48
BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN HORMON Organisme multiseluler memerlukan mekanisme untuk komunikasi antarsel agar dapat memberi respon dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan eksterna dan interna yang selalu berubah. Tubuh manusia merupakan sistem yang bekerja dan menimbulkan usaha. Untuk dapat melakukan kegiatan tersebut dan dapat memberikan reaksi terhadap perubahan eksternal maupun internal diperlukan adanya koordinasi yang tepat diantara organ-organ tubuh. Dalam hal ini, sistem endokrin merupakan suatu sistem yang dapat menjaga berlangsungnya integrasi kegiatan organ tubuh. Sistem Endokrin dan susunan saraf merupakan alat utama dimana tubuh mengkomunikasikan antara berbagai jaringan dan sel. Sistem saraf sering dipandang sebagai pembawa pesan melalui sistem struktural yang tetap. Sistem Endokrin di mana berbagai macam hormon diskresikan oleh kelenjar spesifik, diangkut sebagai pesan yang bergerak untuk bereaksi pada sel atau organ targetnya. 3

Metabolisme Hormon

Embed Size (px)

DESCRIPTION

farmakologi 2

Citation preview

Organisme multiseluler memerlukan mekanisme untuk komunikasi antar sel agar dapat memberi respon dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan eksterna dan interna yang selalu berubah

PAGE 32

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HORMONOrganisme multiseluler memerlukan mekanisme untuk komunikasi antarsel agar dapat memberi respon dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan eksterna dan interna yang selalu berubah.

Tubuh manusia merupakan sistem yang bekerja dan menimbulkan usaha. Untuk dapat melakukan kegiatan tersebut dan dapat memberikan reaksi terhadap perubahan eksternal maupun internal diperlukan adanya koordinasi yang tepat diantara organ-organ tubuh. Dalam hal ini, sistem endokrin merupakan suatu sistem yang dapat menjaga berlangsungnya integrasi kegiatan organ tubuh.

Sistem Endokrin dan susunan saraf merupakan alat utama dimana tubuh mengkomunikasikan antara berbagai jaringan dan sel. Sistem saraf sering dipandang sebagai pembawa pesan melalui sistem struktural yang tetap. Sistem Endokrin di mana berbagai macam hormon diskresikan oleh kelenjar spesifik, diangkut sebagai pesan yang bergerak untuk bereaksi pada sel atau organ targetnya. Kata hormon mempunyai arti senyawa yang merangsang. Istilah hormon diperkenalkan untuk pertama kali pada tahun 1904 oleh William Bayliss dan Ernest Starling untuk menerangkan kerja sekretin yaitu suatu molekul yang dihasilkan oleh duodenum yang merangsang keluarnya cairan pankreas. Kata hormon berasal dari istilah Yunani yang berarti membangkitkan aktifitas. Kemudian konsep hormon berkembang, bahwa :1. Hormon adalah molekul yang dihasilkan oleh jaringan tertentu.

2. Hormon dikeluarkan langsung ke dalam darah yang membawanya ke tempat tujuan.

3. Hormon secara khas merubah kegiatan suatu jaringan tertentu yang menerimanya. (Anna Poedjiadi. Dasar-dasar biokimia)

Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh. Apabila sampai pada suatu organ target, maka hormon akan merangsang terjadinya perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf. Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan waktu panjang. Contohnya pertumbuhan dan pemasakan seksual. Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara hormon dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel.http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0092%20Bio%202-11a.htm

Pada akhirnya hormon mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan:a) Hormon mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan dan ciri-ciri seksual.

b) Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energi.c) Hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam darah.

Hormon juga berarti zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel. Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangt luas.

Selain itu hormon merupakan sejenis bahan kimia yang dihasilkan oleh kelenjar tertentu dalam badan dan dibawa dalam aliran darah ke organ yang lain atau bagian dalam badan untuk menghasilkan tindak balas atau rangsangan yang berkaitan.

Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon yang lainnya mempengaruhi seluruh tubuh. Hormon terdiri atas berbagai macam senyawa yang dapat digolongkan dalam empat kelompok, yaitu:1. Golongan Steroid yaitu merupakan turunan dari kolestrerol.

2. Golongan Eikosanoid yaitu dari asam arachidonat.

3. Golongan derivat Asam Amino dengan molekul yang kecil misalnya Thyroid, Katekolami.

4. Golongan Polipeptida/Protein misalnya Insulin, Glukagon, GH, TSH.

Hormon juga dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat kelarutan molekul hormon yaitu:a) Lipofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak.

b) Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air.

Sedangkan apabila hormon diklasifikasikan berdasarkan lokasi reseptor hormon adalah :1. Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor intraseluler.

2. Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel (plasma membran).

B. HORMON YANG TERLIBAT DALAM METABOLISME NUTRISI DAN AIR Hormon yang teribat dalam karbohidrat1. InsulinAda beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai pulau Langerhans berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon ini berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya akan dirombak menjadi glikogen untuk disimpan. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes. Selain menghasilkan insulin.Gen insulin manusia terdapat pada lengan pendek dari kromoson 11. Insulin disekresikan sebagai preproinsulin. Hormon ini merupakan pengendali tunggal yang paling penting terhadap metabolisme organik. Insulin disintesis dalam pulau-pulau Langerhan pada pankreas dan ditranspor dalam darah menuju sel targetnya.

Insulin dapat bekerja dengan tiga cara untuk mempengaruhi metabolisme yaitu:a) Insulin bekerja pada proses transpor suatu zat yang menyeberangi suatu membran sel.

b) Insulin bekerja untuk meningkatkan pergerakan glukosa ke dalam begitu banyak sel terutama jaringan otot dan adiposa.

c) Insulin mampu mengubah aktivitas atau konsentrasi berbagai enzim intraseluler yang terlibat dalam jalur metabolik karbohidrat, lemak dan protein.

Pada metabolisme karbohidrat, insulin menstimulasi KH sebagai ambilan glukosa oleh begitu banyak sel, anabolisme atau sintesis glikogen dan untuk melakukan glikolisis. Namun insulin juga dapat menghambat katabolisme atau penguraian glikogen, glukogenesis (pembentukan glukosa dalam hati dari zat-zat selain karbohidrat misalnya gliserol dan asam amino). Efek keseluruhan dari proses tersebut adalah penurunan kadar glukosa di dalam plasma dan peningkatan penggunaan dan cadangan glukosa (dalam bentuk glikogen).2. Glukagon

Glukagon merupakan hormon yang juga dihasilkan oleh pulau-pulau Langerhans di pankreas. Tetapi berasal dari tipe yang berbeda dengan sel yang menghasilkan insulin dan di sekresi ke dalam darah untuk transpor dan distribusi.

