24
METODE PENAMBANGAN BATUBARA Faktor-faktor dalam pemilihan system penambangan yaitu : 1.Sifat keruangan dari endapan bijih a.Ukuran (dimensi : tinggi atau tebal khususnya) b.Bentuk (tanular, lentikular, massif, irregular) c.Posisi (miring, mendatar atau tegak) d. Kedalaman (nilai rata-rata, nisbah pengupasan) 2. Kondisi Geologi dan Hidrologi a. Mineralogy dan petrologi (sulfida atau oksida) b. Komposisi kimia (utama, hasil samping, mineral by product) c. Struktur endapan (lipatan, patahan, intrusi, diskontinuitas) d. Bidang lemah (kekar, fracture, cleavage dalam mineral, cleat dalam Batubara) e. Keseragaman, alterasi, erosi f. Air tanah dan hidrologi 3. Sifat geomekanik a. Sifat elastic (kekuatan, modulus elastic, koefesien poison) b. Perilaku plastis atau viscoelastis (flow, creep) c. Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi) d. Konsolidasi, kompaksi dan kompeten e. Sifat-sifat fisik yang lain (bobot isi, voids, porositas, permeabilitas, lengas bebas, lengas bawaan) 4. Konsiderasi ekonomi a. Cadangan (tonnage dan kadar) b. Produksi c. Umur tambang d. Produktifitas e. Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang cocok 5. Faktor teknologi a. Perolehan tambang b. Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih) c. Kefleksibilitas metode dengan perubahan kondisi-kondisi d. Selektifitas metode untuk bijih dan waste e. Konsentrasi/penyebaran pekerjaan Dasar dalam pemilihan metode penambangan yaitu : 1. Stripping Ratio (SR) Yaitu berapa jumlah waste (tanah buangan baik O/B maupun batuan samping) yang harus dibuang/disingkirkan untuk memperoleh 1 ton endapan bijih sampai pada ultimate pit limit.

Metode Penambangan Batubaraa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sistem Penambangan

Citation preview

  • METODE PENAMBANGAN BATUBARA

    Faktor-faktor dalam pemilihan system penambangan yaitu :

    1.Sifat keruangan dari endapan bijih

    a.Ukuran (dimensi : tinggi atau tebal khususnya)

    b.Bentuk (tanular, lentikular, massif, irregular)

    c.Posisi (miring, mendatar atau tegak)

    d. Kedalaman (nilai rata-rata, nisbah pengupasan)

    2. Kondisi Geologi dan Hidrologi

    a. Mineralogy dan petrologi (sulfida atau oksida)

    b. Komposisi kimia (utama, hasil samping, mineral by product)

    c. Struktur endapan (lipatan, patahan, intrusi, diskontinuitas)

    d. Bidang lemah (kekar, fracture, cleavage dalam mineral, cleat dalam Batubara)

    e. Keseragaman, alterasi, erosi

    f. Air tanah dan hidrologi

    3. Sifat geomekanik

    a. Sifat elastic (kekuatan, modulus elastic, koefesien poison)

    b. Perilaku plastis atau viscoelastis (flow, creep)

    c. Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)

    d. Konsolidasi, kompaksi dan kompeten

    e. Sifat-sifat fisik yang lain (bobot isi, voids, porositas, permeabilitas, lengas bebas, lengas

    bawaan)

    4. Konsiderasi ekonomi

    a. Cadangan (tonnage dan kadar)

    b. Produksi

    c. Umur tambang

    d. Produktifitas

    e. Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang cocok

    5. Faktor teknologi

    a. Perolehan tambang

    b. Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih)

    c. Kefleksibilitas metode dengan perubahan kondisi-kondisi

    d. Selektifitas metode untuk bijih dan waste

    e. Konsentrasi/penyebaran pekerjaan

    Dasar dalam pemilihan metode penambangan yaitu :

    1. Stripping Ratio (SR)

    Yaitu berapa jumlah waste (tanah buangan baik O/B maupun batuan samping) yang harus

    dibuang/disingkirkan untuk memperoleh 1 ton endapan bijih sampai pada ultimate pit limit.

  • Jumlah Waste (m3/ton)

    SR = -

    Jumlah Ore (m3/ton)

    SR > 1 = Ongkos pengupasan lebih kecil (Tamka)

    SR > 1 = Ongkos pengupasan lebih besar (Tamda)

    SR = 1 = Bisa Tamka/Tamda

    2. Break Even Stripping Ratio (BESR)

    Yaitu perbandingan antara keuntungan kotor dengan ongkos pembuangan O/B.

