24
MESOTELIOMA MALIGNA Moh. Sofyan Kasim , Nur Ahmad Tabri* *Subdivisi Pulmonologi, Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin I. PENDAHULUAN Mesotelioma adalah neoplasma yang berasal dari dari sel mesotel di permukaan lapisan pleura, cavum peritoneum, tunika vaginalis atau perikard. 1,2,3 Oleh karena 80% ditemukan di pleura, maka mesotelioma maligna sering diidentikan dengan mesotelioma pleura maligna. 3 Sekitar 60-80% dari pasien-pasien dengan Mesotelioma maligna dilaporkan ada riwayat terpapar dengan asbestos. 2,4,5 Mesotelioma berkembang pada individu dengan latar belakang adanya paparan asbes, dan mayoritas pada pasien- pasien berkembang setelah periode lanjut sampai 40 tahun setelah terjadinya paparan. Selain asbes, akhir-akhir ini mesotelioma dikaitkan pula dengan Virus Simian 40 (SV 40) radiasi dan faktor genetik. 6,7 Menurut Surveilance, Epidemiology and Result (SEER) data dari institut kanker nasional, insiden dari malignan mesotelioma pada tahun 2008 kira-kira 1 per 100 ribu orang di Amerika Serikat atau diprediksi 2000-3000 kasus baru setiap tahun. 4 Dengan perbandingan laki-laki dan perempuan 3:1 2 . Penelitian di Amerika Serikat tahun 1997 menunjukan sekitar 6- 10 % kasus kanker berhubungan dengan pajanan di tempat kerja, sedangkan penelitian di Australia tahun 1998 menunjukan 1 % kematian akibat pajanan ditempat kerja 8 . 1

Mesotelioma Maligna

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tinjauan pustaka

Citation preview

Page 1: Mesotelioma Maligna

MESOTELIOMA MALIGNA

Moh. Sofyan Kasim, Nur Ahmad Tabri**Subdivisi Pulmonologi, Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

I. PENDAHULUAN

Mesotelioma adalah neoplasma yang berasal dari dari sel mesotel di permukaan

lapisan pleura, cavum peritoneum, tunika vaginalis atau perikard.1,2,3 Oleh karena 80%

ditemukan di pleura, maka mesotelioma maligna sering diidentikan dengan mesotelioma

pleura maligna.3

Sekitar 60-80% dari pasien-pasien dengan Mesotelioma maligna dilaporkan ada

riwayat terpapar dengan asbestos.2,4,5 Mesotelioma berkembang pada individu dengan latar

belakang adanya paparan asbes, dan mayoritas pada pasien-pasien berkembang setelah

periode lanjut sampai 40 tahun setelah terjadinya paparan. Selain asbes, akhir-akhir ini

mesotelioma dikaitkan pula dengan Virus Simian 40 (SV 40) radiasi dan faktor genetik.6,7

Menurut Surveilance, Epidemiology and Result (SEER) data dari institut kanker

nasional, insiden dari malignan mesotelioma pada tahun 2008 kira-kira 1 per 100 ribu orang

di Amerika Serikat atau diprediksi 2000-3000 kasus baru setiap tahun.4 Dengan perbandingan

laki-laki dan perempuan 3:12. Penelitian di Amerika Serikat tahun 1997 menunjukan sekitar

6-10 % kasus kanker berhubungan dengan pajanan di tempat kerja, sedangkan penelitian di

Australia tahun 1998 menunjukan 1 % kematian akibat pajanan ditempat kerja8.

Analisis data di AS dari tahun 1973-2000 menunjukan kasus mesotelioma semakin

meningkat dan diperkirakan ada sekitar 7.000 kasus mesotelioma pada laki-laki/ tahun antara

tahun 2003-2054.8 Di Indonesia, pemakaian asbes sebagai bahan bangunan (misalnya

genteng) masih sering ditemukan, hal ini berarti terdapat resiko terkena pajanan asbes bagi

pekerja di industri yang memproduksi bahan bangunan yang mengandung asbes tersebut

sehingga risiko untuk terkena gangguan fungsi paru dan kanker paru atau mesotelioma sangat

tinggi.9 Meskipun masih banyak industri/pabrik yang memproduksi bahan bangunan yang

mengandung asbes, namun di Indonesia data tentang kanker paru atau mesotelioma yang

berkaitan dengan asbes atau asbestosis belum ditemukan.9

1

Page 2: Mesotelioma Maligna

II. ETIOPATOGENESIS

A. Asbestosis.

Kira-kira 70 % kasus-kasus mesotelioma behubungan dengan paparan asbestos4.

