30
ANALISIS VEGETASI MENGGUNAKAN METODE TITIK DI BEDENGAN DESA SELOREJO KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG Laporan Praktikum Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Analisis Vegetasi yang Dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Suhadi, M.Si Oleh: Kelompok 4 Pramesti Dwi R 120342422488 Rahmah Sari N. R 120342422484 Tiara Dwi Nurmalita 120342400172 UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Metode Titik Fix Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Analisis Vegetasi menggunakan Metode Titik

Citation preview

Page 1: Metode Titik Fix Fix

ANALISIS VEGETASI MENGGUNAKAN METODE TITIK DI

BEDENGAN DESA SELOREJO KECAMATAN DAU KABUPATEN

MALANG

Laporan Praktikum

Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Analisis Vegetasi yang Dibimbing

oleh Prof. Dr. Ir. Suhadi, M.Si

Oleh:

Kelompok 4

Pramesti Dwi R 120342422488

Rahmah Sari N. R 120342422484

Tiara Dwi Nurmalita 120342400172

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

Februari 2015

Page 2: Metode Titik Fix Fix

A. Topik

Analisis tumbuhan menggunakan metode titik.

B. Tujuan

1. Mengetahui indeks nilai penting tumbuhan bawah di bedengan.

2. Mengetahui hubungan faktor abiotik dengan indeks nilai penting

tumbuhan bawah di bedengan.

3. Mengetahui indeks similaritas tumbuhan bawah di bedengan.

4. Mengetahui hubungan faktor abiotik dengan indeks similaritas tumbuhan

bawah di bedengan.

5. Mengetahui ordinasi antar stand di bedengan.

6. Mengetahui kadar air tanah di bedengan.

C. Alat dan Bahan

1. Roll meter

2. Point frame

3. Lembar data

4. Soil Termometer

5. Multi Parameter Tester

6. Termo Higrometer

D. Prosedur Kerja

1. Membuat 10 titik yang masing-masing titik berjarak 10 cm pada pipa

paralon (sudah tersedia yaitu pont frame).

2. Memilih contoh komunitas vegetasi yang akan dipakai untuk pengamatan.

3. Menancapkan kawat pada setiap titik dan menebar pipa (point frame)

tersebut secara sistematis.

4. Melakukan analisis vegetasi berdasarkan variable-variabel kerapatan,

kerimbunan, dan frekuensi pada tumbuhan yang mengenai setiap kawat

tersebut.

5. Melakukan 15 kali pengamatan, sehingga akan diperoleh 15 seri titik (15

kali peletakan point frame).

6. Mencatat jumlah jenis yang terkena tusukan, kemudian dimasukkan

kedalam lembar data.

Page 3: Metode Titik Fix Fix

7. Melakukan perhitungan untuk mencari fekuensi relatif, dominansi mutlak,

dominansi realtif dan nilai penting serta perhitungan ordinasi

menggunakan indeks Sorensen.

Besaran yang dapat dihitung:

1. Frekuensi = Jumlah petak contoh yangmemuat jenis tumbuhan

Jumlahtusukan contoh

2. Dominansi (cover) = Jumlah tusukan yangmenyentuh jenis

Jumlah tusukan

3. Frekuensi relatif = Frekuensi mutlak jenisFrekuensi seluruhnya

4. Dominansi relatif = Dominansimutlak jenisDominansi seluruhnya

5. Nilai penting suatu jenis = frekuensi relatif + dominansi relatif

Page 4: Metode Titik Fix Fix

E. Hasil Pengamatan

Tabel Spesies dan Jumlah Tanaman yang Didapatkan

No. SpesiesPlot

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Equisetum debile Roxb 3 8 1 1 4 9 9 8 8 8 9 8 72 Panicum repens L. 1 1 13 Mikania micrantha Kunth 1 14 Cyperus compactus Retz. 15 Oxalis barrelieri L. 16 Paspalum sp 17 Eleusine indica (L.) Gaertn 2 88 Brachiaria 2 6 1 1 2

