Musi Rawas.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    1/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 1

    RENCANA STRUKTUR RUANG

    3.1

    RENCANA SISTEM PERKOTAAN

    3.1.1 Sistem Hirarki Pusat-Pusat Permukiman

    Rencana struktur ruang yang dikembangkan adalah rencana yang dapat mengoptimalkan masing-masing

    wilayah sehingga tercipta pemenuhan kebutuhan antara wilayah satu terhadap wilayah yang lainnya.

    Apabila sistem pemenuhan kebutuhan terjadi dalam jangka panjang berarti sistem perekonomian wilayah

    dapat berjalan sesuai dengan harapan dan perkembangan ekonomi dapat terwujud. Berdasarkan

    rumusan strategi pengembangan wilayah di atas, struktur ruang Kabupaten Musi Rawas diarahkan pada

    penguatan peran Kota Muara Beliti sebagai pusat ibukota kabupaten dan pusat agropolitan,

    pengembangan pusat-pusat pelayanan pada kawasan perbatasan sehingga menempatkan peran

    Kabupaten Musi Rawas sebagai pusat agropolitan regional.

    Dalam konstelasi regional (provinsi) dan sebagaimana yang dimanatkan dalam RTRW Provinsi Sumatera

    Selatan, Kota Lubuklinggau berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah dan Kecamatan Muara Beliti,

    Kecamatan Muara Lakitan dan Kecamatan Rupit sebagai Pusat Kegiatan Lokal. Ini artinya Kota

    Lubuklinggau mempunyai kapasitas untuk melayani wilayah Kabupaten Musi Rawas dan Kabupaten

    Empat Lawang dan wilayah lain di sekitarnya. Mengacu pada kebijakan dan strategi di atas, Muara Beliti,

    Muara Lakitan dan Rupit diarahkan menjadi PKL untuk wilayah Kabupaten Musi Rawas. Adapun pusat

    pertumbuhan lainnya diarahkan sebagai Pusat Pelayanan bagi wilayah belakangnya dengan hirarki

    sesuai dengan hasil analisis dan hasil kesepakatan pada beberapa kali pertemuan teknis. Hal penting

    lain yang menjadi pertimbangan dalam merumuskan sistem perkotaan Muara Beliti adalah kebijakan

    pemerintah yang telah dituangkan dalam RPJM, yaitu pembangunan akan dilakukan dengan pendekatan

    agropolitan.

    Secara alamiah struktur ruang Wilayah Kabupaten Musi Rawas mempunyai ciri khas, dimana pusat

    permukiman tumbuh disepanjang jalan lintas Sumatera (utara-selatan) dan jalan dari Lubuklinggau

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    2/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 2

    menuju Kota Palembang (barat-timur). Terdapat dua kawasan yang membatasi pertumbuhan

    permukiman, yaitu di bagian barat oleh TNKS dan bagian Tenggara oleh kawasan hutan (BTS Ulu dan

    Muara Lakitan bagian selatan). Pusat permukiman di bagian utara yang berada pada lintasan trans

    Sumatera (Simpang Nibung) dan yang berada pada jalur Lubuklinggau - Palembang (Muara Lakitan)

    diarahkan untuk tidak saja melayani kegiatan permukiman di wilayah Kabupaten Musi Rawas tetapi juga

    kawasan permukiman di Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Banyuasin.

    Mempertimbangkan kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Musi Rawas akan didekati dengan pola

    agropolitan maka dalam hal ini, perlu disampaikan bahwa struktur ruang kawasan agropolitan merupakan

    gambaran sistem pusat kegiatan kawasan dan jaringan prasarana yang dikembangkan untuk

    mengintegrasikan kawasan selain untuk melayani kegiatan pertanian dalam arti luas, baik tanaman

    pangan, perikanan, perkebunan, kehutanan, maupun peternakan. Jaringan prasarana pembentuk struktur

    ruang kawasan agropolitan meliputi sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan,

    sistem jaringan telekomunikasi, dan sistem jaringan sumber daya air. Dengan demikian, struktur ruang

    Kabupaten Musi Rawas direncanakan seperti berikut :

    1. Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

    Adapun yang akan diarahkan menjadi PKL adalah:

    a.

    Kota Muara Beliti;

    b. Rupit ;dan

    c. Muara Lakitan.

    2.

    Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

    Adapun yang akan diarahkan menjadi PPK adalah :

    a. Simpang Nibung (Sarolangun - Rawas Ulu); adalah pusat permukiman yang berada di

    bagian utara Kabupaten Musi Rawas dan berada pada jalur trans Sumatera yang diarahkan

    menjadi pusat pelayanan bagi beberapa kecamatan, yaitu :

    1. Kecamatan Ulu Rawas

    2.

    Kecamatan Rawas Ulu

    3. Kecamatan Nibung

    4.

    Kecamatan Rawas Ilir5.

    Kecamatan Karang Dapo

    6. Kecamatan Karang Jaya

    Selain kecamatan-kecamatan di atas, Simpang Nibung juga diarahkan untuk mampu

    melayani kecamatan yang berada di bagian selatan Kabupaten Sarolangun (Provinsi

    Jambi).

    b. Simpang Terawas (Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas); adalah pusat permukiman yang

    berada antara Simpang Nibung dengan Lubuklinggau dan juga berada pada lintas trans

    Sumatera. Pusat pelayanan kawasan ini diarahkan untuk melayani:1. Kecamatan Karang Jaya

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    3/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 3

    2.

    Kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas

    3. Kecamatan Selangit, dan

    4. Kecamatan Sumber Harta

    c. Megang Sakti; diarahkan sebagai pusat pelayanan kawasan yang meliputi beberapa

    kecamatan disekitarnya, yaitu :

    1. Kecamatan Purwodadi dan

    2.

    Kecamatan Tugumulyo

    d. Simpang Semambang (Tuah Negeri); adalah pusat permukiman yang berada pada jalan

    lintas Lubuklinggau - Palembang terletak antara Muara Beliti dengan Muara Lakitan. Pusat

    pelayanan kawasan ini diarahkan untuk melayani;

    1. Kecamatan Tuah Negeri

    2. Kecamatan Muara Kelingi

    3. Kecamatan Jayaloka

    4.

    Kecamatan Sukakarya

    5. Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu

    6. Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut

    3.

    Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

    Adapun yang akan diarahkan menjadi PPL adalah ibukota dari kecamatan berikut:

    a. Tugu Mulyo (Kecamatan Tugu Mulyo)

    b.

    Muara Kelingi (Kecamatan Muara Kelingi)

    c. Jayaloka (Kecamatan Jayaloka)

    d. Muara Kulam (Kecamatan Ulu Rawas)

    e.

    Karya Makmur (Kecamatan Nibung)

    f. Bingin Teluk (Kecamatan Rawas Ilir)

    g. Karang Dapo (Kecaman Karang Dapo)

    h.

    Karang Jaya (Kecamatan Karang Jaya)

    i. Selangit (Kecamatan Selangit)

    j.

    Sumber Harta (Kecamatan Sumber Harta)k.

    Purwodadi (Kecamatan Purwodadi)

    l. Ciptodadi (Kecamatan Sukakarya)

    m. Muara Kati Baru I (Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut)

    n. Bangun Jaya (Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu)

    Rencana struktur ruang Kabupaten Musi Rawas sebagaimana yang telah dipaparkan di atas dapat dilihat

    pada Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Musi Rawas. Sedangkan fungsi-fungsi pelayanan untuk

    masing-masing pusat pelayanan dapat dilhat pada Tabel III-1 berikut:

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    4/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 4

    Tabel III - 1.

    Struktur Ruang dan Fungsi yang Diemban Kecamatan

    NO KECAMATAN HIRARKIFUNGSI YANG DIEMBAN PUSAT KEGIATAN/PELAYANAN

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

    1 Muara Beliti PKL X X X X X X X X X X X X X X X X2 Rupit PKL X X X X X X X X X X X X X X

    3 Muara Lakitan PKL X X X X X X X X X X X X X

    4 Simpang

    Nibung/Rawas Ulu

    PPK X X X X X X X X X X X X X

    5 Simpang Terawas/

    STL. Ulu Terawas

    PPK X X X X X X X X X X X X X

    6 Megang Sakti PPK X X X X X X X X X X X X X

    7 Simpang

    Semambang/ Tuah

    Negeri

    PPK X X X X X X X X X X X X X

    8 Ulu Rawas PPL X X X X X X X X X

    9 Karang Jaya PPL X X X X X X X X X

    10 Selangit PPL X X X X X X X X X

    11 Sumber Harta PPL X X X X X X X X X

    12 Tugumulyo PPL X X X X X X X X X X X X X13 Purwodadi PPL X X X X X X X X X X

    14 T.P. Kepungut PPL X X X X X X X X X

    15 Jaya Loka PPL X X X X X X X X X X X X X

    16 BTS. Ulu PPL X X X X X X X X X

    17 Sukakarya PPL X X X X X X X X X

    18 Muara Kelingi PPL X X X X X X X X X X X X X

    19 Rawas Ilir PPL X X X X X X X X X

    20 Karang Dapo PPL X X X X X X X X X

    21 Nibung PPL X X X X X X X X X

    Sumber : Hasil Analisis, 2008

    Keterangan :

    1. Pemerintah Kabupaten 6. Jasa Persewaan dan Perbankkan, 11. Kesehatan 16. Air Limbah

    2. Pemerintah Lokal 7. Jasa Koperasi Unit Desa 12. Listrik

    3. Ditribusi dan Koleksi 8. Jasa Hukum dan Konsultasi 13. Telekomunikasi

    4. Industri 9. Pariwisata dan Jasa penginapan 14. Irigasi

    5. Perdagangan, Kios dan Los Pasar 10. Pendidikan 15. Air Minum Bersih

    PKL : Pusat Kegiatan Lokal; PPK: Pusat Pelayanan Kawasan; PPL: Pusat Pelayanan Lingkungan

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    5/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 5

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    6/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 6

    3.1.2

    Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Wilayah

    3.1.2.1 Sistem Fasilitas Umum

    Sistem fasilitas umum merupakan rencana kebutuhan fasilitas yang mengacu pada standar minimum

    kebutuhan masyarakat yang telah diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI), dengan rasionalisasi

    kebutuhan berdasarkan sebaran pola permukiman. Adapun sistem (kebutuhan) fasilitas umum berikut,

    meliputi kebutuhan fasilitas pendidikan, kesehatan, serta perdagangan dan niaga.

    A.

    Sarana Pendidikan

    Kebutuhan fasilitas pendidikan pada dasarnya dipertimbangkan berdasarkan pendekatan desain

    keruangan unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada dan terkait dengan grup bangunan/blok yang

    terbentuk. Sedangkan penempatannya mempertimbangkan jangkauan layanan yang dipenuhinya.

    Perencanaan kebutuhan fasilitas berikut menggunakan acuan dasar sebagai berikut:

    a. Taman Kanak-kanak

    Melayani setiap 1.250 penduduk, dengan luas lahan mnimum yang diperlukan untuk 2 ruang kelas

    dengan masing-masing terisi oleh 25-30 murid dan ruang terbuka 700 m adalah 1.250 m. Daya

    jangkau yang diperkenankan adalah 500 m dan bergabung dengan taman sehingga terjadi

    pengelompokkan kegiatan.

    b.

