10
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 MODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT Vinny Fuji Estiyani Drs. Ajo Sutarjo, Mpd 1 Deni Wardana, M.Pd 2 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Kampus Serang, Universitas Pendidikan Indonesia Email: [email protected] ABSTRAK Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat merupakan bagian dari aspek operasi hitung bilangan bulat dalam mata pelajaran matematika. Dengan pandai berhitung bilangan bulat, siswa dapat lebih mudah melakukan kegiatan sehari-harinya. Pada kenyataannya, dalam proses pembelajaran guru kurang kreatif dan inovatif dalam penggunaan media sehingga pembelajaran terkesan monoton, kurang menarik dan menjadi sulit untuk dipahami. Berdasarkan pernyataan tersebut perlu adanya penggunaan media pembelajaran yang tepat dan menarik untuk siswa. Oleh karena itu, penulis memodifikasi permainan ular tangga sebagai alternatif media pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat bagi siswa kelas IV SD. Permainan ular tangga merupakan permainan yang kerap dijumpai anak, jika ditanya mengenai permainan ini anak langsung merespon bahwa mereka merasa familiar dengan permainan ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah concept analysis. Concept analysis merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan cara menganalisis data-data berupa konsep yang telah ada. Konsep tersebut dianalisis berdasarkan keterkaitannya dengan konsep lain atau subjek yang akan diteliti, kemudian dikembangkan dan dapat menghasilkan sebuah konsep baru atau konsep yang telah ada namun lebih menarik dan dapat diterima. Data-data tersebut diperoleh dari hasil analisis dokumen, wawancara dan observasi. Dengan memanfaatkan data-data yang telah dianalisis, maka diperoleh konsep maju-mundur pada permainan ini sehingga peneliti dapat membuat media pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang lebih kreatif dan menarik. Media permainan ular tangga yang dimodifikasi harus sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi yang akan diajarakan. Media ini dapat digunakan tidak hanya pada pelajaran matematika namun pada mata pelajaran lainpun bias diterapkan sesuai dengan kebutuhan. Kata kunci: Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat, Media Pembelajaran, Modifikasi Ular Tangga.

MODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI …antologi.upi.edu/file/MATEMATIKA_VINNY_FUJI_ESTIYANI_1203419... · menganalisis data-data berupa konsep yang telah ada. Konsep ... Penjumlahan

  • Upload
    ngotruc

  • View
    216

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI …antologi.upi.edu/file/MATEMATIKA_VINNY_FUJI_ESTIYANI_1203419... · menganalisis data-data berupa konsep yang telah ada. Konsep ... Penjumlahan

Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016

MODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN DAN

PENGURANGAN BILANGAN BULAT

Vinny Fuji Estiyani

Drs. Ajo Sutarjo, Mpd 1

Deni Wardana, M.Pd 2

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Kampus Serang, Universitas Pendidikan Indonesia

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat merupakan bagian dari aspek operasi hitung bilangan

bulat dalam mata pelajaran matematika. Dengan pandai berhitung bilangan bulat, siswa dapat lebih

mudah melakukan kegiatan sehari-harinya. Pada kenyataannya, dalam proses pembelajaran guru

kurang kreatif dan inovatif dalam penggunaan media sehingga pembelajaran terkesan monoton,

kurang menarik dan menjadi sulit untuk dipahami. Berdasarkan pernyataan tersebut perlu adanya

penggunaan media pembelajaran yang tepat dan menarik untuk siswa. Oleh karena itu, penulis

memodifikasi permainan ular tangga sebagai alternatif media pembelajaran penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat bagi siswa kelas IV SD. Permainan ular tangga merupakan permainan

yang kerap dijumpai anak, jika ditanya mengenai permainan ini anak langsung merespon bahwa

mereka merasa familiar dengan permainan ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

concept analysis. Concept analysis merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan cara

menganalisis data-data berupa konsep yang telah ada. Konsep tersebut dianalisis berdasarkan

keterkaitannya dengan konsep lain atau subjek yang akan diteliti, kemudian dikembangkan dan

dapat menghasilkan sebuah konsep baru atau konsep yang telah ada namun lebih menarik dan

dapat diterima. Data-data tersebut diperoleh dari hasil analisis dokumen, wawancara dan observasi.

