Author
nitha-anggraini
View
234
Download
0
Embed Size (px)
7/27/2019 Morbus Hasen
1/45
MINI C- EX
Yunitha Anggraini E Moedak
08-105
7/27/2019 Morbus Hasen
2/45
STATUS PASIEN
IDENTITAS
Nama : Ny. L
Usia : 37 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Serang
Suku : Jawa
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : SMP
Tanggal Pemeriksaan : 21-01-2013
7/27/2019 Morbus Hasen
3/45
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Bercak kemerahan pada lengan atas kanan,
punggung, dan tungkai bawah kiri dan kanan
sejak 6 bulan yang lalu
Keluhan Tambahan
Kebas
7/27/2019 Morbus Hasen
4/45
ANAMNESIS
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke poliklinik kusta rs.
Sitanala dengan keluhan terdapat bercakkemerahan pada lengan kanan, punggung,
dan kedua kaki sejak 6 bulan yang lalu
sebelum pasien berobat. Bercak tersebut
muncul tiba-tiba dan awalnya hanya berupa
bercak kecil kemerahan pada daerah tersebut,
yang semakin lama makin membesar dan
meluas.
7/27/2019 Morbus Hasen
5/45
ANAMNESIS
Riwayat penyakit sekarangPasien tidak mengeluhkan gatal ataupun
nyeri pada bercak tersebut, hanya saja pada
daerah bercak tersebut pasien merasakantebal atau kebas tapi tidak terlalu jelas dengan
daerah kulit normal yang dirasakan. Karena
tidak mengganggu aktivitas sehari-hari pasien,
bercak tersebut tidak pasien obati hanya
dibiarkan begitu saja.
7/27/2019 Morbus Hasen
6/45
ANAMNESIS
Riwayat penyakit sekarang
Kurang lebih 2 hari yang lalu karena pasien
merasa bercak itu makin lama makin meluas
maka pasien berobat ke dokter dan doktermengatakan bahwa penyakit yang diderita
pasien adalah lepra dan penyebabnya adalah
bakteri , maka pasien dirujuk ke rumah sakitsitanala.
7/27/2019 Morbus Hasen
7/45
ANAMNESIS
Riwayat penyakit sekarang
Pasien baru pertama kali mengalami
keluhan seperti ini, Dalam keluarga pasien
tidak ada yang menderita keluhan yang sama
seperti pasien. Di lingkungaan tempat tinggal
pasien ada yang mempunyai keluhan yang
sama. Riwayat Asma, DM dan Hipertensi
disangkal. Pasien menyangkal alergi terhadapobat dan makanan.
7/27/2019 Morbus Hasen
8/45
ANAMNESIS
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat Asma, Hipertensi, DM disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada yang menderita keluhan seperti
pasien.
7/27/2019 Morbus Hasen
9/45
ANAMNESIS
Riwayat Lingkungan Sosial
Tetangga pasien mempunyai keluhan yang
sama seperti pasien. Pasien mengaku setiap
hari pasien bertemu tetangganya tersebut.
Riwayat Alergi
Alergi obat- obatan disangkal
Alergi makanan disangkalAlergi udara disangkal
Alergi gigitan serangga disangkal
7/27/2019 Morbus Hasen
10/45
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda vital : T.A.K
Status generalisata
Kepala : T.A.K
Thorax : T.A.K
Abdomen : T.A.K
Ekstremitas : T.A.K
7/27/2019 Morbus Hasen
11/45
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan saraf :
Pemeriksaan anastesi terhadap rasa nyeri pada
tempat lesi (+) dari pada kulit normal. Pemeriksaan anastesi terhadap rasa raba pada
tempat lesi (+) dari pada kulit normal
Pemeriksaan suhu panas dingin pada lesi, tidakbisa membedakan suhu panas dingin pada
tempat lesi.
7/27/2019 Morbus Hasen
12/45
STATUS DERMATOLOGIS
Lokasi : lengan atas kanan, punggung,
tungkai bawah kiri dan kanan
Distribusi : regional
Susunan : tidak khas
Batas : tegas
Ukuran : plakat
Effloresensi : plak eritem, plak hiperpigmentasi
Jumlah lesi : >5
Permukaan : halus
7/27/2019 Morbus Hasen
13/45
RESUME
Seorang perempuan datang ke poliklinikkusta rs. Sitanala dengan keluhan terdapat
bercak kemerahan pada lengan kanan,
punggung, dan kedua kaki sejak 6 bulan yanglalu sebelum pasien berobat. Bercak tersebut
muncul tiba-tiba dan awalnya hanya berupa
bercak kecil kemerahan pada daerah tersebut,
yang semakin lama makin membesar dan
meluas.