    Sekolah Dasar

    Melayani 1.600 penduduk dengan luas lahan mnimum seluas 2.000 m, luas tersebut dengan

    asumsi mnimum 6 ruang kelas dengan masing-masing kelas dapat menampung hingga 40 murid,

    dan dilengkapi dengan ruang lain dan ruang terbuka. Radius pencapaian untuk fasilitas ini adalah

    kurang lebih 1 km.

    c. SLTP

    Melayani 4.800 penduduk dengan luas lahan mnimum seluas 9.000 m, luas tersebut dengan

    asumsi mnimum 6 ruang kelas dengan masing-masing kelas dapat menampung hingga 40 murid,

    dan dilengkapi dengan ruang lain dan ruang terbuka. Radius pencapaiannya adalah 1 Km.

    d.

    SMU

    Fasilitas ini melayani hingga 4.800 penduduk dengan luas lahan mnimum seluas 12.500 m, luas

    tersebut dengan terbangun dengan 6 ruang kelas dengan masing-masing kelas dapat menampunghingga 40 murid, dan dilengkapi dengan ruang lain dan ruang terbuka. Radius pencapaiannya

    adalah 3 Km.

    e. Taman Bacaan

    Fasilitas taman bacaan adalah untuk melayani 2.500 penduduk dengan luas lahan mnimum yang

    dibutuhkan adalah seluas 150 m. Luas tersebut adalah luas dengan mnimum 1 ruang baca yang

    dapat digunakan oleh mnimum 15 orang murid.

    Adapun jumlah kebutuhan minimum fasilitas pendidikan Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada tabel

    III-2 kebutuhan berikut:

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    7/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 7

    Tabel III - 2.

    Kebutuhan Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Musi RawasBerdasarkan Proyeksi Penduduk Tahun 2031 (Dalam Unit)

    Kecamatan TK SD SLTP SMUTaman

    Bacaan

    1 Rawas Ulu 34 26 9 9 17

    2 Ulu Rawas 11 9 3 3 6

    3 Rupit 33 26 9 9 16

    4 Karang Jaya 31 24 8 8 16

    5 Selangit 29 23 8 8 15

    6 STL. Ulu Terawas 19 15 5 5 9

    7 Sumber Harta 19 15 5 5 10

    8 Tugumulyo 46 36 12 12 23

    9 Purwodadi 16 12 4 4 8

    10 Muara Beliti 23 18 6 6 11

    11 T.P. Kepungut 14 11 4 4 7

    12 Jaya Loka 14 11 4 4 7

    13 Sukakarya 12 10 3 3 6

    14 BTS. Ulu 37 29 10 10 18

    15 Muara Kelingi25 20 7 7 13

    16 Tuah Negeri 25 19 6 6 12

    17 Muara Lakitan 38 30 10 10 19

    18 Megang Sakti 52 41 14 14 26

    19 Rawas Ilir 26 20 7 7 13

    20 Karang Dapo 19 15 5 5 9

    21 Nibung 23 18 6 6 12

    Kab.Musi Rawas 496 546 427 142 142

    Sumber: Hasil Analisis

    Tabel III - 3.Kebutuhan Luas Lahan Minimum Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Musi Rawas

    Berdasarkan Proyeksi Penduduk Tahun 2031 (Dalam m2)

    Kecamatan TK SD SLTP SMUTaman

    Bacaan

    1 Rawas Ulu 42.350 52.938 79.407 110.287 42.350

    2 Ulu Rawas 14.219 17.774 26.660 37.028 14.219

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    8/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 8

    Kecamatan TK SD SLTP SMUTaman

    Bacaan

    3 Rupit 41.059 51.324 76.985 106.924 41.059

    4 Karang Jaya 39.162 48.952 73.428 101.984 39.162

    5 Selangit 36.714 45.893 68.839 95.610 36.714

    6 STL. Ulu Terawas 23.644 29.555 44.332 61.572 23.644

    7 Sumber Harta 24.128 30.160 45.240 62.833 24.128

    8 Tugumulyo 57.223 71.529 107.294 149.019 57.223

    9 Purwodadi 19.670 24.587 36.881 51.224 19.670

    10 Muara Beliti 28.312 35.390 53.085 73.730 28.312

    11 T.P. Kepungut 17.040 21.300 31.950 44.376 17.040

    12 Jaya Loka17.813 22.267 33.400 46.389 17.813

    13 Sukakarya 15.242 19.052 28.578 39.692 15.242

    14 BTS. Ulu 45.682 57.102 85.653 118.963 45.682

    15 Muara Kelingi 31.669 39.587 59.380 82.472 31.669

    16 Tuah Negeri 30.787 38.483 57.725 80.174 30.787

    17 Muara Lakitan 47.206 59.008 88.512 122.933 47.206

    18 Megang Sakti 65.016 81.269 121.904 169.311 65.016

    19 Rawas Ilir 32.755 40.944 61.416 85.301 32.755

    20 Karang Dapo 23.599 29.499 44.248 61.456 23.599

    21 Nibung 29.370 36.713 55.069 76.484 29.370

    Kab.Musi Rawas 248,292 682.660 853.325 .279.988 1.777.761

    Sumber: Hasil Analisis

    Adapun jumlah kebutuhan minimum fasilitas pendidikan Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada tabel

    kebutuhan berikut:

    B. Sarana Kesehatan

    Adapun kebutuhan fasililitas kesehatan meliputi hal sebagai berikut:

    a.

    Posyandu

    Berfungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan untuk anak-anak usia balita. Melayani untuk

    1.250 penduduk dengan luas lahan yang dibutuhkan (mnimum) adalah 60 m dan pertimbangan

    radius pencapaian sejauh 500 m.

    b.

    Balai Pengobatan Warga

    Untuk memberikan pelayanan kepada penduduk dalam bidang kesehatan dengan titik berat terletak

    pada penyembuhan tanpa perawatan, berobat dan pada waktu tertentu juga memberi vaksinasi.Melayani setiap 2.500 penduduk dengan luas lahan yang dibutuhkan (mnimum) adalah 300 m dan

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    9/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 9

    pertimbangan radius pencapaian sejauh 1 km.

    c. BKIA / Klinik Bersalin

    Digunakan untuk melayani ibu, baik sebeum, saat, dan sesudah melahirkan serta melayani anak

    usia hingga 6 tahun. Melayani sebanyak 30.000 penduduk dengan luas lahan yang dibutuhkan

    (mnimum) adalah 3000 m dan pertimbangan radius pencapaian sejauh 4 km.

    d. Puskesmas Pembantu dan Balai Pengobatan

    Merupakan fasilitas yang berfungsi sebagai unit pelayanan kesehatan sederhana yang memberikan

    pelayanan kesehatan terbatas dan membantu pelaksanaan kegiatan puskesmas dalam lingkup yang

    lebih kecil. Melayani 30.000 penduduk dengan luas lahan yang dibutuhkan (mnimum) adalah 300 m

    dan pertimbangan radius pencapaian sejauh 1.5 km.

    e. Puskesmas dan Balai Pengobatan

    Berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang memberikan pelayanan dalam

    penyembuhan penyakit, selain program pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit di

    wilayah kerjanya. Melayani untuk 12.000 penduduk dengan luas lahan yang dibutuhkan (mnimum)

    adalah 1.000 m dan pertimbangan radius pencapaian sejauh 500 m.

    Jumlah kebutuhan minimum fasilitas kesehatan Kabupaten Musi Rawas secara rinci dapat dilihat pada

    tabel kebutuhan berikut:

    Tabel III - 4.Kebutuhan Sarana Kesehatan di Kabupaten Musi Rawas

    Berdasarkan Proyeksi Penduduk Tahun 2031 (Dalam Unit)

    Kecamatan PosyanduBalai

    PengobatanWarga

    BKIA/KlinikBersalin

    PuskesmasPembantu/balai

    PengobatanLingkungan

    Puskesmasdan Balai

    Pengobatan

    RSUmum

    1 Rawas Ulu 34 17 1 1 4 0

    2 Ulu Rawas 11 6 0 0 1 0

    3 Rupit 33 16 1 1 3 1

    4 Karang Jaya 31 16 1 1 3 0

    5 Selangit 29 15 1 1 3 0

    6 STL. Ulu Terawas 19 9 1 1 2 0

    7 Sumber Harta 19 10 1 1 2 0

    8 Tugumulyo 46 23 2 2 5 0

    9 Purwodadi 16 8 1 1 2 0

    10 Muara Beliti 23 11 1 1 2 1

    11 T.P. Kepungut 14 7 1 1 1 0

    12 Jaya Loka 14 7 1 1 1 0

    13 Sukakarya 12 6 1 1 1 0

    14 BTS. Ulu 37 18 2 2 4 0

    15 Muara Kelingi 25 13 1 1 3 016 Tuah Negeri 25 12 1 1 3 0

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    10/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 10

    Kecamatan PosyanduBalai

    PengobatanWarga

    BKIA/KlinikBersalin

    PuskesmasPembantu/balai

    PengobatanLingkungan

    Puskesmasdan Balai

    Pengobatan

    RSUmum

    17 Muara Lakitan 38 19 2 2 4 0

    18 Megang Sakti 52 26 2 2 5 019 Rawas Ilir 26 13 1 1 3 0

    20 Karang Dapo 19 9 1 1 2 0

    21 Nibung 23 12 1 1 2 0

    Kab.Musi Rawas 272 546 273 23 57 2

    Sumber: Hasil Analisis

    Tabel III - 5.Kebutuhan Luas Lahan Minimum Sarana Kesehatan di Kabupaten Musi Rawas

    Berdasarkan Proyeksi Penduduk Tahun 2031 (Dalam m2)

    Kecamatan Posyandu

    Balai

    Pengobatan

    Warga

    BKIA/

    Klinik

    Bersalin

    Puskesmas

    Pembantu

    /balai

    Pengobatan

    Lingkungan

    Puskesmas

    dan Balai

    Pengobatan

    RS Umum

    1 Rawas Ulu 2.033 5.082 4.235 424 3.529 0

    2 Ulu Rawas 683 1.706 1.422 142 1.185 0

    3 Rupit 1.971 4.927 4.106 411 3.422 30,0004 Karang Jaya 1.880 4.699 3.916 392 3.263 0

    5 Selangit 1.762 4.406 3.671 367 3.060 0

    6 STL. Ulu Terawas 1.135 2.837 2.364 236 1.970 0

    7 Sumber Harta 1.158 2.895 2.413 241 2.011 0

    8 Tugumulyo 2.747 6.867 5.722 572 4.769 0

    9 Purwodadi 944 2.360 1.967 197 1.639 0

    10 Muara Beliti 1.359 3.397 2.831 283 2.359 30,000

    11 T.P. Kepungut 818 2.045 1.704 170 1.420 0

    12 Jaya Loka 855 2.138 1.781 178 1.484 0

    13 Sukakarya 732 1.829 1.524 152 1.270 0

    14 BTS. Ulu 2.193 5.482 4.568 457 3.807 0

    15 Muara Kelingi 1.520 3.800 3.167 317 2.639 0

    16 Tuah Negeri 1.478 3.694 3.079 308 2.566 0

    17 Muara Lakitan 2.266 5.665 4.721 472 3.934 0

    18 Megang Sakti 3.121 7.802 6.502 650 5.418 0

    19 Rawas Ilir 1.572 3.931 3.276 328 2.730 0

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    11/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 11

    Kecamatan Posyandu

    Balai

    Pengobatan

    Warga

    BKIA/

    Klinik

    Bersalin

    Puskesmas

    Pembantu

    /balai

    Pengobatan

    Lingkungan

    Puskesmas

    dan Balai

    Pengobatan

    RS Umum

    20 Karang Dapo 1.133 2.832 2.360 236 1.967 0

    21 Nibung 1.410 3.524 2.937 294 2.448 0

    Kab.Musi Rawas 16,295 32.768 81.919 68.266 6.827 60000

    Sumber: Hasil Analisis

    C. Sarana Perdagangan dan Niaga

    Rencana Kebutuhan fasilitas perdagangan dan niaga digolongkan dalam setiap skala layanan. Adapun

    fasilitas perdagangan dan niaga di Kabupaten Musi Rawas, direncanakan meliputi pusat pertokoan/pasar

    lingkungan serta pusat perbelanjaan dan niaga pada pusat-pusat distrik. Rencana pengembangan pusat

    perbelanjaan dan niaga akan dibahas dalam sistem fasilitas utama. Untuk fasilitas pusat pertokoan dan

    pasar lingkungan, pada dasarnya sudah memenuhi stndar mnimum, namun perlu penambahan di

    beberapa wilayah. Adapun kebutuhan pusat pertokoan dan pasar lingkungan adalah sebagai berikut:

    Tabel III - 6.

