33
Morbus Hansen SITTI MONICA ASTRILIA AMBON 030.09.239 Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSPAU Dr. Esnawan Antariksa 1

Morbus Hansen Ref

Embed Size (px)

DESCRIPTION

cvcvc

Citation preview

Page 1: Morbus Hansen Ref

Morbus Hansen SITTI MONICA ASTRILIA AMBON

030.09.239

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin

RSPAU Dr. Esnawan Antariksa

1

Page 2: Morbus Hansen Ref

Pendahuluan

2

Page 3: Morbus Hansen Ref

Epidemiologi

3

Page 4: Morbus Hansen Ref

Etiologi

4

Page 5: Morbus Hansen Ref

Faktor Risiko

5

Page 6: Morbus Hansen Ref

Patogenesis

6

Page 7: Morbus Hansen Ref

7

Patogenesis

Page 8: Morbus Hansen Ref

8

Patogenesis

Page 9: Morbus Hansen Ref

9

Page 10: Morbus Hansen Ref

Klasifikasi

10

Page 11: Morbus Hansen Ref

Gambaran Klinis

11

Page 12: Morbus Hansen Ref

Gambaran Klinis

12

Page 13: Morbus Hansen Ref

Gambaran Klinis

13

Page 14: Morbus Hansen Ref

Reaksi Kusta

14

Page 15: Morbus Hansen Ref

Fenomena Lucio

15

Page 16: Morbus Hansen Ref

16

Gambaran Klinis

N. FacialisN. Auricularis magnus

N. Peroneus Communis

N. Tibialis Posterior

N. Medianus

N. Ulnaris

N. Radialis

Page 17: Morbus Hansen Ref

17

Saraf

Fungsi

Motorik Sensorik Otonom

Facialis Mempersarafi kelopak mata agar bisa menutup

Mempersarafi kelenjar keringat,

kelenjar minyak dan pembuluh

darah Ulnaris Mempersarafi

jari tangan ke 4 dan ke 5

Rasa raba telapak tangan : separuh jari ke 4 (jari manis) & ke 5 (jari kelingking)

Medianus

Mempersarafi jari ibu jari, telunjuk dan jari tengah

Rasa raba telapak tangan bagian ibu jari, jari ke 2, 3, dan separuh jari ke 4.

Radialis Kekuatan pergelangan tangan

Peroneus

Kekuatan pergelangan Kaki

Tibialis posterior

Mempersarafi jari-jari kaki

Rasa raba telapak kaki

Page 18: Morbus Hansen Ref

18

Pemeriksaan Penunjang

Page 19: Morbus Hansen Ref

19

DiagnosisPB :

- Bercak mati rasa < 5 - Penebalan saraf dengan ggn fungsi, hanya 1 - BTA negatif

MB :

- Bercak mati rasa > 5

- Penebalan saraf dengan ggn fungsi > 1

- BTA positif

Page 20: Morbus Hansen Ref

20

Diagnosis Banding

Page 21: Morbus Hansen Ref

21

Penatalaksanaan

Deteksi dini & pengobatan penderita

Page 22: Morbus Hansen Ref

22

Penatalaksanaan

(WHO 1982, Pedoman nasional kusta 2012) PB 6 dosis diselesaikan dlm 6 - 9 bulan

Rifampisin 600 mg/bulan DDS 100 mg/hari

MB 12 dosis diselesaikan dlm 12 – 18 bulan Rifampisin 600 mg/bulan DDS 100 mg/hari Klofazimin 300 mg /bulan, dilanjutkan 50 mg/hari

MDT

Page 23: Morbus Hansen Ref

23

Penatalaksanaan

Page 24: Morbus Hansen Ref

24

Penatalaksanaan

Page 25: Morbus Hansen Ref

25

Penatalaksanaan

Pengobatan PB lesi Tunggal

Rifampisin Ofloxacin Minosiklin

Dewasa (50 – 70 kg) 600 mg 400 mg 100 mg

anak (5 – 14 th) 300 mg 200 mg 50 mg

Page 26: Morbus Hansen Ref

26

PenatalaksanaanEfek Sampik PengobatanRifampisin

• Kerusakan pada hati dan ginjal. Bila terjadi hepatitis drug induced, rifampisin tidak lagi diberikan.

• Efek samping yang ringan: flu-like syndrome, lemah.• Beritahukan pasien bahwa air seni akan berwarna

merah bila minum obat.Klofazimin

• Pewarnaan pada kulit, terutama pada infiltrat/bercak, berwarna kecoklatan sampai kehitaman self limited

• Gangguan pencernaan: diare, nyeri lambung.

Page 27: Morbus Hansen Ref

27

PenatalaksanaanEfek Sampik Pengobatan

Dapson• Alergi (stop DDS)• Sindrom dapson (lesi makulopapular generalisata,

demam, ikterik,malaise, leukositosis, eosinofilia, limfositosis atipik, limfadenopati generalisata, kelainan hepar)

• Anemia Hemolitik• Gangguan saluran cerna; anoreksia, mual, muntah,

hepatitis.• Gangguan saraf; neuropati perifer, sakit kepala,

vertigo, penglihatan kabur, sulit tidur, psikosis.

Page 28: Morbus Hansen Ref

28

PenatalaksanaanPengobatan Reaksi

Page 29: Morbus Hansen Ref

29

Penatalaksanaan

Rehabilitasi Medik

Page 30: Morbus Hansen Ref

30

Komplikasi

Page 31: Morbus Hansen Ref

31

Prognosis

Page 32: Morbus Hansen Ref

32

Kesimpulan

Page 33: Morbus Hansen Ref

33