Glukagon akan mengaktivasi enzim yang pada gilirannya akan mengubah katabolisme karbohidrat, lemak dan protein sedemikian rupa sehingga terjadi efek yang berlawanan dengan yang ditimbulkan oleh insulin.

Glukagon dapat bekerja pada metabolisme karbohidrat untuk menstimulasi katabolisme glikogen (glikogeneis) dalam hati tetapi tidak pada tempat lain yang berfungsi sebagai cadangan utama glikogen terutama pada otot rangka dan juga menstimulasi laju glukogenesis dalam hati. Efek keseluruhan adalah peningkatan kadar glukosa dalamm plasma dan penurunan cadangan glukosa dalam hati.

3. Adrenalin (Epinefrin)

Adrenalin merupakan hormon utama yang di sekresi oleh medula pada masing-masing kelenjar adrenal. Tampaknya, peran paling penting yang dimiliki hormon ini dalam metabolisme adalah untuk menstimulasi sekresi glukogon jika kadar glukosa plasma turun di bawah kadar normalnya, glukoneogenesis secara langsung, glikogenolisis (penguraian glikogen) dalam hati dan otot serta lipolisis dalam jaringan adiposa.

Selain itu, adrenalin juga berperan untuk menghambat sekresi insulin dan ambilan glikosa oleh otot rangka dan pengguna utama glukosa.

Hormon ini memiliki efek yang berlawanan terhadap efek insulin dan serupa dengan efek glukagon. Akibatnya sumber energi beralih menjadi produk lemak. Efek keseluruhan adalah peningkatan konsentrasi glukosa, gliserol dan asam lemak dalam plasma. Respon tersebut sangat penting untuk mempertahankan glukosa sebagai sumber energi pada otak. Adrenalin merupakan suatu hormon yang disekresi terutamam saat seseorang mengalami stress, saat biasanya banyak energi yang dibutuhkan.

Dalam keadaan ketakutan atau dalam keadaan bahaya, produksi adrenalin meningkat sehingga denyut jantung meningkat dan memompa darah lebih banyak. Gejala lainnya adalah melebarnya saluran bronkiolus, melebarnya pupil mata, kelopak mata terbuka lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri.

4. Kortison (Hidrokortison)

Kortison merupakan hormon yang disekresi oleh korteks masing-masing kelenjar adrenal. Hormon tersebut juga dapat mempengaruhi berbagai enzim untuk mengubah status metabolisme senyawa organik untuk mobilisasi asam amino.

Kortisol dapat berperan pada metabolisme karbohidrat yaitu sebagai penstimulasi glukoneogenesis oleh hati, sering meningkatkan laju glukoneogenesis antara 6-10 kali lipat, sebagai penyimpanan glikogen dalam hati, menghambat ambilan glukosa oleh sel dan untuk pemanfaatan glukosa oleh kebanyakan sel dalam tubuh.

Efek keseluruhan adalah peningkatan kadar glukosa dalam plasma. Kortisol merupakan penggunaan glukosa untuk produksi energi pada kebanyakan sel. Hormon ini secara efektif mengalihkan sumber produksi energi dalam kebanyakan sel kepada produk lemak. Pengecualian untuk efek tersebut adalah hati, yang memiliki sangat banyak pasokan baik asam amino maupun lemak dan otak, yang menggunakan simpanan glukosa.5. Hormon tiroid

Dua hormon yang paling signifikan yang diproduksi kelenjar tiroid yang berkaitan dengan metabolisme adalah Tiroksin (T4) dan Triiodotironin (T3). Hormon tersebut dapat mempengaruhi begitu banyak enzim intraseluler dari segi kuantitas yang ada serta kecepatan kerjanya. Hormon ini merupakan satu-satunya determinan yang paling penting tentang laju metabolik basal tubuh, apapun ukuran, usia maupun jenis kelaminnya. Laju metabolik basal (BMR) adalah pengeluaran energi dari seseorang individu dalam kondisi basal. Dengan kata lain, homon tiroid dapat meningkatkan akivitas metabolik hampir semua jaringan dalam tubuh, dengan beberapa pengecualian yang perlu diperhatikan diantaranya otak, paru, limpa, retina dan testis.

Hormon ini dapat mempengaruhi begitu banyak enzim intrasaluler dari segi kuantitas yang ada serta kecepatan kerjanya.Tiroksin dan Triiodotironin dapat bekerja pada metabolisme karbohidrat sebagai stimulasi ambilan glukosa oleh sel, glikolisis, glukoneogenesis, absorpsi oleh saluran gastrointestinal dan sekresi insulin.

Efek keseluruhannya adalah penurunan kadar glukosa dalam plasma. Hormon tiroid menstimulasi penggunaan karbohidrat dan lemak untuk produksi energi sekaligus menyimpan sebagai protein untuk kegunaan lain.

Hormon yang terlibat dalam metabolisme lemak1. Kortisol (Hidrokortisol)

Kortison merupakan hormon yang disekresi oleh korteks masing-masing kelenjar adrenal. Hormon tersebut juga dapat mempengaruhi berbagai enzim untuk mengubah status metabolisme senyawa organik untuk mobilisasi asam amino.

Pada metabolisme lemak, kortisol berperan untuk stimulasi lipolisis dalam jaringan adiposa dan oksidasi asam lemak dalam sel untuk energi.

2. GH (Growth Hormone)

Merupakan hormon pertumbuhan yang mengendalikan pertumbuhan seluruh sel tubuh yang mampu memperbesar ukuran dan jumlah, disertai efek utama adalah pertumbuhan tulang dan massa otot rangka. Mobilisasi simpanan lemak berperan dalam peningkatan mobilisasi lemak dan pemakaian lemak untuk energi.Pengaturan sekresi GH terjadi melaui sekresi 2 hormon antagonis:

a. Stimulus untuk pelepasan

Hormon pelepas hormon pertumbuhan (GHRH) dari hipotalamus dibawa melalui saluran portal hipotalamus-hipoposis menuju hipopisis anterior, tempatnya menstimulasi sintesis dan pelepasan GH. Stimulus tambahan untuk pelepasan GH meliputi stress, malnutrisi dan aktivitas yang merendahkan kadar gula darah, seperti puasa dan olah raga.

b. Inhibisi pelepasan

Sekresi GHRH dihambat oleh peningkatan kadar GH dalam darah melalui mekanisme umpan balik negatif. Somatostotin, hormon penghambat hormon pertumbuhan (GHIH) dari hipotalamus, dibawa menuju hipopisis anterior melalui sistem portal. Hormon ini menghambat sintesis dan pelepasan GH.

