21
PEDOMAN PRAKTIKUM METODE DAN KOMUNIKASI ILMIAH DISUSUN OLEH: TIM PENGAJAR NAMA : ………………………………………………….. NIM : ………………………………………………….. KELOMPOK : ………………………………………………….. PROGRAM STUDI AGROTEKTOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA BANGKALAN 2017/2018

METODE DAN KOMUNIKASI ILMIAH - Trunojoyo

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: METODE DAN KOMUNIKASI ILMIAH - Trunojoyo

PEDOMAN PRAKTIKUM

METODE DAN KOMUNIKASI ILMIAH

DISUSUN OLEH:

TIM PENGAJAR

NAMA : …………………………………………………..

NIM : …………………………………………………..

KELOMPOK : …………………………………………………..

PROGRAM STUDI AGROTEKTOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

BANGKALAN

2017/2018

Page 2: METODE DAN KOMUNIKASI ILMIAH - Trunojoyo

ii | Metode dan Komunikasi Ilmiah

TATA TERTIB DI LABORATORIUM

1. Mahasiswa harus datang di Laboratorium 15 menit sebelum praktikum

dimulai.

2. Sebelum melaksanakan praktikum mahasiswa diwajibkan mempelajari

materi yang akan dipraktikumkan.

3. Mahasiswa harus mengikuti semua kegiatan praktikum yang

diselenggarakan di laboratorium.

4. Pada waktu praktikum mahasiswa diharuskan memakai baju/jas

laboratorium

5. Mahasiswa bertanggung jawab atas alat-alat atau bahan-bahan yang

digunakan di dalam praktikum.

6. Waktu praktikum mahasiswa harus bekerja dengan tenang dan penuh

tanggung jawab, dilarang bersendau gurau, ribut, main, merokok dan

makan ataupun minum di Laboratorium.

7. Mahasiswa dilarang melakukan percobaan atau mencoba-coba dengan

bahan-bahan kimia di Laboratorium tanpa seijin asisten yang bertugas.

8. Bila ada kesulitan atau kecelakaan harus segera lapor pada asisten yang

bertugas.

9. Bila mahasiswa memecahkan ataupun merusakkan barang-barang/ alat-

alat laboratorium diharuskan mengganti dengan barang yang sama.

10. Selesai melakukan praktikum setiap mahasiswa diharuskan membuat

laporan sementara.

11. Seminggu setelah laporan sementara, mahasiswa harus menyerahkan

laporan resmi dari percobaan yang telah dilakukan. Keterlambatan

pengumpulan laporan dikenai sangsi pengurangan nilai 2.5% perhari.

12. Sebelum melaksanakan praktikum mahasiswa diwajibkan mempelajari

materi yang akan dipraktikumkan.

13. Penanggung jawab Laboratorium/Asisten berwenang untuk mengambil

tindakan, jika ada mahasiswa yang melanggar peraturan tata tertib di atas.

14. Pelanggaran terhadap tata tertib ini dikenakan sanksi sebagai berikiut :

a. Peringatan atas pelanggaran yang dilakukan.

b. Tidak diijinkan mengikuti praktikum.

Page 3: METODE DAN KOMUNIKASI ILMIAH - Trunojoyo

iii | Metode dan Komunikasi Ilmiah

DAFTAR ISI

TATA TERTIB DI LABORATORIUM ................................................................ ii

DAFTAR ISI iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

PENDAHULUAN vi

PRAKTIKUM 1. OBSERVASI LAPANG PRODUK PASCAPANENError! Bookmark not defined.

Pendahuluan ................................................. Error! Bookmark not defined.

Tujuan Praktikum .......................................... Error! Bookmark not defined.

Metode Pelaksanaan Praktikum .................... Error! Bookmark not defined.

Tugas terstruktur ........................................... Error! Bookmark not defined.

PRAKTIKUM 2. PENGAMATAN LANGSUNG PRODUK PASCAPANENError! Bookmark not defined.

Pendahuluan ................................................. Error! Bookmark not defined.

Tujuan ........................................................... Error! Bookmark not defined.

Alat dan Bahan: ............................................. Error! Bookmark not defined.

Metode .......................................................... Error! Bookmark not defined.

Tugas terstruktur ........................................... Error! Bookmark not defined.

PRAKTIKUM 3. DETEKSI DAN IDENTIFIKASI PATOGEN

PASCAPANEN DENGAN METODE BLOTTER TEST

DAN GROWING ON TEST .... Error! Bookmark not defined.

Pendahuluan ................................................. Error! Bookmark not defined.

Tujuan ........................................................... Error! Bookmark not defined.

Bahan dan Alat: ............................................. Error! Bookmark not defined.