    Kebutuhan Jumlah dan Luas Lahan Minimum Sarana Perdagangan dan Niagadi Kabupaten Musi Rawas Berdasarkan Proyeksi Penduduk Tahun 2031

    Kelurahan / Kampung

    Pusat Pertokoan +Pasar Lingkungan

    unit kebutuhan luas minimum (m2)

    1 Rawas Ulu 1 13500

    2 Rupit 1 13500

    3 Tugumulyo 1 13500

    4 Purwodadi 1 13500

    5 Muara Kelingi 1 13500

    6 Megang Sakti 1 13500

    Kab.Musi Rawas 6 81000

    Sumber: Hasil Analisis

    3.1.2.2

    Sistem Fasilitas Utama

    Sistem fasilitas utama dikembangkan dalam rangka mewujudkan struktur ruang wilayah, sehingga

    konsentrasi pengembangan sistem fasilitas utama di Kabupaten Musi Rawas adalah sebagai berikut:

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    12/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 12

    Tabel III - 7.

    Rencana Sistem Fasilitas Utama di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2031

    PKL Program Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal

    A Program Pembangunan Pusat Pemerintahan

    A1 Pembangunan Kawasan Perkantoran Pemerintahan

    Kantor Kepala Daerah & DPRD

    Kantor SKPD

    Perumahan Dinas PNS

    Perumahan Dinas Pejabat

    Perumahan Dinas DRPD

    Bangunan penunjang (fasos/ fasum kawasan)

    Kantor Polisi/Militer

    A2 Fasilitas Sosek Pelayanan Skala Kabupaten

    Mesjid Agung & Pusat Pengembangan Islam

    Alun-Alun & Taman Kota

    Sekolah Unggulan Terpadu

    Perguruan Tinggi

    Rumah Sakit

    Sport Center

    Terminal PenumpangPerdagangan modern

    Jasa Persewaan & Perbankan

    Jasa Service/Bengkel

    Hotel & Restoran

    Jasa Hukum & Konsultasi

    A3 Pusat Agropolitan

    Kantor Perbankan & Keuangan

    Kantor Jasa & Perdagangan

    Lembaga Penelitian & Sertifikasi

    Ruko/outlet

    Terminal Agro

    Terminal angkutan barang

    Kebun Percobaan (Demplot)

    Balai Latihan Kerja

    Kantor Agroplitan center

    Kantor Koperasi Agro

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    13/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 13

    PKL Program Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal

    Workshop Agro

    Bengkel Agro

    Industri Hilir Ringan

    A4 Pembangunan Kawasan Perumahan Perkotaan

    Pembangunan Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum

    Pengembangan RTH

    PP-1 Pembangunan Sub Pusat Agropolitan (Pusat Pelayanan-1)

    Sub Terminal Agribisnis

    Terminal Type B

    Kebun Percobaan/Demplot

    Industri Pengolahan

    Balai Penyuluhan

    Lembaga Keuangan

    Prasarana dasar perkotaan (Air Minum, Listrik, Telekomunikasi &

    Persampahan)

    Sarana Dasar Perkotaan (SLTA, Puskesmas/ Poliklinik, Mesjid Raya,

    Pasar Umum)

    Perumahan Umum

    Pengembangan PLTUPembangunan Dermaga

    Bengkel/Showroom

    Jasa Persewaan

    Balai Benih

    Pergudangan

    PP-2 & 3 Ibukota Kecamatan Perdesaan

    - TK, SD & SLTP

    - Balai Pelatihan Agro Desa

    - Pustu, Posyandu, Praktrk Dokter/Bidan

    - Pasar mingguan, warung

    - Mesjid Kecamatan, Mushola

    - Kantor Kecamatan, Kantor Desa

    - Balai Pertemuan

    - Kantor Pertahanan &

    Keamanan

    Sumber : Hasil Analisis

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    14/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 14

    3.2

    RENCANA SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI

    Prasarana transportasi merupakan urat nadi pertumbuhan ekonomi dan perkembangan kawasan.

    Prasarana transportasi yang ada di Kabupaten Musi Rawas meliputi transportasi darat, laut dan udara.

    Dalam pengembangan ketiga jenis prasarana transportasi tersebut harus dilakukan secara terpadu,

    sehingga antar jaringan dan moda transportasi dapat berjalan sinergis.

    3.2.1

    Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat

    Pada umumnya sistem transporasi darat dikaitkan dengan jaringan jalan beserta bangunan

    pelengkapnya seperti terminal, jembatan dan terowongan pada jalan. Di Kabupaten Musi Rawas selain

    jaringan jalan terdapat juga jaringan kereta api. Adapun tujuan pengembangan transportasi darat

    meliputi:

    1) Meningkatkan aksesibilitas ke dan dari luar kawasan Kabupaten Musi Rawas, sehingga terjalin

    keterhubungan wilayah terutama dengan pusat-pusat pengembangan yang lain.

    2)

    Menghubungkan antar pusat kegiatan dalam Kabupaten Musi Rawas antara Pusat Kegiatan Lokal

    utama, dengan Pusat Kegiatan Lokal kedua sampai dengan keempat, sehingga terbentuk struktur

    tata ruang (sistem kota-kota).

    3)

    Mendukung pengembangan Kabupaten Musi Rawas sebagai Kawasan Agropolitan, melalui

    peningkatan jalan-jalan yang menghubungkan Agropolitan Center dengan Pusat Agropolitan Distrik

    dan pembangunan terminal/sub terminal agrobisnis/barang.

    4)

    Memberi akses bagi semua wilayah pelayanan menuju pusat-pusat layanan.

    5) Membuka wilayah terisolasi.

    6) Memberikan dukungan bagi pertumbuhan kawasan-kawasan dengan nilai produksi tinggi seperti

    kawasan industri, pusat pertanian utama, terminal barang dan kawasan tambang.

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    15/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 15

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    16/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 16

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    17/42

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    18/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 18

    A.

    Jaringan Jalan

    Dalam rangka mewujudkan keterpaduan sistem aktifitas dan pergerakan maka diperlukan adanya

    keterkaitan antar pusat pelayanan. Keterkaitan tersebut dibangun dengan membentuk jaringan jalan

    antar pusat pelayanan. Jaringan ini membentuk hirarki mulai dari sistem pengembangan wilayah

    Nasional, Propinsi dan Kabupaten. Dalam skala internal keterkaitan yang dibentuk yaitu dengan

    menghubungkan pusat-pusat pelayan lokal (PP/1 sampai dengan PP/3). Berdasarkan Peraturan

    Pemerintah No. 34/2006 Tentang Jalan, maka jaringan jalan di Kabupaten Musi Rawas dapat

    dikelompokkan berdasarkan fungsi dan statusnya.

    Kabupaten Musi Rawas memiliki koridor pertumbuhan yang diapit oleh jaringan jalan arteri primer (jalan

    nasional Muara Beliti Lubuklinggau - Rupit) dan sistem jaringan jalan kolektor primer (jalan propinsi

    Muara BelitiMuara KelingMuara Lakitan). Dengan memperhatikan pola pertumbuhan yang ada maka

    kawasan yang berada pada koridor ini memiliki kecenderungan pertumbuhan yang lebih tinggi

    dibandingkan kawasan yang lain. Untuk menjaga kualitas pertumbuhan pada koridor ini maka akses yang

    menghubungkan pusat-pusat layanan harus ditingkatkan yaitu melalui peningkatan jalan yang ada

    maupun dengan pembangunan jalan terutama untuk mempermudah hubungan antar pusat pelayanan.

    Wilayah barat dan timur kabupaten Musi Rawas merupakan kawasan yang terisolir karena adanya

    hambatan topografis. Bagian barat merupakan kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), yang

    perkembangannya harus dibatasi untuk menjaga kelestariannya. Sedangkan bagian timur yang meliputi

    wilayah Cecar dan BTS Ulu belum berkembang sebagai konsekuensi dari daerahnya yang terletak pada

    kawasan belakang dengan prasarana transportasi yang sangat minim. Untuk itu pada bagian timur perlu

    ditingkatkan status jaringan jalan utama dari semula jalan lokal primer menjadi jalan kolektor primer yang

    juga menghubungkan bagian ini dengan PKW Lahat. Lebih rincinya, rencana pengembangan jaringan

    jalan di Kabupaten Musi Rawas berdasarkan fungsi dan statusnya dapat dilihat pada Tabel III 8 dan

    Gambar 3 -3 dan 34.

    Tabel III - 8.Rencana Jaringan Jalan menurut Status dan Fungsinya

    di Kabupaten Musi Rawas

    NAMA RUAS FUNGSI JALAN STATUS JALAN

    BTS. Prov. Jambi - Maur (*) Arteri Primer Nasional

    Maur - Terawas (*) Arteri Primer Nasional

    Terawas - BTS. Kota Lubuk Linggau (*) Arteri Primer Nasional

    Muara BelitiBTS. Kabupaten Musi Rawas (*) Arteri Primer Nasional

    BTS. Kab. Muba - Muara Beliti (*) Kolektor 1 Nasional

    Simpang Periuk - Terawas (**) Kolektor 2 Provinsi

    Simpang Nibung - Ketapat (**) Kolektor 2 Provinsi

    Muara Rupit - Muara Lakitan (**) Kolektor 2 Provinsi

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    19/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 19

    NAMA RUAS FUNGSI JALAN STATUS JALAN

    TerawasMaur (**) Kolektor 2 Provinsi

    Ngestiboga (Kec. Jayaloka)Marga TaniKp.Bali

    Ciptodadi (Kec. Sukakarya) (***)Lokal Primer Kabupaten

    Surulangunpulau Kidak (Kecamatan Rawas Ulu) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Muara RupitKarang Dapo (Kecamatan Muara

    Rupit/Karang Dapo) (***)Lokal Primer Kabupaten

    Simpang TanjungBinjai (Kecamatan Muara Kelingi) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Simpang SemambangSuka Karya (Kecamatan Tuah