Dengan memanfaatkan data-data yang telah dianalisis, maka diperoleh konsep maju-mundur pada

permainan ini sehingga peneliti dapat membuat media pembelajaran penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat yang lebih kreatif dan menarik. Media permainan ular tangga yang dimodifikasi

harus sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi yang akan diajarakan. Media

ini dapat digunakan tidak hanya pada pelajaran matematika namun pada mata pelajaran lainpun

bias diterapkan sesuai dengan kebutuhan.

Kata kunci: Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat, Media Pembelajaran, Modifikasi Ular

Tangga.

Page 2: MODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI …antologi.upi.edu/file/MATEMATIKA_VINNY_FUJI_ESTIYANI_1203419... · menganalisis data-data berupa konsep yang telah ada. Konsep ... Penjumlahan

Vinny Fuji Estiyani, Ajo Sutarjo, Deni Wardana. Modifikasi Permainan Ular Tangga

Sebagai Alternatif Media Pembelajaran Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat.

ABSTRACT

Addition and subtraction integers is part of aspect of the operation of count integers a mathematics

.By clever count integers , students can be easy to do daily activities . In reality , in the process of

learning teacher less creative and innovative in the use of the media so impressed monotonous

learning , less interesting and become difficult to be understood .Based on the statement also needs

the use of media learning proper and attractive to students .Hence , modify game writer snakes

households as alternative media learning of addition and subtraction integers for students fourth

grade . Snakes households game is a game that often found children , if asked about this game the

child directly responded that they are familiar with this game .Methods used in research is concept

analysis .Concept analysis is a method of research conducted by means of analyze data-data

concept of existing .These concepts analyzed based on the rigorous another or subject to be

examined , then developed but also result a new conception or concept that was but more attractive

and acceptable. The data obtained from the results of an analysis document , interviews and

observations .By making use of the data has been analyzed , the concept then obtained forwards

and backwards on this game so that researchers can make learning media addition and subtraction

integers more creative and interesting .The game of snakes media households are modified must be

in accordance with standard of competence , basic competence and material that will diajarakan

.This media can be used not only in math but on subjects of bias or applied in accordance with their

needs .

Keywords: Addition and subtraction integers , Learning media, Modification of households game.

Pada pelajaran matematika

terdapat penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat yang merupakan bagian

dari aspek operasi hitung bilangan bulat.

Dengan pandai berhitung bilangan bulat,

siswa dapat lebih mudah melakukan

kegiatan sehari-harinya. Pada

kenyataanya, dalam proses pembelajaran

guru kurang kreatif dan inovatif dalam

penggunaan media sehingga

pembelajaran terkesan monoton, kurang

menarik dan menjadi sulit untuk

dipahami. Hal ini sesuai Jurnal yang

ditulis oleh Andani (2015), menurutnya

beberapa faktor penyebab rendahnya

kemampuan siswa dalam memahami

pembelajaran matematika yakni

kurangnya kreativitas dalam penggunaan

media pembelajaran, selain itu dalam

proses pembelajaran masih didominasi

oleh guru. Hal inilah yang membuat

siswa beranggapan bahwa matematika

merupakan mata pelajaran yang rumit,

tidak menyenangkan, memusingkan, dan

membosankan. Anggapan tersebut

mengakibatkan kurangnya minat belajar

siswa terhadap mata pelajaran

matematika. Melihat hal tersebut perlu

adanya penggunaan media pembelajaran

yang tepat dan menarik untuk siswa

sehingga siswa dapat berpikir aktif,

kreatif dan menyenangkan. Media

pembelajaran matematika merupakan alat

bantu untuk memudahkan guru dalam

menjelaskan konsep matematika. Hal ini

didukung dengan teori perkembangan

kognitif anak (usia 7 atau 8 hingga 12

atau 14 tahun) menurut Piaget (1961)

yang termasuk ke dalam tahap

operasional konkret. Pada tahap ini anak

mulai menggunakan logika tetapi masih

harus didukung dengan hal-hal yang

kongkret. Penggunaan media berupa

permainan sangatlah tepat dalam

pembelajaran matematika tentang

penjumlahan dan pengurangan bilangan

bulat karena bermain merupakan salah

satu cara menyampaikan pembelajaran

menyenangkan. Sebagaimana pendapat

menurut Sudono (2003) menyatakan

bahwa bermain merupakan kegiatan

yang menyenangkan, selain itu juga dapat

membantu anak dalam memahami

konsep suatu disiplin ilmu (Yusuf &

Auliya, 2011).

