Upload
takanies
View
139
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
Modul
Manajemen Pemasaran
Oleh:
Dr. Jono M. Munandar
R.Dikky Indrawan, SP, MM
M. Syaefudin Andrianto, STP
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Manajemen
Institut Pertanian Bogor
2010
Modul 1
RUANG LINGKUP PEMASARAN
(Tugas, Konsep dan Alat Pemasaran)
TUGAS PEMASARAN
I. Tahap Pemasaran
Ada tiga tahap yang mungkin dilewati oleh praktek pemasaran, yaitu:
1. Pemasaran enterpreuneurial : sistem pemasaran perusahaan yang
dimulai oleh para individu yang hidup dari kecerdikannya. Mereka
memvisualisasikan peluang dan mengetuk setiap pintu untuk
mendapatkan perhatian dari setiap orang.
2. Pemasaran yang terumuskan : sistem pemasaran yang dilakukan melalui
strategi yang terumuskan. Ketika perusahaan‐perusahaan kecil
mencapai kesuksesan, harus beralih ke arah pemasaran yang lebih
terumus. Perusahaan harus memiliki tenaga penjual dan departemen
pemasaran yang biasa melakukan riset pemasaran.
3. Pemasaran interpreuneurial : sistem pemasaran yang dilakukan dengan
mengandalkan kreativitas langsung di lapangan. Banyak perusahaan
besar yang terjebak dengan pemasaran terumuskan, sehingga tidak lagi
memiliki banyak kreativitas dan kegairahan. Maka para manajer merek
dan produk perlu keluar dari kantor dan mulai hidup dengan pelanggan
mereka serta memvisualisasikan cara‐cara baru untuk menambah nilai
kehidupan pelanggan mereka.
Jadi, pemasaran yang efektif dapat mempunyai banyak bentuk. Namun
demikian jenis pemasaran yang terumuskan akan lebih banyak dibahas
dalam modul ini dan sebagian kecil materi akan membahas pemasaran
interpreuneurial.
LINGKUP PEMASARAN
Pemasaran merupakan tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan
menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan.
Pemasaran dilakukan dalam 10 jenis wujud, yaitu:
1. Barang: barang fisik terutama bahan makanan, komoditas, pakaian, dan
perumahan merupakan bagian terbesar dari produksi dan usaha
pemasaran kebanyakan negara. Contoh: sabun, kendaraan, terigu,
dodol, jagung, dll.
2. Jasa: mencakup hasil kerja perusahan‐perusahan penerbangan, hotel,
penyewaan mobil, tukang cukur, dan ahli kecantikan. Banyak produksi
untuk pasar yang terdiri dari bauran variabel barang dan jasa, seperti
perusahaan makanan siap saji, hotel, sekolah, akuntan, pengacara,
dokter, dll.
3. Pengayaan Pengalaman: rangkaian beberapa barang dan jasa dapat
menciptakan, mempergelarkan, dan memasarkan pengayaan
pengalaman. Seperti: kerajaan dongeng (Walt disney, Taman Safari),
rumah hantu, kerajaan asesoris (Planet Hollywood), dll.
4. Peristiwa (event): pemasar mempromosikan peristiwa‐peristiwa yang
terkait dengan waktu bersejarah, seperti olimpiade, ulang tahun
perusahaan, pameran dagang yang besar, dan pementasan seni dan
olahraga.
5. Orang: pemasaran selebriti telah menjadi bisnis penting. Seseorang yang
mencari popularitas akan menyewa agen pers untuk memuat riwayatnya
di surat kabar dan majalah.
6. Tempat: tempat, kota, negara bagian, wilayah dan bangsa‐bangsa
keseluruhan bersaing secara aktif untuk menarik para turis, pabrik,
kantor pusat perusahaan, dan tempat tinggal baru.
7. Properti: hak kepemilikan tak berwujud berupa benda nyata atau finasial
diperjualbelikan, sehingga menyebabkan timbulnya upaya pemasaran.
8. Organisasi: aktif bekerja membangun citra yang kuat dan menyenangkan
pikiran masyarakat publik mereka. Misalnya: iklan identitas badan usaha
untuk mendapat pengakuan publik, Philips sebagai perush. Elektronik
terpercaya, universitas, museum, dll.
9. Informasi : dapat diproduksi dan dipasarkan sebagi sebuah produk.
Seperti: informasi dalam CD, DVD, internet, dll.
10. Gagasan : penawaran pasar mencakup inti dari suatu gagasan dasar.
Contoh: pembuat alat bor sebenarnya menjual lubang (gagasan
membuat lubang), rancangan pendirian BTN sebagai bank kredit atau
bank pemilikan rumah, dll.
PERLUASAN PANDANGAN
Para pemasar diberi keterampilan untuk merangsang permintaan akan
produk‐produk dari sebuah perusahaan. Hal ini merupakan pandangan yang
terlalu sempit. Para manajer perusahaan harus berusaha untuk
mempengaruhi tingkat, waktu, dan komposisi permintaan untuk mencapai
sasaran organisasi.
KEPUTUSAN PEMASAR
Manajer pemasaran menghadapi keputusan‐keputusan besar, mulai dari
keputusan‐keputusan utama seperti ciri‐ciri produk, banyak tenaga penjual,
banyak biaya, sampai pada keputusan‐keputusan kecil seperti pencantuman
kata atau pemberian warna yang tepat untuk kemasan baru.
Pertanyaan yang sering diajukan oleh pemasar, bervariasi tingkat
kepentingan dalam lingkup pasar yang berbeda. Ada empat jenis pasar,
yaitu :
1. Pasar Konsumen : pembangunan citra yang menuntut pengertian yang
jelas tentang konsumen sasaran mereka, kebutuhan apa yang akan
dipenuhi produk mereka, dan mengkomunikasikan positioning mereka
secara gencar dan kreatif. Pemasar konsumen memutuskan ciri, tingkat
mutu, cakupan distribusi, dan pengeluaran biaya promosi, yang akan
mampu mencapai posisi di pasar sasaran mereka.
2. Pasar Bisnis : Pembeli bisnis membeli produk untuk mendapatkan laba.
Pemasar bisnis harus memperlihatkan bagaimana produk mereka akan
membantu konsumen bisnisnya mencapai sasaran laba mereka.
3. Pasar Global : Pemasar harus memutuskan negara mana yang harus
dimasuki, bagaimana cara memasuki masing‐masing negara, bagaimana
menetapkan harga produk mereka untuk menghindari penciptaan pasar
kelabu bagi barang mereka, dan bagaimana mengadaptasi komunikasi
mereka agar sesuai dengan budaya di masing‐masing negara.
4. Pasar Nirlaba dan Pasar Pemerintah : harus menetapkan harga secara
hati‐hati karena organisasi ini memiliki kekuatan membeli yang terbatas.
Kebanyakan pembelian pemerintah menghendaki tawaran yang banyak,
dan tawaran paling renahlah yang disukai tanpa faktor yang
meringankan.
KONSEP DAN ALAT PEMASARAN
I. Definisi
a. Pemasaran
Ada beberapa definisi mengenai “pemasaran”, diantaranya :
1. “tujuan pemasaran adalah menjual lebih daripada apa yang
diharapkan”‐ Peter drucker.
2. “kombinasi penjualan, periklanan, dan public relation” – masyarakat
umum.
3. “kinerja suatu aktivitas bisnis dalam hal penyaluran barang dan jasa
dari produsen kepada konsumen atau pemakai” – asosiasi pemasaran
amerika (AMA).
4. “menyediakan barang yang tepat, kepada orang yang tepat, ditempat
yang tepat, pada saat yang tepat, pada harga yang tepat, dengan
tingkat komunikasi yang tepat secara menguntungkan” – Chartered
Institute of Marketing (Inggris).
5. “konsumsi adalah langkah terakhir dan tujuan dari segala jenis
produksi “ – Adam Smith, Wealth of Nation.
6. “Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain‐ Phillip
Kotler
b. Manajemen Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan
pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan,
barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi
sasaran‐sasaran individu dan organisasi.
II. Konsep Pemasaran Inti
Sistem pemasaran secara sederhana dapat dideskripsikan pada Gambar 1.
Gambaran ini menunjukkan hubungan relational antara industri dan pasar.
Industri merupakan kumpulan penjual produk sementara, sedangkan pasar
merupakan tempat berkumpulnya pembeli.
Gambar 1. Skema sistem pemasaran sederhana
Konsep pemasaran inti meliputi:
1. Segmentasi Pasar adalah proses mengidentifiksi dan membedakan
kelompok‐kelompok pembeli yang mungkin lebih menyukai atau
memerlukan berbagai produk dan bauran pemasaran. Segmen pasar
dapat diidentifikasi dengan memeriksa perbedaan‐perbedaan
demografis, psikografis, dan perilaku dikalangan pembeli.
2. Pasar Sasaran adalah pasar tertentu yang dijadikan target penjualan
oleh pemasar. Pasar sasaran ditentukan berdasarkan segmentasi pasar
yang teridentifikasi. Untuk masing‐masing pasar sasaran yang terpilih,
perusahaan mengembangkan suatu tawaran pasar. Tawaran itu
diposisikan di pikiran para pembeli sasaran.
3. Pemasar dan Prospek adalah seseorang yang mencari tanggapan
(perhatian, pembelian, pemberian suara, sumbangan) dari pihak lain
Industri (kumpulan penjual)
Pasar (kumpulan pembeli)
Komunikasi
Barang/Jasa
Uang
Informasi
yang disebut prospek. Jika dua pihak itu saling berusaha untuk menjual
sesuatu kepada yang lain, maka keduanya disebut pemasar (marketers).
4. Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan
Kebutuhan menggambarkan tuntutan dasar manusia. Keinginan
dibentuk oleh lingkungan masyarakat seseorang. Permintaan adalah
keinginan akan produk‐produk spesifik yang didukung oleh kemampuan
untuk membayar.
5. Produk atau Tawaran adalah setiap tawaran yang dapat memuaskan
kebutuhan dan keinginan.
6. Nilai dan Kepuasan didefinisikan sebagai rasio antara apa yang
didapatkan dan apa yang diberikan pelanggan.
7. Pertukaran dan Transaksi mencakup perolehan produk yang diinginkan
dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya. Untuk
memunculkan potensi pertukaran harus memenuhi lima persyaratan
yaitu:
1. Sekurang‐kurangnya ada dua pihak.
2. Masing‐masing pihak memiliki sesuatu yang mungkin bernilai bagi
pihak lain.
3. Masing‐masing pihak mampu berkomunikasi dan menyerahkan
sesuatu.
4. Masing‐masing pihak bebas untuk menerima atau menolak tawaran
pertukaran.
5. Masing‐masing pihak yakin bahwa bertransaksi dengan pihak lain
merupakan hal yang tepat dan diinginkan.
8. Hubungan dan Jaringan Kerja
Pemasaran hubungan mempunyai tujuan membangun hubungan jangka
panjang yang saling memuaskan dengan pihak‐pihak yang memiliki
kepentingan utama (pelanggan, pemasok, distributor) dalam rangka
mendapatkan serta memperahankan preferensi dan kelangsungan bisnis
jangka panjang mereka. Hasil akhir dari pemasaran hubungan adalah
terbentuknya asset perusahaan yang unik yang disebut jaringan
pemasaran. Jaringan pemasaran terdiri dari perusahaan dan pemercaya
(stakeholder), pendukung (pelanggan, karyawan, pemasok, distributor,
pengecer, agen periklanan, ilmuan universitas, dan lain‐lain).
9. Saluran Pemasaran
Ada tiga jenis saluran pemasaran yaitu:
1. Saluran komunikasi (Communication channels) digunakan untuk
menyerahkan dan menerima pesan dari pembeli sasaran.
2. Saluran Distribusi untuk memamerkan atau menyerahkan produk
fisik atau jasa kepada pembeli atau pengguna.
3. Saluran penjualan untuk mempengaruhi trasaksi dengan pembeli
potensial.
10. Rantai Pasokan menggambarkan suatu saluran yang lebih panjang yang
terentang dari bahan mentah, komponen‐komponen, hingga produk‐
produk final yang disampaikan pada pembeli final.
11. Persaingan mencakup semua tawaran dari pesaing serta barang
pengganti yang aktual dan potensial yang mungkin dipertimbangkan
oleh seorang pembeli. Ada empat level persaingan berdasarkan tingkat
kemampuan produk untuk menggantikan:
1. Persaingan merek: sebuah perusahaan memandang perusahaan lain
yang menawarkan produk dan jasa serupa dengan harga yang sama
sebagai pesaingnya.
2. Persaingan industri: sebuah perusahaan memandang semua
perusahaan yang menghasilkan produk atau jenis produk yang sama
sebagai pesaingnya.
3. Persaingan bentuk: sebuah perusahaan memandang semua
perusahaan penghasil produk yang memasok jasa yang sama sebagai
pesaingnya.
4. persaingan generik: sebuah perusahaan melihat semua perusahaan
yang bersaing untuk mendapatkan dolar konsumen yang sama
sebagai pesaingnya.
12. Lingkungan Pemasaran terdiri dari lingkungan tugas dan lingkungan
luas. Lingkungan tugas meliputi aktor‐aktor dekat yang terlibat dalam
memproduksi, menyalurkan, dan mempromosikan tawaran. Lingkungan
luas terdiri dari enam komponen: lingkungan demografis, ekonomi,
alam, teknologi, hukum‐politik, dan lingkungan social‐budaya.
13. Bauran Pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk terus‐menerus mencapai tujuan pemasarannya di
pasar sasaran. Biasanya alat pemasaran diklasifikasikan menjadi empat
kelompok yang luas dan disebut empat P yaitu: produk (product), harga
(price), tempat (place), dan Promosi (promotion).
Kertajaya (1997) mengklasifikasikan unsur‐unsur utama pemasaran
menjadi tiga unsur utama, yaitu:
1. Unsur strategi persaingan, terdiri dari:
a. Segmentation, yaitu tindakan mengidentifikasikan dan membentuk
kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah.
b. Targetting, yaitu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang
akan dimasuki.
c. Positioning, yaitu penentapan posisi pasar yang bertujuan untuk
membangun citra produk atau jasa kedalam benak konsumen.
2. Unsur taktik pemasaran, terdiri dari:
a. Differensiasi, yang berkaitan dengan cara membangun strategi
pemasaran dalam berbagai aspek di perusahaan.
b. Bauran pemasaran, yang berkaitan dengan kegiatan‐kegiatan
mengenai produk, harga, promosi, dan tempat.
3. Unsur nilai pemasaran, terdiri dari:
a. Merek atau brand, yaitu nilai yang berkaitan dengan nama atau nilai
yang dimiliki dan melekat pada suatu perusahaan.
b. Pelayanan atau service, yaitu nilai yang berkaitan dengan pemberian
jasa pelayanan kepada konsumen.
c. Proses, yaitu nilai yang berkaitan dengan prinsip perusahaan untuk
membuat setiap karyawan terlibat untuk bertanggung jawab dalam
proses memuaskan konsumen, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
LATIHAN
1. Coba jelaskan konsep pemasaran secara umum yang anda pahami!
2. Sebutkan dan jelaskan unsur‐unsur konsep pemasaran inti !
Modul 2
KONSUMEN DAN PELUANG PASAR
(Membangun Kepuasan, Nilai dan Upaya Mempertahankan Pelanggan serta
melihat peluang bisnis dalam pasar)
MENDEFENISIKAN NILAI DAN KEPUASAN PELANGGAN
I. Nilai Pelanggan
Nilai bagi pelanggan (customer delivered value) adalah selisih antara
nilai total dan biaya pelanggan total.
Nilai pelanggan total (total customer value) adalah sekumpulan
manfaat yang diharapkan pelanggan dari produk atau jasa tertentu.
Biaya pelanggan total (total customer cost) adalah sekumpulan biaya
yang diharapkan oleh konsumen yang dikeluarkan untuk mengevaluasi,
mendapatkan, menggunakan, dan membuang produk atau jasa.
II. Kepuasan Pelanggan
Kepuasan adalah perasaan senag atau kecewa seseorang yang muncul
setelah membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap kinerja
atau hasil suatu produk dan harapan‐harapannya.
Jika kinerja di bawah harapan = pelanggan tidak puas
Jika kinerja memenuhi harapan = pelanggan puas
Jika kinerja melebihi harapan = pelanggan amat puas (senang)
SIFAT PERUSAHAAN BERKINERJA TINGGI
Ada empat kunci keberhasilan sebuah perusahaan, yaitu:
1. Para Pemercaya (stakeholder) : pemegang saham, pelanggan, karyawan,
pemasok, distributor. Agar dapat menciptakan pertumbuhan dan laba yang
tinggi maka harus ada hubungan yang dinamis antara kelompok‐kelompok
pemercaya tersebut.
2. Proses : mengelola dan menghubungkan berbagai proses kerja dapat
mencapai sasaran kepuasan perusahaan. Perusahaan harus mengubah
perhatian mereka ke kebutuhan untuk mengelola proses usaha inti seperti
mengembangkan produk baru, menarik dan mempertahankan pelanggan
dan memenuhi pesanan. Mereka merekayasa ulang arus kerja dan
membentuk tim lintas‐fungsional yang bertanggungjawab untuk masing‐
masing proses.
3. Sumberdaya : tenaga kerja, bahan baku, mesin, informasi, energi.
Menggunakan sumber luar untuk sumberdaya yang tidak terlalu penting
jika dapat diperoleh dengan kualitas yang lebih baik dan harga yang lebih
rendah. Kuncinya adalah memiliki serta memelihara sumberdaya dan
kemampuan utama yang merupakan inti setiap usaha.
4. Organisasi dan Budaya Organisasi : struktur, kebijakan, dan budaya
perusahaan yang tidak dapt berfungsi dalam lingkungan usaha yang cepat
berubah. Buday perusahaan ada yang mendefinisikan sebagai pengalaman,
cerita, kepercayaan, dan norma bersama yang menjadi karakter organisai.
MEMBERIKAN NILAI DAN KEPUASAN PELANGGAN
Nilai dan kepuasan pelanggan perlu kita capai. Untuk mencapainya kita perlu
memahami konsep system rantai nilai dan penyerahan nilai.
1. Rantai Nilai : alat untuk mengidentifikasi cara‐cara untuk menciptakan
lebih banyak nilai pelanggan. Rantai nilai mengidentifikasi sembilan
kegiatan strategis dan relevan yang menciptakan nilai dan biaya di dalam
bisnis tertentu.
Sembilan kegiatan tersebut terdiri dari lima kegiatan utama, meliputi ;
membawa bahan mentah ke perusahaan (inbound logistics),
mengkonversinya menjadi produk jadi (operations),
mengirim produk jadi (outbound logistics),
memasarkannya (marketing and sale),
melayaninya (service).
Empat kegiatan penunjang, meliputi;
perolehan sumberdaya (bahan baku),
pengembangan teknologi,
manajemen sumberdaya manusia,
prasarana perusahaan.
Keberhasilan perusahaan bukan hanya bergantung pada keberhasilan
masing‐masing bagian dalam melakukan tugasnya, tapi pada keberhasilan
mengkordinasikan berbagai kegiatan bagian tersebut. Untuk mencapai
keberhasilan ini, perusahaan harus lebih menenkankan pada manajemen
proses bisnis inti yang lebih lancer. Banyak perusahaan merekayasa ulang
bisnis mereka, menciptakan tim‐tim yang terdiri dari berbagai disiplin untuk
mengelola proses inti. Proses‐proses bisnis inti mencakup:
Proses Realisasi Produk Baru : mencakup penelitian, pengembangan,
dan peluncuran produk‐produk baru yang berkualitas tinggi dengan
segera dan sesuai anggaran.
Proses Manajemen Persediaan : mencakup pengembangan dan
pengelolaan tingkat persediaan bahan mentah, barang setengah jadi,
dan barang jadi agar persdiaan yang memadai selalu tersedia dan biaya
kelebihan persediaan bisa ditekan.
Proses Mendapatkan dan Mempertahankan Pelanggan : upaya
mendanai dan mempertahankan pelanggan serta menumbuhkan bisnis
mereka.
Proses Penerimaan Pesanan sampai Perolehan Tagihan : mencakup
penerimaan dan persetujuan pesanan, pengiriman barang yang tepat
waktu, dan penagihan utang.
Proses Pelayanan Pelanggan : mempermudah pelanggan menghubungi
pihak‐pihak yang tepat dalam perusahaan dan mendaptkan pelayanan,
jawaban, dan penyelesaian masalah yang cepat dan memuaskan.
2. Jaringan Penyerahan Nilai : untuk mencari keunggulan kompetitif di luar
operasinya sendiri, maka perusahaan membentuk kemitraan dengan
pemasok, penyalur, dan pelanggan tertentu.
ANALISA PASAR BISNIS DAN PERILAKU PEMBELI BISNIS
Pembelian Organisasi adalah "proses pengambilan keputusan di mana
organisasi formal menetapkan kebutuhan pembelian barang dan jasa, dan
mengidentifikasi, mengevaluasi dan memilih dari berbagai merek dan
pemasok". Tidak ada dua perusahaan yang melakukan pembelian dengan cara
yang sama, namun penjual berharap dapat mengidentifikasi cukup kesamaan
dalam pelaku pembelian organisasi sehingga dapat memperbaiki tugas
perencanaan strategi pemasarannya.
Ada tiga pasar organisasi: (1) pasar industri, (2) pasar penjual kembali, dan (3)
pasar pemerintah. Pembeli industri membeli barang dan jasa untuk dijual
kembali agar mendapatkan keuntungan. Pembeli pemerintah yaitu lembaga‐
lembaga pemerintahan membeli barang dan jasa untuk memenuhi fungsi
pemerintahan mereka
Ada 5 pertanyaan tentang pasar‐pasar tersebut : Siapa‐siapa yang ada dalam
pasar tersebut? Keputusan pembelian apa yang dibuat oleh pembeli? Siapa‐
siapa yang berperan dalam pengambilan keputusan? Faktor‐faktor apa yang
mempengaruhi pembeli? Bagaimana pembeli membuat keputusannya?
PASAR BISNIS
Siapa Yang Berada Dalam Pasar Bisnis?
Pasar industri juga disebut pasar produsen atau bisnis, terdiri dari semua
individu dan organisasi yang memerlukan barang dan jasa untuk digunakan
dalam memproduksi barang dan jasa lain yang akan dijual, disewakan atau
ditawarkan kepada pihak lain.
Uang dan barang yang terlibat dalam penjualan kepada pembeli industri lebih
banyak daripada pembeli konsumen. Untuk memproduksi dan menjual
sepasang sepatu sederhana, dealer kulit mentah harus menjual kepada
penyamak, yang menjual kulit kepada produsen sepatu, yang menjual sepatu
kepada pedagang besar, yang menjual sepatu kepada pedagang eceran, yang
akhirnya menjual sepatu tersebut kepada konsumen. Setiap bagian dalam
mata rantai produksi dan distribusi harus membeli barang dan jasa lain, dan ini
menjelaskan mengapa ada lebih banyak pembelian industri dari pada
pembelian konsumen.
Pasar bisnis memiliki beberapa karakteristik yang sangat berlawanan dengan
pasar konsumen.
1. Jumlah pembeli yang lebih sedikit. Penjual dari pasar bisnis melakukan
transaksi dengan jumlah pembeli yang jauh lebih sedikit daripada pasar
konsumen.
2. Membeli dalam jumlah besar. Kebanyakan pasar bisnis ditandai dengan
rasio konsentrasi pembeli yang tinggi di mana pembeli besar yang relatif
sedikit melakukan bagian terbesar dari pembelian. Dalam industri seperti
industri sepeda motor, telepon, rokok, mesin pesawat terbang, dan fiber
organik, empat perusahaan terbesar menguasai lebih daripada 70 persen
dari total produksi.
3. Hubungan pemasok pelanggan yang dekat. Karena jumlah pelanggan yang
lebih kecil, dan penting dan berkuasanya pelanggan yang lebih besar
terhadap pemasok, dapat dilihat hubungan yang erat antara pelanggan dan
penjual dalam pasar industri. Pemasok seringkali mempromosikan tawaran
mereka untuk kebutuhan pelanggan secara individu. Penjualan terjadi
dengan pemasok ini yang bekerja sama dengan pembeli pada spesifikasi
teknis tertentu dan persyaratan pengiriman seperti dalam produksi jangkA
pendek. Pemasok diharapkan menghadiri seminar tertentu yang diadakan
oleh pelanggan industri agar terbiasa dengan kualitas pembelian dan
persyaratan pembelian yang diingini pembeli.
4. Pembelian yang terkonsentrasi secara geografis. Lebih daripada setengah
pembeli dari industri nasional Amerika Serikat terkonsentrasi dalam 7
negara bagian : New York, California, Pennsylvania, Illinois, Ohio, New
Jersey, dan Michigan. Industri seperti minyak, karet dan baja,
memperlihatkan konsentrasi geografi yang lebih besar. Sebagian besar
produk pertanian berasal dari sedikit negara bagian tertentu. Konsentrasi
geografis pertanian ini membantu mengurangi biaya penjualan. Pada saat
yang sama, penjual perlu memonitor pemindahan industri‐industri tertentu
ke negara bagian‐negara bagian Sunbelt di Amerika Serikat, sebagaimana
tekstil pindah dari New England ke bagian selatan.
5. Permintaan turunan. Permintaan terhadap barang‐barang industri adalah
permintaan turunan dari permintaan terhadap barang‐barang konsumen.
Jadi kulit mentah dibeli karena konsumen membeli sepatu, dompet dan
barang‐barang kulit lainnya. Apabila permintaan terhadap barang‐barang
konsumen menurun, maka permintaan terhadap barang‐barang industri
untuk proses produksi juga akan menurun. Karena alasan ini, penjual pasar
industri harus memantau pola pembelian konsumen penting dan faktor‐
faktor lingkungan yang mempengaruhinya.
6. Permintaan inelastis. Permintaan total terhadap barang dan jasa industri
tidak banyak dipengaruhi oleh perubahan harga. Pabrik sepatu tidak akan
membeli kulit lebih banyak apabila harga kulit turun. Begitu juga sebaliknya,
mereka tidak akan membeli kulit dalam jumlah yang lebih sedikit apabila
harganya naik jika mereka tidak dapat menemukan barang pengganti kulit
tersebut. Permintaan tidak elastis dalam jangka pendek karena produsen
tidak dapat membuat perubahan metode produksi dengan cepat.
Permintaan juga tidak elastis untuk barang‐barang industri yang merupakan
persentase kecil dari total produksi. Misalnya, peningkatan harga baja untuk
lobang sepatu hanya akan sedikit sekali mempengaruhi total permintaan
terhadap baja tersebut. Pada saat yang sama, produsen akan merubah
pemasok bajanya sebagai tanggapan terhadap perbedaan harga.
7. Permintaan yang berfluktuasi. Permintaan terhadap barang dan jasa
industri cenderung lebih berubah‐ubah daripada barang dan jasa konsumen.
Hal ini terutama benar untuk permintaan terhadap pabrik dan peralatan
baru. Suatu persentase pertambahan tertentu terhadap permintaan
konsumen akan mengakibatkan persentase pertambahan yang lebih besar
dalam permintaan terhadap pabrik dan peralatan yang dibutuhkan untuk
memproduksi hasil tambahan. Dalam ekonomi ini disebut dengan prinsip
akselerasi. Kadang‐kadang kenaikan yang hanya 100 persen dalam
permintaan konsumen bisa mengakibatkan kenaikan sebesar 200 persen
dalam permintaan terhadap barang industri pada periode berikutnya; dan
penurunan sebesar 10 persen dalam permintaan konsumen dapat
menyebabkan kejatuhan dalam permintaan terhadap barang‐barang
investasi. Penjualan yang mudah berubah‐ubah ini mengakibatkan banyak
produsen barang industri mendiversifikasikan produk dan pasarnya untuk
mendapatkan penjualan yang seimbang dalam siklus bisnisnya.
