51
MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARCS (ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE, SATISFACTION) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh: Rafiqa Hubbil Khoiriyah Hasibuan NIM: 1113017000004 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA

TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL ARCS (ATTENTION, RELEVANCE,

CONFIDENCE, SATISFACTION)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh:

Rafiqa Hubbil Khoiriyah Hasibuan

NIM: 1113017000004

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Meningkatkan Self-efficacy (Efikasi Diri) Siswa Terhadap

Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model ARCS (Attention,

Relevance, Confidence, Satisfaction), disusun oleh Rafiqa Hubbil Khoiriyah

Hasibuan, NIM 1113017000004, Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diujikan pada

sidang munaqosah pada tanggal 03 Juni 2020 dan diperbaiki sesuai ketentuan

yang ditetapkan oleh fakultas.

Ciputat, Juni 2020

Yang Mengesahkan,

Pembimbing I

Dr. Kadir, M.Pd.

NIP.19670812 199402 1 001

Page 3: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Meningkatkan Self-efficacy (Efikasi Diri) Siswa

Terhadap Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model

ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), disusun oleh

Rafiqa Hubbil Khoiriyah Hasibuan, NIM 1113017000004, Jurusan

Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, telah diujikan pada sidang munaqosah pada tanggal

03 Juni 2020 dan diperbaiki sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh

fakultas.

Ciputat, Juni 2020

Yang Mengesahkan,

Pembimbing II

Dra. Afidah Mas’ud

NIP.19610926 198603 2 004

Page 4: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Meningkatkan Self-efficacy (Efikasi Diri) Siswa Terhadap

Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model ARCS (Attention,

Relevance, Confidence, Satisfaction)disusun oleh Rafiqa Hubbil Khoiriyah

Hasibuan, NIM 1113017000004, Jurusan Pendidikan Matematika, diajukan

kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 03 Juni 2020 di

hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Matematika.

Ciputat, Juni 2020

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd. 12 Juni 2020

NIP. 19790601 200604 2 004 ...................... .........................

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi)

Gusni Satriawati, M.Pd. 12 Juni 2020

NIP. 19780809 200801 2 032 ...................... ........................

Penguji I

Maifalinda Fatra, M.Pd., Ph. D. 10 Juni 2020

NIP. 19700528 199603 2 002 ...................... ........................

Penguji II

Ramdani Miftah, M.Pd. 12 Juni 2020

NIP. 20121101 0103 ...................... ........................

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

.......................

.

Page 5: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …
Page 6: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

i

ABSTRAK

RAFIQA HUBBIL KHOIRIYAH (1113017000004). “Meningkatkan Self-efficacy (Efikasi Diri) Siswa terhadap Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Model

ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), Skripsi Jurusan Pendidikan

Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tujuan penelitian ini, untuk menganalisis peningkatan efikasi diri siswa pada pembelajaran matematika melalui pembelajaran model ARCS, mendeskripsikan aktivitas

siswa dan respon siswa selama pembelajaran serta menganalisis pemahaman konsep

matematika. Penelitian dilaksanakan di kelas VIIA SMP Al Hasra Depok Tahun

Pelajaran 2019/2020. Metode penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Data dikumpulkan menggunakan angket, lembar observasi aktivitas, jurnal harian dan tes.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penerapan model ARCS dalam pembelajaran

matematika dapat meningkatkan self-efficacy siswa dari 64,40% pada pra-penelitian menjadi 72,26% pada siklus I. Peningkatan self-efficacy siswa dalam pembelajaran

matematika meliputi indikator menyelesaikan tugas, menghadapi tugas, bertahan dan ulet,

kegigihan, pengalaman pribadi, konsisten, kesiapan, dan arah perilaku. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan penerapan model ARCS tergolong baik (77,42%),

aktivitas siswa meliputi: memperhatikan video pembelajaran, mendengarkan penjelasan

guru, aktif berdiskusi, tidak menganggu teman, tidak menyontek, mengerjakan soal,

semangat mengerjakan soal, tidak mengeluh ketika menghadapi soal, mengerjakan pekerjaan rumah, dan tidak menyuruh teman mengerjakan soal. Respon siswa terhadap

pembelajaran model ARCS cenderung positif, dimana siswa memiliki persepsi bahwa

suasana belajar lebih menyenangkan, lebih bersemangat dalam belajar dan lebih memahami materi pelajaran. Selanjutnya pemahaman konsep matematika siswa tergolong

cukup baik (70,42), dengan pencapaian tertinggi adalah kemampuan membuat contoh dan

bukan contoh, diikuti menyatakan ulang konsep, mengklasifikasikan objek-objek, dan

terendah pada kemampuan mengaitkan konsep dengan konsep lainnya. Kesimpulan penelitian bahwa self-efficacy siswa pada pelajaran matematika dapat ditingkatkan

melalui model ARCS. Siswa tergolong aktif dalam proses pembelajaran model ARCS.

Siswa juga memberikan respon positif serta pemahaman konsep matematika tergolong cukup baik setelah penerapan model pembelajaran ARCS.

Kata Kunci : Self-efficacy, Model ARCS

Page 7: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

ii

ABSTRACT

RAFIQA HUBBIL KHOIRIYAH (1113017000004). Improving Student’s Self-efficacy

in Mathematics Learning Using the ARCS Model (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction). Skripsi Departement of Mathematics Education of the Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

The purpose of this study, to analyze the increasing student self-efficacy in learning

mathematics through learning the ARCS model, describe the activities and responses of

students during learning and analyze the understanding of mathematical concepts. The study was conducted in class VIIA Al Hasra Junior High School Depok in 2019/2020

Academic Year. The research method is Classroom Action Research (CAR). Data was

collected using a questionnaire, activity observation sheet, daily journal and tests. The

result revealed that the application of the ARCS model in mathematics learning could increase students’ self-efficacy from 64,40% in pre-research to 72,26% in cycle I.

Increased student self-efficacy in mathematics learning included indicators of completing

assignments, facing assignments, persevere and perseverance, persistence, personal experience, consistency, readiness, and direction of behavior. Student activities in the

learning process with the application of the ARCS model are classified as good (77,42%),

student activities include: paying attention to learning videos, listening to teacher

explanations, activity discussing, not disturbing friends, not cheating, working on questions, eager to work on problems, not complaining when facing problems, spelling

out homework, and not asking friends to work on problems. Student responses to learning

ARCS models tend to be positive, where students have the perception that the learning atmosphere is more fun, more enthusiastic in learning and better understands the subject

matter. Furthermore, understanding students’ mathematical concepts is quite good

(70,42), with the highest achievement in the ability to make examples and not examples, then restate the concept, classify objects, and the lowest in the ability to associate

concepts with other concepts. The conclusion of study is that students’self-efficacy in

mathematics can be improved through the ARCS model. Students are active in the

learning process of the ARCS model. Students also gave positive responses and the ability to understand mathematical concepts was quite good after the application of the ARCS learning model.

Keywords: Self-efficacy, ARCS models

Page 8: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu

wa ta’ala yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya

sehingga penulis diberi kesempatan dan kemudahan untuk menyelesaikan skripsi

ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW. beserta keluarga, para sahabat, para pengukutnya hingga akhir zaman.

Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya tidak sedikit

kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat do’a, perjuangan,

kesungguhan hati dan dorongan serta masukan-masukan yang positif dari

berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, Alhamdulillah semua dapat teratasi.

Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin ucapkan terimakasih serta rasa

hormat yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Gusni Satriawati, S.Ag., M. Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Bapak Dr. Kadir, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus

Dosen Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran dalam memberikan

bimbingan, waktu, arahan, dan motivasi dalam menjalani penulisan skripsi

ini.

5. Ibu Dra. Afidah Mas’ud, selaku Dosen Pembimbing II yang dengan penuh

kesabaran dalam memberikan bimbingan, waktu, mengarahkan penulis

selama proses penyusunan, dan motivasi dalam menjalani penulisan skripsi

ini.

6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada

Page 9: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

iv

penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan

Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

7. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan

Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi kemudahan

dalam pembuatan surat-surat serta sertifikat

8. Bapak Andi Suhandi, S. Pd. selaku kepala sekolah SMP AL HASRA Depok

yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.

9. Ibu Siti Shopiyah S. Pd selaku guru pamong yang telah membantu penulis

dan memberikan masukan selama penelitian berlangsung.

10. Siswa/siswi kelas VIIA SMP Al Hasra tahun ajaran 2019/2020 yang telah

membantu dan bekerjasama selama proses pembelajaran.

11. Keluarga tercinta, terkhusus kepada Ayah dan Ibu tercinta, terimakasih atas

segala dukungan, perhatian, do’a, semangat sehingga penulis diberikan

kemudahan dalam menyelesaikan proposal ini dengan baik.

12. Sahabat seperjuangan, terima kasih kepada Kurnia Nihaya, Ruspa dewi

Safitri S.pd, Nur Asyifa, Ahmariah Zulfa, Aslamiyah S.Pd atas nasehat,

motivasi, dukungan dan menjadi pendengar yang baik selama proses

mengerjakan skripsi ini.

13. Guru-guru SMP/SMA Ibnu Umar yang selalu mengingatkan dan memberi

semangat kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

14. Dan berbagai pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat

menyelesaikan proposal ini.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari para pembaca. Penulis mengharapkan agar skripsi ini bermanfaat

bagi penulis, pembaca, atau peminat lain pada umumnya.

