59
EVALUASI EFEKTIVITAS CSR INDOCITA FOUNDATION BAGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Studi Deskriptif Kualitatif: Penilaian Efektivitas Pelaksanaan CSR Indocita Foundation Bagi Pemberdayaan Warga Desa Randuagung, Kecamatan Singosari, Malang) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dengan Minat Utama Manajemen Komunikasi Oleh : Claudia Maya 135120200111014 Cheryl Alvigayani 135120200111010 M.Y. Dwi Bimantoro 135120207111015 Iqro Mutahajjid 135120200111034 Juwidia Pranita Sari 135120200111026 Arif Yudistanto 135120201111032 Gresilia Kristin Gea D1C113221 Gusti Amalia D1C113004

mpkk kuali 123

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sdsdsffs

Citation preview

Page 1: mpkk kuali 123

EVALUASI EFEKTIVITAS CSR INDOCITA FOUNDATION BAGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

(Studi Deskriptif Kualitatif: Penilaian Efektivitas Pelaksanaan CSR Indocita Foundation Bagi Pemberdayaan Warga Desa Randuagung, Kecamatan Singosari,

Malang)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar SarjanaIlmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dengan Minat Utama Manajemen Komunikasi

Oleh :

Claudia Maya 135120200111014

Cheryl Alvigayani 135120200111010

M.Y. Dwi Bimantoro 135120207111015

Iqro Mutahajjid 135120200111034

Juwidia Pranita Sari 135120200111026

Arif Yudistanto 135120201111032

Gresilia Kristin Gea D1C113221

Gusti Amalia D1C113004

ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG

2015

Page 2: mpkk kuali 123

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah

memberikan rahmat, hidayah, dan inayah serta nikmat diantaranya adalah nikmat

sehat, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Proposal Laporan Observasi

Mata Kuliah Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif yang berjudul

“EVALUASI EFEKTIVITAS CSR INDOCITA FOUNDATION BAGI

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT” dengan baik. Adapun tujuan dari

pembuatan laporan ini adalah untuk menganalisa keefektifitasan pelaksanaan

program CSR Indocita Foundation bagi pemberdayaan masyarakat di Desa

Randuagung, Kecamatan Singosari.

Banyak kesulitan dan hambatan yang kami hadapi dalam membuat tugas

proposal laporan ini, namun dengan semangat dan kegigihan yang kami lakukan

serta dorongan, arahan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga

kami mampu menyelesaikan tugas laporan observasi ini dengan baik. Penyusun

menyadari dalam menyelesaikan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Rachmat Kriyantono, Ph.D, selaku dosen pengampu mata kuliah

Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif.

2. Orang tua kami yang selalu mendukung kami dengan doa dan

semangatnya.

3. Serta teman-teman yang memberi dorongan dengan semangatnya kepada

saya untuk menyelesaikan laporan ini.

Saya menyadari laporan observasi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu

kritik dan saran saya harapkan sebagai bahan perbaikan pada laporan laporan

berikutnya. Semoga laporan observasi ini dapat bermanfaat.

Malang,

2015

Page 3: mpkk kuali 123

Daftar isiKata Pengantar.........................................................................................................2

Daftar isi...................................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................5

1.1 Latar Belakang..........................................................................................5

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................14

1.3 Tujuan Masalah.......................................................................................14

1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................14

1.4.1 Manfaat Akademis...........................................................................14

1.4.2 Manfaat Praktis................................................................................15

1.5 Etika Penulisan........................................................................................15

BAB II....................................................................................................................17

2.1 Definisi Public relations..........................................................................17

2.2 Strategi Public Relations.........................................................................18

2.2.1 Pengertian Strategi Public relations................................................18

2.2.2 Tahap-tahap kegiatan Strategi Public relations...............................19

2.2.3 Program Strategi..............................................................................20

2.3 Definisi Corporate Social Responsibility (CSR).....................................20

2.4 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR).....................................21

2.4.1 Pemerintah.......................................................................................22

2.4.2 Masyarakat dan penduduk setempat................................................23

2.4.3 Perusahaan.......................................................................................23

2.5 Stakeholder..............................................................................................23

2.6 Kerangka Pemikiran................................................................................24

2.7 Studi pendahuluan...................................................................................26

BAB III..................................................................................................................29

3.1 Jenis Penelitian........................................................................................29

3.2 Metode Penelitian....................................................................................30

3.3 Fokus Penelitian......................................................................................31

Page 4: mpkk kuali 123

3.4 Sumber Data............................................................................................31

3.5 Teknik Pengumpulan Data......................................................................32

3.6 Teknik Pemilihan Informan.....................................................................33

3.7 Teknik Analisis Data...............................................................................34

3.8 Keabsahan Data.......................................................................................36

Daftar Pustaka........................................................................................................38

Page 5: mpkk kuali 123

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan

erat kaitannya dengan “pembangunan berkelanjutan”, dimana muncul argumentasi

bahwa suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya tidak hanya berdasarkan

keuangan saja, melainkan berpijak pada konsekuenasi sosial dan lingkungan

untuk waktu sekarang ataupun untuk yang akan datang (Milne dalam Suyono,

2010, h. 4). Terdapat dua sudut pandang dalam memandang CSR, yakni sudut

pandang konseptual yang melihat bahwa usahawan seyogyanya

mempertimbangkan kepentingan sosial masyarakat dalam pengambilan

keputusan; dan CSR dipandang sebagai program sosial perusahaan yang spesifik,

artinya perusahaan perlu membuat program spesifik yang mungkin dapat

ditempuh perusahaan (Miner dalam Saladin, 2004, h. 157).

Tanggung jawab sosial perusahaan atau dikenal sebagai Corporate Social

Responsibilty (CSR) merupakan sebuah kewajiban yang bisa merubah, baik

pandangan maupun perilaku dari pelaku usaha, sehingga CSR tidak sekedar

tuntutan moral, tapi sebagai wujud kewajiban suatu perusahaan (Suhadi, Febrian,

& Turatmiyah, 2014, h. 72). CSR juga buka sekedar kegiatan ekonomi, melainkan

tanggung jawab terhadap sosial dan lingkungan (Supriadinata & Goestaman,

2013, h. 2).

Konsep tentang CSR diperkuat oleh Magnan dan Ferrel (dalam Wibisono,

2007, h. 21) bahwa perusahaan perlu memberikan perhatian secara seimbang

terhadap kepentingan berbagai stakeholder yang beragam dalam setiap keputusan

Page 6: mpkk kuali 123

dan tindakan yang diambil oleh para pelaku bisnis melalui perilaku yang secara

sosial beratnggungjawab. Berdasarkan beberapa pemaparan diatas, dapat

digambarkan bahwa CSR sebagai suatu bentuk kepedulian perusahaan terhadap

lingkungan maupun kepentingan masyarakat sebagai bentuk tanggungjawab sosial

mereka.

Aspek moral dan etika dalam melaksanakan CSR merupakan hal yang

penting, karena terdapat argumen yang menyatakan bahwa kegiatan CSR tidak

terlihat sebagai sebuah penghalang, namun kegiatan yang membawa manfaat dan

keuntungan baik dalam jangka waktu yang pendek maupun lama (Branco dalam

Hadi, 2013, h. 33). Merujuk pada pemaparan diatas, dapat dikatakan bahwa

perusahaan dalam melaksanakan CSR-nya, belum murni menjalankan

pemberdayaan masyarakat sebagai bentuk tanggungjawab sosialnya, melainkan

masih mencari keuntungan dari kegiatan CSR yang dibuat. Seperti yang

dijelaskan Mardikanto (dalam Hadi, 2013, h. 34) bahwa konsep dasar

pemberdayaan masyarakat ialah membantu meningkatkan kemampuan

masyarakat dan meminimalkan kesulitan yang dihadapi masyarakat, sehingga

tidak lagi ada pola ketergantungan. Oleh karena itu, berbagai program

pemberdayaan masyarakat harus menjadi fokus utama setiap perusahaan dalam

melaksanakan CSR.

