13
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana adalah serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan manusia yang disebabkan oleh faktor alam dan manusia sehingga dapat menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Secara umum beberapa bencana alam yang terjadi dan mengancam kehidupan manusia adalah bencana erosi, aberasi, banjir gelombang pasang, interusi air laut, longsor, dan kebakaran hutan Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan oleh badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Propinsi Jawa Tengah telah dilokalisir, bahwa telah diduga ada 25 kabupaten dan kota yang masuk kedalam kategori rawan bencana. Upaya yang dilakukan oleh BPBD Propinsi jawa Tengah merupakan suatu upaya yang sangat positif untuk memberikan perinatan dini (early warning System) agar dampak yang ditimbulakn oleh bencana alam tersebut dapat dikurangi atau diminimalisir. Karena Peringatan dini merupakan serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang. Gelombang pasang adalah gelombang air laut yang melebihi batas normal dan dapat menimbulkan bahaya baik di lautan, maupun di darat terutama daerah pinggir pantai. Umumnya gelombang pasang terjadi karena adanya angin kencang/topan, perubahan cuaca yang sangat cepat,

Mitigasi KOMANG MUSTIAWAN_26020210110006.doc

Embed Size (px)

Citation preview

I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Bencana adalah serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan manusia yang disebabkan oleh faktor alam dan manusia sehingga dapat menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Secara umum beberapa bencana alam yang terjadi dan mengancam kehidupan manusia adalah bencana erosi, aberasi, banjir gelombang pasang, interusi air laut, longsor, dan kebakaran hutan Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan oleh badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Propinsi Jawa Tengah telah dilokalisir, bahwa telah diduga ada 25 kabupaten dan kota yang masuk kedalam kategori rawan bencana.

Upaya yang dilakukan oleh BPBD Propinsi jawa Tengah merupakan suatu upaya yang sangat positif untuk memberikan perinatan dini (early warning System) agar dampak yang ditimbulakn oleh bencana alam tersebut dapat dikurangi atau diminimalisir. Karena Peringatan dini merupakan serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang.

Gelombang pasang adalah gelombang air laut yang melebihi batas normal dan dapat menimbulkan bahaya baik di lautan, maupun di darat terutama daerah pinggir pantai. Umumnya gelombang pasang terjadi karena adanya angin kencang/topan, perubahan cuaca yang sangat cepat, dan karena ada pengaruh dari gravitasi bulan maupun matahari. Kecepatan gelombang pasang sekitar 10-100 Km/jam.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui daerah yang rawan akan gelombang pasang2. Untuk mengetahui wilayah yang paling rentan terkena gelombang pasan3. Untuk mengetahui bagai mana peranan mitigasi dalam suatu bancana II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Umum Jawa Tengah

Provinsi Jawa Tengah mempunyai wilayah seluas 32.284,268 km atau sekitar 23,97% dari luas wilayah Pulau Jawa, terletak pada koordinat antara 630'-930' LS dan antara 10830' 11130' BT. Panjang garis pantai yang di miliki Jawa Tengah adalah 791,76 km, yang terdiri atas pantai utara sepanjang 502,69 km dan pantai selatan sepanjang 289,07 km. Selain itu, Jawa Tengah mempunyai 34 pulau-pulau kecil. Provinsi Jawa Tengah di apit oleh tiga provinsi yaitu Jawa Timur di sebelah timur, Jawa Barat di sebelah barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di sebelah selatan.

Kondisi pantai utara Jawa Tengah yang landai dan perairan yang relatif tenang menjadikan pantai utara Jawa Tengah sebagai daerah yang memiliki cukup banyak sentra nelayan dan penangkapan ikan terutama dengan skala kecil dan menengah,namun saat ini kondisinya sudah padat tangkap. Dipantai selatan yang berbatasan dengan Samudera Indonesia masih mempunyai potensibesar untuk perikanan tangkap khususnya untuk kapal penangkap ikan besar tetapi kondisinya yang curam dengan ombak yang besar mengakibatkan kurangnya sentra nelayan dan penangkapan ikan di pantai selatan Jawa Tengah.

Perikanan tangkap Jawa Tengah yang terdiri dari perikanan laut dan perikanan di perairan pedalaman mempunyai potensi untuk di kembangkan. Potensi perikanan laut yang tersebar di perairan Jawa Tengah sekitar 1.873.530 ton/tahun meliputi Laut Jawa sekitar 796.640 ton/tahun dan Samudera Indonesia sekitar 1.076.890 ton/tahun. Sedangkan perairan pedalaman mempunyai luas perairan yang dapat dikembangkan untuk kegiatan perikanan. Luas perairan pedalaman Jawa Tengah mempunyai luas total 43.292,30 Ha yang terdiri dari sungai 15.391,90 Ha, waduk 23.016 Ha, rawa 3.514 Ha, danau/cekdam 1.370,40 Ha.

