Minyak Kelapa & Kelapa Sawit

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 Minyak Kelapa & Kelapa Sawit

    1/13

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Minyak Kelapa Murni dan Minyak Inti Sawit

    Kelapa merupakan tanaman perkebunan yang mampu tumbuh dan

    berproduksi dengan baik bila ditanam pada ketinggian 0-600 m dari permukaan

    laut dengan suhu rata-rata 25o

    Proses produksi VCO yang tidak menggunakan pemanasan yang tinggi

    bukan hanya menghasilkan MCFA yang tinggi, tetapi juga dapat mempertahankan

    keberadaan vitamin E dan enzim-enzim yang terkandung dalan daging buah

    kelapa. VCO yang dibuat dari kelapa segar berwarna putih murni ketika

    minyaknya dipadatkan dan jernih kristal seperti air ketika dicairkan (Syah, 2005).

    C dan kelembapan udara 80-90%. Daerah ini

    umumnya dilewati garis katulistiwa sehingga beriklim tropis (Setiaji dan Surip,

    2002). Minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil, VCO) merupakan produk

    olahan buah kelapa. Minyak kelapa murni adalah minyak yang diperoleh dari

    daging buah kelapa (Cocos nucifera L) tua yang segar dan diproses dengan

    diperas dengan atau tanpa penambahan air, tanpa pemanasan atau pemanasan

    tidak lebih dari 60C dan aman dikonsumsi manusia (Badan Standardisasi

    Nasional, 2008).

    VCO berbeda dengan lemak dan minyak pada umumnya karena

    mempunyai kandungan asam lemak jenuh yang tinggi yaitu sekitar 90% asam

    lemak jenuh yang terdiri dari asam laurat, miristat, dan palmitat. Kandungan asam

    lemak jenuh dalam VCO didominasi oleh asam laurat dan asam miristat.

    Tingginya asam lemak jenuh yang dikandungnya menyebabkan VCO tahan

    terhadap proses ketengikan akibat oksidasi (Syah, 2005).

  • 7/22/2019 Minyak Kelapa & Kelapa Sawit

    2/13

    Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada bagian buahnya terdiri dari

    eksokarp (kulit paling luar), mesokarp (serabut, mirip serabut kelapa), endokarp

    (tempurung), dan kernel (inti sawit). Pengolahan bagian serabutnya (mesokarp)

    dengan cara ekstraksi dapat menghasilkan minyak sawit (crude palm oil),

    sedangkan pengolahan bagian kernel (inti) dapat menghasilkan minyak inti sawit

    (palm kernel oil,PKO) (Haryati, 1999). Komposisi asam lemak pada VCO dan

    PKO dapat dilihat pada Tabel 2.1.

    Tabel 2.1 Komposisi Asam Lemak Dari VCO dan PKO

    Nama Trivial SimbolKomposisi Asam Lemak (%b/b)

    VCO PKO

    Asam karpoat C6:0 0,4-0,6 0,1-0,5

    Asam kaprilat C8:0 5,0-10,0 3,4-5,9

    Asam kaprat C10:0 4,5-8,0 3,3-4,4

    Asam laurat C12:0 43,0-53,0 46,3-51,1

    Asam miristat C14:0 16,0-21,0 14,3-16,8

    Asam palmitat C16:0 7,5-10,0 6,5-8,9

    Asam palmitoleat C16:1 - -

    Asam stearat C18:0 2,0-4,0 1,6-2,6

    Asam oleat C18:1 5,0-10,0 13,2-16,4

    Asam linoleat C18:2 1,0-2,5 2,2-3,4

    Asam linolenat C18:3 - -

    Asam arakidat C20:0 0,9

    Sumber : OBrien (2009)

    VCO dan PKO berbeda dengan lemak dan minyak pada umumnya karena

    mempunyai kandungan asam lemak jenuh yang tinggi. VCO dan PKO

    mengandung sekitar 90% asam lemak jenuh yang terdiri dari asam laurat,

    miristat., dengan kandungan SFA sehingga VCO dan PKO memadat dan memutih

    pada suhu 26C dan kembali mencair pada suhu 29C (Syah, 2005; OBrien,

    2009).

