1
7 Suara Pembaruan Rabu, 24 Agustus 2016 Mochtar Riady Raih Lifetime Achievement Award Perusahaan Keluarga Maju Bila Ikuti Perubahan Zaman [JAKARTA] Pendiri sekaligus Chairman Lippo Group Mochtar Riady dianugerahi penghargaan Lifetime Achievement Award. Penghargaan tersebut diberikan oleh Indonesia Brand Forum (IBF) 2016 dengan mengusung tema Branding Family Business: Lestari dari Generasi ke Generasi di Jakarta, Rabu (24/8). Dalam sambutan inspirasinya, Mochtar menyatakan, perusahaan keluarga akan bisa terus maju gene- rasi dari generasi asalkan mau mengikuti perubahan zaman. Pa- salnya, saat ini dunia ini sedang mengalami industri revolusi yang ke-4, yakni nano technology, digital technology, dan service industrial oriented economy. Hal ini melukiskan bahwa sebu- ah perusahaan keluarga kalau tidak mengikuti perubahan tersebut maka secara otomatis, alami akan hilang di dalam masyarakat ini. Apalagi, Indonesia saat ini sedang menga- lami persaingan bebas dan ketatnya di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dengan demikian, artinya untuk membangun perusahaan di- butuhkan sensitifitas terhadap peru- bahan zaman khususnya teknologi dan keinginan pasar. “Saya merasa bahwa yang ber- hak menerima ini bukan saya, tapi James Riady, John Riady. Tanpa ia orang, tidak bisa saya menunjukkan bahwa saya qualified untuk memba- ngun. Saya sungguh tersanjung da- pat award yang luar biasa,” ungkap- nya. James Riady, seperti diketa- hui merupakan anak Mochtar, se- dangkan John Riady cucu dari Mochtar Riady. Lebih lanjut, menurutnya, bisnis yang mengikuti zaman tidak akan masuk kategori sunset industry. “Tadi saat saya masuk kesini berte- mu dengan pimpinan Pan Brothers, ia bertanya bisnis apa yang ha- rus dilakukan? Oleh karena Pan Brothers tekstil, maka saya tanya apakah ada orang yang tidak pakai baju. Saya berusia 88 tahun dan sa- ya masih terus butuh pakaian yang bagus. Maka, tekstil industri bukan sunset industry, tapi sunrise tergan- tung pengusahanya bisa melihat ke- butuhan masyarakat dan perubahan dalam teknologi ini apa tidak,” jelasnya. Mochtar yang dijuluki Manusia Ide karena ide-idenya yang revolu- sioner inipun mengambil contoh di industri keuangan, dalam hal ini alat pembayaran, yakni e-Payment. Dimulai dari sistem barter, penemu- an alat pembayaran tunai dan kini digital merupakan penemuan terhe- bat manusia. Bahkan, ia mempre- diksi di masa depan, mesin ATM akan menjadi barang rongsokan dan kantor cabang akan menjadi beban dari bank. “Perubahan yang drastis ini menjelaskan kalau perusahaan tidak sadar akan perubahan teknologi, maka (bisnis, Red) tidak mungkin bisa berkesinambungan,” katanya. Selain itu, di masa depan, mobil juga diprediksinya tidak akan mem- butuhkan bahan bakar minyak lagi, melainkan baterai seiring kemajuan teknologi. Hal tersebut kini kilas balik bisa dilihat bahwa 150 tahun yang lalu segala industri tidak bi- sa terlepas dari dinamo motor, se- karang semuanya bergantung de- ngan chip. Di bidang elektronik, sambung Mochtar juga sudah terjadi perubah- an besar. Di mana, empat perusaha- an teknologi besar Jepang diambil alih oleh Tiongkok lima bulan tera- khir. Sementara, di bidang otomotif, pabrik Nissan dan Mitsubishi di Jepang diambil alih oleh perusahaan Eropa. Sosok Layak Program Director Indonesia Brand Forum 2016 Yuswohady me- nyatakan, Mochtar Riady sangat pantas untuk menyabet pengharga- an tertinggi ini. Sosoknya yang nasi- onalisme ditambah pengalamannya yang luar biasa dalam membangun bisnis kelurga, layak menjadi