Stimulus tambahan untuk inhibisi GH meliputi obesitas dan peningkatan kadar asam lemak darah.

Abnormalitas sekresi GH sebagai berikut:

a. Kerdil (Drowfism), hiposekresi (defisiensi) GH selama masa anak mengakibatkan pertumbuhan berhenti. Hormon pertumbuhan manusia digunakan secara terapeutik dalam kasus drowfism hipopisis.b. Gigantisme. Hipersekresi (sekresi berlebih) GH selama masa remaja dan sebelum penutupan lempeng efifisis yang mengakibatkan pertumbuhan tulang panjang yang berlebihan (gigantisme hipopisis). Jenis sekresi berlebihan ini biasanya disebabkan oleh tumor hipopisis yang sangat jarang terjadi.c. Akromegali. Hipersekresi GH setelah penutupan lempeng efifisis tidak menyebabkan penambahan ukuran tulang panjang, tetapi menyebabkan pembesaran yang tidak propesional. Pada jaringan, penambahan ketebalan tulang pipih pada wajah dan memperbesar ukuran tangan dan kaki.

3. Glukagon

Hormon ini dihasilkan oleh pulau-pulau Langerhans dari pankreas, tetapi oleh tipe sel yang berbeda dengan sel yang menghasilkan insulin dan disekresikan ke dalam darah untuk transpor dan distribusi. Glukagon akan mengaktivasi enzim yang pada gilirannya akan mengubah katabolisme karbohidrat, lemak dan protein sedemikian rupa sehingga terjadi efek berlawanan dengan yang ditimbulkan insulin.

Metabolisme lemak dapat berperan dalam menstimulasi sintesis keton dalam hati ( keton merupakan senyawa yang dibentuk oleh asam lemak dan merupakan sumber energi yang penting untuk jaringan dalam tubuh yang mampu menggunakanya untuk menghasilkan energi), lipolisis (katabolisme lemak dalam jaringan adiposa yang melepas gliserol dan asam lemak ke dalam darah sehingga zat tersebut siap menjadi sumber energi bagi sel lain). 4. Insulin Peran insulin terhadap metabolisme lemak dapat dilihat dari jaringan adiposa dimana insulin menghambat kerja enzim lipase sehingga dapat menghambat terjadinya mobilisasi lemak dari jaringan adiposa atas pengaruh hormon lainnya seperti efinefrin, glukagon, katekolamin, kortisol, GH dan tiroksin. Seorang penderita DM dijumpai adanya peningkatan kadar asam lemak bebas di dalam darahnya yang berjalan paralel dengan naik turunnya kadar glukosa darah, sehingga kadar asam lemak bebas dalam darah dapat dipakai sebagai parameter kemajuan terapi penderita DM di samping kadar glukosa dalam darahnya.5. Efinefrin

Fungsi hormon ini adalah untuk mempersiapkan tubuh terhadap aktivitas fisik yang merespon stress, kegembiraan, cedera, latihan dan penurunan kadar gula darah. Efek efinefrin meliputi frekuensi jantung, metabolisme dan konsumsi oksigen meningkat, kadar glukosa darah meningkat melalui stimulasi glikogenolisis pada hati dan simpanan glikogen otot, pembuluh darah pada darah dan organ-organ viseral berkontriksi sementara pembuluh di otot rangka dan otot jantung berdilatasi. Hormon yang terlibat dalam metabolisme protein1. ACTHACTH meningkatkan sintesis maupun sekresi kortikosteroid oleh korteks adrenal disamping peranan hormon tersebut dalam meningkatkan sintesis protein. Kortikosteroid hal ini meliputi semua kortikosteroid yaitu terdiri dari mineralkortikoid, glukokortikoid dan androgen. ACTH bekerja ditingkat membran dan hormon kortikoid yang disekresi atas pengaruhnya mempunyai hubungan timbal balik dengan ACTH. Struktural senyawa prazat ACTH dan MSH yaitu endorfin dan enkafilin, keduanya merupakan peptida yang memiliki potensi analgesik lebih besar daripada morfin.2. GHGH mempercepat laju sintesis protein pada seluruh tubuh dengan cara meningkatkan pemasukan asam amino melalui membran sel. Hormon ini mengendalikan pertumbuhan seluruh sel tubuh yang mampu memperbesar ukuran dan jumlah, disertai efek utama pada pertumbuhan tulang dan massa otot rangka.

3. Oksitosin

Stuktural oksitosin berupa siklik polipeptida yang terdiri dari 8 asam amino dengan BM 1000. Bersifat memperkuat kontraksi uterus sehingga dibagian kebidanan oksitosin digunakan untuk menginduksi persalinan bayi. Selain itu juga bersifat meningkatkan kontraksi otot polos kelenjar mamae, akibatnya sekresi ASI (air susu ibu) meningkat.

4. InsulinInsulin adalah hormon berstruktur protein dan disintesis dalam tubuh malalui mekanisme yang sama dengan sintesis protein pada umumnya, yaitu oleh ribosom retikulum. Produk akhir yang dihasilkan oleh organel sel ini berupa PRAZAT INSULIN atau PRO INSULIN.Peranan insulin terhadap metabolisme protein yaitu memudahkan transportasi asam amino melalui membran sel jaringan tubuh sehingga memudahkan sintesis protein intraseluler. Insulin meningkatkan pemasukan asam amino ke dalam sel dan menstimulasinya. Hormon yang terlibat dalam metabolisme air

Hormon yang terlibat metabolisme air ini adalah ADH yang disekresi oleh kelenjar hipopisis posterior yang berperan dalam mengatur jumlah air yang melalui ginjal, Oksitosin yang merangsang pengeluaran air susu dari kelenjar mamae, Prolaktin yang dihasilkan oleh kelenjar hipopisis anterior dalam merangsang produksi air susu dan Aldosteron yang terdapat pada korteks adrenal dalam peningkatan reabsopsi natrium dan ekskresi kalium oleh ginjal yang diikuti oleh pengaliran air kembali dalam darah.