8. Pembelian yang profesional. Barang‐barang industri dibeli oleh agen‐agen
pembelian yang profesional dan yang terlatih, yang menghabiskan waktunya
untuk mempelajari bagaimana membeli dengan lebih baik. Banyak dari
mereka yang termasuk dalam Asosiasi Nasional Manajer Pembelian (NAPM),
yang berusaha mengembangkan efektivitas dan status pembeli profesional.
Pendekatan profesional dan kemampuan yang lebih untuk mengevaluasi
informasi teknis yang mengarah pada pembeli. Ini berarti bahwa penjual
barang industri harus menyediakan dan memiliki data teknis yang lebih
besar tentang produknya dan produk saingannya.
9. Beberapa pengaruh terhadap pembelian. Lebih banyak orang yang
mempengaruhi keputusan pembelian bisnis daripada keputusan pembelian
konsumen. Komite pembelian terdiri dari ahli‐ahli teknis dan bahkan
manajer senior adalah biasa dalam pembelian barang‐barang yang paling
penting. Konsekuensinya, penjual barang industri harus mempekerjakan
tenaga‐tenaga penjual yang terlatih dan sering juga menggunakan tim
penjualan untuk melakukan transaksi dengan pembeli yang terlatih.
Walaupun iklan, promosi penjualan dan publikasi memainkan peranan
penting dalam bauran promosi industri, penjualan perseorangan merupakan
alat penjualan yang utama.
BEBERAPA KARAKTERISTIK LAIN. Di sini ada beberapa karakteristik tambahan
dari pembelian industri :
1. Pembelian Langsung : Pembeli industri sering langsung membeli dari
produsen dibandingkan melalui perantara, terutama untuk barang‐barang
yang secara teknis kompleks dan atau mahal.
2. Pembeli Timbal‐Balik (reciprocity) : Pembeli industri sering memilih
pemasok yang juga membeli dari mereka. Contohnya pabrik kertas yang
membeli barang kimia dari perusahaan kimia yang membeli sejumlah
kertas dari mereka. Pembelian timbal‐balik ini tidak sah bila ada tekanan dari
satu pihak dan itu mengakibatkan kurangnya persaingan. Pembelian timbal‐
balik tanpa tekanan adalah sah selama ada dukungan dalam bentuk catatan
pembelian dan penjualan dari dan ke pihak lain.
3. Sewa Beli (leasing) : Beberapa pembeli industri lebih mengakui cara sewa
beli peralatan mereka daripada membelinya. Ini dapat terjadi dengan
komputer, mesin sepatu, peralatan pembungkusan, peralatan konstruksi
berat, truk pengiriman, mesin‐mesin dan kendaraan bermotor perusahaan.
Ada beberapa keuntungan dari sewa beli ini bagi penyewa (leasee):
menghemat modal, mendapatkan jenis peralatan terbaru pemasok,
menerima pelayanan yang lebih baik, dan keuntungan pajak. Yang
menyewakan (lessor) seringkali mendapatkan pendapatan bersih yang
lebih besar dan kesempatan untuk menjual kepada konsumen yang tidak
mampu membeli tunai.
Situasi Pembelian
Pembeli bisnis berhadapan dengan beberapa keputusan dalam melakukan
pembelian. Banyaknya keputusan tergantung pada jenis situasi pembelian.
Jenis‐jenis situasi pembelian. Robinson dan rekan‐rekannya menemukan tiga
jenis situasi pembelian, yang mereka sebut kelas‐kelas pembelian (buyclasses),
yaitu: (1) pembelian kembali secara langsung (straight rebuy), (2) pembelian
kembali yang dimodifikasi (modified rebuy), dan (3) tugas baru (new task).
Pembelian Kembali Secara Langsung. Pembelian kembali secara langsung
digambarkan sebagai satu situasi pembelian di mana bagian pembelian
memesan kembali atas dasar rutinitas (seperti persediaan kantor, bahan kimia
penting). Pembeli memilih dari pemasok yang ada dalam 'daftar persetujuan',
memberikan proporsi tertentu pada kepuasan pembelian yang lalu dengan
beberapa pemasok. 'Pemasok yang termasuk' mengusahakan pemeliharaan
kualitas produk dan pelayanannya. Mereka sering mengajukan sistem
pemesanan kembali otomatis sehingga agen pembelian dapat menghemat
waktu pemesanan.
Pembelian Kembali Dengan Modifikasi. Pembelian kembali dengan modifikasi
digambarkan sebagai satu situasi di mana pembeli ingin memodifikasi
spesifikasi produk, harga, persyaratan pengiriman dan ketentuan lainnya.
Dengan modifikasi biasanya melibatkan tambahan orang yang ikut berperan
serta dalam pembuatan keputusan baik dari pihak pembeli maupun penjual.
Tugas Baru. Tugas baru menggambarkan seorang pembeli membeli produk
atau jasa untuk pertama kalinya, (contohnya : gedung perkantoran yang dibuat
sesuai pesanan, sistem senjata baru). Semakin tinggi biaya dan/atau risiko,
maka semakin banyak orang‐orang yang harus ikut serta dalam pembuatan
keputusan, dan semakin banyak informasi yang dibutuhkan, yang berarti
semakin lama waktu penyelesaian pengambilan keputusan.
Keputusan Pembelian. Pembeli membuat keputusan yang paling sedikit dalam
pembelian kembali secara langsung dan yang terbanyak dalam situasi tugas
baru. Dalam situasi tugas baru, pembeli harus menentukan spesifikasi produk,
batasan harga, syarat pengiriman, dan waktu, syarat pelayanan, syarat
pembayaran, jumlah pesanan, pemasok yang diterima dan pemasok yang
dipilih. Partisipan keputusan yang berbeda mempengaruhi setiap keputusan di
atas, dan urutan dari setiap keputusan yang dibuat pun akan berbeda.
Peranan Pembelian dan Penjualan Sistem. Banyak pembeli yang lebih suka
membeli penyelesaian yang menyeluruh terhadap masalah mereka dan tidak
membuat keputusan yang terpisah. Ini disebut 'pembelian sistem'; awalnya
dari pemerintah yang membeli senjata‐senjata penting dan sistem komunikasi.
Daripada membeli dalam bentuk terpisah dan menyatukan komponen‐
komponen kembali, pemerintah membeli dari kontraktor besar, yang besar,
yang dapat merakit paket atau sistem tersebut.
Penjualan sistem dapat dalam berbagai bentuk. Pemasok dapat menjual satu
set produk yang saling terkait; sehingga seorang pemasok lem tidak hanya
menjual aplikator lem tetapi juga pengeringnya sekaligus. Pemasok dapat
menjual sistem produksi, pengawasan persediaan, distribusi, dan jasa lainnya
untuk memenuhi kebutuhan pembeli akan sistem operasi yang lancar. Varian
lainnya adalah kontrak sistem di mana satu sumber penawaran memberikan
penawaran keseluruhan persyaratan MRO (maintenance, repair, operating).
Keuntungan pelanggan adalah kurangnya biaya karena persediaan dikelola
oleh penjual. Penghematan juga disebabkan oleh berkurangnya waktu yang
dihabiskan untuk memilih pemasok dari perlindungan harga sampai
persyaratan kontrak. Penjual memperoleh keuntungan dari biaya operasi yang
rendah karena permintaan yang tetap dan kurangnya pekerjaan administrasi.
Siapa Yang Berperan Dalam Proses Pembelian Industri?
Siapakah yang melakukan pembelian barang dan jasa senilai trilyunan dollar
yang dibutuhkan pasar industri? Agen pembelian umumnya lebih berpengaruh
dalam situasi pembelian kembali secara langsung (straight rebuy) atau
pembelian kembali yang dimodifikasi (modified rebuy), sedangkan anggota
organisasi lain lebih berpengaruh dalam situasi pembelian baru. Personel
teknis biasanya memiliki pengaruh yang besar terhadap pemilihan produk,
sedangkan agen pembelian mendominasi keputusan pemilihan pemasok.
Sehingga dalam situasi pembelian baru, partisipan pasar harus menyerahkan
informasi tentang produk pada personel teknis. Dalam situasi pembelian
kembali dan pada waktu pemilihan pemasok pada situasi pembelian baru,
komunikasi harus diarahkan pada agen pembelian.
Pusat pembelian didefinisikan sebagai "semua individu dan kelompok yang
berperan dalam proses pengambilan keputusan pembelian, yang memiliki
tujuan dan risiko yang sama yang timbul dari keputusan yang dibuat."
Pusat Pembelian termasuk semua anggota organisasi yang memainkan satu
dari enam peranan yang ada dalam proses keputusan pembelian, yaitu:
1. Pemakai : Pemakai adalah orang‐orang yang akan menggunakan produk
dan jasa itu. Dalam beberapa kasus, pemakai mengajukan proposal
pembelian dan membantu mendefinisikan spesifikasi produk.
2. Pemberi Pengaruh : Yaitu orang‐orang yang mempengaruhi keputusan.
Mereka sering membantu mendefinisikan spesifikasi dan juga
memberikan informasi untuk evaluasi alternatif. Personel teknis sangat
penting sebagai pemberi pengaruh.
3. Pembuat Keputusan : Yaitu orang‐orang yang membuat keputusan
tentang persyaratan produk dan/atau pemasok.
4. Pemberi Persetujuan : Yaitu orang‐orang yang berwenang menyetujui
aktivitas pembuat keputusan dan pembeli.
5. Pembeli : Yaitu orang‐orang yang memiliki wewenang memilih pemasok
dan menyusun persyaratan pembelanjaan. Pembeli membantu
mempertajam spesifikasi, tetapi memainkan peranan penting dalam
memilih pemasok dan bernegoisasi.
6. Penjaga Pintu (gatekeeper) : Yaitu orang‐orang yang memiliki kekuatan
menjaga penjual atau informasi dari jangkauan anggota pusat
pembelian. Misalnya, agen pembelanjaan, resepsionis, dan operator
telepon dapat melindungi petugas penjualan dari pemakai atau pembuat
keputusan yang saling bertentangan.
Pengaruh Utama atas Pembelian Bisnis
Pembeli barang dan jasa industri dihadapkan pada berbagai pengaruh saat
membuat keputusan pembelian. Beberapa partisipan pasar mengasumsikan
pengaruh yang paling penting adalah ekonomi. Mereka melihat pembeli akan
memilih pemasok yang dapat memberikan produk terbaik, harga termurah,
dan pelayanan terbaik.
Pembeli bisnis biasanya menanggapi baik terhadap faktor ekonomi maupun
pribadi. Bila produk yang bersaing ini berbeda secara mendasar, pembeli
industri akan lebih memperhatikan pilihan mereka dan akan lebih
memperhatikan faktor ekonomi.
Faktor Lingkungan. Pembeli industri sangat dipengaruhi oleh faktor‐faktor
lingkungan, seperti tingkat permintaan primer, keadaan ekonomi, biaya uang.
Dalam keadaan resesi ekonomi, pembeli industri mengurangi investasi mereka
dalam bentuk pabrik, peralatan, dan persediaan. Hanya sedikit yang dapat
diperbuat pemasar pasar industri untuk menstimulasi permintaan dalam
keadaan seperti ini. Mereka hanya dapat berusaha meningkatkan dan
mempertahankan bagian mereka dari total permintaan tersebut.
Faktor Organisasi. Setiap organisasi pembelian memiliki tujuan, kebijaksanaan,
prosedur, struktur organisasi dan sistem. Pemasar pasar industri harus kenal
dengan mereka. Beberapa pertanyaan muncul seperti : Berapa orang yang
terlibat dalam keputusan pembelian? Siapakah mereka? Apakah kriteria
penilaian mereka? Apakah kebijaksanaan perusahaan dan kendala terhadap
pembeli?
Pemasar bisnis khususnya harus mewaspadai trend organisasi dalam bidang
pembelian berikut:
1. Peningkatan kelas departemen pembelian. Departemen pembelian
umumnya menempati posisi yang rendah dalam hirarkhi manajemen.
Berubahnya departemen pembelian (purchasing departments) dengan
penekanan pada pembelian dengan biaya terendah menjadi departemen
perolehan (procurements department) dengan misi mencai nilai terbaik
dari pemasok yang lebih sedikit , namun lebih baik.
2. Pembelian yang terpusat. Dalam peruasahaan multi‐divisi, sebagian
besar pembelian dilakukan oleh divisi yang berbeda‐beda karena
kebutuhan mereka yang berbeda‐beda. Akhir‐akhir ini beberap
perusahaan telah mulai untuk melakkan resentralisasi beberapa
pembelian. Bagi pemasar bisnis, perkembangan
ini berarti berunding dengan pembeli tingkat atas yang lebih sedikit.
3. Pembeli yang terdesentralisasi untuk barang‐barang bernilai kecil.
Pada saat yang sama dimana perusahaan melakukan pemusatan proses
pembelian mereka, merka juga mendesentralisasi beberapa operasi
pembelian dengan memberikan wewenang pada pegawai untuk
membeli barang‐barang bernilai kecil seperti kunci duplikat, pembuat
kopi, atau sapu pembersih, dll.
4. Kontrak jangka panjang. Pembeli bisnis semakin sering memprakarsai
dan menerima kontrak jangka panjang dengan pemasok yang handal.
5. Evaluasi kinerja pembelian dan perkembangan profesi pembeli. Banyak
perusahaan menetapkan system insentif sebagai balasan bagi manajer
pembelian atas kinerja pembelian yang baik, dengan cara yang hamper
sama dengan staf penjualan yang mendapatkan bonus atas kinerja
penjualan yang baik. Sistem ini menyebabkan manajer pembelian
meningkatkan teanan mereka pada penjual untuk mendapatkan
persyaratan terbaik.
Faktor Antar Pribadi. Pusat pembelian biasanya melibatkan beberapa orang
yang memiliki kepentingan, wewenang, dan kepandaian membujuk (persuasi)
yang berbeda. Pemasar pasar industri kemungkinan besar tidak mengetahui
tipe dinamika kelompok yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan,
sehingga informasi apapun yang ditemukan mereka mengenai faktor
kepribadian dan interpersonal sangat berguna.
Faktor Pribadi. Setiap orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan
pembelian memiliki motivasi, persepsi dan pilihan sendiri. Ini dipengaruhi oleh
umur, pendapatan, pendidikan, identifikasi profesinya, kepribadian dan
sikapnya terhadap resiko. Pembeli harus mengetahui berbagai gaya pembelian.
Ada pembeli yang mau sesederhana mungkin, pembeli yang memiliki keahlian
sendiri, pembeli yang menginginkan yang terbaik, dan pembeli yang maunya
semua beres.
Bagaimana Pembeli Industri Membuat Keputusan Pembelian Mereka?
Pembeli industri membeli barang dan jasa untuk mendapatkan uang, atau
untuk mengurangi biaya operasi, atau untuk memenuhi kewajiban sosial atau
kewajiban resmi mereka. Untuk membeli barang‐barang yang dibutuhkan,
pembeli industri bergerak dalam proses pembelian atau proses perbekalan.
PASAR PENJUAL KEMBALI
Siapakah Yang Ada Dalam Pasar Penjual Kembali?
Pasar penjual kembali terdiri dari semua individu dan organisasi yang ingin
mendapatkan barang‐barang untuk dijual kembali atau disewakan kepada
pihak lain untuk mendapatkan suatu keuntungan. Penjual kembali
menghasilkan manfaat waktu, tempat, dan hak pemilikan daripada
menghasilkan bentuk pemanfaatan.
Keputusan‐keputusan Pembeli Apakah Yang Dibuat Penjual Kembali?
Penjual kembali harus membuat keputusan‐keputusan pembelian berikut.
Komponen‐komponen jenis barang dagangan (assortment) apakah yang harus
diikutsertakan? Kepada perantara mana harus melakukan pembelian? Dan
Berapakah tingkat harga dan persyaratan yang harus dinegosiasikan?
Keputusan tentang komponen‐komponen sangat penting dan menentukan
posisi penjual kembali dalam pasar. Pedagang besar dan penjual kembali
dapat memilih satu di antara empat strategi pemilihan komponen berikut ini :
1. Pilihan produk yang eksklusif (exclusive assortment) : Menetapkan lini
produk yang terdiri dari hanya satu produsen.
2. Pilihan produk yang mendalam (deep assortment) : Menetapkan lini
produk yang sama secara mendalam, mendapatkan dari banyak
produsen.
3. Pilihan produk yang meluas (broad assortment) : Menetapkan beberapa
lini produk dalam cakupan jenis usaha penjual kembali yang normal.
4. Pilihan produk campuran (scrambled assortment) : Menetapkan
barbagai lini produk yang tidak terkait.
Siapakah Yang Berperan Dalam Proses Pembelian Penjual Kembali?
Siapakah yang melakukan pembelian untuk pedagang besar dan pengecer?
Dalam perusahaan kecil seperti perusahaan keluarga, pemilik biasanya
mengelola pemilihan barang‐barang dan pembelian. Dalam perusahaan besar,
pembelian merupakan fungsi spesialisasi dan merupakan pekerjaan penuh.
Pembelian dilakukan dalam berbagai cara oleh toko serba ada, pasar swalayan,
pedagang besar obat‐obatan, dan seterusnya, bahkan perbedaan‐perbedaan
dapat ditemukan dalam jenis penjual kembali yang sama.
Apakah Yang Merupakan Pengaruh Utama Pada Pembeli Penjual Kembali?
Penjual kembali dipengaruhi oleh faktor‐faktor‐‐lingkungan, organisasi, antar
individu, dan individu orang‐orang di dalamnya sendiri‐‐dapat dilihat dari
Gambar 7‐1. Penjual harus dapat mengenali pengaruh‐pengaruh ini dan
mengembangkan strategi yang membantu penjual kembali mengembangkan
penjualan atau mengurangi biaya mereka
Gaya pembelian penjual kembali harus diperhatikan pula. Dickinson telah
membedakan ada tujuh tipe pembeli :
1. Pembeli setia : Pembeli ini tetap setia pada satu sumber tahun demi
tahun.
2. Pembeli opportunis : Pembeli ini memilih penjual yang dapat
menguntungkan minat mereka dalam jangka panjang, dan yang
berusaha keras untuk mencapai persetujuan‐persetujuan yang baik.
3. Pembeli penjual terbaik : Pembeli ini memilih penjual yang memberikan
persetujuan terbaik saat itu.
4. Pembeli yang kreatif : Pembeli ini memberitahukan pada penjual apa
yang dimauinya dengan produk, pelayanan yang diberikan dan harga.
5. Pembeli iklan : Pembeli ini berusaha untuk mendapatkan uang
promosi/iklan sebagai bagian dari setiap perjanjian.
6. 'Perakit' : Pembeli ini selalu berusaha/bernegosiasi mendapatkan
kelonggaran dalam harga.
7. Pembeli yang teliti : Pembeli ini memilih penawaran barang dagang
yang bernilai tertinggi.
Bagaimana Penjual Kembali Membuat Keputusan Pembeliannya?
Untuk pembelian barang‐barang baru, penjual kembali menggunakan proses
pembelian yang kurang lebih sama dengan proses pembelian pembeli industri.
Untuk barang‐barang yang standar, penjual kembali secara sederhana
memesan kembali bila jumlah persediaan telah berkurang. Pesanan ditujukan
kepada pemasok yang sama selama persyaratan mereka, barang‐barang dan
pelayanan memuaskan. Penjual kembali berusaha membuat perjanjian harga
baru bila margin keuntungan mereka terkikis kenaikan biaya operasi. Pada
beberapa pengecer, margin keuntungan sangat rendah (1 sampai 2 persen dari
penjualan di pasar swalayan, misalnya) sehingga penurunan penjualan atau
peningkatan biaya operasi secara otomatis akan menurunkan laba mereka
sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan.
PASAR PEMERINTAH
Siapakah Yang Berada Dalam Pasar Pemerintah?
Pasar pemerintah terdiri dari unit‐unit pemerintahan‐‐di Amerika Serikat :
pemerintah pusat, negara bagian dan daerah‐‐yang membeli atau menyewa
barang untuk menjalankan fungsi utama pemerintah. Pada tahun 1987, unit‐
unit pemerintahan melakukan pembelian barang‐barang dan jasa yang bernilai
lebih daripada 892 milyar dollar, atau 30 persen dari pendapatan nasional
kotor, yang membuat pemerintah sebagai konsumen yang terbesar. Dengan 41
persen diantaranya dibelanjakan oleh pemerintah pusat.
Keputusan Pembelian Apakah Yang Dibuat Pemerintah?
Pembelian pemerintah didasarkan pada barang‐barang dan jasa‐jasa yang
menurut wakil‐wakil rakyat sangat penting untuk melaksanakan tujuan umum.
Badan‐badan pemerintah membeli barang dalam jumlah dan jenis yang
mengagumkan. Mereka membeli pesawat pembom, kapur tulis, perabotan,
peralatan kamar kecil, pakaian, peralatan tangan, mesin pemadam kebakaran,
peralatan mobil, dan bahan bakar. Pada tahun 1983, pemerintah federal,
negara bagian dan daerah Amerika Serikat menghabiskan sekitar 229 milyar
dollar untuk pertahanan, 189 milyar dollar untuk pendidikan, 122 milyar dollar
untuk kesejahteraan umum, 66 milyar dollar untuk sumber daya alam, 60
milyar dollar untuk kesehatan dan rumah sakit, 46 milyar dollar untuk jalan
raya, dan sejumlah kecil untuk jasa pos, penelitian, perumahan dan pembaruan
kota. Kombinasi pengeluaran bervariasi untuk setiap tipe unit pemerintahan,
dengan dana untuk pertahanan jumlahnya terlihat besar pada anggaran
pemerintah pusat (37 persen) dan dana pendidikan jumlahnya terlihat besar
dalam anggaran negara bagian dan daerah (35 persen). Jadi pasar pemerintah
menggambarkan pasar yang besar bagi produsen dan penjual kembali.
Setiap barang yang dibeli pemerintah meliputi keputusan‐keputusan berapa
banyak yang akan dibeli, di mana akan dibeli, berapa banyak yang harus
dibayarkan, dan pelayanan apa yang harus didapat. Keputusan‐keputusan ini
dibuat berdasarkan usaha untuk meminimisasi biaya bagi pembayar pajak.
Secara normal, pembeli pemerintah lebih memilih penjual dengan biaya
penawaran terendah yang dapat memenuhi spesifikasi mereka. Sekilas, pasar
institusi‐‐yang belum kita jelaskan‐‐tumpang tindih dengan pasar pemerintah
dan memiliki karakteristik pembelian yang sama.
Siapakah Yang Berperan Dalam Proses Pembelian Yang Dilakukan
Pemerintah?
Siapakah yang melakukan pembelian barang dan jasa seharga satu trilyun
dollar lebih? Di Amerika Serikat (AS) organisasi pembelian pemerintah ada di
setiap tingkat pusat, negara bagian dan daerah. Tingkat pusat merupakan yang
terbesar, dan unit pembeliannya beroperasi di sektor sipil dan militer. Bagian
pembelian barang‐barang sipil pada pemerintah pusat terdiri dari tujuh
kategori (contoh dari setiap kategori ada dalam kurung) : departemen‐
departemen (Perdagangan), administrasi (Jasa Administrasi Umum), badan‐
badan (Badan Penerbangan Pusat), dewan‐dewan (Dewan Pensiunan Jawatan
Kereta Api), komisi‐komisi (Komisis Komunikasi Pusat), kantor eksekutif (Kantor
Manajemen dan Anggaran) dan sebagainya (misalnya Otoritas Lembah
Tennessee)
Apakah Yang Merupakan Pengaruh Penting terhadap 'Pembeli Pemerintah'?
Pembeli‐pembeli pemerintah dipengaruhi oleh faktor lingkungan, organisasi,
hubungan individu dan individu itu sendiri. Hal yang unik dari pembelian
pemerintah ini adalah bahwa pembelian tersebut dipantau secara ketat oleh
masyarakat luar. Pemantau yang pertama adalah Kongres, dan beberapa
anggota kongres tidak menyukai pemborosan dengan pemerintah. Pemantau
yang alin adalah Kantor Manajemen dan Anggaran, yang meneliti pengeluaran
pemerintah dan berusaha meningkatkan efisiensi pemakaian anggaran. Banyak
pula pengamat swasta yang memantau pola pengeluaran pemerintah.
Bagaimana Pembeli Pemerintah Membuat Keputusan Pembelian Mereka?
Praktek pembelian pemerintah sangat kompleks dan sering membuat pemasok
frustasi. Pemasok mengeluh tentang kertas kerja yang berlebihan, birokrasi
peraturan‐peraturan yang tak perlu, penekanan pada penawaran harga yang
rendah, penundaan pengambilan keputusan, seringnya pergantian petugas
pembelian, dan perubahan kebijaksanaan yang berlebihan. Tetapi pengeluaran
dan pemasukan dari penjualan pemerintah dapat dikuasai dengan cepat.
Pemerintah menyebarkan informasi yang menerangkan kebutuhan pembelian
dan prosedurnya. Pemerintah berkeinginan sekali untuk menarik pemasok
baru seperti halnya pemasok ingin mendapatkan pemerintah sebagai
konsumennya.
Bahan Diskusi
1. Penekanan pada pemasaran hubungan (relationship marketing) adalah
mengambil keuntungan dar momentum dalam pemasaran bisnis ke
bisnis. Sebelum menerap‐kan pemasaran hubungan, manajemen puncak
harus memiliki pamahaman yang baik mengenai jargon tersebut.
Berikanlah definisi pemasaran hubungan. Elemen kunci apa yang harus
ada agar ia berhasil?
2. Bagaimana pengaruh pembelian atas pembeli pemerintah berbeda dari
pengaruh‐pengaruh atas pembelian produsen atau penjual? Bagaimana
perbedan‐perbedaan ini mempengaruhi perusahaan yang berusaha
untuk melakukan penjualan pada pemerintah?
3. Diskusikanlah karakteristik‐karakteristik penting dari pembelian
organisasi yang membuatnya berbeda dari pembeli konsumen.
4. Apakah implikasi pemasaran dari fakta bahwa permintaan untuk barang‐
barang bisnis:
a. Berfluktuasi secara luas?
b. Tidak elastis?
c. Permintaan turunan?
Modul 3
PERENCANAAN STRATEGIK PEMASARAN
(Perencanaan Strategis yang Berorientasi Pasar)
PERENCANAAN STRATEGIS TINGKAT KORPORASI DAN DIVISI
Perencanaan Strategis yang Berorientasi Pasar adalah proses manajerial
untuk mengembangkan dan menjaga agar tujuan, keahlian, dan sumberdaya
organisasi sesuai dengan peluang pasar yang terus berubah.
Tujuan Perencanaan Strategis adalah membentuk serta menyempurnakan
usaha bisnis dan produk perusahaan sehingga memenuhi target laba dan
pertumbuhan.
Semua kantor pusat korporasi harus melaksanakan empat kegiatan
perencanaan, yaitu :
I. Mendefinisikan Misi Korporasi
Suatu organisasi didirikan untuk mencapai sesuatu.
Misi atau tujuan biasanya jelas saat memulai usaha. Lama kelamaan misi
tersebut kehilangan relevansinya karena perubahan kondisi pasar, atau
menjadi kabur karena korporasi menambahkan produk dan pasar baru
keportofolionya.
