24
Rosmarini Estri Sih Hananti Lab/ SMF. I.K. Kulit & Kelamin FK. Unej/ RSD. Dr. Soebandi Jember

Morbus Hansen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kuliah blok tropic medicine (morbus hansen)

Citation preview

Page 1: Morbus Hansen

Rosmarini Estri Sih Hananti Lab/ SMF. I.K. Kulit & Kelamin FK. Unej/ RSD. Dr. Soebandi Jember

Page 2: Morbus Hansen

DEFINISI

Sinonim: Kusta, Lepra

infeksi granulomatosa kronis dengan gejala sisa, disebabkan oleh Mycobacterium leprae (M. leprae) yang terutama menyerang kulit dan saraf.

Atau penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh basil Mycobacterium leprae yang bersifat obligat intraselular.

Page 3: Morbus Hansen

ETIOLOGI M.leprae atau kuman Hansen ditemukan oleh sarjana dari

Norwegia GH Armauer Hansen pada tahun 1673

bersifat tahan asam

berbentuk batang

ukuran 1-8 micro, lebar 0,2-0,5 micro,

biasanya berkelompok /tersebar satu-satu,

hidup dalam sel terutama jaringan yang bersuhu dingin

tidak dapat dikultur dalam media buatan.

Masa belah diri sangat lama yaitu 2-21 hari.

masa tunas 2 - 5 tahun.

Page 4: Morbus Hansen

PATOGENESIS

M. leprae kulit lecet &

mukosa nasal intraselular

sel makrofag & sel Schwann

Kerusakan saraf

Page 5: Morbus Hansen

KLASIFIKASI Klasifikasi WHO (1981) dan modifikasi WHO (1988)

Pausibasilar (PB)

Multibasilar (MB)

Page 6: Morbus Hansen

No. Kelainan kulit & hasil

pemeriksaan Pause Basiler Multiple Basiler

1. Bercak (makula) jumlah ukuran distribusi konsistensi batas kehilangan rasa pada bercak

kehilangan berkemampuan

berkeringat,berbulu rontok pada bercak

1-5 Kecil dan besar Unilateral atau bilateral asimetris Kering dan kasar Tegas Selalu ada dan jelas Bercak tidak berkeringat, ada bulu rontok pada bercak

Banyak Kecil-kecil Bilateral, simetris Halus, berkilat Kurang tegas Biasanya tidak jelas, jika ada terjadi pada yang

sudah lanjut Bercak masih berkeringat, bulu tidak rontok

2. Infiltrat kulit membrana mukosa tersumbat

perdarahan dihidung

Tidak ada Tidak pernah ada

Ada,kadang-kadang tidak ada Ada,kadang-kadang tidak ada

3. Ciri lesi ”central healing” penyembuhan ditengah punched out lession madarosis ginecomastia hidung pelana suara sengau

4. Nodulus Tidak ada Kadang-kadang ada

5. Penebalan saraf tepi Lebih sering terjadi dini, asimetris Terjadi pada yang lanjut biasanya lebih dari 1 dan simetris

6. Deformitas cacat Biasanya asimetris terjadi dini Terjadi pada stadium lanjut

7. Apusan BTA negatif BTA positif

Page 7: Morbus Hansen

KLASIFIKASI Untuk pasien yang sedang dalam pengobatan harus

diklasifi-kasikan sebagai berikut :

1. Bila pada mulanya didiagnosis tipe MB, tetap diobati sebagai MB apapun hasil pemeriksaan BTA-nya saat int.

2. Bila awalnya didiagnosis tipe PB, harus dibuat klasifikasi baru berdasarkan gambaran klinis dan hasil BTA saat ini.

Page 8: Morbus Hansen

Tujuan klasifikasi

Untuk menentukan rejimen pengobatan, prognosis, dan komplikasi

Untuk perencanaan operasional menemukan pasien-pasien yg menular yg mempunyai nilai epidemiologis tinggi sbg target utama pengobatan

Untuk identifikasi pasien yang kemungkinan besar akan menderita cacat.

Page 9: Morbus Hansen

DIAGNOSIS

tanda kardinal

1. Bercak Kulit mati rasa

2. Penebalan saraf tepi (disertai atau tanpa rasa

nyeri dan gangguan fungsi saraf )

gangguan fungsi sensoris (mati rasa)

gangguan fungsi motoris : paresis atau paralisis

gangguan fungsi otonorn: kulit kering: retak,

edema, pertumbuhan rambut yang terganggu

3.Ditemukan kuman tahan asam

Page 10: Morbus Hansen

PEMERIKSAAN PASIEN

Anamnesis

Inspeksi

Palpasi

Tes fungsi saraf

Komplikasi

Page 11: Morbus Hansen

Anamnesis

Keluhan pasien

Riwayat kontak dengan pasien

Latar belakang keluarga, sosial ekonomi.