Penelitian yang dilakukan oleh Ismail (2009, h. 204) menyebutkan bahwa

CSR memiliki implikasi pada pemberdayaan masyarakat dalam berbagai cara.

Seperti laporan dari Perrin (dalam Ismail, 2009, h. 204) bahwa kegiatan CSR

sebagai penggerak seluruh karyawan perusahan telah menduduki urutan ketiga

Page 7: mpkk kuali 123

tentang peran CSR dalam pemberdayaan masyarakat. Berikutnya, dalam

perusahaan U.S, misalnya, kegiatan CSR memiliki perhatian khusus dalam

memunculkan reputasi sebuah perusahaan (Ismail, 2009, h. 205). Berdasarkan

penjelasan diatas, dapat terlihat bahwa pelaksanaan CSR suatu perusahaan dapat

memberikan manfaat baik bagi internal maupun eksternal dari suatu perusahaan.

Telah banyak penelitian yang dilakukan terkait CSR, baik untuk melihat

dampaknya bagi perusahaan itu sendiri maupun bagi lingkungan sosial sekitarnya.

Seperti penelitian oleh Saputro (2010, h. 131) yang meneliti sustainability

program CSR PT Telkom dari sisi kapasitas masyarakat dalam mengakses sumber

daya. Menurut Saputro (2010, h. 143), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

masyarakat belum cukup sustainble dengan ada atau tidaknya program dari PT

Telkom dikarenakan program PT Telkom sejauh yang ada dirasa belum cukup

untuk menuju kemandirian masyarakat. Namun, hasil penelitian ini juga

menunjukkan bahwa program PT Telkom, menurut para petani dirasa jauh lebih

baik dibandingkan program-program dari pihak lainnya. Program PT Telkom

memberikan banyak pelajaran dan pengetahuan baru bagi petani, seperti mampu

menganalisa kemampuan dan kelemahan dari petani sendiri, mampu menganalisis

program dari PT Telkom dengan membandingkan dengan program dari pihak

lainna, dan mampu mengutarakan pendapat dan pemikirannya mengenai

perbaikan program ini untuk di waktu-waktu berikutnya (Saputro, 2010, h. 14).

Dalam melaksanakan kegiatan CSR, suatu perusahaan dapat menemui sebuah

kendala ketika akan mengimplementasikan program-program CSR. Argumen

peneliti didukung oleh penelitian Kumar (2014, h. 97 ) yang menganalisa dampak

Page 8: mpkk kuali 123

dan tantangan dari aktivitas CSR di India. Hasil penelitian ini memaparkan bahwa

di India, CSR memberikan dampak pada perusahaan terkait, masyarakat, dan

pendidikan (Kumar, 2014, h. 103). Selain dampak, tantangan aktivitas CSR di

India ialah meningkatkan kesadaran masyarakat sebagai sebuah kebutuhan

tentang CSR agar program CSR dapat berjalan dengan efektif (Kumar, 2014, h.

104). Merujuk pada hasil penelitian diatas, dapat dikatakan bahwa pengetahuan

masyarakat tentang CSR masih kurang, sehingga masih ada masyarakat yang

melewatkan begitu saja terkait program CSR tersebut.

Penelitian lain dapat dilakukan untuk menganalisis pelaksannan CSR suatu

perusahaan. Seperti penelitian Mulyadi, Hersona, dan May (2012, h. 900) yang

menganalisa program CSR yang telah dilakukan oleh PT Pertamina Gas Area JBB

Distrik Cilamaya bagi masyarakat. Selain itu, tujuan penelitian untuk menjelaskan

dan menganalisis respon/tanggapan masyarakat terhadap pelaksanaan CSR oleh

PT Pertamina Gas Area JBB (Mulyadi, Hersona, dan May, 2012, h. 902). Hasil

penelitian ini menjelaskan bahwa PT Pertamina Gas Area JBB Distrik Cilamaya

telah melaksnakan lima program CSR, meliputi program penghijauan dan bantuan

mobil kebakaran (bidang lingkungan), pembinaan klub sepak bola, senam massal,

pemakaian sarana olahraga gratis dan donor danar (bidang kesehatan), beasiswa

dan sumbangan komputer (bidang pendidikan), sumbangan meja belajar,

pembangunan ruang kelas dan penyediaan sarana tempat ibadah (bidang

infrastruktur), dan budidaya pertanian dan budidaya jamur merang (bidang

pemberdayaan masyarakat) (Mulyadi, Hersona, & May, 2012, h. 916).

Berdasarkan pihak perusahaan, pelaksanaan kelima program tersebut berjalan

Page 9: mpkk kuali 123

secara terorganisir yang artinya telah terencana dan terstruktur, namun respon

masyarakat terkait pelaksanaan CSR di bidang pendidikan sangat baik. Sedangkan

dalam bidang penghijauan, respon masyarakat menilai masih ragu-ragu dalam

pelaksanaannya (Mulyadi, Hersona, & May, 2012, h. 917).

Beberapa tahun terakhir, CSR menjadi sorotan tajam dari berbagai pihak

karena dinilai gagal memberi pengaruh kepada kesejahteraan rakyat (Suhadi,

Febrian, & Turatmiyah, 2014, h. 73). Penilaian gagal tersebut muncul karena

adanya konflik antara masyarakat dengan perusahaan, bahkan kebijakan

pemerintahan yang dapat menghambat berjalannya CSR perusahaan (Suhadi,

Febrian, & Turatmiyah, 2014, h. 73).

Penelitian oleh Asniwaty (2010, h. 1267) telah dilakukan untuk mengevaluasi

pelakasanaan corporate sosial responsibility di PT. Pupuk Kaltim. Penelitian ini

bertujuan mengevaluasi pelaksanaan program CSR dengan standar Kepmen

BUMN dan memberi masukan dalam penyempurnaan pelaksanaan CSR di pupuk

Kaltim untuk mengantisipasi pelaksanann ISO 26000 pada tahun mendatang

(Asniwati, 2010, h. 1268). Program CSR yang dilaksanakan oleh PT. Pupuk

Kaltim sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada masyarakat terdiri dari tiga,

yakni (1) Penyaluran dana kemitraan, (2) Penyaluran dana hibah, dan (3)

Penyaluran bina lingkungan (Asniwati, 2010, h. 1269). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ketiga program tersebut belum menunjukkan efektivitas

pemanfaatan dana dan multiplier efek oleh masyarakat, karena data laporan hanya

berupa jumlah dana yang diberikan dan dikembalikan, tanpa adanya pemantauan

terkait bentuk usaha yang dibuat (Asniwati, 2010, h. 1272).

Page 10: mpkk kuali 123

Terdapat penelitian lain yang bertujuan untuk menganalisa efektivitas CSR

dalam menyelesaikan masalah sosial lingkungan perusahaan. Penelitian ini

dilakukan oleh Supriadinata dan Goestaman (2013, h. 2) yang manganalisa

efektivitas CSR di PT Pertamina Unit Pemasaran TBBM Depot Ende bagi

perusahaan dan masyarakat. Program CSR PT Pertamina, meliputi program

beasiswa, program sehati Pertamina dan Pemberdayaan Posyandu, penanaman

pohon cacao, dan program air bersih (Supriadinata & Goestaman, 2013, h.4).

Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat beberapa masalah dalam pelaksanaan

program CSR tersebut, meliputi jangka waktu keberlanjutan pelaksanaan program

CSR, kurangnya pemahaman penerima bantuan, tidak adanya alat pengukuran

tercapainya program CSR oleh TBBM Depot Ende, dan tidak adanya pelaporan

yang jelas mengenai hasil atas pelaksanaan program (Supriadinata & Goestaman,

2013, h.11).