Ciputat, 30 Mei 2020

Rafiqa Hubbil Khoiriyah

Page 10: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

v

DAFTAR ISI

Abstrak……………………………………………………………………………i

Abstract……………………………………………………………………………ii

Kata Pengantar………………………………………………………………….iii

Daftar Isi………………………………………………………………………….v

Daftar Tabel…………………………………………………………………….vii

Daftar Gambar…………………………………………………………………..ix

Daftar Lampiran………………………………………………………………...xi

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 8

D. Perumusan Masalah ....................................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 9

F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 9

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Deskripsi Teoritik

1. Self-efficacy (Efikasi Diri) ......................................................................... 10

a. Pengertian Self-efficacy (Efikasi Diri) ................................................ 10

b. Dimensi Self-efficacy (Efikasi Diri) .................................................... 11

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Self-efficacy (Efikasi diri) .......... 13

d. Proses Self-efficacy (Efikasi Diri) ....................................................... 15

2. Pembelajaran Matematika ......................................................................... 17

3. Model ARCS(Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) .............. 19

B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................... 21

C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 21

D. Hipotesis Tindakan ..................................................................................... 24

Page 11: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

vi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................. 25

B. Metode dan Desain Penelitian ............................................................................. 25

C. Subjek Penelitian.................................................................................................. 27

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian......................................................... 27

E. Tahapan Intervensi Tindakan .............................................................................. 28

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ...................................................... 32

G. Data dan Sumber Data ......................................................................................... 33

H. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 33

I. Instrumen Pengumpulan Data ...................................................................... 34

J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan ................................................................ 38

K. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Data .................................................. 43

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ......................................................... 44

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ...................................................................................................... 45

1. Pra-Penelitian ......................................................................................... 45

2. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 48

B. Interpretasi Hasil Penelitian ......................................................................... 70

C. Pembahasaan ........................................................................................................ 74

D. Keterbatasan ......................................................................................................... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 78

B. Saran ..................................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tahap Pelaksanaan Penelitian Pada Sklus I dan Siklus II ..... 31

Tabel 3.2 Pembagian Materi di Setiap Siklus ......................................... 32

Tabel 3.3 Aspek yang Diamati Pada Aktivitas ........................................ 34

Tabel 3.4 Format Penskoran Self-efficacy Matematika .......................... 35

Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Self-efficacyAkhir siklus .............................. 36

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Soal ........................................................... 36

Tabel 3.7 Rubrik Penskoran Tes Instrumen Pemahaman Konsep

Matematika .............................................................................. 37

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Tes Pemahaman Konsep

Matematika .............................................................................. 39

Tabel 3.9 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Pemahaman

Konsep Matematika ................................................................. 40

Tabel 3.10 Klasifikasi Interpretasi Derajat Reabilitas .............................. 41

Tabel 3.11 Klasifikasi Interpretasi Taraf Kesukaran .............................. 41

Tabel 3.12 Rekapitulasi hasil Perhitungan Uji Taraf Kesukaran

Pemahaman Konsep Matematika ........................................... 42

Tabel 3.13 Klasifikasi InterpretasiDaya Pembeda .................................... 43

Tabel 3.14 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda

Pemahaman Konsep Matematika ............................................ 43

Tabel 4.1 Data Siswa di Kelas VIIA ....................................................... 45

Tabel 4.2 Persentase Indikator Angket Self-efficacy Pada Pra-penelitian

................................................................................................... 46

Page 13: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

viii

Tabel 4.3 Perhitungan Lembar Aktivitas Siswa Siklus I......................... 61

Tabel 4.4 Persentase Respon Siswa Pada Siklus I .................................. 63

Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Pemahaman Konsep Matematika Siklus I

................................................................................................... 65

Tabel 4.6 Tes Pemahaman Konsep Matematika .................................... 66

Tabel 4.7 Skor Indikator Pemahaman Konsep Matematika Siklus I .... 66

Tabel 4.8 Hasil Refleksi Siklus I .............................................................. 69

Page 14: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................ 23

Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas .................................... 27

Gambar 4.1 Perbandingan Siswa Laki-laki dan Perempuan di Kelas

VIIA .................................................................................. 45

Gambar 4.2 Self-efficacy Siswa Pada Pra-penelitian ............................ 47

Gambar 4.3 TahapAttentionPada Pertemuan ke-1 ............................... 50

Gambar 4.4 Tahap Relevance Pada Pertemuan ke-1 ........................... 50

Gambar 4.5 Tahap Confidence Pada Pertemuan ke-1.......................... 51

Gambar 4.6 Kesimpulan dan Penlaian (Satisfaction) Pada Pertemuan

Ke-1 .................................................................................... 52

Gambar 4.7 Tahap Attention Pada Pertemuan ke-2 ............................. 53

Gambar 4.8 Tahap Relevance Pada Pertemuan ke-2 ........................... 54

Gambar 4.9 Tahap Confidence Pada Pertemuan ke-2.......................... 55

Gambar 4.10 Kesimpulan dan Penilaian (Satisfaction) Pada Pertemuan

Ke-2 .................................................................................... 55

Gambar 4.11 Tahap Attention dan Relevance Pada Pertemuan Ke-3 .... 57

Gambar 4.12 Tahap Confidence Pada Pertemuan Ke-3 ......................... 57

Gambar 4.13 Kesimpulan dan Penilaian (Satisfaction) Pada Pertemuan

Ke-3 .................................................................................... 58

Gambar 4.14 Tahap Attention Pada Pertemuan ke-4 ............................. 59

Gambar 4.15 Tahap Confidence Pada Pertemuan ke-4.......................... 60

Page 15: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

x

Gambar 4.16 Kesimpulan dan Penilaian(Satidfaction) Pada Pertemuan

ke-4 ..................................................................................... 61

Gambar 4.17 Self-efficacy Siswa Pada Siklus I ....................................... 65

Gambar 4.18 Contoh Jawaban Siswa Dalam Menyatakan Ulang Konsep

............................................................................................ 67

Gambar 4.19 Contoh Jawaban Siswa Dalam Mengklasifikasikan Objek-

objek .................................................................................. 67

Gambar 4.20 Soal Dalam Membuat Contoh dan Bukan Contoh........... 68

Gambar 4.21 Contoh Jawaban Dalam Contoh dan Bukan Contoh ...... 68

Gambar 4.22 Contoh Jawaban Dalam Mengaitkan Konep .................. 69

Gambar 4.23 Rata-rata Aspek/dimensi Self-efficacy Siswa ................... 70

Gambar 4.24 Indikator Skala Self-efficacy Siswa Pada Pra-penelitian

dan Siklus I ........................................................................ 71

Gambar 4.25 Hasil Tes Pemahaman Konsep Matematika siswa ........... 73

Page 16: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajran .................................. 83

Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa ........................................................ 111

Lampiran 3 Kisi-kisi Skala Angket Self-efficacy Pra-penelitian ........ 133

Lampiran 4 Angket Self-efficacy Pra-penelitian................................. 134

Lampiran 5 Hasil Skala Angket Self-efficacy Pra-penelitian ............. 137

Lampiran 6 Uji Validitas Instrumen Tes Pemahaman Konsep

Matematika ...................................................................... 138

Lampiran 7 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Pemahaman Konsep

dengan CVR..................................................................... 141

Lampiran 8 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Pemahaman Konsep

Matematika ...................................................................... 142

Lampiran 9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Pemahaman Konsep

Matematika ...................................................................... 143

Lampiran 10 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Pemahaman

Konsep dengan CVR ....................................................... 144

Lampiran 11 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Pemahaman

Konsep dengan CVR ....................................................... 145

Lampiran 12 Kisi-kisi Skala Angket Self-efficacy Siklus I ................... 146

Lampiran 13 Angket Self-efficacy Siswa ............................................... 147

Lampiran 14 Hasil Skala Angket Self-efficacy Siklus I ........................ 150

Lampiran 15 Hasil Skala Angket Self-efficacy Per Indikator .............. 152

Lampiran 16 Lembar Aktivitas Siswa ................................................. 153

Page 17: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

xii

Lampiran 17 Persentase Aktivitas Siswa pada Sklus I ........................ 154

Lampiran 18 Jurnal Harian Siswa ........................................................ 155

Lampiran 19 Persentase Respon Siswa terhadap Pembelajaran ......... 156

Lampiran 20 Pedoman Penskoran Instrumen Tes Pemahaman Konsep

Matematika ...................................................................... 157

Lampiran 21 Tes Pemahaman Konsep Matematika Siklus I ............... 158

Lampiran 22 Kunci Jawaban Tes Pemahaman Konsep Matematika

Siklus I ............................................................................. 160

Lampiran 23 Hasil Tes Pemahaman Konsep Matematika Siklus I ..... 162

Lampiran 24 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Pemahaman Konsep

Matematika Siklus I ........................................................ 163

Lampiran 25 Tes Pemahaman Konsep Matematika Siklus II ............. 165

Lampiran 26 Kunci Jawaban Tes Pemahaman Konsep Matematika

Siklus II ............................................................................ 166

Page 18: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu pendidikan dapat disebut bermutu apabila siswa mengalami proses

pembelajaran yang riil dan bermakna. Suyata menjelaskan bahwa “kualitas suatu

sekolah ditentukan oleh pendayagunaan sumber-sumber instruksional secara

optimal, efisiensi pengelolaan input-input material dan non-material, yang secara

keseluruhan ditransformasikan melalui proses yang meyakinkan”. 1 Proses ini

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menantang, menyenangkan,

memotivasi siswa untuk aktif serta memberikan ruang bagi siswa untuk

mengembangkan kreativitas, kemandirian, bakat dan minat. Hal ini sesuai dengan

Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar

dan Menengah.2

Sementara itu, pembelajaran sendiri merupakan serangkaian tindakan yang

dirancang untuk mendukung proses belajar siswa. Miarso menyatakan

“pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan

tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilakukan, serta

pelaksanaannya terkendali”.3 Dapat dikatakan, pembelajaran merupakan kegiatan

yang dirancang secara terencara sejak awal hingga akhir pembelajaran. Upaya

tersebut berupa penentuan metode dan strategi yang digunakan, materi yang akan

disampaikan, dan menetapkan tujuan dari kegiatan pembelajaran serta

pelaksanaannya terkendali baik dalam hal waktu, proses maupun hasilnya.

Pembelajaran di sekolah bukan hanya bertujuan untuk membentuk

wawasan pengetahuan semata melainkan untuk membentuk sikap dan

mengembangkan keterampilan siswa juga. Berdasarkan Permendikbud Nomor 20

Tahun 2016 terkait standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah

menyatakan bahwa standar kompetensi lulusan yang digunakan sebagai pedoman

1 H. Nurochim, Administrasi Pendidikan, (Bekasi:Gramata Publishing, 2016), h. 308 2 Salinan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, https://bsnp-indonesia.org/wp-

content/uploads/2009/06/Permendikbud_Tahun2016_Nomor022_Lampiran.pdf diunduh pada

tanggal 26 Juli 2018 3 Eveline dan Hartati Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia,

2011), h. 12

Page 19: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

2

penilaian mencakup aspek sikap, kognitif dan keterampilan. 4 Aspek sikap

mencakup perilaku yang dimunculkan seseorang pertanda kecenderungannya

untuk membuat pilihan atau keputusan untuk beraksi dalam lingkungan tertentu.