    2.2 Asam Lemak

  • 7/22/2019 Minyak Kelapa & Kelapa Sawit

    3/13

    Asam lemak adalah asam monokarboksilat rantai lurus tanpa cabang yang

    mengandung atom karbon genap mulai dari C-4, tetapi yang paling banyak adalah

    C-16 dan C-18.Asam lemak digolongkan menjadi tiga yaitu berdasarkan panjang

    rantai asam lemak, tingkat kejenuhan, dan bentuk isomer geometrisnya.

    Berdasarkan panjang rantai asam lemak dibagi atas; asam lemak rantai pendek

    (short chain fatty acids, SCFA) mempunyai atom karbon lebih rendah dari 8,

    asam lemak rantai sedang mempunyai atom karbon 8 sampai 12 (medium chain

    fatty acids, MCFA) dan asam lemak rantai panjang mempunyai atom karbon 14

    atau lebih (long chain fatty acids, LCFA). Semakin panjang rantai C yang dimiliki

    asam lemak, maka titik lelehnya akan semakin tinggi (Silalahi, 2000; Silalahi dan

    Tampubolon, 2002).

    Berdasarkan tingkat kejenuhan asam lemak dibagi atas; asam lemak jenuh

    (SFA) karena tidak mempunyai ikatan rangkap, asam lemak tak jenuh tunggal

    (MUFA) hanya memiliki satu ikatan rangkap dan asam lemak tak jenuh jamak

    (PUFA) memiliki lebih dari satu ikatan rangkap. Semakin banyak ikatan rangkap

    yang dimiliki asam lemak, maka semakin rendah titik lelehnya (Silalahi, 2000;

    Silalahi dan Tampubolon, 2002).

    Berdasarkan bentuk isomer geometrisnya asam lemak dibagi atas asam

    lemak tak jenuh bentuk cis dan trans. Pada isomer geometris, rantai karbon

    melengkung ke arah tertentu pada setiap ikatan rangkap. Bagian rantai karbon

    akan saling mendekat atau saling menjauh. Jika saling mendekat disebut isomer

    cis (berarti berdampingan), dan apabila saling menjauh disebut trans (berarti

    berseberangan). Asam lemak alami biasanya dalam bentuk cis. Isomer trans

    biasanya terbentuk selama reaksi kimia seperti hidrogenasi atau oksidasi. Titik

    leleh dari asam lemak tak jenuh bentuk trans lebih tinggi dibanding asam lemak

  • 7/22/2019 Minyak Kelapa & Kelapa Sawit

    4/13

    O

    tak jenuh bentuk cis karena orientasi antar molekul dengan bentuk cis yang

    membengkok tidak sempurna sedangkan asam lemak tak jenuh trans lurus sama

    seperti bentuk asam lemak jenuh (Silalahi, 2000; Silalahi dan Tampubolon, 2002).

    2.3 Lemak

    Lipida adalah senyawa organik yang terdapat di dalam mahluk hidup yang

    tidak larut di dalam air tetapi larut di dalam pelarut nonpolar seperti heksan,

    dietileter. Komponen utama lipida adalah lemak, lebih 95% lipida adalah lemak.

    Lemak adalah triester asam lemak dan gliserol. Nama kimia dari lemak adalah

    triasilgliserol (TAG) dan nama lain yang sering digunakan adalah trigliserida

    (McKee dan McKee, 2003).Struktur kimia trigliserida dapat dilihat pada Gambar

    2.1 (Darmoyuwono, 2006; McKee dan McKee, 2003).

    ( ) miristat atau posisi sn-1

    ( ) palmitat atau posisi sn-2

    () miristat atau posisi sn-3

    1,3 dimiristoil, 2 palmitoil gliserol

    Gambar 2.1 Struktur Kimia trigliserida

    Keterangan: R C disebut dengan gugus asil, yang terikat pada molekul

    gliserol.

    Setiap molekul triasilgliserol (TAG) atau trigliserida (TG) dapat

    mengandung campuran dari tiga asam lemak yang berbeda atau semuanya sama.

    C

    C

    C O

    O

    O

    H

    H

    H

    H

    H C

    C

    C

    (CH2)12

    (CH2)14

    (CH2)12

    O

    O

    O

    CH3

    CH3

    CH3

  • 7/22/2019 Minyak Kelapa & Kelapa Sawit

    5/13

    Ketiga asam lemak ini teresterkan pada tiga posisi yang berbeda di dalam molekul

    lemaknya. Distribusi atau posisi asam lemak dalam molekul lemak dapat

    digolongkan berdasarkan stereospecific numbering (sn) atau atom karbon dalam

    molekul gliserol yakni sn-1, sn-2 dan sn-3 (McKee dan McKee, 2003).