Asbestos adalah suatu kelompok mineral serat silikat magnesium terhidrasi, terdiri dari

dua kelompok besar yaitu Krisotil dan Amphibole.10,11 Krisotil termasuk kelompok

Serpentine merupakan serat asbes berwarna putih bersifat lentur, berbentuk lengkung

panjang,dianggap kurang karsinogenik. Amphibole termasuk Actinolite, Amosite,

anthopyllite, Crocidolite, Tremolite merupakan serat berbentuk lurus dan panjang yang

lebih sering menyebabkan kanker dan fibrosis diparu, terutama Crocidolite dianggap

sebagai yang paling onkogenik.11,12

Krisotil adalah tipe yang paling utama dari asbestos dan jumlahnya sekitar 90 %

produksi dunia, akan tetapi krisotil bisa menyebabkan mesotelioma malignan masih

konteroversi, beberapa ahli mengatakan bahwa krisotil berperan penting dalam

patogenesis mesotelioma sebab menginduksi kerusakan DNA dan abnormalitas

kromosom pada sel-sel mesotelioma manusia dan tikus secara in vitro dan menyebabkan

mesotelioma maligna pada hewan coba12. Pada penelitian terbaru tedapat peranan TNF

alpha dan NF-kB dalam memberi sinyal sebagai respons dari sel-sel mesotel manusia

terhadap asbestos.12 Pada penelitian in vivo menunjukan bahwa setelah terpapar asbes

terjadi reaksi inflamasi dengan sebuah komponen besar dari phagosit mononuklear12.

Setelah berdiferensiasi menjadi makrofag sel-sel memfagosit serat asbes sebagai respons

dilepaskan TNFἀ pada saat bersamaan serat asbes menginduksi sel-sel mesotel manusia

untuk mengekspresikan TNF ἀ reseptor dan juga menstimulasi sekresi TNF ἀ baik

melalui efek parakrin dan autokrin.12

Sel-sel mesotel manusia terekspos asbestos dan terakumulasi menyebabkan

kerusakan DNA, manifestasi kerusakan DNA yaitu perubahan basa DNA, apoptosis,

aberasi kromosom. Sifat kimia dan permukaan asbes memegang peranan penting dalam

respons seluler, serat kandungan besi dari permukaan asbes dapat membentuk radikal

bebas yaitu Reactive Oxygen Spesies (ROS) dan Reactive Nitrogen Spesies (RNS).11,12

Aktifasi dari jalur NF-kB distimulasi oleh TNFἀ memungkinkan sel-sel mesotel yang

disebakan asbestos menyebabkan kerusakan DNA untuk membelah diri dari pada mati,

dan jika kerusakan cukup spesifik terakumulasi yang pada akhirnya berkembang menjadi

mesotelioma maligna.11

2

Page 3: Mesotelioma Maligna

B. Simian virus 40 (SV 40)

SV40 adalah virus polyoma yang berasal dari monyet yang telah di identifikasi

pada beberapa tumor manusia dan memiliki kemampuan onkogenik pada manusia.1,13

Beberapa studi telah menunjukan adanya asam nukleat dalam suatu perbandingan

besar pada kasus mesotelioma dan beberapa diantaranya tanpa paparan asbestos yang

jelas.1 Perannya diperkirakan melalui inaktivasi gen supresor tumor yang dikenal sebagai

antigen T SV40 (Tag).1 Tag bersifat mutagenik dan menyebabkan perubahan

kromosom.7 Onkogenitas dari SV40 sudah banyak diamati pada hamster dan 60 %

hamster yang diinjeksikan intrakardial berkembang menjadi mesotelioma dalam 6 bulan

dan jika diinjeksikan intrapleura maka 100% menjadi mesotelioma dalam 3-6 bulan.12

Secara invitro, asbestos meningkatkan transformasi sel mesotel yang dimediasi oleh