  jumlah7 9 8 2 2 7 6 10

10

10 10 8 9 8 7

Page 5: Metode Titik Fix Fix

Tabel Perhitungan INP

No Spesies total F D Fr Dr INP               

1 Equisetum debile Roxb 83 0.866667 0.5533330.46427

7 0.734513 1.198791

2 Panicum repens L. 3 0.2 0.020.10714

1 0.026549 0.13369

3 Mikania micrantha Kunth 2 0.133333 0.0133330.07142

7 0.017699 0.089126

4 Cyperus compactus Retz. 1 0.066667 0.0066670.03571

4 0.00885 0.044563

5 Oxalis barrelieri L. 1 0.066667 0.0066670.03571

4 0.00885 0.044563

6 Paspalum sp 1 0.066667 0.0066670.03571

4 0.00885 0.044563

7 Eleusine indica (L.) Gaertn 10 0.133333 0.0666670.07142

7 0.088496 0.159923

8 Brachiaria 12 0.333333 0.080.17856

8 0.106195 0.284763

   Jumlah 113 1.866667 0.753333

Page 6: Metode Titik Fix Fix

Tabel Faktor Abiotik

Faktor Abiotik 1 2 3

Suhu tanah

Suhu udara

pH

Kelembapan tanah

Kelembapan udara

Intensitas cahaya

Kesuburan

28oC

24 oC

7

1

70%

5x1000

To little

29,5 oC

28 oC

7

1

62%

6x1000

To little

36 oC

28 oC

7

1

64%

5x1000

To little

Tabel Kadar Air Tanah

Plot Berat Awal (g) Berat Akhir (g) Kadar Air (g)

1 52.1 37.3 14.8

Page 7: Metode Titik Fix Fix

2 75.1 49.7 25.4

3 52.8 31.9 20.9

F. Analisis Data

Perhitungan Indeks Similaritas

Membuat Ordinasi dari data vegetasi yang dihasilkan menggunakan metode titik:

1. Perhitungan Indeks Similaritas menggunakan Indeks Sorensen yang dimodifikasi oleh Motyka

IS = 2W/ (A+B)

2. Membentuk matrik nilai koefisien komunitas (CC)

Setiap stand n terdapat CC sebanyak n x (n-1)/2

3. Data indeks similaritas diubah menjadi indeks disimilaritas dengan menggunakan perhitungan 100 - CC

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

10 12.5

26.6

7

44.

4 0

14.

3

15.

4

11.

8

11.

8

23.

5

11.

8

13.

3

12.

5

13.

3

14.

3

2 87.5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 73.33 100 0 20 0 13. 14. 11. 11. 11. 11. 12. 11. 12. 13.

Page 8: Metode Titik Fix Fix

3 3 3 1 1 1 1 5 8 5 3

455.55

6 100 80 0 0

22.

2 25

16.

7

16.

7

33.

3

16.

7 20

18.

2 20

22.

2

5100 100 100 100 0

22.

2 25

16.

7 0 0

16.

7 0 0 0 0

685.71

4 100

86.6

7

77.

8

77.

8 0

30.

8

23.

5

11.

8

11.

8

23.

5

13.

3

12.

5

13.

3

14.

3

784.61

5 100

85.7

1 75 75

69.

2 0 25

12.

5

12.

5 25

14.

3

13.

3

14.

3

15.

4

888.23

5 100

88.8

9

83.

3

83.

3

76.

5 75 0 10 10 20

11.

1

10.

5

11.

1

11.

8

988.23

5 100

88.8

9

83.

3 100

88.

2

87.

5 90 0 20 10

11.

1

10.

5

11.

1

11.

8

1076.47

1 100

88.8

9

66.

7 100

83.

3

87.

5 90 80 0 10

11.

1

10.

5

11.

1

11.

8

1188.23

5 100

88.8

9

83.

3

83.

3

76.

5 75 80 90 90 0

11.

1

11.

8

11.

1

11.

8

1286.66

7 100 87.5 80 100

86.

7

85.

7

88.

9

88.

9

88.

9

88.

9 0

10.

5

12.