    Cost penggalian bijih

    BESR =

    Cost pengupasan OB

    Untuk memilih system penambangan digunakan istilah BESR-1 bagi open pit yaitu overall

    stripping ratio.

    BESR-1 > 1 = Tamka

    BESR-1 < 1 = Tamda

    BESR = 2 = Bisa Tamka/Tamda

    Kemudian setelah ditentukan yang dipilih Tamka, maka dalam rangka pengembangan

    rencana penambangan tiap tahap digunakan istilah economic stripping ratio (BESR-2).

    Recovable value/ton ore Production cost/ton ore

    BESR-2 =

    Stripping cost/ton ore

    BESR-2 untuk menentukan maksimal berapa ton waste yang disingkirkan untuk memperoleh

    1 ton ore agar tahap penambangan ini masih memberikan keuntungan (max allowable

    stripping ratio) dan untuk menentukan batas pit (pit limit).

    SISTEM PENAMBANGAN BATUBARA

    Sistem penambangan adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan untuk membebaskan atau

    mengambil endapan bahan galian yang mempunyai arti ekonomis dari batuan induknya untuk

    diolah lebih lanjut sehingga dapat memberikan keuntungan yang besar dengan

    memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja yang terbaik serta meminimalisasi dampak

    lingkungan yang dapat ditimbulkannya

    Agar dapat tercapai hal-hal yang terdapat dalam defenisi sistem penambangan di atas, maka

  • cara penambangan yang diterapkan harus dapat menjamin :

    1. Ongkos penambangan yang seminimal mungkin.

    2. Perolehan atau mining recovery harus tinggi.

    3. Efisiensi kerja harus tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh :

    - Jenis alat yang digunakan.

    - Sinkronisasi kerja yang baik.

    - Tenaga kerja yang terampil.

    - Organisasi dan manajemen yang baik.

    Penambangan Batubara Terbuka

    Kegiatan-kegiatan dalam Tambang Batubara terbuka adalah sebagai berikut :

    a. Persiapan daerah penambangan

    b. Pengupasan dan penimbunan tanah humus

    c. Pengupasan tanah penutup

    d. Pemuatan dan pembuangan tanah penutup (misalnya dengan shovel dan truk, BWE, dan

    dragline)

    e. Penggalian batubara

    f. Pemuatan dan pengangkutan batubara

    g. Penirisan tambang

    h. Reklamasi

    Secara garis besarnya, sistem dan metode penambangan dibagi atas 4 (empat) bagian, yaitu :

    1. Tambang terbuka (surface mining).

    2. Tambang dalam atau tambang bawah tanah (underground mining).

    3. Tambang bawah air (underwater mining).

    4. Tambang di tempat (insitu mining).

    1. Tambang terbuka (surface mining).

    Tambang terbuka (surface mining) adalah metode penambangan yang segala kegiatan atau

    aktifitas penambangannya dilakukan di atas atau relatif dekat dengan permukaan bumi, dan

    tempat kerjanya berhubungan langsung dengan udara luar.

    Menurut materi yang ditambang, dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :

    a. Open Pit / Open Cut / Open Cast / Open Mine mining.

    b. Stripping mining. (khusus pada tambang batubara)

    c. Quarrying mining.

    d. Alluvial Mining.

    2. Tambang dalam atau tambang bawah tanah (underground mining).

    Tambang dalam atau tambang bawah tanah (underground mining) adalah metode

    penambangan yang segala kegiatan atau aktifitas penambangannya dilakukan di bawah

    permukaan bumi, dan tempat kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara luar.

  • Tambang bawah tanah ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

    a. Metode tanpa penyanggaan (Non Supported / Open Stope Method).

    b. Metode dengan penyanggaan (Supported Stope Method).

    c. Metode ambrukan (Caving Method)

    3. Tambang bawah air (underwater mining).

    Tambang bawah air (underwater mining) adalah metode penambangan yang kegiatan

    penggaliannya dilakukan di bawah permukaan air atau endapan mineral berharganya terletak

    di bawah permukaan air.

    Menurut jenis peralatan yang digunakan, dibagi atas 4 jenis, yaitu :

    a. Menggunakan kapal keruk laut dalam ( > 50 m ).

    b. Menggunakan kapal keruk hidrolik.

    c. Menggunakan kapal keruk dengan jaring tarik (drag net).

    d. Menggunakan kapal isap laut dalam.Tambang di tempat (insitu mining)

    4. Tambang di tempat (insitu mining)

    Tambang di tempat (insitu mining) adalah metode penambangan yang dilakukan terhadap

    endapan mineral dan batuan yang terbentuk secara khusus (model endapan geologi tertentu),

    di mana penambangannya langsung dilakukan di tempat tersebut dengan cara khusus pula.