panut- an bagi keluarga lain dalam mema- jukan perusahaan. “Pak Mochtar Riady, figur beli- au seperti sesepuh perusahaan kelu- arga di Indonesia. Penghargaan dari Indonesia Brand Forum ini bagi me- reka yang punya kontribusi luar bia- sa bagi perusahaan keluarga. Figur Pak Mochtar pantas menjadi tokoh panutan sebagai simbol kesuksesan dari pemimpin perusahaan keluarga. Beliau berhasil membuat perusaha- an keluarga bisa lestari dari generasi ke generasi,” ungkapnya. Penghargaan ini, menurut Yuswohady merupakan pertama ka- li yang diadakan khususnya bagi perusahaan keluarga. Sebagai informasi, Mochtar Riady, pria kelahiran Malang, 12 Mei 1929 silam ini telah banyak mengalami pahit manisnya dalam merintis usaha. Namun, kerja keras dan keyakinannya untuk sukses ber- hasil menghantarkannya masuk da- lam daftar enam orang terkaya di Indonesia atau 854 dunia Versi Forbes pada 2016 dengan aset sebe- sar US$ 2,1 miliar. Sejak berumur 10 tahun, Mochtar sudah bercita-cita ingin menjadi seorang bankir. Keinginannya yang kuat mem- buat dirinya memutuskan pergi ke Jakarta pada 1954 setelah dalam tempo tiga tahun ia dapat memaju- kan toko mertuanya. Di Jakarta, ia tidak kehabisan ide. Ia pun bekerja di sebuah CV di Jalan Hayam Wuruk untuk mencari relasi selama enam bulan, selanjutnya ia bekerja pada seorang Importer, dan waktu bersamaa ia juga bekerja dengan te- mannya untuk berbisnis kapal kecil. Meski cukup sukses dibidang peker- jaannya, cita-citanya tetap ingin menjadi seorang bankir. Cita-citanya pun terwujud, bah- kan pada 1975 Mochtar berhasil merevitalisasi Bank Central Asia (BCA) hingga asetnya berlipat hing- ga 300 kali lipat pada 1990. Alhasil julukan sebagai The Magic Man of Bank Marketing mampu disabet- nya. Kemudian berhasil mendirikan Lippobank yang kemudian menjadi cikal bakal Grup Lippo. Bank Lippo garapannya pun ki- ni sudah memiliki banyak cabang bisnis seperti salah satunya bisnis penyedia jasa keuangan. Salah satu- nya yang berada di bawah naungan- nya adalah bisnis properti dan Urban Development misalnya Perumahan, Kota Satelit, Condo, Gedung Per- kantoran, Pusat Perbelanjaan, dan Pusat Perindustrian. Lippo bank memiliki sedikitnya 50 buah anak perusahaan dengan total karyawan 100.000 orang. Di bidang investasi, yakni Lippo Investment Management, Lippo Finance dan Lippo Financial. Juga jasa asuransi dengan tiga perusaha- an penting yaitu AIG Lippo (Lippo Insurance) dan Asuransi Lippo (Lippo General Insurance). Di bidang pembangunan infra- struktur seperti pembangkit tenaga listrik, produksi gas, distribusi, pem- bangunan jalan raya, pembangunan sarana air bersih, dan prasarana ko- munikasi. Hampir semua bisnis ini dikonsentrasikan di luar negeri dan dikontrol oleh kantor pusat Lippo Group yang berbasis di Hong Kong, dipimpin puteranya Stephen Riady. Bidang industri yang meliputi industri komponen elektronik, kom- ponen otomotif, industri semen, porselen, batu bara dan gas bumi. Lippo Industri, memproduksi kom- ponen elektonik seperti kulkas dan AC merk Mitsubishi, serta kompo- nen otomotif memproduksi kabel persneling. Selanjutnya bidang ja- sa-jasa yang meliputi teknologi in- formasi, bisnis ritel, rekreasi, hibur- an, hotel, rumah sakit, pendidikan, serta media. [O-2] INVESTOR DAILY / EMRAL FIRDIANSYAH Founder Lippo Group Mochtar Riady (tengah) menerima penghargaan Lifetime Achievement Award di acara Indonesia Brand Forum 2016, Jakarta, Rabu (24/8). Indonesia Brand Forum 2016 mengusung tema "Branding Family Business: Lestari dari Generasi ke Generasi".

