nama-nama ilmiah

Embed Size (px)

Citation preview

Home Posts RSS Comments RSS Edit

Rabu, 28 Oktober 2009Bayi TabungRelated Posts : bioteknologi

Bayi Tabung

Teknologi reproduksi kini telah menembus berbagai metode canggih untuk menolong pasangan yang kesulitan mendapatkan keturunan. Gebrakan pertama terjadi saat metode "bayi tabung" pertama melahirkan Louise Brown asal Inggris pada 1978. Setelah itu, banyak teknik lain yang lebih mengagumkan berturut-turut ditemukan, termasuk metode penyuntikan satu sperma terhadap satu sel telur secara in vitro. Setelah menunggu delapan tahun, akhirnya Rina (nama samaran) berhasil melahirkan seorang bayi mungil berkat bantuan teknologi rekayasa reproduksi in vitro atau lebih populer disebut "bayi tabung". Ia bahagia sekali saat diberi tahu dirinya berhasil mengandung. Semula suaminya sempat putus asa karena hasil laboratorium menunjukkan, pada cairan maninya tidak ditemukan sperma. Namun, berkat kecanggihan teknologi reproduksi, pasangan ini berhasil menimang bayi laki-laki sehat melalui penyuntikan sel mani suami ke sel telur istrinya secara in vitro. Seorang wanita Inggris bahkan mengalami kasus yang lebih unik. Suaminya dinyatakan menderita kanker pada testisnya dan organ ini harus dibuang. Padahal, keduanya sangat ingin mendapatkan keturunan. Betapa cemasnya mereka, sebab lima tahun sebelumnya, testis yang satu sudah dibuang karena penyakit yang sama. Karena tak sempat mengekstraksi sperma menjelang operasi kedua, maka testis yang sudah dipotong segera dikirim ke klinik pelayanan fertilitas di Aldridge untuk diambil spermanya dan dibekukan. Berkat teknik yang sama, akhir Juni lalu wanita itu dikabarkan berhasil mengandung. Calon bayinya bahkan diduga kembar. Kebahagiaan bertambah ketika suaminya dinyatakan sembuh dari kanker. Dengan semakin meningkatnya jumlah pasangan tidak subur pada 30 tahun terakhir,

khususnya di negara-negara industri, para ahli di negara-negara seperti Amerika, Inggris, dan Australia, terus mencari teknik yang dapat membantu pasangan tak subur. Jumlah kasus pasangan tak subur diperkirakan sekitar 15% di dunia maupun di Indonesia. Penyebab infertilitas bermacam-macam, bisa akibat tersumbatnya saluran sel telur pada istri (35%), masalah antibodi, lendir mulut rahim tidak normal, endometriosis, problem sperma suami, dll. 20 tahun teknik bayi tabung Teknik bayi tabung sempat mencatat keberhasilan luar biasa dan menggemparkan dunia. Metode yang diprakarsai sejumlah dokter Inggris ini berhasil menghadirkan bayi perempuan bernama Louise Brown pada 1978. Sebelum itu, untuk menolong pasangan suami-istri tak subur digunakan teknik inseminasi buatan, yakni penyemprotan sejumlah cairan semen suami ke dalam rahim dengan bantuan alat suntik. Dengan cara ini diharapkan sperma lebih mudah bertemu dengan sel telur. Sayang, tingkat keberhasilannya hanya 15%. Pada teknik in vitro yang melahirkan Brown, pertama-tama dilakukan perangsangan indung telur sang istri dengan obat khusus untuk menumbuhkan lebih dari satu sel telur. Perangsangan berlangsung 5 - 6 minggu sampai sel telur dianggap cukup matang dan sudah saatnya "dipanen". Selanjutnya, folikel atau gelembung sel telur diambil tanpa operasi, melainkan dengan tuntunan alat ultrasonografi transvaginal (melalui vagina). Sementara semua sel telur yang berhasil diangkat dieramkan dalam inkubator, air mani suami dikeluarkan dengan cara masturbasi, dibersihkan, kemudian diambil sekitar 50.000 - 100.000 sperma. Sperma itu ditebarkan di sekitar sel telur dalam sebuah wadah khusus. Sel telur yang terbuahi normal, ditandai dengan adanya dua sel inti, segera membelah menjadi embrio. Sampai dengan hari ketiga, maksimal empat embrio yang sudah berkembang ditanamkan ke rahim istri. Dua minggu kemudian dilakukan pemeriksaan hormon Beta-HCG dan urine untuk meyakinkan bahwa kehamilan memang terjadi. Sejak kelahiran Louise Brown, teknik bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF) semakin populer saja di dunia. Di Indonesia, IVF pertama kali diterapkan di Rumah Sakit Anak-Ibu (RSAB) Harapan Kita, Jakarta, pada 1987. Teknik yang kini disebut IVF konvensional itu berhasil melahirkan bayi tabung pertama, Nugroho Karyanto, pada 2 Mei 1988. Setelah itu lahir sekitar 300 "adik" Nugroho, di antaranya dua kelahiran kembar empat. Semakin canggih saja Sukses besar teknik IVF konvensional ternyata masih belum memuaskan dunia kedokteran, apalagi kalau mutu dan jumlah sperma yang hendak digunakan kurang. Maka dikembangkanlah teknik lain seperti PZD (Partial Zona Dessection) dan SUZI (Subzonal Sperm Intersection). Pada teknik PZD, sperma disemprotkan ke sel telur setelah dinding sel telur dibuat celah untuk mempermudah kontak sperma dengan sel telur. Sedangkan

pada SUZI sperma disuntikkan langsung ke dalam sel telur. Namun, teknik pembuahan mikromanipulasi di luar tubuh ini pun masih dianggap kurang memuaskan hasilnya. Sekitar lima tahun lalu Belgia membuat gebrakan lain yang disebut ICSI (Intra Cytoplasmic Sperm Injection). Teknik canggih ini ternyata sangat tepat diterapkan pada kasus mutu dan jumlah sperma yang minim. Kalau pada IVF konvensional diperlukan 50.000 - 100.000 sperma untuk membuahi sel telur, pada ICSI hanya dibutuhkan satu sperma dengan kualitas nomor wahid. Melalui pipet khusus, sperma disuntikkan ke dalam satu sel telur yang juga dinilai bagus. Langkah selanjutnya mengikuti cara IVF konvensional. Pada teknik ini jumlah embrio yang ditanamkan cuma 1 - 3 embrio. Setelah embrio berhasil ditanamkan dalam rahim, si calon ibu tinggal di rumah sakit selama satu malam. Di Indonesia, menurut dr. Subyanto DSOG dan dr. Muchsin Jaffar DSPK, tim unit infertilitas MELATI-RSAB Harapan Kita, ICSI sudah diterapkan sejak 1995 dan berhasil melahirkan anak yang pertama pada Mei 1996. Dengan teknik ini keberhasilan bayi tabung meningkat menjadi 30 - 40%, terutama pada pasangan usia subur. Berdasarkan pengalaman, menurut dr. Muchsin, peluang terjadinya embrio pada teknologi bayi tabung sekitar 90%, di antaranya 30 - 40% berhasil hamil. Namun, dari jumlah itu, 20 - 25% mengalami keguguran. Sedangkan wanita usia 40-an yang berhasil melahirkan dengan teknik in vitro hanya 6%. Karena rendahnya tingkat keberhasilan dan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan pasien, teknik ini tidak dianjurkan untuk wanita berusia 40-an. Pasangan yang masuk program MELATI tidak harus mengikuti program IVF. Teknik ini hanya ditawarkan kalau setelah diusahakan dengan cara lain, tidak berhasil. Sebelum mengikuti program ini pun pasutri diminta mengikuti ceramah dan menerima penjelasan semua prosedurnya agar diikuti dengan mantap. Biaya mengikuti program IVF memang tidak murah. Pada akhir 1980-an biayanya sekitar Rp 5 juta. Kini, berkisar antara Rp 13,5 juta - Rp 18 juta. Harga obat suntik perangsang indung telur saja sudah naik hampir empat kali lipat. Padahal, suntikan yang dibutuhkan selama dua minggu mencapai 45 ampul. Selain RSAB Harapan Kita, Jakarta, teknik IVF juga sudah diterapkan di FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo (Jakarta), Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Surabaya), dan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dan RS Dr. Sardjito (Yogyakarta). Kalau sperma kosong Pada kasus cairan air mani tanpa sperma (azoospermia), mungkin akibat penyumbatan atau gangguan saluran sperma, kini bisa dilakukan pengambilan sperma dengan teknik operasi langsung pada saluran air mani atau testis. Tekniknya ada dua, MESA (Microsurgical Sperm Aspiration) dan TESE (Testicular Sperm Extraction). Pada MESA, sperma diambil dari tempat sperma dimatangkan dan disimpan (epididimis). Sedangkan pada TESE, sperma langsung diambil dari testis yang merupakan pabrik sperma. Setelah

sperma diambil, dipilih yang paling baik. Selanjutnya, dilakukan langkah-langkah menurut prosedur ICSI. Teknik ini juga sudah diterapkan di RSAB Harapan Kita sejak 1996 dan telah berhasil melahirkan dua anak. Seperti di negara lain, sejak 1992 Indonesia sudah melakukan simpan beku embrio. Perangsangan indung telur wanita pada prosedur bayi tabung memungkinkan terbentuknya banyak embrio. Tidak mungkin semua embrio ditransfer ke dalam rahim pada saat bersamaan. Embrio yang untuk sementara tidak digunakan dapat disimpan dengan cara kriopreservasi, yang selanjutnya disimpan dalam tabung berisi cairan nitrogen pada suhu 196oC di bawah nol derajat. Kapasitas tabung sekitar 100 embrio. Simpan beku embrio ini menghemat biaya karena pasangan tidak perlu lagi mengulang proses pengerjaan dari awal lagi bila embrio berikutnya perlu ditanamkan kembali. Tidak seperti di Barat, embrio ataupun sperma yang tersimpan beku di Indonesia hanya diperuntukkan bagi pasutri yang bersangkutan. Salah satu contoh keberhasilan teknik penyimpanan embrio bisa ditemukan di Belgia. Baru-baru ini lahir seorang bayi laki-laki sehat hasil penanaman embrio yang sudah dibekukan selama 7,5 tahun dari pasangan lain (anonim). Bayi yang dibantu kelahirannya oleh dr. Michael Vermesh ini beratnya 4 kg. Daya tahan embrio yang dibekukan bisa puluhan tahun dan tetap bisa menjadi bayi sehat. Teknologi reproduksi in vitro ternyata sangat membantu pasangan yang mengalami gangguan reproduksi. Mengupayakan pasutri agar bisa mempunyai anak sungguh merupakan perbuatan mulia dan membahagiakan, sekalipun pembuahannya dilakukan di laboratorium. Seperti halnya Louise Brown, mungkin banyak anak yang dilahirkan melalui teknik ini ikut bersyukur bahwa kedua orang tuanya mengikuti program itu. (Nanny Selamihardja)