Kondisi pantai utara Jawa Tengah yang landai dan perairan yang relatif tenang menjadikan pantai utara Jawa Tengah sebagai daerah yang memiliki cukup banyak sentra nelayan dan penangkapan ikan terutama dengan skala kecil dan menengah,namun saat ini kondisinya sudah padat tangkap. Dipantai selatan yang berbatasan dengan Samudera Indonesia masih mempunyai potensibesar untuk perikanan tangkap khususnya untuk kapal penangkap ikan besar tetapi kondisinya yang curam dengan ombak yang besar mengakibatkan kurangnya sentra nelayan dan penangkapan ikan di pantai selatan Jawa Tengah.2.2 Sejarah Bencana (Gelombang Pasang)Gelombang pasang di Laut Selatan Jawa Tengah hal ini di akibatkan adanya peningkatan intensitas angin barat yang bergeser ke arah timur telah menyebabkan ketinggian gelombang di laut selatan Jawa Tengah khususnya perairan Cilacap dan Kebumen, mencapai tiga hingga empat meter sejak dua hari ini. Ketinggian gelombang di perairan Cilacap dan Kebumen mencapai 3-4 m dengan kecepatan angin rata-rata 50 kilometer per jam akibat adanya peningkatan intensitas angin barat(Anonim,2012).

Diperkirakan bahwa tinggi gelombang yang terjadi dalam puncak musim Barat (Desember-Pebruari) dan Timur (Juni-Agustus) bisa mencapai lebih dari 1 meter.Fenomena gelombang tinggi umum terjadi pada masa peralihan dari musim barat ke musim timur.Pada sekitar Bulan Juni 2007 di wilayah pesisir jawa tengah bagian utara terjadi Gelombang tinggi hingga mencapai pemukiman penduduk yang terletak sekitar 100 m dari garis pantai. Masyarakat mengenal fenomena ini sebagai rob. Ketiga faktor yang melahirkan fenomena tersebut adalah terjadinya swell dari Samudra Hindia sebelah barat Australia, Gelombang Kelvin yang menjalar dari Samudra Hindia di sekitar 65 derajat bujur timur, dan posisi Bumi, Bulan, Matahari yang berada pada satu garis. Swell merupakan gelombang permukaan laut yang panjang (alun) dan bersifat cukup stabil dengan arah perambatannya lebih konstan dibandingkan dengan gelombang permukaan biasa. Swell muncul akibat adanya tekanan tinggi yang berlangsung terus-menerus dan ada angin yang stabil. Gelombang Kelvin ekuator merupakan gelombang yang selalu muncul pada masa transisi musim, bisa empat kali terjadi, tetapi biasanya muncul terkuat pada bulan Mei-Juni. Faktor ketiga adalah adanya gaya tarik terhadap Bumi yang muncul akibat posisi Matahari, Bumi, Bulan berada dalam satu garis. Gaya tarik akibat interaksi Bumi dengan Bulan dan Matahari itu menyebabkan munculnya gaya pasang surut yang menyebabkan air laut naik (pasang) lebih tinggi. Posisi segaris Matahari, Bumi, Bulan ini merupakan peristiwa siklis dengan periode sekitar 18,6 tahun. Posisi Bumi, Bulan, Matahari terus bergeser sehingga pengaruh gaya tarik tersebut berangsur berkurang dalam dua-tiga hari. Ketiga faktor itu semuanya membawa energi gelombang yang besar sehingga amplitudo masing-masing gelombang laut itu menjadi lebih besar dari biasanya.Pada kurun waktu tersebut, ketiga gelombang dengan amplitudo yang besar itu semuanya bertemu. Karena periode gelombang ketiganya tidak sama, ada saatnya terjadi penguatan satu sama lain dan terkadang terjadi juga secara bersamaan kehilangan energi sehingga akhirnya gelombangnya mengecil.