C. FUNGSI DARI BEBERAPA HORMON YANG TELIBAT DALAM METABOLISME NUTRISI DAN AIR1. Insulin

Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi dalam sel pankreas, yaitu pada sel-sel Langerhans. Insulin berfungsi sebagai perangsang sintesis enzim-enzim kinase dalam hati misalnya kinase piruvat, glukokinase dan fosfofluktokinase. Di samping itu insulin juga berfungsi sebagai penghambat atau penekan terbentuknya enzim-enzim glukoneogenik, misalnya glukosa-6-fosfatase, fruktosa-1,6-disfosfatase dan karboksilase piruvat. Dengan demikian insulin dapat mengendalikan proses metabolisme karbohidrat dan karenanya kadar glukosa dalam darah orang normal relatif konstan.Sekresi insulin dapat berlangsung secara :

- Sekresi insulin basal: terjadi tanpa adanya rangsangan eksogen . Ini merupakan jumlah insulin yang disekresikan dalam keadaan puasa.

- Sekresi insulin yang dirangsang : sekresi insulin karena adanya respon terhadap rangsang eksogen.

Kekurangan hormon insulin dalam tubuh mengakibatkan penurunan aktivitas enzim dalam proses glikolisis dan dengan demikian kadar glukosa menjadi lebih tinggi dari pada keadaan normal.

Insulin memegang peranan penting dalam metabolisme karbihodrat, protein dan lemak. Bahkan keseimbangan kadar gula darah sangat dipengaruhi oleh hormon ini terutama untuk menurunkan kadar gula dalam darah.

Dalam menurunkan kadar gula darah ini, insulin akan meningkatkan difusi glukosa melalui membran sel di jaringan. Selain efek-efek di atas dari insulin, ada beberapa efek lain yang ditimbulkan oleh hormon tersebut yaitu:

1. Efek pada hati meliputi peningkatan sintesa dan penyimpanan glukosa, menghambat glikogenolisis, glukoneogenesis dan kategonesis serta meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas dalam hati.

2. Efek pada otot meliputi meningkatkan sintesis protein, meningkatkan transportasi asam amino dan meningkatkan glikogenesis.3. Efek pada jaringan lemak meliputi meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas, meningkatkan penyimpanan trigliserida dan menurunkan lipolisis.

Insulin juga mempunyai pengaruh pada metabolisme protein dan asam nukleat diantaranya insulin mempermudah masuknya asam amino ke dalam sel, meningkatkan sintesis protein dalam ribosom dan mempengaruhi mRNA. Insulin juga dapat dirusak oleh enzim insulinase dalam hati.2. Glukagon

Glukagon diproduksi oleh sel-sel Langerhans dalam pankreas. Glukagon juga mempunyai efek yang berlawanan dengan insulin yaitu dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah dengan jalan meningkatkan glikogenolisis dalam hati. Glukagon juga berfungsi mengaktifkan enzim siklase adenin yang mengubah ATP menjadi AMP siklik. Adanya AMP siklik dapat meningkatkan aktivitas enzim fosforilase yang bekerja sebagai katalis dalam proses penguraian glikogen. Selain itu, dalam metabolisme lemak glukagon berperan untuk peningkatan lipolisis atau pemecahan lemak itu sendiri.3. Hormon Adrenokortikoid

Hormon adrenokortikoid diproduksi oleh kelenjar adrenal. Senyawa-senyawa yang terdapat di dalam adrenal korteks yaitu mineralokortikoid yang terutama bekerja pada metabolisme elektrolit atau mineral dan glukorkotikoid yang mempunyai pengaruh terhadap metabolisme karbohidrat. Penurunan volume darah akan merangsang peningkatan sekresi aldosteron yang selanjutnya akan mengembalikan volume dan tekanan darah dalam keadaan normal.4. Hormon Kelenjar TiroidTiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di antara keduanya dapat daerah yang menggenting. Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh. Hormon yang dikeluarkan dari kelenjar tiroid mengandung iodium dan lebih dari setengah jumlah keseluruhan iodium tubuh yang terdapat dalam kelenjar tiroid. Pengeluaran hormon tiroid dipengaruhi oleh persediaan iodium dalam tubuh. Kekurangan iodium dalam makanan dalam waktu panjang mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja keras untuk membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak mengakibatkan kretinisme, yaitu kelainan fisik dan mental yang menyebabkan anak tumbuh kerdil dan idiot. Kekurangan iodium yang masih ringan dapat diperbaiki dengan menambahkan garam iodium di dalam makanan.

Dalam metabolisme protein yang tergantung pada jenis aktivitas yang berjalan dalam tubuh, hormon ini menstimulasi laju anabolisme protein dengan cepat terutama selama fase pertumbuhan dan peningkatan laju katabolisme protein.

Selain itu, Tiroksin dan Triiodotironin juga berperan dalam metabolisme lemak dengan menstimulasi lipolisis, mobilisasi lipid dari jaringan adiposa dan oksidasi asam lemak bebas oleh sel untuk produksi energi.

Selain fungsi-fungsi di atas, tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) juga memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:a. Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 maupun T4 atau keduanya meningkatkan metabolisme karena peningkatan konsumsi oksigen dan produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak, limpa, paru dan testis.b. Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan laju reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya dengan waktu lebih singkat dibanding T4. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat diubah menjadi T3 setelah dilepaskan dari folikel kelenjar.

c. Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang.

d. Mempetahankan sekresi GH dan gonadotropin.

5. Hormon Aldosteron

Hormon aldosteron dihasilkan oleh kortek ginjal yang berlawanan dengan hormon medula dan sangat penting dalam kehidupan. Hormon aldosteron mempunyai fungsi:

Mengekalkan keseimbangan ion natrium dan ion kalsium dalam darah. Penyerapan ion Ca dan ion Na pada tubulus ginjal. Mengawal tekanan osmosis darah melalui penyerapan semula ion natrium.

Memelihara keseimbangan air dan garam dalam darah.Hormon aldosteron berperan sebagai penahan natrium dan air sehingga menyebabkan berkurangnya pengeluaran air kemih, yang pada akhirnya akan meningkatkan volume darah dan tekanan darah kembali normal.

6. Hormon adrenal dan noradrenalin

Hormon ini di sekresi oleh sel-sel kromatin medula adrenal untuk merespon stimulus preganglionik simpatis. Hormon adrenalin bertindak sebagai:

Meningkatkan kadar denyutan jantung dan kadar pernapasan.

Meningkatkan tekanan darah.

Meningkatkan metebolisme badan.

Meningkatkan kadar gula darah dengan merangsang penukaran glikogen pada glukosa.

Meningkatkan efisiensi dari kontraksi otot.

Meningkatkan laju pelepasan asam lemak dari lemak sehingga kadar asam lemak dalam darah meningkat.

Menigkatkan pelepasan ACTH dan TSH dari adenihipopisis kelenjar pituitari.