    Contohnya adalah gasifikasi batubara, metode pelindian, metode pemanasan bawah tanah,

    metode penyaliran metan, dan lain-lain.

    Praktek Pertambangan Yang Baik

    (Good Mining Practice = GMP).

    Praktek pertambangan yang baik (GMP) adalah seluruh proses penambangan yang dilakukan

    dari awal hingga akhir harus dilakukan dengan baik dengan mengikuti standar yang telah

    ditetapkan, mengikuti norma dan peraturan yang berlaku sehingga dapat dicapai tujuan

    pertambangan yang efisien.

    Salah satu bagian penting dari tujuan pertambangan adalah pengembangan berkelanjutan

    (sustainable development).

    Macam-macam tambang batubara terbuka

    Pengelompokan jenis-jenis tambang terbuka batubara didasarkan pada letak endapan, dan

    alat-alat mekanis yang dipergunakan. Teknik penambangan pada umumnya dipengaruhi oleh

    kondisi geologi dan topografi daerah yang akan ditambang. Jenis-jenis tambang terbuka

    batubara dibagi menjadi :

  • 1) Contour Mining

    Contour mining cocok diterapkan untuk endapan batubara yang tersingkap di lereng

    pegunungan atau bukit. Cara penambangannya diawali dengan pengupasan tanah penutup

    (overburden) di daerah singkapan di sepanjang lereng mengikuti garis ketinggian (kontur),

    kemudian diikuti dengan penambangan endapan batubaranya. Penambangan dilanjutkan ke

    arah tebing sampai dicapai batas endapan yang masih ekonomis bila ditambang.

    Menurut Robert Meyers, Contour Mining dibagi menjadi beberapa metode, antara lain :

    a. Conventional Contour Mining

    Pada metode ini, penggalian awal dibuat sepanjang sisi bukit pada daerah dimana batubara

    tersingkap. Pemberaian lapisan tanah penutup dilakukan dengan peledakan dan pemboran

    atau menggunakan dozer dan ripper serta alat muat front end leader, kemudian langsung

    didorong dan ditimbun di daerah lereng yang lebih rendah. Pengupasan dengan contour

    stripping akan menghasilkan jalur operasi yang bergelombang, memanjang dan menerus

    mengelilingi seluruh sisi bukit.

    Gambar 1. Conventional Contour Mining

    b. Block-Cut Contour Mining

    Pada cara ini daerah penambangan dibagi menjadi blok-blok penambangan yang bertujuan

    untuk mengurangi timbunan tanah buangan pada saat pengupasan tanah penutup di sekitar

    lereng. Pada tahap awal blok 1 digali sampai batas tebing (highwall) yang diijinkan

    tingginya. Tanah penutup tersebut ditimbun sementara, batubaranya kemudian diambil.

    Setelah itu lapisan blok 2 digali kira-kira setengahnya dan ditimbun di blok 1. Sementara

    batubara blok 2 siap digali, maka lapisan tanah penutup blok 3 digali dan berlanjut ke siklus

    penggalian blok 2 dan menimbun tanah buangan pada blok awal.

    Pada saat blok 1 sudah ditimbun dan diratakan kembali, maka lapisan tanah penutup blok 4

    dipidahkan ke blok 2 setelah batubara pada blok 3 tersingkap semua. Lapisan tanah penutup

    blok 5 dipindahkan ke blok 3, kemudian lapisan tanah penutup blok 6 dipindahkan ke blok 4

    http://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/convential-contour-mining.jpg
  • dan seterusnya sampai selesai. Penggalian beruturan ini akan mengurangi jumlah lapisan

    tanah penutup yang harus diangkut untuk menutup final pit.

    Gambar 2. Block-Cut Contour Mining

    c. Haulback Contour Mining

    Metode haulback ini merupakan modifikasi dari konsep block-cut, yang memerlukan suatu

    jenis angkutan overburden, bukannya langsung menimbunnya. Jadi metode ini membutuhkan

    perencanaan dan operasi yang teliti untuk bisa menangani batubara dan overburden secara

    efektif .