7/27/2019 Morbus Hasen
14/45
RESUME
gatal (-), nyeri (-), kebas pada daerah yangterdapat bercak tapi tidak terlalu jelas dengan
daerah kulit normal yang dirasakan. Karena
tidak mengganggu aktifitas, pasien tidak
berobat ke dokter. Kurang lebih 2 hari yang
lalu pasien berobat ke dokter karena bercak
makin meluas mengatakan bahwa penyakit
yang diderita pasien adalah lepra danpenyebabnya adalah bakteri , maka pasien
dirujuk ke rumah sakit sitanala.
7/27/2019 Morbus Hasen
15/45
RESUME
Pasien baru pertama kali mengalamikeluhan seperti ini, Dalam keluarga pasien
tidak ada yang menderita keluhan yang sama
seperti pasien. Di lingkulan rumah pasien adayang mempunyai keluhan yang sama seperti
pasien. Riwayat Asma, DM dan Hipertensi
disangkal. Pasien menyangkal alergi terhadap
obat dan makanan.
7/27/2019 Morbus Hasen
16/45
RESUME
Status Dermatologis :
Lokasi lengan atas kanan, punggung,
tungkai bawah kiri dan kanan, regional,batas tegas, ukuran plakat, Effloresensiberupa plak eritem, plak hiperpigmentasi,
jumlah lesi >5, permukaan halus
7/27/2019 Morbus Hasen
17/45
7/27/2019 Morbus Hasen
18/45
7/27/2019 Morbus Hasen
19/45
7/27/2019 Morbus Hasen
20/45
DIAGNOSA KERJA
Morbus Hansen tipe BT
DIAGNOSA BANDING
Tinea korporis
Morbus Hansen Tipe TT
7/27/2019 Morbus Hasen
21/45
PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan Bakterioskopik
Pemeriksaan Histopatologik
Pemeriksaan Serologik
7/27/2019 Morbus Hasen
22/45
Terapi :
Umum :
Penjelasan mengenai penyakit (penyebab,penularan dan komplikasi) dan pengobatanpada pasien dan keluarga, serta kontrol rutin
tiap bulan ke poliklinik Kulit dan Kelamin,minum obat teratur sampai dinyatakansembuh (tidak boleh terjadi putus obat).
Menjelaskan pada pasien bahwa daerah yangmati rasa merupakan tempat resiko terjadinyaluka, dan daerah yang luka merupakan portdentree bakteri, sehingga hindari luka.
7/27/2019 Morbus Hasen
23/45
Medikamentosa :
Rifampicin : 600 mg/bulan diminum di
depan petugas kesehatan
Dapson : 100 mg/hari diminum di
rumah
Lamprene : 300 mg/bulan diminum di
depan petugas kesehatan
dilanjutkan dgn 100 mg/hari
diminum di rumah
7/27/2019 Morbus Hasen
24/45
PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam Quo ad sanationam : ad bonam
7/27/2019 Morbus Hasen
25/45
Tinjauan Pustaka
Definisi
penyakit infeksi granulomatosa kronik yang
disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang
bersifat intraselular obligat
terutama menyerang saraf perifer, lalu kulit,
mukosa traktus respiratorius bagian atas, dan
ke organ lain, kecuali susunan saraf pusat.
7/27/2019 Morbus Hasen
26/45
Etiologi
Disebabkan oleh kuman Mycobacterium
leprae
Kuman ini bersifat gram positif, tidak bergerak
dan tidak berspora, tahan asam, berbentuk
batang, ukuran 1-8, lebar 0,2-0,5 , biasanyaberkelompok dan ada yang tersebar satu-satu
berkembang biak dalam sel Schwann saraf,
makrofag kulit. tidak dapat dikultur dalam media buatan.
7/27/2019 Morbus Hasen
27/45
Masa belah diri kuman sangat lama, yaitu 12-
21 hari,. Oleh karena itu, masa tunas menjadi
lama yaitu 40 hari - 40 tahun, rata-rata 2 5
tahun
7/27/2019 Morbus Hasen
28/45
7/27/2019 Morbus Hasen
29/45
Patofisiologi
Patofisiologi morbus Hansen yaitu
Masuknya M.Leprae ke dalam tubuh akan
ditangkap oleh APC (Antigen Presenting Cell)
dan melalui dua signal yaitu signal pertamadan signal kedua.
7/27/2019 Morbus Hasen
30/45
Signal pertama adalah tergantung pada TCR-
terkait antigen (TCR = T cell receptor) yang
dipresentasikan oleh molekul MHC padapermukaan APC sedangkan signal kedua
adalah produksi sitokin dan ekspresinya pada
permukaan dari molekul kostimulator APCyang berinteraksi dengan ligan sel T melalui
CD28. Adanya kedua signal ini akan
mengaktivasi To sehingga To akan
berdifferensiasi menjadi Th1 dan Th2. Adanya
TNF dan IL 12 akan membantu differensiasi
To menjadi Th1.
7/27/2019 Morbus Hasen
31/45
Th 1 akan menghasilkan IL 2 dan IFN yang
akan meningkatkan fagositosis makrofag
(fenolat glikolipid I yang merupakan lemakdari M.leprae akan berikatan dengan C3
melalui reseptor CR1,CR3,CR4 pada
permukaannya lalu akan difagositosis) danproliferasi sel B. Selain itu, IL 2 juga akan
mengaktifkan CTL lalu CD8+.