Apabila kadar glukosa terlampau banyak yaitu lebih daripada jumlah normal, sel-sel Langerhans akan merembeskan lebih banyak hormon insulin dan kadar glukosa dalam darah akan turun sehingga proses ini akan berterusan dan mengakibatkan kadar glukosa dalam darah berada dalam jumlah normal.

7. Hormon Paratiroid

Hormon ini dihasilkan oleh empat kelenjar tiroid yang terletak di sekitar leher. Apabila konsentrasi kalsium darah menurun, kelenjar paratiroid menghasilkan lebih banyak hormon paratiroid dan apabila konsentrasinya meningkat maka kelenjar akan menghasilkan lebih sedikit hormon.

Hormon paratiroid merangsang saluran pencernaan untuk menyerap lebih banyak kalsium dan menyebabkan renal mengaktifkan vit.D. Selanjutnya vit.D menambah saluran pencernaan untuk menyerap kalsium. Hormon paratiroid juga merangsang tulang untuk melepaskan kalsium ke dalam darah dan menyebabkan ginjal membuang sedikit kalsium ke dalam urine.

8. Hormon Pertumbuhan (GH)

Hormon pertumbuhan (GH) diproduksi dan disekresi oleh kelenjar hipopisis anterior (adenohipopisis). Hormon tersebut dapat mempengaruhi metabolisme karbohidrat, lemak maupun protein. Hormon ini dapat bekerja pada metabolisme karbohidrat sebagai penstimulasian glikogenesis dan penghambat ambilan glukosa oleh sel tubuh dan menghambat penggunaan glukosa untuk produksi energi dalam kebanyakan sel tubuh.

Untuk metabolisme lemak, hormon pertumbuhan menstimulasi lipolisis dan pengguanaan asam lemak dalam sel untuk produksi energi (glukoneogenesis). Sedangkan pada metabolisme protein, hormon ini berperan untuk stimulasi transpor asam amino melalui membran sel, sintesis protein dalam semua sel tubuh dan menghambat katabolisme protein sel.

9. Kortison (Hidrokortison)

Kortisol adalah hormon cortocosteroid yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Kortisol sering kali disebut hormon stress karena hormon ini merupakan respon terhadap stress. Hormon ini berhubungan dengan peningkatan gula darah, tekanan darah, penyimpanan lemak, mengurangi sistem kekebalan tubuh dan lain-lain.

Hormon ini memilki fungsi yang sangat penting yaitu :

Memacu pertumbuhan baik pertumbuhan badan maupun pertumbuhan mental atau kecerdasan.

Meningkatkan metabolisme pada umumnya.

Dari fungsi hormon di atas maka dapat di simpulkan bahwa hormon tersebut berperan pada pertumbuhan mental maupun fisik dan kalau kekurangan hormon ini sangat terkait dengan waktu kapan kekurangan hormon itu mulai terjadi.D. MEKANISME KERJA HORMON YANG TERLIBAT DALAM METABOLISME NUTRISI DAN AIRHormon merupakan mediator kimia yang mengatur aktivitas sel/organ tertentu. Dahulu sekresi hormonal dikenal dengan cara di mana hormon disintesis dalam suatu jaringan diangkut oleh sistem sirkulasi untuk bekerja pada organ lain yang disebut sebagai fungsi Endokrin.

Pada umumnya, cara kerja hormon dapat berupa:

1. Menginduksi sintesis enzim transkripsi-translasi pada tingkat inti.

2. Merangsang sintesis enzim pada tingkat ribosom.

3. Mempengaruhi aktivasi enzim secara langsung.

4. Berhubungan dengan transportasi spesifik zat yang melintasi membran.

5. Meningkatkan aktivasi adenilat siklase membran.

Menurut hasil penelitian Sutherland bahwa hal-hal terpenting dalam konsep tentang mekanisme kerja hormon adalah sebagai berikut:

1. Sel mengandung reseptor bagi hormon dalam membran plasma.

2. Penggabungan hormon dengan reseptornya dalam membran plasma dapat merangsang siklase adenil yang juga terdapat dalam membran plasma.

3. Peningkatan aktivitas siklase adenil menyebabkan meningkatkan jumlah AMP siklik dalam sel.4. AMP siklik bekerja dalam sel untuk mengubah kecepatan satu atau beberapa proses. Dari konsep tersebut dapat digambarkan mekanisme kerja hormon serta peranan AMP siklik sebagai berikut :rangsangan

kelenjar endokrin

hormon

membran sel

Adanya rangsangan dari luar maupun dari dalam menyebabkan kelenjar endokrin memproduksi dan mengeluarkan hormon ke dalam plasma darah. Setelah sampai pada sel yang menjadi tujuan, hormon bergabung dengan reseptor dan meningkatkan adenin siklase yang terdapat pada membran.

Aktivitas adenil siklase yang meningkat ini menyebabkan peningkatan pembentukan AMP siklik yang terdapat dalam plasma sel yang dapat mengubah proses di dalam sel tersebut, misalnya aktivitas enzim, permeabilitas dan sebagainya. Keseluruhan proses yang berubah ini dapat terwujud dalam tindakan sebagai jawaban fisiologik atau usaha yang dilakukan manusia. Proses yang bersifat hormonal ini terdiri atas dua tahap yaitu:

1. Pembentukan hormon sampai tiba pada dinding sel atau plasma.

2. Peningkatan jumlah AMP siklik sehingga terjadi pertumbuhan atas proses dalam sel.

Terdapat lima faktor pengatur kerja hormon di dalam tubuh yaitu:

a) Kecepatan sintesis dan sekresi hormon oleh dan dari kelenjar pembentuknya.b) Sistem transpor spesifik yang ada dalam plasma darah.c) Reseptor spesifik yang ada dalam sitosol dan membran sel target.

d) Kadang-kadang memerlukan perubahan ke dalam bentuk yang lebih aktif.

e) Degradasi terakhir terutama yang berlangsung di hati atau ginjal.