Ketika manajemen merasa bahwa organisasinya telah bergeser dari
misinya, manajemen harus memperbaharui tujuannya.
Pernyataan misi yang baik memiliki tiga karakteristik utama:
- Pertama, menekankan pada sasaran‐sasaran yang terbatas
jumlahnya.
- Kedua, menekankan kebijakan dan nilai utama yang ingin ditaati oleh
perusahaan.
‐ Ketiga, mendefinisikan lingkup persaingan utama tempat perusahaan
akan beroperasi.
II. Menetapkan Unit Bisnis Strategis
Sebagian besar perusahaan mengoperasikan beberapa jenis bisnis.
Mereka sering mendefinisikan bisnis mereka menurut jenis produk.
Menurut Levitt, definisi bisnis berdasarkan pasar lebih baik daripada
berdasarkan produk. Bisnis harus dilihat sebagai proses pemuasan
pelanggan, bukan proses pembuatan barang. Produk bias berganti‐ganti,
namun kebutuhan dasar dan kelompok konsumen akan terus ada.
III. Mengalokasikan Sumberdaya Ke masing‐masing Sub Unit Bisnis (SBU)
Tujuan : mengembangkan strategi terpisah dan mengalokasikan
pendanaan yang tepat bagi masing‐masing unit.
IV. Merencanakan Bisnis Baru, Merampingkan Bisnis Terdahulu
Seringkali proyeksi penjualan dan laba itu lebih rendah daripada keinginan
manajemen korporasi. Oleh karena itu, manajemen korporasi harus
mengembangkan atau mendapatkan bisnis baru.
Ada tiga pilihan cara untuk mengatasi gap perencanaan strategis.
a. Peluang Pertumbuhan Intensif
Mengidentifikasi peluang untuk menumbuhkan lebih lanjut bisnis
perusahaan saat ini
Hal‐hal yang perlu dipertimbangkan:
Apakah dapat meraih pangsa pasar yang lebih besar dengan produk
yang ada di pasar sekarang ( strategi penetrasi pasar).
Apakah dapat ditemukan atau dikembangkan pasar baru untuk
produk yang ada (strategi pengembangan pasar).
Apakah dapt menciptakan produk baru yang memberikan keunggulan
potensial bagi produk yang ada (strategi pengembangan ).
Peluang menciptakan produk baru di pasar yang abru (strategi
diversifikasi).
b. Peluang Pertumbuhan Inegratif
Mengidentifikasi peluang untuk membangun atau memperoleh bisnis
yang berkaitan dengan bisnis perusahaan saat ini.
Perusahaan dapat melakukan inegrasi ke hulu, ke hilir, atau horizontal
dalam industrinya.
c. Peluang Pertumbuhan Diversifikasi
Mengidentifikasikan peluang untuk menambah bisnis menarik yang tidak
berkaitan dengan bisnis perusahaan saat ini.
Ada tiga jenis diversifikasi yang dapt dipertimbangkan:
Strategi diversifikasi konsentris: perusahaan dapat mencari produk
baru yang memiliki sinergi teknologi dan/atau pemasaran dengan lini
produk yang ada, meskipun produk tersebut ditujukan untu
pelanggan yang berbeda.
Strategi divesifikasi horizontal: perusahaan dapt mencari produk baru
yang menarik bagi pelanggannya saat ini walaupun teknologinya
tidak berhubungan dengan produk yang ada.
Strategi diversifikasi konglomerasi: perusahaan dapat mencari bisnis
baru yang tidak mempunyai hubungan dengan teknologi, produk
ataupun pasar yang ada sekarang.
d. Mengurangi Bisnis Terdahulu: untuk mengejar pertumbuhan,
perusahaan perlu memangkas, memanen, atau meepaskan bisnis
terdahulu yang telah menurun dengan hati‐hati untuk melepaskan
sumberdaya yang diperlukan dan mengurangi biaya.
LANGKAH UTAMA PROSES PEMASARAN
Tugas semua unit bisnis adalah memberikan nilai pada pasar dengan
menghasilkan laba. Ada dua pandangan mengenai proses pemberian nilai
(value delivery process).
1. Pandangan tradisional, menyatakan perusahaan membuat sesuatu
kemudian menjualnya. Pandangan ini memiliki kesembapatan terbaik
untuk berhasil dalam perekonomian yang ditandai dengan kekurangan
barang dimana mereka umumnya tidak rewel dengan kualitas, bentuk,
atau gaya. Tapi, pandangan ini tidak akan berhasil dalam perekonomian
yang lebih kompetitif dimana orang memiliki pilihan yang melimpah.
2. Pandangan Penciptaan dan Penyampaian Nilai. Keyakinan itu
merupakan inti dari pandangan baru tentang proses bisnis, yang
menempatkan pemasaran pada awal proses perencanaan.
a. Urutan Penyerahan Nilai: Perusahaan memandang diri mereka
sebagai bagian dari urutan penciptaan dan pemberian nilai. urutan
itu terdiri dari tiga bagian.
Memilih Nilai: Staf pemasaran harus mensegmentasikan pasar,
memilih sasaran pasar yang sesuai, dan mengembangkan
penentuan posisi nilai tawaran. Rumusan segmentasi pasar
(segmentation), penentuan pasar sasaran (targeting), dan
penentuan posisi tawaran (positioning)‐STP adalah esensi dari
pemasaran strategis.
Menyediakan Nilai: Spesifikasi produk berwujud dan jasa harus
rinci, harga yang diinginkanharus ditetapkan , dan produk harus
dihasilkan dan didistribusikan yang merupakan bagian dari
pemasaran taktis.
Mengkomunikasikan Nilai: Penggunaan tenaga penjualan,
promosi penjualan, periklanan, dan tugas promosi lainnya untuk
menginformasikan pasar tentang produk.
b. Langkah‐langkah Proses Perencanaan: manajer pemasaran baik
ditngkat korporasi, divisi, unit bisnis, ataupun produk menjalani suatu
proses pemasaran.
Proses Pemasaran terdiri dari:
Analisis peluang pemasaran:
- Mengidentifikasi peluang jangka panjang potensial
berdasarkan pengalaman pasar dan kompetensi intinya,
- Menjalankan riset pemasaran dan system informasi pemasaran
yang handal,
- Mengumpulkan informasi yang penting mengenai lingkungan
pemasaran,
- Mengerti pasar konsumen; berapa banyak pembeli, siapa dan
mengapa mereka membeli, feature dan harga yang mereka
cari, dimana membeli, dan kesan apa yang diinginkan.
- Mengerti pasar bisnis; perusahaan besar, perusahaan
professional, pengecer, dan lembaga pemerintah.
- Memperhatikan pesaing, mengantisipasi gerakan/reaksi
pesaing.
- Membagi pasar menjadi segmen pasar besar, mengevaluasi
setiap segmen, memilih serta mengarahkan sasaran ke segmen
pasar yang dapat dilayani perusahaan dengan paling baik.
Pengembangan strategi pemasaran:
- Perusahaan memutuskan untuk memusatkan perhatian pada
pasar konsumen dan mengembangkan strategi penentuan
posisi (positioning),
- Perusahaan memulai pengembangan produk baru, melakukan
pengujian, dan peluncuran
- Memodifikasi strategi produk pada tahap‐tahap siklus produk
yang berbeda: pengenalan, pertumbuhan, kematangan, dan
penurunan.
- Pilihan strategi tergantung pada peranan perusahaan sebagai
pemimpin pasar, penantang, pengikut, atau pencari cela pasar.
Perencanaan Program Pemasaran:
- Memutuskan tingkat pengeluaran pemasaran yang diperlukan
untuk mencapai tujuan pemasarannya.
- Memutuskan membagi anggaran pemasaran total ke berbagai
alat bauran pemasaran: produk, harga, distribusi, dan promosi.
- Memutuskan alokasi anggaran pemasaran untuk berbagai
produk, saluran distribusi, media promosi, dan daerah
penjualan.
Pengelolaan usaha pemasaran:
- Membuat sebuah organisasi pemasaran yang mampu
menerapkan rencana pemasaran.
PERENCANAAN PRODUK
Setiap level produk (lini produk, merek) harus mengembangkan rencana
pemasaran untuk mencapai sasarannya. Rencana pemasaran adalah salah
satu dari banyak hasil terpenting proses pemasaran. Rencana‐rencana
pemasaran memiliki beberapa bagian, yaitu :
3. Ikhtisar eksekutif dan daftar isi : ikhtisar eksekutif sebagai pembuka
mengenai sasaran dan rekomendasi utama rencana bersangkutan, untuk
mencapai tujuan utama. Ikhtisar eksekutif disertai dengan daftar isi.
4. Situasi pemasaran saat ini: latar belakang yang relevan tentang pasar,
produk, persaingan, distribusi dan lingkungan makro. Data diperoleh dari
buku tentang fakta produk.
5. Analisis peluang dan isu: mengidentifikasi peluang/ancaman,
kekuatan/kelemahan, dan isu‐isu utama yang harus dihadapi lini produk.
6. Tujuan: memutuskan tujuan‐tujuan rencana keuangan dan pemasaran.
7. Strategi Pemasaran: merancang strategi pemasaran umum atau “rencana
permainan” untuk mencapai tujuan rencana.
8. Program tindakan: masing‐masing unsure strategi pemasaran harus
dikembangkan secara rinci.
9. Proyeksi laporan laba‐rugi: membuat anggaran pendukung. Penerimaan
menunjukkan perkiraan volume penjualan dan harga rata‐rata. Pengeluaran
menunjukkan biaya produksi, distribusi fisik, dan pemasaran. Perbedaan
penerimaan dan penjualan merupakan proyeksi laba.
10. Pengendalian: memonitor kemajuan pelaksanaan rencana. Sasaran dan
anggaran dipecah menjadi bulan atau kuartal.
LATIHAN
1. Sebutkan dan jelaskan empat tahap perencanaan!
2. Jelaskan langkah utama proses pemasaran!
MODUL 4
SEGMENTASI DAN TARGETTING
SEGMENTASI PASAR
Pasar terdiri dari pembeli, dan pembeli berbeda dalam banyak hal. Sebuah
perushaan tidak dapat melayani seluruh pelanggan di pasar yang sangat luas.
Pelanggan terlalu banyak dan tuntutan pembelian mereka berbeda‐beda.
Perusahaan perlu mengidentifikasi segmen pasar yang dapat dilayani nya
secara secara paling efektif.
Banyak perusahaan yang memanfaatkan pemasaran sasaran. Penjual
membedakan segmen‐segmen pasar utama, membidik satu atau dua segmen,
dan mengembangkan produk serta program pemasaran yang dirancang khusus
bagi masing‐masing segmen. Daripada melakukan usaha pemasaran secara
terpencar, mereka dapat memusatkan perhatian pada pembeli yang paling
mungkin dapat mereka puaskan.
Pemasaran sasaran mengharuskan pemasar melakukan tiga langkah utama,
yaitu:
1. Mengidentifikasi dan memilah‐milah kelompok pembeli yang berbeda –
beda yang mungkin meminta produk dan baruaran pemasaran tersendiri
(segmentasi pasar).
2. Memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki.
3. Membentuk dan mengkomunikasikan manfaat utama yang
membedakan produk perusahaan dengan produk lain di pasar
(penetapan posisi pasar)
Tingkat Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar merupakan suatu usaha untuk meningkatkan ketepatan
pemasaran perusahaan. Dalam pemasaran masal, penjual menjalankan
produksi masal, distribusi masal, dan promosi masal atas suatu produk bagi
semua pembeli. Bagi pemasaran masal dikemukakan akan menciptakan pasar
potensial terbesar, yang dapat menghasilkan biaya yang lebih rendah rendah,
yang pada gilirannya dapat menghasilkan harga yang lebih rendah atau margin
keuntungan yang lebih tinggi. Tetapi, pada kenyataannya bahwa pasar yang
terpecah‐pecah membuat pemasran masal menjadi lebih sulit dilaksanakan.
Banyak perusahaan yang beralih dari pamasaran masl ke pemasaran mikro,
seperti: (a) pemasaran segmen, (b) pemasaran relung, (c) pemasaran wilayah
setempat, dan (d) pemasaran individual.
Pemasaran Segmen. Segmen pasar terdiri dari kelompok besar yang dapat
diidentifikasi dalam sebuah pasar dengan keinginan, daya beli, lokasi geografis,
perilaku pembelian, dan kebiasaan pembelian yang serupa. Pemasaran segmen
merupakan pendekatan yang berada dititik tengan antara pemasaran masal
dan pemasaran individual. Pembeli di masing‐masing segmen diasumsikan
cukup serupa dalam hal keinginan dan kebutuhan. Pemasar segmen
menawarkan beberapa manfaat dibandingkan pemasaran masal. Perusahaan
dapat menciptakan penawaran produk yang lebih selaras dan mengenakan
harga pantas bagi kelompok sasaran tertentu. Pemilihan saluran distribusi dan
saluran komunikasi menjadi jauh lebih mudah. Perusahaan juga mungkin
menghadapi lebih sedikit pesaing dalam segmen tertentu.
Pemasaran Relung/Celah (Niche). Relung (niche) adalah kelompok yang
didefinisikan secara lebih sempit, khususnya pasar kecil yanfg kebutuhannya
tidak dilayani dengan baik. Pemasar biasanya mengidentifikasi relung dengan
membagi‐bagi sebuah segmen menjadi sub‐segmen atau dengan
mendfinisikan sebuah kelompok yang mencari gabungan manfaat khusus yang
berbeda dengan yang dicari kelompok lain. Segmen biasanya cukup besar dan
karena itu umumnya menarik beberapa pesaing, sedangkan relung cukup kecil
dan umumnya hanya menarik satu ataau sedikit pesaing. Oerusahaan yang
besar kehilangan bagian‐bagian pasar mereka karena diambil oleh pengisi
relung pasar. Oleh karena itu beberapa perusahaan besar telah beralih ke
pemasaran relung, yang meminta lebh banyak desentralisasi dan beberapa
perubahan dalam cara mereka berbisnis.
Para pemasar relung (niche marketers) biasanya dianggap
memahamikebutuhan pelanggan mereka dengan begitu baik sehingga
pelanggan mereka bersedia membayar harga tambahan. Relung yang menatrik
memiliki ciri‐ciri berikut: (1) Pelanggan di relung itu memiliki kumpulan
kebutuhan yang benar‐benar berbeda, (2) Mereka bersedia membayar harga
tambahan ke perusahaan yang paling memuaskan kebtuhan mereka, (3)
Relung itu tidak mungkin menarik pesaing lain, (4) Perusahaan pengisi relung
mendapatkan penghematan tertentu melalui spesialisasi, dan (5) Relung
memiliki ukuran, laba, serta potensi pertumbuhan yang memadai.
Pasar Lokal. Pemasaran sasaran menghasilkan program pemasaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan kelompok pelanggan local
(wilayah perdagangan, lingkungan sekitar, bahkan took individual). Mereka
yang mendukung pelokasian pemasaran perusahaan menganggap iklan
nasional sia‐sia karena gagal menarik kelom‐pok sasaran lokal. Mereka yang
menentang pemasaran lokal berpendapat bahwa ia meningkatkan biaya
produksi dan pemasaran dengan mengurangi skala ekonomis.
Pemasaran Individual. Tingkat segmentasi tertinggi mengarah pada “segmen
tunggal”, “pemasaran sesuai dengan pesanan (customized marketing)”, atau
a”pemasaran satu lawan satu”. Selama ber abad‐abad konsumen dilayani secar
individu, tukang jahit membuat pakaian, tukang sepatu merancang sepatu
untuk perseorangan. Teknologi baru, khususnya computer, database, produksi
robot, dan media komunikasi memungkinkan perusahaan mempertimbangkan
untuk kembali ke pemasaran sesuai dengan pesanan, ataau apa yang
dinamakan “pembuatan pesanan masal (mass customization)”. Pembuatan
pesanan masal adalah kemampuan untuk mempersiapkan produk dan
komunikasi yang dirancang secara individual dengan basis masal untuk
memenuhi masing‐masing persyaratan pelanggan.
Dewasa ini pelanggan mengambil lebih banyak inisyatif individual dalam
menentukan apa dan bagaimana melakukan pembelian. Mereka masuk ke
internet, mencari informasi dan evaluasi tentang tawaran produk, dialog
dengan pemasok, pengguna, dan para pengritik produk, serta memutuskan
untuk memilih tawaran terbaik.
Pola Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar dapat dibentuk dengan banyak cara. Salah satu adalah
dengan mengidentifikasi segmen preferensi. Dengan melakukan identifikasi
segmen preferensi dapat muncul tiga pola preferensi yang berbeda, yaitu: (1)
Preferensi homogen, (2) Preferansi tersebar, dan (3) Preferensi
terkelompok.
Preferensi Homogen. Menunjukan suatu pasar dimana semua konsumen
secara kasar memiliki preferensi yang sama. Pasar tidak menunjukkan segmen
alami.
Preferensi Tersebar. Preferensi tersebar menunjukkan preferensi konsumen
tersebar di seluruh bidang. Jika beberapa merek berada dalam pasar, mereka
kemungkinan akan mengeambil posisi di seluruh bidang dan menunjukkan
perbedaan nyata untuk memenuhi perbedaan preferensi konsumen.
Preferensi Terkelompok. Pasar mungkin menunjukkan kelompok‐kelompok
preferensi yang berbeda, yang dinamakan segmentasi pasar alami. Perusahaan
pertama dalam pasar ini memiliki tiga pilihan, seperti: (1) Mengambil posisi di
tengah, berharap dapat menarik semua kelompok, (2) Mengambil posisi
dalam segmen pasar terbesar (pemasar terkonsentrasi), dan (3)
Mengembangkan satu merek, pesaing akan masuk dan memperkenalkan
merek dalam segmen lain.
PROSEDUR SEGMENTASI PASAR
Ada prosedur tiga langkah untuk mengidentifikasi segmen pasar yang
digunakan oleh perusahaan riset pemasaran :
1. Langkah Satu: Tahap Survei. Periset menyelenggarakan wawancara untuk
mencaripenjelasan dan kelompok pengamatan untuk mendapatkan
pemahaman atas motivasi, sikap, dan perilaku konsumen. Dengan
mengunakan penemuan ini, periset menyiapkan daftar pertanyaan resmi
untuk mengumpulkan data mengenai: (a) Atribut dan peringkat
kepentinganatribut tersebut, (b) Kesadaran Merek dan peringkat merek, (c)
Pola‐pola pemakaian produk, (d) Sikap terhadap kategori produk, (e)
Kondisi demografis, (f) Geografis, (g) Psikografis, dan (h) Mediagrafis
responden.
2. Langkah Dua: Tahap Analisis. Periset menerapkan analisis factor terhadap
data tersebut untuk membuang variable‐variabel yang berkorelasi tinggi,
kemudian periset menerapkan analisis kelompok untuk menghasilkan
jumlah segmen yang berbeda‐beda secara maksimum.
3. Langkah Tiga: Tahap Pembentukan. Masing‐masing kelompok dibentuk
berdasarkan perbedaan sikap, perilaku, demografis, dan pola media.
Masing‐masing segmen dapat diberi nama berdasarkan sifat‐sifat
dominannya.
Segmentasi pasar itu harus dilakukan kembali secara periodic karena segmen
pasar berubah. Suatu cara untuk menemukan segmen baru adalah dengan
menyelidiki hierarki atribut yang diperhatikan konsumen dalam meemilih
suatu merek. Proses ini dinamakan penentuan partisi pasar (market
partisioning). Hirarki atribut juga dapat digunakan untuk mengungkapkan
segmen pelanggan. Perusahaan dapat mengelompokkan pelanggan yang
membentuk suatu segmen dengan cara mengamati orang‐orang yang
dominant dqalam hal jenis, kemudian harga, kemudian merek, atau, pertama
kualitas, kemudian pelayanan, kemudian jenis. Masing‐masing segmen dapat
memiliki demografis, psikogrfis, dan mediagrafis yang berbeda.
SEGMENTASI PASAR KONSUMEN DAN PASAR BISNIS
Dasar Segmentasi Pasar Konsumen
Beberapa periset berusaha untuk membentuk segmen dengan mengamati
cirri‐ciri konsumen, seperti : cirri geografis, demografis, dan psikografis. Periset
lain berusaha membentuk segmen dengan memperhatikan tanggapan
konsumen terhadap manfaat yang dicari, waktu penggunaan, atau merek.
Setelah segmen terbentuk, periset melihat apakah cirri‐ciri konsumen yang
berbada berhubungan dengan masing‐masing segmen tanggapan konsumen
tersebut.
Variabel segmen utama untuk pasar konsumen adalah sebagai berikut:
1. Segmentasi Geografis (negara, negara bagian, propinsi, kota, lingkungan
rumah tangga). Perusahaan dapat memutuskan untuk beroperasi dalam
satu atau sedikit wilayah geografis atau beroperasi dalam seluruh
wilayah tetapi memberikan perhatian pada variasi lokasi.
2. Segmentasi Demografis (usia, tahap siklus hidup, jenis kelamin,
penghasilan generasi, kelas sosial). Dalam segmentasi demgrafis, pasar
dibagi menjadi kelompok‐kelompok berdasarkan variable‐variabel
demografis seperti usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis
kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi,
kewarganegaraan, dan kelas social. Variabel‐variabel demografis
merupakan dasar yang paling popular untuk membedakan kelompok‐
kelompok pelanggan. Perlu diingat adalah bahwa keinginan, preferensi,
dan tingkat pemakaian konsumen sering sangat berhubungan dengan
variable‐variabel demografis.
3. Segmentasi Psikografis (gaya hidup, kepribadian, nilai). Dalam segmen
psikografis, pembeli dibagi menjadi kelompok yang berbeda berdasarkan
gaya hidup atau kepribadian akan nilai. Orang‐orang dalam kelompok
demografis yang sama dapat menunjukkan gambaran psikografis yang
sangat berbeda. Gaya hidup dapat ditunjukkan oleh barang yang mereka
konsumsi.
4. Segmentasi Perilaku (kejadian, manfaat, status pemakai, tingkat
pemakaian, status kesetiaan, tahap kesiapan pembeli, sikap). Dalam
segmentasi perilaku, pembeli dibagi menjadi kelompok‐kelompok
berdasarkan pengetahuaan, sikap, pemakaian, atau tanggapan mereka
terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variable perilaku
(kejadian, manfaat, status pemakaian, tingkat pemakaian, status
kesetiaan, tahap kesiapan pembeli, dan sikap) adalah merupakan titik
awal terbaik dalam membentuk segmen pasar.
5. Segmentasi Multi‐Atribut (geoclustering). Pemasar tidak lagi
membicarakan konsumen rata‐rata, ataau bahkan membatasi analisis
mereka hanya pada beberapa segmen pasar. Sebaliknya mereka
semakin sering menghubungkan beberapa variable dalam usaha
mengidentifikasi kelompok sasaran yang lebih kecil dan merumuskan
dengan lebih baik. Oleh karena itu, sebuah bank mungkin tidak hanya
mengidentifikasi kelompok pensiunan yang kaya melainkan juga
membedakan beberapa segmen di kelompok tersebut berdasarkan
penghasilan, aktiva, serta tabungan dan freferensi resiko mereka saat
ini.
Membidik Banyak Segmen. Membidik banyak segmen sangat sering terjadi,
perusahaan memulai pemasaran mereka ke satu segmen, kemudian
berekspansi ke segmen‐segmen lain. Banyak pembeli yang tidak dapat secara
tegas dimasukkan ke kelompok segmen tertentu, karena banyak konsumen
merupakan pembelanja silang. Adalah berbahaya menginterpretasikan
keanggotaan segmen dengan mengobservasi hanya satu pembelian.
Segmentasi mengabaikan keseluruahan profil pelanggan, yang akan menjadi
jelas hanya dengan memprofilkan masing‐masing pelanggan.
Dasar Segmentasi Pasar Bisnis
Pasar bisnis dapat disegmentasi dengan menggunakan beberapa variabel yang
digunakan dalam segmentasi konsumen, seperti: geografi, manfaat yang dicari
dan tingkat pemakaian. Variabel segmentasi utama bagi pasar bisnis:
1. Demografi (industri, ukuran perusahaan, lokasi).
2. Variabel operasi (teknologi, status pemakai dan bukan pemakai,
kemampuan pelanggan).
3. Pendekatan pembelian (organisasi fungsi pembelian, struktur kekuatan,
sifat hubungan alami yang ada, kebijakan pembelian umum, criteria
pembelian).
4. Faktor situasi tingkat kepentingan, penawaran khusus, kesetiaan)
5. Karakteristik pribadi (kesamaan pembeli‐penjual, sikap terhadap resiko,
kesetiaan).
Pemasar bisnis umumnya mengidentifikasi segmen melalui proses segmentasi
yang berurutan. Pembeli bisnis mungkin mencari kumpulan manfaat yang
berbeda‐beda berdasarkan tahap yang mereka lalui dalam proses keputusan
pembelian:
1. Calon peryama kali: Para pelanggan yang belum pernah melakukan
pembelian. Mereka ingin membeli dari wiraniaga atau pemasok yang
memahami bisnis mereka, yang menjelaskan segala sesuatu dengan baik,
serta yang dapat6 mereka capai.
2. Pemula: Para pelanggan yang memulai hubungan pembelian. Mereka
menginginkan petunjk yang mudah dibaca, hot line, pelatihan tingkat tinggi,
dan wiraniaga yang terampil.
3. Berpengalaman: Para pelanggan lama yang menginginkan kecepatan dalam
perawatan dan perbaikan, pembuatan produk berdasarkan pesanan, dan
bantuan teknis yang handal.
SEGMENTASI YANG EFEKTIF
Tidak semua segmentasi itu bermanfaat. Agar dapat berguna, segmen‐segmen
pasar haruslah:
1. Dapat diukur: ukuran, daya beli, dan profil segmen dapat diukur.
2. Besar : segmen cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani.
3. Dapat diakses: segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
4. Dapat dibedakan: segmen‐segmen secara konseptual dapat dipisah‐
pisahkan dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen
dan program bauran pemasaran yang berbeda.
5. Dapat diambil tindakan: program‐program yang efektif dapat
dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen‐segmen tersebut.
PENETAPAN PASAR SASARAN
Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang‐peluang segmen pasar, ia harus
mengevaluasi beragam segmen dan memutuskan berapa banyak dan segmen
mana yang akan dibidik.
Mengevaluasi Segmen Pasar.
Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda, perusahaan harus
memperhatikan dua
faktor : (1) daya tarik, dan (2) sumber daya perusahaan. Pertama, perusahaan
harus menanyakan apakah suatu segmen potensial memiliki karakteristik yang
secara umum membuatnya menarik, seperti ukuran, pertumbuhan,
profitabilitas, skala ekonomis, resiko yang rendah, dan lain‐lain. Kedua,
perusahaan harus mempertimbangkan apakah berinvestasi dalam segmen
tersebut masuk akal dengan memperhatikan tujuan dan sumber daya
perusahaan.
