokomotor diartikan sebagai gerakan atau

keterampilan yang menyebabkan tubuh

berpindah tempat, sehingga dibuktikan dengan

adanya perpindahan tubuh (traveling) dari satu

titik ke titik lain.4

adalah jalan, lari, lompat dan lempar.5

Berdasarkan pernyataan diatas dapat

dijelaskan bahwa kreativitas gerak adalah

kemampuan untuk membuat kombinasi baru

dalam begerak, berdasarkan data, informasi,

atau unsur-unsur yang sudah ada atau sudah

dikenal sebelumnya, seperti pengalaman dan

pengetahuan yang telah diperoleh seseorang

selama hidupnya baik itu di lingkungan sekolah,

keluarga, maupun dari lingkungan masyarakat.

2. Hakikat Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani adalah terjemahan dari

physical education yang digunakan di Amerika.

Pendidikan Jasmani adalah pelajaran yang

melibatkan anak sepenuhnya dalam aktivitas

4 Universitas Pendidikan Indonesia, Gerak Dasar

Lokomotor (Lanjutan), h.1

(http://file.upi.edu/Direktori/ FPOK/JUR.

PEND.OLAHRAGA/AGUS MAHENDRA/Modul

Praktek Agus Mahendra/Modul Lokomotor]

Lanjutan.pdf) diunduh 17 Maret 2015

5 Aip Syarifuddin dan Muhadi. Pendidikan

Jasmani dan Kesehatan (Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan 1992/1993), h. 4.

Page 5: MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL ...repository.unj.ac.id/960/13/JURNAL.pdf · MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL TANPA ALAT DALAM ... mengembangkan

jasmani mulai dari hal kecil seperti memelihara

kesehatan jasmani diri sendiri, makna dari

pendidikan jasmani adalah pendidikan.

Menurut Syarifuddin dan Muhadi,

Pendidikan jasmani adalah suatu proses

pendidikan melalui aktivitas jasmani, yang

dirancang dan disusun secaara sistematik,

untuk merangsang pertumbuhan dan

perkembangan, meningkatkan kemampuan dan

keterampilan jasmani, kecerdasan pembentuk

watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi

setiap warga Negara dalam rangka mencapai

tujuan pendidikan.6

Pendidikan jasmani tidak hanya menekankan

“fisik” pada pengembangan kekuatan dan

kesegaran jasmani, tetapi pengembangan

manusia seutuhnya (fisik, mental, moral, dan

sosial) dalam rangka menyiapkan kehidupan

anak agar berfungsi dengan baik di

masyarakat.7

Menurut Toho Cholik dalam pendidikan

kesehatan menyatakan sasaran pendidikan

jasmani adalah peningkatan kebugaran jasmani

dan keterampilan gerak dasar yang kaya

6 Ibid., .h.4.

7 Toho Cholik, M. Rusli Lutan, Pendidikan

Jasmani dan Kesehatan (Jakarta: Depdikbud,

1996/1997), h.11.

dengan koordinasi otot-otot saraf yang halus

yang akan bermanfaat bagi kelangsungan hidup

sehari hari dan menjadi pondasi yang kuat untuk

suatu cabang olahraga.8 Sering di jumpai

kegiatan-kegiatan tugas yang memerlukan

ketangkasan bahkan prestasi, namun demikian

prestasi optimal, rekor, juara, tidak menjadi

tujuan utama dalam pendidikan jasmani.

Kesempatan siswa laki-laki dan perempuan dan

pengembangan sikap sosial merupakan hal

penting dalam pendidikan jasmani, kejujuran,

sportifitas, dan perbuatan fair play yang menjadi

nafas inti dalam Pendidikan Jasmani merupakan

penanaman penting untuk perkembangan sosial

anak.

Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan

mengenai pendidikan jasmani merupakan

bagian dari keseluruhan pendidikan yang ada

dimana pendidikan jasmani telah dikemas

secara sistematik dalam bentuk aktivitas fisik

untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan

kesegaran jasmani dan pengembangan bakat

yang tidak terlepas dari penumbuhan kebiasaan

dan prilaku hidup sehat.