Mochtar Riady Raih Lifetime Achievement Award Perusahaan ...gelora45.com/news/SP20160825_07.pdf · akan menjadi barang rongsokan dan kantor cabang akan menjadi beban dari bank. “Perubahan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Mochtar Riady Raih Lifetime Achievement Award Perusahaan ...gelora45.com/news/SP20160825_07.pdf · akan menjadi barang rongsokan dan kantor cabang akan menjadi beban dari bank. “Perubahan

7Sua ra Pem ba ru an Rabu, 24 Agustus 2016

Mochtar Riady Raih Lifetime Achievement Award

Perusahaan Keluarga Maju Bila Ikuti Perubahan Zaman[JAKARTA] Pendiri sekaligus Chairman Lippo Group Mochtar Riady dianugerahi penghargaan Lifetime Achievement Award. Penghargaan tersebut diberikan oleh Indonesia Brand Forum (IBF) 2016 dengan mengusung tema Branding Family Bu siness: Lestari dari Generasi ke Generasi di Jakarta, Rabu (24/8).

Dalam sambutan inspirasinya, Mochtar menyatakan, perusahaan keluarga akan bisa terus maju gene­rasi dari generasi asalkan mau mengikuti perubahan zaman. Pa­salnya, saat ini dunia ini sedang mengalami industri revolusi yang ke­4, yakni nano technology, digital technology, dan service industrial oriented economy.

Hal ini melukiskan bahwa sebu­ah perusahaan keluarga kalau tidak mengikuti perubahan tersebut maka secara otomatis, alami akan hilang di dalam masyarakat ini. Apalagi, Indonesia saat ini sedang menga­lami persaingan bebas dan ketatnya di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dengan demikian, artinya untuk membangun perusahaan di­butuhkan sensitifitas terhadap peru­bahan zaman khususnya teknologi dan keinginan pasar.

“Saya merasa bahwa yang ber­hak menerima ini bukan saya, tapi James Riady, John Riady. Tanpa ia orang, tidak bisa saya menunjukkan bahwa saya qualified untuk memba­ngun. Saya sungguh tersanjung da­pat award yang luar biasa,” ungkap­nya. James Riady, seperti diketa­ hui merupakan anak Mochtar, se­dangkan John Riady cucu dari Mochtar Riady.

Lebih lanjut, menurutnya, bisnis yang mengikuti zaman tidak akan masuk kategori sunset industry. “Tadi saat saya masuk kesini berte­mu dengan pimpinan Pan Brothers, ia bertanya bisnis apa yang ha­ rus dilakukan? Oleh karena Pan Brothers tekstil, maka saya tanya apakah ada orang yang tidak pakai baju. Saya berusia 88 tahun dan sa­ya masih terus butuh pakaian yang bagus. Maka, tekstil industri bukan sunset industry, tapi sunrise tergan­tung pengusahanya bisa melihat ke­butuhan masyarakat dan perubahan dalam teknologi ini apa tidak,” jelasnya.

Mochtar yang dijuluki Manusia Ide karena ide­idenya yang revolu­sioner inipun mengambil contoh di industri keuangan, dalam hal ini alat pembayaran, yakni e­Payment. Dimulai dari sistem barter, penemu­an alat pembayaran tunai dan kini digital merupakan penemuan terhe­bat manusia. Bahkan, ia mempre­diksi di masa depan, mesin ATM akan menjadi barang rongsokan dan

kantor cabang akan menjadi beban dari bank.

“Perubahan yang drastis ini menjelaskan kalau perusahaan tidak sadar akan perubahan teknologi, maka (bisnis, Red) tidak mungkin bisa berkesinambungan,” katanya.

Selain itu, di masa depan, mobil juga diprediksinya tidak akan mem­butuhkan bahan bakar minyak lagi, melainkan baterai seiring kemajuan teknologi. Hal tersebut kini kilas balik bisa dilihat bahwa 150 tahun yang lalu segala industri tidak bi­ sa terlepas dari dinamo motor, se­ karang semuanya bergantung de­ngan chip.

Di bidang elektronik, sambung Mochtar juga sudah terjadi perubah­an besar. Di mana, empat perusaha­an teknologi besar Jepang diambil alih oleh Tiongkok lima bulan tera­khir. Sementara, di bidang otomotif, pabrik Nissan dan Mitsubishi di Jepang diambil alih oleh perusahaan Eropa.

Sosok LayakProgram Director Indonesia

Brand Forum 2016 Yuswohady me­nyatakan, Mochtar Riady sangat pantas untuk menyabet pengharga­an tertinggi ini. Sosoknya yang nasi­onalisme ditambah pengalamannya

yang luar biasa dalam membangun bisnis kelurga, layak menjadi panut­an bagi keluarga lain dalam mema­jukan perusahaan.