Home Posts RSS Comments RSS Edit

Rabu, 28 Oktober 2009KULTUR JARINGANRelated Posts : bioteknologi 1. BAB I (PENGERTIAN TENTANG KULTUR JARINGAN) Menurut Suryowinoto (1991), kultur jaringan dalam baha asing disebut sebagai tissue culture. Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. jadi, kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya. Kultur jaringan akan lebih besar presentase keberhasilannya bila menggunakan jaringan

meristem. Jaringan meristem adalah jaringan muda, yaitu jaringan yang terdiri dari sel-sel yang selalu membelah, dinding tipis, plasmanya penuh dan vakuolanya kecil-kecil. Kebanyakan orang menggunakan jaringan ini untuk tissue culture. Sebab, jaringan meristem keadaannya selalu membelah, sehingga diperkirakan mempunyai zat hormon yang mengatur pembelahan. Teknik kultur jaringan sebenarnya sangat sederhana, yaitu suatu sel atau irisan jaringan tanaman yang sering disebut eksplan secara aseptik diletakkan dan dipelihara dalam medium pada atau cair yang cocok dan dalam keadaan steril. dengan cara demikian sebaian sel pada permukaan irisan tersebut akan mengalami proliferasi dan membentuk kalus. Apabila kalus yang terbentuk dipindahkan kedlam medium diferensiasi yang cocok, maka akan terbentuk tanaman kecil yang lengkap dan disebut planlet. Dengan teknik kultur jaringan ini hanya dari satu irisan kecil suatu jaringan tanaman dapat dihasilkan kalus yang dapat menjadi planlet dlama jumlah yang besar. Pelaksanaan teknik kultur jaringan tanaman ini berdasarkan teori sel sperti yang dikemukakan oleh Schleiden, yaitu bahwa sel mempunyai kemampuan autonom, bahkan mempunyai kemampuan totipotensi. Totipotensi adalah kemampuan setiap sel, darimana saja sel tersebut diambil, apabila diletakkan dilingkungan yangsesuai akan tumbuh menjadi tanaman yang sempurna. Teknik kultur jaringan akan berhasil dengan baik apabila syarat-syarat yang diperlukan terpenuhi. Syarat-syarat tersebut meliputi pemilihan eksplan sebagai bahan dasar untuk pembentukkan kalus, penggunaan medium yang cocok, keadaan yang aseptik dan pengaturan udara yang baik terutama untuk kultur cair. Meskipun pada prinsipnya semua jenis sel dapat ditumbuhkan, tetapi sebaiknya dipilih bagian tanaman yang masih muda dan mudah tumbuh yaitu bagian meristem, seperti: daun muda, ujung akar, ujung batang, keping biji dan sebagainya. Bila menggunakan embrio bagian bji-biji yang lain sebagai eksplan, yang perlu diperhatikan adalah kemasakan embrio, waktu imbibisi, temperatur dan dormansi. 2. BAB II (MANFAAT KULTUR JARINGAN) Kegunaan utama dari kultur jaringan adalah untuk mendapatkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat, yang mempunyai sifat fisiologi dan morfologi sama persis dengan induknya. Dari teknik kultur jaringan tanaman ini diharapkan juga memperoleh tanaman baru yang bersifat unggul. Secara lebih rinci dan jelas berikut ini akan dibahas secara khusus kegunaan dari kultur jaringan terhadap berbagai ilmu pengetahuan. Perbanyakan tanaman secara besar-besaran telah dibuktikan keberhasilannya pada perkebunan kelapa sawit dan tebu. Dengan car kultur jaringan dapat klon suatu komoditas tanaman dalam relatif cepat. Manfaat yang dapat diperoleh dari kloning ini cukup banyak, misalnya: di luar pulau Jawa akan didirikan suatu perkebunan yang membutuhkan bibit tanaman dalam jumlah ribuan, maka sudah dapat dibayangkan betapa mahalnya biayanya hanya untuk trasnportasi saja. Hala ini dapat diatasi denga usaha

kloning melalui budaya jaringan, karena hanya perlu membawa beberapa puluh botol planlet yang berisi ribuan bibit. Dengan cara ini dapat menghemat waktu dan biaya yang cukup banyak dalam persiapan pemberangkatan ataupun transportasinya. Pada ekspor anggrek, misalnya, orang luar negeri menghendaki bunga anggrek yang seragam baik bentuk maupun warnanya. Dalam hal ini dapat dipenuhi juga dengan usaha kloning. Bibit-bibit tanaman dari usaha mericlono (tanaman hasil budidaya meristem) akan berharga lebih mahal, karena induknya dipilih dari tanaman yang mempunyai sifat paling bagus (unggul). Kultur jaringan tanaman telah dikenal banyak orang sebagai usaha mendapatkan varietas baru (unggul) dari suatu jenis tanaman dalam waktu yang relatif lebih singkat dari pada dengan cara pemuliaan tanaman yang harus dilakukan penanaman secara berulang-ulang sampai beberapa generasi. Untuk mendapatkan varietas baru melalui kultur jaringan dapat dilakukan dengan cara isolasi protoplas dari 2 macam varietas yang difusikan. Atau dengan cara isolasi khloroplas suatu jenis tanaman yang dimasukkan kedalam protoplas jenis tanaman yang lain, sehingga terjadi penggabungan sifat-sifat yang baik dari kedua jenis tanaman tersebut hingga terjadi hibrid somatik. Cara yang lain adalah dengan menyuntikkan protoplas dari suatu tanaman ketanaman lain. Contohnya transfer khloroplas dari tanaman tembakau berwarna hijau ke dalam protoplas tanaman tembakau yang albino, hasilnya sangat memuaskan karena tanaman tembakau menjadi hijau pula. Contoh lain adalah keberhasilan mentrasnfer khloroplas dari tanaman jagung ke dalam protoplas tanaman tebu hasilnya memuaskan (Anik Herawati, 1991). Khloroplas yang ditransfer harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: * Sewaktu dilakukan isolasi, khloroplas harus sempurna. * Setelah diisolasi harus mempuyai sifat yang sama dengan khloroplas yang tumbuh secara in vivo (budidaya biasa). * Setelah diisolasi masih mempunyai sifat atau aktivitas fotosintesa yang cukup tinggi. Contoh isolasi protoplas dalam budidaya jaringan yang sangat berguna adalah ditemukannya sun-chlorella (jenis ganggang). Ganggang ini secara enzimatis dijadikan protoplas (sel-selnya ditelanjangi dengan cara diinkubasikan dalam enzim medium sehingga dinding selnya larut), kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari. Protoplas tersebut selanjutnya dipecah hingga didapatkan khloroplas dan akhirnya dibuat pil-pil untuk pengobatan. Menciptakan varietas baru dapat pula dilakukan dengan menggunakan bantuan jenis bakteri seperti bakteri penyebab tumor yang disebut Agrobacterium tumifaciens. Bakteri ini disuntikkan pada tanaman sehat mempunyai buah ukuran besar, agar tanaman sehat tersebut menjadi sakit tumor. Bakteri yang berada dalam jaringan yang menonjol karena terkena tumor tersebut kemudian diambil dan disuntikkan kedalam tanaman lain yang ukuran buahnya kecil-kecil. Dengan cara ini terbukti bahwa tidak lam kemudian tanaman tersebut menghasilkan buah yang ukurannya besar. Hal ini membuktikan bahwa bakteri

yang dipindahkan tersebut membawa sifat keturunan yang ada pada tanaman semula. Sedangkan untuk mendapatkan yang baru yang tahan terhadap stress garam, pestisida tertentu, logam berat, suhu rendah atau tinggi dan sebagainya dapat dilakukan dengan cara-cara khusus. Menciptakan tanaman baru yang toleran terhadap stress garam pernah dilakukan oleh Handa dkk. (Suryowinoto, 1985) yaitu terhadap tanaman tomat dan tembakau. Pada penelitian ini menggunakan penambahan PEG (Poly Ethilen- Glycol) atau NaCL, yang biasa dipergunakan untuk mendapatkan kultivar yang toleransi terhadap garam. Beberapa jenis tanaman ada yang teramcam punah (endangered species), misalnya berbagai jenis tanaman pisang, tanaman melati, kenanga, kayu jati, dan kayu putih. Usaha yang paling tepat untuk melestarikan tanaman yang terancam punah adalah dengan jalan kloning. Dengan usaha kloning ini, populasi dari tanaman tersebut akan terselamatkan, bahkan dapat bertambah, sekaligus sifat-sifat yang dimiliki oleh tanaman tersebut tetap terjamin. Kultur jaringan juga mempunyai manfaat yang besar dibidang farmasi, karena dari usaha ini dapat dihasilkan metabolit skunder upaya untuk pembuatan obat-obatan, yaitu dengan memisahkan unsur-unsur yang terdapat di dalam kalus ataupun protokormus, misalnya alkoloid, steroid, dan terponoid. Dengan ditemukannya cara mendapatkan metabolit skunderdari kalus suatu eksplan yang di tumbuhkan dalam medium kultur jaringan, mak berarti dapat menghemat waktu dan tenaga. Dengan cara biasa, untuk mendapatkannya harus menunggu lama samapai tanaman cukup umur bahkan sampai berproduksi hingga bertahun-tahun. Sedangkan dengan teknik kultur jaringan hanya membuthkan waktu antara tiga minggu sampai satu bulan saja. Metabolit yang dihasilkan dari kalus ternyata juga memiliki kadar yang lebih tinggi daripada dengan cara biasa (langsung dari tanaman). Dengan cara pengambilan metabolit skunder dari kalus, biasanya selalu diperoleh kandungan lain yang lebih banyak jenisnya, karena seringkali timbul zat-zat alkaloid atau persenyawaan-persenyawaan lainnya yang sangat berguna untuk pengobatan. Persenyawaan yang bermanfaat yang diambil dari kalus dapat ditingkatkan kadarnya dengan cara memanipulasinya, antara lain: * Memakai medium lain yang sesuai. * Mengubah salah satu kadar komponen dalam medium. * Memberi zat tambahan tertentu ke dalam medium, misalnya penambahan zat pengatur tumbuh auksin ataupun sitokinin. Kultur jaringan juga memberikan masukkan atau informasi pengetahuan yang sangat bermanfaat dibidang fisiologi tanaman. Pada tanaman anggrek misalnya, telah berhasil diketahui bahwa jika ujung akarnya diiris melintang akan memperlihatkan warna tertentu. Warna tersebut nantinya akan sama dengan warna bunganya. Hal ini sangat berguna