Aspek tersebut meliputi sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, sikap rasa ingin tahu, perhatian, minat dalam mempelajari matematika,

serta sikap ulet dan percaya diri.

Dalam proses pembelajaran di sekolah, matematika adalah salah satu mata

pelajaran yang wajib dikuasai siswa. Penguasaan matematika bagi siswa sangat

penting, baik dalam hal menunjang keberhasilan siswa dalam bidang matematika

itu sendiri maupun keberhasilan dalam menguasai mata pelajaran lainnya. Kline

mengungkapkan bahwa matematika bukanlah pengetahuan yang menyendiri yang

dapat sempurna karena dirinya sendiri, akan tetapi keberadaan matematika itu

terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai persoalan

lain.5Selain itu, sikap siswa juga berperan dalam menentukan keberhasilan. Siswa

yang memiliki sikap positif cenderung lebih tekun dalam belajar sehingga mampu

mencapai hasil yang memuaskan dibandingkan siswa yang memiliki sikap negatif.

Oleh karena itu, siswa yang memiliki penguasaan matematika yang baik serta

memiliki sikap positif terhadap pelajaran akan mampu meningkatkan kecerdasan,

kemampuan keterampilan, serta membentuk kepribadian siswa.

Namun, kenyataannya penguasaan matematika siswa sangat rendah.

Berdasarkan data hasil TIMSS (Trends in International Mathematics and Science

Study) tahun 2011, skor rata-rata prestasi matematika kelas VIII siswa Indonesia

berada di peringkat 38 dari 42 peserta dengan persentase siswa yang menyukai

matematika berada dibawah rata-rata internasional yaitu 20%. 6 Hal ini

menunjukkan bahwa penguasaan matematika belum diiringi dengan sikap siswa

terhadap pelajaran matematika. Siswa menganggap mata pelajaran matematika

sebagai mata pelajaran yang sulit sehingga menimbulkan ketidaksukaan.

4Salinan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016, https://bsnp-indonesia.org/wp-

content/uploads/2009/04/Permendikbud_Tahun2016_Nomor020_Lampiran.pdf diunduh pada

tanggal 26 Juli 2018 5 Farida Ari Kusuma, “Peningkatan Self-Efficacy dan Kemampuan Mengaplikasikan

Konsep Matematika pada Siswa SMK Melalui Contextual Teaching and Learning (CTL)”, Skripsi

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: 2013, h.3, tidak dipublikasikan. 6 Ina V.S Mullis, dkk., TIMSS 2011 International Results in Mathematics, (USA: TIMSS

& PIRLS International Study Center, Lynch School of Education, Boston College, 2011), p.332

Page 20: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

3

Nursilawati menyatakan bahwa siswa tidak menyukai pelajaran

matematika karena kurang memahami penggunaan rumus dan mengalami

kesulitan, sehingga membuat mereka malas mengikuti pelajaran

matematika. 7 Anggi menambahkan dalam penelitiannya bahwa kesulitan yang

dialami siswa dapat berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar seperti

kurangnya motivasi guru, sikap guru di dalam kelas, kesulitan dalam memahami

materi, kesulitan dalam penggunaan rumus pada penyelesaian dan lain

sebagainya.8Kenyataan ini mengakibatkan siswa merasa dan menganggap dirinya

tidak mampu dalam menguasai mata pelajaran matematika. Dengan kata lain,

siswa tidak memiliki keyakinan dengan kemampuan yang dimilikinya.

Hal tersebut berkaitan dengan salah satu aspek kepercayaan diri siswa

yaitu keyakinan kemampuan diri. Aspek ini merupakan sikap positif tentang

kemampuan dirinya terhadap apa yang akan dilakukannya.Bandura menggunakan

istilah self-efficacy atau efikasi diri untuk keyakinan tersebut dimana mengacu

pada keyakinan (beliefs) tentang kemampuan seseorang untuk mengorganisasikan

dan melaksanakan tindakan untuk pencapaian hasil.9Efikasi diri pada dasarnya

merupakan hasil proses kognitif berupa keputusan, keyakinan atau pengharapan

tentang sejauh mana individu memperkirakan kemampuan dirinya dalam

melaksanakan tugas atau tindakan tertentu yang diperlukan unntuk mencapai hasil

yang diingingkan.10

Dengan demikian, self-efficacy atau efikasi diri adalah keyakinan tentang

kemampuan dan kesanggupan siswa untuk mencapai dan menyelesaikan tugas-

tugas dengan target hasil dan waktu yang ditentukan serta seberapa besar

keyakinan siswa akan kemampuannya dalam melakukan sejumlah aktivitas.

Efikasi diri juga mempengaruhi apa yang siswa pikirkan, apa yang siswa rasakan,

motivasi dan perilaku mereka. Hal ini dapat terlihat dari pilihan tindakan yang

7 Nursilawati, “Hubungan Self-efficacy Matematika Dengan Kecemasan Menghadapi

Pelajaran Matematika, Skripsi pada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2010, h.

2, tidak dipublikasikan. 8 Anggi Ajeng, “Pengaruh Efikasi Diri dan Lokus Kendali (Locus of Control) Terhadap

Prestasi Belajar Matematika”, Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Teknik,

Matematika dan IPA, Univarsitas Indraprasta PGRI, 2014, h. 90 9 Albert Bandura, Self-efficacy: The Exercise of Control, (New York: W. H Freeman and

Company, 1997), h. 3 10 Nur Ghufron dan Rini Risnawita, Teori-Teori Psikologi, (Yogyakarta: Ar-Ruzzmedia),

2014, h. 75

Page 21: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

4

diambil oleh siswa, seberapa banyak usaha yang dilakukan, seberapa kuat

ketahanan siswa dalam menghadapi kesulitan serta tingkat ketakutan yang mereka

hadapi terhadap tugas yang sedang mereka kerjakan. Dengan kata lain, efikasi diri

merupakan faktor internal yang memengaruhi prestasi siswa dan pilihan siswa

dalam aktivitas belajar dan secara positif berhubungan dengan hasil belajar,

pilihan tugas, aktivitas studi yang efektif.

Siswa yang memiliki keyakinan tinggi akan kemampuannya tidak akan

mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan. Mereka akan berusaha bertahan

dalam menyelesaikan tantangan yang diberikan. Sebaliknya, siswa yang

kurangmeyakini kemampuan yang dimilikinya akan mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan tugas bahkan menganggap tugas yang diberikan merupakan suatu

ancaman untuk dirinya sehingga siswa akan langsung menyerah jika dihadapkan

dengan masalah atau tugas yang sulit. The SEA’s Program memberikan

gambaran karakteristik efikasi diri yang tergolong rendah diantaranya meragukan

kemampuannya (self-doubt), malu dan menghindar dari tugas-tugas yang sulit,

memiliki komitmen yang rendah dalam mencapai tujuan, menganggap tugas-tugas

sebagai rintangan dan merasa rugi menyelesaikannya, usaha kurang optimal dan

cepat menganggap tugas sulit, cenderung takut dan tidak aman, mudah menyerah,

malas, stress, cepat menyerah, merasa tidak memiliki kemampuan dan bersikap

defensif serta tidak belajar dari kegagalan, lambat memperbaiki self-efficacy

apabila mengalami kegagalan, meyakini seakan-akan segalanya “telah gagal”.11

Febriani dan Desi juga menyatakan hal yang senada bahwa siswa yang selalu

beranggapan dirinya tidak memiliki kemampuan, merasa tidak berharga dibanding

orang lain merupakan gambaran efikasi diri yang rendah.12

Tingkat kecemasan juga memiliki pengaruh terhadap efikasi diri siswa.

Nursilawati dalam penelitiannya menyatakan bahwa adanya hubungan yang

signifikan antara efikasi diri matematika dengan kecemasan menghadapi

11Hamidah, “Pengaruh Self-efficacy Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik”,

STKIP Siliwangi Bandung, h.1, https://www.scribd.com/doc/156719404/HAMIDAH-Makalah-

Self-Efficacy-1 diunduh pada tanggal 21 April 2019 12 Febrina Handayani dan Desi Nurwidawati, Hubungan Self-efficacy Dengan Prestasi

Belajar Siswa Akselerasi, Jurnal Universitas Negeri Surabaya, Volume 01 Nomor 02, 2013, h. 2.

Page 22: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

5

pelajaran matematika dengan arah hubungan yang bersifat negatif.13 Dalam artian,

semakin tinggi tingkat kecemasan siswa maka semakin rendah efikasi diri siswa

dan sebaliknya, semakin rendah tingkat kecemasan siswa maka semakin tinggi

efikasi diri siswa. Sementara, hasil pra-penelitian yang dilakukan penulis di kelas

VIIA SMP Al Hasra dengan menggunakan angket memperoleh rata-rata sebesar

64,29%. Hal ini menunjukkan bahwa efikasi diri siswa di kelas VIIA tergolong

rendah.

Dari paparan diatas, peran guru di sekolah sangatlah penting

untukmeningkatkan efikasi diri siswa terutama dalam pembelajaran matematika.

Menurut teori belajar sosial, efikasi diri menjadi salah satu faktor penting dalam

mempengaruhi sikap dan ketertarikan siswa pada pelajaran matematika.14 Collins

menambahkan bahwa pada tingkat kemampuan, siswa yang memiliki efikasi diri

yang tinggi akan menunjukkan ketajaman dalam perhitungan dan ketekunan yang

lebih besar dalam pengerjaan soal-soal matematika yang sulit daripada siswa yang

memiliki efikasi diri rendah.15 Oleh sebab itu, siswa harus memiliki efikasi diri

yang tinggi sehingga secara perlahan akan meningkatkan kepercayaan diri dan

keberhasilan dalam tugas yang diberikan..

Salah satu kemampuan yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran

matematika adalah pemahaman konsep. Kemampuan ini merupakan kemampuan

dasar yang harus dimiliki siswa dimana beberapa konsep matematika merupakan

pengertian dasar yang dapat dipahami secara langsung dan beberapa konsep

matematika diturunkan dari konsep sebelumnya. Pemahaman konsep merupakan

tujuan pertama dalam pembelajaran matematika yang dimaksudkan untuk siswa

mampu memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat

dalam pemecahan masalah.16 Sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika di

13 Nursilawati, “Hubungan Self-efficacy Matematika Dengan Kecemasan Menghadapi

Pelajaran Matematika, Skripsi pada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2010, h.