    Negeri/Suka Karya) (***)Lokal Primer Kabupaten

    Simpang Lubuk BesarSimpang Jayaloka (Kecamatan

    Muara Lakitan/jayaloka) (***)Lokal Primer Kabupaten

    KertosonoTambangan (Kecamatan Jayaloka)(***) Lokal Primer Kabupaten

    Simpang BinjaiBinjai (Kecamatan Muara Kelingi) (***) Lokal Primer Kabupaten

    SelangitBatu Gane (Kecamatan Selangit) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Simpang 3 Bingin TelukBatas Muba (Kecamatan

    Rawas Ilir) (***)Lokal Primer Kabupaten

    Mangun HarjoMegang sakti (Kecamatan

    Purwodadi/Megang Sakti) (***)Lokal Primer Kabupaten

    Megang SaktiMuara Megang (Kecamatan Megang

    Sakti) (***)Lokal Primer Kabupaten

    Simpang KelingiPasar Muara kelingi (Kecamatan

    Muara kelingi) (***)Lokal Primer Kabupaten

    Simpang 3 Muara BandarPrabumulih (Kecamatan

    Muara Lakitan) (***)Lokal Primer Kabupaten

    Jalan Dalam Ibukota Muara Rupit (Kecamatan Rupit) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Jalan Dalam Ibukota Surulangun Rawas (Kecamatan

    Rawas Ulu) (***) Lokal Primer Kabupaten

    SrikatonNawangsasi (Kecamatan Tugumulyo) (***)Lokal Primer Kabupaten

    NawangsasiSiti Harjo (Kecamatan Tugumulyo) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Mataram - Sukorejo (Kecamatan Tugumulyo) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Sukorejo Air Deras (Kecamatan Suku Tengah LakitanUlu Terawas) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    SukamajuJambu Rejo (Kecamatan Sumber Harta) (***) Lokal Primer Kabupaten

    MataramBumi Agung (Kecamatan Tugumulyo) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Trikoyo Simpang Bumi Agung (Kecamatan Tugumulyo/Muara Beliti) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    20/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 20

    NAMA RUAS FUNGSI JALAN STATUS JALAN

    Wonorejo Lesing/Leban Jaya (Kecamatan Tugumulyo/Tuah Negeri) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    KertasariPagarsari (Kecamatan Sumber Harta) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Simpang Semangus Semangus (Kecamatan MuaraLakitan) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Terawas Pasenan (Kecamatan Suku Tengah LakitanUlu Terawas) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Karang Dapo Satuan Pemukiman 4 Kelingi IV/a(Kecamatan Karang Dapo) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Karang AnyarDanau Rayo (Kecamatan Rupit) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Simpang Pelawe Pelawe (Kecamatan Bulang TengahSuku Ulu) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang Pertamina Tambangan (Kecamatan BulangTengah Suku Ulu) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Purwodadi Trikarya Megang Sakti II (KecamatanPurwodadi/Megang sakti) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Suka Menang Tanjung Agung (Kecamatan KarangJaya) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Jalan dalam Ibukota Kecamatan Tugu Mulyo (KecamatanTugu Mulyo) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    SP.5 Nibung Danau Rayo (Kecamatan Nibung/Rupit)(***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Bingin Teluk - Jalan Poros Trans Nibung (KecamatanRawas Ilir) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Sungai Jauh Sungai Kijang (Kecamatan Rawas ulu)(***)

    Lokal Primer Kabupaten

    SP. 6 KetapatPauh (Kecamatan Rawas Ilir) (***) Lokal Primer Kabupaten

    SukowonoMargatani (Kecamatan Jayaloka) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Dharma Sakti - Sumber dingin (Kecamatan Tuah Negeri)(***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Jalan dalam Ibukota Kecamatan Karang Jaya(Kecamatan Karang Jaya) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Jalan dalam Ibukota Kecamatan Purwodadi (KecamatanPurwodadi) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang BelaniBelani (Kecamatan Rawas Ilir) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Simpang BunginBungin (Kecamatan Jayaloka) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Trans Cecar SP. 9 Bangun Jaya (Kecamatan BulangTengah Suku Ulu) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Mambang Muara Megang (Kecamatan Megang Sakti/Muara kelingi) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Jalan Simpang Lake Simpang Tegalsari (KecamatanKarang Jaya/ Megang Sakti) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Satuan Pemukiman 4 Kelingi IV/a Muara Lakitan (SetiaMargaMuara Lakitan) (Kecamatan Muara lakitan) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Satuan Pemukiman 4 Kelingi IV/aMuara Megang (SetiaMargaMuara Megang) (Kecamatan Megang sakti) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang SemambangMegang Sakti (Kecamatan Tuah

    Negeri/ Megang Sakti) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang KabuDanau Rayo (Kecamatan Rupit) (***) Lokal Primer Kabupaten

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    21/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 21

    NAMA RUAS FUNGSI JALAN STATUS JALAN

    Mandi Angin Satuan Pemukiman 5 Kelingi IV/a (Mandiangin Binakarya) (Kecamatan Rawas Ilir/ MuaraLakitan) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang Talang Ridan Aringin (Kecamatan Karang

    Dapo) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Suka Menang Pulau Kidak (Kecamatan Rawas Ulu)(***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Suka Raja lubuk Kumbung ( Kecamatan Karang Jaya)(***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Satuan Pemukiman 2 Kelingi IV/a Lubuk Pandan(Kecamatan Muara Lakitan) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Jalan Simpang Lintas (Terawas) Suka Merindu(Kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Leban Jaya Simpang 3 Bamasco (Kecamatan MegangSakti) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    SukorejoRejosari (Kecamatan Sumber Harta) (***)Lokal Primer Kabupaten

    SurodadiTegalrejo(Kecamatan Tugumulyo) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Purwodadi Sadar Karya Trikarya (KecamatanPurwodadi) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Desa PeriukTegal Rejo (Kecamatan Tugumulyo) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Mangun HarjoDwijaya (Kecamatan Purwodadi) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Satuan Pemukiman 2 Kelingi IV/cSP. 3 (Karya MulyaMekarsari) (Kecamatan Megang Sakti) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Dwijayasadarkarya (Kecamatan Purwodadi) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Simpang Senaro Madang (Kecamatan Megang Sakti)(***) Lokal Primer Kabupaten

    Sumbersari Sumber Harta (Kecamatan Purwodadi/Sumber Harta) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang 3 PauhBatu Kucing (Kecamatan Rawas Ilir) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Satuan Pemukiman 4Satuan Pemukiman 5 kelingi IV/a(Setia MargaBinaria) (Kecamatan Karang Dapo) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    SrikatonMarga Rejo (Kecamatan Tugumulyo) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Tabatengah Tabaremanik Batu Pepe (KecamatanSelangit) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Pulau KidakNapal Licin (Kecamatan Ulu Rawas) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Simpang Pendingan Pendingan (Kecamatan MuaraLakitan) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Jambu RejoMadang (Kecamatan Sumber Harta) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Sri Mulyo Sri Kemuning (Kecamatan Suku TengahLakitan Ulu Terawas) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Suka Dana Lubuk Ngin (Kecamatan Suku TengahLakitan Ulu Terawas) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Kembang Tanjung - Batas Lahat (Kecamatan BulangTengah Suku Ulu) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    SP. 9 trans Cecar Pelawe (Kecamatan Bulang TengahSuku Ulu) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Suka Karya SP. 9 Trans Cecar (Kecamatan SukaKarya/ Bulang Tengah Suku Ulu) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    22/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 22

    NAMA RUAS FUNGSI JALAN STATUS JALAN

    Giri YosoSungai Bunut (Kecamatan Jayaloka) (***) Lokal Primer Kabupaten

    JayalokaGiriyoso (Kecamatan Jayaloka) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Simpang Biaro Bingin Teluk (Kecamatan Rawas Ilir)

    (***)Lokal Primer Kabupaten

    Muara BelitiDurian Remuk (Kecamatan Muara Beliti) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Simpang PTSI Kembang Tanjung (Kecamatan MuaraKelingi) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang PTSI Gunung Kembang (Kecamatan BulangTengah Suku Ulu) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Sukamerindu Satuan Pemukiman 2 Kelingi IV/c(Sukamerindu Karya Mulya, Kecamatan Suku TengahLakitan Ulu Terawas - Megang Sakti) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Taba GindoPrabu Menang (Kecamatan Selangit) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Sungai KijangPoros Nibung (Kecamatan Rawas Ulu) (***)Lokal Primer Kabupaten

    PangkalanBatas Jambi (Kecamatan Rawas Ulu) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Batu GaneNapal Melintang (Kecamatan Selangit) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Simpang Tri Karya (Megang sakti II) Dangku(Kecamatan Megang Sakti) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Megang Sakti III Pagar Ayu Beliti Jaya (KecamatanMegang SaktiMuara Kelingi) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Prabumulih ITranslok Pauh (Kecamatan Muara LakitanRawas Ilir) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang Rantau Alih Rantau Alih Simpang Binjai(Kecamatan SukakaryaBulang Tengah Suku Ulu) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang MulyoharjoMedco SOCA (Kecamatan BulangTengah Suku Ulu) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Napal LicinKuto Tanjung (Kecamatan Ulu Rawas) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Simpang Lake Sukamenang (Kecamatan Karang Jaya)(***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang LintasBukit Langkap Bukit Ulu (KecamatanKarang Jaya) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Jalan LintasTerusan (Kecamatan Karang Jaya) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Lesung BatuBendung Merung (Kecamatan Rawas Ulu)(***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang Kosgoro Kosgoro (Kecamatan Suku TengahLakitan Ulu Terawas) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Babat Paduraksa ((Kecamatan Suku Tengah LakitanUlu Terawas) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang Sumber Sari Madang (Kecamatan SumberHarta) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Sumber JayaSumber Bekti (Kecamatan Sumber Harta)(***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Madang Kebun Kulim Megang Sakti (KecamatanMegang sakti) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Jajaran Baru I Satuan Pemukiman 2 Kelingi IV/C(Campursari) (Kecamatan Megang Sakti) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang TrisaktiSimpang Dangku (Kecamatan MegangSakti) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    23/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 23

    NAMA RUAS FUNGSI JALAN STATUS JALAN

    Simpang T2 Purwakarya S. Kertosari (KecamatanPurwodadi) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang Dangku Simpang Tapa (Kecamatan MegangSaktiMuara Kelingi) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang Tapa Lubuk Tua (Kecamatan Muara Kelingi)(***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang Tapa Karya Sakti (SP.4 Juanda) (KecamatanMuara kelingi) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Pasar Muara Kelingi Temuan Jaya (Kecamatan MuaraKelingi) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Semeteh Simpang 4 Juanda (Karya Sakti) (KecamatanMuara Lakitan) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang Rengas Simpang Bina Saint (KecamatanMuara Lakitan) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang Polsek Lakitan Simpang Bina Saint(Kecamatan Muara Lakitan) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    simpang Bina Saint Simpang SP. 11 HTI (KecamatanMuara Lakitan) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    SP. 11 HTISimpang 4 Jirak (Kecamatan Muara Lakitan)(***)

    Lokal Primer Kabupaten

    SP.7 HTI Mukti Karya Talang Pendingan (KecamatanMuara Lakitan) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang 4 Jirak Batas Muba (Kecamatan MuaraLakitan) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang Madu Simpang 4 Jirak (Kecamatan MuaraLakitan) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang SP. 5 HTI Simpang Panglero (Kecamatan