VS40, hal ini menunjukkan bahwa asbestos dan SV40 mungkin bersifat ko-karsinogenik

pada mesotelioma.14

3

Page 4: Mesotelioma Maligna

C. Erionite

Diantara perbedaan tipe dari serat mineral, erionite adalah yang paling poten

menyebabkan malignant mesotelioma. Erionite sudah dideteksi pada paru-paru dari

penduduk desa pada beberapa kota di Cappadocia, turki, dimana 50% atau lebih dari

kematian disebabkan oleh malignant mesotelioma.7

D. Radiasi

Terdapat beberapa laporan kasus mesotelioma maligna pada pasien-pasien yang

menerima radiasi pada thorax dan abdomen.7 Pasien-pasien kanker yang diterapi dengan

radioterapi menunjukan peningkatan resiko untuk malignant mesotelioma dan rata-rata

interval antara radioterapi dan kejadian mesotelioma setelah mendapat radiasi 21 tahun

yang lalu. Meskipun kemungkinan adanya keterlibatan asbestos atau faktor lain tidak

dapat disingkirkan pada kasus-kasus tersebut, namun adanya terapi radiasi intensif yang

dilakukan pada beberapa kasus yang dilaporkan tersebut, menjadikan radiasi sebagai

satu-satunya faktor penyebab yang paling mungkin. Penelitian pada tikus mendukung

hipotesa ini, dimana 27 % dari tikus yang di ekspos dengan radiasi menderita

mesotelioma, dan 38 % menderita sarkoma. Laporan dari penelitian tersebut

menyimpulkan bahwa paparan radiasi yang intensif, dapat menyebabkan mesotelioma.7

E. Gen abnormal

Penelitian yang dilakukan oleh Carbone dkk. pada penduduk desa Karain dan

Taskoy di Turki menunjukkan adanya suatu faktor genetik yang menjadi predisposisi

yang mempengaruhi individu sehingga menderita mesotelioma. Pada daerah tersebut 50

% kematian dikaitkan dengan mesotelioma. Besarnya angka kematian akibat

mesotelioma menjadikan wilayah tersebut dikenal sebagai house of death. Hipotesis ini

diperkuat oleh observasi bahwa hanya ditemukan seorang penderita mesotelioma di

Karlik, kota yang berjarak 1,5 mil di sebelah selatan Kappodocia, dan merupakan

penduduk yang berpindah dari Karain karena pernikahan. Carbone bersama Imam Rushd

menyusun silsilah dari beberapa keluarga, kemudian memperoleh hasil analisa bahwa

mesotelioma adalah penyakit genetik yang bersifat autosom dominan. Terdapat

kemungkinan bahwa gen yang mengalami mutasi pada penduduk karain, juga merupakan

gen yang menjadi target bagi karsinogen asbestos dan VS40. Penelitian karyotip dan

analisa komparasi hibrida gen menunjukkan adanya kerusakan gen yang multiple pada

sebagian besar penderita mesotelioma, beberapa diantaranya adalah delesi pada lengan

4

Page 5: Mesotelioma Maligna

pendek (p) kromosom 1,3 dan 9 dan lengan panjang (q) kromosom 6, 13 dan 15. selain

itu, lokus Tumor Supressor Genes (TSG) ditemukan banyak mengalami perubahan pada

mesotelioma.

III. MANIFESTASI KLINIS

Diatas 60 % pasien pasien-pasien dengan malignant pleural mesotelioma mempunyai

keluhan sesak napas, nyeri dada dan efusi pleura, batuk, penurunan berat badan,

kelemahan.6 Gejala-gejala pada stadium lanjut termasuk pneumonia, kaheksia dan anoreksia

disertai kesulitan menelan. Teraba massa pada pemeriksaan palpasi, Bunyi pernapasan yang

menurun, redup pada perkusi karena adanya efusi pleura yang mendasari. Pada ekstremitas

dapat ditemukan adanya jari tabuh.2 Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan eosinofilia,

trombositosis, anemia dari penyakit kronik, kemungkinan defisiensi asam folat dan defisiensi

vitamin B125, pada kasus-kasus yang jarang tumor bertumbuh dan menyebar dan

menyebabkan hemothorax atau sindrom vena cava superior.

IV. DIAGNOSIS

Untuk mendukung diagnosis diperlukan pemeriksaaan sebagai berikut:

A. Foto thoraks.

Foto thoraks yang pertama dilakukan jika seseorang mempunyai gejala-gejala

seperti batuk yang menetap atau ada sesak napas, untuk mengetahui adanya penebalan

pleura, adanya cairan antara kedua paru dan dinding dada atau perubahan dalam paru-

paru itu sendiri sebagai akibat dari paparan asbes15. Hal lain yang dapat ditemukan pada

pemeriksaan foto thoraks adalah destruksi, reaksi periosteal tulang iga (gambar 1), atau

adanya metastase ke limfonodus.16

Metastease ke paru dapat berupa nodul atau penebalan septum interlobularis. Jika

metastase ke hepar, kadang-kadang pada foto thoraks tampak kalsifikasi pada kuadran

kanan atas abdomen.16

5

Page 6: Mesotelioma Maligna

Gambar 1. Mesotelioma type epitelial pada foto thorak, dengan efusi pleura kanan, reaksi periosteal destruksi iga.