Upaya implementasi CSR telah diterapkan oleh Lembaga Bimbingan Belajar

Indocita Foundation di Desa Randuagung, Kecamatan Singosari, Malang. Indocita

Foundation berdiri pada tanggal 6 Juni 2008 yang memiliki kantor pusat di Kota

Malang. Indocita merupakan sebuah lembaga yang bergerak dalam

pengembangan bahasa, khususnya Bahasa Inggris. Dalam rangka meningkatkan

kualitas penguasaan Bahasa Inggris pada para siswa lingkungan Singosari dan

Lawang, Indocita Foundation melaksanakan tanggung jawab sosial melalui

Indocita Scholarship Program (ISP). Hal ini merupakan wujud dari aktivitas

sosialnya dengan mendirikan pendidikan gratis bahasa inggris.

Page 11: mpkk kuali 123

ISP merupakan program pembelajaran Bahasa Inggris yang diberikan secara

gratis bagi siswa SD/ SMP/ SMA yang kurang mampu atau putus sekolah.

Indocita Foundation melalui ISP, memberikan program pembelajaran bahasa

inggris secara gratis selama satu tahun. Melalui ISP, Indocita meluncurkan

program Desa Inggris Singosari dan telah mendapat ijin dari Dinas Pendidikan

Kabupaten Malang Nomor: 400/25/421.102/2008. Selain itu, berdirinya Desa

Inggris Singosari oleh Bapak Bupati Malang, Bpk. H. Rendra Kresna pada tanggal

15 September 2013. Desa Inggris ini terletak di Jl. Pesantren RT. 05 RW.03

No.26 Randuagung Singosari Malang 65153 Jawa Timur.

Seperti yang tertulis melalui website desa inggris singosari (2015),

desainggris.com, Indocita Foundation sebagai lembaga bimbingan belajar bahasa

inggris memandang bahwa banyak masyarakat Indonesia yang menganggap

belajar bahasa inggris susah, sulit, dan membosankan. Di sisi lain, kebutuhan

bahasa inggris secara internasional sangat penting. Founder Indocita ingin

menghadirkan konsep pembelajaran bahasa inggris dengan suasana yang

menyenangkan dan tidak membosankan. Ketika peneliti melakukan wawancara

bersama HRD Indocita, “Miss Umi”, beliau menjelaskan bahwa berdirinya

Indocita ini juga sebagai bentuk keprihatinan terkait kurangnya bantuan

pendidikan kepada anak-anak yang kurang mampu. Selain itu, Indocita juga

memandang bahwa belum banyak lapangan yang tersedia untuk menampung

tenaga kerja dari anak-anak yang hanya lulusan SMA.

Seperti yang tertulis dalam website desainggrissingosari.com, Indocita

Foundation memiliki visi yakni mencetak masyarakat yang cerdas dan menjadi

Page 12: mpkk kuali 123

bagian dari masyarakat internasional yang didasari dengan iman dan taqwa. Selain

visi, terdapat tiga misi yang dicanangkan oleh Indocita Foundation, pertama

menyediakan pendidikan yang berkualitas dengan harga tarjangkau dan gratis.

Kedua, menyiapkan generasi penerus bangsa yang siap cerdas dan berakhlak.

Ketiga, ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Berdirinya Desa Inggris yang bertempat di Desa Randuagung, salah satunya

karena pendiri Indocita Foundation memang berasal dari Desa Randuagung.

Direktur Indocita berkeinginan untuk menciptakan lingkungan berbahasa inggris

yang diawali dari tempat tinggalnya terlebih dahulu. Beliau mengamati banyak

anak-anak kecil yang tidak dapat bersekolah karena keterbatasan biaya, namun

masih ada motivasi dalam diri anak-anak tersebut untuk belajar. Selain itu,

mengenalkan dan mengajarkan bahasa inggris sejak dini kepada anak-anak

menjadi langkah awal yang baik. Hal ini akan mendorong anak-anak untuk tidak

malu berbicara dengan bahasa asing (inggris) kepada lawan bicara.

Selaku HRD Indocita Foundation, “Miss Umi” menjelaskan bahwa Indocita

melakukan survei di sekolah-sekolah SMA yang ada di Kecamatan Singosari dan

Lawang untuk mengumpulkan data sebelum mendirikan Indocita Foundation.

Hasil survei tersebut menjelaskan bahwa di Kecamatan Singosari dan Lawang ini

masih banyak anak-anak kurang mampu yang duduk di bangku SMA kelas 3,

namun mereka bingung harus bekerja apa karena tidak memiliki cukup dana untuk

melanjutkan pendidikan di jenjang berikutnya. Hal ini yang memperkuat tekad

Indocita untuk mendirikan Indocita Foundation, dimana selain memberikan

pendidikan bahasa inggris secara gratis, namun juga merekrut anak-anak SMA

Page 13: mpkk kuali 123

yang tidak bisa melanjutkan ke perkuliahan dengan membimbing mereka sebagai

tenaga pengajar bahasa inggris di Indocita Foundation.

Selain membuka lapangan pekerjaan bagi anak-anak yang putus sekolah,

Indocita Foundation juga membantu ekonomi warga Desa Randuagung dengan

berdirinya Desa Inggris Singosari. Hal ini diwujudkan dengan menempatkan

siswa-siswi dari luar kota yang ingin belajar bahasa inggris di rumah warga Desa

Inggris. Program “host-fam” dilaksanankan ketika liburan sekolah berlangsung, di

mana siswa-siswi dari luar kota akan tinggal dan menginap di rumah warga.

Dengan begini, Indocita akan membayar uang sewa penginapan, air, makan, dll

kepada warga Desa Watugede. Dengan menempatkan siswa di rumah warga,

maka hal tersebut akan membiasakan para warga untuk mendengar percakapan

bahasa inggris.

Desa Inggris memberikan konsep pembelajaran yang menyenangkan dan

tidak membosankan kepada para siswa. Proses pembelajaran dapat dilakukan

secara indoor (di rumah direktur Indocita Foundation) ataupun outdoor (di luar

rumah). Hal ini diterapkan agar siswa tidak merasa tegang dalam belajar bahasa

inggris. Desa Inggris bukanlah tempat belajar bahasa inggris yang formal atau

kaku, melainkan anak-anak dibebaskan untuk berinteraksi satu dengan yang lain.

Indocita Foundation mengenalkan Desa Inggris kepada warga Desa

Randuagung, khususnya, secara door to door. Indocita Foundation mendatangi

rumah warga satu persatu untuk menjelaskan konsep dari Desa Inggris. Menurut

pihak Indocita Foundation, hal ini perlu dilakukan untuk memberikan pengertian

agar tidak salah paham dalam memaknai Desa Inggris. Indocita Foundation

Page 14: mpkk kuali 123

sekaligus melakukan pendataan jumlah anak dari warga sekitar, khususnya Desa

Randuagung untuk bergabung di Desa Inggris guna mengikuti pembelajaran

bahasa inggris secara gratis.

Berdasarkan pemaparan tentang program CSR di Indocita Foundation dengan

mengaitkan beberapa penelitian tentang pelaksanaan CSR, perlu dilakukan

evaluasi terkait bagaimana berjalannya program CSR bagi pemberdayaan

masyarakat guna mencapai kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, penelitian

ini akan mengevaluasi efektivitas dari pelaksanaan program CSR Indocita dalam

pemberdayaan warga Desa Randuagung.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana efektivitas pelaksanaan program CSR Indocita Foundation bagi

pemberdayaan masyarakat di Desa Randuagung, Kecamatan Singosari?

1.3 Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, adapun tujuan dari

penelitian ini ialah untuk menganalisa keefektifitasan pelaksanaan program CSR

Indocita Foundation bagi pemberdayaan masyarakat di Desa Randuagung,

Kecamatan Singosari.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Sebagai salah satu kajian Ilmu Komunikasi, khususnya Public Relations,

sebagai pengembangan dan memperdalam aktivitas CSR dalam melakukan

pemberdayaan masyarakat di desa. Berikutnya, penelitian ini dapat

Page 15: mpkk kuali 123

menjadi referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya dalam rangka

menyempurnakan penelitian yang sudah pernah dilakukan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan

masukan kepada praktisi PR, berkaitan dengan aktivitas CSR yang

dilakukan agar tepat sasaran pada khalayak agar pemberdayaan

masyarakat di desa menjadi rata.