Memilih Segmen Pasar
Setelah mengevaluasi segmen‐segmen yang berbeda, perusahaan dapat
mempertim‐bangkan lima pola pemilihan pasar sasaran sebagai berikut, yaitu:
1. Konsentrasi segmen tunggal. Perusahaan bias memilih sebuah segmen
tunggal. Melalui pemasaran yang terkonsentrasi, perusahaan
mendapatkan pengetahuan yang kuat tentang kebutuhan segmen dan
meraih posisi pasar kuat di segmen tersebut. Perusahaan menikmati
operasi ekonomis melalui spesialisasi produksi, distribusi, dan
promosinya. Jika memjadi pemimpin pasar di segmen tersebut,
perusahaan dapat menghasilkan tingkat pengembaltan investasi yang
tinggi. Tetapi, pemasar yang terkonsentrasi memiliki resiko diatas resiko
normal. Dengan alasn itu, banyak perusahaan lebih suka beroperasi di
lebih dari satu segmen.
2. Spesialisasi selektif. Berarti perusahaan memilih sejumlah segmen,
secara obyektif masing‐masing segmen menarik dan memadai. Mungkin
terdapat sedikit atau tidak ada sinergi di antara segmen‐segmen
tersebut, namun masing‐masing segmen berpotensi sebagai penghasil
uang. Strategi multi segmen ini memiliki keuntungan pendiversifikasian
resiko perusahaan.
3. Spesialisasi produk. Perusahaan berkonsentrasi dalam
menghasilkanproduk tertentu yang dijual ke beberapa segmen. Melalui
strategi spesialisasi produk, perusahaan membangun reputasi yang kuat
di bidang produk tertentu. Resiko yang tidak menguntungkan adalah
mungkin digantinya produk tersebut dengan adanya tehnologi yang
baru.
4. Spesialisasi pasar. Perusahaaan berkonsentrasi untuk melayani berbagai
kebutuhan dari suatu kelompok pelanggan tertentu. Perusahaan
mendapatkan reputasi yang kuat dengan mengkhususkan diri dalam
melayani kelompok pelanggan itu dan menjadi saluran pemasaran bagi
semua produk baru yang mungkin digunakan oleh kelompok pelanggan
ini. Resiko yang tidak menguntungkan adalah bahwa kelompok
pelanggan itu mungkin harus memotong anggaran mereka.
5. Cakupan seluruh pasar. Perusahaan berusaha melayani seluruh
kelompok pelanggan dengan menyediakan semua produk yang mungkin
mereka butuhkan. Hanya perusahaan yang sangat besar yang dapat
melaksanakan strategi cakupan pasar. Perusahaan besar dapat
mencakup seluruh pasar dengan dua caaraumum, yaitu:
(a). Pemasaran yang tidak terdiferensiasi, dimana perusahaan
mengabaikan
perbedaan segmen pasar dan meraih seluruh pasar dengan satu
tawaran pasar.
(b). Pemasaran yang terdiferensiasi, perusahaan beroperasi di beberapa
segmen
pasar dan merancang program berbeda bagi maing‐masing segmen.
Pertimbangan Tambahan Mengevaluasi dan Memilih Segmen
Ada 4 pertimbangan lain yang harus diperhitungkan dalam mengevaluasi dan
memilih segmen pasar, yaitu:
1. Pilihan etika atas pasar sasaran. Penetapan pasar sasaran kadang‐
kadang menimbulkan pertentangan pendapat di masyarakat. Publik
menjadi prihatin jika pemasar mengambil keuntungan dari kelompok
yang rapuh seperti anak‐anak, atau kelompok yang tidak mampu, atau
mempromosikan produk yang kemungkinan berbahaya. Pemasaran yang
memiliki tanggung jawab social mengharuskan segmentasi dan
pembidikan yang melayani tidak hanya kepentingan perusahaan
melainkan juga kmereka yang dijadikan sasaran.
2. Interrelasi segmen dan segmen‐super. Dalam memilih lebih dari satu
segmen untuk dilayani, perusahaan harus mencermati inter‐relasi antar
segmen dalam hal biaya, kinerja, dan teknologi. Perusahaan yang
memiliki biaya tetap (tenaga penjual, outlet toko) dapat meningkatkan
jumlah produk untuk menyerap dan menanggung bersama biaya
tersebut. Perusahaan juga harus mencoba beroperasi di segmen super
dan bukan di segmen yang terisolasi. Segmen super adalah sekumpulan
segmen yang memiliki kesamaan yang dapat diambil keuntungannya.
3. Rencana serangan segmen per‐segmen. Jika perusahaanmerencanakan
untuk membidik segmen super, adalah bijaksana untuk memasuki
segmen satu per satu dan menyembunyikan rencana besarnya. Pesaing
tidak boleh tahu ke segmen mana perrusahaan akan bergerak
selanjutnya. Rencana serangan perusahaan dapat dipatahkan jika ia
menghadapi pasr yang tertutup. Karena itu penyerang harus mencari
jalan untuk menerobos pasar yang tertutupMasalah dalam memasuki
pasar yang tertutup menuntut pendekatan megamarketing.
Megamarketing adalah koordinasi strategis keahlian ekonomi, psikologi,
politik, dan hubungan masyarakat untuk mendapatkan kerja sama dari
sejumlah pihak untuk memasuki dan atau beroperasi dalam pasar
tertentu.
4. Kerjasama antar segmen. Cara terbaik untuk mengelola segmen‐segmen
adalah dengan mengangkat manajer segmen dengan wewenang dan
tanggung jawab yang memadai untuk membangun bisnis segmen
mereka. Pada saat yang sama , manajer segmen tidak boleh terlalu focus
pada segmen sehingga menolak keja sama dengan pihak‐phak lain dalam
perusahaan untuk meningkatkan perusahaan secara keseluruhan.
Bahan Diskusi
1. Usulkanlah cara yang berguna untuk membagi pasar bagi produk‐produk
berikut:
a. Diterjen rumah tangga
b. Makanan hewan
c. Kopi rumah tangga
d. Ban mobil
e. Perguruan tinggi
f. Rumah kos
2. Sebuah perusahaan jam menyadari bahwa ia pada dasarnya ada dalam
bisnis pengukuran waktu. Ia ingin mengsegmentasi pasar pengukuran
waktu untuk mengidentifikasi peluang‐peluang baru. Identifikasilah
segmen utama dalam pasar ini.
3. Dengan membuat sedikit perubahan pada produk dan kemasannya,
pembuat rokok telah dapat membuat produk yang sama menarik bagi
berbagai segmen konsumen. Dengan cara apa masyarakat perokok
dapat disegmentasi? Diskusikan.
4. “Menciptakan segmen pasar hanya merupakan bagian dari proses”.
Apakah anda setuju? Apakah langkah‐langkah selanjutnya yang harus
diambil agar suatu segmen pasar berguna secara maksimal?
MODUL 5
DIFERENSIASI DAN POSITIONING
Bagaimana Melakukan Diferensiasi
Perusahaan‐perusahaan terus menerus berusaha untuk mendiferensiasikan
tawaran pasar mereka dari tawaran pesaing meningkat
keuntungan perusahaan para pesaing meniru
keuntungan menurun perusahaan‐perusahaan perlu terus
menerus memikirkan
ciri dan manfaat nilai tambah baru.
Crego dan Schiffrin menyatakan bahwa organisasi yang berorientasi
pelanggan harus mempelajari apa yang dihargai oleh konsumen dan
kemudian menyiapkan suatu tawaran yang melebihi harapan mereka.
Mereka melihat hal itu sebagai proses tiga langkah :
1. Mendefinisikan model nilai pelanggan : Perusahaan pertama‐tama
mendaftarkan semua faktor produk dan jasa yang mungkin
mempengaruhi persepsi nilai pelanggan sasaran.
2. Membentuk hierarkhi nilai pelanggan : Perusahaan menempatkan tiga
faktor pada satu dari empat kelompok : dasar (basic), yang
diharapkan(expected), yang diinginkan(desired), dan yang tidak
diantisipasi.
3. Menentukan paket nilai pelanggan. Perusahaan memilih kombinasi
produk berwujud dan tidak berwujud, pengalaman, dan hasil pemikiran
yang dirancang untuk melebihi para pesaing dan memenangkan
kesukaan serta kesetiaan pelanggan
PERALATAN UNTUK MELAKUKAN DIFERENSIASI
Diferensiasi adalah tindakan merancang serangkaian perbedaan yang
berarti untuk membedakan tawaran perusahaan dengan tawaran pesaing.
Boston Consulting Group telah membedakan empat jenis industri
berdasarkan jumlah keunggulan kompetitif yang tersedia dan ukurannya,
sebagai berikut :
1. Industri Volume (volume industry) : adalah industri dimana perusahaan‐
perusahaan di dalamnya hanya dapat memperoleh sedikit keunggulan
kompetitif tetapi berukuran cukup nesar.
2. Industri Mati Langkah (stalemate industry) : adalah industri yang
didalamnya hanya terdapat sedikit potensi keunggulan kompetitif dan
masing‐masing berukuran kecil.
3. Industri Terfragmentasi (fragmented industry) : adalah industri dimana
perusahaan‐perusahaan di dalamnya memiliki banyak peluang untuk
didiferensiasi, tetapi tiap peluang memiliki keunggulan kompetitif yang
kecil.
4. Industri Terspesialisasi (specialized industry): adalah industri dimana di
perusahaan‐perusahaan di dalamnya memiliki banyak peluang
diferensiasi, dan tiap diferensiasi dapat menghasilkan keuntungan yang
tinggi.
Potensi “kelincahan” (maneuverability) berbagai perusahaan berbeda
dalam lima dimensi: (1) pasar sasaran, (2) produk, (3) tempat (saluran)
pemasaran, (4) promosi, dan (5) harga. Kelincahan perusahaan dipengaruhi
oleh struktur industri dan posisi perusahaan di dalam industri. Perusahaan
di industri mati langkah memiliki sangat sedikit kelincahan dan keunggulan
strategis, sedangkan perusahaan di industri terspesialisasi memiliki
kelincahan dan keunggulan strategis yang sangat luas
Diferensiasi produk
Produk‐produk fisik bervariasi untuk diferensiasi. Di ujung yang satu ditemukan
produk –produk yang sedikit variasi (baja, ayam), di ujung yang lain ada produk
dengan diferensiasi tinggi, seperti mobil, bangunan komersial dan mebel.
Perusahaan dapat mendiferensiasikan tawaran pasarnya menurut lima
dimensi, yaitu: produk, pelayanan, personalia, saluran pemasaran, atau
citra.
Produk Pelayanan Personalia Saluran
Citra
*Bentuk *Kemudahan pemesanan *Kemampuan *Cakupan
*Lambang
*Keistimewaan *Pengiriman *Kesopanan
*Keahlian *Media tertulis
*Kinerja *Pemasangan *Dapat dipercaya *Kinerja
*Atmosfir
*Kesesuaian *Pelatihan pelanggan *Dapat diandalkan
*Peristiwa
*Daya tahan *Konsultasi pelanggan *Cepat tanggap
*Keandalan *Pemeliharaan dan *Komunikasi
*Mudah diperbaiki perbaikan lain‐lain
*Gaya *Keramahan
*Rancangan
Bentuk
Banyak produk dapat dideferensiasi berdasarkan bentuk, ukuran, model, atau
struktur fisik sebuah produk. Contohnya sepatu dapat dideferensiasikan
berdasarkan ukuran, bentuk, bahan baku, dll.
Keistimewaan (Feature)
Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan berbagai keistimewaan.
Keistimewaan (feature) adalah karakteristik yang melengkapi fungsi dasar
produk.
Bagaimana suatu perusahaan dapat mengidentifikasi dan memilih
keistimewaan baru yang tepat? Untuk menentukan keistimewaan produknya,
perusahaan dapat menghubungi para pembeli terbaru dan mengajukan
serangkaian pertanyaan: Apakah anda menyukai produk ini? Apakah ada
keistimewaan yang dapat ditambahkan untuk meningkatkan kepuasan Anda?
Berapa Anda mau membayar untuk tiap keistimewaan? Bagaimana pendapat
Anda tentang beberapa keistimewaan yang disarankan pelanggan lain?
Kemudian perusahaan memutuskan keistimewaan mana yang patut
ditambahkan. Untuk kemungkinan keistimewaan, perusahaan harus
menghitung nilai pelanggan dengan biaya perusahaan. Misalnya suatu pabrik
mobil mempertimbangkan tiga kemungkinan peningkatan separti tampak pada
tabel berikut.
Tabel Mengukur Efektifitas Nilai Pelanggan
Nilai
Biaya Nilai
Pelanggan:
Perusahaan Pelanggan Biaya
Pelanggan
Keistimewaan (a) (b) (c = b : a)
Pemanas kaca belakang $ 100 $ 200 2
Pengatur kecepatan 600 600 1
Trasmisi otomatis 800 2.400 3
Pemanas kaca belakang menambahkan biaya biaya pabrik $ 100 permobil.
Pelanggan rata‐rata mengatakan itu bernilai $ 200. Artinya, perusahaan
menciptakan tambahan kepuasan pelanggan senilai $ 2 untuk setiap
peningkatan $ 1 biaya perusahaan. Dibandingkan ketiga keistimewaan yang
ditawarkan perusahaan, tampaknyanya transmissi 0tomatis akan menciptakan
kepuasan pelanggan paling tinggi dari tiap dollar biaya perusahaan.
Perusahaan juga perlu mempertimbangkan berapa banyak yang menginginkan
tiap keistimewaan, berapa waktu diperlukan untuk memperkenalkan tiap
keistimewaan, apakah pesaing mudah meniru ciri itu. Setiap perusahaan harus
memutuskan apakah akan menawarkan keistimewaan khusus untuk pelanggan
dengan biaya yang lebih tinggi atau sedikit paket standar dengan biaya lebih
murah.
Mutu Kinerja
Sebagian besar produk ditetapkan pada salah satu dari empat lever kinerja:
rendah, rata‐rata, tinggi, dan super. Mutu kinerja mengacu pada level dimana
karakteristik dasar produk itu beroperasi. Pertanyaan penting adalah: Apakah
kinerja produk yang lebih tinggi menghasilkan profitabilitas yang lebih tinggi?
Strategi Planning Institut mempelajari dampak dari mutu produk yang lebih
tinggi dan menemukan korelasi yang sangat positif antara mutu produk dengan
tingkat pengembalian investasi (return on ivestment – ROI).
Unit‐unit bisnis bermutu tinggi mendapatkan hasil yang lebih banyak karena
mutu unggul (premium) memungkinkan perusahaan untuk menetapkan harga
tingggi (premium), perusahaan mendapatkan keuntungan daari pembelian
ulang yang lebih banyak, kesetiaan pelanggan, dan kesan yang positif, serta
biaya perusahaan untuk memberikan kualitas tidak jauh lebih tinggi daripada
unit bisnis yang memproduksi mutu rendah.
Suatu perusahaan harus juga memutuskan bagaimana mengelola kualitas
kinerja seiring dengan waktu. Terdapat tiga strategi: (1) Perusahaan terus
meningkatkan produk, seiring menghasilkan tingkat pengembalian investasi
dan pangsa pasar tertinggi, (2) Mempertahankan mutu produk pada level
tertentu, dan (3) Mengurangi mutu produk seiring dengan waktu.
Mutu Kesesuaian
Pembeli mengharapkan produk yang memiliki mutu kesesuaian (conformance
quality) yang tinggi. Kualitas kesesuaian adalah tingkat dimana semua unit
yang diproduksi adalah identik dan memenuhi spesifikasi sasaran yang
dijanjikan. Malah yang terkait dengan mutu kesesuaian yang rendah akan
mengecewakan beberapa pembeli.
Daya Tahan
Daya tahan (durability), suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan
dalam kondisi normal dam atau berat, merupakan atribut yang berhaga untuk
produk‐produk tertentu. Pembeli biasanya mau membayar lebih untuk
produkyang mempunyai reputasi tinggi karena tahan lama. Produk tidak boleh
tepengaruh oleh keusangan tehnologi.
Keandalan
Pembeli umumnya akan membayar lebih tinggi untuk produk‐produk yang
lebih diandalkan. Keandalan (realibility)adalah ukuran kemungkinan suatu
produk tidak akan rusak atau gagal dalam suatu periode waktu tertentu.
Mudah Diperbaiki
Pembeli memilih produk mudah diperbaiki. Mudah diperbaiki adalah suatu
ukuran kemudahan untuk memperbaiki suatu produk yang rusak atau gagal.
Sifat mudah diperbaiki yang ideal adalah jika pemakai dapat membetulkan
sendiri produk itu dengan biaya atau waktu yang relatif kecil.
Gaya
Gaya (style) menggambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan oleh
produk itu bagi pembeli. Pembeli biasanya bersedia membayar harga
tambahan untuk produk yang diberi gaya menarik. Gaya memiliki keunggulan
menciptakan perbedaan produk yang sukar untuk ditiru. Perlu diingat bahwa
gaya yang menarik tidak selalu berarti kinerja yang tinggi.Untuk produk‐produk
makanan, kosmetik, perlengkapan toilet, dan alat‐alat konsumen kecil,
perusahaan perlu menyertakan kemasan sebagai senjata gaya. Kemasan
memberkan kesan pertama produk pada pembeli dan mampu menarik atau
menolak pembeli.
Rancangan (Design): Kekuatan Pemaduan
Dengan semakin ketatnya persaingan , rancangan menjadi salah satu cara yang
paling ampuh untuk mendiferensiasikan dan memposisikan produk dan jasa
perusahaan. Rancangan adalah totalitas keistimewaan yang mempengaruhi
penampilan dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan pelanggan. Mengenai
pentingnya rancangan ini disimpulakan oleh Profesor Robert Hayes dari
Harvard, yaitu: “Lima belas tahun lalu perusahaan‐perusahaan bersaing
dibidang harga. Sekarang ini mutu. Besok rancangannya.” Rancangan sangat
penting dalam membuat dan memasarkan peralatan tahan lama, pakaian, jasa
eceran (retail) , dan produk kemasan.
Diferensiasi Pelayanan
Selain mendiferensiasikan produk fisik, perusahaan juga dapat
mendiferensiasikan pelayanannya. Ketika produk fisik tidak mudah untuk
mendiferensiasi, kunci keberhasilan dalam persaingan sering terletak pada
penambahan pelayanan yang menambah nilai serta meningkatkan serta
meningkatkan kualitasnya. Yang membedakan pelayanan terutama adalah
kemudahan pemesanan, pengiriman, pemasangan, pelatihan pelanggan,
konsultasi pelanggan, pemeliharaan dan perbaikan, serta beberapa hal lainnya.
Kemudahan Pemesanan
Kemudhan pemesanan (ordering ease) mangacu pada seberapa mudah
pelanggan dapat melakukan pemesananke perusahaan. Baxter Healthcare,
memudahkan proses pemesanan dengan menyediakan terminal komputer di
berbagai rumah sakit yang dapat mengirim pesanan langsung ke Baxter.
Banyak bank yang sekarang menyediakan perangkat lunak perbankan di rumah
untuk membantu nasabah mendapatkan informasi dan transaksi dengan bank
secara lebih efisien. Para konsumen sekarang bahkan mampu memesan dan
menerima bahan makan tanpa pergi ke supermaket.
Pengiriman
Pengiriman (delivery) mengacu pada seberapa baik produk atau jasa
diserahkan kepadaa pelanggan. Hal itu mencakup kecepatan, ketepatan, dan
perhatian selama proses pengiriman. Pembeli sering memilih pemasok yang
bereputasi baik dalam pengiriman yang tepat waktu.
Pemasangan
Pemasangan (installation) mengacu pada pekerjaan yang dilakukan untuk
membuat suatu produk beroperasi di lokasi yang direncanakan. Pembeli alat
berat mengharapkan pelayanan pemasangan yang baik. Diferensiasi pada
suatu titik di jaringan konsumsi adalah sangat penting bagi perusahaan dengan
produk‐produk yang kompleks.Jika IBM diminta untuk memindahkan peralatan
IBM ke lokasi lain, IBM bersedia memindahkan peralatan pesaingnya dan
bahkan furnitur.
Pelatihan Pelanggan
Pelatihan pelanggan (customer training) mengacu kepada pelatihan para
pegawai pelanggan untuk menggunakan peralatan dari penjual secara tepat
dan efisien. General electric tidak hanya menjual dan memasng peralatan
sinar‐X yang mahal di rumah sakit, tetapi juga bertanggung jawab atas
pelatihan para pemakai peralatan itu. McDonald mengharuskan pemegang
waralaba barunya untuk belajar di Hamburger University di Oakbrooks, Illinois,
selama dua minggu untuk mempelajari cara mengelola waralabanya secara
tepat.
Konsultasi Pelanggan
Konsultasi pelanggan (customer consulting) mengacu pada pelayanan data,
sistem informasi, dan saran yang diberikan penjual kepada pembeli secara
gratis atau membayar. Salah satu penyedia pelayanan konsultasi bernilai
tambah terbaik adalah Milliken & Company.
Pemeliharaan dan Perbaikan
Pemeliharaan dan perbaikan (maintenance & repair) merupakan program
pelayanan perusahaan untuk membantu pelanggan menjaga produk yang
mereka beli dalam kondisi kerja yang baik. Caterpillar mangaku memberikan
pelayanan pemeliharaan dan perbaikan alat berat konstruksinya lebih cepat
dan lebih baik dari pada penyalur mana pun di dunia. Pembeli mobil sangat
memperhatikan kualitas pelayanan perbaikan yang dapat mereka harapkan
dari penyalur.
Pelayanan Lain‐lain
Perusahaan‐perusahaan dapat menemukan berbagai cara lain untuk
mendiferensiasikan jasa pelayanan pelanggan mereka. Mereka dapat
menawarkan garasi produk atau kontrak pemeliharaan yang lebih baik
daripada pesaing mereka. Mereka dapat memberi penghargaan untuk
pelanggan setia, seperti yang telah dilakukan perusahaan penerbangan dengan
program frequent‐flyer.
Diferensiasi Personalia
Perusahaan dapat memperoleh keunggulan kompetitif yang kuat dengan
mempekerjakan dn melatih orang‐orang yang lebih baik daripada pesaing
mereka. Singapore Airlines memiliki reputasi yang sangat baik sebagian besar
kerena pramugarinya. Personalia yang terlatih lebih baik menunjukkan enam
karakteristik berikut:
1. Kemampuan: Mereka memiliki keahlian dan pengetahuan yang
diperlukan
2. Kesopanan: Mereka ramah, menghormati dan penuh perhatian
3. Kredibilitas: Mereka dapat dipercaya
4. Daopat diandalkan: Mereka memberikan pelayanan secara konsisten
dan akurat
5. Cepat tanggap: Mereka cepat mennanggapi permintaan dan
permasalahan konsumen
6. Komunikasi: Mereka berusaha untuk memahami pelanggan dan
berkomunikasi dengan jelas.
Diferensiasi Saluran
Perusahaan dapat mencapai diferensiasi melalui cara mereka membentuk
saluran distribusi, terutama yang menyangkut jangkauan, keahlian dan kinerja
saluran‐saluran tersebut. Keberhasilan Carterpilar di industri peralatan
konstruksi sebagian karena pengembangan salurannya yang unggul.
Penyalurnya berada berada di lebih banyak lokasi daripada penyalur pesaing,
dan umumnya lebih terlatih dan lebih dapat diandalkan. Perusahaan‐
perusahaan seperti Dell di bidang komputer dan Avon di bidang kosmetik
membedakan diri mereka dengan mengembangkan dan mengelola saluran
pemasaran langsung yang bekualitas tinggi.
Diferensiasi Citra
Para pembeli mungkin mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap citra
perusahaan atau merek. Penyebab utama dari pangsa pasar Marlboro yang
luar biasa di seluruh dunia (sekitar 30%) adalah karena citra “koboi mancho”.
Malboro diterima dengan baik oleh kebanyakan kaum perokok.
Identitas dan citra perlu dibedakan. Identitas terdiri dari berbagai cara yang
diarahkan perusahaan untuk mengidentifikasi dirinya atau memposisikan diri
atau produknya. Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau
produknya. Citra dipengaruhi banyak faktor yang di luar kontrol perusahaan.
Citra yang efektif melakukan tiga hal, yaitu:
1. Memantafkan karakter produk dan usulan nilai
2. Menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbada sehingga tidak
dikacaukan dengan karakter pesaing
3. Memberikan kekuatan emosional yang lebih dari sekadar citra mental.
Supaya bisa berfungsi, citra itu harus disampaikan melalui setiap sarana
komunikasi yang tersedia dan kontak merek.
Lambang
Citra dapat diperkuat dengan menggunakan simbol‐simbol yang kuat.
Perusahaan dapat memilih sebuah simbol seperti singa (Harris Bank), apel
(Apple Computer). Merek dapat dibangun di sekitar orang terkenal, seperti
pada parfumbaru Passion (Elizabeth Taylor). Perusahaan juga dapat memilih
suatu warna pengidentifikasi seperti biru (IBM), kuning (Kodak) atau merah
Campblell Soup).
Media
Citra yang dipilih harus ditampilkan dalam iklan yang menyampaikan suatu
cerita, suasana hati, pernyataan, sesuatu yang jelasberbeda dengan yang lain.
Pesan itu harus tampak di laporan tahunan, brosur dan katalog, peralatan
kantor perusahaan, serta kartu nama.
Suasana
Ruang fisik yang ditempati organisasi merupakan penciptaan citra yang kuat
lainnya. Hotel‐hotel mengembangkan suatu citra tersendiri melalui lobby
atriumnya. Suatu bank yang ingin tampak ramah harus memilih rancangan
gedung , rancangan interior, teta letak, warna, material, dan parabot yang
tepat.
Peristiwa
Suatu perusahaan dapat membangun suatu identitas melalui jenis kegiatan
yang disponsorinya. Rokok Sampoerna dan Gudang Garam tampil menonjol
dalam mensponsori acara‐acara olah raga,. Heinz memberikan sumbangan
kepada barbagai rumah sakit, dan Kraft menyumbang dana kepada MADD
(Mothers Against Drunk Divers). Salah satu contoh terbaik produk yang telah
mengunakan beragam teknik pembangun citra untuk menanamkan citranya di
benak masyarakat adalah jam Swatch dari Swiss. Lebih dari 200 juta jam
Swatch terjual setiap hari di lebih dari tiga puluh negara. Jam itu dijual di toko
perhiasan, toko busana, dan toko serba ada yang besar, tetapi tidak di toko
diskon. Salah satu kekuatan utama Swatch adalah keahlian promosi dan
penjualannya.
Mengembangkan dan Mengkomunikasikan Strategi Penentuan Posisi
(Positioning)
Kalau perusahaan sudah memutuskan segmen pasar mana yang akan diasuki,
perusahaan harus memutuskan “positioning” mana yang ingin ditempati dalam
segmen tersebut.
Suatu “positioning” produk adalah bagaimana produk didefinisikan oleh
konsumen atas dasar atribut‐atribut yang penting, wadah yang ditempati
produk dalam pikiran konsumen berkaitan produk‐produk yang bersaing.
Konsumen dibebani dengan informasi yang berlebih‐lebihan mengenai produk
dan jasa. Setiap kali mereka mengambil keputusan pembelian, konsumen tidak
dapat mengevaluasi kembali produk. Untuk mempermudah pengambilan
keputusan pembelian, mereka mengorganisasi produk‐produk ke dalam
katagori‐katagori, konsumen “menentukan positioning” produk, jasa, dan
perusahaan dalam benak konsumen.
Positioning sebuah produk adalah persepsi, kesan, serta produk yang
bersangkutan dibandingkan dengan produk yang menyainginya. Dalam
memilih pasar sasarannya, pemasar merencanakan positioning yang akan
memberikan produk mereka keunggulan persaingan yang besar, dan mereka
merancang marketing mix untuk memantapkan positioning yang telah
direncanakan.