B. Computerized Tomography (CT)-Scan.

Gambaran CT scan mesotelioma maligna besifat patognomonis sebagian besar

pasien mengalami efusi pleura dan penebalan pleura (gambar 2), sering digunakan untuk

membantu melihat dan menetapkan posisi yang tepat dari kanker itu sendiri serta dapat

menentukan stadium dari kanker itu sendiri.15 Tumor yang berkembang menginvasi

struktur lokal seperti lemak ekstrapleural, otot interkostal, iga.16 Lima puluh persen

pemeriksaan CT Scan dapat mendeteksi adanya invasi langsung pada mediastinum,

seperti struktur pembuluh darah besar, esofagus, dan trakea.16

Gambar 2. Penebalan pleura difuse pada pemeriksaan CT Scan

C. PET (Positron Emission Tomography)

Pemeriksaan Positron Emission Tomography (PET) yang menggunakan isotop

Fluoro-deoxyglucose (FDG) telah digunakan mengevaluasi kelainan intratorakal,

6

Page 7: Mesotelioma Maligna

termasuk mesotelioma. Selain kelainan anatomis, PET dapat juga memberikan informasi

biolkimia lesi. Sebuah penelitian menunjukan bahwa ambilan FDG oleh mesotelioma

lebih tinggi dibandingkan penyakit pleura jinak. Pemeriksaan PET pada mesotelioma

memiliki sensitifitas 91% dan spesifitas 100%.16

D. MRI (Magnetik Resonansi Imaging)

Beberapa peneliti menganjurkan pemeriksaan MRI untuk mengamati secara lebih

teliti perluasan tumor. MRI memberikan hasil pencitraan yang secara teori dapat dengan

jelas membedakan antara tumor dan jaringan normal. Pada satu penelitian pada 65 pasien

mesotelioma dilaporkan bahwa pemeriksaan MRI dan CT mempunyai akurasi diagnostik

yang hampir sama, berkisar antara 50-65 %.16

V. STAGING

Beberapa sistim stadium untuk mesotelioma sudah digunakan bertahun-tahun lebih

khusus pada primer pleural mesotelioma, adapun sistim staging yang digunakan adalah sistim

Butchart yang utama dibeberapa negara didunia. Sistim ini didasarkan atas deskripsi

sederhana dari luasnya penyakit tanpa memandang tipe histologi yang ada (tabel 1).10

Gambar 3. Tumor-node-metastasis staging for mesothelioma. (Adsapted from Edge S, Byrd DR, Compton

CC, Fritz AG, eds. AJCC Cancer Staging Manual. 7th ed. New York, NY: Springer Publication;

2010. 16).

7

T1a-b, NO, MOIpsilateral pariental pleura, w/o involving visceral pleura (IA) or with involvement of visceral pleura (IB)

S t a g e 1

T2, NO, MOInvolving each ipsilateral pleural surface (parietal, mediastinal, diaphragmatic, visceral) w/ ≥ 1 of following: involving diaphragm muscle or extension into lung parenchyma

S t a g e 2

T1-2, N1-2, MO or T3, NO-3, MOAbove (T1-2) w/ ≥ 1 of following (T3): involve thoracic fascia, mediastinal fat, solitry focus into chest wall, pericardium. Iopsilateral pulmonary/ hilar nodes (N1) ipsilateral mediastinal or sub-cardinal nodes (N2)

S t a g e 3

T4, any N, MO or any T, N3, MO or any T, any N, M1Tumor extension into CW w/ or w/o rib destructions, transdiaphragmatic extension into peritoneum, contralateral pleura extension, mediastinal organs, spine, into myocardium (T4). Contralateral mediatinal, or any supraclavicular nodes (N3) or distant metastates (M1)

S t a g e 4

Page 8: Mesotelioma Maligna

VI. GAMBARAN PATOLOGI

Gambaran makroskopis mesotelioma maligna adalah konsistensi keras, warna keabu-

abuan, melekat pada permukaan pleura parietal dan visceral dengan nodul dan plak yang

terpisah (Gambar 4).

Gambar 4. Gambaran histopatologi mesotelioma malignaError! Bookmark not defined.

Paru dapat tertutupi oleh massa tumor dengan ketebalan yang dapat mencapai 5 cm

atau lebih, selain itu dapat berpenetrasi minimal pada parenkim paru. Hasil otopsi

menunjukkan keterlibatan limfonodus mediastinum pada 70 % pasien. Metastase hematogen

terjadi lebih sering dari yang diduga, khususnya metastase ke hati, paru, tulang dan kelenjar

adrenal.1

Klasifikasi histologi di tunjukan dalam tabel . terdiri dari tiga tipe utama yaitu

epteloid, sarkomatoid dan bifasik.