dalam bidang perdangan bunga hias, sebab walaupun tanamannya belum berbunga orang sudah dapat mengetahui warna bunga yang akan muncul. Melalui perbanyakan vegetatif dengan kultur jaringan ternyata juga berpengaruh terhadap devisa negara. Misalnya, denagn terlaksananya ekspor tanaman anggrek ke negara lain, maka akan menaikkan devisan negara dibidang pertanian. Teknik kultur jaringan sampai saat ini memang belum biasa dilaksanakan oleh para petani, baru beberapa kalangan pengusaha swasta saja yang sudah mencoba melaksanakannya, karena pelaksanaan teknik kultur jaringan tanaman memerlukan keterampilan khusus dan harus diltar belakangi dengan ilmu pengetahuan dasar tentang fisiologi tumbuhan, anatomi tumbuhan, biologi, kimia dan pertanian. Dengan demikian jelas akan amat sulit untuk diterima oleh kalangan petani biasa. Di samping itu, pelaksanaan teknik kultur jaringan mutlak memerlukan laboratorium khusus, walaupun dapat di usahakan secara sederhana (dalam ruang yang terbatas), namun tetap memerlukan peralatan yang memadai. Kemungkinan lain petani akan merasa enggan bekerja secara aseptik. Karena semua pekerjaan harus dilaksanakan secara hatri-hati dan cermat serta memerlukan kesabaran yang tinggi. Biaya untuk mewujudkan perbanyakan tanaman cecara in vitro ini juga sangat mahal, kecuali kita meramu medium sendiri. Bila kia terpaksa harus membeli medium yang sudah jadi (dalam kemasan) jelas akan sangat mahal, sebab medium yang sudah jadi masih harus di impor dari luar negeri. Apalagi kita harus membeli saran untuk perlakuan isolasi dan fusi protoplas, tentu biayanya akan bertambah besar. Enzim-enzim yang digunakan dalam kultur jaringan juga masih dibeli dari luar negeri sepertti Jepang. Lepas semua dari kendala-kendala tersebut diatas, kita harus mengakui bahwa teknik kultur jaringan sangat bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan, terutama untuk pengembangan bioteknologi.

NAMA KOMODITAS PERTANIAN

No Nama Umum 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Abei Abrosia Abutilon Acer Adas Adas Sowa Adas-adasan Aechmea Aesculus Ageratum Aglaonema Aglaonema Silver Aglaonema Treubi Agropiron Akalifa Akalifa (Ekor tupai) Akar Gomet Akar Kelimpar Akar Kepayang Akar Kucing Akar Naga Akar Rumput Akar Sambang Akar Slemang Akar Wangi Akasia Alamanda Alang-alang Alba Rosa Aleander Almond Alpukat Alstroemeria Aluminium kadri Alvalva Alvalva Kuning Ambong-ambong Ambong-ambong

Nama Latin Fragaria Abrosia spp Abutilon spp Acer palmatum Foeniculum vulgare Aqethum grave Gomphrena globosa Aechmea Aesculus hippocastanum Ageratum Aglaonema sp Aglaonema commutatum Aglaonema treubi Agropiron Acalypha sp Acalypha wilkesiana Pericamphylus glaucus Embalia ribes Burm Hodgsonia macrocarpa Toddalisa asiatica Poliypodium feei Alternanthera sessilis Merremia peltata Merremia umbellata Andropogon zizanioides Cassia sp Alamanda chatartica Imperata cylindrica Cordyline terminalis Nerium oleamder Prunus dulcis Persea americana Alstroemeria Pilea cadierei Medicago sativa Medicago falcata Bidens Bidens pilosa

39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75

(Ketul) Ambra Pelargonium radula Andevi Chicorium endivia Andong Rhadamnia cinerea Anemon Korona Annemon coronaria Anggrek Orcidaceae Anggrek Bulan Phalaenopsis amabilis Anggrek Buntut Bajing Rhinchostylis retusa Anggrek Dendro Dedrobium sp Anggrek Dendro Larat Dendrobium phalaenopsis Anggrek Dendro Dendrobium crumenatum Merpati Anggrek Dendro Rusa Dendrobium veratroides Anggrek Dendro Dendrobium purpureum Sumba Anggrek Ekor Tupai Rhinchostylis retusa Anggrek Eria Kancil Eria javanica Anggrek Eria Konde Eria albido tomentosa Anggrek Eria Lili Eria hyachintoides Anggrek Eria Lily Eria hyachintoides Anggrek Eria Mawar Eria flvascen Anggrek Eria Rotan Eria compressa Anggrek Hitam Coelogyne pandurata Anggrek Kalajengking Arachnis flos-aeris Anggrek Kasut Paphiopedilum sp Anggrek Kasut Belang Paphiopedilum lowii Anggrek Kasut Paphiopedilum glaucophyllum Berbulu Anggrek Kasut Hijau Paphiopedilum javanicum Anggrek Kasut Kumis Cypripedium chamberlalianum Anggrek Kasut Pita Paphiopedilum tonsum Anggrek Kepang Pholidota imbricata Anggrek Macan Gramatophyllum sp Anggrek Mata Sapi Dendrobium anosum Anggrek Oncidium Oncidium sp Anggrek Tanah Spathoglottis aurea Anggrek Tanah Apuy Phajus tankervilliae Anggrek Tanah Coklat Phajus callosus Anggrek Tanah KuningPhajus flavus Anggrek Tebu Gramatophyllum speciosum Anggrek Vanda Vanda

76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114

Anggrung Anggur Anggur Amerika Selatan Anggur Bali Anggur Merah Angsana Annemon Anthurium Anthurium Flamingo Anthurium Keris Anthurium Kuping gajah Anting Putri Anting-anting Anyang-anyang Anyelir Apel Apisditra Aprikot Apung Ara Aren Areuy kawao Areuy ki asahan Articoke Asam Gelugur Asam Jawa Asam Londo Asam Selong Asiri Asparagus Asparagus Aster Awar awar Azela (rumput azela) Babydoll Bacang Bakau Bakung Balam

Irema orientalis Vitis vinifera Vitis labrusca Alphonso lavalle Vitis vinifera Pterocarpus indica Annemon Anthurium sp Anthurium adreanum Anthurium reneissance Anthurium crystallinum Wrightia religiosa Fuchsia Elaeocarpus glandiflorus Dianthus caryophyllus Malus silveltris Apisditra elatior Prunus mume Azzola pinnata Ficus pumnila Arenga pinnata Milletia sericea Tetracera indica Merr Cynara scolimus Garcinia atroviridis Tamarindus indica Pithecolobium dulce Eugenia uniflora Laurus nobilis Asparague officinalis Vigna sesquipedalis Aster novae-angeliae Ficus septica Rhododendrum sp Cordyline terminalis Mangifera foetida Bruguiera conyugata Crinum asiaticum Palaquium qutta

115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136

Balam Merah Balam Merah Bambu Apus Bambu Ater Bambu Ater Bambu Bangkok Bambu Batu Bambu Betung Bambu Botol Bambu Cangkoreh Bambu Cendani Bambu Duri Bambu Embong Bambu Gading Bambu Gedang Bambu Gombong Bambu Jepang Variegata Bambu Kuning Bambu Kuning Bambu Ori Bambu Pagar Bambu Rejeki

Mallotus paniculate Palaquium rostratum Gigantochloa apus Gigantochloa atter Gigantochloa atter Schizostachym caudatum Dendrocalamus strictus Dendrocalamus asper Schizostachyum zollingeri Dinochloa scandens Phyllostachys sp Bambusa spinosa Bambusa horsfieldii Bambusa vulgaris Bambusa ventricosa Gigantochloa verticillata Arandinaria japonica/Sasa fortunei Bambusa vulgaris Phyllostachys sulphurea Bambusa arundinacea Bambusa glaucescens Dracaena Schizostachyum silicatum/Bambusa jacobsii Schizostachyum blumei Schizostachyum zollingeri Schizostachyum mosum Phyllostachys puberuka Ageratum conyzoides Thespesia populnea Bassia latifplia Chaetocarpus castaneicarpus Allium cepa Allium fistulosum Allium schoenoprasum Allium ascalonicum Allium porrum Allium sativum Zephyranthes spp Laurus nobilis

137 Bambu Suling 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 Bambu Tamiang Bambu Telur Bambu Wuluh Bambu Wulung Bandotan Baru Laut Basia Batu Bawang Bombay Bawang Daun Bawang Lokio Bawang Merah Bawang Prei Bawang Putih Bawang-bawangan Bay