“Pak Mochtar Riady, figur beli­au seperti sesepuh perusahaan kelu­arga di Indonesia. Penghargaan dari Indonesia Brand Forum ini bagi me­reka yang punya kontribusi luar bia­sa bagi perusahaan keluarga. Figur Pak Mochtar pantas menjadi tokoh panutan sebagai simbol kesuksesan dari pemimpin perusahaan keluarga. Beliau berhasil membuat perusaha­an keluarga bisa lestari dari generasi ke generasi,” ungkapnya.

Penghargaan ini, menurut Yuswohady merupakan pertama ka­li yang diadakan khususnya bagi perusahaan keluarga.

Sebagai informasi, Mochtar Riady, pria kelahiran Malang, 12 Mei 1929 silam ini telah banyak mengalami pahit manisnya dalam merintis usaha. Namun, kerja keras dan keyakinannya untuk sukses ber­hasil menghantarkannya masuk da­lam daftar enam orang terkaya di Indonesia atau 854 dunia Versi Forbes pada 2016 dengan aset sebe­sar US$ 2,1 miliar.

Sejak berumur 10 tahun, Mochtar sudah bercita­cita ingin menjadi seorang bankir.

Keinginannya yang kuat mem­buat dirinya memutuskan pergi ke Jakarta pada 1954 setelah dalam tempo tiga tahun ia dapat memaju­kan toko mertuanya. Di Jakarta, ia tidak kehabisan ide. Ia pun bekerja di sebuah CV di Jalan Hayam Wuruk untuk mencari relasi selama enam bulan, selanjutnya ia bekerja pada seorang Importer, dan waktu bersamaa ia juga bekerja dengan te­mannya untuk berbisnis kapal kecil. Meski cukup sukses dibidang peker­jaannya, cita­citanya tetap ingin menjadi seorang bankir.

Cita­citanya pun terwujud, bah­kan pada 1975 Mochtar berhasil merevitalisasi Bank Central Asia (BCA) hingga asetnya berlipat hing­ga 300 kali lipat pada 1990. Alhasil julukan sebagai The Magic Man of Bank Marketing mampu disabet­nya. Kemudian berhasil mendirikan Lippobank yang kemudian menjadi cikal bakal Grup Lippo.

Bank Lippo garapannya pun ki­ni sudah memiliki banyak cabang bisnis seperti salah satunya bisnis penyedia jasa keuangan. Salah satu­nya yang berada di bawah naungan­nya adalah bisnis properti dan Urban Development misalnya Perumahan, Kota Satelit, Condo, Gedung Per­kan toran, Pusat Perbelanjaan, dan

Pusat Perin dustrian. Lippo bank memiliki sedikitnya 50 buah anak perusahaan dengan total karyawan 100.000 orang.

Di bidang investasi, yakni Lippo Investment Management, Lippo Finance dan Lippo Financial. Juga jasa asuransi dengan tiga perusaha­an penting yaitu AIG Lippo (Lippo Insurance) dan Asuransi Lippo (Lippo General Insurance).

Di bidang pembangunan infra­struktur seperti pembangkit tenaga listrik, produksi gas, distribusi, pem­bangunan jalan raya, pembangunan sarana air bersih, dan prasarana ko­munikasi. Hampir semua bisnis ini dikonsentrasikan di luar negeri dan dikontrol oleh kantor pusat Lippo Group yang berbasis di Hong Kong, dipimpin puteranya Stephen Riady.

Bidang industri yang meliputi industri komponen elektronik, kom­ponen otomotif, industri semen, porselen, batu bara dan gas bumi. Lippo Industri, memproduksi kom­ponen elektonik seperti kulkas dan AC merk Mitsubishi, serta kompo­nen otomotif memproduksi kabel persneling. Selanjutnya bidang ja­sa­jasa yang meliputi teknologi in­formasi, bisnis ritel, rekreasi, hibur­an, hotel, rumah sakit, pendidikan, serta media. [O­2]

Investor DaIly / emral FIrDIansyah

Founder Lippo Group mochtar riady (tengah) menerima penghargaan lifetime achievement award di acara Indonesia Brand Forum 2016, Jakarta, rabu (24/8). Indonesia Brand Forum 2016 mengusung tema "Branding Family Business: lestari dari Generasi ke Generasi".