1. Tipe epiteloid.

Menunjukan pola pertumbuhan sel tumor yang menyerupai mesotelium reaktif tetapi

mencakup pembentukan, tubulus, asinus, papila. Dan tipe ini merupakan 50% dari semua

tipe.

2. Tipe Sarkomatoid

Terdiri dari sel-sel spindel ganas yang menyerupai sarkoma tetapi harus dibuktikan dengan

pemeriksaan imunohistokimia, tipe ini sekitar 16% dari mesotelioma dan mempunyai

prognosis yang buruk dibanding tipe epitelial

3. Tipe Desmoplastik

8

Page 9: Mesotelioma Maligna

Didefinisikan sebagai mesotelioma sarkomatoid lunak lebih dari 50 % hiposeluler.

4. Tipe bifasik mesotelioma

Yang berisi kedua komponen epitelial dan sarkomatoid

VII. IMMUNOHISTOKIMIA MESOTELIOMA

Mesotelioma mungkin menyerupai karsinoma paru yang lebih khusus

adenokarsinoma, dalam banyak kasus mesotelioma tidak dapat dibedakan dari karsinoma

berdasarkan morfologi, masalah diagnostik yang paling utama dalam hal ini adalah

membedakan mesotelioma dari tumor epitelial terutama adenokarsinoma, beberapa penelitian

pada sejumlah besar kasus dengan panel antibodi sebagai penanda untuk membedakan

mesotelioma dari karsinoma telah dilaporkan.

Dalam sebuah studi oleh Ordonez 19 kandidat biomarker immunohistokimia

dievaluasi dari 110 tumor-tumor paru termasuk 60 mesotelioma dan 50 adenokarsinoma.

Dengan demikian daftar dari antibodi-antibodi yang sekarang tersedia dengan sensitifitas dan

spesifitas untuk membandingkan mesotelioma dengan tumor-tumor lain disekitar jaringan

(Tabel 1)

9

Page 10: Mesotelioma Maligna

Tabel 1 Frekuensi dari Hasil Diagnostik Positif Imunohistokimia Berdasarkan Histologi

Ki-6

7*

EGFR

CK5/

6

CK-7

CK20

TTF-

1

p63

CD56

(N-C

AM)

CD57

(Leu

7)

Neu

ron

–Spe

cific

Eno

lase

Chro

mog

rani

n A

CD-1

17 (c

-KIT

)

CEA

Ber-

Ep4

MO

C-31

CD-1

5

TAG

72

Calre

tinin

Podo

paln

in (D

2-40

)

WT1

Sq Ca ++ +++ +++ + - + +++ - ++ ++ - - +++ +++ +++ +++ +++ + + -BAC + +++ - +++ - ++ ++ + ++ ++ - - +++ +++ +++ ++ +++ + - -AdCa ++ ++ - +++ - ++ ++ + ++ ++ - - +++ +++ +++ ++ +++ + - -LCLC ++ +++ - +++ - +++ ++ + ++ ++ - - +++ +++ +++ ++ +++ + - --LCNEC ++ + - +++ - +++ ++ +++ +++ +++ + ++ +++ +++ +++ ++ +++ + - -Carcinoid + - - +++ - +++ + +++ +++ +++ +++ - +++ +++ +++ ++ +++ + - -SCLC +++ - - +++ - +++ ++ +++ ++ +++ ++ +++ +++ +++ +++ ++ +++ + - -Meso ++ - + +++ - - + - - - - - - - - - - +++ +++ +++Met ++ ++ ++ ++ ++ - ++ + ++ + + - +++ +++ +++ +++ +++ + + -

* Level =s of expression as a function of the number of positive tumor cells for a specific marker-, <1 %.+, 1%-25%++, 25%-70%+++, >70

10

Page 11: Mesotelioma Maligna

VIII. PENATALAKSANAAN

Tujuan utama pengobatan adalah mengendalikan penyakit lokal, mengobati gejala dan

mencegah perkembangan dan metastase.17 Secara umum penatalaksanaan mesotelioma

meliputi terapi pembedahan, radioterapi, kemoterapi dan imunoterapi (dalam kombinasi).17

A. Terapi Pembedahan

Terapi pembedahan ditujukan untuk mengurangi gejala penyakit dan

memperpanjang harapan hidup, pembedahan juga ditujukan untuk pasien-pasien

pada stadium 1,2 dan 3.4 Terdapat tiga prosedur yang digunakan yaitu Pleorodesis,

Pleurektomi dan Ekstra pleural pneumektomi.4,17,18

B. Radioterapi

Terapi radiasi terutama diberikan setelah operasi dan bisa juga digunakan untuk

mengobati tumor hemitoraks yang terlibat untuk menurunkan resiko kekambuhan

lokal yang dilaporkan sampai 80%.