1.5 Etika Penulisan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu menghubungi HRD

Indocita melalui telepon terkait permohonan izin dan persyaratan yang harus

dipenuhi ketika hendak melakukan penelitian. Setelah mendapat izin, peneliti

akan melanjutkan penelitian dengan mengumpulkan data secara kualitatif melalui

wawancara mendalam dan observasi kepada masyarakat desa yang terlibat dalam

aktivitas CSR Indocita Scholarship Program.

Semua informan dalam penelitian ini telah ditetapkan berdasarkan maksud

dan tujuan penelitian. Sebelum peneliti melakukan wawancara dan observasi

dengan warga Desa Randuagung, peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud

dan tujuan dalam penelitian yang dilakukan. Jika informan menyetujui, maka

peneliti langsung melakukan wawancara dan mendokumentasi selama penelitian

berlangsung. Peneliti berharap agar informan memberikan informasi dengan

sejujurnya dan tidak ada yang sengaja ditutupi. Seluruh infomrasi yang berhasil

dihimpun akan dijaga kerahasiannya dan hanya akan digunakan untuk

kepentingan akademis. Dasar etika yang digunakan dalam penelitian ini ialah

Page 16: mpkk kuali 123

informan bebas dalam menentukan apakah identitasnya diungkap atau tidak, dan

peneliti tidak memaksa informan untuk memberikan informasi yang tidak

dikehendakinya.

Page 17: mpkk kuali 123

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Public relations

Public relations merupakan suatu bagian atau devisi yang tidak dapat

dipisahkan dari organisasi atau perusahaan dalam menjalin hubungan internal dan

eksternalnya hal ini sesuai dengan kutipan dari Public relations Society America

bahwa “Public relations is a strategic communication process that build mutually

beneficial relationship between an organization and its people” (Ruliana, 2014, h.

180). Dalam menjalin hubungan tersebut organisasi dapat melakukannya melalui

komunikasi dan perencanaan seperti yang dimaksud oleh Scholz bahwa “Public

relations adalah suatu perencanaan yang mendorong untuk mempengaruhi opini

melalui pelaksanaan tanggung jawab sosial berdasarkan suatu komunikasi timbal

balik untuk mencapai kepuasaan kedua belah pihak” (Ruliana, 2014, h. 81).

Kemudia Grunig dan Hunt berpendapat bahwa “Public relations adalah

manajemen komunikasi antara organisasi dengan publiknya” (Kriyantono, 2012,

h.5).

Namun disisi lain selain sebagai seorang Pulic relations juga memiliki

tugas lain dalam organisasi atau perusahaan adalah membangun citra dalam

organisasi atau perusahaan tersebut hal ini menurut Nova (2009) public relations

dapat berkomunikasi timbal balik yang juga dapat menekankan pada moral dan

juga prilaku yang baik dengan tujuan untuk membangun opini, persepsi, dan citra

positif (good image) bagi perusahaan. Citra (image) menurut Kriyantono (2012, h.

9) yaitu “citra adalah persepsi publik tentang perusahaan menyangkut

palayanannya, kualitas produk, budaya perusahaan, prilaku perusahaan atau

Page 18: mpkk kuali 123

prilaku individu-individu dalam perusahaan dan lainnya”, atau dapat dikatakan

bahwa public relations bertugas mebangun citra (image) yang positif dari jasa

produk ataupun individu dalam perusahaan tersebut tidak hanya perusahaan

kepada klayaknya. Dari hal tersebut maka public relations dapat berkomunikasi

yang baik serta memabuat program-program yang berlandaskan tanggung jawab

sosial untuk mencapai tujuan dari organisasi atau perusahaan.

2.2 Strategi Public Relations

2.2.1 Pengertian Strategi Public relations

Agar tujuan dapat tercapai maka dibutuhkan strategi yang tepat agar sesuai

dengan yang diharapkan. Begitu juga dengan kegiatan Public relations yang

membutuhkan strategi dalam menjalankan sesuatu. Menurut Ahmad S.

Adnanputra, Presiden Institut Bosnis dan Manajemen Jayakarta, batasan

pengertian tentang strategi Public relations adalah :

“Alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public relations dalam kerangka suatu rencana public relations (public relations plan).”

Public relations bertujuan untuk menegakkan dan mengembangkan suatu

“citra yang menguntungkan” (favorable image) bagi organisasi/perusahaan, atau

produk barang dan jasa terhadap para stakeholdersnya sasaran yang terkait yaitu

publik internal dan publik eksternal. Untuk mencapai strategi tersebut, strategi

kegiatan PR semestinya diarahkan pada upaya menggarap persepsi para

stakeholder, akar sikap tindak dan persepsi mereka. Konsekuensinya jika strategi

penggarapan berhasil maka akan diperoleh sikap tindak dan persepsi yang

Page 19: mpkk kuali 123

menguntungkan dari stakeholder sebagai khalayak sasaran sehingga akan tercipta

suatu opini dan citra yang menguntungkan (Ruslan, 2014: 133-140).

Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi Public relations adalah pemikiran

yang telah direncanakan oleh praktisi PR untuk mengelola citra melalui berbagai

kegiatan PR guna mecapai tujuan perusahaan.

2.2.2 Tahap-tahap kegiatan Strategi Public relations

Strategi public relations dibentuk melalui dua komponen yang saling terkait

erat, yakni sebagai berikut :

Komponen Pembentukan Strategi PR

1) Komponen sasaran Satuan atau segmen yang akan

digarap

2) Komponen sarana Panduan atau bauran sarana untuk

menggarap suatu sasaran.

Adapun tahap-tahap kegiatan strategi PR yaitu :

Pertama, komponen sasaran, adalah para stakeholder dan publik yang

mempunyai kepentingan yang sama. Sasaran tersebut secara struktural dan formal

yang dipersempit melalui upaya segmentasi yang dilandasi “seberapa jauh sasaran

itu menyandang opini bersama, potensi polemik, dan pengaruhnya bagi masa

depan organisasi yang menjadi perhatian publik sasaran.

Page 20: mpkk kuali 123

Kedua, komponen sarana (Adnanputra, 1990) yang pada strategi Public relations

berfungsi untuk mengarahkan ketiga kemungkinan tersebut ke arah posisi atau

dimensi yang menguntungkan. Hal tersebut dilaksanakan melalui pola dasar “The

3-C’s option” (Conversation, Change, Crystallization) dari stakeholder yang

disegmentasikan menjadi publik sasaran.

2.2.3 Program Strategi

Landasan umum dalam proses penyusunan strategi public relations,

menurut Ahmad S. Adnanputra dalam makalah “PR Strategy” (1990), yang

berkaitan dengan fungsi-fungsi PR secara integral melekat pada manajemen suatu

perusahaan, yaitu sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi permasalahan yang muncul

2. Identifikasi unit-unit sasarannya

3. Mengevaluasi mengenai pola dan kadar sikap tindak unit sebagai sasaran

4. Mengidentifikasi tentang struktur kekuasaan pada unit sasaran

5. Pemilihan opsi atau unsur taktikal strategi PR

6. Mengidentifikasi dan evaluasi terhadapperubahan kebijaksanaan atau

peraturan pemerintah

7. Menjabarkan strategi PR, dan taktik program yang telah direncanakan,

dilaksanakan, mengkomunikasikan, dan evaluasi hasil kerja

2.3 Definisi Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bentuk dari salah satu

program perusahaan yang dapat dilakukan berdasarkan tanggung jawab sosial.