5

13.

3

Page 9: Metode Titik Fix Fix

1387.5 100

88.2

4

81.

8 100

87.

5

86.

7

89.

5

89.

5

89.

5

88.

2

89.

5 0

11.

8

12.

5

1486.66

7 100 87.5 80 100

86.

7

85.

7

88.

9

88.

9

88.

9

88.

9

87.

5

88.

2 0

13.

3

1585.71

4 100

86.6

7

77.

8 100

85.

7

84.

6

88.

2

88.

2

88.

2

88.

2

86.

7

87.

5

86.

7 0

4. Indeks similaritas dipindahkan ke grafik menggunakan rumus Beals:

X = L2+dA2−dB2

2 L

X = Jarak dari sumbu X

dA2= nilai disimilaritas antara stand a dengan stand yang dicari

dB2=nilai disimilaritas antara stand b dengan stand yang dicari

L= nilai disimilaritas antara komunitas a dan komunitas b

Menurut Bray & Curties untuk acuan pertama dapat memilih stand I (dA). Kemudian acuan kedua dapat ditentukan indeks disimilaritas

terbesar terhadap acuan pertama (dA) akan diperoleh dB.

Page 10: Metode Titik Fix Fix

Dengan demikian diperoleh nilai dA dan dB sebagai berikut:

stan

d 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

dA 0

87.

5

73.

3

55.

6

10

0

85.

7

84.

6

88.

2

88.

2

76.

5

88.

2

86.

7

87.

5

86.

7

85.

7

dB

88.

2

10

0

88.

9

83.

3

83.

3

76.

5 75 0 90 90 80

88.

9

89.

5

88.

9

88.

2

Kemudian memilih dua stand yang paling berbeda yaitu acuan pertama (A) dan acuan kedua (B) sebagai titik absis yang mempunyai nilai

ID terbesar sebagai L Lalu diperoleh nilai X sebagai berikut:

X1= (100)2+(0)2−(88,2)2

200 = 11,1

X2= (100)2+(87,5)2−(100)2

200 = 38,3

X3= (100)2+(73,3)2−(88,9)2

200 = 37,4

X4= (100)2+(55,6)2−(83,3)2

200 = 30,7

X5= (100)2+(100)2−(83,3)2

200 = 65,3

Page 11: Metode Titik Fix Fix

X6= (100)2+(85,7)2−(76,5)2

200 = 5

Page 12: Metode Titik Fix Fix

X7= (100)2+(84,6)2−(75)2

200 = 57,7

X8= (100)2+(88,2)2−(0)2

200 = 88,9

X9= (100)2+(88,2)2−(90)2

200 = 48,4

X10= (100)2+(76,5)2−(90)2

200 = 38,7

X11= (100)2+(88,2)2−(80)2

200 = 56,9

X12= (100)2+(86,7)2−(88,9)2

200 = 48

X13= (100)2+(87,5)2−(89,5)2

200 = 48,2

X14= (100)2+(86,7)2−(88,9)2

200 = 48

X15= (100)2+(85,7)2−(88,2)2

200 = 47,8

Setelah diperoleh X dilanjutkan mencari stand acuan untuk menghitung sumbu Y.

Untuk acuan stand lebih dahulu menghitung e (e2 = A’)

e = √d A2−x2

e1 = √(0)2−11,12 = √−123

e2 = √(87,5)2−38,32 = 78,68

e3 = √(73,3)2−37,42 = 63,09

e4 = √(55,6)2−30,72 = 46,3

e5 = √(100)2−65,32 = 75,75

e6 = √(85,7 )2−57,72 = 63,57

e7 = √(84,6)2−57,72 = 61,92

e8 = √(88,2)2−88,92 = √−123

e9 = √(88,2)2−48,42 = 73,76

e10 = √(76,5)2−38,72 = 65,93

e11 = √(88,2)2−56,92 = 67,41

Page 13: Metode Titik Fix Fix

e12 = √(86,7 )2−482 = 72,13

e13 = √(87,5)2−48,22 = 72,99

e14 = √(86,7 )2−482 = 72,13

e15 = √(85,7 )2−47,82 = 71,14

Setelah diperoleh e1 sampai e15, maka nilai Y dihitung menggunakan:

Y = (L')2+(d A ')2−(d B' )2

2 L'

Lalu diperoleh Y sebagai berikut:

Y1 = (100)2+(87,5)2−0

2 x100 = 11, 71875 = 11,7

Y2 = (100)2+(100)2 – ¿¿ = 61,71875 =61, 7

Y3 = (100)2+(100)2 – ¿¿ =73,11111111 = 73,1

Y4 = (100)2+(100)2 – ¿¿ =84,56790121 = 84,6

Y5 = (100)2+(100)2 – ¿¿ = 50

Y6= (100)2+(100)2 – (85,71428571)2

2x 100 = 63,26530613 = 63,3

Y7= (100)2+(100)2 – (84,61538462)2

2 x 100 = 64,20118343 = 64,2

Y8= (100)2+(100)2 – (88,23529412)2

2x 100 = 61,07266436 = 61

Y9= (100)2+(100)2 – (88,23529412)2

2 x 100 = 61,07266436 = 61

Y10= (100)2+(100)2 – (76,47058824 )2

2 x100 = 70,76124567 = 70,7

Y11= (100)2+(100)2 – (88,23529412)2

2 x 100 = 61,07266436 = 61

Y12= (100)2+(100)2 – (86,6666667)2

2 x100 = 62,44444442 = 62,4

Y13 = (100)2+(100)2 – ¿¿ = 61,71875 =61, 7

Y14= (100)2+(100)2 – (86,6666667)2

2 x100 = 62,44444442 = 62,4

Page 14: Metode Titik Fix Fix

Y15= (100)2+(100)2 – (85,71428571)2

2x 100 = 63,26530613 = 63,3

Dari hasil perhitungan X dan Y posisi geometris setiap stand dapat digambarkan

dengan data sebagai berikut,

Tabel Perhitungan Sumbu X dan Y

Stan

dSumbu x Sumbu y

1 11.1 11.7

2 38.3 61.7

3 37.4 73.1

4 30.7 84.6

5 65.3 50

6 57.5 63.3

7 57.7 64.2

8 88.9 61

9 48.4 61

10 38.7 70.7

11 56.9 61

12 48 62.4

13 48.2 61.7

14 48 62.4

15 47.8 63.3

Diagram ordinasi dengan X dan Y

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1000

102030405060708090

11.7

61.7

73.1

84.6

50

63.364.2 616170.7

6162.461.762.463.3

Grafik Ordinat

stand

sumbu x

sum

bu y

Page 15: Metode Titik Fix Fix

a. Analisis Statistik

Dalam analisis data pada metode titik ini selain IS yang dihitung yaitu

Frekuensi, Dominansi (Cover), Frekuensi relatif, Dominansi relatif dan INP

1. Frekuensi mutlak = Jumlah petak contoh yangmemuat jenis tumbuhan

Jumlahtusukan contoh

Equisetum debile Roxb = 1315

= 0,867 Paspalum sp. = 1

15 = 0,067

Panicum repens L. = 3

15 = 0,2 Eleusine indica (L.) Gaertn =

215

= 0,13

Mikania micrantha Kunth = 2

15 = 0,13 Brachiaria =

515

= 0,33

Cyperus compactus Retz.= 1

15 = 0,06

Oxalis barrelieri L.= 1

15 = 0,067

2. Dominansi mutlak (Cover) = Jumlah tusukan yangmenyentuh jenis

Jumlah tusukan

Equisetum debile Roxb = 83

150 = 0,553 Paspalum sp. =

1150

= 0,0067

Panicum repens L. = 3

150 = 0,02 E. indica (L.) Gaertn =

10150

= 0,067

Mikania micrantha Kunth = 2

150 = 0,013 Brachiaria =

12150

= 0,08

Cyperus compactus Retz.= 1

150 = 0,0067

Oxalis barrelieri L.= 1

150 = 0,0067

3. Frekuensi Relatif = Frekuensi mutlak jenisFrekuensi seluruhnya

x 100%

Equisetum debile Roxb = 1,3

1,8667 x 100% = 46,43%

Panicum repens L. = 0,3

1,8667 x 100% = 10,7%

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1000

102030405060708090

11.7

61.7

73.1

84.6

50

63.364.2 616170.7

6162.461.762.463.3