Dalam satu studi yang mengevaluasi pemberian dosis tinggi terapi radiasi untuk

mesotelioma menurunkan resiko kekambuhan sampai 13%, radiasi juga dapat

memngurangi nyeri dada. Kelelahan, mual dan iritasi kulit adalah efek samping yang

umum dari terapi radiasi.

C. Kemoterapi

Tidak ada standar regimen kemoterapi untuk pasien-pasien Mesotelioma Maligna

yang tidak dapat dioperasi.19 Kemoterapi dapat memperlambat perkembangan

penyakit tetapi tidak untuk sembuh sempurna.15

Beberapa obat kemoterapi

1. Pemetrexed dan Cisplatin/Carboplatin

Pada tahun 2004,pemetrexed merupakan agen yang pertama yang disetujui

oleh FDA untuk digunakan dan dikombinasi dengan cisplatin untuk terapi

malignan mesotelioma4. Premetrexed adalah antifolat multi target baru yang

menghambat enzim reduktase dihidrofolat, timidilat sintase, ribonukleotida

glicinamid transferase, enzim-enzim ini terlibat dalam sintesis purin dan

pirimidin.4,19 Pemetrexed merupakan senyawa antifolat yang dibawa ke dalam

sel dengan mengurangi folat karier dan menjadi poliglutamat intra seluler.4

Angka harapan hidup dengan pemetrexed dan kombinasi cisplatin adalah 12,1

bulan jauh lebih lama dibandingkan dengan pemberian cisplatin sendiri hanya

9,3 bulan.20 Suplementasi dengan cyanokobalamin 1000 mikro gram intra

11

Page 12: Mesotelioma Maligna

muskular setiap 9 minggu dan 400 mikro gram asam folat setiap hari selama

diterapi dengan pemetrexed dapat menurunkan efek samping yang

berhubungan dengan toksik seprti mual, muntah, febril netropenic, mucositis,

dan diare.4

2. Cisplatin dan Carboplatin.

Merupakan analog platinum yang sudah di pelajari dalam uji klinik sebagai

agen tunggal untuk terapi mesotelioma dan dikombinasi dengan obat-obat

kemoterapi yang lain.4 Efek samping yang sering terjadi seperti mual, muntah,

neuropati perifer, gangguan ginjal.4

3. Gemcitabine.

Adalah anti folat yang memilki aktifitas terhadap keganasan padat dan

hematologi. Pada pemberian monoterapi memiliki tingkat respons 0-7% dan

kelangsungan hidup 4,7-8 bulan. Kombinasi antara gemcitabine dan cisplatin

atau karboplatin mengahsilkan respons rata-rata 12-48%.10

4. Vinorelbine.

Adalah penghambat mikrotubul baik tunggal atau kombinasi dengan agen

lainya. Stabbing dan kawan-kawan memberikan vinorelbine mingguan kepada

63 pasien dengan refrakter mesotelioma atau kasus kambuh dan mendapatkan

tingkat respons 16 % dan kelangsungan hidup 9,6 bulan. Kombinasi

vinorelbine dan cisplatin tingkat respons 30 % dan kelangsungan hidup rata-

rata 16,8 bulan.10

D. Pendekatan terapi baru

Berbagai pendekatan terapi baru pada mesotelioma maligna, secara signifikan dapat

meningkatkan harapan hidup. Pendekatan terapi yang dimaksud antara lain

menggunakan terapi imun dan terapi gen.

1. Terapi imun

Berdasarkan laporan bahwa infiltrasi limfosit ke dalam tumor dalam jumlah

besar dapat meningkatkan angka harapan hidup, maka beberapa kelompok meneliti

terapi imun sebagai alternatif.

Penggunaan pemicu imunitas antitumor dapat meningkatkan survival. Beberapa

terapi imun sistemik yang telah diteliti adalah interleukin-2 (IL-2), dan interferon-

gamma ( IFN-), namun keduanya memiliki efek samping yang kurang baik.