Page 21: mpkk kuali 123

Corporate Social Responsibilyty (CSR) merupakan program public relations

untuk melibatkan diri dalam mengatasi permasalah sosial yang ada di

lingkungannya (Kriyantono, 2012). Menurut Brown dan Dacin (1997) dan Send

dan Bhattacharya (2001) dalam Pustikaningsih (2011) yaitu Corporate Social

Responsibility (CSR) merupakan “kegiatan perusahaan atau status yang berkaitan

dengan kewajiban yang dirasakan masyarakat atau pemangku kepentingan” yang

berarti Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan untuk

masyarakat yang menggambarkan program dari perusahaan tersebut secara

berkelanjutan.

Corporate Social Responsibility (CSR) yang saat ini disebut juga

tanggungjawab perusahaan, corporate citizen, bisnis bertanggung jawab, dan

kesempatan sosial masyarakat yang dalam pengertiannya adalah “a concept

whereby business organization consider the interest of society by taking

responsibility for the impact of their activities on customers, suppliers, employees,

shareholders, communities and other stakeholders as well as their environment”

(Ismail, 2009, h. 199-209). Seperti pengertian di atas organisasi juga

mempertimbangkan dengan bertanggung jawab atas aktivitas yang salah satunya

adalah satkeholders.

2.4 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)

Untung (2009) menyebut Corporate Social Responsibility (CSR)

merupakan ungkapan balas budi yang dilakukan oleh perusahaan kepada

masyarakat dan lingkungan, atas keuntungan yang telah didapatkan oleh

perusahaan. Untung (2009) juga mengatakan bahwa prinsip dasar dengan adanya

Page 22: mpkk kuali 123

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah perusahaan dapat memberdayakan

masyarakat setempat sehingga terbebas dari kemiskinan maupun masalah-masalah

yang ada pada pendidikan, infrastruktur dan sebagainya.

Selain untuk memberdayakan masyarakat, dari sisi perusahaan dengan

adanya Corporate Social Responsibility (CSR) hubungan antara masyarakat dan

perusahaan dapat terjalin dengan baik sehingga kegiatan operasional perusahaan

dapat berjalan lancar tanpa adanya gangguan. Menurut Urip (2014), manfaat dari

Corporate Social Responsibility (CSR) terbagi menjadi 4 (empat), yaitu manfaat

Corporate Social Responsibility (CSR) bagi pemerintah, bagi masyarakat dan

penduduk, bagi perusahaan, bagi dunia dan lingkungan.

2.4.1 Pemerintah

- CSR dapat membantu keberlanjutan pembangunan dan percepatan

pertumbuhan perekonomian mikro melalui “tata kelola perusahaan yang

baik/perubahan tata nilai” dan “praktik terbaik” yang akan mendorong

terbentuknya pasar yang kondusif bagi investor lokal maupun asing.

- Perusahaan yang mendorong terlaksananya kegiatan CSR yang memberi

manfaat bagi masyarakat – asalkan memenuhi kriteria pembangunan dan

berkelanjutan tertentu – dapat dipertimbangkan untuk mendapatkan

insentif pajak

- Anggaran bersama CSR dapat berperan sebagai sumber pendapatan

tambahan masyarakat (melalui penyediaan lapangan kerja dan penciptaan

kemakmuran untuk mengurangi kemiskinan)

Page 23: mpkk kuali 123

2.4.2 Masyarakat dan penduduk setempat

- Terdapat perubahaan kebiasaan dan peningkatan kualitas hidup pada

masyarakat

- Adanya peningkatan kompetisi sumber daya manusia,

- Terciptanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat, sehingga masyarakat

sekitar menjadi makmur.

2.4.3 Perusahaan

- Bagi perusahaan, dengan adanya CSR dapat membantu perusahaan dalam

mempertahankan dan mendongkrak reputasi perusahaan

- Menimbulkan citra yang baik, sehingga dapat meningkatkan laba

perusahaan

- Adanya dukungan dan niat baik masyarakat, sehingga kegiatan operasional

perusahaan tidak terganggu dan dapat berjalan lancar

- Perusahaan dapat berpeluang mendapatkan penghargaan

2.5 Stakeholder

Stakeholder merupakan pemangku kepentingan yang dalam pengertiannya

menurut Kriyantono (2014, h. 152) “Stakeholder adalah kategori umum dari

orang-orang yang berpotensi dipengaruhi oleh aktivitas dan keputusan

organisasi”. Dalam premis dari teori stakeholder, stakeholder merupakan “bagian

keseluruhan proses perencanaan strategi dalam organisasi” (Kriyantono, 2014, h.

59). Dalam hal ini stakeholder merupakan kolompok orang yang dapat

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh organisasi karena aktivitas dari organisasi

Page 24: mpkk kuali 123

tersebut, hal ini sesuai dengan pendapat termologi dari Freeman (1984)

stakeholder merupakan kelompok-kelompok yang memiliki keterlibatan

hubungan dengan organisasi dimana kelompok-kelompok tersebut yang

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh organisasi (Kriyantono, 2014).

Jadi, dapat dikatakan bahwa stakeholder merupakan orang-orang yang

secara umum bisa dipengaruhi oleh program-program dari organisasi dalam hal

ini adalah program-program dari public relations, yang dalam Kriyantono (2014)

“stakeholder secara umum yaitu fokus dari program-program public relations,

seperti employee relations, community relations, consumer relations, atau

government relations”.

2.6 Kerangka Pemikiran

Indocita Foundation

Public relations

Masyarakat Desa Randuagung (Desa

Inggris)

Corporate Social Responbility (CSR)

Indocita Scholarship

Program (ISP)

Evaluasi Corporate Social Responbility

(CSR)

Page 25: mpkk kuali 123

Bagan 1. Alur Pemikiran penelitian

Kerangka Pemikiran diatas menjelaskan bahwa Corporate Social

Responsibility (CSR) perusahaan erat kaitannya dengan “pembangunan

berkelanjutan”, muncul argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam menjalankan

aktivitasnya tidak hanya berdasarkan keuangan saja, melainkan berpijak pada

konsekuensi sosial dan lingkungan untuk waktu sekarang ataupun untuk yang

akan datang (Milne dalam Suyono, 2010, h. 4). Hal tersebut dilaksanakan oleh

pihak perusahaan Indocita Foundation kepada masyarakat desa Randuagung yang

disebut Desa Inggris.

Desa Randu Agung disebut dengan Desa Inggris karena adanya program

Corporate Social Responsibility (CSR). Indocita Foundation membuat program

Corporate Social Responsibility (CSR) melalui Indocita Scholarship Program

(ISP). Indocita Scholarship Program (ISP) merupakan program pembelajaran

Bahasa Inggris yang diberikan secara gratis bagi anak-anak yang kurang mampu

atau putus sekolah.

Menurut Branco (dalam Hadi, 2013, h. 33) Aspek moral dan etika dalam

melaksanakan CSR merupakan hal yang penting, karena terdapat argumen yang

menyatakan bahwa kegiatan CSR tidak terlihat sebagai sebuah penghalang,

namun kegiatan yang membawa manfaat dan keuntungan baik dalam jangka

waktu yang pendek maupun lama. Merujuk pada pemaparan diatas, dapat

dikatakan bahwa perusahaan dalam melaksanakan CSR-nya, belum murni

menjalankan pemberdayaan masyarakat sebagai bentuk tanggungjawab sosialnya,

Page 26: mpkk kuali 123

melainkan masih mencari keuntungan dari kegiatan CSR yang dibuat. Seperti

yang dijelaskan Mardikanto (dalam Hadi, 2013, h. 34) bahwa konsep dasar

pemberdayaan masyarakat ialah membantu meningkatkan kemampuan

masyarakat dan meminimalkan kesulitan yang dihadapi masyarakat, sehingga

tidak lagi ada pola ketergantungan. Oleh karena itu, Peneliti ingin mengevaluasi

efektivitas dari berlangsungnya Corporate Social Responsibility (CSR) oleh pihak

Indocita Foundation dalam pemberdayaan warga Desa Randuagung.

