33
Mata Kuliah Irigasi Dan Bangunan Air Pertemuan I

Mk Irigasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Mk Irigasi

Mata Kuliah IrigasiDan Bangunan Air

Pertemuan I

Page 2: Mk Irigasi

A.Pengairan:

Suatu usaha untuk mengatur dan memanfaatkan air yang ada di darat yang mencakup irigasi, drainasi, reklamasi dan pengendalian banjir

Page 3: Mk Irigasi

Irigasi secara umum didefinisikan sebagai penggunaan air pada tanah untuk keperluan penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanam-tanaman

I. Pegertian Irigasi

Page 4: Mk Irigasi

2. Tujuan Irigasi

1. Memenuhi kebtuhan air tanaman yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman

2. Membasahi tanah, untuk mencapai kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman

3. Memupuk tanah karena air mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman

4. Mengatur suhu tanah karena air dapat menurunkan atau meratakan suhu dalam tanah

5. Mengatur tinggi muka air tanah6. Membersihkan tanah7. Membantu pembrantasan hama

Page 5: Mk Irigasi

3. Sejarah dan Perkembangan Irigasi di Indonesia

Di Indonesia sawah sudah ada sejak sebelum jaman Hindu. Pada jaman Hindu telah dilakukan usaha-usaha pembangunan prasarana irigasi secara sederhana. Hal ini dapat dibuktikan dengan peninggalan sejarahnya yaitu usaha pembagian air irigasi yang dapat disaksikan diberbagai tempat.Misalnya Irigasi subak di Bali, irigasi-irigasi kecil di Jawa dan sistem pendistribusian air dengan istilah minta air sebatu di Minangkabau

Page 6: Mk Irigasi

Pembangunan irigasi pada waktu itu menyesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan. Prasarana irigasi di bangun dengan cara sederhana, yaitu dengan menumpukkan batu atau cerucuk-cerucuk yang diisi batu sebagai bahan bendung.Seiring dengan perkembangan jaman, irigasi Indonesia berkembang terus hingga memasuki periode jaman penjajahan Belanda.Bangunan air dibangun mulai dari yang sederhana sampai dengan yang cukup besar.

Page 7: Mk Irigasi

Dalam masa ini irigasi tercatat dibangun sekitar tahun 1852. Yaitu pembangunan bendung Glapan di Kali Tuntang, Jawa Tengah. Di Jawa Timur untuk irigasi Pekalen dibangun pula bendung Pekalen 1856, bendung Sampean 1883.Di Jawa Barat dibangun pula bendung Cisuru di daerah Cianjur 1886, Cipager Cirebon 190.Di Sumatera Barat yaitu bendung Kuranji, 1920, di Lampung bendung Argoguruh,1930Dan di Sulawesi Selatan bendung Sadang 1930

Page 8: Mk Irigasi

4. Undang-Undang Tentang Irigasi

Peraturan, pengertian dan penjelasan yang terkait dengan Irigasi, terdapat pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004. Undang-Undang ini merupakan revisi dari Undang-Undang yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu UU Nomor 11 Tahun 1974.

Page 9: Mk Irigasi

Undang-Undang yang baru, berisi 18 bab dan 100 pasal. Di dalamnya dijelaskan bahwa cakupan Sumber Daya Air adalah air permukaan, air tanah dan air laut yang ada di daratan.Basis yang digunakan dalam penyusunannya meliputi sosial, lingkungan hidup dan ekonomi.

Page 10: Mk Irigasi

Pasal-pasal yang berkaitan erat dengan bidang irigasi antara lain :

Pasal 1

Dalam UU ini yang dimaksud dengan:

1. Sumber daya air adalah air, sumber air dan daya air yang terkandung didalamnya.

2. Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat.

3. Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah.

Page 11: Mk Irigasi

4.Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah.5. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan / atau buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah.6. Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan / atau pada sumber air yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya.7. Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya air, dan pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air. Pola pengelolaan sumber daya air adalah kerangka dasar dalam merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya air.

Page 12: Mk Irigasi

8. Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan / atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2000 km.9. Hak guna air adalah hak untuk memperoleh dan memakai atau mengusahakan air untuk berbagai keperluan.10. Hak guna pakai air adalah hak untuk memperoleh dan memakai air.11. Hak guna usaha air adalah hak untuk memperoleh dan mengusahakan air.12. Pendayagunaan sumber daya air adalah upaya penatagunaan, penyediaan, penggunaan, pengembangan dan pengusahaan sumber daya air secara optimal agar berhasil guna dan berdaya guna.

Page 13: Mk Irigasi

Pendayagunaan sumber daya air dilakukan melalui kegiatan penatagunaan, penyediaan, penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan sumber daya air dengan mengacu pada pola pengelolaan sumber daya air yang ditetapkan pada setiap wilayah sungai. Ditujukan untuk memanfaatkan sumber daya air secara berkelanjutan dengan mengutamakan pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan masyarakat secara adil, kecuali kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam. Dan dilakukan dengan mengutamakan fungsi sosial.