8 Ibid., h. 13

Page 6: MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL ...repository.unj.ac.id/960/13/JURNAL.pdf · MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL TANPA ALAT DALAM ... mengembangkan

1. Pengertian Permainan

Menurut Muliawan dalam bukunya

menyatakan istilah permainan adalah situasi

atau kondisi tertentu pada saat seseorang

mencari kesenangan atau kepuasan melalui

aktivitas yang disebut main.9

Dalam Wikipedia Indonesia mengartikan

bahwa permainan merupakan sebuah

aktivitas rekreasi dengan tujuan bersenang-

senang, mengisi waktu luang, atau berolahraga

ringan. Permainan biasanya dilakukan sendiri

atau bersama-sama (kelompok)10

. Anak-anak

gemar melakukan permainan karena di dalam

permainan, anak-anak dapat bersenang-senang

dengan teman sepermainan mereka, permainan

seakan menjadi aktivitas rekreasi yang mudah

didapat dimanapun mereka berada. Selain

mendapatkan kesenangan mereka juga dapat

berolahraga secara ringan pada saat melakukan

permainan.

Menurut Agus Mehendra menyatakan

bahwa setiap permainan memiliki karakteristik

dan manfaatnya masing-masing. Kita dapat

9 Jasa Unggah Muliawan, Tips Jitu Memulih

Mainan Positif & Kreatif untuk Anak Anda

(Yogyakarta: Diva press, 2009), h. 16.

10 Wikipedia Indonesia, “Permainan”. h. 1

http://id.wikipedia.org/wiki/Permainan, diakses

(21/3/2015).

melihat manfaat serta faktor apa yang

dikembangkannya melalui ciri atau karakteristik

permainan itu sendiri.11

Menurut Bettelheim dalam Hurlock

seperti dikutip Tedjasaputra, permainan dan

olahraga adalah kegiatan yang ditandai oleh

aturan serta persyaratan-persyaratan yang

disetujui bersama dan ditentukan dari luar untuk

melakukan kegiatan dalam tindakan yang

bertujuan.12

Berdasarkan pada pendapat di atas

dapat disimpulkan bahwa permainan adalah alat

untuk menjelajahi dunia, dari yang tidak ia kenali

sampai pada yang ia ketahui dan dari yang tidak

dapat diperbuatnya, sampai mampu

melakukannya. Permainan yang dilakukan anak-

anak adalah penyaluran hasrat anak melalui

aktivitas gerak dalam rangka menyiapkan

kebutahan dalam kehidupannya sehari-hari.

11

Agus Mahendra, Modul 2 Permainan

Menggunakan Alat, h.3

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._

OLAHRAGA/196308241989031-

AGUS_MAHENDRA/Modul_Praktek_3_Agus_M

ahendra/Modul_2_Permainan_dengan_Alat.pdf.

12 Maykes.S Tedjasaputra, Bermain, Mainan,

dan Permainan untuk PAUD, (Jakarta:

Grasindo, 2001), h.60

Page 7: MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL ...repository.unj.ac.id/960/13/JURNAL.pdf · MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL TANPA ALAT DALAM ... mengembangkan

2. Permainan Kecil Tanpa Alat

Permainan kecil adalah segala bentuk

permainan yang tidak mempunyai peraturan

yang baku dalam penerapannya baik mengenai

peraturan permainan, alat yang digunakan,

ukuran lapangan, maupun durasi permainan.

Permainan kecil dapat disesuaikan dengan

keadaan ataupun situasi di mana dan kapan

permainan yang dimaksud dilaksanakan.

Disamping itu permainan kecil tidak mempunyai

Induk Organisasi Nasional apalagi Induk

Organisasi Internasional.13

Senada dengan pernyataan Wardani,

menurut Hanifah yang dikutip dari Soepandi dan

kawan-kawan, yang disebut permainan adalah

perbuatan untuk menghibur hati, baik yang

mempergunakan alat ataupun yang tidak

menggunakan alat.14

Permainan kecil tanpa alat adalah suatu

permainan anak-anak yang mengutamakan

unsur kegembiraan (menyenangkan) tanpa

adanya peraturan yang baku sehingga setiap

anak selalu ingin berpartisipasi bersama

13

Aip Syarifuddin dan Muhadi, op.cit., h. 135.