    Muara Lakitan) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    SP.9 HTI Simpang Panglero (Kecamatan MuaraLakitan) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Panglero Simpang 4 Jirak (Kecamatan Muara Lakitan)(***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang SaduSimpang Blok Terras (Kecamatan MuaraLakitan) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    SP.9 trans CecarBatas Muara Enim (Kecamatan MuaraLakitan) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Batas Muara Enim Simpang Madu (Kecamatan MuaraLakitan) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang Barito (Pabrik CPO) Giriyoso (KecamatanJayaloka) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Simpang GegasSugih Waras (Kecamatan Jayaloka) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Simpang Jayaloka Marga Tani (Kecamatan Jayaloka)(***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Krani JayaSumber Makmur (Kecamatan Nibung) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Poros NibungMulya Jaya (Kecamatan Nibung) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Poros Nibung Satuan Pemukiman 11 Nibung(Klumpangjaya) (Kecamatan Nibung) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang Q1 Simpang Q2 (Agropolitan) (KecamatanTugumulyo) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    G1 Mataram Simpang L Ngadirejo (Kecamatantugumulyo) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    24/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 24

    NAMA RUAS FUNGSI JALAN STATUS JALAN

    Bundaran Agropolitan Center Air satan (KecamatanMuara Beliti) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang Bumi Agung Polres Mura (Kecamatan MuaraBeliti) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang sungai Naik Sungai Naik (Kecamatan BulangTengah Suku Ulu) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    SP Pangkalan Tarum Pangkalan Tarum (KecamatanBulang Tengah Suku Ulu) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang lubuk Pauh Lubuk Pauh (Kecamatan BulangTengah Suku Ulu) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang Temuan Jaya Simpang Jene (KecamatanBulang Tengah Suku Ulu) (***)

    Lokal Primer Kabupaten

    Simpang Kerambil Kerambil (Kecamatan Tuah Negeri)(***)

    Lokal Primer Kabupaten

    TrisaktiPagar Ayu (Kecamatan Megang Sakti) (***) Lokal Primer Kabupaten

    Sumber: SK.Kep Menteri PU No. 630 & 631/KPTS/M/2009 (*) ; RTRWP SUMSEL (**) & SK BupatiMura No.225/KPTS/PU-BM/2012 (***)

    B.

    Jaringan Prasarana Angkutan Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ)

    Menurut Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan disebutkan

    terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan orang dan atau

    barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu

    perwujudan simpul jaringan transportasi. Dalam Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 1993 tentang

    prasarana dan lalu lintas jalan terminal terdiri dari terminal penumpang dan terminal barang. Terminal

    penumpang berfungsi untuk melayani orang, sementara terminal barang berfungsi untuk melayani

    material/barang. Menurut fungsinya Peraturan pemerintah Nomor 41 tahun 1993 tentang angkutan jalan

    membagi terminal atas tiga kelompok :

    Terminal Tipe A

    Terminal ini berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi, dan/atau

    angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan

    pedesaan. Biasanya terminal tipe ini melayani arus minimum kendaraan sebesar 50 100

    kendaraan/jam dengan luas kebutuhan ruang lebih kurang 10 Ha. Terletak di jalan arteri, jarak antara

    dua terminal penumpang tipe A sekurang-kurangnya 20 km di Pulau Jawa, 30 km di pulau Sumatera

    dan 50 km di pulau lainnya.

    Terminal Tipe B

    Terminal ini berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam propinsi,

    angkutan kota dan angkutan pedesaan. Biasanya terminal tipe ini melayani arus minimum kendaraan

    sebesar 25 50 kendaraan/jam dengan luas kebutuhan ruang lebih kurang 5 Ha. Terletak di jalan

    arteri atau kolektor, jarak antara dua terminal penumpang, tipe B atau dengan terminal tipe A

    sekurang-kurangnya 15 km di Pulau Jawa, dan 30 km di pulau lainnya

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    25/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 25

    Terminal Tipe C

    Terminal ini berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan yang dipergunakan

    dengan tujuan pemberangkatan dan kedatangan kendaraan umum untuk angkutan dalam wilayah

    kabupaten. Biasanya terminal tipe ini melayani arus minimum kendaraan sebesar 25 kendaraan/jam

    dengan luas kebutuhan ruang lebih kurang 2,5 Ha, serta terletak di jalan kolektor atau lokal.

    Berdasarkan kriteria di atas, maka struktur pengembangan terminal penumpang dan barang di

    Kabupaten Musi Rawas direncanakan sebagai berikut :

    1. Terminal Barang

    Terminal barang diperlukan dalam rangka mewujudkan visi Musi Rawas Meningkatnya

    Kesejahteraan Masyarakat dan Perekonomian Daerah berbasis Agraris dengan pengembangan

    konsep agropolitan. Konsep ini menuntut tersedianya prasarana berupa terminal barang pada

    agropolitan center dan pusat-pusat agropolitan distrik, yaitu :

    - Terminal Barang / Peti Kemas

    Terminal barang / peti kemas dibangun 6,25 km dari agropolitan center tepatnya di Desa Durian

    Remuk seluas lebih kurang 50 Ha di Kecamatan Muara Beliti.. Terminal ini diharapkan

    terhubung dengan jaringan kereta api menuju Pelabuhan Tanjung Api-Api (di Palembang) dan

    memiliki akses langsung ke rencana kawasan industri.

    - Sub Terminal Barang

    Sub terminal barang adalah terminologi lebih kecil dari suatu simpul pemindahan barang yang

    ditujukan untuk menyediakan ruang bagi keperluan membongkar/memuat barang serta

    perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi di masing-masing pusat agropolitan distrik.

    Sub terminal barang ini dibangun di tiap agropolitan distrik yaitu Simpang Nibung, Prabumulih,

    Simpang Terawas, Megangsakti dan Simpang Semambang. Luas yang diperlukan untuk sub

    terminal barang ini diperkirakan lebih kurang 100 Ha.

    2. Terminal Penumpang

    Struktur pengembangan terminal penumpang di Kabupaten Musi Rawas diarahkan sebagai berikut :

    - Terminal Tipe A : Kecamatan Muara Beliti

    -

    Terminal Tipe B : Kecamatan Rupit dan Kecamatan Muara Lakitan- Terminal Tipe C : di Kecamatan Rawas Ulu, Kecamatan Rawas Ilir, Kecamatan Tugumulyo,

    Kecamatan Megang Sakti, Kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas, Kecamatan Bulang

    Tengah Suku Ulu dan Kecamatan Tuah Negeri.

    C.

    Jaringan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP)

    Kabupaten Musi Rawas memiliki beberapa sungai besar yang mampu dilewati perahu/kapal motor.

    Potensi ini meskipun tidak sepesat perkembangan transportasi darat tetapi masih dipergunakan

    sebagian masyarakat Kabupaten Musi Rawas terutama daerah terpencil/terisolir yang belum

    terjangkau jaringan jalan. Dalam rangka melengkapi jaringan transportasi air (sungai) diperlukanpembangunan dermaga pelabuhan sungai di beberapa titik, yaitu Pelabuhan Surulangun di

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    26/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 26

    Kecamatan Rawas Ulu, Pelabuhan Muara Kulam di Kecamatan Ulu Rawas, Pelabuhan Muara Rupit

    di Kecamatan Rupit, Pelabuhan Bingin Teluk dan Pelabuhan Pauh di Kecamatan Rawas Ilir.

    Adapun fungsi dermaga pelabuhan sungai tersebut adalah :

    1. Simpul dalam jaringan transportasi.

    2.

    Pintu gerbang bagi daerah yang belum terjangkau jaringan jalan.

    3. Tempat kegiatan alih moda transportasi.

    4.

    Tempat koleksi dan distribusi barang/hasil produksi.

    3.2.2 Sistem Transportasi Perkeretaapian

    Pengembangan jaringan kereta api direncanakan untuk melayani pengangkutan barang/peti kemas ke

    Pelabuhan Tanjung Api-Api (Palembang) dan yang akan menghubungkan Desa Durian Remuk dengan

    Kota Padang (Rejang Lebong Bengkulu). Rencana fungsi jaringan rel Kareta api adalah sebagai berikut:

    1. Penambahanan jaringan rel kereta Primer ruas Muara Beliti (Desa Durian Remuk ) Kota

    Padang- Kertapati Palembang

    2. Penambahan pengembangan jaringan rel kereta Sekunder ruas Lubuk LinggauSelangit

    STL Ulu TerawasRupitBangko.

    3.2.3 Sistem Transportasi Udara

    Pengembangan sistem transportasi udara di Kabupaten Musi Rawas adalah melalui peningkatan

    kapasitas layanan dan kualitas layanan penerbangan yang sudah ada. Pada tahun 2006 Kabupaten Musi

    Rawas telah mengelola Bandar udara Pengumpan Silampari yang melayani penerbangan regional

    antara PalembangLubuklinggau dan pada tahun 2010 Palembang - Jakarta. Pengembangan Bandara

    Silampari dilakukan dengan cara :

    - Penyusunan Rencana Induk Bandara Silampari Kabupaten Musi Rawas.

    - Pembersihan lahan dan pemagaran bandara.

    - Perpanjangan landasan sepanjang 30 x 2500 m sehingga mampu didarati pesawat Fokker 28 atau

    Boeing 737.

    -

    Rencana pengintegrasian moda udara dengan moda darat, melalui pembangunan terminalkedatangan yang kondusif.

    - Pengadaan Rescue Car.

    - Pengadaan peralatan navigasi penerbangan.

    Rencana sistem transportasi, selanjutnya dapat dilihat lebih lengkap pada Peta Rencana Sistem

    Transportasi Kab.Musi Rawas (2011-2031).

    3.3

    RENCANA SISTEM JARINGAN ENERGI

    Seluruh ibukota kecamatan telah mendapat layanan jaringan listrik, hanya tinggal satu desa saja yangbelum dilayani listrik. Ketersediaan jaringan listrik selain dilayani oleh PLN sebagain besar dilayani oleh

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    27/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 27

    non PLN. Pemanfaatan sumber energi alternatif juga belum berkembang di Musi Rawas. Pada sisi lain

    Kabupaten Musi Rawas mempunyai potensi sumber energi alternatif secara berlimpah, bukan saja yang

    berbasis fosil namun juga yang berbasis agro (biofuel). Dalam rangka mewujudkan struktur yaitu tercipta

    pusat-pusat pelayanan yang seimbang antar bagian barat dan bagian timur, terutama untuk menciptakan

    pelayanan pada wilayah-wilayah yang diperuntukkan sebagai kegiatan utama yaitu seperti Muara Beliti,

    Simpang Semambang, Muara Kelingi, Muara Lakitan, Megang Sakti, Tugumulyo, STL Ulu Terawas, dan

    Rupit. Wilayah ini merupakan wilayah prioritas pelayanan prasarana listrik. Terkait dengan hal tersebut,

    maka diperlukan upaya membentuk dan menambah jaringan prasarana listrik untuk membentuk struktur

    ruang yang dituju. Adapun rencana pembangunan prasarana telekomunikasi yang dapat dilakukan antara

    lain:

    1. Pengembangan Jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) meliputi: Muara BelitiSelangit

    Terawas - Karang JayaRupitSurulangunNibung.

    2. Pengembangan Jaringan tegangan menengah / sekunder meliputi:

    a.

    Petanang - SelangitTerawasKarang JayaRupitRawas Ulu.

    b. RupitKarang DapoRawas IlirNibung.

    c. Petanang - TugumulyoPurwodadiSumber Harta.

    d.