Sedangkan, jika Imunostimulan, seperti GM-CSF (granulocyte-macrophage colony

12

Page 13: Mesotelioma Maligna

stimulating Factor), IL-2, dan IFN-, diberikan secara intrapleura, ternyata

memberikan respon yang signifikan. Hasil yang paling mengesankan diperoleh

dengan penggunaan IFN- intrapleural pada pasien dengan stadium dini (Butchart :

stage I dan II). Penelitian pada 89 pasien yang telah diterapi selama 46 bulan,

memberikan respon pada 20 % pasien. Pada pemeriksaan histologi, 9 % mengalami

respon sempurna dan 10 % respon parsial, dan lebih dari 50 % reduksi ukuran

tumor.21

2. Terapi gen

Peneliti di Universitas Pennsylvania saat ini melakukan penelitian klinis tahap

I terapi gen pada mesotelioma maligna. Ini merupakan terapi gen pertama di

Amerika Serikat. Pendekatan mereka dengan memasukkan secara intrapleural

replication-deficient, recombinant adenovirus ( rAd) yang secara genetis telah

dirancang, berisi gen timidin kinase virus herpes simpleks (herpes simplex virus

thymidine kinase (HSVtk)).

Pendekatan ini diharapkan menghasilkan efek.

Pemberian AdHSVtk kedalam kavum pleura pasien mesotelioma akan

mentransduksi sel tumor untuk mengekspresikan timidin kinase virus, sehingga

lebih peka terhadap antiviral ganciclovir (GCV).

Timidin kinase (tk) virus mirip dengan kinase pada mamalia, , dapat

mengkatalisis produksi GCV-triphosphate (GCV-PPP), suatu toksin sel yang

kuat yang menghambat fungsi DNA polymerase.

Terapi gen telah dilakukan dengan sukses untuk eradikasi tumor mesotelioma

pada binatang. Penelitian pada 21 pasien telah sukses diterapi dengan pendekatan

ini, terutama pada stadium dini.Error! Bookmark not defined. Pendekatan yang sama

dilakukan di Universitas Louisiana, dengan menggunakan gene-modified

(mengandung HSV-TK) ovarian cancer cells yang diikuti dengan pemberian

ganciclovir.21,22.

IX. DIAGNOSA BANDING

Diagnosis banding mesotelioma adalah penebalan pleura dan adenokarsinoma yang

melibatkan pleura.6 Pada tahap dini, mesotelioma dapat memberikan gambaran menyerupai

asbestosis, yaitu adanya plak pada pleura akibat penumpukan deposit serat kolagen.

Penebalan pleura difus yang merupakan respon nonspesifik dari berbagai hal seperti

13

Page 14: Mesotelioma Maligna

inflamasi, trauma, neoplasma, emboli paru, dan radiasi, dimana respon akibat inflamasi dapat

menyebabkan penebalan dan kalsifikasi hingga 2 cm.16

Secara histologi, Adenokarsinoma sukar dibedakan dengan mesotelioma epitel, oleh karena itu dibutuhkan pemeriksaan immunohistokimia untuk membedakan keduanya (tabel 3).

Tabel 3. Differensial diagnosis mesotelioma epitel dengan adenokarsinoma

Dikutip dari : British Thoracic Society Statement. Statement on malignant mesothelioma in

the United Kingdom. Thorax 2001 ; 56 : 260.

X. Prognosis

Prognosis mesotelioma maligna sangat buruk dan dipengaruhi beberapa faktor

termasuk ukuran tumor, stadium tumor, penyebaran tumor, tipe sel, dan apakah tumor

tersebut berespons terhadap pengobatan, kebanyakan pasien-pasien meninggal karena

komplikasi gagal napas dan komplikasi-komplikasi penyebaran lokal. Rata-rata angka

harapan hidup 9-12 bulan dan beberapa dapat mencapai 5 tahun kurang dari 1%.2,9

XI. Ringkasan

Mesotelioma adalah neoplasma yang berasal dari sel mesotel di permukaan pleura, cavum peritonium, tunika vaginalis, atau perikard.

Penyebab terbanyak mesotelioma maligna adalah paparan terhadap asbestos. Sekitar 80 % kasus, dihubungkan dengan paparan asbestos. Krokidolit merupakan tipe yang paling karsinogenik. Selain asbes, akhir-akhir ini mesotelioma dikaitkan pula dengan virus simian 40 (SV40), radiasi dan faktor genetik. Asbestos dan VS40 mungkin menjadi suatu ko-karsinogen pada mesotelioma.