74, tidak dipublikasikan. 14 M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita, Efikasi Diri dan Hasil Belajar Matematika: Meta-

analisis, Buletin Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Madha, Volume 21 No.1, 1 Juni

2013, h. 22. 15Ibid., h. 22 16 Sri Wardhani, Analisi SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk

Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika, (Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika, 2008), h. 9,

Page 23: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

6

atas diharapkan siswa mampu memahami suatu konsep matematika yang

disampaikan dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat menggunakan

kemampuan tersebut dalam menyelesaikan masalah-masalah matematika.

Oleh karena itu, hendaknya guru mampu memilih model pembelajaran

yang dapat mengoptimalkan pemahaman konsep matematika serta dapat

membangkitkan minat, motivasi dan semangat belajar siswa sehingga ddapat

meningkatkan efikasi diri dan hasil belajar siswa. Salah satu model yang dapat

digunakan dalam pembelajaran adalah model ARCS. Model ARCS merupakan

model motivasi yang dapat membantu guru untuk merangsang, meningkatkan,

memelihara motivasi siswa dalam belajar, karena motivasi memiliki peran penting

dalam proses pembelajaran dan berkaitan erat dengan hasil belajar siswa.17 Model

ini dibagi dalam empat kategori yaitu: attention (perhatian), relevance (relevansi),

confidence (kepercayaan diri), dan satisfaction (kepuasaan).18

Pada pembelajaran dengan menggunakan model ARCS siswa untuk

mengikuti proses belajar yang menyenangkan. Langkah pertama dalam

pembelajaran dengan menggunakan model ARCS adalah menarik perhatian

siswa. Pada tahap merangsang ketertarikan siswa terhadap pembelajaran

matematika dapat dilakukan dengan metode penyampaian yang berbeda,

penggunaan media pembelajaran, pemberian humor untuk mengurangi kebosanan

siswa hingga penggunaan teknik bertanya yang melibatkan siswa. Langkah kedua

relevansi. Pada tahap ini siswa diharapkan dapat memahami manfaat hingga

kegunaan dari materi yang mereka peroleh. Selanjutnya, tahap kepercayaan, tahap

ini ditekankan pada rasa kepercayaan diri siswa ketika berhadapan dengan

masalah. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam tahapan ini adalah

dengan memperbanyak pengalaman keberhasilan siswa dalam menyelesaikan

masalah. Dengan memperbanyak pengalaman keberhasilan siswa, anggapan diri

tentang ketidakmampuan dalam menyelesaikan soal diharapkan akan berkurang.

Tahap terakhir adalah pemberian pujian atas keberhasilan siswa.

17 Imeriza, Penerapan Pembelajaran Gagne Dengan Model Motivasi Attention

RelevanceConfidenceSatisfaction (ARCS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa

Kelas VIII B3 MTs Darul Hikmah Pekanbaru, Skripsi pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru : 2010, h. 6, tidak dipublikasikan. 18 Eveline dan hartati Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia,

2011), h.52

Page 24: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

7

Kelebihan model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction)

menurut Awoyini dan rekan-rekannya yaitu memberi petunjuk atau arahan

mengenai apa yang harus dilakukan oleh siswa agar lebih tertarik dalam proses

pembelajaran, penyajian materi dengan model ARCS (Attention, Relevance,

Confidence, Satisfaction) dapat menjadikan materi yang kurang menarik menjadi

menarik, model ini juga diperkuat oleh rancangan bentuk pembelajaran berpusat

pada siswa, serta penilaian yang dilakukan secara menyeluruh terhadap

kemampuan-kemampuan yang lebih dari karakteristik siswa agar strategi

pembelajaran lebih efektif.19

Berdasakan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dalam pembelajaran matematika dengan judul: “Meningkatkan Self-efficacy

(Efikasi Diri) Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika Dengan

Menggunakan Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat

diidentifikasi masalah sebagai berikut;

1. Kurangnya keyakinan siswa akan kemampuan yang dimilikinya dalam

menyelesaikan soal matematika.

2. Kurangnya motivasi guru terhadap siswa di dalam kelas dan penguasaan siswa

terhadap materi pelajaran.

3. Siswa merasa cemas dan khawatir dalam mengikuti proses pembelajaran

matematika.

4. Siswa menghindari tugas atau soal-soal matematika yang diberikan guru.

5. Jika siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas matematika, mereka

lebih memilih menanyakan kepada guru dari pada bertahan menyelesaikan

tugas tersebut.

6. Siswa kurang gigih menyelesaikan sendiri tugas-tugas yang diberikan guru.

7. Umumnya siswa hanya mengerjakan soal-soal matematika yang mudah saja

dari setiap kegiatan pembelajaran.

8. Kemampuan siswa mengatur dan mengarahkan perilaku secara mandiri terkait

tugas matematika yang diberikan guru masih tergolong rendah.

19Imeriza, op.cit., h.7

Page 25: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

8

C. Pembatasan Masalah

Fokus penelitian ini adalah untuk meningkatkan efikasi diri siswa terhadap

pembelajaran matematika dengan menggunakan model ARCS (Attention,

Relevance, Confidence, Satisfaction). Pada penelitian ini peneliti membatasi fokus

penelitian agar masalah tidak meluas, yaitu:

1. Efikasi diri siswa adalah sikap percaya diri siswa akan kemampuan yang

dimilikinya. Efikasi diri juga dapat diartikan sebagai penilaian diri siswa akan

kemampuannya dalam mengorganisasikan serta melakukan suatu tugas.

Dimensi efikasi diri meliputi level/magnitude yang dapat diukur melalui

indikator: (1) kemampuan menyelesaikan tugas, dan (2) kemampuan

menghadapi tugas. Dimensi strength terukur melalui indikator (1) bertahan

dan ulet, (2) kegigihan menghadapi tugas, (3) pengalaman pribadi yang tidak

mendukung. Dimensi generality dengan indikator (1) konsisten pada tugas, (2)

kesiapan menghadapi situasi, (3) mengarahkan perilaku.

2. Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) dalam

penelitian ini adalah model yang digunakan dalam pembelajaran yang

bertujuan untuk meningkatkan perhatian siswa, pembelajaran harus

berdasarkan pengalaman relevan dan minat siswa untuk mengembangkan

kepercayaan dan memberikan kepuasan.

3. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIA SMP Al Hasra Depok.

4. Materi atau pokok bahasan yang dilibatkan dalam penelitian adalah

Aritmetika Sosial.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut;

1. Bagaimana penerapan model ARCS (Attention, Relevance, Confidence,

Satisfaction) dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan efikasi diri

siswa?

2. Bagaimana aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika

dengan menggunakan model ARCS (Attention, Relevance, Confidence,

Satisfaction)?

Page 26: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

9

3. Bagaimana respon belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika

dengan menggunakan model ARCS (Attention, Relevance, Confidence,

Satisfaction)?

4. Bagaimana pemahaman konsep matematika siswa setelah mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan model ARCS (Attention, Relevance,

Confidence, Satisfaction)?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, tujuan

penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis peningkatan efikasi diri siswa melalui penerapan model

ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction).

2. Untuk mendeskripsikan bagaimana aktivitas siswa selama pembelajaran

matematika dengan menggunakan model ARCS (Attention, Relevance,

Confidence, Satisfaction).

3. Untuk mendeskripsikan bagaimana respon siswa selama pembelajaran

matematika dengan menggunakan model ARCS (Attention, Relevance,

Confidence, Satisfaction).

4. Untuk menganalisis pemahaman konsep matematika siswa setelah mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan model ARCS (Attention, Relevance,

Confidence, Satisfaction).

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan self-efficacy siswa

dalam pembelajaran matematika.

2. Bagi guru, diharapkan model ARCS menjadi alternative yang dapat

digunakan dalam pembelajaran matematika sehingga proses pembelajaran

lebih menarik dan menyenangkan.

3. Bagi sekolah, sebagai bahan sumbangan pemikiran dalam rangka

memperbaiki proses pembelajaran matematika serta untuk meningkatkan

prestasi belajar dan self-efficacy siswa .

Page 27: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP AL HASRA yang beralamat di Jl.

Raya Ciputat Parung Km.24, Bojongsari Baru, Kec. Bojongsari, Kota Depok.

Penelitian ini dilakukan di kelas VIIA pada semester genap tahun ajaran

2019/2020.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitan ini adalah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) dimana

peneliti akan menerapkan model ARCS dalam pembelajaran matematika.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan self-efficacy siswa dengan

pembelajaran menggunakan model ARCS. Model ARCS terdiri dari empat

kategori afektif yang memungkinkan untuk mempengaruhi motivasi belajar siswa

dimana model ini berfokus bagaimana menarik perhatian siswa dengan

memberikan kesesuaian antara pelajaran dengan lingkungannya ataupun manfaat

dari pelajaran tersebut di kemudian hari sehingga siswa memiliki rasa

kepercayaan diri untuk berhasil dalam mempelajarinya. Oleh karena itu, perlu

diberikan beberapa strategi selama pembelajaran sehingga siswa tertarik dengan

pembelajaran dan memperoleh pengalaman berhasil yang kemudian diharapkan

dapat meningkatkan efikasi diri siswa. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus

yang setiap siklus terdiri dari empat tahapan tindakan, yaitu:

Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan (Planning)

Pada tahap perencanaan ini peneliti menentukan titik fokus masalah

berupa rancangan penerapan model ARCS dalam pembelajaran

matematika untuk meningkatkan self-efficacy siswa, kemudian peneliti

membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan disajikan

dalam proses pembelajaran di kelas. Pada tahap ini peneliti juga

membuat lembar observasi, lembar jurnal harian, angket siswa dan

instrument soal tes akhir siklus.

Page 28: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

26

Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau

penerapan isi dari rancangan pembelajaran yang telah dibuat, yaitu

melakukan tindakan kelas.

Tahap 3: Pengamatan (Observing)

Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan selama pelaksanaan

tindakan berlangsung untuk memperoleh data yang akurat untuk

perbaikan pada siklus selanjutnya. Observasi dimaksudkan sebagai

kegiatan mengamati, menggali, dan mendokumentasikan semua gejala

indikator yang terjadi selama proses penelitian.