2.7 Studi pendahuluan

Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan studi pendahuluan

untuk mempelajari penelitian terdahulu yang dapat membantu proses pengerjaan

penelitian. Penelitian ini menggunakan tiga penelitian terdahulu.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Suhadi, Febrian, & Turatmiyah

(2014) menemukan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi

sorotan tajam dari berbagai pihak karena dinilai gagal memberi pengaruh kepada

kesejahteraan rakyat. Penilaian gagal tersebut muncul karena adanya konflik

antara masyarakat dengan perusahaan, bahkan kebijakan pemerintahan yang dapat

menghambat berjalannya Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan.

Hubungan penelitian diatas dengan penelitian kami yaitu memiliki

kesamaan yang memberdayakan masyarakat. Penelitian Suhadi, Febrian, &

Turatmiyah (2014) memberdayakan masyarakat di Kabupaten Lahat, yang

merupakan hasil kesepakatan perusahaan tambang, masyarakat, dengan Dinas

setempat. Penelitian yang kami lihat di desa Randuagung pun demikian,

Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan berdasarkan kesepakatan

Page 27: mpkk kuali 123

masyarakat, perusahaan, dengan Dinas. Namun penelitian yang dilakukan oleh

Suhadi, Febrian, & Turatmiyah (2014), memiliki masalah dari pihak masyarakat

dengan perusahaan. Maka dari itu, kami meneliti terkait evaluasi keefektifan

Corporate Social Responsibility (CSR), guna memberi masukan penting untuk

perusahaan-perusahaan yang ingin melaksanakan Corporate Social Responsibility

(CSR).

Penelitian oleh Asniwaty (2010, h. 1267) telah dilakukan untuk mengevaluasi

pelakasanaan corporate sosial responsibility di PT. Pupuk Kaltim. Penelitian ini

bertujuan mengevaluasi pelaksanaan program CSR dengan standar Kepmen

BUMN dan memberi masukan dalam penyempurnaan pelaksanaan CSR di pupuk

Kaltim untuk mengantisipasi pelaksanann ISO 26000 pada tahun mendatang

(Asniwati, 2010, h. 1268). Program CSR yang dilaksanakan oleh PT. Pupuk

Kaltim sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada masyarakat terdiri dari tiga,

yakni (1) Penyaluran dana kemitraan, (2) Penyaluran dana hibah, dan (3)

Penyaluran bina lingkungan (Asniwati, 2010, h. 1269).

Hubungan dari penelitian Asniawati (2010) dengan penelitian kami yaitu,

kami memiliki metode penelitian yang sama yaitu metode kualitatif dengan

metode analisis yang digunakan yaitu deskriptif analisis. Asniawati (2010) juga

menganalisis tentang Evaluasi Pelaksanaan Corporate Social Responsibility

(CSR) PT. Pupuk Kaltim, hal ini mempermudah alur penelitian kami. Namun

Asniawati (2010) menyatakan bahwa hasil penelitiannya di Kalimantan Timur

yaitu belum adanya efektivitas pemanfaatan dana dan multiplier efek oleh

Page 28: mpkk kuali 123

masyarakat, karena data laporan hanya berupa jumlah dana yang diberikan dan

dikembalikan, tanpa adanya pemantauan terkait bentuk usaha yang dibuat.

Penelitian lain yang bertujuan untuk menganalisa efektivitas CSR dalam

menyelesaikan masalah sosial lingkungan perusahaan. Penelitian ini dilakukan

oleh Supriadinata dan Goestaman (2013, h. 2) yang manganalisa efektivitas CSR

di PT Pertamina Unit Pemasaran TBBM Depot Ende bagi perusahaan dan

masyarakat. Program CSR PT Pertamina, meliputi program beasiswa, program

sehati Pertamina dan Pemberdayaan Posyandu, penanaman pohon cacao, dan

program air bersih (Supriadinata & Goestaman, 2013, h.4). Hasil penelitian ini

menunjukkan terdapat beberapa masalah dalam pelaksanaan program CSR

tersebut, meliputi jangka waktu keberlanjutan pelaksanaan program CSR,

kurangnya pemahaman penerima bantuan, tidak adanya alat pengukuran

tercapainya program CSR oleh TBBM Depot Ende, dan tidak adanya pelaporan

yang jelas mengenai hasil atas pelaksanaan program (Supriadinata & Goestaman,

2013, h.11).

Hubungan penelitian Supriadinata & Goestaman (2013) dengan penelitian

kami yaitu, memiliki metode penelitian yang sama, dengan menggunakan

deskriptif analisis. Supriadinata & Goestaman (2013) juga meneliti tentang

efektivitas Corporate Social Responsibility (CSR), yang memiliki permasalahan

mengenai jangka waktu keberlanjutan pelaksanaan program Corporate Social

Responsibility (CSR).

Dari ketiga penelitian terdahulu diatas, ternyata Corporate Social

Responsibility (CSR) tidak berjalan sesuai keinginan perusahaan maupun

Page 29: mpkk kuali 123

masyarakat, sehingga dibutuhkan evaluasi setiap diadakannya Corporate Social

Responsibility (CSR).

Page 30: mpkk kuali 123

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan konstruktivis, di mana memandang

realitas sebagai konstruksi individu-individu. Peneliti tidak akan memandang

bahwa sesuatu itu sudah memang demikian adanya (Moleong, 2005, h. 11).

Kebenaran dalam memandang realitas bersifat relatif dan berlaku sesua konteks

dan waktu yang spesifik (Kriyantono, 2012, h. 30). Hal ini berarti individu

mengambil peran untuk terjun langsung atau terlibat dalam memberi makna

terhadap realitas. Individu bertindak sebagai subjek yang memberikan makna

dalam realitas dan mengonstruksinya berdasarkan kehendaknya. Penelitian ini

menggunakan metodologi kualitatif, karena antara peneliti dan subjek riset

mengutamakan empati dan interaksi dialogis dalam merekonstruksi realitas yang

diriset sebagai pembuktian kebenaran (Kriyantono, 2012, h. 31).

Metode kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-

dalamnya, sehingga hal-hal yang ditekankan dalam metode ini adalah terkait

kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data (Kriyantono, 2006, h.

58). Dalam mengumpulkan data yang akan diteliti, instrumen yang digunakan

adalah orang atau biasanya disebut human interest (Sugiyono, 2007, h. 56).

Untuk dapat menjadi instrument, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan

luas, sehingga mampu bertanya, memotret, menganalisis, dan mengkonstruksi

objek yang diteliti menjadi jelas dan bermakna (Sugiyono, 2007, h. 56). Untuk

memperoleh dan menggali data informasi yang detail secara mendalam, peneliti

berkali-kali mewawancari informan.

Page 31: mpkk kuali 123

Sebelum beranjak pada tahap teknik pengumpulan data, analisis data, peneliti

sudah melakukan pencarian penelitian terdahulu untuk mendukung dan mengulas

LBM (Latar Belakang Masalah). Berdasarkan hal tersebut, peneliti

mengumpulkan data dan terjun ke lapangan langsung untuk mencari data dan

menentukan informan untuk dijadikan sumber informasi. Hal diatas menunjukkan,

bahwa peneliti tidak serta merta turun ke lapangan, namun peneliti juga perlu

mempelajari dan mengimplementasikan teori yang didapat selama perkuliahan

sebagai pedoman.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis

deskriptif. Manurut penjelasan Kriyantono (2006, h. 69) bahwa penggunaan

analisis deskripsi bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual,

dan akurat tentang fakta-fakta dan objek tertentu. Penelitian deskriptif kualitataif

ini merupakan penelitian yang memberikan gambaran dari suatu keadaan atau

situasi secara spesifik, bentuk sosial atau hubungan (Neuman, 2006, h. 35). Hal

ini berarti bahwa metode penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif memiliki

sebuah tujuan, yakni mendeskripsikan serta memberi gambaran suatu sifat yang

muncul dan terjadi pada saat studi penelitian. Penelitian deskriptif dilaksanakan

melalui pengumpulan data agar dapat menguji hipotesis atau menjawab

pertanyaan mengenai status terkahir, baik karakteristik ataupun frekuensi dari

subyek yang dipelajari (Silalahi, 2009, h. 62).