    2.4 Metabolisme Lemak

    Metabolisme lemak dipengaruhi oleh panjang rantai asam lemak dan

    posisi asam lemak didalam molekul TAG. Enzim lipase adalah sekelompok enzim

    yang bertanggung jawab pada metabolisme lemak dalam pencernaan manusia.

    Metabolisme dan transportasi triasilgliserol pada manusia dapat dilihat pada

    Gambar 2.2.

    Gambar 2.2 Metabolisme dan transportasi triasilgliserol pada manusia (sumber:

    Willis et al., 1998)

    Keterangan:TAG (Triasilgliserol), DAG (Diasilgliserol) , MAG (Monoasilgliserol), MCFA

    (Medium chain fatty acid /asam lemak rantai sedang), LCFA (Long chain fatty

    acid/asam lemak rantai panjang), FFA (Free Fatty Acid /asam lemak bebas).

    Ada tiga sumber lipase yang aktif menghidrolisa lemak sebelum

    diabsorpsi. Enzim lipase pada manusia bekerja secara spesifik pada posisi sn-1

    dan sn-3, dan tidak menghidrolisa asil pada posisi sn-2 atau pada atom karbon

    nomor 2. Pada dasarnya hidrolisa lemak dimulai oleh lingual lipasedalam mulut

    TAG Mulut

    Lambung

    Usus halus

    Lapisan mukosa ususJantung

    Sistem limpatik

    Li ase air liur

    Lipase lambung

    Lipase pankreatik

    FFA 2-MAG

    LCFA, MAG,

    DAG FFA

    LCFA, MAG,

    DAG, FFA

    Hati

    MCFA

    ( C12)

    MCFA

    ( C12)jaringan

  • 7/22/2019 Minyak Kelapa & Kelapa Sawit

    6/13

    terutama pada bayi tetapi aktivtas ini rendah pada orang dewasa. Enzim ini aktif

    dalam bagian atas pencernaan, menghidrolisa lemak (TAG) menjadi

    monoasilgliserol (MAG), diasilgliserol (DAG), dan asam lemak bebas. Selain

    daripada itu lingual lipase cendrung akan menghidrolisa asam lemak rantai

    pendek dan sedang saja (Decker, 1996; Willis, et al.,1998).

    Asam lemak rantai pendek dan sedang akan mudah berinteraksi dengan

    medium berair sehingga dapat langsung diserap melalui lambung ke sirkulasi via

    vena porta ke hati, dimana akan terjadi oksidasi dan menghasilkan kalori sehingga

    tidak bersifat aterogenik seperti yang terjadi terhadap minyak kelapa (Willis, et

    al.,1988; Willis dan Marangoni, 1999; Enig, 1996; Enig, 2010). Hal ini terutama

    penting pada pasien yang penyerapan lemak yang tidak baik (fat malabsorption)

    dan juga untuk menghasilkan energi yang cepat untuk bayi yang premature. Asam

    lemak rantai pendek dan sedang juga dapat dimanfaatkan untuk mensuplai energi

    yang cepat dalam otot karena transportasi ke mitokondria tidak memerlukan

    carnitine (Willis dan Marangoni, 1999). Di dalam lambung lemak akan dihidrolisa

    oleh lipase lambung (gastric lipase) yang juga aktif terhadap asam lemak rantai

    pendek dan sedang, kemudian dapat memasuki sirkulasi via vena porta juga

    langsung ke hati. Lipase pankreas (pancreatic lipase) yang berada di dalam usus

    halus akan mengkataliser hidrolisa tahap terakhir dari lemak yang sedikit lebih

    aktif terhadap asam lemak pada posisi sn-1. Lipase pankreas walaupun lebih

    cendrung terhadap asam lemak pendek dan sedang tetapi dapat juga

    menghidrolisa asam lemak panjang yang berada pada posisi sn-1,3 (Silalahi,

    2006).