14 Ifa Hanifah Misbach,

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR.PSIKOLOGI/

197507292005012-IFA HANIFAH

MISBACH/LAPORAN PENELITIAN PERAN

PERMAINAN TRADISIONAL REVISI FINAL.pdf,

diakses (25/3/2015)

kelompoknya atau dengan individu lainnya. Di

dalam permainan kecil tanpa alat, siswa akan

bergerak lari, melompat, merangkak,

mendorong, mengangkat dan sebagainya.15

Permainan Anak sering juga disebut permainan

dasar atau permainan sederhana (low-organized

games), yaitu permainan yang berada di luar

wilayah permainan formal yang umumnya sudah

berkembang karena adanya peraturan baku

serta organisasi yang mengelolanya, seperti

sepak bola, tenis, voli, dsb.16

Berdasarkan pendapat-pendapat

definisi permainan kecil tanpa alat di atas maka

dapat disimpulkan bahwa permaianan kecil

tanpa alat adalah suatu permainan anak-anak

yang mengutamakan unsur kegembiraan

(menyenangkan) tanpa adanya peraturan yang

baku sehingga setiap anak selalu ingin

berpartisipasi bersama kelompoknya atau

dengan individu lainnya. Di dalam permainan

kecil tanpa alat, siswa akan bergerak lari,

melompat, merangkak, mendorong, mengangkat

dan sebagainya.

15

Soemitro, Permainan Kecil (Jakarta :

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

1992), h. 9.

16 Agus Mahendra, Pembelajaran Senam:

Pendekatan Pola Gerak Dominan.(Jakarta :

Depdiknas,2001), h. 2

Page 8: MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL ...repository.unj.ac.id/960/13/JURNAL.pdf · MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL TANPA ALAT DALAM ... mengembangkan

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SDN

Sukadanau 01 Kabupaten Bekasi. Subyek

dalam penelitian ini adalah siswa kelas III

semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016

sebanyak 33 siswa. Kolaborator dalam

penelitian ini adalah guru kelas III SDN

Sukadanau 01 Kabupaten Bekasi.

Jenis penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti

adalah Penelitian Tindakan Kelas (Class Room Action

Research). ). Menurut Suharsimi Arikunto

menyatakan penelitian tindakan kelas

merupakan suatu pencermatan terhadap

kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah

kelas secara bersamaan.17

. Sedangkan menurut

Wardani dalam bukunya yang berjudul

penelitian tindakan kelas menjelaskan secara

lebih terperinci penelitian tindakan kelas adalah

penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam

kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan

tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai

guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

meningkat.18

Mengingat penelitian ini merupakan

penelitian tindakan, maka metode yang

17 Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas

(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 2

18 I.G.A.K Wardani, Kuswaya Wihardit, Noehi Nasution, Penelitian

Tindakan Kelas (Jakarta: Universitas Terbuka, 2006), h. 1.3

digunakan dalam penelitian ini adalah

metode classroom action research

(penelitian tindakan kelas).

Dalam penelitian ini ada dua tindakan

yang dilakukan secara simultan yaitu aktivitas

tindakan dan aktivitas penelitan. Pada

pelaksanaan penelitian kedua aktivitas tindakan

tersebut dilakukan dan pelaksanan aktivitas

tindakan dengan orang yang sama atau bekerja

sama dengan orang lain secara kolaboratif

sehingga pada pelaksanaan penelitian terdapat

adanya kerjasama antara guru sebagai

pelaksana aktivitas tindakan penelitian dan

peneliti sebagai pelaksana aktivitas peneliti.

Teknik Penelitian ini berupaya untuk

meningkatkan kreativitas gerak pada siswa

kelas III SDN Sukadanau 01 Cikarang Barat.