Penelitian ini menjelaskan mengenai evaluasi efektivitas dari aktivitas

program CSR oleh Indocita Foundation. Pada penelitian ini, peneliti berupaya

Page 32: mpkk kuali 123

meneliti untuk mengukur sejauh mana pelaksanaan program CSR oleh Indocita

Foundation dalam pemberdayaan masyarakat, utamanya warga Desa Randuagung.

Peneliti menganggap bahwa sejauh mana efektivitas pelaksanaan program CSR

dalam pemberdayaan masyarakat, akan menentukan pula keberhasilan program

yang dibuat oleh perusahaan.

3.3 Fokus Penelitian

Menurut Moleong (2005, h. 64), fokus penelitian terbagai menjadi dua, yakni

pertama untuk membatasi studi dan kedua, untuk memenuhi kriteria masuk

keluarnya suatu infomrasi yang baru diperoleh dari lapangan. Berdasarkan fokus

penelitian, diharapkan peneliti dimudahkan dalam menjawab permasalahan tema

ini. Merujuk uraian diatas, maka penelitian ini berfokus untuk menggali data dari

warga di lingkungan berdirinya program CSR Indocita Foundation, di Desa

Randuagung. Data yang digali mencakup :

1. Alasan Indocita Foundation menciptakan program CSR milik Indocita.

2. Pelaksanaan program CSR dalam pemberdayaan warga Desa Randuagung.

3.4 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil

wawancara mendalam dengan para warga di lingkungan Indocita Foundation,

Desa Randuagung. Menurut Kriyantono (2006, h. 102), wawancara mendalam

merupakan suatu cara mengumpulkan data atau informasi secara langsung melalui

tatap muka dengan informan untuk mendapatkan data lengkap dan mendalam.

Wawancara mendalam memungkinkan peneliti untuk menggali atau

Page 33: mpkk kuali 123

mengeksplorasi infomrasi yang terjadi saat ini, masa lalu, dan masa yang akan

datang untuk dapat mendiskusikan opini-opini yang muncul.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Peneliti perlu melakukan rancangan dalam mengumpulkan data agar data

yang dikumpulkan melalui informan merupakan data yang relevan. Penelitian ini

menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam.

Wawancara mendalam ialah dengan bertemu langsung (tatap muka) dengan

informan untuk mendapat data yang lengkap, karenanya wawancara dilakukan

secara berulang-ulang dan intensif (Kriyantono, 2006, h. 102). Informasi

diperoleh dengan wawancara bersama informan yang terkait dalam pokok

permasalahan melalui proses tanya jawab.

Wawancara pertama dalam penelitian dilakukan kepada public relation

Indocita Foundation untuk menjelaskan program CSR apa saja yang dibuat oleh

Indocita dalam rangka pemberdayaan warga Desa Randuagung. Wawancara

dilakukan untuk menggali pula informasi terkait alasan pembuatan program CSR

dalam pemberdayaan warga Desa Randuagung. Wawancara dianggap selesai

apabila sudah menemui titik jenuh, yatu sudah tidak ada lagi hal yang perlu

ditanyakan. Wawancara kedua dalam penelitian ini dilakukan kepada warga Desa

Randuagung yang terlibat dalam program CSR Indocita Foundation. Wawancara

dilakukan untuk mengetahui bagaimana wujud nyata pelaksanaan program CSR

dalam memberikan manfaat sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat kepada

warga Desa Randuagung. Wawancara dianggap selesai apabila sudah menemui

titik jenuh, yatu sudah tidak ada lagi hal yang perlu ditanyakan.

Page 34: mpkk kuali 123

Sifat wawancara dalam penelitian ini adalah semistruktur. Peneliti

menyiapkan daftar pertanyaan tertulis tapi memungkinkan untuk menanyakan

pertanyaan-pertanyaan secara bebas, yang terkait dengan permasalahan

(Kriyantono, 2006, h. 101). Wawancara ini dilakukan secara bebas, namun tetap

terarah atau berjalan sesuai dengan koridor pokok permasalahan yang hendak

ditanya dan telah dipersiapkan terlebih dahulu.

3.6 Teknik Pemilihan Informan

Peneliti menggunakan informan yang bisa memberikan informasi secara

detail dan lengkap sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Peneliti menentukan

informan penelitian menggunakan cara purposive. Purposive merupakan teknik

seleksi informan melalui kriteria-kriteria tertentu yang dibuat oleh peneliti yang

sesuai dengan tujuan penelitian (Kriyantono, 2006, h. 159). Seleksi informan pada

penelitian ini dipilih sesuai dengan kebutuhan peneliti. Kriteria informan yang

ditentukan oleh peneliti, yakni (1) Informan merupakan warga asli Desa

Randuagung, (2) Informan merupakan warga asli Desa Randuagung yang terlibat,

baik langsung maupun tidak, sebagai akibat dari pelaksanaan program CSR

Indocita Foundation, (3) Informan harus bersedia dan mau memberikan

keterangan atau informasi yang dibutuhkan peneliti ketika tanya jawab

berlangsung hingga data yang diperoleh jenuh.

Informan dalam penelitian terbagi menjadi dua macam, yakni (1) Informan

kunci ialah mereka yang tahu dan memiliki berbagai informasi pokok yang

dibutuhkan peneliti. Dalam penelitian ini, informan kunci ialah Miss Eka selaku

public relation dari Indocita Foundation. Proses penelitian diawali dengan

Page 35: mpkk kuali 123

bertemu beliau terlebih dahulu guna mendapat rekomendasi informan yang

kredibel sesuai dengan tujuan penelitian, (2) Informan utama ialah mereka yang

terlibat langsung sesuai tujuan penelitian.

Setelah melakukan wawancara kepada public relation Indocita Foundation,

beliau menunjukkan kriteria warga yang dapat dijadikan informan. Informan-

informan tersebut ialah Warga tersebut tergolong dalam tiga kategori, yakni warga

Desa Randuagung yang mendapat beasiswa sebagai trainer Indocita, warga Desa

Randuagung yang belajar bahasa inggris secara gratis, dan rumah para warga yang

digunakan dalam menjalankan program CSR Indocita Foundation. Miss Eka

selaku public relation Indocita Foundation dengan ramah memberikan jadwal les

para murid yang dapat ditemui untuk wawancara setelah kelas berakhir. Selain itu,

beliau juga bersedia menunjukkan rumah-rumah warga yang pernah dijadikan

tempat tinggal murid Indocita dari luar kota.

Proses wawancara kepada informan tidak langsung ujuk-ujuk atau melakukan

tanya jawab, namun peneliti membawa dan menunjukkan surat izin dari

universitas yang diketahui oleh pihak Indocita dan RW setempat. Hal ini

bertujuan bahwa penelitian yang dilakukan bersifat formal atas permintaan

universitas dan telah diizinkan oleh pihak Indocita serta diketahui oleh RW.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif digunakan apabila terdapat data-data yang terkumpul

berupa kata-kata, kalimat-kalimat, atau narasi-narasi (Kriyantono, 2006, h. 196).

Tahap analisis data menjadi kunci utama dalam riset kualitatif, yakni sebagai

faktor utama penilaian kualitas tidaknya riset (Kriyantono, 2006, h. 196). Tahap

Page 36: mpkk kuali 123

analisis data ini dilakukan peneliti mulai waktu pra pendahuluan ketika terjun ke

lapangan.

Data-data yang berasal dari rekaman wawancara ini dianalisis dengan

mereduksi (penyederhanaan) data melalui serangkaian proses menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan dan memasukkan ke dalam kategori-kategori yang

disusun sesuai jenis data dan tujuan penelitian (Moleong, 2014, h. 288). Maksud

dari pengertian di atas, yakni peneliti melakukan proses pemilahan atau

memfokuskan data sesuai dengan tujuan penelitian setelah melakukan wawancara.