    Setelah hidrolisa asam lemak dan 2-MAG dalam bentuk misel bersama

    dengan garam empedu diabsorpsi melalui mukosa intestinal. Asam lemak rantai

  • 7/22/2019 Minyak Kelapa & Kelapa Sawit

    7/13

    sedang dalam bentuk 2-MAG diserap, bercampur dengan kilomikron, dan

    diangkut melalui saluran limpha. Asam lemak jenuh rantai panjang dalam bentuk

    bebasnya tidak atau sedikit saja diserap, karena titik leleh yang tinggi akan berupa

    zat padat dan dapat bereaksi dengan kalsium dan magnesium membentuk garam

    atau sabun yang tak larut dalam air. Oleh karena itu, diupayakan untuk

    menempatkan asam lemak yang bermanfaat bagi kesehatan pada posisi sn-2 agar

    absorbsinya lebih baik (Willis, et al., 1988; Willis dan Marangoni, 1999).

    2.5 Penentuan Jenis Asam Lemak pada Posisisn-2 pada Triasilgliserol

    Enzim lipase sangat penting dalam metabolisme lemak dalam tubuh.

    Proses pemecahan lemak (fat splitting) melepaskan asam lemak dari struktur

    triasilgliserol yang dapat terjadi dengan enzim lipase spesifik pada posisi sn

    tertentu (Aehle, 2004). Reaksi hidrolisis dengan menggunakan enzim lipase lebih

    efisien dan mudah dikontrol karena dan enzim lipase spesifik pada posisi tertentu

    sehingga dapat mengubah produk lemak dan distribusi asam lemak sesuai dengan

    yang diinginkan.

    Apabila reaksi hidrolisis dilakukan dengan penggunaan zat kimia maka

    akan menghasilkan produk lemak dengan distribusi asam lemak yang acak yaitu

    akan menghidrolisis pada semua posisi sn dalam produk lemak. Klasifikasi enzim

    lipase berdasarkan spesifikasinya dapat dilihat pada Tabel 2.2

    Tabel 2.2Klasifikasi Enzim Lipase Berdasarkan Spesifikasinya

    Klasifikasi

    enzim lipaseSpesifikasi Sumber Lipase Komersil

    Spesifik pada

    substrat

    Monoasilgliserol Jaringan lemak pada tikus

    Mono- dan

    DiasilgliserolPenicillium camembertii

    Triasilgliserol Penicillium sp.

    Regiospesifik Posisisn-1,3

    Pankreas babi

    Mucor mieheiAspergillus niger Lipase AP6

  • 7/22/2019 Minyak Kelapa & Kelapa Sawit

    8/13

    Thermomyces lanuginose Lipozyme TLIM

    Rhizomucor miehei Palatase M

    Posisi sn-2 Candida antartica A Novozyme 435

    Nonspesifik -

    Penicillium expansum

    Aspergillus sp.

    Pseudomonas cepacia

    Asil spesifik

    pada lemak

    Asam lemak rantai

    pendek

    Penicillium roqueforti

    Lambung bayi

    GetahCarica papaya

    asam lemak jenuh

    cis-9Geotrichum candidum

    Asam lemak jenuh

    rantai panjangBotrystis cinerea

    Stereospesifik

    Posisi sn-1Humicola lanugunose

    Pseudomonas aeruginosePosisisn-3

    Fusarium solani cutinase

    Lambung kelinci

    Sumber : Aehle (2004); Villeneuve dan Foglia (1997)

    Prinsip dilakukan proses hidrolisis enzimatik bertujuan untuk

    menghasilkan produk monogliserida, digliserida atau gliserol dan asam lemak

    bebas dari posisi sn yang diinginkan dengan penambahan enzim lipase (Aehle,

    2004). Reaksi hidrolisis enzimatik triasilgliserol dapat dilihat pada Gambar 2.3.

    Gambar 2.3 Reaksi Hidrolisis Enzimatik Triasilgliserol (Sumber: Aehle, 2004)

    Menurut Silalahi (2011), penentuan asam palmitat pada posisi sn-2 dapat

    dilakukan dengan menghidrolisis triasilgliserol secara enzimatik dengan enzim

    lipase yang spesifik pada posisi sn-1,3 adalah dengan menghidrolisis triasilgliserol

    pada posisi sn-1,3 sehingga akan menghasilkan produk 2-MAG dan asam lemak

    bebas dari asam lemak pada posisi sn-1,3. Kemudian dipisahkan dengan larutan

    polar yang mengikat 2-MAG, ataupun disentrifugasi pada kecepatan dan waktu

    tertentu untuk memisahkan 2-MAG dan asam lemak bebas dari asam lemak pada

  • 7/22/2019 Minyak Kelapa & Kelapa Sawit

    9/13

    posisi sn-1,3. Setelah terpisah, asam lemak bebas pada posisi sn-1,3

    dimetilesterkan untuk diinjeksikan ke Kromatografi Gas. Hasil pengurangan total

    asam lemak dan asam lemak bebas adalah nilai produk 2-MAG. Distribusi asam

    palmitat pada posisi sn-2 dapat dilihat pada Tabel 2.3.