Sifat khas hormon adalah keseimbangan dipertahankan sesama kelenjar penghasil hormon yang terdapat di dalam tubuh dengan cara feedback mechanism.Ada beberapa mekanisme kerja hormon yang terlibat pada metabolisme nutrisi dan air diantaranya:

1. Hormon pengatur pencernaan

Adalah hormon yang dihasilkan oleh jaringan endokrin yang terdapat dalam selaput lendir saluran pencernaan. Hormon yang dimaksud yaitu:

a) Gastrin yang merangsang sekresi kelenjar pencernaan lambung. Gastrin dihasilkan oleh sel-sel dalam selaput lendir lambung.

b) Sekretin yang merangsang sekresi kelenjar pankreas. Hormon ini dihasilkan oleh sel-sel dalam selaput lendir mukosa saluran pencernaan.

c) Kolestosistokinin yang merangsang pelepasan cairan empedu dari kantong empedu. Kolestosistokinin dihasilkan oleh sel-sel dalam selaput lendir duodenum.2. Hormon pengatur metabolisme karbohidrat

Hormon-hormon ini diantaranya terdapat dalam pankreas yang merupakan kelenjar penghasil enzim pencernaan. Hormon tersebut dihasilkan oleh sel-sel kelenjar endokrin yang berkumpul sebagai bercak-bercak pulau diantara kelenjar pankreas. Maka kumpulan sel-sel kelenjar endokrin yang tidak memiliki saluran khusus disebut pulau Langerhans.

Di dalam pulau Langerhans, paling sedikit terdapat 2 jenis kelenjar endokrin yaitu:

a) Sel beta menghasilkan hormon insulin yang mengatur glukosa dalam darah.

b) Sel alpa mengandung glukagon yang efeknya berlawanan dengan insulin.

3. Mekanisme haus

Haus adalah keinginan secara sadar untuk mendapatkan asupan air.

a) Pengatur haus.

Haus dikendalikan oleh pusat haus di hipotalamus. Pusat ini mengandung saraf spesifik yang disebut osmoreseptor yang letaknya dekat dengan neuron yang mengsekrsi hormon ADH.b) Stimulus.

Stimulus utama untuk pusat haus adalah peningkatan osmolitas plasma dan menurunkan volume darah.

Peningkatan osmolitas seperti diakibatkan oleh ingesti NaCl mengakibatkan osmoreseptor kehilangan air, mengecil dan berdepolarisasi. Implus memberi rangsangan kortek serebral untuk memulai sensasi haus yang dapat dihilangkan dengan meminum air. Penurunan volume darah dan tekanan darah seperti yang terjadi akibat hemoragi yang dirasakan baroreseptor kardiovaskuler dan implus ditranmisi ke osmoreseptor dalam hipotalamus untuk mengaktivasi mekanisme haus. Juga, pelepasan renin oleh ginjal mengakibatkan produksi angiotensi yang langsung bekerja pada otak untuk menstimulasi sebagai haus.

Mulut dan kerongkongan kering mengakibatkan sensasi haus.

4. Pengaturan hormonal untuk keluaran aira) ADH diproduksi untuk merespon stimulus osmotik dan non-osmotik yang sama dan menyebabkan sensasi haus. ADH mengakibatkan retensi air oleh ginjal dan penurunan keluarn urine.

Peningkatan osmolitas plasma menstimulasi osmoreseptor hipotalamus dan menyebabkan refleksi sekresi ADH. Peningkatan konsentrasi ion natrium dan glukosa plasma merupakan stimulus utama untuk pelepasan ADH.

Penurunan volume darah sekitar 10% - 15% dirasakan oleh osmoreseptor hipotalamus dan mengakibatkan peningkatan produksi ADH.b) Mekanisme renin-angiotensin-aldosteron mengendalikan reabsorpsi ginjal terhadap ion natrium dan ekskresi ion kalium. Angiotensin menstimulasi aldosteron yang disekresi oleh korteks adrenal untuk bekerja pada tubulus kontortus distal agar reabsorpsi natrium meningkat. Karena air secara osmotik mengikuti natrium, maka terjadi retensi air. Peningkatan volume osmolitas akibat retensi air akan menghambat produksi renin.5. Pengaturan metabolisme protein

Pengaturan metabolisme protein ini dapat dilakukan oleh beberapa hormon yang terlibat diantaranya:

a. Hormon pertumbuhan merangsan transpor aktif asam amino ke dalam sel terutama sel otot dan merangsang sintesis protein.

b. Testosteron menstimulasi sintesis protein dalam jaringan. Esterogen juga menstimulasi sintesis protein pada derajat yang lebih kecil.

c. Hormon tiroid meningkatkan laju metabolisme semua sel dan penting untuk sintesis protein serta pertumbuhan.

d. Glukokortikoid berperan dalam menstimulasi katabolisme protein dalam sel selain sel hati dan meningkatkan penggunaan asam amino oleh hati dalam proses glukoneogenesis.

e. Insulin meningkatkan pemasukan asam amino ke dalam sel dan menstimulasi sintesis protein.

6. Pengaturan metabolisme lemak

Hormon yang mengendalikan keseimbangan antara penguraian dan penyimpanan lemak diantaranya:a. Insulin adalah faktor pengendali terpenting dalam meningkatkan aliran glukosa ke dalam sel sehingga glukosa dapat di pakai dsebagai energi.

b. Insulin juga mencegah penguraian lemak dalam sel-sel adiposa melalui penghambatan enzim lipase sensitif hormon yang mengkatalis proses hidrolisis trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol.

c. Sekresi insulin dan glukosa diataur oleh kadar gula darah. Dengan demikian glukosa yang berperan sebagai salah satu regulator lemak.

d. Epinefrin, glukagon, GH, ACTH dan tiroksin merangasang penguraian dan pelepasan asam lemak dari simpanan trigliserida dalam jaringan adiposa.

E. PENGENDALIAN HORMON DALAM METABOLISME NUTRISI DAN AIR

Mekanisme kerja sistem endokrin dikendalikan oleh hipotalamus yaitu suatu organ tubuh yang terletak di bawah otak sebesar biji kacang yang mempunyai sistem saraf tertentu. Hipotalamus mempengaruhi kelenjar pituitari atau hipopisis yang dapat mengeluarkan beberapa macam hormon. Sebagian dari hormon tersebut dapat merangsang kelenjar lain untuk mengeluarkan hormon tertentu. Pengaruh hipotalamus terhadap sistem endokrin dapat digambarkan sebagai berikut :Sistem saraf pusat

Hipotalamus

Faktor pelepas

Pituitari

FSH LH TSH

ACTH

Hormon pertumbuhan

Tiroid

Gonad

Adrenal korteks

Hormon kelamin

Tiroksin KortisonJika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh.Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas-batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon.

Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika mereka merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka hipotalamus dan kelenjar hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi dan mereka berhenti melepaskan hormon. Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada dibawah kendali hipofisa.

Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki fungsi yang memiliki jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan peningkatan sekresi LH dan FSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron pada indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik setiap bulannya. Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadap bioritmik ini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ memberikan respon terhadap semacam jam biologis.