Proses ini dilakukan secara terus menerus selama penelitian berlangsung.

Alat pereduksian data menggunakan sistem kategorisasi yang digolongkan

berdasarkan data melalui wawancara dengan informan, yakni bagaimana atau

sejauh mana program CSR Indocita yang dijalankan dapat memberi dampak bagi

pemberdayaan masyarakat, khususnya warga Desa Randuagung. Data wawancara

yang akan difokuskan dalam penelitian ini setelah terjun ke lapangan, yakni (1)

Program-program CSR Indocita Foundation, (2) Pelaksanaan program CSR

Indocita Foundation bagi warga Desa Randuagung, (3) Keuntungan atau dampak

positif program CSR Indocita Foundation bagi warga Desa Randuagung, (4)

Kerugian atau dampak negatif program CSR Indocita Foundation bagi warga

Desa Randuagung.

Setelah data direduksi (penyederhanaan), tahap selanjutnya adalah penyajian

data. Penyajian data diperoleh melalui sekumpulan informasi yang tersusun, di

mana dapat memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan (Sugiyono, 2007, h. 246). Peneliti menyajikan data berupa

Page 37: mpkk kuali 123

teks bersifat naratif yang diperoleh dari wawancara mendalam kepada informan.

Cara menyajikan data ini adalah seluruh data dikumpulkan, kemudian dipilah

sesuai dengan kategorisasi yang dibuat dalam penelitian. Setelah disesuaikan

dengan kategorisasi, barulah data disajikan dalam bentuk teks.

Tahap terakhir dari analisis data kualitatif ini adalah menarik kesimpulan.

Tahap penelitian ini akan mengulas mengenai makna dari data yang dikumpulkan.

Melalui data yang sudah dimaknai akan dapat dimunculkan kesimpulan, namun

kesimpulan masih bersifat tentatif, kabur, kaku, dan meragukan (Sugiyono, 2007,

h. 246). Dengan begitu, kesimpulan yang diperoleh harus diverifikasi terlebih

dahulu untuk meyakinkan kebenarannya. Peneliti harus mengonfirmasi,

memertajam dan memverifikasi kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuat untuk

sampai pada kesimpulan final. Kesimpuan final, yakni berupa proposisi-proposisi

ilmiah terkait realitas yang diteliti (Sugiyono, 2007, h. 247).

3.8 Keabsahan Data

Untuk menguji kebenaran dan kejujuran data yang diperoleh dari informan,

peneliti menggunakan analisis trustworthiness. Trustworthiness menguji

kebenaran dan kejujuran subjek guna mengungkap reaitas berdasarkan apa yang

dialami, dirasakan, atau dibayangkan (Kriyantono, 2006, h. 71). Trustworthiness,

meliputi authenticity dan triangulasi. Authenticity, dilakukan dengan cara peneliti

memberi kesempatan dan memfasilitasi informan untuk mengungkap konstruksi

personal yang lebih detail (Kriyantono, 2006, h. 72). Peneliti mengajak informan

untuk wawancara dengan suasana santai serta menerapkan komunikasi informal

agar informan dapat dengan leluasa bercerita panjang lebar. Pembuktian

Page 38: mpkk kuali 123

selanjutnya digunakan triangulasi sumber, waktu, dan periset. Triangluasi sumber,

di mana peneliti membandingkan hasil pengamatan yang diwawancara, antara apa

yang dikatakan secara pribadi dan secara umum. Triangulasi waktu, peneliti

melakukan wawancara dan observasi tidak hanya sekali, namun dilakukan dilain

waktu untuk mengecek konsistensi pernyataan informan. Hal ini dilakukan karena

berkaitan dengan perubahan proses dan perilaku manusia karena waktu

(Kriyantono, 2006, h. 72). Triangulasi periset, hal ini menggunakan lebih dari satu

periset atau peneliti yang melakukan observasi dan wawancara. Hal ini dilakukan

karena masing-masing peneliti memiliki gaya, sikap, dan persepsi yang berbeda

dalam memandang fenomena yang sama (Kriyantono, 2006, h. 72). Dengan

begitu, menggunakan dua peneliti akan membuat data yang diperoleh lebih absah.

Page 39: mpkk kuali 123

Daftar Pustaka

Antonius Suhadi, A. F. (2014). Model corporate social responsibility (csr) perusahaan tambang batubara di kabupaten lahat terhadap pemberdayaan masyarakat berbasis kearifan lokal. Jurnal Dinamika Hukum, 14(1), 72-82.

Asniwaty, B. (2010). Evaluasi pelaksanaan corporate sosial responsibility csr pt. pupuk kaltim. Jurnal Eksis, 6(1), 1267-1266.

Hadi, P. (2013). Community empowerment through corporate social responsibility in holcim. International Journal of Scientific Research and Education, 1(2), 33-37.

Iriantara, Yosal. 2004. Manajemen Strategis Public Relations. Jakarta. Ghalia Indonesia.

Ismail, M. (2009). Corporate social responsibility and its role in community development: An international perspective. The Journal of International Social Research, 2(9), 199-209.

Kriyantono, R. (2006). Teknik praktis riset komunikasi: Praktis riset media, public relation, advertising, komunikasi organisasi, komunikasi pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Kriyantono, R. (2012). Public relation & crisis management: Pendekatan critical public relation etnografi kritis & kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Kriyantono, R. (2012). Public relation writing: teknik produksi media public

relations dan publisitas korporate. Jakarta: Kencana.

Kumar, N. (2014). Corporate social responsibility: An analysis of impact and challenges in india. Abhinav International Monthly Refereed Journal of Research, 3(5), 97-104.

Moleong, L. J. (2005). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moleong, L.J. (2014). Metode penelitian kualitatif (edisi revisi). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyadi, D., Hersona, H.S., & May, L.D. (2012). Analisis pelaksanaan corporate social responsibility (csr) pada pt. pertamina gas area jbb distrik cilamaya bagi masyarakat. Jurnal Manajemen, 9(4), 900-919.

Page 40: mpkk kuali 123

Neuwman, W.L. (2013). Metode penelitian sosial: Pendekatan kualitatif dan kuantitatif (7th ed). (E.T Sofia, Terjemahan). Jakarta: Indeks.

Nova, F. (2009). Crisis public relations: bagaimana pr menangani krisis perusahaan. Jakarta: Grasindo.

Pustikaningsih. (2011). Analisis hubungan corporate social responsibility (csr) terhadap kinerja keunagan pada perusahaan jasa: studi kasus perusahaan jasa di d.i. yogyakarta. Jurnal pendidikan akuntasi Indonesia, 9 (2), 32-39.

Ruliana, P. (2014). Komunikasi organisasi: teori dan studi kasus. Jakarta:Rajawali Pers.

Ruslan, Rosady. 2014. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta. Rajagrafindo Persada.

Saladin, D. (2004). Manajemen strategi dan kebijakan perusahaan. Bandung: Linda Karya.

Silalahi, U. (2009). Metode penelitian sosial. Bandung: Refika Aditama.

Sugiyono. (2007). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan r&d. Bandung: Alfabeta.

Supriadinata, W. & Goestaman, I. (2013). Analisis efektivitas corporate social responsibility (csr) dalam menyelesaikan masalah sosial lingkungan perusahaan di pt. Pertamina (persero) unit pemasaran tbbm depot ende. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2(1), 1-13.

Suyono, E. (2010). Corporate social responsibility di Indonesia. Bandung: Unpad Press.

Untung, Hendrik Budi. 2009. Corporate Social Responbility. Jakarta: Sinar Grafika.

Urip, Sri. 2014. Strategi CSR (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Untuk Peningkatan Daya Saing Perusahaan Dipasar Negara Berkembang). Tangerang: Literati.

Wibisono, Y. (2007). Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik: Fascho Publishing.