Grafik Ordinat

stand

sumbu x

sum

bu y

Page 16: Metode Titik Fix Fix

Mikania micrantha Kunth = 0,2

1,8667 x 100% = 7,1%

Cyperus compactus Retz. = 0,1

1,8667 x 100% = 3,57%

Oxalis barrelieri L. = 0,1

1,8667 x 100% = 3,57%

Paspalum sp. = 0,1

1,8667 x 100% = 3,57%

E. indica (L.) Gaertn = 0,2

1,8667 x 100% = 7,1%

Brachiaria = 0,5

1,8667 x 100% = 17,86%

4. Dominansi Relatif = Dominansimutlak jenisDominansi seluruhnya

x 100%

Equisetum debile Roxb = 0,5530,753

x 100% = 73,5%

Panicum repens L. = 0,02

0,753 x 100% = 2,65%

Mikania micrantha Kunth = 0,0130,753

x 100% = 1,77%

Cyperus compactus Retz. = 0,00670,753

x 100% =0,88 %

Oxalis barrelieri L. = 0,00670,753

x 100% = 0,88%

Paspalum sp. = 0,00670,753

x 100% = 0,88%

E. indica (L.) Gaertn = 0,0670,753

x 100% = 8,85%

Brachiaria = 0,08

0,753 x 100% = 10,6%

5. Nilai Penting suatu jenis = frekuensi relatif + dominansi relatif

Equisetum debile Roxb = 46,4+ 73,5 = 119,9

Panicum repens L. = 10,7+ 2,6 = 13,4

Mikania micrantha Kunth = 7,1+ 1,77 = 8,9

Cyperus compactus Retz. = 3,6 + 0, 88 = 4,46

Oxalis barrelieri L. = 3,6 + 0, 88 = 4,46

Page 17: Metode Titik Fix Fix

Paspalum sp. = 3,6 + 0, 88 = 4,46

Eleusine indica (L.) Gaertn = 7,1+ 8,85 = 15,99

Brachiaria = 17,9+ 10,6 = 28,5

b. Analisis Deskriptif

Dari analisis data statistik diketahui bahwa nilai frekuensi mutlak yang

tertinggi yaitu Spesies Equisetum debile Roxb dengan nilai 0,8667 dan frekuensi

relatifnya sebesar 46,4%, sedangkan frekuensi terendah yaitu spesies Cyperus

compactus Retz., Oxalis barrelieri L.dan Paspalum sp. dengan nilai 0,0667 dan

frekuensi relatifnya sebesar 3,6%. Nilai dominansi mutlak (cover) yang tertinggi

juga di tempati oleh Spesies Equisetum debile Roxb dengan nilai 0,5533 dan

dominansi relatifnya sebesar 73,5%, begitu juga dengan INP, spesies dengan INP

tertinggi yaitu spesies Equisetum debile Roxb dengan nilai 119,9 dan spesies

dengan INP terendah yaitu Cyperus compactus Retz., Oxalis barrelieri L.dan

Paspalum sp. yang memiliki nilai INP yang sama yaitu 4,46. Perbedaan nilai

dominansi dan frekuensi dapat dikarenakan pengaruh keberadaan dan persebaran

dalam area tersebut serta dipengaruhi faktor abiotik lingkungannya.

Berdasarkan hasil analisis statistik penghitungan titik ordinat untuk

mengetahui kemiripan komponen penyusun stand 1 hingga 15 didapatkan hasil

bahwa stand 3 memiliki komponen tumbuhan penyusun yang mirip dengan stand

10, stand 6 memiliki kemiripan komponen penyusun dengan stand 7 dan 11,

sedangkan stand 9 memiliki kemiripan komposisi tumbuhan penyusun dengan

stand 12, 13, 14 dan 15. Berdasarkan grafik dan hasil penghitungan titik ordinasi,

stand1, 2, 4, 5 dan 8 memiliki komposisi tanaman penyusun yang berbeda jika

dibandingkan dengan stand-stand yang lain.