Pasal 26

Page 14: Mk Irigasi

Pasal 34

1. Pengembangan sumber daya air pada wilayah sungai ditujukan untuk meningkatkan kemanfaatan fungsi sumber daya air guna memenuhi kebutuhan air baku untuk rumah tangga, pertanian,industri, pariwisata, pertanahan, pertambangan, ketenagaan, perhubungan dan untuk berbagai keperluan lainnya, tanpa merusak keseimbangan lingkungan hidup.

2. Pengembangan sumber daya air diselenggarakan berdasarkan rencana pengelolaan sumber daya air dan rencana tata ruang wilayah yang telah ditetapkan dengan pertimbangan :

Page 15: Mk Irigasi

a. Daya dukung sumber daya airb. Kekhasaan dan aspirasi daerah serta masyarakat setempatc. Kemampuan pembiayaand. Kelestarian keanekaragaman hayati dalam sumber air.

Dilakukan melalui konsultasi publik, melalui tahapan survei, investigasi dan perencanaan serta berdasarkan pada kelayakan teknis lingkunagan hidup dan ekonomi.

Page 16: Mk Irigasi

Pasal 411. Pemenuhan kebutuhan air baku untuk pertanian dilakukan

dengan pengembangan sistem irigasi2. Pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder menjadi

wewenang dan tanggung jawab Pemerintah dan pemerintah daerah dengan ketentuan:

a. Pengembangan sistem irigasi primer den sekunder lintas propinsi menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah

b. Pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder lintas kabupaten / kota menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah propinsi.

c. Pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder yang utuh pada satu kabupaten / kota menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah kab/ kota bersangkutan

Page 17: Mk Irigasi

3.Pengembangan sistem irigasi tersier menjadi hak dan tanggung jawab perkumpulan petani pemakai air4. Pengembangan sistem irigasi sebagaimana yang dimaksud ayat (2) dilakukan dengan mengikutsertakan masyarakat.5. Pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder dapat dilakukan oleh perkumpulan petani pemakai air atau pihak lain sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.6. Ketentuan mengenai pengembangan sistem irigasi diatur lebih lanjut dengan pemerintah.

Page 18: Mk Irigasi

Pasal 64

Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sumber daya air terdiri atas pemeliharaan sumber daya air serta operasi pemeliharaan prasarana sumber daya air. Meliputi pengaturan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi untuk menjamin kelestarian fungsi dan manfaat sumber daya air. Dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah atau pengelola sumber daya air sesuai dengan kewenangannya.

Page 19: Mk Irigasi

B. Sumber – Sumber Air Irigasi

1. Sungai. Pada umumnya irigasi di Indonesia memanfaatkan air sungai dengan membuat Bendung untuk menaikkan tinggi muka air sungai agar dapat dialirkan ke saluran irigasi.

2. Waduk. Pada dasarnya air yang ditampung di waduk juga berasal dari sungai, hanya dengan adanya waduk maka keberlangsungan irigasi dapat dijaga terutama pada musim kemarau. Contohnya : Waduk winggi di Blitar, waduk Gondang di Lamongan.

Page 20: Mk Irigasi

3. Mata air. Selain dua sumber diatas, adanya mata air juga dapat digunakan sebagai sumber air irigasi misalnya mata air beron di Tuban yang digunakan untuk mengairi sawah seluas 886 ha.

4. Air tanah. Jika air permukaan tidak lagi mencukupi untuk menyuplai kebutuhan air irigasi maka biasanya dikembangkan irigasi pompa dengan memanfaatkan air tanah yang tersedia di aquifer dengan terlebih dahulu mengkaji kemampuan aquifer tersebut.

Sumber- sumber Air Irigasi

Page 21: Mk Irigasi

C. Kebutuhan Air Tanaman

Kebutuhan air tanaman adalah jumlah air yang dibutuhkan untuk mengganti air yang hilang akibat penguapan.

Penguapan ini terjadi melalui dua proses yaitu penguapan dari permukaan tanah atau air bebas (evaporasi) dan melalui tubuh tanaman (traspirasi). Evapotranspirasi adalah gabungan dari dua proses itu yaitu terdiri dari evaporasi dan transpirasi.

Page 22: Mk Irigasi

Evaporasi sangatlah bergantung pada keadaan meteorologi, faktor-faktor meteorologi yang berpengaruh adalah (Soemarto, 1986 : 43) :

1. Radiasi matahari Evaporasi merupakan konversi air kedalam uap air. Proses ini terjadi hampir tanpa berhenti di siang hari dan kerap kali juga di malam hari. Perubahan dari cair menjadi uap ini memerlukan input energi yang berupa panas untuk evaporasi.

2. Angin Jika air menguap ke atmosfer maka lapisan batas antara

tanah dengan udara menjadi jenuh oleh uap air sehingga proses evaporasi berhenti.