7/27/2019 Morbus Hasen
32/45
Di dalam fagosit, fenolat glikolipid I akan
melindungi bakteri dari penghancuranoksidatif oleh anion superoksida dan radikal
hidroksil yang dapat menghancurkan secara
kimiawi.
7/27/2019 Morbus Hasen
33/45
Karena gagal membunuh antigen maka sitokin
dan growth factors akan terus dihasilkan danakan merusak jaringan akibatnya makrofag
akan terus diaktifkan dan lama kelamaan
sitoplasma dan organella dari makrofag akan
membesar, sekarang makrofag seudah disebut
dengan sel epiteloid dan penyatuan sel
epitelioid ini akan membentuk granuloma.
7/27/2019 Morbus Hasen
34/45
7/27/2019 Morbus Hasen
35/45
Signal I tanpa adanya signal II akan
menginduksi adanya sel T anergi dan tidakteraktivasinya APC secara lengkap akan
menyebabkan respon ke arah Th2. Pada
Tuberkoloid Leprosy, kita akan melihat bahwa
Th 1 akan lebih tinggi dibandingkan
denganTh2 sedangkan pada Lepromatous
leprosy, Th2 akan lebih tinggi dibandingkan
dengan Th1.
7/27/2019 Morbus Hasen
36/45
APC pada kulit adalah sel dendritik
dimana sel ini berasal dari sum sum tulang
dan melalui darah didistribusikan ke jaringannon limfoid. Sel dendritik merupakan APC
yang paling efektif karena letaknya yang
strategis yaitu di tempat tempat mikrobadan antigen asing masuk tubuh serta organ
organ yang mungkin dikolonisasi mikroba. Sel
denritik dalam hal untuk bekerja harusterlebih dulu diaktifkan dari IDC menjadi DC.
7/27/2019 Morbus Hasen
37/45
Idc akan diaktifkan oleh adanya peptida
dari MHC pada permukaan sel, selain itu
dengan adanya molekul kostimulatorCD86/B72, CD80/B7.1, CD38 dan CD40.
Setelah DC matang, DC akan pindah dari
jaringan yang inflamasi ke sirkulasi limfatikkarena adanya ekspresi dari CCR7 ( reseptor
kemokin satu satunya yang diekspresikan
oleh DC matang).
7/27/2019 Morbus Hasen
38/45
M. Leprae mengaktivasi DC melalui TLR 2
TLR 1 heterodimer dan diasumsikan melalui
triacylated lipoprotein seperti 19 kdalipoprotein. TLR 2 polimorfisme dikaitkan
dengan meningkatnya kerentanan terhadap
leprosy.
7/27/2019 Morbus Hasen
39/45
M.Leprae memiliki bagian G domain of
extracellular matriks protein laminin 2 yangakan berikatan dengansel schwaan melalui
reseptor dystroglikan lalu akan mengaktifkan
MHC kelas II setelah itu mengaktifkan CD4+.
CD4+ akan mengaktifkan Th1 dan Th2 dimana
Th1 dan Th2 akan mengaktifkan makrofag.
7/27/2019 Morbus Hasen
40/45
7/27/2019 Morbus Hasen
41/45
Sitokin dan GF tidak mengenai bagian self
atau nonself sehingga akan merusak saraf dan
saraf yang rusak akan diganti dengan jaringanfibrous sehingga terjadilah penebalan saraf
tepi. Sel schwann merupakan APC non
professional
7/27/2019 Morbus Hasen
42/45
TerapiPengobatan memiliki tujuan utama yaitu
memutuskan mata rantai penularan untuk
menurunkan insiden penyakit, mengobati dan
menyembuhkan penderita, mencegahtimbulnya penyakit, untuk mencapai tujuan
tersebut, srategi pokok yg dilakukan
didasarkan atas deteksi dini dan pengobatan
penderita.
7/27/2019 Morbus Hasen
43/45
TerapiDapson, diamino difenil sulfon bersifat
bakteriostatik yaitu mengahalangi atau
menghambat pertumbuhan bakteri. Dapson
merupakan antagonis kompetitif dari para-
aminobezoic acid (PABA) dan mencegahpenggunaan PABA untuk sintesis folat oleh
bakteri. Efek samping dari dapson adlah
anemia hemolitik, skin rash, anoreksia,nausea, muntah, sakit kepala, dan vertigo.
7/27/2019 Morbus Hasen
44/45
7/27/2019 Morbus Hasen
45/45
TerapiRifampicin, bakteriosid yaitu membunuhkuman. Rifampicin bekerja dengan cara
menghambat DNA- dependent RNA polymerase
pada sel bakteri dengan berikatan pada subunit
beta. Efek sampingnya adalah hepatotoksik,
dan nefrotoksik.