Page 18: Metode Titik Fix Fix

kadar air di lokasi penelitian digunakan metode gravimetri dengan cara

menimbang tanah sebelum dan setelah pengeringan. Berat tanah sebelum

pengeringan dicatat sebagai berat awal, proses pengeringan dilakukan dengan

menggunakan oven selama 24 jam dan berat setelah pengeringan dicatat sebagai

berat akhir. Kadar air didapatkan dari selisih berat awal dan akhir setelah tanah

dikeringkan. Berdasarkan pengukuran yang sudah dilakukan didapatkan hasil

bahwa pada plot 1 kadar air tanahnya seberat 14,8 gram. Pada plot 2 kadar air

seberat 25,4 gram dan pada plot 3 kadar airnya seberat 20,9 gram.

G. Pembahasan

1. Hubungan Indeks Nilai Penting Tumbuhan Bawah (Herba) dengan

Faktor Abiotik

Berdasarkan hasil analisis data ditemukan 8 jenis tumbuhan yaitu

Equisetum debile Roxb, Panicum repens L., Mikania micrantha Kunth, Cyperus

compactus Retz., Oxalis barrelieri L., Paspalum sp, Eleusine indica (L.) Gaertn,

Brachiaria. Tumbuhan yang mendominasi adalah Equisetum debile Roxb, hal itu

dapat dilihat pada Indeks Nilai Penting yaitu 0.06267%. Hal tersebut menandakan

bahwa faktor lingkungan mendukung vegetasi Equisetum debile Roxb untuk

hidup di daerah tersebut.

Banyak spesies pada genus Equisetum yang lebih suka hidup pada tanah

yang lembab berpasir. Ada juga yang hidup pada tanah yang semi-akuatik dan

tanah berlumpur. Equistum biasa hidup pada kisaran pH 7 hingga 8

(Wikipedia.org). Hal tersebut sesuai dengan data di lapangan yang menunjukkan

bahwa pH pada stand-stand yang terdapat Equisetum debile-nya memiliki pH

sebesar 7.

Menurut Setiadi (2005) dominasi setiap spesies berbeda-beda tergantung

pada kemampuan spesies untuk hidup pada suatu tempat terhadap kondisi

lingkungan di tempat tersebut. Oleh karena itu, lingkungan sangat berperan dalam

menyeleksi spesies untuk dapat bertahan pada suatu habitat. Secara ekologi dapat

dikemukakan bahwa nilai penting (NP) yang diperlihatkan oleh setiap spesies

Page 19: Metode Titik Fix Fix

merupakan indikasi bahwa spesies yang bersangkutan dianggap dominan di

tempat tersebut yaitu mempunyai nilai frekuensi, densitas, dan dominansi lebih

tinggi dibandingkan spesies lain.

2. Hubungan Indeks Similaritas Tumbuhan Bawah dengan Faktor Abiotik

Analisis hasil perhitungan indeks similaritas seluruh stand pengamatan

menunjukkan nilai indeks similaritas dibawah 50%. Menurut Djufri (2003) secara

ekologi stand yang memiliki indeks similaritas yang rendah memberikan indikasi

bahwa komposisi yang menyusun komunitas tersebut berbeda. Semakin kecil nilai

indeks similaritas untuk setiap kombinasi stand pengamatan maka semakin rendah

tingkat similaritasnya (kesamaannya). Hal ini disebabkan adanya variasi kondisi

lingkungan fisik, kimia, maupun interaksi antar spesies di sepanjang gradient

wilayah amatan sehingga spesies yang hidup bervariasi. Akibatnya tingkat

kemiripan vegetasi termasuk dalam kategori rendah. Fenomena ini akan menjadi

berbeda jika kondisi lingkungan relatif homogen. Barbour dalam Setiadi (2005)