Page 3: MODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI …antologi.upi.edu/file/MATEMATIKA_VINNY_FUJI_ESTIYANI_1203419... · menganalisis data-data berupa konsep yang telah ada. Konsep ... Penjumlahan

Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016

1Penulis Penanggung Jawab

2Penulis Penanggung Jawab

Dengan permainan, anak bisa

lebih semangat mengikuti pembelajaran,

kadang tanpa disadari sesungguhnya

mereka sedang belajar. Hal ini tentunya

sangat menarik untuk diajarkan pada

siswa SD. Permainan yang digunakan

tentunya bukan hanya memberi kesan

senang saja tetapi permaianan yang

mengandung unsur edukatif (mendidik).

Berdasarkan pemaparan di atas maka

peneliti melakukan penelitian terhadap

permainan ular tangga yang dimodifikasi

sebagai alternatif media pembelajaran

penjumlahan dan pengurangan bilangan

bulat bagi kelas IV Sekolah Dasar.

Bertolak dari pemikiran di atas,

maka permasalahan yang dapat peneliti

rumuskan antara lain; Bagaimana sistem

pernmainan ular tangga?, Bagaimana

media pembelajaran penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat bagi siswa

kelas IV Sekolah Dasar berdasarkan

modifikasi permainan ular tangga ?, dan

Apa saja landasan dalam modifikasi

permainan ular tangga menjadi media

pembelajaran penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat bagi siswa

kelas IV Sekolah Dasar ?. Berdasarkan

rumusan masalah tersebut maka tujuan

dalam penelitian ini adalah menjawab

dari rumusan masalah yang ditetapkan.

Menurut Brigg dalam Yusuf &

Auliya (2011) media pembelajaran

merupakan alat yang dapat menyajikan

pesan dan dapat menimbulkan stimulus

siswa dalam proses belajar. Dari

pendapat tersebut, dapat dijelaskan pada

dasarnya semua opini memposisikan

media sebagai suatu alat atau sejenisnya

yang dapat dipergunakan sebagai

pembawa pesan dalam suatu kegiatan

pembelajaran. Pesan yang dimaksud

adalah materi pelajaran, dimana

keberadaan media tersebut dimaksudkan

agar pesan dapat lebih mudah dipahami

dan dimengerti oleh siswa.

Fungsi utama media pembalajaran

yaitu sebagai alat bantu dalam

mempermudah proses pembelajaran agar

siswa dapat lebih mudah memahami

pembelajaran. Dalam proses

pembelajaran, media memiliki fungsi

sebagai pembawa informasi dari sumber

(guru) menuju penerima (siswa).

Sedangkan metode adalah prosedur

untuk membantu siswa dalam menerima

dan mengolah informasi guna mencapai

tujuan pembelajaran. Dengan adanya

penggunaan media dapat memberikan

dampak positif jika digunakan sesuai

dengan kebutuhannya. Salah satu jenis

media menurut Leshin, dkk.(2011) yaitu

media berbasis guru-manusia (guru,

instructor, tutor, kegiatan kelompok,

field-trip), maksudnya dalam hal ini guru

memberikan kesempatan langsung pada

siswa untuk melakukan pembelajaran

dengan kegiatan berkelompok yaitu

dengan bermain ular tangga. Permainan

ular tangga merupakan permainan

edukatif yang kerap dijumpai dan

disenangi anak. Kriteria pemilihan media

permainan ini yaitu disesuakan dengan

SK, KD, dan materi pelajaran yang akan

diterapkan.

METODE

Pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, karena peneliti bermaksud

memahami fenomena sosial berupa

permainan ular tangga yang dipaparkan

dalam bentuk deskripsi kata-kata pada

suatu konteks khusus yang alamiah dan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah

(Moleong, 2008). Penelitian ini

menggunakan metode Concept Analysis

yang dilakukan dengan mengumpulkan

dan menganalisis data-data berupa

konsep yang telah ada untuk kemudian

diperoleh suatu konsep yang baru atau

yang telah ada namun lebih menarik dan

dapat diterima. Teknik dalam penelitian

Page 4: MODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI …antologi.upi.edu/file/MATEMATIKA_VINNY_FUJI_ESTIYANI_1203419... · menganalisis data-data berupa konsep yang telah ada. Konsep ... Penjumlahan

Vinny Fuji Estiyani, Ajo Sutarjo, Deni Wardana. Modifikasi Permainan Ular Tangga

Sebagai Alternatif Media Pembelajaran Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat.

ini terdiri atas teknik pengumpulan data

dan analisis data. Teknik pengumpulan

data merupakan langkah utama dalam

penelitian ini.