    Tabel 2.3Distribusi Asam Palmitat Pada Posisi sn-2

    No Sampel Distribusi Asam palmitat pada posisisn-2 (%)

    Minyak nabati

    1 Kelapa 15,68

    2 Kelapa murni 14,67

    3 Kelapa sawit 19,98

    4 Kedele 19,845 Jagung 13,07

    6 Campuran 17,85

    Lemak hewani

    7 Sapi 34,85

    8 Ayam 33,13

    9 Babi 40,56

    10 Kambing 37,39

    Sumber : Silalahi (2011)

    Berdasarkan perhitungan distribusi asam palmitat, maka dapat diperoleh

    persentase nilai sn-2. Persentase asam palmitat pada minyak nabati yang

    terdistribusi pada posisi sn-2 lebih sedikit dibandingkan dengan lemak hewani.

    Asam lemak palmitat yang terdapat pada minyak nabati, dalam jumlah yang

    terbanyak terdapat pada minyak kelapa sawit dan dalam jumlah terkecil terdapat

    pada minyak jagung (Silalahi, 2011).

    2.6 Aktivitas Antibakteri Asam Laurat dan Monolaurin

    Monolaurin merupakan monoester yang terbentuk dari asam laurat yang

    telah diteliti memiliki aktivitas antivirus, antibakteri dan antijamur. Asam laurat

    merupakan komponen utama VCO dan PKO. Asam laurat juga banyak terdapat

    dalam air susu ibu dan meningkatkan kekebalan tubuh bayi, itulah sebabnya bayi

    yang mendapat air susu ibu akan tumbuh dan berkembang dengan sempurna serta

  • 7/22/2019 Minyak Kelapa & Kelapa Sawit

    10/13

    kebal berbagai macam penyakit. Aktivitas antimikroba dari asam lemak

    dipengaruhi oleh pH yang merupakan faktor penentu bakteri dapat mati atau

    hanya terinaktivasi pH dari asam lemak rantai pendek (kaproat, kaprilat dan

    kaprat) yang berfungsi baik sebagai antimikroba adalah 6,5 - 7,5, namun untuk

    asam lemak rantai sedang (laurat dan miristat), pH minimum 6,5 sudah mampu

    membunuh bakteri (Syah, 2005).

    Menurut Permata (2012), VCO tidak memilki aktivitas antibakteri dan

    hidrolisis parsial dapat meningkatkan daya hambat pertumbahan bakteri VCO,

    baik itu hidrolisis dengan enzim (lipozim) maupun dengan NaOH (penyabunan).

    Hasil yang paling baik ditunjukkan oleh hidrolisis dengan metode enzimatik

    dengan lama inkubasi 12 jam. Peningkatan waktu inkubasi enzimatik sebanding

    dengan peningkatan kandungan asam lemak bebas dalam VCO dan peningkatan

    aktivitas antibakterinya. Semakin lama inkubasi maka semakin banyak asam

    laurat dan monolaurin yang dihasilkan, sehingga aktivitas antibakteri semakin

    meningkat. Hidrolisis menggunakan NaOH (penyabunan) meningkatkan

    kandungan asam lemak bebas sebanding dengan peningkatan NaOH yang

    digunakan dalam hidrolisis. Semakin banyak NaOH yang ditambahkan dalam

    reaksi penyabunan, maka semakin banyak trigliserida yang tersabunkan. Sehingga

    semakin tinggi kandungan asam lemak dalam VCO dan meningkatkan aktivitas

    antibakteri dari VCO. Rumus struktur kimia asam laurat dan monolaurin dapat

    dilihat pada Gambar 2.4.

    C

    O

    OH

    asam laurat

  • 7/22/2019 Minyak Kelapa & Kelapa Sawit

    11/13

    Monolaurin

    Gambar 2.4Struktur Kimia Asam Laurat Dan Monolaurin

    Lemak jenuh dalam minyak kelapa, seperti asam kaprat, dan asam laurat,

    terbukti dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh karena minyak kelapa

    berfungsi sebagai antivirus, antibakteri, antijamur, dan antiprotozoa. Asam laurat

    dan monogliserida yang disebut monolaurin telah terbukti berperan sebagai

    antivirus, khususnya virus yang berselubung lemak. Baik asam kaprat maupun

    asam laurat di dalam minyak kelapa dapat mengatasi Candida albicans

    (Darmoyuwono, 2006).