mengemukakan bahwa kondisi mikrositus yang relatif homogen akan ditempati

oleh individu dari jenis yang sama karena spesies tersebut secara alami telah

mengembangkan mekanisme adaptasi dan toleransi terhadap habitatnya. Loveless

dalam Setiadi (2005) mengemukakan bahwa faktor lain yang menentukan

kehadiran suatu tumbuhan atau komunitas tumbuhan tidak hanya mencangkup

kondisi fisik dan kimia tetapi juga hewan dan manusia yang mempunyai pengaruh

besar terhadap tumbuhan.

3. Ordinasi Antar Stand

Ordinasi adalah suatu penyusunan tegakan (stand) ke dalam suatu susunan

unidimensional atau multidemensional (Mueller-Dombois dalam Jsni, 2012).

Dengan demikian, ordinasi merupakan suatu usaha untuk mengungkapkan data

contoh (sampling) menjadi lebih sederhana, menghemat ruang dan mudah dibaca.

Setiap titik mewakili derajat similaritas dan disimilaritas (Barbour et al. dalam

Jani, 2012).  Untuk mengetahui pola vegetasi yang dihubungkan dengan pola

lingkungan lebih cocok dengan menggunakan metode ordinasi, yaitu mencuplik

seluruh tegakan yang mewakili.

Melalui metode ordinasi memungkinkan dapat menunjukkan tegakan

vegetasi dalam bentuk geometrik sedemikian rupa sehingga tegakan komunitas

Page 20: Metode Titik Fix Fix

yang paling serupa berdasarkan komposisi jenis beserta kemelimpahannya akan

mempunyai posisi yang saling berdekatan, sedangkan tegakan-tegakan lainnya

yang berbeda akan muncul saling berjauhan. Ordinasi dapat pula digunakan untuk

menghubungkan pola sebaran jenis-jenis dengan perubahan faktor lingkungan

(Mueller-Dombois dalam Jani, 2012). Berdasarkan analisis data ordinasi, dapat

diketahui bahwa tegakan vegetasi yang memiliki titik-titik ordinat yang

berdekatan antara lain adalah stand 3 dengan stand 10, lainnya yaitu stand 6, 7,

dan stand 11. Stand lainnya yang titik ordinatnya berdekatan yaitu 9, 12, 13, 14,

dan 15. Pada stand 6, 7 dan 11 memiliki komposisi jenis tanaman antara lain

Equisetum debile Roxb. dan Brachiaria. Hal tersebut dapat dilihat dari komposisi

jenisnya, antara stand 9, 12, 13, 14, dan 15 terdiri atas komposisi jenis tanaman

yang sama, antara lain ada Equisetum debile Roxb.

Sedangkan titik-titik yang memiliki titik ordinat yang berjauhan adalah

stand 1, 2, 4, 5, dan 8. Hal tersebut menunjukkan bahwa masing-masing stand

tersebut memiliki komposisi jenis stand yang berbeda. Pada stand 1 komposisi

jenis tanamannya terdiri atas Equisetum debile Roxb., Panicum repens, Cyperus

compactus Retz., dan Eleusine indica (L.) Gaertn. Sedangkan Pada Stand 2

komposisi jenisnya terdiri atas Paspalum sp, dan Eleusine indica (L.) Gaertn.

Pada stand 4 komposisi jenisnya terdiri atas Equisetum debile Roxb., dan

Panicum repens. Pada stand 5 komposisi jenis tanamannya terdiri atas Brachiaria

saja. Selain itu pada stand 8 komposisi jenis tanamannya terdiri atas Equisetum

debile Roxb., dan Brachiaria.

4. Kadar Air Tanah

Air tanah merupakan salah satu sifat fisik yang berpengaruh langsung

terhadap pertumbuhan tanaman dan aspek kehidupan manusia. Penetapan kadar

air tanah dapat dilakukan secara langsung melalui pengukuran perbedaan berat

tanah (disebut metode gravimetri) dan secara tidak langsung melalui pengukuran

sifat lain yang berhubungan erat dengan air tanah (Gardner dalam Hermawan,

2004).