Tahap 4: Refleksi (Reflecting)

Tahap ini merupakan kegiatan mengemukakan kembali apa yang telah

dilakukan. Hasil yang diperoleh di analisis kembali, sehingga dapat

diketahui apakah kegiatan yang dilaksanakan mencapai tujuan yang

diharapkan atau masih perlu perbaikan. Tahap ini dilaksanakan dengan

maksud untuk memperbaiki kegiatan penelitian sebelumnya, yang akan

diterapkan pada penelitian selanjutnya.

Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, penelitian akan

dilanjutkan dengan siklus II. Apabila hasil dari siklus II sudah menunjukkan

bahwa indikator keberhasilan telah tercapai, maka penelitian dihentikan. Akan

tetapi, jika hasil dari siklus II belum mencapai indikator keberhasilan, maka

penelitian dilanjutkan ke siklus III dengan hasil dari siklus II sebagai acuannya.

Berikut ini disajikan desain penelitian pada Gambar 2.1.

Page 29: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

27

Gambar 3.1

Desain Penelitian Tindakan Kelas

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIAdi SMP Al Hasra pada

semester genap tahun ajaran 2019/2020 yang berjumlah 25 orang. Penelitian ini

melibatkan observer yang akan mengamati dan mencatat segala aktivitas yang

dilakukan peneliti dan siswa pada kegiatan pembelajaran berlangsungdengan

menggunakan lembar observasi kemudian bersama peneliti melakukan refleksi

terhadap hasil dari pelaksanaan tindakan.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Posisi peneliti dalam penelitian ini sebagai perancang kegiatan,

pelaksanaan kegiatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan

hasil penelitian. Dalam penelitian ini peneliti akan dibantu oleh observer

(pengamat) yang akan mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran

Page 30: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

28

berlangsung dan memberi penilaian terhadap self-efficacy siswa sebagai sumber

data untuk mendapatkan informasi yang lengkap dari kelas yang diteliti.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Pada tahap ini penelitian diawali dengan melakukan pra-penelitian dan

dilanjutkan dengan tindakan pertama pada siklus I. penelitian ini dilaksanakan

dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap tindakan yaitu, tahap

perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi serta tahap

analisis dan refleksi terhadap tindakan. Pada tahap pelaksanaan tindakan

pembelajaran matematika menggunakan model ARCS yang terdiri dari empat

kategori utama berikut:

1. Attention (Perhatian)

Menarik perhatian siswa diawal pembelajaran atau mempertahankan

perhatian siswa selama pembelajaran merupakan satu hal yang harus

diperhatikan. Pada siklus pertama, peneliti menggunakan media video ilustrasi

untuk menarik perhatian siswa dan menggunakan metode diskusi tipe STAD

untuk melihat sikap kerja dan efikasi diri siswa dalam kelompok. Sementara

pada siklus selanjutnya metode yang digunakan adalah metode inquiry, media

pembelajaran power point.

2. Relevance(Relevansi)

Perhatian siswa juga dapat dipertahankan dengan memberikan contoh

relevan dengan kehidupan sehari-harinya atau memberikan contoh yang

berkaitan dengan suatu pekerjaan dimasa depan serta contoh yang berkaitan

dengan pengalaman siswa sendiri. Pada siklus pertama, peneliti berfokus pada

relevansi pembelajaran dengan meminta siswa memberikan contoh atau

menceritakan pengalaman mereka dalam konteks jual beli dan memberikan

contoh terkait kegunaan dimasa depan pada siklus selanjutnya.

3. Confidence (Kepercayaan diri)

Membangun kepercayaan diri siswa dapat dilakukan dengan

memberikan pengalaman sukses bagi siswa selama pembelajaran. Penggunaan

tes jawaban singkat memberikan lebih banyak kontrol di tangan siswa,

kemudian dengan memberikan umpan balik seperti pengkoreksian pada

penyelesaian siswa dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa.

Page 31: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

29

4. Satisfaction (Kepuasan)

Untuk mempertahankan kepuasan siswa atas keberhasilannya dapat

dengan memberikan pujian atau hadiah. Pada siklus pertama, peneliti meminta

siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi dan memberikan pujian terhadap

siswa serta memberikan hadiah berupa makanan atau alat tulis pada siklus

kedua.

Adapun tahapan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan sebagai

berikut:

1. Pendahuluan (Pra-Penelitian)

a. Observasi Proses Pembelajaran

Pada kegiatan ini peneliti melakukan observasi pada proses

pembelajaran matematika di kelas VIIA SMP Al-Hasra. Peneliti mengamati

segala aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika di kelas tersebut serta

mengamati siswa yang sekiranya memiliki ciri-ciri self-efficacy rendah.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada guru bidang studi matematika dan

beberapa siswa kelas VIIA di SMP Al-Hasra. Wawancara yang dilakukan

kepada guru untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi selama

pembelajaran berlangsung sedangkan wawancara kepada siswa dilakukan

untuk mengetahui pendapat mereka tentang pelajaran matematika dan

pengalaman-pengalaman yang mereka peroleh selama pelajaran matematika.

c. Memberikan angket self-efficacy

Instrumen yang digunakan untuk mengukur self-efficacy siswa pada

tahap pra-penelitian adalah angket. Peneliti menggunakan angket yang

berdasarkan indikator yang telah ditentukan. Angket yang digunakan akan

diukur menggunakan skala Likert.

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Tahap Perencanaan Tindakan

1) Peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

dengan menerapkan model ARCS (Attention, Relevance, Confidence,

Satisfaction).

Page 32: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

30

2) Peneliti juga membuat instrumen penilaian seperti, lembar observasi

guru pada kegiatan belajar mengajar, lembar observasi self-efficacy

belajar matematika siswa, jurnal harian siswa, lembar tes di akhir

pertemuan, lembar tes diakhir siklus dan angket self-efficacy.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan penerapan pembelajaran matematika menggunakan

model ARCS sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah

dirancang sebelumnya. Adapun langkah-langkah pembelajaran matematika

melalui model ARCS sebagai berikut:1

1) Mengidentifikasi terlebih dahulu kebutuhan siswa

2) Menimbulkan dan memusatkan perhatian siswa dengan cerita inspiratif

atau teka-teki yang menantang (Attention)

3) Memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran atau kompetensi

dasar yang ingin dicapai setelah pembelajaran berlangsung (Relevance)

4) Memberikan bimbingan dan menumbuh kembangkan rasa percaya diri

siswa dengan pernyataan-pernyataan yang membangun selama

pembelajaran berlangsung (Confidence)

5) Melakukan evaluasi

6) Memberikan penguatan berupa pujian secara verbal (Satisfaction)

7) Sebelum pembelajaran berakhir siswa melakukan refleksi tentang

pembelajaran yang dialaminya.

1 Meri Susanti, “Penerapan Model Motivasi ARCS dalam Pembelajaran Matematika

untuk Meningkatkan Disposisi Matematik Siswa”, Skripsi pada Jurusan Pendidikan Matematika

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2014, h. 16, tidak dipublikasikan.

Page 33: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

31

Tabel 3.1

Tahap Pelaksanaan Penelitian pada Siklus I dan Siklus II

Tahap Siklus I Siklus II

Attention

(Perhatian) Guru memotivasi siswa dengan

menyampaikan pentingnya

mempelajari materi aritmatika

sosial.

Guru memberikan humor atau

teka-teki untuk menarik perhatian

siswa.

Guru menyajikan materi aritmatika

sosial (keuntungan, kerugian)

dengan menggunakan video.

Guru menggunakan metode

diskusi kelompok untuk melihat

bagaimana tingkat kemampuan

siswa dalam belajar kelompok.

Guru memberikan pertanyaan

yang memusatkan pemahaman

siswa pada materi yang sedang

dipelajari.

Guru memberi kuis mengenai

materi dari siklus I yang

dibutuhkan untuk memahami

materi yang akan dipelajari.

Guru menyajikan materi

dengan menggunakan media

power point (PPT).

Guru menggunakan metode

Inquiry untuk melihat tingkat

kemampuan siswa dalam

memahami masalah.

Guru memberikan pertanyaan

yang mengarahkan siswa

untuk mengingat kembali

materi pada siklus I

Relevance

(Relevansi) Guru meminta siswa untuk

menceritakan pengalaman mereka

ketika melakukan transaksi jual

beli.

Guru memberikan latihan soal

sesuai kondisi siswa.

Guru menyampaikan manfaat

materi yang dipelajari ke

depannya.

Guru memberikan latihan soal

yang memudahkan siswa

untuk mencari dan

menemukan jawaban yang

diinginkan.

Confidence

(Percaya

Diri)

Guru memantau dan membimbing

kelompok dalam mengerjakan

LKS

Guru memberikan umpan balik

yaitu memeriksa hasil pekerjaan

siswa dan memberikan tanda pada

bagian yang salah pada

penyelesaian.

Guru memantau dan

membimbing siswa dalam

mengerjakan LKS.

Satisfaction

(Kepuasan) Guru memberikan penguatan

kepada siswa dapat berupa pujian.

Guru memberikan penguatan

kepada siswa dapat berupa

pujian dan hadiah.

Materi bentuk aljabar dibagi ke dalam dua siklus. Siklus pertama memuat

lima sub materi dan siklus kedua memuat empat sub materi.

Page 34: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

32

Tabel 3.2

Pembagian Materi Setiap Siklus

Siklus I Siklus II

Mengidentifikasi hubungan antara

penjualan, pembelian, keuntungan dan

kerugian.

Menentukan besar diskon/potongan

harga.

Menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan penjualan, pembelian, keuntungan

dan kerugian.

Membedakan transaksi jual beli yang

dikenakan pajak dan tidak dikenakan

pajak.

Menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan persentase keuntungan dan

persentase kerugian dalam jual beli.

Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan pajak.

Mengidentifikasi hubungan antara Bruto,

Netto, dan Tara. Menentukan besar bunga tunggal.

Menentukan Nilai bruto, netto, dan tara

dari suatu barang.