154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178

Bayam Bayam Cabut Bayam Duri Bayam Eropa Bayam Kakap Bayam Merah Bayam Raja Bayam Selandia Baru Bayam Srilangka Bayas Bayur Begonia Begonia Florens Belian Wangi Belimbing manis Belimbing wuluh Belis Beluchus Beluntas Benalu Benalu The/The Hijau Benda Bengkak Bengkirai Bengkuang

179 Bengle 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 Bengle Hantu Bentoel Daun Benuang Berangan Berangan Duri Beras Berenuk Beriang Beringin Beringin Karet Beringin Kimeng Beringin Korea Besi Beti Ayer

Amaranthus sp Amaranthus tricolor Amaranthus spinosus Spnacia oleracea Amaranthus hybridus Celosia argentea Amaranthus hybridus Tetragonia expansa Basella alba Oncosperma horidum Pterospermum javanicum Begonia glabra Begonia semperflorens Palaquium obovatum Averrhoa carambola Averrhoa bilimbi Bellis Cratoxylon linguistrinum Pluchea indica Dendrophthoe sp Dendrophthoe patandra Artocarpus elasticus Hernandia ovigera Dryobalanops Pachyrrhizus erosus Zingiber cassummunar / Z. Montanum Zingiber ottensii Xanthosmoma sagittifolium Duabanga molucana Castanopsis inermis Castanopsis argentea Oriza sp Crescentia cujete Ploiarum alterniflorum Ficus benyamina Ficus retusa Ficus microcarpa Ficus coreana Eusideroxylon zwageri Flueggia virosa

194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234

Bidani Quisqualis indica Bidara Zizypus jujuba Bidara Laut Ximenia americana Bidara Upas Merremia mammosa Bidasari Porarna volubilis Bieng-biengan Chenopodium Biksa (Gelinggem) Bixa orellana Binjai Mangifera caesia Bintaro Cerbera manghas Bintaro Codollam Bira Alocasia indica Birch Betula pendula Bit Beta vulgaris Blencong Commersonia bartramia Blestru Luffa cylindrica Blewah Cucumis melo var cantalupensis Bligo Benincasa hispida Blueberry Vaccinium spp Bodi Ficus religiosa Bodi Ficus rumphii Bomaba Bomabaceae Bombax Bombax buonopozense Borage Borrago officinalis Bougenville Bougenvilia spectabilis Brokoli Brassica oleracea var italica Bromeliad (nanas hias) Bromeliad sp Bromus Bromus inermis Brotowali Tinospora tuberculata Bruas Garcinia celebica Brucea Brucea javanica Buah Ajaib Synsepalum dulcificum Buah Mentega Diospyros phillippinensis Buah Merah Pandanus conoideus Bulan bulan Endospermum malaccense Bulangan Gmelina philiappensis Bunga Bangkai Amorphopalus titanum Bunga Bokor Hydrangea macrophylla Bunga Bugang Clerodendron calamitosum Bunga Cangkak Schima wallichii Bunga embun Drosera sp Bunga Kertas Zinia elegan

235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275

Bunga Kuning Cassia surattensis Bunga Kupu-Kupu Bauhinia purpurea Bunga Lampion Irian Mucuna beneetti Bunga Lilin Hoya carnosa Bunga Matahari Helianthus anuus Bunga Merak Caesalpinia pulcherrima Bunga Mulut Naga Antirrhinum majus Bunga Negro Sinningia speciosa Bunga Pagoda Clerodendron paniculatum Bunga Patma Rafflesia patma Bunga Pukul Empat Mirabilis jalapa Bunga Pulu (Cartamus)Carthamus tinctorius Bunga Saputangan Maniltoa grandiflora Bunga Sepatu Hibiscus rosa sinensis Bunga Susu Ervatamia coronaria Bunga Tahi Ayam Lantana tamara Bunga Tahi Ayam Tagetes Bunga tengah hari Pentapetes phoenicea Bungur Besar Lagerstroemia indica Bungur Jepang Lagerstroemia Buni Antidesma bunius Bunut Ficus glabela Burgundi Ficus elastica Buta Excoecaria agalocha Butun Barringtonia asiatica Buwah Susu Passiflora laurifolia Buxus Buxus sempervirens Cabai Capsicum annum Cabai Besar Capsicum annuum var Grossum Cabai Rawit Capsicum frutescens Cabe Jawa Piper retrofractum Cabe Puyang Polygonum hidropiper Cakar Ayam Digitaria adscendens Calathea (Pisang hias) Calathea sp Calathea Argentea Calathea picturata Calathea lurik Calathea princeps Calathea Makoyama Calathea makoyama Calathea Mawar Calathea rosea-picta Calathea zebrina Calathea zebrina Calendula Calendula officinalis Calincing Oxalis corniculata

276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316

Calodendrum Camomille Candu Cangkring Cantel Capayan Caragana Caria Carissa Cartamus ( Pulu) Cedrus Cemara angin Cemara Duri Cemara Embun Cemara Kipas Cemara Laut Cemara Norfolk Cemara Pinus Cemara Pua Pua Cemara Putih Cemara Udang Cempaka putih Cempedak Cemplok Cendana Cenela Cengkeh Centuri Ceplukan Cerakin Cerlang laut Ceroton Ceuri Chaya Chemperai Cherry Chesnut Chicorium Cincau Circium Coca jawa

Calodendrum capanse Anthemis nobilis Papaver semmiferum Erythrina fusca Sorghum halepense Desmodium umbellatum Caragana arborescen Carya illinoinensis Carissa grandiflora Carthamus tinctorius Cedrus Casuarina equisetifolia Juniperus rigida Casuarina equisetifolia Casuarina equisetifolia Casuarina equisetifolia Araucaria heterophylla Casuarina cunninghamiana Juniperus chinensis Casuarina equisetifolia Casuarina equisetifolia Michelia alba Artocarpus champeden Abutilon indicum Santalum album Calceolaria Eugenia aromatica Centuarea Physalis minima / Phycalis peruviana Croton triglium Helitiera littoralis Croton trigilum Garcinia dioica Cnidoscolus aconitifolus Chemperela manillana Prunus avium Castanea dentata Chicorium Cycles barbata Circium sp Erythroxylon nova granatense

317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352 353 354 355 356 357

Cocor Bebek Coklat Cola Coleus Columnea Concolida Congcorang Congkok Cordyline Cowehan Cryptotenia Cryptotenia Jepang Cyclamen Dadap Dadap Merah Dadap Serep Dadap Varigata Dahlia Dalu dalu Damar Damar Laki Damar waja Dandang Gendis Daun ambra Daun Dewa Daun Kepala tupai Daun Lilin Daun Pahit Daun Seribu Daun Setan Daun Ungu Delima Delima Merah Delima Putih Delpinium Dempul Dempul lelet Demung Dendranthema Dewa Diaffen Amuna

Kalanchoe blossfeldiana Theobroma cacao Cola acuminata Coleus blumei Columnea hirta Concolida ambigua Desmodium triquetrum Curculigo orchioides Cordyline sp Ottelia alismoides Cryptotenea canadensis Cryptotenea jeponica Cyclamen Erythrina Erythrina crista-galli Erythrina lithosperma Erythrina variegata Dahlia pinata Salix tetrasperma Agathis alba Araucaria canninghamii Spergula arvensis Clinacanthus nutans Pelargonium radula Gynura procumbens Drynaria quersifolia Bauhinia scandens Vernonia amygdalina Achilea millefolium Leucas lavandulaefolia Graptophylum pictum Punica sp Punica nana Punica granatum Delpinium sp Glochidion rubrum Glochidion littoral Pseuderanthemum diversifolium Dendranthema Gynura segetum Diaffenbachia amoena

358 359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394 395

Diaffen Arvida Diaffen Camilla Diaffen Laut Diaffen Maculata Diaffen Tropis Diaffenbachia (Sri Rejeki) Dieng Abang Digitalis Dilem Dracaena Dracaena Compacta Dracaena Florida Dracaena Fragrans (Hanjuang) Dracaena Sanderiana Dracaena Surculosa Dracaena Warneckii Dragon Fruit Dringo Drosera (Bunga embun) Duku Dulang-dulang Durian Durian Hutan Edelweis Ekor Keledai Ekor Kucing Ekor Kucing Ekor Tupai (Akalifa) Elder Eleagnus Elletaria Enceng gondok Erbis Erigeron Erythrina subumbrans Euphorbia Eusttoma Fagace

Diaffenbachia arvida Diaffenbachia camilla Diaffenbachia marianne Diaffenbachia maculata Diaffenbachia tropic show Diaffenbachia Chenopodium album Digitalis purpurea Coleus Dracaena sp Dracaena compacta Dracaena godseffiana Dracaena fragrans Dracaena sanderiana Dracaena surculosa Dracaena deremensis Hylocereus undatus Acorus calamus Drosera sp Lansium domesticum Glochidion obscurum Durio zibethinus Durio kutejensis Anaphalis sp Sedum spectabile Acalypha hispida Typha latifolia Acalypha wilkesiana Sambucus nigra Elaeagnus angustifolia Elletaria cardamomum Eichornia crassipes Passiflora quandrangularis Erigeron Erythrina subumbrans Euphorbia Eustoma grandiflorum Fagaceae

396 397 398 399 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409 410 411 412 413 414 415 416 417 418 419 420 421 422 423 424 425 426 427 428 429 430 431 432 433 434 435

Fistuca Flamboyan Flax Fraxinus Gadung Gadung Gadung China Gaharu Gailardia Galing Galing Kerbau Galinggem (Biksa) Gamal Gambas Gambir Gamet Gandapura Gandaria

