46
MITIGASI dan ANALISIS RESIKO BENCANA REVITALISASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL BAGI UPAYA RESOLUSI KONFLIK DI DAERAH NTB

Mitigasi Dan Analisis Resiko Bencana

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mitigasi

Citation preview

MITIGASI dan ANALISIS RESIKO BENCANA

MITIGASI dan ANALISIS RESIKO BENCANAREVITALISASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL BAGI UPAYA RESOLUSI KONFLIK DI DAERAH NTB

Kelompok 6 :Puspitasari MujiwinarniValda Anggita KurniaIzzatul MufidahFautia ErfanisaRinaldy Rizky AufahaqOUTLINEPENDAHULUANIzzatul MufidahMenurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007, Bencana dapat didefinisikan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.Berdasarkan sumber dan penyebabnya, bencana dapat dibagi menjadi :1. Bencana Alam2. Bencana Non Alam3. Bencana Sosial Menejemen Penanganan Bencana

Secara umum kegiatan manajemen bencana dapat dibagi dalam kedalam tiga kegiatan utama :Kegiatan PrabencanaTanggap daruratKegiatan pasca bencana1. Prabencanadalam situasi tidak terjadi bencana, meliputi : perencanaan penanggulangan bencana, pengurangan risiko bencana, Pencegahan, analisis resiko bencana, pendidikan dan pelatihan, dan persyaratan standar teknis penanggulangan bencanadalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana, meliputi : kesiapsiagaan, peringatan dini, dan mitigasi bencana.2. Tanggap Daruratpengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber dayapenentuan status keadaan darurat bencana;penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencanapemenuhan kebutuhan dasarperlindungan terhadap kelompok rentanpemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital3. Pasca BencanaRehadilitasiRekonstruksi

Mitigasi BencanaFautia ErfanisaMitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.Mitigasi bencana merupakan suatu aktivitas yang berperan sebagai tindakan pengurangan dampak bencana, atau usaha-usaha yang dilakukan untuk megurangi korban ketika bencana terjadi, baik korban jiwa maupun harta.Dalam melakukan tindakan mitigasi bencana, langkah awal yang kita harus lakukan ialah melakukan kajian resiko bencana terhadap daerah tersebut.Dalam menghitung resiko bencana sebuah daerah harus mengetahui :1. Bahaya (hazard),2. Kerentanan (vulnerability)3. Kapasitas (capacity)Upaya mitigasi dapat dilakukan dalam bentuk mitigasi struktur dengan memperkuat bangunan dan infrastruktur yang berpotensi terkena bencanaupaya mitigasi juga dapat dilakukan dalam bentuk non struktural.