Semua produk dapat didiferensiasikan sampai tingkat tertentu. Tetapi tidak
semua perbedaan merek itu berarti atau berharga. Suatu perbedaan patut
dibuat sepanjang memenuhi kriteria‐kriteria berikut ini :
1. Penting : Perbedaan itu memberi manfaat yang bernilai tinggi bagi
cukup banyak pembeli.
2. Terbedakan (distinctive) : Perbedaan itu ditawarkan melalui cara yang
khusus.
3. Unggul : Perbedaan itu lebih unggul dibandingkan cara‐cara lain untuk
mendapatkan manfaat tertentu.
4. Dimiliki satu pihak: Perbedaan itu tidak mudah ditiru oleh pesaing.
5. Terjangkau : Pembeli mampu membayar perbedaan tersebut.
6. Menguntungkan: Perusahaan akan memperoleh laba dengan
memperkenalkan perbedaan itu.
Sekali suatu posisi telah dipilih, perusahaan harus mengambil langkah‐
langkah yang kokoh untuk mewujudkan dan mengkomunikasikan
positioning yang diinginkan itu kepada konsumen sasaran. Semua usaha
marketing‐mix perusahaan bersangkutan harus mendukung strategi
penentuan positioning yang telah ditetapkan.
Setelah perusahaan mengembangkan strategi penentuan positioning yang
jelas, perusahaan harus mengkomunikasikan penentuan positioning itu
secara efektif. Reputasi suatu perusahaan manufaktur juga berkontribusi
pada persepsi kualitas. Beberapa perusahaan terkenal karena mutunya.
Perusahaan yang cerdik mengkomunikasikan kualitas ini atau uang mereks
dikembalikan.
Penentuan posisi (positioning) adalah tindakan merancang tawaran dan
citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi yang terbedakan (di
antara pesaing) di dalam benak pelanggan sasaran.
Penentuan Positioning Menurut Ries dan Trout
Penentuan Positioning dipopulerlan oleh Ries dan Trout. Menurutnya
penentuan positioning adalah apa yang perusahaan lakukan terhadap calon
pelanggan . Artinya, memposisikan produk di dalam pikiran calon
pelanggan.
Strategi penentuan posisi (positioning) menurut Ries dan Trout :
1. Memperkuat posisinya sendiri saat ini dibenak konsumen.
2. Mencari dan merebut posisi baru yang belum ditempati.
3. Menggeser (deposition) atau mengubah (reposition) posisi pesaing.
4. Strategi kelompok eksekutif.
Berapa Banyak Perbedaan yang dipromosikan?
Setiap perusahaan harus memutuskan berapa banyak perbedaan seperti
manfaat, keistimewaan yang harus diajukan atau dipromosikan kepada
pelanggan sasarannya. Banyak pemasar menyarankan agar hanya
mempromosikan satu manfaat sentral. Setiap merek harus memilih satu
atribut dan memuji dirinya “nomor satu” dalam atribut tersebut.
Penentuan nomor satu yang paling umum dipromosikan adalah “kualitas
terbaik”, “pelayanan terbaik”, “haga termurah”, “nilai terbaik”, “paling aman”,
“paling cepat”, “paling nyaman”, “teknologi paling maju”. Jika suatu
perusahaan menekankan salah satu penentuan positioning itu dan
menyampaikannya dengan penuh keyakinan, mungkin perusahaan itu akan
sangat diingat dan trkenal karena kekuatan itu.
Tidak setiap orang menyetujui bahwa penentuan positioning dengan manfaat
tunggal (single‐benefit positioning) adalah yang terbaik. Penentuan positioning
dengan manfaat ganda (double‐benefit positioning) mun gkin perlu jika dua
perusahaan atau lebih mengaku jadi yang terbaik pada atrubut yang sama.
Secara umum perusahaan harus menghindarkan empat kesalahan utama
dalam penentuan posisi (positioning) :
1. Penentuan posisi yang kurang (under positioning). Beberapa
perusahaan menyadari bahwa pembeli hanya memiliki gagasan yang
samara tentang merek. Pembeli tidak benar‐benar merasakan sesuatu
yang khusus tentang merek itu.
2. Penentuan posisi yang berlebihan (over positioning). Pembeli mungkin
memiliki citra yang terlalu sempit terhadap merek.
3. Penentuan posisi yang membingungkan (confused positioning). Pembeli
mungkin memiliki citra membingungkan tentang merek karena
perusahaan terlalu banyak membuat pengakuan atau terlalu banyak
membuat pengakuan atau terlalu sering mengubah posisi merek itu.
4. Penentuan posisi yang meragukan (doubtful positioning). Pembeli
mungkin sukar mempercayai pengakan dari suatu merek karena
pengaruih harga, ciri khusus, atau perusahaan pembuat produk itu
Berbagai strategi penentuan positioning berbeda yang mungkin dilakukan:
1. Penentuan posisi menurut atribut: Ini terjadi bila suatu perusahaan
memposisikan diri menurut atribut, seperti ukuran, lama keberadaannya.
2. Penentuan posisi menurut manfaat. Disini produk diposisikan sebagai
pemimpin dalam suatu
manfaat tertentu.
3. Penentuan posisi menurut penggunaan/penerapan. Ini berarti
memposisikan sebagai yang terbaik untuk sejumlah penggunaan atau
penerapan.
4. Penentuan posisi menurut pemakai. Ini berarti memposisikan produk
sebai yang terbaik bagi sejumlah kelompok pemakai.
5. Penentuan posisi menurut pesaing. Disini produk memposisikan produk
sebagai yang terbaik daripada pesaing yang disebutkan namanya atau
tersirat.
6. Penentuanposisi menurut kategori produk. Disini produk diposisikan
sebagai produk pemimpin di suatu kategori produk.
7. Penentuan posisi menurut mutu atau harga. Disini produk diposisikan
sebagai menawarkan nilai terbaik.
Perbedaan Apa Yang Dipromosikan?
Misalnya suatu perusahaan telah mengidentifikasi empat alternatif dasar
penentuan positioning, yaitu: teknologi, biaya, dan pelayanan (contoh tabel
berikut)
Tabel untuk Pemilihan Keunggulan Bersaing.
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
(7)
Kemampuan
Pentingnya Pesaing
Memperbaiki Keterjangkauan
Memperbaiki Tindakan yang
Keunggulan Posisi Posisi Posisi dan Kecepatan Posisi
Direkomen‐
Bersaing Perusahaan Pesaing (H‐M‐L)* (H‐M‐L) (H‐M‐L)
sikan
Tehnologi 8 8 L L M
Pertahankan
Biaya 6 8 H M M
Monitor
Mutu 8 6 L L H
Monitor
Pelayanan 4 3 H H L
Investasi
*H =hig, M = medium, L = low
Bahan Diskusi
1. ”Suasana“ seperti apa yang restoran gunakan untuk menampilkan citra
yang diinginkan? Pilihlah tiga restoran di sekitar Anda yang menarik
segmen pasar yang berbeda. Strategi penentuan posisi apa yang mereka
gunakan untuk menarik pelanggan sasaran mereka? Bagaimana mereka
menggunakan suasan untuk meningkatkan citra yang ingin mereka
tampilkan dengan operasi aktual?
2. Buatlah analisis atas peta persepsi berikut ini dan tentukan bagaimana
Anda akanmenentukan kembali posisi sabun Lever 2000 berdasarkan
penentuan posisi pesaing. Peta ini menggambarkan industri sabun.
Bagaimana kesadaran pembeli terhadap merek Anda (brand
awareness), yang ditulis di dalam tanda kurung, dibandingkan pesaing?
Kesalahan penentuan posisi apa yang mungkin dialami merek Anda?
Mutu Tinggi
Dove (77%)
Safeguard (59%) Camay (68%)
Ivory (74%)
Harga Dial (60%) Lever (35%) Harga
Rendah Caress (52%) Tinggi
Mutu Rendah
MODUL 6
BAURAN PRODUK
1. Pengertian
Bauran Pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk terus‐menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar
sasaran.
2. Klasifikasi
Alat pemasaran diklasifikasikan menjadi empat kelompok yang luas dan
disebut empat P yaitu: produk (product), harga (price), tempat (place), dan
Promosi (promotion). Empat P menggambarkan pandangan penjual tentang
alat‐alat pemasaran yang dapat digunakan untuk mempengaruhi pembeli.
3. Bauran Pemasaran 4P menjadi 4C
Masing‐masing alat pemasaran harus dirancang untuk memberikan satu
manfaat bagi pelanggan. 4P penjual berhubungan dengan 4C pelanggan.
Hubungan 4P dan 4C dapat di lihat pada Tabel 1.
4 P 4 C
Product (produk)
Price (harga)
Place (tempat)
Promotion (promosi)
Customer solution (solusi pelanggan)
Customer cost (biaya pelanggan)
Convenience (kenyamanan)
Communication (komunikasi)
Table 1. Hubungan 4P dan 4C
LATIHAN
1. Sebutkan dan jelaskan jenis‐jenis diferensiasi!
2. Sebutkan dan jelaskan empat kelompok bauran pemasaran!
BAURAN PRODUK
(Keputusan/strategi sebagai salah satu elemen bauran pemasaran)
PRODUK (PRODUCT)
1. Arti/Pengertian Produk
Produk merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk
memenuhi keinginan atau kebutuhan melalui proses transaksi.
Product (Barang/Jasa), meliputi unsur‐unsur jenis produk, kualitas, desain,
features (fasilitas dan kegunaannya), brand‐name, kemasan, ukuran,
pelayanan, garansi, dan penggantian jika terjadi kerusakan.
2. Produk Baru (New Product)
Enam kategori produk baru :
1. Produk baru bagi dunia : produk baru yang menciptakan suatu pasar
yang baru sama sekali (benar‐benar baru/inovasi).
2. Lini produk baru : produk baru yang memungkinkan perusahaan
memasuki pasar yang telah mapan untuk pertama kalinya.
3. Tambahan pada lini produk yang telah ada : produk baru yang
melengkapi suatu lini produk perusahaan yang telah mantap (ukuran
kemasan, rasa, dll).
4. Perbaikan dan revisi produk yang telah ada : produk baru yang
memberikan kinerja yang lebih baik atau nilai yang dianggaplebih hebat
dan menggantikan produk yang telah ada.
5. Penentuan kembali posisi (repositioning) : produk yang telah ada
diarahkan ke pasar arau segmen pasar baru.
6. Pengurangan biaya : produk baru yang menyediakan kinerja serupa
dengan harga yang lebih murah.
3. Klasifikasi Produk
a. Produk secara alamiah berdasarkan daya tahan dan keberwujudan
terbagi atas:
1. Produk tahan lama (durable) adalah barang berwujud yang biasanya
tidak habis setelah banyak digunakan, misalnya: lemari pendingin,
mesin dan pakaian. Produk‐produk tahan lama biasanya
membutuhkan penjualan langsung dan pelayanan, marjin yang lebih
tinggi, dan lebih banyak garansi dari penjual.
2. Produk tidak tahan lama (nondurable) adalah barang berwujud yang
biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan,
misalnya: bird an sabun. Produk‐produk tidak tahan lama dapat dijual
diberbagai lokasi, mengenakan marjin yang kecil , dan memasang
iklan besar‐besaran.
3. Jasa (services); bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan
mudah habis, misalnya: potong rsmbut dsn reparasi. Memerlukan
lebih banyak pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan
kemampuan penyesuaian.
b. Produk dalam pemasaran produk terbagi atas:
1. Produk nyata (tangible): barang (goods)
2. Produk tak nyata (intangible): jasa (services) adalah aktivitas,
manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual, misalnya:
potong rambut dan perbaikan.
c. Produk berdasarkan penggunaannya terbagi atas:
1. Barang industri (Business product): produk yang akan diolah lagi
menjadi produk akhir yang lain.
2. Barang Konsumen (Consumer product): produk yang dibeli oleh
konsumen akhir dan tidak diolah lagi.
4. Pentingnya Inovasi Produk
Sebuah produk yang memiliki siklus hidup berarti menegaskan
keberadaanya pada empat hal dinamika berikut:
1. Produk memiliki umur yang terbatas.
2. Penjualan produk melalui berbagai tahap yang berbeda, masing‐masing
memberikan tantangan, peluang dan masalah yang berbeda bagi
penjual.
3. Laba naik dan turun pada berbagai tahap yang berbeda selama siklus
hidup produk.
4. Produk memerlukan strategi pemasaran, keuangan, manufaktur,
pembelian, dan sumber daya manusia yang berbeda dalam tiap tahap
siklus hidupnya.
Karena adanya dinamika yang tidak bisa dipastikan, maka sebuah produk
akan melalui tahapan siklus yang meliputi:
1. Perkenalan (Introduction): periode penurunan penjualan yg lambat saat
produk itu diperkanalkan ke pasar.
2. Pertumbuhan (Growth): periode penerimaan pasar yg cepat dan
peningkatan laba yg besar.
3. Kedewasaan/ Kemampuan (Maturity): periode penurunan
pertumbuhan penjualan karena produk itu telah diterima sebagian besra
pembeli potensial.
4. Penurunan (Decline): periode saat penjualan menunjukkan arah yg
menurun dan laba yg menipis. Grafik yang menunjukkan siklus hidup
produk dapat dilihat pada Gambar 1.
SALE
PROFIT
Perkenalan Pertumbuhan Kemampanan Penurunan
Gambar 1. Siklus hidup produk
Bentuk‐Bentuk Lain Siklus Hidup Produk
Selain bentuk yang baku dan umum seperti yang sudah dijelaskan di atas,
produk terkadang memiliki pola yang lain yang umum, yakni:
1. Pola tumbuh‐merosot‐mapan: ciri perangkat dapur. Contoh: penjualan
pisau listrik berkembang cepat saat pertama kali diperkenalkan dan
kemudian turun ke level “tetap”.
2. Siklus berulang: sering menggambarkan penjualan obat baru.
Perubahan farmasi mempromosikan obat barunya secara agresif, dan itu
menghasilkan siklus pertama. Kemudian penjualan mulai menurun, dan
perusahaan memberi dorongan dengan promosi lain untuk obat itu, yg
menghasilkan siklus kedua.
3. Pola berlekuk: penjualan melewati serangkaian siklus hidup berdasarkan
penemuan karakteristik, kegunaan, atau pemakai produk baru. Contoh:
penjualan nilon, banyaknya kegunaan baru: parasut, kaos kaki, kemeja,
karpet.
Tiga pola khusus:
1. Gaya (styles): ekspresi bersifat dasar/unik (rumah, pakaian, seni)
2. Mode (fashions): gaya yang diterima/populer saat ini (jean, musik
grunge)
3. Iseng (fads): diterima dengan semangat, mencapai puncak dalam waktu
singkat, dan menurun cepat (tindik kuping/alis, tato).
Evolusi Pasar
Pasar berevolusi sejalan dengan siklus hidup produk. Evolusi pasar terjadi
oleh banyak sebab. Jika produk hanya dihasilkan oleh satu perusahaan, maka
evolusi produk akan bersamaan sering dengan evolusi pasar itu sendiri.
5. Tahapan Dalam Proses Pengembangan Produk
1. Lahirnya gagasan: mendefenisikan produk dan lingkup pasar serta
tujuan produk baru itu. Gagasan bisa berawal dari: pelanggan, ilmuan,
pegawai, pesaing, saluran pemasaran, dan manajemen puncak.
• Benar‐benar Baru: Inovasi
• Perbaikan: Revisi produk (kinerja/nilai lebih tinggi), reposisi,
pengurangan biaya
• Modifikasi: Tambahan pada lini produk ( kemasan, rasa, warna,dll)
• Merek Baru: Lini produk baru.
Tingkat Kegagalan Produk Baru:
• 40 % Produk Konsumen
• 20 % Produk Industri
• 18 % Produk Jasa
2. Penyaringan gagasan: hindari dua kesalahan yaitu; kesalahan‐buang
(drop‐error) seperti pentingnya kredit, diskon, kecil dan kesalahan jalan
(go‐error): ada tiga jenis kegagalan yaitu; kegagalan produk mutlak (rugi
dan tutup), kegagalan produk sebagian (rugi tapi bisa bertahan) , dan
kegagalan produk relative (tak bisa menutup ROI yg diharapkan)
3. Pengembangan konsep: merupakan versi terinci dari suatu gagasan.
Konsumen tidak membeli gagasan produk tetapi konsumen membeli
konsep produk.
• Tiap konsep merupakan suatu konsep kategori yang menentukan
persaingan produk.
• Menunjukkan posisi produk melalui gambar dua dimensi, biaya dan
waktu persiapan untuk menciptakan peta penentuan posisi produk.
• Konsep produk itu harus diubah menjadi konsep merek.
• Menunjukkan posisi merek melalui gambar dua dimensi, biaya dan
waktu persiapan untuk menciptakan peta penentuan posisi merek.
4. Pengujian konsep: merupakan cara untuk mempertunjukkan konsep
produk ke kelompok konsumen sasaran yang tepat, kemudian
mengumpulkan reaksi mereka. Dengan menyusun beberapa pertanyaan:
• manfaat dan kredibilitas
• tingkat kebutuhan (apakah memenuhi kebutuhan?)
• tingkat kesenjangan (apakah cukup memuasakan?)
• nilai yg diyakini (harga wajar sesuai nilai?
• minat membeli (pasti/tidak membeli?)
• sasaran pemakai, saat pembelian, dan frekuensi
5. Pengembangan Strategi Pemasaran: setelah tahap pengujian, maka
produk baru harus mengembangkan rencana awal strategi pemasaran
untuk memperkenalkan produk baru itu ke pasar. Rencana strategi
pemasaran terdiri dari tiga bagian:
1. Menjelaskan ukuran , struktur, dan perilaku pasar sasaran; rencana
penentuan posisi produk; serta penjualan, pangsa pasar, dan laba
yang diinginkan dalam beberapa tahun pertama.
2. Mengikhtisarkan rencana harga produk itu, strategi distribusi, dan
anggaran pemasaran untuk tahun pertama.
3. Menjelaskan penjualan jangka panjang dan sasaran laba serta
strategi bauran pemasarn selama jangka waktu itu.
6. Analisis Bisnis: setelah mengembangkan konsep produk dan strategi
pemasaran maka dapat dilakukan evaluasi daya tarik bisnis. Maka perlu
mempersiapkan proyeksi penjualan, biaya dan laba untuk menentukan
apakah semua itu memenuhi tujuan perusahaan. Tahapan yang
dilakukan meliputi:
1. Memperkirakan Penjualan Total; perlu ada perkiraan apakah
penjualan akan cukup tinggi hingga dapat menghasilkan laba yang
memuaskan. Perkiraan penjualan total meliputi:
1. Penjumlahan perkiraan penjualan pertama (estimated first‐time
sales).
2. Perkiraan penjualan pengganti (estimated replacement sales).
3. Perkiraan penjualan berulang (estimated repeat sales).
Metode perkiraan penjualan bergantung pada
1. Produk yang dibeli sekali; penjualan meningkat pada awalnya,
mencapai puncak, dan kemudian mendekati nol saat jumlah
pembeli potensial habis.
2. Produk yang jarang dibeli; menunjukkan siklus penggantian yang
sangat ditentukan oleh keusangan fisik atau keusangan yang
berkaitan dengan perubahan gaya, keistimewaan, dan kinerja.
3. Produk yang sering dibeli; jumlah pembeli pertama awalnya
meningkat dan kemudian menurun ketika pembeli yang tersisa
semakin sedikit.
2. Memperkirakan Biaya dan Laba; dengan memperkirakan penjualan,
biaya, dan laba selama lima tahun.
7. Pengembangan Produk: konsep produk yang telah melalui pengujian
bisnis, berlanjut kebagian litbang dan/atau rekayasa untuk
dikembangkan menjadi produk fisik.
1. Prototipe; merupakan terjemahan tuntutan pelanggan sasaran, yang
diyakini konsumen mengandung atribut‐atribut penting yang
dijelaskan dalam pernyataan konsep produk, yang berkinerja dengan
aman dalam penggunaan dan kondisi normal, dan dapat diproduksi
sesuai biaya manufaktur yang dianggarkan.
2. Ujian fungsional; terdiri dari:
a. Pengujian alpha; pengujian produk di dalam perusahaan untuk
melihat bagaimana produk tersebut berkinerja dalam penggunaan
yang berbeda.
b. pengujian beta; pengujian dalam membuat daftar sekelompok
pelangganyang diminta untuk menggunakan prototipe tertentu
dan memberikan umpan balik mengenai pengalaman penggunaan
mereka.
3. Pengujian konsumen; dilakukan dengan menggunakan beberapa
metode yaitu:
a. Pengurutan peringkat (rank‐order); meminta konsumen untuk
memberikan peringkat pada beberapa jenis barang sesuai urutan
preferensi. Misal: A>B>C
b. Perbandingan berpasangan (paired comparison); menyajikan
pasangan‐pasangan barang pada konsumen, kemudian meminta
konsumen untuk memilih satu dari tiap pasangan. Misal: A>B,
A>C, B>C; kemudian memberi kesimpulan A>B>C.
c. Penentuan tingkat satuan (monadic‐rating); meminta konsumen
untuk memberi peringkat rasa sukanya terhadap tiap produk
dalam suatu skala. Misal: A=6, B=5, C=2 maka kesimpulannya
A>B>C.
8. Pengujian Pasar: setelah puas dengan kinerja fungsional dan psikologis
produk, produk itu siap untuk didandani dengan merek, kemasan, dan
program pemasaran awal. Tujuannya adalah untuk menguji produk baru
tersebut di lingkungan konsumen yang nyata dan untuk mempelajari
seberapa besar pasar itu serta bagaimana konsumen dan penyalur
bereaksi terhadap penanganan, penggunaa, dan pembelian kembali
prodk aktual.
Faktor yang mempengaruhi pengujian pasar meliputi:
1. Biaya investasi dan resiko; kemungkinan gagalnya besar maka harus
melalui pengujian pasar, biaya pengujian pasar menjadi persentase
yang tidak berarti dari total biaya proyek.
2. Waktu; produk beresiko tinggi yang menciptakan kategori produk‐
baru memerlukan lebih banyak pengujian pasar daripada produk
yang dimodifikasi sehingga memerlukan waktu yang cukup lama.
3. Biaya Penelitian; pengujian pasar yang banyak dengan waktu yang
cukup lama berdampak pada meningkatnya biaya penelitian.
Pengujian Pasar Barang Konsumen; dalam menguji produk konsumen
maka harus dapat memperkirakan empat variabel meliputi:
1. Penelitian‐Gelombang Penjualan (sales‐wave research); konsumen
yang awalnya mencoba produk itu secara gratis ditawari lagi produk
itu, atau produk pesaing, dengan harga yang sedikit diturunkan.
2. Pengujian Pasar dengan Simulasi (simulated test marketing);
memberikan suatu ukuran tentang efektifitas relatif iklan itu
terhadap iklan pesaing dalam suatu simulasi.
3. Uji Pemasaran Terkendali (controlled test marketing); mengatur
serangkaian toko yang akan menerima produk baru itu dengan
imbalan. Selain itu, memungkinkan menguji pengaruh faktor di toko
dan iklan terbatas terhadap perilaku pembelian konsumen tanpa
melibatkan konsumen secara langsung.
4. Uji Pasar (test market); menentukan sejumlah kota yang akan
didatangi para wiraniaganya guna membujuk para pedagang agar
menjual produk itu dan memajangnya di tempat yang baik.
9. Komersialisasi
1. Kapan (penentuan waktu); dalam komersialisai produk baru
penentuan waktu untuk masuk ke pasar sangat penting. Ada tiga
pilihan dalam penentuan waktu untuk komersialisasi yaitu:
1. Masuk pertama; perusahaan pertama yang memasuki pasar
biasanya menikmati “keungguan penggerak pertama” yaitu
menguasi para distributor dan pelanggan penting serta mendapat
reputasi sebagai pemimpin.
2. Masuk bersamaan; pasar bisa memberikan perhatian yang lebih
besar ketika dua perusahaan mengiklankan produk baru.
3. Masuk terlambat; pesaing harus mengeluarkan biaya untuk
mendidik pasar, dapat mengetahui kekurangan pesaing yang lebih
dulu.
2. Di mana (strategi geografis); memutuskan apakah akan meluncurkan
produk baru itu di satu lingkungan lokal , satu wilayah, berapa
daerah, pasar nasional, atau pasar internasional.
3. Kepada Siapa (strategi pasar sasaran); dalam pasar pemunculan
perdana, harus mengarahkan distribusi dan promosinya ke kelompok
propek (calon pembeli) yang terbaik.
4. Bagaimana (strategi perkenalan pasar); mengembangkan rencana
untuk memperkenalkan produk barunya ke pasar pemunculan
perdana.
10. Proses Penerimaan Konsumen: dalam menetapkan keputusan untuk
mengunakan suatu produk, konsumen melalui beberapa tahap agar
dapat menerima produk. Inovasi mengacu pada barang, jasa, dan
gagasan yang diyakini oleh seseorang sebagai hal baru. Proses
penerimaan produk baru oleh konsumen melalui lima tahap yaitu:
1. Kesadaran (awarness); konsumen menyadari adanya inovasi tersebut
tapi masih kekurangan informasi mengenai hal tersebut.
2. Minat (interest); konsumen terdorong untuk mencari informasi
mengenai inovasi tersebut.
3. Evaluasi (evaluation); konsumen mempertimbangkan untuk mencoba
inovasi baru tersebut.
4. Percobaan (trial); konsumen mencoba inovasi tersebut untuk
memperbaiki perkiraanya atas nilai inovasi tersebut.
5. Penerimaan (adoption); konsumen memutuskan untuk
menggunakan inovasi tersebut sepenuhnya dan secara teratur.
MODUL 7
BRAND
1. Pengertian
Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi hal
tersebut.
Enam Level Merek:
a. Atribut
b. Manfaat
c. Nilai
d. Budaya
e. Kepribadian
f. Pemakai
2. Strategi brand/merek
a. Perluasan lini (line extension)
b. Perluasan merek (brand extension)
c. Multi merek (multibrand)
d. Merek baru (new brand)
e. Merek bersama (cobrand)
3. Pengertian dasar dan pentingnya peran packaging (kemasan)
Pengemasan mencakup semua kegiatan merancang dan memproduksi
wadah atau pembukungkus suatu produk.
LATIHAN
1. Sebutkan dan jelaskan macam‐macam klasifikasi produk!
2. Jelaskan mengapa perusahaan perlu melakukan inovasi produk!
3. Jelaskan tahapan proses pengembangan produk dengan contoh produk
baru!
MODUL 8
IKLAN, SALES PROMOTION, PUBLIC RELATION
1. Pengertian
Promosi merupakan Alat komunikasi yang dipakai produsen kepada
konsumen untuk mengkomunikasikan apa yang dapat diberikan.
2. Alat‐Alat Promosi
1. Periklanan
Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang,
atau jasa secara non‐personal oleh sutu sponsor tertentu yang memerlukan
pembayaran. sifat periklanan diantaranya adalah:
a. Presentasi umum: periklanan yang bersifat umum itu memberikan
semacam keabsahan pada produk dan menyarankan tawaran yang
terstandarisasi.
b. Tersebar Luas: periklanan adalah medium yang berdaya sebar luas yang
memungkinkan penjual mengulang pesan berkali‐kali.
c. Ekspresi yang lebih kuat: periklanan memberikan peluang untuk
mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui penggunaan
cetakan, suara, dan warna yang penuh seni.
d. Tidak bersifat pribadi: audiens tidak merasa wajib untuk memperhatikan
atau menanggapi. Iklan hanya mampu melakukan monolog, bukan
dialog dengan audiens.