Tes akhir siklus I Tes akhir siklus II

c. Tahap Observasi

1) Observer mengamati segala aktivitas siswa selama proses

pembelajaraan matematika berlangsung. Kegiatan observasi dilakukan

bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

2) Observer mengisi lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa

dan lembar observasi guru pada format yang sudah tersedia.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap ini peneliti dan observer menganalisis hasil tindakan yang

diberikan pada setiap siklus, mendiskusikan hasil observasi yang telah

dilakukan bersama dengan observer dan menentukan keberhasilan atau

kekurangan dari tindakan di setiap siklus. Kemudian hasil refleksi digunakan

untuk perbaikan pada tahap perencanaan siklus selanjutnya, jika hasil yang

diperoleh belum mencapai indikator keberhasilan.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan adalah dengan indikator keberhasilan sebagai

berikut:

1. Rata-rata indikator self-efficacy siswa dalam pembelajaran matematika

meningkat ≥ 70%.

Page 35: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

33

2. Persentase rata-rata aktivitas siswa selama pembelajaran matematika dengan

menggunakan model ARCS mencapai ≥ 75%..

3. Persentase rata-rata respon positif siswa dalam pembelajaran matematika

dengan menggunakan model ARCS mencapai ≥ 75%.

4. Hasil tes pemahaman konsep matematika yang diberikan kepada siswa pada

setiap akhir siklus mencapai rata-rata 70,00.

G. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data

kuantitatif:

1. Data kualitatif: hasil observasi efikasi diri siswa selama proses pembelajaran

berlangsung, angket self-efficacy siswa, jurnal harian siswa dan dokumentasi

kegiatan.

2. Data kuantitatif: nilai tes pada akhir setiap siklus.

Sumber data dalam penelitan ini adalah siswa, guru kelas dan peneliti.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Melakukan pra-penelitian dengan mewawancara guru bidang studi

matematika. Wawancara dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran

yang biasa dilakukan di dalam kelas, respon siswa terhadap pembelajaran

yang dilakukan, dan permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran

berlangsung.

2. Pengisian lembar observasi self-efficacy siswa selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung oleh observer di setiap pertemuan.

3. Pengisian lembar angket self-efficacy yang diberikan pada setiap akhir siklus.

4. Pengisian jurnal harian siswa untuk mengetahui respon siswa selama

pelaksanaan tindakan dan diberikan di setiap akhir pertemuan.

5. Mengerjakan tes pemahaman konsep di setiap akhir siklus. Tes dikerjakan

oleh seluruh siswa dalam kelas penelitian.

6. Hasil dokumentasi yang berupa foto-foto pada saat kegiatan belajar mengajar

berlangsung.

Page 36: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

34

I. Instrumen Pengumpulan Data

Instrument yang digunakan dalam mengumpulkan data pada penelitian ini

terdiri dari dua jenis, yaitu:

1. Instrument Non Tes

Dalam instrumen non tes ini digunakan instrumen sebagai berikut:

a. Lembar Observasi Self-efficacy Siswa

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui tingkat efikasi belajar

matematika siswa yang diamati selama proses pembelajaran. Peneliti bekerja

sama dengan guru bidang studi melakukan penilaian pelaksanaan

pembelajaran yang diberikan dalam bentuk checklist pada lembar observasi.

Berikut ini aspek yang diamati pada aktivitas siswa disajikan pada Tabel 3.3 .

Tabel 3.3

Aspek yang Diamati Pada Lembar Aktivitas Siswa

No

As3pek yang Diamati

Pembelajaran Self-efficacy

Aspek Indikator

1 Memperhatikan

video

pembelajaran

Tidak menyontek hasil

pekerjaan teman

(Level/Magnidute)

Mampu

menyelesaikan

tugas yang mudah

sampai yang sulit

2 Mendengarkan

penjelasan guru

Mengerjakan soal

matematika

(Level/Magnidute)

Mampu

menyelesaikan

tugas yang mudah

sampai yang sulit

3 Aktif dalam

berdiskusi

Bersemangat ketika

mengerjakan soal

matematika

(Level/Magnidute)

Mampu

menyelesaikan

tugas yang mudah

sampai yang sulit

4 Tidak menganggu

teman ketika

sedang berdiskusi

Tidak mengeluh ketika

mengerjakan soal

matematika(Generality)

Mengarahkan

perilaku

Mengerjakan pekerjaan

rumah (PR) (Generality)

Mengarahkan

perilaku

Tidak menyuruh teman

mengerjakan soal

matematika yang tidak

dipahami (Strength)

Kegigihan dalam

menghadapi tugas

matematika

Page 37: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

35

b. Lembar Jurnal Harian Siswa

Jurnal harian siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa

terhadap tindakan yang diberikan. Jurnal harian diberikan kepada siswa di

setiap akhir pertemuan selama tindakan berlangsung.

c. Lembar Angket Self-efficacy Siswa

Instrumen yang digunakan untuk mengukur self-efficacy siswa adalah

lembar angket. Angket adalah alat untuk mengumpulkan data yang berupa

pertanyaan yang disampaikan kepada responden yang dijawab secara

tertulis.2Angket yang digunakan akan diukur dengan menggunakan skala

Likert yang terdiri dari lima alternatif jawaban, yaitu SS (Sangat Sering), S

(Sering), J (Jarang), SJ (Sangat Jarang), dan TP (Tidak Pernah). Penskoran

skala self-efficacy menggunakan format penskoran pada Tabel 3.4 berikut.

Table 3.4

Format Penskoran Self-efficacy Matematika

No Pilihan Jawaban Item Skala

Kalimat Positif Kalimat Negatif

1 Sangat Sering (SS) 5 1

2 Sering (S) 4 2

3 Jarang (J) 3 3

4 Sangat Jarang (SJ) 2 4

5 Tidak Pernah (TP) 1 5

Adapun angket self-efficacy yang digunakan dalam penelitian ini

adalah angket yang diadaptasi dari Nursilawati.3 Angket tersebut terdiri dari

40 item. Beberapa item dijadikan sebgaai aspek yang diamati pada aktivitas

siswa, sehingga item yang digunakan pada akhir siklus ada 28 item. Kisi-kisi

instrumen tes self-efficacy berdasarkan indikator, disajikan pada Tabel 3.5.

2 Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: PT GRAFINDO

PERSADA, 2014), hal. 159. 3 Nursilawati, “Hubungan Self-efficacy Matematika Dengan Kecemasan Menghadapi

Pelajaran Matematika”, Skripsi pada Jurusan Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta,

2010, h. 53, tidak dipublikasikan.

Page 38: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

36

Table 3.5

Kisi-kisi Angket Self-efficacy Akhir Siklus

2. Instrument Tes Pemahaman Konsep

Kisi-kisi tes pemahaman konsep disajikan pada Tabel 3.6.

Table 3.6

Kisi-kisi Instrumen Soal

Nomor

Soal Indikator Soal

Indikator

Pemahaman Konsep

Matematika

a b c D

1 Mengidentifikasi hubungan antara penjualan,

pembelian, keuntungan dan kerugian. √ √

2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan penjualan, pembelian, keuntungan

dan kerugian.

√ √

3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan persentase keuntungan dan persentase

kerugian dalam jual beli.

√ √

4 Mengidentifikasi hubungan antara Bruto,

Netto, dan Tara. √ √

5 Menentukan nilai Bruto, Netto, dan Tara dari

suatu barang. √

6 Menentukan besar diskon/potongan harga. √ √

No Dimensi Indikator Butir Pernyataan

Jumlah Positif Negatif

1 Level/

Magnitude

1. Mampu menyelesaikan tugas yang

mudah sampai yang sulit

7, 8 12 3

2. Mampu menghadapi tugas diluar

kemampuan

1, 6, 17 16 4

2 Strength

1. Bertahan dan ulet dalam

mengerjakan soal matematika

4, 25 18, 24 4

2. Kegigihan dalam menghadapi

tugas matematika

9 15 2

3. Pengaruh pengalaman pribadi

yang tidak mendukung

2 27, 28 3

3 Generality

1. Konsisten pada tugas dan aktivitas 3, 14 20, 21,

22, 23

6

2. Kesiapan menghadapi situasi 5 19 2

3. Mengarahkan perilaku 10, 11,

26

13 4

Jumlah 14 14 28

Page 39: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

37

7 Membedakan transaksi jual beli yang dikenakan pajak

dan tidak dikenakan pajak. √

7 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pajak. √ √

8 Menentukan bunga tunggal √ √

Keterangan: a = Menyatakan ulang konsep yang dipelajari;

b = Mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan terpenuhi tidaknya persyaratan

membentuk konsep; c = Memberikan contoh atau non-contoh dari konsep yang dipelajari;

d = Mengaitkan berbagai konsep

Rubrik yang digunakan untuk penskoran tes pemahaman konsep

matematika disajikan pada Tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.7

Rubrik Penskoran Instrumen Tes Pemahaman Konsep Matematika

Indikator

Pemahaman Konsep

No

Soal Keterangan Skor

Menyatakan ulang

konsep yang dipelajari.

1, 4

Dapat menuliskan ulang konsep dengan

baik dan benar. 3

Dapat menuliskan ulang konsep tetapi

kurang tepat. 2

Ada jawaban tetapi tidak sesuai dengan

konsep 1

Tidak ada jawaban 0

Mengklasifikasikan

objek-objek

berdasarkan terpenuhi

tidaknya persyaratan

membentuk konsep.

2,

3,6,7,

8

Dapat menganalisis dan mengklasifikasikan

objek dengan tepat sesuai dengan konsep

yang dimiliki.

3

Dapat menganalisis dan mengklasifikasikan

objek namun masih melakukan kesalahan. 2

Ada jawaban tetapi tidak sesuai dengan

persyaratan membentuk konsep. 1

Tidak ada jawaban 0

Memberikan contoh

atau non-contoh dari

konsep yang dipelajari.

1,7

Dapat mengidetifikasi dan memberikan

contoh atau non-contoh dari konsep dengan

benar.

3

Dapat mengidetifikasi dan memberikan

contoh atau non-contoh dari konsep namun

masih melakukan kesalahan.

2

Ada jawaban tetapi tidak sesuai dengan

contoh atau non-contoh. 1

Tidak ada jawaban. 0

Mengaitkan berbagai

konsep.

2, 3, 4,

5,

Dapat menyajikan dan mengaitkan konsep

ke dalam bentuk representasi matematis 3

Page 40: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

38

6,7,8 dengan benar.

Dapat menyajikan dan mengaitkan konsep

ke dalam bentuk representasi matematis

namun masih melakukan kesalahan.