Fistuca arundinaceae Delonix regia Linum usitatissimum Fraxinus americana Dioscorea composita Dioscorea hispida Smilax china Aquilaria malaccensis Gaillardia Vitis trifolia Cissus adnata Bixa orellana Glyricidia sepium Luffa acutangula Uncaria gambir Ipomoea pes-tigridis Gaultheria leucocarpa Bouea macrophylla Justicia gendarussa / Gendarusa Gandarusa vulgaris Gandasuli Hedychium coronarium Gandola Basella rubra Gandu Entada phaseoloides Gandum Triticum aestivum Gandum hitam Secale cereale Ganja Cannabis sativa Ganoderma Ganoderma lucidum Ganyong Hutan (Kana) Canna indica Ganyong-ganyongan Cordyline sp Garut Marantha arundacea Garut-garutan Maranta bicolor Gasteria Gasteria Gatep Samadera indica Gayam Inocarpus edulis Gayana Chloris gayana Gazania Gazania Gebang Curypha elata Gedebong Piper aduncun Gedembah Nauclea subdita Gelang Laut Sesuvium portulacastrum Gembili Dioscorea aculeata

436 437 438 439 440 441 442 443 444 445 446 447 448 449 450 451 452 453 454 455 456 457 458 459 460 461 462 463 464 465 466 467 468 469 470 471 472 473 474 475 476

Gembilina Gmelina Genjer Limnocharis flava Genjoran Digitaria sanguinalis Geraniacea Geraniaceae Geranium Pelargonium graviolens Gerbera Gerbera jamesonii Geronggang Cratoxylon arborescens Gewor Commelia banghalensis Gigil Dichroa febrifuga Ginje menir Scoparia dulcis Ginseng Korea Panax ginseng Ginseng Jawa/Talesom Talinum triangulare Girang Leea rubra Gladiol Gladiol spp Gladiol Gladiolus gandavensis Glagah Saccharum officinarum Gmelina Gmelina arborea Gom Arab Acacia arabica Gondang Ficus variegata Gondorukem Colophonium sp Gravillea Gravillea robusta Gypsophila Gypsophila Hampelas Ficus ampelas Handeuleum Graptophylum pictum Hanjuang Cordyline sp Hanjuang Dracaena fragrans Harendong Melastoma affine Hareneus Rubus moluccanus Haworthia Haworthia sp Hazelnut Corylus americana Helikonia Heliconia psittacorum Henep Hibiscus canabinus Hidrila Hydrila verticillata Hokian Tea Eritia sp Hop Humulus lupulus Hordeum Hordeum vulgare Horenzo Spinacea oleracea Hujan Panas Breynia discigera Hyacinthus Hyacinthus sp Iler Coleus Iles iles Amorphopalus oncophyllus

477 478 479 480 481 482 483 484 485 486 487 488 489 490 491 492 493 494 495 496 497 498 499 500 501 502 503 504 505 506 507 508 509 510 511 512 513 514 515

Iles iles Inai batang Ingu Iris Ivy Jaba Jaboticaba Jabung Jacaranda Jacquemontia tamnifolia Jagung Jahe Jahe Jail Jamblang putih Jambu Air Jambu Air manis Jambu arang Jambu ayer Jambu Biji Jambu biji kecil Jambu bol Jambu klampoh Jambu mawar Jambu Mete Jambu selong Jambu-jambuan Jambul merak Jampang (Rumput belulang) Jamuju Jamur Bulat Jamur Champignon Jamur Enokitake Jamur Kancing Jamur Kuping Jamur Maitake Jamur Matsutake Jamur Merang Jamur Paha Ayam

Tacca palmata Lansonia inermis Ruta angustifolia Iris germanica Linaria Eluisine coracana Myciarfa cauliflora Conyza angustifolia Jacaranda aculifolia Jacquemontia tamnifolia Zea mays Croton argyratus Zingiber officinale Coix lacryma-jobi Eugenia cumini Syzygium aqueum Syzygium semarangense Eugenia claviflora Eugenia aquea Psidium guajava Psidium pumilum Syzygium malasccense Eugenia densiflora Eugenia jambos Anacardium ocidentale Eugenia javanica Myrtaceae Jacaranda filicifolia Eleusine indica Podocarpus imbricatus Calvatia gigantia Agaricus bisporus Flammunila velutipes Agaricus brunescens Auricularia auricularia Grifola frondosa Agrocybe aegerita Volvariella volvacea Coprinus comatus

516 517 518 519 520 521 522 523 524 525 526 527 528 529 530 531 532 533 534 535 536 537 538 539 540 541 542 543 544 545 546 547 548 549 550 551 552 553 554 555 556

Jamur Shiitake Jamur Tiram Jangkang Jarak China (Kepyar) Jarak landi Jarak Pagar Jarak Pagar (Iri) Jaranan Jaringan Jarong Jarongan Jaruju Jarum-jarum Jati Jati Belanda Jawawut Jayanti Jebung Jelita Jelutung Jengger Ayam Jengkol Jenitri Jepun Jeruju Jeruk Jeruk Bali Jeruk Keprok Jeruk Kesturi Jeruk Kingkit Jeruk Lemon Jeruk Mandarin Jeruk Manis Jeruk Manis Jeruk Nipis Jeruk Purut Jeruk Satsuma Jeruk Siem Jeruk Sukade Jerukan Jintan

Lentinus edodes Pleurotus ostreatus Sterculia foetida Ricinus communis Jatropa gossypifolia Jatropa curcas Jatropha multifida Atropha curcas Paspalum scrobiculatum Achyaranthes aspera Stachytarpheta mutabilis Argemone mexicana Pavetta subvelutina Tectona grandis Guazuma ulmifolia Setaria italica Sesbania sesban Sterculia urceolata Corchorus capsularis Dyera costulata Celosia cristata Pithecelobium jiringa Elaeocarpus oxypyrena Nerium indicum Acanthus ilicifolius Citrus sp Citrus x paradisi Citrus Citrus mitis Thriphasia aurantifolia Citrus lemon Citrus deliciosa Citrus onshiu Citrus sinensis Citrus aurantifolia Citrus hystrix Citrus unshiu Citrus nobilis var microcarpa Citrus medica Glycosmis cochin-chinensis Carus carvi

557 558 559 560 561 562 563 564 565 566 567 568 569 570 571 572 573 574 575 576 577 578 579 580 581 582 583 584 585 586 587 588 589 590 591 592 593 594 595 596

Jintan Jintan Jintan hitam Jintan Putih Johar Jojoba Jombang Jubut Jukut ibun Jukut Jurig Jukut lokot mata Jukut Nyenyerean Jukut saminggu (Mondreng) Julans Juncus Jung Pandas Jungrahab Jute Kaca Piring Kacang Kacang (Ginjal) Mesir Kacang Asu Kacang Babi Kacang Bogor Kacang Bulu Kacang Buncis Kacang Gude Kacang Hijau Kacang Hijau Kacang Hijau India Kacang Jeriji Kacang Kapri Kacang Kara benguk Kacang Kara Kerupuk Kacang Kara Pedang Kacang Kate Kacang Katropang Kacang Kayu Laut Kacang Kedelai Kacang Keker

Pimpinella anisum Plectranthus amboinicus Nigella sativa Cuminum cyminum Cassia siamena Simmundsia californica Cicoria Melochia umbellata Drymaria cordata Themeda arguens Artemisia vulgaris Sporobolus barteroanus Galinsoga parviflora Julans spp Juncus Rhus continus Backea frutescens Corchorus olitorius Gardenia jasminoides Vigna mungo Lablab niger Calopogonium mucunoides Vicia faba Voandzeia subterranea Glycine soja Phaseolus vulgaris Cajanus cajan Phaseolus aureus Vigna radiata Phaseolus mungo Dolichos lablab Pisum sativum Mucuna pruriens Dollchos lablab Canavalis ensiformis Phaseolus trilobus Centrosema plumieri Pongamia pinnata Glycine max Cicer arietinum

597 598 599 600 601 602 603 604 605 606 607 608 609 610 611 612 613 614 615 616 617 618 619 620 621 622 623 624 625 626 627 628 629 630 631 632 633 634

Kacang Koro Kacang Koro kratok Kacang Merah Kacang Panjang Kacang Parang Kacang Roway Kacang Ruji Kacang Ruji Kacang Tanah Kacang Tunggak Kacang-kacangan Kacang-kacangan Kadaka Kadaka tanduk menjangan Kakao Kaktus Kalamenjana Kalamenta Kaliandra Kamboja Jepang Kamboja Putih Kamelia Kamper Kana Kana (Ganyong hutan) Kana Air Kandis Kandis Burung Kandis Gajah Kangkung Kanitu Kantan Kantil Kantung Rezeki Kantung Semar Kantung Semar Raflesia Kantung Semar Reinwart Kapalan

Phaseolus sp Phaseolus lunatus Vigna umbellata Vigna sinensis Canavalia gladiata Phaseolus lunatus Phaseolus pubescens Pueraria phaseoloides Arachis hypogaea Vigna unguiculata Clitoria cajanifolia Vigna sp Asplenium nidus Asplenium sp Thebroma cacao Opuntia spp Phalaris arundinacea Leersia hexandra Calliandra haematocephala Adenium obesum Plumeria obtusa Camellia japonica Cinnamomum camphora Canna edulis Canna indica Thalia dealbata Garcinia dioica Garcinia parvifolia Garcinia griffithii Ipomoea aquatica Chrysophyllum cainito Alkpinia speciosa Michelia champaca Dischidia pectinoides Nephentes sp Nephentes raflesia Nephentes reinwart Hoya latifolia

635 636 637 638 639 640 641 642 643 644 645 646 647 648 649 650 651 652 653 654 655 656 657 658 659 660 661 662 663 664 665 666 667 668 669 670 671 672 673 674 675

Kapas Kapas-kapasan Kapuk Randu Kapulaga Kapulaga Sabrang Kapulasan Kapundung Kapur Kapur Barus Karandan Karet Karet India Karet Kebo Karuk Kasia Kasingsat Kaso Kastuba Kasturi Katimaga Katuk Katumbul Katumpangan Katuri Kawista Kawista Kayu Apu Kayu Hurip Kayu Jaran Kayu Kancil Kayu Manis Kayu Manis Kayu Manis Kayu Manis Kayu Palembang Kayu Penawar Kayu Putih Kayu Putih Kayu Rah Kayu Raja (Trangguli) Kayu Rapet