Merancang iklan/alat komunikasi yang baik
a. Menentukan tujuan periklanan
Periklanan informative
Periklanan persuasive
Iklan pengingat
b. Memutuskan anggaran periklanan
Tahap dalam siklus hidup produk
Pangsa pasar dan basis konsumen
Persaingan dan gangguan
Frekuensi periklanan
Kemungkinan subtitusi produk
c. Memilih pesan iklan
1. Pembuatan pesan.
Kerangka induktif berbicara dengan konsumen, penyalur, pakar,
dan pesaing.
Kerangka deduktif untuk menciptakan pesan iklan.
2. Evaluasi dan pemilihan pesan.
Peringkat pesan sesuai tingkat diinginkan (desirability), keeksklusifan
(exclusiveness), dan keterpercayaan (believability).
3. Pelaksanaan pesan.
Iklan mengarah pada penentuan posisi rasional
Iklan mengarah pada penentuan posisi emosional.
4. Kaji ulang tanggung jawab sosial
Iklan tidak melanggar norma‐norma social dan hukum.
2. Promosi Penjualan
Alat promosi penjualan sangat beragam, meliputi: kupon, kontes, harga
premi, dan sejenisnya. manfaat alat‐alat promosi diantaranya:
a. Komunikasi: promosi penjualan menarik perhatian dan biasanya
memberikan informasi yang dapat mengarahkan konsumen ke produk
bersangkutan.
b. Insentif: promosi penjualan menggabungkan sejumlah kebebasan,
dorongan, atau kontribusi yang memberi nilai bagi konsumen.
c. Ajakan: promosi penjualan merupakan ajakan untuk melakukan
transaksi pembelian sekarang.
Perusahaan menggunakan promosi penjualan untuk menciptakan
tanggapan yang lebih kuat dan cepat.
3. Hubungan Masyarakat dan Publisitas
Daya tarik hubungan masyarakat dan publisitas didasarkan pada tiga
sifat khusus yaitu:
a. Kredibilitas yang Tinggi: cerita dan gambar mengenai beritanya lebih
otentik dan dipercaya oleh pembaca dibandingkan dengan iklan.
b. Kemampuan menangkap pembeli yang tidak dibidik sebelumnya:
hubungan masayarakat dapt menjangkau banyak calon pembeli yang
cenderung menghindari wiraniaga dan iklan.
c. Dramatisasi: hubungan masyarakat memiliki kemampuan untuk
mendramtisasi suatu perusahaan atau produk.
Pemasar cenderung kurang menggunakan hubungan masyarakat; tetapi
program hubungan masyarakat yang direncanakan dengan baik dan
dikoordinasikan dengan elemen bauran promosi yang lain dapat menjadi
sangat efektif.
Peran hubungan masyarakat dan publicity dalam bauran promosi
a. Membantu peluncuran produk baru
b. Membantu memposisikan kembali produk mapan
c. Membangun minat terhadap suatu kategori produk
d. Mempengaruhi kelompok sasaran tertentu
e. Membela produk yang menghadapi masalah public
f. Membangun citra perusahaan sehingga mendukung produknya
Keputusan utama humas pemasaran
a. Menetapkan tujuan pemasaran
b. Membangun kesadaran
c. Membangun kredibilitas
d. Mendorong wiraniaga dan penyalur
e. Mengurangi biaya promosi
f. Memilih pesan dan sarana
g. Menerapkan rencana
h. Mengevaluasi hasil
MODUL 9
PERSONAL SELLING, DIRECT MARKETING
1. Penjualan Personal
Penjualan personal adalah alat yang paling efektif–biaya pada tahap
proses pembelian lebih lanjut, terutama dalam membangun preferensi,
keyakinan, dan tindakan pembeli. Penjualan personal memiliki tiga cirri
khusus yaitu:
a. Konfrontasi Pesonal: penjualan personal mencakup hubungan yang
hidup, langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih.
b. Mempererat: penjualan personal memungkinkan timbulnya berbagai
jenis hubungan mulai dari hubungan penjualan, sampai hubungan
persahabatan. Wiraniaga biasanya sudah benar‐benar mengetahui
minat pelanggan yang terbaik.
c. Tanggapan: penjualan personal membuat pembeli merasa
berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan wiraniaga.
Prinsip penjualan personal
a. Mengidentifikasikan calon dan menyusun kualifikasinya
b. Pendekatan awal
c. Pendekatan
d. Presentasi dan demonstrasi
e. Mengatasi keberatan
f. Menutup penjualan
g. Tindak lanjut dan pemeliharaan
2. Pemasaran Langsung
Pemasaran langsung memiliki beberapa bentuk diantaranya: surat
langsung, pemasaran jarak jauh, pemasaran elektronik, dan sebagainya.
Pemasaran langsung memiliki empat karakteristik yaitu:
a. Nonpublik: pesan biasanya ditujukan pada orang tertentu
b. Disesuaikan: pesan dapat disiapkan untuk menarik orang yang dituju.
c. Terbaru: pesan dapat disiapkan dengan cepat.
d. Interaktif: pesan dapat diubah tergantung pada tanggapan orang
tersebut.
MODUL 10
PENENTUAN DAN ADAPTASI HARGA
Pengertian harga
Harga merupakan elemen bauran pemasaran yang berkaitan langsung
dengan pendapatan.
Bentuk: berupa sewa, tarif, biaya, iuran, gaji, upah, dan lain‐lain./
Proses penentuan harga: diawali dengan proses tawar‐menawar antara
penjual dan pembeli.
Menetapkan Harga
Perusahaan harus memutuskan dimana akan memposisikan produknya
berdasarkan mutu dan harga. Terkadang terjadi perasaingan antar‐berbagai
segmen mutu‐harga.
Strategi harga‐mutu meliputi:
1. Strategi diagonal 1, 5, dan 9 menunjukkan bahwa semuanya dapat hidup
bersama dalam pasar yang sama; yaitu satu perusahaan menawarkan
produk bermutu tinggi dengan harga tinggi, perusahaan lain
menawarkan produk bermutu menengah dengan harga menengah, dan
perusahaan lain lagi menawarkan produk bermutu rendah dengan harga
yang rendah. Ketiga pesaing tersebut dapat hidup bersama selama pasar
terdiri atas tiga kelompok pembeli, yaitu pembeli yang mementingkan
mutu, yang memeentingkan harga, dan yang mementingkan
keseimbangan antar keduanya.
2. Strategi penentuan posisi 2, 3, dan 6 merupakan strategi untuk
menyerang posisi diagonal. Strategi 2 menyatakan, “produk kami
memiliki mutu yang sama tingginya dengan produk 1 tetapi harga kami
lebih rendah.” Strategi 3 menyatakan hal yang sama dan bahkan
menawarkan penghematan yang lebih besar. Jika pelanggan yang
mementingkan mutu mempercayai pesaing itu, mereka pasti akan
membeli dari pesaing itu dan menghemat uang (kecuali jika produk 1
memiliki daya tarik prestice).
3. Strategi penentuan posisi 4, 7 dan 8 menetapkan harga yang terlalu
tinggi dibandingkan mutunya. Pelanggan akan merasa dirugikan dan
mungkin akan mengeluh atau menceritakan hal‐hal buruk mengenai
perusahaan. Pemasar professional harus menghindari strategi ini.
Sembilan kemungkinan strategi harga ‐ mutu dapat di lihat pada
Gambar 1.
H
Strategi harga – mutu : t m r
1 – 5 – 9 : harga = mutu t
2 – 3 – 6 : harga < mutu M m
4 – 7 – 8 : harga > mutu r
Gambar 1. Strategi harga ‐ mutu
Dalam menetapkan harga, perusahaan harus menetapkan berbagai
faktor. Ada 6 Langkah yang perlu ditempuh dalam menetapkan harga yaitu:
1. Memilih sasaran harga
Perusahaan harus memutuskan di mana ia ingin memposisikan tawaran
pasarnya. Semakin jelas tujuan perusahaan, semakin mudah untuk
menetapkan harga. Perusahaan dapat mengejar salah satu dari lima
tujuan utama melalui penetapan harga, yaitu:
• Bertahan; perusahaan dapat mengejar kelangsungan hidup sebagai
tujuan utama jika mengalami kelebihan kapasitas, persaingan yang
ketat, atau keinginan konsumen yang berubah‐ubah. Untuk menjaga
agar pabrik tetap beroperasi dan persediaan terus berputar,
perusahaan akan menurunkan harga. Kelangsungan hidup hanya
tujuan jangka pendek.
• Keuntungan max; perusahaan memperkirakan permintaan dan biaya
yang berkaitan dengan berbagai alternative harga dan memilih harga
yang akan menghasilkan laba sekarang, arus kas, atau tingkat
pengembalian investasi maksimum.
• Pendapatan sekarang max.
1 2 3
4 5 6
7 8 9
• Peluncuran pasar max; perusahaan yakin bahwa volume penjualan
yang lebih tinggi akan menghasilkan biaya perunit yang lebih rendah
dan laba jangka panjang yang lebih tinggi. Mereka menetapkan harga
terendah, dengan berasumsi bahwa pasar peka terhadap harga.
• Pertumbuhan penjualan max.
• Kepemimpinan mutu produk.
Menentukan permintaan
Tiap harga yang dikenakan perusahaan akan menghasilkan level
permintaan yang berbeda‐beda dan karena itu akan memberikan
pengaruh yang berbeda pula terhadap tujuan pemasarannya.
• Berdasarkan kurva permintaan
Hubungan antara berbagai alternative harga dengan permintaan
sekarang yang dihasilkan ditunjukkan pada kurva permintaan yang dapat
dilihat pada Gambar 2.
P2
P1
Q2 Q1
Gambar 2. Kurva permintaan
• Permintaan elastis & in‐elastis
• Kepekaan Harga
1. Pengaruh unik
2. Pengaruh kesadaran produk pengganti
3. Pengaruh perbandingan yg sulit
4. Pengaruh pengeluaran total
5. Pengaruh biaya bersama
6. Pengaruh investasi tertanam
7. Pengaruh mutu‐harga
8. Pengaruh persediaan
2. Memperkirakan harga: harga agar dpt menutupi biaya,
mendistribusikan, pendapatan wajar, menjual produk, dll.
• Biaya variabel, tetap, total,...
3. Menganalisis harga & penawaran pesaing
• Pembelanja pembanding
• Daftar harga pesaing
• Beli produk pesaing
• Tanya konsumen
4. Memilih Metode Penetapan Harga
Memperhatikan : permintaan, fasilitas biaya, harga pesaing.
• Harga mark up
Biaya per unit
H = ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
( 1 – pengembalian penjualan)
• Harga atas sasaran pengembalian
H = biaya per unit + % pengembalian x investasi
Penjualan unit
• Harga atas nilai yg diterima
‐‐> Berdasarkan persepsi konsumen, gunakan bauran non‐harga.
• Harga yg sedang berlaku
‐‐> Pesaing, menuruti pemimpin besar, jika res‐pon pesaing tdk pasti,
merupakan kebijakan harga bersama pd industri tertentu.
• Harga tawaran tertutup
‐‐> Dlm tender, tergantung pesaing dgn harga < harga pesaing.
5. Memilih Harga Akhir
• Harga psikologis; mutu menentukan.
• Pengaruh elemen bauran pemasaran lain thd harga
• Kebijakan penetapan harga perusahaan
• Pengaruh harga pihak2 iklan.
Mengadaptasi Harga
Penetapan harga geografis mengharuskan perusahaan untuk memutuskan
cara menetapkan harga bagi pelanggan di berbagai lokasi dan negara.
Bentuk‐bentuk imbal dagang (countertrade) antara lain:
• Barter
• Transaksi konpensasi
• Persetujuan pembelian kembali
• Offset
a. Diskon dan Potongan Harga
Hal ini dilakukan untuk setiap pembayaran yang lebih cepat, pembelian
dalam jumlah besar, dan pembelian diluar musim. Jenis‐jenis diskon
tersebut antara lain:
• Diskon tunai
• Diskon kuantitas
• Diskon fungsional
• Diskon musiman
• Potongan
b. Penetapan Harga Promosi
• Harga pemimpin rugi
• Harga peristiwa khusus
• Pembiayaan berbunga rendah
• Syarat pembayaran yg lebih lama
• Garansi dan kontrak jasa
• Diskon psikologis
c. Penetapan Harga Diskriminasi
Menyesuaikan Harga
• Harga Geografis: fob, terkirim seragam, wilayah/ zone titik pijakan,
menyerap pengangkutan.
• Potongan harga dan potongan pembelian: pot. kas, pot. jumlah, pot.
fungsional, pot. musiman, pot. pembelian.
• Penetapan harga promosional: harga memimpin yg rugi, peristiwa
khusus, rabat kas, pendanaan bunga rendah, perjanjian jaminan &
perbaikan, patokan psikologis.
• Harga diskriminasi: segmen pelanggan, bentuk produk, harga citra,
harga lokasi, harga waktu.
• Harga bauran produk: harga memaksimalkan keuntungan.
1. Harga lini‐produk ‐‐‐> fungsi tambahan pd produk.
2. Harga fungsi tambahan.
3. Harga produk tawaran.
4. Harga dua bagian.
5. Harga produk sampingan.
6. Harga kumpulan produk.
Memulai & Menanggapi Perubahan Harga
1. Memulai penurunan harga karena :
• Kelebihan kapasitas
• Pangsa pasar jenuh
• Ingin kuasai pasar
Resiko: jebakan – mutu rendah : mutu < Pesaing
Jebakan pangsa pasar mudah goyah : tidak loyal.
Jebakan kantung tipis : kas meningkat pada pesaing
• Resesi ekonomi
2. Memulai peningkatan harga
• Inflasi biaya
• Kelebihan permintaan; dengan:
‐ Penentuan harga lambat: untuk industri jangka panjang
‐ Penggunaan penentuan penaik: kontrak jangka panjang
‐ Pemisahan barang & jasa
‐ Pengurangan diskon
pertimbangan perusahaan:
‐ Menaikan harga langsung
‐ Menaikan harga perlahan
3. Reaksi konsumen terhadap perubahan harga :
• sensitif jika harga membebani mereka, tapi tidak semua konsumen
langsung bereaksi atas perubahan harga.
4. Reaksi pesaing terhadap perubahan harga
• pesaing lebih sering bereaksi
• analisis antar pesaing
5. Menanggapi perubahan harga
• Dalam pasar homogen – sesuai dengan harga pesaing
• Jika ada perubahan harga, harus ditanggapi :
‐ mempertahankan harga
‐ menaikan mutu yang diterima
‐ mengurangi harga
‐ menaikan harga dan memperbaiki mutu
‐ meluncurkan lini produk penyerangan
Strategi Perubahan Harga
Pilihan Strategi Alasan Konsekuensi
Mempertahankan
harga & mutu yg
dipersepsikan.
Mengurangi
pelanggan secara
selektif
Persh memiliki kesetiaan
pelanggan. Persh rela
melepaskan yg lebih miskin
kpd pesaingnya
Pangsa pasar lebih kecil.
Profitabilitas lebih rendah
Meningkatkan harga
& mutu yg
dipersepsikan
Meningkatkan harga utk
menutup kenaikan
biaya.Meningkatkan mutu utk
membenarkan kenaikan harga
Pangsa pasar lebih
kecil.Mempertahankan
profitabilitas
Meningkatkan harga
& mutu yg
dipersepsikan
Mempertahankan harga &
meningkatkan mutu Yg
dipersepsikan merupakan
startegi yg lebih murah
Pangsa pasar lebih kecil.
Penurunan profitabilitas jk.
pendek. Meningkatkan
profitabilitas jk. panjang
Meningkatkan harga
& mutu yg
dipersepsikan
Harus memberikan sbgian
pengurangan harga bagi
pelanggan tetapi menekankan
nilai tawaran yg lebih tinggi
Mempertahankan pangsa
pasar. Menurunkan
profitabilitas jk. pendek.
Mempertahankan
profitabilitas jk. panjang
Menurunkan harga
sebagian dan
meningkatkan mutu
yg dipersepsikan
Mendisiplinkan & mencegah
persaingan harga
Mempertahankan pangsa
pasar. Menurunkan
profitabilitas jk. pendek
Menurunkan harga Mendisiplinkan dan mencegah Mempertahankan pangsa
sepenuhnya dan
mempertahankan
mutu yg
dipersepsikan
persaingan harga serta
mempertahankan marjin laba
pasar. Menurunkan
marjin.Mengurangi
profitabilitas jk. panjang
Mepertahankan harga
dan mengurangi mutu
yg dipersepsikan
Mengurangi biaya pemasaran
utk mengatsi kenaikan biay
Pangsa pasar lebih kecil.
Mempertahankan marjin.
Mengurangi profitabilitas jk.
panjang
Memperkenalkan
model ekonomis
Memberi pasar dgn apa yg
diinginkannya
Terdapat sedikit kanibalisasi
tetapi volume total lebih
tinggi
LATIHAN
1. Sebutkan dan jelaskan metode penetapan harga!
2. Sebutkan dan jelaskan cara mengadaptasi harga!
MODUL 11
SALURAN DISTRIBUSI
1. Peran Perantara dalam pemasaran
a. Perantara berguna untuk mencapai efisiensi yang tinggi dalam membuat
barang‐barang tersedia secara luas dan mudah diperoleh pasar sasaran.
b. Manfaat Perantara bagi Produsen:
• Efisien, barang tersedia secara luas dan mudah diperoleh
• Hemat, sumberdaya finansial perusahaan yang terbatas
• Praktis, menggunakan jaringan yang luas dan independen
• Profesional, tenaga penjualan sendiri tidak professional
2. Saluran Distribusi/Pemasaran
a. Place (Tempat) meliputi unsur‐unsur saluran distribusi, cakupan
(coverage), lokasi, pergudangan, transportasi, dalam hubungan dengan
kebutuhan masyarakat.
b. Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung
yang terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap
untuk digunakan atau dikonsumsi.
c. Fungsi saluran pemasaran:
Mengumpulkan informasi pelanggan
Mengkomunikasikan penjualan
Mencapai kesepakatan harga & syarat transfer kepemilikan
Melakukan pemesanan dan pengiriman barang/jasa
Membiayai persediaan pada semua level
Menanggung resiko dari pelaksanaan fungsi pemasaran
Mengatur laju dan gerak produk mentah sampai akhir
Mengatur pelunasan tagihan melalui bank dan institusi keuangan
Mengawasi transfer kepemilikan dari satu organisasi ke organisasi
atau orang lain
3. Merancang Saluran Pemasaran
a. Analisis Kebutuhan Pelanggan
Dalam merancang saluran pemasaran (SP), ada 5 jenis layanan yg
diinginkan pelanggan, yaitu:
Ukuran lot: jumlah unit yang diperbolehkan dibeli dalam 1 x pembelian
Waktu tunggu: rata‐rata waktu tunggu untuk menerima barang
Kenyamanan tempat: tingkat kemudahan dalam proses pembelian
Variasi produk: luasnya keragaman yang diberikan oleh SP
Pelayanan pendukung: pelayanan tambahan (kredit, pengiriman,
instalasi)
b. Menetapkan Tujuan Saluran Pemasaran
Tujuan SP berbeda, tergantung karakteristik produk
Produk mudah rusak (buah‐buahan) ‐‐> pemasaran langsung
Produk dengan ukuran besar (bahan bangunan) ‐‐> minimumkan jarak
pengiriman dan jumlah penanganan dalam pemindahan produk
Produk tidak standar (mesin pesanan) dan nilai jual per unit tinggi
(generator) ‐‐> dijual langsung oleh wiraniaga perusahaan.
Produk yang membutuhkan jasa pemasangan dan pemeliharaan ‐‐>
dijual dan dipelihara oleh perusahaan resmi yang eksklusif
Rancangan SP perlu memperhitungkan kekuatan dan kelemahan jenis
perantara
Melalui perwakilan ‐‐> lebih murah
Melalui wiraniaga perusahaan ‐‐> lebih kuat dan persuasive
c. Mengidentifikasi Jenis Saluran Pemasaran
1. Jenis Perantara
Wiraniaga perusahaan
Agen/perwakilan produsen
Distributor industri
2. Jumlah Perantara
Distribusi eksklusif :
‐ jumlah terbatas
‐ tingkat pengendalian besar
‐ tidak boleh menjual merk pesaing
Distribusi selektif :
‐ jumlah lebih banyak, tapi terseleksi
‐ digunakan oleh persh. mapan dan baru yg berusaha mendapatkan
distributor.
Distribusi intensif:
‐ jumlah banyak
‐ produsen menempatkan barang/jasa di sebanyak mungkin toko
‐ untuk produk yg mudah ditemukan (convenience goods); seperti:
produk tembakau, sabun, makanan ringan, permen karet.
d. Mengevaluasi Alternatif Saluran Pemasaran
1. Kriteria ekonomi
Langkah pertama: menentukan apakah wiraniaga persh atau agen
penjualan yang akan menghasilkan penjualan yg lebih banyak
Langkah kedua: memperkirakan biaya untuk menjual berbagai
volume melalui tiap saluran
Langkah ketiga: membandingkan penjualan dan biaya
2. Kriteria Pengendalian
Agen lebih sulit dikontrol dp wiraniaga, krn utk memaks laba agen
cenderung mengurus produsen yg produknya laku keras (agen
adalah persh bisnis independen yg berusaha utk memaksimumkan
labanya).
e. Keputusan Manajemen Saluran
Memilih anggota saluran
Melatih anggota saluran
Memotivasi anggota saluran
‐ Kekuatan paksaan (coerciver power)
‐ Kekuatan imbalan (reward power)
‐ Kekuatan hukum ( legitimate power)
‐ Kekuatan ahli (expert power)
‐ Kekuatan rujukan/ referen (referent power)
Mengevaluasi anggota saluran
‐ Pencapaian quota
‐ Tk persediaan rata2
‐ Waktu pengiriman ke pelanggan
‐ Penanganan barang rusak/hilang
‐ Kerjasama iklan/pelatihan
f. Memodifikasi Pengaturan Saluran
Modifikasi sangat terkait dengan siklus hidup produk
Tidak ada SP yg efektif sepanjang Siklus Hidup Produk
4. Dinamika Saluran Pemasaran
a. Sistem Pemasaran Vertikal
VMS Korporasi: menggabungkan serangkaian tahap produksi dan
distribusi di bawah kepemimpinan tunggal
VMS Teradministrasi: mengkoordinasikan serangkaian tahap produksi
dan distribusi tidak melalui kepemilikan biasa tetapi melalui ukuran
dan kekuatan salah saru anggota
VMS Kontraktual: perusahaan‐perusahaan independent pada
berbagai level produksi dan distribusi yangmenyatukan program
mereka.
1. Jaringan sukarela yg disponsori pedagang besar
2. Koperasi pengecer
3. Organisasi waralaba
b. Sistem Pemasaran Horizontal
Dua perusahaan aau lebih yg tdk berhubungan menggabungkan sumber
daya atau program utk memanfaatkan peluang yg muncul.
c. Sistem Pemasaran Multi‐Saluran (multichannel marketing)
Terjadi saat suatu persh. menggunakan dua saluran pemasaran atau
lebih utk mencapai satu atau beberapa segmen pelanggan.
5. Mengelola Usaha Eceran, Perdagangan, dan Logistik Pasar.
a. Usaha Eceran: Semua kegiatan yg terlibat dlm penjualan barang atau
jasa secara langsung kpd konsumen akhir utk pribadi dan bukan bisnis.
Pengecer atau toko eceran: usaha bisnis yg volume penjualannya
terutama berasal dari penjualan eceran.
b. Jenis‐jenis Pengecer
1. Swalayan (self‐service):
‐ dasar dari semua operasi diskon
‐ Pelanggan menemukan‐membandingkan‐memilih dan menghemat
uang.
Toko khusus: Lini produk yg sempit dgn ragam pilihan yg dlm,
seperti: toko pakaian (lini tunggal), toko alat2 olahraga, toko
mebel,dll
Toserba: beberapa lini produk
Pasar Swalayan: Operasi yg relatif besar, berbiaya rendah,
bermarjin rendah, bervolume tinggi. Swalayan yg dirancang utk
melayani semua kebutuhan konsumen sperti: makanan, pencucian,
produk perawatan rumah tangga, dll.
Toko Kenyamanan (Convenience) : relatif kecil di daerah
permukiman, memiliki jam buka yg panjang selama 7 hari dalam
seminggu, serta menjual lini produk bahan pangan yg terbatas dan
memiliki tk. perputaran yg tinggi. Contoh: 7‐eleven, Circle K, dll.
Toko Diskon: menjual barang2 standar dgn harga lebih murah krn
mengambil marjin yg lebih rendah dan menjual volume yg lebih
tinggi.
Pengecer Potongan Harga: membeli dgn harga yg lebih rendah drpd
harga pedagang besar, dan menetapkan harga utk konsumen lebih
rendah drpd harga eceran; barang sisa, berlebih, dan tdk reguler.
Toko pabrik: dimiliki dan dioperasikan oleh produsen, menjual
barang sisa, berlebih, tdk diproduksi lagi.
Pengecer Potongan Harga Independen (independent off‐price
retailers): dimiliki dan dijalankan oleh pengusaha atau devisi dari
persh pengecer besar.
Klub Gudang (atau klub Grosir) (warehouse clubs (atau wholesale
clubs): menjual pilihan yg terbatas ttg produk makanan bermerek,
perlengkapan rumah tangga, pakaian, dan beragam barang lain dgn
diskon besar bagi anggota yg membayar iuran tahunan.
2. Swapilih (self‐selection): pelanggan mencari barang sendiri, walau
mrk dpt meminta bantuan
3. Pelayanan terbatas (limited‐service): pengecer lebih banyak barang
shopping, dan pelanggan lebih banyak memerlukan informasi serta
bantuan.
Superstore
Ruang Pameran
4. Pelayanan penuh (full‐service): pramuniaga siap utk membantu dlm
tiap tahap dari proses menemukan‐membandingkan‐memilih.
MODUL 12
RETAIL DAN PERDAGANGAN BESAR (WHOLESALER)
Perdagangan Besar
Perdagangan besar: semua kegiatan yg terlibat dlm penjualan barang/
jasa kpd orang2 yg membelinya utk dijual kembali/ utk bisnis. Ini tdk
mencakup para pengusaha pabrikan dan petani krn mrk terutama
berhubungan dgn produksi, dan juga tdk mencakup pengecer.
Jenis Pedagang Besar
1. Pedagang Besar Niaga:
Pemborong (jobber’s)
Distributor (mill supplay house)
2. Pedagang Besar Pelayanan Penuh
Pedagang grosir:
‐ Grosir barang dagangan umum
‐ Grosir lini‐umum
‐ Grosir barang khusus
Distributor industri:
‐ Menyimpan persediaan
‐ Memberikan kredit
‐ Melakukan pengiriman
3. Pedagang Besar Pelayanan Terbatas
Pedagang besar tunai
Pedagang besar truk
Pengirim antar
Pemborong rak
Koperasi produsen
Pedagang besar pesanan melalui pos
4. Pialang dan agen
Pialang
Agen:
• Agen perusahaan manufaktur (Manufacturer’s agent’s)
• Agen penjualan (sales agent’s)
• Agen pembelian (purchasing agent’s)
• Pedagang komisi (Commission merchants)
5. Cabang serta kantor perusahaan manufaktur dan pengecer
Kantor penjualan (Sales Offices)
Kantor pembelian (purchasing offices)
Pedagang besar lain
MODUL 13
PENGEMBANGAN PRODUK BARU DAN PLC
Setelah perusahaan secara seksama melakukan segmentasi pasar, memilih
kelompok pasar sasarannya, mengidentifikasi kebutuhan mereka, dan
menentukan posisi pasar yang diinginkan, perusahaan itu siap
mengembangkan dan meluncurkan produk baru yang tepat.