2

Ada jawaban tetapi tidak sesuai dengan

permintaan soal. 1

Tidak ada jawaban. 0

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Sebelum menggunakan instrumen dalam penelitian sebaiknya kevalidan

instrumen diperiksa terlebih dahulu. Untuk memperoleh data yang valid

digunakan teknik triangulasi. Ada dua strategi dalam teknik triangulasi yaitu

triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Pada penelitian ini teknik triangulasi

yang digunakan adalah triangulasi teknik, yaitu dengan pengecekan derajat

kepercayaan data hasil penelitian.4 Agar memperoleh data yang valid, maka

instrumen yang telah dibuat oleh peneliti diujicobakan untuk mengetahui validitas

dan reliabilitas dan taraf kesukaran instrumen.

1. Uji Validitas

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan

validitas empiris. Uji validitas yang pertama dilakukan yaitu validitas konten atau

isi yang bertujuan untuk mengetahui kesesuaian instrumen dengan indikator-

indikator pemahaman konsep matematika. Uji validitas isi menggunakan metode

Content Validity Ratio (CVR). Rumus yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut:5

𝐶𝑉𝑅 =𝑛𝑒 −

𝑁

2𝑁

2

Keterangan: 𝐶𝑉𝑅 : Content Validity Ratio

𝑛𝑒 : Jumlah penilai yang menyatakan item soal esensial

𝑁 : Jumlah penilai

4 Kadir, dkk., Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), hal. 74 5 C. H. Lawshe, A Quantitative Approach to Content Validity, By Personnel Psycology,

INC, 1975, hal. 567.

Page 41: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

39

Validitas isi dengan menggunakan metode CVR dilakukan pada setiap

butir soal. Jika nilai CVR tidak memenuhi signifikansi statistik yang ditentukan

dari tabel minimum CVR menurut Lawshe, maka butir soal tersebut tidak valid

dan akan dihilangkan. Pada penelitian ini, peneliti melakukan CVR dengan

melibatkan dosen jurusan pendidikan matematik, guru matematika SMP Ibnu

Umar dan SMP Al Hasra. Berdasarkan hasil uji validitas isi diperoleh bahwa

semua butir soal dinyatakan valid. Hasil uji validitas isi yang telah dilakukan ahli

disajikan pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Tes

Pemahaman KonsepMatematika

No

Soal E TE TR N NE

NilaiC

VR

Min

Skor Hasil

1 5 0 0 5 5 1 0,99 Valid

2 5 0 0 5 5 1 0,99 Valid

3 5 0 0 5 5 1 0,99 Valid

4 5 0 0 5 5 1 0,99 Valid

5 5 0 0 5 5 1 0,99 Valid

6 5 0 0 5 5 1 0,99 Valid

7 5 0 0 5 5 1 0,99 Valid

8 5 0 0 5 5 1 0,99 Valid

Uji validitas selanjutnya yaitu validitas empiris yang dinyatakan

berdasarkan hasil pengalaman atau uji coba. Rumus yang digunakan adalah

rumus korelasiproduct moment sebagai berikut:5

𝑟𝑋𝑌 =𝑁(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)

√{𝑁(∑ 𝑋2) − (∑ 𝑋)2}{𝑁(∑ 𝑌2) − (∑ 𝑌)2}

Keterangan:

𝑟𝑋𝑌 = koefisien korelasi 𝑁 = banyaknya subjek

∑ 𝑋 = jumlah skor butir soal ∑ 𝑌 = jumlah skor total

Valid atau tidaknya butir soal dapat diketahui dengan membandingkan

𝑟𝑋𝑌 dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Jika hasil perhitungan diperoleh 𝑟𝑋𝑌 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal

tersebut valid dan jika hasil perhitungan yang diperoleh 𝑟𝑋𝑌 ≤ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal

5 Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: PT GRAFINDO

PERSADA, 2014), hal. 221

Page 42: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

40

tersebut tidak valid. Hasil uji validitas empiris diperoleh setelah dilakukan uji

coba instrumen pemahaman konsep matematika dengan jumlah soal sebanyak

8butir soal. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen diperoleh bahwa

semua instrumen yang diujikan valid dan siap diujikan kepada subjek penelitian.

Instrumen tersebut di uji coba kepada 23 orang siswa di kelas VIIID. Hasil uji

coba instrumen pemahaman konsep matematika di kelas VIIID SMP Al Hasra

disajikan pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Pemecahan

Konsep Matematika

Butir

Soal

Validitas Kriteria

Rhitung (rXY) rtabel

1 0,67 0,43 Valid

2 0,54 0,43 Valid

3 0, 70 0,43 Valid

4 0, 66 0,43 Valid

5 0, 47 0,43 Valid

6 0,86 0,43 Valid

7 0,83 0,43 Valid

8 0,83 0,43 Valid

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keterpercayaan hasil tes.

Suatu instrumen dapat dikatakan mempunyai taraf keterpercayaan yang tinggi

apabila instrumen tersebut memberikan hasil yang tetap jika di tes pada waktu

yang sama atau pada kesempatan yang berbeda. Rumus yang digunakan untuk

mengukur reliabilitas instrumen yaitu metode Alpha Crowbach sebagai berikut.6

𝑟11 = (𝑘

𝑘 − 1) (1 −

∑ 𝜎𝑏2

𝜎𝑡2

)

Keterangan:

𝑟11 = Nilai reliabilitas 𝑘 = Banyaknya item pertanyaan

∑ 𝜎𝑏2 = Jumlah varian butir 𝜎𝑡

2 = Varians total

Interpretasi terhadap derajat reliabilitas instrumen ditentukan berdasarkan

indeks korelasinya pada table 3.10 berikut.

6Ibid., hal. 233

Page 43: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

41

Table 3.10

Klasifikasi Interpretasi Derajat Reliabilitas

Klasifiasi Reliabilitas Kriteria

0,90 < 𝑟 ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,70 < 𝑟 ≤ 0,90 Tinggi

0,40 < 𝑟 ≤ 0,70 Cukup

0,20 < 𝑟 ≤ 0,40 Rendah

0,00 < 𝑟 ≤ 0,20 Sangat Rendah

Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang dilakukan kepada 8 soal instrumen

tes pemahaman konsep matematika siswa, didapatkan bahwa koefisien reliabilitas

soal sebesar 0,76 dengan kriteria reliabilitas tinggi.

3. Taraf Kesukaran

Pengujian taraf kesukaran bertujuan unutk mengetahui apakah butir soal

yang digunakan tergolong mudah, sedang, atau sukar. Soal yang baik adalah soal

yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Oleh karena itu, perlu dilakukan

pengujian taraf kesukaran dengan rumus:7

𝑃 =𝐵

𝐽𝑆

Keterangan:

𝑃 = Indeks kesukaran

𝐵 = Jumlah skor siswa peserta tes pada butir soal tertentu

𝐽𝑆 = Jumlah skor maksimum seluruh siswa peserta tes

Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan indeks taraf kesukaran

disajikan pada Tabel 3.11.

Table 3.11

Klasifikasi Interpretasi Taraf Kesukaran

Indeks Kesukaran Interpretasi

𝑃 = 0,00 Sangat Sukar

0,00 < 𝑃 ≤ 0,30 Sukar

0,30 < 𝑃 ≤ 0,70 Sedang

0,70 < 𝑃 ≤ 1,00 Mudah

𝑃 = 1,00 Sangat Mudah

7Ibid., hal. 245

Page 44: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

42

Hasil rekapitulasi uji taraf kesukaran instrumen tes pemahaman konsep

matematika dapat dilihat pada Tabel 3.12 berikut.

Tabel 3.12

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Taraf Kesukaran Tes

Pemahaman Konsep Matematika

Butir

soal

Indeks

Kesukaran

Interpretasi Taraf

Kesukaran

1 0,83 Mudah

2 0,71 Mudah

3 0,67 Sedang

4 0,79 Mudah

5 0,55 Sedang

6 0,83 Mudah

7 0,61 Sedang

8 0,61 Sedang

Berdasarkan hasil uji taraf kesukaran dari 8 butir soal instrumen tes

pemahaman konsep matematika diperoleh 4 butir soal memiliki taraf kesukaran

sedang dan 4 butir soal memiliki taraf kesukaran yang mudah.

4. Daya Pembeda

Perhitungan daya pembeda dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana

soal yang diberikan dapat menunjukkan siswa yang mampu dan yang tidak

mampu menjawab soal. Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda

soal sebagai berikut:8

𝐷 =𝐵𝐴

𝐽𝐴−

𝐵𝐵

𝐽𝐵

Keterangan: 𝐷 = Daya Pembeda Butir Soal

𝐽𝐴 = Skor maksimum siswa kelompok atas

𝐽𝐵 = Skor maksimum siswa kelompok bawah

𝐵𝐴 = Jumlah skor siswa kelompok atas

𝐵𝐵 = Jumlah skor siswa kelompok bawah

Kriteria yng digunakan untuk menginterpretasikan indeks daya pembeda

disajikan pada Tabel 3.13.9

8Ibid., hal. 241 9Ibid., hal. 243

Page 45: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

43

Table 3.13

Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda

Nilai Daya Pembeda Interpretasi

𝐷 ≤ 0,00 Sangat Jelek

0,00 < 𝐷 ≤ 0,20 Jelek

0,20 < 𝐷 ≤ 0,40 Cukup

0,40 < 𝐷 ≤ 0,70 Baik

0,70 < 𝐷 ≤ 1,00 Sangat Baik

Berdasarkan hasil uji daya pembeda yang dilakukan kepada 8 butir soal

instrumen tes pemahaman konsep matematika diperoleh bahwa terdapat 2 butir

soal dengan daya pembeda yang jelek, 4 butir soal dengan daya pembeda yang

cukup, dan 2 butir soal dengan daya pembeda yang baik. Hasil rekapitulasi uji

daya pembeda instrumen tes pemahaman konsep matematika dapat dilihat pada

Tabel 3.14 berikut.

Tabel 3.14

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda Pemahaman Konsep

Matematika

Butir

soal

Indeks

Kesukaran

Interpretasi Daya

Pembeda

1 0,17 Jelek

2 0,17 Jelek

3 0,25 Cukup

4 0,24 Cukup

5 0,30 Cukup

6 0,26 Cukup

7 0,47 Baik

8 0,57 Baik

K. Analisis Data dan Interpretasi Data

Data yang diperoleh dari penelitian, selanjutnya diinterpretasikan melalui

analisis perhitungan. Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif.