    PurwodadiMegang Sakti.

    e. Muara BelitiTuah NegeriMuara KelingiMuara Lakitan.

    f. Simpang SemambangSukakaryaBulang Tengah Suku Ulu.

    g.

    Muara BelitiTiang Pumpung KepungutJayaloka.

    3. Pengembangan Jaringan listrik tegangan rendah / tersier di seluruh kawasan perkotaan.

    4. Pembangunan PLTU Mulut Tambang 2 x 7 MW dan 2 x 100 MW di Kecamatan Muara Lakitan, serta

    PLTU Mulut Tambang 2 x 600 MW di Kecamatan Rawas Ilir.

    5. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) di Kecamatan Tiang Pumpung

    Kepungut.

    6.

    Pembangunan Gardu Induk Listrik di Kecamatan Rupit dan peningkatan kapasitas Gardu Induk Musi

    Rawas.

    7.

    Prasarana energi dapat dibangun bersamaan dengan dan atau memanfaatkan jaringan jalan gunamemudahkan distribusi pada wilayah-wilayah pelayanan.

    8. Meningkatkan hubungan antar wilayah dengan membangun jaringan interkoneksi antara wilayah

    utara dan selatan dari Kabupaten Musi Rawas.

    3.4 RENCANA SISTEM JARINGAN TELEKOMUNIKASI

    Prasarana telekomunikasi telah menjadi kebutuhan utama untuk menunjang kelancaran aktivitas

    penduduk. Prasarana telekomunikasi juga memiliki kemampuan untuk mendukung struktur tata ruang

    yang ingin diwujudkan. Dalam rangka mewujudkan struktur yaitu tercipta pusat-pusat pelayanan yangseimbang antar bagian barat dan bagian timur, terutama untuk menciptakan pelayanan pada wilayah-

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    28/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 28

    wilayah yang diperuntukkan sebagai kegiatan utama yaitu seperti Muara Beliti, Simpang Semambang,

    Muara Kelingi, Muara Lakitan, Megang Sakti, Tugumulyo, STL Ulu Terawas, dan Rupit, sehingga wilayah

    ini merupakan wilayah prioritas pelayanan prasarana telekomunikasi. Terkait dengan hal tersebut, maka

    diperlukan upaya membentuk dan menambah jaringan prasarana telekomunkasi untuk membentuk

    struktur ruang yang dituju. Adapun rencana pembangunan prasarana telekomunikasi yang dapat

    dilakukan antara lain :

    1.

    Pengembangan Jaringan telekomunikasi primer / utama: Muara BelitiSelangitTerawas - Karang

    Jaya Rupit Surulangun Nibung Muara Lakitan Muara Kelingi Simpang Semambang

    Muara Beliti.

    2.

    Pengembangan Jaringan telekomunikasi sekunder:

    TugumulyoPurwodadiMegang SaktiKarang Dapo

    Simpang SemambangMegang SaktiTerawas

    MambangMuara Megang

    Muara LakitanSetia Marga

    3. Pengembangan Jaringan telekomunikasi tersier di seluruh kawasan perkotaan.

    4. Penambahan telepon umum dan wartel di Pusat permukiman perdesaan, baik dengan jaringan kabel

    dan nir kabel.

    5. Pembangunan stasiun-stasiun komunikasi nir-kabel di wilayah-wilayah pedalaman.

    6. Mengoptimalkan pemanfaatan jaringan komunikasi telepon nir-kabel untuk penambahan kekurangan

    SST pada kawasan perkotaan.

    7. Pembangunan menara telekomunikasi harus mengacu pada Surat Edaran Dirjen Penataan Ruang

    Kementerian Pekerjaan Umum nomor: 06/SE/Dr/2011 tentang Petunjuk Teknis Kriteria Menara

    Telekomunikasi.

    3.5 RENCANA SISTEM JARINGAN SUMBER DAYA AIR

    Sistem prasarana pengairan dalam RTRW Musi Rawas meliputi prasarana penyediaan air bersih,

    prasarana irigasi, prasarana pengendalian banjir dan prasarana konservasi sungai, danau dan waduk.

    Perencanaan sistem prasarana pengairan di Kabupaten Musi Rawas memiliki nilai strategis, bukan hanyakarena banyaknya sungai yang mengalir di kabupaten ini, namun karena perannya dalam menyangga

    daerah hilir Propinsi Sumatera Selatan seperti Palembang dan sekitarnya. Dalam Agenda 21 Indonesia

    disepakati bidang program yang dianggap perlu mendapatkan prioritas dalam pengelolaan sumber daya

    air adalah ketersediaan dan kebutuhan sumber daya air, kualitas sumber daya air, distribusi sumber daya

    air dan pengelolaan sumber daya air secara terintegrasi.

    3.5.1 Sistem Wilayah Sungai

    Pengembangan prasarana sumber daya air meliputi 3 aspek, yaitu:a. Konservasi sumber daya air,

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    29/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 29

    b.

    Pendayagunaan sumber daya air, dan

    c. Pengendalian daya rusak air.

    Sumber daya air meliputi air permukaan dan air bawah tanah. Oleh karena itu sumber daya air yang

    terdapat dalam suatu wilayah adalah pada setiap wilayah sungai dan cekungan air tanah. Wilayah Sungai

    (WS) telah ditetapkan secara nasional berdasarkan Peraturan Menteri PU No. 11A/PRT/M/2006,

    sementara cekungan air tanah diidentifikasi sesuai dengan cekungan air tanah (CAT) yang terdapat di

    wilayah yang bersangkutan.

    Konservasi sumber daya air menyangkut upaya untuk menjaga kuantitas dan kualitas air, yang sangat

    terkait dengan upaya pelestarian lingkungan berupa menjaga dan/atau meningkatkan kualitas kawasan

    lindung dan mengendalikan/membatasi kegiatan di kawasan budidaya yang dapat menurunkan kuantitas

    dan kualitas air.

    Pendayagunaan sumber daya air meliputi: irigasi/pengairan untuk kepentingan kegiatan pertanian,

    penyediaan air untuk kebutuhan air bersih yang mendukung permukiman penduduk dan berbagai

    kegiatan lainnya seperti industri dalam wilayah, kebutuhan khusus lainnya seperti pembangkit tenaga

    listrik, penggelontoran saluran pada kawasan perkotaan, air tawar untuk tambak, dan sebagainya.

    Sementara pengendalian daya rusak air terkait dengan upaya mengantisipasi bencana yang disebabkan

    oleh air, terutama berbentuk banjir. Dengan demikian pengembangan prasarana sumber daya air akan

    meliputi: konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air;

    yang perlu dilakukan dengan penelitian dan perencanaan secara lebih teknis.

    Berdasarkan Peraturan Menteri PU No. 11A/PRT/M/2006, WS (Wilayah Sungai) yang terdapat atau

    terkena dengan wilayah Kabupaten Musi Rawas adalah WS Musi yang mencakup DAS Musi yang tediri

    dari Sub DAS Kelingi, Lakitan, Semangus dan Sub DAS Rawas.

    3.5.2 Sistem Jaringan Irigasi

    Salah satu bentuk pemanfaatan sumber daya air bagi pengembangan wilayah Kabupaten Musi Rawas

    adalah pengembangan jaringan irigasi atau saluran untuk pengairan, yang akan mendukung

    pengembangan lahan pertanian khususnya pertanian pangan lahan basah. Untuk itu telah ditetapkan

    Daerah Irigasi (DI). Daerah Irigasi (DI) ditetapkan dalam wilayah Kabupaten Musi Rawas ini adalah DIkewenangan Pemerintah Pusat (Nasional) Provinsi Sumatera Selatan, dan Pemerintah Kabupaten Musi

    Rawas. Sesuai dengan Kepmen PU No. 390 tahun 2009, berikut DI yang terdapat di Kabupaten Musi

    Rawas:

    1. DI yang merupakan kewenangan Nasional

    Daerah Irigasi (DI) Kelingi Tugu Mulyo dengan Luas 10.163 Ha.

    Daerah Irigasi (DI) Air Lakitan dengan luas 9.697 Ha.

    Daerah Irigasi (DI) Air Rawas dengan luas 20.000 Ha.

    2.

    DI yang merupakan kewenangan Provinsi:

    D.I. Air Satan dengan Luas 1,732 Ha.

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    30/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 30

    D.I. Air Deras I dengan Luas 1,461 Ha.

    D.I. Air Gegas dengan Luas 3.845 Ha.

    3. DI yang merupakan kewenangan Kabupaten

    D.I. Air Deras II dengan Luas 926 Ha.

    D.I. Megang Tikip dengan Luas 912 Ha.

    D.I. Air Dulu dengan Luas 821 Ha.

    D.I. Air Tupak dengan Luas 778 Ha.

    D.I. Ketuan Kecil/Bumi Agung dengan Luas 593 Ha.

    D.I. Air Merung dengan Luas 579 Ha.

    D.I. Jajaran Baru dengan Luas 360 Ha.

    D.I. Sri Kemuning dengan Luas 360 Ha.

    D.I. Sukamana dengan Luas 314 Ha.

    D.I. Air Cecar SP III dengan Luas 300 Ha.

    D.I. Sukakarya dengan Luas 250 Ha.

    D.I. Sukaraya dengan Luas 246 Ha.

    D.I. Sukarame dengan Luas 200 Ha.

    D.I. Dangku dengan Luas 200 Ha.

    D.I. Tebet Sech/S. Baung dengan Luas 200 Ha.

    D.I. Air Kerambil dengan Luas 200 Ha.

    D.I. Air Jangkat dengan Luas 174 Ha.

    D.I. Kosgoro dengan Luas 160 Ha.

    D.I. Paduraksa dengan Luas 150 Ha.

    D.I. Air Nitap dengan Luas 130 Ha.

    D.I. Pelita Jaya II dengan Luas 400 Ha.

    D.I. Air Kelingi SP II dengan Luas 400 Ha.

    D.I. Srijaya Makmur dengan Luas 360 Ha.

    D.I. Air Nangka dengan Luas 360 Ha. D.I. Sawah Pangeran 250 Ha.

    D.I. Pelita Jaya I dengan Luas 200 Ha.

    D.I. Setia Marga dengan Luas 200 Ha.

    D.I. Maur dengan Luas 200 Ha.

    D.I. Air Putat dengan Luas 200 Ha.

    D.I. Sido Mulyo dengan Luas 100 Ha.

    D.I. Krani Jaya Nibung 150 Ha.

    D.I. Noman dengan Luas 100 Ha.

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    31/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 31

    D.I. Marga Baru dengan Luas 100 Ha.

    D.I. Air Rawa Translok Pauh dengan Luas 600 Ha.

    D.I. Kasang Tinggi Megang Sakti dengan Luas 400 Ha.

    3.5.3

    Sistem Jaringan Air Baku

    A. Rencana Penyediaan Air Bersih Bagi Permukiman

    Dengan melihat ketersediaan sumber daya air bersih bagi permukiman, dari hasil analisa hidrologi

    bahwasanya sumber daya air di Kabupaten Musi Rawas masih tersedia melimpah karena kekayaan

    sumber air permukaan sehingga diharapkan ke depan cadangan air tanah dapat disimpan sebagai

    tabungan air dan untuk menjaga kelestarian ekosistem. Dari sisi kebutuhan, pada tahun 2031 dibutuhkan

    air bersih 1.293 liter/detik.