Badai siklon tropis merupakan pusaran angin kencang dengan diameter hampir 200 km, berkecepatan lebih dari 200 km/jam dan mempunyai lintasan sejauh 1.000 km. Dengankecepatan tersebut sebuah badai yang melintasi daratan dapat mengakibatkan kerusakanyang sangat hebat.Indonesia bukan merupakan daerah pertumbuhan badai.Daerah pertumbuhan siklon tropis paling subur di dunia adalah Samudra Hindia dan perairan barat Australia dan mencapairerata 10 kali per tahun.Namun demikian, efek badai tersebut kadang sampai ke Indonesia.Ekor badai yang mencapai ratusan kilometer di daerah perairan Samudra Hindia seringkalimenimbulkan angin kencang, hujan deras, dan tingginya gelombang laut di bagian selatanPulau Jawa.Daerah yang sering terkena pengaruh badai meliputi Kabupaten Boyolali, Klaten,Magelang, Purworejo, Kebumen, Cilacap hingga Banyumas dimana oleh masyarakatsetempat dinamakan angin puting beliung.

2.3 Mitigasi Bencana Pesisir dan Laut

Mitigasi Bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Secara umum kegiatan manajemen bencana dapat dibagi dalam kedalam tiga kegiatan utama,Upaya mitigasi dan pengurangan bencana adalah mereklamasi pantai, pembanguanan pemecah omban (break water). Penataan bangunan di sekitar pantai, pengembangan kawasan hutan bakau (mangrovea), pembangunan tembok penahange lombang.

1. yaitu: Kegiatan pra bencana yang mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, serta peringatan dini

2. Kegiatan saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat untuk meringankan penderitaan sementara, seperti kegiatan search and rescue (SAR), bantuan darurat dan pengungsian

3. Kegiatan pasca bencana yang mencakup kegiatan pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi

III. MATERI DAN METODE3.1 Materi

Materi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data lapangan ( primer) dan data hasil pengukuran dari instasi ( Sekunder ), data primer meliputi data Citra Satelit LANDSAT tahun 2007 dan data DEM, sementara data sekunder merupakan data untuk melengkapi data primer, meliputi data pasang surut, data kenaikan muka air laut.

3.2. Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang digunakan dalam Penelitian ini

NoNama AlatFungsi

1KomputerPengolahan Data

3Software Arc gis 9.2Membuat Peta Daerah genangan Rob

4Data DEMUntuk Membuat peta Ketinggian

3.3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yang bersifat eksploratif untuk menggambarkan stuatu keadaan dengan pengolahan citra menggunakan metode pegindraan jauh dan Pengolahan data spatial dengan metode Sistem Informasi Geografis (SIG)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil

Peta Rawan Bencana

4.2 PembahasanGelombang pasang adalah salah satu bencana yang terjadi di daerah dipesisir. Gelombang pasang biasanya terjadi karena adanya badai di tengah laut.Gelomnag tinggi ini ditimbulkan karena efek terjadinya siklon tropis disekitar wilayah jawa tengah. Terlihat pada peta bahwa tak sedikit daerah-daerah yang ada di wilayah jawa tengah yang rawan bencana gelombang pasang, ini biasanya disebabkan karena kondisi perairan dimasing-masing wilayah jawa tengah. Seperti yang nampak pada peta rawan bencana gelombang pasang dijawa tengah daerah yang paling besar terancam gelombang pasang adalah wilayah semarang dan rembang ditandai bercak merah yang mengisi daerah tersebut. Jika terjadi cuaca yang sangat ekstrim yaitu cuaca buruk maka daerah-daerah yang berwarna merah kemungkinan besar terjadi gelombang pasangUpaya mitigasi dan pengurangan bencana adalah mereklamasi pantai, pembanguanan pemecah omban (break water). Penataan bangunan di sekitar pantai, pengembangan kawasan hutan bakau (mangrovea), pembangunan tembok penahange lombang.

V. KESIMPULAN1. Gelombang pasang di jawa tengah terjadi karena efek dari badai siklon, dimana daerah yang terkena gelombang pasang adalah Kabupaten Purworejo, Kebumen, Cilacap hingga Banyumas.

2. Wilayah yang paling rentan terkena gelombang pasang adalah wilayah semarang dan rembang

3. Mitigasi yang perlu dilakukan guna mengurangi dampak bencana adalah mereklamasi pantai, pembanguanan pemecah omban (break water). Penataan bangunan di sekitar pantai, pengembangan kawasan hutan bakau (mangrovea), pembangunan tembok penahangelombang.

DAFTAR PUSTAKAhttp://diskanlut-jateng.go.id/index.php/read/perikanan_tangkaphttp://penulisjalanan.wordpress.com/cuaca-ekstrim/http://siagabencana.net/2012/01/tata-istilah-dalam-penanganan-penanggulangan- bencana/http://tagana.wordpress.com/category/menu-utama/jenis-bencana/page/3/http://www.bnpb.go.id/website/asp/benc.asp?p=13