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh data yaitu pada plot 2 yang

mewakili stand 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 memiliki jumlah kadar air yang tinggi sebesar

25.4 gram. Kadar air yang tinggi dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman

Page 21: Metode Titik Fix Fix

yang ada di daerah tersebut. Jenis tanaman yang didapatkan pada lima stand

tersebut yaitu Equisetum debile Roxb, Panicum repens L., Mikania micrantha

Kunth, Oxalis barrelieri L., dan Brachiaria. Kelima tanaman tersebut yang paling

banyak ditemukan yaitu Equisetum debile Roxb. Hal tersebut sesuai dengan

informasi yang didapatkan dari Wikipedia bahwa genus Equisetum hidup pada

tanah yang lembab berpasir atau semi-akuatik dan tanah berlumpur.

H. Simpulan

1. Indeks Nilai Penting terbesar yaitu Equisetum debile Roxb sebesar 0.06267%

menandakan bahwa tanaman ini memiliki kemampuan untuk hidup pada

suatu tempat terhadap kondisi lingkungan di tempat tersebut dan spesies yang

bersangkutan dianggap dominan.

2. Indeks similaritas seluruh stand pengamatan menunjukkan nilai indeks

similaritas dibawah 50% menunjukkan bahwa setiap kombinasi stand

pengamatan rendah tingkat similaritasnya (kesamaannya) yang disebabkan

adanya variasi kondisi lingkungan fisik, kimia, maupun interaksi antar spesies

di sepanjang gradient wilayah amatan sehingga spesies yang hidup bervariasi.

3. Equisetum debile Roxb lebih suka hidup pada tanah yang lembab berpasir

atau hidup pada tanah yang semi-akuatik dan tanah berlumpur kisaran pH 7

hingga 8.

4. Variasi kondisi lingkungan fisik, kimia, maupun interaksi antar spesies di

sepanjang gradient wilayah amatan menyebabkan spesies yang hidup

bervariasi. Akibatnya tingkat kemiripan vegetasi (indeks similaritas)

termasuk dalam kategori rendah.

5. Tegakan vegetasi yang memiliki titik-titik ordinat yang berdekatan antara lain

adalah stand 3 dengan stand 10, lainnya yaitu stand 6, 7, dan stand 11. Stand

lainnya yang titik ordinatnya berdekatan yaitu 9, 12, 13, 14, dan 15. Pada

stand 6, 7 dan 11 memiliki komposisi jenis tanaman antara lain Equisetum

debile Roxb. dan Brachiaria.

Page 22: Metode Titik Fix Fix

6. Plot 2 yang mewakili stand 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 memiliki jumlah kadar air

yang tinggi sebesar 25.4 gram. Jenis tanaman yang didapatkan pada lima

stand tersebut yaitu Equisetum debile Roxb, Panicum repens L., Mikania

micrantha Kunth, Oxalis barrelieri L., dan Brachiaria.

Daftar Rujukan

Djufri. 2003. Analisis Vegetasi Spermathophyta di Taman Hutan Raya (Tahura) Seulawah Aceh Besar. Biodiversitas 4(1): 30-34.

Hermawan, Bandi. 2004. Penetapan Kadar Air Tanah Melalui Pengukuran Sifat Dielektrik pada Berbagai Tingkat Kepadatan. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia 6 (2): 66-74.

http://en.wikipedia.org/wiki/EquisetumJani. 2012. Ordinasi. (Online), (http://staff.unila.ac.id/janter/2012/04/26/ordinas/),

diakses pada 15 Februari 2015.Setiadi, Dede. 2005. Keanekaragaman Spesies Tingkat Pohon di Taman Wisata

Alam Ruteng, Nusa Tenggara Timur. Biodiversitas 6 (2): 118-122.Suhadi. Tanpa Tahun. Petunjuk Praktikum Analisis Vegetasi. Malang: Universitas

Negeri Malang.