Perusahaan harus pandai mengembangkan produk‐produk baru. Juga harus
pandai mengelolanya dalam menghadapi perubahan selera, teknologi, dan
persaingan. Setiap produk melalui suatu daur hidap, yaitu: produk lahir,
melewati beberapa tahapan dan akhirnya mati begitu produk yang lebih
baru diluncurkan yang dapat lebih baik memenuhi kebutuhan pelanggan.
Dengan adanya daur hidup produk ini memberikan tantangan besar.
Pertama, adalah karena semua produk pada akhirnya mengalami
penurunan, perusahaan harus mencari produk untuk menggantikan yang
sudah tua (masalah pebngembangan produk baru). Kedua, perusahaan
harus tahu bagaimananya mengalami penurunan dan menyesuaikan
strategi pemasarannya tatkala produk melalui tahap‐tahap daur hidup
(masalah strategi daur hidup produk).
Strategi Pengembangan Produk Baru
Dengan adanya perubahan yang cepat dalam selera, teknologi, dan persaingan,
maka perusahaan tidak dapatnhanya mengandalkan produk yang ada
sekarang. Pelanggan meninginginkan dan mengharapkan produk baru dan
produk yang disempurnakan.
Perusahaan dapat menambah produk baru melalui akuisisi (dengan
membeli sebuah perusahaan secara keseluruhan, paten, atau lisensi untuk
memproduksi produk perusahaan lain) dan atau pengembangan produk
baru.
Akuisisi dapat dilakukan dengan tiga cara:
1. Membeli perusahaan lain.
2. Mendapat hak paten dari perusahaan lain.
3. Membeli lisensi serta waralaba (franchise) dari perusahaan lain.
Pengembangan Produk Baru, biasanya dilakukan oleh bagian riset dan
pengembangan perusahaan itu sendiri. Yang dimaksud dengan produk baru
adalah produk asli, produk yang disempurnakan, produk yang dimodifikasi dan
merek baru yang telah dikembangkan perusahaan melalui riset dan
pengembangannya sendiri. Tinginya biaya pengembangan dan pengenalan
produk yang utama,menyebabkan banyak perusahaan memutuskan lebih baik
mengambil alih (membeli) merek yang sudah ada daripada membuat produk
baru. Ada juga perusahaan yang meniru merek pesaing atau menghidupkan
merek yang lama dalam rangka menghemat biaya.
Kantor konsultan Booz, Allen & Hamilton mengidentifikasi enam kategori
produk baru :
1. Produk baru bagi dunia, adalah produk baru yang sama sekali baru.
2. Lini produk baru, adalah produk baru perusahaan memasuki pasar yang
sudah mapan.
3. Tambahan pada lini produk yang telah ada.
4. Perbaikan dan revisi produk yang telah ada.
5. Penentuan kembali posisi (repositioning), dimana produk yang telah
ada diarahkan ke pasar atau segmen pasar baru.
6. Pengurangan biaya, yaitu produk baru dengan kinerja serupa dengan
harga yang lebih murah.
Kegagalan Produk Baru. Suatu penelitian menemukan bahwa tingkat
kegagalan produk baru mencapai 40% untuk produk konsumsi, sebesar 20%
untuk produk industrial, dan 18% untuk jasa. Penelitian lainnya yang dilakukan
terhadap 700 orang konsumen dan perusahaan‐perusahaan industri
menemukan tingkat keberhasilan produk baru hanya mmencapai 65%.
Faktor‐faktor yang mungkin penyebab gagalnya produk baru, yaitu :
1. Eksekutif level tinggi mungkin memaksakan gagasan favorit walaupun
hasil riset pasar negatif.
2. Ide bagus, tetapi perkiraan ukuran pasarnya terlalu berlebihan.
3. Produk tidak dirancang dengan baik.
4. Produk diposisikan secara keliru di pasar, tidak diiklankan secara efektif,
atau terlalu mahal.
5. Biaya pengembangan lebih tinggi daripada yang diperkirakan.
6. Pesaing membahas lebih gencar daripada yang diperkirakan.
Faktor‐faktor lain yang menghambat pengembangan produk baru :
1. Kekurangan gagasan mengenai produk baru yang penting di bidang
tertentu.
2. Pasar yang terbagi‐bagi.
3. Kendala sosial dan pemerintah.
4. Mahalnya proses pengembangan produk baru.
5. Kekurangan modal.
6. Waktu pengembangan yang lebih singkat.
7. Siklus hidup produk yang lebih singkat.
Hasil penelitian Madique dan Zirgen, menemukan faktor yang
mempengaruhi keberhasilan produk baru di industri elektronik, yaitu :
1. Semakin dalam perusahaan memahami kebutuhan konsumen.
2. Semakin tinggi rasio kinerja terhadap biaya.
3. Semakin awal produk ini diperkenalkan sebelum pesaingnya.
4. Semakin besar marjin kontribusi yang diharapkan.
5. Semakin banyak pengeluaran untuk mengumumkan dan meluncurkan
produk itu.
6. Semakin besar kerjasama tim lintas fungsional.
Pengembangan produk baru paling efektif jika terdapat kerjasama antara
departemen litbang, rekayasa, manufaktur, pembelian, pemasaran dan
keuangan.
Mengorganisasikan pengembangan produk baru dengan beberapa cara.
Seperti :
1. Manajer produk (kelemahannya: kurang memikirkan produk baru,
sangat sibuk, tidak memiliki keahlian).
2. Manajer produk baru (cenderung berpikir seputar modifikasi produk dan
perluasan lini yang terbatas ke pasar produk mereka).
3. Komite produk baru.
4. Departemen produk baru, dengan tanggung jawab utama menciptakan,
menyaring gagasan baru, bekerjasama dengan departemen litbang,
serta melaksanakan pengujian lapangan dan komersialisasi.
5. Kelompok kerja produk baru. Kelompok kerja ini berasal dari berbagai
departemen operasi dan ditugaskan untuk mengembangkan suatu
produk atau bisnis tertentu.
Proses keputusan pengembangan produk baru :
1. Pemunculan ide.
2. Penyaringan ide.
3. Pengembangan dan pengujian konsep.
4. Pengembangan strategi pemasaran.
5. Analisis bisnis (memperkirakan penjualan total dan memperkirakan
biaya dan laba)
6. Pengembangan produk.
7. Pengujian pasar.
8. Komersialisasi.
Pembangkitan Gagasan
Pengembangan produk baru dimulai dengan pembangkitan gagasan.
Pencarian gagasan produk baru tidak boleh dilakukan secara serampangan,
tetapi harus dilakukan secara sitemattik. Manajemen puncak harus dengan
hati‐hati menetapkan strategi pengembangan produk barunya. Harus
dinyatakan pasar dan produk apa yang akan ditekankan. Juga harus ditegaskan
apa yang ingin dicapai oleh perusahaan dari produk baru, apakah arus kas yang
tinggi, dominasi market share atau sasaran lainnya.
Sumber‐sumber utama gagasan produk baru adalah:
1. Sumber intern. Perusahaan dapat memperoleh gagasan‐gagasan baru
melalui riset dan pengembangan yang formal. Memanfaatkan serta
memperoleh gagasan‐gagasan produk baru dari ilmiawqan,
rekayasawan, dan pegawai‐pegawai bagian manufacturing serta
kariawan lainnya. Para wiraniaga perusahaan juga merupakan sumber
yang baik kerena setiap hari mereka mengadakan kontak dengan para
pelanggan.
2. Pelanggan. Hampir 28% gagasan produk baaru berasal dari analisis atas
pelanggan. Kebutuhan dan keinginan konsumen dapat dipantau melalui
survey konsumen dan kelompok focus.
3. Pesing. Kurang lebih 27% dari gagasan produk baru berasal dari analisis
dari produk‐produk pesaing. Perusahaan dapat mengamati iklan serta
bentuk‐bentuk komunikasi lainnya yang dilakukanoleh para pesaing
untuk memperoleh petunjuk atau gambaran tentang produk‐produk
baru mereka.Perusahaan membeli produk‐produk baru pesaing,
membongkarnya untuk mengetahui cara bekerjanya produk‐produk
tersebut, menganalisis penjualannya, dan memutuskan apakah
perusahaan dapat mengembangkan sendiri produk baru.
4. Penyalur dan pemasok. Penjual ulang (reseller) berada dekat dengan
pasar dan dapat meneruskan informasi mengenai masalah‐masalah
konsumen dan kemungkinan‐kemungkinan produk baru , bahan baru
yang dapat digunakan untuk mengembangkan produk baru.
5. Sumber‐sumber lain. Sumber‐sumber gagasan yang lainnya adalah
majalah, pameran, dan seminar dagang, lembaga‐lembaga pemerintah,
konsultan produk baru, agen periklanan, perusahaan riset pemasaran,
laboratorium perguruan tinggi, dan para penemu.
Penyaringan Gagasan
Pembangkitan gagasan bertujuan untuk menciptakan sejumlah besar gagasan.
Tahap‐tahap selanjutnya bertujuan untuk mengurangi atau memperkecil
jumlah gagasan. Langkah pertama untuk mengurangi gagasan adalah
penyaringan gagasan. Tujuan penyaringan adalah untuk menemukan gagasan‐
gagasan yang baik dan membuang gagasan yang jelek secepat mungkin.
Perusahaan hanya akan melanjutkan gagasan‐gagasan produk yang mampu
menjadi produk yang menguntungkan. Perusahaan harus memotivasi
pegawainya supaya memberikan gagasangagasan merewka ke seorang
manajer gagasan yang nama daan nomor teleponnya disebarluaskan. Gagasan
itu harus ditulis dan ditelaah tiap minggu oleh komite gagasan, yang harus
menyortit gagasangagasan itu menjadi tiga kelompok: gagasan yang
menjanjikan, gagasan yang pas‐pasan, dan gagasasn yang ditolak. Tiap gagasan
yang menjanjikan harus diteliti oleh anggota komite, yang kemudian
Pembangkitan gagasan
Penyaringa Pengenbangan dan pengujian
Strategi pemasara
Analisis bisnis
Pengembangan produk
Pengujian pasar
Komersialisasi
Gambar 11.1 Langkah-langkah pokok dalam pengembangan produk baru
melaporkan kembali ke komite. Gagassan yang menjanjikan yang lolos
kemudian melalui proses penyaringan skala penuh. Perusahaan harus
memberikan hadiah kepada karyawan yang menyerahkan gagasan terbaik.
Dalam penyaringan gagasan‐gagasan, perusahaan harus menghindarkan dua
jenis kesalahan, yaitu: (1) Kesalahan buang ( Drop error), dan (2) Kesalahan
jalan (Go error). Kesalahan buang (drop error) terjadi ketika perusahaan
membuang gagasan yang sebenarnya baik. Kesalahan jalan (go error) terjadi
ketika perusahaan mengizinkan suatu gagasan yang buruk dilanjutkan ke tahap
pengembangan dan komersialisasi. Kegagalan produk dapat dapat
dikelompokkan atas: (1) Kegagalan produk mutlak menimbulkan kerugian,
penjualannya tidak menutupi biaya variable, (2) Kegagalan produksi sebagian,
menimbulkan kerugian tetapi penjualannya menutupi seluruh biaya variable
dan sebagian biaya tetapnya, dan (3) Kegagalan produk relative, menghasilkan
laba yang kurang dari pengembalian investasi (ROI) yang diharapkan.
Komite eksekutif menelaah setiap gagasan produk baru berdasarkan
seperangkat criteria tertentu. Apakah produk tu memenuhi suatu kebutuhan?
Apakah produk itu menawarkan kinerja yang unggul? Dapatkan produk itu
diiklankan dengan cara yang berbeda? Apakah perusahaan memiliki kecakapan
dan modal yang diperlukan? Gagasan yang lolos kemudian diberi peringkat
dengan menggunakan metode indeks tertimbang seperti tampak pada Tabel
11.1.Kolom pertama mendaftarkan factor‐faktor yang diperlukan agar
peluncuran produk bias berhasil dan kolom kedua memberikan bobot. Langkah
ketiga memberikan nilai kepada gagasan produk dengan skala dari 0.0 sampai
1.0 (nilai tertinggi). Langkah terakhir adalah mengalikan mengalikan bobot tiap
factor dengan nilai produk untuk mendapatkan keseluruhan dari kemampuan
perusahaan untuk meluncurkan produk itu dengan berhasil. Dalam contoh itu,
gagasan produk bernilai 0.69 yang menempatkanya sebagai gagasan yang baik.
Tujuan alat peringkat dasar itu mendorong evaluasi dan pembahasan gagasan
produk secara sistematis. Alat ini tidak dimaksudkan untuk memberikan
keputusan bagi manajemen.
Tabel 11.1 Alat Penentu Peringkat Gagasan Produk
Persyaratan Keberhasilan Produk Bobot Relatif Nilai Produk
Peringkat Produk
(a) (b) (c = a x b )
Produk yang unik atau unggul 0.40 0.8 0.32
Ratio kinerja terhadap biaya yang tinggi 0.30 0.6 0.18
Dukungan dana pemasaran yang tinggi 0.20 0.7 0.14
Tidk ada persaingan ketat 0.10 0.5 0.05
____ ____
Total 1.00 0.69
Skala peringkat: 0.00 – 0.30 buruk; 0.31 – 0.60 cukup; o.61 – 0.80 baik.
Tingkat penerimaan minimum: 0.61
Ketika gagasan produk baru sedang dalam tahap pengembangan,
perusahaan harus selalu merevisi perkiraannya atas probabilitas
keberhasilan keseluruhan produk itu, dengan menggunakan rumus berikut
ini:
Probabilitas Probabilitas Probabilitas Probabilitas
Keberhasilan = penyelesaian x komersialisasi x keberhasilan
Keseluruhan teknis berdasarkan ekonomis
penyelesaian teknis berdasarkan yang ada komersialisasi tertentu.
Jika tiga probabilitas itu masing‐masing diperkirakan 0.50, 0.65, dan 0.74,
perusahaan akan menyimpulkan bahwa probabilitas keberhasilan
keseluruhan adalah 0.24. Perusahaan kemudian harus menilai apakah
probabilitas ini cukup tinggi untuk melanjutkan pengembangan produk baru
itu.
Pengembangan dan Pengujian Konsep
Gagasan yang menarik harus disempurnakan menjadi konsep produk yang
dapat diuji. Gagasan produk adalah produk yang mungkin dapat ditawarkan
oleh perusahaan ke pasar. Konsep produk adalah versi terinci darisuatu
gagasan yang dinyatakan dalam istilah‐istilah yang berarti bagi
konsumen.Sedasngkan yang dimaksud dengan citra produk adalah
gambaran khas yang diperoleh konsumen dari suatu produk actual atau
produk potensial.
Pengembangan Konsep
Pengembangan konsep dengan situasi berukut: Suatu perusahaan
pengelola makan besar memperoleh gagasn umntuk memproduksi bubuk
yang ditambahkan ke dalam susu untuk meningkatkan nilai gizi dan rasanya.
Itu adalah gagasan produk. Tetapi konsumen tidak membeli gagasan
produk, konsumen membeli konsep produk.
Tiap gagasan produk dapat diubah menjadi beberapa konsep produk.
Pertanyaan pertama adalah: Siapa yang akan mengunakan produk itu?
Kedua, manfaat apa yang diberikan produk itu? Rasa, gizi, kesegaran,
energi? Ketiga, kapan orang akan mengkonsumsi minuman itu? Sarapan
pagi, menjelang siang, makan siang, sore, makan malam, larut malam?
Dengan menjawab pertanyaan‐pertanyaan itu perusahaan dapat menyusun
beberapa konsep:
1. Konsep1: Minuman instant untuk sarapan pagi orang dewasa yang
Menginginginkan sarapan bergizi secara cepat tanpa perlu
menyiapkan sarapan (nasi putih).
2. Konsep 2: Minuman ringan yang lezat untuk anak‐anak sebagai
penyegar di tengah hari.
3. Konsep 3: Pelengkap kesehatan untuk orang lanjut usia saat larut
malam sebelum mereka tidur.
Pengujian Konsep
Pengujian konsep merupakan cara untuk mempertunjukkan konsep produk
ke kelompok konsumen sasaran yang tepat, kemudian mengumpulkan
reaksi mereka. Konsep‐konsep itu dapat disajikan secara simbolis atau
secara fisik. Namun, jika konsep yang diuji semakin menyerupai produk
akhir, pengujian konsep itu semakin dapat diandalkan. Dimasa lampau,
penciptaan prototype fisik sangat mahal dan memakan waktu, tetapi
program disain dan manufaktur dengan bantuan computer telah mengubah
hal itu. Sekarang perusahaan dapat merancang berbagai produk fisik
alternative di computer, dan kemudian memproduksi cetak plastic untuk
masing‐masing. Ini memudahkan konsumen potensial melihat cetak plastic
itu dan memberi reaksi mereka.
Beberapa perusahaan juga menggunakan realitas semu (virtual reality)
untuk menguji konsep produk. Program realitys semu menggunakan
computer dan alat‐alat sensor (seperti sarung tangan dan kaca mata) untuk
mensimulasi kenyataan.Misalnya, seorang perancaang set dapur dapat
menggunakan program realitas semu untuk membantu pelanggan melihat
bagaimana dapurnya nanti setelah direnovasi menggunakan produk
perusahaan itu. Sekalipun realitas semu masih pada tahap awal,
penerapannya meningkat setiap hari.
Banyak perusahaan sekarang menggunakan suatu pendekatan yang disebut
rekayasa berdasarkan pelanggan (customer driven engineering) untuk
merancang produk‐produk baru. Rekayasa berdasarkan pelanggan adalah
usaha rekayasa yang sangat mementingkan agar preferensi pelanggan
dimasukkan dalam rancangan akhir. Dengan menggunakan kelompok‐
kelompok focus, peneliti mobil menemukan para pengemudi mobil
menginginkan: kursi yang nyaman, tempat uang untuk tariff tol, akselarasi
yang cepat, spion yang baik untuk pindah jalur. Keinginan‐keinginan ini
disebut atribut pelanggan AP). Departemen pemasaran menyerahkan AP ke
para insinyur, yang mengubahnya menjadi atribut rekayasa (AR), seperti
daya kuda, berat, ratio transmisi, dan hambatan angin. Rekayasa
berdasarkan pelanggan merupakan pengubahan AP menjadi AR dan
menentukan timbal balik terbaik antar atribut‐atribut itu dan biayanya.
Suatu bagian penting dari pengujian konsep yang harus dilakukan adalah
menyajikan pada pelanggan versi terinci dari konsep itu. Inilah perincian dari
Konsep 1 contoh susu di atas:
Produk kita adalah suatu ramuan bubuk yang ditambahkan pada susu untuk
membuat suatu sarapan instant yang memberikan seluruh gizi sarapan yang
diperlukan, serta rasayang enak dan kemudahan. Produk itu akan
ditawarkan dalam tiga rasa (coklat, vanili, dan stroberi) dan akan ditawarkan
dalam paket‐paket individual, enam dalam tiap kotak, dengan harga $2.49
tiap kotak.
Pemasar mengikhtiarkan jawaban pelanggan untuk menilai apakah konsep
itu memiliki daya tarik yang luas dan kuat pada konsumen. Informasi ini juga
memberitahukan kepada perusahaan produk‐produk apa yang bersaing
dengan produk baru ini dan konsumen yang mana yang merupakan sasaran
yang terbaik. Tingkat kesenjangan kebutuhan dan tingkat minat membeli
dapat dibandingkan dengan norma‐norma kategori produk untuk
menentukan apakah konsep itu kelihatan akan berhasil, biasa saja atau
gagal. Suatu produsen makanan menolak tiap konsep yang mendapat nilai
“pasti membeli kurang dari 40 persen”.
Analisa gabungan. Pilihan konsumen atas berbagai konsep produk
alternative dapat diukur melalui suatu teknik riset yang disebut analisis
gabungan (conjoint analysis), yaitu suatu metode untuk mendapatkan nilai
utilitas yang diberikan konsumen untuk berbagai tingkat atribut. Kepada
responden diperlihatkan berbagai penawaran hipotesis yang dibentuk
dengan mengkombinasikan berbagai tingkat atribut. Mereka kemudian
diminta untuk memeri peringkat pada berbagai penawaran itu. Manajemen
dapat menggunakan hasilnya untuk menentukan penawaran yang paling
menarik dan perkiraan pangsa pasar dan laba yang mungkin dicapai
perusahaan. Analisis gabungan telah menjadi salah satu alat pengembangan
dan pengujian konsep paling popular, dengan ribuan penerapan komersial.
Pengembangan Strategi Pemasaran
Setelah pengujian, manajer produk baru harus mengembangkan suatu
rencana awal strategi pemasaran untuk memperkenalkan produk baru itu ke
pasar. Strategi pemasaran akan mengalami penyempurnaan lebih lanjut
ditahap‐tahap berikutnya.
Rencana strategi pemasaran terdiri dari tiga bagian.
Bagian pertama menjelaskan ukuran, struktur, dan perilaku pasar sasaran,
rencana penentuan posisi produk, serta penjualan, pangsa pasar, dan laba
yang diinginkan dalam beberapa tahun pertama.
Bagian kedua dari strategi pemasaran mengikhtiarkan rencana harga produk
itu, strategi distribusi, dan anggaran pemasaran untuk tahun pertama.
Bagian ketiga dari rencana strategi pemasaran menjelaskan penjualan
jangka panjang dan sasaran laba serta strategi bauran pemasaran.
Proses Penerimaan Konsumen harus dipahami manajer untuk dapat
membangun suatu strategi yang efektif untuk penetrasi pasar awal, yang
kemudian diikuti dengan proses kesetiaan konsumen. Penerimaan produk
baru melalui lima tahapan, sebagai berikut :
1. Kesadaran (awareness).
2. Minat (interest).
3. Evaluasi (evaluation).
4. Percobaan (trial).
5. Penerimaan (adoption).
Faktor‐faktor yang mempengaruhi proses penerimaan :
1. Kesiapan orang‐orang untuk mencoba produk baru sangat berbeda.
Ada empat klasifikasi, yaitu : (1) Penerima awal, merupakan pemimpin
opini dalam masyarakat, (2) Mayoritas awal (early majority), bersikap
cermat, (3) Mayoritas akhir, (late majority), bersikap ragu, dan (4)
Penunda, adalah yang terikat dengan tradisi, curiga terhadap perubahan.
2. Pengaruh pribadi lebih berperan dalam penerimaan produk baru.
Pengaruh pribadi lebih penting dalam evaluasi dari proses penerimaan
daripada tahap lainnya.
3. Karakteristik inovasi mempengaruhi tingkat penerimaannya.
Ada lima karakteristik yang sangat penting dalam mempengaruhi tingkat
penerimaan suatu inovasi, yaitu : (a) keunggulan relatif inovasi, (b)
kesesuaian (compatibility) inovasi, (c) kerumitan (complexity) inovasi, (d)
kemampuan untuk dibagi‐bagi (divisibility), dan (e) kemampuan
berkomunikasi (communicapability).
4. Seperti orang, organisasi juga berbeda dalam kesiapannya untuk
menerima inovasi.
Bahan Diskusi
1. Berikan contoh produk‐produk yang berada dalam tahap kemunduran.
2. Apakah kemunduran setiap produk permanent?
3. Rekomendasikan apa yang anda berikan untuk menggiatkan kembali
permintaan pasar?
4. Jelaskan langkah dalam proses pengembangan produk baru, serta
gambarkan kelompok organisasi atau struktur organisasi yang digunakan
untuk menfasilitasi pengembangan produk baru.
5. Diskusikan pokok persoalan global dalam pengembangan produk baru,
dan jelaskan mengapa beberapa produk berhasil dan lainnya gagal.
KONSEP SIKLUS HIDUP PRODUK
Mengatakan bahwa sebuah produk memiliki siklus hidup, berarti menegaskan
empat hal, yaitu:
1. Produk memiliki umur yang terbatas.
2. Penjualan produk melalui berbagai tahap yang berbeda, masing‐masing
memberikan tantangan, peluang dan masalah yang berbeda bagi
penjual.
3. Laba naik dan turun pada berbagai tahap yang berbeda selama siklus
hidup produk.
4. Produk memerlukan strategi pemasaran, keuangan, manufaktur,
pembelian, dan sumberdaya manusia yang berbeda dalam tiap tahap
siklus hidupnya.
Kurva siklus hidup produk umumnya terbagi menjadi empat tahap :
1. Perkenalan (Introduction). Periode pertumbuhan penjualan yang lambat
saat produkitu diperkenalkan ke pasar. Pada tahap itu tidak ada laba
karena besarnya biaya‐biaya untuk memperkenalkan produk.
2. Pertumbuhan (Growth). Periode penerimaan pasar cepat dan
peningkatan laba yang besar.
3. Kedewasaan/Kemapanan (Maturity). Periode penurunan pertumbuhan
penjualan karena produk itu telah diterima oleh sebagian besar pembeli
potensial. Laba stabil atau menurun karena persaingan yang meningkat.
4. Penurunan (Decline). Periode saat penjualan menunjukkan arah yang
menurun dan laba yang menipis.
STRATEGI PEMASARAN : TAHAP PERKENALAN
Pada tahap perkenalan, pertumbuhan penjualan cenderung lambat, laba akan
negatif atau rendah, biaya distribusi dan promosi yang besar, harga cenderung
tinggi.
Jika hanya mempertimbangkan harga dan promosi, manajemen dapat
mengikuti salah satu dari empat strategi berikut :
1. Strategi peluncuran cepat (rapid‐skimming) : peluncuran produk baru
dengan harga tinggi dan level promosi yang tinggi.
2. Strategi peluncuran lambat (slow‐skimming) : peluncuran produk baru
dengan harga tinggi dan sedikit promosi.
3. Strategi penetrasi cepat (rapid‐penetration) : peluncuran produk baru
dengan harga rendah dan biaya promosi yang besar.
4. Strategi penetrasi lambat (slow‐penetration) : peluncuran produk baru
dengan harga rendah dan tingkat promosi yang rendah.
Sering sulit untk menentukandi mana tiap tahap berawal dan berakhir.
Biasanya tahap‐tahap itu ditandai saat kecepatan pertumbuhan atau
penurunan penjualan menjadi nyata. Namun, pemasar harus memeriksa
urutan normal tahap‐tahap tersebut dalam industri serta lama rata‐rata tiap
tahap.
Siklus Hidup Kategori‐Produk, Bentuk‐Produk, dan Merek
Konsep hidup produk dapat digunakan untuk menganalisis suatu katagori
produk, bentuk produk suatu produk, atau merek.
1. Katagori Produk (Product Catagory), memiliki siklus hidup yang paling
panjang. Banyak kategori produk berada pada taha mapan untuk jangka
waktu yang tak terbatas, karena mereka bertumbuh hanya pada tingkat
pertumbuhan populasi. Beberapa kategori produk utama, seperti rokok,
surat kabar, tampaknya telah memasuki tahap penurunan siklus hidup
produk. Sementara mesin fax, telepon genggam, air botol beradapada
tahap pertumbuhan.
2. Bentuk produk (Product Form), lebih mengikuti standar siklus hidup
produk daripada kategori produk. Mesin tik manual melewati tahapan
perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan, penggantinya
mesin tik listrik, dan mesin tik elektronik juga melewati tahap‐tahap
yang sama.