14

Page 15: Mesotelioma Maligna

Secara histopatologi mesotelioma terbagi atas 3 tipe, yakni : tipe epitelial, tipe fibrosarkoma (sarkomatoid) dan tipe campuran, dimana tipe epitel memiliki prognosa yang lebih baik.

Keluhan-keluhan yang dapat terjadi dapat berupa nyeri dada, sesak, batuk, penurunan berat badan, demam, malaise, dan hemoptisis. Gejala fisis yang umum ditemukan adalah pekak paru unilateral, massa teraba pada dinding dada, dan skoliosis.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang, seperti foto toraks, CT-scan, torakosentesis, bronkoskopi, MRI, PET, petanda tumor, dan biopsi.

Penatalaksanaan mesotelioma maligna meliputi terapi bedah, terapi radiasi, kemoterapi.

15

Page 16: Mesotelioma Maligna

DAFTAR PUSTAKA

1. Sterman DH, Litzky LA, Kaiser LR, Albelda SM. Epidemiology and Pathology of Malignant Mesothelioma. 2000

2. McPhee JS, Papadakis MA. Mesothelioma. Current Medical Diagnosis and Treatment. Mc Graw Hill. 2011: 1537-1538

3. Karlinsky JB, King TE. Tumors of the Pleura. Baum’s Textbook Of Pulmonary Diseases. Seventh edition 2004.p: 900-901

4. Chen SE, Pace MB. 2012. Malignant Pleural Mesothelioma. Am J Health-Syst Pharm. Vol 69:377-380

5. Pass HI, Carbone DP, Minna JD, et al. Principles and Practice of Lung Cancer. The official Reference Text of The IASLC. Fourth Edition. 2010: 294-310

6. British Thorasic Society Standards of Care Committee. Statement on malignant mesothelioma in the United Kingdom. Thorax. 2001 ; 56 : 250-265

7. Carbone M, Kratzke RA, Testa JR. The Pathogenesis of Mesothelioma. Seminar in Oncology. 2002 ; 29(1): 3-7

8. Jusuf A, Susanto AD, Ikhsan M, Rasmin M. Kanker Paru Mesotelioma dan Pajanan Di Lingkungan Kerja. Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI- RS Persahabatan Jakarta.

9. Samara D. Asbes Sebagai Faktor Risiko Mesotelioma Pada Pekerja yang Terpajan Asbes. J Kedokter Trisakti. 2002; 21(3) : 91-93

10.Mott FE. Mesothelioma : A Review. The Ochsner Journal. 2012 ; 12 : 70-7911. Ikhsan M, Nurhidayati I, Susanto AD. Kanker paru akibat asbes. Bungai Rampai Penyakit Paru

Kerja dan Lingkungan. Seri 1. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2009 ; 160-17412.Yang H, Testa JR, Carbone M. 2008. Mesothelioma Epidemiology, Carcinogenesis and

Pathogenesis. Curr Treat Options Oncol ; 9 : 2-513.Rascoe PA, Cao XX, Smythe W.R. Molecular Pathogenesis of Malignant Pleural Mesothelioma.

www.intochopen.com : 1-1614.Qi F, Carbone M, Yang H, Gaudino G. Simian Virus 40 Transformation, Malignant Mesothelioma

and Brain Tumors. Expert Rev Respir Med. 2011 ; 5(5) : 683-69715.Weder W. Mesothelioma. Annals of oncology 21 (vii) ; 2010 : 326-33316.Marom EM, Erasmus JJ, Pass HI, Patz EF. The Role of Imaging in Malignant Pleural

Mesothelioma. Seminar in Oncology. Vol 29, No.1. 2002 ; 26-35 17.Ballas MS, Chachoua A, Donington J, Pass HI. Malignant Pleural Mesothelioma – A Current

Review. Malignant Mesothelioma. 2008 ; 60-6218.Zellos LS, Sugarbaker DJ. Multimodality Treatment of Diffuse Malignant Pleural Mesothelioma.

Seminars in Oncology. Vol 29, No.1. 2002 ; 41-5019.Kelly RJ, Sharon E, Hassan R. Chemotherapy and Targeted Therapies for Unresectable Malignant

Mesothelioma. Lung Cancer 73(3). 2011 : 2-420.Thiel VE, P J, Meerbeeck V. European Guidelines for the Management of Malignant Pleural

Mesothelioma. Department of Respiratory Medicine, Ghent University Hospital 120(12). 2010; 505

21.Sterman DH, Litzky LA, Kaiser LR, Albelda SM. Treatment of Mesothelioma. 22.Nowak AK, Lake RA, Kindler HL et al. New Approach for Mesothelioma : Biologics, Vaccines,

16