Gossypium hirsutum Malva Ceiba petandra Amomum cardamomum Elettaria cardomomum Nephelium mutabile Baccaurca racemosa Dryobalanops camphora Cinnamomum camphora Carissa carandas Havea brasiliensis Ficus elastica Ficus elastica Piper sarmentosum Cassia multijuga Cassia occidentalis Saccharum spontaneum Euphorbia pulcherima Abelmoschus moschatus Kleinhovia hospita Sauropus androginus Glochidion molle Pilea microphyla Garcinia bancana Feroniella elephantum Scinus molle Pistia stratiotes Euphorbia tirucali Dolichandrone spathacea Anisophyllea disticha Cinnamomum burmani Cinnamomum verum Cinnamomum zaylanicum Glycynnhiza glabra Lannea grandis Sophora tomentosa Eucalyptus globulus Melaleuca leucadendron Horsfieldia irya Cassia fistula Parameria laervigata

676 677 678 679 680 681 682 683 684 685 686 687 688 689 690 691 692 693 694 695 696 697 698 699 700 701 702 703 704 705 706 707 708 709 710 711 712 713 714 715 716

Kayu Santan Kayu Simpai Kayu Tahi Kayu Ujan Kayu Ules Kayumanis Cina Keben Kecapi Kecipir Kecombrang / Honje Kecombrangan Kecondang Kecubung Kedawung Kedondong Kedondong Kedondong Bangkok Kedondong Cina Kedondong laut Kejibeling Keladi Kelapa Kelapa Sawit Kelempayang Kelor Kemangi Kemangi Besar Kemenyan Kemiren Kemiri Kemiri Cina Kemloko Kemukus Kemuning Kenaf Kenanga Kenari Kencur Kendal Kenikir Kenikir

Kibatalia arborea Knema intermedia Celtis wightii Millettia atropurpurea Helicteres isora Cinnamomum cassia Barringtonia asiatica Sandoricum kcetjapie Psophocarpus tetragonolobus Nicolaia speciosa Pittosporum ferrugneum Tacca leontopetaloides Datura metel Parkia roxburghii Spandias mombin Spandias pinnata Spondias dulcis Spondias purpurea Polyscias fruticosa Sericocalyx crispus Caladium sp Cocos nucifera Elaeis guineensis Nauclea cadamba Moringa oleifera Ocimum basilicum Ocimum gratissimum Styrax officinalis Hernandia peltata Aleurites moluccana Aleurites trisperma Phyllanthus emblica Piper cubeba Murraya paniculata Hibiscus cannabinus Canangium odoratum Canarium commune / C. Avenue Kaempferia galanga Cordia dichotoma Cosmos caudatus Tagetes patula

717 718 719 720 721 722 723 724 725 726 727 728 729 730 731 732 733 734 735 736 737 738 739 740

Kentang Kentang Jawa Kepel Kepuh Keranji Kesambi Kesambi Kesemek Kesemek Ketapang Ketepeng Ketepeng Kebo Ketiau Ketul (Ambongambong) Ketumbar Ketumbar Jawa Ki pait Ki payung Ki semir Kibesin Kina Kismis Kiwi Klembak

Solanum tuberosum Coleus tuberosus Stelechocarpus burahol Sterculiafoetida Dialium indum Scheichera oleosa Scheichera trijuga Diospyros kaki Diospyros lotus Terminalia catapa Cassia alata Cassia Madhuca mottleyana Bidens pilosa Coriandrum sativum Eryngium foetidum Tithonia diversifolia Biophytum sensitivum Hura crepitans Centrosema pubescens Cinchona pubeschens Muehlenbeckia platyclada Actinidia chinensis Rheum sp Nephelium longanum / Dimocarpus longan Pisonia alba Brassica napus Cola nitida Talinum paniculatum Colocasia sp Symphytum officinale Diospyros malabarica Congea velutina Allium tuberosum Coffea Coffea arabica Fagraea racenosa Foffea malayana Canthium dicoccum

741 Klengkeng 742 743 744 745 746 747 748 749 750 751 752 753 754 755 Kol Banda Kol rabi Kola Kolesom Kolokasia Komfrey Komoi Kongea Koo Chai Kopi Kopi Arabica Kopi Hutan Kopi Hutan Kopi Utan

756 757 758 759 760 761 762 763 764 765 766 767 768 769 770 771 772 773 774 775 776 777 778 779 780 781 782 783 784 785 786 787 788 789 790 791 792 793 794 795

Kosar Kotek Kremah Krisan Krokot Krokot Kroton Kroton Kubis Kubis Bunga Kubis Krop Kucai Kukurang Kukuron Kumis Kucing Kumis Kucing Kumkwat Kumuning gajah Kunci Pepet Kunyit Kupa Kuping Gajah (Anthurium) Kuping Macan Kupu putih Kurma Kurma canary Kursani Kutum Kwini Labu Labu Botol Labu Jepang Labu Kuning Labu Manis Labu Merah Labu Putih Labu Siam Labu Sucini Lada Lada Panjang

Artocarpus rigida Cassia grandis Alternanthera sessilis Chrysanthemum morifolium Alternanthera ficoidea Portulaca oleracea Codiaeum variegatum Croton liglium Brassica oleraceae Brassica oleracea var botrys Brassica oleracea var capitata Allium odorum Picria fel-terrae Gynotroches axillaris Orthosiphon aristatus Orthosiphon stamineus Eugenia dombeyi Murraya calocylon Kaempferia angustifolia Curcuma domestica Syzygium polycephalim Anthurium crystallinum Sacifraga sarmentosa Syngonium Phoenix dactylifera Phoenix canariensis Vernonia anthelmintica Mitragyna speciosa Mangifera odorata Cucurbita spp Lagenaria vulgaris Cucurbita moschatta Cucurbita pepo Cucurbita pepo Cucurbita moschata Lagenaria leucantha Sechium edule Cucurbita pepo Piper nigrum Piper retrofractum

796 797 798 799 800 801 802 803 804 805 806 807 808 809 810 811 812 813 814 815 816 817 818 819 820 821 822 823 824 825 826 827 828 829 830 831 832 833 834 835 836

Lampenas Lamtoro Gung Langkap Langkuwas Malaka Lantana Lateng Lathyrus Lavender Lawang Leci Legatan Legundi Lelet Lemo Lempuyang Lempuyang Lengkuas Lentil Lepidium Lerak Lidah Ayam Lidah Buaya Lily Lily Kradelbut Lily Paris Limau Kasturi Lintahan Lobak Lobi-lobi Lokwat Lonicera Lontar Lotus Lowa Lupin Luwing Lycium Lythrum salicaria Macrotylama Mahang Mahoni

Lactuca indica Leucaena leucephala Arenga obtusifolia Alpinia malaccensis Lantana camara Ocimum sanctum Lathyrus sativus Lavandula angustifolia Cinnamomum culilawan Nephelium litchi / Lichi chinensis Spilanthes iabadicensis Vitex trifoliata Helicteres hirsuta Litsea cubeba Zingiber aromaticum Zingiber zerumbet Languas galanga Cullinaris Lepidium sp Sapindus rarak Rubia cordifolia Aloe vera Homerocallis sp Rhoeo Chlorophytum Citrus microcarpa Desmodium Raphanus sativus Palaquium lobbianum Eriobotryya japonico Lonicera tatarica Borassus flabelifer Nelumbo pentapetala Ficus racemosa Lupinus Ficus hispida Lycium Lythrum salicaria Macrotyloma Macaranga javanica Swietenia mahagoni

837 838 839 840 841 842 843 844 845 846 847 848 849 850 851 852 853 854 855 856 857 858 859 860 861 862 863 864 865 866 867 868 869 870 871 872 873 874 875 876

Maja Maja Keling Majakane Makadamia Malela Malpighia Maman Mangga Manggis Mangkokan Manis Jangan Mara Maranta (Garut hias) Maranta Merah Markisa (Buah monyet) Markisa Pisang Markisa Sayur Mata ayam Mata Pelanduk Mawar Maya-maya Mayang Batu Mayang Wangi Medang Kurusi Medinilla Melati Melati Carolina Melinjo Melon Melur Mempelam Menarong Mengkelingan Mengkudu Meniran Mentalun Mentimun Mentimun Jepang Mentol Meranti

Aegle marmelos Terminalia citrina Quercus lusitanica Macadamia antegrofolia Brachiaria sp Malpighia punicifolia Cleome speciosa Mangifera indica Garcinia mangostama Nothopanax scutellarium Cinnamomum burmani Macaranga tanarius Maranta Maranta leuconeura Passiflora edulis Passiflora mollissima Passiflora quadrangularis Baccaurea brevipes Ardisia irenata Rosa sp Sapium baccatum Madhuca cuneata Palaquium obovatum Gironniera parviifolia Medinilla magnifica Jasminum sambac Gelsemium sempervirens Gnetum gnemon Cucumis melo Dacrydium elatum Mangifera indica Trema virgata Eugenia cymosa Morinda citrifolia Phyllanthus niruri Terminalia pyrifolia Cucumis sativus Cucumis sativus var Japonese Mentha piperita Shorea sp

877 878 879 880 881 882 883 884 885 886 887 888 889 890 891 892 893 894 895 896 897 898 899 900 901 902 903 904 905 906 907 908 909 910 911 912 913 914 915 916