1. Data Kualitatif

a. Observasi

Page 46: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

44

Data hasil observasi disajikan dalam bentuk table kemudian dianalisis

menggunakan nilai persentase. Rumus yang digunakan adalah:

𝑃 =𝑆

𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠× 100%

Keterangan:𝑃 = Angka Persentase

𝑆 = Skor

𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 = Skor maksimal

b. Jurnal Harian

Jurnal harian diberikan di setiap akhir pertemuan. Hasil dari jurnal

yang diisi oleh siswa dikelompokkan dalam kategori respon positif, netral dan

negatif. Selanjutnya, menghitung persentase respon siswa.

𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 × 100%

𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛 𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 × 100%

𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 × 100%

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes formatif yang diberikan setiap

akhir siklus kemudian dianalisis setiap indikatornya menggunakan rumus

berikut:

𝐼% =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 × 100%

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah tindakan pada siklus I selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan

belum mencapai indikator keberhasilan penelitian yaitu peningkatan self-efficacy

siswa, maka akan ditindak lanjuti sebagai rencana perbaikan pembelajaran.

Apabila setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I dan indikator

keberhasilan belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan ke siklus II.

Penelitian ini akan berakhir, apabila hasil yang di peroleh telah mencapai

indikator keberhasilan.

Page 47: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

78

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian

sebagai berikut:

1. Penerapan model ARCS dalam pembelajaran matematika di kelas VIIA SMP

Al Hasra Depok dapat meningkatkan self-efficacy siswa dari 64,40% pada pra-

penelitianmenjadi 72,26% pada siklus I. Peningkatan self-efficacy terlihat dari

rata-rata indikator menyelesaikan tugas sebesar 74,67%, menghadapi tugas

68,80%, bertahan dan ulet 70,00%, kegigihan 76,80%, pengalaman pribadi

74,13%, konsisten 68,80%, kesiapan 88,80%, dan arah perilaku 69,40%.

Peningkatan self-efficacy siswa didukung oleh adanya perhatian dan semangat

belajar siswa dengan penggunaan video di awal pembelajaran pada tahap

attention. Keterlibatkan siswa dalam memahami materi pelajaran dan

mengambil pengalaman belajar pada tahap relevance. Terbangunnya rasa

percaya diri dan rasa yakin siswa akan kemampuannya untuk menyelesaikan

tugas pada tahap confidence. Adanya kepuasan siswa terhadap keberhasilan

dalam pengerjaan tugas pada tahap satisfaction.

2. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika dengan penerapan

model ARCS cukup baik (77,42%). Aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran matematika meliputi: 1) memperhatikan video pembelajran

sebesar 97,36%; 2) mendengarkan penjelasan guru 88,07%; 3) aktif berdiskusi

80,57%; 4) tidak menganggu teman 70,30%; 5) tidak menyontek 63,15%; 6)

mengerjakan soal 84,92%; 7) semangat dalam mengerjakan soal 69,91%; 8)

tidak mengeluh ketika menghadapi soal 73,71%; 9) mengejakan pekerjaan

rumah 73%; dan 10) tidak menyuruh teman mengerjakan soal sebesar 73,15%.

3. Respon siswa dalam pembelajaran matematika dengan penerapan model

ARCS cenderung positif. Hal ini terlihat dari respon positif siswa sebesar

75,88%, respon netral sebesar 11,51% dan respon negatif siswa sebesar

11,60%. Respon positif siswa meliputi ungkapan bahwa pembelajaran yang

diterapkan membuat siswa mengalami suasana belajar yang menyenangkan

Page 48: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

79

sehingga lebih bersemangat dalam belajar dan lebih memahami materi

pelajaran. Siswa juga merasa bahwa video pembelajaran yang diberikan

membantu mereka memahami materi pelajaran.

4. Pemahaman konsep matematika siswa mencapai rata-rata 70,42 dimana hasil

tersebut tergolong cukup baik. Capaian pemahaman konsep matematika siswa

meliputi indikator menyatakan ulang konsep sebesar 78,00;

mengklasifikasikan objek-objek 74,00; kemampuan membuat contoh dan

bukan contoh sebesar 81,33; dan kemampuan mengaitkan konsep dengan

konsep lainnya sebesar 62,67.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penelitian dapat memberikan

saran-saran sebagai berikut:

1. Guru dapat menggunakan model ARCS (Attention, Relevance, Confidence,

Satisfaction) sebagai salah satu alternatif pembelajaran dalam meningkatkan

self-efficacy siswa.

2. Guru diharapkan mampu mengembangkan dan berkreasi dengan

menggunakan model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction)

dalam pelajaran atau materi lainnya, seperti memeberikan teka-teki atau game

untuk menarik perhatian siswa, menggunakan metode pembelajaran yang

berbeda.

3. Bagi penelitian selanjutnyaa diharapkan mampu mengembangkan model

ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) untuk meningkatkan

secara mandiri.

Page 49: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

80

DAFTAR PUSTAKA

Ajeng, Anggi. Pengaruh Efikasi Diri dan Lokus Kendali (Locus of Control)

Terhadap Prestasi Belajar Matematika. Jurnal Program Studi Pendidikan

Matematika Fakultas Teknik, Matematika dan IPA, Univarsitas Indraprasta

PGRI, 2014

Bandura, Albert. Self-efficacy. dalam V. S. Ramachaundra (Ed.), Encyclopedia of

Human Behavior.New York: Academic Press.1994,

(https://www.uky.edu/~eushe2/Bandura/Bandura1994EHB.pdf), diakses

pada tanggal 18 November 2017.

____________. Self-efficacy: The Exercise of Control. New York: W. H Freeman

and Company, 1997.

Ghufron, Nur., dan Rini, Risnawita. Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-

Ruzzmedia, 2014.

Hamidah, Pengaruh Self-efficacy Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik,

STKIP Siliwangi Bandung.

https://www.scribd.com/doc/156719404/HAMIDAH-Makalah-Self-

Efficacy-1

Handayani, Febrina., dan Desi, Nurwidawati. Hubungan Self-efficacy Dengan

Prestasi Belajar Siswa Akselerasi. Jurnal Universitas Negeri Surabaya,

Volume 01 Nomor 02, 2013.

Hamzah, Ali., dan Muhlirarini. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran

Matematika, Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA. cet. pertama, 2014.

Hamzah, Ali. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT GRAFINDO

PERSADA, 2014.

Imeriza.“Penerapan Pembelajaran Gagne Dengan Model Motivasi Attention

Relevance Confidence Satisfaction (ARCS) Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Matematika Siswa Kelas VIII B3 MTs Darul Hikmah Pekanbaru”.

Skripsi pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Syarif Kasim

Riau Pekanbaru : 2010. tidak dipublikasikan.

Kadir, dkk., Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. 2015.

Keller, John. Motivational Design For LearningAnd Performance: The ARCS

Model Approach. New York: Springer Science+Business Media. 2010.

Kusuma, Farida Ari. “Peningkatan Self-Efficacy dan Kemampuan

Mengaplikasikan Konsep Matematika Pada Siswa SMK Melalui Contextual

Teaching and Learning (CTL)”. Skripsi Pendidikan Matematika UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta: 2013.

Page 50: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

81

Lawshe, C. H.A Quantitative Approach to Content Validity. By Personnel

Psycology, INC, 1975.

Nurrochim, H. Administrasi Pendidikan. Bekasi: Gramata Publishing, 2016.

Nursilawati, “Hubungan Self-efficacy Matematika Dengan Kecemasan

Menghadapi Pelajaran Matematika”, Skripsi pada Fakultas Psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta: 2010. tidak dipublikasikan.

M, Ramlan. Meningkatkan Self-efficacy pada Pembelajaran Matematika Melalui

Model Kooperatif Tipe Team Assisted Individualized (TAI) pada Kelas

VIIA SMP Negeri 27 Makassar. Jurnal Matematika dan Pembelajaran.

Volume 1 no.1, 2013.

Maddux, James E. (ed.). Self-efficacy, Adaptation and Adjustment: Theory,

Research and Application. New York: Plenum Press, 1995.

Mukhid, Abdul.Self-efficacy: Perspektif Teori Kognitif Sosial dan Implikasinya

Terhadap Pendidikan. Jurnal Tadris. Volume 4 Nomor 1, 2009.

Mullis, Ina V.S., dkk., TIMSS 2011 International Results in Mathematics.

Amerika Serikat: TIMSS & PIRLS International Study Center. 2011.

Rahman, Abdul. Membangun Motivasi Berprestasi: Pengembangan Self-efficacy

dan Penerapannya dalam Dunia Pendidikan, Lentera Pendidikan Edisi

X,No. 1, 2007

Salinan Permendikbud No.22 Tahun 2016.https://bsnp-indonesia.org/wp-

content/uploads/2009/06/Permendikbud_Tahun2016_Nomor022_Lampiran.

pdf

Salinan Permendikbud No.20 Tahun 2016.https://bsnp-indonesia.org/wp-

content/uploads/2009/04/Permendikbud_Tahun2016_Nomor020_Lampiran.

pdf

Siregar, Eveline., dan Hartani, Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:

Penerbit Ghalia Indonesia. cet. Kedua, 2011.

Sumarmo, Utari. Berpikir dan disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan

Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik. FPMIPA UPI. 2010.

https://www.academia.edu/10346582/BERFIKIR_DAN_DISPOSISI_MAT

EMATIK_APA_MENGAPA_DAN_BAGAIMANA_DIKEMBANGKAN_

PADA_PESERTA_DIDIK

Susanti, Meri. “Penerapan Model Motivasi ARCS dalam Pembelajaran

Matematika untuk Meningkatkan Disposisi Matematik Siswa”. Skripsi pada

Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2014.

tidak dipublikasikan.

Wardhani, Sri.Analisi SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk

Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika, Yogyakarta: Pusat

Page 51: MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA …

82

Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Matematika, 2008.

http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/artikel/2009/04/14/analisis-si-skl-

matematika-smp-untuk-optimalisasi-tujuan/

Walle, Jhon A. Van de., Elementary and Middle School Mathematics, United

States of America: Pearson, 2007.

Zimmerman, Barry J., Self-Efficacy: An Essential Motive to Learn. Contemporary

Educational Psychology. 2000.