Peneliti menggunakan teknik

analisis dokumen sebagai teknik

pengumpulan data yang utama kemudian

observasi dan wawancara sebagai

pendukung dalam pengumpulan data

pada penelitian ini. Sedangkan teknik

analisis data yang peneliti lakukan terdiri

atas beberapa tahap diantaranya;

mengidentifikasi data,

mengklasifikasikan data, memodifikasi,

dan menginterpretasi/menyimpulkan.

Penelitian ini dilakukan mulai

bulan Februari 2016 hingga Mei 2016,

dengan subjek penelitian yakni semua

sistem permainan ular tangga yang

penulis peroleh dari buku 95 Strategi

Mengajar yang ditulis oleh Said &

Budimanjaya (2015) dan buku Sirkuit

Pintar yang ditulis Yusuf & Auliya

(2011). Hasil wawancara dan observasi

mengenai sistem permainan ular tangga

dengan siwa, guru, dan mahasiswa pun

termasuk dalam subjek penelitian.

Instrumen dalam penelitian ini yakni

peneliti sendiri. Sesuai dengan yang

dipaparkan oleh Sugiyono (2015) bahwa

Peneliti kualitatif berperan sebagai

human instrument, maksudnya peneliti

berfungsi menetapkan fokus penelitian,

memilih informan sebagai sumber data,

melakukan pengumpulan data, menilai

kualitas data, analisis data, menafsirkan

data, dan membuat kesimpulan atas

temuannya. Prosedur dalam penelitian ini

diawali dengan menemukan masalah

penelitian, menemukan subjek penelitian,

menemukan judul penelitian, setelah

judul ditemukan maka konsultasi

mengenai judul dengan dospem,

melakukan penelitian dengan

mengumpulkan data temuan hinggapada

tahap terakhir yakni penyempurnaan

laporan penelitian (skripsi).

DATA TEMUAN DAN ANALISIS

DATA TEMUAN

Berdasarkan data yang

dikumpulkan melalui analisis dokumen,

wawancara, dan observasi, peneliti

memperoleh data temuan berupa sistem

permainan ular tangga. Berikut adalah

data temuan yang penulis peroleh.

Dalam buku 95 Strategi Mengajar

Multiple Intellegences peneliti

menemukan data yang menurutnya akurat

untuk dijadikan data temuan dalam

penelitiannya. Menurut Said &

Budimanjaya (2015) dalam bukunya

memaparkan bahwa langkah dan aturan

dalam sistem permainan ular tangga

yakni dengan menentukan giliran

bermaian, setelah didapati urutan bermain

maka tiap siswa bergantian melemparkan

dadu. Apabila dadu yang dilempar

menunjukkan mata dadu 5, maka siswa

harus berjalan 5 kotak pada papan

permainan ular tangga. Jika sudah

dijalankan, kotak yang berisi pertanyaan

dijawab oleh siswa yang berhenti pada

kotak tempat pemberhentiannya. Apabila

jawaban dari pertanyaannya benar maka

siswa tersebut mendapatkan poin.

Apabila kotak yang dituju didapati

gambar ular dengan posisi turun, maka

poin pemain harus mengikuti posisi ular

turun. Pemenang dari permainan ini

adalah siswa yang paling banyak

menjawab pertanyaan dengan benar dan

terlebih dahulu sampai pada kotak finish

pada papan permainan ini.

Peneliti juga memperoleh data

dari buku Sirkuit Pintar yang ditulis oleh

Yusuf & Auliya (2011). Yusuf & Auliya

(2011) mengemukakan bahwa sistem

permainan ular tangga yang mereka tulis

dalam bukunya yakni sistem permainan

berupa langkah dan aturan yang telah ada

pada umumnya, yakni diawali dengan

masing-masing pemain mengocok dadu,

siapapun yang mendapatkan hasil

kocokan dadu dengan mata dadu paling

Page 5: MODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI …antologi.upi.edu/file/MATEMATIKA_VINNY_FUJI_ESTIYANI_1203419... · menganalisis data-data berupa konsep yang telah ada. Konsep ... Penjumlahan

Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016

1Penulis Penanggung Jawab

2Penulis Penanggung Jawab

besar maka ia yang akan bermain duluan,

selanjutnya mengkikuti. Permaianan

dimulai, pemain pertama mengocok dadu

dan melangkah sesuai dengan hasil

kocokan dadunya. Bila tiba pada gambar

panah ke atas maka pemain harus naik

sampai pada ujung naka panah,

sebaliknya jika pemain tiba pada kotak

dengan gambar panah ke bawah maka ia

harus menuruni panah hingga menuju

anak panah. Dalam permainan ular

tangga yang diberi nama sirkuit pntar ini,

penulis buku menginovasi permainannya

dengan menambahkan soal pada

beberapa kotak yang ada pada papan

sirkuit ini. Siapa yang paling awal sampai

pada kotak finish dan menjawab

pertanyaan paling banyak maka ia adalah

pemenangnya.

Sebagai pendukung data temuan,

peneliti juga melakukan observasi dan

wawancara terhadap siswa SD Taman

Baru 2 pada hari Kamis tanggal 14 April,

peneliti melakukan observasi pada saat

siswa sedang melakukan permaianan ular

tangga di waktu istirahat sekolah tepatnya

pada pukul 09.35 WIB. Permainan

dilakukan oleh tiga orang. Siswa tersebut

bernama Adit (kelas V), Ana Hasanah

(kelas IV), dan Rana (Kelas IV). Peneliti

memulai observasi dengan melakukan

pengamatan terhadap mereka. Sebelum

memulai permaian setiap orang

mengambil pion berupa karakter kartun

dari plastik untuk dijadikan sebagai

pemain dari masing-masing orang.

Setelah semuanya mendapat pion,

kemudian siswa tersebut melanjutkan

dengan melakukan hompimpa untuk

mengetahui siapa yang mendapat giliran

main pertama, kedua dan terakhir.

Setelah melakukan hompimpa, didapati

pemain yang berkesempatan mendapat

giliran main pertama adalah Ana, kedua

Rana dan ketiga Adit. Anapun mulai

bermain dengan mengocok dadu

kemudian dilemparkan dan munculah

mata dadu 2 dan 5 yang jika dijumlahkan

hasilnya 7, kemudian Ana langsung

melangkah 7 kotak dari kotak start.

Melanjutkan pada pemain kedua yaitu

Rana, ia mengocok dadu dan keluarlah

mata dadu dengan kedua dadu berangka

6, karena Rana mendapat 2 angka 6 maka

ia harus mengulang kocok dadu dan

keluarlah mata dadu 2 dan 1 maka Rana

melangkah ke angka 3. Giliran

ketiga/terakhir Adit mulai mengocok

dadu dan keluarlah angka 2 dan 4 dengan

jumlah 6, Adit melangkah 6 kotak dari

kotak start dan ternyata Adit berhenti

diangka 6 yang terdapat gambar tangga,

lalu Adit menaiki ujung bawah tangga

sampai pada ujung atas tangga yakni

angka 12. Posisi teratas sementara

dipimpin oleh Adit. Permaian terus

berlanjut sampai pada akhirnya pemain

yang sampai terlebih dahulu pada kotak

berangka 100 yang disebut kotak finish ia

akan menjadi pemenangnya. Mereka

bermain selama 10 menit 12 detik dengan

didapati pemenang dalam permainan kali

ini adalah Rana kemudian di susul oleh

Adit dan yang terakhir Ana. Setelah

melakukan observasi pada Adit, Ana dan

Rana, peneliti melanjutkan dengan

melakukan kegiatan wawancara terhadap

mereka. Hasil wawancaranya diuraikan di

bawah ini.

Rana (2016) mewakili teman-

temannya untuk melakukan wawancara.

Siswa kelas IV SDN Taman Baru 2 ini

berkata bahwa ia sering bermain ular

tangga saat istirahat sekolah atau saat

dirumah. Biasanya rana main dengan satu

atau dua orang temannya. Ulartannga

yang biasa Rana mainkan adalah jenis

ular tangga yang umum yang sering

dijumpai yaitu papan yang berupa kertas

karton dengan jumlah 100 kotak.

