4
Metabolisme Bilirubin: Bilirubin adalah produk dari eritrosit yang rusak. Kerusakan eritrosit akan menyebabkan keluarnya bilirubin. Bilirubin ini adalah bilirubin tak terkonjugasi yg diikat oleh albumin dan protein yang lain. Kemudian beredar melalui peredaran darah. Setibanya didalam hepar oleh albumin. Kemudian digabung dengan glukoronid sehingga dapat melarut dalam air dan disebut bilirubin terkonjugasi. Melalui kanalikuli, bilirubin terkonjugasi ikut dengan empedu dan masuk ke vesica velea dan duodenum. Dalam duodenum, bilirubin terkonjugasi diubah menjadi urobilinogen, sebagian urobilinogen ini dikeluarkan melalui feses dalam bentuk sterkobilinogen, yang memberi warna pada feses (kecoklatan) dan sebagian direabsorbsi. Setelah itu, setibanya didalam hepar, hepar melepasnya ke dalam darah untuk digunakan kembali, yang lain dikeluarkan melalui urin. (Sherwood) Garam Empedu didaur-ulang melalui sirkulasi enterohepatik. Empedu tediri dari cairan alkalis encer yang serupa dengan sekresi NaHCO 3 pangkreas serta beberapa konstutien organik, termasuk garam- garam empedu, kolesterol, lesitin, dan bilirubin. Konstituen organik

Metabolisme Bilirubin

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bilirubin metabolism

Citation preview

Page 1: Metabolisme Bilirubin

Metabolisme Bilirubin:Bilirubin adalah produk dari eritrosit yang rusak. Kerusakan eritrosit akan menyebabkan keluarnya bilirubin. Bilirubin ini adalah bilirubin tak terkonjugasi yg diikat oleh albumin dan protein yang lain. Kemudian beredar melalui peredaran darah. Setibanya didalam hepar oleh albumin. Kemudian digabung dengan glukoronid sehingga dapat melarut dalam air dan disebut bilirubin terkonjugasi.Melalui kanalikuli, bilirubin terkonjugasi ikut dengan empedu dan masuk ke vesica velea dan duodenum. Dalam duodenum, bilirubin terkonjugasi diubah menjadi urobilinogen, sebagian urobilinogen ini dikeluarkan melalui feses dalam bentuk sterkobilinogen, yang memberi warna pada feses (kecoklatan) dan sebagian direabsorbsi. Setelah itu, setibanya didalam hepar, hepar melepasnya ke dalam darah untuk digunakan kembali, yang lain dikeluarkan melalui urin.

(Sherwood)

Garam Empedu didaur-ulang melalui sirkulasi enterohepatik.Empedu tediri dari cairan alkalis encer yang serupa dengan sekresi NaHCO3 pangkreas serta beberapa konstutien organik, termasuk garam-garam empedu, kolesterol, lesitin, dan bilirubin. Konstituen organik berasal dari aktivitas hepatosit, sedangkan air, NaHCO3, dan garam anorganik lain ditambahkan oleh sel-sel duktus. Walaupun tidak mengandung enzim pencernaan apapun, empedu penting untuk proses pencernaan dan penyerapan lemak, terutama melalui aktivitas garam empedu.

Garam empedu adalah turunan kolesterol. Mereka secara aktif disekresikan ke dalam empedu dan akhirnya masuk ke duodenum besama dengan konstituen empedu lainnya.

Page 2: Metabolisme Bilirubin

Setelah ikut serta dalam pencernaan dan penyerapan lemak, sebagian besar garam empedu direabsorbsi kedalam darah olek mekanisme transportasi aktif khusus yang terdapat di ileum terminal, bagian terakhir dari usus halus. Dari sini garam-garam empedu dikembalikan melalui sistem porta hepatika ke hati, yang kembali mensekresikan mereka ke dalam empedu. Pendaurulangan garam-garam empedu (dan sebagian konstituen empedu lain) antara usus halus dan hati disebut sebagai sirkulasi enterohepatik (entero berarti “usus”; hepatic berarti “hati”) (Sherwood)

Detoksifikasi

Hepar memiliki peranan yang sangat penting dalam detoksifikasi zat-zat endogen dan eksogen. Salah satunya adalah amonia.

Amonia dihasilkan oleh usus besar, karena bakteri. Pada protein menghasilkan amonia. Melalui sirkulasi enterohepatik, hepar melepas amonia dari darah dan mengubahnya menjadi urea sehingga tidak beracun.

Page 3: Metabolisme Bilirubin

Didalam hepar, proses deaminasi terjadi ketika sekelompok amino diambil dari asam amino yang mengakibatkan pembentukan amonia. Selanjutnya, hepar mengubah amonia menjadi urea, melalui urin urea dapat dikeluarkan oleh ginjal. Hepar dapat pula membuat hormon-hormon steroid seperti estrogen, progesteron, testosteron, aldosteron menjadi tidak aktif. Oleh karena itu, penyakit hepar dapat mengakibatkan kadar hormon dalam darah menjadi patologis.

Hepar dapat mendetoksifikasi zat-zat eksogen, seperti obat-obat barbiturat dan beberapa sedatif. Hepar yang sakit tidak dapat mengatasi efek-efek toksik dari obat-obat tersebut.

(Baradero, 2008, EGC. Klien gangguan hati)