17
MORBUS HANSEN Iedwal dwi rahardjo

Morbus Hansen

Embed Size (px)

Citation preview

MORBUS HANSEN

Iedwal dwi rahardjo

DEFINISI

Penyakit infeksi kronik

Disebabkan oleh Mycobacterium Leprae, yang

bersifat oblikat

intraselular.

Saraf perifer sebagai afinitas pertama

Dapat mengenaiorgan lain kecuali susunan saraf

pusat

EPIDEMIOLOGI

Sesuai dengan data WHO, prevalensi penderita

kusta pada tahun

2005 dilaporkan terdapat 286.063 kasus

Masa tunas : 40 hari – 40 tahun

Penyakit yang paling ditakuti karena deformitas

Aspek psikologis, sosial dan ekonomi

ETIOLOGI

Penyebab kusta adalah kuman Mycobacterium leprae .

Kuman aerob, tidak membentuk spora, berbentuk batang,

Dikelilingi oleh membran sel lilin yang merupakan ciri dari

spesies

Mycobacterium.

Bersifat tahan asam dan alkohol

Gram positif

Predileksi pada daerah yang ralatif dingin

Gejala klinis sebanding dengan tingkat reaksi

selularnya

KLASIFIKASI

SPEKTRUM KUSTA

Ridley & Jopling

MADRID

W H O

Puskesmas

TT BT BB BL LL

Tuberculoid BorderlineLepromatosa

Pausibasiler ( PB)Multibasiler ( MB)

Pausibasiler ( PB)Multibasiler ( MB)

DIAGNOSIS

Keluhan & AnamnesisGejala Klinis

• Kulit• Penebalan saraf• Otot• Gangguan sensibilitas, anhidrosis.• Deformitas.

BakterioskopikPemeriksaan Penunjang

• PA, Lepromin, PCR

• Bentuk

• Jumlah

• Distribusi• Permukaan• Batas

• Anastesia

Makula,infiltratPapula, nodus

Tak terhitung

SimetrisHalus berkilatTak jelas

Tak jelas

Plakat, kubahPunched-out

Dapat dihitung

AsimetrisAgak kasarLebih jelas

Lebih jelas

Makula saja

Satu, beberapa

AsimetrisKering bersisikJelas

Jelas

LESITT BB L L

• BTA :• Lesi kulit• Mukosa

• Tes Lepromin

Banyak,globusBanyak,globus

Negatif

Agak banyakNegatif

Biasa negatif

NegatifNegatif

Positif kuat

L LBBTT

5 A

Anestesi

Akromia

Atrofi

Alopesia

Anhidrosis

DEFORMITAS

Primer : • Akibat langsung desakan granuloma akibat reaksi

thd M leprae. • Kulit, mukosa, tulang jari.

Sekunder : • Karena kerusakan saraf

KERUSAKAN SARAF

N. facialis : • lagoftalmus

N. ulnaris : • Kelingking , jari manis : anestesi & clawing• Atrofi hiopotenar

N. medianus• Anterior ujung jari I,II,III anestesi & clawing

N. radialis• Dorsum manus anestesi• Wrist drop.

N. poplitea lateralis :• Foot drop

N.tibialis posterior :• Anestesi telapak kaki.• Claw toes

PEMERIKSAAN SENSIBILITAS

Suhu : Air panas / dingin dalam tabung reaksi

Nyeri : Jarum

Raba : Kapas

Pemeriksaan anhidrosis : test Gunawan

BAKTERIOSKOPIK

Sediaan kerokan : • Lesi, cuping teling, mukosa hidung.

Pewarnaan :• ZIEHL NEELSEN

Basil terlihat:• Solid ( hidup )• Non Solid ( Fragmented & Granular )• Bentuk globus

BAKTERIOSKOPIK

Index Bakteri ( IB )• Kepadatan BTA, Solid + non solid.• 0 s/d 6 +

Indeks Morfologi ( IM )• Prosentase bentuk solid dibandingkan seluruh

jumlah bakteri.• Dalam bentuk prosen

PENGOBATAN MULTI DRUG THERAPY

MDT-L ( LL, BL, BB )• Rifampisin : 600 mg / bulan• Klofazimin : 300 mg / bulan + 50 mg / hari• DDS : 100 mg / hari24 bulan ( selesai < 36 bulan )

MDT – T ( TT, BT )• Rifampisin : 600 mg / bulan• DDS : 100 mg / hari6 bulan ( Selesai < 9 bulan )