Menurut Rana sistem permaina ular

tangga yang ia ketahui adalah melakukan

hompimpa atau suit terlebih dulu,

kemudian yang mendapatkan giliran

Page 6: MODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI …antologi.upi.edu/file/MATEMATIKA_VINNY_FUJI_ESTIYANI_1203419... · menganalisis data-data berupa konsep yang telah ada. Konsep ... Penjumlahan

Vinny Fuji Estiyani, Ajo Sutarjo, Deni Wardana. Modifikasi Permainan Ular Tangga

Sebagai Alternatif Media Pembelajaran Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat.

pertama mengocok dadu dan melangkah

sesuai dengan angka yang muncul pada

mata dadu yang telah dikocok,

dilanjutkan dengan pemain selanjutnya

sampai akhir. Menurut Rana bila ada

pemain yang berada di kotak yang sama

maka pemain yang lebih dulu berada

dikotak yang sama terebut harus memulai

langkahnya lagi dari kotak start. Ia

berkata, “menurutku itu bagian paling

seru bu, karna saya suka menenggor atau

ditenggor teman jadi ya harus mulai dari

start lagi padahal pion saya sudah jauh

melangkah, tapi itu keseruannya bu.”

Selain itu, Rana (2016)

mengatakan bahwa apabila pemain

melangkah pada kotak yang terdapat

gambar tangga maka ia harus melangkah

sampai pada ujung atas tangga, begitu

pula sebaliknya bila pemain mendapatkan

kotak dengan gambar ular maka ia harus

menuruni ular tersebut hingga pada ujung

ekor atau kepala ular itu. Rana (2016)

juga berpendapat bahwa lebih suka jika

dalam pembelajaran itu diselingi dengan

bermain dari pada harus mendengarkan

teori di kelas karena ia merasa cepat

mengantuk dan mengaku malas saat

proses pembelajaran hanya mendapatkan

teori yang disamaikan guru di kelas,

bahkan dia mengaku tidak mengerti saat

gurunya sedang menyampaikan materi.

Untuk itu dengan adanya media berupa

ular tangga ini ia merasa sangat senang

dan bersemangat dalam belajar karena ia

merasa saat itu sedang bermain dan tanpa

disadari ternyata ia sedang belajar juga.

Berdasarkan data temuan yang

telah diuraikan di atas diketahui berbagai

sistem permainan ular tangga yang di

dalamnya terdapat langkah dan aturan

bermain ular tangga dan dari data yang

telah dianalisis diperoleh konsep

penjumlahan dan pengurangan yang

terdapat pada sistem permainan ular

tangga untuk dijadikan sebuah konsep

dalam membuat media pembelajaran

penjumlahan dan pengurangan bilangan

bulat dengan memperhatikan landasan

serta sistem dari permainan tersebut.

Saat data mulai terkumpul,

peneliti memulai analisis dengan

mengidentifikasi data-data yang

diperoleh dari menganalisis buku 95

Strategi mengajar dan buku Sirkuit

Pintar, sejalan dengan itu penelitipun

mengobservasi dan mewawancarai Siswa

di SDN Taman Baru 2, mahasiswa UPI

Kampus Serang, salah satu guru dari

Lembaga Pendidikan Kredo. Dari hasil

penelitian tersebut didapati berbagai

sistem permainan ular tangga yang

beragam.

Pengklasifikasian/pengelompokka

n adalah tahap selanjutnya setelah

dilakukannya pengidentifikasian.

Pengelompokkan yang peneliti peroleh

dari semua data temuan menurut aspek

yang telah diteliti bahwasanya semua

data temuan sebagian besar menyatakan

sistem permainan ular tangga selalu

diawali dengan mengambil masing-

masing pion atau bidak untuk diibaratkan

sebagai pemain dan penentuan urutan

bermain melalui hompimpa atau suitpun

berpengaruh penting terhadap

berjalannya permainan ini.

Berdasarkan hasil klasisfikasi data

yang telah dilakukan maka peneliti

menyimpulkan bahwa sistem permainan

ular tangga secara garis besar memiliki

kesamaan satu dengan yang lain, yakni

mengawali permainan dengan

menentukan siapa yang lebih dulu

bermain melalui hompimpa/suit.