Mitigasi bencana yang efektif harus memiliki tiga unsur utama :Penilaian bahaya (hazard assestment); Peringatan (warning); Persiapan (preparedness). Mitigasi Bencana Berbasis MasyarakatRinaldy Rizky AufahaqMitigasi bencana berbasis masyarakat adalah upaya yang dilakukan oleh anggota masyarakat secara terorganisir baik sebelum, saat dan sesudah bencana dengan menggunakan sumber daya yang mereka miliki semaksimal mungkin untuk mencegah, mengurangi, menghindari dan memulihkan diri dari dampak bencana.Beberapa alasan pentingnya penanggulangan bencana berbasis masyarakat :Penanggulangan bencana adalah tanggungjawab semua pihak, bukan pemerintah saja.Setiap orang berhak untuk mendapatkan perlindungan atas martabat, keselamatan dan keamanan dari bencana.Masyarakat adalah pihak pertama yang langsung berhadapan dengan ancaman dan bencana. Karena itu kesiapan masyarakat menentukan besar kecilnya dampak bencana di masyarakat.Masyarakat yang terkena bencana adalah pelaku aktif untuk membangun kembali kehidupannya.Masyarakat meskipun terkena bencana mempunyai kemampuan yang bisa dipakai dan dibangun untuk pemulihan melalui keterlibatan aktif.Masyarakat adalah pelaku penting untuk mengurangi kerentanan dengan meningkatkan kemampuan diri dalam menangani bencana.Masyarakat yang menghadapi bencana adalah korban yang harus siap menghadapi kondisi akibat bencana.Mitigasi Bencana Berbasis MasyarakatKebijakan yang mengatur tentang pengelolaan kebencanaan atau mendukung usaha preventif kebencanaan seperti kebijakan tataguna tanah agar tidak membangun di lokasi yang rawan bencana;Kelembagaan pemerintah yang menangani kebencanaan, yang kegiatannya mulai dari identifikasi daerah rawan bencana, penghitungan perkiraan dampak yang ditimbulkan oleh bencana, perencanaan penanggulangan bencana, hingga penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang sifatnya preventif kebencanaan;Indentifikasi lembaga-lembaga yang muncul dari inisiatif masyarakat yang sifatnya menangani kebencanaan, agar dapat terwujud koordinasi kerja yang baik;Pelaksanaan program atau tindakan ril dari pemerintah yang merupakan pelaksanaan dari kebijakan yang ada, yang bersifat preventif kebencanaan;Meningkatkan pengetahuan pada masyarakat tentang ciri-ciri alam setempat yang memberikan indikasi akan adanya ancaman bencana.Konflik SosialValda Anggita KurniaTahap konflikSebelum konflik KonfrontasiKrisisPasca KrisisPemulihan dan Pembangunan KembaliBentuk konflik sosial dengan kekerasanPerkelahian antar perseorangan, kelompok dan masyarakatPembantaian oleh satu masyarakat pada masyarakat lainnyaPerusakan bangunan fisik secara sengaja

PenyebabKetidakseimbangan atau ketidakadilan dalam hal ekonomi, politik, sosial, hukum, budayadan agamaPerebutan kepentingan sumber daya alamKecemburuan perseorangan atau kelompokKetersinggungan perseorangan atau kelompokLemahnya penegakan hukumDampakKorban jiwa, luka-lukaBangunan rusakHancurnya sarana umumTrauma sosialKesulitan ekonomiHancurnya kepercayaan dan kerjasama antar kelompokPemisahan masyarakat berdasarkan SARA (Suku-Agama-Ras-Antar golongan)

Tindakan kesiapsiagaanMemahami dan menghargai pendapat orang lain, memahami permasalahan dan mencari jalan keluarnya.Membina komunikasi yang baik dan terbuka, membentuk forum antar agama, politik dan adat.Memperkuat rasa persatuan dan menegakkan hukum.Mengadakan kegiatan sosial bersama seperti pertandingan olahraga, pasar malam, dsb.Tindakan saat terjadi konflikJangan mudah percaya pada isu atau gosip yang tidak jelas sumbernya.Mintalah keterangan yang pasti dari pihak yang berwenang.Hindari kerumunan orang yang tidak jelas maksud dan tujuannya.Kerumunan massal biasanya sangat mudah dihasut untuk membuat kerusuhan.Jangan membalas kekerasan dengan kekerasan, serahkan kepada pihak yang berwajibuntuk menyelesaikannya, minta bantuan pihak lain sebagai penengah dalam perundingan.Jika merasa terancam, segera minta bantuan pada pihak KepolisianTindakan setelah konflik terjadiMelalui perundingan biasanya situasi bisa diredam dan kemungkinan hubungan bisa menjadi normal kembali.