    Sifat layanan masih skala lokal permukiman dan pengelolaanya bersifat parsial meskipun telah dibentuk

    unit pelaksana di bawah Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang. Dengan demikian

    masalah utama dalam penyediaan air bersih di Kabupaten Musi Rawas adalah distribusi layanan

    mengingat luasnya daerah dan permukiman yang terpencar-pencar. Kedepan direncanakan perluasan

    jaringan penyediaan air bersih yang dapat diakses masyarakat yang lebih luas sebagai berikut :

    1. Penetapan intake utama sebagai sumber air bersih bagi seluruh kabupaten. Diharapkan adanya

    dua sumber atau lebih yang berfungsi melayani bagian utara dan bagian selatan.

    2. Pembangunan jaringan pipa primer yang melayani seluruh kawasan dan terintegasi dengan

    sumber-sumber air utama.3.

    Sistem sambungan langsung dengan sumber air PDAM yang melayani kawasan perkotaan,

    kawasan komersil, kawasan industri maupun pusat pemerintahan.

    4. Sistem sambungan hidran umum dari PDAM, untuk melayani daerah di luar kawasan perkotaan,

    seperti kawasan pedesaan yang tidak memungkinkan dengan sambungan langsung. Pengelolaan

    dapat dilakukan oleh PDAM/BPAM, diserahkan kepada masyarakat atau secara bersama-sama.

    5. Sistem penyediaan air swadaya masyarakat dengan stimulan dari pemerintah, sistem ini untuk

    daerah yang tidak terjangkau oleh layanan PDAM

    B. Rencana Penyediaan Air Baku Bagi Pertanian

    Kebutuhan air baku diperlukan terutama pada kawasan sentra produksi pertanian utama, areal

    persawahan dan budidaya ikan kolam air deras. Daerah yang memiliki kriteria ini di Kabupaten Musi

    Rawas meliputi Kecamatan Purwodadi, Kecamatan Tugumulyo, Kecamatan Muara Beliti, Kecamatan

    STL Ulu Terawas, Kecamatan Jayaloka, Kecamatan Megang Sakti dan Rawas Ulu.

    Di Kabupaten Musi Rawas terdapat daerah pertanian dengan sistem irigasi teknis yang baik dan sudah

    berjalan sejak sebelum kemerdekaan yaitu bangunan Irigasi Watervankyang berfungsi mengairi Daerah

    Irigasi Kelingi Tugumulyo (10.163 ha) dan terus dipertahankan perkembangannya hingga saat ini, tidak

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    32/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 32

    heran jika daerah ini menjadi salah satu lumbung beras propinsi Sumatera Selatan. Selain itu irigasi

    teknis yang ada sangat berperan dalam perkembangan budidaya kolam air deras (terutama ikan mas).

    Selain irigasi teknis, terdapat juga irigasi semi teknis yang memanfaatkan bendung swadaya masyarakat.

    Disamping kedua tipe di atas masih banyak juga yang memanfaatkan tadah hujan sebagai sumber air

    irigasi. Saat ini sedang dibangun Bendungan Selangit dan rencananya akan mengairi Daerah Irigasi Air

    Lakitan (seluas 9.697 ha) di Kecamatan STL Ulu Terawas, Kecamatan Sumber Harta, Kecamatan

    Purwodadi dan Kecamatan Megang Sakti.

    Berdasarkan analisis kesesuaian lahan daerah-daerah yang masih potensial untuk dikembangkan

    sebagai areal pertanian lahan basah (baik karena adanya aliran sungai besar maupun kemiringan lahan

    yang cocok) adalah Kecamatan Muara Lakitan, Kecamatan Rawas Ilir, Kecamatan Muara Kelingi dan

    Kecamatan BTS Ulu. Dengan melihat kondisi yang ada, maka rencana penyediaan air baku bagi

    pertanian dirumuskan sebagai berikut :

    1. Pemeliharaan dan pemantapan jaringan irigasi yang ada meliputi Kecamatan Rawas Ulu, Ulu

    Rawas, Rupit, STL Ulu Terawas, Tugumulyo, Muara Beliti, Jayaloka, Megang Sakti, Karang Dapo,

    Karang Jaya, Puwodadi dan BTS Ulu.

    2. Pemeliharaan dan konservasi kawasan hulu sungai melalui penghijauan dan penataan ruang

    sempadan sungai, untuk mencegah kerusakan DAS.

    3. Pengendalian pemanfaatan air baku yang dilayani oleh irigasi teknis/semi teknis melalui

    pemberdayaan perkumpulan petani pemakai air, inventarisasi lahan dan kebutuhan air baku bagi

    setiap pemakai serta sosialisasi dan pengaturan pemanfaatan air melalui insentif dan disinsentif.

    4. Pemberian stimulan bagi warga/masyarakat yang mengairi areal pertaniannya secara swadaya

    melalui bimbingan teknis dan bantuan material/dana.

    5.

    Pembuatan sungai-sungai kecil bagi daerah potensial produksi tinggi dan memiliki ketersediaan air

    baku yang besar dengan memperhatikan kesepakatan stakeholder terkait dan memperhatikan

    kondisi topografi dan sifat air.

    6.

    Pembangunan bendungan dan jaringan irigasi skala besar, terutama prioritas pada Daerah Irigasi

    yang telah telah memiliki studi kelayakan, DED dan Amdal, yaitu : pembangunan Bendungan Irigasi

    Air Rawas yang akan mengairi Daerah Irigasi Air Rawas, di Kecamatan Rawas Ulu, Rupit, danKarang Dapo (seluas 20.000 ha).

    C. Rencana Penyediaan Air Baku Bagi Industri

    Sebagai daerah dengan basis utama pertanian, maka kebutuhan air industri di Kabupaten Musi Rawas

    didominasi untuk kebutuhan industri pengolahan hasil pertanian dan untuk industri skala kecil dan

    menengah, sehingga kebutuhannya tidak terlalu signifikan apabila dibandingkan dengan kebutuhan

    secara keseluruhan. Dengan ekspektasi ke depan bahwa Kabupaten Musi Rawas akan menjadi daerah

    agropolitan dengan industri yang berbasis pertanian, maka kebutuhan air untuk industri akan meningkat

    terutama di daerah yang direncanakan untuk kawasan industri.Rencana penyediaan air baku bagi industri sebagai berikut :

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    33/42

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    34/42

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    35/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 35

    4.

    Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Muara Lakitan dengan kapasitas 20 liter/detik dengan

    daerah pelayanan Perkotaan Muara Lakitan.

    5. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Muara Kelingi 10 Liter/detik dengan daerah pelayan

    Perkotaan Muara Kelingi.

    6.

    Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Muara Rupit dengan kapasitas 10 liter/detik dengan daerah

    pelayanan Perkotaan Muara Rupit.

    7.

    Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Bingin Teluk dengan kapasitas 10 liter/detik dengan

    daearah pelayan Perkotaan Rawas Ilir.

    8. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Karang dapo 10 liter/detik dengan daearah pelayanan

    Perkotaan Karang Dapo.

    9. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Jaya Loka unit I dengan kapasitas 5 liter/detik dengan

    daearah pelayan Perkotaan Jaya Loka.

    10. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Jaya Loka unit II dengan kapasitas 5 liter/detik dengan

    daearah pelayan Perkotaan Jaya Loka.

    11. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Karang Jaya dengan kapasitas 20 liter/detik dengan

    daearah pelayan Perkotaan karang jaya.

    12.

    Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Simpang Nibung dengan kapasitas 10 liter/detik dengan

    daearah pelayan Simpang Nibung.

    13. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Simpang Semambang dengan kapasitas 10 liter/detik

    dengan daearah pelayan kawasan Simpang Semambang.

    14. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Selangit dengan kapasitas 20 liter/detik dengan daearah

    pelayan Perkotaan Selangit.

    15.

    Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Sumber Harta dengan kapasitas 20 liter/detik dengan

    daearah pelayan Perkotaan Sumber Harta.

    16. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Tiang Pumpung kepungut dengan kapasitas 10 liter/detik

    dengan daearah pelayan Perkotaan Tiang Pumpung Kepungut

    17. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Surulangun dengan kapasitas 20 liter/detik dengan daearah

    pelayan Perkotaan Surulangun.18.

    Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Terawas dengan kapasitas 20 liter/detik dengan daearah

    pelayan Perkotaan Terawas.

    19. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Purwodadi dengan kapasitas 10 liter/detik dengan daearah

    pelayan Perkotaan Purwodadi.

    20. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Sukakarya dengan kapasitas 10 liter/detik dengan daearah

    pelayan Perkotaan Sukakarya.

    21. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Muara Kulam dengan kapasitas 10 liter/detik dengan

    daearah pelayan Perkotaan Muara Kulam.

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    36/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 36

    22.

    Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) karya Makmur Kecamatan Nibung dengan kapasitas 10

    liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan Nibung.

    23. Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) SP.9 Bangun Jaya Kecamatan BTS.Ulu dengan kapasitas

    10 liter/detik dengan daearah pelayan Perkotaan BTS. Ulu.

    24.

    Sumur Bor Karya Sakti Kecamatan Muara Kelingi dengan kapasitas 5 liter/detik.

    25. Sumur Bor Trianggun Kecamatan Muara Lakitan dengan kapasitas 5 liter/detik

    3.6.2 Rencana Sistem Pengolahan Sampah

    Adapun wilayah yang menjadi prioritas pengelolaan sampah meliputi kawasan perkotaan dan kawasan

    produksi tinggi yang diperkirakan laju penimbulan sampahnya berpengaruh terhadap aktifitas kawasan

    jika tidak tertangani. Tanggung jawab pemerintah pada umumnya mulai dari proses pengumpulan sampai

    dengan pembuangan akhir. Pengumpulan sampai dilakukan di Tempat Pembuangan Sementara atau

    container yang kemudian diangkut dengan dump truck atau armroll truck menuju tempat pembuangan

    akhir.

    Lokasi pembuangan akhir harus dipilih secara selektif melalui analisis dampak lingkungan, menurut SNI

    03-3241-1994 pemilihan lokasi TPA sebagai berikut:

    - TPA tidak boleh berlokasi di danau, sungai dan laut.

    - TPA tidak boleh dibangun di daerah dengan air tanah kurang dari 3 m dan jarak dari sumber air

    minum minimum 100 m di hilir aliran.

    - Jarak dari lapangan terbang minimum 3 km untuk turbo jet dan 1,5 km untuk jenis lain.

    - Tidak berada di daerah cagar alam dan banjir dengan periode ulang 25 tahun.

    Syarat-syarat umum lokasi TPA meliputi : sudah tercakup dalam rencana tata ruang, jenis tanah kedap

    air, daerah yang tidak produktif untuk pertanian, dapat dipakai 5 10 tahun, tidak mencemari sumber air,

    jarak dari pusat pelayanan lebih kurang 10 km dan bebas banjir. Sedangkan pengelolaan sampah di TPA

    sangat disarankan metode sanitary landfill yaitu dengan pengurugan tanah harian untuk mencegah

    penyebaran vektor penyakit dan bau.

    Rencana pengolahan sampah sebagai berikut :

    a.

    Pembangunan TPA utama Tiang Pumpung Kepungut untuk melayani kawasan agropolitan centerdan sekitarnya dengan luas minimal 10 Ha, dan 2 (dua) TPA di kawasan Rupit untuk melayani

    bagian utara dan Muara Lakitan untuk melayani bagian timur masing-masing seluas 5 ha.

    b. Persiapan lahan untuk TPS pada bagian yang ditetapkan sebagai pusat kegiatan dan atau pusat

    agropolitan distrik.

    c. Sistem pengelolaan sampah di TPA diupayakan sanitary landfill.

    d. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam upaya pengelolaan sampah dengan prinsip 3R (Reuse,

    Recycle, Reduse).

    e.