Kemudian langkah dan aturan

selanjutnya menyesuaikan seperti yang

telah ada pada umumnya. Pemain yang

terlebih dulu mencapai kotak finish maka

ia pemenangnya. Melihat dari

pengklasifikasian sistem permainan ular

tangga, didapati bahwa konsep yang ada

dalam permainan ular tangga adalah

konsep maju-mundur karena saat pemain

berada pada kotak yang bertangga maka

Page 7: MODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI …antologi.upi.edu/file/MATEMATIKA_VINNY_FUJI_ESTIYANI_1203419... · menganalisis data-data berupa konsep yang telah ada. Konsep ... Penjumlahan

Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016

1Penulis Penanggung Jawab

2Penulis Penanggung Jawab

pemain tersebut menaiki tangga sampai

pada ujung atas tangga hal ini

menunjukkan bahwa terjadi penjumlahan

saat pemain naik tangga. sebaliknya saat

pemain mendapati kotak bergambar ular

maka pemain harus turun ke bawah

sampai pada ekor ular, hal ini

menunjukkan bahwa terjadi pengurangan

saat pemain turun dan menempati kotak

di bawah kotak sebelumnya.

Berdasarkan konsep maju-mundur

yang telah dihasilkan dari proses analisis

data maka dibuatlah modifikasi

permainan ular tangga sebagai media

alternatif pembelajaran penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat. Media ini

diberi nama BBB/BilBul Board/Bilangan

Bulat Board. Board berarti papan jadi

papan bilangan bulat. Alat dan bahan

yang peneliti gunakan adalah papan dari

karton yang telah di desain sesuai dengan

kebutuhan. Dua buah dadu yang dibuat

dengan ukuran kecil berbahan kardus

yang dilapisi kertas origami yang

bertuliskan angka satu dadu dengan

bilangan negatif dan satu dadu lainnya

dengan bilangan positif. Pion atau bidak

dari koin atau tutup pulpen. Pada media

ini penelitipun membutuhkan soal berupa

pertanyaan mengenai penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat. Soal-soal ini

peneliti tulis dalam kertas origami yang

dipotong sesuai dengan kebutuhan.

Sistem permainan dari media

BBB ini sama dengan sistem permainan

ular tangga pada umumnya, hanya saja

peneliti mengubah papan permainan

dengan mengurangi beberapa angka yang

mulanya berjumlah 100 kotak dengan

100 angka bilangan bulat positif

kemudian peneliti ubah menjadi 50 dan

menambahkan dengan angka yang

bernilai negatif (bilangan bulat negatif)

yang berjumlah 50 kotak. Memang

seluruh kotak yang tergambar pada papan

berjumlah 100 namun dibagi 2 yakni 50

kotak untuk bilangan bulat positif (1-50)

dan 50 kotak untuk bilangna bulat negatif

(-1 sampai -50).

Perbedaan lain papan ular tangga

yang telah dimodifikasi dengan papan

ular tangga pada umumnya yakni pada

papan ular tangga yang diketahui

umumnya kotak start berada pada kotak

yang berangka 1 dan biasanya terletak

pada bagian pojok kiri bawah papan

permainan, sedangkan pada permainan

ular tangga yang telah dimodifikasi kotak

start terletak di bagian tengah papan

permainan yakni diantara bilangan bulat

positif dan negatif (yaitu di antara angka

1 dan −1). Berikut adalah sistem

permainan media ular tangga yang telah peneliti modifikasi sebagai berikut.

1) Sebelum bermain melakukan

hompimpa atau suit terlebih dulu

untuk menentukan siapa yang

mendapat giliran awal saat bermain.

2) Pemain pertama mengocok dadu,

dilanjutkan pemain kedua dan

seterusnya.

3) Jika dadu yang keluar angka positif

maka pemain harus melangkah pada

kotak bilangan positif yakni diawali

langkah ke kanan, sebaliknya jika

dadu keluar angka negatif maka

pemain harus melangkah pada kotak

bilangan negative yang diawali

dengan melangkah ke kiri pada papan

ular tangga.

4) Penjumlahan dan pengurangan sudah

mulai diterapkan saat kedua dadu

dikocok dan keluar, sebagai contoh

jika dadu yang muncul angka 4 dan

− 5 maka pemain langsung

melangkah ke angka −1 karena

4 + −5 = −1 pada tahap pengocokan dadu pemain secara tidak

langsung sudah melaksanakan

penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat.

Page 8: MODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI …antologi.upi.edu/file/MATEMATIKA_VINNY_FUJI_ESTIYANI_1203419... · menganalisis data-data berupa konsep yang telah ada. Konsep ... Penjumlahan

Vinny Fuji Estiyani, Ajo Sutarjo, Deni Wardana. Modifikasi Permainan Ular Tangga

Sebagai Alternatif Media Pembelajaran Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat.