Faktor-faktor lainnya juga merangsang pembentukan hormon.Prolaktin (hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa) menyebabkan kelenjar susu di payudara menghasilkan susu. Isapan bayi pada puting susu merangsang hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak prolaktin. Isapan bayi juga meningkatkan pelepasan oksitosin yang menyebabkan mengkerutnya saluran susu sehingga susu bisa dialirkan ke mulut bayi.

Kelenjar semacam pulau pankreas dan kelenjar paratiroid, tidak berada dibawah kendali hipofisa. Mereka memiliki sistem sendiri untuk merasakan apakah tubuh memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon. Misalnya kadar insulin meningkat segera setelah makan karena tubuh harus mengolah gula dari makanan. Jika kadar insulin terlalu tinggi, kadar gula darah akan turun sampai sangat rendah.

Kadar hormon lainnya bervariasi berdasarkan alasan yang kurang jelas.Kadar kortikosteroid dan hormon pertumbuhan tertinggi ditemukan pada pagi hari dan terendah pada senja hari. Alasan terjadinya hal ini belum sepenuhnya dimengerti.

Kelenjar hipofisis

Kelenjar hipofisis bekerja sebagian di bawah kontrol oleh Hipotalamus yang berasal dari ujung-ujung serabut-serabut saraf hipotalamus dan ditranspor melalui kapiler portal hipofisis dan sebagian lagi di bawah kontrol oleh factor lainnya seperti somatostatin yang dihasilkan oleh sel D pulau Langerhans kelenjar pankreas dan kerjanya sebagai transmitter synapsis atau neuromodulator intra organ. Zat-zat pengatur inipun diatur oleh berbagai neurotransmitters diantaranya dopamine, epinefrin, norepinefrin, serotonin, histamin, asetil kolil, dan GABA (gamma aminobutyric acid). Oleh sebab itulah, pengaturan yang berasal dari hipotalamus atau neuroendokrin memberikan kejelasan kemampuan rangsang neurologis dan psikis seperti terjadi pada stress untuk membangkitkan respons endokrin dan metabolisme.

Adenohipofisis terdiri dari hipofisis anterior dan hipofisis intermedium dan sedangkan neurohipofisis meliputi hipofisis posterior dan infundibulum.

Hipotalamus sebagai pusat tertinggi sistem kelenjar endokrin yang menjalankan fungsinya melalui humoral (hormonal) dan saraf. Hormon yang dihasilkan hipotalamus sering disebut faktor R dan I mengontrol sintesa dan sekresi hormon hipofise anterior sedangkan kontrol terhadap hipofise posterior berlangsung melalui kerja saraf. Pembuluh darah kecil yang membawa sekret hipotalamus ke hipofise disebut portal hipotalamik hipofise.

Hipotalamus sebagai bagian dari sistem endokrin mengontrol sintesa dan sekresi hormon-hormon hipofise. Hipofise anterior dikontrol oleh kerja hormonal sedang bagian posterior dikontrol melalui kerja saraf.A. Hipofisis Anterior

Pada bagian hipofisis ini dijumpai 3 jenis sel, yaitu :

(1) sel kromofob, berada di tengah-tengah jalur sel.(2) sel kromatin, yang berada di luar jalur sel dan dekat pada sinusoid darah yang terdiri dari 2 jenis sel yaitu:

(a) sel eosinofil, yang mengambil warna asam, dan (b) sel basofil, yang mengambil warna basa.1. Hormon-Hormon Hipofisis Anterior

Hipofisis anterior mensekresi hormon-hormon sebagai berikut :

a) Hormon pertumbuhan (GH, growth hormone, somatotropin)Growth Hormone disekresi oleh sel-sel adidofilik hipofisis anterior. Fungsi utamanya adalah merangsang pertumbuhan skelet, visera dan pertumbuhan badan dalam proporsi yang normal. Pengaruh langsung Growth Hormone berupa adanya sedikit pembesaran pada kelenjar kelamin, kelenjar anak ginjal, dan kelenjar tiroid. Pengaruh metabolisme Growth Hormone bersifat :

(1) Meningkatkan anabolisme protein.(2) Diabetogenik yang disebabkan oleh adanya pelepasan glukosa dari hepar dan otot skelet.(3) Ketogenik karena terjadinya mobilisasi lemak dari lemak cadangan atau fat depot sehingga demikian meningkatkan kadar asam lemak bebas di dalam sirkulasi darah. (4) Protein sparing dalam tubuh.b) Hormon tropik

Dengan pengecualian prolaktin dan MSH (Melanocyte Stimulating Hormone), hormon-hormon tropik lainnya berada di bawah pengendalian/kontrol dari kelenjar hipotalamus yang bernama releasing factor atau hypothalamic neurohormone yang berupa senyawa peptida. Sebaliknya, hormon-hormon tropik tersebut memberikan umpan balik terhadap pengontrolnya tadi.

Hormon tropik yaitu hormon yang bekerja pada kelenjar lain sebagai sel target, yaitu:

(a) Prolaktin (PL, hormon laktogenik, hormon luteotropik, LTH).

(b) Gonadotropin, mempengaruhi fungsi dan pematangan testis dan ovarium dan terdiri dari hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone), LH (Luteinizing Hormone), TSH (Thyroid Stimulating Hormone) dan ACTH (Adrenocorticotropic Hormone). Luteinizing Hormone (LH)

Pada wanita, bersifat menstimulasi proses berakhirnya maturasi folikel-folikel Graaf, ovulasi, dan terbentuklah korpus luteum serta menstimulasi sekresi estrogen dan progesteron. Dalam ovarium, LH dapat menstimulasi elemen-elemen non-germinal yang mengandung sel-sel interstitel yang memproduksi androgen, androstendion, DHEA (Dehidroepi androsteron), dan testosteron. Sehingga pada penderita polikista ovarium di mana terjadi over-aktivitas stroma ovarium penghasil androgen tersebut tadi akan mengakibatkan didapatinya maskulinisasi/hirsutisme pada penderita semacam itu.

Pada pria, LH menstimulasi produksi testosteron oleh testis, mempertahankan spermatogenesis serta turut dalam perkembangan organ-organ sekunder yaitu vas deferens, prostat, dan seminal vesikulis.

Follicle Stimulating Hormone (FSH)

Mempengaruhi pertumbuhan folikel-folikel, mempersiapkan folikel terhadap pengaruh LH serta mempengaruhi sekresi estrogen pada wanita dan sedangkan pada pria, FSH berperan pada tingkat permulaan spermatogenesis. Kadar FSH rendah di waktu bayi dan meningkat serta mencapai kadar tertinggi menjelang masa ovulasi pada wanita.