Oleh sebab itu diperlukan data penelitian yang

didapat dari hasil penelitian. Hasil analisis

disajikan tidak hanya dalam bentuk foto

melainkan juga kesimpulan pada akhir setiap

siklus dimana penelitian dan menghitung

persentase pencapaian dengan kriteria

keberhasilan yang telah dirumuskan

sebelumnya.

Untuk variabel peningkatan kreativitas

gerak diperoleh dari hasil pengamatan melalui

permainan kucing tikus dan membebaskan

tawanan. Seluruh skor yang diperoleh dari hasil

pengamatan siswa dijumlahkan dari setiap

komponennya, kemudian dibagi dari hasil kali

antara jumlah siswa (33) dengan skor maksimal

Page 9: MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL ...repository.unj.ac.id/960/13/JURNAL.pdf · MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL TANPA ALAT DALAM ... mengembangkan

lalu dipersentasekan. Kriteria keberhasilan

kreativitas gerak adalah persentase mencapai

target 80%. Untuk data variabel permainan kecil

tanpa alat yaitu hasil bagi antara jumlah seluruh

skor yang didapat dari setiap butir pernyataan

dibagi skor maksimal dari butir pernyataan (30)

lalu dipersentasekan.

HASIL PENELITIAN

Data yang diperoleh dalam penelitian ini

yaitu data hasil penelitian yang berasal dari

hasil belajar siswa dan data pemantau tindakan.

Siklus I

Pada tahap ini merupakan pengkajian

terhadap kelebihan dan kekurangan yang

ditemukan kolaborator pada saat pelaksanaan

tindakan siklus I. Peneliti dan observer

membahas kekurangan dan kelebihan proses

pembelajaran yang dilaksanakan siklus I pada

pertemuan pertama dan kedua. Tahap ini juga

merupakan perbaikan dari siklus sebelumnya,

karena tahapan pada setiap siklus perlu disusun

rencana persiapan dengan memperhatikan hasil

refleksi dari siklus sebelumnya, berdasarkan

data yang telah terkumpul sebelumnya dapat

dilakukan evaluasi untuk menyempurnakan

pertemuan berikutnya pada siklus II.

Berdasarkan hasil pengamatan yang

dilakukan, ada beberapa hal yang ditemukan

pada pelaksanaan tindakan baik pada

pertemuan pertama maupun pertemuan kedua

dalam siklus I. Temuan yang didapat antara lain:

(1) Guru belum menjelaskan langkah-langkah

permaian sebelum memulai pembelajaran. Guru

belum memberikan kesempatan pada siswa

bertanya mengenai kejelasan tata cara

permainan, (2) Guru belum mengejak siswa

melakukan pemanasan, (3) Guru belum

bersemangat melakukan kegiatan

pembelajaran, (4) Masih terdapat siswa yang

melakukan kesalahan gerakan, (5) Siswa

kurang aktif dalam kegiatan belajar Permainan

yang diberikan belum sesuai dengan

karakteristik siswa, (6) Guru belum memberikan

penghargaan, (7) Guru belum adil menilai hasil

permainan yang dilakukan oleh siswa, (8) Guru

belum membagi tugas kepada masing-masing

kelompok(9) Masih terdapat siswa yang belum

mentaati peraturan permainan (10) Masih

terdapat siswa yang belum mentaati peraturan

permainan (11) Masih terdapat siswa yang

belum melakukan permainan dengan baik dan

benar (12) Masih terdapat siswa yang belum

melakukan variasi gerakan dalam satu

permainan

Siklus II

Peneliti melakukan kegiatan

pembelajaran berdasarkan pengamatan dan tes

Page 10: MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL ...repository.unj.ac.id/960/13/JURNAL.pdf · MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL TANPA ALAT DALAM ... mengembangkan

pada siklus II dapat di simpulkan bahwa

kreativitas gerak siswa meningkat di banding

pada siklus I. Pada siklus I hasil tes kreativitas

gerak dengan rata-rata sebesar 57% dan pada

siklus II meningkat menjadi sebesar 100%. Hasil

tindakan peneliti yang telah dilakukan,

menunjukkan bahwa nilai pengamatan dalam

melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan permainan kecil tanpa alat untuk

meningkatkan kreativitas gerak siswa kelas III

telah meningkat.