    Persiapan organisasi penanganan sampah beserta petugas-petugas pelaksananya.

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    37/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 37

    f.

    Perencanaan penutupan TPA dan pengelolaan pasca pemakaian TPA melalui penghijauan dan

    redesign.

    g. Pembuatan Perda pengelolaan sampah sebagai bagian dari pengelolaan lingkungan.

    h. Penetapan kawasan-kawasan prioritas penanganan sampah (intensif) .

    3.6.3 Rencana Sistem Pengolahan Limbah

    Limbah cair domestik dapat berasal dari buangan kamar mandi, cuci dan masak maupun limbah tinja

    yang penanganannya harus dipisahkan. Pengolahan limbah di Indonesia sebagian besar masih mengacu

    pada sistem on-site sanitation dimana limbah dikelola secara setempat pada septic tank di masing-

    masing rumah penduduk. Pengelolaan limbah sistem off-site perlu dilakukan untuk daerah-daerah

    kegiatan komersil dan pusat pemerintahan mengingat keterbatasan lahan dan adanya resiko

    pencemaran yang tinggi bila dikelola sistem on-site.

    Sistem on site yang dikembangkan di Kabupaten Musi Rawas dengan menggunakan tangki septik

    dengan bidang resapan, ini sesuai dengan arahan untuk wilayah dengan tipologi :

    - Kepadatan penduduk < 150 jiwa/ha.

    - Terdapat sarana air bersih yang baik.

    - Sifat tanah impermeable dan kedalaman air tanah > 1,5 m.

    Rencana pengelolaan limbah di Kabupaten Musi Rawas sebagai berikut :

    1.

    Sistem on-site dengan tangki septik dikembangkan untuk penanganan limbah domestik, jarak

    minimum tangki septik dengan sumur gali adalah 10 m.

    2. Sistem off-site dapat direncanakan untuk pusat perkantoran, pasar, kawasan industri dan terminal

    dengan kepadatan bangunan yang cukup tinggi.

    3.

    Untuk sarana sanitasi umum diletakkan di lokasi yang mudah dijangkau warga dengan lahan minimal

    8 m2 dan jarak minimum dengan sumber air 10 m.

    4. Pada kawasan yang belum terlalu padat dimungkinkan limbah dari kamar mandi, tempat cuci lainnya

    tercampur dengan saluran untuk air hujan, dimana saluran yang dikembangkan dari perkerasan yang

    kedap air.

    5.

    Pembangunan saluran limbah sistem tertutup dilakukan pada kawasan perdagangan, perkantorandan komersil.

    6. Untuk pengolahan lumpur tinja disediakan instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) yaitu seperangkat

    bangunan untuk mengolah air limbah rumah tangga baik individual maupun komunal yang diangkut

    dengan mobil tinja.

    7. Bangunan IPLT merupakan daerah bebas banjir dan gempa, bebas longsor dan bukan patahan,

    jarak dengan pemukiman terdekat minimum 500 m, terletak dekat dengan badan penerima air, pada

    lahan yang tidak produktif dan tanahnya kedap air serta melalui proses perizinan dari instansi yang

    berwenang.

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    38/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 38

    3.6.4

    Rencana Sistem Drainase

    Sistem drainase berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan penerima air dan atau bangunan

    resapan buatan sehingga limpasan air permukaan tidak mengganggu masyarakat dan lingkungan. Pada

    dasarnya sistem drainase erat kaitannya dengan sistem pengendalian banjir, karena salah satu cara

    untuk mengatasi banjir adalah dengan pembuatan sistem drainase wilayah. Berdasarkan jenis

    salurannya drainase terbagi atas :

    - Saluran terbuka, yaitu sistem drainase dengan memanfaatkan saluran terbuka baik berbentuk

    persegi atau trapesium dan pengaliran secara gravitasi. Sistem ini murah dari sisi biaya dan

    memudahkan perawatan, namun demikian dikhawatirkan limpasannya dapat dengan mudah

    kembali ke badan jalan dan membahayakan pejalan kaki.

    - Saluran tertutup, yaitu sistem drainase dengan membuat saluran tertutup sehingga bagian atas

    drainase dapat digunakan untuk aktifitas lainnya.

    Rencana pengelolaan drainase di Kabupaten Musi Rawas sebagai berikut :

    1.

    Sistem drainase disusun dengan terlebih dahulu membuat analisis hidrologi yang dirumuskan dalam

    rencana induk sistem drainase kabupaten.

    2. Jaringan drainase akan disesuaikan dengan pola alam yang ada sehingga fungsi sungai/saluran

    alam sebagai penyalur limpasan tetap akan dipertahankan.

    3. Sistem drainase tertutup akan diterapkan di kawasan pusat pemerintahan, kawasan perkotaan,

    komersil dan kepadatan tinggi dengan pembuatan rencana jaringan yang terdiri atas jaringan

    primer, sekunder dan tersier.

    4. Jaringan drainase sistem terbuka dikembangkan sepanjang tepi jalan dan kawasan lingkungan

    permukiman.

    5.

    Perencanaan drainase kawasan dilakukan untuk periode ulang 25 tahun bagi DAS 100 500 ha

    terutama pada kawasan DAS, kecuali untuk daerah komersial dan industri harus dikaji dengan

    periode yang lebih tinggi.

    6.

    Untuk tiap jaringan drainase yang dibuang ke penerima berupa sungai, cekungan, saluran primer,

    rawa, laut, danau dan waduk harus disediakan outlet berupa pintu air, gorong-gorong atau saluran

    curam dengan sedapat mungkin memakai sistem gravitasi.7.

    Stasiun pompa dapat dibangun jika elevasi air dalam sistem penerima berada di atas ketinggian

    daerah yang dilayani.

    3.6.5 Rencana Jalur Evakuasi Bencana

    Pendekatan pembangunan saat ini adalah penataan ruang berbasis mitigasi bencana. Artinya,

    bagaimana penataan suatu wilayah tersebut dapat meminimalkan korban jika terjadi bencana. Untuk

    konteks Kabupaten Musi Rawas potensi bencana alam yang terjadi berupa potensi bencana alam puting

    beliung, terutama pada kawasan Bingin (Kecamatan Muara Kelingi) dan Kawasan Air Satan (KecamatanMuara Beliti).

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    39/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 39

    Ruang Evakuasi atau jalur penyelamatan (Escape Road) adalah jalan-jalan kota yang

    dikembangkan/direncanakan sebagai jalur pelarian ke bangunan/bukit penyelamatan dan wilayah yang

    aman apabila terjadi bencana alam (gempa). Strategi yang dapat dilakukan adalah :

    - Pemanfaatan RTH dan sarana fasilitas sosial/umum sebagai salah satu kawasan evakuasi.

    -Mengintegrasikan/menghubungkan jalan eksisting dan menambah jalan baru sebagai rencana jalur

    penyelamatan dengan fasilitas perlindungan dan sistem kota/wilayah secara umum;

    - Meningkatkan kualitas jalan yang ada menjadi jalan evakuasi dengan cara : pelebaran jalan,

    perbaikan agliment jalan eksisting, peningkatan kualitas badan jalan penambahan jalan-jalan baru

    untuk meningkatkan aksesibilitas, efektivitas dan efisiensi kawasan;

    - Mengintegrasikan/menghubungkan jalan eksisting tersebut dengan rencana jalur penyelamatan

    yang merupakan urban sistem lama sehingga menjadi suatu sistem kota yang terpadu dan dapat

    memitigasi bencana alam;

    - Pembangunan jalur penyelamatan harus disertai dengan: penyadaran publik (pendidikan dan

    pelatihan, sosialisasi, demo evakuasi dan sebagainya);

    - Penanaman pohon-pohon besar sebagai peneduh jalan dan taman secara teratur memberikan

    keteduhan pada kawasan dan jiwa warga masyarakat. Jenis pohon yang ditanam adalah jenis

    tanaman lokal. Pohon-pohon besar tersebut akan dirancang sebagai pohon penyelamatan (Escape

    Trees) di sepanjang rute-rute penyelamatan, taman penyelamatan, atau bangunan penyelamatan

    lainnya.

    Tabel III - 9.Strategi dan Mitigasi Bencana Putting Beliung

    Sebelum Bencana Saat Bencana Setelah Bencana

    1.

    Perlu dilakukan sosialisasi

    mengenai putting beliung agar

    masyarakat memahami dan

    mengenal putting beliung, baik

    difinisi, gejala awal,karakteristik, bahaya dan

    mitigasinya.

    2.Menyusun peta rawan bencana

    putting beliung berdasarkan

    data historis.

    3.Memangkas ranting pohon

    besar dan menebang pohon

    yang sudah rapuh serta tidak

    membiasakan memarkir

    1.

    Segera berlindung pada

    bangunan yang kokoh dan

    aman begitu angin kencang

    menerjang.

    2.

    Jika memungkinkan segeralahmenjauh dari lokasi kejadian

    karena proses terjadinya

    putting beliung berlangsung

    sangat cepat.

    3.Jika saat terjadiputting beliung

    kita berada di dalam rumah

    semi permanen/rumah kayu,

    hingga bangunan bergoyang,

    segeralah keluar rumah untuk

    1.

    Melakukan koordinasi dengan

    berbagai pelaksana lapangan

    dalam pencarian dan

    pertolongan para korban.

    2.

    Mendirikan posko danevakuasi korban yang

    selamat.

    3.Mendirikan tempat

    penampungan korban

    bencana secara darurat di

    dekat lokasi bencana atau

    menggunakan rumah

    penduduk untuk pengobatan

    dan dapur umum.

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    40/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 40

    Sebelum Bencana Saat Bencana Setelah Bencana

    kendaraan di bawah pohon

    besar.

    4.

    Jika tidak penting sekali,

    hindari bepergian apabila

    langit tampak awan gelap dan

    menggantung.

    5.

    Mengembangkan sikap sadar

    informasi cuaca dengan selalu

    mengikuti informasi prakiraan

    cuaca atau proaktif

    menanyakan kondisi cuaca

    kepada instansi yangberwenang.

    6.

    Penyiapan lokasi yang aman

    untuk tempat pengungsian

    sementara

    mencari perlindungan di tempat

    lain karena bisa jadi rumah

    tersebut akan roboh.

    4.

    Hindari berteduh di bawah

    pohon besar, baliho, papan

    reklame dan jalur kabel listrik.

    5.

    Ancaman puting beliung

    biasanya berlangsung 5 hingga

    10 menit, sehingga jangan

    terburu-buru keluar dari tempat

    perlindungan yang aman jika

    angin kencang belum benar-benar reda.

    4.

    Melakukan koordinasi bahan

    bantuan agar terdistribusi

    tepat sasaran dan sampai

    kepada mereka yang benar-

    benar membutuhkan dan

    menghindari para oknum

    yang memanfaatkan situasi.

    5.

    Melakukan evaluasi

    pelaksanaan pertolongan dan

    estimasi kerugian material.

    Sumber : Analisis

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    41/42

    BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2008 | H A L A M A N III - 41

  • 8/11/2019 Musi Rawas.pdf

    42/42