5) Pada beberapa kotak terdapat

pertanyaan yang harus dijawab

pemain. Pertanyaan terdapat pada

kotak yang berbintang.

6) Pertanyaan harus pemain ambil pada

kotak pertanyaan yang telah tersedia.

Soal diambil secara bebas.

7) Jika pemain A melangkah kearah

kotak yang telah terisi pemain lain,

maka pemain lain tersebut harus

melangkah lagi dari kotak start.

8) Pemain yang berhasil menjawab

pertanyaan paling bnyak dalam waktu

yang telah ditentukan maka ialah

yang menjadi pemenangnya.

Dalam pembuatan media

pembelajaran didukung dengan teori-teori

bermain dan perkembangan kognitif

anak, diantaranya. Teori bermain

menurut Isaacs (1933), Dewey ( 1938 ),

Jean Piaget, Teori Ausubel (2012),

Meaning Theory, Smilansky (1968) &

Shefatya (1990), dan Pandangan Hurlock

(1981). Media ini baik digunakan untuk

semua jenjang pendidikan dan baik

diterapkan pada semua mata pelajaran

berdasarkan kebutuhan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis

tersebut, peneliti memperoleh konsep

maju-mundur dari permainan ular tangga.

Konsep tersebut peneliti adopsi sebagai

konsep pembuatan media permainan ular

tangga yang dimodifikasi sebagai

alternatif media pembelajaran

penjumlahan dan pengurangan bilangan

bulat bagi kelas IV SD. Media ini diberi

nama BilBul Board. Sistem permainan

dari media ini sama dengan sistem

permainan ular tangga pada umumnya.

Pada pemodifikasian media ini dilandasi

dengan teori-teori bermain dan teori

perkembangan kognitif anak. Pembuatan

media ini pun disesuaikan dengan sk, kd,

materi yang akan diajarakan.

Berdasarkan simpulan yang telah

dipaparkan di atas, peneliti

merekomendasikan bagi seluruh pendidik

khususnya guru hendaknya memberikan

pembelajaran dengan menyelipkan media

permainan agar anak lebih mudah

menerima materi pembelajaran.

Pemilihan media sebagai alat bantu

pembelajaran haruslah berhati-hati dan

harus dipertimbangkan secara matang

sesuai dengan kebutuhannya, selain itu

media yang digunakan haruslah

disesuaikan dengan kurikulum, standar

kompetensi, kompetensi dasar dan mata

pelajaran yang akan diterapkan.

BIBLIOGRAFI

Sugiyono. (2014). Metode penelitian

pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sundayana, R. (2014). Media dan alat

peraga dalam pembelajaran

matematika. Bandung: Alfabeta

Cresswell, J. W. (2014). Reseacrh design

pendekatan kualitatif, kuantitatif,

dan mixed. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Lexy J.Moleong. (2008). Metodologi

penelitian kualitatif. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Andani, B. N. (2015). Penggunaan media

sedotan bermuatan untuk

meningkatkan kemampuan

kognitif siswa pada materi

penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat : Penelitian

Tindakan Kelas pada Siswa Kelas

IV SDN 2 Suntenjaya Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung

Barat Tahun Ajaran

2013/2014. (Skripsi). Jurusan

Pedagogik. FIP. Universitas

Pendidikan Indonesia.

Page 9: MODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI …antologi.upi.edu/file/MATEMATIKA_VINNY_FUJI_ESTIYANI_1203419... · menganalisis data-data berupa konsep yang telah ada. Konsep ... Penjumlahan

Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016

1Penulis Penanggung Jawab

2Penulis Penanggung Jawab

Budiningsih, A. (2012). Belajar dan

pembelajaran. Jakarta: Rineka

Cipta.

Yusuf, Y. & Auliya, U. (2011). Sirkuit

pintar. Jakarta: Visimedia.

Said, A. & Budimanjaya, A. (2015). 95

strategi mengajar multiple

intelligences. Jakarta:

Prenadamedia Group.

Page 10: MODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI …antologi.upi.edu/file/MATEMATIKA_VINNY_FUJI_ESTIYANI_1203419... · menganalisis data-data berupa konsep yang telah ada. Konsep ... Penjumlahan

Vinny Fuji Estiyani, Ajo Sutarjo, Deni Wardana. Modifikasi Permainan Ular Tangga Sebagai

Alternatif Media Pembelajaran Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat.