Author
mgs-fhya-part-ii
View
38
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ppt
ASUHAN KEPERAWATAN NY. D
MORBUS HANSENRS. TADJUDDIN CHALIDKONSEP MEDISDefinisi Kusta adalah penyakit yang menahun dan disebabkan oleh kuman kusta (mikobakterium leprae) yang menyerang syaraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya. (Depkes RI, 1998).
EtiologiMikobakterium leprae merupakan basil tahan asam (BTA) bersifat obligat intraseluler, menyerang saraf perifer, kulit dan organ lain seperti mukosa saluran nafas bagian atas, hati, sumsum tulang kecuali susunan saraf pusat. Masa membelah diri mikobakterium leprae 12-21 hari dan masa tunasnya antara 40 hari-40 tahun. Kuman kusta berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-8 micro, lebar 0,2-0,5 micro biasanya berkelompok dan ada yang disebar satu-satu, hidup dalam sel dan BTA.
Patofisiologi
Setelah mikobakterium leprae masuk kedalam tubuh, perkembangan penyakit kusta bergantung pada kerentanan seseorang. Respon setelah masa tunas dilampaui tergantung pada derajat sistem imunitas seluler (celuler midialet immune) pasien. 6Kalau sistem imunitas seluler tinggi, penyakit berkembang kearah tuberkoloid dan bila rendah berkembang kearah lepromatosa. Mikobakterium leprae berpredileksi didaerah-daerah yang relatif dingin, yaitu daerah akral dengan vaskularisasi yang sedikit.Manifestasi KlinisMenurut WHO (1995) diagnosa kusta ditegakkan bila terdapat satu dari tanda kardinal berikutAdanya lesi kulit yang khas dan kehilangan sensibilitasBTA positif Pada beberapa kasus ditemukan BTA dikerokan jaringan kulit.Penebalan saraf tepi, nyeri tekan, parastesi (kesemutan/kebas).
KomplikasiCacat merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada pasien kusta baik akibat kerusakan fungsi saraf tepi maupun karena neuritis sewaktu terjadi reaksi kusta.
Pemeriksaan penunjanga. Pemeriksaan BakteriologisKetentuan pengambilan sediaan adalah sebagai berikut:Sediaan diambil dari kelainan kulit yang paling aktif.Kulit muka sebaiknya dihindari karena alasan kosmetik kecuali tidak ditemukan lesi ditempat lain.Pemeriksaan ulangan dilakukan pada lesi kulit yang sama dan bila perlu ditambah dengan lesi kulit yang baru timbul.
4) Lokasi pengambilan sediaan apus untuk pemeriksaan mikobakterium leprae ialah:Cuping telinga kiri atau kananDua sampai empat lesi kulit yang aktif ditempat lain5) Sediaan dari selaput lendir hidung sebaiknya dihindari karena:Tidak menyenangkan pasienPositif palsu karena ada mikobakterium lainTidak pernah ditemukan mikobakterium leprae pada selaput lendir hidung apabila sedian apus kulit negatif.Pada pengobatan, pemeriksaan bakterioskopis selaput lendir hidung lebih dulu negatif dari pada sediaan kulit ditempat lain.
7) Pemerikaan bakteriologis dilakukan dengan pewarnaan tahan asam, yaitu ziehl neelsen atau kinyoun gabett
8) Cara menghitung BTA dalam lapangan mikroskop ada 3 metode yaitu cara zig zag, huruf z, dan setengah atau seperempat lingkaran. Bentuk kuman yang mungkin ditemukan adalah bentuk utuh (solid), pecah-pecah (fragmented), granula (granulates), globus dan clumps.
ASUHAN KEPERAWATAN NY. DRS. Khusus Tadjuddin Chalid MakassarA. PENGAKAJIAN KEPERAWATANNama : Ny. DUmur: 33 tahunJenis Kelamin : PerempuanNo. RM: 008362Sumber Informasi : PasienTanggal pengkajian : 17 desember 2013Asal Pasien: Poliklinik
RIWAYAT KESEHATANKeluhan Utama : Nyeri, Demam, Adanya benjolan yang menyebar keseluruh tubuh dan pecah.Diagnosa Masuk: Reaksi ENL + GastritisRiwayat Kesehatan Sekarang: Demam, kadang-kadang nyeri pada persendian, nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk, Nyeri dirasakan secara intermiten, Adanya lesi kemerahan, adanya makula, adanya nodul, kehilanagan sensibilitas pada lesi kulit dan kelemahan otot.
Next . . Penyakit yang pernah dialami : GasteritisPernah di Rawat di RS. Khusus Tadjuddin Chalid selama 4bln dengan diagnosa penyakit yang sama (Reaksi ENL)Riwayat Kehamilan : G 2 P 2 A -Riwayat alergi : Ada, yaitu telur.Transfusi Darah : Ya, Jenis Golongan : A, sejumlah 3 kantong.Reaksi yang timbul : Ada, yaitu Demam dan pusing.
Riwayat pengobatan yang lalu : obat-obatan yang di minum yaitu dexon, efek sampingnya menyebabkan alergi, Lampren menyebabkan kulit merah.Riwayat keluarga : Tidak Ada.Kebiasaan:Kebiasaan Mandi: YaDiet yang di gunakan : Diet TKTPPengkajian Psikososial Spritual:klien menyerahkan sepenuhnya kesembuhannya kepada tuhan yang maha esa, klien percaya bahwa penyakit yang di deritanya sekarang adalah cobaan yang harus di hadapi dengan ikhlas.
PEMERIKSAAN FISIKTanda Vital:TD : 120/80 mmHgP : 20x/menitN : 78x/menitS : 36,5CPosisi saat diukur : Berbaring.Rambut dan Kepala : terdapat lesiLesi : Iya, Kondisi luka: Kering
Mata : Penglihatan KaburRefleks Kornea OS : PositiveRefleks Kornea OD : PositiveHidung : T.A.KTelinga : Pendengaran BerkurangMulut : BersihLabio : Mukosa LembabLidah : BersihGigi : Bersih Next . . .Leher : T.A.KDada : Nyeri dadabentuk dada : AP/Latekspansi dada : SimetrisBunyi napas : vesikulerAbdomen : Nyeri tekanTurgor : BurukVesika Urinari : Teraba
Ekstermitas : Gerakan terbatas, karena Adanya Reaksi dari penyakitnyaLemah Otot : YaNyeri Sendi : YaKelemahan : YaBentuk : AsimetrisKulit : KemerahanSirkulasi : HangatNext . . .Kekuatan Motorik :Kanan atas : 4Kiri atas : 4Kanan bawah : 4Kiri bawah : 4Punggung : Bentuk tulang belakang : LurusKulit : Lesi, Kondisi : Kemerahan dan menyebar di seluruh tubuh.Warna : Kemerahan
PEMERIKSAAN FISIK PADA KULITKesadaran Umum : Compos MentisVital Sign,TD : 120/80 mmHg P : 20x/menit N : 78x/menit S : 36,5CDari hasil inspeksi di temukan Lesi, eritema di seluruh tubuh, tampak edema di bagian kaki, ektermitas bawah tampak Asimetris.Warna kulit kemerahan.Umumnya tidak ada nyeri tekan pada saat palpasi namun pada saat timbul reaksi klien mengeluh nyeri pada seluruh persendiannya.
PENGKAJIAN RESIKO JATUH, INTEGRITAS KULIT, NYERI, LUKA DAN NEUROSENSORI.Faktor ResikoSkalaSkorRiwayat Jatuh dalam 90hari terakhirTidak = 0Ya = 250Diagnosis SekunderTidak = 0Ya = 1515Alat bantu berjalan Bedrest /dgn bantuan perawat Tongkat/walker Perabot/furniture0153015IV/Heparin LockTidak = 0Ya = 200Gaya Berjalan Normal/bedrest/immobile Lemah Terganggu0102010Status Mental Orientasi sesuai kemampuan Melupakan Keterbatasan Diri0150 TOTAL SKOR40LEVEL RESIKO JATUHResiko SedangINTERPRETASI SKORMorse fall score: 024 = tidak beresiko, 2550 = Resiko sedang, >51 = Resiko TinggiKRITERIA0123SKORMobilitasMandiri PenuhAgak terbatasSangat terbatasImmobile1Status mentalTerjaga penuhKadang bingungSangat bingungLetargi/koma2Status nutrisiBaik; habis 75% porsiCukup: 50-70% porsiBuruk: 10 = Resiko tinggi.Tindakan/intervensi mengacu pada protokol pencegahan dan penanganan jatuh dan kerusakan integritas kulit berdasarkan level resiko.Pengkajian NyeriProvokes/pemicu: Reaksi dari PenyakitQuality: Tertusuk-tusukScale: 4Ekspresi Wajah: Meringis , Nyeri mempengaruhi: Aktivitas FisikRegio: Di daerah yang terdapat lesiTime: Hilang timbulCara mengatasi nyeri : Beristrahat
INTERPRETASI SKORIstrahat dan TidurSulit TidurLama tidur, Siang : 2jam, Malam: 4jamMakan dan Minum keluhan : mualMakan 3x/hari Jenis : Nasi KerasPantangan: TelurPorsi yang di habiskan : PorsiAlergi : Telur
V. POLA AKTIVITAS HARIAN DAN STATUS FUNGSIONAL Diet Khusus : Ya, jenis TKTPDiet : PeroralAkses Intervena : TidakEliminasiBAB: 2x/hariWarna : NormalTerakhir BAB : Tadi PagiBAK: 3x/hariKebersihan Diri :Mandi : 3x/hariSikat gigi : 2x/hari
VI. RESPON EMOSI, RIWAYAT SOSIAL EKONOMI BUDAYA SPIRITUAL
Respon Emosi : TenangRiwayat Sosial ekonomiTinggal : di rumah sendiriTinggal Bersama : KeluargaPekerjaan : PetaniPeran dalam keluarga : IbuAgama : Islam Keyakinan terhadap penyembuhan : YaRiwayat Pendidikan Pendidikan Terakhir : SDBahasa Utama : Bahasa IndonesiaTingkat pengetahuan tentang:Penyakit yang diderita: YaTindakan pengobatan & peralatan yang di berikan: YaPerencanaan diet dan menu: YaPerubahan Aktivitas sehari-hari: YaPerawatan setelah dirumah: YaKebutuhan Pendidikan Kesehatan:Aktivitas/latihan/teknik rehabilitasiPerubahan Posisi
VII. TINGKAT PENGETAHUAN DAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN KESEHATANTHANK YOU