Langkah-langkah penyelesaianPada intinya penyelesaian konflik merupakan tanggung jawabdan kerjasama antar seluruh pihak yang terkait yaitu masyarakat, organisasi dan pemerintah. Untuk itu perlu dilakukan beberapa langkah penyelesaian dengan menentukan langkah yang akan diambil dan pihak yang melaksanakan.Studi KasusPuspitasari MujiwinarniPENDAHULUANDalam dua dekade terakhir realitas harmoni Indonesia kerap terkoyak oleh serangkaian konflik berbau kekerasan (violence conflicts) yang marak merebak di berbagai daerah termasuk di Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat. Berbagai konflik komunal ini bukan hanya sangat mengganggu stabilitas nasional tetapi juga mengancam integrasi bangsaBerbagai upaya penanganan konflik yang selama ini dilakukan elit masyarakat maupun pemerintah terkesan hanya menyelesaikan atau mengakhiri konflik, belum mengarah pada upaya transformasi konflik (conflict transformation) secara berkesinambungan (istimrar). Konflik : Resolusi dan KonsepsiKonflik merupakan kenyataan hidup yang tidak terhindarkan dan sering bersifat kreatif.Konflik terjadi ketika tujuan masyarakat tidak sejalan atau karena ketidakseimbangan atau kesenjangan status sosial, kurang meratanya kemakmuran dan akses yang tidak seimbang terhadap sumberdaya serta sudut pandang terhadap suatu permasalahan.Rafl Dahrendorf menyatakan bahwa konflik merupakan fenomena yang selalu hadir (inherent omnipresence) dalam suatu komunitas.Simon Fisher dkk yang menyebutkan beberapa teori tentang terjadinya konflik:

Pertama, Teori hubungan masyarakat.Kedua, teori negosiasi konflik.Ketiga, teori kebutuhan manusiaKeempat, teori identitas. Kelima, teori kesalahpahaman antar budaya. Keenam, teori transformasi konflik.Resolusi KonflikMemiliki 4 tahapan :Tahap de-eskalasi Tahap negoisasiTahap problem solving approachTahap peace buildingResolusi konflik merupakan suatu terminologi ilmiah yang menekankan kebutuhan untuk melihat perdamaian sebagai sebuah proses terbuka dan membagi proses penyelesaian konflik melalui beberapa tahap sesuai status konflik.Keempat tahapan resolusi ini yang disebut dengan konsepsi konflik.38Resolusi Konflik Berbasis Kearifan LokalKearifan lokal, menurut John Haba sebagaimana dikutip oleh Irwan Abdullah,mengacu pada berbagai kekayaan budaya yang tumbuh dan berkembang dalam sebuah masyarakat yang dikenal, dipercayai dan diakui sebagai elemen-elemen penting yang mampu mempertebal kohesi sosial diantara warga masyrakatAda enam signifikansi dan fungsi kearifan lokal jika dimanfaatkan dalam resolusi konflik :Pertama, sebagai penanda identitas sebuah komunitasKedua, elemen perekat (aspek kohesif) lintas warga, lintas agama dan lintas kepercayaan. Ketiga kearifan lokal tidak bersifat memaksa tetapi lebih merupakan kesadaran dari dalam.Keempat, kearifan lokal memberi warna kebersamaan sebuah komunitas.Kelima, kemampuan local wisdom dalam mengubah pola fikir dan hubungan timbal balik individu dan kelompok dan meletakkannya di atas common ground.Keenam, kearifan lokal dapat mendorong proses apresiasi, partisipasi sekaligus meminimalisir anasir yang merusak solidaritas dan integrasi komunitas.

Beberapa Kearifan Lokal Masyarkat Sasak

Selain terdapat sejumlah petuah lama yang menjadi nilai-nilai luhur yang mengatur interaksi sosial, di Pulau Lombok terdapat pula banyak tradisi yang jika ditelusuri dapat menjadi bagian dari upaya bina damai (peace building).Salah satunya adalah aktivitas begibung.Di luar falsafah hidup yang dapat digali dari kearifan lokal dan beberapa living tradition di atas, pada beberapa desa di Lombok terdapat pula sejumlah aturan yang disepakati bersama oleh anggota masyarakat dan menjadi semacam hukum tak terlulis yang disebut awig-awig.