Page 12: Morbus Hansen

Inspeksi

Dengan penerangan yang baik.

lesi kulit

kerusakan kulit

Page 13: Morbus Hansen

Palpasi Kelainan kulit:

nodus, infiltrat, jaringan parut, ulkus, khususnya pada tangan dan kaki

Kelainan saraf :

Pemeriksaan saraf, termasuk meraba dengan teliti: N. Aurikularis magnus, N. ulnaris, N. peroneus lateralis dan N. tibialis posterior.

Page 14: Morbus Hansen
Page 15: Morbus Hansen

Palpasi Pemeriksaan saraf :

bandingkan saraf bagian kiri dan kanan membesar atau tidak

pembesaran regular (smooth) atau irregular, bergumpal

perabaan keras atau kenyal.

nyeri atau tidak

Page 16: Morbus Hansen

Tes fungsi saraf

tes sensoris

Rasa raba Rasa nyeri Suhu

Tes otonom

Tes dengan pinsil tinta (tes

Gunawan) Tes pilocarpin

Tes motoris

Voluntary muscle test

(VMT)

Page 17: Morbus Hansen

Komplikasi Lagophtalmus

Paralisis pada tangan

Luka yang tidak nyeri

Ulkus pada plantar pedis

Perubahan pada wajah

Page 18: Morbus Hansen

PENATALAKSANAAN Tipe PB ( PAUSI BASILER)

Jenis obat dan dosis untuk orang dewasa :

Rifampisin 600mg/bln diminum didepan petugas

DDS tablet 100 mg/hari diminum di rumah

Pengobatan 6 dosis diselesaikan dalam 6-9 bulan dan setelah selesai minum 6 dosis dinyatakan RFT meskipun secara klinis lesinya masih aktif.

Menurut WHO(1995) tidak lagi dinyatakan RFT tetapi menggunakan istilah Completion Of Treatment Cure dan pasien tidak lagi dalam pengawasan.

Page 19: Morbus Hansen

PENATALAKSANAAN Tipe MB ( MULTI BASILER)

Jenis obat dan dosis untuk orang dewasa:

Rifampisin 600mg/bln diminum didepan petugas

Klofazimin 300mg/bln diminum didepan petugas dilanjutkan dengan klofazimin 50 mg /hari diminum di rumah

DDS 100 mg/hari diminum dirumah

Pengobatan 24 dosis diselesaikan dalam waktu maksimal 36 bulan sesudah selesai minum 24 dosis dinyatakan RFT meskipun secara klinis lesinya masih aktif dan pemeriksaan bakteri positif.

Menurut WHO (1998) pengobatan MB diberikan untuk 12 dosis yang diselesaikan dalam 12-18 bulan dan pasien langsung dinyatakan RFT.

Page 20: Morbus Hansen

PENATALAKSANAAN Dosis untuk anak

Klofazimin:

Umur dibawah 10 tahun :

Bulanan 100mg/bln

Harian 50mg/2kali/minggu

Umur 11-14 tahun

Bulanan 100mg/bln

Harian 50mg/3kali/minggu

DDS:1-2mg /Kg BB

Rifampisin:10-15mg/Kg BB

Page 21: Morbus Hansen

PENATALAKSANAAN Pengobatan MDT terbaru

Metode ROM adalah pengobatan MDT terbaru. Menurut WHO(1998),

tipe PB dengan lesi hanya 1 cukup diberikan dosis tunggal rifampisin 600 mg, ofloksasim 400mg dan minosiklin 100 mg dan pasien langsung dinyatakan RFT,

tipe PB dengan 2-5 lesi diberikan 6 dosis dalam 6 bulan.

tipe MB diberikan sebagai obat alternatif dan dianjurkan digunakan sebanyak 24 dosis dalam 24 bln

Page 22: Morbus Hansen

PENATALAKSANAAN Putus obat

pasien kusta tipe PB dinyatakan DO bila tidak minum obat 4 dosis dari yang seharusnya

pasien kusta tipe MB dinyatakan DO bila tidak minum obat 12 dosis dari yang seharusnya.

Page 23: Morbus Hansen

Diagnosis Banding Lesi kulit

Makula hipopigmentasi : leukoderma, vitiligo, tinea versikolor, pitiriasis alba, morfea dan parut

Plak eritem : tinea korporis, lupus vulgaris, lupus eritematosus, granuloma anulare, sifilis sekunder, sarkoidosis, leukemia kutis dan mikosis fungoides.

Ulkus : ulkus diabetik, ulkus kalosum, frambusia, penyakit Raynad & Buerger

Page 24: Morbus Hansen

Edukasi • Motivasi untuk sembuh.

• Lamanya pengobatan dan efek samping yg mungkin

timbul.

• Segera cari pertolongan jika terjadi reaksi atau

munculnya bercak baru.

• Merawat diri dengan baik.