Thyroid Stimulating Hormone (TSH)

Bersifat meningkatkan pertumbuhan kelenjar tiroid serta keaktifan metabolisme umum termasuk oksidasi glukosa, pemakaian O2, sintetis fosfolopid, dan RNA. Selain itu meningkatkan setiap tahapan reaksi sintetis tiroksin termasuk intake iodium, serta pembebasan tiroksin dari tiroglobulin maupun pengikatannya dengan tiroglobulin. Ternyata TSH mengaktifkan adenilat siklase permukaan sel kelenjar tiroid sehingga meningkatkan AMP siklik intrasel kelenjar tiroid.

ACTH (Adreno Cortico Trophic Hormone)

ACTH meningkatkan sintetis maupun sekresi kortikosteroid oleh korteks adrenal di samping peranan hormon tersebut dalam meningkatkan sintetis protein. Kortikosteroid dalam hal ini meliputi semua kortikosteroid yaitu terdiri dari mineralkortikoid, glukokortikoid dan androgen. ACTH agaknya bekerja di tingkat membran, dan hormon kortikoid yang disekresi atas pengaruhnya mempunyai hubungan timbal balik dengan ACTH. Struktural, senyawa prazat ACTH dan MSH yaitu endorfin dan nekafilin, keduanya merupakan peptida yang memiliki potensi analgesik lebih besar dari pada morfin.B. Lobus Intermedius Kelenjar Hipofisis

Lobus ini menghasilkan hormon intermedin, yang berfungsi meningkatkan penempatan melanin oleh melanosit kulit; sehingga dalam hal ini berfungsi sebagai MSH (Melanocyte Stimulating Hormone).

C. Lobus Posterior Kelenjar Hipofisis

Ekstrak lobus posterior kelenjar hipofisis paling sedikit mengandung 2 senyawa yang aktif yaitu vasopressin (pitresin) dan oksitosin (pitosin). Keduanya disimpam dalam kelenjar dalam bentuk terikat neurofisin. Kedua hormon tersebut ditransport ke hati, ginjal dan kelenjar mammae dalam bentuk ikatan dengan protein plasma darah. Half life kedua hormon tersebut dalam plasma darah dalam jangka waktu yang sangat pendek, yaitu selama 1-5 menit.

a) Vasopresin

Memiliki efek vasopressor dan antidiureti (ADH) yang bekerja pada tubulus ginjal dan berhubungan erat dengan proses reabsorpsi air secara fakultatif. Aktivitas ADH yang meningkat dijumpai pada stress (emosi dan fisik), stimulasi listrik, pengaruh senyawa-senyawa asetil kolin, nikotin, dan morfin.

Aktifitas ADH menurun dapat dijumpai pada keadaan yang dipengaruhi epinefrin, alkohol, dan volume darah yang meningkat. Keadaan dimana ADH tidak disekresi, penderita akan mengeluarkan urin sebanyak 30 liter sehari dan penderita semacam ini dikenal sebagai penderita Diabetes Insipidus.

b) Oksitoksin

Bersifat memperkuat kontraksi uterus sehingga di bagian kebidanan oksitosin digunakan untuk menginduksi persalinan bayi. Selain itu juga bersifat meningkatkan kontraksi otot polos kelenjar mammae. Akibatnya sekresi ASI (Air Susu Ibu) meningkat.

Hormon bekerja dalam sistem umpan balik. Loop umpan balik dapat positif atau negatif dan memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas selular. Hormon tidak mengawali perubahan biokimia. Hormon hanya mempegaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai dan melalukan fungsi spesifik. Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormone dari kelenjar lainnya. Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.

Aktivitas endokrin dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh hipotalamus, yang menghubungkan sistem persarafan dengan sistem endokrin. Dalam berespons terhadap input dari area lain dalam otak dan dari hormon dalam dalam darah, neuron dalam hipotalamus mensekresi beberapa hormon realising dan inhibiting. Hormon ini bekerja pada sel-sel spesifik dalam kelenjar pituitari yang mengatur pembentukan dan sekresi hormon hipofise. Hipotalamus dan kelenjar hipofise dihubungkan oleh infundibulum. Hormon yang disekresi dari setiap kelenjar endokrin dan kerja dari masing-masing hormon. Perhatikan bahwa setiap hormon yang mempengaruhi organ dan jaringan terletak jauh dari tempat kelenjar induknya.

Hormon dalam tubuh dapat mengendalikan metabolisme dari beberapa nutrisi dan air yang diperlukan tubuh itu sendiri, diantaranya:1. Pengendalian Metabolisme Karbohidrat

Salah satu faktor penting dalam metabolisme ini ialah kadar gula dalam darah yang relatif konstan. Agar kadar glukosa dalam darah konstan maka pankreas mengeluarkan hormon insulin yang menyebabkan penguraian glikogen menjadi glukosa diperlambat. Sebaliknya apabila kadar glukosa dalam darah rendah, maka glukosa mengeluarkan hormon glukagon yang bekerjanya kebalikan dari insulin yaitu menaikkan kadar glukosa.

Dalam kondisi normal insulin, glukogen dan hormon pertumbuhan ada dalam keadaan keseimbangan sehingga kadar glukosa dalam darah relatif konstan. Tiga macam hormon yang memegang peranan untuk situasi kritis antara lain yaitu adrenalin, kortison dan tiroksin.

2. Pengendalian Keseimbangan Air

Air mempunyai peranan yang penting karena reaksi-reaksi biokimia berlangsung dalam air dan zat-zat yang tidak berguna di keluarkan dalam tubuh antara lain sebagai larutan dalam air misalnya urine.

Apabila kadar air dalam tubuh berkurang maka konsentrasi darah bertambah besar. Saraf penerima dalam hipotalamus mengetahui keadaan ini dan hipotalamus mempengaruhi pituitari sehingga pituitari mengeluarkan hormon antidieuretik atau ADH. ADH berperan untuk menghambat keluarnya air dari ginjal. Hipotalamus juga mempengaruhi ginjal melalui sistem saraf hingga memproduksi renin. Renin menyebabkan terbentuknya angiotensin yaitu suatu polipeptida dalam hati. Hormon ini memperkuat keinginan untuk minum yang telah ditimbulkan oleh hipotalamus dan juga meningkatkan pengeluaran ADH.Adenil siklase

ATPAMP siklik

Fosfodiesterase

AMP Respon fisiologis