Setelah tindakan siklus II selesai, peneliti

dan kolaborator melakukan refleksi terhadap

pelaksanaan proses pembelajaran. Berdasarkan

hasil pengamatan yang dilakukan observer,

peneliti telah optimal melaksanakan

pembelajaran menggunakan permainan kecil

tanpa alat untuk meningkatkan kreativitas gerak

siswa kelas III dan siswapun sebagian besar

aktif dalam permainan. Hasil pengamatan

observer menunjukkan meningkatnya

kemampuan kreativitas gerak melalui permainan

kecil tanpa alat dibandingkan pada

pembelajaran sebelumnya. Hasil pengamatan

observer tindakan guru sangat baik sehingga

dapat disimpulkan bahwa tindakan penelitian ini

sudah cukup pada siklus II.

PENUTUP

Kesimpulan

Dari penelitian tindakan yang telah

dilaksanakan di SDN Sukadanau 01 tentang

Implementasi Permainan Kecil Tanpa Alat

Dalam Meningkatkan Kreativitas Gerak, maka

dapat disimpulkan bahwa metode tersebut dapat

membuat siswa lebih aktif dan kreatif, serta

membuat permainan lebih bermakna dan

menyenangkan. Siswa melakukan permainan

secara individu maupun kerja sama, sehingga

dalam hal tersebut dapat menciptakan suatu

kegiatan yang menyenangkan yang di dalamnya

terdapat interaksi, kejujuran, kesenangan,

keaktifan, tanggung jawab, seportif, dan saling

menghargai satu sama lain. Selain itu siswa

memperoleh berbagai pengalaman teruma

pengalaman yang berkaitan dengan kesan

pribadi yang menyenangkan, berbgai ungkapan

yang kreatif, inovatif, keterampilan gerak,

kesegaranjasmani, membiasakan hidup sehat,

pengetahuan, dan pemahaman.

Pada siklus I variabel kreativitas gerak

siswa skor terendah 10 dan tertinggi 16 dan

jumlah skor keseluruhan adalah 466 yang

artinya rata-rata skor kelas mencapai 57%, ada

19 orang siswa yang mendapatkan skor diatas

80 dari yang ditargetkan 80% mendapatkan skor

Page 11: MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL ...repository.unj.ac.id/960/13/JURNAL.pdf · MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL TANPA ALAT DALAM ... mengembangkan

80. Variabel kreativitas gerak siswa pada siklus

II menunjukan peningkatan dilihat dari jumlah

skor total perkelas mencapai 587 dengan

persentase 100% jumlah siswa yang memenuhi

target ada 33 orang siswa dari target 80% yang

mendapat nilai 80.Sedangkan skor untuk

permainan kecil pada siklus I adalah 60% dan

terjadi peningkatan di siklus II sebesar 25%

menjadi 85%.

Berdasarkan pada tingkat keberhasilan

siswa tersebut maka dapat disimpulkan, bahwa

“Meningkatkan Kreativitas Gerak Melalui

Permainan Kecil Tanpa Alat Dalam

Pembelajaran Jasmani Pada Siswa Kelas III

SDN Sukadanau 01 Cikarang Barat Kabupaten

Bekasi.

Saran

Setelah mengetahui pentingnya permainan

kecil menggunakan alat dapat meningkatkan

kreativitas gerak siswa dan berdasarkan

kesimpulan dan implikasi hasil penelitian ini,

maka peneliti menyampaikan pesan sebagai

berikut:

saran-saran yang ingin disampaikan

peneliti sebagai berikut:

1. Untuk Sekolah

Sekolah sebagai lembaga formal pendidikan

diharapkan dapat menciptakan proses

pembelajatan yang bermutu dan kreatif,

sehingga pembelajaran siswa menjadi lebih

bermakna. Pengadaan sarana dan prasarana

sekolah yang dapat mengembangkan kegiatan

pembelajaran menjadi lebih baik lagi.