    2.7 Analisis Asam Lemak

    Asam lemak yang terdapat di dalam makanan dapat dianalisa

    menggunakan kromatografi gas cair dengan menggunakan kolom kapiler, dalam

    hal ini dapat dipisahkan isomer cis dan isomernya. Penelitian yang telah dilakukan

    terhadap berbagai jenis makanan untuk mengetahui jumlah asam lemak yaitu,

    Satchithanandam, et al (2004) menganalisis 117 produk makanan berupa

    margarin, kue dan crakers, produk kentang goreng, minyak nabati dan

    shorthening, cereals, dan mayonnaise yang ada di Amerika dengan menggunakan

    kromatografi gas dan diperoleh hasil 30% produk makanan berupa roti dan kue

    yang dianalisa kandungan asam lemaknya.

  • 7/22/2019 Minyak Kelapa & Kelapa Sawit

    12/13

    Kromatografi gas telah luas digunakan dalam metode analisa metil ester

    asam lemak (fatty acid methyl ester/FAME). Kesuksesan pemisahan komposisi

    asam lemak dalam bentuk FAME dengan kromatografi gas bergantung pada

    kondisi percobaan dari metode yang digunakan. Kebanyakan metode

    kromatografi gas untuk mendeteksi asam lemakmenggunakan kolom kapiler yang

    panjang dengan fase diam berupa senyawa yang kepolarannya tinggi. Pada

    kondisi ini, pemisahan berdasarkan pada panjang rantai dari asam lemak, derajat

    ketidakjenuhan, dan geometri serta posisi ikatan rangkapnya. Deretan elusi yang

    diharapkan untuk asam lemak yang spesifik dengan panjang rantai yang sama

    pada kolom yang kepolarannya tinggi yaitu sebagai berikut: bentuk jenuh

    (saturated), bentuk tidak jenuh dengan satu ikatan rangkap (monounsaturated),

    bentuk tidak jenuh dengan dua ikatan rangkap (diunsaturated) (Moss dan

    Wilkening, 2005).

    Berdasarkan (American Oil Chemists Society (AOCS), 1997), penentuan

    kualitatif dan kuantitatif untuk saturated fatty acid (SFA), monounsaturated fatty

    acid (MUFA), dan polyunsaturated acid (PUFA) secara kromatografi gas dapat

    menggunakan kolom kapiler. AOCS Ce Ie-91 juga menetapkan bahwa kolom

    yang dapat digunakan bisa pendek (50-60 m) atau panjang (100-120 m) dengan

    fase diam yang kepolarannnya tinggi. Selain itu, detektor yang dapat digunakan

    yaitu flame ionization detector (FID) dengan suhu pengoperasian 250 C. Gas

    pembawa yang dapat digunakan yaitu helium, nitrogen, atau hidrogen. Metode

    boron triflorida merupakan metode yang dapat digunakan untuk menghasilkan

    asam lemak metil ester dari trigliserol minyak atau lemak (Moss dan Wilkening,

    2005).

  • 7/22/2019 Minyak Kelapa & Kelapa Sawit

    13/13

    Metil ester asam lemak dari VCO dan PKO dibuat terlebih dahulu dengan

    mereaksikan minyak dengan NaOH yang akan membentuk garam natrium asam

    lemak, reaksi akan terus berlangsung hingga seluruh asam lemak lepas dari lemak.

    Kemudian ke dalam garam natrium asam lemak ditambahkan BF3 14% dalam

    metanol maka akan terbentuk metil ester asam lemak. Pembuatan metil ester asam

    lemak menggunakan NaOH gunanya untuk membentuk metoksida yang bersifat

    basa kuat sehingga pembentukan metil ester menjadi lebih baik. BF3 adalah asam

    Lewis sebagai katalisator yang dapat menerima sepasang elektron sehingga

    pembentukan metanoat lebih cepat dan sempurna (Solomons, 1994). NaCl jenuh

    berguna untuk memisahkan koloid berwarna putih yang tersebar dalam larutan

    akibat dari komponen asam lemak yang tidak tersabunkan (Haryati, 1994).