Merbau Intsia amboinensis Merliman Streblus ilicifollus Mesoyi Massoia aromatica Meyong Mallotus philippinensis Mimba Azadirachta indica Mindi Melia azedarach Mint Mentha piperita Miracle Synsepalum dulcificum Mirten Malphigia coccifera Mitshuba Oenanthe linearis Miyana Iresine Mochie Adenium sp Mondreng (Jukut Galinsoga parviflora saminggu) Monstera Monstera deliciosa Mosaik Fittonia Mundar Garcinia forbesii Mundu Garcinia dulcis Murbei Morus alba Mussaenda Mussaenda phillipica Mutoh Erythroxylon cuneatum Myoporum Myoporum Myosotis Myosotis Myrrha Commiphora mirrha Nagasari Mesua nagassarium Namnam Nephelium sp Nampis (Kampis) Hernandia peltata Nanas Ananas comosus Nanas Aechmae Aechmae Nanas Buah Ananas comosus Nanas Kuku jari merah Noeregelia spectabilis Nanas Kuning Cryptanthus bivittatus Nanas Lurik Cryptanthus zonatus Nanas Merah Cryptanthus acaulis Nanas Nerogelia Neoregelia Nanas Tricolour Cryptanthus bromeliodes Nanas Vriesea Vriesea Nanas Wangi Salvia Nanas zebra Cryptanthus zonatus zebrinus Nandina Nandina domestica Nandina Nicandra physalodes

917 918 919 920 921 922 923 924 925 926 927 928 929 930 931 932 933 934 935 936 937 938 939 940 941 942 943 944 945 946 947 948 949 950 951 952 953 954 955 956

Nangka Nenas Belanda Nila Nilam Nilam Aceh Nilam Bunga Nilam Jawa Nipah Nolina Nona Nona Nona Makan Sirih Nona Sabrang Nusa Indah (Musaenda) Nyamplung Nyiur Oat Okra Oleaceae Opiopogon Orang-aring Orok orok Orok-orok Oyod Peron Pacar air Pacar Air Pacar Cina Pacar Jawa Pace Pachira Padi Padi Ketan Padi-padian Pagagan Pakis haji Pakis Rawa Paku bening Paku Ekor Kuda Paku Pakis Kelabang Paku Sarang burung

Artocarpus heterophyllus Agave cantala Indigofera hendecaphylla Pogostemon cablin Pogostemon cablin Pogostemon heyncanus Pogostemon hortensis Nipa fruticans Beaucarnea recurvata Annona reticulata Annona sp Clerodendron thomsonae Annona glabra Mussaenda phillipica Callophyllum inophyllum Lodoicea maldivica Avena sativa Abelmoschus esculenthus Oleaceae Ophiopogon japonicus Maoutia diversifolia Crotalaria Crotalaria ferruginea Anamirta coculus Impatiens balsamina Impatients walleriana Aglaia odorata Lawsonia inermis Bancudus latifolia Pachira aquatica Oryza sativa Oryza glutinosa Serealea Centella asiatica Cycas rumphii Ceratoptaris thalictroides Lindsaea scandens Equisetum hyemale Nephrolepis exaltata Asplenium nidus

957 958 959 960 961 962 963 964 965 966 967 968 969 970 971 972 973 974 975 976 977 978 979 980 981 982 983 984 985 986 987 988 989 990 991 992 993 994 995 996 997

Pala Palasa Palem Ekor ikan Palem Gebang Palem Janggut Palem Jepang Palem Kipas Palem Kuning Palem Loreng Palem Merah Palem Parlor (salon) Palem Phoenix Palem Senegal Palem Weregu Palma Palungpung Pancar Pandan Pandan Bali Pandan Pudak Pandan Wangi Panili Paprika Pare Pare Ular Pare welut Parsley (Peterseli) Parsnip Parthenocissus Pasak Bumi Pasang Iyang Pasang Simpenu Pasilan Kalapa Pathenium argentatum Patikan Kebo Pecan Pecut Kuda Pedilantus Pelargoni Pelong Pena Nagasari

Myristica fragrans Butea monosperma Caryota Corypha spp Coccothrinax crintia Ptychosperma macarthurii Livistona chinensis Chrysalidocarpus Licuala mattanensis Cyrtostachys lakka Chamaedorea elegans Phoenix Phoenix reclimata Rhapis excelsa Palmae Phragmites karka Antiaris toxicaria Pandanus Dracaena draco Pandanus tectorius Pandanus amaryllfolium Vanilla planifolia Capsicum annuum var Grossum Momordica charantia Trichosanthes cucumerina Trichosanthes anguina Petroselinum sativum Pastinaca sativa Parthenocissus spp Eurycoma longifolia Quercus conocarpa Quercus cyclophora Drynaria rigidula Parthenium argentatum Euphorbia hirta Corya illinoensis Stachitarpheta indica Pedilanthus Pelargonum domesticum Pentaspadon officinalis Mesua ferea

998 999 100 0 100 1 100 2 100 3 100 4 100 5 100 6 100 7 100 8 100 9 101 0 101 1 101 2 101 3 101 4 101 5 101 6 101 7 101 8 101 9 102 0 102 1

Pepaya Peperomia Peperomia ekor tikus Perilla Permot Persik Petai Petai Cina Peterseli Petsai Petunia Phelum Philadelphus Philo Daun Belah (Monesterea) Philo Daun Bolong Philo Lynette Philo Redwing Philodendron

Carica papaya Peperomia obtusifolia Peperomia elusiaefolia Perilla frutescens Passiflora foetida Prunus persica Parkia speciosa Leucaena leucephala Petroselinum crispum Brassica chinensis Petunia hybrid Phelum pratense Philadelphus Monstera deliciosa Monstera obliqua expilata Philodendron lynette Philodendron sp Phoilodendron sp

Philodendron Rubrum Philodendron rubrum Phlox Picisan Pilea Pilin Pinang Phlox sp Cyclophorus numularifolius Pilea sp Cassia nodosa Areca catechu

102 2 102 3 102 4 102 5 102 6 102 7 102 8 102 9 103 0 103 1 103 2 103 3 103 4 103 5 103 6 103 7 103 8 103 9 104 0 104 1 104 2 104 3 104 4

Pinang Hutan Pinang Punai Pinang Raja Pinus Pir Piretrum Pisang Pisang Pisang Badak Pisang Kapok Pisang Kipas Pisang Serat Pisang Utan Pistachio Pittosporum Plam Plantago

Areca macrocalyx Elaeocarpus petiolatus Crytostachys lakka Casuarina equisetifolia / Pinus longaeva/Pinus mercusii Pyrus communis Chrysanthemum cinerariaefolium Musa paradisiaca Musa spp Musa nana Musa x paradisiaca Ravenala madagascariensis Musa textilis Musa acuminta Pistacia vera Pittosporum Prunus domesticum Plantago sp

Platycladus orientalis Platycladus orientalis Plumbago Poa Pohon Bulan Pohon Kasuwari Pohon Kupu kupu Plumbago Poa prasentis Endospermum malaccense Casuarina nodiflora Bauhinia acuminata

104 5 104 6 104 7 104 8 104 9 105 0 105 1 105 2 105 3 105 4 105 5 105 6 105 7 105 8 105 9 106 0 106 1 106 2 106 3 106 4 106 5 106 6 106 7

Pohon kupu-kupu Pokak Poko Poko Poncosudo Populus Portulaka Prambos Prasman Primula Pring-pringan Procopis Pronojiwo Prosopis Pseudotsuga Pudu Pulasan Pule Pule Pandak Pulosari Pulus Puring Puring

Bauhinia Solanum torvum Mentha arvensis Mentha spicata Jasminum multiflorum Populus Portulaca grandiflora Rubus spp Eupatorium triplinerve Primula obconica Pogonantherum paniceum Procopis juliflora Euchresta horsfieldii Procopis chilensis Pseudotsuga menziesii Artocarpus kemando Nephelium lappaceum Alstonia scholaris Rawvolfia serpentina Alyxia stellata Laportea stimulans Codiaeum Codiaeum variegatum

106 8 106 9 107 0 107 1 107 2 107 3 107 4 107 5 107 6 107 7 107 8 107 9 108 0 108 1 108 2 108 3 108 4 108 5 108 6 108 7 108 8 108 9 109 0

Purwoceng Putri Malu Putri Malu Pyracantha Pyrethrum Raflesia Rambutan Rami Randa Randu Randu alas Ranti Rape Rasamala Rebah Bangun Remek Daging Renghas Resam lumut Rhododendron

Pimpinella alpina Mimosa Mimosa pudica Pyracantha coccinea Pyrethrum spp Rafflesia arnoldi Nephelium lappaceum Boehmeria nivea Randia macrophylla Ceiba petandra Bombaxma labaricum Solanum nigrum Brassica napus var. napus Altingia exelsa Norona Mimosa invisa Hemigraphis alternata Gluta renghas Cheilantes tennisfolia Rohododendron

Rhynchelytrum rapens Rhynchelytrum rapens Ribes Rollinia mucosa Rosela Ribes Rollinia mucosa Hibiscus sabdariffa

109 1 109 2 109 3 109 4 109 5 109 6 109 7 109 8 109 9 110 0 110 1 110 2 110 3 110 4 110 5 110 6 110 7 110 8 110 9 111 0 111 1 111 2 111 3

Rotan Irit Rotan Lilin Rotan Manan Rotan Sega Rotan Tikus Rubi Rubra Rudbeckia laciniata Rukem Ruku-ruku Rumbia Rumbut Balungan Rumput air Rumput Angin Rumput Asinan Rumput Australi Rumput Babi Rumput Bajra Rumput Bajra Rumput Bebek Rumput Belang Rumput Belulang (Jampang) Rumput Benggala

Calamus trachycoleus Calamus javensis Calamus manan Calamus caesius Plectocomia elongata Rubiaceae Cordyline sp Rudbeckia laciniata Flacourtia indica Ocimum sanctum Metreoxylon rumphii Panicum repens Poa annua Spinifex littoreus Paspalum vaginatum Paspalum dilatatum Leptaspis urceolata Pennisetum glaucum Pennisetum purpureum Echinochloa sp Zebrina pendula Eleusine indica Panicum maximum

111 4 111 5 111 6 111 7 111 8 111 9 112 0 112 1 112 2 112 3 112 4 112 5 112 6 112 7 112 8 112 9 113 0 113 1 113 2 113 3 113 4 113 5 113 6

Rumput Bulu Merak Rumput Dum Rumput Gajah Rumput Grinting Rumput Jampang Rumput Jampang Rumput Jarum Rumput Jejarongan Rumput Kerbau Rumput Laut Rumput Malela (Malela) Rumput Mutiara Rumput Natal Rumput Pait Rumput Panicum Rumput Paspalum Rumput Payung Rumput Peking Rumput Pelargoni (Pelargoni) Ruta Sadu Saga Hutan Saga Manis

Schizaea dichotoma Diaffenbachia Penisetum purpureum Cynodon dactylon Artocarpus elasticus Digitaria sp Chrysopogon aciculata Chloris barbata Paspalaum conyugatum gracilaria sp Brachiaria sp Hedyotis corymbosa Rhynchelytrum roseum Axonopus compresus Panicum maximum Paspalum Cyperus papyrus Zuysia matrela Pelargonium Ruta graviolens Melia indica Adenanthera microsperma Abrus precatorius

113 7 113 8 113 9 114 0 114 1 114 2 114 3 114 4 114 5 114 6 114 7 114 8 114 9 115 0 115 1 115 2 115 3 115 4 115 5 115 6 115 7 115 8 115 9

Sagu Salada Air Salak Salam Salamandar Salangi Salix Sambiloto San chang Sancang Sangitan Sangket Sangketan Sangkir Sansevieria Lidah mertua Sansevieria Silindris Santigi Sapratu Saraka Sarang Semut Sarang Semut Irian Saray Sawi Hijau

Metroxylon sago Nasturtium officinale Salacca edulis Eugenia aperculata Grevillea robusta Samadera indica Salix sp Andrographis paniculata Dillenia Pentagyna Phemna microphylia Sambucus javanica Basilicum polystachyon Heliotropium indicum Homonoia riparia Sansevieria trifasciata Sansevieria cylindrica Phempis acidula Sindora sumatrana Saraca indica Myrmecodia sp Myrmecodia tuberosa Caryota mitis Brassica campestris

116 0 116 1 116 2 116 3 116 4 116 5 116 6 116 7 116 8 116 9 117 0 117 1 117 2 117 3 117 4 117 5 117 6 117 7 117 8 117 9 118 0 118 1 118 2

Sawi Putih Sawi Tanah Sawo Sawo Duren Sawo hijau Sawo Kecik Sawo Malaysia Sawo Manila Sawo Putih Pulu Scabiosa Sciadopitys Scorzonera hispanica Secang Sedap Malam Sedum Selada Selada Air Selar makan Selasihan Seledri Semanggi Semangka Sembukan

Brassica juncea Nasturtium indicum Zapota Crateva religiosa Chrysophyllum Manilkara kauki/ M. Achras Achras zapota Achras zapota var depressa Pisonia sylvestris Scabiosa atropurpurea Sciadopitys verticillata Scorzonera hispanica Caesalpinia sappan Polianthes tuberose Sedum morgalnianum Lactuca sativa Pistia stratiotes Guettarda speciosa Cinnamomum parthenoxylon Apium graviolens Hydrocotyle sibthorpioides Citrulus vulgaris Paedaria foetida

118 3 118 4 118 5 118 6 118 7 118 8 118 9 119 0 119 1 119 2 119 3 119 4 119 5 119 6 119 7 119 8 119 9 120 0 120 1 120 2 120 3 120 4 120 5

Sembung Sembung Gilang Seminai Sempur Sempur Cai Sena Sendokan Sendudok Senecio Senggugu Sengon Buto Sengon Laut Senkam Sente Sequen Serai Wangi Serei Serisa Seruni Serut Sesudu Seteria Sidaguri

Blumea balsamifera Vernonia arborea Madhuca utilis Dillenia exelsa Dillenia indica Cassia angustifolia Palntago mayor Melastoma malabathricum Senecio cruentus Clerodendron serratum Enterolobium cyclocarpum Albizia falcataria Glochideon laevigatum Alocasia macrorhiza Sequoia sempervirens Cymbopogon citratus Cymbopogon nardus Serissa foetida Chrysanthemum indicum Streblus asper Euphorbia antiquorum Seteria qlaucea Sida rhombifolia / S retusa

120 6 120 7 120 8 120 9 121 0 121 1 121 2 121 3 121 4 121 5 121 6 121 7 121 8 121 9 122 0 122 1 122 2 122 3 122 4 122 5 122 6 122 7 122 8

Sikas Simambu Simbar Menjangan Sinapsis Sindur Singkong Karet Sireh Ayer Sirih Sirih Belanda Sirih merah Sirsak Sisal Sisik Betok Sisik Naga Siur Skila Slada Air Soga Soka Solidago Song of India Sono Sono Keling

Cycas revoluta Calamus scipionum Platicerium sp Sinapsis alba Sindora javanica Manihot glaziovii Piper miniatum Piper Betle Scindapsus Piper crocatum Annona muricata Agave sisalana Desmodium triflorum Drymoglosum piloselloides Xanthophyllum lanceatum Scilla Rorripa nasturtium Pettophorum inerme Ixora paludosa Solidago canadanensis Pleomele Dalbergia latifolia Dalbergia pinnata

122 9 123 0 123 1 123 2 123 3 123 4 123 5 123 6 123 7 123 8 123 9 124 0 124 1 124 2 124 3 124 4 124 5 124 6 124 7 124 8 124 9 125 0 125 1

Sorbus Sorgum Sorgum Sosor Bebek Spartium junceum Spathiphyllum Spinacia oleracea Spiraeae Sri Rejeki Srigading Srikaya Srikaya Australia Srikonta Stapelia Stefanot Putih Stroberi Subeng-subeng Suji Sukun Sumatera Sentul Sungsang Suplir Suren

Sorbus americana Sorgum bicolor Sorgum halepense Kalanchoe pinnata Spartium junceum Spathiphylum sp Spinacia oleracea Spiraeae vanhouttei Diaffenbachia Nyctanthes arbor-tristis Annona squamosa Anonna atemoya Acacia farnesiana Stapelia Stephanotis floribunda Fragaria vesca Scaevolia frutescens Pleomele angustifolia Artocarpus communis Enhalus acoroides Gloriosa superba Adiatum sp Toona sureni

125 2 125 3 125 4 125 5 125 6 125 7 125 8 125 9 126 0 126 1 126 2 126 3 126 4 126 5 126 6 126 7 126 8 126 9 127 0 127 1 127 2 127 3 127 4

Surveg Suweg Taban Tabat Barita Tagetes (telekan) Talas Tali Kuning Tali Putri Talok Tampang Tangkalak Tangkalak terindak Tanglin Tanjung Tapak Dara Tapak Hantu Tapak Liman Tarum Tebu Teh Teh Kembang Teki Teki Laut

Amorphopalus bulbifer Amorphopalus companulatus Baccaurea reticulata Ficus deltoidea Tagetes erecta Colocasia esculenta Arcangelisca flava Cassytha filiformis Muntingia calabura Artocarpus bornensis Litsea sebifera Isoptera borneensis Saraca thaipingensis Mimosops elengi Vinca rosea Trevesia chelrantha Elephantopus scaber Indigofera suffruticosa Saccharum officinale Camellia sinensis Matricaria Chamomilla Cyperus roduntus Cyperus longus

127 5 127 6 127 7 127 8 127 9 128 0 128 1 128 2 128 3 128 4 128 5 128 6 128 7 128 8 128 9 129 0 129 1 129 2 129 3 129 4 129 5 129 6 129 7

Tekik Telang Telekan (tagetes) Tembakau Tempayang Tempuyung Temu Giring Temu Hitam Temu Kunci Temu Lawak Temu Putih Tengkawang tungkil Teratai Teratai Gunung Teratai Raksasa Terebak Terong Terong kuning Terung Belanda Terung Cina Terung Jepang Terung Susu Thyme

Albizzia lebbeck Clitoria ternatea Tagetes patula Nicotiana tabacum Firmiana affinis Sonchus arvensis Curcuma heyneanae Curcuma aeruginosa Boesenbergia pandurata Curcuma xanthorrhizae Kaempferia rotundra Shorea stenoptera Neliumbium nucifera Gunnera macrophylla Victoria amazonia Rhinacanthus nasutus Solanum melongenae Solanum quitoense Cyphomandra betacea Solanum macrocarpon Solanum melongena var Esculentum Solanum mammosum Thymus vulgaris

129 8 129 9 130 0 130 1 130 2 130 3 130 4 130 5 130 6 130 7 130 8 130 9 131 0 131 1 131 2 131 3 131 4 131 5 131 6 131 7 131 8 131 9 132 0

Timun Tahil Tomat Tongkeng

Randia spinosa Lycopersicon esculentum Telosma cordata

Trangguli (Kayu Raja) Cassia fistula Trembesi Trengguli Trenggulum Tuba Tulip Turi Turnip Ubi Jalar Ubi Kayu Ubi Kayu Ubi kelapa Urang-aring Violet Violet (Bunga) Walisongo Walisongo varigata Walnut Walnut Aquatica Walnut Cinerea Samanea saman Cassia javanica Protium javanicum Derris eliptica Spathodea campanulata Sesbania grandiflora Brassica rapa Ipomoea batata Manihot esculenta Manihot utilisima Dioscorea alata Eclipta alba Violces Viola odorata Schefflera actinophylla Schefflera variegata Juglans Juglans aquatica Juglans cinerea

132 Walnut Hitam Juglans nigra 1 132 Walnut Inggris Juglans regia 2 132 Walnut Mayor Juglans major 3 132 Wareng Gmelina elliptica 4 132 Waru Hibiscus tiliaceus 5 132 Waru landak Hibiscus mutabilis 6 132 Wewean Monochoria hastata 7 132 White Walnut Juglans cinerea 8 132 Widuri Calotropis gigantea 9 133 Wijayakusuma Epiphyllum oxypetalum 0 133 Wijen Sesamum indicum 1 133 Wortel Daucus carota 2 133 Yakon Smallanthus sonchifolius 3 133 Yuka Yucca aloifolia 4 133 Zaitun Olea europea 5 133 Zebrina Zebrina pendula / Cyanotis vittata 6 Diposkan oleh SKT Kelas II Adisucipto di Selasa, Maret 04, 2008