2. Untuk Guru

Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan

Jasmani di SD, guru diharapkan dapat

mengembangkan kreatifitasnya baik dari

pendekatan, strategi, model, teknik, taktik

dan media yang beragam. Sehingga

pembelajaran menjadi tidak membosankan

karena guru dapat menggabungkan

berbagai pendekatan, model, strategi,

teknik, taktik maupun media pembelajaran

yang dapat membuat siswa menjadi

antusias dalam belajar terutama kegiatan

bermain.

3. Untuk Siswa

Siswa diharapkan dapat lebih aktif, fokus

pada apa yang disampaikan guru dalam

mengikuti pembelajaran Pendidikan Jasmani

sehingga dapat meningkatkan kreativitas gerak

siswa.

4. Untuk Peneliti Selanjutnya

Page 12: MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL ...repository.unj.ac.id/960/13/JURNAL.pdf · MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL TANPA ALAT DALAM ... mengembangkan

Peneliti selanjutnya, diharapkan dapat

dijadikan referensi, dapat menginspirasi peneliti

selanjutnya sebagai sarana untuk memperbaiki

diri dalam pembelajaran di kelas, sehingga

dapat meningkatkan mutu pendidikan

khususnya dalam pembelajaran Pendidikan

Jasmani di SD.

DAFTAR PUSTAKA

Aip Syarifuddin dan Muhadi. 1993. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Agus_Mahendra. 2001. Modul 2 Permainan Menggunakan Alat. Jakarta: Dirjen Olahraga dan Dikdasmen, Depdiknas.

.2001. Pembelajaran Senam: Pendekatan Pola Gerak Dominan. Jakarta : Dirjen Olahraga dan Dikdasmen, Depdiknas.

Page 13: MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL ...repository.unj.ac.id/960/13/JURNAL.pdf · MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK MELAUI PERMAINAN KECIL TANPA ALAT DALAM ... mengembangkan

.2007. Permainan Anak dan Aktivitas Ritmik. Jakarta. Pusat Penerbitan UT.

http://file.upi.edu/Direktori/ FPOK/JUR. PEND.OLAHRAGA/AGUS MAHENDRA/Modul Praktek Agus Mahendra/Modul Lokomotor] Lanjutan.pdf

) diunduh 17 Maret 2015.

Azis, Syamsir. 2001. Pembelajaran Permainan Kecil; Modul Pembekalan Guru Kelas. Jakarta: Dikgutentis, Dirjen Dikdasmen.

Conny R. Semiawan. 2007. Landasan Pembelajaran dalam Perkembangan Manusia. Jakarta: Pusat Pengembangan Kemampuan Manusia.

Fathul Najib dan Naiulur Rahmawati. 2011. Metode Permainan-Permainan Edukatif dalam Belajar Bahasa Arab. Yogyakarta: Diva Press.

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR.PSIKOLOGI/197507292005012-IFA HANIFAH MISBACH/LAPORAN PENELITIAN PERAN PERMAINAN TRADISIONAL REVISI FINAL.pdf, diakses (25/3/2015).

Kartono, 1994. Teori Permainan. Yogyakarta: Andi Offset.

Kurikulum 2006 standar Kompetensi Mata Pelajaran Jasmani. (Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Maykes.S Tedjasaputra, 2001. Bermain, Mainan, dan Permainan untuk PAUD. Jakarta: Grasindo.

Muliawan, 2009. Tips Jitu Memulih Mainan Positif & Kreatif untuk Anak Anda. Yogyakarta: Diva press.

Soemitro,1992. Permainan Kecil. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tadkiroatun Musfiroh. 2008. Cerdas Melalui Bermain. Jakarta: Grasindo. Toho Cholik, M. Rusli Lutan. 1997. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.

Yusuf, Syamsu LN, 2000. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosdakarya.

Daftar Riwayat Hidup Peneliti:

Asep Yuhana, adalah Alumni PGSD FIP UNJ Tahun 2016