Page 23: Mk Irigasi

3. kelembaban relatif ( relative humidity )

Jika kelembaban relatif naik, kemampuannya untuk menyerap uap air akan berkurang sehingga laju evaporasinya akan menurun, Pergantian lapisan udara pada batas tanah dan udara dengan udara yang sama kelembaban relatifnya tidak akan merubah laju evaporasi. Ini hanya dimungkinkan jika diganti dengan udara yang lebih kering.

4. Suhu (temperatur)

Jika suhu udara dan tanah cukup tinggi, proses evaporasi akan berjalan lebih cepat dibandingkan jika suhu udara dan tanah rendah. Hal ini dikarenakan adanya energi

Page 24: Mk Irigasi

Sedangkan Besarnya Transpirasi di pengaruhi Oleh :

1. IklimPada transpirasi faktor iklim yang sangat

berpengaruh adalah penyinaran matahari.

2. Varietas Tanaman sejenis dengan variates yang berbeda

seperti variates unggul dan biasa maka transpirasinya juga berbeda.

3. Jenis Tanaman Tiap jenis tanaman akan melakukan proses

transpirasi yang berbeda besarnya seperti tanaman padi dengan palawija.

Page 25: Mk Irigasi

4. Umur Tanaman

Pada waktu masa pertumbuhan menuju pembuahan akan membutuhkan proses transpirasi lebih besar dibanding pada masa awal tanam maupun mendekati panen.

Jumlah kasar air yang hilang dari tanah oleh evapotranspirasi tergantung pada (Soemarto, 1986: 44)

1. Adanya persediaan air yang cukup. (hujan dan lain-lain)

2.Faktor-faktor iklim seperti suhu, kelembaban dan lain-lain.

3.Jenis tumbuh-tumbuhan tersebut.

Page 26: Mk Irigasi

Besar kebutuhan air tanaman dinyatakan dalam penggunaan konsumtif yang besarnya (Anonim/KP Penunjang, 1986: 6)

ET = k x ET

Dengan :

ET = Air yang habis dipakai oleh tanaman (mm/hr)

K = Koefisien tanaman.

ET = Evapotranspirasi potensial (mm/hr)

Page 27: Mk Irigasi

Usaha memperkecil kebutuhan air tanaman tidak dapat dilakukan dengan memperkecil nilai evapotrasi potensial karena nilai ini berhubungan dengan iklim.

Tetapi dilakukan dengan memperkecil nilai koefisien tanaman. Mengubah nilai koefisien tanaman berarti mengubah jenis, varietas dan umur tanaman.

Page 28: Mk Irigasi

Padi

(varietas unggul)

Palawija

(Jagung)

Tebu

Umur (hari) K Umur (hari) K Umur (bulan) K

0 – 15 1,10 0 – 15 0,50 0 – 1 0,55

16 – 30 1,10 16 – 30 0,59 1 – 2 0,8

31 – 45 1,05 31 – 45 0,96 2 – 2,5 0,9

46 – 60 1,05 46 – 60 1,05 2,5 – 4 1,0

61 – 75 0,95 61 – 75 1,02 4 – 10 1,05

76 – 90 0 76 – 80 0,95 10 – 11 0,8

11 – 12 0,6

Tabel Nilai Koefisien Tanaman

Page 29: Mk Irigasi

Sistem Perhitungan Evapotranspirasi Potensial

1. Metode Blaney Criddle2. Metode Radiasi3. Metode Penman

Page 30: Mk Irigasi

Satuan Air Dalam Irigasi

1. Tebal air. Satuan ketebalan air biasanya dalam mm (milimeter).

Contoh : Tanaman “X” membutuhkan 20 kali penyiraman sampai panen dengan ketebalan 5 mm.

Artinya : Sampai panen untuk tiap hektar tanaman dibutuhkan air sejumlah :

V = 20 x 5 mm x1 ha= 20 x 0,005 m x 10000 m2

= 1000 m3

Page 31: Mk Irigasi

2. Volume air. Satuan volume air biasanya adalah m3

Contoh : Tanaman “x” membutuhkan air 1000 m3 selama masa tanam (sampai panen). Bila volume air waduk 1000000 m3 dan kehilangan air total (kehilangan di waduk dan saluran) sebesar 800 m3.

Artinya : Jumlah tanaman “x” yang biasa diairi dari waduk :

= 999 batangN =

Page 32: Mk Irigasi

3. Debit air untuk melayani satu satuan luas yaitu liter/detik/hektar (l/dt/ha)

Contoh :Dengan pola tanam padi-padi-palawija lahan seluas 1000 ha diketahui membutuhkan air

irigasi sebesar 10 mm/hari.

Artinya:Debit air satu per satuan luas (q) adalah : q = 10 mm/hari x(1 ha / 1 ha) = 0,01 m / (24 x 60 x 60 dt) x 10000 m2 / 1 ha = 0,001157 m3 / dt.ha = 1,157 liter / dt.ha

Page 33: Mk Irigasi

Sehingga debit yang dibutuhkan untuk mengairi lahan (A) seluas 1000 ha adalah :

q=q x A =1,157 x 1000 =1157 liter / dt = 1,157 m3/ dt