    Ada tiga jenis perlatan yang sering digunakan, yaitu :

    a. Truk atau front-end loader

    b. Scrapers

    c. Kombinasi dari scrapers dan truk

    Gambar 3. Haulback contour mining

    http://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/block-cut.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/haulback-contour-mining1.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/block-cut.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/haulback-contour-mining1.jpg
  • d. Box-Cut Contour Mining

    Pada metode box-cut contour mining ini lapisan tanah penutup yang sudah digali, ditimbun

    pada daerah yang sudah rata di sepanjang garis singkapan hingga membentuk suatu tanggul-

    tanggul yang rendah yang akan membantu menyangga porsi terbesar dari tanah timbunan.

    Gambar 4. Box-Cut Contour Mining

    2) Mountaintop removal method

    Metode mountaintop removal method ini dikenal dan berkembang cepat, khususnya di

    Kentucky Timur (Amerika Serikat). Dengan metode ini lapisan tanah penutup dapat terkupas

    seluruhnya, sehingga memungkinkan perolehan batubara 100%.

    http://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/box-cut1.jpg
  • Gambar 5. Mountaintop Removal Methode

    3) Area mining method

    Metode ini diterapkan untuk menambang endapan batubara yang dekat permukaan pada

    daerah mendatar sampai agak landai. Penambangannya dimulai dari singkapan batubara

    yang mempunyai lapisan dan tanah penutup dangkal dilanjutkan ke yang lebih tebal sampai

    batas pit.

    Terdapat tiga cara penambangan area mining method, yaitu :

    a. Conventional area mining method

    Pada cara ini, penggalian dimulai pada daerah penambangan awal sehingga penggalian

    lapisan tanah penutup dan penimbunannya tidak terlalu mengganggu lingkungan. Kemudian

    lapisan tanah penutup ini ditimbun di belakang daerah yang sudah ditambang.

    http://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/mountaintop_removal_site1.jpg
  • Gambar 6. Conventional Area Mining Methode

    b. Area mining with stripping shovel

    Cara ini digunakan untuk batubara yang terletak 1015 m di bawah permukaan tanah.

    Penambangan dimulai dengan membuat bukaan berbentuk segi empat. Lapisan tanah penutup

    ditimbun sejajar dengan arah penggalian, pada daerah yang sedang ditambang. Penggalian

    sejajar ini dilakukan sampai seluruh endapan tergali.

    Gambar 7. Area Mining with Stripping Shovel

    c. Block area mining

    Cara ini hampir sama dengan conventional area mining method, tetapi daerah penambangan

    dibagi menjadi beberapa blok penambangan. Cara ini terbatas untuk endapan batubara

    dengan tebal lapisan tanah penutup maksimum 12 m. Blok penggalian awal dibuat dengan

    bulldozer. Tanah hasil penggalian kemudian didorong pada daerah yang berdekatan dengan

    daerah penggalian.

    http://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/conventional-area.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/area-mining-with-stripping-shovel.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/conventional-area.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/area-mining-with-stripping-shovel.jpg
  • Gambar 8. Block Area Mining

    4) Open pit Method

    Metode ini digunakan untuk endapan batubara yang memiliki kemiringan (dip) yang besar

    dan curam. Endapan batubara harus tebal bila lapisan tanah penutupnya cukup tebal.

    a. Lapisan miring

    Cara ini dapat diterapkan pada lapisan batubara yang terdiri dari satu lapisan (single seam)

    atau lebih (multiple seam). Pada cara ini lapisan tanah penutup yang telah dapat ditimbun di

    kedua sisi pada masing-masing pengupasan.

    Gambar 9. Open Pit Methode Lapisan Miring

    b. Lapisan tebal

    Pada cara ini penambangan dimulai dengan melakukan pengupasan tanah penutup dan

    penimbunan dilakukan pada daerah yang sudah ditambang. Sebelum dimulai, harus tersedia

    http://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/block-area-mining.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/lapisan-miring1.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/block-area-mining.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/lapisan-miring1.jpg
  • dahulu daerah singkapan yang cukup untuk dijadikan daerah penimbunan pada operasi

    berikutnya.

    Pada cara ini, baik pada pengupasan tanah penutup maupun penggalian batubaranya,

    digunakan sistem jenjang (benching system).