3. Produk (Product), mungkin mengikuti standar siklus hidup produk atau
salah satu bentuk yang lain.
4. Produk bermerek (Branded Product), dapat memiliki siklus hidup
produk yang pendek atau panjang, walaupun banyak merek baru mati
muda, beberapa merek lain memiliki siklus hidup produk yang sangat
panjang dan digunakan untuk menamakan dan meluncurkan produk‐
produk baru.
Bentuk‐bentuk Lain Siklus Hidup Produk
Tidak semua produk menggambarkan sikls hidup produk berbentuk bel. Para
peneliti telah mengidentifikasi 6 sampai 17 pola siklus hidup produk yang
berbeda. Beberapa pola siklus hidup produk lainnya serti:
1. Pola pertumbuhan‐kemerosotan‐ kemapanan (growth‐slump‐maturity
pattern). Sebagai contoh penjualan pisau listrik berkembang cepat saat
pertama kali diperkenalkan dan kemudian menurun ke tingkat tetap.
Tingkat ini dipertahankan oleh penerima akhir yang membeli produk itu
untuk pertama kali dan penerima awal yang mengganti produk tersebut.
2. Pola siklus berulang (cycle‐recycle pattern), sering mengambarkan
penjualan obat baru. Perusahaan farmasi mempromoskan obat barunya
secara agrsif, dan ini menghasilkan siklus pertama. Akemudian penjualan
mulai menurun, dan perusahaan memberi dorongan promosi lainuntuk
obat itu, yang menghasilkan siklus kedua (biasanya berukuran lebih kecil
dan lebih singkat).
3. Pola berlekuk (scalloped product life cycle), disini penjualan melewati
serangkaian siklus hidup berdasarkan penemuan karakteristik,
kegunaan atau pemakaian produk baru. Penjualan nilon menunjukakan
pola berlekuk karena banyaknya kegunaan baru seperti untuk parasut,
kaus kaki, kemeja, karpet, yang ditmukan kemudiaan.
Siklus Hidup Gaya (Style), Mode Fashion) dan Keisengan (Fad). Ada tiga
katagori khusus untuk siklus hidup produk yang perlu dibedakan yaitu yang
berhubungan dengan gaya (style), mode (fshions), dan keisengan (fads).
Gaya adalah cara ekspresi yang bersifat dasar dan unik, yang muncul dalam
bidang usaha manusia. Setelah suatu gaya ditemukan, ia dapat bertahan
beberapa generasi, muncul dan menghilang sesuai kecenderungan.
Mode adalah gaya yang diterima saat ini atau populer dalam bidang tertentu.
Ada empat tahap mode, yaitu:
1. Pada tahap keunikan (distintiveness stage), beberapa konsumen
tertarik pada sesuatu yang baru yang membuat mereka berbeda dari
konsumen lainnya.
2. Pada tahap peniruan (emulation stage), konsumen lain menaruh
perhatian dengan keinginan untuk meniru pemimpin mode.
3. Di tahap mode massal (mass fashion stage), mode ini telah menjadi
sangat populer, dan produsen menyesuaikannya dengan produksi masal.
4. Tahap penurunan (decline stage), konsumen mulai beralih ke mode lain
yang mulai menarik perhatian mereka.
Jadi mode cenderung tumbuh perlahan, tetap populer untuk sementara waktu,
turun perlahan. Lama siklus mode susah diperkirakan. Reynolds
mengemukakan bahwa lamanya siklus mode tertentu bergantung pada
seberapa jauh mode itu memenuhi kebutuhan yang sebenarnya, konsistensi
dengan kecenderungan lain dalam masyarakat, memenuhi norma dan nilai‐
nilai sosial, dan tidak melebihi batas teknologi saat ia berkembang.
Keisengan, adalah mode yang segera diperhatikan masyarakat, diterima
dengan penuh semangat, mencapai puncak dalam waktu singkat, dan menurun
sangat cepat. Siklus penerimaannya pendek, dan cenderung hanya menarik
pengikut terbatas. Keisengan biasanya memiliki aspek baru atau sementara,
seperti menindik tubuh atau mentato tubuh. Keisengan tidak bertahan karena
biasanya tidak memuaskan kebutuhan yang kuat atau tidak memuaskannya
dengan baik.
Siklus Hidup Produk Internasional
Selain siklus hidup produk domestik, banyak produk memiliki siklus hidup
produk internasional.Jika penjualan menurun di suatu negara belum tentu
turun di negara lain, demikian juga sebaliknya. Penerimaan produk terjadi di
seluruh dunia pada tingkat yang berbeda. Sering terjadi dimana suatu negara
lambat menerima akhirnya memproduksi produk itu secara ekonomis daan
menjadi pemimpin dalam penyebaran produk itu ke negara‐negara lain. Ada
empat tahap dalam siklus hidup produk internasional, yaitu:
1. Produsen Amerika mengekspor produk: Inovasi diluncurkan di Amerika
dan berhasil karena pasar yang besar dan infrastruktur yang sangat
maju. Akhirnya, produsen Amerika mulai mengekspor produk itu ke
negara lain.
2. Produksi luar nenegeri dimulai: Saat produsen luar negeri mulai
mengenal produk tersebut, beberapa dari mereka mulai
memproduksinya untuk pasar dalam negeri mereka. Mereka
melakukannya dengan suatu persetujuan lisensi atau kerjasama atau
hanya dengan meniru produk itu. Pemerintah mereka ering mendukung
usaha tersebut dengan mengenakan tarif atau kuota atas impor produk
itu.
3. Produk luar negeri menjadi kompetitif di pasar ekspor: Produsen luar
negeri telah memperoleh pengalaman produksi dan dengan biaya yang
lebih rendah, mereka mulai mengekspor produk itu ke negara lain.
4. Persaingan impor dimulai: Produsen luar negeri dengan pertumbuhan
volume dan biaya yang lebih rendah memungkinkan mereka
mengekspor produk tersebut ke Amerika dalam persaingan langsung
dengan produsen Amerika.
Implikasi dari siklus hidup produk internasional adalah penjualan produsen
Aamerika di pasar dalam negeri akhirnya akan menurun saat pasar luar negeri
mulai memproduksi produk itu dan mengekspornya ke Amerika. Pemasar
global mampu memperpanjang siklus hidup produk dengan memindahkan
produk itu ke negara yang siap menggunakannya.
STRATEGI PEMASARAN SEPANJANG SIKLUS HIDUP PRODUK
Tahap Perkenalan
Tahap perkenalan dimulai saat produk baru diluncurkan. Diperlukan waktu
untuk meluncurkan produkke beberapa pasar dan memenuhi saluran penyalur,
pertumbuhan penjualan mungkin lambat. Produk yang terkenal tertunda
bertahun‐tahun sebelum memasuki tahap pertumbuhan cepat.Beberapa
sebab lambatnya pertumbuhan banyak produk baru, antara lain disebabkan:
keterlambatan pengembangan kavasirtas produksi, masalah teknis,
keterlambatan dalam memperoleh distribusi yang memadai ke toko‐toko
eceran, keengganan pelanggan mengubah perilaku yang telah mapan,
ditambah lagi sedikitnya jumlah pembeli yang mampu membeli produk baru.
Laba negatif atau rendah dalam tahap perkenalan karena penjualan yang
rendah dan biaya distribusi dan promasi yang berat. Banyak dana diperlukan
untuk menarik distributor.
Strategi pemasaran dalam tahap perkenalan. Dalam peluncuran suatu produk
baru, manajemen pemasaran dapat menetapkan tingkat yang tinggi atau
rendah untuk setia variabel pemasaran (harga, promosi, distribusi, dan kualitas
produk). Dengan hanya mempertimbangkan harga dan promosi, manajemen
dapat mengikuti salah satu dari empat strategi berikut:
1. Strategi peluncuran cepat (rapid‐skimming strategy), merupakan pelun‐
curan produk baru pada harga tinggi dengan tingkat promosi tinggi.
Strategi ini dapat diterima dengan asumsi: sebagian besar pasar
potensial tidak menya‐dari produk itu, mereka yang sadar ingin memiliki
memilik produk itu dan dapat membayar harga yang diminta, dan
perusahaan menghadapi persaingan potensial dan bermaksud
membangun preferensi.
2. Strategi peluncuran lambat (slow‐skimming strategy), merupakan
peluncu‐ran produk baru dengan harga tinggi dan sedikit promosi. Harga
tinggi membantu memperoleh laba bruto perunit sebanyak mungkin,
dan tingkat promosi yang rendah menekan biaya pemasaran. Stategi ini
masuk akal bila ukuran pasar terbatas, sebagian pasar sadar tentang
produk itu, pembeli bersedia membayar harga tinggi, dan persaingan
potensial belum mengancam.
3. Strategi penetrasi cepat (rapid‐penetration strategy) merupan
peluncuran produk pada harga rendah dengan biaya promosi yang
besar. Strategi ini menjanjikan penetrasi pasar yang ppaling cepat dan
pangsa pasar yang besar. Strategi ini bisa diterima bila pasar besar, pasar
tidak menyadari kehadiran produk, sebagian besar pembeli peka
terhadap harga, terdapat persaingan potensial yang kuat, dan biaya
produksi per unit perusahaan turun sejalan dengan skla produksi dan
bertambahnya pengalaman manufaktur.
4. Strategi penetrasi lambat (slow‐penetration strategy) merupakan
peluncuran produk baru dengan harga rendah dan tingkat promosi
rendah. Harga renddah mendorong penerimaan produk cepat, dan biaya
promosi rendah membuat laba tinggi. Perusahaan percaya bahwa
permintaan pasar sangat peka terhadap harga tetapi kurang peka
terhadap promosi. Strategi ini masuk akal bila pasar besar, pasar sangat
sadar akan produk, pasar peka terhadap harga, dan ada persaingan
potensial.
Pelopor Pasar. Perusahaan‐perusahaan yang berencana untuk
memperkenalkan suatu produk baru harus memutuskan kapan mereka akan
memasuki pasar. Menjadi yang pertama di pasar dapat sangat
menguntungkan, tetapi beresiko dan mahal. Masuk belakangan dapat
diterimabila perusahaan dapat membawa teknologi, kualitas, atau kekuatan
merek yang lebih unggul.
Apa sumber keuntungan pelopor? Beberapa keuntungan bersumber dari
konsumen. Riset telah menunjukkan bahwa konsumen sering lebih menyukai
merek pelopor daripada merek‐merek lain. Pemakai awal menyukai merek
pelopor karena mereka mencobanya dan mereka puas. Merek pelopor juga
membidik pasar menengah, ia memperoleh lebih banyak pemakai.
Tahap Pertumbuhan
Tahap pertumbuhan ditandai dengan peningkatan pesat penjualan. Harga
tetap bertahan atau menurun sedikit, penjualan meningkat lebih cepat
daripada pengeluaran promosi, laba meningkat.
Selama tahap pertumbuhan, perusahaan menggunakan beberapa strategi
untuk mempertahankan pertumbuhan pasara yang pesat selama mungkin :
1. Perusahaan meningkatkan kualitas produk serta menambah ciri produk
yang baru dan gaya yang lebih baik.
2. Perusahaan menambah model baru dan produk penyerta (yaitu, produk‐
produk dengan berbagai ukuran, rasa, dan sebagainya yang melindungi
produk utama).
3. Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
4. Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran
distribusi baru.
5. Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk
(product‐awareness advertising) ke iklan yang membuat orang lebih
memilih produk tertentu (product‐preference advertising).
6. Perusahaan menurunkan harga untuk menarik lapisan berikutnya yang
terdiri dari pembeli yang sensitif terhadap harga.
Tahap Kedewasaan
Tahap kedewasaan dapat dibagi tiga fase : (1) kedewasaan bertumbuh, (2)
stabil, dan (3) menurun. Dalam kedewasaan bertumbuh (growth maturity),
tingkat pertumbuhan penjualan mulai menurun. Pada fase kedewasaan stabil
(stable maturity), penjualan menjadi datar bila dilihat dari ukuran per kapita
karena kejenuhan pasar. Pada fase kedewasaan menurun (decaying maturity),
level penjualan absolut mulai menurun, dan pelanggan mulai beralih ke
produk lain serta subtitusinya.
Pada tahap kedewasaan terjadi perlambatan tingkat pertumbuhan penjualan
mengakibatkan kelebihan kapasitas di industri bersangkutan, terjadi
penurunan harga, meningkatkan iklan dan promosi, meningkatkan iklan dan
promosi, meningkatkan anggaran litbang untuk mengembangkan perbaikan
produk dan perluasan lini produk.
Pada tahap kedewasaan, beberapa perusahaan meninggalkan produk mereka
yang kurang kuat, mengkonsentrasikan sumber daya mereka pada produk yang
lebih menguntungkan dan pada produk baru.
Memodifikasi pasar bagi merek yang sudah mapan dengan memperluas jumlah
pemakai merek melalui tiga cara :
1. Menarik orang yang bukan pemakai.
2. Memasuki segmen pasar baru.
3. Memenangkan pelanggan pesaing.
Cara lain untuk meningkatkan volume penjualan dengan peningkatan
pemakaian melalui strategi :
1. Perusahaan dapat membuat pelanggan menggunakan produk itu lebih
sering.
2. Perusahaan dapat mencoba menarik pemakai untuk menggunakan lebih
banyak produk pada tiap peristiwa.
3. Perusahaan dapat mencoba menemukan penggunaan baru dari produk
dan meyakinkan orang‐orang untuk menggunakan produk itu dengan
cara yang lebih bervariasi.
Manajer juga berusaha mendorong penjualan dengan memodifikasi
karakteristik produk melalui peningkatan kualitas, perbaikan ciri khas, atau
peningkatan gaya.
Modifikasi Bauran Pemasaran oleh para manajer dapat mendorong volume
penjualan perusahaan, yaitu : (1) Harga, (2) Distribusi, (3) Promosi (iklan,
penjualan, personal, pelayanan).
Tahap Penurunan
Penurunan penjualan bisa berjalan lambat atau cepat. Penjualan dapat jatuh
sampai nol atau bertahan ditingkat yang rendah. Penjualan menurun karena
berbagai alasan seperti : (1) perkembangan teknologi, (2) pergeseran selera
konsumen, (3) meningkatnya persaingan dalam negeri dan diluar negeri.
Menurut Harrigan, strategi perusahaan di industri yang menurun dapat
menggunakan strategi berikut :
1. Meningkatkan investasi perusahaan (untuk mendominasi atau
memperkuat posisi persaingannya)
2. Mempertahankan level investasi perusahaan sampai ketidakpastian
tentang industri itu terselesaikan.
3. Mengurangi level investasi perusahaan secara selektif, dengan melepas
kelompok pelanggan yang tidak menguntungkan, sambil memperkuat
investasi perusahaan di tempat‐tempat yang menguntungkan.
4. Menuai (memerah) investasi perusahaan untuk memulihkan kas
secepatnya.
5. Melepaskan bisnis itu secepatnya dengan menjual asetnya dengan cara
yang paling menguntungkan.
Strategi penurunan yang tepat tepat tergantung pada daya terik relative
industri dan kekuatan persaingan perusahaan di industri tersebut. Perusahaan
yang berada di industri yang menarik dan memiliki kekuatan persaingan
seharusnya mempertimbangkan untuk memperkuat investasi.
Jika perusahaan memilih antara menuai dan melepas, strateginya akan sedikit
berbeda. Penuaian mengharuskan pengurangan biaya usaha atau produk
secara bertahap sambil mencoba mempertahankan penjualannya. Biaya
pertama yang dipotong adalah biaya litbang dan investasi pabrik serta
peralatan. Perusahaan dapat juga mengurangi nutu produk, jumlah tenaga
penjual, pelayanan tambahan, dan pengeluaran iklan. Perusahaan mencoba
memotong biaya‐biaya itu tanpa membe‐ritahu pelanggan, pesaing dan
karyawa, bahwa ia perlahan‐lahan keluar dari bisnis. Jika pelanggan tahu,
mereka akan mengganti pemasok, jika pesaing tahu mereka akan
memberitahu pelanggan, jika karyawan tahu mereka mencari pekerjaan barudi
tempat yang lain. Jadi penuaian merupakan strategi strategi yang mendua
secara etis, dan sulit untuk dilaksanakan, namun banyak produk dewasa
memerlukan strategi itu. Dan penuaian dapat menyebabkan peningkatan yang
tinggi pada arus kas perusahaan.
Sebaliknya , jika perusahaan telah memutuskan melepas bisnis tersebut, ia
mengha‐dapi keputusan lebih lanjut. Jika produk itu memiliki distribusi kuat
dan nama baik yang tersisa, perusahaan itu mungkin dapat menjualnya ke
perusahaan yang lebih kecil. Jika perusahaan tidak dapat menemukan pembeli,
ia harusmemutuskan apakah menhapus merek itu secara cepat atau lambat. Ia
juga harus memutuskan berapa banyak persediaan suku cadang dan pelayanan
yang dipertahankan untuk pelanggan sebelumnya.
KRITIK SIKLUS HIDUP PRODUK
Konsep siklus hidup produk sangat baik digunakan untuk menginterpretasikan
dina‐mika produk dan pasar. Sebagai alat perencanaan, konsep siklus hidup
produk mem‐bantu manajer menetukan tantangan pemasaran utama dalam
tiap tahap kehidupan produk serta mengembangkan alternative strategi
pemasaran utama. Sebagai alat pengendali, siklus hidup produk membantu
perusahaan mengukur kinerja produk dibandingkan dengan produk serupa
yang diluncurkan di masa lalu. Konsep siklus hidup produk kurang berguna
sebagai alat peramalan karena sejarah penjualan menunjukkan pola yang
beragam, dan tahap‐tahapnya mempunyai durasi yang berbeda.
Teori siklus hidup produk juga mendapat kritik yang menyatakan bahwa pola
siklus hidup produk terlalu berubah dalam bentuk dan durasinya. Siklus hidup
produk kekurangan sesuatu yang dimiliki organisme hidup , yaitu urutan
tahapan‐tahapan yang tetap dan lama dari tiap tahapan yang tetap. Kritik itu
juga menuduh bahwa pemasar jarang dapat mengetahui di tahap apa suatu
produk sedang berada. Kritik menganggap pola siklus hidup produk merupakan
hasil strategi pemasaran, dan bukan jalan tak terlakkan yang harus diikuti
penjualan.
EVOLUSI PASAR
Karena siklus hidup produk berfokus terhadap apa yang sedang terjadi pada
suatu produk atau merek tertentu dan bukannya pada apa yang terjadi di
pasar keseluruhan, siklus hidup produk menghasilkan gambaran yang
berorientasi produk, dan bukan nya gambaran yang berorientasi pasar.
Tahap‐Tahap Evolusi Pasar.
Seperti produk, pasar berevolusi melalui empat tahapan, yaitu: (1)
Kemunculan, (2) Pertumbuhan, (3) Pertumbuhan, dan (4) Penurunan.
Tahap Kemunculan. Sebelum suatu pasar terwjud, pasar iti muncul sebagai
pasar laten. Pasar laten terdiri dari orang‐orang yang berbagi kebutuhan atau
keinginan yang sama untuk sesuatu yang belum ada. Jika preferensi pembeli
tersebar merata dalam pasar, disebut pasar preferensi tersebar (diffused
preference market). Mrancang produk yang optimal untuk pasar adalah
merupakan masalah wirausahawan. Ada tiga pilihan rancangan oleh
wirausahawan, yaitu:
1. Produk baru dirancang untuk memenuhi preferensi salah satu sudut
pasar (strategi celah tunggal‐single niche stategy)
2. Dua atau lebih diluncurkan bersamaan untuk menangkap dua bagian
pasar atau lebih (strategi selah ganda‐multiple niche strategy).
3. Produk baru dirancang untuk pertengahan pasar (strategi pasar masal‐
mass market strategy).
Untuk perusahaan kecil, strategi pasar cela tunggal paling masuk akal.
Perusahaan kecil tidak memiliki cukup sumber daya untuk menangkap dan
mempertahankan pasar masal. Karena itu yang terbaik baginya adalah
mengembangkan suatu produk khusus dan menangkap satu sudut pasar yang
tidak akan menarik pesaing untuk waktu yang lama.
Tahap Pertumbuhan. Jika penjual produk baru itu memuaskan, berbagai
perusahaan baru akan masuk pasar, mengarah ke tahap pertumbuhan pasar.
Perusahaan kedua memiliki tiga pilihan memasuki pasar, yaitu:
1. Menempatkan mereknya pada salah satu sudut (strategi celah tunggal),
2. Menempatkan mereknya di samping pesaing pertama (strategi pasar
masal)
3. Meluncurkan dua atau lebih dalam berbagai sudut yang belum ditempati
(strategi celah ganda).
Jika perusahaan kedua kecil, ia akan menghindari persaingan langsung dengan
perusahaan pelopor dan meluncurkan mereknya di tengah melawan
perusahaan pelopor. Kedua perusahaan itu dapat berakhir dengan berbagi
pasar masal tersebut hamper seimbang.
Tahap Kedewasaan. Tiap perusahaan yang memasuki pasar akan mengejar
suatu posisi, bertempat disamping pesaing atau di segmen yang belum diisi.
Akhirnya pesaing meliputi dan melayani semua segmen pasar utama. Saat
pertumbuhan pasar melambat, pasar terpecah menjadi segmen‐segmen yang
lebih halus dan muncul kondisi fragmentasi pasar yang tinggi. Fragmentasi
pasar sering diikuti oleh konsolidasi pasar, akibat munculnya atributbaru yang
memiliki daya tarik pasar yang kuat. Perusahaan‐perusahan lain akan meniru
merek yang berhasil, dan pasar akhirnya akan terpecah kembali. Pasar dewasa
berayun antara fragmentasi pasar dankonsolidasi pasar. Fragmentasi
ditimbulkan oleh persaingan, dan konsolidasi ditimbulkan oleh inovasi.
Tahap Penurunan. Akhirnya, permintaan pasar untuk produk saat ini akan
mulai berkurang, dan pasar akan memasuki tahap penurunan. Mungkin total
tingkat kebutuhan masyarakat menurun atau suatu teknologi baru mulai
menganti yang lama.
Dinamika Persaingan Atribut
Persaingan menghasilkan suatu rangkaian yang terus menerus mengenai
atribut produk yang baru. Jika atribut baru itu berhasil, maka beberapa pesing
segera menawarkannya. Bagaimana perusahaan dapat menemukan atribut
baru, ada empat pendekatan:
1. Pendekatan pertama menggunakan proses survey pelanggan untuk
mengidentifikasi atribut baru. Perusahaan bertanya ke pelanggan
manfaat apa yang harus ditambahkanke produk dan tingkat harapan
mereka untuk tiap manfaat. Perusahaan memilih atribut yang
menjanjikan tambahan laba yang paling tinggi.
2. PPPendekatan kedua menggunakan proses intuitif. Wirausahawan
memperoleh firasat dan melakukan pengembanganproduk tanpa banyak
riset pemasaran. Jika produsen telah mengetahui atribut yang diinginkan
pasar, pengusaha itu dianggap cerdas atau bernasib baik.
3. Pendekatan ketiga mengatakan bahwa atrinut muncul lewat proses
dialektika. Para innovator seharusnya tidak mengikuti orang banyak
tetapi sebaliknya bergerak kea rah yang berlawanan. Namun , gerakan
melawan arah itu juga mengandung bibit kerusakan diri sendiri.
4. Pendekatan ke empat menyatakan bahwa atribut baru muncul lewat
proses hierarki kebutuhan.
Bahan Diskusi
1. Pasar AS untuk TV berwarna sudah jenuh dan relative mengelami
pertumbuhan yang kecil dewaasa ini. Jika anda adalah manajer produk
untuk suatu perusahaan TV berwarna, strategi pamasaran apakah yang
akan anda terapkan?
2. Nilai dari analisis siklus hidup produk bergantung pada bagaimana
produk didefinisikan dan tingkat pasar apa yang digunakan untuk
mendefinisikan pasar sasaran Menggunakan sereal siap santap sebagai
contoh, anda, tingkat produk apakah yang akan anda gunakan, dan
dipadukan dengan tingkat pasar apa?
3. Riset dan berbagai artikel telah menyatakan bahwa program MBA di
seluruh negeri akan menghadapi penurunan pendaftaran di tahun 2008‐
an. Mereka menyimpulkan bahwa siklus hidup produk untuk program
MBA sedang memasuki tahap penurunan. Namun, statistic terakhir
mengarah kekesimpulan yang sama sekali lain. Program MBA
kenyataannya sedang membalik kecenderungan yang diperkirakan
dengan melaporkan peningkatan pendaftar. Faktor‐faktor apa yang
menjelaskan kejadian ini?
MODUL 14
EVALUASI DAN PENGENDALIAN PEMASARAN
Topik manajemen:
‐ Perencanaan
‐ Eksekusi
‐ Pengendalian
Organisasi Pemasaran:
• Fungsional
• Geografis
• Manajemen produk / merek
• Manajemen pasar
• Matriks
Tidak semua strategi yang bagus,implementasinya juga bagus
Implementasi pemasaran
adalah proses yang mengubah rencana menjadi tugas, yang setelah berhasil
menyelesaikan pencapaian tujuan lain rencana tersebut
pengendalian pemasaran
• Budget
Pengukuran hasil terhadap bulanan / anggaran triwulanan (gol)
Alasan untuk penyimpangan (varians)
Remedial langkah yang harus diambil untuk menutup kesenjangan
antara kinerja dan tujuan
Review kinerja di bulan berikutnya / triwulan dan menilai hasil
• Profitability
• Efficiency (Productivity)
• Strategic
Beban pemasaran
• Sales Force
• Advertising
• Sales Promotion
• Sales Administration
• Public Relations
• Direct Marketing
• Market Research
Analisis finansial
RONW ‐ Laba Bersih / Net Worth marjin laba * aset omset * leverage.
Meningkatkan marjin oleh kenaikan penjualan atau pengurangan biaya atau
keduanya serta Meningkatkan perputaran aset dengan meningkatkan
penjualan atau mengurangi aktiva (persediaan, debitur) terhadap tingkat
penjualan tertentu
Analisis pasar berdasarkan scorecard
• Customer Analysis
• Stakeholder Analysis
Efisiensi pengendalian
• Sales force efficiency
• Advertising efficiency
• Sales promotion efficiency
• Distribution efficiency
Semangat penjualan
Jumlah telepon per penjual per hari
Rata‐rata pendapatan per penjualan panggilan
Rata‐rata biaya per panggilan
Rata‐rata waktu panggilan per panggilan
Jumlah pelanggan baru per periode
Sales force biaya per unit penjualan
Efisiensi periklanan
CPT
Sebelum dan sesudah pengukuran sikap terhadap produk
Jumlah pertanyaan per iklan
Biaya per penyelidikan
Efisiensi promosi penjualan
% Penjualan dijual pada 'promosi'
ditampilkan biaya per rupee penjualan
% Kupon ditebus
Waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi perintah
% Order dieksekusi tingkat layanan
Pengukuran pengendalian lainnya
Efektivitas Marketing Review
‐ Pelanggan filsafat, organisasi pemasaran yang terintegrasi, informasi
pemasaran yang memadai, orientasi strategis dan efisiensi operasional
Marketing Audit
‐ Review komprehensif, sistematis, independen dan berkala lingkungan bisnis
perusahaan, tujuan, strategi dan kegiatan dengan sebuah ide untuk
mengidentifikasi bidang kelemahan dan merekomendasikan rencana aksi
untuk memperbaiki pada area tersebut.