Metode .......................................................... Error! Bookmark not defined.

Tugas terstruktur ........................................... Error! Bookmark not defined.

PRAKTIKUM 4. DETEKSI PATOGEN PASCAPANEN DENGAN

METODE PENCUCIAN BENIHError! Bookmark not defined.

Pendahuluan ................................................. Error! Bookmark not defined.

Tujuan ........................................................... Error! Bookmark not defined.

Bahan dan Alat.............................................. Error! Bookmark not defined.

Metode .......................................................... Error! Bookmark not defined.

Tugas terstruktur ........................................... Error! Bookmark not defined.

PRAKTIKUM 5. PENGENALAN HAMA PASCAPANENError! Bookmark not defined.

Tujuan ........................................................... Error! Bookmark not defined.

Page 4: METODE DAN KOMUNIKASI ILMIAH - Trunojoyo

iv | Metode dan Komunikasi Ilmiah

Bahan dan Alat.............................................. Error! Bookmark not defined.

Metode .......................................................... Error! Bookmark not defined.

Tugas terstruktur ........................................... Error! Bookmark not defined.

PRAKTIKUM 6. PERKEMBANG BIAKAN HAMA PRIMER DAN

SEKUNDER .......................... Error! Bookmark not defined.

Pendahuluan ................................................. Error! Bookmark not defined.

Tujuan ........................................................... Error! Bookmark not defined.

Bahan dan Alat.............................................. Error! Bookmark not defined.

Metode .......................................................... Error! Bookmark not defined.

Tugas terstruktur ........................................... Error! Bookmark not defined.

PRAKTIKUM 7. PREFERENSI MAKAN DAN KESESUAIAN INANG

HAMA PASCAPANEN ........... Error! Bookmark not defined.

Pendahuluan ................................................. Error! Bookmark not defined.

Tujuan ........................................................... Error! Bookmark not defined.

Bahan dan Alat.............................................. Error! Bookmark not defined.

Metode .......................................................... Error! Bookmark not defined.

Tugas terstruktur ........................................... Error! Bookmark not defined.

PRAKTIKUM 8. PENGENDALIAN HAMA GUDANGError! Bookmark not defined.

Pendahuluan ................................................. Error! Bookmark not defined.

Tujuan ........................................................... Error! Bookmark not defined.

Bahan dan Alat.............................................. Error! Bookmark not defined.

Metode .......................................................... Error! Bookmark not defined.

Tugas terstruktur ........................................... Error! Bookmark not defined.

FORMAT LAPORAN ........................................ Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA .......................................... Error! Bookmark not defined.

Page 5: METODE DAN KOMUNIKASI ILMIAH - Trunojoyo

v | Metode dan Komunikasi Ilmiah

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya penulis dapat

menyelesaikan pedoman praktikum “METODE DAN KOMUNIKASI ILMIAH”.

Pentingnya peguasaan komunikasi ilmiah mendorong penulis menyusun

pedoman praktikum ini. Terima kasih penulis sampaikan kepada tim pengajar

dan civitas akademik Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas

Trunojoyo yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian pedoman

praktikum ini.

Buku ini berisi tentang kerangka berpikir ilmiah, pedoman penulisan tugas

akhir, komunikasi verbal, penulisan pustaka, pedoman pembuatan poster dan

komunikasi non-verbal Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

penulisan pedoman praktikum ini. Oleh karena itu, kritik dan saran penulis

harapkan untuk penyempurnaan pedoman praktikum “Metode dan Komunikasi

Ilmiah” edisi berikutnya.

Penulis berharap, semoga buku ini bermanfaat untuk pembelajaran

mahasiswa dan masyarakat luas dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Bangkalan, Februari 2018

Tim Pengajar

Page 6: METODE DAN KOMUNIKASI ILMIAH - Trunojoyo

vi | Metode dan Komunikasi Ilmiah

PENDAHULUAN

Metode dan Komunikasi Ilmiah merupakan mata kuliah yang penting

sebagai dasar dan panduan penulisan ataupun penyajian ilmiah. Setiap

mahasiswa yang mengikuti MK ini diharapkan dapat menguasai teknik

komunikasi dan metode komunikasi ilmiah.

Kemampuan dasar dalam komunikasi ilmiah, seperti komunikasi verbal dan

nonverbal dalam penyajian karya ilmiah menjadi prioritas utama dalam MK ini.

Sehingga diakhir MK ini mahasiswa menguasai teknik komunikasi ilmiah dan

metode penyampaian ilmiah.

“To study, To Finish, and To Publish”

-Benjamin Franklin-

Bangkalan, Maret 2018

Penulis

Page 7: METODE DAN KOMUNIKASI ILMIAH - Trunojoyo

vii | Metode dan Komunikasi Ilmiah

DAFTAR ISI

TATA TERTIB DI LABORATORIUM ................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

PENDAHULUAN ............................................................................................ vi

DAFTAR ISI ........................................................................................... vii

PRAKTIKUM 1 - PENERAPAN METODE ILMIAH ........................................... 1

PRAKTIKUM 2 - PEMERIKSAAN FORMAT SKRIPSI ..................................... 3

PRAKTIKUM 3 - PENULISAN DAFTAR PUSTAKA ......................................... 5

PRAKTIKUM 4 - ANALISIS SIKLUS PENGEMBANGAN ILMU DARI

ARTIKEL ILMIAH ................................................................. 6

PRAKTIKUM 5 - MENYUSUN KERANGKA USULAN PENELITIAN ................ 9

PRAKTIKUM 6 – MENYUSUN POSTER ....................................................... 12

PRAKTIKUM 7 – MENYUSUN SALINDIA (SLIDE) DAN PRESENTASI ........ 14

Page 8: METODE DAN KOMUNIKASI ILMIAH - Trunojoyo

1 | Metode dan Komunikasi Ilmiah

PRAKTIKUM 1 - PENERAPAN METODE ILMIAH

Langkah-langkah metode ilmiah

Mengumpulkan fakta-fakta pendukung (pengamatan, telaah pustaka).

Mengajukan pertanyaan atau mengemukakan masalah penelitian berdasarkan data awal dan pengetahuan sebelumnya.

Mengembangkan hipotesis

Menguji hipotesis; mengumpulkan data (melalui percobaan, survei, dll.)

Menganalisis data.

Menafsirkan data.

Memastikan atau menolak hipotesis.

Menyebarluaskan hasil penelitian Kriteria metode ilmiah: Dapat diuji orang lain dengan hasil yang sama karena - objektif - bebas dari bias personal maupun kultural - transparan Dapat dipercaya - dapat membedakan opini dan pengetahuan - pengetahuan didukung fakta Pasti dan akurat - Dengan definisi yang jelas dan dibantu alat yang tepat diperoleh informasi yang benar Koheren dan terstruktur Ilmu adalah informasi yang terorganisasikan dengan baik bukan hanya

koleksi informasi tetapi merupakan fakta yang berhubungan satu sama lain. Komprehensif Ilmu mencakup informasi yang luas, pembahasan dikaitkan dengan konteks

yang lebih luas, tidak hanya terbatas pada materi yang diteliti. Materi Praktikum:

Bahan yang digunakan adalah skripsi yang digunakan pada praktikum

pemeriksaan format skripsi. Pekerjaan dilakukan secara berkelompok @2

orang yang duduk berdekatan.

Bagian skripsi yang perlu diperiksa adalah pendahuluan, bahan dan metode,

serta hasil dan pembahasan. Dilampirkan dalam pengumpulan hasil praktikum

Bab pendahuluan, subbab latar belakang:

- apakah fakta pendukung umumnya sudah memadai? (misal: menjelaskan

pentingnya OPT yang diteliti dengan disertai data kuantitatif; bila pentingnya

komoditas juga dijelaskan, apakah disertai data arti ekonomi dalam skala

makro, seperti data produksi atau nilai ekonomi, bukan hanya manfaat

dalam kehidupan sehari-hari). Bila fakta pendukung umum belum memadai,

apa yang perlu ditambahkan.

- apakah landasan meneliti aspek yang diteliti (fakta pendukung khusus)

sudah dijelaskan secara memadai? (mengapa memilih subjek penelitian

Page 9: METODE DAN KOMUNIKASI ILMIAH - Trunojoyo

2 | Metode dan Komunikasi Ilmiah

yang terkait dengan judul dan tujuan penelitian). Bila fakta pendukung

khusus belum memadai, apa yang perlu ditambahkan.

- berdasarkan latar belakang tersebut, tuliskan pertanyaan ilmiah atau

rumusan masalahnya dan hipotesisnya.

Bagian bahan dan metode:

- apakah metode penelitian memenuhi kriteria (1) dapat diuji orang lain dengan hasil yang sama karena, (2) dapat dipercaya, serta (3) pasti dan akurat (termasuk penjelasan asal dan spesifikasi bahan-bahan penelitian; metode dikemukakan secara terperinci sehingga orang lain dapat menguji ulang percobaan tertentu dengan mudah; metode dari orang lain disertai pustaka sehingga dapat dipercaya dan akurat; rancangan penelitian dan analisis data sudah tepat, dll.)

- apakah metode penelitian sesuai dengan tujuan penelitian?

Bagian hasil dan pembahasan:

- apakah hasil penelitian dikemukakan secara koheren dan terstruktur?

- apakah pembahasan dikaitkan dengan konteks yang lebih luas?

Contoh:

- skripsi lengkap tentang pupuk organic cair dan Gliocladium

Hasil review:

- Pada bagian latar belakang, uraian tentang pentingnya komoditas (fakta

pendukung umum) terlalu panjang tetapi tidak disertai data kuantitatif. Alasan

memilih pupuk organik cair dan Gliocaldium (fakta pendukung khusus) tidak

dijelaskan secara spesifik.

- Pada bagian bab bahan dan metode:

* spesifikasi bahan percobaan (pupuk cair, Gliocladium, dan kultivar kakao)

tidak dijelaskan.

* landasan pemilihan dosis pupuk cair dan Gliocladium tidak dijelaskan.

* prosedur percobaan sudah diuraikan secara terperinci

* rancangan percobaan dan analisis data sudah sesuai.

- Pada bagian bab hasil dan pembahasan:

* hasil sudah dikemukakan dengan urutan yang logis, tetapi ada data yang

sama yang dikemukakan sekaligus dalam bentuk tabel dan gambar

* pembahasan tidak membahas hasil tetapi lebih bersifat seperti tinjauan

pustaka (kutipan yang bersifat teori dari pustaka) (kurang koheren) dan tidak

dikaitkan dengan konteks yang lebih luas (kurang komprehensif).

Page 10: METODE DAN KOMUNIKASI ILMIAH - Trunojoyo

3 | Metode dan Komunikasi Ilmiah

PRAKTIKUM 2 - PEMERIKSAAN FORMAT SKRIPSI

Metode: periksa skripsi berdasarkan panduan penulisan ilmiah FP, UTM. Periksalah dengan cermat contoh skripsi di hadapan Saudara dari segi kesesuaian format dengan ketentuan yang berlaku sekarang. Tidak perlu membahas isinya. A. Pengetikan Umum

Perihal Hal-hal yang perlu disesuaikan

Penyesuaian

Jenis kertas

Batas-batas pengetikan

Spasi

Posisi awal paragraf

Jenis huruf

B. Bagian-bagian skripsi

Bagian Halaman Hal-hal yang perlu

disesuaikan Penyesuaian

Bagian pembuka

Halaman sampul

Halaman judul depan

Abstrak

Abstract

Halaman hak cipta

Halaman judul dalam

Halaman pengesahan

Prakata

Daftar isi

Daftar tabel

Daftar gambar

Daftar lampiran

Tubuh tulisan

Pendahuluan

Tinjauan pustaka

Page 11: METODE DAN KOMUNIKASI ILMIAH - Trunojoyo

4 | Metode dan Komunikasi Ilmiah

Bahan dan metode

Hasil dan pembahasan

Kesimpulan dan saran

Bagian akhir

Daftar pustaka

Lampiran

Riwayat hidup

Page 12: METODE DAN KOMUNIKASI ILMIAH - Trunojoyo

5 | Metode dan Komunikasi Ilmiah

PRAKTIKUM 3 - PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Di laboratorium komputer disediakan bahan pustaka yang masing-masing terdiri atas 13 jenis pustaka yang berbeda:

1) Buku yang nama penulisnya dicantumkan 2) Buku yang nama penulisnya tidak dicantumkan atau dengan

lembaga sebagai pengarang 3) Buku terjemahan 4) Artikel jurnal (bentuk cetak) 5) Artikel jurnal dari internet 6) Artikel dalam penerbitan berseri (penulisan pustaka seperti artikel

jurnal) 7) Artikel (nama penulis dicantumkan) dalam buku dengan editor 8) Artikel dalam prosiding pertemuan ilmiah 9) Abstrak 10) Skripsi 11) Artikel surat kabar 12) Peraturan perundangan 13) Paten

Mahasiswa dibagi dalam 2 kelompok sesuai susunan komputer di lab komputer, yaitu kelompok (lorong) utara dan selatan atau berdasarkan kelompok sebelumnya. Untuk tiap kelompok disediakan 1 set bahan pustaka tersebut di atas, dan mahasiswa dalam tiap kelompok secara bergantian menggunakan bahan pustaka tersebut. Setiap mahasiswa ditugasi menyusun pustaka-pustaka di atas dalam bentuk daftar pustaka atas (tugas perorangan), sesuai format dan ketentuan yang berlaku (format FP, UTM), termasuk format pengetikannya. Pada bagian atas ditulis DAFTAR PUSTAKA sesuai format yang berlaku.

Page 13: METODE DAN KOMUNIKASI ILMIAH - Trunojoyo

6 | Metode dan Komunikasi Ilmiah

PRAKTIKUM 4 - ANALISIS SIKLUS PENGEMBANGAN ILMU DARI

ARTIKEL ILMIAH

Metode: Carilah artikel dengan topic yang paling anda minati Analisis siklus pengembangan ilmu dari artikel ilmiah saudara. Contoh:

Khazanah Ilmu (Landasan Awal):

a. Banyak bakteri gram negatif telah diketahui menggunakan sinyal N-acyl homoserine lactone (AHL) untuk memonitor kerapatan populasi dan mengkoordinasi regulasi gen yang disebut quorum sensing (QS).

b. Chromobacterium violaceum CV026 telah diidentifikasi sebagai bakteri yang meregulasi quorum sensing dengan menggunakan sinyal AHL.

c. Beberapa bakteri patogen tumbuhan meregulasi faktor virulensi melalui sistem QS yang dimediasi oleh sinyal AHL, misalnya ekstraseluler enzim yang diproduksi oleh Pectobacterium carotovorum subsp. carotovorum dan toxin yang dihasilkan oleh Burkholderia glumae.

d. Pertama kali anti-QS ditemukan berasal dari makroalga Delisea pulchra yang menghasilkan senyawa furanon

e. Komponen furanone alami dan turunan buatan ditemukan mampu menghambat QS secara in vitro maupun in vivo.

f. Azithromycin merupakan antibiotik penghambat pertumbuhan Chromobacterium violaceum CV026.

g. Pengujian patogenisitas Pectobacterium carotovorum subsp. carotovorum dapat dilakukan dengan cara menginokulasi bakteri tersebut pada kentang dan selanjutnya diamati terjadinya maserasi jaringan.

Peramalan/Hipotesis: Kemungkinan ada beberapa spesies tumbuhan di China, seperti:

Clerodendron cyrtophyllum, Gentiana scabra, Lonicera japonica (stem,

Page 14: METODE DAN KOMUNIKASI ILMIAH - Trunojoyo

7 | Metode dan Komunikasi Ilmiah

Liriope spicata, Andrographis paniculata, Forsythia suspense, Senecio scandens, Taraxacum mongolicum, Isatis tinctoria, Pulsatilla chinensis, Sophora flavescens, Lonicera japonica (flawer, Scutellaria baicalensis, yang mungkin dapat menghambat sistem QS bakteri.

Pengujian (metode):

a. Penyiapan isolat dan ekstrak bahan tanaman yang akan diuji. Tanaman yang digunakan adalah Clerodendron cyrtophyllum, Gentiana scabra, Lonicera japonica (stem, Liriope spicata, Andrographis paniculata, Forsythia suspense, Senecio scandens, Taraxacum mongolicum, Isatis tinctoria, Pulsatilla chinensis, Sophora flavescens, Lonicera japonica (flawer, Scutellaria baicalensis. Semua bahan tanaman dikeringkan dalam oven 35 oC selama 72 jam. Tepung kering dari tanaman diekstraksi dengan dua bahan ekstraksi, yaitu air dan etanol. Hasil ektrasi kemudian digunakan dalam pengujian anti QS.

b. Strain bakteri Chromobacterium violaceum CV026 digunakan untuk menguji aktifitas anti QS, dengan ditambah suplemen N-hexanoil homoserine lactone (C6-HSL) untuk menginduksi violacein dan dikulturkan dalam LB diinkubasi 30 oC aerob, selama semalam. Isolat E. coli ditumbuhkan pada LB dan diinkubasi pada 37 oC dengan di-shaker 180 rpm semalam.

c. Skrening ekstrak tanaman yang efektif dilakukan dengan cara mengamati aktifitas penghambatan anti QS yang ditandai dengan zona penghambatan. Pengujian anti QS dilakukan dengan dikulturkan dua lapis (dual layer).

d. Pengujian anti bakteri dengan menggunakan ekstrak tanaman dilakukan dengan cara menambhkan ekstrak tanaman sebanyak 3 ml ke dalam LB yang mengandung bakteri Pectobacterium carotovorum subsp. carotovorum dan E. coli dengan OD600=0.1.

e. Pengujian kemampuan ektrak tanaman dalam menghambat penyakit busuk lunak pada potongan kentang dilakukan dengan cara kentang yang telah dipotong dan disterilkan diinokulasi dengan Pectobacterium carotovorum subsp. carotovorum 20 µl dan ektrak tanaman 20 µl. setelah itu diikubasi pada suhu 37 oC. kemudian diamati perkembangan busuk lunak yang muncul pada kentang.

Fakta (data):

a. Tidak ada efektifitas penghambatan QS dalam pembentukan pigmen ungu Chromobacterium violaceum CV026 oleh ekstraksi dengan air dari semua tanaman yang diuji

b. Penghambatan QS terbesar dari ekstrak tanaman yang diuji terhadap pembentukan pigmen ungu yaitu ekstrak etanolik dari Scutellaria baicalensis.

c. Ektrak etanolik Scutellaria baicalensis tidak mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Pectobacterium carotovorum subsp. carotovorum dan E. coli, hanya mengganggu sistem QS

d. Ektrak etanolik Scutellaria baicalensis mampu mengurangi gejala busuk lunak pada kentang yang diinokulasi dengan Pectobacterium carotovorum subsp. carotovorum setelah inkubasi 24 jam pada suhu 37oC. Hal ini ditandai dengan maserasi jaringan kentang yang lebih ringan dibandingkan dengan perlakuan air dan etanol 70%.

Page 15: METODE DAN KOMUNIKASI ILMIAH - Trunojoyo

8 | Metode dan Komunikasi Ilmiah

Khasanah Ilmu (baru) a. Ekstrak etanolik Scutellaria baicalensis mampu menghambat sistem QS

dan dapat dimanfaatkan dalam pengembangan sistem pengendalian bakteri patogen tumbuhan dengan cara mengambat sistem QS Chromobacterium violaceum CV026.

b. Ekstrak etanolik Scutellaria baicalensis mempunyai penghambatan QS paling tinggi jika dibandingkan dengan ekstrak tanaman lain yang diuji

c. Ekstrak air dari semua tanaman tidak menunjukkan aktivitas penghambatan QS Chromobacterium violaceum CV026.

Page 16: METODE DAN KOMUNIKASI ILMIAH - Trunojoyo

9 | Metode dan Komunikasi Ilmiah

PRAKTIKUM 5 - MENYUSUN KERANGKA USULAN PENELITIAN

Metode:

- Tentukan topik penelitian yang saudara inginkan - Cari beberapa artikel/rujukan terkait topik yang anda pilih - Susun kerangka usulan seperti contoh berikut

Contoh

EKSPLORASI, EKSTRAKSI DAN KLONING GEN LAKTONASE SEBAGAI PENEKAN VIRULENSI R. solanacearum

A. Kerangka Usulan Penelitian (a) Latar Belakang

Tomat merupakan salah satu komoditas hortikultura yang penting di Indonesia. Produksi tomat nasional tahun 2013 mencapai 441,250 ton (BPS 2013). Produktivitas tomat menurun dari tahun 2012 ke tahun 2013 hingga 5.02%. Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura

Penyakit penting pada tanaman tomat yaitu: hawar daun (Phytophtora infestans), bercak daun (Alternaria solani), layu verticillium (Verticillium sp), damping off (Phytium sp), penyakit bintil akar (Meloidogyne sp) dan penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum), serta beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain penyakit keriting, mosaic, dan tali sepatu (shoes-string) (Doolittle et al 1961, Meidiantie 1985).

Ralstonia solanacearum merupakan salah satu OPT penting pada tanaman tomat. Kehilangan hasil yang diakibatkan oleh serangan R. solanacearum ialah sebesar 5-100% (Nurjanani 2011)

Pengendalian yang telah dilakukan adalah penggunaan varietas yang resisten, rotasi tanaman, penggunaan bakterisida, dan penggunaan agens hayati (Tahat dan Sijam 2010).

Namun, pengendalian R. solanacearum masih belum efektif karena patogen ini mempunyai kisaran inang yang luas dan adanya inang alternatif (Moffett dan Hayward 1980, Hayward 1986).

Faktor virulensi R. solanacearum ekstraseluer polisakarida I, sistem sekresi tipe III dan effektor, motilitas, enzim pendegradasi dinding sel, dan sistem sekresi tipe II (Meng 2013) Quorum sensing berperan dalam produksi faktor virulensi, misalnya enzim degradasi dinding sel. Ekpresi autoinduksi SolI/SolR diregulasi oleh phcA Beberapa faktor virulensi diinduksi oleh sinyal dalam quorum sensing oleh signal molekul homoserine lactone yaitu N-octanoyl-HSL(C8-HSL) (Conwey dan Greenberg 2001).

Beberapa bakteri telah diketahui menghasilkan enzim laktonase yang mampu mendegradasi cincin lactone.

Potensi penurunan virulensi dengan penghambatan QS menggunakan enzim laktonase menjadi peluang pengendalian R. solanacearum.

Laktonase sebagai enzim pendegradasi signal AHL sebagai model pengendalian Ralstonia solanacearum (b) Perumusan Masalah

Page 17: METODE DAN KOMUNIKASI ILMIAH - Trunojoyo

10 | Metode dan Komunikasi Ilmiah

Pengendalian penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh R. solanacearum masih belum efektif dan efisien. Mekanisme infeksi dan faktor virulensi telah diketahui. Diantaranya diinduksi sitem quorum sensing oleh sinyal homoserine lactone. Beberapa bakteri telah diketahui menghasilkan laktonase. Sehingga ada potensi diperoleh isolat penghasil laktonase, isolasi gen laktonase dan rekontruksi gen pada vektor ekspresi sebagai peluang pengendalian R. solanacearum dengan menurunkan virulensi, (c) Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meksplorasi bakteri penghasil laktonase, memperoleh isolat penghasil laktonase, memperoleh gen laktonase, mengkonstruksi gen laktonase pada plasmid pMD18-T, memperoleh isolat E. coli transforman yang mengandung plasmid pMD18-T, dan mengetahui tingkat penekanan produksi EPS dan virulensi R. solanacearum. (d) Hipotesis

Diperoleh isolat penghasil laktonase, mengisolasi gen laktonase, merekontruksi gen laktonase pada plasmid pMD18-T, dan potensi laktonase dalam penekanan virulensi R. solanacearum (e) Metode

Tempat danWaktu Pelaksanaa Penelitian akan dilaksanakan mulai bulan Agustus 2014 sampai Februari

2014 di Labolatorium Bakteriologi Tumbuhan, IPB.

Alat dan Bahan Alat yang digunakan mesin PCR, incubator, mesin elektroforesis, UV transluminator, cawan petri, tabung reaksi, pipet, tip, spektrofotometer. Bahan Chromobacterium violaceum CVO26 (, E. coli DH5α, plamid pMD18-T (Fermentas), antibiotik ampisilin, media TSA, NA, benih tomat dan tembakau.

Metode

- Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil bagian rhizosfer sekitar tanaman tomat sehat dan bagian tanaman tomat sehat (akar, batang, daun)

- Isolasi bakteri dilakukan dengan metode pengenceran berseri dan pencawananan pada media nutrient agar/NA, luriia agar/LA, dan triptic soy agar/TSA.

- Seleksi isolat penghasil laktonase dilakukan dengan pengujian kultur ganda antara isolat hasil isolasi dengan Chromobacterium violaceum CVO26.

- Identifikasi Bakteri dilakukan dengan cara suquensing 16S rRNA kemudian dianalisis menggunakan basic local alligment sequens tools/BLAST.

- Isolasi gen laktonase dilakukan dengan cara ektraksi genom kemudian dilanjutkan dengan PCR menggunakan sepasang primer, yaitu primer aiiA1 dan aiiA2.

- Konstruksi gen laktonase pada plamid pMD18-T dilakukan dengan cara ligase gen laktonase pada plasmid pMD18-T.

- Konfirmasi transformasi dilakukan dengan cara PCR koloni, restriksi dengan enzim XhoI dan EcoRI.

- Potensi penghambatan EPS dan penurunan virulensi dilakukan dengan mengukur nilai degradasi EPS dengan spektrofotometer, sedangkan penekanan virulensi dapat dilihat dari penampakan gejala pada tanaman tembakau dan tomat.

Page 18: METODE DAN KOMUNIKASI ILMIAH - Trunojoyo

11 | Metode dan Komunikasi Ilmiah

(f) Daftar Pustaka [BPS]. 2013. Produksi hortikultura Indonesia. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.

Diunduh pada tanggal 24 April 2014. Tersedia pada: http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1&id_subyek=55&notab=70.

Conway BA, Greenberg EP. 2001. Quorum sensing signal and quorum sensing gen in Burkholderia vietnamensis [notes]. J Bacteriol. 184(4):1187-1191.

Doolitttle SP, Taylor AL, Danielson LL. 1961. Tomato disease and their control. Agricultural research. USDA (US): United States Department of Agriculture,hal. 86.

Meidiantie D. 1985. Pengamatan penyakit penting pada tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill) di pertanaman rakyat kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Nurjanani. 2011. Kajian pengendalian penyakit bakteri Ralstonia solanacearum menggunakan agens hayati pada tanaman tomat. J Superman.11(4):1-8

Tahat MM, Sijam K. 2010. Ralstonia solanacearum: the bacteria wilt causal agent. Asian J Plant Dis. 4: 385-393

Page 19: METODE DAN KOMUNIKASI ILMIAH - Trunojoyo

12 | Metode dan Komunikasi Ilmiah

PRAKTIKUM 6 – MENYUSUN POSTER

Poster: penyampaian kombinasi informasi visual dan verbal: ilustrasi, teks, dan penjelasan lisan. Unsur-unsur poster:

Komunikasi melalui kekuatan visual & verbal. Kombinasi komunikasi visual & lisan serta komunikasi tulis;

keseimbangan antara unsur-unsur visual, lisan, & tertulis. Alat komunikasi dasar:

- teks - jenis & ukuran huruf - warna & kualitas fisik - bentuk & pengaturan bagian-bagian poster - penyajian data (tabel, gambar, foto)

Pemirsa: Peduli pada pemirsa: poster harus menarik dan terbaca dari jarak 1-2 m. Pemirsa mungkin harus mengerjakan banyak hal lain. Kebiasaan pemirsa poster: berhenti, membaca, dan pergi lagi dalam waktu

90 detik atau kurang. Tiga kelompok pemirsa: - Rekan sejawat yg mengetahui pekerjaan kita sehari-hari. - Mereka yg bekerja di bidang yg sama tetapi dengan bidang kekhususan yg

berbeda. - Mereka yg bidangnya tidak banyak atau tidak ada hubungannya dgn

pekerjaan kita. Ciri-ciri poster yang baik - Ringkas dan disusun dengan jelas - Sederhana dgn pokok bahasan yg jelas - Terbaca dari jarak 1-2 m - Menarik dan menyenangkan Penyajian Jenis dan ukuran huruf Judul poster & teks masing-masing harus terbaca dari jarak 5-10 m dan 1-2 m. Ukuran huruf: - judul 90-144 pt - judul bagian: 30-90 pt - judul subbagian: 30-60 pt - teks 16-30 pt. Warna dan kualitas fisik

- Latar belakang/bingkai bagian-bagian poster: warna gelap – biru tua, coklat tua, warna tanah, hijau tua, abu-abu, atau bermotif gambar tertentu.

- Warna teks dan ilustrasi: diserasikan sedemikian sehingga memiliki kontras yg baik dg latar belakangnya.

- Variasi warna: untuk menunjukkan bagian yg berbeda dari poster. - Bahan landasan poster: papan poster (cara tradisional) atau kertas

mengkilap khusus untuk poster (dicetak dgn printer).

Page 20: METODE DAN KOMUNIKASI ILMIAH - Trunojoyo

13 | Metode dan Komunikasi Ilmiah

Contoh format poster tegak

Contoh format poster landskap Tugas: buatlah poster dari artikel ilmiah yang saudara pilih sesuai dengan topik yang ada inginkan pada praktikum sebelumnya.

Page 21: METODE DAN KOMUNIKASI ILMIAH - Trunojoyo

14 | Metode dan Komunikasi Ilmiah

PRAKTIKUM 7 – MENYUSUN SALINDIA (SLIDE) DAN PRESENTASI

Teknik/pedoman penyusunan salindia (slide): Siapkan bahan pada waktu yg tepat. Mengetahui waktu yg tersedia untuk penyajian

Penyajian 20 menit ≈ 2000 kata (≈ 8 halaman ketikan spasi rangkap). 14–16 salindia. 4–6 pokok bahasan.

Mengetahui calon pendengar Sesuaikan kedalaman penyajian dengan tingkat keahlian pendengar.

Siapkan penyajian seperti penulisan artikel: pendahuluan, bahan dan metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan saran. latar belakang dan tujuan: 2 salindia bahan dan metode: 3–4 salindia hasil: 7–9 salindia kesimpulan dan saran: 1–2 salindia terakhir

Lima kriteria salindia (slide) yg baik: Kesederhanaan – tiap salindia biasanya berisi satu pokok bahasan dgn

sedikit subpokok bahasan. Keterbacaan – jelas terlihat dan terbaca oleh setiap orang yg hadir. Kesatuan – selaras dan seragam dengan bahan penyajian lainnya serta

dgn bahasa tulis dan lisan. Kualitas – jelas, menarik, dan menyenangkan. Kelayakan – layak dibuat dan disajikan dgn bahan, fasilitas, dan waktu yg

tersedia.

Teknik penyajian verbal dengan presentasi:

- Gunakan Bahasa formal dan sopan - Ucapkan secara jelas, tegas, dan lancar - Lakukan pembukaan menggunakan kalimat pembuka - Hindari jeda terlalu lama, hindari kata yang mengurangi kepercayaan

audiien seperti “emm.., anu… dst.” - Gunakan gestur tubuh seperlunya, hindari gesture yang tidak perlu, seperti

menggaruk-garuk - Sampaikan simpulan dengan singkat dan jelas

Tugas: buatlah salindia sesuai dengan ketentuan dan lakukan presentasi selama

15-20 menit