    Gambar 10. Open Pit Methode Lapisan Tebal

    1.2 Penambangan batubara bawah tanah

    Metode penambangan batubara bawah tanah ada 2 buah yang populer, yaitu:

    - Room and Pillar

    - Longwall

    1.2.1 Room and Pillar

    Metode penambangan ini dicirikan dengan meninggalkan pilar-pilar batubara sebagai

    penyangga alamiah. Metode ini biasa diterapkan pada daerah dimana penurunan (subsidence)

    tidak diijinkan. Layout Metode Room and Pillar dapat dilihat pada Gambar. Penambangan ini

    dapat dilaksanakan secara manual maupun mekanis.

    http://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/lapisan-tebal.jpg
  • Gamabr 11. Room and Pillar Methode

    1.2.2 Longwall

    Metode penambangan ini dicirikan dengan membuat panel-panel penambangan dimana

    ambrukan batuan atap diijinkan terjadi di belakang daerah penggalian. Layout Metode

    Longwall dapat dilihat pada Gambar. Penambangan ini juga dapat dilaksanakan secara

    manual maupun mekanis.

    Gambar 12. Longwall

    http://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/roompilar.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/longwall.gifhttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/roompilar.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/longwall.gif
  • 1.3 Penambangan dengan Auger (Auger Mining)

    Auger mining adalah sebuah metode penambangan untuk permukaan dengan dinding

    yang tinggi atau penemuan singkapan (outcrop recovery) dari batubara dengan pemboran

    ataupun penggalian bukaan ke dalam lapisan di antara lapisan penutup. Auger

    mining dilahirkan sebelum 1940-an adalah metode untuk mendapatkan batubara dari sisi kiri

    dinding tinggi setelah penambangan permukaan secara konvensional. Penambangan batubara

    dengan auger bekerja dengan prinsip skala besar drag bit rotary drill. Tanpa merusak

    batubara, auger mengekstraksi dan menaikkan batubara dari lubang dengan memiringkan

    konveyor atau pemuatan dengan menggunakan loader ke dalam truk.

    Pengembangan dan persiapan daerah untuk auger mining adalah tugas yang mudah jika

    dilakukan bersamaan dengan pemakaian metode open cast atau open pit. Setelah kondisi

    dinding tinggi, auger drilling dapat ditempatkan pada lokasi. Kondisi endapan yang dapat

    menggunakan metode ini berdasarkan Pfleider (1973) dan Anon (1979) adalah endapan yang

    memiliki penyebaran yang baik dan kemiringannya mendekati horisontal, serta

    kedalamannya dangkal (terbatas sampai ketinggian dinding dimana auger ditempatkan.

    Gambar 13. Auger Mining Methode

    http://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/auger1.jpg
  • Gambar 14. Auger Drills

    GAMBAR GAMBAR

    Auger Holes

    http://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/auger2.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/auger-holes.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/auger2.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/auger-holes.jpg
  • COAL EXTRACTION ACTIVITY

    Continuous Mining1

    http://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/coal-extraction-activity.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/continuous-mining1.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/coal-extraction-activity.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/continuous-mining1.jpg
  • Continuous Mining2

    Contour Mining

    http://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/continuous-mining21.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/contour-mining.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/continuous-mining21.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/contour-mining.jpg
  • Direct Dozing Method

    http://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/contour-mining2.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/direct-dozing-method.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/contour-mining2.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/direct-dozing-method.jpg
  • Direct Dozing Method

    Downhill Dozer Wedge

    http://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/direct-dozing.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/downhill-e28093-dozer-wedge.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/direct-dozing.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/downhill-e28093-dozer-wedge.jpg
  • Dragline

    Example Dozer Method

    http://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/dragline1.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/example-dozer-method.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/dragline1.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/example-dozer-method.jpg
  • Example Dozer Method Cross Section

    High wall Mining (Auger Mining)

    http://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/example-dozer-method-cross-section.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/high-wall-mining-auger-mining.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/example-dozer-method-cross-section.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/high-wall-mining-auger-mining.jpg
  • High Wall Mining Configuration

    High Wall Mining EquipmentLAUNCH VEHICLEMountain top RemovalQuarry Mining

    http://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/high-wall-mining-configuration.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/high-wall-mining-equipment.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/high-wall-mining-configuration.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/high-wall-mining-equipment.jpg
  • Open Pit Mining

    Truck and Shovel

    Open Pit Minin

    http://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/truck-and-shovel.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/open-pit-mining.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/truck-and-shovel.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/open-pit-mining.jpg
  • Quarry Mining

    Strip Mining

    http://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/quarry-mining.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/strip-mining.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/quarry-mining.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/strip-mining.jpg
  • Truck and Shovel

    http://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/truck-and-shovel.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/launch-vehicle.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/truck-and-shovel.jpghttp://paulsimanjuntak.files.wordpress.com/2011/06/launch-vehicle.jpg